Download - Punya SITI

Transcript
Page 1: Punya SITI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup baik tumbuhan ataupun

hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh protein merupakan komponen terbesar setelah

air. Kira-kira 50 % berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah organik kompleks

yang terdiri atas unsur-unsur Karbon (50-55 %), Hidrogen (± 70 %), Oksigen (± 13 %),

dan Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2 %). Ada beberapa protein lainnya yang

mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi.

Protein mempunyai peranan yang sangat penting, fungsi utamanya sebagai zat

pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya pembentukan kulit, otot, rambut,

membran sel, jantung, hati, ginjal dan beberapa organ penting lainnya. Kemudian terdapat

pula protein yang mempunyai fungsi khusus, yaitu protein yang aktif. Kekurangan protein

dalam jangka waktu lama dapat mengganggu berbagai proses metabolisme didalam tubuh

serta mengurangi adanya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.

Karena berbagai fungsi yang dimiliki oleh protein yang sangat diperlukan bagi tubuh

dan penyusun tubuh ini, maka diadakan percobaan protein ini. Denagn analisis protein di

dalam sampel (Telur ayam, telur penyu, telur bebek, telur keong mas). Adapun kegunaan

cara-cara seperti uji Biuret, uji ninhidrin, uji Denaturasi Protein, pengaruh asam-asam kuat

dan pengendapan protein dengan logam berat.

Yang melatarbelakangi percobaan ini, untuk mengetahui berbagai fungsi yang dimiliki

protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan penyusun tubuh ini.

1.2 Tujuan Percobaan

- Mengetahui sifat-sifat protein berdasarkan reaksi yang terjadi pada saat percobaan.

- Mengetahui hasil uji sampel protein dengan logam-logam berat.

- Mengetahui apakah sampel yang digunakan dapat mengalami renaturasi.

1.3 Prinsip Percobaan

1.3.1. Pengendapan protein dengan logam berat

Didasarkan diatas pengendapan protein oleh logam berat, protein berikatan dengan

logam berat melalui elektron bebas atom N sehingga merusak keutuhan protein dan

merusak struktur sekunder, tersier dan kuantener protein membentuk gumpalan dan

Page 2: Punya SITI

endapan putih. Dimana sampel yang mengandung protein ditambahkan logam berat

dari Pb(No3)2, AgNO3, ZnSO4, dan CuSO4 menghasilkan gumpalan putih, semakin

besar berat molekul logam berat, maka banyak membentuk gumpalan.

1.3.2. Pengaruh Asam-asam mineral kuat

Pada prinsipnya didasarkan atas penambahan asam-asam kuat, dapat memutuskan

ikatan-ikatan peptida dalam protein penyebab dari proses denaturasi yang tidak dapat

balik dimana protwin ini mengalami hidrolisa oleh asam-asam kuat dan ion H+ dari

asam-asam kuat ini merusak rantai samping dalam protein sehingga protein ini

mengalami penggumpalan dan hidrolisis.

1.3.3. Uji Biuret

Pada prinsipnya didasarkan pada ion Cu2+ dalam suasana basa akan berinteraksi

dengan polipeptida/ikatan-ikatan peptida yang menyusun senyawa protein membentuk

senyawa kompleks berwarna ungu Cu2+ akan berinteraksi dengan protein yang

memiliki gugus asam amino karena Biuret dapat digunakan untuk mendeteksi ada

tidaknya ikatan peptida.

1.3.4. Uji Ninhidrin

Pada prinsipnya didasarkan atas pengujian adanya asam amino bebas dalam larutan,

dimana asam amino bebas dalam larutan. Dimana asam amino bebas dalam protein

akan bereaksi dengan Ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru.

Dimana bila asam amino direaksikan dengan Ninhidrin akan membentuk hidindatin

dan amonia, dimana kemudian mengalami kondensasi dan membentuk senyawa

kompleksnya.

1.3.5. Denaturasi Protein

Prinsip percobaan ini adalah untuk mengetahui proses denaturasi protein dengan

menambahkan asam kuat (HNO3). Dan mengetahui proses denaturasi dengan

penambahan basa kuat (NaOH).

Prinsip renaturasi protein adalah kemampuan dari protein untuk menata kembali

bentuk struktur ikatan sekunder, tersier, dan kuantener. Adanya pengaruh penambahan

asam (HON3) perubahan tersebut ditandai dengan kembalinya wujud protein setelah

ditambahkan basa kuat (NaOH).

Page 3: Punya SITI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya

dengan proses-proses kehidupan. Semua malhluk hidup sel berhubungan dengan zat gizi

protein. Nama protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang artinya “yang pertama” yang

terpenting.

Didalam sel protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein

metabolik. Protein struktural ikut serta dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan mengalami

perubahan bahkan mungkin dekstruksi tanapa merusak integritas struktural sel itu sendiri.

Molekul protein mengandung unsur-unsur C, H, O dan unsur khusus yang terdapat di

dalam protein dan tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah Nitrogen

(N).

1. Struktur Asam Amino

Struktur asam amino terdiri atas beberapa bagian :

(I) Gugusan amino

(II) Gugusan karboksil

(III) Gugusan sisa molekul (molecular rest)

Perbedaan antara yang satu dengan yang lain terletak pada struktur sisa molekul R.

2. Struktur Protein

Dalam molekul-molekul protein, asam-asam amino saling dirangkaikan melalui

reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu dengan gugusan amino dari asam

amino yang lain, sehingga terjadi ikatan yang disebut ikatan peptida.

Molekul protein yang mengalami denaturasi menunjukan perubahan sifat fisik dan

kehilangan kapasitas fungsionalnya. Perubahan fisik yang terlihat, mulai dari

flokulasi yang memperlihatkan cloudines (seperti ada awan dalam larutan) disusul

dengan koagulasi dan presipitasi. Gaya yang menyebabkan denaturasi mungkin

termis (panas), gaya listrik (medan listrik), gaya mekanis (tekanan) atau gaya

magnetik (medan magnet). Protein yang telah mengalami denaturasi mudah dicerna

lebih lanjut.

Ada pula natif protein yang terdiri atas dua submolekul atau lebih, yang saling

diperlewatkan. Gaya ikat disini ialah gaya ikat singkat empat (kuartener), memberikan

struktur tingkat empat. Gaya ini sangat lemah sehingga mengalami disrupsi sehingga

molekul itu mudah berdisosiasi. Ikatan jenis ini sudah dapat dipecah, misalnya dengan

Page 4: Punya SITI

menambahkan alkohol pada larutannya atau dengan memanaskan sedikit (Sediaoetama,

2004).

Kata protein itu berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama.

Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh

karena itu sel merupakan pembentukan tubuh kita, maka protein terdapat dalam makanan

berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.

Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut:

Karbon 50%, Hydrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3 % dan Fosfor 0-

3%.

Protein memiliki molekul bebas dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai

jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan menghasilkan

asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino yang terdapat dalam molekul protein. Asam-

asam amino ini terikat satu dengan lain oleh ikatan peptide. Protein mudah dipengaruhi

oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organik (Poedjiadi, 2009).

PROTEIN

Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat

bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Disamping berat molekul yang berbeda-

beda protein mempunyai sifat yang berbeda-beda pula. Ada pula protein yang mudah larut

dalam air, tetapi ada juga yang sukar larut dalam air.

STRUKTUR

Ada empat tingkat struktur dasar protein yaitu struktur primer, struktur sekunder,

struktur tersier dan struktur kuantener. Struktur primer menunjukan jumlah jenis dan

urutan asam amino dalam molekul protein. Oleh karena ikatan antar asam aminolah ikatan

peptide, maka struktur primer protein juga menunjukan ikatan peptide yang urutannya

diketahui untuk mengetahui jumlah, jenis dan urutan asam amino dalam protein dilakukan

analisis yang terjadi dari beberapa tahap yaitu :

1. Penentuan jumlah rantai polipeptida yang berdiri sendiri.

2. Pemecahan ikatan antara rantai polipeptida tersebut.

3. Pemecahan masing-masing rantai polipeptida.

4. Analisis urutan asam amino pada rantai polipeptida.

Pada rantai polipeptida terdapat banyak gugus >C=O dan gugus >N-H. kedua gugus

ini berikatan satu sama lain karena terbentuknya ikatan hydrogen antara atom oksigen dari

Page 5: Punya SITI

gugus >C=O dengan atom hydrogen dari gugus >N-H. apabila ikatan hydrogen terbentuk

antara gugus-gugus yang terdapat dalam satu rantai polipeptida akan terbentuk struktur

Heliks.

Ikatan hydrogen ini dapat terjadi antara dua rantai polipeptida atau lebih dan akan

membentuk konfigurasi ∝ yaitu bukan bentuk Heliks tetapi rantai sejajar yang berkelok-

kelok dan disebut struktur lembaran berlipat (Pleated Sheet Strukture).

Struktur alfa heliks dan lembaran berlipat merupakan struktur sekunder protein.

Struktur tersier menunjukan kecenderungan polipeptida membentuk lipatan atau gulungan

dan dengan demikian membentuk struktur yang lebih kompleks. Struktur ini dimantapkan

oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R pada molekul asam amino yang membentuk

protein.

Beberapa jenis ikatan tersebut misalnya, yaitu :

a. Ikatan elektrostatik.

b. Ikatan Hidrogen.

c. Interaksi hidrofob antara rantai seeping non polar.

d. Interaksi dipole-dipol,dan

e. Ikatan disulfide yaitu suatu ikatan kovalen (Poedjiadi, 2009)

Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme hewan.

Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata yunani proteios, yang artinya

“pertama”. Protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam

amino.

STRUKTUR ASAM AMINO

Asam-asam amino tersderhana adalah asam amino asetat (H2NCH2CO2H), yang

disebut glisina (glycine), yang tidak memiliki rantai samping dank arena itu tidak

mengandung satu atom karbon kiral. Semua asam amino lain memiliki rantai samping

dank arena itu atom karbon ∝-nya bersifat kiral. Asam amino yang berasal dari protein

termasuk dalam derat L-artinya, gugus-gugus dikelilingi karbon ∝ mempunyai konfigurasi

yang sama seperti dalam L-glisenaldehida.

Asam amino tidak terlalu bersifat seperti senyawa-senyawa organik, misalnya titik

leburnya diatas 200oC, sedangkan kebanyakan senyawa organik dengan bobot molekul

sekitar itu berupa cairan pada temperature kamar. Asam amino larut dalam air dan pelarut

polar lainnya, tetapi tidak dapat larut dalam pelarut nonplar seperti dietil eter atau benzene.

Asam amino mempunyai nomor dipole yang besar. Mereka kurang bersifat asam

Page 6: Punya SITI

dibandingkan dengan molekul yang sama. Suatu asam amino mengalami reaksi asam-asam

internal yang menghasilkan ion dipolar yang disebut juga zwitterians (dari kata jerman

“hibrida”) karena terjadi muatan ion. Suatu asam amino mempunyai banyak sifat garam,

pKa suatu asam amino bukanlah pKa dari gugus –CO2H, melainkan dari gugus –NH3+,

pKb bukan dari gugus amino yang bersifat basa, melainkan dari gugus –CO2- yang bersifat

basa sangat lemah (Fessenden, 1986)

KLASIFIKASI PROTEIN

Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama,

yaitu :

1. Protein globuler, yaitu berbentu bulat atau elips dengan rantai polipeptida yang

berlipat. Umumnya protein globuler larut dalam air, asam, basa atau etanol. Contoh

: albumin, globulin, protamin, semua enzim dan antiboy.

2. Protein fiber, yaitu protein berbentuk serat atau serabut dengan rantai polipeptida

memanjang pada satu sumbuh. Hampir semua protein fiber memberikan peran

structural atau pelindung. Protein fiber tidak larut dalam air, asam, basa maupun

etanol.

Contoh : keratin pada rambut, kalogen pada tulang rawan dan fibroin pada sutera.

SIFAT-SIFAT PROTEIN

Berat molekul protein sangat besar, ribuan sampai jutaan sehingga merupakan suatu

makromolekul. Seperti senyawa polimer lain (misalnya : pati), protein dapat pula

dihidrolisis oleh asam, basa, atau enzim tertentu dan menghasilkan campuran asam-asam

amino.

Sifat fisikokimia protein berbeda satu sama yang lain. Tergantung pada komposisi dan

jenis asam amino penyusunnya. Sebagian besar protein bila dilarutkan dalam air akan

membentuk disperse koloidal dan tidak dapat berdifusi bila dilewatkan melalui membrane

semipermiabel. Beberapa protein mudah larut dalam air, tetapi ada pula yang sukar larut.

Namun semua protein tidak dapat larut dalam pelarut organik seperti eter klorogorm atau

benzene.

Protein sangat peka (pada umumnya) terhadap pengaruh fisik dan zat kimia, sehingga

mudah mengalami perubahan bentuk. Perubahan atau modifikasi pada struktur molekul

protein disebut denaturasi. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya denaturasi adalah :

- Panas

Page 7: Punya SITI

- pH

- Aliran listrik,dan

- Adanya bahan kimia seperti urea, alcohol atau sabun

Proses denaturasi kadang berlangsung secara reversible, tetapi ada pula yang irreversible,

tergantung pada penyebabnya. Protein yang mengalami denaturasi akan menurunkan

aktivitas biologinya dan berkurang kelarutannya, sehingga mudah mengendap.

Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik

seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat. Penambahan asam-asam

menyebabkan terbentuknya proteinat yang tidak larut. Pada titik isolistrik, protein akan

mengalami pengendapan (koagulasi) paling cepat dan prinsip dapat digunakan untuk

pemisahan atau pemurnian suatu protein (Yazid, 2006).

BAB III

Page 8: Punya SITI

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1.Alat

- Rak tabung reaksi

- Pipet tetes

- Tabung reaksi

- Beker gelas

- Batang pengaduk

- Corong kaca

- Kertas saring

- Labu Erlenmeyer

- Gelas ukur

- Penangas air/water bath

3.1.2.Bahan

- Telur ayam kampung

- Telur bebek

- Telur penyu

- Telur keong mas

- Susu kedelai

- Susu beruang

- Pb (NO3)

- AgNO3

- ZnSO4

- NaOH

- Ninhidrin

- HNO4

- H2SO4

- HCL

- Aquadest

- Tissue

3.2 Prosedur Percobaan

Page 9: Punya SITI

3.2.1.Pengendapan protein dengan logam berat

- Dipipet sebanyak 1 pipet telur bebek di dalam 3 tabung reaksi

- Ditabung 1, ditambahkan 5 tetes Pb (NO3)2, dikocok dan diamati perubahan warna

yang terjadi.

- Ditabung 2, ditambahkan 5 tetes ZnSO4 0,1 M. dikocok dan diamati perubahan

yang terjadi.

- Ditabung 3, ditambahkan 5 tetes FeCl3, dikocok dan diamati perubahan yang

terjadi.

- Diulangi langkah yang sama seperti langkah-langkah diatas dengan mengganti

telur ayam kampong, penyu, keong mas, susu kedelai, dan susu beruang.

3.2.2.Uji asam-asam mineral kuat

- Dipipet sebanyak 1 pipet keong mas di dalam 3 tabung reaksi

- Ditabung 1, ditambahkan 5 tetes HCl, dikocok dan diamati perubahan yang

terjadi.

- Ditabung 2, ditambahkan 5 tetes CuSO4. dikocok dan diamati perubahan yang

terjadi.

- Ditabung 3, ditambahkan 5 tetes HNO3, dikocok dan diamati perubahan yang

terjadi.

- Diulangi langkah yang sama seperti langkah-langkah diatas dengan mengganti

telur ayam kampung, penyu, bebek, susu kedelai, dan susu beruang.

3.2.3.Uji Ninhidrin

- Dipipet sebanyak 1 pipet telur penyu ke dalam tabung reaksi ditambahkan 5 tetes

Ninhidrin.

- Dikocok perlahan dan diamati perubahan yang terjadi.

- Diulangi langkah yang sama seperti langkah-langkah diatas dengan mengganti

telur ayam kampung, keong mas, bebek, susu kedelai, dan susu beruang.

3.2.4.Uji Biuret

- Dipipet sebanyak 1 pipet telur ayam kampung ke dalam tabung reaksi

ditambahkan 5 tetes Biuret.

- Dikocok perlahan dan diamati perubahan yang terjadi.

- Diulangi langkah yang sama seperti langkah-langkah diatas dengan mengganti

telur telur penyu, keong mas, bebek, susu kedelai, dan susu beruang.

3.2.5.Uji denaturasi protein

Page 10: Punya SITI

- Dipipet sebanyak 1 pipet telur bebek ke dalam tabung reaksi ditambahkan 5 tetes

HNO3.

- Dipanaskan selama 5 menit, lalu didinginkan.

- Ditambah 5 tetes NaOH, lalu amati perubahannya

3.3. Flowsheet

3.3.1.Uji pengendapan protein dengan logam berat

a. Telur bebek

- ditambah - ditambah - ditambah

b. Telur keong mas

- ditambah - ditambah - ditambah

c. Telur penyu

1 pipet telur bebek

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur keong mas

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

Page 11: Punya SITI

- ditambah - ditambah - ditambah

d. Telur ayam kampung

- ditambah - ditambah - ditambah

e. Susu kedelai

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet telur Penyu

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur ayam kampung

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet susu kedelai

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

Page 12: Punya SITI

f. Susu Beruang

- ditambah - ditambah - ditambah

3.3.2. Uji asam-asam mineral kuata. Telur keong mas

- ditambah - ditambah - ditambah

b. Telur ayam kampung

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet susu beruang

Tabung 1

5 tetes Pb(NO3)2

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes 0,1 M ZnSO4

5 tetes FCl3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur keong mas

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur ayam kampung

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

Page 13: Punya SITI

c. Telur bebek

- ditambah - ditambah - ditambah

d. Telur Penyu

- ditambah - ditambah - ditambah

e. Susu Kedelai

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet telur bebek

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur Penyu

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet Susu Kedelai

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

Page 14: Punya SITI

f. Susu Beruang

- ditambah - ditambah - ditambah

3.3.3. Uji Ninhidrin

a. Telur Penyu

- ditambah - ditambah - ditambah

b. Telur Bebek

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet Susu Beruang

Tabung 1

5 tetes HCl

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4 5 tetes HNO3

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur penyu

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur bebek

Page 15: Punya SITI

c. Telur keong mas

- ditambah - ditambah - ditambah

d. Telur ayam kampung

- ditambah - ditambah - ditambah

e. Susu Kedelai

- ditambah - ditambah - ditambah

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur keong mas

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur ayam kampung

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

1 pipet susu kedelai

Page 16: Punya SITI

f. Susu Beruang

- ditambah - ditambah - ditambah

3.3.4. Uji Biuret

a. Telur ayam kampung

- ditambah - ditambah - ditambah

Tabung 1

5 tetes Ninhidrin

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes Ninhidrin

5 tetes Ninhidrin

MenggumpalMenggumpal

1 pipet susu beruang

1 pipet telur ayam kampung

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

Page 17: Punya SITI

b. Telur Penyu

- ditambah - ditambah - ditambah

c. Telur bebek

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet telur Penyu

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur bebek

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

Page 18: Punya SITI

d. Telur keong mas

- ditambah - ditambah - ditambah

e. Susu kedelai

- ditambah - ditambah - ditambah

1 pipet telur keong mas

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur susu kedelai

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

Page 19: Punya SITI

f. Susu Beruang

- ditambah - ditambah - ditambah

3.3.5. Uji denaturasi protein

- ditambahkan

- dipanaskan 5 menit- didinginkan- ditambahkan

1 pipet telur susu beruang

Tabung 1

5 tetes CuSO4.5H2O

Menggumpal

Tabung 2 Tabung 3

5 tetes CuSO4.5H2O

5 tetes CuSO4.5H2O

MenggumpalMenggumpal

1 pipet telur bebek

5 tetes HNO3

Menggumpal merah putih

5 tetes NaOH

Page 20: Punya SITI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan

No Perlakuan Hasil pengamatan

1.

2.

Pengendapan protein dengan logam berat

- Pb (NO3)2 5 tetes ditambahkan

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

- ZnSO4 0,1 M 5 tetes ditambahkan

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyuh.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

- FeCl3 5 tetes ditambahkan

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

Asam-asam mineral kuat

- HCl 5 tetes ditambah

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal banyak

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal, warna kuning

- Menggumpal, warna kuning

- Menggumpal banyak

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal sedikit

- Menggumpal sedikit

- Menggumpal sedikit

- Sedikit busa

Page 21: Punya SITI

3.

4.

5.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

- H2SO4 5 tetes ditambah

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

- HNO3 5 tetes ditambah

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

Uji Biuret

- 5 tetes CuSO4.5H2O ditambah

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang.

Uji Ninhidrin

- 5 tetes ninhidrin ditambah

- 1 pipet telur ayam kampung.

- 1 pipet telur penyu.

- 1 pipet telur bebek.

- 1 pipet keong mas.

- 1 pipet susu kedelai.

- 1 pipet susu beruang

Uji Denaturasi protein

- Dipipet 1 pipet telur bebek kedalam

- Menggumpal

- Menggumpal

- Menggumpal banyak

- Menggumpal banyak

- Menggumpal banyak

- Banyak busa

- Menggumpal

- Menggumpal

- Tidak menggumpal

- Menggumpal sedikit

- Menggumpal banyak

- Banyak busa

- Menggumpal

- Menggumpal

- Warna kuning muda (-)

- Warna keunguan (+)

- Warna keunguan (+)

- Warna merah tua (-)

- Warna ungu (-)

- Warna putih (+)

- Warna ungu (+)

- Warna tetap (-)

Page 22: Punya SITI

tabung reaksi dan ditambahkan 5 tetes

HNO3.

- Dipanaskan selama 5 menit, lalu

didinginkan.

- Ditambah 5 tetes NaOH dan dikocok

perlahan-lahan.

- Diamati perubahan yang terjadi.

- Menggumpal, warna putih

- Masih menggumpal (gagal)

- Karna faktor kesalahan

4.2. Reaksi-reaksi

4.2.1. Pengendapan protein dengan logam berat.

a. Ag+

b. Pb2+

Page 23: Punya SITI

c. Zn2+

d. Fe3+

Page 24: Punya SITI

4.2.2. Uji Biuret

a. Reaksi untuk pereaksi Biuret

2NaOH + CuSO4 Cu(OH)2 + Na2SO4

b. Protein + Biuret

4.3. Pembahasan

Protein adalah senyawa terpenting dalam kehidupan yang merupakan senyawa organik

yang mengandung nitrogen yang sangat kompleks yang strukturnya terdiri dari satuan-

satuan asam amino.

Denaturasi adalah rusaknya struktur didalam suatu protein yang disebabkan oleh

perubahan pH, kosentrasi garam, suhu atau aspek lain dari lingkungan yang diubah, yang

menyebabkan ikatan-ikatan dalam protein menjadi terpecah dan protein kehilangan

konfimasi lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi denaturasi antara lain :

- pH

- Konsentrasi garam.

- Suhu

Renaturasi adalah proses pembalikan protein kembali kebentuk semula setelah

mengalami denaturasi atau penggumpalan atau perusakan protein. Renaturasi ini terjadi

Page 25: Punya SITI

dalam percobaan uji denaturasi telur bebek dengan larutan HNO3. Struktur protein

menggumpal karena sampel dicampur dengan HNO3, sehingga struktur proteinnya rusak.

Setelah itu ditambahkan larutan basa yaitu NaOH. Dimana untuk menetralkan suasana

larutan (pH) yang asam disebabkan oleh HNO3(asam + basa) dengan tujuan untuk

melarutkan HNO3 yang telah direaksikan dengan sampel putih telur bebek dengan harapan

HNO3 dapat dinetralkan oleh NaOH.

Pada percobaan pengendapan protein dengan logam berat dengan menggunakan putih

telur ayam kampung, telur bebek, telur penyu, telur keong mas, susus kedelai, dan susu

beruang digunakan larutan logam berat seperti Pb(NO3)2, FeCl3, ZnSO4 0,1 M. Hasil

endapan yang diperoleh pada Pb2+ terdapat gumpalan dan ada juga yang berhomogen,

karena adanya faktor kesalahan dari larutan tersebut yang sudah kadarluasa, karena sudah

terlalu lama sehingga tidak bekerja/bereaksi dengan baik, FeCl3 terdapat gumpalan agak

banyak dari Pb2+ dan ZnSO4 0,1 M terdapat gumpalan juga, yang lebih banyak dari sampel

yang lain. Ion-ion logam berat adalah racun yang dapat berikatan dengan rantai samping

dari protein membentuk gumpalan karena kereaktifan dari logam yang besar untuk dapat

berikatan dengan protein. Makin banyak endapan maka makin toxic logam itu. Berarti

protein telur ayam yang baik untuk menetralisis keracunan logam.

Edapan yang diperoleh berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan oleh berat molekul dari

logam berat dimana Pb memiliki BM 207,19 ; Ag = 107,87 dan Zn = 65,37. BM Pb paling

besar sehingga secara teoritis endapan yang paling banyak adalah Pb. Tetapi karena adanya

faktor kesalahan dari percobaan yang dilakukan sehingga Pb tidak dapat menghasilkan

gumpalan yang sempurna.

Pada percobaan asam-asam mineral kuat, digunakan asam-asam HCl, HNO3, dan

H2SO4 dengan sampel putih telur ayam kampung, telur penyu, telur keong mas, telur

bebek. Hasil yang diperoleh pada penambahan H2SO4 yang menghasilkan endapan atau

gumpalan paling banyak dari pada HCl dan NHO3. Hal itu disebebkan karena pKa-nya

lebih rendah yang merupakan asam kuat H2SO4 mudah untuk bereaksi dengan sempurna

hingga endapan atau gumpalannya lebih sedikit.

pKa H2SO4 lebih rendah dari HNO3 dan HCl. H2SO4 merupakan asam anorganik yang

merupakan asam kuat dan mudah bereaksi dengan protein yang berada pada sampel

sehingga endapan yang terbentuk lebih banyak.

Pada percobaan uji Biuret digunakan CuSO4.5H2O sebagai pereaksi dengan sampel

telur ayam kampong, telur bebek, telur keong mas, telur penyu, susu kedelai dan susu

beruang. Percobaan dengan telur ayam kampong berwarna kuning muda dan ada

Page 26: Punya SITI

gumpalan. Pada percobaan dengan menggunakan telur keong mas terdapat gumpalan dan

warna tetap merah tua. Pada percobaan telur bebek terdapat warna ungu dan telur penyu

juga berwarna ungu ini dikarenakan terbentuknya ikatan kompleks antara Cu dengan

pasangan nitrogen bebas pada atom nitrogen pada protein. Hingga terbentuknya kompleks

protein dan Cu2+ memberi warna ungu.

Pada uji ninhidrin fungsinya untuk menunjukan adanya asam amino bebas dalam

sampel putih telur ayam kampung, telur bebek, telur keong mas, telur penyu, susu kedelai

dan susu beruang. Dari hasil percobaan putih telur ayam kampung memberikan warna

ungu dan telur bebek, telur penyu berwarna putih dan telur keong mas berwarna merah tua

(tetap) dan pada susu kedelai dan susu beruang memberikan warna putih dan ada

gumpalan. Putih telur ayam kampung dan telur bebek yang bereaksi positif membentuk

senyawa dengan kompleks berwarna ungu. Berarti putih telur ayam kampung dan telur

penyu terdapat asam-asam amino.

Fungsi proyein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses

pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung dalam tubuh kita.

- Protein sebagai enzim ; hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu

senyawa mikromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana

seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti veplikasi

kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam

system biologis.

- Protein pengendalian pertumbuhan ; protein ini bekrja sebagai reseptor (dalam bakteri)

yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter

bahan.

- Alat pengangkut dan penyimpan ; banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion

dapat diangkut atau dipindakan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin

mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam

otot.

- Penunjang mekanis ; pertahanan tubuh atau imunisasi biasanya dalan bentuk antibody,

yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-

benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan sel asing lainnya.

- Media perambatan impuls saraf ; protein ini biasanya berupa reseptor, misalnya

iodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor. Penerima warna atau cahaya

pada sel-sel mata.

Page 27: Punya SITI

Struktur protein dapat dilihat sebagai herarki, yaitu berupa struktur primer (tingkat satu),

struktur sekunder (tingkat dua), struktur tersier (tingkat tiga) dan struktur kuarter (tingkat

empat). Struktur primer merupakan urutan asam amino penyusun protein yang

dihubungkan melalui ikatan peptide (amida). Sementara itu, struktur sekunder protein

adalah struktur tiga dimensi lokal berbagai rangkaian asam amino pada protein yang

distabilakan oleh ikatan hydrogen. Gabungan dari aneka ragam dari struktur sekunder akan

menghasilkan struktur tiga dimensi yang dinamakan struktur tersier. Struktur tersier

biasanya berupa gumpalan beberapa molekul protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa

ikatan kovalen membentuk oligomer yang stabil.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Page 28: Punya SITI

Dari percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa :

- Berdasarkan percobaan, protein memiliki sifat mudah terdenaturasi, mudah terhidrolisis,

bereaksi positif dengan Biuret serta ninhidrin, protein memiliki ikatan peptide dan

mudah terendapkan karena adanya logam berat.

- Pada percobaan diperoleh bahwa protein dicampurkan dengan logam berat seperti Pb,

FeCl3 dan Zn menghasilkan endapan yang banyak pada FeCl3 secara teori seharusnya

pada Pb karena BMnya = 207,19, lebih besar dari BM FeCl3 atau pun Zn.

- Pada percobaan denaturasi protein, sampel yang digunakan yaitu putih telur ayam,

sampel setelah mengalami denaturasi ketika penambahan basa ternyata masih bisa

mengalami renaturasi.

5.2. Saran

Sebaknya pada percobaan selanjutnya digunakan sampel yang berbeda contohnya

menggunakan sumber protein lainnya seperti daging, ikan laut, rumput laut, dan lain-lain

agar percobaannya lebih bervariasi dan untuk mengetahui suatu struktur primer protein

putus atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, Ralph. J. 1992. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Page 29: Punya SITI

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Yarzid, Esfien. 2006. Penuntun Praktikum Untuk Mahasiswa Analisis. Yogyakarta :

Andi

Samarinda, 20 November 2010

Asisten Pratikan

Titik. A Yuni Wahyuni Lestari Nim. 06.58237.02510.08 Nim. 0907025012