Download - Referat Adrian Fix (2)

Transcript
Page 1: Referat Adrian Fix (2)

BAB I

PENDAHULUAN

Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai jaringan, baik itu

jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling berhubungan, sangat khusus, dan

kompleks.Fungsi utama sistem ini adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat

untuk bergerak. Oleh karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua

fungsi tersebut juga akan terganggu. Infeksi muskuloskeletal merupakan penyakit

yang umum terjadi; dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal

dan dapat berkembang menjadi penyakit yang berbahaya bahkan membahayakan

jiwa.

Osteomielitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang.Osteomielitis akut

terutama ditemukan pada anak-anak. Tulang yang sering terkena ialah femur bagian

distal, tibia bagian proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal,

serta vertebra.1Mikroorganisme memasuki tulang dengan cara penyebarluasan secara

hematogen, secara penyebaran dari fokus yang berdekatan dengan infeksi, atau pun

melalui luka penetrasi.

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula

ditemukan pada bay i dan neona tu s . I n s iden d i amer ika 1 da r i 5000

anak , dan 1 da r i 1000 pada neonatal. Pada keseluruhan insiden

terbanyak pada negara berkembang. Osteomyelitis pada anak sering

bersifat akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomyelitis

pada orang dewasa merupakan infeksi subakut atau kronik

yang berkembang secara sekunder dari fraktur terbuka dan meliputi jaringan

lunak.5,6Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan

anak perempuan dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang tersering ialah

tulang-tulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula.

Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena pada

1

Page 2: Referat Adrian Fix (2)

tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah.5,6Faktor-faktor pasien seperti perubahan

pertahanan netrofil, imunitas humoral, danimunitas selular dapat meningkatkan resiko

osteomielitis.6

Organisme spesifik yang diisolasi dari ostemielitis serngkali dihubungkan

dengan usia pasien atau keadaan-keadaan tertentu yang menyertainya (trauma atau

riwayat operasi) Staphylococcus aureus terlibat pada kebanyakan pasien dengan

osteomyelitis hematogenous akut dan bertanggung jawab atas 90% kasus pada anak-

anak yang sehat. Selain disebabkan bakteri piogenik, osteomielitis  juga

dapat disebabkan oleh infeksi bakteri granulomatosa seperti tuberkulosis

dan siphilis melalui proses spesifik,oleh jamur seperti aktinomikosis yang pada

awalnya seringkali bersifat kronik. Selain itu  juga dapat disebabkan oleh virus.4,7,9

Beberapa sistem klasifikasi telah digunakan untuk mendeskripsikan

ostemielitis. Sistem tradisional membagi infeksi tulang menurut durasi dari timbulnya

gejala : akut, subakut, dan kronik. Osteomielitis akut diidentifikasi dengan adanya

onset penyakit dalam 7-14 hari.Durasi dari osteomielitis subakut adalah antara 14 hari

sampai 3 bulan. Sedangkan osteomielitis kronik merupakan infeksi tulang yang

perjalanan klinisnya terjadi lebih dari 3 bulan. Untuk lebih mengenal dan mengetahui

lebih dalam mengenai penyakit osteomyelitis, maka pada makalah ini akan dibahas

mengenai definisi hingga tatalaksana osteomyelitis.

2

Page 3: Referat Adrian Fix (2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Osteomielitis (osteo-berasal dari kata Yunani yaitu osteon, berarti tulang,

myelo artinya sumsum, dan-itis berarti peradangan) secara sederhana berarti infeksi

tulang atau sumsum tulang.5

Berdasarkan kamus kedokteran Dorland, osteomielitis ialah radang tulang

yang disebabkan oleh organisme piogenik, walaupun berbagai agen infeksi lain juga

dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui

tulang, melibatkan sum-sum, korteks, dan periosteum.10

2.2 Insidens

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I-II, tetapi dapat pula

ditemukan pada bay i dan neona tu s . I n s iden d i amer ika 1 da r i 5000

anak , dan 1 da r i 1000 pada neonatal. Pada keseluruhan insiden

terbanyak pada negara berkembang. Osteomyelitis pada anak sering

bersifat akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomyelitis

pada orang dewasa merupakan infeksi subakut atau kronik

yang berkembang secara sekunder dari fraktur terbuka dan meliputi jaringan lunak.5,6

Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak

perempuan dengan perbandingan 4:1.Lokasi yang tersering ialah tulang-

tulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Namun

tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena pada tibia hanya

terdapat sedikit pembuluh darah.5,6Faktor-faktor pasien seperti perubahan pertahanan

3

Page 4: Referat Adrian Fix (2)

netrofil, imunitas humoral, danimunitas selular dapat meningkatkan resiko

osteomielitis.6

Penyebab osteomielitis pada anak-anak adalah kuman Staphylococcus aureus

(89-90%), Streptococcus (4-7%), Haemophilus influenza (2-4%), Salmonella typhii

dan Eschericia coli (1-2%).

2.3 Etiologi

Organisme spesifik yang diisolasi dari ostemielitis serngkali dihubungkan

dengan usia pasien atau keadaan-keadaan tertentu yang menyertainya (trauma atau

riwayat operasi) Staphylococcus aureus terlibat pada kebanyakan pasien dengan

osteomyelitis hematogenous akut dan bertanggung jawab atas 90% kasus pada anak-

anak yang sehat. Penyebab osteomyelitis pada anak-anak ialah Staphylococcus

aureus (89-90%), Streptococcus (4-7%), Haemophillus influenza (2-4%), Salmonella

typhi dan Escherichia coli (1-2%).Bakteri penyebab osteomyelitis kronik terutama

adalah Staphylococcus aureus, E coli, Proteus atau Pseudomonas aeruginosa.Pada

kasus-kasus operasi ortopedi yang menggunakan implan, bakteri terbanyak

menyebabkan osteomyelitis kronik adalah S epidermidis.5,6,9

Selain disebabkan bakteri piogenik, osteomielitis  juga dapat

disebabkan olehinfeksi bakteri granulomatosa seperti tuberkulosis dan

siphilis melalui proses spesifik,oleh jamur seperti aktinomikosis yang pada

awalnya seringkali bersifat kronik. Selain itu  juga dapat disebabkan oleh virus.4,7,9

4

Page 5: Referat Adrian Fix (2)

2.4 Patogenesis

Infeksi dapat terjadi secara :

1. Hematogen, dari fokus yang jauh seperti kulit, tenggorok.

2. Kontaminasi dari luar yaitu fraktur terbuka dan tindakan operasi pada tulang

3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya.11

5

Page 6: Referat Adrian Fix (2)

Mikroorganisme memasuki tulang bisa dengan cara penyebarluasan secara

hematogen, bisa secara penyebaran dari fokus yang berdekatan dengan infeksi, atau

karena luka penetrasi. Trauma, iskemia, dan benda asing meningkatkan kerentanan

tulang akan terjadinya invasi mikroba pada lokasi yang terbuka (terekspos) yang

dapat mengikat bakteri dan menghambat pertahanan host. Fagosit mencoba untuk

menangani infeksi dan, dalam prosesnya, enzim dilepaskan sehingga melisiskan

tulang. Bakteri melarikan diri dari pertahanan host dengan menempel kuat pada

tulang yang rusak, dengan memasuki dan bertahan dalam osteoblast, dan dengan

melapisi tubuh dan lapisan yang mendasari tubuh mereka sendiri dengan pelindung

biofilm yang kaya polisakarida. Nanah menyebar ke dalam saluran pembuluh darah,

meningkatkan tekanan intraosseous dan mempengaruhi aliran darah. Disebabkan

infeksi yang tidak diobati sehingga menjadi kronis, nekrosis iskemik tulang

menghasilkan pemisahan fragmen devaskularisasi yang besar (sequester). Ketika

nanah menembus korteks, subperiosteal atau membentuk abses pada jaringan lunak,

dan peningkatan periosteum akan menumpuk tulang baru (involucrum) sekitar

sequester.12

Mikroorganisme, infiltrasi neutrofil, dan kongesti atau tersumbatnya

pembuluh darah merupakan temuan histologis utama osteomielitis akut.Fitur yang

membedakan dari osteomielitis kronis, yaitu tulang yang nekrosis, dicirikan oleh

tidak adanya osteosit yang hidup.Terdapat sel mononuklear yang dominan pada

infeksi kronis, dan granulasi dan jaringan fibrosa menggantikan tulang yang telah

diserap kembali oleh osteoklas. Pada tahap kronis, organisme mungkin terlalu sedikit

untuk dilihat pada pewarnaan.12

Jumlah infeksi secara hematogen terjadi sekitar 20% dari kasus osteomielitis

dan terutama menyerang anak-anak, pada tulang panjang yang terinfeksi, dan orang

dewasa yang lebih tua dan pengguna narkoba secara intavena, dan pada tulang

belakang yang merupakan tempat yang paling umum terjadinya infeksi.12

6

Page 7: Referat Adrian Fix (2)

Infeksi sering hanya melibatk3an satu tulang, paling sering tibia, femur, atau

humerus pada anak-anak dan pada badan vertebra pada pengguna narkoba suntik dan

orang dewasa yang lebih tua. Bakteri menetap pada metafisis yang memiliki perfusi

yang baik, jaringan sinusoid vena memperlambat aliran darah, dan fenestrasi dalam

kapiler memungkinkan organisme untuk melarikan diri menuju ruang extravascular.

Disebabkan terjadi perubahan anatomi vaskular seiring dengan bertambahnya usia,

infeksi pada tulang panjang secara hematogen jarang terjadi pada orang dewasa dan,

ketika itu terjadi, biasanya melibatkan diafisis dari tulang.12

Manifestasi klinisnya, anak dengan osteomielitis biasanya muncul secara akut,

dengan demam, menggigil, nyeri lokal, dan dalam banyak kasus terjadi pembatasan

gerak atau kesulitan menopang badan.Eritema dan bengkak menunjukkan perluasan

nanah melewati korteks.Selama masa bayi dan setelah pubertas, infeksi dapat

menyebar melalui epiphysis ke ruang sendi. Pada anak-anak usia lain, perluasan

infeksi melewati korteks menghasilkan keterlibatan sendi jika metafisis intracapsular.

Jadi, arthritis septik pada siku, bahu, dan pinggul dapat mempersulit osteomielitis

pada radius proksimal, humerus, dan femur, masing-masing.Pada anak-anak, sumber

bakteremia biasanya tidak jelas.Riwayat yang sering diperoleh adalah adanya trauma

tumpul yang terjadi baru-baru ini, diduga, hasil dari kondisi ini terjadi hematoma

intraosseous yang kecil atau penyumbatan pembuluh darah yang mempengaruhi

terjadinya infeksi. Orang dewasa dengan osteomielitis hematogen dapat terjadi baik

disebabkan predisposisi dari infeksi tempat lain (misalnya, saluran pernafasan atau

kemih, katup jantung, atau sebuah situs kateter intravaskuler) atau bakteremia tanpa

sumber yang jelas.12

7

Page 8: Referat Adrian Fix (2)

Keadaan Infant Anak-Anak Orang Dewasa

Lokalisasi

Involucrum

Sekuestrasi

Keterlibatan Sendi

Abses Jaringan

Lunak

Fraktur Patologis

Fistula

Metafisis dengan

ekstensi ke epifisis

Common

Common

Common

Common

Not Common

Not Common

Metafisis

Common

Common

Not Common

Common

Not Common

Variabel

Epifisis

Not Common

Not Common

Common

Not Common

Common*

Common

Tabel 2.1 Osteomielitis hematogen dari tulang berbentuk pipa 4

* pada kasus yang tidak diobati

2.5 Klasifikasi Osteomielitis

Beberapa sistem klasifikasi telah digunakan untuk mendeskripsikan

ostemielitis. Sistem tradisional membagi infeksi tulang menurut durasi dari timbulnya

gejala : akut, subakut, dan kronik. Osteomielitis akut diidentifikasi dengan adanya

onset penyakit dalam 7-14 hari. Infeksi akut umumnya berhubungan dengan proses

hematogen pada anak. Namun, pada dewasa juga dapat berkembang infeksi

hematogen akut khususnya setelah pemasangan prosthesa dan sebagainya.13

Durasi dari osteomielitis subakut adalah antara 14 hari sampai 3 bulan.

Sedangkan osteomielitis kronik merupakan infeksi tulang yang perjalanan klinisnya

8

Page 9: Referat Adrian Fix (2)

terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini berhubungan dengan adanya nekrosis tulang

pada episentral yang disebut sekuester yang dibungkus involukrum.13

Sistem klasifikasi lainnya dikembangkan oleh Waldvogel yang

mengkategorisasikan infeksi muskuloskeletal berdasarkan etiologi dan kronisitasnya :

hematogen, penyebaran kontinyu (dengan atau tanpa penyakit vaskular) dan kronik.

Penyebaran infeksi hematogen dan kontinyu dapat bersifat akut meskipun penyebaran

kontinyu berhubungan dengan adanya trauma atau infeksi lokal jaringan lunak yang

sudah ada sebelumnya seperti ulkus diabetikum.14

Cierny-Mader mengembangkan suatu sistem staging untuk osteomielitis yang

diklasifikasikan berdasarkan penyebaran anatomis dari infeksi dan status fisiologis

dari penderitanya. Stadium 1 – medular, stadium 2 – korteks superfisial, stadium 3 –

medular dan kortikal yang terlokalisasi, dan stadium 4 – medular dan kortikal difus.14

2.6 Manifestasi Klinis

Osteomielitis akut

Biasanya osteomielitis akut disertai dengan gejala septikemia, seperti febris,

malaise dan anoreksia.Infeksi dapat pecah ke subperiosteum, kemudian menembus

subkutis dan menyebar menjadi selulitis, atau menjalar melalui rongga subperiosteum

ke diafisis.Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis

medularis. Penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan merusak pembuluh darah

yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang yang disebut sekuester.

Periosteum akan membentuk tulang baru yang menyelubungi tulang mati tersebut.

Tulang baru yang menyelimuti tulang mati tersebut dinamakan involukrum.15

Perubahan jaringan lunak dapat terjadi secara nyata, terutama pada

bayi.Pembengkakan, dengan edema dan timbunan lemak yang kabur dapat

terlihat.Osteoporosis dapat dilihat antara hari kesepuluh sampai empat belas dari

onset timbulnya penyakit. Pada anak-anak seringkali terjadi pada metafisis.4

9

Page 10: Referat Adrian Fix (2)

Involucrum dapat terlihat setelah tiga minggu dan terjadi lebih banyak pada

bayi dan anak-anak daripada orang dewasa.Tempat keluarnya dan dekompresi pus

yang terjadi dapat mencegah kompresi vaskuler dan terjadinya infark, dan

penyembuhan.CT yang konvensional tidak dapat mendeteksi sekuester. Sekuester

terlihat sebagai fragmen-fragmen dari tulang padat diantara proses destruksi tulang

lokal. Pengobatan dengan antibiotik dan/atau pembedahan, memberi pengaruh pada

perjalanan penyakitnya dengan pembentukan tulang baru yang dapat ditemukan. 4

Dengan terapi yang adekuat pada bayi dan anak-anak, harapan untuk kembali

normal besar kecuali terjadi kerusakan pada lempeng epifisis dan epifisis, sehingga

pertumbuhan tulang yang abnormal dapat terjadi.Pada orang dewasa, pengaruhnya

tulang sering menyisakan daerah sklerotik dan bentuk yang ireguler. Gambaran

radiografi tidak pernah bisa kembali normal pada kasus yang terlambat diketahui.4

Secara klinis, penderita memiliki gejala dan tanda dari inflamasi akut. Nyeri

biasanya terlokalisasi meskipun bisa juga menjalar ke bagian tubuh lain di dekatnya.

Sebagai contoh, apabila penderita mengeluhkan nyeri lutut, maka sendi panggul juga

harus dievaluasi akan adanya arthritis. Penderita biasanya akan menghindari

menggunakan bagian tubuh yang terkena infeksi.

Pada pemeriksaan biasanya ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi

yang terbatas, namun oedem dan kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula disertai

gejala sistemik seperti demam, menggigil, letargi, dan nafsu makan menurun pada

anak.

Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan dramatis dari CRP,

LED, dan leukosit. Pada pemeriksaan kultur darah tepi, ditemukan organisme

penyebab infeksi. Pada pemeriksaan foto polos pada awal gejala didapatkan hasil

yang negatif. Seminggu setelah itu dapat ditemukan adanya lesi radiolusen dan

elevasi periosteal. Sklerosis reaktif tidak ditemukan karena hanya terjadi pada infeksi

kronis. Presentasi radiologi dari Osteomielitis hematogen akut mirip dengan

gambaran neoplasma seperti Leukimia limfositik akut, Ewing’s sarkoma, dan

10

Page 11: Referat Adrian Fix (2)

histiositosis Langerhans’. Karena itu, dibutuhkan biopsi untuk menentukan diagnosis

pasti.

Osteomielitis Subakut

Infeksi subakut biasanya berhubungan dengan pasien pediatrik. Infeksi ini

biasanya disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah dan tidak memiliki

gejala. Osteomielitis subakut memiliki gambaran radiologis yang merupakan

kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti osteomielitis akut, maka ditemukan

adanya osteolisis dan elevasi periosteal. Seperti osteomielitis kronik, maka ditemukan

adanya zona sirkumferensial tulang yang sklerotik. Apabila osteomielitis subakut

mengenai diafisis tulang panjang, maka akan sulit membedakannya dengan

Histiositosis Langerhans’ atau Ewing’s Sarcoma.

Osteomielitis Kronik

Osteomielitis kronis merupakan hasil dari osteomielitis akut dan subakut yang

tidak diobati. Kondisi ini dapat terjadi secara hematogen, iatrogenik, atau akibat dari

trauma tembus. Infeksi kronis seringkali berhubungan dengan implan logam ortopedi

yang digunakan untuk mereposisi tulang. Inokulasi langsung intraoperatif atau

perkembangan hematogenik dari logam atau permukaan tulang mati merupakan

tempat perkembangan bakteri yang baik karena dapat melindunginya dari leukosit

dan antibiotik. Pada hal ini, pengangkatan implan dan tulang mati tersebut harus

dilakukan untuk mencegah infeksi lebih jauh lagi. Gejala klinisnya dapat berupa

ulkus yang tidak kunjung sembuh, adanya drainase pus atau fistel, malaise, dan

fatigue.

Panjangnya gejala klinis, periode diam (quiescence) yang panjang, dan

eksaserbasi berulang merupakan ciri khas dari osteomielitis kronis.Saluran sinus

antara tulang dan kulit dapat menghasilkan material yang purulent dan kadang-

kadang membuat potongan-potongan tulang yang nekrotik.Peningkatan produksi

11

Page 12: Referat Adrian Fix (2)

material yang purulent, nyeri, atau bengkak sebagai tanda suatu eksaserbasi, disertai

dengan peningkatan kadarC reactive protein (CRP) dan ESR.Demam jarang terjadi

kecuali bila obstruksi dari saluran sinus menyebabkan infeksi jaringan

lunak.Komplikasi akhir yang jarang ialah fraktur patologis, karsinoma sel skuamosa

pada saluran sinus, dan amiloidosis. 3

2.7 Pemeriksaan Radiologi

a. Foto polos

Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan

radiologis. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni, yang

mengawali destruksi cancellous bone. Seiring berkembangnya infeksi, reaksi

periosteal akan tampak, dan area destruksi pada korteks tulang tampak lebih

jelas. Osteomielitis kronik diidentifikasi dengan adanya detruksi tulang yang

masif dan adanya involukrum, yang membungkus fokus sklerotik dari tulang

yang nekrotik yaitu sequestrum.

Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf

kecuali apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila terdapat

infeksi yang menghasilkan udara yang menyebabkan terjadinya ‘gas

gangrene’. Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat sebagai area

radiolusen, analog dengan udara usus pada foto abdomen.

12

Page 13: Referat Adrian Fix (2)

b. Ultrasound

Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan untuk

mengevaluasi pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul.

13

Page 14: Referat Adrian Fix (2)

c. Radionuklir

Jarang dipakai untuk mendeteksi osteomielitis akut. Pencitraan ini sangat

sensitif namun tidak spesifik untuk mendeteksi infeksi tulang. Umumnya,

infeksi tidak bisa dibedakan dari neoplasma, infark, trauma, gout, stress

fracture, infeksi jaringan lunak, dan artritis. Namun, radionuklir dapat

membantu untuk mendeteksi adanya proses infeksi sebelum dilakukan

prosedur invasif dilakukan.

d. CT Scan

CT scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk menidentifikasi

sequestra pada osteomielitis kronik. Sequestra akan tampak lebih radiodense

dibanding involukrum disekelilingnya.

2.8 Diagnosis

Diagnosis dari osteomielitis pada awalnya didasarkan pada

penemuan klinik, melalui data dari riwayat penyakit, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan laboratorium memberikan data dimana respon terapi

dapat diukur.Lekositosis, peningkatan laju endapdarah, dan C-reaktif protein harus

diperhatikan. Kultur darah akan positif pada setengah dari anak-anak dengan

osteomielitis akut.4Jika tulang teraba, maka evaluasi mikrobiologi dan histologi

langsung dilakukanuntuk mengkonfirmasi terdapatnya osteomielitis, setelah itu

pengobatannya. Pemeriksaan penunjang lainnya tidak diperlukan lagi.7

Pemeriksaan histopatologi dan mikrobiologi merupakan gold

standarddalam mendiagnosa osteomielitis.Kultur dari sediaan sinus tidak

dapat dipercaya sepenuhnya untuk mengidentifikasi etiologi dari

osteomielitis, sehingga biopsi merupakan anjuran untuk menentukan

e t i o log i   da r i   o s t eomie l i t i s .  Namun  keaku ra t an  b iops i  

s e r i ngka l i terbatas oleh kurangnya pengumpulan spesimen yang sama dan

penggunaan antibiotik sebelumnya.7

14

Page 15: Referat Adrian Fix (2)

2.9 Diagnosa Banding

Diagnosis banding pada masa akut adalah demam reumatik dan

selulitis.Pada demam reumatik, nyeri cenderung berpindah dari satu sendi

ke   s end i   l a i nnya .  B i sa terdapat carditis, nodul-nodul rematik, atau erythema

marginatum.Pada selulitis, terdapat kemerahan superfisial yang melebar, terjadi

l imfang i t i s .  Ar th r i t i s   supu ra t i f   aku t dibedakan dari osteomyelitis

hematogen akut berdasarkan adanya nyeri yang difus , dansemua pergerakan

sendi terbatas karena adanya spasme otot.6

PadaGaucher’s Disease.Pseudo-osteitis dapat timbul dengan manifestasi

klinisyang sangat mirip dengan osteomielitis. Diagnosis ditegakkan

terutama dengan adanya pambesaran hati dan lien.6

Gambaran  Rad io log ik  o s t eomie l i t i s   dapa t  menye rupa i

gamba ran  penyak i t -  penyakit lain pada tulang, diantaranya yang terpenting

adalah tumor ganas primer tulang. Destruksi tulang, rekasi periosteal, pembentukan

tulang ba ru ,   dan  pembengkakan  jaringan lunak, dijumpai juga pada

osteosarkoma dan Ewing sarkoma.9

Osteosarkoma, seperti halnya osteomielitis, biasanya mengenai metafisis

tulang panjang sehingga pada stadium dini sangat sukar dibedakan dengan

osteomielitis.Padastadium yang lebih lanjut, kemungkinan untuk

membedakan lebih besar karena padaosteosarkoma biasanya ditemukan

pembentukan tulang yang lebih banyak serta adanyainfiltrasi tumor yang

disertai penulangan patologik ke dalam jaringan lunak. Juga

padaosteosarkoma ditemukan segitigaCodman.9

Pada tulang panjang, Ewing sarcoma biasanya mengenai diafisis; tampak

destruksi tulang yang bersifat infiltratif, reaksi periosteal yang kadang-kadang

menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan massa jaringan lunak yang besar.9

15

Page 16: Referat Adrian Fix (2)

2.10 Terapi

Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan pemberian

antibiotika intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena Staphylococcus

merupakan kuman penyebab tersering, maka antibiotika yang dipilih harus memiliki

spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah negatif, maka diperlukan aspirasi

subperiosteum atau aspirasi intramedula pada tulang yang terlibat. Pasien diharuskan

untuk tirahbaring, keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan, diberikan

antipiretik bila demam, dan ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis

biasanya terlihat dalam 24 jam setelah pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan

perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah.

Terapi antibiotik biasanya diteruskan hingga 6 minggu pada pasien dengan

osteomielitis. LED dan CRP sebaiknya diperiksa secara serial setiap minggu untuk

memantau keberhasilan terapi. Pasien dengan peningkatan LED dan CRP yang

persisten pada masa akhir pemberian antibiotik yang direncanakan mungkin memiliki

infeksi yang tidak dapat ditatalaksana secara komplit. Kondisi dapat terjadi pada

pasien dengan retensi alat ortopedi, debridemen jaringan nekrotik yang inkomplit,

immunocompromised, atau resistensi terhadap antibiotik. Idealnya, eksplorasi bedah

harus dilakukan pada pasien ini untuk menentukan apakah dibutuhkan terapi

tambahan.

Keberhasilan terapi pada infeksi muskuloskeletal membutuhkan intervensi

bedah untuk menghilangkan jaringan mati dan benda asing. Jaringan nekrotik

melindungi kuman dari leukosit dan anitibiotik. Pada fraktur terbuka, semua soft

tissues yang mati dan semua fragmen tulang bebas harus dibersihkan dari luka. Pada

osteomielitis kronik, sequestrum harus dibuang seluruhnya dengan meninggalkan

involukrum tetap ditempatnya. Kulit, lemak subkutan, dan otot harus didebridemen

secara tajam hingga berdarah. Untuk mendeteksi viabilitas dari cancellous bone,

ditandai dengan adanya perdarahan dari permukaan trabekula.

Pada beberapa kasus, infeksi sudah terlalu berat dan luas sehingga satu-

satunya tindakan terbaik adalah amputasi dan pemasangan prothesa. Bila proses akut

16

Page 17: Referat Adrian Fix (2)

telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan diberikan. Kapan

aktivitas penuh dapat dimulai tergantung pada jumlah tulang yang terlibat. Pada

infeksi luas, kelemahan akibat hilangnya tulang dapat mengakibatkan terjadinya

fraktur patologis.

Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila

involukrum telah cukup kuat; mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.

Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh :

a. Pemberian antibiotika yang tidak sesuai dengan mikroorganisme

penyebab

b. Dosis yang tidak adekuat

c. Lama pemberian tidak cukup

d. Timbulnya resistensi

e. Kesalahan hasil biakan

f. Antibiotika antagonis

g. Pemberian pengobatan suportif yang buruk

h. Kesalahan diagnostik

2.11 Komplikasi

Komplikasi dari osteomielitis antara lain :

a. Abses tulang

b. Bakteremia

c. Fraktur

d. Selulitis

e. Fistel

17

Page 18: Referat Adrian Fix (2)

BAB III

KESIMPULAN

Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sumsum tulang, biasanya disebabkanoleh

bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis bisa mengenai semua usia tetapi

umumnyamengenai anak-anak dan orang tua.Oteomielitis umumnya disebabkan oleh bakteri,

diantaranyadari species staphylococcus dan stertococcus.Selain bakteri, jamur dan virus juga

dapatmenginfeksi langsung melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus

,radius dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan

tulangyang paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak

vaskularisasinya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu : osteomielitis akut, subakut dan

kronis. Gambaran klinis terlihat daerah diatas tulang bisa mengalami luka danmembengkak, dan

pergerakan akan menimbulkan nyeri. Osteomielitis menahun seringmenyebabkan nyeri tulang,

infeksi jaringan lunak diatas tulang yang berulang dan pengeluarannanah yang menetap atau hilang

timbul dari kulit.Pengeluaran nanah terjadi jika nanah daritulang yang terinfeksi menembus

permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk dari tulang menuju kulit.Oteomielitis

didiagnosis banding dengan osteosarkoma dan Ewing sarkoma sebabmemiliki gambaran radiologik

yang mirip.

Gambaran radiologik osteomielitis baru terlihatsetelah 10-14 hari setelah infeksi, yang akan

memperlihatkan reaksi periosteal, sklerosis, sekuestrum dan involukrum.Osteomielitis dapat diobati

dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu atau dengandebridement.Prognosis osteomielitis

bergantung pada lama perjalanan penyakitnya, untukyangakut prognosisnya umumnya baik, tetapi

yang kronis umumnya buruk. Oleh karena itu penanganan serta penatalaksanaan terhadap kasus

osteomielitis perlu dilakukan secara komprehensif dan akurat guna mencegah keparahan lebih lanjut.

18

Page 19: Referat Adrian Fix (2)

DAFTAR PUSTAKA

1 . R a s j a d C . Struktur dan fungsi Tulang . Dalam Pengantar Ilmu

Bedah Ortopedi.Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11

2 . A n a t o m i   T u l a n g . www.HealthForAll.com. Last update March 2009

3 . R a s j a d C . ,  Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah

Ortopedi. Edisi 3.Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal 132- 41.

4 . J o n g   W . ,   S j a m s u h i d a y a t   R .   2 0 0 5 . Infeksi Muskuloskeletal . I n

Buku A ja r I lmu Bedah.Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal

903 – 910.

5 . S i r e g a r P . Osteomielitis. Da l am Kumpu lan Ku l i ah I lmu

Bedah .Bagian BedahStaff Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995.

Hal 472 – 474

6 . K i n g R . , J o h n s o n D . Osteomyelitis.www.emedicine.com. Las t

upda t ed : Nov 4 , 2008

7 .Lew, Dan i e l P . , Wa ldvoge l , F r anc i s A .

1997 . Osteomyelitis . The New EnglandJournal of Medicine.

8 . K h o s h h a l   K . ,   L e t t s   R .   M . S u b a c u t e  

O s t e o m y e l i t i s   ( B r o d i e   A b s c e s s ) . www.emedicine.com. Last updated: Jul

18, 2008.

9 . R a s a d   S . ,   K a r t o l e k s o n o   S ,   E k a y u d a   I .   I n f e k s i   T u l a n g d a n  

S e n d i .   R a d i o l o g i Diagnostik.Bagian Radilogi FKUI. Jakarta. 1995. Hal: 62-72.

19

Page 20: Referat Adrian Fix (2)

10. Dorland, W.A Newman. 2010.Kamus Kedokteran Dorland Ed.31(Alih Bahasa :

AlbertusAgung Mahode ). Jakarta : EGC

11. Robin, Cotrans. Pathologic Basis of Disease 7th Edition. 2007

12.Daniel, Lew, et al. 2012. “Review Article Current Concepts OSTEOMYELITIS”

available from :“http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/nejm199704033361406”

13.Randall W King, MD, FACEP; Chief Editor: Rick Kulkarni. Osteomyelitis in

Emergency Medicine.Available from:

http://emedicine.medscape.com/article/785020-overview#showall

14.Calhoun JH, Manring MM. Adult osteomyelitis. Infect Dis Clin North Am. Dec

2005;19(4):765-86.

15.Roesgen M, Hierholzer G, Hax PM. Post-traumatic osteomyelitis.

Pathophysiology and management.Arch Orthop Trauma Surg. 1989;108(1):1-9.

20