5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 1/48
1
Kegiatan Belajar 1
KONSEP DASAR RANCANGAN PENELITIAN
A. Standar Kompetensi
Petatar mampu memahami konsep dasar rancangan penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Setelah selesai mempelajari kegiatan pembelajaran 1, petatar mampu:
1. Menjelaskan pengertian rancangan penelitian
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis rancangan penelitian
C. Daftar Referensi
Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
-------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sanapiah, Faisal (1992). Format-Format Penelitian Sosial; Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press
D. Ringkasan Materi
1. Pengertian Rancangan Penelitian
Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama
dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku. Untuk dapat
menghasilkan suatu penelitian yang baik, maka si peneliti bukan saja harus mengetahui
aturan permainan, tetapi juga harus memiliki keterampilan-keterampilan dalam
melaksanakan penelitian. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam praktek penelitian, maka
diperlukan suatu rancangan atau desain penelitian yang sesuai dengan kondisi, seimbang
dengan dalam dangkalnya penelitian yang akan dilaksanakan. Desain penelitian harus
mengikuti metode penelitian.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 2/48
2
Setelah menemukan permasalahan yang akan diteliti, maka langkah selanjutnya adalah
merumuskan rancangan penelitian. Dalam rancangan penelitian tersebut, akan tergambar
langkah-langkah operasional yang akan dilakukan selama tahapan penelitian. Dengan
demikian, pembuatan rancangan penelitian adalah sesuatu yang harus didahulukan oleh
peneliti, sebelum melakukan serangkaian kegiatan penelitian.
Rancangan penelitian diartikan sebagai desain atau pola-pola operasional yang dapat
dijadikan panduan atau pedoman teknis oleh peneliti dalam melaksanakan rangkaian
kegiatan penelitian. Dikatakan sebagai pedoman teknis, mengingat dalam rancangan
penelitian tersebut, dijelaskan langkah-langkah operasional pelaksanaan penelitian, mulai
dari jenis penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data yang akan digunakan, teknik
pengolahan dan analisis data, serta proses penarikan kesimpulan penelitian.
Dalam pengertian lainnya, rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan
dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam pengertian yang lebih sempit,
rancangan penelitian hanya mengenai pengumpulan dan analisa data saja. Dalam
pengertian yang lebih luas, rancangan penelitian mencakup proses-proses berikut.
a. Identifikasi dan pemilihan masalah penelitian.
b. Pemilihan kerangka konseptual untuk masalah penelitian serta hubungan-hubungan
dengan penelitian sebelumnya.
c. Memformulasikan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan,
lingkup (scope) penelitian, dan hipotesa untuk diuji.
d. Membangun penyelidikan atau percobaan.
e. Memilih serta memberi definisi terhadap pengukuran variabel-variabel.
f. Memilih prosedur dan teknik sampling yang digunakan.
g. Menyusun alat serta teknik untuk mengumpulkan data.
h. Membuat coding serta mengadakan editing dan prosesing data.
i. Menganalisa data serta pemilihan prosedur statistik untuk mengadakan generalisasi
serta inferensi statistik.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 3/48
3
j. Pelaporan hasil penelitian, termasuk proses penelitian, diskusi serta interpretasi
data, generalisasi, kekurangan-kekurangan dalam penemuan, serta menganjurkan
beberapa saran dan kerja penelitian yang akan datang.
Dari proses di atas, jelas terlihat bahwa proses tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu:
a. Perencanaan penelitian. Proses perencanaan penelitian dimulai dari identifikasi,
pemilihan serta rumusan masalah sampai dengan perumusan hipotesa serta kaitannya
dengan teori dan kepustakaan yang ada.
b. Pelaksanaan penelitian atau proses operasional penelitian. Proses selebihnya
merupakan tahap operasional dari penelitian.
2. Tahap-tahap Rancangan Penelitian
Sebagaimana telah disinggung di atas, rancangan penelitian secara garis besar terdiri dari
rancangan dalam merencanakan penelitian dan rancangan dalam pelaksanaan penelitian.
a. Rancangan dalam Merencanakan Penelitian
Dalam merencanakan penelitian, rancangan dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan
evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, dalam memecahkan
masalah. Dari penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesa dirumuskan dan diuji
dengan data yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah. Dari sini pula dapat dicari
beberapa petunjuk tentang rancangan yang akan dibuat untuk penelitian yang akan
dikembangkan. Pemilihan rancangan biasanya dimulai ketika seseorang peneliti sudah mulai
merumuskan hipotesis-hipotesisnya. Tetapi aspek yang paling penting adalah berkenaan
dengan apakah suatu hipotesis yang khas diterjemahkan ke dalam fenomena-fenomena
yang diamati dan apakah metode penelitian yang akan dipilih akan dapat menjamin
diperolehnya data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut. Sampai pada taraf ini,
peneliti dihadapkan kepada pilihan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Apakah
akan digunakan metode survei, metode eksperimen ataukah metode kualitatif yang tidak
berstruktur. Juga telah dapat dipertimbangkan apakah dengan biaya yang tersedia serta
jumlah serta keterampilan dari orang-orang yang akan dilibatkan dalam penelitian sudah
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 4/48
4
cukup tersedia untuk melaksanakan penelitian. Desain untuk penelitian bertujuan untuk
melaksanakan penelitian, sehingga dapat membuat kesimpulan. Rancangan atau desain
rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model ilmiah ke dalam
operasional penelitian secara praktis. Tiap langkah dari desain perencanaan penelitian
memerlukan pengambilan keputusan yang tepat oleh si peneliti. Keputusan yang diambil
harus merupakan kompromi antara penggunaan metode ilmiah yang sangat sukar dan
kondisi sumber yang tersedia. Kompromi-kompromi ini dapat menghasilkan rencana
penelitian yang cocok dengan masyarakat ilmiah setempat serta taraf pengembangan ilmu
itu sendiri.
b. Rancangan dalam Pelaksanaan Penelitian
Rancangan atau desain pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaanataupun pengamatan serta memilih pengukuran-pengukuran variabel, memilih prosedur dan
teknik sampling, alat atau teknik pengumpul data, kemudian membuat coding, editing, dan
memproses data yang dikumpulkan. Dalam pelaksanaan penelitian termasuk juga proses
analisis data serta membuat pelaporan. Suchman (1967), desain dalam pelaksanaan
penelitian, meliputi:
1) Desain Sampel
Desain sampel yang akan digunakan dalam operasional penelitian sangat bergantung dari
pandangan efisiensi. Dalam desain sampel ini termasuk:
a) mendefinisikan populasi
b) menentukan besarnya sampel, dan
c) menentukan sampel yang refresentatif
Definisi dari sampling sangat bergantung dari hipotesa. Dalam menentukan besar sampel,
pemilihannya perlu dihubungkan dengan tujuan penelitian serta banyaknya variabel yang
akan dikumpulkan.
Dalam merencanakan desain dari sampling diperlukan teknik-teknik untuk memperoleh
samping yang refresentatif. Memang terdapat perbedaan apakah sampling yang diambil
harus probability sampling, atau judgemental sampling, tetapi perbedaan di atas baru perlu
dipertimbangkan untuk disesuaikan dengan kesimpulan yang akan diambil serta inferensi
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 5/48
5
statistik yang akan dibuat. Kombinasi dari kedua teknik sampling di atas dapat juga
dilaksanakan.
Jika metode penelitian yang dipilih adalah metode eksperimental, maka dalam masalah
desain sampling, penekanan lebih diarahkan kepada pemilihan desain percobaan yang
cocok. Dalam pemilihan desain percobaan ini, peneliti selalu dituntun oleh derajat akurasi
yang diminimasikan. Kondisi homogenitas dari media percobaan mana yang lebih baik dan
lebih efisien untuk digunakan.
2) Desain Alat (Instrumen)
Yang dimaksud dengan alat di sini adalah alat untuk mengumpulkan data. Walau metode
penelitian apa saja yang digunakan, masalah desain terhadap alat untuk mengumpulkan
data sangat menentukan sekali dalam pengujian hipotesis. Alat yang digunakan dapat sajasangat berstruktur (seperti check list dari questioner atau schedule), kurang berstruktur
seperti interview guide ataupun suatu outline biasa di dalam mencatat pengamatan
langsung. Pemilihan alat harus dievaluasikan sebaik mungkin sehingga alat tersebut relevan
dengan informasi yang diinginkan untuk memperoleh data yang cukup reliabel. Kecuali
dalam penelitian eksperimen, maka alat yang digunakan dalam penelitian sosial sukar
menjamin terdapatnya validitas mutlak dari observasi data. Satu alat bisa saja untuk satu
kegunaan, tetapi menjadi tidak valid untuk tujuan yang lain. Secara umum desain dari alat
haruslah diujicobakan sebelum digunakan untuk dapat menjamin efisiensi dalam
pengumpulan keterangan-keterangan (data) yang diperlukan untuk menguji hipotesa.
3) Desain Analisa
Secara ideal, desain analisa sudah dikerjakan lebih dahulu sebelum pengumpulan data
dimulai. Jika desain dalam memformulasikan hipotesa sudah cukup baik, maka desain
analisa secara paralel dapat dikembangkan dari desain merumuskan hipotesa tersebut.
Hipotesa tersebut dianggap baik jika ia konsisten dengan analisa yang akan dibuat.
Dalam desain hipotesa, juga harus sudah dispesifikasikan hubungan-hubungan dasar yang
akan dianalisa. Dalam analisa hubungan-hubungan antara variabel bebas dan variabel
dependen, maka variabel lain yang mempengaruhi kedua variabel di atas perlu juga
dianalisa.
Hipotesa merupakan titik tolak analisa, tetapi pemikiran imaginatif serta pikiran-pikiran asli
akan muncul dalam analisa dan disesuaikan dengan data yang tersedia. Dalam analisa,
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 6/48
6
peneliti akan menocokkan data dengan hipotesa, menambah yang kurang atau mengurangi
yang lebih. Walaupun demikian, gambaran akhir yang dihasilkan oleh analisa harus
menyerupai gambaran yang dirumuskan dalam hipotesa.
Dalam desain analisa, maka diperlukan sekali alat-alat yang digunakan untuk membantu
analisa. Penggunaan statistik yang tepat yang sesuai dengan keperluan analisa harus dipilih
sebaik-baiknya. Penggunaan statistik sebagai alat analisa telah sangat berkembang, tetapi
dalam analisa yang dilakukan, jangan dilupakan asumsi-asumsi dasar yang dijelaskan dalam
penggunaan statistik tersebut, serta ke arah mana inferensi tersebut akan dibuat.
3.Jenis-jenis Rancangan Penelitian
Banyak para ahli penelitian mengelompokkan rancangan atau desain penelitian ke dalam
berbagai klasifikasi. Misalnya, berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, maka
rancangan penelitian diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Rancangan Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif bertitik tolak dari studi fenomenologis, yang berarti bahwa
tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk menggali informasi lapangan sebagai bahan
dasar untuk memunculkan sejumlah hipotesis atau pada level yang paling tinggi untuk
mengkonstruksikan teori atau postulat. Kerangka yang dibangun dalam rancangan penelitian
kualitatif tidak sekaku pada rancangan penelitian kuantitatif. Sifat dari rancangan penelitian
kualitatif, bersifat tentatif dan fleksibel, dalam arti lingkup atau wilayah penelitian akan
mengikuti fenomena yang berkembang dari obyek penelitian.
Sebagian para ahli bahkan menegaskan bahwa untuk penelitian kualitatif, tidak harus
berangkat dari proposal penelitian, akan tetapi harus berangkat dari studi lapangan dulu,
kemudian setelah itu dirumuskan proposal penelitiannya.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat dirumuskan beberapa karakteristik dari rancanganpenelitian kualitatif, sebagai berikut.
1. Proposal penelitian disusun tidak sekaku proposal penelitian kuantitatif.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 7/48
7
2. Masalah yang diungkap berangkat dari studi lapangan, karena itu desain penelitian
ini berbasis pada studi fenomenologis. Lingkup penelitian dalam desain penelitian ini
menggunakan pertanyaan penelitian.
3. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri, sehingga tidak perlu
dilakukan try out instrumen seperti pada penelitian kuantitatif.
4. Sampel penelitian berbasis pada pendekatan kontekstual, sehingga kesimpulan
penelitian tidak dapat seluas pada kesimpulan penelitian kuantitatif, yang berbasis
pada refresentatif sampel.
b. Rancangan Penelitian Kuantitatif
Rancangan penelitian kuantitatif berangkat dari telaah teori yang kemudian memunculkan
hipotesis untuk selanjutnya diuji secara empirik. Dengan demikian, rancangan dalam
penelitian kuantitatif berbasis pada paradigma pengujian konsep secara empiris, berbeda
dengan penelitian kualitatif yang menggali data lapangan untuk memunculkan hipotesis.
Atas dasar tersebut, maka sifat dari rancangan penelitian kuantitatif lebih prosedural atau
kaku dibandingkan dengan rancangan penelitian kualitatif.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat dirumuskan beberapa karakteristik dari rancangan
penelitian kuantitatif, sebagai berikut:
1. Proposal penelitian dirumuskan dengan desain yang baku berdasarkan rencana
penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Masalah yang diungkap berangkat dari kajian teori, yang kemudian memunculkan
hipotesis penelitian untuk dibuktikan secara empirik.
3. Instrumen penelitian dikonstruksikan melalui kegiatan try out (uji coba) dan memiliki
manual yang sudah dirancang secara prosedural, termasuk dalam teknik penskoran.
4. Sampel penelitian harus memenuhi batas-batas refresentatif, sehingga hasil
penelitian dapat ditarik generalisasi yang berlaku untuk populasi.
Termasuk ke dalam jenis rancangan penelitian kuantitatif ini, adalah penelitian deskriptif,
eksperimen, eksplanasi, survey, dan studi kasus. Uraian lebih detail mengenai jenis-jenis
rancangan penelitian tersebut, dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 8/48
8
E. Saran-saran Implementasi
1. Strategi Implementasi
Untuk memahami konsep-konsep yang disajikan dalam materi pembelajaran 1, dapat Anda
lakukan kegiatan sebagai berikut.
a. Cari dan pelajari berbagai judul penelitian, seperti skripsi maupun dalam beberapa
jurnal ilmiah lainnya.
b. Identifikasi judul-judul penelitian yang Anda pelajari berdasarkan klasifikasi
rancangan penelitian yang dijelaskan dalam materi pembelajaran 1.
2. Evaluasi Implementasi
Hasil pekerjaan Anda sebagaimana dijelaskan dalam strategi pembelajaran, diskusikan
dengan rekan sejawat. Kalau ada yang belum tepat, identifikasi dan bahas bersama
pemecahan masalahnya!
F. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara membubuhkan tanda
silang (x) pada pilihan A, B, C atau D
1. Manakah pernyataan di bawah ini yang menggambarkan posisi dari rancangan
penelitian?
A. Sebagai pedoman operasional dalam melaksanakan keseluruhan tahapan penelitian.
B. Sebagai instrumen pengolahan data
C. Sebagai instrumen pengumpulan data
D. Sebagai instrumen analisis data
2. Permasalahan dalam rancangan penelitian kuantitatif bermula dari …
A. kajian teori/konseptual
B. studi lapangan
C. instruksi pimpinan
D. pendapat ahli
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 9/48
9
3. Keabsahan proses pengumpulan data, banyak ditentukan oleh kehandalan peneliti dalam
menggali data lapangan. Ketentuan tersebut, adalah salah satu karakteristik dari rancangan
penelitian…
A. Kualitatif
B. Kuantitatif
C. Eksperimen
D. Quasi Eksperimen
4. Manakah pernyataan di bawah ini yang menggambarkan karakteristik rancangan
penelitian kualitatif?
A. Permasalahan digali dari analisis lapangan
B. Sampel penelitian bersifat kontekstual
C. Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian
D. Instrumen penelitian yang akan digunakan, harus diujicobakan dulu.
5. Rancangan untuk mempersiapan teknik pengumpulan data, termasuk ke dalam jenis…
A. Desain analisis
B. Desain sampel
C. Desain populasi
D. Desain alat
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 10/48
10
Kegiatan Belajar 2
RANCANGAN PENELITIAN DESKRIPTIF
A. Standar Kompetensi
Petatar mampu memahami langkah-langkah perumusan rancangan penelitian deskriptif.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi pembelajaran 2, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian penelitian deskriptif
2. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan rancangan penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan survey.
3. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan rancangan penelitian deskriptif yang
menggunakan pendekatan studi kasus.
C. Daftar Referensi
Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: AlfabetaNasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
-------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sanapiah, Faisal (1992). Format-Format Penelitian Sosial; Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press
D. Ringkasan Materi
1. Pengertian Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif termasuk ke dalam jenis penelitian sosial, termasuk dalam meneliti
fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia. Banyak pakar penelitian memberikan
rumusan tentang pengertian penelitian deskriptif. Misalnya, Winarno Surachmad (1990: 21)
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 11/48
11
menjelaskan pengertian penelitian deskriptif sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah
jenis penelitian sosial yang ditujukan untuk mengungkap fenomena aktual, menggambarkan,
dan menganalisisnya sehingga diperoleh generalisasi umum”. Dari batasan tersebut, dapat
ditarik karakteristik penelitian deskriptif, yakni sebagai berikut.
a. Masalah yang diteliti bersifat aktual. Suatu masalah penelitian dikatakan aktual,
manakala permasalahan tersebut masih nampak eksistensinya, menjadi bagian integral dari
suatu sistem populasi. Misalnya, permasalahan aktual dalam penelitian pendidikan seperti
kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan proses belajar mengajar,
pengelolaan siswa, dan aspek lainnya yang sedang berlangsung dalam praktek pendidikan.
b. Tujuan penelitian hanya menggambarkan fenomena yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian deskriptif, yang menjadi tujuan utama adalah menggambarkan
berbagai fenomena yang menjadi obyek penelitian sehingga diperoleh makna atau
kesimpulan umum.
c. Peran peneliti dalam proses penelitian hanya sebagai observer, intervier, dan tidak
memberikan perlakuan atau manifulasi terhadap subyek penelitian. Ketika penelitian
berlangsung, peran peneliti hanya mengungkap fenomena apa adanya, dan tidak
memberikan perlakuan atau eksperimen atau manifulasi terhadap subyek penelitian,
sehingga data yang diperoleh bersifat alamiah.
2. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan
Survey
Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada sejumlah besar
individu atau kelompok; unit yang ditelaahnya, apakah individu atau kelompok, jumlahnyarelatif besar. Karena jumlah unit yang ditelaah relatif besar, tentunya mustahil untuk bisa
menelaahnya secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif seperti halnya yang
dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Pada survey, fokus perhatiannya hanya ditujukan
ke beberapa variabel saja, mengingat unit yang ditelaahnya dalam jumlah besar.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 12/48
12
Dengan survey, peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi,
apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, ataukah aspek sosial lainnya, variabel yang
ditelaah diselaraskan dengan karakteristik yang menjadi fokus perhatian survey tersebut.
Karena dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik tertentu daru suatu populasi,
maka individu atau kelompok yang diteliti haruslah bisa mewakili populasi. Artinya, individu
atau kelompok yang diteliti bersifat refresentatif. Oleh sebab itu, teknik sampling (cara
pengambilan sampel atau contoh dari individu atau kelompok yang diteliti) merupakan
persoalan penting pada setiap survey. Ini bisa dimengerti, karena hasil suatu survey tidak
hanya untuk menggambarkan karakteristik tertentu dari individu atau kelompok yang menjadi
sampel penelitian, melainkan untuk diberlakukan bagi seluruh populasi, sehingga
generalisasinya (kesimpulan) berlaku bagi seluruh anggota populasi.
Suatu survey bisa digunakan untuk tujuan-tujuan deskriptif dan juga untuk tujuan-tujuan
eksplanasi. Bila tujuannya untuk maksud eksplanasi, sudah tentu harus sampai pada
pengujian hubungan antar variabel, tidak sekedar menggambarkan karakteristik tertentu dari
suatu populasi. Survey untuk tujuan deskriptif misalnya tentang “kebiasaan membaca surat
kabar dan majalah di kalangan mahasiswa di suatu wilayah tertentu”, sedangkan survey
untuk untuk tujuan eksplanasi misalnya tentang “hubungan antara modern-tradisionalnya
nama mahasiswa dengan tinggi- rendahnya status orang tuanya”.
Dari gambaran di atas, berikut dijelaskan langkah-langkah menyusun rancangan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey.
a. Judul Penelitian
Judul penelitian dalam rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
survey, umumnya menggambarkan hubungan antar dua atau lebih variabel, dengan subyek
penelitian atau wilayah penelitian bersifat umum. Sebagai gambaran, berikut disajikan
beberapa contoh judul penelitian:
1. Hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi
mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
2. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kualitas pengelolaan
sekolah dasar se Kecamatan Andir.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 13/48
13
b. Latar Belakang Penelitian
Latar belakang penelitian menggambarkan, hal-hal yang melatarbelakangi diangkatnya
permasalahan dalam penelitian. Dalam paparan latar belakang, minimal menjelaskan tiga
poin utama, yaitu:
1. paparan normatif mengenai fenomena atau obyek yang akan diteliti.
2. paparan yang menggambarkan kondisi obyektif dari fenomena yang akan diteliti,
sehingga nampak jelas adanya kesenjangan antara harapan yang dipaparkan dalam
paragraf normatif dengan kondisi di lapangan (lokasi penelitian).
3. paparan yang menegaskan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan,
sehingga dirumuskan pernyataan pentingnya permasalahan yang akan diteliti.
Dalam paparan latar belakang, perlu juga disertakan data lapangan yang memperkuat
pentingnya permasalahan yang diangkat dalam penelitian untuk diteliti secara ilmiah. Tidak
ada ketentuan mengenai berapa jumlah paragraf yang harus ada dalam bagian latar
belakang, tetapi yang penting adalah bahwa paparan latar belakang tersebut harus
menggambarkan minimal tiga bagian sebagaimana dijelaskan di atas.
c. Rumusan Masalah
Masalah yang diteliti, bisa bersumber dari keragu-raguan atas konsep yang dipelajari dari
berbagai kejian pustaka, atau boleh juga berangkat dari hasil studi pendahuluan atau telaah
lapangan. Hal tersebut, tergantung dari pendekatan penelitian yang digunakan, apakah
menggunakan penelitian kuantitatif atau kualitatif.
Rumusan masalah penelitian, dapat dinyatakan dalam kalimat pertanyaan atau dalam
kalimat pernyataan. Sebelum sampai pada kalimat rumusan masalah, biasanya peneliti
memaparkan posisi permasalahan yang akan diteliti. Setelah jelas posisi permasalahan
yang akan diteliti, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, baik dalam kalimat
pertanyaan maupun pernyataan.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 14/48
14
Contoh rumusan masalah yang dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, misalnya “apakah ada
hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi mengajar
guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani?”. Atau rumusan masalah tersebut, dinyatakan
dalam kalimat pernyataan, misalnya dinyatakan dalam kalimat “Berdasarkan pada paparan
di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan mengungkap hubungan antara
kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah
Dasar di Kecamatan Antapani”.
d. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian
Apakah mau menggunakan pertanyaan penelitian atau hipotesis penelitian, tergantung pada
pendekatan penelitian yang akan digunakan. Untuk penelitian kualitatif misalnya, dapatmenggunakan pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran kualifikasi pendidikan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan
Antapani?
2. Bagaimana gambaran pengalaman berkerja guru-guru sekolah dasar di Kecamatan
Antapani?
3. Bagaimana gambaran kompetensi mengajar guru-guru sekolah dasar di Kecamatan
Antapani?
4. Bagaimana hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan
kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani?
Sedangkan kalau kita menggunakan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut.
Ho :
Tidak ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi
mengajar guru Sekolah
Dasar di Kecamatan Antapani.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 15/48
15
Hi :
Ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi
mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menggambarkan apa yang hendak dicapai dari penelitian yang akan
dilaksanakan. Dalam rancangan penelitian tersebut, tujuan dipaparkan dalam bentuk tujuan
umum dan tujuan khusus.
f. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menggambarkan apa yang diperoleh dari penelitian yang akan
dilaksanakan, baik dalam tataran teoretis maupun praktis. Paparan manfaat teoretis
menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang bersifat teoretis.
Manfaat teoretis dari suatu penelitian misalnya memunculkan konsep-konsep baru, baik
berupa pengertian, prinsip, maupun strategi dan teknik dari suatu konsep. Sedangkan
manfaat praktis, menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang sifatnya
praktis, seperti memberikan petunjuk teknis atau petunjuk operasional.
g. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran atau disebut juga paradigma penelitian, dan ada juga yang
menyebutnya sebagai asumsi penelitian atau anggapan dasar. Paparan dalam kerangka
pemikiran menggambarkan keterkaitan konseptual antar variabel yang diteliti.
Dalam paparan kerangka pemikiran, biasanya diakhiri dengan visualisasi dalam bentuk
bagan yang menggambarkan alur penelitian atau keterkaitan penelitian. Sedangkan
kerangka pemikiran yang menggunakan istilah asumsi penelitian atau anggapan dasar,
biasanya cukup dengan mengutif beberapa pernyataan atau batasan konseptual yang
memperkuat asumsi penelitian yang akan dilaksanakan. Batasan yang ditulis, mengutif dari
pendapat beberapa ahli atau pakar yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 16/48
16
h. Kajian Pustaka atau Landasan Teori
Paparan kajian pustaka atau landasan teori menjelaskan batasan-batasan konseptual yang
mendukung konstruksi variabel penelitian. Misalnya, penelitian berjudul “hubungan antara
kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah
Dasar di Kecamatan Antapani”, maka dalam kajian pustaka, minimal harus menjelaskan
konsep-konsep tentang: (1) guru dengan berbagai variabel penyertanya seperti kualifikasi
pendidikan dan pengalaman kerja; (2) kompetensi profesional guru.
i. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian atau ada juga yang menyebutnya sebagai prosedur penelitian, akan
memaparkan langkah-langkah operasional proses penelitian yang akan dilaksanakan. Poin-
poin yang dijelaskan dalam metodologi penelitian, adalah: metode penelitian, subyek
penelitian atau populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.
3. Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan Pendekatan Studi
Kasus
Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang penelaahanya kepada satu
kasus dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa
dilakukan terhadap individu, seperti lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis; juga
bisa dilakukan terhadap kelompok seperti yang dilakukan oleh beberapa ahli antropologi,
sosiologi, dan psikologis sosial.
Pada tipe penelitian ini, seseorang atau suatu kelompok yang diteliti permasalahannya
ditelaah secara komprehensif, mendetail, dan mendalam; berbagai variabel ditelaah dan
ditelusuri termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel yang ada. Karenanya peneliti
suatu kasus, bisa jadi melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat eksplanasi. Akan
tetapi eksplanasi yang demikian itu, tidak dapat diangkat sebagai suatu generalisasi.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 17/48
17
Latar belakang kehidupan dan lingkungan seseorang pecandu narkotika, kehidupan intern
sebuah gang, pembentukkan militansi pada suatu kelompok radikal, faktor-faktor yang
melatarbelakangi tingginya swadaya pembangunan di suatu desa, merupakan beberapa
contoh dari topik atau permasalahan yang bisa didekati melalui rancangan penelitian
deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus.
Langkah-langkah penyusunan rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan studi kasus, tidak jauh berbeda dengan rancangan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan survey sebagaimana dijelaskan di atas. Perbedaannya, terletak
pada wilayah penelitian.
Kalau pada pendekatan survey, wilayah penelitian bersifat umum dan luas, misalnya guru-
guru SD se Kecamatan tertentu sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam pendekatan
studi kasus, masalah penelitian bersifat spesifik, misalnya kinerja guru di SDN tertentu.
E. Saran-saran Implementasi
1. Strategi Implementasi
Untuk mengimplementasikan konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran 2, Anda
disarankan untuk membuat dua rancangan penelitian deskriptif (proposal penelitian), yang
mewakili pendekatan survey dan studi kasus.
2. Evaluasi Implementasi
Proposal atau rancangan penelitian yang Anda buat, diskusikan dengan kelompok belajar,
dan catat apa yang menjadi kelemahan atau kesalahan dari proposal yang Anda buat.
Kelemahan tersebut, kemudian bahas bersama pemecahan dan lakukan koreksi atau
perbaikan secara individual sesuai dengan proposal penelitian yang Anda buat.
F. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara membubuhkan tanda
silang (x) pada pilihan A, B, C atau D
1. Peran peneliti ketika proses pengumpulan data dalam penelitian deskriptif, adalah…
a. melakukan eksperimen
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 18/48
18
b. mempengaruhi respon subyek penelitian
c. mengumpulkan data tanpa memberikan manifulasi
d. mengumpulkan data dengan memberikan manifulasi
2. Yang merupakan sifat permasalahan yang dapat diteliti dengan menggunakan
pendekatan survey, adalah…
a. permasalahan bersifat umum
b. permasalahan bersifat kasuistis
c. permasalahan dapat didekati secara spesifik
d. permasalahan dapat diungkap melalui jawaban sampel penelitian
3. Kesimpulan hasil penelitian studi kasus bersifat kontekstual, yang berarti…
a. kesimpulan hanya berlaku untuk wilayah penelitian sematab. kesimpulan dapat digeneralisasi untuk wilayah penelitian lainnya
c. kesimpulan diambil dari sampel penelitian
d. kesimpulan diambil dari populasi penelitian
4. Manfaat penelitian yang bersifat teoretis, bersifat…
a. prinsip-prinsip dasar
b. petunjuk teknis
c. petunjuk pembinaan
d. petunjuk pengembangan
5. Hipotesis penelitian digunakan dalam pendekatan penelitian…
a. kualitatif
b. kuantitatif
c. survey
d. studi kasus
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 19/48
19
Kegiatan Belajar 3
RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN
A. Standar Kompetensi
Petatar mampu memahami langkah-langkah perumusan rancangan penelitian eksperimen.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi pembelajaran 3, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian penelitian eksperimen.
2. Mengklasifikasikan jenis-jenis rancangan penelitian eksperimen.
C. Daftar Referensi Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
-------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sanapiah, Faisal (1992). Format-Format Penelitian Sosial; Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press
D. Ringkasan Materi
1. Pengertian Penelitian Eksperimen
Pada penelitian eksperimen, peneliti secara sengaja memanifulasi suatu variabel
(memunculkan atau tidak memunculkan suatu variabel), kemudian memeriksa efek atau
akibat yang ditimbulkannya. Artinya, melalui eksperimen, ingin diketahui “apakah yang akan
terjadi jika suatu variabel dikontrol atau dimanifulasikan secara terkendali?”. Asumsinya, jika
terdapat dua situasi atau kondisi yang keadaannya serba sama, kemudian kepada salah
satunya ditambahkan atau dikurangi satu elemen, maka perbedaan yang berkembang di
antara kedua situasi atau kondisi tersebut merupakan akibat dari elemen yang ditambahkan
(atau dikurangi) tadi.
Sejalan dengan asumsi tadi, pada suatu eksperimen lazimnya terdapat “kelompok kontrol”
dan terdapat “kelompok eksperimen”. Katakanlah ingin mengetahui efektivitas penyuluhan
melalui metode permainan simulasi. Untuk mengujinya, dipilih dua buah kelompok sasaran
yang keadaannya relatif sama; pada keduanya diberikan penyuluhan mengenai materi yang
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 20/48
20
sama; oleh tenaga penyuluh di “kelompok kontrol” digunakan metode penyuluhan
konvensional, yaitu ceramah, sedangkan tenaga penyuluh di “kelompok eksperimen”
diadakan pre tes (untuk mengetahui taraf penguasaan mereka mengenai materi yang akan
disuluhkan) dan pos tes (untuk mengetahui penguasaan mereka setelah berakhirnya
penyuluhan mengenai materi yang telah disuluhkan). Pola rancangan tersebut, dapat Anda
pahami dalam gambar berikut:
Menggunakan Metode Penyuluhan Konvensional
Sebelum Penyuluhan Sesudah Penyuluhan
Kelompok KontrolPenguasaan materi
(Waktu I)Penguasaan materi
(Waktu II)
Kelompok EksperimenPenguasaan materi
(Waktu I)Penguasaan materi
(Waktu II)
Menggunakan Metode Permainan Simulasi
Sekiranya metode permainan simulasi lebih efektif dari metode konvensional (ceramah),
maka rata-rata perolehan kelompok eksperimen (penguasaan waktu II – Penguasaan waktu
I), akan lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata perolehan kelompok
kontrol (penguasaan materi waktu II – penguasaan materi waktu I). Tapi andaikan rata-rata
perolehan (penguasaan materi) tidak berbeda secara signifikan di antara “kelompok kontrol”
dengan “kelompok eksperimen”, berarti tidak ada perbedaan efektivitas antara metode
penyuluhan konvensional dengan metode penyuluhan yang menggunakan permainan
simulasi.
Rancangan penelitian eksperimen juga merupakan pendekatan dalam penelitian yang
dimaksudkan untuk menarik generalisasi; untuk membangun dan mengembangkan teori.
Karenanya, teknik pengambilan sampel baik untuk kelompok kontrol maupun eksperimen,
merupakan persoalan yang harus dipertimbangkan sedemikian rupa, sehingga kekuatan
generalisasinya dapat diandalkan. Di samping itu, eksperimen dalam “dunia sosial” juga
dihadapkan pada persoalan validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkaitan dengan keterandalan dalam mengendalikan situasi/latar (setting)
eksperimen, sehingga proses dan hasil eksperimen benar-benar bersih dari pengaruh
variabel imbuhan (extraneous variable). Bila validitas internal ini hendak dicapai secara
sempurna, mau tidak mau latar eksperimennya menjadi sangat artifisial (sangat buatan);
efek yang ditimbulkan oleh suatu variabel yang dieksperimenkan, memang bisa diketahui
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 21/48
21
secara lebih cermat. Akan tetapi, karena latar eksperimennya sangat terkendali (berarti
semakin jauh dari situasi wajar di masyarakat), maka hasilnya belum tentu cocok dan
terandalkan manakala diterapkan dalam situasi wajar (bukan buatan) di masyarakat.
Sebaliknya, bila validitas eksternal yang dipentingkan, maka apa yang berlaku dan
ditemukan sebagai hasil kesimpulan eksperimen, juga diharapkan berlaku juga dalam situasi
lain di liar eksperimen (berlaku umum di masyarakat). Konsekuensinya, situasi atau latar
eksperimen haruslah lebih wajar (tak terlampau buatan); mau tidak mau intervensi variabel
imbuhan tak dapat sepenuhnya dikendalikan (berarti mengorbankan kepentingan validitas
internal). Dilema tersebut seyogyanya menjadi pertimbangan peneliti di dalam merancang
suatu eksperimen, sehingga sisi pengendalian tak terabaikan, dan sisi “kepentingan
generalisasi” juga tak terkorbankan.
2. Jenis-jenis Rancangan Penelitian Eksperimen
Suatu penelitian eksperimen pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui efek yang
ditimbulkan (efek atau akibat pada variabel bebas) yang dilakukan secara terkontrol atau
terkendali. Dengan eksperimen, diharapkan bisa ditentukan efek variabel bebas terhadap
variabel tergantung, dimana pengaruh variabel-variabel lain dieliminasi sedemikian rupa
secara terkontrol. Oleh karena itu, sebagaimana dinyatakan oleh Nan Lin, bahwa suatu
eksperimen yang baik, harus mengandung tiga elemen dasar, yaitu: (1) merandom
subjek/kelompok yang dikenai eksperimen; (2) mengontrol peluang pengaruh variabel-
variabel imbuhan atau extraneous variables; dan (3) manipulasi variabel bebas.
Merandom subjek-subjek yang tersebar ke dalam kelompok-kelompok yang dikenai
eksperimen, dimaksudkan supaya pengaruh variabel lain terhadap variabel bebas dari
variabel terikat, bisa dengan sendirinya terdistribusi ke setiap kelompok yang dikenai
eksperimen, ia akan berpengaruh pada semua kelompok yang dikenai eksperimen.
Variabel-variabel imbuhan yang diketahui berpotensi untuk mempengaruhi variabel bebas
atau variabel terikat, atau kedua-duanya (sejalan dengan teori atau hasil-hasil penelitian
yang ada), sebaiknya dikontrol dan diperhitungkan di dalam menyusun rancangan
eksperimentasi.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 22/48
22
Manipulasi variabel bebas merupakan pembeda utama antara metode eksperimen dengan
metode lainnya di dalam cara mengumpulkan data. Pada eksperimen, variabel bebas
dimanipulasikan secara sengaja, yang dengan manipulasi itu terbedakan variasi treatmen
eksperimental (variabel bebas); dan variasi treatmen terhadap variabel terikat.
Ketiga karakteristik tadi (randomisasi, kontrol, dan manipulasi), membuat demikian
handalnya suatu eksperimen untuk menguji hipotesis, oleh karena kesanggupannya yang
sedemikian rupa untuk “menyendirikan” variabel bebas dan variabel terikat; ada
pengeliminasian dan pengontrolan pengaruh dari variabel-variabel lain
Rancangan dasar suatu eksperimen mengandung langkah-langkah berikut.
a. menyeleksi dan merandom subjek-subjek ke dalam kelompok-kelompok yang akan
dikenai eksperimen;
b. pengukuran pretes terhadap variabel terikat;
c. pemberian treatmen yang berbeda kepada kelompok-kelompok yang dikenai
eksperimen atau memanifulasi variabel bebas; dan
d. pengukuran pascates terhadap variabel tergantung.
Langkah-langkah tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam gambar berikut.
Rancangan dasar sebagaimana yang digambarkan di atas, aplikasinya bisa sangat
bervariasi, mulai dari corak rancangan yang sangat kompleks (rancangan faktorial
kompleks).
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 23/48
23
Sebagai gambaran, berikut disajikan beberapa jenis rancangan penelitian eksperimen.
a. Rancangan Pra-Eksperimen
1) Studi Kasus Satu Kali Perlakuan (T O)
Rancangan ini dilakukan pada kelompok yang sudah ada, peneliti tinggal memberikan
treatmen eksperimental, dan setelah itu diobservasi (atau dites) bagaimana hasil treatmen
tadi. Penyuluh KB di desa misalnya, mengumpulkan ibu-ibu PKK, lalu diajak bermain
simulasi yang materinya berkenaan dengan KB. Setelah bermain simulasi, ibu-ibu PKK tadi
dites “daya serapnya” terhadap pesan-pesan KB yang telah dibahas melalui permainan
simulasi. Rata-rata daya serap ibu-ibu PKK (dari hasil tes, katakanlah 70% daya serapnya),
diperkirakan sebagai efek dari metode permainan simulasi (treatmen eksperimental) yang
dilakukan peneliti. Dengan hasil eksperimentasi itu, si penyuluh KB berkesimpulan bahwa
metode permainan simulasi di dalam penyampaian pesan-pesan KB adalah cukup efektif
(efektivitastasnya mencapai 70%).
Kesimpulan tadi (hasil eksperimentasi satu kali perlakuan tadi) tentunya sangat naif. Sebab
kita tidak tahu, bagaimana sesungguhnya “kondisi awal” mereka yang dikenai treatmen
eksperimental tadi, siapa tahu skor tes mereka juga bisa tinggi meskipun tanpa diberikan
treatmen.
2) Rancangan Pretes – Pascates pada Kelompok Tunggal (0 -1 T 0 – 2)
Rancangan ini menggunakan kelompok yang sudah ada (satu kelompok), peneliti
melakukan pretes terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan pemberian treatmen
eksperimental, dan setelah itu dilakukan pascates. Selisih antara skor/hasil 0 – 2 dengan
skor/hasil 0 – 1 (0-2 – 0-1), dinilai sebagai efek atau pengaruh dari treatmen eksperimental
yang diberikan.
Temuan dari rancangan ini jelas lebih baik dari rancangan pertama tadi yang tanpa pretes.
Akan tetapi, hasilnya juga tetap banyak kelemahan. Sebab efek terhadap variabel terikat
(katakanlah “daya serap” terhadap pesan-pesan KB) bisa juga karena pengaruh dari pretes
yang dilakukan sebelumnya); lebih-lebih dengan tiadanya bandingan dari kelompok lain dan
treatmen yang lain.
3) Rancangan Perbandingan Pada Kelompok Statik
T 0
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 24/48
24
--------------
0
Pada rancangan ini, ada kelompok yang diberikan treatmen eksperimental, dan ada
kelompok lainnya yang tak diberikan treatmen, dua-duanya adalah kelompok yang sudah
ada. Seorang peneliti, katakanlah mencoba menguji pengaruh pemutaran film perjuangan
kepada murid kelas III di suatu SMA. Untuk itu, film perjuangan diputarkan di hadapan
murid-murid tersebut, dan setelah itu mereka dites sikap kejuangannya. Pada sisi lain, murid
kelas III di SMA lain, dites sikap kejuangannya tanpa diputarkan film perjuangan. Hasilnya,
katakanlah sikap kejuangan mereka yang telah melihat film jauh lebih baik dibandingkan
dengan sikap kejuangan mereka yang tidak melihat film. Dengan hasil itu, peneliti
menyimpulkan bahwa pemutaran film perjuangan akan berefek positif dalam meningkatkan
sikap kejuangan siswa di sekolah
Temuan rancangan ini juga masih sangat naif, karena sama sekali tidak ada informasi
tentang bagaimana sikap kejuangan kedua kelompok tersebut sebelumnya memang sudah
berbeda sikap kejuangannya; atau sikap kejuangan kelompok yang diberikan treatmen
eksperimental, jangan-jangan sebelumnya juga sudah baik, sehingga sikap kejuangannya itu
bukanlah akibat atau efek dari film perjuangan yang diputarkan di hadapan mereka.
b. Rancangan Kuasi Eksperimen
1) Rancangan Pretes – Pascates Pada Kelompok Tak Ekuivalen
0-1 T-1 0-2
--------------------
0-1 T-1 0-2
Pada rancangan ini, ada kelompok yang diberikan treatmen eksperimental (T-1), ada ada
kelompok lain diberikan treatmen lain sebagai kontrol/ pembandingnya; pada kedua
kelompok dilakukan pretes dan juga pascates; kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol menggunakan kelompok-kelompok yang sudah ada
Untuk sekedar contoh, katakanlah seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh/efektivitas
dari penataran P4 model konvensional. Model partisipatif dikenakan pada pengurus KNPI di
kecamatan A, sedang model konvensional dikenakan pada pengurus KNPI kecamatan B.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 25/48
25
Pada kedua penataran tersebut, pesertanya diberikan materi penataran yang sama, hanya
saja metodenya berbeda; yang satu lebih partisipatif dan satunya lagi lebih indoktrinatif;
pada keduanya diberikan pretes dan pascates. Perbedaan rata-rata perolehan (0-2 – 0-1)
antara kelompok A dengan kelompok B, disimpulkan sebagai efek atau pengaruh dari
berbedanya model/metode penataran yang digunakan.
Temuan yang djhasilkan dari rancangan ini, kelemahannya terletak pada tidak ekuivalennya
(tak ada jaminan ekuivalen) dari subjek-subjek yang tersebar di kedua kelompok tadi. Siapa
tahu, pada kelompok yang satu orangnya lebih “berbobot”, sedangkan di kelompok satunya
lagi tidak demikian.
2) Rancangan Pretes – Pascates dengan Materi Ekuivalen pada Kelompok Tunggal
Ma 0-1 T-1 0-2 Mb 0-1 T-2 0-2Pada rancangan ini peneliti hanya menggunakan satu kelompok. Kelompok tersebut dikenai
dua treatmen, yaitu treatmen eksperimental pada putaran I, dan treatmen
kontrol/pembanding pada putaran II; di setiap putaran dilaksanakan pretes dan pascates.
Untuk sekedar contoh, katakanlah seorang guru SD kelas V ingin mencoba menguji
efektivitas metode ceramah yang disertai alat peraga; pengontrolnya adalah penggunaan
metode ceramah dengan tidak disertai penggunaan alat peraga. Karena murid yang akan
dikenai treatmen di putaran I dan putaran II adalah sama, maka materi yang diajarkan
haruslah berbeda (pokok bahasan) antara di putaran I dengan putaran II, akan tetapi harus
setara, baik jumlah maupun tingkat kesukarannya. Metode ceramah yang disertai bantuan
alat peraga digunakan pada putaran I, dan pada putaran II, guru hanya menggunakan
metode ceramah biasa (tanpa bantuan alat peraga).
Dari eksperimen tersebut, katakanlah ditemukan bahwa rata-rata perubahan murid lebih
tinggi pada materi yang diajarkan dengan metode ceramah yang disertai bantuan alat
peraga, dibandingkan dengan rata-rata perolehan murid ketika diajar dengan metode
ceramah biasa (tanpa bantuan alat peraga). Dengan hasil itu, guru menyimpulkan bahwa
metode ceramah yang disertai alat peraga lebih efektif di dalam meningkatkan daya serap
siswa terhadap materi pelajaran dibandingkan dengan metode ceramah biasa (tanpa alat
peraga).
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 26/48
26
Dalam rancangan ini, yang patur dipersoalkan adalah: apakah materi putaran I dan putaran
II benar-benar bisa dipertanggungjawabkan keseteraannya (ekuivalensinya)?; apakah alat
evaluasinya juga benar-benar setara juga tingkat kesukarannya?; dan apakah hasil dan
pengalaman putaran I tidak turut mempengaruhi murid dan juga guru dalam mensikapi
eksperimentasi putaran II?
Pada rancangan ini, supaya hasil/temuannya lebih dapat diandalkan, peneliti dapat
melakukan rangkaian replikasi (disebut dengan istilah rotasi) misalkan rotasinya 4 putaran
sebagai berikut.
01 T-1 0-2 01 T-1 0-2 01 T-1 0-2 01 T-1 0-2
Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3 Putaran 4
Dengan rangkaian replikasi (rotasi) tersebut, hasil/temuannya memang akan lebih
meyakinkan. Hanya saja, ekuivalensi
materi dan kondisi pada putaran eksperimen dan putaran kontrol perlu benar-benar
diupayakan.
c. Rancangan Eksperimen yang Sebenarnya
1) Rancangan Pascates Pada Kelompok EkuivalenR T-1 0
------------------
R T-2 0
Pada rancangan ini, ada kelompok eksperimen dan ada kelompok kontrol. Pada kelompok
eksperimen dikenai treatmen TI dan pada kelompok kontrol dikenai treatmen T-2. Pemilihan
subjek ke dalam kedua kelompok yang dikenai eksperimen menggunakan proses
randomisasi. Dengan begitu, sesuai dengan asumsi randomisasi, kedua kelompok yang
dikenai eksperimen adalah ekuivalen.
Untuk sekedar contoh, baiklah kita lanjutkan dengan contoh penataran P4 bagi pengurus
KNPI di suatu kecamatan. Seluruh peserta penataran dirandom, baik untuk memilih subjek
pada kelompok eksperimen maupun subjek pada kelompok kontrol. Dari hasil
pengelompokkan secara random tersebut, kemudian kelompok eksperimen diberikan
penataran P4 dengan menerapkan “model partisipatif“, dan kepada kelompok kontrol
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 27/48
27
diberikan penataran dengan menerapkan “model indruktrinatif“. Setelah itu, kedua kelompok
tadi di tes tingkat penguasaan atau pemahaman mereka terhadap materi P4 yang ditatarkan.
Perbedaan rata-rata penguasaan peserta antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol, disimpulkan sebagai gambaran perbedaan efektivitas antara “model penataran
partisipatif “ dengan “ model penataran induk trinatif”. Asumsinya,kalau kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol, subjek-subjeknya dipilih secara random dari populasi
yang sama, maka biji rata-ratanya akan sama pula; kalau terjadi perbedaan biji rata-rata
yang signifikan, maka sebabnya adalah karena perbedaan model penataran yang digunakan
pada kedua kelompok tadi.
2) Rancangan Pascates Pada Kelompok Ekuivalen yang Dijodohkan
J T-1 0
------------------
J T-2 0
Keterangan:
J = menunjukkan adanya langkah penjodohan subyek yang
dikenai tes atau observasi
Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan pertama yang baru disebutkan tadi.
Perbedaannya hanyalah terletak pada teknik yang digunakan di dalam upaya
mengekuivalenkan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada rancangan ini,
bukan proses randomisasi yang digunakan, melainkan menggunakan kelompok yang sudah
ada, akan tetapi subjek yang dikenai pascates terbatas pada subjek-subjek yang dapat
dijodohkan.
Untuk jelasnya, baiklah kita lanjutkan dengan contoh penggunaan metode ceramah dengan
bantuan alat peraga di dalam mengajarkan pelajaran sejarah di kelas V SD; kontrolnya
adalah penggunaan metode ceramah biasa yang tidak disertai penggunaan alat peraga.
Untuk eksperimen tersebut, kita pilih kelas V di sekolah A (guna menerapkan metode
ceramah dengan penggunaan alat peraga), dan kita pilih kelas V di sekolah B (hanya
memekai ceramah saja, tanpa penggunaan alat peraga). Karena kedua kelas tadi belum
tentu ekuivalen, maka perlu dilakukan langkah-langkah guna mengekuivalenkan subjek-
subjek yang akan dikenai pascates diakhir tritmen. Adapun langkahnya ialah “menjodohkan”
subjek pada sekolah A dengan subjek di sekolah B. penjodohan itu didasarkan pada hasil
tes atau observasi pada keseluruhan subjek di kedua kelas pada kedua sekolah tadi. Dari
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 28/48
28
hasil observasi dapat kita ketahui, Misalnya tingkat IQ, status sosial ekonomi orang tua,
prestasi belajar di kelas IV, dan kerajinan belajar di rumah untuk masing-masing subjek di
kedua kelas/sekolah bersangkutan. Subjek-subjek pada sekolah A yang tingkat IQ, status
social ekonomi orang tua, prestasi belajar di kelas IV dan kerajinan belajar di rumahnya
relatip sama dengan subjek-subjek di sekolah B, di jodohkan satu sama lain. Mereka yang
tak dapat di jodohkan, berarti tak akan di perhitungkan di dalam evaluasi atau tes di akhir
tritmen. Subjek-subjek yang telah di jodohkan itu diberikan tritmen dan pascates di kelas/
sekolahnya masin-masing, dan kedua kelas/ sekolah tersebut keadaannya sudah terhitung
ekuivalen.
Karena kedua kelas/sekolah tadi telah terhitung ekuivalen (akibat langkah penjodohan yang
dilakukan), maka perbedaan biji rata-rata antara kelas v sekolah A dengan kelas V sekolah
B, bukanlah karena variabel lain, melainkan karena perbedaan tritmen pada kedua
kelas/sekolah tersebut.
Bisa juga pola rancangan kedua ini digabung dengan pola rancangan pertama tadi (berarti
menambahkan program proses randomisasi subjek-subjek yang dikenai eksperimen),
sehingga pola rancangannya menjadi:
R J T-1 O
--------------------------
R J T-2 O
3) Rancangan Pretes – Pascates Pada Kelompok Ekuivalen
R 0-1 T-1 0-2
-----------------------------
R 0-1 T-2 0-2
Rancangan ini pada dasarnya sama dengan rancangan pertama (pascates pada kelompok
ekuivalen), hanya saja ditambahkan adanya prates sebelum pelaksanaan tritmen. Dengan
demikian, efek tritmen masing-masing kelompok diperhitungkan dari pengurangan hasil 0-2
dengan hasil 0-1 (0-2 – 0-1). Pengaruh atau efek variabel bebas terhadap variabel
tergantung diperhitungkan dari perbedaan efek dari tritmen pada kelompok eksperimen
dengan efek darii tritmen pada kelompok kontrol.
4) Rancangan Pretes – Pascates Pada Kelompok Ekuivalen yang Dijodohkan
J 0-1 T-1 0-2
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 29/48
29
-----------------------------
J 0-1 T-2 0-2
Rancangan ini pada dasarnya sasa dengan rancangan kedua (rancangan pascates pada
kelompok ekuivalen yang dijodohkan), hanya saja ditambahkan adanya prates sebelum
pelaksanaan tritmen. Dengan demikian, efek tritmen di masing-masing kelompok (kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol) diperhitungkan dari pengurangan hasil 0-2 dengan hasil
0-1 (0-2 –0-1). Pengaruh atau efek dari variabel bebas terhadap variabel tergantung
diperhitungkan berdasarkan perbedaan efek dari tritmen pada kelompok eksperimen dengan
efek dari tritmen pada kelompok kontrol. Rancangan ini bisa juga ditambahkan unsur dan
randomisasi di dalam proses penyeleksian subjek yang di kenai eksperimen, sehingga pola
rancangan menjadi:
R J 0-1 T-1 0-2
------------------------------------
R J 0-1 T-2 0-2
5) Rancangan Kelompok Solomon
Rancangan Tiga Kelompok:
R 0-1 T-1 0-2
----------------------------
R 0-1 T-2 0-2
----------------------------
R T-1 0
Rancangan Empat Kelompok:
R 0-1 T-1 0-2
----------------------------
R 0-1 T-2 0-2
----------------------------
R T-1 0
----------------------------R T-2 0
Rancangan kelompok Solomon, pada dasarnya merupakan upaya untuk lebih
“menjernihkan” pengaruh tritmen eksperimental terhadap variabel tergantung, yaitu dengan
jalan memperhitungkan kemungkinan pengaruh dari adanya prates. Karenanya, baik pada
rancangan tiga kelompok maupun pada rancangan empat kelompok, sesungguhnya
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 30/48
30
terdapat “dua” eksperimen.
Pada rancangan tiga kelompok misalnya, terdapat eksperimentasi T-1 dan T-2 yang kedua-
duanya memakai krates (kelompok pertama dengan kelompok kedua). Juga terdapat
eksperimentasi T-1 dan T-2, dimana T-2-nya memakai prates, sedangkan T-1-nya tidak
memakai prates (kelompok kedua dan ketiga). Jika pada kedua eksperimentasi itu tetap
menunjukkan “Unggulnya” efek T-1 dibandingkan T-2, berarti efeknya terhadap variabel
tergantung tidak dipengaruhi oleh kondisi eksperimental (dalam hal ini adanya prates).
Juga demikian halnya pada rancangan empat kelompok pada rancangan empat kelompok,
terlihat adanya dua eksperimentasi juga, yaitu eksperimentasi efek T-1 dan T-2 yang kedua-
duanya memakai prates (terlihat pada kelompok pertama dan kedua); dan eksperimentasi
efek T-2 dan T-2 yang kedua-duanya tanpa didahului oleh prates (terlihat pada kelompok
ketiga dan keempat). Jika pada kedua eksperimentasi tersebut menunjukkan “Unggulnya”
pengaruh T-1 dibandingkan efek T-2, maka jelas, hasil tersebut tidak dipengaruhi oleh ada
atau tidak adanya prates.
d. Rancangan Eksperimen Faktorial
1. Rancangan eksperimen factorial sederhana
Pada rancangan factorial, peneliti memanipulasi dua atau lebih variabel secara simulkan.
Lain halnya dengan rancangan sebelumnya, yang hanya memanipulasi satu variabel
(variabel tunggal); lalu variabel tersebut diuji efek atau pengaruhnya pada variabeltergantung.
Untuk mengetahui efektivitas “model penataran” misalnya, sesungguhnya ada banyak
variabel lain yang patut diperhitungkan, yang juga mempunyai pengaruh terhadap daya
serap peserta penataran pada bahan atau materi yang ditatarkan (variabell tergantung);
misalnya tingkat pendidikan peserta, tingkat IQ peserta, pengalaman berorganisasi peserta,
dan sebagainya. Karenanya, manipulasi variabel tunggal sebagaimana pada rancangan
sebelumnya, selama ini banyak dikritik oleh para ahli. Untuk memperhitungkan dan
memanipulasi beberapa variabel secara simultan, peneliti dapat menggunakan rancangan
faktorial.
Rancangan Faktorial, peneliti memanipulasi dua atau lebih variabel secara simultan. Lain
halnya dengan rancangan sebelumnya, yang hanya memanipulasi satu variabel (varibel
tunggal); lalu variabel tunggal tersebut diuji efek atau pengaruhnya pada variabel.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 31/48
31
Untuk mengetahui efektivitas “model penataran” misalnya, sesungguhnya ada banyak
variabel lain yang patut diperhitungkan, yang juga mempunyai pengaruh terhadap daya
serap peserta penataran pada bahan atau materi yang ditatarkan (variabel tergantung);
misalnya tingkat pendidikan peserta, tingkat IQ peserta, pengalaman berorganisasi peserta,
dan sebagainya. Karenanya, selama ini banyak dikritik oleh para ahli. Untuk
memperhitungkan dan memanipulasi beberapa variabel secara simultan, peneliti dapat
menggunakan rancangan factorial.
Rancangan factorial, bergerak dari yang sangat sederhana hingga ke yang sangat pelik atau
kompleks. Sederhana atau kompleksnya tergantung pada jumlah variabel yang
dimanipulasikan.
Rancangan factorial yang sangat sederhana adalah rancangan 2 kali 2 (2 X 2). Padarancangan ini, ada dua variabel bebas yang dimanipulasikan, dan masing-masing variabel
mempunyai dua nilai, sehingga menjadi 2 X 2 (ada empat kotak atau sel eksperimentasi).
Untuk jelasnya, katakanlah seorang peneliti ingin menguji efek atau pengaruh “model
penataran” terhadap daya serap pesertanya pada materi yang ditatarkan. Disini, si peneliti
ingin mengetahui pengaruh variabel atribut berserta (dalam hal ini di batasi pada variabel
tingkat pendidikan formal peserta) terhadap daya serap pada materi penataran (variabel
tergantung). untuk itu, rancangan eksperimen/faktorialnya menjadi sebagai berikut.
Variabel EksperimentalPartisipatif Induktrinatif
Variabel Atribut Peserta
PendidikanCukup/tinggi
Sel 1 Sel 2
Pendidikan rendah Sel 3 Sel 4
Pada rancangan ini, variabel bebas yang di manipulasi disebut variabel eksperimental,
sedangkan variabel bebas yang kedua (tingkat pendidikan petatar )disebut variabel
atribut.Efek atau pengaruh tritmen eksperimental terhadap variabel yang lain.
Untuk contoh efektivitas model penataran misalnya, petar yang berpendidikan cukuo/tinggi,
sebagainya dikenai tritmen “model penataran partisipatif”, dan sebagian lainnya dikenai
tritmen “model penataran induktrinatif”; begitu pula halnya dengan petatar yang
berpendidikan rendah. Dengan “penataan” seperti itu, nantinys sksn diketahui,apakah
“model penataran partisipasif”, memang lebih efektif dibandingkan dengan “model
indoktrinatif”, baik untuk petatar yang berpendidikan cukup/tinggi maupun untuk petatar yang
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 32/48
32
berpendidikan rendah; mungkin saja, model partisipatif hannya efektif untuk mereka yang
berpendidikan cukup/tinggi, dan tidak berlaku untuk mereka yang berpendidikan rendah. Hal
yang demikian itu, akan dapat diketahui melalui rancangan factorial sebagaimana yang
digambarkan di atas.
2. Rancangan Faktorial Kompleks
Rancangan factorial dapat sekaligus mencakup beberapa variabel bebas, di mana masing-
masing variabel bebas juga dapat mempunyai beberapa tingkat. Kalau pda rancangan
factorial sederhana tadi, bisa disebut dengan rancangan 2 X 2, maka pada rancangan yang
lebih kompleks, rancangannya bisa 2 X 3, atau 2 X 4; bisa juga rancangan 2 X 2 X 2, atau 2
X 3 X 2, atau 2 X 3 X 3, atau 2 X 3 X 4, dan sebagainya.
Untuk sekedar contoh dari rancangan yang cukup, kompleks, misalnya rancangan 2 X 2 X 3.
dalam hubungan ini, katakanlah seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh pengajaran
melalui modul (dibandingkan dengan pengajaran konvensional) terhadap prestasi belajar
murid-murid SMA Kelas II. Variabel adalah: Tingkat IQ siswa (terbagi kedalam 2 tingkatan,
yaitu yang ber -IQ tinggi yang ber-IQ biasa), beserta status sosial ekonomi orang tua siswa
(terbagi kedalam tiga tingkatan, yaitu mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya
tergolong tinggi, menengah, dan rendah).
kombinasinya menjadi sebagai berikut.
Variabel Attribut Siswa Variabel Eksperimental
Tingkat IQ Status Sosial Ekonomi Ortu Pengajaran dengan modul Pengajaran konvensional
Tinggi
Tinggi Sel 1 Sel 2
Menengah Sel 3 Sel 4
Rendah Sel 5 Sel 6
Biasa
Tinggi Sel 7 Sel 8
Menengah Sel 9 Sel 10
Rendah Sel 11 Sel 12
Kompleksitas rancangan eksperimen, tentunya akan berakibat pada tingkat kesukaran
pelaksanaan eksperimentasi itu sendiri, dan tingkat kecanggihan ujistatistik yang mesti di
lakukan. Hal ini tentu saja mesti di pertimbangkan oleh seorang peneliti. Khusus mengenai
uji statistik, dengan adanya peralatan komputer yang semakin canggih, barangkali bisa amat
membantu.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 33/48
33
Di dalam memilih rancangan eksperimen, peneliti perlu memperhitungkan factor-faktor yang
lazimnya bisa mengancam validitas eksperimen (faktor-faktor yang bisa mempengaruhi
kemurnian efek variabel ekperimental terhadap variabel tergantung). Setidak-tidaknya ada
enam factor yang patut dipertimbangkan, yaitu:
a. Efek pengukuran prates. Pengukuran prates, bisa jadi akan mempengaruhi
kepekaan subjek yang dikenai eksperimen, baik terhadap tritmen yang akan diberikan
maupun terhadap pascates yang akan diberikan.
b. Efek waktu. Karena eksperimen berlangsung dalam suatu periode waktu tertentu,
didalam jangka waktu itu, bisa jadi ada peristiwa-peristiwa berarti, dan juga
berlangsung proses pada diri subjek untuk semakin matang (maturation), yang
barangkali juga akan mempengaruhi respons mereka pada saat pascates.
c. Efek interaksi antara pengukuran prates dengan apa yang muncul atau terjadi dari
efek waktu tadi
d. Efek interaksi antara pengukuran prates dengan tritmen yang dikenakan pada subjek
eksperimen iti sendiri.
e. Efek interaksi antara tritmen dengan apa yang muncul atau terjadi secara tak
terkontrol selama berlangsung eksperimen (efek waktu).
f. Efek interaksi anatara pengukuran prates dengan tritmen dan apa yang terjadi
secara tak terkontrol selama berlangsungnya eksperimen (efek waktu).
E. Saran-saran Implementasi
1. Strategi Implementasi
Untuk mengimplementasikan konsep mengenai rancangan penelitian eksperimen, buatlah
satu jenis proposal penelitian eksperimen. Jenis rancangan penelitian eksperimen, silahkan
Anda pilih sesuai dengan rincian yang ada dalam kegiatan pembelajaran 3.
2. Evaluasi Implementasi
Proposal atau rancangan penelitian yang Anda buat, diskusikan dengan kelompok belajar,
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 34/48
34
dan catat apa yang menjadi kelemahan atau kesalahan dari proposal yang Anda buat.
Kelemahan tersebut, kemudian bahas bersama pemecahan dan lakukan koreksi atau
perbaikan secara individual sesuai dengan proposal penelitian yang Anda buat.
F. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara membubuhkan tanda
silang (x) pada pilihan A, B, C atau D
1. Yang merupakan karakteristik utama dari rancangan penelitian eksperimen, adalah…
a. adanya perlakuan terhadap sampel penelitian
b. data bersifat nominal
c. lebih dari tiga variabel
d. sampel di atas 30 (N>30)
2. Seorang peneliti memberikan perlakuan atau eksperimen tertentu kepada kelompok yang
telah ada. Kemudian menilai
perilaku yang muncul dari kelompok tersebut, dan diasumsikan bahwa skor yang muncul
sebagai efek dari perlakuan yang dilakukannya. Penelitian tersebut, menggunakan
rancangan penelitian eksperimen jenis…
a. studi kasus satu kali perlakuanb. kuasi eksperimen
c. eksperimen faktorial
d. pre tes – pascates dalam kelompok ekuivalen
3. Formula 0-1 T 0-2, menggambarkan rancangan penelitian eksperimen jenis…
a. perbandingan pada kelompok statik
b. pre tes – pasca tes pada kelompok tunggal
c. pre tes – pasca tes pada kelompok ekuivalen
d. pre tes – pasca tes pada kelompok tidak ekuivalen
4. Pengaruh metode demontrasi terhadap tingkat penguasaan materi pada siswa sekolah
dasar. Manakah yang termasuk ke dalam variabel bebas?
a. metode
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 35/48
35
b. metode demostrasi
c. tingkat penguasaan materi
d. pengaruh
5. Peneliti ingin mengungkap pengaruh variabel bebas yang mengandung beberapa
tingkatan terhadap variabel terikat, sebaiknya menggunakan rancangan penelitian
eksperimen…
a. faktorial tunggal
b. faktorial kompleks
c. kuasi eksperimen
d. pretes – pascates kelompok tunggal
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 36/48
36
Kegiatan Belajar 4
RANCANGAN PENELITIAN KUALITATIF
A. Standar Kompetensi
Petatar mampu memahami langkah-langkah perumusan rancangan penelitian kualitatif.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi pembelajaran 4, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian penelitian kualitatif.
2. Menjelaskan ciri-ciri rancangan penelitian kualitatif.
3. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan rancangan penelitian kualitatif.
C. Daftar Referensi
Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
-------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sanapiah, Faisal. (1982). Format-Format Penelitian Sosial; Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press.
D. Ringkasan Materi
1. Pengertian Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif disebut juga penelitian fenomenologis, yang berarti bahwa rancangan
penelitian kualitatif memfokuskan pada upaya menggali data lapangan yang bersifat
fenomena untuk selanjutnya dirumuskan makna atas fenomena yang ditelitinya. Nasution
(1998: 23), menyebut penelitian kualitatif dengan istilah penelitian naturalistik, yang berarti
bahwa rancangan penelitian kualitatif memfokuskan pada upaya menggali data lapangan
yang bersifat natural atau alamiah. Yang dimaksud dengan data natural, adalah data atau
informasi yang disajikan dalam laporan penelitian kualitatif menggambarkan fenomena yangseadanya atau aslinya.
Mengapa data yang disajikan dalam penelitian kualitatif bersifat natural? Hal tersebut,
mengingat peran peneliti dalam proses pengumpulan data tidak memberikan perlakuan atau
manifulasi terhadap perilaku subyek penelitian. Peran peneliti dalam penelitian kualitatif
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 37/48
37
hanyalah menggali data lapangan apa adanya, baik melalui wawancara atau observasi pasif
atau partisipatif, dan telaah dokumentasi.
2. Karakteristik Rancangan Penelitian Kualitatif
Bogdan dan Biklen (1982: 29) mengemukakan ada lima karakteristik sebagai berikut:
a. Qualitative has the natural setting as direct source of data and researcher is the key
instrument;
b. Qualitative research is descriptive. The data collected are in the form of word or picture,
rather than numbers;
c. Qualitative research are concerned with process rather than simply with out comes or
products;
d. Qualitative researcher tend to analize there data inductively; ande. Meaning is of essential consern to kualitative approach.
Dari pendapat di atas dikemukakan bahwa karakteristik penelitian kualitatif adalah: (1)
Kualitatif merupakan seting alamiah sebagai sumber data langsung dan peneliti menjadi
instrumen utamanya, (2) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berupa
kata-kata dan gambar, bukan berupa angka-angka, (3) Penelitian kualitatif berkenaan
dengan proses bukannya semata-mata hasil atau produk, (4) Penelitian kualitatif
mengutamakan pengolahan data secara umum terlebih dulu, (5) Makna merupakan
perhatian utama dalam penelitian kualitatif.
Prosedur penelitian kualitatif tidak mempunyai pola baku. Penelitian kualitatif mengumpulkan
dan mencatat data secara terperinci dari berbagai masalah yang berhubungan dengan objek
penelitian. Pelaksanaan pengambilan data tersebut langsung dilakukan oleh peneliti sendiri
dengan melakukan pengamatan dan langsung berpartisipasi aktif dalam proses tersebut.
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Pada
penelitian kuantitatif, sampel itu dipilih dari suatu populasi sehingga dapat digunakan untukmengadakan generalisasi. Jadi, sampel benar-benar mewakili ciri populasi. Pada penelitian
kualitatif, menurut Lincolin dan Guba (dalam Lexy J. Moeloeng, 1997: 165), peneliti mulai
dengan asumsi bahwa konteks itu kritis, sehingga masing-masing konteks itu ditangani dari
segi konteksnya sendiri.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 38/48
38
selain itu, dalam penelitian kualitatif peneliti sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor
kontekstual. Jadi, maksud sampling dalam hal ini ialah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber. Tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya
perbedaan-perbedaan yang nantinya dikembangkan ke dalam generalisasi, melainkan untuk
merinci kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik dan menggali informasi
yang akan menjadi dasar dari rancangan teori yang muncul.
Pada penelitian kualitatif sampel diambil tidak secara acak, tetapi bersipat secara purposive
atau sampel bertujuan. Teknik sampling secara purposive tersebut mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut (Lexy J. Moloeng, 1997: 166):
a. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.
b. Penelitian sampel secara berurutan dengan bentuk “snow ball sampling” yaitu
responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan
selanjutnya responden berikutnya diminta pula untuk menunjuk orang lainnya dan
seterusnya, sehingga makin lama makin banyak.
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama
kegunaannya. Namun, sesudah makin banyak informasi yang masuk dan makin
mengembang hipotesis kerja, sampel dipilih atas dasar focus penelitian.
d. Penelitian berakhir jika sudah terjadi pengulangan. Jika tidak ada lagi informasi yang
dapat dijaring , maka penarikan sampel dihentikan.
3. Langkah-langkah Penyusunan Rancangan Penelitian Kualitatif
Ada perbedaan mendasar antara rancangan penelitian kualitatif dengan rancangan
penelitian kuantitatif. Pada rancangan penelitian kualitatif, prosedur atau langkah-langkah
penelitian bersifat fleksibel, tidak sekaku pada rancangan penelitian kuantitatif.
Permasalahan yang diangkat dalam rancangan penelitian kualitatif berangkat dari telaah
lapangan (studi fenomenologis), berbeda dengan permasalahan yang diangkat dalam
penelitian kuantitatif lebih banyak berangkat dari kajian pustaka atau telaah konseptual. Oleh
karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak terlalu menekankan pada perumusan definisi
operasional variabel secara konseptual.
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 39/48
39
Berangkat dari deskripsi di atas, berikut disajikan outline format penyusunan rancangan
penelitian kualitatif.
a. Judul Penelitian
Judul penelitian dalam rancangan penelitian kualitatif, menggambarkan adanya upaya untuk
mengungkap dan menganalisis fakta atau fenomena menjadi makna.
b. Latar Belakang
Latar belakang dalam rancangan penelitian kualitatif, berangkat dari kajian awal mengenai
suatu fenomena. Dalam uraian tersebut, dimunculkan pernyataan yang menggambarkan
adanya ketertarikan peneliti terhadap suatu fenomena, sehingga menggiring pentingnya
untuk dilakukan penelitian ilmiah.
c. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah penegasan peneliti mengenai wilayah atau obyek yang akan diteliti.
Dalam rumusan fokus penelitian tersebut, kegiatab pengumpulan data akan dibatasi sesuai
dengan lingkup penelitian.
d. Pertanyaan Penelitian
Fokus penelitian yang telah dirumuskan oleh peneliti, kemudian dijabarkan ke dalam item-
item pertanyaan penelitian yang dirumuskan secara spesifik dan operasional. Item-item
pertanyaan penelitian yang dirumuskan tersebut, harus ada keterkaitan konsep dan empirik
dengan rumusan fokus penelitian.
e. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menggambarkan apa yang hendak dicari dengan adanya penelitian.
Rumusan dari tujuan penelitian tersebut, memaparkan tujuan umum dan tujuan khusus.
f. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menggambarkan apa yang akan diperoleh dari penelitian yang
dilaksanakan. Dalam rancangan penelitian umumnya, manfaat penelitian tersebut dijelaksan
dalam tataran manfaat teoretis dan tataran praktis.
g. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian atau disebut juga sebagai kerangka pemikiran, memaparkan
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 40/48
40
keterkaitan konseptual mengenai variabel-variabel yang akan diteliti, juga memaparkan
posisi pentingnya masalah yang akan diteliti.
h. Penjelasan Istilah (Definisi Operasional)
Bagian penjelasan istilah ini, menjelaskan batasan konseptual mengenai variabel-variabel
atau kata-kata kunci yang ada dalam judul penelitian.
i. Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian, menjelaskan langkah-langkah ilmiah-operasional yang akan
dilaksanakan oleh peneliti dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
Poin-poin yang dijelaskan dalam metodologi penelitian, adalah: (1) metode atau prosedur
penelitian; (2) subyek penelitian; (3) teknik pengumpulan data; (4) tahap-tahap penelitian;
dan (5) teknik analisis data.
E. Saran-saran Implementasi
1. Strategi Implementasi
Untuk mengimplementasikan konsep mengenai rancangan penelitian kualitatif, buatlah satu
jenis proposal penelitian kualitatif dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif
sebagaimana dijelaskan dalam pembelajaran 4.
2. Evaluasi Implementasi
Proposal atau rancangan penelitian yang Anda buat, diskusikan dengan kelompok belajar,
dan catat apa yang menjadi kelemahan atau kesalahan dari proposal yang Anda buat.
Kelemahan tersebut, kemudian bahas bersama pemecahan dan lakukan koreksi atau
perbaikan secara individual sesuai dengan proposal penelitian yang Anda buat.
F. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara membubuhkan tanda
silang (x) pada pilihan A, B, C atau D
1. Data dalam penelitian kualitatif besifat alamiah. Oleh karena itu, penelitian kualitatif
disebut juga sebagai penelitian…
a. naturalistik
b. empirisme
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 41/48
41
c. konstruktivistik
d. eksperimen
2. Yang tidak bisa digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian kualitatif, adalah…
a. wawancara
b. observasi
c. dokumentasi
d. angket
3. Kriteria sampel dalam penelitian kualitatif, adalah bersifat…
a. kontekstual
b. refresentatif
c. homogend. heterogen
4. Permasalahan dalam penelitian kualitatif berangkat dari telaah empirik. Oleh karena itu,
penelitian kualitatif disebut juga sebagai penelitian…
a. naturalistik
b. fenomenologis
c. kasus
d. survey
5. Dilihat dari teknik penentuan subyek penelitian, maka sampel dalam penelitian kualitatif
bersifat…
a. strata
b. sensus
c. purpossive
d. refresentatif
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 42/48
42
Kegiatan Belajar 5
PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
A. Standar Kompetensi
Petatar mampu memahami langkah-langkah penyusunan laporan penelitian.
B. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi pembelajaran 5, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian laporan penelitian
2. Menjelaskan jenis-jenis laporan penelitian.
3. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan laporan penelitian.
4. Menjelaskan organisasi penyusunan laporan penelitian.
C. Daftar Referensi
Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta
Nasution. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
-------------. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sanapiah, Faisal. (1982). Format-Format Penelitian Sosial; Dasar-dasar dan Aplikasi.
Jakarta: Rajawali Press.
D. Ringkasan Materi
1. Pengertian Laporan Penelitian
Betapapun baik dan berguna nilai temuan suatu penelitian tak akan banyak artinya apabila
tidak dikomunikasikan kepada orang lain. Karena cara mengkomunikasikan hasil suatu
penelitian hampir selalu tertulis, maka yang dibahas di sini adalah berkenaan dengan
pengkomunikasian secara tertulis tersebut, lazimnya disebut laporan penelitian.
Apa saja yang perlu disajikan dalam suatu laporan penelitian?
Setiap penelitian bermula dari suatu permasalahan dan berakhirnya pada pemberian jawaban atas permasalahan yang diteliti. Untuk menjawab masalah penelitian tersebut tentu
saja memerlukan metodologi tertentu. Dengan menggunakan metodologi itu akan didapat
jawaban-jawaban yang berupa hasil penelitian yang dari sini pula dapat ditarik suatu
kesimpulan. Oleh karena itu, setiap laporan penelitian barulah dapat dikatakan lengkap bila
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 43/48
43
isinya mencakup keempat hal, yaitu: (1) masalah penelitian; (2) metodologi penelitian; (3)
hasil penelitian; dan (4) kesimpulan atas hasil penelitian.
Bagaimana keempat hal tersebut disajikan dalam suatu laporan penelitian? Konkritnya;
bagaimana keempat unsur isi laporan tersebut diorganisasikan dalam suatu laporan
penelitian? Serta bagaimanakah segi-segi teknis penulisan yang perlu diperhatikan dalam
menyusun suatu laporan penelitian?
Mengenal organisasi dam segi-segi teknis penulisan laporan suatu penelitian, akan sangat
bergantung pada jenis laporan penelitian yang kita buat. Masing-masing jenis laporan
penelitian, mempersyaratkan susunan dan segi-segi teknis tertentu. Karenanya, berikut ini
akan dikemukakan terlebih dahulu tentang jenis-jenis laporan penelitian.
2. Jenis-jenis Laporan Penelitian
Jenis laporan penelitian lazimnya dikaitkan dengan kelompok pembaca suatu laporan
penelitian. Dalam hubungan ini, secara garis besar dikenal dua jenis kelompok pembaca
laporan penelitian, yaitu: (1) kelompok masyarakat akademis; dan (2) kelompok masyarakat
umum.
Laporan penelitian yang dikenal dengan sebutan skripsi, tesis atau desertasi, termasuk jenis
laporan penelitian yang dipersembahkan untuk konsumsi kelompok masyarakat akademis.
Jenis laporan ini dituntut memenuhi patokan-patokan standar, baik dalam hal bahasa,
organisasi penyajian (urutan dan susunan bagian-bagiannya), dan teknis penulisannya
(seperti cara mengutip, menulis daftar pustaka, menulis catatan kaki atau catatan samping,
dan lain sebagainya), bahkan proporsi jumlah halaman untuk masing-masing bagian/isi
laporan.
Sedangkan laporan yang dimaksudkan untuk konsumsi kelompok masyarakat umum
(katakanlah untuk lembaga pemerintah atau swasta yang berkepentingan dengan nilai
praktis hasil penelitian atau dipublikasikan secara luas melalui mekanisme penerbitanumum), patokan-patokan standar menjadi kurang penting, di sini diperlukan ulasan dan
sajian secara populer, dan sekomunikatif mungkin. Hal-hal yang rinci dan teknis, lebih-lebih
formula statistik tidak terlalu ditonjolkan, yang terkadang membuat tidak komunikatif. Oleh
karena itu, suatu skripsi, tesis, desertasi, apabila hendak dikomunikasikan ke kelompok
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 44/48
44
masyarakat umum, perlu dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih populer dan
komunikatif.
3. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Penelitian
Tadi telah dinyatakan bahwa laporan penelitian mengandung empat hal. Di antara keempat
hal tersebut, hanya dua hal yang baru bisa ditulis setelah penelitian berakhir (setelah
pengolahan dan analisis data terselesaikan), yaitu tentang hasil penelitian dan kesimpulan
atas hasil penelitian.
Sedangkan bagian tentang masalah penelitian dan metodologi penelitian, sebenarnya sudah
bisa disusun setelah rancangan penelitian dirasakan mantap. Kedua hal tersebut malah
seharusnya telah eksplisit dan jelas dinyatakan dalam rancangan penelitian, dan tidak perlu
diselesaikan sampai menunggu rampungnya pengolahan dan analisis data. Di sini perludiberi sedikit catatan, khususnya berkenaan dengan penyusunan laporan penelitian
kualitatif, karena pada penelitian kualitatif secara simultan dan interaktif di dalam kesatuan
siklus penelitian yang dilakukan (desain, pengumpulan data, analisis, dan laporan disusun
secara simultan dan interaktif satu sama lain di sepanjang proses penelitian berlangsung)
Pada penelitian kuantitatif, bagian laporan mengenai hasil penelitian beserta kesimpulan
atas hasil penelitian, dengan sendirinya baru bisa disusun setelah selesainya tahap
pengolahan dan analisis data itu sendiri.
Prosedur yang telah disebutkan tadi, sebaiknya menjadi perhatian para peneliti, sehingga
penyusunan laporan penelitian bisa terselesaikan secara lebih cepat. Juga perlu diketahui
bahwa bagian mengenai “masalah penelitian” dan “metodologi penelitian” yang nota bene
telah dinyatakan dalam desain penelitian, sesungguhnya tinggal memberikan uraian-uraian
tambahan dari apa yang telah dinyatakan dalam desain penelitian, khususnya pada bagian-
bagian tertentu yang masih perlu dipaparkan secara lebih lengkap dan terurai, misalnya
pembahasan tentang tinjauan kepustakaan dan uraian mengenai metodologi penelitian.
4. Organisasi Laporan Penelitian
Organisasi laporan penelitian atau format laporan penelitian, ada yang urutan dan
susunannya tergolong “bebas” (format bebas) dan ada pula yang urutan dan susunannya
tergolong tetap atau “fixed” (format tetap).
Pada format bebas, tidak terdapat batasan tentang jumlah bab, urutan dan susunannya yang
pasti. Bila format bebas ini yang dipakai, peneliti dapat leluasa menentukan jumlah bab
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 45/48
45
beserta sub babnya, asalkan keempat hal yang seharusnya tercakup dalam suatu laporan
penelitian bisa tertampung atau terpenuhi.
Sedangkan pada format tetap, baik jumlah bab maupun isi masing-masing bab, lazimnya
mengikuti ketentuan tertentu yang sudah pasti. Ketentuan tersebut, lazimnya dikeluarkan
dan diberlakukan dalam lingkungan suatu lembaga ilmiah, apakah suatu perguruan tinggi
ataukah lembaga penelitian. Dalam hubungan ini, suatu laporan penelitian umumnya
ditentukan terbagi ke dalam 5 atau 6 bab, seperti tertera di bawah ini:
URUTAN DAN SUSUNAN BAB
DALAM LAPORAN PENELITIAN
Untuk Laporan Yang Terdiri dari 5 Bab Untuk Laporan Yang Terdiri dari 6 Bab
Bab I ; Pendahuluan Bab I : Pendahuluan
Bab II ; Pembahasan
kepustakaan Bab II ; Pembahasan
Kepustakaan
Bab III ; Metodologi
Penelitian Bab III ; Metodologi
Penelitian
Bab IV ; Hasil Penelitian
dan pembahasan Bab IV ; Hasil Penelitian
Bab V ; Kesimpulan dan
Saran Bab V ; Pembahasan
Hasil Penelitian
Bab VI ; Kesimpulan dan
Saran
1. Pada masing-masing bab, subnya bisa bervariasi, namun rambu-rambunya adalah
sebagai berikut.
Pembahasan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, asumsi dan keterbatasan
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 46/48
46
penelitian, batasan konsep/variabel/istilah, dan kegunaan atau pentingnya penelitian,
merupakan soal-soal yang biasanya dimasukkan dalam bagian pendahuluan
2. Pembahasan kepustakaan di Bab II, sub-subnya sangat tergantung pada jumlah
topik masalah dan atau bangunan teori yang melandasi pelaksanaan penelitian,
tujuannya untuk menunjukkan sejumlah konsep, teori, data, temuan-temuan yang
bersangkut paut dengan masalah penelitian (dan hipotesis penelitian, kalau ada)
sehingga masalah yang diteliti menjadi lebih jelas dimana “tempat duduknya” di
dalam kerangka khasanah pengetahuan/kepustakaan yang ada
3. Pembahasan tentang populasi dan sampel (termasuk teknik sampling yang
dilakukan), metode pengumpulan data, instrumen pengukuran variabel, jenis dan
model penelitian yang dilakukan, metode pengolahan dan analisis data, merupakan
soal-soal yang lazimnya dimasukkan dalam bagian metodologi penelitian.
4. Sajian tentang deskripsi umum subyek/obyek penelitian, sajian data dan atau hasil
uji statistik untuk masing-masing masalah dan atau hipotesis penelitian beserta
interpretasinya masing-masing, merupakan hal-hal yang lazimnya disajikan dalam
bagian tentang “hasil penelitian”. Setelah penyajian hasil penelitian, masih perlu
diikuti oleh suatu diskusi atau pembahasan tentang hasil penelitian; di sini
keseluruhan hasil penelitian dan juga tinjauan kepustakaan, hasil penelitian lain,
persoalan metodologis yang digunakan dalam penelitian, perlu diperbandingkan satu
sama lain, dilacak keterkaitannya satu sama lain, dan bahkan dievaluasi satu sama
lain; dalam proses ini diperlukan berfikir divergen dan konvergen, sehingga
generalisasi tingkat tinggi dapat dilakukan atau dipaparkan.
5. Apa yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian, dan apa yang dapat disarankan
atas dasar hasil penelitian (termasuk saran tentang masalah-masalah baru yang
perlu diteliti lebih lanjut), lazimnya dikemukakan pada bagian “kesimpulan dan saran"
6. Sebelum bab pendahuluan, biasanya disertakan lembaran judul penelitian, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, sebelum daftar isi, lazimnya disertai lembaran kata
pengantar, dan ucapan terima kasih. Sedangkan setelah bab terakhir, lazimnya
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 47/48
47
disertakan lembaran daftar pustaka, dan lembaran untuk sejumlah lampiran yang
dipandang perlu.
E. Saran-saran Implementasi
1. Strategi Implementasi
Untuk mengimplementasikan konsep-konsep yang anda pelajari dalam pembelajaran 5,
buatlah contoh laporan penelitian. Sumber yang dapat anda gunakan, bisa melaporkan hasil
penelitian yang anda lakukan, atau menggunakan laporan penelitian orang lain (skripsi).
Bagi anda yang menggunakan laporan penelitian orang lain, diharuskan untuk
memodifikasinya.
2. Evaluasi Implementasi
Untuk menilai tingkat kebenaran dari laporan penelitian yang anda buat, lakukan diskusi
dengan rekan sejawat atau pihak lain yang dipandang kompeten dalam membuat laporan
penelitian. Catat dan perbaiki beberapa kelemahan dari laporan penelitian yang anda buat,
berdasarkan saran-saran dari rekan diskusi.
F. Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dengan cara membubuhkan tanda
silang (x) pada pilihan A, B, C atau D
1. Untuk mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, maka seorang
peneliti diharuskan untuk membuat…
a. proposal penelitian
b. definisi operasional variabel
c. analisis hasil pengujian statistik
d. laporan hasil penelitian
2. Bagian yang menjelaskan hasil penelitian dari suatu laporan penelitian, disebut…
a. pendahuluan
b. kajian teoretis
c. hasil penelitian
d. kesimpulan dan saran
5/11/2018 Rancangan Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rancangan-penelitian-55a232e0763a6 48/48
48
3. Laporan penelitian yang diperuntukkan bagi masyarakat akademis, bersifat…
a. fixed
b. fleksibel
c. populis
d. plural
4. Manakah pernyataan berikut yang menggambarkan prosedur pembuatan laporan
penelitian kualitatif?
a. dilaksanakan secara simultan sepanjang penelitian dilaksanakan
b. dilaksanakan di awal kegiatan penelitian
c. dilaksanakan setelah selesai pengujian hipotesis
d. dilaksanakan di tengah-tengah proses penelitian
5. Analisis data dalam laporan penelitian kualitatif menggunakan teknik…
a. analitical induktif
b. analisis statisik
c. analisis deduktif
d. analisis pragmatik
Top Related