Download - PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk. LAPORAN …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2013/03/03/INCI/INCI_LK TW I.pdf · pengungkapan baru atas risiko- risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan

Transcript

Halaman

1. LAPORAN POSISI KEUANGAN 2-3

2. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF 4

3. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS 5

4. LAPORAN ARUS KAS 6

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 7-36

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

LAPORAN KEUANGAN

31 MARET 2013 DAN 2012 (Tidak Diaudit)

DAFTAR ISI

31 MARET 2013 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2012 ( Diaudit)

Halaman 2

ASET Catatan 31 Maret 2013 2012

Rp Rp

ASET LANCAR

2.b, 2.c, 4,

Kas dan setara kas 25,26 55,441,273,842 55,044,575,611

Piutang usaha

Pihak ketiga 2d,5,25,26

(Setelah dikurangi cadangan

penurunan nilai per 31 Maret 2013 dan

31 Desember 2012

sebesar Rp 2,883,109,548 ) 12,254,657,096 12,177,658,428

Pihak berelasi 2p,5,25,26 14,951,848,772 15,723,645,567

Piutang lain-lain - Pihak berelasi 2p,26,28 38,730,100 49,818,800

Persediaan 2e,6 4,881,471,057 12,059,989,982

Pajak Dibayar di Muka 2n,8a 559,974,000 1,158,508,689

Uang muka dan biaya dibayar di muka 2f,7,25 692,438,940 526,787,758

Jumlah Aset Lancar 88,820,393,807 96,740,984,835

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pajak Tangguhan 2k,8c 4,287,354,260 4,309,686,449

Aset Tetap 2h,9

(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan

per 31 Maret 2013 dan Desember 2012

masing-masing sebesar Rp. 106.629.045.190

dan Rp 106,052,045,278 ) 26,766,898,801 23,343,960,988

Dana yang dibatasi penggunaannya 11,25,26 5,188,147,572 7,751,386,807

Aset Lain-lain 2i,10 132,820,000 132,820,000

Jumlah Aset Tidak Lancar 36,375,220,633 35,537,854,244

JUMLAH ASET 125,195,614,440 132,278,839,079

PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk

Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 ( DIAUDIT)

Halaman 3

LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 31 Maret 2013 2012

Rp Rp

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 12,25,26 2,104,763,277 10,805,702,881

Utang pajak 2n,8d 552,071,312 95,719,327

Biaya yang massih harus dibayar 52,352,000 52,352,000

Bagian jangka pendek dari

sewa pembiayaan 2j,13,26 390,710,838 353,750,838

Liabilitas jangka pendek lainnya 14,25,26 572,965,547 1,238,494,845

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3,672,862,974 12,546,019,891

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Utang sewa pembiayaan,

setelah dikurangi bagian jangka pendek 2j,13,26 259,612,350 278,333,715

Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja 2.k, 15 3,694,607,333 3,694,607,333

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 3,954,219,683 3,972,941,048

JUMLAH LIABILITAS 7,627,082,657 16,518,960,939

EKUITAS

Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada

Pemilik Perusahaan

Modal saham 16

Modal Dasar 220,000,000 lembar

dengan nilai nominal Rp 500

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

181,035,556 lembar saham 90,517,778,000 90,517,778,000

Agio saham 17 803,458,000 803,458,000

Saldo laba 26,247,295,783 24,438,642,140

JUMLAH EKUITAS 117,568,531,783 115,759,878,140

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 125,195,614,440 132,278,839,079

PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN

PER 31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2012 ( DIAUDIT)

Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

Halaman 4

Catatan/ 31 Maret 2013 31 Maret 2012

Note Rp Rp

PENDAPATAN USAHA - BERSIH 2m,18 20,254,248,771 15,408,981,322

BEBAN POKOK PENJUALAN 2m,19 (16,508,211,886) (13,781,620,645)

LABA BRUTO 3,746,036,885 1,627,360,677

Beban Penjualan 2m,21a (728,183,304) (562,327,130)

Beban umum dan administrasi 2m,21b (1,832,140,030) (1,507,669,334)

Penghailan operasi lain-lain 2m,22a 449,380,456 443,999,232

Beban operasi lain-lain 2m,22b (400,961) (607,397)

Penghasilan Keuangan 2m,23 236,553,476 845,575,527

Biaya Keuangan 2m,24 (40,260,689) (35,296,144)

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK

PENGHASILAN 1,830,985,833 811,035,431

MANFAAT PAJAK PENGHASILAN

Pajak Kini 2n,8b -- --

Pajak Tangguhan 2n,8b 22,332,190 (171,184,250)

Jumlah Beban Pajak Penghasilan 22,332,190 (171,184,250)

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 1,808,653,643 982,219,681

PENDAPATAN KOMPREHENSIF

LAINNYA -- --

JUMLAH LABA (RUGI)

KOMPREHENSIF 1,808,653,643 982,219,681

LABA (RUGI) YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik Perusahaan 1,808,653,643 982,219,681

JUMLAH LABA (RUGI)

KOMPREHENSIF YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA

Pemilik Perusahaan 1,808,653,643 982,219,681

Laba Rugi Per Saham Dasar

Dasar 2o,30 10 5

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk

Halaman 5

Modal Agio Saham Saldo Jumlah

Ditempatkan Laba Ekuitas

dan Disetor

Penuh/

Rp Rp Rp Rp

90,517,778,000 803,458,000 19,994,801,276 111,316,037,276

-- -- 982,219,681 982,219,681

90,517,778,000 803,458,000 20,977,020,957 112,298,256,957

90,517,778,000 803,458,000 24,438,642,140 115,759,878,140

-- -- 1,808,653,643 1,808,653,643

90,517,778,000 803,458,000 26,247,295,783 117,568,531,783

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk

Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak

Jumlah Laba komprehensif

di tahun berjalan

SALDO PER 31 MARET 2013

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

Jumlah rugi komprehensif

SALDO PER 31 DESEMBER 2012

di tahun berjalan

SALDO PER 31 MARET 2012

SALDO PER 1 JANUARI 2012

Halaman 6

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp Rp

Arus kas dari aktivitas operasi

Penerimaan dari pelanggan 22,964,764,967 15,641,946,579

Pembayaran kepada pemasok (16,278,980,218) (11,005,730,493)

Pembayaran kepada karyawan dan direksi (1,887,195,229) (1,188,126,603)

Pembayaran kas untuk beban pabrik

dan beban usaha (3,283,770,811) (3,413,657,559)

Pembayaran uang muka (165,651,182) (1,872,752,145)

Pembayaran pajak (400,961) -

Pembayaran beban bunga (10,332,635) (17,244,104)

Pembayaran beban bank/ (impor) (29,928,054) (18,052,040)

Penerimaan pendapatan lain-lain 259,010,000 200,000,000

Penerimaan/ (pembayaran) pinjaman karyawan 11,088,700 6,218,000

Arus kas bersih yang (digunakan untuk)

diperoleh dari aktivitas operasi 1,578,604,577 (1,667,398,365)

Arus kas dari aktivitas investasi

Penambahan aset tetap (3,999,937,692) (1,064,438,280)

Penerimaan/ (pembayaran) deposito

jangka pendek 2,563,239,235 (167,559,716)

Penerimaan bunga deposito dan jasa giro 236,553,476 845,575,527

Arus kas bersih yang diperoleh dari

(digunakan untuk) aktivitas investasi (1,200,144,981) (386,422,469)

Arus kas dari aktivitas pendanaan

Penerimaan/ (pembayaran)pinjaman jangka panjang 117,600,000 649,445,335

Pembayaran Utang sewa pembiayaan (99,361,365) (52,208,331)

Arus kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan 18,238,635 597,237,004

(Penurunan)/ kenaikan bersih kas dan

setara kas 396,698,231 (1,456,583,830)Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas 20,390,019

Kas dan setara kas pada awal tahun 55,044,575,611 58,314,507,899

Kas dan setara kas

pada akhir periode 55,441,273,842 56,878,314,088

Catatan atas laporan Keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan keuangan ini

PT INTANWIJAYA INTERNASIONAL,Tbk

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL

31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

Halaman 7

1.   

 

1.a

1.b

Susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut :

31 Desember 2012

a. Komisaris Utama : Tn. Tamzil Tanmizi Tn. Tamzil Tanmizi

b. Komisaris : Tn. Trenggono Nugroho Tn. Trenggono Nugroho

c. Komisaris Independen : Tn. I. Nyoman Sudjana Tn. I. Nyoman Sudjana

d. Direktur Utama : Tn. Recsonlye Sitorus Tn. Recsonlye Sitorus

e. Direktur : Tn. Tazran Tanmizi Tn. Tazran Tanmizi

f. Direktur : Tn. David Bingei Tn. David Bingei

1.c

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

2.a.

PT. INTANWIJAYA INTERNASIONAL, Tbk.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

31 MARET 2013 (Tidak Diaudit) DAN 31 Desember 2012 ( Diaudit)

31 MARET 2013 DAN 2012 (Tidak Diaudit)

Jumlah kompensasi yang diterima oleh Direksi dan Komisaris pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp

1,181.424.000 dan Rp 1,201.508.000. Jumlah karyawan Perusahaan pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 rata-rata 74

orang (dalam jumlah penuh)

Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokan arus kas ke dalam aktivitas

operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama dalam bidang manufaktur

formaldehyde.

UMUM

Perusahaan berkedudukan di Jakarta dengan kegiatan utama industri formaldehyde resin (perekat kayu). Lokasi pabrik berada di kota

Banjarmasin.

Perusahaan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987.

Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) Indonesia No. VIII. G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau

Perusahaan Publik yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP- 347/BL/2012.

Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan

Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 1 Juni 1990, berdasarkan Surat Izin Emisi Saham No. SI-115/SHM/MK.10/1990 Perusahaan telah memperoleh izin untuk

menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 4,000,000 lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,-

Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

31 MARET 2013

Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta No. 69 tanggal 17 Juni 2011 yang

dibuat dan disampaikan oleh Notaris Linda Kenari, S.H.M.H., tentang perubahan susunan pengurus. Sampai dengan tanggal laporan

keuangan, pengurusan pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia masih dalam proses.

PT Intanwijaya Internsional Tbk (selanjutnya disebut “Perusahaan”), sebelumnya bernama PT Intan Wijaya Chemical Industry Tbk,

didirikan di Banjarmasin berdasarkan Akta Notaris Jony Frederik Berthold Tumbelaka Sinjal, S.H., No. 64 tanggal 14 Nopember 1981.

Akta ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-3185-

HT.01.01.Th 82 tanggal 24 Desember 1982.

Latar Belakang Perusahaan

Halaman 8

2.

(1)

(2)

(3)

-

-

-

- Imbalan Kerja I

- Biaya pinjaman B

- Sewa S

-

- Kontrak Konstruksi K

- Pajak Penghasilan P

-

-

-

- Laba per Saham L

-

-

--  PSAK/SFAS No. 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya

Mineral

- PSAK/SFAS No. 13 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 16 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 18 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 24 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 26 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 30 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 33 (Revisi 2011)

1.   PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”.

PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

-  PSAK/SFAS No. 34 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 46 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 50 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 53 (Revisi 2010)

-  PSAK/SFAS No. 55 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 56 (Revisi 2011)

-  PSAK/SFAS No. 61

-  PSAK/SFAS No. 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi

Pada 1 Januari 2012, Perusahan melakukan penerapan PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif sejak tanggal tersebut.

Perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan telah dibuat seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-

masing standar dan interpretasi.

Penerapan dari standar dan interpretasi baru dan revisi berikut, relevan dengan operasi Perusahaan, terdiri dari:

PSAK 10 memberikan pedoman bagaimana memasukkan transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam

laporan keuangan Perusahaan dan bagaimana menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Standar ini juga

menyaratkan entitas untuk mengukur aset, liabilitas, pendapatan dan biaya dalam mata uang fungsional, yang didefinisikan sebagai

mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana entitas beroperasi.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat

estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal

laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari

jumlah yang diestimasi.

Penerapan dari standar dan interpretasi baru atau revisi yang relevan dengan operasi Perusahaan namun tidak menimbulkan

perubahan besar terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak menimbulkan efek material terhadap laporan keuangan adalah:

Standar yang baru menggabungkan dan memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada sebelumnya dan

menambahkan beberapa pengungkapan baru.

Prinsip utama dari standar ini adalah untuk mengungkapan informasi yang memadai yang membuat pengguna laporan keuangan

mampu mengevaluasi kineja dan posisi keuangan instrumen keuangan yang signifikan milik Grup. PSAK 60 berisi pengungkapan-

pengungkapan baru atas risiko- risiko dan manajemen risiko dan mensyaratkan entitas pelaporan untuk melaporkan sensitivitas

instrumen keuangannya terhadap pergerakan risiko-risiko tersebut. Beberapa peraturan baru yang penting antara lain:

Properti Investasi

Penambahan pengungkapan untuk item- item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan kerugian

dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan; dan

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.

Untuk keperluan penyajian atas laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan deposito berjangka yang jatuh tempo

dalam waktu tiga bulan atau kurang dari saat perolehan, selama tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya. Pada 31 Desember

2010 dan 1 Januari 2010, kas dan setara kas hanya terdiri dari kas dan bank. Untuk penyajian komparatif, laporan arus kas telah

disajikan kembali (lihat Catatan 31).

Aset tetap

Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya

Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup pada Pertambangan Umum

Instrumen Keuangan: Penyajian

Pembayaran Berbasis Saham

Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas;

Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelas aset dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hirarki nilai wajar untuk instrumen

keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan.

Perusahaan telah menyertakan pengungkapan yang dipersyaratkan PSAK 60 untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012.

Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah

Halaman 9

-

-

-

-

-

-

-

-

Hak Atas Tanah

-

- Akuntansi Koperasi A

- Akuntansi Minyak dan A

-

- Akuntansi Tanah A

- Akuntansi Mata Uang A

-

Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut:

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

9,717.00 9,670.00

10,129.64 10,205.00

Sewa Operasi- Insentif

Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

PSAK/SFAS No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan

Minimum dan Interaksinya

-  ISAK/IFAS No. 20

-  ISAK/IFAS No. 23

-  ISAK/IFAS No. 24

H

Akuntansi Aktivitas Pengembangan real Estate

Alternatif Perlakuan yang Diijinkan atas Selisih Kurs

Pelaporan Perubahan Nilai Wajar Investasi Efek dalam Kelompok

Tersedia untuk Dijual

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Pencabutan standar dan interpretasi ini tidak menyebabkan perubahan signifikan terhadap kebijakan akuntansi Perusahaan dan tidak

berdampak material atas jumlah yang dilaporkan untuk periode berjalan atau periode sebelumnya

-

-  PSAK/SFAS No. 29

-  ISAK/IFAS No. 13

-  ISAK/IFAS No. 15

-  ISAK/IFAS No. 16

-  ISAK/IFAS No. 18

-  ISAK/IFAS No. 25

Perjanjian Konsesi Jasa

Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi

2.c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan

Liabilitas Serupa

Pajak Penghasilan - Perubahan Status Pajak Entitas atau Pemegang

Saham Entitas

Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk

Legal Sewa

-

 

-  PSAK/SFAS No. 44

-  PSAK/SFAS No. 47

-  PSAK/SFAS No. 52

-  ISAK/IFAS No. 4

-  ISAK/IFAS No. 5

-  ISAK/IFAS No. 9

-  PSAK/SFAS No. 11

-  PSAK/SFAS No. 27

Perusahaan mengelompokkan sebagai kas dan setara kas untuk semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh

tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dan tidak dijaminkan.

Perusahaan sedang mengevaluasi dampak yang mungkin ditimbulkan dari penerbitan standar akuntansi keuangan tersebut.

Standar akuntansi baru yang telah dipublikasikan dan akan efektif sejak 1 Januari 2013 adalah:

PSAK No. 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas sepengendali”

PPSAK No. 10 (Pencabutan atas PSAK No. 51), “Akuntansi Kuasi Reorganisasi”

Penyempurnaan tahunan atas PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

2.b. Kas dan Setara Kas

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal

transaksi. Aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang

berlaku pada akhir periode pelaporan. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penyelesaian transaksi dalam mata uang

asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif, kecuali

jika ditangguhkan di dalam ekuitas sebagai lindung nilai arus kas.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada laporan laba rugi

sebagai “pendapatan keuangan atau biaya keuangan”. Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya disajikan pada laporan laba

rugi komprehensif sebagai “penghasilan lain- lain atau beban lain-lain”.

Selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan non-moneter yang dicatat pada nilai wajar diakui sebagai bagian keuntungan atau

kerugian perubahan nilai wajar. Sebagai contoh, selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan seperti ekuitas yang dimiliki dan dicatat

pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai bagian keuntungan atau

kerugian nilai wajar dan selisih penjabaran pada aset non-moneter seperti ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual

diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain

1 Dollar Amerika Serikat ( USD )

1 Dollar Australia ( AUD )

Halaman 10

a)

b)

c)

Provisi atas penurunan nilai piutang dibentuk pada saat terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak dapat ditagih. Perhitungan

piutang ragu-ragu berdasarkan penilaian individual dan kolektif. Piutang ragu-ragu dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak

tertagih.

Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas, piutang usaha,

piutang lain-lain pihak berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar lainnya.

2.g. Instrumen Keuangan

Aset Keuangan

Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo serta (iv) aset keuangan yang tersedia

untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan

tersebut pada saat awal pengakuannya.

·   Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah aset keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu

dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset

diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

·  Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan

tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya

ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga

efektif.

·   Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan

jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan

tersebut hingga jatuh tempo, selain:

Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi;

Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan

menggunakan metode bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, maka dinyatakan pada biaya, setelah dikurangi provisi

atas penurunan nilai piutang.

2.f. Biaya Dibayar di Muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus.

Jumlah provisi atas penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini arus kas estimasian , didiskontokan pada suku

bunga efektif awal

2.d. Piutang Usaha

Piutang usaha adalah jumlah dari pelanggan untuk pengakuan pendapatan pada penjualan barang dan jasa dalam kegiatan usaha

normal.

2.e. Persediaan

Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Harga

perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang

sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk

menyelesaikan dan menjual persediaan barang jadi yang dihasilkan. Harga perolehan dihitung dengan menggunakan metode rata-

rata.

Halaman 11

Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas keuangan yang ditujukan

untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau

dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif

diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya

diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan

selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Perusahaan tidak memiliki investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo.

·   Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS)

Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan untuk dimiliki selama

periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak

diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh

tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan

selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian

penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk

dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas akan diakui

pada laporan laba rugi. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan

atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui

pada laporan laba rugi.

Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian

kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh

liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode biaya. Saham yang

dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai pengurang modal saham.

Perusahaan tidak memiliki instrumen ekuitas.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan

(ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

·   Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

·    Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang,

hutang usaha - pihak ketiga, dan biaya yang masih harus dibayar.

Halaman 12

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui

laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.

Reklasifikasi Aset Keuangan

Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk tujuan dijual dalam jangka

pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar

aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset

berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas

kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan

manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas

aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial

seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga

mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau

kadaluarsa.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat

dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang

sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak

melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi

keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi

setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas

aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas

direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar

dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

·   kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

·   pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

·   terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual. Bukti objektif dari

penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan

keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi

nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara

nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga

efektif awal dari aset keuangan.

Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang

yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan

melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun

penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.

Halaman 13

Tahun

20

10

5 – 10

5

Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar biaya perolehan.

Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan di pasar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian

tertentu. Perusahaan menggunakan metode discounted cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar

yang ada pada saat tanggal neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.

Metode Suku Bunga Efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan

dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang

secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan

dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan

premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrument keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih

singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.

Estimasi Nilai Wajar

Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada

tanggal neraca.

2.i. Aset Lain-lain

Peralatan pengangkutan

Peralatan kantor

Bangunan dan parasarana

Mesin dan peralatan

Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya biaya-biaya tersebut.

Biaya-biaya yang sifatnya meningkatkan kondisi aset secara signifikan dikapitalisasi. Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau

dijual, harga perolehan berikut akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap dan keuntungan atau kerugian yang

terjadi diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk periode/ tahun bersangkutan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap, akumulasi biaya perolehan

akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap untuk

digunakan.

2.h. Aset Tetap

Aset tetap dinyatakan berdasarkan model biaya yang dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

Aset tetap disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang bersangkutan dengan menggunakan metode

garis lurus (straight line method). Taksiran masa manfaat ekonomis untuk masing-masing aset tetap adalah sebagai berikut:

Jaminan disajikan dalam kelompok aset lain-lain.

2.j. Sewa Pembiayaan

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat

yang terkait dengan kepemilikan aset sewa. Sewa tersebut dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari

pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian

yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas, sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu

tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan langsung sebagai laba atau rugi.

Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset sewaan

disusutkan selama masa penggunaan aset yang diestimasi berdasarkan umur manfaat aset tersebut. Jika tidak terdapat kepastian

tersebut, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan atau masa sewa.

Halaman 14

a}

c)      personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.

·*   Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya perusahaan induk, entitas anak

dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).

(ii) menyediakan pesangon bagi karyawan yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.

2.o. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah rata-rata

tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian mempertimbangkan pula instrumen

keuangan lain yang diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode

pelaporan.

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan keuangannya

(“Perusahaan pelapor”):

2.p. Transaksi dengan pihak-pihak Berelasi

*·   Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut:

a)      memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,

b)      memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau

Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan menggunakan metode projected unit credit .

Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan berkomitmen untuk:

Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pelanggan.

Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun/periode yang bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan

perpajakan yang berlaku.

Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika karyawan telah memberikan

jasanya kepada perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang

mencakup pula liabilitas konstruktif yang timbul dari praktik kebiasaan perusahaan.

2.l. Biaya Emisi Saham

Biaya emisi saham yang mencakup fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar

modal dan biaya pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan saham di bursa efek serta biaya promosi

dikurangkan dari hasil penerimaan emisi saham dan disajikan di sisi ekuitas.

2.m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan dalam negeri diakui pada saat barang diserahkan kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui

sesuai dengan persyaratan penjualan (FOB shipping point atau destination ).

Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

2.k. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja

2.n. Pajak Penghasilan

Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak

tangguhan dengan metode liabilitas. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini.

Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal

dimasa mendatang akan memadai untuk dikompensasi. Manajemen memperkirakan pajak tangguhan yang berasal dari rugi fiskal

tersebut memiliki masa manfaat selama 5 (lima) tahun. Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima

atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.

(i)    memberhentikan seorang atau sekelompok karyawan sebelum tanggal pensiun normal; atau

Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika karyawan telah memberikan jasanya kepada perusahaan

dalam suatu periode akuntansi.

Halaman 15

b) 

c) 

    d}

e}f}

g}

3.

2.q Informasi Segmen

Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang

mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir

periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai

tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh pada periode pelaporan berikutnya.

Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a).

Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau personil manajemen kunci

perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).

Estimasi dan asumsi

Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau perusahaan asosiasi atau ventura

bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana perusahaan lain tersebut adalah anggotanya).

Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu Perusahaan pelapor atau

perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor adalah perusahaan yang menyelenggarakan

program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan Perusahaan pelapor.

Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah perusahaan asosiasi dari

perusahaan ketiga.

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi

penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perusahaan

mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai

perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut

dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.

Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi Yang Penting

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan

operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen

operasi dan membuat keputusan operasional. Pengambil keputusan oeprasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber

daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha

Evaluasi individual

Bila Perusahaan memutuskan bahwa tidak terdapat bukti obyektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik

yang nilainya signifikan maupun tidak, Perusahaan menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan risiko kredit yang serupa

karakteristiknya dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa

depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.

Evaluasi kolektif

Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan

pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan pituang usaha pada kelompok

tersebut.

Nilai tercatat dari piutang usaha Perusahaan sebelum penyisihan untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember

2012 masing-masing sebesar Rp. 30.089.615.416 dan Rp 30.784.413.543 (lihat Catatan 5).

Perusahaan mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajiban

keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak

terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan

factor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat penyisihan spesifk atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang

diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan. Penyisihan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tamnbahan informasi yang

diterima mempengaruhi jumlah penyisihan atas penurunan nilai piutang usaha.

Halaman 16

4.

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Kas 368,683,022 158,138,841

Jumlah kas 368,683,022 158,138,841

Bank

Rupiah

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 754,220,474 400,901,740

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 154,359,347 469,424,436

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 132,442,376 108,353,841

PT Bank Central Asia Tbk 613,770,663 84,747,974

PT Bank Industrial and Commencial Bank of China 4,744,716 4,769,369

Jumlah 1,659,537,576 1,068,197,360

KAS DAN SETARA KAS

Pengukuran kewajiban dan biaya pensiun dan liabilitas imbalan kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh

aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji

tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian. Keuntungan atau kerugian

actuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi actuarial diakui sebagai pendapatan atau beban menggunakan

“Pendekatan Koridor”. Sementara Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada

hasil actual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi

atas pensiun dan imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat neto liabilitas imbalan pasca kerja Perusahaan pada tanggal 31

Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 3.694.607.721 dan Rp 3,694,607,721 (lihat Catatan 15).

Pensiun dan imbalan kerja

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya.

Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 30 tahun, yang merupakan umur yang secara umum

diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat

mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.

Nilai tercatat neto atas aset tetap Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan Desember 2012 masing masing sebesar Rp.

26.766.898.801 dan Rp. 23,343,960,988.- ( Lihat Catatan 9)

Penyusutan Aset Tetap

Instrumen Keuangan

Penurunan nilai aset

Estimasi juga dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang

penentuan akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal.

Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan

badan (lihat Catatan 8).

Penelaahan aset lain-lain untuk penurunan nilai dilakukan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa

jumlah tercatata aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset atau unit penghasil kas

ditentukan berdasarkan yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai, dihitung berdasarkan asumsi dan estimasi manajemen.

Perubahan asumsi penting, termasuk asumsi tingkat diskonto atau tingkat pertumbuhan dalam proyeksi arus kas, dapat mempengaruhi

perhitungan nilai pakai.

Ketidakpastian atas interpretasi dari peraturan pajak yang kompleks, perubahan peraturan pajak dan jumlah dan timbulnya pendapatan

kena pajak di masa depan, dapat menyebabkan penyesuaian di masa depan atas pendapatan dan beban pajak yang telah dicatat.

Perpajakan

Perusahaan mencatat aset dan liabilitas keuangan tertentu yang berasal dari kontrak komoditas berjangka berdasarkan harga kuotasi pasar

dari komoditas terkait. Perusahaan juga pada awalnya mengakui sebagian dari piutang usaha dan piutang karyawan yang tidak dikenakan

bunga pada nilai wajar berdasarkan nilai kini masing-masing, yang mengharuskan penggunaan estimasi akuntansi. Sementara komponen

signifikan atas pengukuran nilai wajar ditentukan menggunakan bukti objektif yang dapat diverifikasi, jumlah perubahan nilai wajar dapat

berbeda bila Perusahaan menggunakan metodologi penilaian yang berbeda. Perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tersebut

dapat mempengaruhi secara langsung laba atau rugi Perusahaan.

Halaman 17

Dollar Amerika Serikat

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(31 Maret 2013 : USD 71.951,09

Desember 2012: USD 58,782,11) 699,148,742 568,423,004

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

(31 Maret 2013: USD 633.800,75

Desember 2012: USD 3,878,071.53) 6,158,641,868 37,500,951,695

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

(31 Maret 2013: USD 132.979,87;

Desember 2012 : USD 48,981.47) 1,292,165,397 473,650,815

PT Bank Central Asia Tbk

(31 Maret 2013: USD 26.833,52;

Desember 2012: USD 10,776,34) 260,741,323 104,207,208

Jumlah 8,410,697,330 38,647,232,722

Jumlah bank 10,070,234,906 39,715,430,082

Deposito Berjangka

Rupiah

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 11,925,216,002 14,176,882,145

Jumlah 11,925,216,002 14,176,882,145

Dollar Amerika Serikat

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

(31 Maret 2013: USD 3.300.000 ) 32,066,100,000 --

Jumlah 32,066,100,000 --

Dollar Australia

PT ANZ Panin Bank

(31 Maret 2013 : AUD 99.810.05;Desember 2012: AUD 99,164.54) 1,011,039,912 994,124,543

Jumlah 1,011,039,912 994,124,543

Jumlah deposito 45,002,355,914 15,171,006,688

Jumlah Kas dan Setara Kas 55,441,273,842 55,044,575,611

Tingkat suku bunga

Rupiah 6.00% 6.00%

Dollar Amerika Serikat 2.25% - 2.50% 2.25% - 2.50%

Dollar Australia 3,35% - 5.00% 3,35% - 5.00%

5. Piutang Usaha – Pihak Ketiga

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Pihak Ketiga

PT Unggul Summit Particle Board Industry 9,137,586,179 9,137,586,179

PT Gunung Meranti Raya Plywood 2,360,054,606 2,360,054,606

PT Tunggal Yudhi Samwill Plywood 1,828,919,856 1,828,919,856

PT Darma Putra 673,123,641 668,631,529

PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 523,049,960 523,049,960

PT Superchemie 241,337,027 --

PT Excelgracia 121,305,395 --

Young Way Trading Company Limited 97,338,881 463,272,778

PT Gelora Cipta Kimia 78,453,646 --

PT Goutama Sinar Batuah 47,022,096 --

(Masing-masing di bawah Rp 100 juta) 29,575,357 79,253,068

Jumlah 15,137,766,644 15,060,767,976

Perusahaan tidak memiliki relasi dengan bank dimana kas dan deposito berjangka tersebut ditempatkan.

Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:

Halaman 18

Pihak Berelasi 14,951,848,772 15,723,645,567

Cadangan penurunan nilai (2,883,109,548) (2,883,109,548)

Piutang usaha - bersih 27,206,505,868 27,901,303,995

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Tanpa Provisi

Jatuh tempo > 30 hari 6,934,426,268 6,243,131,884

Jatuh tempo > 31-90 hari 9,270,127,641 10,691,671,058

Jatuh tempo > 90 hari 35,450,906 --

16,240,004,815 16,934,802,942

Dengan Provisi

Jatuh tempo > 16-90 hari

Jatuh tempo > 90 hari 13,849,610,601 13,849,610,601

13,849,610,601 13,849,610,601

Dikurangi

Penyisihan penurunan nilai piutang (2,883,109,548) (2,883,109,548)

10,966,501,053 10,966,501,053

Jumlah 27,206,505,868 27,901,303,995

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Dollar Amerika Serikat 11,776,504,430 11,624,130,478

(Maret 2013: USD 1.587.938,69

Desember 2012: USD 1,683,265,10) 15,430,001,438 16,277,173,517

27,206,505,868 26,475,789,269

6. Persediaan

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Barang jadi dan barang setengah jadi 1,537,903,988 1,597,550,507

Bahan baku dan bahan pembantu 2,587,502,157 9,826,022,439

Lain-lain 756,064,912 636,417,036

Jumlah 4,881,471,057 12,059,989,982

Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan

risiko lainnya yang mungkin dialami oleh Perusahaan.

Perusahaan telah mengasuransikan persediaan dan aset tetap terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya sesuai dengan banker clause

berdasrkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap adanya penurunan pada nilai akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas

penurunan nilai piutang usaha di atas cukup untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang yang dibentuk telah cukup.

Perusahaan tidak menjamin piutang kepada pihak lain dan tidak terdapat piutang yang dijual secara with course.

Rincian umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Lihat Catatan 26 mengenai risiko kredit piutang usaha untuk memahami bagaimana Kelompok Usaha mengelola dan mengukur kualitas

kredit piutang usaha yang lancar dan tidak mengalami penurunan nilai.

Perusahaan telah mengakui rugi penurunan nilai piutang usaha sebesar Rp. 2,883,109,548 ,-) berdasarkan estimasi manajemen terhadap

bukti objektif adanya penurunan nilai.

Halaman 19

7. Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

a. Uang muka

Bangunan aset dalam penyelesaian 491,610,000 -

Pembelian bahan baku - 346,772,790

Lain-lain 41,250,000 87,995,000

Subjumlah uang muka 532,860,000 434,767,790

b. Biaya dibayar di muka

Asuransi 97,512,274 79,884,968

Lain-lain 62,066,666 12,135,000

Subjumlah biaya dibayar di muka 159,578,940 92,019,968

692,438,940 526,787,758

8.

a. Pajak Dibayar Dimuka

Pajak dibayar dimuka terdiri dari :

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Pajak pertambahan nilai - 598,534,689

Pajak Penghasilan :

PPh Pasal 22- tahun 2012 225,052,000 225,052,000

PPh Pasal 22- tahun 2011 334,922,000 334,922,000

Jumlah 559,974,000 1,158,508,689

b.

Manfaat (beban) pajak penghasilan Perusahaan terdiri dari:

31 Maret 2013 31 MARET 2012

Rp Rp

Pajak Kini -- --

Pajak Tangguhan (22,332,190) 171,184,250

Jumlah (22,332,190) 171,184,250

PERPAJAKAN

Seluruh persediaan bahan baku yang ada digunakan dalam proses produksi dengan jangka waktu dibawah satu tahun sehingga diyakini

tidak ada penurunan nilai persediaan.

Seluruh persediaan tidak terdapat kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan.

Persediaan tidak terdapat penghapusan persediaan rusak dan usang

Tidak terdapat persediaan yang dijadikan jaminan dan tidak terdapat kerugian persedian yang jumlahnya material.

Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pembelian 1 unit Coal Fired Fluidized Bed Thermal Oil Heater sebesar US$ 678,523.35

kepada PT Basuki Pratama Engireeng dan telah membayarkan uang muka sebesar USD 610,391.02 atau 90 % dan pada bulan

September 2012 uang muka pembelian aset tetap telah dilunasi dan direklasifikasi ke aset tetap

Lain-lain diatas adalah uang muka pada EDI, KSEI, BEI dan Depnaker untuk per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 20112

Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan

Halaman 20

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp Rp

Laba Rugi sebelum pajak menurut laporan

laba rugi komprehensif 1,830,982,230 811,035,431

Beda Waktu

Penyusutan 65,232,606 736,945,691

Pembayaran sewa guna usaha (154,561,365) (52,208,331)

Jumlah (89,328,760) 684,737,360

Beda Tetap

Pajak lain-lain dan denda pajak 400,961 607,397

Pendapatan Bunga (236,553,476) (845,575,528)

Jumlah (236,152,515) (844,968,131)

Laba Rugi fiskal sebelum kompensasi laba rugi fiskal 1,505,500,956 650,804,660

Rugi Fiskal

Tahun 2009 5,422,149,720 5,422,149,720

Tahun 2010 18,324,753,586 18,324,753,586

Tahun 2011 17,752,557,036 17,752,557,036

Tahun 2012 (4,443,840,864)

Laba Fiskal

(1,505,500,956) (650,947,134)

Akumulasi rugi fiskal 35,550,118,523 40,848,513,208

Taksiran Pajak Penghasilan Badan -- --

Pajak Dibayar Dimuka

Pajak Penghasilan pasal 25

Pajak Penghasilan pasal 22 - 695,504,000

Jumlah -- 695,504,000

Pajak Lebih Bayar -- (695,504,000)

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp Rp

Laba Rugi sebelum

pajak menurut laporan laba rugi

komprehensif 1,830,982,230 811,035,431

Rugi Perusahaan sebelum

Pajak Penghasilan (pembulatan) 1,830,982,050 811,035,431

Pajak Dihitung pada

Tarif yang Berlaku (457,745,603) (202,758,948)

Pajak Lain-lain dan denda pajak (100,240) (151,849)

Pendapatan bunga 59,138,369 211,393,882

Laba (rugi) fiskal tahun berjalan 376,375,239 162,701,165

(22,332,235) 171,184,250

Pajak Tangguhan dari

Perbedaan Temporer (22,332,190) 171,184,250

Pajak Kini

Tahun 2013

Rekonsiliasi antara manfaat (beban) pajak dan hasil perkalian laba (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku

adalah sebagai berikut:

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak

Halaman 21

c.

31 Desember 2011 Dibebankan ke 31-Dec-12 Dibebankan ke 31 MARET 2013

Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi

Rp Rp Rp Rp Rp

Laba penjualan aset tetap (29,400,000) -- (29,400,000) -- (29,400,000)

Beban manfaat karyawan 1,358,033,296 (317,456,132) 1,040,577,164 1,040,577,164

Depresiasi 2,704,401,992 65,232,606 2,769,634,598 16,308,151 2,785,942,749

Penyisihan penurunan

nilai piutang usaha 1,080,827,201 130,763,736 1,211,590,937 1,211,590,937

Sewa guna usaha (669,664,166) (13,052,083) (682,716,249) (38,640,341) (721,356,590)

Jumlah 4,444,198,323 (134,511,873) 4,309,686,449 (22,332,190) 4,287,354,260

d.

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

Pajak pertambahan nilai 501,301,789 -

Pajak Penghasilan

Pasal 21 47,798,968 78,713,882

Pasal 23 2,970,555 14,880,445

Pasal 4 (2) - 2,125,000

Jumlah 552,071,312 95,719,327

a.

b.

c.

a.

b.

c.

d.    

    e.

f.

Penggunaan aset pajak tangguhan yang diakui perusahaaan bergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode

mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada. Penyisihan penilaian aset pajak tangguhan yang

berasal dari rugi fiskal dibentuk karena karena tidak terdapat keyakinan yang cukup atas realisasi dari aset pajak tangguhan tersebut di

masa yang akan datang.

Pada tanggal 25 April 2012, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2010 yang terdiri dari:

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00023/201/10/054/12 sebesar Rp 18.303.511,-

Seluruh tagihan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar PPh dan PPN diatas telah dilunasi Perusahaan dengan kompensasi dari Surat

Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00142/207/09/054/11 sebesar Rp 9,844,003;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00058/203/09/054/11 sebesar Rp 20,024,115;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 21 No. 00022/201/09/054/11 sebesar Rp 17,314,825;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 26 No. 00012/204/09/054/11 sebesar Rp 512,864;

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00080/406/09/054/11 sebesar Rp 574,468,993;

Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan menerima hasil pemeriksaan pajak untuk masa pajak 2009 yang terdiri dari:

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00143/207/09/054/11 sebesar Rp 2,952,000.

Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan

laba rugi komersial dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Berdasarkan Undang-Undang Pajak No. 36/2008 pengganti dari

Undang-Undang Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang

berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika

aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang telah ditetapkan. Rincian dari aset pajak tangguhan adalah

sebagai berikut :

Aset Pajak Tangguhan

Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Pajak Penghasilan pasal 25/29 No. 00068/406/10/054/12 sebesar Rp 360.582.000;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 15 No. 002-013/241/10/054/12 sebesar Rp 16.999.116;

d.   Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Penghasilan pasal 23 No. 00041-0052/203/10/054/12 sebesar Rp 39.396.245,-

Hutang Pajak

Halaman 22

9. ASET TETAP

2013

2012 Tambah/Reklas Kurang/Reklas Koreksi/Reklas 31 Maret 2012

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 9,031,829,486 203,385,000 - - 9,235,214,486

Bangunan dan prasarana 8,815,374,835 - 8,815,374,835

Mesin dan peralatan 96,946,310,571 - 96,946,310,571

Peralatan transportasi 9,464,246,129 18,500,773 9,482,746,902

Inventaris 2,289,885,638 16,725,000 - - 2,306,610,638

126,547,646,659 238,610,773 - - 126,786,257,432

Bangunan Dalam Proses

Bangunan 1,855,675,063 3,607,027,724 5,462,702,787

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 992,684,545 154,299,227 1,146,983,772

129,396,006,267 3,999,937,724 - - 133,395,943,991

Akumulasi Penyusutan

Bangunan dan prasarana 6,720,072,710 49,240,410 6,769,313,120

Mesin dan peralatan 87,799,490,636 413,545,997 88,213,036,633

Peralatan transportasi 9,221,920,289 47,740,227 176,569,870 9,093,090,645

Inventaris 2,212,387,220 147,937,344 - 2,360,324,564

105,953,870,855 658,463,978 176,569,870 - 106,435,764,962

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 98,174,424 95,105,804 193,280,228

106,052,045,279 753,569,782 176,569,870 - 106,629,045,190

Nilai Buku 23,343,960,988 26,766,898,801

2012

2011 Tambah Kurang Koreksi/Reklas 31 Maret 2012

Rp Rp Rp Rp Rp

Nilai Tercatat

Pemilikan Langsung

Hak atas tanah 1,057,939,486 - - 1,057,939,486

Bangunan dan prasarana 7,585,540,520 (69,207,208) 7,516,333,312

Mesin dan peralatan 90,445,469,030 - 90,445,469,030

Peralatan transportasi 9,977,500,811 835,000,000 10,812,500,811

Inventaris 2,240,832,538 6,541,200 - - 2,247,373,738

111,307,282,385 841,541,200 - (69,207,208) 112,079,616,377

Bangunan Dalam Proses

Fondasi Thermal Heater 477,969,646 222,897,080 700,866,726

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 895,000,000 - 895,000,000

112,680,252,031 1,064,438,280 - (69,207,208) 113,675,483,103

Akumulasi Penyusutan

Bangunan dan prasarana 6,610,504,106 40,502,945 (69,207,208) 6,581,799,843

Mesin dan peralatan 86,772,873,946 519,201,015 87,292,074,961

Peralatan transportasi 9,877,508,209 30,292,362 9,907,800,571

Inventaris 2,192,609,866 3,796,833 - 2,196,406,699

105,453,496,127 593,793,155 - (69,207,208) 105,978,082,074

Aset Sewa Guna Usaha

Peralatan transportasi 492,250,000 44,750,000 537,000,000

105,945,746,127 638,543,155 - (69,207,208) 106,515,082,074

Nilai Buku 6,734,505,904 7,160,401,029

Halaman 23

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp Rp

Harga perolehan - 69,207,208

Akumulasi penyusutan - (69,207,208)

Nilai buku - -

Penjualan aset tetap - 200,000,000

Keuntungan dari penjualan aset tetap - 200,000,000

2013 2012 2013 2012

Rp Rp % %

Bangunan 5,462,702,787 1,855,675,063 80.00 40.00

Jumlah 5,462,702,787 1,855,675,063 80.00 40.00

Pembebanan penyusutan pada per 31 Maret 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp Rp

Beban tidak langsung (lihat catatan 19) 464,000,358 558,544,540

Umum dan administrasi (lihat catatan 20) 112,999,521 79,998,615

Jumlah 576,999,879 638,543,155

10. ASET LAIN-LAIN

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Uang jaminan 132,820,000 132,820,000

Jumlah 132,820,000 132,820,000

Di tahun 2012, berdasarkan akta jual beli nomor 213/2012 tanggal 12 September 2012 yang dibuat oleh Dini Handanayatie, SH. selaku

PPAT di Semarang, Perusahaan melakukan pembelian tanah seluas 11.908 meter persegi di Semarang senilai Rp 7.958.890.000 dan telah

didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional dengan sertifikat nomor 11.01.12.11.3.00543.

Persentase penyelesaian dari aset tetap dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:

Aset dalam penyelesaian di tahun 2012, merupakan pekerjaan bangunan Kantor di Semarang serta aset dalam penyelesaian di tahun 2011

merupakan pekerjaan bangunan atas mesin Thermal Oil Heater yang telah selesai sepenuhnya pada bulan Juli 2012.

Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Kurnia Insurance Indonesia, Asuransi Sinar Mas,

Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) dan PT Asuransi Adira Dinamika dengan nilai pertanggungan sebesar

USD 10,250,000 untuk bangunan pabrik berikut mesin, persediaan dan peralatan dan Rp. 2,161,725,000 untuk kendaraan

Aset lain-lain ini terdiri dari jaminan keanggotaan klub golf, listrik dan tabung gas adalah sebagai jaminan atas sewa tersebut.

Perkiraan persentase penyelesaianNilai tercatat

Pada tanggal 31 Desember 2012, aset tetap Perusahaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bintang, PT

Asuransi Raksa Pratikara, dan PT Asuransi Jaya Proteksi dengan nilai pertanggungan sebesar USD 50,000 untuk bangunan persediaan

dan Rp 3,263,930,000 untuk kendaraan yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko

tersebut.

Semua kendaraan yang diperoleh melalui pinjaman sewa pembiayaan dijaminkan terhadap masing- masing fasilitas kredit terkait.

Pada tahun 2012 Pengurangan aset tetap karena penjualan bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan dan peralatan transportasi

sebagai berikut:

Halaman 24

11. Dana yang Dibatasi Penggunaannya

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Dollar Amerika Serikat

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

(Maret 2013: USD 533.924,83;

Desember 2012: USD 801,591.19) 5,188,147,572 7,751,386,807

5,188,147,572 7,751,386,807

12.

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

PT Agro Afiat 1,749,210,375 2,857,239,000

CV Jaya Indah 261,786,175 118,457,500

PT Goatama Sinar batuah 63,624,000 16,170,000

PT Gaya Bhakti 15,823,427 15,295,500

CV. Indra Purna 14,319,300 9,091,500

Adi susanto - 663,485

Superin Chemical Pte., Ltd - 7,736,975,896

PT Atlantic Intraco - 51,810,000

2,104,763,277 10,805,702,881

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Rupiah 1,866,696,777 2,950,269,485

Subjumlah utang dalam Rupiah 1,866,696,777 2,950,269,485

Mata uang asing

Dollar Amerika Serikat

( 31 Maret 2013 : USD 24.800,

31 Desember 2012: USD 812.350,92) 238,066,500 7,855,433,396

Sub jumlah utang dalam mata uang asing 238,066,500 7,855,433,396

Jumlah hutang usaha 2,104,763,277 10,805,702,881

Analisa umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

Lancar

.> 1 bulan - 3 bulan 2,104,763,277 10,805,702,881

2,104,763,277 10,805,702,881

Utang usaha tidak dijamin, tidak dikenakan bunga dan umumnya dikenakan syarat pembayaran antara 7 hari sampai dengan 60 hari.

Utang Usaha - Pihak Ketiga

Rincian utang usaha berdasarkan pemasok adalah sebagai berikut:

Rincian utang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

Dana yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka terkait dengan jaminan terhadap fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha

Graha Internasional Tbk (lihat Catatan 27).

Halaman 25

13.

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

PT B I I Finance 87,389,244 131,083,866

PT CIMB Niaga Auto Finance 445,333,944 501,000,687

K K B Bank Central Asia 117,600,000 -

(390,710,838) (353,750,838)

259,612,350 278,333,715

- -

Bagian jangka panjang 259,612,350 278,333,715

a.

b.

c.

31 Maret 2013 2012

Rp Rp

316,140,000 391,914,000

300,480,000 255,744,000

108,672,000 63,936,000

7,456,000 --

Jumlah 732,748,000 711,594,000

Dikurangi bunga (82,424,812) (79,509,447)

Bersih 650,323,188 632,084,553

Dikurangi jangka pendek (390,710,838) (353,750,838)

Liabilitas jangka panjang 259,612,350 278,333,715

Utang sewa pembiayaan terdiri dari :

Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan perjanjian pembiayaan untuk pembelian kendaraan dengan fasilitas sewa pembiayaan sebagai

PT Bank BII Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 15,130,000 per bulan mulai Oktober 2012 sampai dengan Oktober

2013.

Utang Sewa Pembiayaan

Pembayaran minimum masa datang (future minimum lease payment) dalam perjanjian sewa pembiayaan per 31 Maret 2013 dan 31

Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Jaminan sewa pembayaan

PT Bank Central Asia dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 3.728.000 per bulan mulai Maret 2013 sampai dengan Februari

2016

2013

2014

Kewajiban sewa pembiayaan dijamin dengan aset sewa guna usaha yang bersangkutan. Perjanjian membatasi Perusahaan untuk menjual

dan memindahkan hak aset sewa pembiayaan.

Bagian jangka panjang

PT CIMB Niaga Auto Finance dengan angsuran termasuk bunga sebesar Rp 21,312,000 per bulan mulai April 2012 sampai dengan

Maret 2015

2015

2016

Halaman 26

14. Liabilitas Jangka Pendek Lainnya

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

PT. Muria Agung 117,506,760 90,379,810

UD. Jaya Diesel 47,599,482 37,975,292

PT. Logo Makmur 34,047,800 15,757,750

UD. Sinar Teknik 25,710,500 750,000

CV. Mitra Sejati 20,226,350 10,375,680

UD Banjar Raya 13,699,155 10,099,000

PT. Karya Diesel 8,201,000 8,991,000

UD. Gaya Bhakti 7,542,500 16,100,500

CV. Sinar Kencana 5,543,579 7,339,829

PT Dharma Bhakti 2,200,000 -

PT. Caraka 1,034,748 1,034,748 UD. Baja Karya 983,486 1,003,976 CV. Tirta Dewi 735,000 4,810,000 PT. Sumber Logam 275,900 1,875,000 PT Goutama Batuah - 20,361,000

PT. Basuki Pratama 723,981,973

Jumlah 285,306,260 950,835,558

Utang dividen 287,659,287 287,659,287

Jumlah 572,965,547 1,238,494,845

15. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

Saldo awal tahun 4,964,431,862 4,964,431,862

Beban yang diakui pada tahun berjalan (1,269,824,529) (1,269,824,529)

Saldo akhir tahun 3,694,607,333 3,694,607,333

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

Nilai kini kewajiban 3,585,297,169 3,585,297,169

Biaya jasa lalu belum diakui 1,666,495,163 1,666,495,163

Keuntungan aktuaria belum diakui (1,557,184,611) (1,557,184,611)

Saldo akhir tahun 3,694,607,721 3,694,607,721

Perusahaan menghitung dan membukukan beban imbalan tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003.

Liabilitas imbalan pasca kerja di neraca adalah sebagai berikut:

Perubahan pada liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan:

Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Perusahaan pada 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing dihitung oleh aktuaris independen PT

KAIA Magna Consulting dan PT Quattro Asia Consulting Sejahtera dengan laporan masing-masing tanggal 18 Maret 2013 dan 17 maret

2012.

Halaman 27

Rincian beban imbalan kerja tahun berjalan adalah sebagai berikut:

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp.

Beban jasa kini 207,967,591 207,967,591

Beban bunga 270,773,000 270,773,000

Biaya jasa lalu-non vested benefit 263,023,000 263,023,000

Amortisasi kerugian aktuaria (147,278,996) (147,278,996)

Pengurangan pada nilai kini kewajiban (1,864,309,124) (1,864,309,124)

imbalan pasca kerja (1,269,824,529) (1,269,824,529)

Jumlah

2013 2012

Rp. Rp.

Usia pensiun normal 55 55

Tingka diskonto (per tahun) 5.39% 5.39%

Tabel mortalita

Tingkat proyeksi kenaikan gaji (per tahun) 5.00% 5.00%

Tingkat cacat

Tingkat pengunduran diri

Metode

16. Modal Saham

Rincian pemegang saham

Lembar saham Kepemilikan Jumlah

Pemegang Saham % Rp

Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000

Robert Tanmizi 16,175,506 8.93 8,087,753,000

Tazran Tanmizi 15,169,776 8.38 7,584,888,000

Marzuki Tanmizi 15,005,707 8.29 7,500,853,500

Recsonlye Sitorus 237 0.00 118,500

Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,024,330 53.59 48,512,165,000

Jumlah 181,035,556 100.00 90,515,778,000

Lembar saham Kepemilikan Jumlah

% Rp

Syamsinar Ngaisah 37,660,000 20.80 18,830,000,000

Robert Tanmizi 16,175,506 8.93 8,087,753,000

Tazran Tanmizi 15,169,776 8.38 7,584,888,000

Marzuki Tanmizi 15,005,707 8.29 7,500,853,500

Recsonlye Sitorus 237 0.00 118,500

Lain-lain (kepemilikan di bawah 5%) 97,024,330 53.59 48,512,165,000

Jumlah 181,035,556 100.00 90,515,778,000

31 Desember 2012

Projected Unit Credit

Berdasarkan laporan PT Electronic Data Interchange Indonesia, Biro Administrasi Efek, susunan pemegang saham Perusahaan pada

tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2013

5% dari tingkat asumsi mortalita

Asumsi utama yang digunakan oleh PT Quattro Asia Consulting (2010: PT Konsul Penata Manfaat Sejahtera), aktuaris independen adalah

sebagai berikut:

1% dari tingkat asumsi mortalita hingga

Tabel Mortalita Indonesia (TMI)

usia 40 tahun dengan degradasi linier

menurun hingga 0.05% pada usia

50 tahun/ 1%

Halaman 28

17. AGIO SAHAM

Rp

Penawaran umum perdana 4,176,791,500

Dikurangi penggunaan tahun 2004

Pembagian saham bonus dari agio saham dengan perbandingan

setiap 25 saham lama akan mendapat satu (1) saham baru

sejumlah 6.746.667 lembar saham senilai 3,373,333,500

Jumlah Agio Saham 803,458,000

18. PENJUALAN BERSIH

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Urea Formaldehyde Resin 15,643,467,885 12,759,608,230

Melamine Formaldehyde Resin 2,658,020,517 686,100,580

Formaline 1,097,931,978 967,930,394

Urea Formaldehyde Hardener 509,845,000 319,956,440

Glue Powder Resin 216,124,273 438,919,642

One Step 119,514,006 200,069,886

Hexamine - 21,873,600

Lain-lain 9,345,112 14,522,550

Jumlah 20,254,248,771 15,408,981,322

Pembeli 2013 2012 2013 2012

Rp Rp % %

PT. Wijaya Triutama

Plywood 16,973,068,350 13,328,817,050 88.24 86.50

Jumlah 16,973,068,350 13,328,817,050 88.24 86.50

Kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak berelasi sama dengan kebijakan harga dan syarat transaksi kepada pihak ketiga.

Agio saham sejumlah Rp 803,458,000 berasal dari saldo agio saham saat penawaran umum perdana dikurangi dengan pembagian saham

bonus ditahun 2004 dengan perbandingan setiap 25 (dua puluh lima) saham lama mendapatkan 1 (satu) saham baru. Jumlah saham baru

tersebut adalah 6,746,667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500 per lembar saham sebagai berikut:

Penjualan kepada pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp. 16.973.068.350,- dan Rp. 13.328.817.050,-

mewakili 88.24 % dan 86.50% dari penjualan bersih secara keseluruhan.

Rincian pembeli dengan nilai bersih melebihi 10% dari penjualan Perusahaan adalah sebagai berikut :

Persentase dari

Jumlah Total Penjualan

Halaman 29

2013 2012 2013 2012

Pihak berelasi Kg KG % %

PT. Wijaya Triutama

Plywood 3,631,479 3,432,365 88.53 89.41

Pihak Ketiga

PT Dharma Putra Kalimantan 202,712 50,379 4.94 1.31

PT Supercheme Indonesia 48,000 64,000 1.17 1.67

PT Kharisma Amboraya Perdana 46,200 45,000 1.13 1.17

PT Iodine Sepakat Orbit 37,400 36,600 0.91 0.95

PT Ariasiatek Indonesia 22,000 - 0.54 -

PT Seijin Lestari 15,400 - 0.38 -

PT Trisukses Gemilang Prima 10,000 10,000 0.24 0.26

PT Excel Gracia 10,000 - 0.24 -

Young Way Trading Company 8,670 46,010 0.21 1.20

PT Goautama Sinar Batuah 6,000 6,000 0.15 0.16

PT Gelora Cipta Kimia Abadi 5,796 - 0.14 -

PT IDS Elite Timber 2,400 6,625 0.06 0.17

PT Revitalindo Otopart 1,200 1,200 0.03 0.03

PT Bibit Unggul Prima Sejati 1,000 - 0.02 -

PT Basirih Industrial 125 20 0.00 0.00

PT Lantera Karya Aditama - 5,350 - 0.14

PT Falcata Makmur Gemilang - 64,660 - 1.68

Penjualan Kas 53,575 70,675 1.31 1.84

470,478 406,519 11.47 11

Jumlah Penjualan 4,101,957 3,838,884 100 100

19. BEBAN POKOK PENJUALAN

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Biaya Langsung

Bahan baku 13,840,677,948 10,648,922,026

Tenaga Kerja 315,743,818 258,230,926

Biaya tidak langsung 2,292,143,601 2,073,435,848

Biaya manufaktur 16,448,565,367 12,980,588,800

Barang jadi

Saldo awal 1,597,550,507 3,083,365,535

Saldo akhir (1,537,903,988) (2,282,333,690)

Beban Pokok Penjualan Jadi 16,508,211,886 13,781,620,645

Rincian Pemasok yang melebihi 10% dari pembelian Perusahaan adalah sebagai berikut :

Pemasok 2013 2012 2013 2012

Rp Rp % %

PT Argo Afiat 4,922,500,000 3,649,406,455 35.57 34.27

PT. Humpuss - 1,770,785,000 - 16.63

Jumlah 4,922,500,000 5,420,191,455 35.57 50.90

Persentase dari

Persentase dari

Jumlah Total Penjualan

Rincian penjualan dalam satuan unit produksi adalah sebagai berikut:

Jumlah Total Pembelian

Halaman 30

2013 2012 2013 2012

Ton Ton % %

Pihak Ketiga

PT Argo Afiat 1,000 832 88.42 60.15

PT. Oci Melamine 84 21 7.43 1.52

PT Kartika Cemerlang 20 - 1.77 -

PT Jaya Indah 15 10 1.33 0.72

PT Wijaya 12 - 1.06 -

PT. Humpuss - 500 - 36.16

PT Atlantic Intraco - 20 - 1.45

Jumlah 1,131 1,383 100.00 100.00

20.

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Listrik dan air 506,364,080 500,869,120

Penyusutan 464,000,358 558,544,540

Perbaikan dan pemeliharaan 393,928,529 56,347,500

Bahan bakar dan pelumas 305,827,698 362,539,767

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 218,751,206 91,831,523

Bahan pembantu 176,160,000 221,649,100

Pengangkutan dan transportasi 130,231,014 230,072,994

Assuransi 45,650,933 29,873,958

Perlengkapan 40,163,324 18,181,296

Obat-obatan 6,067,050 648,000

Telekomunikasi 4,999,409 2,878,050

2,292,143,601 2,073,435,848

21. Beban Penjualan dan Pemasaran, Umum dan administrasi

31 Maret 2013 31 Maret 2012

a. Beban Penjualan dan Pemasaran Rp. Rp.

Perbaikan dan pemeliharaan 301,438,698 324,054,162

Pengangkutan 192,052,148 148,044,032

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 167,169,318 22,659,298

Perjalanan dan transportasi 17,630,000 8,835,000

Telekomunikasi 15,323,471 12,315,705

Export 7,973,000 22,925,100

Pajak dan perijinan 7,050,000 2,875,000

Alat-alat tulis 4,041,939 3,327,747

Representasi 3,585,600 -

Iklan dan promosi 3,071,520 3,837,600

Penyusutan 437,500 -

Listrik dan air - 5,524,766

Lain-lain 8,410,110 7,928,720

Jumlah 728,183,304 562,327,130

Persentase dari

Jumlah Total Pembelian

Rincian pembelian dalam satuan unit produksi adalah sebagai berikut:

Beban Tidak Langsung

Halaman 31

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

b. Beban Umum dan Administrasi

Gaji, upah dan tunjangan lainnya 1,185,530,887 815,404,856

Perjalanan dan transportasi 195,121,505 106,028,593

Penyusutan aktiva tetap 112,562,020 79,998,615

Alat-alat tulis 74,286,808 61,553,246

Sewa kantor 63,750,000 122,070,000

Representasi 49,353,624 38,201,337

Asuransi 38,511,578 37,106,468

Listrik dan Air 37,451,056 74,621,924

Perbaikan dan pemeliharaan 27,470,003 32,183,145

Administrasi saham 19,208,334 17,875,001

Telekomunikasi 15,889,215 19,188,649

Pajak dan perijinan 8,685,000 10,572,500

Keamanan dan Kebersihan 4,320,000 66,865,000

Tenaga ahli - 26,000,000

Jumlah 1,832,140,030 1,507,669,334

22 Penghasilan (Beban Lain-lain)

a. Penghasilan Lain-lain

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Pendapatan penyewaan tongkang 259,010,000 -

Keuntungan neto nilai tukar mata uang asing 190,370,456 243,999,232

Keuntungan atas penjualan aset tetap - 200,000,000

Jumlah 449,380,456 443,999,232

b. Beban Lain-lain

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Denda Pajak 400,961 607,397

Jumlah 400,961 607,397

23. Penghasilan Keuangan

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Pendapatan bunga 236,553,476 845,575,527

Jumlah 236,553,476 845,575,527

24. Biaya Keuangan

31 Maret 2013 31 Maret 2012

Rp. Rp.

Biaya bunga 10,332,635 17,244,104

Provisi dan administrasi bank 29,928,054 18,052,040

40,260,689 35,296,144

Halaman 32

25.

Equivalent

USD AUD Rp

Aset

Kas dan setara kas 4,165,565.23 99,810.05 41,487,837,242

Piutang usaha

Pihak ketiga 49,207.85 -- 478,152,666

Pihak berelasi 1,538,730.96 -- 14,951,848,772

Dana yang dibatasi penggunaannya 533,924.83 -- 5,188,147,572

Jumlah aset 6,287,428.87 99,810.05 62,105,986,252

Liabilitas

Hutang usaha - pihak ketiga 24,500.00 -- 238,066,500

Jumlah liabilitas 24,500.00 -- 238,066,500

Jumlah aset bersih 6,262,928.87 99,810.05 61,867,919,752

Equivalent

USD AUD Rp

Aset

Kas dan setara kas 3,996,611 99,165 39,659,206,882

Piutang usaha

Pihak ketiga 110,779 -- 1,071,105,189

Pihak berelasi 1,572,486 -- 15,205,939,620

Uang muka 35,490 -- 343,188,300

Dana yang dibatasi penggunaannya 801,591 -- 7,751,386,807

Jumlah aset 6,516,957 99,165 64,030,826,798

Liabilitas

Hutang usaha - pihak ketiga 812,351 7,855,433,396

Hutang lain-lain 74,869 -- 723,981,973

Jumlah liabilitas 887,220 -- 8,579,415,369

Jumlah aset bersih 5,629,737 99,165 55,451,411,429

26.

a.

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang

memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan

risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.

31 Maret 2013

31 DESEMBER 2012

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Perusahaan mempunyai aset dan liabilitas dalam mata uang asing sebagai berikut:

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Kebijakan manajemen Perusahaan atas aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah menyimpan uang dalam bentuk mata

uang asing untuk mengelola eksposur risiko pasar. Aset dalam mata uang asing jauh lebih besar dibandingkan dengan kewajiban dalam

mata uang asing, sehingga tidak ada risiko kewajiban financial yang mengancam.

Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing

Piutang Perusahaan dalam mata uang asing per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 dibukukan dengan Kurs Tengah Bank Indonesia

(lihat Catatan 2.c)

Instrumen Keuangan: Informasi Risiko Keuangan

Halaman 33

Risiko Kredit

Risiko Likuiditas

b.

Risiko kredit adalah risiko bahwa perusahaan akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal

memenuhi kewajiban kontraktualnya.

Manajemen berpendapat bahwa risiko kredit yang dihadapinya adalah piutang yang tak tertagih dari tahun-tahun sebelumnya

dikarenakan pelanggan sudah menghentikan produksinya, pergantian kepemilikan, atau pailit.

Perusahaan hanya mempunyai hutang jangka pendek atas kepemilikan kendaraan bermotor yaitu hutang guna sewa usaha dan

hutang usaha pembelian bahan baku, sedang hutang dividen yang telah melebihi 5 tahun dikarenakan pemegang saham tidak

mengambilnya pada Bank Mandiri.

Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko kredit, risiko

likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko sebagai berikut:

Pada saat ini Manajemen berharap dapat mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak

hubungan istimewa dan pihak yang memiliki kredibilitas, menetapkan kebijaksanaan verifikasi dan otorisasi kredit serta memantau

kolektibitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih.

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan tidak bisa memenuhi liabilitas pada saat jatuh tempo.

Pada saat ini perusahaan tidak mempunyai risiko likuiditas dikarenakan tidak mempunyai hutang jangka panjang.

Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setara kas yang dianggap memadai untuk

membiaya operasional perusahaan dan untuk mengatsi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas

proyeksi arus kas dan arus kas actual, termasuk jadwal jatuh tempo hutang dan terus menerus melakukan penelaahan pasar

keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal.

Bisnis Perusahaan mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi

utama dari manajemen risiko Perusahaan adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini dan mengelola

posisi risiko. Perusahaan secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di

pasar dan praktek pasar terbaik.

Risiko Mata Uang Asing

Tujuan Perusahaan dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat

pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan.

Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko tingkat bunga dikarenakan tidak ada jumlah pinjaman yang signifikan.

Risiko Pasar

Perusahaan tidak memiliki eksposur terhadap risiko pasar, yaitu risiko suku bunga dan risiko mata uang asing.

Risiko Tingkat Bunga

Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena

perubahan suku bunga pasar.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang

dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo untuk yang

jangka pendek maupun yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.

Pada saat ini Perusahaan tidak memiliki risiko mata uang asing karena memiliki jumlah kas dan setara kas dalam mata uang asing

yang cukup untuk kegiatan operasionalnya.

Halaman 34

Nilai tercatat Nilai wajar Nilai tercatat Nilai wajar

Rp Rp Rp Rp

Aset

Kas dan setara kas 55,441,273,842 55,441,273,842 55,044,575,611 55,044,575,611

Piutang usaha

Pihak ketiga 15,137,766,644 12,254,657,096 15,060,767,976 12,177,658,428

Pihak berelasi 14,951,848,772 14,951,848,772 15,723,645,567 15,723,645,567

Piutang lain-lain - Pihak berelasi 38,730,100 38,730,100 49,818,800 49,818,800

Dana dibatasi penggunaannya 5,188,147,572 5,188,147,572 7,751,386,807 7,751,386,807

Uang jaminan 132,820,000 132,820,000 132,820,000 132,820,000

Jumlah Aset 90,890,586,930 88,007,477,382 93,763,014,761 90,879,905,213

Liabilitas

Hutang usaha - Pihak ketiga 2,104,763,277 2,104,763,277 10,805,702,881 10,805,702,881

Hutang sewa guna usaha

Jatuh tempo dalam satu tahun 390,710,838 390,710,838 353,750,838 353,750,838

Jangka Panjang 259,612,350 259,612,350 278,333,715 278,333,715

Jumlah liabilitas 2,495,474,115 2,495,474,115 11,437,787,434 11,437,787,434

c.

27.

28.

a.

Pihak-pihak berelasi Sifat relasi dengan Perusahaan/ Transaksi/Transactions

Karyawan Manajemen Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional

PT Wijaya Triutama Plywood Kesamaan Manajemen Pemakaian Untuk Kegiatan Operasional

Pemegang saham Pembagian dividen

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 , Perusahaan memiliki fasilitas kredit L/C dari PT Bank Artha Graha Internasional Tbk

sejumlah USD 500,000

Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan Perusahaan mampu melanjutkan kelangsungan usaha sehingga

memaksimalkan imbal hasil pada pemegang saham dan memelihara optimalisasi saldo hutang dan ekuitas.

Pengelolaan Permodalan

Kebijakan Perusahaan adalah untuk menjaga dasar modal yang kuat sehingga menjaga kepercayaan investor, kreditor dan pasar dan

juga untuk mempertahankan perkembangan masa depan dari bisnis Perusahaan. Dalam usaha untuk menjaga struktur modal yang

optimal, manajemen dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham. Tidak ada perubahan di dalam

pendekatan Perusahaan untuk pengelolaan modal selama

Perjanjian Penting

Perjanjian ini terakhir kali diperpanjang dengan surat perjanjian No SB/ADD-LC/049/XI/2012 tanggal 7 November 2012

Informasi mengenai Pihak Berelasi

Sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Memliki pengendalian bersama

31 Maret 2013

Tabel dibawah ini menggambarkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan:

31 Desember 2012

Halaman 35

b.

31 Maret 2013 2012 31 Maret 2013 2012

Rp. Rp. % %

Aset

Piutang usaha

PT Wijaya Triutama Plywood 14,951,848,772 15,723,645,567 11.94 11.89

Piutang lain-lain

Karyawan 38,730,100 49,818,800 0.03 0.04

Jumlah aset 14,990,578,872 15,773,464,367 11.97 11.92

Liabilitas

Kewajiban lancar lainnya

Hutang dividen - pemegang saham 287,659,287 287,659,287 3.77 1.74

Jumlah liabilitas 287,659,287 287,659,287 3.77 1.74

29. Informasi Segmen

Informasi Segmen

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp

Penjualan bersih 20,254,248,771 15,408,981,322

Laba bruto 3,746,036,885 1,627,360,677

Laba Rugi Komprehensif 1,808,653,643 982,219,681

Jumlah asset 125,195,614,440 132,278,839,079

31 Maret 2013 2012

Rp. Rp

Penjualan Lokal 20,157,180,359 14,918,413,940

Penjualan Export 97,068,412 490,567,382

Tidak teralokasi :

Laba Bruto 3,746,036,885 1,627,360,677

Jumlah Aset 125,195,614,440 132,278,839,079

Pengeluaran barang modal 3,999,937,692 19,542,637,567

Jumlah

Ikhtisar saldo hasil transaksi dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai

berikut:

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan

operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan

membuat keputusan strategis.

a. Aktivitas

Pada dasarnya Perusahaan hanya memiliki 1 (satu) segmen usaha yaitu bidang usaha manufaktur formaldehyde sebagai segmen yang

dilaporkan yang disediakan kepada pengambil keputusan operasional pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Maret 2013dan

2012, adalah sebagai berikut:

Formaldehyde Resin

Seluruh pendapatan bersih merupakan penjualan kepada pelanggan pihak ketiga dan pihak berelasi dan dilaporkan kepada pengambil

keputusan operasional yang diukur dengan cara yang konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Jumlah yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional sehubungan dengan jumlah aset dan liabilitas diukur dengan cara yang

konsisten dengan yang dilaporkan dalam laporan posisi keuangan.

b. Daerah geografis

Berikut ini adalah informasi kegiatan Perusahaan berdasarkan wilayah geografis pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada 31

Maret 2013 dan 31 Desember 2012 , sebagai berikut:

Persentase dari aset dan liabilitas

Halaman 36

30.

Jumlah rata-rata

Laba bersih tertimbang saham Laba per saham

Laba per saham dasar 1,808,653,643 181,035,556 10

1,808,653,643 181,035,556 10

Jumlah rata-rata

Laba bersih tertimbang saham Rugi per saham

Laba per saham dasar 982,219,681 181,035,556 5

982,219,681 181,035,556 5

*************

31 Maret 2013

Laba per Saham

Rincian perhitungan laba per saham adalah sebagai berikut:

31 Maret 2012