Download - Ptk Media Vcd

Transcript

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya zaman, manusia dituntut untuk lebih baik dalam segala hal. Munculnya teknologi yang pesat saat ini membuat revolusi yang besar terhadap dunia. Semua pekerjaan terasa mudah dan murah. Demikian pula dalam pendidikan yang berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah. Beberapa variasi metode yang digunakan untuk mengajarkan ilmu kepada anak didik yang semakin maju dan canggih. Hal ini berbeda sekali dengan keadaan beberapa puluh tahun yang lalu, di mana sistem belajar masih sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan media teknologi. Tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha yang dapat dikerjakan. Di samping memahami penggunaannya, para guru pun patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan efesien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Untuk mewujudkan misi tersebut mempersyaratkan perlunya dilakukan perubahan terhadap pembelajaran yang berlangsung selama ini di sekolah, yaitu pembelajaran yang semula berorientasi pada guru menjadi pembelajaran yang berorientasi pada optimalisasi kompetensi peserta didik serta proses pencapaiannya.

1

2

Menjelaskan Konsep Motor Bakar merupakan salah satu kompetensi dasar dari standar kompetensi Menjelaskan Proses-Proses Mesin Konversi Energi pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan yang harus dipelajari peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian Teknik Otomotif dengan tujuan membekali peserta didik dengan pengetahuan dasar teknik mesin dengan tujuan mengarahkan peserta didik agar memiliki dasar yang luas, kuat dan mendasar dibidang Teknik Otomotif sebelum mereka mempelajari mata pelajaran Kompetensi Kejuruan. Persoalan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif adalah rendahnya hasil belajar terutama pada kompetensi menjelaskan konsep mesin konversi energi. Hal ini terlihat dari nilai hasil ulangan mid semester ganjil kelas X Teknik Mekanik Otomotif tahun pelajaran 2009/2010, yaitu pada kelas X Teknik Mekanik Otomotif 1 dari 40 orang peserta didik, 26 orang mendapat nilai 45,00 65,00 (65%) dan 14 orang mendapat nilai 70,00 80,00 (35%), pada kelas X Teknik Mekanik Otomotif 2 dari 38 orang peserta didik, 25 orang mendapat nilai 40,00 65,00 (65,79%) dan 13 orang mendapat nilai 7,00 8,50 (34,21%). Dari uraian diatas, terlihat bahwa nilai hasil belajar Kompetensi Motor Bakar Torak masih banyak (>50%) berada di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 7,00. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menduga bahwa metode pembelajaran dan

pemanfaatan media pembelajaran serta usaha yang dilakukan guru selama ini belum efektif. Oleh karena itu perlu di terapkan suatu metode pembelajaran agar peserta didik lebih termotivasi dan aktif sehingga hasil belajar meningkat. Cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah pembelajaran di antaranya dengan memanfaatkan media yang dapat membantu siswa

3

mengembangkan kemampuannya dalam

kompetensi menjelaskan konsep

motor bakar. Dengan menggunakan media pendidikan, dapat merangsang peserta didik untuk lebih bergairah dalam mengikuti pelajaran. Pemanfaatan media dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu cara guru untuk meningkatkan kemauan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Selain itu, pemanfaatan media pendidikan akan membuat pembelajaran lebih bervariasi. Pembelajaran yang bervariasi akan menambah minat belajar siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar dengan baik. Berdasarkan manfaat media dalam proses belajar mengajar, maka sewajarnyalah guru memanfaatkan media sebagai alat untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran standar kompetensi motor bakar torak adalah dengan menggunakan media VCD (Video Compact Disc). Melalui penggunaan media VCD yang tepat dalam proses

pembelajaran, maka semua objek itu dapat disajikan kepada peserta didik, adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya, keseragaman pengamatan, dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis, membangkitkan keinginan dan minat baru serta

membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Konsep Motor Bakar Melalui

Penggunaan Media VCD (Video Compact Disc) Di Kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.

4

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalahnya, yaitu sebagai berikut : 1. Media VCD belum digunakan dalam proses pembelajaran 2. Metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat 3. Interaksi antara guru dengan peserta didik dalam proses pembelajaran belum optimal. 4. Sebagian besar peserta didik belum memiliki buku pelajaran/ modul.

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar peserta didik dalam kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dengan menggunakan media VCD di Kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009-2010.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan masalahnya adalah: Apakah dengan menggunakan media VCD dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar bakar ? kompetensi dasar menjelaskan konsep motor

E. Tujuan penelitian Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar di SMK.

5

Tujuan khusus dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran kompetensi menjelaskan konsep motor bakar dengan menggunakan media VCD di kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.

F. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan ini memberi manfaat : 1. Bagi peserta didik : a. Membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar b. Membantu peserta didik memahami konsep dan prinsip kerja motor bakar melalui tayangan media VCD. 2. Bagi Guru : a. Meningkatkan pembelajaran b. Meningkatkan profesionalisme guru c. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam proses pembelajaran. pengetahuan dan pengalaman tentang metode

6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teori 1. Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menjelaskan Konsep Motor Bakar a. Hakekat Belajar Pembelajaran meliputi dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Belajar mengacu pada kegiatan siswa sedangkan mengajar mengacu pada kegiatan guru. Belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Pengertian belajar ini para ahli psikologi pendidikan mengemukakan rumusan yang berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Menurut Usman (1999:5) menyatakan bahwa Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Selanjutnya beberapa definisi belajar dapat dilihat pada uraian berikut, (Djamarah,2008:13) : 1) James O Whittaker merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 2) Cronbach berpendapat bahwa belajar sebagai suatu aktifitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 3) Howard I. Kingskey mengatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan.

6

7

4) Slameto merumuskan pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Walaupun terdapat perbedaan rumusan pengertian belajar, namun pada hakekatnya pendapat diatas mempunyai maksud dan tujuan yang sama yaitu belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah adanya interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, keterampilan maupun sikap melalui hubungan timbal balik antara siswa dengan

lingkungannya. Menurut Depdiknas (2008:3) menjelaskan Ciri-ciri belajar, yaitu: 1) Pelakunya adalah peserta didik yang bertindak belajar atau pembelajar. 2) Tujuan belajar adalah memperoleh hasil belajar dan pengalaman hiduProsesnya terjadi secara internal pada diri pembelajar. 3) Tempat belajar di sembarang tempat. 4) Lama belajar sepanjang hayat. 5) Syarat terjadinya belajar yaitu ada motivasi belajar yang kuat. 6) Ukuran keberhasilan dari belajar adalah dapat memecahkan masalah. 7) Faedah belajar bagi pembelajar adalah dapat mempertinggi martabat pribadi. 8) Hasil belajar adalah dampak yang diperoleh dari pengajar.

8

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan sesuatu perubahan tingkah laku dimana perubahan itu timbul karena adanya suatu tindakan atau kegiatan. b. Hakekat Hasil Belajar Hasil belajar diperoleh melalui kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan melalui penilaian kelas. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan hasil belajar yang akan dinilai. Dari hasil belajar ini diperoleh profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi dasar. Untuk mengetahui penguasaan setiap siswa terhadap mata pelajaran tertentu maka perlu dilaksanakan evaluasi. Dari hasil evaluasi itulah akan dapat diketahui kemajuan siswa (Djamarah, 1994:2) Menurut Winarno Surahmad ( 1997 : 88 ) Hasil belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku. Kemampuan siswa dalam menguasai konsep pengetahuan yang disampaikan oleh guru akan bervariasi hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa melalui penilaian. Hasil belajar yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1988:31) yang mengemukaan bahwa : Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar siswa, karena kedua faktor tersebut mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar artinya semakin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran semakin bagus hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

9

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hal yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran yang digunakan untuk menentukan tingkat

keberhasilan peserta didik dalam menguasai dan memahami materi pelajaran. Bloom (1976:201-207) membagi hasil belajar menjadi kawasan yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta ketrampilanketrampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuankemampuan

menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi situasi baru dan nyata, (4) analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagianbagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar adalah hasil dari pencapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik melalui

10

berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan, atau menunjukan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar telah benar-benar dikuasai. c. Hakekat Kompetensi Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan sesorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. (Usman, 1999:4). Selanjutnya Aristo (2008) mengutip beberapa pendapat tentang kompetensi yaitu : 1) Mulyasa (2002) mengemukakan Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 2) Ashan (1981) mengemukakan bahwa kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. 3) Finch & Crunkilton (1979), mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dalam materi pelatihan KTSP dijelaskan bahwa Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswa. (Depdiknas : 2008).

11

Gordon dalam (Aristo, 2008) menjelaskan bahwa : Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif. (2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. (3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (4) Nilai (value); adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. (5) Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. (6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Dari pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi adalah hasil yang telah dicapai siswa melalui suatu kegiatan belajar sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan dengan kondisi yang diprasyaratkan. Berkaitan dengan perumusan tersebut, maka kompetensi dapat dikenali melalui dari sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati.

d. Konsep Motor Bakar 1) Kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar Dasar Kompetensi Kejuruan merupakan salah satu mata pelajaran pada program studi keahlian Teknik Otomotif di SMK Teknologi dan Rekayasa yang terdiri dari beberapa standar kompetensi, yaitu : 1). Memahami dasar-dasar mesin 2). Memahami proses-proses dasar pembentukan logam

12

3). Menjelaskan proses-proses mesin konversi energi : a) b) c) d) e) f) Menjelaskan konsep motor bakar Menjelaskan konsep motor listrik Menjelaskan konsep generator listrik Menjelaskan konsep pompa fluida Menjelaskan konsep kompresor Menjelaskan konsep refrigerasi

4) Menginterpretasikan gambar teknik 5) Menggunakan peralatan dan perlengkapan di tempat kerja 6) Menggunakan alat-alat ukur (measuring tools) 7) Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja. Materi pelajaran tentang konsep motor bakar baik motor 4 tak maupun motor 2 tak sangat penting di pahami oleh siswa pada program studi keahlian teknik otomotif terutama siswa pada tingkat pertama, karena materi pelajaran ini sebagai dasar untuk mempelajari kompetensi pemeliharaan mesin selanjutnya. Tujuan pembelajaran kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami, mengenal konstruksi dan cara kerja motor bakar serta memahami motor 2 tak dan 4 tak. BNSP (2008:7). 2) Prinsip Kerja Motor Bakar Motor adalah komponen yang menghasilkan tenaga putar pada kendaraan, sehingga kendaraan dapat berjalan. Motor bakar adalah motor yang proses pembakarannya terjadi didalam mesin itu sendiri (dalam ruang bakar)yang disebut juga dengan Mesin Pembakaran

13

dalam (Internal Combustion Engine). Dan mesin yang proses pembakarannya di luar mesin seperti mesin uap, mesin turbin disebut dengan mesin pembakaran luar (External combustion Engine). Tenaga yang dihasilkan mesin berasal dari hasil proses pembakaran bahan bakar dan udara didalam ruang silinder (ruang bakar) yang telah di kompresikan oleh torak. Ruang bakar berhubungan langsung dengan katup masuk, katup buang dan pemasangan busi. Proses yang terjadi pada mesin sehingga menghasilkan tenaga (usaha) dimulai dari Proses Isap atau masuknya campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas kedalam ruang silinder pada saat torak bergerak dari Titik Mati Atas (TMA) ke Titik Mati Bawah (TMB) dan katup masuknya terbuka. Gas didalam ruang silinder selanjutnya di kompresikan (Proses Kompresi )oleh torak pada saat torak bergerak dari TMB ke TMA dimana saat itu katup masuk dan katup buang tertutup, sehingga tekanan didalam ruang bakar menjadi sangat tinggi. Sebelum berakhirnya langkah kompresi yaitu saat beberapa derajat torak mencapai TMB maka busi meloncatkan bunga api sehingga campuran gas didalam ruang silinder terbakar. Proses pembakaran ini menghasilkan tenaga panas yang menyebabkan terjadinya Tenaga (Proses Usaha) torak bergerak ke TMB. Akibat gerakan turun naik torak ini maka poros engkol yang berhubungan dengan torak akan berputar dan putaran ini akan diteruskan ke roda kendaraan. Selanjutnya hasil proses pembakaran di dalam ruang silinder tadi yang berbentuk asap dan gas bekas akan di keluarkan saat Proses Buang terjadi yaitu pada saat torak bergerak lagi dari TMB ke TMA dan katup buang terbuka. Gas bekas tersebut akan keluar ke knalpot

14

melalui saluran buang. Selanjutnya terjadi lagi proses isap-proses kompresi-proses usaha-proses buang selama mesin hidup. Prinsip kerja mesin diatas disebut dengan prinsip kerja motor 4 langkah (Four Stroke Engine) atau motor 4 tak, karena tiap satu siklusnya terdiri dari 4 langkah torak. Ada juga motor yang tiap siklusnya terdiri dari 2 langkah torak, yang disebut dengan motor 2 langkah (Two-Stroke Engine) atau motor 2 tak yaitu motor yang proses kerjanya dua kali langkah torak bergerak turun naik atau satu kali putaran poros engkol menghasilkan satu kali langkah usaha. 2. Pembelajaran Dengan Menggunakan Media VCD (Video Compact Disc) a. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran menurut Depdiknas (2008) adalah Sebagai aktivitas mental/psikis dan fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan perubahan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap, bersifat tetap dan membekas. Pembelajaran bukan proses

pemindahan pengetahuan melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan peserta didik membentuk pengetahuan, mengkonstruksi makna secara

jelas dan kritis dalam menghadapi fenomena baru dan menemukan caracara pemecahan permasalahan. Menurut Suryosubroto (1997:19) menyatakan bahwa: Proses pembelajaran meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah suatu kegiatan atau proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik untuk mencapai tujuan tertentu.

15

Dalam proses pembelajaran ada komponen-komponen yang perlu mendapat perhatian, antara lain: 1) Tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran merupakan acuan yang perlu dipertimbangkan untuk memilih strategi pembelajaran. 2) Guru. Masing-masing guru berbeda dalam pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, maupun

wawasannya. Perbedaan ini mengakibatkan adanya perbedaan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang digunakan dalam

program pengajaran. 3) Siswa. Di dalam proses pembelajaran, siswa mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam menyusun suatu strategi pembelajaran yang tepat 4) Materi Pelajaran. Komponen ini merupakan salah satu masukan yang tentunya perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. 5) Metode Pengajaran. Ada berbagai metode pengajaran yang perlu dipertimbangkan dalam proses pembelajaran. Ini perlu, karena ketepatan metode akan mempengaruhi bentuk stretegi pembelajaran. 6) Media Pengajaran. Keberhasilan program pengajaran tidak tergantung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh guru. 7) Faktor Administrasi dan Finansial. Termasuk dalam komponen ini ialah jadwal pelajaran, kondisi gedung dan ruang belajar, yang juga merupakan hal-hal yang tidak boleh diabaikan dalam proses pembelajaran. (Gulo, 2002:8)

b. Hakekat Media Pembelajaran Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin itu pula mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam

16

proses belajar mengajar. Karena belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hayatnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Untuk itu dalam mencapai tujuan belajar seperti yang diharapkan, dibutuhkanlah suatu media belajar sehingga diperoleh hasil sesuai harapan. Karena tujuan dibuatnya suatu media belajar adalah membantu guru dalam menyampaikan materi dengan lebih baik dan jelas sesuai fungsi sebagai faktor pendukung dalam proses pembelajaran. 1) Pengertian Media Pembelajaran Menurut Aristo (2008:1) Makna umum dari media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Banyak ahli yang memberikan batasan tentang media pembelajaran. AECT misalnya, mengatakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan. Gagne mengartikan media sebagai jenis

komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Senada dengan itu, Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa agar terjadi proses belajar, (Aristo, 2008:1) Helmut Nolker (1988:35) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Media belajar adalah sarana penyampaian informasi yang harus diserap pihak yang belajar.

17

Sedangkan menurut Hamalik (1986:23) Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Seels dan Richey (1994: 1 46) menjelaskan bahwa: Media merupakan alat komunikasi, segala sesuatu yang membawa informasi atau pesan-pesan dari sumber informasi kepada penerimanya mencakup film, televisi, bahan cetak, radio, diagram, tabel dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah mencakup semua bentuk media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dengan tujuan pembelajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2) Fungsi Media Pembelajaran Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya : a) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung

18

yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial. b) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada peserta didik. c) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya. d) Media menghasilkan keseragaman pengamatan e) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. f) Media membangkitkan keinginan dan minat baru. g) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar. h) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan abstrak. (Sudrajad, 2008:2) Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. Perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau

berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik

19

terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik. 3) Jenis Media Pembelajaran Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Selain itu, dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media pendidikan yang bervariasi secara luas pula. Menurut Sudrajad (2008:3) :Jenis-jenis Media Pembelajaran, yaitu : a) Media visual: Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik b) Media Audial: radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan sejenisnya c) Projected still media: slide, over head projector (OHP), in focus dan sejenisnya d) Projected motion media: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan sejenisnya. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat

20

menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer). Menurut Nana sudjana (1991:104) menjelaskan bahwa: Dalam menentukan pilihan media : (1) Menentukan jenis media dengan tepat. Artinya menentukan media mana yang sesuai tujuan. (2) Menetapkan subjek dengan tepat Artinya memperhitungkan tingkat kematangan dan kemampuannya. (3) Menyajikan media dengan tepat Artinya teknik dan metode penggunaan media harus sesuai dengan tujuan, bahan, metode, waktu dan sarana yang ada. (4) Memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat Artinya menentukan waktu yang tepat dalam menampilkan media yang digunakan. Media Pembelajaran yang dipilih diharapkan dapat mencakup aspek penglihatan (visual), pendengaran (auditif) dan gerak (motorik), karena selain bertujuan memudahkan peserta didik dalam belajar juga mampu menanamkan konsep. Semakin banyak indera, dan gerak anak yang terlibat dalam proses belajar semakin mudah anak belajar yang bermakna.

c. Media VCD (Video Compact Disc) Media pembelajaran yang populer digunakan dalam proses pembelajaran dewasa ini adalah menggunakan media VCD karena

sifatnya dapat mengakses berbagai macam data dan fasilitas untuk memotivasi siswa dalam belajar. Disini peranan guru hanya sebagai fasilitator sehingga proses belajar lebih banyak aktifitas siswa.

21

Video berfungsi sebagai media pandang dengan (audio visual). Kelebihan penggunaan video compact disc, antara lain (1) dapat diputar berulang-ulang, (2) tayangan dapat dipercepat atau diperlambat, (3) tidak memerlukan ruang khusus, (4) pengoperasian alat relatif mudah, (5) keping VCD dapat digunakan berulang-ulang. Sementara itu kelemahan pemanfaatan video compact disc atau VCD, antara lain : (1) harus menggunakan listrik, (2) keping VCD mudah rusak apabila perawatan dan pengoperasian yang kurang baik, (3) produksi media ini tergantung pada peralatan canggih dan mahal. Dari kelemahan-kelemahan tersebut jika dibandingkan manfaat dan nilai kegunaan yang lebih besar maka dalam penerapan pembelajaran sebaiknya diupayakan sebagai program media yang dikembangkan di sekolah-sekolah. (Suryani, 2008). Berdasarkan uraian diatas maka dalam pembelajaran kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar, media yang cocok digunakan adalah media VCD karena dapat menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi kepada materi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks menyertai materi pelajaran sehingga dapat menenangkan peserta didik, dapat mengubah emosi dan sikap peserta didik, memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat pesan yang terkandung dalam bentuk gambar nyata dan dapat mengakomodasikan siswa lemah dan lamban menerima dan memahami pelajaran. Dalam penerapannya pada pembelajaran Kompetensi Menjelaskan konsep Motor Bakar, dengan menggunakan media VCD, seorang guru tinggal memilih materi yang sesuai dengan program atau tuntutan pembelajaran, guru selanjutnya menyiapkan Komputer/ laptop atau CD

22

player dan peralatan lain yang mendukung, kemudian menyampaikan pengantar materi pembelajaran seperlunya baru memutar CD player, berapa lama waktu pemutaran tergantung keperluan dan cepat lambatnya siswa menyerap materi pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan media ini, diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar peserta didik.

B. Kerangka Berpikir Bertolak dari pemikiran bahwa membawa peserta didik aktif dalam pembelajaran akan memudahkan peserta didik menerima konsep yang harus dikuasainya maka secara otomatis langkah membawa peserta didik aktif dalam belajar ini merupakan suatu langkah yang efektif untuk menyampaikan suatu materi ajar. Secara grafis pemikiran yang dilakukan peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut.

Diagram 1. Kerangka BerpikirYang diteliti: Hasil belajar kompetensi Menjelaskan konsep motor bakar torak

KONDISI AWAL

Peneliti : Belum menggunakan media VCD

TINDAKAN

Menggunakan media VCD

SIKLUS I Memggunakan media VCD secara klasikal

KONDISI AKHIR

Diduga melalui penggunaan media VCD dapat meningkatkan hasil belajar kompetensi motor bakar

SIKLUS II Menggunakan media VCD secara kelompok

23

C. Hipotesis Tindakan Melalui penggunakan media VCD (Video Compact Disc) dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Menjelaskan Konsep Motor Bakar di kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah peserta didik 40 orang, karena kelas tersebut tingkat kemampuannya rata-rata sedang dan peneliti mengajar dikelas tersebut.

2.

Lokasi Penelitian Nama sekolah Alamat Kecamatan : SMK Negeri 2 Sungai Penuh : Jl. Raya Kayu Aro KM. 03 Sungai Penuh : Pesisir Bukit

24

Kabupaten/Kota Provinsi Telpon/ Fax

: Kota Sungai Penuh : Jambi : (0748) 21070/ (0748) 21070)

3. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan selama 2 (dua ) bulan yaitu pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2009 tepatnya pada semester ganjil tahun pelajaran 2009/2010. Waktu penelitian ini sesuai dengan

program pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik otomotif yang telah ditetapkan pada Kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Semester Ganjil tahun pelajaran 2009/2010 dengan kompetensi dasar yang diajarkan saat itu adalah menjelaskan konsep motor bakar torak.

B. Subjek Penelitian

233 Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X Teknik Otomotif 1 SMK

Negeri 2 Sungai Penuh dengan jumlah peserta didik 40 orang laki-laki dengan tingkat kemampuan rata-rata sedang.

C. Sumber Data Sumber data adalah siswa kelas X Teknik Otomotif 1 tahun pelajaran 2009/2010 dengan jumlah peserta didik 40 orang.

D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpul Data Teknik pengumpul data hasil belajar dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dalam bentuk tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir siklus 1 dan akhir siklus ke-2. Dan data hasil

25

pengamatan dikumpulkan dengan teknik pengamatan (observasi). Observasi memungkinkan untuk mengetahui kesesuaian antara harapan dan kenyataan dari penelitian tindakan kelas. Observasi dilaksanakan secara komprehensif dalam kelas. Aspek-aspek dalam pengamatan meliputi: perilaku siswa waktu belajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam presentasi dan diskusi. Sehingga dapat diketahui secara jelas bagaimana aktifitas siswa selama proses pembelajaran.

2. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah : a. Tes Tes adalah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Dalam penelitian ini jenis tes yang digunakan adalah adalah tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda. Untuk mendapatkan tes yang baik maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat kisi-kisi soal tes 2) Menyusun soal tes sesuai dengan kisi-kisi soal tes b. Lembar Penilaian Proses Belajar Lembar penilaian proses belajar dipergunakan untuk menilai peserta didik dalam ulangan harian. Lembar penilaian ini berupa format-format penilaian proses belajar mengajar.

c. Lembaran Observasi

26

Lembar observasi digunakan untuk pengamatan kegiatan masingmasing siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam

penyusunan lembar observasi dilakukan langkah-langkah sebagai, yaitu: 1) siswa yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. 2) Merancang lembar observasi yang akan digunakan. Menentukan indikator-indikator penilaian terhadap kegiatan

E. Validasi data Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Pada penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data hasil nilai ujian siklus I dan II dan data hasil pengamatan. Untuk mendapatkan data nilai ujian yang valid maka disusun kisi-kisi soal dan soal test. Data hasil pengamatan divalidasi melalui triangulasi sumber, yaitu data berasal dari siswa, pengamat (observer) dan peneliti sendiri. F. Analisis data Data dianalisis secara deskriptif komparatif yaitu mengemukakan faktafakta dan temuan-temuan yang terjadi selama penelitian berlangsung dan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kinerja. Analisis data bertujuan untuk melihat apakah terdapat peningkatan hasil belajar. Dalam analisis nilai digunakan rumus : Rata-rata hitung : Keterangan :X =

XN

X =N ilai

rata-rata tes

27

XG. Indikator Kinerja

= Jumlah

nilai peserta tes

N = Banyak peserta tes

Hasil observasi dianalisis dengan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dengan indikator kinerja/aktivitas peserta didik dalam pembelajaran seperti pada tabel berikut. Tabel 1. Indikator kinerja/aktifitas peserta didik dalam pembelajaran Indikator Nama Peserta didik K S R K R K K S T K S T

Keberanian peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) Interaksi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kelompok Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran Hubungan peserta didik dengan peserta didik lain selama pembelajaran Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan materi dan penjelasan guru, ikut melakukan kegiatan kelompok, aktif berdiskusi) Keterangan : KSR = Kategori sangat rendah KR = Kategori rendah KS = Kategori sedang

(0% - 34%) (35% - 54%) (55% - 69%)

28

KT KST

= Kategori tinggi (70% - 84%) = Kategori sangat tinggi (85% - 100%) Indikator Keberhasilan dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam KTSP Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh tahun pelajaran 2009, yaitu : 1. Peserta didik dikatakan tuntas belajar secara individu, jika peserta didik tersebut telah menguasai 70% dari materi yang diuji. 2. Peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal bila 85% dari seluruh pengikut tes sudah menguasai 70% dari materi yang diujikan.

H. Prosedur Penelitian Prosedur Tindakan direncanakan dilaksanakan dalam 2 siklus, yang masing-masing siklus terdiri dari: 1. Perencanaan (Planning) 2. Tindakan (Action) 3. Pengamatan (Observation) 4. Refleksi (Reflektion) Setiap siklus 3 kali pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan berdasarkan indikator yang ingin dicapai pada setiap faktor yang diselidiki. Untuk mendapatkan kondisi awal peserta didik maka dilakukan pengumpulan nilai hasil ujian mid semester ganjil peserta didik kelas X Teknik otomotif 1 tahun pelajaran 2009/2010 dan dihitung rata-rata nilai dan standar deviasinya. Hasilnya akan dijadikan tolok ukur dalam menetapkan tindakan.

1. Perencanaan Tindakan Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah: a. Menentukan kelas yang akan digunakan untuk penelitian

29

b. Menentukan dan menyusun perangkat pembelajaran, meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar hadir dan daftar penilaian peserta didik. c. Menentukan standar kompetensi yang sesuai dengan metode

menggunakan Media VCD. d. Menyusun bahan ajar dalam bentuk Power Point dan Video/ gambar animasi yang mendukung materi ke VCD. e. Menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, meliputi : komputer/laptop, LCD, CD, buku penunjang dan modul pembelajaran. f. Menyiapkan instrumen observasi : lembaran format penilaian, lembar observasi dan lain-lain. g. Menyiapkan alat evaluasi : kisi-kisi soal, soal-soal tes tertulis, kunci jawaban, lembar jawaban. h. Refleksi pada setiap siklus.

2. Perencanaan Tindakan Setiap Siklus Tabel 2. Perencanaan tindakan pada siklus 1 dan siklus 2 Siklus Perencanaan Program Pembelajaran Kompetensi/Materi: Merencanakan pembelajaran yang I Konstruksi motor ditetapkan dalam proses bakar pembelajaran Cara kerja motor 2 Menentukan standar kompetensi dan tak kompetensi dasar Cara kerja motor 4 Menyiapkan bahan ajar dan sumber tak belajar Mengembangkan skenario pembelajaran Membuat test untuk mengetahui sejauhmana daya serap peserta didik pada materi itu Mempersiapkan media (VCD)

30

Tindakan Pengamatan

pembelajaran motor bakar torak yang berhubungan dengan materi ajar saat itu. Mengembangkan format observasi pembelajaran Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran Melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan format observasi Mengevaluasi hasil tindakan dengan menggunakan format penilaian Melakukan observasi tindakan yang telah dilakukan Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Refleksi

Siklus Perencanaan Menetapkan/merumuskan keunggulan Kompetensi/materi dan kelemahan yang dicapai pada II ajar kegiatan siklus 1. Komponen Utama Meninjau kembali Rencana Motor Bakar pembelajaran pada pada materi Fungsi kontruksi dan cara kerja motor bakar Komponen Motor torak Mengevalusi kembali media VCD, bakar Prinsip kerja lembar observasi untuk kegiatan siswa Motor Diesel dan guru, alat evaluasi penilaian proses dan hasil belajar yang telah disiapkan Pengembangan program tindakan siklus II Tindakan Pengamatan Refleksi Pelaksanaan program tindakan siklus II Pengumpulan data tindakan siklus II Evaluasi tindakan siklus II

Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan, saran, dan rekomendasi

31

3. Distribusi Pembagian Waktu Pembelajaran Pada Setiap Siklus

a. Siklus I Tabel 3. Distribusi pembagian waktu pembelajaran pada siklus 1 No Materi Pokok Pertemuan Ke 1 2 3 1 Konstruksi Motor Bakar 2 Cara Kerja Motor 2 Tak 3 Cara kerja Motor 4 tak b.Siklus II Tabel 4. Distribusi pembagian waktu pembelajaran pada siklus 2 No Materi Pokok Pertemuan Ke 1 2 3 1 Komponen Utama Motor Bakar 2 Fungsi Komponen Motor bakar 3 Prinsip kerja Motor Diesel

4. Jadwal Penelitian Tabel 5. Jadwal penelitian tindakan kelas No. 1. 2. Kegiatan Penelitian Pra Penelitian Tindakan Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan b. Pelaksanaan Tindakan c. Pengamatan d. Refleksi Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan b. Pelaksanaan Tindakan c. Pengamatan d. Refleksi Oktober November Desember Ket 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

3.

32

5.

Penyusunan laporan

5. Pelaksanaan Tindakan Siklus I: a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran, yaitu 1) Pada tahap ini semua Media sudah siap di operasikan. 2) Guru membuka proses pembelajaran dengan menyampaikan apersepsi. 3) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan

menayangkan materi menggunakan power point dan video yang didalamnya sudah ada tujuan yang akan dicapai pada Kompetensi Dasar di materi tersebut. 4) Dengan cara menggali informasi dari modul pembelajaran dan metode tanya jawab guru bersama peserta didik membahas materi yang dipelajari. 5) Peseta didik mengerjakan tugas yang diberikan dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 6) Peserta didik mempresentasikan hasil tugas yang dikerjakan di depan kelas, dan peserta didik lain menanggapinya. 7) Pada kegiatan akhir guru memberikan beberapa soal tes. b. Materi pokok pada siklus 1 : 1) Konstruksi motor bakar 2) Cara kerja motor 2 tak 3) Cara kerja motor 4 tak

Siklus II: a. Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran, yaitu 1) Pada tahap ini semua Media sudah siap di operasikan

33

2) Peserta didik di bagi 8 kelompok dengan jumlah perkelompok 5 orang. 3) Guru membuka proses pembelajaran dengan menyampaikan apersepsi 4) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan

menayangkan materi menggunakan power point dan video yang didalamnya sudah ada tujuan yang akan dicapai pada Kompetensi Dasar di materi tersebut. 5) Dengan cara menggali informasi dari modul pembelajaran dan metode diskusi peserta didik membahas materi yang dipelajari dalam kelompoknya. 6) Peseta didik mengerjakan tugas kelompok dan mempresentasikan hasilnya kepada kelompok lain dan guru memandu dengan menggunakan media VCD dan power point 7) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari 8) Pada kegiatan akhir guru memberikan beberapa soal tes untuk mengevaluasi tingkat pemahaman peserta didik. b. Materi pokok pada siklus II : 1) Komponen utama motor bakar 2) Fungsi setiap komponen 3) Prinsip kerja motor diesel 6. Pengamatan / Observasi a. Pada tahap ini guru mengamati proses kegiatan yang sedang berlangsung, diantaranya mengamati interaksi belajar yang sedang berlangsung (aktifitas, kreatifitas peserta didik).

34

b. Pengamatan dilakukan oleh observer yang juga guru program keahlian yang sama dan dengan berpedoman pada format pengamatan menyeluruh (lihat lampiran). c. Aspek-aspek dalam pengamatan meliputi: perilaku peserta didik, waktu belajar, kegiatan diskusi, partisipasi dalam presentasi dan diskusi. Sehingga dapat diketahui secara jelas bagaimana aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran. d. Menilai lembar tugas yang dikerjakan. e. Pada akhir setiap siklus peserta didik melaksanakan tes (Post Test).

7. Refleksi Pada tahap ini dilakukan refleksi untuk mengevaluasi seluruh tindakan yang dilakukan berdasarkan hasil pengamatan: a. Apakah materi yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan media VCD dapat dipahami peserta didik?. b. Indikator yang dapat dilakukan adalah melihat hasil tes peserta didik pada akhir siklus. Jika hasilnya belum mencapai 70% maka akan dilakukan perbaikan pada siklus kedua dengan materi yang sama. c. Apakah terjadi interaksi belajar? Hal ini terlihat dari respon peserta didik saat melakukan diskusi dan mengerjakan tugas. d. Menyusun rencana perbaikan sesuai dengan kelemahan-kelemahan pada siklus 1 yang terjadi berdasarkan hasil pengamatan untuk digunakan pada siklus 2. 8. Perencanaan Tindak lanjut Perencanaan tindak lanjut untuk satu siklus bila hasil belajar peserta didik secara klasikal belum mencapai 85 % penguasaan kompetensi yang di pelajari. Sedangkan secara individual belum

35

mencapai 70 % penguasaan materi kompetensi atau belum mencapai nilai 70,00 maka perlu dilakukan perbaikan dan pengayaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrisi Kondisi Awal

36

Sebelum masuk ke dalam perencanaan tindakan siklus I, terlebih dahulu dilaksanakan pengumpulan nilai hasil ujian mid semester ganjil peserta didik kelas X Teknik Otomotif 1, kemudian nilai tersebut dihitung nilai rataratanya dan standar deviasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan rata-rata peserta didik dalam kompetensi tertentu. Sehingga pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat terencana dengan baik dan mencapai target yang diinginkan.

Tabel 6. Distribusi nilai hasil ujian mid semester ganjil tahun pembelajaran 2009/2010 kelas X TO 1 pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Jumlah Nilai 70 65 70 60 65 75 70 70 50 50 65 70 50 50 50 50 65 70 80 75 70 35 50 65 55 55 60 60 Kategori Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten

37

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Jumlah NilaiX =

75 60 50 45 50 70 55 60 45 50 50 70 70 2435

Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten

o o

Nilai Rata-rata : Keterangan :

XN

X =N ilai

rata-rata tes= Jum lah

X

nilai peserta tes

N = Banyak peserta tes o Nilai dan predikat untuk komponen produktif: Nilai Predikat 70 - 100 Kompeten 0 - 69 Belum Kompeten o Nilai Rata-rata siswa secara klasikal = 2435/ 40 = 60,88 o Standar deviasi = 9,86 o Jumlah siswa yang sudah mendapat nilai 70-100 (kompeten) sebanyak 14 orang dari 40 orang siswa atau sebesar 35% . o Jumlah siswa yang mendapat nilai 0-69 (kompeten) sebanyak 26

orang dari 40 orang siswa atau sebesar 65%.

Dari paparan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal yang ditetapkan yaitu 85% peserta didik telah mencapai nilai 70,00 dengan

38

predikat kompeten. Sedangkan dari hasil ujian mid semester diatas terlihat bahwa peserta didik memperoleh nilai 70 100 (kompeten) sebanyak 14 orang dari 40 orang peserta didik atau sebanyak 35%. Nilai rata-rata secara klasikal diperoleh 60,88 dengan standar deviasi 9,86. Untuk perbaikan hasil belajar agar terjadi peningkatan maka pada proses pembelajaran selanjutnya dilakukan perbaikan tindakan yaitu menerapkan metode menggunakan media VCD pada pembelajaran konsep motor bakar.

B. Deskripsi Siklus I Pada siklus 1 guru melakukan 3 kali pertemuan dengan materi yang berbeda. Pada pertemuan pertama (4 November 2009) mempelajari konstruksi motor bakar, pertemuan kedua (11 November 2009) cara kerja motor 2 tak dan pertemuan ketiga (18 November 2009) cara kerja motor 4 tak. Materi pembelajaran sesuai dengan KTSP Program studi keahlian Teknik Otomotif SMK Negeri 2 Sungai Penuh Tahun pelajaran 2009/2010. 1. Perencanaan Tindakan Rencana tindakan yang akan diberikan pada siklus 1 ini adalah : a. Guru menggunakan media VCD dalam menjelaskan materi

pelajaran dengan peralatan yang digunakan adalah komputer, LCD, dan VCD. b. Setelah melihat tayangan video tentang materi kontruksi dan

prinsip kerja motor bakar, dilanjutkan dengan metode tanya jawab. Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya dan juga menjawab pertanyaan temannya. c. Guru memberikan tugas pada peserta didik untuk membahas dan

mendeskripsikan materi dengan cara menggali informasi dari modul

39

pelajaran dan referensi buku. Kemudian membuat deskripsi utuh mengenai materi tersebut. d. Guru menunjuk beberapa orang peserta didik untuk

mempresentasikan hasil deskripsi materi yang dibuatnya dan peserta didik lain menanggapinya. e. Menjelang akhir pembelajaran guru menugaskan peserta didik

membuat gambar konstruksi motor 2 tak dan motor 4 tak. f. Pada akhir pembelajaran guru memberikan post tes.

2. Pelaksanaan Tindakan Paparan tindakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini adalah: a. Guru memulai pembelajaran dengan ucapan salam, mengabsen dan memberikan apersepsi tentang motor bakar. b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan metode yang digunakan. c. Guru menayangkan video tentang konstruksi dan prinsip kerja motor bakar. d. Guru menjelaskan materi konstruksi, prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak dengan menggunakan power point dan tayangan video. e. Dengan metode tanya jawab peserta didik bertanya tentang materi yang belum dipahaminya dan guru memberi kesempatan pada peserta didik lain untuk menjawabnya. f. Guru memberikan tugas untuk membuat deskripsi materi yang dipelajari dengan cara menggali informasi dari modul dan buku referensi yang disediakan. g. Setelah peserta didik menyelesaikan tugas membuat deskripsi materi salah seorang peserta mempresentasikan hasil tugasnya didepan kelas dengan bantuan media video, dan peserta didik lain memberikan tanggapan.

40

h. Pada akhir pembelajaran siklus 1 dilaksanakan post tes dalam bentuk tes tertulis dengan soal pilihan ganda sebanyak 20 buah soal.

3. Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan dan evaluasi bahwa metode menggunakan media VCD dalam menjelaskan materi konstruksi dan prinsip kerja motor bakar sudah baik dan menarik namun pada proses pembelajaran masih ditemukan hal-hal yang perlu mendapat perhatian berkaitan dengan perbaikan tindakan, yaitu : a. Metode menggunakan media VCD dalam menjelaskan materi konstruksi dan prinsip kerja motor bakar terlihat mempengaruhi motivasi dan keaktifan peserta didik, namun belum optimal, guru masih banyak menggunakan ceramah saat menayangkan video. b. Interaksi antara peserta didik dengan guru dan antar sesama peserta didik masih kurang dimana saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya masih sedikit peserta didik yang mau bertanya dan mengemukakan pendapatnya. c. Waktu yang disediakan untuk mempresentasikan hasil tugas terlalu singkat sehingga pembahasan materi belum maksimal. d. Pelaksanaan post tes pada akhir pembelajaran dapat dilaksanakan walaupun waktu yang tersedia sedikit. e. Data nilai hasil belajar peserta didik pada siklus 1.

Tabel 7. Distribusi nilai hasil ulangan harian 1 (Siklus I) kelas X TO 1 pada kompetensi menjelaskan konsep mesin konversi energi No 1 2 3 4 Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Jumlah Nilai 70 75 70 60 Kategori Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten

41

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Jumlah NilaiX =

70 75 70 80 60 60 70 80 60 70 65 55 85 80 80 75 70 55 65 70 55 50 70 80 70 50 60 50 70 70 60 60 55 50 85 70 2675

Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten

Nilai Rata-rata : Keterangan :

XN

X =N ilai

rata-rata tes nilai peserta tes

X

= Jum lah

42

N = Banyak peserta tes o Nilai Rata-rata secara klasikal = 2675/ 40 = 66,88 o Standar Deviasi = 9,98 o Jumlah peserta didik yang sudah memperoleh nilai 70-100 (kompeten) sebanyak 22 orang dari 40 orang atau sebesar 55% . o Jumlah peserta didik yang mendapat nilai 0-69 (belum kompeten) sebanyak 18 orang dari 40 orang atau sebesar 45 %.

b. Data aktifitas peserta didik yang relevan dan yang tidak relevan dengan pembelajaran.

Tabel 8. Persentase aktivitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus 1 No. Indikator Pert. 1 f % Pert. 2 f % Pert. 3 f % Rata- Kategori rata (%)

1. Keberanian peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat 2. Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) 3. Interaksi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 4. Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran (tanya jawab) 5. Hubungan peserta didik dengan siswa lain selama

5 12,5% 7 17,5% 13 32,5% 20,83% Sangat rendah 17 42,5% 22 55% 26 65% 54,17%

rendah

6

15%

9 22,5% 10 25% 20,83% Sangat rendah 20% 15 37,5% 23,33% Sangat rendah 15% 11 27,5% 17,50% Sangat

5 12,5% 8

4

10%

6

43

pembelajaran (berdiskusi) 6. Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru)

rendah 28 70% 31 77,5% 68,33% Sedang 23 57,5%

Tabel 9. Aktivitas Siswa yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran No. 1. Indikator Tidak memperhatikan penjelasan guru Mengganggu teman Mengerjakan tugas lain Pert. 1 Pert. 2 % 30% Pert. 3 f % 9 22,2% Rata- Kategori rata (%) Sangat 25,57% rendah Sangat rendah 10,83% Sangat rendah

f % f 17 42,5% 12

2. 3.

8 6

20% 15%

4

10%

3

7,5% 12,5% 5%

5 12,5% 2

Kategori sangat rendah (0% - 34%) Kategori rendah (35% - 54%) Kategori sedang (55% - 69%) Kategori tinggi (70% - 84%) Kategori sangat tinggi (85% - 100%) Grafik 1. Data aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus 1

44

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0Pert.1 Pert.2 Pert.3

Keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran Interaksi peserta didik dalam pembelajaran Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran Hubungan peserta didik dengan peserta didik lain selama PBM Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran

Grafik 2.Data Aktifitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran pada siklus 145 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Pert.1 Pert.2 Pert.3

T idak memperhatikan penjelasan guru Mengganggu teman Mengerjakan tugas lain

Dari paparan data diatas dapat dilihat persentase aktifitas peserta didik selama berlangsungnya proses pembelajaran dimana aktifitas yang relevan dengan pembelajaran yang tertinggi adalah Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru) yaitu pada pertemuan pertama 57,5% dengan kategori sedang, pertemuan kedua 70% dengan kategori tinggi dan pertemuan ketiga 77,5% dengan kategori tinggi dengan rata-rata 68,33% (kategori sedang). Sedangkan aktifitas peserta didik yang masih rendah adalah hubungan peserta didik

45

dengan peserta didik lain selama pembelajaran (berdiskusi) yaitu pada pertemuan pertama 10%, pertemuan kedua 15% dan pertemuan ketiga 27,5% dengan rata-rata 17,50% dengan kategori sangat rendah. Sedangkan aktifitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran diantaranya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan pertama sebanyak 17 orang (42,5%), pertemuan kedua 12 orang (30%) dan pertemuan ketiga 9 orang (22,2%) dengan rata-rata persentasenya 25,57% kategori sangat rendah, aktifitas mengganggu

teman pada pertemuan pertama sebanyak 8 orang (20%), pertemuan kedua 4 orang (10 %) dan pertemuan ketiga 3 orang (7,5%) dengan rata-rata persentasenya 12,5% kategori sangat rendah, sedangkan aktifitas

mengerjakan tugas lain pada pertemuan pertama 6 orang (15%), pertemuan kedua 5 orang (12,5%) dan pertemuan ketiga 2 orang (5%) rata-rata persentase 10,83% dengan kategori sangat rendah.

4. Refleksi Dari data siklus 1 diatas, pada prinsipnya proses pembelajaran sudah baik, peserta didik dapat menerima metode pembelajaran dengan menggunakan media VCD dalam menjelaskan konsep motor bakar, namun metode yang diterapkan guru masih perlu dilatihkan sebanyak mungkin pada proses pembelajaran berikutnya agar peserta didik lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan dari hasil tes (yaitu keberhasilan siswa dalam memahami materi selama siklus 1) terdapat perubahan yang masih relatif kecil, tetapi minat dan motivasi peserta didik sudah cukup memadai dalam proses pembelajaran menjelaskan konsep motor bakar.

46

Untuk meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus 1 maka perlu dilakukan perbaikan tindakan pada siklus 2. Tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus 2 adalah : a. Menerapkan kerja kelompok dengan cara membagi peserta didik atas 8 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. b. Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik agar berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat terutama saat diskusi. c. Mengefektifkan penggunaan waktu dari kegiatan awal, melakukan kegiatan inti dan kegiatan penutup sesuai rencana pembelajaran. d. Melatih peserta didik agar mampu mempresentasikan hasil deskripsi materi yang disusunnya dengan menggunakan media video.

C. Deskripsi Siklus II Pada siklus II ini guru tetap melakukan 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama (25 November 2009) materi Komponen utama motor, pertemuan kedua (2 Desember 2009) materi Fungsi Komponen utama motor, dan pertemuan ketiga (9 Desember 2009) materi Prinsip Kerja motor diesel.

1. Perencanaan Tindakan Perencanaan yang diterapkan sama seperti pada siklus 1, hanya saja bagi guru peneliti perlu memperbaiki tindakan dengan cara : a. Menerapkan kerja kelompok dengan cara membagi peserta didik atas 8 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 5 orang. b. Memotivasi dan mengaktifkan peserta didik agar berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat terutama saat diskusi. c. Mengefektifkan penggunaan waktu dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. 2. Pelaksanaan Tindakan

47

Paparan data pelaksanaan tindakan pada kegiatan pembelajaran siklus 2 adalah: a. Guru memulai pembelajaran dengan ucapan salam, mengabsen dan memberikan apersepsi tentang komponen motor bakar. b. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. c. Guru meminta peserta didik untuk membentuk 8 kelompok dengan jumlah setiap kelompok 5 orang, dalam hal ini pembagian anggota kelompok secara heterogen. Setiap kelompok duduk bersama dan mengangkat salah seorang ketua kelompok. d. Guru menayangkan video tentang komponen motor dan prinsip kerja motor diesel. e. Peserta didik memperhatikan tayangan video. f. Guru memberikan kesempatan bertanya dan tanggapan kepada peserta didik tentang tayangan video dan materi yang dibahas. g. Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan materi pembelajaran. h. Guru menugaskan peserta didik untuk membahas dan mendiskusikan materi dan tugas kepada masing-masing kelompok yaitu : kelompok 1 membahas materi Fungsi komponen utama motor, kelompok 2 membahas materi komponen motor yang bergerak, kelompok 3 membahas materi komponen motor yang tidak bergerak, kelompok 4 membahas materi mekanisme katup, kelompok 5 membahas materi prinsip kerja motor diesel 4 tak, kelompok 6 membahas materi prinsip kerja motor diesel 2 tak, kelompok 7 membahas materi komponen sistem bahan bakar motor diesel, dan kelompok 8 membahas materi perbedaan motor bensin dengan motor diesel. i. Guru mengawasi dan membimbing jalannya kerja kelompok,

memonitoring setiap pekerja peserta didik dari satu kelompok ke

48

kelompok lain dan memberikan petunjuk apabila ada permasalahan yang ditanyakan peserta didik. j. Peserta didik mempresentasikan hasil pembahasan materi didepan kelas dibantu dengan tayangan video, dan kelompok lain menanggapinya. k. Akhir diskusi setiap kelompok memberikan kesimpulan alhir yang dibantu oleh guru. l. Guru memberikan post tes dalam bentuk tes tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik memahami materi.

3. Hasil Pengamatan Pada siklus 2 ini merupakan penyempurnaan dan perbaikan karena bertujuan mencari format baru untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Hasil pengamatan pada siklus 2 ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. proses pembelajaran menunjukan adanya perbaikan dibanding pada siklus 1, yaitu menggunakan metode kerja kelompok. b. Penayangan materi dengan media VCD sudah bervariatif dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. c. Aktifitas peserta didik tampak lebih meningkat, kegiatan diskusi setiap kelompok berjalan lancar dan sebagian besar peserta didik sudah aktif bertanya dan mengemukakan pendapatnya. d. Guru melaksanakan bimbingan sudah merata dan kesannya guru agak santai sedang peserta didik terlihat cukup antusias dan proses tanya jawab sudah lancar. e. Guru lancar memberikan tindakan-tindakan yang direncanakan. f. Nilai hasil belajar peserta didik naik dari rata-rata 66,88 pada siklus 1 menjadi 73,50 pada siklus 2. Untuk lebih jelasnya hasil belajar peserta didik pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 10.

49

Tabel 10.Distribusi nilai hasil ulangan harian 2 kelas X Teknik Otomotif 1 (Siklus 2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Nama Siswa Jumlah Nilai 75 70 70 75 75 75 70 85 65 75 80 75 60 70 75 65 80 90 85 80 80 65 70 75 70 70 75 85 60 70 65 70 75 80 65 60 70 70 90 Kategori Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Kompeten Kompeten Kompeten

50

40

Nama Siswa Jumlah NilaiX =

80 2940

Kompeten

Nilai Rata-rata : Keterangan :

XN

X =N ilai

rata-rata tes nilai peserta tes

Xo o o

= Jum lah

N = Banyak peserta tes Nilai Rata-rata siswa secara klasikal = 2940/ 40 = 73,50 Standar Deviasi = 7,61 Jumlah peserta didik yang mendapat nilai 70 100

(kompeten sebanyak 32 orang dari 40 orang siswa atau sebesar 80% . o Jumlah siswa yang mendapat nilai 0 69 (belum

kompeten) sebanyak 8 orang dari 40 orang siswa atau sebesar 20 % b. Data aktifitas peserta didik yang relevan dan yang tidak relevan dengan pembelajaran.

Tabel 11. Persentase aktivitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus 2 No. Indikator Pert. 1 f % Pert. 2 f % Pert. 3 f % Rata- Kategori rata (%)

1. Keberanian peserta didik

dalam bertanya dan 11 27,5% 16 40% 21 52,5% 40% Rendah mengemukakan pendapat 2. Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti 22 55% 34 85% 36 90% 76,67% Tinggi pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) 3. Interaksi peserta didik dalam mengikuti 14 35% 26 65% 31 77,5% 59,17% Sedang kegiatan pembelajaran 4. Hubungan peserta didik dengan guru selama

51

pembelajaran 18 45% 23 57,5% 27 67,5% 56,67% Sedang 5. Hubungan peserta didik dengan siswa lain selama 16 40% 23 57,5% 34 85% 60,83% Sedang pembelajaran (berdiskusi) 6. Partisipasi peserta didik 34 85% 37 92,5% 87,5% Sangat dalam pembelajaran tinggi 34 85% (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru)

Tabel 12. Aktivitas Peserta didik yang Kurang Relevan dengan Pembelajaran pada siklus 2 No. 1. Indikator Pert. 1 % 15% Pert. 2 f 6 % 15% Pert. 3 f 4 % 10% Rata- Kategori rata (%) Sangat 13,33% rendah Sangat rendah Sangat rendah

f Tidak 6 memperhatikan penjelasan guru Mengganggu teman Mengerjakan tugas lain 4 8

2. 3.

10% 20%

2 3

5% 7,5%

1 -

2,5% 5,83% 0% 9,17%

Kategori sangat rendah Kategori rendah Kategori sedang Kategori tinggi Kategori sangat tinggi

(0% - 34%) (35% - 54%) (55% - 69%) (70% - 84%) (85% - 100%)

Grafik 3. Data aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus 1

52

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0Pert.1 Pert.2 Pert.3

Keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran Interaksi peserta didik dalam pembelajaran Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran Hubungan peserta didik dengan peserta didik lain selama PBM Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran

Grafik 4.Data Aktifitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran pada siklus 125 20 15 10 5 0 Pert.1 Pert.2 Pert.3 T idak memperhatikan penjelasan guru Mengobrol dengan teman Mengerjakan tugas lain

Dari paparan data diatas dapat dilihat persentase aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran sudah mengalami peningkatan dimana yang tertinggi adalah Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru) yaitu pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua 85% dengan kategori sangat tinggi, dan pertemuan ketiga 92,5% dengan kategori sangat tinggi dengan rata-rata 87,5% (kategori sangat tinggi). Sedangkan aktifitas peserta didik yang masih rendah adalah keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat

53

yaitu pada pertemuan pertama 27.5%, pertemuan kedua 40% dan pertemuan ketiga 52,5% dengan rata-rata 40,0% dengan kategori sedang. Sedangkan aktifitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran secara umum mengalami penurunan dari pertemuan pertama ke pertemuan berikutnya, diantaranya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru pada pertemuan pertama sebanyak 6 orang (15%), pertemuan kedua juga 6 orang (15%) dan pertemuan ketiga 4 orang (10%) dengan rata-rata persentasenya 13,33% kategori sangat rendah, aktifitas mengobrol dengan teman pada pertemuan pertama sebanyak 4 orang (10%), pertemuan kedua 2 orang (5 %) dan pertemuan ketiga 1 orang (2,5%) dengan rata-rata persentasenya 8,53% kategori sangat rendah,

sedangkan aktifitas mengerjakan tugas lain pada pertemuan pertama 8 orang (20%), pertemuan kedua 3 orang (7%) dan pertemuan ketiga tidak ada (0%) rata-rata persentase 9,17% dengan kategori sangat rendah.

4. Refleksi Bila ditinjau dari data nilai ulangan harian 2 dan hasil pengamatan terlihat bahwa dari tahap demi tahap motivasi dan keaktifan peserta didik mengalami peningkatan yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar, walaupun ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai 100%. Ini mungkin sulit diperoleh, namun peneliti tidak tinggal diam hanya setelah penelitian ini berakhir, tetapi akan terus memperbaiki strategi pembelajaran dengan penuh optimis. Upaya untuk peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh melalui penggunaan media VCD dari pertemuan tiap-tiap siklus yang telah diaplikasikan oleh

54

peneliti membawa dampak positif kearah kemajuan yang cukup berarti. Meskipun ada nilai yang menurun, tetapi kewaspadaan peneliti dalam memberikan tindakan, nilai yang menurun pada siklus 1 dapat ditingkatkan pada siklus 2.

D. Pembahasan Dari data hasil belajar peserta didik dan hasil pengamatan selama proses pembelajaran memberikan kesimpulan sebagai hasil refleksi bahwa

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media VCD pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas peserta didik. Hal ini ditunjukkan dengan data yang menampilkan pergerakan kenaikan prosentase dari seluruh komponen yang dinilai baik hasil belajar maupun aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran

berlangsung.

1.

Hasil

belajar

peserta

didik

setelah

mengikuti

proses

pembelajaran Tabel 13. Data perbandingan nilai rata-rata tes peserta didik pada kondisi awal, siklus I dan Siklus II Jumlah Persentase siswa No Rata-rata Peningkatan Hasil Tesnilaisiswa yang tuntas (kompeten) yang tuntas (kompeten) secara klasikal

1 2 3

Kondisi awal Siklus I Siklus II

60,88 66,88 73,50

6,00 6,62

14 22 32

35% 55% 80%

Berdasarkan data perbandingan nilai hasil belajar peserta didik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II terjadi peningkatan sebagai berikut:

55

a.

Adanya peningkatan nilai hasil belajar dari rata-rata

nilai 60,88 pada kondisi awal menjadi 66,88 pada siklus I dan 73,50 pada siklus II b. Adanya peningkatan jumlah persentase peserta

didik yang tuntas (kompeten) secara klasikal yaitu dari 14 orang (35%) pada kondisi awal menjadi 22 orang (55%) pada siklus I dan 32 orang (80%) pada siklus II. Paparan data di atas menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media VCD pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang ditunjukkan dengan ketuntasan belajar. Tentu peningkatan ini tidak semata-mata dari satu metode dan strategi pembelajaran saja. Guru harus tetap kreatif untuk terus menggali potensi siswa secara individual. Untuk memudahkan pembacaan data berikut disajikan grafik peningkatan hasil belajar peserta didik pada kompetensi menjelaskan konsep motor bakar. Grafik 5. Peningkatan hasil belajar peserta didik setiap siklus80 70 60 50 40 30 20 10 0 Rata-Rata Nilai

Kondisi awal Siklus I Siklus II

2. Aktifitas

peserta

didik

dalam

mengikuti

proses

pembelajaran

menggunakan media VCD

56

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung terjadi peningkatan aktifitas yang relevan dengan

pembelajaran pada peserta didik setelah diberikan tindakan dari siklus I ke siklus II, sedangkan aktifitas yang kurang relevan mengalami penurunan. Hal ini menunjukan motivasi belajar peserta didik meningkat setelah diberikan tindakan dengan menggunakan media VCD pada pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar . Untuk lebih jelasnya peningkatan aktifitas peserta didik selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini. Tabel 14. Peningkatan persentase aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus I dan siklus IINo Aktifitas Peserta Didik Siklus I Pert. 1 f % Pert. 2 f % Pert. 3 f % Pert. 1 f % Siklus II Pert. 2 f % Pert. 3 f % Kategori

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Ak. 1 Ak. 2 Ak. 3 Ak. 4 Ak. 5

5 12,5% 7 17,5% 13 32,5% 11 27,5% 16 17 42,5% 22 55% 26 65% 22 55% 34 6 15% 9 22,5% 10 25% 14 35% 45% 40% 85% 26

40% 85% 65%

21 52,5% Rendah 36 90% Sangat Tinggi 31 77,5% Tinggi

5 12,5% 8 4 10% 6

20% 15 37,5% 18 15% 11 27,5% 16

23 57,5% 27 67,5% Sedang 23 57,5% 34 34 85% Sangat Tinggi 37 92,5% Sangat tinggi 85%

Ak. 6 23 57,5% 28 70% 31 77,5% 34

Keterangan : Ak.1 = Keberanian peserta didik dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Ak.2 = Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) Ak. 3 = Interaksi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

57

Ak. 4 = Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran Ak. 5 = Hubungan peserta didik dengan siswa lain selama pembelajaran (berdiskusi) Ak. 6 = Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru). Grafik 6. Peningkatan persentase aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran pada siklus I dan siklus II100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0Pert.1 (siklus I) Pert.2 (siklus 1) Pert.3 (siklus 1) Pert.1 Pert.2 (siklus (siklus II) II) Pert.3 (siklus II) Keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat Motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran Interaksi peserta didik dalam pembelajaran Hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran Hubungan peserta didik dengan peserta didik lain selama PBM Partisipasi peserta didik dalam pembelajaran

Berdasarkan data pada tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa terjadi peningkatan aktifitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran, yaitu : a. Ada peningkatan aktifitas keberanian bertanya dan mengemukakan pendapat yaitu pada pertemuan pertama siklus I persentasenya hanya 12,5%, tetapi pada pertemuan ketiga siklus II mencapai 52,5% dengan kategori rendah. b. Ada peningkatan motivasi dan kegairahan dalam mengikuti pembelajaran (menyelesaikan tugas mandiri dan aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru) yaitu pada pertemuan pertama

58

siklus I sebesar 42,5% dengan kategori rendah menjadi 90% dengan kategori sangat tinggi pada pertemuan ketiga siklus II. c. Ada peningkatan interaksi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu sebesar 15% dengan kategori sangat rendah pada pertemuan pertama siklus I menjadi 77,5% dengan kategori tinggi pada pertemuan ketiga siklus II. d. Ada peningkatan hubungan peserta didik dengan guru selama pembelajaran yaitu pada pertemuan pertama siklus I 12,5% dengan kategori sangat rendah menjadi 67,5% dengan kategori sedang pada pertemuan ketiga siklus II. e. Ada peningkatan hubungan peserta didik dengan siswa lain selama pembelajaran (berdiskusi), yaitu sebesar 10% dengan kategori sangat rendah pada siklus I pertemuan pertama menjadi 85% dengan kategori sangat tinggi pada pertemuan ketiga siklus II. f. Ada peningkatan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran (memperhatikan tayangan video dan penjelasan guru) yaitu sebesar 57,5% dengan kategori sedang pada pertemuan pertama siklus I menjadi 92,5% dengan kategori sangat tinggi pada pertemuan tiga siklus II. Sedangkan aktifitas yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan dari pertemuan pertama ke pertemuan berikutnya, seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 15. Data aktifitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran pada siklus I dan siklus IINo Aktifitas Pert. 1 f % 17 42,5% 8 20% 6 15% Siklus I Pert. 2 f % 12 30% 4 10% 5 12,5% Pert. 3 f % 9 22,2% 3 7,5% 2 5% Siklus II Pert. 1 Pert. 2 f % f % 6 15% 6 15% 4 10% 2 5% 8 20% 3 7,5% Kate Pert. 3 gori f % 4 10% KSR 1 2,5% KSR - 0% KSR

1. Ak. 1 2. Ak. 2 3. Ak. 3

59

Keterangan : Ak. 1 = Tidak memperhatikan penjelasan guru Ak. 2 = Mengganggu teman Ak. 3 = Mengerjakan tugas lain Grafik 7. Persentase penurunan aktifitas peserta didik yang tidak relevan dengan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 245 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Pert.1 (siklus I) Pert.2 (Siklus I) Pert.3 (Siklus I) Pert.1 (siklus II) Pert.2 (Siklus II) Pert.3 (Siklus II)

T idak memperhatikan penjelasan guru Mengobrol dengan teman Mengerjakan tugas lain

Dari tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan aktifitas peserta didik yang kurang relevan dengan

pembelajaran selama proses pembelajaran menggunakan media VCD, yaitu peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru pada siklus I pertemuan pertama sebanyak 17 orang atau 42,5% dengan kategori rendah menjadi 4 orang atau 10% dengan kategori sangat rendah pada siklus II pertemuan ketiga. Dan yang mengobrol dengan teman pada pertemuan pertama siklus I sebanyak 8 orang atau 20% menjadi 1 orang atau 2,5% dengan kategori sangat rendah. Sedangkan peserta didik yang mengerjakan tugas lain saat proses pembelajaran dilaksanakan mengalami penurunan yang dratis yaitu pada pertemuan pertama siklus I sebayak 6 orang atau 15% menjadi tidak ada atau 0% pada siklus II pertemuan ketiga.

E. Hasil Penelitian

60

Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran menggunakan media VCD dan hasil tes akhir pada siklus I dan siklus II oleh peneliti selaku guru mata pelajaran pada kompetensi menjelaskan konsep motor bakar di kelas X teknik Otomotif 1, maka setelah data dianalisis menunjukan bahwa penggunaan media VCD dalam proses pembelajaran kompetensi menjelaskan konsep motor bakar sudah tepat dan efektif. Artinya penggunaan media VCD berdampak pada peningkatan aktifitas dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pengolahan data secara deskriptif ternyata hasil belajar peserta didik setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II secara umum mengalami peningkatan yang signifikan berdasarkan pada indikator keberhasilan yang ditetapkan. Tetapi ketuntasan secara klasikal masih belum mencapai indikator keberhasilan yaitu peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal bila 85% dari seluruh pengikut tes sudah menguasai 70% dari materi yang diujikan. Ketuntasan secara klasikal yang bisa dicapai pada siklus II adalah 80%. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan media VCD dalam pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh.

61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian diatas, ada beberapa temuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu: 1. Hasil belajar peserta didik pada kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dengan menggunakan media VCD mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai siklus II. Pada kondisi awal rata-rata nilai hasil tes peserta didik sebesar 60,88 meningkat pada siklus I menjadi 66,88 dan pada siklus II juga terjadi peningkatan rata-rata nilai tes menjadi 73,50. 2. Jumlah peserta didik yang tuntas secara klasikal juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai siklus II. Pada kondisi awal jumlah peserta didik yang tuntas secara klasikal sebanyak 14 orang atau 35% , pada siklus I meningkat menjadi 22 orang atau 55% yang mengalami peningkatan sebesar 20% dan pada siklus II terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan secara klasikal yaitu sebanyak 32 orang atau 80% mengalami peningkatan 25%. 3. Skor rata-rata aktivitas peserta didik yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada

62

siklus pertama rata-rata skor aktifitas peserta didik sebesar 34,17% menjadi 63,47% pada siklus II atau mengalami kenaikan sebesar 29,30 %. 4. Skor rata-rata aktivitas peserta didik yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan dari siklus pertama sampai siklus kedua. Pada siklus pertama rata-rata skor aktivitas siswa yang tidak relevan sebesar 15,97 %, sedangkan pada siklus kedua sebesar 9,44 % 60 mengalami penurunan sebesar 6,53 % . Berdasarkan temuan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media VCD dalam pembelajaran kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas X Teknik Otomotif 1 SMK Negeri 2 Sungai Penuh. B. Saran 1. Penggunaan media VCD dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar peserta didik, oleh karena itu disarankan kepada guru mata pelajaran menggunakan media VCD dalam menjelaskan materi kompetensi dasar menjelaskan konsep motor bakar agar hasil belajar peserta didik menjadi lebih baik. 2. Dalam menggunakan media VCD yang tepat disarankan agar guru-guru mengikuti kegiatan pelatihan-pelatihan tentang penggunaan media berbasis computer dalam proses pembelajaran sehingga guru mampu merencanakan dan menggunakan media pembelajaran dengan baik dan tepat. 3. Setelah diketahui melalui penggunaan media VCD yang tepat dalam proses pembelajaran dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit, dan realistis, membangkitkan keinginan dan minat baru serta membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar yang pada akhirnya

63

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar, maka perlu dilakukan penelitian tindakan lebih lanjut mengenai penggunaan media VCD dalam proses pembelajaran untuk standar kompetensi lainnya dalam bidang studi teknik otomotif.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara Aristo, 2008, Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas. BNSP. 2008. Materi Pelatihan KTSP. Power Point. Depdiknsa: Jakarta Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta Depdiknas. 2008. Pengembangan dan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2004. Kurikulum SMK Teknik Mekanik Otomotif. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2009. Kurikulum Spektrum SMK 2009. SKKD Teknik Otomotif. Jakarta:Depdiknas Djamarah, Saiful & Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Hamalik, Oemar. DR. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni Helmut Nolker, Eberhard Schoenfeldt. 1988:35. Pendidikan Kejuruan, Pengajaran,Kurikulum, Perencanaan. Jakarta : Penerbit Pt. Gramedia. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/12/media-pembelajaran. Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Sadiman,Arief.S,dkk.2008. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya). Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Sardiman, A.M. 2000. Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Seells, Barbara B. And Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran. (Terjemahan Prawiradilaga dkk.). Jakarta: LPTK Suryosubroto. 1997. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

64

Surakhman, Winarno. 1985. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung Tarsito Sujana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito Usman, Uzer. 1990. Upaya optimalisasi Kegiatan belajar-Mengajar. Bandung : Rosdakarya. Usman, Uzer Mohammad, Drs. 1999. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. Bandung : Remaja Rosdakarya. Lampiran 1 JADWAL PENELITIAN NO 1 2 3 KEGIATAN Penyusunan proposal Persiapan penelitian Pelaksanaan penelitian Siklus 1 Pertemuan pertama Pertemuan kedua Pertemuan ketiga Siklus 2 Pertemuan pertama Pertemuan kedua Pertemuan ketiga 5 6 Penyusunan laporan Pengesahan lembaga WAKTU 1 15 Oktober 2009 26 Oktober 3 November 2009 4 November 9 Desember 2009 4 November 18 November 2009 4 November 2009 11 November 2009 18 November 2009 25 November 9 Desember 2009 25 November 2009 2 Desember 2009 9 Desember 2009 10 30 Desember 2009 6 Januari 2009

65

66

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Ke Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Menjelaskan konsep mesin konversi energi :X/1 :1 : 2 X 45 menit : Menjelaskan konsep mesin konversi energi : Menjelaskan konsep motor bakar : -Konstruksi motor bakar dipahami dengan benar -Prinsip kerja motor bakar dijelaskan dengan benar

I.

TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

II. MATERI AJAR Konstruksi motor bakar Prinsip Kerja motor bakar III. METODE PEMBELAJARAN Ceramah Tanya jawab Kerja Kelompok Menggunakan Media Penugasan IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

67

1. Kegiatan Awal (10 Menit): Guru memasuki ruangan dan memberi salam Guru mengabsensi siswa Guru menyampaikan Tujuan Pembelajaran Siswa di bagi dalam bentuk 8 kelompok/ grup untuk membahas materi pelajaran Apersepsi : Apakah fungsi dari mesin pada kendaraan? 2. Kegiatan Inti (70 Menit): Guru menayangkan video tentang Prinsip Kerja dan Konstruksi Motor Bakar Siswa memperhatikan tayangan video. Guru memberikan kesempatan bertanya dan tanggapan kepada siswa tentang materi yang dibahas. Dengan metode tanya jawab guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru menugaskan siswa untuk membahas dan mendiskusikan materi dan tugas kepada masing-masing kelompok Guru mengawasi dan membimbing jalannya kerja kelompok, memonitoring setiap pekerja siswa dari satu kelompok ke kelompok lain dan memberikan petunjuk apabila ada permasalahan yang ditanyakan peserta didik. Siswa mempresentasikan hasil pembahasan materi didepan kelas, dan kelompok lain menanggapinya. Akhir diskusi setiap kelompok memberikan kesimpulan yang dibantu oleh guru. Guru memberikan tes dalam bentuk tes tertulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa memahami materi. 3. Kegiatan Akhir (10 menit): Guru mengumpulkan lembaran jawaban soal tes Guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah (PR) Merapikan kembali peralatan dan ruang kelas V. ALAT/BAHAN Modul motor 4 tak Buku manual Model mesin 4 tak Laptop/computer dan LCD VCD VI. PENILAIAN

68

Tes tertulis Non tes (observasi/cek list) dan lisan Soal Tes Formatif NO SOAL 1 Tenaga yang dihasilkan sebuah mesin berasal dari proses 2 Jelaskan bagaimana proses kerja sebuah mesin sehingga bisa menghasilkan tenaga

3

JAWABAN SKOR Proses pembakaran campuran bahan 20 bakar dan udara yang menghasilkan tenaga panas (kalor) dan dirubah menjadi tenaga mekanis (tenaga putar). Proses yang terjadi pada mesin sehingga 30 menghasilkan tenaga (usaha) dimulai dari: Proses Isap atau masuknya Campuran bahan bakar dan udara dalam bentuk gas kedalam ruang selinder. Gas didalam ruang selinder selanjutnya dikonpresikan (Proses Kompresi) oleh torak, sehingga tekanan didalam ruang bakar menjadi sangat tinggi. Sebelum berakhirnya langkah kompresi yaitu saat beberapa derajad torak mencapat TMB maka busi melonctkan bunga api sehingga campuran gas didalam ruang selinder terbakar. Proses pembakaran ini menghasilkan tenaga panas yang menyebabkan terjadinya Tenaga (Proses Usaha). Selanjutnya hasil proses pembakaran didalam ruang selinder tadi yang berbentuk asap dan gas bekas akan dikeluarkan saat Proses Buang ke knalpot melalui saluran buang. Selanjutnya terjadi proses isap-proses kompresi-proses usaha-proses buang, begitu seterusnya selama mesin hidup. Jelaskan apa yang a. TMA (Titik