Download - Pusdiklat Migas Cepu

Transcript
  • BAB III

    PUSDIKLAT MIGAS Cepu

    3.1. Sejarah Pusdiklat Migas Cepu

    Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi Pemerintahan yang menyelenggarakan

    tugas dan tujuannya sebagai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    Untuk menunjang kegiatan Pusdiklat Migas Cepu dilengkapi sarana pendidikan berupa

    kilang pengolahan minyak mentah atau Crude Oil yang dihasilkan oleh Pertamina.

    Crude Oil Pertamina yang ditambang dari sumur daerah Kawengan dan Ledok dengan

    bantuan pompa dialirkan ke unit Kilang Cepu untuk diolah menjadi produk seperti

    Pertasol, Solar dan Residu.

    Gambar 3.1.1. Unit Pengolahan Pusdiklat Migas Cepu

    Pusdiklat Migas selain sebagai penghasil minyak juga merupakan pelaksana tugas

    di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas bumi. Dalam melaksanakan

    tugasnya, Pusdiklat Migas bertanggung jawab kepada Kepala Badan Diklat dan Sumber

    Daya Mineral (Surat Keputusan Menteri Sumber Daya dan Mineral No. 150 Tahun

    2001) yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

    No. 18 Tahun 2010.

    Fungsi Pusdiklat Migas Cepu:

    - Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang Pendidikan

    dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    - Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    - Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    - Pelaksanaan administrasi Pusat Pelatihan dan Pendidikan Minyak dan Gas Bumi.

  • Ditinjau dari sejarah berdirinya Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas

    Bumi banyak mengalami pergantian nama sejak ditemukan minyak di Cepu sampai

    sekarang. Kilang minyak di daerah Cepu yang terletak antara Jawa Tengah dan Jawa

    Timur merupakan tempat berdirinya Kilang minyak kedua di Indonesia setelah

    Wonokromo. Berdasarkan sejarah berdirinya, umur Kilang minyak Cepu telah

    mencapai 100 tahun lebih dan telah mengalami banyak perubahan nama.

    1. Jaman Hindia Belanda (1886 1942)

    Pada awal berdirinya, Pusdiklat Migas Cepu bernama Dordtsche Petroleum

    Maatschappij (DPM). DPM didirikan oleh Adrian Stoop, anak kelima dari sebelas

    bersaudara. Adrian Stoop dilahirkan dari keluarga pengusaha sebuah bank kecil di

    kota Dordecht (Holand). Setelah menyelesaikan pendidikan di HBS (SLTA) pada

    tahun 1973 melanjutkan pendidikan di bidang Geologi di Fakultas Teknik

    Universitas DELFT dan berhasil meraih gelar sarjana pertambangan. Pada tahun

    1879 diangkat menjadi teknisi muda pada groundpeilwezen di Jawa yang bertugas

    mengebor air minum. Dalam menjalankan tugasnya Adrian menemukan sedikit

    kandungan minyak di dalamnya.

    Pada tahun 1886 Adrian pergi ke Amerika selama 1 tahun untuk belajar

    bagaimana orang Amerika mengebor dan mengelola usaha di bidang perminyakan.

    Dalam laporannya yang dipublikasikan di Jaarboek voor het mijnwezen van

    nederlandche indie pada 1888, dapat disimpulkan bahwa usaha perminyakan di

    Indonesia memiliki prospek yang cukup baik. Dengan modal sebesar F.150.000

    didirikan DPM. Peralatan yang digunakan dipesan dari USA dan tiba di Surabaya

    dalam waktu 6 bulan melalui Asterdam dan Rotterdam. Pengeboran pertama

    dilakukan di Surabaya Selatan pada tahun 1888 dan menghasilkan minyak yang

    cukup berkualitas untuk bahan bakar mesin uap. Kemudian dibangun Kilang kecil di

    Desa Medang dan di Wonokromo.

    Selain di Surabaya Adrian Stoop juga mengadakan pengeboran minyak di

    daerah Rembang. Pada bulan januari 1893, dari Ngawi dengan menggunakan alat

    rakit, Adrian Stoop menyusuri Bengawan Solo menuju Ngareng dan Cepu (Panolan).

    Pengeboran yang dilakukan di Ngareng berhasil memuaskan. Di daerah ini kemudian

    didirikan perusahaan minyak yang akhirnya menjadi Pusdik Migas. Organisasinya

    berpusat di Jawa Timur yang dikuasai oleh Bataafsche Petroleum Maatschappij

    (BPM).

    2. Jaman Jepang (1942 - 1945)

    Perang Eropa merangsang pemerintah Jepang memperluas kekuasaan di Asia.

    Pada tanggal 8 Desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawaii di Bom

    Jepang. Pengeboman ini menyebabkan meluasnya peperangan di Asia. Pemerintah

    Belanda di Indonesia merasa kedudukannya terancam, sehingga untuk menghambat

    laju serangan Jepang mereka menghancurkan instalasi atau Kilang minyak yang

    menunjang perang, karena pemerintah Jepang sangat memerlukan minyak untuk

    diangkut ke negerinya. Perusahaan minyak terakhir yang masih dikuasai Belanda

  • yang terdapat di Pulau Jawa yaitu Surabaya, Cepu dan Cirebon. Dimana pada waktu

    itu produksi di Cepu merupakan produksi yang paling besar dengan total produksi

    5,2 juta barrel per tahun.

    Jepang menyadari bahwa pengeboman atas daerah minyak akan merugikan diri

    sendiri. Sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas

    lapangan dan Kilang minyak. Meskipun sumber-sumber minyak dan Kilang

    sebagaian besar rusak akibat taktik bumi hangus Belanda, Jepang berusaha agar

    minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan

    di bidang perminyakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dan

    terdidik dalam bidang perminyakan, Jepang mendapat bantuan tenaga sipil yang

    pernah bekerja di perusahaan minyak Belanda, kemudian menyelenggarakan

    pendidikan di Indonesia.

    Kehadiran Lembaga Pendidikan Perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda

    bernama Midlebare Petroleum School dibawah bendera NV. Bataafsche Petroleum

    Maatschappij (BPM). Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka

    lembaga itu dibuka kembali dengan nama Shokko Gakko.

    3. Masa Indonesia Merdeka (1945 - sekarang)

    Setelah proklamasi kemerdekaan, lahir Perusahaan Tambang Minyak Negara

    (PTMN) di Cepu. Daerah operasinya meliputi lapangan minyak Wonocolo, Nglobo,

    Kawengan, Ledok dan Semanggi. Administrasi Sumber Minyak (ASM),

    menyerahkan pada pemerintah sipil. Untuk itu dibentuk panitia kerja yaitu Badan

    Penyelenggara Perusahaan Negara (BPPN) yang kemudian melahirkan Perusahaan

    Tambang Rakyat Indonesia. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan,

    maka pada tahun 1957, PTMRI diubah menjadi Perusahaan Tambang Minyak

    Nglobo CA. perusahaan ini dikelola oleh pemerintah. Sejak PTMRI sampai

    Perusahaan Tambang Minyak Nglobo CA banyak mengalami kemajuan.

    Pada tahun 1966 Tambang Minyak Nglobo CA diubah menjadi PERMIGAN,

    sedang Kilang minyak Cepu dan lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah

    Indonesia dari ASM dan pada tahun 1962 pengolahannya dilimpahkan pada PN

    PERMIGAN pada tanggal 4 Januari 1966 PN PERMIGAN dijadikan Pusat

    Pendidikan dan Latihan Perindustrian.

    Pusat Pendidikan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS) yang berkantor

    pusat di Cipulir Jakarta. Sejak saat itu kilang beserta lapangan berfungsi sebagai alat

    peraga pendidikan. Pada tanggal 7 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak dan

    Gas Bumi (AKAMIGAS) angkatan 1.

    Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi pada 26

    Desember 1977, organisasi LEMIGAS diubah menjadi Pusat Pengembangan

    Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MGB LEMIGAS). Berdasarkan Kepres Nomor 15

    tanggal 6 Maret 1988 semua lapangan minyak di daerah Cepu di usahakan oleh

    Pertamina. Sedangkan PPT MIGAS sesuai dengan Kepres No.15 Tahun 1987 hanya

    berfungsi sebagai pengilangan dan sebagai pusat pendidikan di bidang minyak dan

    gas bumi serta sebagai pusat latihan khusus. Tahun 2001, PPT MIGAS kembali

  • menjadi PUSDIKLAT MIGAS dengan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya

    Mineral No. 018 tahun 2010, tanggal 22 November 2010.

    Pusdiklat Migas Cepu dikepalai oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Minyak dan Gas Bumi yang mengawasi beberapa Bidang yaitu Bidang Tata Usaha

    yang terdiri dari Sub bagian Kepegawaian dan Umum, dan Sub bagian Keuangan;

    Bidang Program dan Kerjasama yang terdiri dari Sub bidang Rencana dan Program,

    dan Sub bidang Kerjasama dan Informasi; Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

    Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari Sub bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan

    Pelatihan, dan Sub bidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan; Bidang Sarana dan

    Prasarana Teknis terdiri dari Sub bidang Kilang dan Utilitas, dan Sub bidang

    Laboratorium dan Bengkel; dan Kelompok Jabatan Fungsional.

    3.2. Lokasi Pusdiklat Migas Cepu

    Pusdiklat Migas Cepu mempunyai luas area sekitar 120 ha yang berbatasan antara

    provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pusdiklat Migas Cepu terletak di jalan Sorogo

    No.1 Kelurahan Karangboyo Kecamatan Cepu Kabupaten Blora yang berjarak 750 km

    dari Jakarta, 160 km dari Semarang, 125 km dari Solo dan 160 km dari Surabaya.

    3.3. Visi dan Misi Pusdiklat Migas Cepu

    - Visi

    Visi dari Pusdiklat Migas Cepu adalah Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan

    Minyak dan Gas Bumi yang unggul dengan mewujudkan tata pemerintahan yang

    bersih, baik, transparan dan terbuka.

    - Misi

    Adapun misi dari Pusdiklat Migas Cepu adalah :

    1. Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdiklat Migas untuk

    mewujudkan tata pemerintahan yang baik.

    2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sektor migas untuk berkompetensi

    melalui mekanisme ekonomi pasar.

    3. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih

    kompetitif melalui program pengembangan Sumber Daya Manusia.

    3.4. Struktur Organisasi

    Struktur organisasi adalah unit-unit kerja dalam organisasi yang menunjukkan

    adanya pembagian kerja dan bagaimana fungsi-fungsi yang berbeda tersebut dapat

    dikoordinasi. Pusdiklat Migas Cepu merupakan instansi yang berada di bawah

    pengawasan Badan Pendidikan Pelatihan Energi dan Sumber Daya Mineral.

    Struktur organisasi yang ada di Pusdiklat Migas Cepu tersusun atas pimpinan

    tertinggi sebagai kepala Pusdiklat Migas Cepu. Pimpinan tertinggi membawahi kepala

    bagian dan kepala bidang yang bertugas memimpin unit-unit di Pusdiklat Migas Cepu.

    Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub bagian dan sub bidang dari unit-unit

    yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola unit yang dipimpin

  • oleh sub bagian masing-masing unit yang memiliki karyawan dengan kemampuan dan

    keahlian di setiap bidang.

    Pusdiklat Migas Cepu memiliki tugas untuk melaksanakan Pendidikan dan

    Pelatihan di bidang Migas serta bertanggung jawab langsung kepada Badan Diklat

    Energi dan Sumber Daya Mineral sesuai peraturan Mineral Energi dan Sumber Daya

    Mineral No. 0030 Tahun 2005 Tanggal 20 Juli 2005 yang diperbaharui Peraturan

    Menteri No. 18 Tahun 2010 Tanggal 22 November 2010, dan berdasarkan peraturan

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tanggal 22 November

    2010, Pusdiklat Migas Cepu memiliki beberapa bidang sebagai berikut:

    1. Bidang Tata Usaha (BDMU)

    Bagian tata usaha bertugas untuk mengatur urusan dan kepegawaian, rumah tangga,

    ketatausahaan, serta keuangan Pusdiklat Migas Cepu. Berdasarkan Peraturan Menteri

    No. 18 Tahun 2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal

    810, Bidang Tata Usaha memiliki fungsi:

    - Pelaksanaan urusan ketatausahaan, kearsipan, perlengkapan, rumah tangga,

    kepegawaian, organisasi, tata laksana, hukum, hubungan masyarakat, serta

    keprotokolan.

    - Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik Negara

    Berdasarkan pasal 812 dan 813 menyebutkan bahwa Bidang Tata Usaha terdiri atas:

    - Sub Bagian Kepegawaian dan Umum

    - Sub Bagian Keuangan

    2. Bidang Program dan Kerjasama (BDMP)

    Bidang Program dan Kerjasama bertugas melaksanakan penyiapan penyusunan

    kebijakan teknis, rencana, program, anggaran, kerja sama dan pelaporan di bidang

    Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Berdasarkan Peraturan Menteri No.

    18 tahun 2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 814,

    Bidang Program dan Kerjasama memiliki fungsi:

    - Penyiapan bahan penyusunan pedoman, standar, prosedur, kriteria, rencana,

    program dan anggaran, serta penyusunan laporan di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    - Penyiapan kerja sama dan pengolahan informasi di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi, serta pelayanan sertifikasi kompetensi tenaga

    minyak dan gas bumi.

    Berdasarkan pasal 816 dan 817 Bidang Program dan Kerjasama terdiri atas:

    - Sub Bidang Rencana dan Program

    - Sub Bidang Kerjasama dan Informasi

    3. Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan (BDMD)

    Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan bertugas

    melaksanakan penyelenggaraan. Pemantauan, dan evaluasi di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi. Menurut Peraturan Menteri No. 18 tahun 2010

  • tentang organisasi dan Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 818, Bidang

    Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan berfungsi untuk:

    - Penyiapan penyelenggaraan dan pelayanan jasa di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    - Penyiapan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang Pendidikan dan

    Pelatihan Minyak dan Gas Bumi.

    Berdasarkan pasal 820 dan 821 Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Pendidikan

    dan Pelatihan terdiri atas:

    - Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

    - Sub Bidang Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan.

    4. Bidang Sarana dan Prasarana Teknis (BDMS)

    Bidang Sarana dan Prasarana Teknis memiliki tugas untuk melaksanakan

    pengolahan sarana dan prasarana teknis di bidang Pendidikan dan Pelatihan Minyak

    dan Gas Bumi. Menurut Peraturan Menteri No. 18 tahun 2010 tentang organisasi dan

    Tata Kerja Kementrian ESDM Pasal 822, Bidang Sarana dan Prasarana Teknis

    memiliki fungsi untuk:

    - Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana

    teknis Kilang dan Utilitas

    - Pengelolaan dan pelayanan jasa serta tempat uji kompetensi sarana dan prasarana

    teknis uji laboratorium dan bengkel

    Berdasarkan Pasal 824 dan 825 Bidang Sarana dan Prasarana Teknis terdiri atas :

    - Sub Bidang Kilang dan Utilitas

    - Sub Bidang Laboratorium dan Bengkel.

    5. Kelompok Jabatan Fungsional

    Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Sekretaris Badan atau Kepala Pusat yang bersangkutan. Kelompok Jabatan

    Fungsional di lingkungan Badan Pendidikan dan Sumber Daya Mineral bertugas

    untuk melaksanakan dan memberikan pelayanan jasa Pendidikan dan Pelatihan, serta

    tugas lainnya yang berdasarkan pada keahlian atau ketrampilan tertentu sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang memiliki 3 Sub Bidang, yaitu:

    - Widyaiswara bidang pendidikan

    - Widyaiswara bidang teknologi industri

    - Widyaiswara bidang manajemen/umum.

    3.5. Sistem Produksi

    a. Bahan Baku dan Produk

    Proses produksi di Pusdiklat Migas Cepu terdapat di unit Kilang dengan bahan

    baku berupa minyak mentah (Crude Oil). Pengolahan minyak dilakukan dengan

    proses distilasi atmosferik yaitu, pemisahan minyak berdasarkan titik didihnya

    dengan tekanan 1 atm.

  • Unit distilasi atmosferik atau crude distillation unit (CDU) yang berada di

    Kilang Pusdiklat Migas Cepu mengolah minyak mentah yang berasal dari sumur-

    sumur minyak yang terdapat di Kawengan, Ledok, Ngoblo, dan Semanggi yang

    bernaung dibawah PT. Pertamina EP Region Jawa area Cepu serta sumur minyak

    di Wonocolo yang merupakan pertambangan rakyat di bawah pengawasan PT.

    Pertamina EP Region Jawa area Cepu.

    Umpan unit distilasi di Pusdiklat Migas Cepu adalah minyak mentah jenis

    HPPO (High Power Point Oil) yang merupakan campuran antara minyak mentah

    dari sumur Kawengan yang berjenis LPPO (Light Power Point Oil) dan bersifat

    naftanis. Produk-produk yang dihasilkan dari unit distilasi Pusdiklat Migas Cepu

    adalah:

    - Pertasol CA, CB, dan CC

    - Solar

    - Residu.

    b. Kapasitas Pabrik

    Kapasitas operasi di Kilang Pusdiklat Migas Cepu adalah 305 kL/hari,

    sedangkan kapasitas maksimal furnace mencapai 330 500 kL/hari dengan

    minyak mentah atau crude oil dan kontrak dagang dengan Pertamina. Unit kilang

    Pusdiklat Migas Cepu mengolah Crude Oil menjadi Pertasol CA, CB, CC, Solar,

    dan Residu.

    c. Uraian Proses Produksi

    Minyak mentah atau Crude Oil yang akan diolah oleh unit Kilang Pusdiklat

    Migas Cepu terlebih dahulu dihilangkan ampuritasnya oleh Pertamina

    (Treatment), kemudian diproses dengan tahap-tahap pengolahan selanjutnya,

    sebagai berikut ini:

    - Pemanasan awal di Heat Exchanger

    Minyak mentah dari tangki penampungan T.101/102 yang bersuhu + 46.9C

    dialirkan dengan pompa P-3/4/5 menuju ke HE-4,5 kemudian ke HE-1 dan

    HE-2,3 untuk pemanasan hingga mencapai suhu 127,7C. media pemanas

    yang digunakan pada HE-4,5 adalah residu, sedangkan pada HE-1

    menggunakan nafta dan HE-2,3 menggunakan Solar. Pemanasan awal

    dilakukan untuk memperingan kerja furnace sehingga menghemat bahan

    bakar.

    - Pembakaran di Furnace

    Proses berikutnya setelah pemanasan di HE, Crude Oil dimasukkan ke

    stabilizer V-3 kemudian dipanaskan ke furnace F-5 hingga mencapai suhu

    330C. Bahan bakar yang digunakan merupakan campuran udara, fuel gas,

    fuel oil (residu), dan steam. Steam digunakan untuk proses atomizing

    (pengkabutan) fuel oil agar pembakaran berlangsung lebih cepat dan

    sempurna. Suhu pada furnace dijaga agar tidak melebihi 370C, karena pada

  • suhu tersebut Crude Oil akan mengalami cracking dan menghambat

    perpindahan panas, sehingga menurunkan efisiensi furnace.

    Api dalam furnace tidak mati seluruhnya jika furnace tidak sedang bekerja

    karena masih terdapat api yang berasal dari fuel gas. Hal ini bertujuan untuk

    mencegah terjadinya flash back (penyalahan api yang mendadak dari furnace

    sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian dalam dan luar furnace

    yang terlalu besar). Hasil pembakaran dari funace berupa gas CO2, O2

    excess, N2 inert, CO dan uap air yang dialirkan melalui cerobong yang

    dilengkapi dengan stack dumper untuk mengatur keluarnya gas buang (fuel

    gas).

    - Penguapan dalam Evaporator

    Crude Oil yang keluar dari furnace sekitar 60% berubah menjadi uap

    kemudian masuk ke evaporator V-1 untuk memisahkan fase cair dan fase uap.

    Fase uap atau fase ringan yang berupa fraksi produk campuran Pertasol dan

    Solar akan keluar dari puncak V-1 pada suhu 290,4C dan dialirkan menuju

    ke kolom fraksinasi C-1, sedangkan fase cair atau fase berat berupa Residu

    keluar dari dasar V-1 pada suhu 281,8C dan dimurnikan ke residu stripper

    C-5 dengan bantuan steam injection (steam streapping).

    Injeksi steam menggunakan steam kering yang bertujuan untuk memperkecil

    tekanan parsial hidrokarbon. Hal ini dikarenakan jika tekanan parsial

    hidrokarbon turun maka penguapan hidrokarbon penguapan menjadi lebih

    besar sehingga pemisahan uap hidrokarbon dari liquid menjadi lebih

    sempurna. Apabila steam mengandung air, sedangkan suhu evaporator lebih

    tinggi dari suhu steam maka air yang masuk akan menguap dalam evaporator

    dan memperbesar tekanan total. Steam kering diperoleh dari steam yang

    dilewatkan akumulator terlebih dahulu sehingga steam yang masih

    mengandung air akan dipisahkan menjadi steam kering dan kondensat.

    - Pemisahan pada Residu Stripper C-5

    Fraksi produk dibagian bawah C-5 yang berupa Residu siap pakai diolah

    lebih lanjut dan didestilasi (pengolahan residu cracking ). Residu tersebut

    digunakan sebagai pemanas pada HE-4,5 kemudian didinginkan dalam box

    cooler BC.02 suhu 75C dan ditampung ke tangki T.104,122,123. Fraksi

    ringan akan keluar dari puncak residu stripper C-5 kemudian masuk ke kolom

    fraksinasi C-1.

    - Pemisahan pada kolom fraksinasi C-1

    Fraksi ringan dikolom C-1 akan naik ke atas kolom dan akan terjadi

    perpindahan panas dan massa melalui try yang bertipe buple cup try

    (pemisahan fraksi ringan berupa campuran Pertasol CA, CB, CC dari side

    stream terdapat produk Pertsol CC langsung bisa dipakai pelarut (tinner).

  • - Pemisahan pada kolom fraksinanasi C-2

    Produk atas dari kolom C-1 dipisahkan kekolom C-2 .produk atas yang

    keluar dari C-2 merupakan uap yaitu pertasol CA dari side stream C-2

    dihasilkan produk nafta yang keluar pada suhu 100-120 C.

    - Pendinginan dan Pengembunan pada cooler dan kondensor

    Produk dari kolom fraksinasi dari kolom stripper didinginkan pada cooler

    atau diembunkan dengan kondensor sebelum ditampung di tangki

    penampungan.

    Produk atas kolom fraksinasi C-2 yang berupa Pertasol CA masuk ke

    kondensor CN-1,2,3,4 dan CN -5,6,7,8,9,10,12 sehingga terjadi pengembunan

    dan keluar pada suhu 48-50C. Fraksi yang melalui kondensor CN-

    5,6,7,8,9,10,12 didinginkan pada cooler CM.3,4 sedangkkan fraksi yang

    melalui kondensor CN-1,2,3,4 didinginkan di box cooler BC. 03,04,05,06.

    Pertasol CB dari side stream C-2 masuk ke dalam cooler CL.5 dan CL.9 pada

    suhu 98C dan keluar pada suhu 58C. Produk bawah dari kolom C-2

    berupa nafta yang keluar pada suhu 117C didinginkan ke cooler CL.13,14

    dan keluar pada suhu 48 C. Pertasol CC dari side stream kolom C-1

    didinginkan ke cooler CL.1,2. Solar yang merupakan produksi C-4 ,setelah

    masuk ke HE-2,3 didinginkan ke cooler CL.6,10,11. Residu yang keluar dari

    HE-4,5 didinginkan dengan box cooler BC.02.

    - Pemisahan dalam separator dan penampungan

    Produk yang telah dihasilkan, dipisahkan telah lebih dahulu dengan air yang

    menggunakan separator dalam tangki penampungan. Pertasol CA dengan

    separator S-1 dan S-2 kemudian disimpan di tangki T.114-116-117. Pertasol

    CB menggunkan separator S-4 dan ditampung di tangki T.110. Pertasaol CC

    menggunakan separator S-8 dan disimpan di tangki T.112. Solar

    menggunakan separator S-6 dan ditampung di tangki T.111,120,127. Residu

    ditampung di tangki T.104,122,123.

    Selain distilasi atmosferik terdapat proses pengolahan lainya yaitu proses

    Treating dan proses Blending.

    a. Proses Treating

    Proses ini merupakan proses pengurangan atau penghilangan impuritas yang

    terdapat di minyak bumi di unit pengolahan Kilang pengolahan Pusdiklat

    Migas Cepu. Proses ini dilakukan dengan penambahan NaOH terhadap

    Pertasol untuk mengurangi kadar H2S dan RSH. Impuritas dalam produk perlu

    dihilangkan karena dapat mengakibatkan:

    - Menurunkan stabilitas

    - Timbulnya bau yang tidak enak dari pembakaran

    - Korosif terhadap peralatan

    - Turunnya mutu cat

  • Proses treating hanya dilakukan pada produk Pertasol CA, Nafta, dan Pertasol

    CC yaitu dengan injeksi NH3 pada puncak kolom dan proses pencucian dengan

    NaOH. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

    RSH + NaOH RSNa + H2O...................................................(1)

    H2S + 2NaOH Na2S + 2H2O..................................................(2)

    b. Proses Blending

    Proses Blending dilakukan dengan mencampur dua zat atau lebih yang

    mempunyai komposisi berbeda untuk memperoleh hasil yang telah ditentukan.

    Fungsi dari proses ini adalah:

    - Meningkat mutu produk

    - Membuat produk baru

    - Menekan biaya

    Proses Blending dilakukan untuk menghasilkan minyak BOD yang merupakan

    campuran AFO dengan Solar. Kegunaannya adalah untuk meredam goni

    supaya tahan lama dan R30 yang merupakan campuran antara Solar dengan

    Residu sebagai bahan bakar industri.

    3.6. Utilitas

    Utilitas merupakan bagian dari suatu pabrik yang berfungsi untuk menyediakan

    bahan-bahan pembantu proses sebagai sarana untuk memperlancar proses operasi di

    Kilang dan keperluan lainnya. Sebagai proses kegiata ini meliputi:

    - Penyedia air industri

    - Penyedia air minum

    - Penyedia steam atau uap bertekanan

    - Penyedia tenaga listrik

    - Penyedia bahan bakar

    a. Unit Boiler

    Boiler merupakan suatu unit yang memproduksi uap bertekanan (steam), air

    pendingin kilang dan air lunak. Pada unit boiler terdapat 3 boiler merk Wanson

    buatan prancis, dimana 2 boiler beroperasi sedangkan 1 boiler untuk cadangan.

    Uap yang dihasilkan merupakan boiler tekanan rendah dengan jenis boiler pipa

    api (fire tube) dan satu sumbu api (single burner). Bahan bakar yang digunakan

    untuk penyalaan pertama berupa gas LPG dengan ignitor pada busi (nyala busi)

    dan diikuti terbukanya control valve bahan bakar solar. Unit boiler memiliki

    beberapa fungsi sebagai berikut:

    - Penyedia uap bertekanan

    Proses penyediaan uap bertekanan (steam) yaitu air umpan yang masuk

    kedalam drum dan dipanaskan dari hasil pembakaran bahan bakar menjadi uap

    bertekanan (steam) dengan tekanan 6 kg/cm2.

    Kebutuhan uap air (steam) digunakan untuk berbagai keperluan antara lain :

    proses kilang, pemanas dan media penggerak pompa torak serta turbin uap.

  • Pada unit boiler tersedia tiga unit ketel uap pipa api Wanson dengan tekanan

    kerja normal 7 kg/cm2 dengan suhu operasi superhead steam 170

    oC.

    Setelah boiler dapat menghasilkan uap bertekanan, maka tangki bahan bakar

    Residu dipanaskan sampai temperatur 100 oC, kemudian bahan bakar Solar

    diganti Residu denganm tekanan supply (pasok) 16 kg/cm2, sedangkan udara

    pembakaran dihasilkan dari blower yang digerakkan oleh motor listrik.

    - Penyedia udara bertekanan

    Dalam penyedian uap bertekanan diperoleh dari udara atmosfer yang

    dimasukkan kedalam kompresor. Udara bertekanan digunakan sebagai:

    Penggerak alat-alat kontrol (instrumentasi) yang ada di unit Kilang.

    Untuk back wash pada bak penyaringan air di unit water treatment.

    Untuk pengadukan dan pembersih filter.

    Pada unit boiler terdapat 4 buah kompresor yaitu 2 buah jenis screw (ulir) yang

    berkapasitas 174 Nm3/jam dan 2 buah jenis reciprocating (torak) yang

    berkapasitas 250 Nm3/jam.

    - Penyedia Air Lunak

    Air industri yang berasal dari unit water treatment dimasukkan ke dalam

    softener agar kesadahan air turun. Air lunak digunakan untuk umpan air ketel

    dan air pendingin mesin. Air yang digunakan untuk umpan ketel harus

    memenuhi beberapa syarat yang telah ditetapkan diantaranya pH air sekitar

    8,5-9,5 dengan kesadahan total mendekati nol.

    Persyaratan tersebut dibuat oleh organisasi pembuat boiler di Amerika yaitu

    ABMA (American Boiler Manufacturing Association). Hal ini dimaksudkan

    agar dalam ketel atau boiler tidak cepat terbentuk karak atau scale sehingga

    tidak menurunkan efisiensi ketel uap. Kerak dapat menjadi isolasi sehingga

    permukaan perpindahan panas dapat terhalang serta dapat menimbulkan

    kerusakan pada pipa.

    - Penyedia Air Pendingin

    Sistem pendingin di Pusdiklat Migas Cepu menggunakan sistem semi open

    circuit. Keadaan normal air pendingin mempunyai pH antara 6-7. Proses

    penyediaan air pendingin dengan melewatkan air bekas pemanas dari cooler

    dan kondensor pada cooling tower sehingga dapat menghasilkan air pendingin.

    Kegunaan dari air pendingin adalah untuk mendinginkan minyak-minyak panas

    di dalam cooler maupun di dalam kondensor.

    - Penyedia Air Umpan Boiler

    Air umpan boiler adalah air yang dimasukkan ke dalam boiler untuk mengganti

    kehilangan air karena penguapan atau Blow down (pembuangan air boiler)

    selama operasi berjalan. Jika air umpan boiler bermutu rendah maka dapat

    menimbulkan kerak pada permukaan pipa atau seluruh sistem boiler.

    Air umpan boiler berasal dari bak segaran yang sebagian dipompa dengan

    pompa centrifugal single stage menuju unit CPI (Corrugated Plate Interceptor).

    Air yang akan masuk ke CPI ditambahkan atau diinjeksi tawas dan kaporit

  • terlebih dahulu. Dari unit CPI air masuk ke bak air industry (BAI) yang

    berkapasitas 100 m3. Dari BAI, air dialirkan menuju ke pressure sand filter

    untuk menurunkan turbiditas air menjadi 10 ppm SiO2. Oleh karena kesadahan

    air masih tinggi maka air harus dilunakkan dalam softener untuk

    menghilangkan atau mengurangi kandungan ion Ca2+

    dan Mg2+

    .

    - Penyedia Air Pemadam Kebakaran

    Air dari sungai Bengawan Solo yang telah melalui proses screening di pompa

    ke bak segaran sehingga terjadi pengendapan secara gravitasi. Air dari bak

    segaran dipompa dengan pompa sentrifuge menuju ke unit safety and fire

    sebagai air pemadam kebakaran untuk didistribusikan ke hydrant-hydrant yang

    ada di pabrik dan perkantoran.

    b. Unit Power Plant

    Unit penyediaan listrik di Pusdiklat Migas Cepu diperoleh dari generator

    pembangkit tenaga listrik yang ada di lokasi pabrik. Pembangkit listrik di

    Pusdiklat Migas Cepu menggunakan generator set dengan penggerak mesin

    diesel. Pemilihan mesin diesel sebagai penggerak generator ini dikarenakan

    beberapa faktor yaitu:

    - Perawatannya mudah

    - Suku cadangnya mudah didapat

    - Bahan bakarnya dapat dipenuhi sendiri yaitu Solar.

    Fungsi PLTD yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah untuk melayani

    kebutuhan listrik di unit kilang. PLTD di Pusdiklat Migas Cepu didrikan pada

    tahun 1972. Unit power plant memiliki 8 buah generator sebagai mesin untuk

    pembangkit listrik yang terdiri dari:

    - 3 buah generator dengan kapasitas 820 KVA

    - 2 buah generator dengan kapasitas 400 KVA

    - 3 buah generator dengan kapasitas 1000 KVA

    Kebutuhan bahan bakar Solar = 9000 - 9500 liter/hari

    Kebutuhan pelumas = 100 - 125 liter/hari

    Kebutuhan air pendingin = 15 m3

    c. Unit Water Treatment

    Water treatment merupakan unit pengolahan air yang digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dan pabrik. Oleh

    karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan air yang bersih, jernih

    dan bebas dari kuman penyakit. Air mudah didapat dari perukaan bumi, tetapi air

    dengan mutu yang sesuai dengan penggunaannya masih sulit untuk diperoleh.

    Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka Pusdiklat Migas Cepu mengambil air

    dari sungai Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memenuhi

    berbagai kebutuhan.

    Hasil proses pengolahan air di unit water treatment Pusdiklat Migas Cepu

    digunakan untuk:

  • - Air minum

    - Air industri

    - Air untuk pemadam kebakaran

    3.7. Laboratorium

    Laboratorium merupakan salah satu unit penunjang yang penting, terutama untuk

    menganalisa hasil maupun feed dari pengolahan Kilang, air minum, dan Wax plant

    secara rutin. Di Pusdiklat Migas Cepu terdapat 2 laboratorium kontrol kualitas, yaitu:

    - Laboratorium Analisa Minyak

    - Laboratorium Analisa Air

    Laboratorium ini berfungsi untuk menguji karakteristik bahan baku dan kualitas

    produk yang dihasilkan di Pusdiklat Migas Cepu, apakah sesuai dengan standar dan

    spesifikasi bahan yang telah ditetapkan.

    a. Laboratorium Analisa Minyak

    Dalam laboratorium ini menganalisa Crude Oil dan produk yang dihasilkan

    dari Kilang dan Wax plant untuk mengendalikan mutu bahan baku dan

    produknya. Metode analisa yang digunakan berdasarkan standar ASTM

    (American Society for Testing). Metode-metode analisa yang digunakan

    adalah:

    - Density at 15 oC (ASTM D-1298)

    Merupakan suatu perbandingan antara massa cairan pada volume dan suhu

    tertentu. Tujuannya untuk menentukan Density at 15 oC dengan menggunakan

    alat hydrometer. Hasil ini dikoreksi dengan menambahkan faktor koreksi

    sehingga menjadi standar pada temperatur 15 oC.

    Metode: sampel dengan volume tertentu dituangkan ke hidrometer silinder

    dengan termometer didalamnya. Setelah hidrometer terapung bebas dan

    termometer menunjukkan temperatur konstan maka pembacaan pada

    hidrometer sebagai densitas observation.

    - Penentuan Warna (ASTM D-1500)

    Tujuannya untuk mengetahui warna secara visual dari produk minyak.

    Metode: sampel dimasukkan ke dalam tabung gelas dan akuades diisikan pada

    tabung lain. Cahayakan keduanya pada calorimeter, kemudian di bandingkan

    hasilnya dan dicatat skalanya saat kedua warnanya sama.

    - Flash Point

    Flash point merupakan suhu terendah dimana campuran uap minyak dan udara

    akan menyala apabila terkena api pada kondisi tertentu. Tujuannya untuk

    menentukan flash point dari produk minyak bumi. Metode yang digunakan

    adalah ASTM D-92 untuk Pelumas, Residu dan pH Solar sedangkan ASTM D-

    93 untuk Guel Oil dan Gas Oil.

    Metode: sampel dimasukkan dalam cup sebanyak jumlah tertentu tang

    dilengkapi dengan termometer dan dipanaskan. Pada temperatur tertentu, api

    pengujian diarahkan pada permukaan sampel karena sampel menguap maka

  • uap sampel akan menyala. Flash point dicatat sebagai titik terendah dimana uap

    menyala.

    - Distilasi (ASTM D-86)

    Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa produk minyak.

    Metode: sampel dengan volume 100 mL dimasukkan ke labu kemudian

    didistilasi. Temperatur dimana untuk pertama kali terjadi tetesan kondensat

    dicatat sebagai Initial Boiling Point (IBP). Selanjutya setiap kenaikan 10%

    volume kondensat dicatat temperaturnya. Final Boiling Point (FBP) diperoleh

    pada temperatur maksimum yang dapat dicapai.

    - Pour Point (ASTM D-97)

    Tujuannya untuk menngetahui temperatur terendah dimana minyak masih

    dapat mengalir apabila didinginkan pada kondisi tertentu.

    Metode: sampel dengan volume tertentu dipanaskan kemudian didinginkan

    dalam refrigerator. Sampel diperiksa setiap periode penurunan tertentu sampai

    temperatur dimana sampel tidak dapat dituang, ditambah 5F dilaporkan

    sebagai Pour Point.

    - Uji Lempeng Tembaga (ASTM D-130

    Tujuannya untuk mengetahui tingkat korosivitas dari produk minyak.

    Metode: kepingan tembaga digosok dengan kertas amplas dan dibersihkan

    dengan Iso-oktana kemudian dimasukkan kedalam sampel dan dipanaskan

    dalam water bath selama waktu tertentu. Setelah itu, kepingan tembaga diambil

    dan dicuci dengan aseton kemudian dibandingkan warnanya dengan ASTM D-

    130 Copperstrip Corrotion Standart.

    - Water Content (ASTM D-95)

    Untuk menentukan besarnya kandungan air dalam Crude Oil dan produk

    minyak. Metode : sampel dengan volume 100 mL ditambahkan solven 100 mL

    kemudian didistilasi secara refluks. Solven dan air akan terkondensasi dalam

    kondensor sehingga air akan memisah dan berada pada bagian bawah

    kondensor, sedangkan pelarut dan sampel akan kembali kedalam labu distilasi.

    Jumlah kandungan air dibaca pada skala yang ada.

    b. Laboratorium Analisa Air

    Laboratorium ini untuk menganalisa kualitas air baku (air Bengawan Solo) dan

    air olahan dari unit water treatment berupa air Utilitas (air minum, air filter dan

    air CPR), dari Boiler Plant berupa air boiler (air softener, air elektromagnetik

    dan air blow down) dan air pendingin (pada Kilang,dan Power plant).

    Analisa-analisa yang dilakukan adalah:

    - Pemeriksaan pH

    Tujuannya untuk mengetahui tingkat keasaman air. Metode: sampel dengan

    volume tertentu dimasukkan kedalam pH-meter dan dibaca skalanya secara

    elektronik. Sebelum digunakan pH-meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan

    larutan buffer pada pH 4 dan 7.

  • - Total Alkalinity

    Tujuannya adalah untuk mengetahui kadar anion karbonat. Metode : 100 ml

    sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan indicator MO

    kemudian dititrasi dengan larutan HCl standar 0.1 N sampai terjadi perubahan

    warna menjadi merah lembayung.

    - Total Hardness

    Tujuannya untuk mengetahui tingkat kesadahan air yang disebabkan oleh

    adanya ion-ion Ca dan Mg. Metode : 100 ml sampel dimasukkan kedalam

    Erlenmeyer dan ditambahkan larutan buffer dan indikator EDTA sampai terjadi

    perubahan warna menjadi biru.

    - Total Solid

    Tujuannya untuk mengetahui jumlah solid yang terkandung dalam air.

    Metode: sampel dengan volume tertentu dipanaskan dalam oven hingga kering

    kemudian didinginkan dan dihitung secara gravimetry.

    - Turbidity

    Tujuannya untuk mengetahui tingkat kekeruhan air yang dinyatakan dalam

    NTU SiO2.

    Metode: sampel dimasukkan kedalam tabung gelas dan ditutup kemudian

    diukur dengan alat Nephelometer.

    - Klor Aktif

    Tujuannya untuk mengetahui kadar klor bebas dalam air. Metode : 100 ml

    sampel ditambahkan dengan indicator Ortholuidine kemudian dibandingkan

    dengan sampel lain tanpa ditambah larutan Ortholuidine dan dimasukkan

    kedalam alat Lofibond Komparator untuk diukur kandungan klornya.

    - Bilangan KmnO4

    Tujuannya untuk mengetahui kandungan zat organik yang terdapat dalam air.

    3.8. Hasil Produksi dan Pemasaran

    - Hasil Produksi

    Pusdiklat Migas Cepu mengolah minyak mentah yang berasal dari PERTAMINA

    dengan kapasitas kurang lebih 305 kL/hari. Produk utama dari pengolahan minyak

    mentah Pusdiklat Migas Cepu adalah sebagai berikut:

    1. Pertasol CA, CB dan CC

    Pertasol ini merupakan campuran hidrokarbon cair yang mempunyai trayek

    didih 45-250 C. Pertasol atau gasoline merupakan produk yang terpenting

    karena digunakan sebagai pelarut (solvent), pembersih dan lain-lain.

    Penggunaan Pertasol CA:

    - Digunakan pada industri cat, lacquers, varnish

    - Digunakan untuk tinta cetak.

    - Digunakan pada cleaning dan degreasing

  • Gambar 3.8.1. Terminal Pengisian Bahan Bakar

    Penggunaan komponen dalam proses antara lain:

    a. Pembuatan bahan karet pada pabrik ban, vulkanisir, dan lain-lain.

    b. Adhesive (lem).

    c. Industry farmasi

    Penggunaan Pertasol CB :

    - Digunakan pada industri cat, lacquers, thiner

    - Digunakan untuk tinta cetak.

    - Digunakan pada cleaning

    - Industry tekstil (printing)

    Penggunaan Pertasol CC :

    - Untuk bahan kosmetik

    - Solar atau Gas Oil

    Solar atau gas oil mempunyai trayek titik didih 250 - 350C

    - Residu

    Residu merupakan fraksi berat dari minyak bumi yang mempunyai titik didih

    paling tinggi yaitu 350 C. Residu biasanya digunakan sebagai bahan bakar

    dalam pabrik karena mempunyai heating value yang tinggi.

    - Pemasaran

    Untuk pemasaran hasil produksi tidak dilakukan oleh Pusdiklat Migas Cepu

    melainkan dilakukan oleh pihak PERTAMINA. Karena pada dasarnya disini

    Pusdiklat Migas Cepu hanya mengolah minyak mentah milik PERTAMINA.

    3.9. Jumlah Karyawan

    Karyawan merupakan salah satu aset utama yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

    Karyawan memiliki peran yang sangat penting, bahkan sukses tidaknya suatu

    perusahaan sangat tergantung dari karyawan. Sistem kerja yang berlaku di Pusdiklat

    Migas Cepu adalah Sistem Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana sehabis masa kerjanya

  • akan mendapat pensiun. Saat ini karyawan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu sebanyak

    548 karyawan yang terdiri dari:

    Tabel 1.1 Daftar Karyawan Pusdiklat Migas Cepu

    No. Jabatan Jumlah

    1. Kepala Pusdiklat Migas Cepu 1 orang

    2. Kepala Bagian / bidang 4 orang

    3. Kepala Sub Bagian 2 orang

    4. Kepala Sub Bidang 6 orang

    5. Pengawas Unit 23 orang

    6. Pengelola Unit 75 orang

    7. Karyawan Tetap 406 orang

    8. Karyawan Honorer 31 orang

    Total Karyawan 548 orang

    Jam Kerja/Shift Karyawan

    Karyawan di Pusdiklat Migas Cepu terbagi menjadi dua kelompok yaitu

    karyawan non shift dan karyawan shift.

    a. Karyawan non shift terdiri dari karyawan tetap dan honorer.

    Hari dan jam kerja karyawan yang ada di Pusdiklat Migas Cepu adalah:

    Tabel 1.2. Hari dan Jam Kerja Karyawan Non Shift Pusdiklat Migas Cepu

    Hari Jam Kerja Istirahat

    Senin 07.30-16.30 12.00-13.00

    Selasa 07.30-16.30 12.00-13.00

    Rabu 07.30-16.30 12.00-13.00

    Kamis 07.30-16.30 12.00-13.00

    Jumat 07.30-16.30 12.00-13.00

    Sabtu Libur Libur

    Sumber: Pusdiklat Migas Cepu

    b. Karyawan shift terdiri dari karyawan tetap dan honorer yang merupakan

    karyawan yang bekerja pada bagian-bagian yang memerlukan pengawasan

    selama 24 jam misalnya bagian pengolahan, keamanan dan laboratorium

    kontrol kualitas.

    Tabel 1.3 Hari dan Jam Kerja Karyawan Shift Pusdiklat Migas Cepu

    Shift Jam Kerja

    Shift I Mulai pukul 08.00-16.00

    Shift II Mulai pukul 16.00-24.00

    Shift III Mulai pukul 24.00-08.00

  • Kesejahteraan Karyawan

    Pusdiklat Migas Cepu mempunyai berbagai fasilitas yang disediakan untuk

    kesejahteraan karyawan-karyawan antara lain:

    a. Fasilitas Pendidikan

    Sarana-sarana yang terdapat di fasilitas pendidikan meliputi: laboratorium

    dasar, bengkel, ruang peraga dan perpustakaan dengan tujuan untuk

    meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan.

    b. Fasilitas Perumahan

    c. Fasilitas Olahraga

    Sarana yang tersedia berupa GOR, lapangan sepak bola, lapangan atletik,

    tenis, golf, dan kolam renang.

    d. Fasilitas Kesenian dan Hiburan

    Sarana yang tersedia berupa peralatan band, kulintang, karawitan, dan

    sanggar tari.

    e. Fasilitas lain meliputi: cuti selama 12 hari dalam 1 tahun, koperasi, pensiun,

    dan dana gotong royong.