1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang
berkaitan dengan pikiran (kognisi), perasaan (emotion) dan kehendak (konasi).
Gejala tersebut secara umum memiliki ciri-ciri yang hampir sama pada diri
manusia dewasa, normal dan beradab. Dengan demikian ketiga gejala pokok
tersebut dapat diamati melalui sikap dan perilaku manusia. Namun terkadang ada
diantara pernyataan dalam aktivitas yang tampak itu merupakan gejala campuran,
sehingga para ahli psikologi menambahnya hingga menjadi empat gejala jiwa
utama yang dipelajari psikologi, yaitu pikiran, perasaan, kehendak dan gejala
campuran. Adapun yang termasuk gejala campuran ini seperti intelegensi,
kelemahan maupun sugesti.
Gejala keagamaan muncul karena adanya keimanan kepada Tuhan yang
mendasari pemikirannya, seperti yang telah di unggkapkan dalam pidatonya
Princeton Theological Seminary tahun 1939, Einstein berkata:
gai Tetapi, sumber perasaan itu
berasal dari tataran agama. Termasuk di dalamnya adalah keimanan pada
kemungkinan bahwa semua peraturan yang berlaku pada dunia wujud itu bersifat
rasional.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud dengan psikologi agama?
2. Apa saja ruang lingkup psikologi agama?
3. Apa saja kegunaan mempelajari psikologi agama?
2
4. Bagaimana hubunungan psikologi agama dan pendidikan islam?
C. Tujuan penulisan
Dari rumusan masalah di atas, dapat di ambil tujuan penulisan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui definisi Psikologi Agama.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup Psikologi Agama.
3. Untuk mengetahui kegunaan mempelajari Psikologi Agama.
4. Untuk mengetahui hubunungan psikologi agama dan pendidikan islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikologi Agama dan Cabang Psikologi
1. Psikologi Agama
Para ilmuwan (Barat) mengganggap filsafat sebagai induk dari segala
ilmu.Sebab filsafat merupakakn tempat berpijak kegiatan keilmuwan.Dengan
demikian psikologi termasuk ilmu cabang dari filsafat.Dalam kaitan ini,
psikologi agama dan cabang psikologi lainnya tergolong disiplin ilmu ranting
dari filsafat.
2. Cabang Psikologi
Psikologi secara umum mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
yang berkaitan dengan pikiran (cognisi), perasaan (emotion), dan kehendak
(conasi).Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui
sikap dan perilaku manusia. Gejala jiwa yang melatarbelakangi aktivitas,
sikap dan tingkah laku anak-anak berbeda dengan anak remaja, serta juga
terdapat perbedaan antara remaja dengan orang dewasa maupun dengan orang
yang sudah lanjut usia. Kenyataan ini mendorong para ahli psikologi untuk
mengembangkan cabang-cabang psikologi yang dapat digunakan untuk
mempelajari gejala-gejala jiwa manusia pada tingkat usia tertentu. Dari sini
timbullah ilmu-ilmu cabang psikologi seperti psikologi sepeerti psikologi
anak, psikologi remaja, psikologi orang tua.
B. Pengertian Psikologi Agama
Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu Psikologi dan Agama.
Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Psikologi secara umum
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal,
4
dewasa dan beradab (Jalaluddin, et al, 1997;77). Menurut Robert H. Thouless,
psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah laku
dan pengalaman manusia (Robert H.Thouless, 1992:13).
Psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang meneliti dan menelaah
kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar pengaruh
keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada
umumnya. Dengan ungkapan lain, psikologi agama adalah ilmu yang meneliti
pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang atau mekanisme yang
bekerja dalam diri seseorang yang menyangkut tata cara berpikir, bersikap,
berkreasi dan bertingkah laku yang tidak dapat dipisahkan dari keyakinannya,
karena keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya. Pada suatu fase
dalam pengkajian psikologi agama, seseorang dihadapkan kepada pertanyaan
tentang apakah yang dimaksud dengan kata-
kata tersebut dipergunakan dengan berbagai macam makna. Ini tidak berarti tidak
ada kendala yang tidak teratasi dalam memahami kedua kata tersebut secara pasti.
Namun perlu dikemukakan bahwa penulis tertentu akan menjelaskan bagaimana
dia digunakan kata-kata tersebut.
Thouless berpendapat bahwa psikologi agama adalah cabang dari
psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku
kegamaan dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari
kajian terhadap perilaku bukan keagamaan. (Robert H. Thouless;25).
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama meneliti dan menalaah
kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh
keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada
umumnya. Disamping itu, psikologi agama juga mempelajari pertumbuhan dan
perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi keyakinan tersebut. (Zakiah Daradjat,1970;11)
Psikologi agama termasuk psikologi khusus yang mempelajari sikap dan
tingkah laku seseorang yang timbul dari keyakinan yang dianutnya berdasarkan
5
pendekatan psikologi. Psikologi agama menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat,
meneliti pengaruh agama terhadap sikap dan tingkah laku orang atau mekanisme
yang bekerja dalam diri seseorang, karena cara seseorang berpikir, bersikap,
bereaksi dan bertingkah laku, tidak dapat dipisahkan dari keyakinanya, karena
keyakinan itu masuk dalam konstruksi kepribadiannya.
Dalam kajian psikologi agama, persoalan agama tidak ditinjau dari makna
yang terkandung dalam pengertian yang bersifat definitif. Pengertian agama
dalam kajian dimaksud lebih bersifat umum, yaitu mengenai proses kejiwaan
terhadap agama serta pengaruhnya dalam kehidupan pada umumnya. Melalui
pengertian umum seperti itu, paling tidak akan dapat diamati bagaimana fungsi
dan peranan keyakinan terhadap sesuatu yang dianggap sebagai agama kepada
sikap dan tingkah laku lahir dan batin seseorang. Dengan kata lain, bagaimana
pengaruh keberagamaan terhadap proses dan kehidupan kejiwaan hingga terlihat
dalam sikap dan tingkah laku lahir (sikap dan tindakan serta cara bereaksi) serta
sikap, dan tingkah laku batin (cara berpikir, merasa atau sikap emosi).
Menurut Zakiah Darajat, kesadaran beragama (religious conciousnes) adalah
aspek mental dari aktivitas agama. Aspek ini merupakan bagaian/segi agama yang
hadir (terasa) dalam pikiran dan dapat diuji melalui introspeksi. Sedangkan yang
dimaksud dengan pengalaman agama (religious experience) adalah unsur
perasaan dalam kesadaran agama, yaitu perasaan yang membawa kepada
keyakinan yang dihasilkan dalam tindakan (amaliyah) nyata.
Psikologi agama dengan demikian merupakan cabang psikologi yang meneliti
dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh
keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan
perkembangan usia masing-masing. Upaya untuk mempelajari tingkah laku
keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi. Jadi penelaahan
tersebut merupakan kajian empiris.
Top Related