7/31/2019 protab resusitasi
1/19
1
RESUSITASI CAIRAN PADA BAYI
PROSEDUR TETAP
Oleh :
Prima Indra Dwipa
HET 12-XXIII-361
Vina Muspita
HET 12-XXIII-355
Telah disetujui oleh Pembimbing Protap Hippocrates Emergency Team
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Pembimbing Protap
Nama Jabatan Tanda Tangan
Iqbal Arnif, S,Ked
HET
Pembimbing I
Richard Santosa, S.Ked
HETPembimbing II
7/31/2019 protab resusitasi
2/19
[Type the document title]2
PENATALAKSAAN TERAPI CAIRAN PADA BAYI/ANAK
DEFINISI
Penatalaksanaan cairan merupakan elemen penting pada penatalaksanaan
pasien bedah anak. Bayi dan anak-anak sangat sensitive meskipun terhadap
dehidrasi ringan sekalipun dan penggunaan protocol terapi cairan pada anak tidak
bisa merubah keadaan fisiologis perioperatif secara cepat.(4)
Terapi cairan pada bayi dan anak memiliki pertimbangan yang jauh
berbeda dibandingkan pada pasien dewasa. Kapasitas anak untuk mentoleransi
status hidrasi abnormal jauh lebih kecil daripada dewasa. Konsumsi energi pada
bayi dalam keadaan istirahat kira-kira 70 kkal per kg berat badan, yakni hampir
dua kali dewasa. Luas permukaan tubuh bayi relatif terhadap berat badan lima kali
lebih besar daripada dewasa, sehingga kehilangan air melalui penguapan sangat
besar pada demam atau suhu lingkungan yang panas. Gangguan elektrolit yang
lazim dijumpai pada anak adalah hiponatremia, hipokalemia, dan
hipomagnesemia.(4)
KONSEP DASAR .
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh utuk tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuhmerupakan salah satu bagian dari fiologis homeostasis.Keseimbangan cairan dan
elektrolit melibatkan komposisi perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh
adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan.Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
7/31/2019 protab resusitasi
3/19
3
normal dari air tubuh total dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya ,jika salah satu terganggu maka akan mempengaruhi yang lainnya.(4)
Cairan tubuh dibagi dalam 2 kelompok besar yaiu : cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler .Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam seluru
tubuh, sedangkan cairan ekstravaskuler adalah cairan yang berada di luar sel ,yang
terbagi menjadi :cairan intravascular (plasma), cairan interstitial, dan cairan
transeluler .Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam system vaskuler
,cairan intertisial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan
transeluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan serebrospinal, cairan
intraokuler, dan sekresi saluran cerna.(4)
Cairan Dalam Tubuh
Presentase cairan tubuh bervariasi antara individu tergantung dengan beberapa hal
antara lai : (4)
1. Umur2. Kondisi lemak tubuh3. Jenis Kelamin4. Diet5. Iklim6. Stress7. dllNomer umur presentase :
(4)
1. Bayi (baru lahir ) 75%2. Dewasa:
a. Pria (2040 tahun) :60%b. Wanita (20-40 tahun ) 50%c. Usia Lanjut 45-50%
Kompartemen cairan
tubuh
Umur
Lahir Bulan Tahun
0 3 6 6 16
7/31/2019 protab resusitasi
4/19
[Type the document title]4
Total Cairan Tubuh 78% 75% 70% 65% 60%
Cairan Intraseluler 33% 37.5% 40% 42.5% 40%
Cairan Ekstraseluler 45% 37.5% 30% 22.5% 20%
Pada orang dewasa kira kira 40% berat badannya atau 2/3-nya berada di dalam
sel (cairan intraseluler) sisanya 1/3 atau 20% dari bera badannya berada di luar sel
(ekstraseluer) yang terbagi dalam 15% cairan interstisial,5% cairan intravaskuler.
(4)
Komposisi cairan tubuh
Konten total cairan tubuh pada bayi baru lahir aterm adalah 75%-80%.
Total cairan tubuh akan menurun 4%-5% dalam seminggu pertama kehidupan, hal
ini direfleksikan sebagai hilangnya berat badan. Sampai umur 1 tahun cairan
tubuh total akan menurun dengan lambat untuk mencapai kadar dewasa sebesar
60%. Konten cairan ekstrasel menurun sejajar dengan cairan tubuh total dari 45%
saat aterm menjadi 20%-25% level dewasa pada saat anak umur 1 tahun.
(1)
7/31/2019 protab resusitasi
5/19
5
Untuk neonatus prematur cairan tubuh total dan cairan ekstra sel
meningkat dengan menurunnya usia gestasi; contohnya : cairan ekstrasel neonatus
prematur pada 28 -32 minggu usia gestasi adalah 52% dari berat badannya. Pada
umur 1 minggu kehidupan, proporsi cairan ekstra sel menurun 12%,
Perubahan kompartemen cairan tubuh berlangsung tampaknya sejak intra
uterin, tetapi akan terputus bila janin dilahirkan prematur, pangurangan volume
cairan ekstrasel ini sangat penting untuk transisi normal dari kehidupan janin ke
kehidupan postnatal.(1)
Bayi preterm dengan ekses asupan cairan, meningkatkan insidens patent
ductus arteriosus, kegagalan jantung kiri, distres nafas, necrotizing enterocolitis.
(1)
Elektrolit Utama Tubuh Manusia
Zat Terlarut yang ada dalam cairan tubuh manusia terdiri dari elektrolit
dan non elektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam
larutan dan tidakbermuatan negative,seperti :protein, urea, glukosa, oksigen,
karbon dioksida dan asam-asam organic.Sedangkan elektrolit tubuh mencakup
natrium (Na+), Kalsium(Ca+), magnesium (Mg+), clorida (Cl-), bikarbonat
(HCO3-), fosfat (HPO42-), Sulfat (SO42-),dll.(4)
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian
dengan bagian yang lainnya, meskipun konsentrasiion pada tiap-tiap bagian
berbeda, hokum netralitas listrik menyatakkan bahwa jumlah muatan-muatan
negative harus sama jumlahnya dengan jumlah muatan-muatan positif(.4)
Contoh anion dan kation dalam tubuh :(4)
A.
Kation1) Sodium (Na+)2) Potassium (K+)3) Kalsium (Ca2+)4) Magnesium (Ca2+)B. Anion1) Klorida (Cl-)2) Bikarbonat(HCO3-)
7/31/2019 protab resusitasi
6/19
[Type the document title]6
3) Fosfat (HPO42-)4) Sulfat (SO42-)
Perpindahan Cairan dan Elektrolit Tubuh
Perpindahan cairan dan elektrolit dalam tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :(4)
a) Fase I :Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi.
b) Fase II :Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
c) Fase III :Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah ari cairan
interstisialmasuk ke dalam sel.Pembuluh darah kapiler dan membrane sel
yang merupakan membrane semipermeable mampu memfilter tidak semua
substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode
perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dilakukan dengan cara :
1) Diffusi2) Filtrasi3) Osmosis4) Aktif Transport
Regulasi Volume Cairan Tubuh
Di dalam tubuh seseorang yang sehat volume cairan tubuh dan komponenkimiaw dari cairan tubuh selalu berada dalam kondisi dan batas yang nyaman.
Dalam kondisi normal intake cairan sesuai dengan kehilangan cairan tubuh yang
terjadi.Kondisi saki dapat menyebabkan gangguan pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh.Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh maka tubuh akah
kehilangan cairan anatara lain melalu penguapan ekspirasi,penguapan
kulit,ginjal(urine), dan ekskresi pada proses metabolisme.(4)
a) Cairan Masukan : (4)
7/31/2019 protab resusitasi
7/19
7
Selama aktivitas dan tempratur yag sedang seorang dewasa inum
kira-kira 1500 ml per hari, sdangkan kebutuhan cairan tubuh
manusia kira-kira 2500 ml perhari, sehingga tubuh kekurangan
cairan ttubh sebanyak 1000 ml ,1000 ml tersebut bias diperoleh
dari makanan dan oksidasi selama proses metabolism.
Berikut adalah kebutuhan intake cairan yang diperlukan
berdasarkan umur dan berat badan :
Umur Berat Badan (kg) Kebutuhan Cairan (ml/24jam)
1 3 hari 3,0 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20,0 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45,0 2200-2700
7 18 tahun
(adult)
54,0 2200-2700
Pengatur utama intake adalah mekanisme haus.Rangsangan haus
berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler,sekresi angiotensin II
sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang
mengakibatkan penurunan volume darah.Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersamaan dengan sensai haus walaupun kadang
terjadi secara sendiri.sensai haus akan segera hilang setelah minum
sebelum proses absorbs oleh tractus gastrointestinal.
b) Cairan Keluar : (4)Aada 4 cara keluar/kehilangnnya cairan dari dalam tubuh :
1) Urin :
7/31/2019 protab resusitasi
8/19
[Type the document title]8
Proses pembentukan urin oleh ginjal dan eksresi melalui traktus
urinarius merupakan proses keluaran cairan yang utama.Dalam
kondisi normal keluaran urin sekitar 1400-1500 ml per 24 jam,
atau sekital 30-5- ml per jam.Bila kadar aktivitas meningkat mka
produksi urin akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan
keseimbangan dalam tubuh.
2) Insensible Water Loss :IWL terjadi melalu paru-paru, kulit,dll.Bila proses resirasi atau
suhu tubuh meningkat makaIWL dapat meningkat.
3) Keringat :Berkeringat terjadi lewat respon terhadap kondisi tubuh yang
panas, respon ini berasal dari anterior hypothalamus, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit
4) Feses :Pengeluaran air melalui proses berkisar antara 100-200 ml per hari
yang diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus
besar (kolon)
FISIOLOGI CAIRAN DAN ELEKTROLIT GINJAL
Pergeseran cairan tubuh pada masa postnatal pada prinsipnya dimediasi
oleh regulasi ginjal terhadap air dan ekskresi natrium. Pengaturan ginjal terhadap
7/31/2019 protab resusitasi
9/19
9
air berkaitan dengan filtrasi glomerulus dan dan fungsi tubuler. GFR pada bayi
aterm baru lahir adalah 25% dari GFR dewasa. GFR bayi baru lahir secara cepat
meningkat selama masa 1 minggu pertama kehidupan, kemudian akan menurun
secara perlahan sampai setara dengan orang dewasa; yakni pada umur 2 tahun.
Sangat berlawanan dengan keadaan rendahnya GFR, bayi-bayi aterm dapat
mengatur sejumlah penambahan cairan tubuh karena efek positif dari rendahnya
kapasitas pemekatan ginjal bayi baru lahir yang berlawanan dengan efek negative
akibat rendahnya GFR. Adapun bayi premature mempunyai mekanisme
kompensasi yang terbatas dan mungkin tidak mampu mentoleransi sejumlah besar
cairan atau hipovolume tanpa komplikasi klinis berat.(4)
Kapasitas pemekatan ginjal bayi lebih kecil dari pada orang dewasa.
Kekurang mampuan respons terhadap air, ginjal bayi aterm dapat meningkatkan
osmolalitas urine maximum 600-700 mOsm/kg. dalam keadaan yg sebaliknya,
osmolalitas maximum dari urine pada orang dewasa 1200 mOsm/kg. Variasi
pelepasan vasopresin atau anti diuretic hormone (ADH) meregulasi osmolalitas
dari cairan ekstra sel. Adapun bayi baru lahir yang dehidrasi tidak bisa meregulasi
konsentrasi urine seefisien kemampuan orang dewasa. Setelah terjadi penimbunan
cairan bebas, bayi bisa mengeksresi air yg ditandai dengan urine dilusi > 50
mOsm/kg dalam keadaan yang berlawanan pada orang dewasa kemampuan dilusi
urine pada orang dewasa 70-100 mOsm/kg.(4)
Keadaan tersebut dapat meningkatkan kebutuhan bayi terhadap :(4)
1. hipertermia,
2. peningkatan kehilangan suhu evaporasi dari ventilator mekanik dan
3.kehilangan melalui transepitelial pada bayi premature.
7/31/2019 protab resusitasi
10/19
[Type the document title]10
Maneuver sederhana untuk mengendalikan kehilangan cairan basal agar dalam
keseimbangan maka diberikan cairan penganti cairan basal pada pasien
hipertermia juga pada pasien dengan terapi sinar pada hiperbilirubinemia, serta
pasien dengan tubing dan ventilator(4)
Berapa Banyak Cairan yang Dibutuhkan Anak Sehat?
Anak sehat dengan asupan cairan normal, tanpa memperhitungkan
kebutuhan cairan yang masuk melalui mulut, membutuhkan sejumlah cairan yang
disebut dengan maintenance.(1)
Cairan maintenance adalah volume (jumlah) asupan cairan harian yang
menggantikan insensible loss (kehilangan cairan tubuh yang tak terlihat,
misalnya melalui keringat yang menguap, uap air dari hembusan napas dalam
hidung, dan dari feses/tinja), ditambah ekskresi/pembuangan harian kelebihan zat
terlarut (urea, kreatinin, elektrolit, dll) dalam urin/air seni yang
osmolaritasnya/kepekatannya sama dengan plasma darah.(1)
Kebutuhan cairan maintenance anak berkurang secara proporsional seiring
meningkatnya usia (dan berat badan). Perhitungan berikut memperkirakan
7/31/2019 protab resusitasi
11/19
11
kebutuhan cairan maintenance anak sehat berdasarkan berat bdan dalam kilogram
(kg).(1)
Cairan yang digunakan untuk infus maintenance anak sehat dengan asupan cairan
normal adalah: (1)
NaCl 0.45% dengan Dekstrosa 5% + 20mmol KCl/liter
ETIOLOGI
Defisiensi Cairan dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti :(1,2)
1. Diare
2. Dehidrasi
3.Disenteri
4. Kerusakan Ginjal
5. Gangguan Nutrisi
6. Gangguan elektrolit yang disertai dengan kelainan sistem saraf pusat
7. Kehausan
8. Dll
TATALAKSANA RESUSITASI CAIRAN
Tatalaksana resusitasi cairan dibedakan dalam 2 keadaan :(1)
1. Terapi deficit
2. Terapi maintenense
Terapi deficit :
7/31/2019 protab resusitasi
12/19
[Type the document title]12
Terapi deficit adalah penatalaksanaan terhadap kehilangan cairan dan
elektrolit yang terjadi, sebelum tampak klinisnya pada pasien.(1)
Terapi deficit mempunyai 3 komponen:(1)
1. Estimasi derajat dehidrasi yang terjadi
2. Menentukan tipe dari deficit cairannya
3. Perbaiki defisitnya
Derajat dehidrasi :(1)
Derajat dehidrasi ditentukan berdasarkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik
1.Dehidrasi ringan (deficit cairan 1-5% volume cairan tubuh), sebagian besar
didasarkan pada riwayat penyakit : muntah dan diare dengan sedikit (minimal)
hasil pemeriksaan fisik
2.Dehidrasi sedang (kehilangan 6-10% volume cairan tubuh) mempunyai riwayat
kehilangan cairan dan pemeriksaan fisik antara lain : turgor kulit, kehilangan berat
badan, kelopak mata cekung dan ubun-ubun besar, letargi ringfan, membrane
mukosa kering.
3.Dehidrasi berat (11-15%) kardiovaskuiler tidak stabil (turgor 130 mOsm/L, konsentrasi Na serum
>150 mEq/L)
Pasien dengan dehidrasi hipertonik memerlukan perhatian khusus, karena
komplikasinya ; diantara nya : edema serebral bisa terjadi selama re-hidrasi
Pemulihan fungsi kardiovaskuler, fungsi SSP, dan perfusi ginjal
7/31/2019 protab resusitasi
13/19
13
merupakan perhatian utama pada perbaikan deficit cairan. Terapi awal dengan
cairan isotonus untuk menambah volume. Memperbaiki seluruh deficit cairan
mungkin memerlukan waktu. Pada praktisnya, kehilangan kalium tidak bisa
segera dipuilihkan secara cepat. Setelah anak mengeluarkan kencing, berikan
sejumlah kecil kalium ( 1-2 jam.(1)
Cairan koloid vs kristaloid:Koloid dan kristaloid, keduanya digunakan secara luas sebagai cairan
resusitasi pada pasien kritis. Beberapa cairan koloid yang bioasa digunakan antara
lain : albumin, hydroxyethil starch (Hetastarch), dextran.(1)
Perdebatan mengenai efektifitas relative perbandingan antara koloid dan
kristaloid (RL dan NaCL 0,9%) masih berlangsung. Tidak ada bukti yang
menperlihatkan resusitasi menggunakan kristaloid dapat menurunkan risiko pada
pasien trauma ataupun luka bakar yang dilakukan operasi.(1)
7/31/2019 protab resusitasi
14/19
[Type the document title]14
Karena kolid tidak berhubungan dengan perbaikan survival dan karena koloid
jauh lebih mahal daripada kristaloid, mereka masih terus menggunakan kristaloid
untuk pasien-pasien kritis kemungkinan tidak berdasarkan penelitian randomized
controlled trials(1)
Terapi Rumatan (maintenance)
Yang utama pada terapi rumatan adalah mengganti cairan dan elektrolit
yang hilang dalam keadaan normal (biasa). Pada periode perioperatif, pemberian
cairan rumatan tidak untuk meningkatkan kebutuhan cairan oleh kehilangan
cairan yang pindah ke rongga ke tiga masuk ke jaringan intersisiel dan usus.(1)
Panduan pemberian cairan pasca bedah dini dan rumatan : (1)
umur < 6 bulan :
< 12 jam post-op:D10-0,45% NaCl diberikan 1,5 x maintenence rate
cairan maintenece : D10 dengan 0,2% NaCl + KCl 10-20 mEq/L pada
maintenence rate
umur > 6 bulan :
< 12 jam post-op : D5% dg RL diberika 1,5 x maintenece rate
cairan maintenence: D10 dg 0,45% NaCl + KCl 10-20 mEq/L pada maintenence
rate
Cairan untuk terapi maintenance (rumatan) digunakan untuk mengganti cairan
yang hilang dari 2 proses :(1)
1. Kehilangan cairan akibat evaporasi : kehilangan air bebas melalui kulitdan pernafasan (uap) berupa insensible water loss 30%-35% dari volume
total cairan rumatan, jadi sekitar sepertiga dari cairan rumatan yangdiberikan tergantung kelembaban udara dan temperature lingkungan.
Pasien dengan hipertermia atau takhipnea IWL lebih besar
2. urine : dalam keadaan euvolemic, kehilangan urine adalah 280-300mOsm/kg dari air dengan berat jenis urine antara 1.008 1.015. dalam
keadaan tertentu (Diabetes insipidus, prematuritas) kehilangan cairan dari
urin yang terdilusi menjadi lebih banyak, jadi volume yang diberikan pun
harus dinaikan. Dalam keadaan lain misalnya; secresi ADH yang eksesif,
7/31/2019 protab resusitasi
15/19
15
stress fisiologis pasien mungkin tidak mampu menurunkan osmolalitas
urine sampai mencapai 300 mOsm/kg air dan volume cairan rumatan
harus diturunkan. Dalam kondisi dibawah euvolemic, kehilangan cairan
melalui urine 2/3 dari volume total cairan rumatan.
Kebutuhan cairan untuk rumatan dapat diperkirakan dengan menggunakan
formula yang sudah sering digunakan (lihat table). Selama pemberian terapi
rumatan, kondisi pasien harus sering di assess. Bila estimasinya benar maka
kadar elektrolitnya stabil dan secara klinis selalu dalam keadaan euvolemic.
Bila kadar elektrolitnya tidak normal atau terdapat tanda-tanda klinis dsari
hipervolemia atau hipovolemia,m maka harus dilakukan re-assess dari
sejumlah komponen dari terapi rumatan pasien.(1)
PANDUAN CAIRAN UNTUK TERAPI RUMATAN UNTUK BAYI
NORMAL ATERM DAN ANAK-ANAK:
Bayi baru lahir :(3)
Hari1 : infuse D10 dengan rate 50-60 ml/kg/24 jam
Hari2 : infuse D10 dengan 0.2% NaCl, infused rate 100 ml/kg/24 jam
Setelah hari ke-7 : D5%dengan 0.45% NaCl , atau D10 dengan 0.45% NaCl,
infused rate 100 ml- 150 ml/kg/24 jam
Pemberian cairan pada anak
BB 0-10 kg : 100 ml/kg/24jam
BB 10-20 kg : 1000 ml/ 24jam + 50 ml/kg/24jam atau 40ml/jam + 2 ml/kg/24jam
BB > 20 kg : 1500 ml/.24jam + 25ml/kg/24jam atau 60ml/jam + 1 ml/kg/24jam
PRINSIP-PRINSIP TERAPI
Pada beberapa penderita dehidrasi,terutama dehidrasi berat,kolaps
sirkulasi dan syok,cairan intravena harus diberikan secara gawat darurat,bahkan
sebelum dilakukan evaluasi lengkap pada pendeita,Pada situasi yang lebih tidak
mendesak,sebelum pemberian cairan, penderita harus dievaluasi secara klinis,
sedangkan jenis dan jumlah cairan harus diteliti.Harus dipertimbangkan besarnya
kehilangan cairan ,proyeksi perubahan komposisi tubuh akibat kekurangan cairan
7/31/2019 protab resusitasi
16/19
[Type the document title]16
, dan pengaruhnya pada keseimbangan elektrolit (terutama ion kalium dan
hydrogen) pada tubuh.(2)
Meskipun terapi cairan parenteral mengakibatkan masukan kaloriyang
tidak mencukupi kebutuhan penderita, hal ini jarang menjadi kekhawatiran karena
jangka waktu terapi pendek.Setelah penderita kembali pada diet normal, setiap
deficit lemak. Glikogen, dan protein tubuh dapat segera dikoreksi.Bila diperlukan
terapi parenteral dalam jangka waktu yang berkepanjangan (misalnya penderita
tidak dapat makan,atau diare berat segera setalah diberikan makanan secara
peroral),penambahan masukan gizi dan kalori paling baik diberikan secara
alimentasi intravena dan mungkin diperlukan untuk mencegah timbulnya
nutrisi.(2)
Penilaian respon,banyak factor yag mempengaruhi jumlah dan jenis cairan
uyang diberian.Klinikus harus memonitor respon pengobatan,yang harus meliputi
observasi klinis ketat pada anak atau bayi, termasuk tangisan, penampakan bola
mata,aktivitas, turgor kulit, tekanana darah(termasuk orthostatic),dan penelitian
pervusi perifer.Pengukuran berat badan yang teliti harus dilakukan secra beulang
ulang, demikian pula pencatatan pemasukan dan pengeluaran tinja dan urin, untuk
menilai respon terapi.Bearat jenis urin harus diukur,karena hal ini merupakan
pengukuran yang berguna pada tidak adanya penyakit ginjalyang
menyertai.Kondisi tertentu memerlukan pemantauan serial kadar elektrolit serum
dan urin, tekanan vena sentral, dan elektrokardiogram.Respon terapi yang tidak
terduga mungkin saja dapat terjadi.Monitor harus cermat dan bila ada indikasi,
hars segera dilakaukan modifikasi regimen cairan resusitasi yang tepat.(2)
7/31/2019 protab resusitasi
17/19
17
ALGORITMA (5)
BAYI
Defisiensi Cairan1. Dehidrasi2. Disentri3. Diare4. Dll
Pemeriksaan
1. Status Gizi2. Fisik3. Laboratorium4. Dll
Buat Diagnosis Banding
Pilih Diagnosis Utama
Rencanakan Tata Laksana
Terapi
Terapi Defisit Terapi Maintenance
7/31/2019 protab resusitasi
18/19
[Type the document title]18
Kontrol
Tidak Ada Perubahan Membaik
Penilaian Terhadap
Gagal Terapi ,Penetapan
Ulang Diagnosis,dan
Ubah Terapi
Sehat
1. Estimasi derajat
dehidrasi yang terjadi
2. Menentukan tipe
dari deficit cairannya
3. Perbaiki defisitnya
BB 0-10 kg : 100 ml/kg/24jam
BB 10-20 kg : 1000 ml/ 24jam + 50
ml/kg/24jam atau 40ml/jam + 2
ml/kg/24jam
BB > 20 kg : 1500 ml/.24jam +
25ml/kg/24jam atau 60ml/jam + 1
ml/kg/24jam
7/31/2019 protab resusitasi
19/19
KEPUSTAKAAN
1. Medscape > eMedicine Specialities >Pediatrics : Surgery > GeneralSurgery (29 September 2012)
2. Behrman, Richard E dkk (Eds). 1999. Ilmu Kesehatan Anak NelsonVolume 1. Terjemahan olehA. Samik Wahab (Ed) dari Nelson Textbook of
Pediatrics 15/E(1996). Jakarta: EGC.
3. Intravenous Fluids. Clinical Practice Guidelines. Royal ChildrensHospital Melbourne. http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm (2
Agustus 2012)
4. Sylvia Anderson Price, Alih :Peter Anugrah, Pathofisiologi Konsep KlininProses-proses Penyakit,Edisi Kedua, EGC, Jakarta,1995.
5. Pocket Book of Hospital Care for Children, Guidelines for theManagement of Common Illnesses with Limited Resources, 2005 (cetakan
1 ,2009) (2 Agustus 2012)
http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfmhttp://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm