OPEN ACCES
Vol. 13No. 2: 479-485 Oktober 2020
Peer-Reviewed
AGRIKAN
Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)
URL: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2. 479-485
Rasio Penambahan Gula Pasir Yang Berbeda Pada Selai Kacang Tanah Merah (Arachis Hypogea) Lokal Maluku Utara
(The Differencies Addition of Cristal Sugar Ratio on Red Peanut Jam in
Local North Maluku)
Nursafa1, Erna Rusliana Muhamad Saleh2 dan Mustamin Anwar Masuku2
1 Alumni Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Khairun. Ternate -Indoensia Email: [email protected]
2 Staf Pengajar Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Khairun. Ternate –
Indoensia, Email: [email protected]; [email protected]
Info Artikel:
Diterima : 01 Des. 2020
Disetujui : 10 Des. 2020
Dipublikasi : 10 Des. 2020
Artikel Penelitian
Keyword:
Bioethanol production, local
agricultural waste, North
Maluku.
Korespondensi:
Mustamin Anwar Masuku
Universitas Khairun, Ternate –
Indonesia
HP : 082225000708
Email:
Copyright©
Oktober 2019 AGRIKAN
Abstrak. Selai kacang tanah merah cenderung mudah dibuat dan tidak memerlukan banyak bahan tambahan.
Selain itu selai adalah produk olahan yang sangat digemari banyak kalangan terutama kalangan mobilitas,
karena praktis dan disukai sebagai olesan roti untuk menu sarapan. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat
kimia dan organoleptik selai kacang tanah merah dengan penambahan gula yang berbeda. Metode penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sederhana satu faktor yang terdiri dari 5 perlakuan dan tiga kali
ulangan sehingga memperoleh 5x3=15 unit percobaan. Perlakuan terdiri dari 5 perlakuan yaitu penambahan
gula 15% (K1), penambahan gula 20% (K2), penambahan gula 25% (K3), penambahan gula 30% (K4) dan
penambahan gula 35% (K5) dengan bubur kacang tanah 1 kg. Parameter yang diamati meliputi sifat kimia yaitu
kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, serat kasar dan padatan terlarut sedangkan
untuk sifat organoleptik meliputi warna, aroma, tekstur dan rasa. Penambahan gula yang berbeda memberikan
pengaruh sangat berbeda nyata terhadap kadar air, kadar karbohidrat, kadar protein, warna, aroma, tekstur dan
rasa. Selai kacang tanah merah perlakuan terbaik yaitu pada penambahan gula 35% (K5).
Abstract. Red peanut butter tends to be easy to make and doesn't require a lot of additional ingredients.
Besides jam is a processed product that is very popular with many people, especially the mobility, because it is
practical and preferred as a spread of bread for the breakfast menu. This study aims to determine the chemical
and organoleptic properties of red peanut butter with the addition of different sugars. This research method
uses a simple Randomized Complete Design (CRD) one factor consisting of 5 treatments and three replications
so as to obtain 5x3 = 15 experimental units. The treatments consisted of 5 treatments namely adding 15%
sugar (K1), adding 20% sugar (K2), adding 25% sugar (K3), adding 30% sugar (K4) and adding 35% sugar
(K5) with peanut porridge 1 kg The parameters observed include chemical properties, namely water content,
ash content, fat content, protein content, carbohydrate content, crude fiber and dissolved solids while for
organoleptic properties include color, aroma, texture and taste. The addition of different sugars gives
significantly different effects on water content, carbohydrate content, protein content, color, aroma, texture and
taste. Red peanut butter is the best treatment, which is the addition of 35% sugar (K5).
I. PENDAHULUAN
Kacang Tanah merah merupakan jenis
tanaman penting di dunia dan sebagai salah satu
tanaman palawija yang telah lama dikenal serta
diusahakan oleh masyarakat. Bijinya kacang tanah
merah memiliki banyak kandungan yaitu protein,
lemak, dan kandungan vitamin B sangat tinggi dan
vitamin C,D dalam jumlah yang sedikit sehingga
banyak digunakan sebagai bahan pangan bagi
manusia, pakan ternak serta bahan dagangan
(Girisonta, 1989).
Di Maluku Utara sendiri kacang tanah
merah hanya dijadikan sebagai bahan makanan
sampingan setelah nasi. Makanan sampingan dari
kacang tanah merah yang biasa disajikan di
Maluku Utara adalah kacang goreng, kacang
rebus, halua, bumbu sate dan sambal pecel yang
mempunyai nilai jual masih sangat rendah. Oleh
karena itu perlu adanya produk lain yang
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi. Salah
satu alternatif produk yang demikian adalah selai.
Selai cenderung mudah dibuat dan tidak
membutuhkan banyak bahan tambahan. Selain itu
selai adalah produk olahan yang digemari banyak
kalangan terutama kalangan yang butuh mobilitas,
karena praktis sebagai olesan roti pada menu
sarapan.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
480
Dalam pembuatan selai, bahan tambahan
utama adalah gula. Gula merupakan bahan
tambahan memberi rasa manis pada makanan
karena mengandung senyawa sukrosa. Gula
biasanya digunakan untuk pengawet makanan
karena gula bersifat higrokopis atau menyerap air
sehingga sel-sel bakteri yang akan dehidrasi dan
akhirnya mati (Sutomo,2012).
Penambahan gula yang berbeda pada selai
kacang tanah merah kemungkinan dapat
mempengaruhi mutu dari selai yang dibuat.
Penambahan gula yang berbeda pada selai juga
dapat mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen
terhadap produk selai kacang tanah merah yang
dihasilkan sehingga perlu dilakukan uji
organoleptik agar produk selai yang dibuat
memenuhi tingkat kesukaan pada konsumen.
Sampai saat ini belum dapat diketahui
penambahan gula yang tepat pada selai kacang
tanah merah lokal berbiji merah marun. Sehingga
perlu dilakukan penelitian ini untuk mengetahui
jumlah gula yang tepat dalam pembuatan selai
kacang tanah merah.
Penambahan gula yang berbeda pada selai
kacang tanah merah kemungkinan dapat
mempengaruhi mutu dari selai yang dibuat
sehingga perlu diujinya sifat kimianya (kadar air,
kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
karbohidrat, serat kasar, dan padatan terlarut).
Penambahan gula yang berbeda pada selai juga
dapat mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen
terhadap selai kacang tanah merah yang
dihasilkan sehinga perlu dilakukan uji
organoleptik agar selai yang dibuat memenuhi
tingkat kesukaan pada konsumen. Dengan
penelitian ini diharapkan dapat diperoleh selai
kacang tanah merah yang bernilai gizi dan disukai
konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui rasio penambahan gula pasir yang
berbeda agar diperoleh selai kacang tanah merah
local yang memiliki sifat kimia yang terbaik.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dari Bulan
November hingga Januari 2018. Pembuatan
produk dilakukan di Laboratorium Teknologi
Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Khairun Ternate, Maluku Utara. Analisa kadar air,
kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
karbohidrat, serat kasar, dilakukan di
Laboratorium kimia dan makanan ternak,
Universitas Hasanuddin, Makassar. Sedangkan
total padatan terlarut dilakukan diLaboratorium
Teknologi Hasil pertanian Universitas Khairun
Ternate.
2.1. Bahan dan Alat
Bahan dasar dalam pembuatan selai adalah
kacang tanah merah dan gula pasir. Sedangkan
bahan tambahan adalah kayu manis, vanili dan
garam. Bahan kimia yang digunakan untuk
analisis sampel adalah sampel, aquades, pelarut
non polar, pelarut heksan, pelarut lemak, asam
sulfat, NaOH, asam borat,nitrogen, baku asam,
larutan bromcresol green 0,0%, larutan metil 0,1%
alkohol 95%, larutan HCL 0,02 N, larutan pb-
asetat,Na2CO3 , 25 ml larutan Lluff Schoorl,
H2SO4O3 N, acetone.
Alat-alat yang digunakan dalam
pembuatan produk adalah kompor, pisau, blender,
baskom, panci, mangkok, pengaduk kayu, wajan
dan timbangan analitik. Sedangkan alat uji
organoleptik meliputi nampan, tisu polos, air
putih untuk mencuci mulut (menetralisir) dan
blanko penilaian. Alat yang digunakan untuk
analisis sampel adalah cawan porselen, oven,
desikator, kertas saring, kapas bebas, sokhlet, labu
kjeldahl, labu 50 ml, labu takar,pipet, erlenmeyer,
gelas piala, pemanas listrik, corong buncher,
pompa vakum, tanur listrik dan refraktometer.
2.2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
eksperimental, Rancangan Acak Lengkap (RAL)
yang terdiri dari satu faktor dengan 5 (lima)
perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan, sehingga
menjadi 15 unit perlakuan.
K1 = Penambahan gula 15%
K2 = Penambahan gula 20%
K3 = Penambahan gula 25%
K4 = Penambahan gula 30%
K5 = Penambahan gula 35%
2.3. Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati meliputi analisa
sifat kimia dan sifat organoleptik pada produk
selai. Analisa sifat kimia meliputi kadar air, kadar
abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
karbohidrat, kadar serat kasar dan total padatan
terlarut. Analisa sifat organoleptik pada produk
selai meliputi empat parameter yaitu warna, rasa,
aroma dan tekstur karena suka atau tidaknya
konsumen pada produk dipengaruhi oleh warna,
bau, rasa dan rangsangan mulut (Laksmi, 2012).
Skor yang digunakan adalah 5 (sangat suka), 4
(suka), 3 (agak suka), dan 1 (sangat tidak suka).
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
481
Keseluruhan jumlah panelis minimal 30 orang
panelis tidak terlatih.
Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan analisis sidik ragam, dengan model
rancangan acak lengkap (RAL). Bila memberikan
pengaruh maka untuk mengetahui perbedaan
antara perlakuan dilakukan Uji Beda Nyata
Terkecil pada taraf 5% (Gaspersz, 1991).
Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Selai Kacang Tanah
Merah (Santosa, 1993).
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
482
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter pengamatan sifat kimia adalah
kadar air, kadar abu, kadar, lemak, kadar protein,
kadar karbohidrat, kadar serat kasar, dan total
padatan terlarut.
3.1. Sifat Kimia
3.1.1. Kadar Air
Nilai rata-rata kadar air selai dengan
penambahan gula yang berbeda berkisar antara
35,01%- 22,26%. Hal ini menunjukan bahwa kadar
air selai yang terendah adalah K5 dengan nilai
22,26%. Sedangkan yang tertinggi yaitu pada
perlakuan K1 dengan nilai 35,01%. Grafik kadar
air dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik Rata-Rata Nilai Kadar Air Selai
Kacang Tanah Merah
Hasil analisa ragam menunjukan bahwa,
penambahan gula yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar air
yang dihasilkan. Sehingga dapat diketahui bahwa
dengan penambahan jumlah gula pasir yang
ditambahkan berpengaruh pada kadar air selai
kacang tanah yang dihasilkan. Gula pasir yang
ditambahkan akan mengikat air bebas sehingga
dapat menurunkan kadar air (Winarno,1997). Oleh
karena itu, semakin sedikit gula pasir yang
ditambahkan maka kadar air selai akan semakin
tinggi. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) kadar
air dapat disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) Kadar Air
PERLAKUAN RATAAN
K1 35,01e
K2 34,57d
K3 28,77c
K4 25,92b
K5 22,26a
3.1.2. Kadar abu
Nilai rata-rata kadar abu selai dengan
penambahan gula yang berbeda berkisar antara
1,34%- 1,17%. Hal ini menunjukan bahwa kadar
abu selai yang terendah adalah K5 dengan nilai
1,17%. Sedangkan yang tertinggi yaitu pada
perlakuan K2 dengan nilai 1,34%. Grafik kadar
abu dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik Rata-Rata Nilai Kadar Abu Selai
Kacang Tanah Merah
Hasil analisa ragam menunjukan bahwa
rasio penambahan gula yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar abu
selai yang dihasilkan. Sehingga dapat diketahui
bahwa dengan penambahan jumlah gula pasir
yang ditambahkan berpengaruh pada kadar abu
selai kacang tanah yang dihasilkan. Gula pasir
yang ditambahkan akan mengikat mineral
sehingga dapat meningkatakan kadar abu Diduga
karena ada kecenderungan peningkatan kadar abu
pada selai yang dihasilkan. (deMan 1997),
kandungan mineral dapat beragam pada berbagai
jenis kacang-kacangan. Sehingga semakin banyak
gula pasir yang ditambahkan maka kadar abu selai
semakin rendah. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) kadar abu dapat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
PERLAKUAN RATAAN
K1 1,34c
K2 1,24b
K3 1,17a
K4 1,17a
K5 1,17a
3.1.3. Kadar lemak
Nilai rata-rata kadar lemak selai dengan
penambahan gula yang berbeda berkisar antara
7,00%-5,31%. Hal ini menunjukan bahwa kadar
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
483
lemak selai yang terendah adalah K3 dengan nilai
5,31%. Sedangkan yang tertinggi yaitu pada
perlakuan K2 dengan nilai 7,00%. Grafik kadar
lemak dapat dilihat pada Gambar 6.
\ Gambar 6. Grafik Rata-Rata Nilai Kadar Lemak
Selai Kacang Tanah Merah
Hasil analisa ragam menunjukan bahwa
penambahan gula yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada kadar lemak
selai kacang tanah yang dihasilkan. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak gula pasir
yang ditambahkan maka semakin tinggi kadar
kandungan lemak. Lemak dalam selai kacang
tanah merah berasal dari kacang tanah. (Buckle et
al 1987), menyatakan kacang tanah mengandung
lemak 45-55%. Kandungan lemak tersebut yang
menyebabkan selai kacang tanah meningkat,
lemak pada kacang tanah cukup tinggi. Sehingga
semakin banyak gula yang ditambahkan maka
semakin tinggi kadar lemak selai yang dihasilkan.
Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) kadar lemak
dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) kadar lemak
PERLAKUAN RATAAN
K1 5,64a
K2 7,00b
K3 5,31c
K4 5,32c
K5 7,30d
3.1.4. Kadar protein
Nilai rata-rata kadar protein selai dengan
penambahan gula yang berbeda berkisar antara
13,54%-10,82%. Hal ini menunjukan bahwa kadar
protein selai yang terendah adalah K4 dengan nilai
10,82%. Sedangkan yang tertinggi yaitu pada
perlakuan K1 dengan nilai 13,54%. Grafik kadar
protein dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Grafik Rata-Rata Nilai Kadar Protein
Selai Kacang Tanah Merah
Hasil analisa ragam menunjukan bahwa
penambahan gula pasir yang berbeda
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada
kadar protein selai kacang tanah merah. Hal ini
disebabkan karena bubur kacang tanah
perlakuanya sama sedangkan meningkatnya
penambahan gula, sehingga semakin tinggi
penambahan gula pasir akan menurunkan
kandungan protein. Sehingga dengan
penambahan gula yang semakin banyak maka
kadar protein semakin menurun. Hasil Uji Beda
Nyata Terkecil (BNT) kadar protein dapat
disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) kadar protein
PERLAKUAN RATAAN
K1 13,54e
K2 11,73d
K3 11,07c
K4 10,82a
K5 10,79a
3.1.5. Kadar karbohidrat
Nilai rata-rata kadar karbohidrat selai
dengan penambahan gula yang berbeda berkisar
antara 58,48%-44,47%. Hal ini menunjukan bahwa
kadar karbohidrat selai kacang tanah merah yang
terendah adalah K1 dengan nilai 44,47%.
Sedangkan yang tertinggi yaitu pada perlakuan K5
dengan nilai 58,48%. Grafik kadar karbohidrat
dapat dilihat pada Gambar 8.
Hasil analisa ragam menunjukan bahwa
perlakuan rasio penambahan gula pasir yang
berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
nyata pada kadar karbohidrat selai kacang tanah
merah yang dihasilkan.
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
484
Gambar 8. Grafik Rata-Rata Nilai Kadar
Karbohidrat Selai Kacang Tanah Merah
Hal ini diduga penambahan gula pasir
dengan konsentrasi tinggi menghasilkan kadar
karbohidrat yang semakin tinggi. Hal ini
disebabkan kacang tanah merah merupakan
sumber karbohidrat dan lemak sehingga
penambahan gula lebih banyak dapat
meningkatkan kadar karbohidrat. (Muchtadi dkk
1993), menyatakan bahwa kadar karbohidrat
sangat dipengaruhi oleh formulasi bahan baku.s
Sehingga rasio penambahan gula yang berbeda
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada
selai kacang itu sendiri. Hasil Uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) kadar protein dapat disajikan pada
Tabel 4.
Tabel 5. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) kadar karbohidrat
PERLAKUAN RATAAN
K1 44,47a
K2 45,25b
K3 53,64c
K4 56,78d
K5 58,48d
3.1.6. Serat kasar
Nilai rata-rata serat kasar selai kacang tanah
merah dengan penambahan gula yang berbeda
berkisar antara 5,41%-3,83%. Hal ini menunjukan
bahwa serat kasar selai kacang tanah merah yang
terendah adalah K5 dengan nilai 3,83%. Sedangkan
yang tertinggi yaitu pada perlakuan K1 dengan
nilai 5,41%. Grafik serat kasar dapat dilihat pada
Gambar 9.
Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa
perlakuan rasio penambahan gula pasir yang
berbeda memberikan pengaruh yang berbeda
nyata pada kadar serat kasar selai kacang tanah
merah yang dihasilkan.
Gambar 9. Grafik Rata-Rata Nilai Serat Kasar Selai
Kacang Tanah Merah
Hal ini disebabkan seiring dengan
penambahan gula pasir yang semakin banyak
dalam satu formula selai, kadar serat kasar yang
dihasilkan cenderung menurun.
Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) kadar serat
kasar dapat disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) serat kasar.
PERLAKUAN RATAAN
K1 5,41d
K2 4,36c
K3 4,23c
K4 4,01b
K5 3,83a
3.2. Total Padatan terlarut
Nilai rata-rata total padatan terlarut selai
kacang tanah merah dengan penambahan gula
yang berbeda berkisar antara 23,67%-11,67%. Hal
ini menunjukan bahwa total padatan terlarut selai
kacang tanah merah yang terendah adalah K1
dengan nilai 11,67%.
Gambar 9. Grafik Rata-Rata Nilai Total Padatan
Terlarut Selai Kacang Tanah Merah
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate) Volume 13 Nomor 2 (Oktober 2020)
485
Sedangkan yang tertinggi yaitu pada
perlakuan K5 dengan nilai 23,67%. Grafik total
padatan terlarut dapat dilihat pada Gambar 9. Hasil
analisa ragam menunjukan bahwa perlakuan rasio
penambahan gula yang berbeda memberikan
pengaruh yang berbeda nyata pada kadar total
padatan terlarut. Buckle (1987), semakin tinggi
penambahan sukrosa dapat menghasilkan total
padatan terlarut yang lebih tinggi.
Tabel 7. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) total padatan terlarut
PERLAKUAN RATAAN
K1
K2
K3
K4
K5
11,67a
13,67b
17,00c
20,33d
23,67d
Dari penjelasan yang dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi penambahan
gula yang diduga semakin meningkat total padatan
terlarut yang dihasilkan. Hasil Uji Beda Nyata Terkecil
(BNT) total padatan terlarut dapat disajikan
pada Tabel 7.
IV. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Selai kacang tanah merah dengan penambahan
gula yang berbeda memberikan pengaruh yang
berbeda nyata pada parameter kadar air, kadar
abu, kadar lemak, kadar protein, kadar
karbohidrat, kadar serat kasar, dan total
padatan terlarut memberikan pengaruh
berbeda nyata.
2. Selai kacang tanah merah yang terbaik yaitu
pada perlakuan K5 dengan penambahan gula
(35%).
Berdasarkan hasil penelitian ini maka
penulis menyarankan untuk melanjutkan
Penentuan jumlah penambahan air, suhu dan
waktu pemasakan yang optimum sehingga
dihasilkan selai kacang merah yang lebih baik.
REFERENSI
Astawan dan Wahyuni, 1991, Teknologi Pengolahan Pangan Tepat Guna,Akademi Pressindo, Jakarta.
Buckle, K. A. 1985. Ilmu Pangan,.Penerjamah Hari Purnomo, Adiono, UI Press, Jakarta.
Desroiser, N. W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Edisi III. Penerjamah Muchji
Mulyohardjo.Universitas Indonesia, Jakarta.
Kasno, A.1993.Pengembangan varietas kacang tanah. A.Kasno, A.Winarto, dan Sunardi edisi Kacang
Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.
Rahayu, W.P 1998. Diktat Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Fakultas Teknologi Pertanian
Bogor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Santosa, B.A.S., S. Widowati. 1993. Teknologi Pengolahan dan Produk Kacang tanah. Monograf Balittan
Malang.
Soejuti, Tarwatjo. 2004. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Gramedia, Jakarta.
Sumarno, 2003. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru Algesindo, Bandung.
Winarno, F.G dan A. T. Birowo. 1988. Gula dan Pemanis Buatan di Indonesia. Sekretariat Dewan Gula
Indonesia, Jakarta.
Top Related