Download - Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Transcript
Page 1: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangPisang mempunyai nama latin “Musa Paradisiaca“. Nama musa diambil dari nama

seorang dokter kaisar Romawi Octavianus Augustus yang bernama “Antonius Musa”. Sesuai dengan kemajuan tekhnologi, budidaya pisang pun mengalami kemajuan pesat. Budidaya buah pisang saat ini tidak hanya dilakukan sambil lalu, tetapi telah dilakukan secara intensif, terutama pisang untuk keperluan eksport.

Pada masyarakat Asia Tenggara, diduga buah pisang telah lama dimanfaatkan. Masyarakat di daerah itu, saat berkebudayaan pengumpul (food gathering), telah menggunakan tunas dan pelepah buah pisang sebagai bagian dari sayur. Bagian-bagian lain dari tanaman pisang pun telah dimanfaatkan seperti saat ini. Pada saat kebudayaan pertanian menetap dimulai, buah pisang termasuk tanaman pertama yang dipelihara.

Maka dari itu, ahli sejarah dan botani mengambil kesimpulan bahwa asal mula tanaman pisang adalah Asia Tenggara, termasuk Indonesia.India merupakan negara yang memiliki tulisan pertama tentang budidaya pisang,disebutkan bahwa pemeliharaan itu dilakukan di Epics: Pali Boeddhist,500-600 SM,yang menyebutkan bahwa “buah sebesar taring”itu memeng disukai oleh binatang-binatang bertaring dan bertanduk.Di China,awal kebudayaan pisang dimulai dan terpusat di Yangtze dan sungai kuning. Tanaman pisang juga berkembang Amerika Selatan dan Tengah berasal dari Afrika Barat sekitar tahun 1500, yang akhirnya menyebar ke seluruh daratan Amerika.

.Buah pisang juga banyak memberikan manfaat untuk berbagai keperluan hidup manusia. Selain buahnya, bagian tanaman lainpun bisa dimanfaatkan, mulai dari bonggol sampai daun. Buah pisang selain dalam bentuk segar, dapat juga diolah menjadi makanan olahan, seperti: sale pisang, keripik pisang, dan lain-lain.

1.2. TujuanTujuan penyusunan makalah ini agar pembaca mengetahui bahwa tanaman pisang

merupakan tanaman serba guna, mulai dari bagian bawah (bonggol) sampai bagian atas (bunga pisang) dapat dimanfaatkan serta mengetahui nilai ekonomis yang dihasilkan dari buah pisang. Selain itu, pisang yang berkualitas juga mempunyai potensi dan prospek usaha yang cukup besar dalam peluang dan konsumsinya agar dapat bersaing dengan buah-buahan lainnya sehingga dapat meningkatkan nilai ekspor buah pisang dipasar global.

Dan tujuan lain dari makalah ini adalah untuk mengajak dan menghimbau masyarakat untuk memulai mananam pisang agar bisa membantu perekonomian keluarga, untuk mengajarkan tahapan apa saja yang harus dilakukan masyarakat jika ingin menanam pisang.

1.2.2 Manfaat Adapun Manfaat makalah ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti dan menyelesaikan Mata kuliah Manajemen Agribisnis (MAG173)

2. Sebagai bahan masukan berupa informasi yang jelas bagi pihak – pihak yang berkepentingan.

Page 2: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

BAB IIISI

2.1. Pentingnya Pengamatan Mulai Dari Produksi dan Konsumsi2.1.1. Pentingnya Pengamatan Produksi.

Kegiatan produksi perlu diamati guna untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan memenuhi standar yang diinginkan oleh perusahaan sebagaimana yang diminati konsumen. Pengamatan produksi dilakukan pada seluruh aspek kegiatan yang berkaitan dengan produksi, yang meliputi :

a.      Kegiatan proses produksi atau operasi.Pengamatan kegiatan-kegiatan produksi komoditi pisang mulai dari pengadaan bibit,

teknologi budidaya, teknologi pascapanen dan pengolahan hasil, sampai pemasaran produk-produknya. Dengan demikian untuk waktu-waktu mendatang upaya pengembangan agribisnis ini masih tetap merupakan salah satu kunci utama dalam pengem bangan komoditi pisang .

b.      Kualitas produk yang dihasilkan. Apakah telah sesuai dengan standar mutu dunia yaitu merupakan faktor yang menentukan dalam tercapainya jaminan mutu untuk setiap produk, bisa dilihat dari keamanan, keselamatan, dan kesehatan bagi konsumen.Standar buah pisang mengacu pada SNI-01-4229-1996.Untuk mengetahui dan mencapai syarat mutu pisang harus melakukan pengujian yang meliputi ; Penentuan keseragaman kultivar,Penetuan keseragaman ukuran buah,Penentuan tingkat ketuaan,Penentuan tingkat kerusakan fisik/mekanis,dan Penentuan kadar kotoran.

c.       Biaya produksi yang dikeluarkan.Pengamatan ini mencakup antara lain : harga pisang per sisir, penjualan,laba

operasional,rasio untung/rugi,dan biaya operasional lainnya.d.      Tenaga kerja.

Tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi haruslah diberikan pengetahuan yang luas tentang wawasan pembudidayaan yang semakin canggih, agar proses produksi dapat berjalan dengan baik yang akan berimbas pada peningkatan hasil produksi.Maka dari itu pelaksanaan pelatihan-pelatihan kepada para petani lebih ditingkatkan lagi. Petani dan teknisi yang berpartisipasi dalam pelatihan memiliki peluang untuk praktek teknologi baru dengan pengarahan dari konsultan. Teknologi yang diperagakan sebaiknya mencakup hal yang mudah diterapkan dalam budaya setempat, dan sebagian besar tidak memerlukan investasi tambahan dan menggunakan material yang ada. Hasil analisis tentang hubungan antara faktor produksi lahan, tenaga kerja, dan pupuk organik usahatani pisang berpengaruh positip terhadap hasil produksi.

e.       Perkiraan produksi.Belum ada standar produksi buah pisang di Indonesia, disentra buah pisang dunia produksi

28 ton/ha/tahun hanya ekonomis untuk perkebunan skala rumah tangga. Untuk perkebunan kecil (10-30 ha) dan perkebunan besar (>30 ha), produksi yang ekonomis harus mencapai sedikitnya 46 ton/ha/tahun.

2.1.2. Pentingnya Pengamatan Konsumsi.Pengamatan konsumsi dilakukan guna mengetahui apakah buah pisang yang diolah dan

diproses menjadi berbagai macam produk yang dihasilkan seperti makanan memiliki nilai

Page 3: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

ekonomis dan kualitas produknya memiliki standar yang dapat diterima dan disukai oleh konsumen untuk dikonsumsi menjadi makanan yang enak disantap.

Tetapi di Indonesia, hampir semua masyarakat baik dari golongan bawah sampai atas mengkonsumsi buah pisang, karena pisang selain rasanya enak, kandungan gizinya tinggi, mudah didapat, dan harganya relatif murah. Dengan berkembangnya buah pisang di Indonesia, diharapkan akan meningkatkan konsumsi dan eksport buah pisang baik untuk segar maupun olahan, sehingga produksi buah pisang ditargetkan sekitar 11.226.000 ton pada tahun 2025 nanti.

Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi buah pisang secara nasional, sehingga kebutuhan buah pisang akan terus meningkat. Dengan berkembangnya pisang di Indonesia, diharapkan akan meningkatkan konsumsi dan ekspor buah pisang baik untuk segar maupun olahan.

Apabila kita tinjau tentunya untuk konsumsi buah pisang itu sendiri cukup besar peluang dan daya belinya. Dari total produksi buah pisang dunia, diantara jenis buah pisang yang paling banyak dikonsumsi adalah dari jenis cavendish. Hal ini dilihat dalam konsumsi domestik pasar buah pisang cukup besar didalam negeri. Dimana hasil olahan pisang tersebut dapat dijual ke konsumen baik dipasar tradisional supermarket dan pedagang besar yang membutuhkan buah ini untuk peluang bisnis.

2.2. Prospek Buah Pisang Dari Sisi PermintaanPermintaan akan komoditi buah pisang dunia memang sangat besar, terutama jenis pisang

cavendish yang meliputi 80% dari permintaan total dunia. Hal ini menunjukkan bahwa pisang memang komoditas perdagangan yang sangat tidak mungkin diabaikan. Relatif besarnya volume produksi nasional dan luas panen dibandingkan dengan komoditas buah lainnya, menjadikan buah pisang merupakan tanaman unggulan di Indonesia.

Pengembangan pisang berskala kebun rakyat dan besar akan membuka peluang agribisnis hulu, seperti industri perbenihan dan industri peralatan mekanisasi pertanian, yang tentunya akan membuka kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Selain sebagai buah yang dimakan segar, pisang juga dapat diolah baik untuk skala rumah tangga seperti keripik, getuk dan sale, maupun industri berskala besar seperti tepung, puree dan jam, yang dapat merangsang tumbuhnya agribisnis hilir. Agribisnis hilir akan berkembang dengan cara memberdayakan industri pengolahan skala keluarga (home industry) dan menengah maupun skala besar (investor dalam dan luar negeri).

Permintaan pisang untuk industri pengolahan skala rumah tangga (10-50 kg/hari), skala UKM kripik (100-120 kg/hari), sale (1,5-2 ton/bln), ledre (70-120 kg/hari), puree (300-500 kg/h) dan tepung (700-1000 kg/minggu). Skala besar, membutuhkan kapasitas + 10-12 ton pisang segar/hari.

Konsumsi pisang per orang telah mengalami peningkatan yang mencolok dibanding apel dan satsuma mandarin (jeruk) atau Citrus reticulate yang telah menurun. Hasil kajian ekonomi di Jepang menunjukan bahwa permintaan apel melemah disebabkan permintaan pisang meningkat dari 4,4 kg pada tahun 1993-1994 menjadi 5,6 kg pada tahun 2003-2004. Peningkatan konsumsi ini diduga karena harga pisang menurun.

Permintaan terhadap pisang telah meningkat secara signifikan pada beberapa tahun terakhir di daerah perkotaan di negara ini, menjadikan perkebunan pisang intensif menarik bagi petani setempat. Pembeli/distributor utama aktif mencari cara untuk meningkatkan pasokan dari berbagai daerah produksi. Pada khususnya, perusahan ini memiliki kebutuhan untuk

Page 4: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

menkonsolidasikan pasokan pisang mas dan pisang Barangan, pisang yang langka dan hanya terdapat di daerah Medan, sebagai bagian dari produk yang ditawarkan ke pasar setempat dan rantai supermarket di seluruh daerah.

Oleh karena itu, kebutuhan terhadap buah-buahan terutama buah pisang segar menjadi kebutuhan primer. Selain itu manfaat dan kandungan gizinya dapat memacu permintaan buah pisang yang terus meningkat. Hal semua diatas dapat memperbesar peluang agribisnis buah pisang sehingga prospek buah pisang untuk pasar dunia dapat terus meningkat.

2.3. Permasalahan Buah Pisang Dari Segi AgribisnisKendala utama yang kini dihadapi dibeberapa sentra produksi buah pisang dalam 10

tahun terakhir ini adalah serangan layu Fusarium dan bakteri yang mengakibatkan kerusakan cukup luas dan sulit ditanggulangi. Kemampuan untuk mengendalikan layu pisang masih terbatas, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, maupun kemampuan finansial. Apabila kita asumsikan bahwa tanaman yang terserang tersebut akan rusak dan mengakibatkan gagal panen, mutu serta penampilan luar buah pisang yang kurang menarik, maka secara finansial/perhitungan ekonomi, petani akan menderita kerugian sebesar ± 18 milyar rupiah (estimasi harga pisang Rp. 10.000,- per tandan). Selain itu, pisang yang bermutu rendah akan mengakibatkan kelesuan pada eksport buah pisang yang seharusnya tidak terjadi, apabila segala syarat pembudidayaan buah pisang dilakukan secara intensif dengan tekhnologi yang maju. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada meningkatnya harga jual buah pisang dipasar.

Adapun kendala-kendala lainnya yang pernah terjadi adalah sbb :a. Tingginya penyakit Sigatoka Hitam yang menyebabkan daun yang rendah pada saat

panen (kurang dari 6 per pohon) dan mengakibatkan kurangnya potensi produksi sebesar 30% karena berat tandan yang berkurang. Penyakit ini juga mengakibatkan matangnya pisang terlalu dini sehingga buah beresiko saat dikirimkan ke pasar yang jaraknya jauh.

b. Kepadatan populasi yang rendah dan manajemen populasi pohon yang kurang

c. Kerusakan buah yang parah karena karat.

d. Tingkat tunas yang rendah – hanya sedikit anak tunas akar dari pohon induk, dan pemilihan tunas yang kurang baik.

e. Insiden doble dan triple yang tinggi – pemangkasan tidak diterapkan untuk urutan produksi induk – anak - cucu.

f. Ukuran tandan yang kecil (jumlah sisir sedikit dengan berat rendah) sebagai akibat rendahnya jumlah pupuk yang digunakan.

g. Perlindungan buah tidak diterapkan (bakal buah tidak dipindahkan, tandan palsu tidak dipotong, tidak ada pemangkasan sisir, bunga, dan daun dan pembersihan tandan untuk melindungi buah dari kerusakan akibat gesekan dengan daun dan agen mekanik lainnya).

h. Tidak ada sistem pengendalian umur/mutu untuk panen. Panen menggunakan tanda visual seperti padatnya buah.

i. Praktek pertanian yang baik dan standar sanitasi dan fito sanitasi kurang memadai.

j. Beberapa lahan produksi terletak di bukit yang curam.

Page 5: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

k. Kurangnya irigasi dan system drainase.

l. Akses terbatas terhadap input, materi, alat, peralatan yang diperlukan untuk produksi dan pasca panen. Kurangnya alat lapangan untuk pemangkasan, pengurangan daun, panen, dsb merupakan hal yang kronis dan hambatan utama.

m. Insiden gesekan dan luka yang tinggi karenya kurangnya penanganan yang berorientasi pada perlindungan buah setelah panen. Tandan dipindahkan dari lapangan dengan tangan dan dikirimkan ke pusat pengumpulan dan distribusi melalui berbagai jenis kendaraan tanpa danya perlindungan.

n. Kendala dalam penyediaan bibit dengan skala komersial seperti ketersediaan bibit unggul klonal yang seragam dalam jumlah banyak dan dapat tersedia dalam waktu yang relatif singkat.

2.4. Subsistem Agribisnis Buah Pisang2.4.1. Farming System ( system perkebunan ).

Selama ini buah pisang hanya ditanam di pekarangan sebagai tanaman campuran dengan tanaman pangan atau perkebunan,maupun dengan pola tumpang sari,serta dilahan tegalan.Sentra produksinya tersebar dengan kepemilikan lahan yang kecil.Pertanaman pisang rakyat tersebut tidak pernah tersentuh tekhnologi,dibiarkan tumbuh dan berkembang sesuai alam sekitarnya.Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang farming system yang baik untuk penanaman buah pisang,sebagaai berikut :

A. Pemilihan bibit/benih .Kualitas benih berperan besar dalam keberhasilan budidaya pisang. Sifat unggul benih

pisang akan terekpresi pada penampilan buahnya.  Keunggulan tersebut menyangkut rasa manis,  produkasi tinggi.  Benih yang baik berasal dari perbanyakan vegetatif  : kultur jaringan, biasanya tumbuh seragam tetapi cukup mahal. Memilih varietas seyogyanya berdasarkan pada varietas yang mempunyai nilai pasar dan berpeluang dimasa depan yang baik. Varietas pisang  yang banyak diminati antara lain adalah Cavendish,ambon kuning dan pisang mas.            Untuk memperoleh benih yang baik dalam jumlah banyak dapat dilakukan secara mandiri oleh petani atau  memesan benih bersertifikat dan bila perlu mengetahui sejarah benih yang akan dibeli. Hal ini dapat dipenuhi tentunya melalui penangkar yang terpercaya.

1. Bibit anakan .Tanaman pisang selalu diperbanyak secara vegetatif dengan memakai anakan ( sucker )

yang tumbuh dari bonggolnya .Ada 4 jenis anakan pisang ,yaitu : Bibit tunas anakan yaitu berupa tunas yang belum berdaun sehingga menyerupai rebung. Bibit anakan yaitu tunas yang daunnya telah keluar tetapi masih menggulung.

Bibit anakan sedang yaitu dengan tinggi antara 101-150cm.

Bibit anakan dewasa yaitu berupa tunas yang berdaun mekar lebih dari 2 helai,tingginya antara 151-175cm.

Page 6: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Diantara bibit anakan,bibit anakan dewasa biasanya paling cepat menghasilkan buah.Bibit anakan tunas jarang jarang dipergunakan sebagai bibit sebab pertumbuhannya lambat serta peka terhadap kekeringan dan ulat penggerek batang pisang.

2. Bibit bit .Bibit juga bisa diperoleh dari bonggol tanaman pisang .Belahan bonggol ini disebut

bit.Pembibitan ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut : Dalam waktu singkat bisa didapatkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak,sehingga

cocok untuk gerakan penghijauan dan perluasan areal baru . Mudah pengiriman dan biayanya lebih murah .

Dapat memanfaatkan bonggol sisa tebangan.

Umur panennya lebih pendek dibandingkan cara pembibitan lainnya

Produksinya lebih tinggi .

3. Melalui technology kultur jaringan Yaitu merupakan suatu tekhnik perbanyakan klonal dalam kondisi aseptic secara cepat.

Bibit pisang hendaklah dipilih dari rumpun yang baik dan sehat ,dapat diperoleh dari membeli/disediakan sendiri dengan sanitasi bibiy yang baik.B. Pengolahan Media Tanam.

Pemilihan lahan harus memperhatikan aspek iklim ,dimana aspek iklim yang cocok untuk komoditi pisang yaitu iklim basah ( lembab ),dengan curah hujan merata sepanjang tahun.Hal ini dikarenakan pisang merupakan tanaman dataran rendah didaerah tropic.Aspek-aspek lain yang harus diperhatikan yaitu prasarana ekonomi dan letak pasar,keamanan dan social.Kemudian dibuat sengkedan dengan lebar target kemiringan lahan.Tumpang sari dengan tanaman lain dapat dilakukan dengan baik.C. Tekhnik Penanaman.

Pembuatan lubang tanam dilaksanakan 1-3 bulan sebelumnya.Dengan ukuran lubang disesuaikan dengan tanah berat atau tanah gembur biasanya dengan ukuran 60cmx60cmx60cm,dan jarak tanam sekitar 3,3cm.Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim penghujan.Tanaman ysng diberi pupuk kandang/kompos akan sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah.

2.4.2. Processing.Pada dasarnya,pengolahan komoditi pisang tidak hanya mengolah daging buahnya

saja,tetapi segala unsure yang terdapat pada tanaman pisang dapat diolah dan dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.Seperti :

Kulit pisang.

Bisa diolah menjadi selai kulit pisang,anggur kulit pisang.Kulit pisang dari jenis pisang raja dan ambon dapat diolah menjadi bahan baku minuman anggur.Lebih dari itu kulit pisang juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan nata de banana,yaitu produk makanan yang terbentuk dari kumpulan biomassa yang terdiri dari selulosa dan memiliki penampilan seperti agar-agar warna putih seperti nata de coco.

Daun Pisang.

Page 7: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Daun yang tua yang sudah robek bisa untuk pakan ternak karena banyak mengandung unsure yang diperlukan oleh tubuh hewan.

Jantung Pisang.

Untuk makanan lauk pauk ( dendeng jantung pisang ). Bonggol Pisang (Batang pisang bagian bawah ).

Bisa diolah menjadi keripik bonggol pisang,urap,lalapan,bisa juga dijadikan pupuk dengan cara batang tersebut diiris-iris lalu dibakar jadi abu.Air bonggol pisang kapok dan klutuk dapat dijadikan obat disentri,pendarahan usus,obat kumur,serta untuk menghitamkan rambut.

Buah.

Industri pengolahan buah pisang skala besar lebih diarahkan pada industri tepung (1,5-2 ton/mg ),puree (600kg-1,5 ton/hari ) dan jam ( 1-2 ton/hari ). Sebagai contoh,pengubahan bentuk buah pisang menjadi tepung pisang akan mempermudah dan memperluas pemanfaatan pisang sebagai bahan makanan,misalnya untuk kue,roti,bubur,kerupuk,dan lain-lain. Untuk membuat tepung pisang,diperlukan beberapa langkah diantaranya :

-pengupasan-pengirisan-pengeringan-penepungan,dan-penyimpanan. Caranya :Buah Pisang mentah dikupas kulitnya ,kemudian diiris dengan pisau atau mesin pengiris.Tebal pengirisan kira-kira 1 cm setelah diiris lalu rendam dalam larutan bisulfit,langsung dikeringkan dalam alat pengeringan pada suhu kira-kira 80 derajat celcius.Buah pisang yang telah kering dengan kadar air kira-kira 10%,dibuatkan tepung dengan menggunakan alat penepungan.Tepung pisang agar tahan lama,disimpan dalam tempat yang tertutup rapat seperti tutup plastic.

Bagan pengolahan buah pisang

Page 8: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

2.4.3. Marketing.Dalam skala industri,aspek pemasaran tidak hanya dijuruskan dalam negeri saja,tetapi

sudah mengarah untuk ekspor.Pemasaran buah pisang sebenarnya cukup mudah,karena buah pisang memiliki keistimewaan tertentu.Oleh karena itu,banyak orang mencarinya.Selain itu,harga buah pisang juga tergolong murah sehingga buah pisang dapat dikonsumsi oleh masyarakat berbagai golongan.Kenyataan demikian ini dapat dilihat dari terus meningkatnya permintaan buah pisang dari tahun ke tahun.

Kegiatan pengumpulan dan pengangkutan dari sentra produksi ketempat pemasarannya sebagian besar dilakukan oleh pedagang pengumpul yang sudah mempunyai jaringan pemasarannya. Pedagang pengumpul pada umumnya merangkap sebagai tengkulak. Buah pisang dikumpulkan dari petani dengan cara sistem ijon, yaitu dengan membayar buah pisang yang masih muda dengan harga murah dan memanennya setelah agak tua. Disamping itu, pengumpul juga membeli pisang dari petani yang menjual langsung kepadanya. Setelah buah pisang yang terkumpul mencapai kapasitas 1 truk (4-5 ton), buah pisang diangkut ke tujuan pemasaran.

Untuk pemasaran lokal,petani lebih suka memetik pada stadia matang penuh.Buah yang dipetik pada stadia ini dalam 3-4 hari akan menjadi matang penuh. Pemasaran yang memerlukan waktu, misal keluar daerah, keluar pulau atau untuk ekspor,maka buah dipanen pada tingkat ketuaan ¾ penuh. Hal ini dimaksudkan agar daya simpan pisang menjadi lebih lama.Buah menjadi matang setelah 7-19 hari penyimpanan.

Untuk konsumsi pasar swalayan,dipilih pisang yang tingkat ketuaanya optimum,penampakannya menarik,tanpa cacat,dan dari varietas tertentu.Jenis0jenis pisang yang dipasarkan di pasar swalayan adalah jenis pisang ambon dalam bentuk tangkaian dua-dua yang dikemas dalam kantong plastik berlubang,pisang barangan,pisang raja bulu,dan jenis-jenis lainnya dipasarkan dalam bentuk sisiran.

Selain pemasaran dalam bentuk buah segar,pemasaran dalam bentuk olahan juga mempunyai peluang yang baik.Bentuk olahan yang umum diperdagangkan seperti sale segar,sale goreng,dsb.

Namun dalam memasarkan buah pisang terdapat beberapa kendala yang dihadapi petani,antara lain sebagai berikut :

1.      Pola pemasaran sekarang tidak menghargai produk bermutu dan selalu menerapakan harga borongan.

2.      Penetapan harga cenderung dilakukan oleh pedagang pengumpul.3.      Sistem pemasaran yang ada saat ini belum berpihak kepada petani.4.      Fungsi kelompok tani untuk saat ini belum optimal.5.      Sebagian besar sentra produksi belum memiliki Sub Terminal Agribisnis (STA).

Maka dari itu untuk Pemerintah harus bisa mengatasinya,adapun diantaranya sebagai berikut :

1.      Menciptakan Kelompok Usaha Bersama Agribisnis ( KUBA ) yang dijiwai oleh semangat kemitraan dan koperatif.

2.      Mendorong berkembangnya Koperasi pedesaan dengan kegiatan produktifnya agribisnis komoditi pisang dan mampu bermitra usaha dengan pihak luar.

2.4.4. Research and Development.Pengembangan yang dilakukan selama ini masih tradisional dan belum menerapkan

tekhnologi budidaya yang sesuai dengan standar tekhnik budidaya (SOP). Maka dari itu diperlukan riset dan pengembangan produk yang dilakukan guna melakukan perbaikan atau

Page 9: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

perubahan pada produk yang dihasilkan dalam proses produksi karena adanya dinamika lingkungan atau perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan pasar. Dalam pengembangan komoditi buah-buahan pisang ini adalah masih lemahnya keterkaitan antara sektor pertanian dan sektor industri, terutama di pedesaan. Sehingga sebagian terbesar komoditi pisang dipasarkan sebagai produk primer. Untuk lebih memperkuat keter kaitan antar sektor tersebut diperlukan kerjasama inter-sektoral yang lebih aktif dalam mengembangkan komoditi pisang, penyediaan IPTEK budidaya dan agroindustri pisang yang mampu menyediakan alternatif produk sekunder dan tersier dari komoditi pisang di pedesaan, dan kebijakan pemerintah yang lebih terarah.

Selain itu, buah pisang memberikan kontribusinya lebih dari 30% terhadap total konsumsi buah-buahan. Untuk menghadapi persaingan dunia usaha, diperlukan melakukan inovasi pengembangan kebun buah rakyat dengan penerapan tekhnologi maju yaitu strategi pengembangan pisang.

Program pengembangan buah-buahan akan diprioritaskan pada daerah yang secara agroklimat cocok dan memiliki potensi sumber daya manusia serta didukung dengan pola pengelolaan tanaman terpadu, artinya sistem usaha agribisnis yang terkait dari tahap perencanaan, persiapan lahan, pola, dan tekhnologi budidaya, prapanen, panen dan pascapanen serta pemberdayaan kelembagaan yang kuat terhadap produk yang dihasilkan agar dapat diterima atau disukai konsumen.

Pengembangan pisang berskala kebun rakyat dan besar akan membuka peluang agribisnis hulu, seperti industri perbenihan dan industri peralatan mekanisasi pertanian, yang tentunya akan membuka kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Selain sebagai buah yang dimakan segar, pisang juga dapat diolah baik untuk skala rumah tangga seperti keripik, getuk dan sale, maupun industri berskala besar seperti tepung, puree dan jam, yang dapat merangsang tumbuhnya agribisnis hilir. Agribisnis hilir akan berkembang dengan cara memberdayakan industri pengolahan skala keluarga (home industry) dan menengah maupun skala besar (investor dalam dan luar negeri).

Upaya pengembangan pisang jenis unggul yang berkualitas buah baik terbentur kepada kesulitan penyediaan bibit yang baik pada tingkat petani; sedangkan upaya perluasan jangkauan pemasaran buah terbentur kepada kualitas buah yang sangat beragam, daya tahan buah matang segar yang sangat rendah dan terbatasnya upaya-upaya pengawetan dan pengolahan buah di tingkat petani.Maka dari itu diperlukan beberapa strategi,yaitu :

Strategi yang akan ditempuh dalam pengembangan buah pisang adalah pengembangan varietas unggul, penyiapan benih, pewilayahan komoditas, penerapan teknologi maju, pengembangan perlindungan komoditi pisang, peningkatan mutu, pengembangan kawasan sentra produksi, pengembangan kelembagaan petani, pengembangan sarana dan prasarana kebun, pengembangan agroindustri pedesaan, menumbuhkembangkan Kegiatan Usaha Bersama (KUB), UPJA teknologi pengolahan hasil, peningkatan kerjasama dengan peneliti dan perguruan tinggi serta mengadakan pengkajian yang disesuaikan dengan kebutuhan secara local spesifik, pengembangan pola kemitraan dan kewirausahaan masyarakat pertanian yang maju dan mandiri, pengkajian dan perkiraan tentang dinamika produksi, produktivitas dan penuntun pasar regional, optimalisasi sumberdaya aparatur seiring dengan pengembangan komoditas yang mampu mendukung peran usaha tani.

Usaha budidaya pisang kedepan akan dilakukan melalui 3 pola pengembangan yaitu: (a) pola pengembangan kebun besar oleh investor, (b) pola pengembangan kebun buah rakyat

Page 10: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

berskala komersial (5-10 Ha per petani) dan (c) pola pengembangan kebun buah rakyat dengan penerapan tekhnologi maju.

Kebutuhan biaya keseluruhan untuk mendukung pengembangan pisang sampai dengan 2025 adalah Rp 23,2 triliun, dengan rincian untuk tahun 2006-2009 sebesar Rp 1,97 triliun dan tahun 2010-2025 sebesar Rp 21,24 triliun. Sumber pembiayaan yang diharapkan untuk mendukung pengembangan pisang berasal dari pemerintah tahun 2005-2009 sebesar + 15 – 20 %, sedangkan sisanya merupakan partisipasi masyarakat serta swasta. Periode 2010 – 2025 kontribusi pembiayaan dari pemerintah sebesar 7,5 –10 %.

Dengan demikian untuk waktu-waktu mendatang upaya pengembangan agribisnis ini masih tetap merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan komoditi pisang .

2.4.5. Supporting Lainnya.Pengembangan buah pisang di Indonesia tidak akan tercapai optimal tanpa adanya

investor, baik dalam negeri maupun luar negeri. Oleh karena itu, gambaran tentang investasi dan disertai informasi daerah pengembangan ke depan perlu diberikan dan tentunya haruslah didukung dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana pendukung seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi, dan sarana pasar.Selain itu, buah pisang juga mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi dibandingkan dengan buah-buahan lainnya.

Berikut ini disajikan nilai gizi buah pisang dalam 100 gram:

NutrisiPisang (acuminata)

Pisang Kering Pisang BasahAir (%)Karbohidrat (g)Protein (g)Lemak (g)Abu (g)

75.722.21.10.20.8

-91.44.50.83.3

Vitamin Gros Michel Cavendish

Vitamin A (SI)As. Ascorbic (mg)Vitmin B (mg)Thimin (mg)Riboflavin (mg)Niacin (mg)

3.813.325.03.33.84.7

5.120.0

-2.65.34.8

Penelitian seorang epidemiolog dari University of California, Marilyn Kwan, membuktikan bahwa mengonsumsi pisang secara rutin dapat menurunkan risiko terkena leukemia. Efek ini terlihat nyata kalau pisang dimakan secara teratur 4 - 6 kali seminggu sampai bayi berumur dua tahun. Pisang mampu menjadi benteng pertahanan serangan leukemia sejak

Page 11: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

dini karena kaya vitamin C. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menurunkan risiko kerusakan DNA. Dengan demikian otomatis proses munculnya kanker dapat dihentikan. Menurut Kwan, potasium dalam pisang juga terbukti menstabilkan DNA.

2.5. Subsistem Yang Paling BerperanSubsistem yang paling berperan sesuai dengan permasalahan komoditi pisang ini adalah

farming system. Agar hasil tanaman pisang dapat tumbuh dengan baik, hendaklah kita memilih rumpun bibit buah pisang yang baik dan sehat serta bebas dari penyakit maupun bakteri. Pembibitan dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Dengan adanya farming system yang baik, hasil yang didapat dari tanaman buah pisang akan meningkat. Selain itu farming system yang didukung dengan research and development yang baik dapat meningkatkan produktivitas komoditi buah pisang sehingga eksport pisang dapat bersaing dipasar global.

2.6. Pengembangan Agribisnis2.6.1. Analisis SWOT.1. Kekuatan ( Strengths )

Kekuatan yang terdapat pada komoditi pisang dibandingkan dengan buah-buahan lainnya adalah buah pisang merupakan komoditas buah tropis yang sangat popular di dunia.  Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi, dan harganya relatif murah. Pisang merupakan salah satu tanaman yang mempunyai prospek cerah di masa datang karena di seluruh dunia hampir setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Selain itu juga pisang mengandung kalium dalam dosis besar dan sedikit kromium, yang diperlukan untuk pembentukan enzim. Baik untuk divertikulitis, ulkus, kolitis, heartburn, dan kelelahan. Secara tradisional, air umbi batang pisang kepok dimanfaatkan sebagai obat disentri dan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obat sakit kencing dan penawar.

Pisang merupakan salah satu bahan pangan penting di daerah tropika basah. Buah yang masih berwarna hijau mengandung 40% karbohidrat dan 6% protein, vitamin dan mineral. Satu ton buah pisang masak hijau mengandung sekitar 545 kg daging buah segaratau 218 kg daging buah kering, setara dengan 364 800 kalori. Hasil pengujian oleh Direktorat Gizi (1979) menunjukkan bahwa daging buah pisang mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B, C, dan air. Setiap 100 g daging buah pisang masak menghasilkan kalori sebesar 68-127 kcal. Ditinjau dari segi enerji dan gizi, tanaman pisang dapat menggantikan kedudukan ubikayu.

Ditinjau dari nilai gizinya, daging buah (pulp) pisang mengandung air sebesar 70 %, karbohidrat 27 %, serat kasar 0,5 %, protein 1,2 %, lemak 0,3 %, abu 0,9 % dan vitamin serta mineral sebesar 0,1 %. Pada pisang yang masih hijau tetapi sudah cukup tua mempunyai kandungan karbohidrat sebesar 21 - 25 persen.

Selain itu tanaman pisang sangat mudah dibudidayakan dan cepat menghasilkan sehingga lebih disukai petani untuk dibudidayakan, contohnya saja di Indonesia tepatnya di Kabupaten Cianjur banyak ditanami pohon pisang, daerah ini sendiri mempunyai luas wilayah 350.148 Ha dengan jumlah penduduk 1.931.840 jiwa dan laju pertumbuhan penduduk 1,57 % merupakan potensi yang cukup besar. Kondisi alam kabupaten Cianjur yang subur mengandung kekayaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang sangat potensial dan merupakan modal dasar pembangunan. Lahan-lahan pertanian dan perkebunan sangat memungkinkan untuk ditingkatkan pengelolaan dan pengolahannya sehingga menjadi sumber kehidupan masyarakat. Lokasi kota

Page 12: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Cianjur juga berada pada jalur utama ekonomi regional Jawa Barat memberikan kemudahan dalam memasarkan hasil produksi buah pisang tersebut.2. Kelemahan ( Weaknesses )

Ada kekuatan pasti ada kelemahan. Kelemahan pada komoditi pisang khususnya di Indonesia adalah kurangnya kepedulian pemerintah terhadap perkebunan maupun petani pisang karena pemerintah hanya sibuk mengurusi urusan politik saja urusan perkebunan khususnya pisang terlupakan. Alhasil Kualitas SDM relatif masih rendah dan banyak pula buah pisang yang terserang hama yang mengakibatkan produksi buah pisang menurun. Sebenaranya industri pengolahan pisang di Indonesia sudah mampu memasok pasar domestik dan juga sudah mulai mengekspor. Namun terbatasnya daya serap pasar domestik dan persaingan pasar yang semakin ketat, sehingga kesinambungan industri pengolahan masih kurang lancar. Hal ini dikarenakan rendahnya daya saing produk pada aspek jaminan mutu / penerapan HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point) dan jaminan suplai, manajemen distribusi, time delivery, cost efficiency, product appearance, tuntutan atribut produk misalnya kesesuaian dengan ISO series (ecolabeling, ecoefficiency), dll sesuai dengan tuntutan pasar.

Keseluruhan aspek tersebut merupakan hambatan ekspor yang menurut tatacara aturan perdagangan global WTO dimasukkan dalam kategori SPS (Sanitary dan Phytosanitary) dan TBT (Technical Barrier to Trade). Misalnya saja Negra Jepang yang menolak masuknya beberapa buah-buahan Indonesia seperti pisang dan beberapa jenis buah-buahan lainnya dengan alasan lalat buah. Dalam hal ini Indonesia tidak mengajukan protes ke Komisi SPS WTO karena kenyataannya memang terjadi di Indonesia dan Indonesia sejauh ini belum mampu mengatasinya, dan masih banyak lagi kelemahan lainnya. Kelemahan - kelemahan ini terjadi tidak lain dan tidak bukan karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkebunan pisang.

3. Peluang ( Opportunities )Sebenarnya buah pisang mempunyai peluang yang cukup besar. Hal ini karena buah

pisang mudah didapat sehingga besarnya angka konsumsi buah pisang yang tak berhenti akan membuat peluang ekspor menjadi lebih besar dimasa mendatang. Dan banyaknya pengusaha - pengusaha menjadikan pisang sebagai lahan bisnis baru yang juga akan memperbesar peluang produksi pisang. Keuntungan yang di peroleh dari produksi pisang juga sangat besar, misalkan saja Usaha tani pisang yang sekarang dilakukan oleh penduduk umumnya masih tergolong "low input”, sehingga secara ekonomis memberikan keuntungan petani. Tabel 1 dan 2 menyajikan analisis finansial usahatani pisang rakyat.

Analisis kelayakan ekonomis usahatani pisang secara monokultur menunjukkan prospek yang sangat menguntungkan, terutama Kultivar Ambon dan Sobo (Tabel 3).

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa pisang adalah tanaman yang telah lazim di jawa Timur. Oleh karean itu pisang dapat dipelihara oleh setiap anggota masyarakat, tidak memerlukan teknologi tinggi dan dengan cara sederhana dapat berkembang biak dengan baik. Dengan demikian untuk meningkatkan populasi, dan produksi buah pisang, akan dilaksanakan Sentra Pengembangan Agibisnis Komoditas Unggulan (SPAKU) Pisang. Selain itu di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang - peluang lain antara lain :

1. Otonomi DaerahParadigma baru penyelenggaraan pemerintahan dengan lahirnya UU No. 22Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, merubah pola sentralistik menjadi

Page 13: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

desentralistik.2. Pasar Terbuka

Hasil produksi Kabupaten Cianjur, khususnya dari sektor pertanian mudah untuk dipasarkan.

3. Diminati InvestorPotensi sumber daya alam di Kabupaten Cianjur banyak diminati kalangan

masyarakat/dunia usaha untuk me-nanamkan modalnya.4. Globalisasi

Ditandai dengan makin ketatnya standar persaingan / kompetisi untuk bekerja di berbagai sektor.4. Kendala (Threats )

Setiap kegiatan pasti mempunyai kendala, tak terkecuali dalam pengembangan produksi pisang. Kendala yang di hadapi dalam pengembangan pisang antara lain :

a.       Ketidakpastian iklim politik, situasi dan kondisi stabilitas nasional yang belum sepenuhya pulih, secara langsung maupun tidak langsung berimbas pula pada goyahnya stabilitas daerah.

b.      Ketidakpastian perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi daerah tidak terlepas dari fenomena pertumbuhan ekonomi nasional.

c.       Ketidakmenentuan iklim global. Misalkan Kabupaten Cianjur sebagai daerah agraris yang pembangunannya bertumpu pada sektor pertanian sangat rentan terhadap ketidakmenentuan iklim global seperti fluktuasi musim hujan dan musim kemarau berkepanjangan.

Selain itu strategi pengembangan juga merupakan kendala dengan mencermati perkembangan neraca perdagangan ekspor impor produk pisang, perlu penanganan yang serius dari semua pihak terkait baik antar instansi pemerintah, swasta, pelaku / praktisi agribisnis serta stakeholder lainnya. Penanganan secara bersama-sama dengan mengintegrasikan strategi yang berorientasi internal dan eksternal yang dilakukan secara konsisten dan berkesungguhan. Penjabaran rinci dari perjanjan WTO dalam perdagangan produk pertanian yang harus dipatuhi dalam mengekspor produk pertanian adalah “Agreement on Agriculture” yang bertujuan meningkatkan akses pasar, pengurangan subsidi ekspor dan pengurangan bantuan kepada petani agar produksi petani menjadi lebih efisien. Pemanfaatan perjanjian dan kesepakatan ini belum banyak dilakukan sehingga peluang untuk meningkatkan daya saing produk pertanian belum dapat dicapai. Selama ini ketentuan WTO masih sering merupakan hambatan ekspor dari pada peluang peningkatan ekspor.

Penerapan SPS (Sanitary dan Phytosanitary) pada produk pertanian yang diperdagangkan harus memenuhi kebijakan standar sanitasi yang telah ditetapkan dimana ketentuan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat, perlindungan hewan,tanaman dan lingkungan hidup. SPS pada dasarnya tidak boleh menjadi hambatan yang tidak wajar dalam perdagangan internasional. Selama ini ketentuan SPS masih merupakan hambatan ekspor bagi produk pertanian Indonesia, perlu diubah agar penerapan SPS dapat dijadikan dorongan bagi peningkatan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar Global.

Operasional penyebaran dan pengembangan komoditi pisang juga mempunyai kendala, misalnya peyebaran bibit pisang yang kurang merata, pemasaran hasil produksi, hama dan penyakit serta cara penanaman yang kurang baik. Hal - hal inilah yang merupakan kendala - kendala yang di hadapi dalam pengembangan produksi pisang. Seandainya kendala - kendala ini dapat diatasi mungkin produksi pisang tiap tahunnya dapat meningkat.

2.6.2. Segmen Pasar.

Page 14: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Segmen pasar yang ditawarkan oleh buah pisang adalah dengan keanekaragaman jenis buah pisang seperti: pisang cavendish (merupakan buah pisang yang sangat digemari oleh konsumen baik lokal maupun mancanegara), pisang raja, pisang barangan, pisang jambe, pisang raja sere, pisang kapok, pisang bali, pisang mas, pisang lampung, dan sebagainya. Selain itu, standar mutu lain yang harus dipenuhi adalah pengelompokkan buah pisang, bentuk fisik buah pisang (ketahanan buah pisang terhadap hama penyakit), maupun kebersihannya untuk menjaga kepercayaan konsumen. Disamping itu mereka memperketat sortasi buah pisang yang diterima dari petani/kelompok tani sehingga tidak semua produk yang dihasilkan petani/kelompok tani dapat diterima oleh segmen pasar.

2.7. Pengembangan Komoditi Agribisnis Berdasarkan Bauran Pemasaran (4P)2.7.1. Bagaimana 4P Digunakan.

1.      Product Didalam pasar dunia, diantara sekian banyak jenis buah pisang, buah pisang cavendishlah

yang merupakan produk unggulannya. Hal ini dikarenakan buah pisang cavendish telah sesuai dengan permintaan segmen pasar, Pisang Cavendish di Indonesia lebih dikenal dengan Pisang Ambon Putih.  Varietas yang dikembangkan di SEAMEO BIOTROP adalah jenis Pisang Cavendish Grand Naim yang banyak dijual di supermarket sebagai pisang meja yaitu pisang yang dihidangkan langsung untuk dikonsumsi.  Pisang Cavendish juga banyak dijadikan sebagai konsumsi pabrik puree, tepung pisang sebagai bahan makanan bayi. Karena buah pisang sangat bergizi dan merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat menyebabkan meningkatnya permintaan buah pisang untuk kebutuhan lokal maupun untuk ekspor,bentuk dan ukuran buah, cara pengemasan dan rasa yang lebih enak mendorong konsumen untuk lebih banyak membeli baik berupa buah pisang segar maupun pisang olahan. Beberapa macam hasil olahan buah pisang seperti:sale pisang, tepung pisang, sari buah pisang, anggur pisang, keripik pisang, jem pisang, buah pisang dalam sirup, tape pisang, dan lain-lain.

2.      PricePemasaran buah pisang dilakukan dengan menentukan harga yang sesuai dengan produk

dilihat dari standar mutu buah pisang, agar buah pisang dapat laku dipasaran. Harga pisang disesuaikan oleh mutu dan varietasnya.

3.      PromotionSalah satu kegiatan promosi dilakukan adalah dengan pemberian nama merk/label pada

buah pisang terutama pada buah pisang olahan. Misalnya pada pisang Monkey ditemple 2 buah lebel kertas nama perusahaan pada kulit pisang. Sedangkan label kertas nama pisang cavendish ditempel diatas plastik pembungkus. Sedangkan pisang Cavendish yang baru di impor plastiknya sudah terdapat tulisan nama perusahaannya. Selain label tersebut produk yang baru masuk juga diberikan label keterangan mengenai 5 macam kelebihan pisang tersebut yaitu pertama ditanam di daerah pegunungan yang ternama, kedua ditanam di daerah dengan ketinggian 500 m, ketiga berasal dari pulau yang banyak terdapat guano sehingga tidak menggunakan pupuk kimia, keempat pengairan menggunakan air yang bersih, kelima warna kulit bagus tanpa treatment bahan kimia.Hal ini sangat mempengaruhi kegiatan promosi,karena dapat menampilkan kualitas pisang sehingga konsumen akan tertarik.Selain itu, bentuk pengemasan yang bagus merupakan faktor penarik produk apalagi saat dipromosikan melalui media.Pengemasan bisa berupa peti

Page 15: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

kayu,keranjang bambu,dikemas dalam daun kering maupun dengan plastik. Buah yang dikemas penampilannya lebih menarik

4.      PlaceTempat penjualan yang dipilih adalah tempat yang berada dekat dengan pasar, baik pasar

nasional maupun pasar internasional. Biasanya buah pisang dijual dipasar buah atau disupermarket. Buah pisang dapat dipasarkan secara langsung dari tangan produsen maupun secara tidak langsung melalui perantara (pasar).

2.7.2. Pertimbangan Yang Diterapkan Pengusaha Agribisnis.Suatu perusahaan bisa sukses apabila dapat melaksanakan strategi bauran pemasaran atau

yang biasa disebut marketing mix, yang terdiri dari 4P yaitu product, price, promotion, dan place serta 1S yaitu costumer services. Dalam menghadapi persaingan global, perusahaan harus mengetahui selera konsumen agar produksi yang dihasilkan dapat menguntungkan bagi perusahaan. Dalam prinsip pemasaran, perusahaan meyakini bahwa suatu produk tidak akan pernah sesuai dengan keseluruhan pasar. Oleh karena itu, maka pemasar yang baik adalah orang yang dapat menentukan dengan tepat apa yang harus dijual secara tepat kepada konsumen. Selanjutnya, bagaimana perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada segmen yang sesuai.

Selain dari itu,perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksi haruslah ramah lingkungan,dalam artian tidak merusak lingkungan sekitar dengan membuang limbah produksi sembarangan dan sebisa mungkin limbah tersebut bisa didaur ulang,sehingga terciptalah keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan,dan juga untuk memproduksi buah pisang sebaiknya menggunakan bahan-bahan alami dan mengurangi bahan kimia sehingga menghasilkan jenis pisang organik yang sehat dan bergizi.

2.8. Potensi Ekspor Komoditi Pisang dan Saingannya Dipasar EksporPotensi ekspor buah pisang mempunyai peluang yang cukup besar baik dipasar domestik

maupun diluar negeri. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan lahan yang cukup luas, iklim yang mendukung, keragaman varietas yang cukup tinggi, sumber daya manusia, serta inovasi tekhnologi untuk pengelolaan tanaman pisang. Pisang mempunyai potensi eksport yang cukup tinggi karena buah pisang bukan saja sebagai buah yang segar, tetapi buah pisang juga mempunyai nilai ekonomis. Untuk memenuhi kebutuhan buah dan produk olahan pisang untuk ekspor pada tahun 2010 diperkirakan memerlukan areal pertanaman sekitar 5.000-6.000 ha atau dibutuhkan sekitar 5-7 perusahaan skala besar.

Penanaman pisang berskala besar telah dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau Halmahera (Maluku Utara), Lampung, Mojokerto (Jawa Timur), dan beberapa tempat lainnya, sehingga Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton pada tahun 1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebetulnya Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang pada tahun-tahun mendatang.

Sentra produksi buah pisang di Indonesia seperti: propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Maluku,Bali, dan NTB dengan berbagai jenis buah pisang yang dihasilkan. Di pasar dunia, pisang - pisang olahan lokal juga menawarkan harga yang relatif murah dibandingkan dengan perusahaan - perusahaan olahan asing. Produsen pisang olahan lokal ini menawarkan produknya dengan harga yang relatif murah bukan tanpa tujuan, tujuannya adalah agar dapat menerobos pasar dunia dan

Page 16: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

memperkenalkan kepada dunia bahwa produk olahan pisang lokal sangat berkualitas dan bergizi tanpa mengurangi sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat yang sudah ada di dalam pisang tersebut.

Informasi statistik yang diberikan oleh AMARTA menyebutkan bahwa Indonesia merupakan produsen buah-buahan tropis yang signifikan. Negara ini menempati urutan keenam dari semua produsen, dengan rata rata pertumbuhan tahunan sebesar 4.76%. Pada tahun 2005, total produksi buah Indonesia adalah 14,786,599 MT. Sebagian besar buah adalah pisang, jeruk siam, mangga, salak, dan nanas. Pisang merupakan kontributor terbesar dari output total (35.02%). Pada tahun yang sama, Jawa Barat merupakan penghasil pisang terbesar dengan produksi sebesar 1,420,088 MT. Jawa Timur merupakan terbesar kedua dengan 856,873 MT. Di antara negara anggota ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua dalam produksi pisang, setelah Filipina. Namun, dalam hal produktivitas, negara ini menempati urutan keempat. Penting untuk dicatat bahwa rantai supermarket di Indonesia hanya membeli 20% dari total produksi buah lokal, menjadikan segmen pasar ini sebagai sasaran untuk perkembangan dan pertumbuhan di masa mendatang.

Ekspor buah pisang tidak kalah saingannya dengan ekspor buah-buahan yang lain karena budidaya pisang sudah merupakan suatu industri yang didukung oleh kultur tekhnis yang prima dan stasiun pengepakan yang modern dan pengepakan yang memenuhi standar internasional baik seperti Good Agriculture Practices (GAP), Integrated Pest Management (IPM), dan Analysis Critical Point (HACCP). Peluang eksport pisang Indonesia tidak kalah bersaing dengan produk buah pisang dari negara lain. Hal ini dilihat dari sisi untuk pemasaran internasional, dan kedepannya untuk mengembangkan produk pisang dipasar domestik dengan mencoba mengembangkan peluang investasi yang merupakan prospek bisnis dan pengembangan agrobisnis buah pisang. Tabel dibawah ini menunjukkan bahwa sebetulnya Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang pada tahun mendatang.

Komoditi Tahun Negara Tujuan Jumlah Ekspor Harga (US$)

Pisang segar dan pisang olahan.

198719891991199619992002200320042005

Jepang, Australi, Jerman, Belanda, Perancis, Kanada, Arab Saudi,........

62.787 kg82.419 kg89.964 kg101.495 ton77.473 ton512.,27 ton10.615 kg992.505 kg470.700 ton

51.31565.402

--

140.736979.730

7.899722.772

-Target produksi buah pisang baik dalam maupun luar negeri

20092025

6.125.000 ton11.266.000 ton

--

Page 17: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Tropis Indonesia Tahun 2002-2004 (Kg, US $)

   

Komoditas

Tahun

2002 2003 2004

Volume

(Kg)

Nilai

(US $)

Volume

 (Kg)

Nilai

(US $)

Volume

 (Kg)

Nilai

(US $)

Manggis 6.512.423 6.956.915 9.304.511 9.306.042 3.045.379 3.291.855

Pepaya 3.287 6.643 187.972 231.350 524.686 1.301.371

Pisang 512.596 979.729 10.615 7.899 992.505 722.772

Nenas 3.734.414 2.784.582 2.284.432 2.315.283 2.431.263 529.122

Duku 16.921 6.313 21.044 12.662 1.643 1.643

Durian 89.479 96.634 14.241 12.943 1.494 6.710

Jambu 32.052 28.859 47.871 49.843 106.274 102.074

Jeruk 156.437 75.320 85.920 22.026 632.996 517.554

Mangga 1.572.634 2.671.995 559.224 460.674 1.879.664 2.013.390

Rambutan 366.435 588.140 604.006 958.850 134.772 117.336

Buah tropis lainnya

1.591.329 1.451.391 984.820 523.031 1.341.923 794.924

 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2002-2004

Frans Hero K. PurbaSubdit Promosi dan Pengembangan PasarDirektorat Pemasaran IntenasionalDitjen PPHP

Departemen PertanianPusat Data dan Informasi Pertanian

EKSPOR PISANG PERNEGARA TUJUANPeriode : April s/d Mei 2007

NegaraApril Mei Jumlah

Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)Japan 148,720.00 40,040.00 0.00 0.00 148,720.00 40,040.00Hong Kong 19,767.00 5,835.00 39,204.00 11,544.00 58,971.00 17,379.00Singapore 142.00 1,212.00 0.00 0.00 142.00 1,212.00Malaysia 13,324.00 1,330.00 10,000.00 840.00 23,324.00 2,170.00

Page 18: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Iran,islamic Rep. Of

501,930.00 173,745.00 483,340.00 167,310.00 985,270.00 341,055.00

Saudi Arabia 3,481.00 6,510.00 18,590.00 5,506.00 22,071.00 12,016.00Kuwait 37,180.00 12,441.00 37,180.00 12,442.00 74,360.00 24,883.00United Arab Emirates

37,180.00 12,441.00 130,130.00 43,545.00 167,310.00 55,986.00

United States

50.00 122.00 0.00 0.00 50.00 122.00

Total 761,774.00 253,676.00 718,444.00 241

Departemen PertanianPusat Data dan Informasi Pertanian

NERACA PERDAGANGAN KOMODITI PERTANIAN SUBSEKTOR HORTIKULTURA

Periode : Januari s/d Mei 2007 (US$ 000)

No. KomoditiBulan Pertumbuhan

(%)Januari Pebruari Maret April Mei 1 Pisang (segar) 17.76 2.68 12.81 253.68 241.19 542.10

T O T A L 17.76 2.68 12.81 253.68 241.19 542.10

PRODUKSITANAMAN BUAH - BUAHAN DI INDONESIA

PERIODE 2003 - 2007*)

NO KOMODITASProduksi( Ton )

2003 2004 2005 2006 2007*)

1 Alpukat 255,957 221,774 227,577 239,463 212,0152 Belimbing 67,261 78,117 65,966 70,298 56,4293 Duku 232,814 146,067 163,389 157,655 182,1274 Durian 741,831 675,902 566,205 747,848 632,5575 Jambu Biji 239,108 210,320 178,509 196,180 180,3556 Jambu Air 115,210 117,576 110,704 128,648 100,652

Page 19: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

7 Jeruk siam 1,441,680 1,994,760 2,150,219 2,479,852 2,377,0908 Jeruk Besar 88,144 76,324 63,801 85,691 72,5999 Mangga 1,526,474 1,437,665 1,412,884 1,621,997 1,781,96710 Manggis 79,073 62,117 64,711 72,634 100,04211 Nangka/Cempedak 694,654 710,795 712,693 683,904 618,92012 Nenas 677,089 709,918 925,082 1,427,781 2,304,23413 Pepaya 626,745 732,611 548,657 643,451 625,86414 Pisang 4,177,155 4,874,439 5,177,608 5,037,472 5,270,13115 Rambutan 815,438 709,857 675,578 801,077 628,79316 Salak 928,613 800,975 937,931 861,950 818,31017 Sawo 83,877 88,031 83,787 107,169 110,41818 Markisa 71,898 59,435 82,892 119,683 111,48519 Sirsak 68,426 82,338 75,767 84,373 60,03520 Sukun 62,432 66,994 73,637 88,339 96,56321 Melon 70,560 47,664 58,440 55,370 59,65322 Semangka 455,464 410,195 366,702 392,587 360,51323 Blewah 31,532 34,582 63,860 67,708 59,556

Total Buah-Buahan 13,551,435 14,348,456 14,786,599 16,171,130 16,820,308

http://www.hortikultura.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=124&Itemid=160

2.9. Atribut Kualitas Komoditi PisangAgar kualitas buah pisang yang dihasilkan sesuai dengan standar internasional,

diperlukannya atribut kualitas yang baik dalam mengolah atau memproses yang menjadi berbagai macam produk. Atribut kualitas yang digunakan antara lain:

a.       Bahan baku yang dipakai memiliki kualitas yang baik, karena bahan baku buah pisang merupakan faktor utama yang harus terjamin baik kuantitas maupun kontinuitas. Buah pisang memiliki rasa yang enak, selain itu mengandung nilai gizi yang cukup banyak.

b.      Berbagai macam manfaat buah pisang, salah satunya adalah dapat diolah untuk menjadi makanan olahan pisang yaitu keripik, sale dan sebagainya.

c.       Standar buah pisang mengacu pada SNI-01-4229-1996 yaitu berdasarkan persyaratan klasifikasi dan standar mutu pisang. Untuk mengetahui dan mencapai syarat mutu pisang harus melakukan pengujian yang meliputi Penentuan keseragaman kultivar, Penetuan keseragaman ukuran buah, Penentuan tingkat ketuaan, Penentuan tingkat kerusakan fisik/mekanis, dan Penentuan kadar kotoran. Adapun klasifikasi pisang berdasarkan: panjang jari (cm),berat isi (kg),dan diameter pisang (cm).

                                                       Sistem Pembiayaan Komoditi Pisang

Page 20: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Dalam mendorong pengembangan pisang di Kabupaten Cianjur khsusunya Kecamatan Cugenang, telah difasilitasi penyusunan dan sosialisasi SOP, fasilitasi percontohan pembrongsongan pisang, inisiasi pembentukan asosiasi petani Pisang Kecamatan Cugenang, inisiasi kemitraan, sosialisasi pemanfaatan KKP-E untuk pembiayaan pisang dan bersama Dinas Pertanian.

Untuk menyederhanakan penguasaan dan penggunaan faktor-faktor produksi dalam budidaya dan pemasaran hasil pisang abaca serta menjamin keamanan kredit perbankan, maka pola kemitraan yang dikembangkan dengan mekanisme closed system, akan dapat saling menguntungkan antara pihak-pihak yang bermitra, yaitu koperasi dan anggotanya (petani plasma) mitra usaha besar dan perbankan.

Untuk mengembangkan perkebunan pisang abaca dengan pola kemitraan di perlukan biaya investasi untuk pengadaan bibit, peralatan dan mesin. Disamping itu juga di perlukan modal kerja untuk pengadaan sarana produksi dan pembiayaan dan tenaga kerja. Untuk sementara jumlah biaya investasi yang diperlukan sebesar Rp. 6.733.000.- yang terdiri dari dana sendiri Rp. 1.500.000,- dan kredit bank Rp. 5.273.000,- . Sedangkan modal kerja yang diperlukan sebesar Rp. 4.995.000,- yang terdiri dari modal sendiri Rp. 250.000,- dan kredit dari bank Rp. 4.745.000,-

Secara finansial, budidaya pisang abaca layak untuk diusahakan yang ditunjukkan oleh parameter-parameter finansial antara lain :

o IRR sebesar 25,01% jauh lebih besar dari tingkat suku bunga KLBI (KKPA sebesar 16% per tahun)

o NPV sebesar Rp. 6.603.493

o Payback period sebesar 31 bulan

o BEP volume sebesar 4.743 kg

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanTanaman pisang merupakan tanaman yang sangat sederhana. Walaupun demikian,

tanaman pisang mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah dapat diolah menjadi macam-macam bentuk makanan olahan seperti keripik pisang, sale pisang, dan lain-lain.

Indonesia merupakan negara tropis, sangat subur untuk sebagian besar tanaman, termasuk buah pisang. Buah pisang dapat tumbuh dimana-mana, baik sebagai tanaman sela, batas/pagar disekitar rumah dan dipekarangan-pekarangan termasuk kebun. Oleh sebab itu, tanaman pisang dalam pembangunan negara dapat merupakan suatu sumber devisa negara yang sangat baik.

Buah pisang mempunyai peluang eksport menggairahkan yang tidak kalah saing dengan buah-buah lainnya. Pisang mempunyai keunggulan antara lain:

a.       mempunyai prospek pasar yang baik.b.      mempunyai potensi pengembangan yang luas.c.       memiliki nilai ekonomis/jual yang tinggi dan menguntungkan

3.2. Saran

Page 21: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penulisan ini adalah sebaiknya pemerintah dan aparat desa lebih memperhatikan masyarakat dan sering memberikan pelatihan untuk menambah keahlian dan ketrampilan masyarakat sehingga masyarakat memiliki modal dalam bentuk pengetahuan dan keahlian dalam penanaman pisang agar dapat tumbuh dan berkembang lebih baik dan perkebunan pisang berpotensi sebagai unit usaha yang mampu menciptakan kesempatan kerja bagi penduduk yang tingkat pendidikan pada umumnya relatif rendah sehingga diharapkan pemerintah selalu memperhatikan produk hasil olahan pisang, hal ini dapat ditempuh dengan mengalokasikan kemudahan kredit dengan bunga yang ringan untuk industri rumah tangga, memberikan kemudahan-kemudahan dalam perizinan, selain itu pemerintah juga harus memperhatikan pemasaran produk-produk hasil olahan pisang tersebut.

Selain itu, agar dapat memproduksi buah pisang dengan baik, gunakanlah budidaya standar internasional yang telah ditetapkan dengan sistem tekhnologi yang canggih supaya buah pisang dapat bersaing dengan buah-buah lainnya dipasar global, sekaligus meningkatkan pendapatan devisa negara melalui ekspor.

Buah pisang yang penampilannya kurang menarik, harganya menjadi sangat murah. Buah pisang itu dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan mengolahnya menjadi makanan buah pisang olahan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin A.Sukarti, Bertanam buah-buahan di Pekerangan (Bogor : Bagian hortikultura Departemen Agronomi IPB, 1977).

Anonim, Anjuran Pemupukan Tanaman Jeruk dan Pisang, Liptan, BIP Departemen Pertanian Jawa Timur, No. 13, tahun 1988.

_______, Banpres Pisang dan Kambing Gunung Kidul, Sinar Tani, 25 Januari 1989.______,Bertanam Pohon buah-buahan, Seri Pembangunan Desa (Jakarta : Bhratara Karya Aksara,

1980).______, Hama dan Penyakit Tanaman (Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1974).

_______, Penyakit Pisang di Indonesia, Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, No. 2, Vol. 6, Maret 1989.

_______, Peraturan Menteri Kesehatan RI Tentang Bahan-bahan Tambahan Makanan (Jakarta : Proyek Peningkatan Keamanan Makanan Departemen Kesehatan RI, 1979).

_______, Pisang (Jakarta : Pusat Penelitian Hortikultura Pasar Minggu, 1989).Djamal-Har. A., Manfaat Batang Pisang untuk Pupuk Kompos, Sinar Tani, 26 Agustus 1989.Lembaga Biologi Nasional, Manfaat Buah Pisang, Sinar Tani, 12 April 1989.Rukmana Rahmat, Citra Pisang Sebagai Komoditi Perdagangan, Sinar Tani, 8 februari 1989.Satuhu Suyanti BSc dan Ahmad Supriyadi, Pisang, Jakarta : PT. Penebar Swadaya,1998.Sudarmo Widayati M., Rahasia di Balik Bonggol dan Bunga Pisang, Sinat Tani, 3 Oktober 1987.Sumartono, Pisang (Jakarta : Bumi Restu, 1981).

Page 22: Prospektif Pisang Dimaluku Utara

Utami Dewi, Pengaruh Lama Penyimpanan Bahan Baku Terhadap Mutu Keripik Pisang, Evaluasi Hasil-hasil Penelitian Pasca Panen Holtikultura selama Pelita III (Jakarta : SBPHP, 1982).