Download - Prosedur Vaksinasi-revisi Notes

Transcript

Prosedur Vaksinasi

Prosedur VaksinasiUsulan revisi1isiPenyimpanan dan pengelolaan vaksin Pemberian vaksin secara benarModul prosedur vaksinasi terdiri dari 2 topik yaitu penyimpanan dan pengelolaan vaksin 2. pemberian vaksin secara benar2BAG IPenyimpanan dan pengelolaan vaksin

tujuan umum:Peserta mampu melakukan penyimpanan dan pengelolaan vaksin secara benartujuan khusus: peserta dapatMenjelaskan rantai dingin dan pentingnya menjaga rantai dinginMenjelaskan efek suhu terhadap potensi dan efek samping vaksinSuhu minimal dan suhu maksimal penyimpanan vaksinMengidentifikasi vaksin yang sensitif terhadap panas (heat sensitive) dan beku (freeze sensitive)Mengetahui prosedur bila vaksin tidak disimpan sesuai dengan suhu yang direkomendasikan

Vaksin hidup vs in aktivVaksin hidupVaksin inaktifJenis vaksinBCG, OPV, Rotavirus; Campak, MMR, VaricelaHep B, DPT/ DT/Td, TT, HiB, PCV, Tifoid inj, Influensa inj, hep A, HPV

Rantai dinginHeat sensitiveFreeze sensitivepemberianOral, intra kutan, subkutan dalamIntra muskulerMenurut jenis antigennya vaksin dibagi menjadi 2 yaitu vaksin hidup yang telah dilemahkan dan vaksin inaktif dimana vaksin inaktif bisa terdiri dari bakteri utuh, bagian dari bakteri/ virus; rekombinan, polisakarida, atau Toksoid). Vaksin hidup dan inaktif mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dalam penyimpanan vaksin, cara pemberian, jdawal pemberian, kemungkinan efek samping dan kontra indikasinya.Yg merupakan vaksin hidup adalah : BCG, OPV, Rotavirus; Campak, MMR, Varicela. Vaksin hidup bersifat heat sensitive artinya vaksin ini rentan/mudah rusak jika terpapar suhu diatas 8 derajat celcius, dan vaksin hidup tahan/ dapat disimpan dalam suhu beku bahkan vaksin polio akan dapat bertahan lebih lama. Vakisn hidup pemberiannya bisa oral, intra dermal atau sub kutan

Yg merupakan vaksin inaktif adalah: Hep B, DPT/ DT/Td, TT, HiB, PCV, Tifoid inj, Influensa inj, hep A, HPV. Untuk meningkatkan imunogenitasnya vaksin inaktif ini mengandung aluminium sebagai adjuvant. Vaksin ini akan kehilngan potensinya jika terpapar suhu dibawah 20 Celcius (freeze sensitive). Vaksin inaktif harus diberikan intramuskuler karena bila diberikan bukan secara sub kutan akan meningkatkan timbulnya reaksi lokal.

4Mengapa rantai dingin penting?Vaksin yang tidak disimpan secara benar:kehilangan potensi/ efektifitas Meningkatkan risiko efek sampingVaksin rusak bersifat ireversibelTidak boleh diberikan pada pasien

Salah satu hal penting dalam keberhasilan program imunisasi adalah rantai dingin dalam proses transportasi dan penyimpanan vaksin. Penyimpanan pada suhu diluar yang direkomendasikam dapat menyebabkan vaksin kehilangan potensinya dan meningkatkan risiko efek samping. Perlu diingat bahwa sekali vaksin rusak kerusakan bersifat irreversibel, sehingga vaksin tersebut tidak boleh diberikan pada pasien.5Penyimpanan vaksin harus dijaga sepanjang rantai perjalanan dari pabrik sampai saat melaksanakan vaksinasi:

RANTAI DINGIN Proses transportasi dan penyimpanan vaksin pada suhu yang aman: 2- 8 C Proses TransportasiDinKes Provinsi DinKes KabupatenPelayanan Kes. PrimerDistributorApotikPraktek SwastaPabrik

6Rantai dingin adalah suatu proses transportasi dan penyimpanan vaksin pada suhu yang aman, mulai dari pabrik sampai saat pemberian vaksin.Disetiap pusat pelayanan kesehatan harus menyimpan vaksin secara benar. Pada saat di pabrik dan dinas provinsi, vaksin harus disimpan didalam kamar dingin dan kamar beku dengan kapasitas 5-100m3. Kamar beku dan kamar dingin ini harus dioperasikan 24 jam, dengan menggunakan dua alat listril pendingin yang bekerja bergantian. Saat di dinas kabupaten dan pelayanan kesehatan primer, vaksin harus disimpan pada kulkas dengan pintu yang membuka keatas. Kulkas ini harus dilengkapi dengan termometer dial atau mueller dan freeze tag. Sedangkan untuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit diperlukan cold pack dan cool pack. Rantai Dingin: suhu 2 80 CSuhu di atur pada 50 C: ada toleransi + 30 CTidak boleh kena panas, sinar matahari langsung (heat sensitive)semua vaksinTerutama vaksin hidup : Polio, BCG, Campak

Tidak boleh beku (freeze sensitive)Vaksin inactive (komponen kuman, toksoid, polisakharida, rekombinan)Hepatitis B, DPT, DT dan TT, IPVSecara umum vaksin harus disimpan pada suhu 2-8 C. Sebaiknya suhu almasi es di atur pada suhu 5 C sehingga ada toleransi 3 C kebawah dan keatas. Vaksin yang mengandung virus hidup yang dilemahkan dapat disimpan di suhu beku, dan akan kehilangan potensi vaksin bila disimpan di suhu yang lebih tinggi dari yang direkomendasikan. Sebaliknya vakisn yang mengandung alumunium sebagai adjuvant akan kehilangn potensi bila beku.7Penyimpanan vaksin Refrigerator (lemari es)Sebaiknya pintu membuka ke atasJarak lemari es dengan dinding belakang 15 cmLemari es tidak terkena sinar matahari langsungSirkulasi ruangan cukupPenyusunan vaksinJarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau satu jari antar dos vaksinMaksimal 50%

Sebaiknya menggunakan lemari es dengan pintu yang membuka keatas, karena mempunyai keunggulan suhu akan lebih stabil, jika listrik padam dapat bertahan lebih lama, jumlah vaksin yang disimpan dapat lebih banyak.Jarak lemari es dengan dinding belakang minimal 15 cm, dan lemari es tidak boleh terpapar langsung dengan sinar matahari. Karet-karet pintu kulkas harus dalam keadaan selalu baik. Apabila bunga es mencapai tebal 2-3 cm harus segera dilakukan pencairan. Antar vaksin yang disimpan harus diberi jarak 1-2 cm agar dingin dapat menyebar merata ke semua kotak vaksin. Pada kulkas harus terdapat termometer dan freeze tag8Susunan vaksin dilemari es pintu depanRak I : Polio , Campak dan BCG.Rak II : DPT , Hept. BRak III : DT, TTFungsi cold pack sama dengan botol air di bagian bawah lemari es - Mempertahankan suhu, jika lemari es mati agar suhu tetap stabil.Pengontrol suhu (thermometer) pada rak kedua, freeze watch/freeze tag pada rak ketiga.Lakukanlah pencatatan suhu dua kali sehari, pada grafik suhu.

Pada kulkas dengan pintu membuka ke depan, vaksin-vaksin hidup disimpan di rak I yang paling dekat dengan freezer, sedangkan vaksin inaktif di rak II, dan vaksin toksoid di rak III. Freezer digunakan untuk membuat cold pack, yang berguna untuk mempertahankan suhu disaat listrik mati, dengan cara menempatkan cold pack diantara vaksin-vaksin. Sedangkan cool pack ditempatkan di rak paling bawah. Cool pack digunakan untuk membawa vaksin menggunakan termos. Termometer diletakkan di rak I, sedangkan freeze tag di letakkan di rak II9

Pada lemari es dengan pintu yang membuka keatas, bagian paling dingin adalah bagian tengah (evaporator) yang mebujur dari depan ke belakang. Vaksin-vaksin hidup diletakan dikanan-kiri bagian tengah, sedangkan vaksin-vaksin inaktif diletakkan di pinggir kulkas jauh dari evaporator. Untuk termometer dan freeze tag diletakkan di dekat vaksin mati10Vaccine Storage Requirements

Tidak boleh menggunakan lemasi es rumah tanggaKulkas kecil seperti gambar diatas tidak boleh untuk menyimpan vaksin karena suhu tidak stabil (tidak ada freezer)Kulkas untuk menyimpan vaksin tidak boleh digunakan untuk menyimpan makanan dan minuman. Kulkas juga tidak boleh terlalu sering dibuka (maksimal 2 kali sehari)11Kondisi Lemari Es di beberapa RS

Tidak boleh untuk menyimpan makan-minumContoh penyimpanan vaksin yang salah: Untuk menyimpan makan, minumTerlalu banyak isinya

12pemakaian vaksin Permenkes no 42, 2013

EEFO (early expired first out)Bila VVM sama, vaksin yang hampir kadaluarsa dipakai dahuluFirst in First out (FIFO)Vaksin yang diterima lbh dulu dipakai lbh dulu (bila ED dan VVM sama)VVM (vaccine vial monitor)warna segi empat hampir sama dengan lingkaran (VVM B) dipakai dahuluVVM C dan D tidak boleh dipakaiVaksin yang dibawa kelapanganBelum dibuka : dipakai untuk kegiatan berikutnyaSudah dibuka : semua sisa vaksin harus dibuangVaksin yang harus segera digunakan adalah vaksin-vaksin dengan VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa yang sudah dekat (EEFO), vaksin yang sudah lebih lama tersimpan (FIFO)dan vaksin yang belum dibuka tetapi telah dibawa kelapangan. Vaksin yang dibawa ke luar gedung bila sudah dibuka harus segera dibuang, bila belum dibuka untuk kegiatan berikutnya.

13Masa pemakaian vaksin sisavaksinMasa pemakaianketeranganOPV2 mingguCantumkan tgl pertama digunakanDPT-Hib-IPV (pentabio)4 mingguDT/Td?TT4 mingguBCG3 jamCantumkan jam vaksin dilarutkancampak6 jamIPV24 jamPermenkes no 42, 2013Syarat: suhu 2-4 C; VVM a dan B; belum ED,tidak terendam air selama penyimpanan; sterilitas terjagaPada vaksin yang sudah dilarutkan, stabilitasnya akan lebih singkat. BCG hanya stabil dalam 3 jam setelah dilarutkan, Campak hanya stabil dalam 6 jam setelah dilarutkan, polio hanya stabil dalam 2 minggu setelah dibuka dan DPT hanya stabil dalam 4 minggu setelah dibuka.Vaksin2 tersebut bisa digunakan dengan syarat: suhu 2-4 C; VVM a dan B; belum ED,tidak terendam air selama penyimpanan; sterilitas terjaga

14Membawa VaksinMasukkan dalam cold box atau vaccine carrier

Bila jarak dekat masukan cool pack cairBagian tengah letakkan termometer Muller

Bila jarak jauh masukkan cold pack beku HepB dan DPT-HB tidak boleh menempelMasukkan freeze tag / watch

Termos tidak boleh kena sinar matahari langsung

Monitoring suhuLihat dan catat suhu 2 kali sehariSimpan buku catatn suhu selama 3 tahunLakukan tindakan segera ketika suhu diluar rentang yang direkomendasikanJangan memberikan vaksin yang penyimpanannya tidak benarHarus ada 1 petugas yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan vaksinSetiap tempat penyimpanan vaksin harus terdapat termometer dan freeze tag. Suhu termometer harus dicatat 2 kali per hari oleh 1 orang petugas yang diberi tanggung jawab.Jangan memberikan vaksin yang penyimpanannya tidak benar

16Preventive Measures

Install a temperature alarmSetiap tempat kulkas penyimpanan vaksin harus mempunyai stop kontak tersendiri, dan jangan menyabut stop kontak tersebut. Tombol on kulkas juga harus selalu dalam keadaan menyala, jangan mematikannya17BAG IIPEMBERIAN VAKSINBAG IIPEMBERIAN VAKSINTujuan umum:Peserta mampu melakukan pemberian vaksin secara benarTujuan khusus: peserta mampuMempersiapkan vaksin/ alat secara benarMempersiapkan pasien: Mengetahui kontraindikasi dan false contraindications , informed consentMenjelaskan dosis yang tepat dan tempat pemberian semua vaksin untuk masing2 usiaMelarutkan vaksin secara benarMemposisikan pasien agar penyuntikan aman dan nyamanMenjelaskan bagaimana pengelolaan dan penyimpanan sisa vaksin

Topik bahasanPersiapanVaksin dan obat/ alat untuk mengatasi gawat daruratPasienPemberian vaksin:Pencegahan infeksiDosis, cara melarutkanRute (cara), tempat Posisi pasien, cara mengurangi sakitSetelah pemberian vaksin:Monitor KIPIPembuangan sisa alat dan vaksinPencatatan dan pelaporan

Persiapan alat dan vaksinVaksin dan pelarut (sesuai yang akan diberikan)Spuit dan jarum (tergantung rute pemberian dan usia)Kapas dan plester hipoalergikAir hangat, alkoholTempat sampah (medis dan non medis)Inj: Adrenalin, antihistamin (difenhidramin) , dexametason

Alat yang harus dipersiapkan sebelum vaksinasi adalah Vaksin dan pelarut (sesuai yang akan diberikan)Spuit dan jarum (tergantung rute pemberian dan usia)Kapas dan plester hipoalergikAir hangat, alkoholTempat sampah (medis dan non medis)Inj: Adrenalin, antihistamin (difenhidramin) , dexametason

21Persiapan pasienRights of Medication Administration

Right patient : identitas, usiaRight vaccinesRight time: interval dengan vaksin sebelumnya Right dosageRight manner/routeRight documentation

Untuk kepentingan keselamatan pasien, pemberian vaksin harus mengikuti syarat pemberian obat secara benar, yaitu benar pasien: harus dilihat dari identitas (nama dan umur)Benar vaksin (tidak boleh tertukar, misl hepatitis B dengan DPT-Hib_IPV dsb)Tepat waktunya: dilihat jarak intervbal dengan pemberian vaksin sebelumnya (terlalu cepat dari yang direkjomendasikan akan mengurangi potensi.Benar dosisBenar cara pemberiannyaBenar dokumentasinya22Persiapan pasienAnamnesis:Identitas (nama, umur) jarak dgn vaksinasi sebelumnya,riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khususInformed consent : vaksin yang diberikan, manfaat, kemungkinan efek samping/ KIPIJadwal imunisasi selanjutnyaAsuhan pediatrik umum: nutrisi, pertumbuhan, perkembangan, tidurpemeriksaan fisikSehatLokasi penyuntikan

Sebelum pemberian vaksin kita harus melihat catatan imunisasi untuk melihat vaksinasi sebelumnya (jenis dan jarak), menanyakan riwayat KIPI sebelumnya (untuk melihat apakah ada kontraindikasi)Jelaskan kemungkinan risiko yang mungkin akan terjadi setelah imunisasi dan apa yang harus dilakukan.Jadwal imunisasi selanjutnyaJangan lupa tentang asuhan pediatrik umum yaitu nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan anakPastikan anak dalam keadaan sehat

23Kontraindikasi/precautions (umum)temporer:Sedang sakit berat/ sedangVaksin hidup: kehamilan, pend. Imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi imunoglobulin Permanen :Syok anafilaksi setelah pemberian vaksin sebelumnyaDPT : ensefalopatiPrecaution: vaksin DPT menangis terus menerus 3 jam, suhu > 40,5 C dalam 48 jam, kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu Setelah pemberian DPT sebelumnya

Kontra indikasi temporer (sementara) untuk semua vaksin adalah bila anak sedang menderita sakit berat/ sedang baik dengan atau tanpa demam. Sedangkan untuk vaksin hidup adalah kehamilan, pend. Imunodefisiensi, setelah transfusi/ terapi imunoglobulin Sedangkan kontra indikasi permanen adalah Syok anafilaksi setelah pemberian vaksin sebelumnya, sedangkan kontraindikasi permanen untuk vaksin DPT adalah ensefalopati.Precausion adalah suatu kondisi dimana suatu vaksin dipertimbangkan diberikan dengan menghitung manfaat yang akan didapat melebihi kemungkinann efek samping (misl adanya wabah). hipotonik hiporesponsif episod

24Bukan KontraindikasiPenyakit ringan dengan/ tanpa demam ringanReaksi ringan/ demam ringan setelah vaksinasi sebelumnyaDalam terapi antibiotikaTerpapar penyakit, masa penyembuhan Kehamilan dalam keluarga Menyusui, malnutrisi, prematurAlergi terhadap bukan komponen vaksin missed opportunityApabila seorang anak tidak di imunisasi dengan alasan diatas, maka anak tersebut masuk ke dalam kelompok missed opportunity. Karena seharusnya dapat diberikan imunisasi25Pencegahan infeksiCuci tangan dengan antiseptiktidak perlu pakai sarung tanganDesinfeksi: air hangatbila menggunakan alkohol tunggu sampai kulit kering (terutama vaksin hidup)Vaksin multidosis: tidak boleh ada jarum yang menancap

Lakukan cuci tangan dengan metode yang benarPada vaksin multidosis tidak boleh ada jarum yang menancap, karena berisiko mengkontaminasi vaksin26

PENTING: Jika anda menyentuh bagian-bagian ini, buang alat suntik dan jarum dan ambil alat suntik yang baru dan steril.Dapat disentuhDapat disentuhPencegahan infeksiPersiapan Pemberian Vaksin Baca nama vaksin: jangan tertukarTeliti kondisi vaksin :kadaluwarsawarna vaksin (OPV)indikator VVMVaksin in aktive: test kocokAlat suntik: sekali pakailarutkan dan ambil vaksin sebanyak dosisUkuran jarum: ketebalan otot bayi / anakPasang dropper polio dengan benar dan tidak retak28Lakukan tes kocok dengan menggunakan patokan vaksin yang sudah pernah membeku. Kocoklah kedua vaksin dalam waktu bersamaan selama minimal 20 kocokan, dan bandingkan endapan yang terjadi setelah 30 menit. Bila endapan yang terjadi antara vaksin uji dan rusak sama, maka vaksin uji tersebut pernah terpapar suhu dibawah 20 celsius dan tidak boleh digunakan kembaliDroper polio tidak boleh disimpan didalam freezer agar tidak retakPelarutan vaksinVaksin harus dilarutkan dengan pelarut pasangannya (tidak boleh ditukar)Pelarutan dilakukan dengan pelan pelanTidak diperbolehkan mencampurkan beberapa vaksin kecuali yang sudah direkomendasikan oleh pabrikCek kadaluwarsa pelarutPelarut vaksin BCG dan campak tidak boleh tertukarTidak boleh mencampur vaksin dalam satu spuit pemberian, bila akan diberikan dua vaksin dalam waktu bersamaan, berikanlah vaksin di dua tempat yang berbeda29Cek vaksin: jangan salah

Sebelum memberikan vaksin, cek kembali vaksin yang akan diberikan. Jangan sampai salah memberikan vaksin.30Membaca kadaluwarsa

3131Pastikan susuanan stok vaksin diatur berdasarkan tanggal kadaluarsa, agar vaksin yang tanggal kadaluarsanya lebih dekat, lebih dulu digunakan

VVM = Vaccine Vial Monitor32Jangan gunakan vaksin dengan VVM C dan DSegera gunakan secepatnya vaksin dengan VVM B

Uji Kocok (Shake Test)Boleh digunakanVaksin tidak pernah bekuVaksin pernah bekuJangan digunakanSetelah dikocokSetelah 15 menitSetelah 30 menitSetelah 60 menit3333Lakukan tes kocok dengan menggunakan patokan vaksin yang sudah pernah membeku/rusak. Kocoklah kedua vaksin dalam waktu bersamaan selama minimal 20 kocokan, dan bandingkan endapan yang terjadi setelah 60 menit. Jika endapan yang dihasilkan kedua vaksin sama, jangan gunakan vaksin tersebut Rute pemberian vaksinrutevaksinoralOPV, rotavirus, tipoid oralIntra kutanBCGSub kutanCampak, MMRVaricela, IPVIntra muskulerDPT, DT, TdHepatitis B, Hib, PCVIPV, InfluensaHepatitis A, Tipoid

Berikan vaksin sesuai dengan aturannya, Vaksin hidup (OPV, rotavirus, tipoid oral,BCG,Campak, MMR, Varicela, IPV) jangan diberikan intramuskuler, karena apabila mengenai pembuluh darah di dalam muskulus, vaksin tersebut akan di fagosit oleh makrofag.

Vaksin inaktif (DPT, DT, Td, Hepatitis B, Hib, PCV, IPV, Influensa, Hepatitis A, Tipoid) mengandung banyak adjuvant yang salah satunya berfungsi untuk merangsang inflamasi di daerah suntikan, sehingga harus diberikan intramuskuler, agar tidak menyebabkan kulit nekrosis. Reaksi inflamasi di tempat suntikan akan membuat respon antibodi yang lebih baik.

34Dosis, cara pemberian dan lokasivaksindosisCara pemberiantempatHepatitis B0,5 mlIntra muskulerPaha kananBCG0,05 mlIntra kutanLengan kanan atasOPV2 tetesoralIPV0,5 mlIntra muskulerPaha kananDPT-Hib-/IPV0,5Intra muskulerPaha kiriPCV0,5 mlIntra muskulerPaha kanancampak0,5 mlSub cutanDeltoid kiri DT/Td/TT0,5 mlIntra muskulerdeltoid kiri Permenkes,2013Pada anak usia dibawah 12 bulan lokasi penyuntikan intramuskuler hanya boleh dilakukan di m. vastus lateralis, oleh karena hanya muskulus ini yang paling besar. Sedangkan pada anak usia lebih dari 12 bulan, penyuntikan intramuskuler bisa dilakukan di m. vastus lateralis , m. deltoideus dan m. gluteus35Ukuran JarumIntramuskular di paha mid-anterolateralNeonatus kurang bulan / BBLR : 15,8 mmcukup bulan : 22,2 mm 124 bulan : 22,2-25,4 mm

Intramuskular di deltoid > 2 thn (tergantung ketebalan otot) 22,2 -31,75 mmUsia sekolah dan remaja : 38,1mm36Ukuran jarum harus disesuaikan dengan metode penyuntikan, usia dan kondisi tebal otot anakCara mengatasi ketakutan dan nyeriFisik:Otot harus rilek: lengan fleksi, paha sedikit rotasi ke dalam, jangan dipaksa dengan dipegang kuatPsikologis: Jangan menakut-nakuti anak, empati, Distraksi: Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan, bernafas dalam, tiup baling-baling, bacakan cerita, musik, diberi ASI, sukrosa dilidahnyaFarmakologis:Spray pendingin (etil klorid)Krim EMLA (Eutetic Mixture of Local Anesthesia) 1 jam sebelum penyuntikan, efek sampai 24 jamLidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntikTidak direkomendasikan pemberian antipiretik profilaksi

Penyuntikan dan Penetesan Vaksin Tentukan lokasi penyuntikan : paha, lengan atasPosisi bayi / anak : nyaman dan amanPegang; peregangan kulit (im), cubitan (sub kutan)Penyuntikan: dosis, sudut, caraTetesan: dosis, hati-hati dimuntahkanPenekanan bekas suntikanBila akan diberikan oral dan injeksi: berikan oral lebih dahuluMembuang alat suntik bekas, tidak perlu recapping38Teknik Penyuntikan dan PenetesanSubcutaneouse.g. measles, mumps,rubella, varicella

Intramuscular e.g. hepatitis A and B,DTP

IntradermalBCG

Orale.g. polio39Vaccines are usually given by injection.() Most live-attenuated viral vaccines are given by the subcutaneous route but some can be given intramuscularly, if this is in line with local practice.() The intramuscular route is favoured for killed, inactivated vaccines and sub-unit vaccines. Injections are usually made into the anterolateral muscle of the thigh in babies and into the deltoid muscle of the upper arm in older subjects. Vaccines should not be injected into the buttocks because then they may be deposited in fat layers which reduces their immunogenicity. () The BCG tuberculosis vaccine is injected intradermally. This route shouldnt be used for any other vaccines as it is unlikely to provoke an adequate immune response.Other ways of administering vaccines are continually being investigated. () People who dont like injections would find orally administered vaccines much more acceptable than injectable vaccines but, to date, the only oral vaccines are the Sabin polio vaccine and a live-attenuated typhoid fever vaccine. Intranasal vaccination may be feasible for some respiratory diseases. An intranasally administered flu vaccine has recently been launched in the US. Vaccines are never given intravenously. There is a serious risk of a severe reaction if antigens were to be administered directly into the blood stream.()

Lokasi penyuntikan

Pada anak usia dibawah 12 bulan lokasi penyuntikan intramuskuler hanya boleh dilakukan di m. vastus lateralis, oleh karena hanya muskulus ini yang paling besar. Sedangkan pada anak usia lebih dari 12 bulan, penyuntikan intramuskuler bisa dilakukan di m. vastus lateralis , m. deltoideus dan m. gluteus

40

Posisi Anak ketika DivaksinasiTungkai anakdijepit paha ibuLengan yg satudijepit ketiak ibuTangan yg laindipegang ibu, Kemudian anak dipeluk41

Posisi Anak Kurang Aman

Kaki bebasBisa berontaksuntikTangan bebasBisa meraih jarumsuntik

42PencatatanNama dagang, produsen, No. lot / seri vaksin, Tgl penyuntikanBagian tubuh yang disuntik (deltoid kiri, paha kanan mis)

4343PEMANTAUAN SETELAH VAKSINASIPerhatikan keadaan umumTunggu 30 menit di ruang tunggu

Setelah penyuntikan pasien dipersilahkan untuk menunggu 30 menit, untuk melihat kejadian ikutan seperti syok anafilaktik, hipotonik hiporesponsif, tangis berlebihan dll44

TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

45Setelah melakukan penyuntikan jangan melakukan recapping jarum yang telah digunakan

TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH

Limbah vaksin dapat diolah dengan cara dibakar atau dipendam di dalam tanah sedalam 2-3 meter46Contoh yang salahBeberapa tempat/wadah yang digunakan untuk membuang Alat suntik yang telah digunakan

RecappingBERBAHAYA

kepustakaanBuku pedoman imunisasi di Indonesia IDAIPeraturan pemerintah tentang imunisasi tahun 2013http://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/vac-storage.htmlCore curiculum for immunisation training diunduh www.health.gov.on.ca/.../guide_vaccine_storagewww.health.gov.au/internet/immunise/publishing.nsf/content/handbook