BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan dan perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya
kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang
adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan
yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi
kompetensi peserta didik (Trianto, 2013 : 1)
Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan
yang dihasilkan oleh suatu system pendidikan. Pembelajaran ibarat jantung dari
proses pendidikan. Pembelajaran yang baik, cenderung menghasilkan lulusan
dengan hasil belajar yang baik pula, demikian pula sebaliknya. Namun,
kenyataannya hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik.
Sebagian besar siswa belum memahami potensi ideal atau optimal yang
dimilikinya. Oleh karena itu perlu ada perubahan proses pembelajaran yang sudah
berlangsung selama ini.
1
Metode pembelajaran merupakan jalan atau cara yang ditempuh seorang
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode dapat
diartikan sebagai cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
suatu maksud, tetapi hasilnya tidak bisa diprediksikan. Orang bisa saja melakukan
sesuatu dengan metode, tetapi tidak bisa melakukan sesuatu tanpa teknik. Ini
artinya, metode adalah cara yang akan diimplementasikan dalam teknik. Jadi,
metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi
pembelajaran, diantaranya ceramah, demontrasi, diskusi, simulasi, laboratorium,
pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan sebagainya.
Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak
didik, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau
percobaan. Dengan metode ini, anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat
dalam perencanaan ekperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan
data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara
nyata (Asmani, 2013 : 34).
Fisika termasuk salah satu pelajaran yang keberadaannya kerap menjadi
momok menakutkan bagi sebagian besar siswa. Fisika adalah mata pelajaran yang
mengharuskan siswa untuk menghapal rumus-rumus dan menghitung sesuatu
yang tampaknya tidak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Rumus fisika
merupakan rumus kompleks, yang bisa diturunkan lagi menjadi rumus lain.
2
Sebagian besar pelajaran fisika disekolah diarahkan pada metode penghapalan
rumus-rumus, yang tentu saja membuat siswa merasa bosan. Menghapal rumus
bukanlah satu-satunya cara mencapai keberhasilan dalam belajar fisika. Di sisi
lain guru justru menekankan metode penghapalan rumus lebih banyak dari pada
porsi lainya (Faizi, 2013 : 149).
Kompetensi siswa pada ranah psikomotor terkait dengan kemampuan yang
dimiliki seseorang berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang bersifat
relatif permanen setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar ini
dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan suatu
permasalahan. Pengukuran ranah psikomotor biasanya disatukan atau dimulai
dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Tes hasil belajar psikomotor dimulai
dengan pengukuran tes unjuk kerja. Tes unjuk kerja adalah penilaian tindakan
atau tes praktik yang secara efektif dapat digunakan untuk kepentingan
pengumpulan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan
muncul dalam diri siswa (keterampilan). Penilaian unjuk kerja merupakan
penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu (Kunandar, 2011 : 401).
Hasil belajar ditentukan, antar lain oleh gabungan antar kemampuan dasar
siswa dan kesungguhan dalam belajar. Oleh karena itu, sangat penting untuk
memberi perhatian dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Sejak dini, guru
perlu memikirkan perilaku pembelajarannya terhadap siswa, khususnya dalam
menarik perhatian dan mendorong motivasi belajar siswa. Tujuannya adalah untuk
menciptakan kepedulian, ketertarikan, kesenangan, minat, gairah, dan lain-lainnya
3
dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya (Hosnan, 2014 : 437).
Perilaku pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa
cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun
tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan.
SMPN-6 Palangka Raya merupakan salah satu sekolah menengah pertama
di kota Palangka Raya yang berlokasi di jalan Lektol Seth Adji. Fasilitas sekolah
sebagai penunjang belajar mengajar yang tersedia antara lain : perpustakaan,
laboratorium IPA, serta laboratorium komputer. Berdasarkan observasi dan
wawancara yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi dari salah seorang guru
fisika kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya. Bahwa selama ini guru sudah
mengoptimalkan metode pembelajaran dengan berbagai cara untuk meningkatkan
hasil belajar siswa namun hasilnya belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari
masih banyaknya siswa yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang
ditentukan oleh sekolah pada tahun ajaran 2015/2016 yaitu sebesar 70. Guru fisika
SMPN-6 tersebut mengatakan bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :1) Kemampuan dasar siswa, 2) Kesulitan materi,
3) Sarana pendukung. Selama itu, diketahui bahwa yang suka menerapkan
pembelajaran dengan metode eksperimen tidak semua guru melakukannya, ada
guru-guru tertentu yang biasa melakukan pembelajaran dengan metode
eksperimen. Karena guru menganggap pembelajaran dengan metode eksperimen
menyita banyak waktu. Sehingga mengakibatkan guru cenderung mengajar
menggunakan metode ceramah ataupun metode demonstrasi. Guru juga
4
mengatakan bahwa kurangnya alat-alat di laboratorium serta banyakanya alat-alat
yang rusak menjadi kendala untuk melakukan praktikum eksperimen.
Siswa merasa cepat bosan, karena mereka hanya disuguhkan materi dengan
metode ceramah, penghapalan rumus, penugasan dan demonstrasi. Selama ini
siswa kurang dilatih untuk dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan
eksperimen, melakukan, menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan
variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyatahanya. Hal ini
mengakibatkan tidak semua siswa dapat mengerti dan mengikuti secara langsung
apa yang telah dilakukan guru serta hanya memahami materi secara teori tetapi
kurang di dalam praktiknya. Jika hal ini terjadi, maka disinilah pentingnya peran
seorang guru dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan dalam
aplikasi belajarnya. Supaya menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
siswanya juga aktif mengikuti pelajaran dan tidak merasa cepat bosan.
Tekanan merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP kelas VIII.
Materi tekanan banyak mengandung konsep identik dengan kegiatan eksperimen
dan aplikasinya ada dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti berasumsi, untuk
mempelajari materi tekanan memerlukan metode yang tepat agar tujuan
pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Metode eksperimen dapat dijadikan
salah satu metode alternatif sebagai pemecahan masalah di atas karena
menggunakan masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai konteks belajar bagi
siswa serta dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, efektif untuk
mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan unjuk kerja (psikomotor)
siswa. Keterampilan yang dilatih tersebut antara lain melatih siswa dapat
5
menemukan fakta, mengumpulkan data, mengidentifikasi variable dan menarik
kesimpulan serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar-
mengajar.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh
dengan mengadakan penelitian dengan judul ”Penerapan Metode Eksperimen
Pada Materi Pokok Tekanan Di Kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya Tahun
Ajaran 2015/2016”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam melakukan
kegiatan eksperimen pada pokok bahasan tekanan di kelas VIII SMPN-6
Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 ?
2. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa di kelas VIII SMPN-6 Palangka Raya
setelah diterapkan metode eksperimen pada materi pokok tekanan tahun
ajaran 2015/2016 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam
melakukan kegiatan eksperimen pada pokok bahasan tekanan di kelas VIII
SMPN-6 Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016.
6
2. Untuk mengatahui hasil belajar kognitif siswa di kelas VIII SMPN-6 Palangka
Raya setelah diterapkan metode eksperimen pada materi pokok tekanan tahun
ajaran 2015/2016.
1.4 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah pada penelitian ini adalah:.
1. Guru yang mengajar adalah peneliti.
2. Hasil belajar yang diteliti hanya pada keterampilan psikomotor dan hasil
belajar kognitif siswa.
3. Hasil belajar psikomotor diukur melalui lembar pengamatan psikomotor.
4. Hasil belajar kognitif di ukur melalui THB.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Melatih kemampuan unjuk kerja (psikomotor) siswa dalam melakukan
suatu kegiatan eksperimen
2. Bagi Guru
a. Melatih guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan metode eksperimen.
b. Memberi masukan bagi guru fisika berupa cara menerapkan metode
eksperimen dalam pembelajaran khususnya pada pokok bahasan tekanan.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi terhadap semua situasi
yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang
diarahkan kepada pencapaian tujuan dan proses melalui berbagai pengalaman
yang diciptakan guru. Menurut Sudjana (Hosnan, 2014 : 7) belajar juga
merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku
guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku
pembelajaran tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran
dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap dan
keterampilan. Hubungan antara guru, siswa dan bahan ajar bersifat dinamis dan
kompleks. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran, terdapat
beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu tujuan, materi, strategi,
dan evaluasi pembelajaran. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan
dan memengaruhi satu sama lain.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai
tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (Sagala,
2013 : 13) mengemukakan siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat
tergantung pada proses belajar dan mengajar yang dialami siswa dan pendidik
baik ketika para siswa itu disekolah maupun di lingkungan keluarganya sendiri.
8
Perhatian utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia, yaitu
kemampuan manusia untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan
yang diterimanya dalam belajar (Sagala, 2013 :13).
2.2 Prinsip - Prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan
potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk mendorong
terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut tentunya merupakan
suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam periode tertentu, apalagi
dalam waktu yang sangat singkat.
Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terarah pada
upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip, maka pembelajaran harus
dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang bertolak dari
kebutuhan internal siswa untuk belajar. Davies (Aunurrahman, 2013 : 113)
mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar bagi
penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri.
Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murud belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement).
9
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,
memungkinkan murid belajar secara lebih bearti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia
lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan guru
agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilakukan
dapat mencapai hasil yang diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan
arah tentang apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat
berperan aktif didalam proses pembelajaran. Bagi guru, kemampuan menerapkan
prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu
terwujudnya tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan
pembelajaran. Sementara bagi siswa prinsip-prinsip pembelajaran akan membantu
tercapatnya hasil belajar yang diharapkan.
Menurut Gege & Berliner (Hosnan, 2014 : 8) prinsip-prinsip belajar siswa
yang dapat dipakai oleh guru dalam meningkatkan kreativitas belajar yang
mungkin dapat digunakan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, antara
lain meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Pemberian perhatian dan motivasi siswa
2. Mendorong dan memotivasi keaktifan siswa
3. Keterlibatan langsung siswa
4. Pemberian pengulangan
5. Pemberian tantangan
6. Umpan balik dan penguatan
10
7. Memperhatikan perbedaan individual siswa
2.3 Tujuan Belajar
Belajar pada hakikatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan
dalam rangka perunbahan perilaku peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan
dengan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang
menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Hanafiah dkk, 2009 :
20).
Dalam upaya mencapai tujuan kurikuler program pendidikan disuatu
lembaga pendidikan, maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran umum maupun
tujuan pembelajaran khusus. Apabila tujuan pembelajaran suatu program atau
bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar, maka akan muncul tiga ranah/
aspek, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Hosnan, 2014 : 10).
Perubahan perilaku dalam belajar mencakup seluruh aspek pribadi peserta
didik, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagaimana dikemukakan
Bloom dkk yang dikutip Harjanto (Hanafiah dkk, 2009 : 20) sebagai berikut :
1. Tujuan pembelajaran ranah kognitif
Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori.
11
Keenam kategori itu mencakup keterampilan intelektual dari tingkat rendah
sampai dengan tingkat tinggi. Keenam kategori itu tersusun secara hierarkis
yang berarti tujuan pada tingkat diatasnya dapat dicapai apabila tujuan pada
tingkat dibawahnya telah dikuasai. Adapun keenam kategori tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Ingatan atau pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan mengingat
bahan yang telah dipelajari.
b. Pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan menangkap pengertian,
menterjemahkan, dan menafsirkan.
c. Penerapan (application), yaitu kemampuan menguatkan bahan yang telah
dipelajari dalam situasi baru dan nyaman.
d. Analisis (analiys), yaitu kemampuan menguraikan, mengidentifikasi dan
mempersatukan bagian yang terpisah, menghubungkan antar bagian guna
membangun suatu keseluruhan.
e. Sistesis (syntetis), yaitu kemampuan menyimpulkan, mempersatukan
bagian yang terpisah guna membangun suatu keseluruhan, dan
sebagainya
f. Penilaian (evaluation), yaitu kemampuan mengkaji nilai atau harga suatu,
seperti pernyataan atau laporan penelitian yang didasarkan suatu kriteria.
2. Tujuan Pembelajaran Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap.
Tujuan pembelajaran tersebut menggambarkan proses seseorang dalam
12
mengenal dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman
dalam bertingkah laku.
a. Penerimaan (receiving), yaitu kesediaan untuk menghadirkan dirinya
untuk menerima atau memperhatikan pada suatu perangsang.
b. Penanggapan (responding), yaitu keturutsertaan, memberi reaksi,
menunjukkan kesenangan memberi tanggapan secara sukarela.
c. Penghargaan (valuing), yaitu kepekatanggapan terhadap nilai atas suatu
rangsangan, tanggung jawab, konsisten dan komitmen.
d. Pengorganisasian (organization), yaitu mengintegrasikan berbagai nilai
yang berbeda, memecahkan konflik antarnilai, dan membangun system
nilai, serta mengkonseptualisasikan suatu nilai.
e. Pengkarakterisasian (characterization), yaitu proses afeksi dimana
individu memiliki suatu system nilai sendiri yang mengendalikan
perilakunya dalam waktu yang lama yang membentuk gaya hidupnya,
hasil belajar ini berkaitan dengan pola umum penyesuaian diri secara
personal, sosial dan emosional.
3. Tujuan Pembelajaran Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik secara hierarkis dibagi kedalam
lima kategori berikut :
a. Persepsi (perception), yaitu pemakaian alat-alat perasa untuk
membimbing efektifitas gerak.
b. Kesiapan (set), yaitu kesedian untuk mengambil tindakan.
13
c. Respon terbimbing (guide respons), yaitu tahap awal belajar
keterampilan lebih komples, meliputi peniruan. Gerak yang
dipertunjukkan kemudian mencoba-coba dengan menggunakan
tanggapan jamak dalam menangkap suatu gerak.
d. Mekanisme (mechanism), yaitu gerakan penampilan yang melukiskan
proses dimana gerak yang telah dipelajari, kemudian diterima atau
diadopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh
percaya diri dan mahir.
e. Respons nyata kompleks (complex over respons), yaitu penampilan
gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan yang rumit
aktivitas motorik berkadar tinggi.
f. Penyesuaian (adaptation), yaitu keterampilan yang telah dikembangkan
secara lebih baik sehingga tampak dapat mengolah gerakan dan
menyesuaikannya dengan tuntutan dan kondisi yang khusus dalam
suasana yang lebih problematis.
g. Penciptaan (orgination), yaitu penciptaan pola gerakan baru yang sesuai
dengan situasi dan masalah tertentu sebagai kreativitas.
2.4 Hasil Belajar
Gagne (Jufri, 2013 : 58) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
(performance) yang dapat teramati dalam diri seseorang dan disebut dengan
kapabilitas. Menurut Gagne, ada lima kapabilitas manusia yaitu 1) keterampilan
intelektual (intelektual skill); 2) strategi kognitif (cognitive strategy); 3) informasi
14
verbal (verbal informasion); keterampilan motorik (motor skill); dan 5) sikap
(attitude). Bloom (Jufri, 2013 : 59) mengelompokan hasil belajar dalam
tiga ranah yaitu:
1. Hasil belajar ranah kognitif, yaitu hasil belajar yang meliputi: penguasaan
konsep, ide, pengetahuan faktual, dan berkenaan dengan keterampilan-
keterampilan intelektual.
2. Hasil belajar ranah afektif meliputi: penerimaan, jawaban atau respon,
penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3. Hasil belajar ranah psikomotor meliputi: imitasi, manipulasi, ketepatan,
artikulasi dan naturalisasi.
Howard Kingsley (Sudjana, 2005 : 45) membagi tiga macam hasil belajar,
yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap
dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang
ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Sedangkan Benyamin Bloom berpendapat
bahwa tujuan pendidikan yang hendak dicapai dibedakan menjadi tiga bidang
yaitu: (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, (c) bidang psikomotorik. Robert
Gagne (Sudjana, 2005 : 47) meninjau hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta
didik dan juga meninjau proses belajar menuju hasil belajar dan langkah-langkah
instruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu peserta didik belajar.
Menurut Gagne hasil belajar dibagi dalam 5 kategori yaitu:
a. Informasi Verbal
Informasi verbal adalah tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang
yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan maupun tertulis.
15
b. Kemahiran Intelektual
Kemahiran intelektual menunjuk pada “knowing how”, yaitu bagaimana
kemampuan seseorang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dirinya
sendiri. Gagne membagi kemahiran intelektual menjadi empat kategori yang
diurutkan secara hierarki, yaitu sub kemampuan yang di bawah menjadi
landasan bagi sub kemampuan yang di atasnya. Ada empat sub kemampuan
tersebut sebagai berikut :
1. Diskriminasi jamak, yaitu kemampuan seseorang dalam membedakan
antara objek yang satu dengan objek yang lain.
2. Konsep, yaitu arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-
ciri yang sama. Konsep dapat dilambangkan dalam bentuk kata yang
mewakili konsep itu. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep
yang harus didefinisikan.
3. Kaidah, yaitu dua konsep atau lebih yang jika dihubungkan satu sama
lain, maka terbentuk suatu ketentuan yang mewakili suatu keteraturan,
misalnya besi jika dipanaskan akan memuai.
4. Prinsip, yaitu terjadinya kombinasi dari beberapa kaidah, sehingga
terbentuk suatu kaidah yang lebih tinggi dan lebih kompleks. Kaidah
disebut juga dengan “prinsip”.
c. Pengaturan Kegiatan Kognitif
Pengaturan kegiatan kognitif, yaitu kemampuan yang dapat
menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, khususnya bila
sedang belajar dan berpikir.
16
d. Sikap
Sikap, yaitu sikap tertentu seseorang terhadap suatu objek. Misalnya
peserta didik bersikap positif terhadap sekolah, karena sekolah berguna
baginya. Sebaliknya, akan bersikap negatif tehadap pesta-pesta karena
merasa tidak ada gunanya, hanya membuang waktu dan uang saja.
e. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik, yaitu sesorang yang mampu melakukan
serangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan
koordinasi anggota badan secara terpadu.
Hasil belajar terbagi atas tiga macam yaitu kemahiran intelektual, informasi
verbal, dan pengaturan kegiatan kognitif. Pendapat Gagne dengan Bloom hampir
sejalan, yaitu adanya tiga aspek hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam sistem pengajaran di sekolah khususnya kurikulum KTSP
menggunakan ketiga hasil belajar, yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
bersumber dari taksonomi Bloom (Sudjana, 2005 : 46).
2.5 Metode Eksperimen
2.5.1 Pengertian Metode Eksperimen
Menurut Asmani (2013 : 34) metode eksperimen adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik, baik perorangan ataupun kelompok untuk dilatih
melakukan suatu proses atau percobaan. Dengan metode ini, anak didik
diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan,
menemukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan
17
memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.
Selain itu, metode eksperimen juga bisa dikatakan sebagai penyampaian
materi pelajaran melalui latihan yang menggunakan alat ukur, bahan percobaan,
dan perangkat percobaan yang dilakukan oleh siswa, baik secara individual
maupun kelompok, untuk membuktikan atau menemukan konsep, prinsip, teori,
asas, aturan, atau hukum-hukum. Dalam pelaksanaan metode eksperimen,
diperlukan petunjuk, pedoman, atau penuntun praktikum. Petunjuk praktikum
seharusnya berisikan langkah-langkah kerja yang melibatkan proses berpikir,
prosedur kerja kreativitas dan kemandirian siswa dalam menemukan konsep,
prinsip asas, aturan, atau hukum-hukum (Faizi, 2013 : 165).
Metode eksperimen agar penggunaannya efektif dan efisien, maka dalam
pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut ( Roestiyah, 2008 :
81) :
a. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah
alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi setiap kelompok siswa.
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan buku yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat
dan bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
c. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan kosentrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama;
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
18
d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih; maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman, serta keterampilan, juga kematangan dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dan memilih obyek eksperimen itu.
e. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan
keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat,
sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
Siswa dalam melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan prosedur
sebagai berikut ( Roestiyah, 2008 : 81) :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
memahami masalah yang akan dibuktikan selama eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
1. Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel-variabel
yang harus dikontrol dengan ketat.
3. Urutan yang akan ditempuh sesuai eksperimen berlangsung
4. Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja akan dicatat.
5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan,
grafik dan sebagainya.
c. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
19
d. Setelah eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila
perlu memberikan saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
e. Setelah eksperimen selesai guru mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
2.5.2 Karakteristik Metode Eksperimen
Emzir (2014 : 65) menyatakan ada tiga hal yang menjadi karakteristik
metode eksperimen : 1) manipulasi, 2) pengendalian, 3) pengamatan.
1. Manipulasi
Manipulasi langsung peneliti terhadap sekurangnya satu variabel bebas
merupakan salah satu karakteristik yang membedakan semua penelitian
eksperimen dari metode penelitian lain. Secara sederhana manipulasi
dimaksud bahwa peneliti memutuskan apa bentuk atau nilai-nilai variabel
bebas (atau sebab) yang akan diambil dan kelompok mana akan mendapatkan
bentuk yang sama.
Terdapat banyak variabel bebas dalam pendidikan yang dapat
dimanipulasi (variable aktif) dan yang tak dapat dimanipulasi. Kita dapat
memanipulasi variabel seperti metode pengajaran dan ukuran besar
kelompok, tetapi kita tidak dapat memanipulasi variabel seperti jenis kelamin
atau status sosial ekonomi. Artinya, kita tidak dapat meminta siswa menjadi
laki-laki atau perempuan, karena sudah fitrahnya siswa menjadi laki-laki atau
20
perempuan. Agar dapat memanipulasi suatu variabel, kita yang harus
menentukan siapa akan menjadi apa atau siapa akan mendapat apa.
2. Pengendalian
Menurut Gay (Emzir, 2014 : 67) pengendalian mengacu pada usaha-
usaha pihak peneliti untuk menyingkirkan pengaruh suatu variabel (selain
variabel bebas) yang dapat memengaruhi performasi pada variabel terikat.
Dengan kata lain, peneliti ingin agar kelompok sedapat mungkin sama,
dengan demikian perbedaan utama diantara mereka hanyalah variabel bebas,
perbedaan yang disebabkan oleh peneliti.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada ciri-ciri tingkah laku subjek yang
diteliti. Dalam melakukan pengamatan ini peneliti melakukan pengukuran
dengan menggunakan instrument.
2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen
Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain (Asmani,
2013 : 34) :
1. Dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau
buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari
seorang ilmuan, dan
21
3. Akan terbina manusia yang akan membawa terobosan-terobosan baru melalui
penemuan, sebagai hasil percobaanya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Metode eksperimen memiliki beberapa kekurangan antara lain (Asmani,
2013 : 35) :
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimen.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti waktu untuk melanjutkan pelajaran, serta
3. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
2.5.4 Langkah-Langkah Metode Eksperimen
Rizema (2013 : 135) menyatakan menurut sebuah catatan dalam
dhiasuprianti.wordpress.com, ketika siswa akan melaksanakan suatu ekperimen,
maka guru perlu memperhatikan prosedur-prosedur ekperimen, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen; ia harus memahami
masalah-masalah yang akan dibuktikan melalui ekperimen .
b. Siswa perlu mengetahui tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
digunakan dalam percobaan. Supaya tidak mengalami kegagalan, siswa perlu
mengetahui variabel yang harus dikontrol secara ketat sekaligus
memperhatikan urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
22
c. Selama proses eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Guru bisa memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai, guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikannya dikelas, serta mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya
jawab.
Dalam menggunakan metode eksperimen, agar memperoleh hasil yang
diharapkan, terdapat tiga langkah yang harus diperhatikan, yakni :
a. Persiapan Eksperimen
Dalam melakukan eksperimen, persiapan yang matang mutlak diperlukan
agar memperoleh hasil yang diharapkan. Dalam hal ini beberapa langkah yang
harus diperhatikan yakni :
1. Menetapkan tujuan eksperimen;
2. Mempersiapkan berbagai alat atau bahan yang diperlukan;
3. Mempersiapkan tempat eksperimen;
4. Mempertimbangkan jumlah siswa dengan alat atau bahan yang ada serta daya
tampung eksperimen;
5. Mempertimbangkan apakah dilaksanakan sekaligus (serentak seluruh siswa)
atau secara bergiliran;
6. Perhatikan masalah keamanan dan kesehatan agar dapat memperkecil atau
menghindari risiko yang merugikan.
23
7. Berikan penjelasan mengenai sesuatu yang harus diperhatikan dan tahapan-
tahapan yang harus dilakukan oleh siswa, yang termasuk dilarang atau
membahayakan.
b. Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua persiapan kegiatan selesai, maka langkah selanjutnya adalah
sebagai berikut :
1. Siswa memulai percobaan. Saat siswa melakukan percobaan, guru
mendekatinya untuk mengamati proses percobaan serta memberikan dorongan
dan bantuan terhadap kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa, sehingga
eksperimen tersebut dapat diselesaikan dan berhasil.
2. Selama eksperimen berlangsung, guru hendaknya memperhatikan situasi secara
keseluruhan. Jika terjadi hal-hal yang menghambat, maka bisa segera di
selesaikan.
c. Tindak Lanjut Eksperimen
Setelah eksperimen dilakukan, kegiatan-kegiatan selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1. Siswa mengumpulkan laporan eksperimen untuk diperiksa guru.
2. Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selama eksperimen, serta
memeriksa dan menyimpan kembali segala bahan sekaligus peralatan yang di
gunakan.
24
2.5.5 Keterampilan Siswa Sebagai Pelaku Eksperimen
Beberapa hal berikut yang harus di perhatikan siswa saat melakukan
kegiatan belajar mengajar menggunakan metode eksperimen adalah :
1. Siswa bergabung dengan anggota kelompok masing-masing yang sudah di
tentukan oleh guru.
2. Siswa membaca lembaran LKPD yang sudah di bagikan oleh guru sebelum
melakukan kegiatan eksperimen.
3. Siswa mulai melakukan kegiatan pengamatan, sesuai dengan petunjuk yang
sudah di jelaskan pada lembar LKPD.
4. Apabila ada hal yang tidak di mengerti, siswa dapat bertanya kepada guru
5. Setelah kegiatan pengamatan selesai, siswa melakukan diskusi antar siswa dari
hasil pengamatannya dalam kelompoknya masing-masing.
6. Siswa melaporkan hasil eksperimen milik kelompoknya masing-masing
dengan cara mempresentasikannya didepan.
7. Siswa menarik kesimpulan dari setiap hasil presentasi yang mereka lakukan.
2.6 Tekanan
2.6.1 Pengertian Tekanan
Tekanan didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (Haryadi, 2009 : 142).
Besar tekanan suatu benda dipengaruhi oleh gaya tekan dan luas bidang tekan.
Gaya tekan adalah berat benda yang bekerja pada sebuah bidang. Semakin besar
gaya tekan akan semakin besar tekanannya. Hal ini membuktikan bahwa gaya
sebanding dengan tekanannya. Semakin besar luas permukaan bidang tekan suatu
25
benda, tekanan semakin kecil, dan semakin sempit luas permukaan bidang tekan,
tekanan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan berbanding terbalik
dengan luas bidang tekan. Tekanan adalah hasil bagi antara gaya tekan dengan
luas bidang tempat gaya itu bekerja. Secara matematis ditulis dengan persamaan
(Susanto dkk, 2007 : 263) :
P = FA ………………………………………………………………………… (2.1)
dengan :
P = tekanan (N/m2)
F = gaya yang menekan (N)
A = luas bidang tekan (m2)
2.6.2 Tekanan Hidrtostatis
Zat cair atau fluida yang diam memberikan tekanan sama besar
ke semua arah. Perhatikan gambar 2.1.
Gambar 2.1 Besar tekanan fluida ke semua arah selalu sama.
Pada gambar tersebut, bayangkan sebuah kubus kecil berada pada
kedalaman tertentu dalam suatu fluida. Kubus ini mendapatkan tekanan yang
26
besarnya sama dari segala arah. Apabila besar tekanan tidak sama, maka kubus
akan bergerak. Tekanan yang dirasakan kubus atau benda ini disebut tekanan
hidrostatika. Tekanan hidrostatika adalah tekanan yang diberikan fluida yang
diam pada kedalaman tertentu (Sarwono dkk, 2009 :135).
Besarnya tekanan hidrostatika pada kedalaman tertentu tergantung pada
kedalaman, massa jenis, dan luas permukaan. Besarnya tekanan hidrostatik di
sembarang titik di dalam fluida dapat ditentukan sebagai berikut. Misalnya,
sebuah kotak berada pada kedalaman h di bawah permukaan zat cair yang massa
jenisnya ρ , seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Tekanan pada kedalaman h dalam zat cair
Tekanan yang dilakukan zat cair pada alas kotak disebabkan oleh berat zat
cair di atasnya. Dengan demikian, besarnya tekanan adalah:
Ph = FA
Ph = mgA
m =ρ xV
V = A.h
27
maka Ph =ρV g
A
Oleh karena itu, persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Ph = ρ A g h
A = ρ gh………………………………………………… …(2.2)
dengan:
P h=¿tekanan hidrostatik (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m) (Haryadi, 2009 : 143)
Jika gelas dalam keadaan terbuka, maka udara juga akan memberikan
tambahan tekanan hidrostatiska. Besarnya tekanan hidrostatiska pada gelas atau
wadah terbuka yang berhubungan langsung dengan udara diberikan dengan
persamaan (Humaidi dkk, 2009 : 197):
Ph=¿ P0¿ + ρ gh …………………………………………………………(2.3)
dengan:
Ph= tekanan hidrostatik (N/m2)
P0 = tekanan udara / tekanan atmosfer (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman (m)
2.6.3 Bejana Berhubungan
28
Susanto dkk (2013 : 96) menyatakan zat cair selalu mengikuti bentuk
wadah yang ditempatinya. Zat cair dalam keadaan tenang tanpa ada goyangan
selalu menunjukkan permukaan yang mendatar. Keadaan permukaan zat cair yang
mendatar juga dapat kita lihat dalam bejana berhubungan.
Hukum bejana berhubungan berbunyi :
Jika bejana berhubungan diisi zat cair yang sama, dalam keadaan setimbang
permukaan zat cair dalam bejana-bejana itu terletak pada satu bidang datar.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku apabila :
1. Tekanan dia atas bejana tidak sama (misalnya salah salah satu bejana tertutup)
2. Diisi dua atau lebih macam zat cair
3. Digoyang-goyangkan
4. Salah satu bejana merupakan pipa kapiler
Perhatikan gambar 2.3 berikut (Indrajid, 2009 : 141) :
Gambar 2.3 Pipa U diisi dua zat cair berbeda, tekanan di A sama dengan tekanan di B
Mula-mula bejana pada gambar tersebut diisi zat cair pertama yang bermasa
jenis ρ1 (air). Kemudian kedalam mulut bejana sebelah kanan dimasukkan zat cair
kedua yang bermasa jenis ρ2(minyak ). Tititk B berada pada perbatasan kedua zat
cair tersebut dan di tekan oleh zat cair kedua setinggi h2. Titik A berada pada zat
29
cair pertama dan ditekan oleh zat cair pertama dan di tekan oleh zat cair pertama
setinggi h1. Titik A dan B berada pada satu garis. Sesuai dengan hukum
hidrostatika, kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama. Akan tetapi
tekanan pada titik C dan D tidak sama karena jenis zat cair di kedua titik tersebut
berbeda.
PA = PB
ρ1 . g1 . h1=ρ2 . g2 . h2
ρ1 . h1=ρ2 . h2 ……………………………....……………………..……(2.4)
Keterangan:
ρ1 = massa jenis zat cair 1 (air)
ρ2 = massa jenis zat cair 2 (minyak)
h1 = ketinggian zat cair 1 (air)
h2 = ketinggian zat cair 2 (minyak)
Berikut aplikasi bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari (wasis &
Irianto, 2008 : 193) :
1. Teko Air
Perhatikan teko air di rumahmu. Teko tersebut merupakan sebuah
bejana berhubungan. Teko air yang baik harus mempunyai mulut yang lebih
tinggi daripada tabung tempat menyimpan air.
2. Tempat Penampungan Air
Biasanya, setiap rumah mempunyai tempat penampungan air. Tempat
penampungan air ini ditempatkan di tempat tinggi misalnya atap rumah. Jika
diamati, wadah air yang cukup besar dihubungkan dengan kran tempat
30
keluarnya air menggunakan pipa-pipa. Jika bentuk bejana berhubungan pada
penjelasan sebelumnya membentuk huruf U, bejana pada penampungan air
ini tidak berbentuk demikian. Hal ini sengaja dirancang demikian karena
sistem ini bertujuan untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah
dengan kekuatan pancaran yang cukup besar.
2.6.4 Hukum Pascal
Apabila memompa sebuah ban sepeda, ternyata ban akan menggelembung
secara merata. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan yang kita berikan melalui
pompa akan diteruskan secara merata ke dalam fluida (gas) di dalam ban. Selain
tekanan oleh beratnya sendiri, pada suatu zat cair (fluida) yang berada di dalam
ruang tertutup dapat diberikan tekanan oleh gaya luar. Jika tekanan udara luar
pada permukaan zat cair berubah, maka tekanan pada setiap titik di dalam zat cair
akan mendapat tambahan tekanan dalam jumlah yang sama. Peristiwa ini pertama
kali dinyatakan oleh seorang ilmuwan Prancis bernama Blaise Pascal (1623 -
1662) dan disebut Hukum Pascal. Jadi, dalam Hukum Pascal dinyatakan berikut
ini.
“Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutupakan diteruskan ke
segala arah dengan sama besar” ( Haryadi, 2009 : 145).
Pada gambar 2.4 diperlihatkan kerja pesawat hidrolik berdasarkan hukum
pascal. Pesawat hidrolik ini terdiri atas bejana dengan dua kaki yang masing-
masing diberi pengisap. Kedua pengisap ini memiliki dua penampang berbeda,
yaitu A1 dan A2 dimana A1 < A2.
31
Gambar 2.4 Pesawat hidrolik berdasarkan hukum pascal
Jika pengisap I ditekan dengan F1, zat cair akan meneruskan tekanan tersebut
kesegala arah. Besarnya tekanan pada pengisap I dinyatakan dengan persamaan :
P1 =F1
A1
jika di atas pengisap 2 diletakkan beban,gaya angkat ke atas pada pengisap 2
adalah F2, yang dinyatakan persamaan :
P2 =F2
A2
Menurut hukum pascal, tekana yang diteruskan kesegala arah adalah sama besar
sehingga,
P1 = P2
F1
A1=
F2
A2………………………………………………………………..….. (2.5)
Dengan :
F1 = gaya yang bekerja pada pengisap I (N)
F2 = gaya yang bekerja pada pengisap II (N)
32
A1 = luas penampang pengisap I (m2)
A2 = luas penampang pengisap II (m2)
Jika bentuk penampang tabung berupa lingkaran dengan jari-jari r1 dan r2 akan
diperoleh persamaan :
A1 = 12 π r1
2
A2 = 12 π r2
2
Sehingga dapat ditulis menjadi :
F1
12
π r12 =
F1
12
π r22
F1
r12 =
F2
r22 atau
F1
d12 =
F2
d22 …………………………………………………...…..
(2.6)
Tekanan 1 pascal (Pa) adalah gaya 1 newton yang bekerja pada bidang tekan
seluas 1 m2 atau 1 Pa = 1 N/m2(Indrajit, 2009 : 143)
Susanto dkk (2007 : 265) menyatakan alat-alat teknik yang berdasarkan
hukum pascal adalah sebagai berikut :
1. Dongkrak Hidrolik
Untuk mengganti ban yang kempes digunakan dongkrak hidrolik yaitu
cukup dengan memasang dongkrak dekat ban yang akan diganti dan
menggerakkan pengungkitnya, mobil akan terangkat. Prinsipnya, saat
dongkrak ditekan, pengisap kecil menekan cairan yang ada dalam reservoir
33
(tendon). Tekanan akan diteruskan sehingga pengisap besar (yang dibebani
mobil) bias teangkat.
2. Mesin Pengangkat Mobil Hidrolik
Cara kerja mesin pengangkat mobil hidrolik adalah udara bertekanan
tinggi dimampatkan diatas permukaan minyak. Udara yang mampat ini
meneruskan tekanan ke bagian bawah pengisap yang meengangkat mobil.
Dengan cara demikian, mobil yang beratnya satu atau dua ton dapat diangkat
dengan mudah.
2.6.5 Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh
benda apabila berada dalam fluida. Benda-benda yang dimasukkan pada fluida
seakan-akan mempunyai berat yang lebih kecil daripada saat berada di luar fluida.
Misalnya, batu terasa lebih ringan ketika berada di dalam air dibandingkan ketika
berada di udara. Berat di dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya
yang arahnya ke atas. Hal ini menyebabkan berat batu akan berkurang, sehingga
batu terasa lebih ringan. Berdasarkan peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa
berat benda di dalam air besarnya:
wair = wudara - FA
dengan:
wair = berat benda di dalam air (N)
wud = berat benda di udara (N)
FA = gaya tekan ke atas (N)
34
Besarnya gaya tekan ke atas dapat ditentukan dengan konsep tekanan
hidrostatik. Gambar 2.5 menunjukkan sebuah silinder dengan tinggi h yang
luasnya A.
Gambar 2.5 Gaya keatas oleh fluida
Ujung atas dan bawahnya, dicelupkan ke dalam fluida yang massa jenisnya ρ.
Besarnya tekanan hidrostatik yang dialami permukaan atas dan bawah silinder
adalah:
P1 =ρ.g.h1
P2 =ρ.g.h2
Sehingga besarnya gaya-gaya yang bekerja:
F = P.A
F1 = ρ.g.h1. A (ke bawah)
F2 = ρ.g.h2. A (ke atas)
Gaya total yang disebabkan oleh tekanan fluida merupakan gaya apung atau gaya
tekan ke atas yang besarnya:
FA = F2 – F1
= ρ.g.h1. A – ρ.g.h2. A
35
=ρ . g.(h2– h1).A
karena h2 – h1 = h, maka:
FA= ρ.g.h.A
A.h adalah volume benda yang tercelup, sehingga:
FA= ρ.g.V ……………………………………………………………(2.7)
dengan:
FA = gaya ke atas atau Archimedes (N)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume benda yang tercelup (m3)
Gaya total ρ .g.V = m.g adalah berat fluida yang dipindahkan. Dengan
demikian, gaya tekan ke atas pada benda sama dengan berat fluida yang
dipindahkan oleh benda. Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh
Archimedes (287 - 212 SM), yang dikenal dengan Hukum Archimedes, yang
berbunyi: “Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya di dalam fluida
mengalami gaya ke atas yang besarnya samadengan berat fluida yang
dipindahkan” (Indrajad, 2009 : 147)
2.6.5.1 Tenggelam, Melayang, dan Tenggelam
Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga
kemungkinan yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang, atau terapung.
Apakah yang menyebabkan suatu benda tenggelam, melayang, atau terapung
(Indrajid, 2009 : 148).
2.6.5.1.1 Tenggelam
36
Perhatikan gambar 2.6 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang tenggelam
pada suatu fluida. Pada saat tenggelam, besarnya gaya apung Fa lebih kecil
daripada berat benda w = mg.
Gambar 2.6 Benda tenggelam
Volume udara yang tercelup didalam fluida sama dengan volume total benda
mengapung, namun benda bertumpu pada dasar bejana sehingga ada gaya normal
dasar bejana pada benda sebesar N.
∑ F y = 0
W = FA + N
W > FA
Mb.g > ρ.g.Vf
ρ.Vb > ρ. Vf
Karena, Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang
dipindahkan)
Vb = Vf
ρb > ρf ……………………………………………...………………….(2.8)
Massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluda.
37
Fa N
w = mg
2.6.5.1.2 Terapung
Perhatikan gambar 2.7 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang terapung
pada suatu fluida. Pada saat terapung, besarnya gaya apung Fa sama dengan berat
benda w = mg.
Gambar 2.7 Benda terapung
Pada peristiwa ini, hanya sebagian volumen benda yang tercelup di dalam fluida
sehingga volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume total benda
yang mengapung.
∑ F y = 0
W = FA
Mb.g = ρf.g.Vf
ρbg.Vb = ρf.g.Vf
ρb.Vb = ρf.Vf
ρb ¿ V f
V b ρf
karena, Vb (volume benda yang tercelup) lebih besar daripada Vf (volume fluida
yang di pindahkan), maka :
38
w = mg
Fa
Vb > Vf
ρb ¿ ρf …………………………………....…………………………….(2.9)
2.6.5.1.3 Melayang
Perhatikan gambar 2.8 yang menunjukkan sebuah bola kayu yang melayang
pada suatu fluida. Pada saat melayang, besarnya gaya apung Fa sama dengan berat
benda w = mg.
Gambar 2.8 Benda melayang
Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume fluida yang
dipindahkan).
∑ F y = 0
W = FA
Mb.g = ρf.g.Vf
ρbg.Vb = ρf.g.Vf
ρb.Vb = ρf.Vf
Karena Vb (volume benda yang tercelup) sama dengan Vf (volume benda yang
dipindahkan), maka:
Vb = Vf
ρb. = ρf. ………………………………………………………………(2.10)
39
w = mg
Fa
(Supiyanto, 2007 : 182)
2.6.6 Ketinggian Tempat dan Tekanan Udara
Tekanan udara memiliki nilai maksimum di permukaan laut. Semakin tinggi
suatu tempat, semakin kecil tekanan udara ditempat itu. Tekanan udara pada
ketinggian h (diukur dari permukaan laut) di tentukan dengan rumus :
P = P0 – ρ g h …………………………………………………...……….(2.11)
Dengan :
P = tekanan udara di ketinggian h (Pa)
P0 = tekanan udara pada permukaan laut (101,300 Pa)
ρ = massa jenis udara (sekitar 1,3 kg/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = ketinggian diukur dari permukaan laut (m) (Susanto, 2013 :
99).
Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah barometer.
Terdapat beberapa jenis barometer, yaitu :
1. Barometer air raksa
Barometer yang digunakan oleh Torricelli termasuk barometer air
raksa. Pada barometer air raksa terdapat skala yang menunjukkan tekanan
udara dalam cmHg.
2. Barometer air
Barometer air pertama kali dibuat oleh Otto Von Genricke. Prinsip
kerja barometer ini sama dengan barometer air raksa, perbedaannya terletak
40
pada zat cair pengisi barometer, yaitu air. Oleh karena massa jenis air lebih
ringan dibanding air raksa maka panjang tabung barometer air lebih panjang
dibandingkan tabung barometer air raksa. Massa jenis air adalah 1.000 kg/m3
sehingga tinggi tabung yang diperlukan untuk mengukur tekanan udara
sebesar 1 atm = 76 cmHg = 100.000 Pascal adalah:
P = p .g .h
100.000 = 1.000 .10 .h
h = 10 m
3. Barometer aeroid (logam)
Barometer aeroid terbuat dari logam. Barometer aeroid berukuran kecil
sehingga mudah dibawa atau dipindahkan. Barometer aeroid terdiri atas sebuah
kotak logam yang berisi udara dengan tekanan udara yang sangat rendah.
Permukaan barometer dibuat bergelombang. Jarum penunjuk, pegas, serta angka-
angka pada skala barometer berbentuk lingkaran. Barometer ini biasanya
digunakan oleh para penerbang dan pendaki gunung.
Dalam kehidupan sehari-hari, tekanan udara dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kegiatan, di antaranya sebagai berikut : 1) Penggunaan alat penyedot
minuman. Alat ini bekerja karena tekanan udara dalam mulut lebih rendah
dibanding tekanan udara luar yang menekan minuman, akibatnya minuman dapat
naik ke mulut. 2) Pembuatan lubang pada kaleng susu kental dibuat lebih dari
satu. Hal ini bertujuan agar saat mengeluarkan susu kental dari kaleng, udara luar
akan ikut mendesak susu kental sehingga susu mudah dikeluarkan. 3) Pengisap
udara dari karet. Pengisap udara dari karet umumnya digunakan untuk
41
menggantungkan sikat gigi, sabun, pakaian, dan boneka. 4) Kompresor.
Kompresor dapat digunakan untuk memompa ban karena tekanan udara dalam
kompresor lebih besar daripada tekanan udara dalam ban (Krisno dkk, 2008 :
247).
Untuk mengukur tekanan gas dalam ruang tertutup digunakan manomater.
Ada dua jenis manometer, yaitu (Krisno dkk, 2008 : 248) :
1. Manometer zat cair
Manometer zat cair merupakan manometer jenis terbuka. Pada
manometer zat cair terdapat pipa U yang memiliki satu tabung terbuka dan
satu tabung tertutup. Cairan dalam tabung dapat berupa air raksa, alkohol,
ataupun air. Prinsip pengukuran tekanan udara dalam tabung manometer
adalah dengan mengukur selisih ketinggian fluida dalam pipa. Jika tekanan
gas dalam tabung lebih besar dari tekanan udara luar maka tinggi permukaan
zat cair dalam tabung terbuka lebih tinggi daripada tinggi permukaan zat cair
dalam tabung yang tertutup. Besar tekanan dalam tabung manometer
dirumuskan:
Pgas =Pluar + h ………………………………………….(2.12)
Jika tekanan udara dalam tabung tertutup lebih kecil dibanding tekanan
udara luar maka tinggi permukaan zat cair dalam tabung terbuka lebih rendah
dibandingkan dengan tinggi permukaan zat cair dalam tabung tertutup.
Tekanan udara dalam tabung tersebut dinyatakan:
Pgas = Pluar – h …………………………………………..(2.13)
42
Umumnya cairan yang digunakan pada manometer zat cair adalah air
raksa sehingga satuan h adalah cm, mengingat tekanan udara luar
diasumsikan 76 cmHg.
2. Manometer logam
Untuk tekanan udara yang tinggi, seperti pengukuran tekana udara dalam
ban mobil, tekanan gas, dan tekanan tungku pemanas digunakan manometer
logam. Manometer ini digunakan karena tekanan udara yang diukur sangat
besar sehingga tidak mungkin menggunakan manometer zat cair. Manometer
logam ada beberapa macam, antara lain: 1) manometer Bourdon, 2)
manometer Schaffer dan Boudenberg, dan 3) manometer pegas.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experiment menggunakan desain
One Shot Case Study yaitu penelitian yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok
pembanding dan juga tanpa tes awal (Suharsimi, 2005: 212). Dalam desain ini
terdapat satu kelompok yang dipilih secara random, yang kemudian kelompok
tersebut diberikan perlakuan (treatment) berupa pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen, kemudian kelompok tersebut diberikan tes
akhir untuk mengetahui keadaan akhir peserta didik setelah pembelajaran. Desain
penelitian One Shot Case Study dapat diilustrasikan pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Desain Penelitian One Shot Case Study
Treatment Posttest
X T
(Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 210)
Keterangan:
T = hasil tes akhir (posttest)
X = Perlakuan (treatment) dengan menerapkan pembelajaran kontekstual
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
44
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN-6 Palangka Raya pada kelas VIII
Semester II tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini akan dilaksanakan dari bulan
Maret 2016 sampai dengan selesai.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi
Populasi adalah data atau informasi dari keseluruhan sumber-sumber
penelitian yang harus dapat dipercaya, agar informasi atau data tersebut
digunakan untuk menjawab masalah penelitian (Hatibe, 2012: 26). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas VIII semester II SMPN-6 Palangka Raya tahun
pelajaran 2015/2016 yang terbagi dalam 10 (sepuluh) kelas dengan jumlah siswa
290 orang. Sebaran peserta didik tiap kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2Populasi Penelitian
No. Kelas Jumlah Peserta didik
1. VIII-1 25
2. VIII-2 26
3. VIII-3 27
4. VIII-4 25
5. VIII-5 27
6. VIII-6 27
7. VIII-7 28
8. VIII-8 28
9. VIII-9 28
10. VIII-10 28
45
Jumlah 269 orang
(Sumber data: Tata Usaha SMPN-6 Palangka Raya)
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang
sama dengan populasi (Hatibe, 2012: 29). Pemilihan sampel penelitian dilakukan
secara acak (random sampling) berdasarkan kelas dengan asumsi kelasnya
homogen yaitu dengan melakukan undian terhadap semua kelas populasi yang
akan dijadikan sebagai kelas sampel.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
3.4.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Menentukan tempat penelitian.
2. Menyusun proposal penelitian.
3. Membuat instrumen penelitian.
4. Seminar proposal.
5. Permohonan izin penelitian pada instansi terkait
6. Menentukan kelas sampel.
7. Melakukan validasi intrumen oleh pakar.
8. Melaksanakan uji coba instrumen Tes Hasil Belajar (THB).
9. Menganalisis data hasil uji coba instrumen .
46
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian diajarkan materi pokok tekanan
menggunakan metode eksperimen. Jumlah pertemuan pembelajaran di kelas
dilaksanakan sebanyak 3x (tiga kali) pertemuan. 3x (tiga kali) pertemuan
dilakukan karena pada alokasi waktu di silabus untuk materi tekanan
berjumlah 8x40 dan pada satu minggu pertemuan ada 5JP. Dalam 1 minggu
ada 2 kali masuk dan mempunyai alokasi waktu 2JP dan 3JP sehingga di
buatlah 3x pertemuan. Pada saat pembelajaran berlangsung yang diamati
adalah keterampilan unjuk kerja (psikomotor) siswa. Dalam hal pelaksanaan
ini yang di amati adalah bagaimana keterampilan unjuk kerja (psikomotor)
siswa dalam melakukan kegiatan eksperimen sesuai dengan petunjuk LKPD.
Sedangkan untuk hal yang dinilai adalah bagaimana cara mereka dalam
melakukan atau mengikuti setiap prosedur langkah-langkah kerja sesuai
dengan LKPD tersebut yang nantinya akan di amati oleh tim penguji. Didalam
lembar pengamatan psikomotor itu nanti akan mencakup tentang langkah-
langkah kerja yang sesuai dengan LKPD yang harus di ikuti oleh siswa dan
memiliki skor tersendiri untuk setiap poin langkah-langkahnya.
2. Setelah seluruh proses pembelajaran selesai, kelas yang terpilih sebagai
sampel penelitian diberikan tes akhir untuk mengetahui ketuntasan hasil
belajar siswa pada aspek kognitif materi tekanan yang telah diajarkan
menggunakan metode eksperimen.
3.4.3 Tahap Pengumpulan Data
47
Data dalam penelitian ini diperoleh dari pengumpulan data-data selama
proses penelitian. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil keterampilan psikomotor siswa untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan unjuk kerja siswa dalam melaksanakan langkah-langkah
kegiatan berdasarkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang diberikan.
2. Data hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran metode eksperimen
pada materi pokok tekanan dikumpulkan dengan cara memberikan uji akhir
berupa THB kognitif sebanyak 50 soal pilihan ganda.
3.4.4 Tahap Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menganalisis data hasil belajar psikomotor peserta didik setelah diberikan
pembelajaran dengan metode eksperimen melalui sebuah lembar observasi
pengamatan.
2. Menganalisis data hasil belajar kognitif peserta didik untuk mengetahui
ketuntasan hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran dengan metode
eksperimen melalui soal sebanyak 50 soal pilihan ganda.
3.4.5 Tahap Penarikan Kesimpulan
Peneliti menarik kesimpulan setelah semua data dikumpulkan dan dianalisis
untuk mendeskripsikan hasil penelitian penerapan metode eksperimen pada materi
tekanan dengan menerapkan model eksperimen di kelas VIII semester II SMPN- 6
Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016.
48
3.5 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrumen dalam mengumpulkan data,
yaitu:
1. Instrumen 1: Lembar pengamatan keterampilan unjuk kerja (psikomotor)
dalam bentuk tes kinerja. Pengamatan ini untuk mengukur keterampilan unjuk
kerja (psikomotor), yang berkaitan dengan mengidentifikasi variabel,
mengumpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Pengamatan
ini dilakukan bersamaan dengan saat kegiatan belajar-mengajar menggunakan
metode eksperimen pada materi tekanan berlangsung. Dimana nanti saat siswa
melakukan ekperimen, ada pengamat yang akan mengamati keterampilan
mereka yang diisi oleh 1 orang pengamat untuk setiap 1 kelompok. Jadi
apabila ada 5 kelompok, maka memerlukan 5 pengamat. Instrumen penelitian
dengan menggunakan lembar observasi bersifat nontes.
2. Instrumen 2: Tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Bertujuan
untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa dan diberikan setelah semua
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi tekanan
selesai. Tes yang diberikan berupa tes objektif dengan 4 pilihan (a, b, c, dan d)
sebanyak 50 soal. Setiap item diberi skor 1 jika jawaban benar dan 0 jika
jawaban salah.
49
Berikut ini disajikan kisi-kisi yang dinilai dalam ranah Psikomotor pada
tabel 3.3 dan kisi-kisi Tes Hasil Belajar (THB) Kognitif untuk uji coba pada tabel
3.4.
Tabel 3.3Kisi-kisi Penilai Psikomotor
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Pokok Bahasan : Tekanan
Kelas/Semester : VIII/II
Kompetensi Dasar : 5.4 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD I
LKPD Tujuan LKPD
KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati
I Menyelidiki
kaitan antara
luas
permukaan
benda dengan
tekanan
Menyelidiki
kaitan antara
massa benda
dengan
tekanan
MelakukanPercobaan
1. Memasukkan plastisin secukupnya ke dalam kotak yang telah disediakan dengan benar sesuai petunjuk kerja
2. Meratakan permukaan plastisin yang telah dimasukkan dengan rapi sesuai petunjuk kerja
3. Menjatuhkan benda I di atas plastisin pada ketinggian 20 cm dari permukaan plastisin dan mengamati pengaruh luas permukaan benda terhadap tekanan
4. Menjatuhkan kubus kayu di atas plastisin pada ketinggian 20 cm dari permukaan plastisin dan mengamati pengaruh massa benda terhadap tekanan
5. Mengukur kedalaman benda di dalam plastisin menggunakkan penggaris untuk mengetahui luas permukaan dan kedalaman akibat tekanan dari
50
benda6. Mengulang langkah 2-5 dengan menggunakan
benda yang berbeda7. Kerjasama antar kelompok kerja
MenganalisisData
8. Mencatat dan memasukkan data ke dalam tabel9. Menganalisis pengaruh luas permukaan benda
terhadap tekanan yang terjadi10. Menganalisis pengaruh massa benda terhadap
tekanan yang terjadiMembuat
Kesimpulan11. Menyimpulkan bagaimana pengaruh dari luas
permukaan terhadap tekanan yang terjadi bila di berikan benda dengan permukaan yang berbeda pada percobaan yang telah dilakukan
12. Menyimpulkan bagaimana pengaruh antara massa benda terhadap tekanan yang terjadi pada percobaan yang telah dilakukan
13.Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil percobaan
Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD II
LKPD Tujuan LKPD
KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati
II - Menentukan
hubungan
tinggi zat air
dengan tekanan
pada zat cair
- Mengamati
hubungan
antara massa
jenis dan tinggi
zat cair dalam
pipa U
- Menjelaskan
prinsip gaya
MelakukanPercobaan
1. Menutup setiap lubang di botol dengan lakban/isolasi.
2. Mengisi botol tersebut dengan air sehingga tinggi permukaan air melebihi setiap lubang.
3. Mengangkat botol dan melepaskan pita isolasi/lakban secara serentak.
4. Mengamati saat air memancar keluar dari lubang-lubang
5. Memasukkan air kedalam pipa U dan membiarkan sampai permukaan air dalam kedua pipa sama tinggi.
6. Memasukkan minyak goreng kedalam salah satu selang dari pipa U
7. Mengukur tinggi minyak goreng dan air pada kedua pipa menggunakan penggaris.
8. Mengisi alat suntik yang besar dengan air9. Menghubungkan kedua alat suntik dengan selang
yang telah diisi dengan air.10. Menahan ujung pengisap alat suntik kecil dengan
tangan kanan, kemudian menekan pengisap alat suntik besar dengan tangan kiri. Merasakan gaya tekan pengisap alat suntik kecil.
51
tekan pada
hukum pascal
11. Menekan pengisap ujung alat suntik besar dengan tangan kiri sambil menekan pada pengisap ujung alat suntik kecil. Merasakan gaya tekan pada pengisap alat suntik besar.
12. Membandingkan besar gaya yang dihasilkan oleh air pada pengisap alat suntik kecil dan pengisap alat suntik besar.
13. Kerjasama antar kelompok kerjaMenganalisis
Data14. Mencatat dan memasukkan data ke dalam tabel15. Menganalisis hubungan tinggi zat air dengan
tekanan pada zat cair16. Menganalisis hubungan antara massa jenis dan
tinggi zat cair dalam pipa U17.Menganalisis prinsip gaya tekan pada hukum pascal
melalui percobaanMembuat
Kesimpulan18. Menyimpulkan hubungan tinggi zat air dengan
tekanan pada zat cair19. Menyimpulkan hubungan antara massa jenis dan
tinggi zat cair dalam pipa U20. Menyimpulkan prinsip gaya tekan pada hukum
pascal 21. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil
percobaan
Kisi-kisi Ranah Psikomotor melalui LKPD III
LKPD Tujuan LKPD
KomponenPsikomotor Aspek Yang Diamati
III -Menunjukkan
pengaruh massa
jenis pada
peristiwa
tenggelam,
melayang dan
terapung
-Menjelaskan hal-
hal yang
merupakan
akibat dari
MelakukanPercobaan
1. Mengambil 3 buah gelas bening yang sudah di beri label A B C pada masing-masing gelas
2. Mengisi gelas tersebut dengan air secukupnya (3/4 bagian) pada masing-masing gelas.
3. Pada gelas yang pertama (gelas A) memasukkan telur tanpa dicampur/ditambah dengan garam
4. Pada gelas yang kedua (gelas B) menambahkan 2 sendok makan garam, dan mengaduk hingga garamnya melarut. Kemudian memasukkan telur.
5. Pada gelas yang ketiga (gelas C) menambahkan 4 sendok makan garam, dan mengaduk hingga garamnya melarut. Kemudian memasukkan telur.
6. Mengamati ketiga telur yang berada di masing-masing gelas. Mana yang tenggelam, melayang, dan terapung.
7. Memasukkan air panas ke dalam botol hingga
52
perbedaan
tekanan udara.
setengah penuh.8. Menutup botol, kemudian mengocok air dalam
botol tersebut dengan cara menggoyang-goyangkan botol.
9. Membuang air di dalam botol. Setelah kosong, menutup kembali botol tersebut.
10. Mendiamkan botol kemudian menunggu beberapa saat, dan lihat apa yang terjadi.
11. Kerjasama antar kelompok kerjaMenganalisis
Data12. Mencatat dan memasukkan data ke dalam
tabel13.Menganalisis pengaruh massa jenis pada peristiwa
tenggelam, melayang dan terapung.14. Menganalisis pengaruh akibat dari perbedaan
tekanan udara.Membuat
Kesimpulan15. Menyimpulkan pengaruh massa jenis pada
peristiwa tenggelam, melayang dan terapung.16. Menyimpulkan pengaruh akibat dari perbedaan
tekanan udara17. Ketepatan dalam menyerahkan laporan hasil
percobaan
Tabel 3.4Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Kognitif (THB)
Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : IPA Fisika
Pokok Bahasan : Tekanan
Kelas/Semester : VIII/II
Kompetensi Dasar : 5.4 Menyelidiki tekanan pada benda padat, cair, dan gas
serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
No Tujuan Pembelajara
n Khusus
Aspek
Butir Soal Kunci Jawaba
n
Skor4 3 2 1
Tekanan adalah ….. a. Hasil bagi antara volume bidang
tekan dengan massa jenis bendab. hasil bagi antara volume bidang
tekan dengan luas bidang tekan
53
1Menjelaskan pengertian tekanan
C2
tempat gaya itu bekerjac. hasil bagi antara gaya tekan dengan
luas bidang tekan tempat gaya itu bekerja
d. hasil bagi antara luas bidang tekan dengan gaya tekan tempat gaya itu bekerja
C
2Menuliskan persamaan tekanan.
C1
Yang merupakan persamaan tekanan adalah ...........
a. P = FA c. A =
FP
b. F = PA d. A =
AA
A
3
Menentukan hubungan tekanan dengan gaya yang diberikan
C2
Bentuk benda yang memberikan tekanan terbesar pada suatu bidang adalah ..........a. c.
b. d. .
A
4
5
Menghitung besarnya tekanan yang diberikan suatu benda
C3
Sebuah sepatu memiliki tumit dengan luas 2 cm2 ditekan dengan gaya sebesar 10 N. Maka besar tekanan sepatu tersebut adalah .......a. 10 N/m2 c. 500 N/m2
b. 200 N/m2 d. 100 N/m2
Sebuah balok bermassa 300 kg dengan ukuran panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 0,5 m.
Berapakah tekanan pada dasar balok jika balok diletakkan diatas meja pada posisi seperti terlihat pada gambar di atas .......
C
A
54
a. 2000 N/m2 c. 500 N/m2
b. 50 N/m2 d. 5000 N/m2
6Menjelaskan pengertian tekanan hidrostatik.
C2
Tekanan dalam zat cair yang disebabkan oleh berat zat cair itu sendiri merupakan definisi dari ........a. Tekanan Hidrostatisb. Tekananc. Bejana Berhubungand. Massa Jenis zat cair
A
7
Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik.
C1
Faktor-faktor yang memperngaruhi tekanan hidrostatis :(1). Kedalaman permukaan benda (h)(2). Massa jenis zat cair (ρ ¿(3). Percepatan gravitasi (g)(4). Bentuk penampang zat cair Pernyataan yang benar adalah .......a. (1), (2), dan (3)b. (1), (2), dan (4)c. (1), (3), dan (4)d. (2), (3), dan (4)
A
8Menuliskan persamaan tekanan hidrostatik.
C1
Persamaan yang benar untuk tekanan hidrostatis adalah .......
a. Ph = ρ . gh c. Ph = ρ . A .
h
b. Ph= ρ .hg d. Ph = ρ . g .
h
D
9Menghitung besarnya tekanan hidrostatik.
C3
Tekanan hidrostatis dialami penyelam yang menyelam pada kedalaman 4 m di bawah permukaan air yang mempunyai massa jenis 1 kg/m3 adalah ......Pa (gravitasi = 10 m/s2)a. 10 c. 40b. 20 d. 50Sebuah akuarium diisi air setinggi 80 cm. Didalamnya terdapat ikan yang berada 20 cm dari dasar kolam. Jika g = 10 m/s2, hitunglah tekanan
C
55
10yang di alami oleh ikan .... (ρair = 1000 kg/m3)a. 2000 N/m2 c. 4000 N/m2
b. 1000 N/m2 d.5000 N/m2
A
11Menghitung massa jenis zat cair
C3
Tekanan pada kedalaman 0,2 m dalam suatu zat cair adalah 2 N/m2. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s2. Massa jenis zat cair tersebut adalah ......a. 1 kg/m3 c. 4 kg/m3b. 2 kg/m3 d.2 kg/m3
C
12
Menghitung besarnya tekanan pada zat cair yang dipengaruhi oleh tekanan udara dari luar
C3
Seorang penyelam berada pada 1000 m di bawah permukaan air. Jika massa jenis air sebesar 1,03 x 103 kg/m3 dan percepatan gravitasi bumi ditempat itu 10 m/s2. Berapakah tekanan hidrostatis penyelam jika tekanan udara di atas permukaan air 105 Pa ……….
a. 1,13 x 106 N/m2
b. 11,3 x 106 N/m2
c. 113 x 106 N/m2
d. 113 N/m2
A
13Menyebutkan hukum bejana berhubungan
C1
Jika bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair sejenis dan dalam keadaan diam, permukaan zat cair itu berada pada suatu bidang datar. Pernyataan ini merupakan bunyi hukum ............a. Pascal c. Kapilaritasb. Archimedes d. Bejana Berhubungan
D
14Menulis persamaan bejana berhubungan
C1
Berikut ini merupakan rumus dari bejana berhubungan adalah .......
a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. F1
A1 =
F2
A2
b. P = FA d. Ph =
ρ . g . h
A
Sebuah bejana berbentuk U berisi air dalam oli seperti gambar di bawah
56
15
16
Menghitung tinggi, massa jenis pada bejana berhubungan
C3
ini.
Jika ρ air 1 gr/cm3, maka besarnya massa jenis oli adalah ...............a. 0,8 gr/cm3 c. 0,2 gr/cm3
b. 0,4 gr/cm3 d. 0,7 gr/cm3
Sebuah tabung berbentuk U diisi oleh air dengan minyak tanah, jika massa jenis ar 1000 kg/m3 dengan ketinggian minyak tanah 1,2 m dan massa jenis minyak tanah 800 kg/m3
maka tinggi kolam air adalah ........a. 0,69 m c. 0,98 mb. 0,96 m d. 0,97 m
A
B
17
Menyebutkan contoh aplikasi bejana berhubungan dalam kehidupan sehari-hari
C1
1. Teko 4. Pompa Hidrolik2. Meja 5. Ember3. SelangAlat-alat yang prinsip kerjana Berdasarkan bejana berhubungan adalah ....a. (1), (2), dan (3)b. (1), (3), dan (5)c. (2), (3), dan (5)d. (3), (4), dan (5)
B
18Menjelaskan pengertian gejala kapiler atau kapilaritas
C2
Gejala Naik atau turunnya suatu zat cair pada pipa kapiler disebut .........a. Bejana Berhubunganb. Peristiw alamc. Kapilaritasd. hukum pascal
C
19Menjelaskan kegunaan pipa U
C2
Kegunaan pipa U adalah......a. Menentukan massa jenis suatu zat
cairb. Menghitung massa beban pada pipa
UA
57
c. Membentuk suatu bidang datard. Menampung air
20Menyebutkan karakteristik pipa U
C1
Karakteristik pipa U yang benar, kecuali .........a. Berbentuk Ub. Tekanan yang dihasilkan pada salah
satu bejanan lebih kecil dibandingkan dengan bejana yang lain
c. Tinggi permukaan pipa berbeda jika diisi dengan zat cair yang berbeda
d. Pipa kapiler pada bejana permukaan zat cair tidak membentuk bidang datar.
B
21Menjelaskan prinsip kerja pipa U pada zat yang tidak sejenis
C2
Apabila minyak goreng dan air dimasukkan kedalam pipa U, maka yang akan terjadi adalah ..........a. Air dan minyak sama-sama
bentuknya datarb. Air dan minyak membentuk
permukaan yang miringc. Minyak lebih tinggi dari aird. Air lebih tinggi dari minyak
D
22
Menjelaskan prinsip kerja pipa U pada zat yang sejenis
C2
Jika zat cair sejenis diisikan pada ujung-ujung pipa U yang akan trejadi adalah .....a. salah satu datar dan ang lain miringb. salah satu tinggi dari pada ang lain\c. keduanya sama-sama miringd. keduanya sama-sama datar
D
23Menyebutkan bunyi hukum pascal
C1
Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup, diteruskan ke segala arah yang sama besar. Pernyataan tersebut disebut .......a. Hukum Archimedesb. Hukum Bejana Berhubunganc. Hukum Kapilaritasd. Hukum Pascal
D
24Menyebutkan persamaan hukum pascal
C1
Berikut ini merupakan pesamaan rumus hukum pascal adalah ........
a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. F1
A1 =
F2
A2
C
58
5000 N
b. P = FA d. Ph =
ρ . g . h
25Menyebutkan alat-alat yang bekerja sesuai hukum pascal
C1
Berikut ini merupakan alat-alat yang bekerja berdasarkan prinsip hukum pascal, kecuali ...........a. Pompa Hidrolik c. Rem Hidrolikb. Perahu d. Dongkrak Hidrolik
B
26
Menghitung besarnya gaya tekan menggunakan konsep hukum pascal
C1
Perhatikan gambar berikut!
A1 = 0,005 m2
A2 = 0,2 m2
A1 = 0,005 m2
Agar dapat mengangkat benda sebesar 5000 N gaya F1 yang digunakan harus lebih besar dari……………………………..Na. 125 c. 150b. 175 d. 200
A
27
Menghitung besarnya luas penampang menggunakan konsep hukum pascal
C2
Perhatikan gambar!
Luas A1= 0,01 m2 Luas A2
Alat pengangkat hidrolik pada gambar di atas memiliki gaya pada pengisap kecil dan besar masing-masing F1 = 40 N dan F2 = 160 N. Jika luas penampang pengisap kecil adalah A1 = 0,01, maka nilai untuk
B
59
F1
F2
F1 = 40N F2 = 60N
luas penampang pengisap besar adalah………………..m2
a. 0,002 m2 c. 0,003 m2
b. 0,004 m2 d.0,006 m2
28
Menjelaskan fungsi dari dongkrak hidrolik
C1
Dongkrak hidrolik merupakan salah satu contoh alat yang menggunakan prinsip hokum pascal yang digunakan untuk ………..a. mengepres kapas atau kertasb. mengangkat sebagian badan mobil
misalnya saat kita ingin mengganti ban mobil
c. mengangkat semua badan mobil agar mempermudah saat akan melakukan perbaikan
d. memeras air buah-buahan
B
29Menyebutkan fungsi rem hidrolik
C1
Fungsi dari rem hidrolik adalah ……a. Membuat mobil dapat melaju dan
melambatb. menahan gerak cakram yang
berhubungan dengan banc. menaikkan gas mobild. menghidupi lampu mobil
B
30Menyebutkan bunyi hukum Archimedes
C1
Suatu benda yang dicelupkan ke dalam zat cair, baik sebagian atau seluruhnya akan mendapat gaya keatas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut. Pernyataan tersebut merupakan bunyi hukum ……………a. Hukum Archimedesb. Hukum Pascalc. Humul Boyled. Hukum Bejana Berhubungan
A
31Menulisan persamaan hukum Archimedes
C1
Berikut merupakan persamaan dari hukum Archimedes adalah ……………a. ρ1 . h1 = ρ2 . h2 c. g = ρFA Vb. FA = ρg V d. ρ = FAg V
B
60
32Menyebutkan tiga peristiwa dari hukum Archimedes
C1
Berikut yang merupakan peristiwa dari hukum Archimedes :1) melayang2) mengapung3) tenggelam4) mengendapPernyataan yang benar adalah ……a. (1), (2), dan (3)b. (1), (2), dan (4)c. (2), (3), dan (4)d. (1), (3), dan (4)
A
33
34
35
Menyelidiki syarat benda tenggelam, melayang dan mengapung
C3
Syarat benda dikatakan tenggelam adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari
pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari
massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat caird. semua salah
Syarat benda dikatakan melayang adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari
pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari
massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat caird. semua salah
Syarat benda dikatakan mengapung adalah ………a. massa jenis benda lebih besar dari
pada massa jenis zat cairb. massa jenis benda lebih kecil dari
massa jenis zat cairc. massa jenis benda sama dengan
massa jenis zat caird. semua salah
A
C
B
36Menyebutkan alat yang C1
Berikut ini yang merupakan contohpenerapan hukum Archimedes
adalah B
61
bekerja berdasarkan prinsip hukum Archimedes
…………a. Dongkrak hidrolikb. hidrometerc. pompa udarad. rem hidrolik
37Menyebutkan fungsi hidrometer
C1
Berikut merupakan fungsi dari hidrometer adalah ………..a. mengangkat kapal ke atas
permukaan airb. mengangkat ban mobilc. alat untuk mengukur massa jenis zat
caird. mengukur tekanan atmosfer
C
38
Menjelaskan pengertian jembatan ponton
C2
Pengertian jembatan ponton yang benar adalah …………..a. Kumpulan drum-drum kosong yang
sudah tidak di pakaib. Kumpulan drum-drum yang berisi
air dibuat sebagai jembatanc. Kumpulan drum-drum kosong yang
diikat dan diatasnya dikasih papan dibuat sebagai jembatan
d. semua benar
C
39Menyebutkan pengertian tekanan udara
C2
Udara yang mempunyai berat memberikan tekanan. Tekanan itu yang biasa di sebut dengan………….a. tekanan hidrostatisb. tekanan fluidac. tekanan aird. tekanan udara
D
40Menuliskan persamaaan tekanan udara
C1
Persamaan tekanan udara yang benar adalah ………
a. P = P0 – (h
100 x 1 cmHg)
b. P0 = P– (h
100 x 1 cmHg)
c. h = P0 – (P
100 x 1 cmHg)
d. P = h – (P0
100x 1 cmHg)
A
Faktor-faktor yang mempengaruhi
62
41
Menyebutkan factor-faktor yang memperngaruhi tekanan udara
C1
tekanan udara :(1). Tinggi rendah suatu tempat(2). Reaksi kimia(3). TemperaturePernyataan yang benar adalah :a. (1), dan (2) c. (1) dan (3)b. (2), dan (3) d. (1), (2) dan (3)
C
42 Menyebutkan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di ruang terbuka
C1 Berikut merupakan alat untuk mengukur tekanan udara di ruang terbuka adalah …….a. Thermometer c. Manometerb. Spidometer d. Barometer
D
43
Menyebutkan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di ruang tertutup
C1
Berikut merupakan alat untuk mengukur tekanan udara di ruang tertutup adalah …….a. Thermometer c. Manometerb. Spidometer d. Barometer
C
44
Menjelaskan hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara
C2
Pernyatan yang tepat tentang hubungan tekanan udara dengan ketinggian tempat adalah …………..a. Semakin tinggi ketinggian tempat
semakin rendah tekanan udaranyab. Semakin tinggi ketinggian tempat
semakin besar tekanan udaranyac. Semakin rendah ketinggian tempat
semakin rendah tekanan udaranyad. Semakin rendah ketinggian tempat
semakin tinggi tekanan udaranya
A
63
45
46
Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan ketinggian tempat dan tekanan udara
C3
Tekanan udara di suatu tempat di lereng gunung adalah 66 mmHg. Ketinggian lereng tersebut adalah …. m di atas permukaan laut.a. 100 c. 1000b. 330 d. 6600
Tiap naik 10 m, tekanan udara berkurang 1 mmHg. Jika ketinggian kota Bandung 800 m dari permukaan laut, tekanan udara di kota tersebut adalah…………..a. 86 cmHg c. 68 cmHgb. 76 cmHg d. 66 cmHg
C
C
47Menyebutkan manfaat tekanan udara bagi manusia
C1
Salah satu contoh dari manfaat tekanan udara bagi manusia adalah……..a. Kapal selamb. Balon udarac. Dongkrak hidrolikd. Gelangan kapal
B
48Memprediksi hubungan antara ketinggian suatu tempat dengan perbedaan tekanan udara
C1 Perhatikan gambar berikut ini !
Gambar nomor berapakah yang tekanan gasnya paling besar…..a. 1 b. 2b. 3 d. 4
D
49Menyebutkan contoh tekanan gas dalam ruang tertutup
C1
Berikut ini merupakan alat bantu penerapan dari tekanan udara dalam ruang tertutup adalah, kecuali….a. Balon udara c. Hidrometerb. Barograf d. Kapal selam
C
50
Menyebutkan hal-hal yang merupakan C1
Gejala-gejala alam berikut disebabkan oleh tekanan udara, kecuali …..a. Angin c. Angin topan C
64
1 2 3 4
akibat dari perbedaan tekanan udara
b. Gempa bumi d. Cuaca
Keterangan :
C1 = aspek pengetahuan (26 soal = 52%)
C2 = aspek pemahaman (11 soal = 20%)
C3= aspek penerapan (13 soal = 28%)
3.6 Uji Coba Instrumen
Instrumen THB kognitif yang berupa tes obyektif berjumlah 50 soal dengan
empat option jawaban akan diuji cobakan pada kelas yang akan diajarkan dengan
menggunakan metode eksprimen. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui
kualitas tes.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
Pengujian ini meliputi :
3.6.1 Uji Validitas Instrumen
Haynes et al. dalam Azwar (2015: 111) mengatakan bahwa makna
validitas isi adalah sejauh mana elemen-elemen dalam suatu instrumen ukur
benar-benar relevan dan merupakan representasi dari konstrak yang sesuai dengan
tujuan pengukuran. Penilaian ini bersifat kualitatif dan judgemental dan
dilaksanakan oleh suatu panel expert, bukan oleh penulis aitem atau perancang tes
itu sendiri (Straub, 1989 dalam Azwar, 2015: 112). Prosedur ini kemudian
65
menghasilkan validitas logis (logical validity). Seberapa tinggi kesepakatan
diantara expert yang melakukan penilaian kelayakan suatu aitem akan dapat
diestimasi dan dikuantifikasikan, kemudian statistiknya dijadikan indikator
validitas isi aitem dan validitas isi tes. Salah satu statistik yang menunjukan
validitas isi aitem dengan menggunakan formula Aiken’s V untuk menghitung
content validity coefficient dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem.
Penilaian dilakukan dengan cara memberi skor antara 1 (sangat tidak
relevan) sampai dengan 4 (sangat relevan). Kategori penilaian ratings sebagai
berikut :
Skor 4 = sangat relevan
Skor 3 = relevan
Skor 2 = kurang relevan
Skor 1 = tidak relevan
Statistik Aiken’s dirumuskan sebagai:
V=∑ s / [n(c−1 )]
s = r – lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini = 1)
c = angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 4)
r = angka yang diberikan oleh seorang penilai
Saifuddin Azwar (2015: 113) berpendapat bahwa kriteria suatu item
dikatakan valid secara isi bila nilai content validity coefficient bernilai positif >
0,3 sampai 0,5 yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli.
Koefisien Validitas Interprestasi
66
>0,35 Sangat Relevan
0,21- 0,35 Relevan
0,11 – 0,20 Cukup relevan
< 0,11 Kurang Relevan
(Azwar Saifuddin, 2015 : 149)
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap (Suharsimi Arikunto, 2015: 100). Reliabilitas
instrumen dihitung dengan rumus K – R. 21 (Suharsimi Arikunto, 2015: 117)
yaitu:
r11 = ( nn−1 )(1− M (n−M )
n St2 )
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir soal
St = Varians Total
M = skor rata-rata
Klasifikasi kriteria reliabilitas instrument yaitu:
0,81 - 1,00 Sangat tinggi
0,61 - 0,80 Tinggi
0,41 - 0,60 Cukup
67
0,21 - 0,40 Rendah
0,00- 0,20 Sangat rendah
(Suharsimi Arikunto, 2015: 89)
3.6.3 Uji Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal (Suharsimi Arikunto, 2015: 223). Taraf kesukaran dirumuskan :
P = BJS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul
J = jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Dengan klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut :
P 0,00 - 0,30 Sukar
P 0,31 - 0,70 Sedang
P 0,71 - 1,00 Mudah
(Suharsimi Arikunto, 2015: 225)
Soal-soal yang dianggap baik adalah soal-soal yang mempunyai indeks kesukaran
0,30 sampai dengan 0,70.
3.6.4 Uji Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan peserta didik yang
bodoh (berkemampuan rendah) (Suharsimi Arikunto, 2015: 228). Rumus untuk
mengetahui daya pembeda tiap butir soal adalah:
68
D = BA
J A−
BB
J B = PA - PB
Keterangan :
D = Daya pembeda butir soal
BA = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
JA = Banyaknya subyek kelompok atas
BB = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
JB = Banyaknya subyek kelompok bawah
PA = Indeks kesukaran untuk kelompok atas
PB = Indeks kesukaran untuk kelompok bawah
Dengan hasil klasifikasi kriteria daya pembeda:
D : 0,00 – 0,20 jelek (poor)
D : 0,21 – 0,40 cukup ( satisfactory )
D : 0,41 – 0,70 baik ( good )
D : 0,71 – 1,00 baik sekali ( excellent )
D : negatif Semua soal tidak baik di (gugurkan)
(Suharsimi Arikunto, 2015: 232)
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai daya pembeda
0,40 sampai dengan 0,70
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis
deskriptif. Tujuannya adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian dalam
69
mengambil sebuah kesimpulan.Teknik penganalisisan data dapat dirinci sebagai
berikut :
3.7.1 Keterampilan Unjuk Kerja (Psikomotor)
Penilaian hasil belajar psikomotor dengan menggunakan lembar pengamatan
psikomotor yang diisi oleh 3 pengamat terhadap masing-masing kelompok yang
diamati. Kriteria skor yang diberikan oleh pengamat adalah sebagai berikut :
Angka 4 = sangat baik
Angka 3 = baik
Angka 2 = cukup
Angka 1 = kurang
Rata-rata skor dari pengamat tiga dikonversi menjadi nilai dengan rumus sebagai
berikut (Trianto, 2010: 256) :
Nilai =skor yang diperoleh pengamat
skor maksimumx100 %
Peserta didik dikatakan tuntas apabila nilai yang diperoleh sebesar ≥ 70 %. Nilai
yang diperoleh dikategorikan dalam rentang sesuai dengan skala penilaian sebagai
berikut.
Skor totalNilai konversi
KategoriAngka Huruf
10 – 12
7 – 9
4 – 6
≤3
83 – 100
59 – 75
34 – 50
25
A
B
C
D
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sumber : Muslich ( 2014: 98)
70
3.7.2 Tes Hasil Belajar Kognitif
Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar
siswa setelah pembelajaran pada materi tekanan dengan menggunakan metode
eksperimen. Analisis data THB dengan menggunakan ketuntasan individu,
klasikal dan ketuntasan TPK.
a. Ketuntasan Individu
Ketuntasan belajar peserta didik (individu) dihitung dengan menggunakan
persamaan (Trianto, 2010: 24) yaitu:
KB = TT1
x 100%
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik
T1 = Jumlah skor total
Setiap peserta didik dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu)
jika proporsi jawaban benar ≥ 70% (standar ketuntasan individu SMPN-6
Palangka Raya).
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan secara klasikal dikatakan tuntas jika ≥ 85% individu yang tuntas
dari jumlah peserta didik yang berada di kelas tersebut (standar ketuntasan
klasikal SMPN-6 Palangka Raya). Rumus persentasenya (P) (widiyoko,
2002:55) adalah:
KK = [ jumlahsiswa yang tuntasN ] x 100 %
71
Keterangan :
KK = persentase ketuntasan klasikal
N = jumlah peserta didik
c. Ketuntasan Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
Suatu TPK dikatakan tuntas jika persentase peserta didik yang mencapai TPK
≥ 70 %. Untuk menghitungnya dapat menggunakan rumus sebagai berikut
(Widiyoko, 2002: 55):
P = [ jumlahsiswa yangmencapai TPK tersebutN ] x 100 %
Keterangan :
P = persentase TPK
N = jumlah peserta didik
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2015. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Jilid 2. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2013. 7 Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif). Jogjakarta : Diva Press
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alabeta
Azwar, Saifuddin. 2015. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor : Ghali Indonesia
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kulalitatif.
Jakarta : Raja Granfindo Persada
Faizi, Mastur. 2013. Ragam Metode Mengajar Eksakta Pada Murid. Jogjakarta :
Diva Press
Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika
Aditama
Handayani, Sri, dkk. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Hatibe, Amiruddin. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta :
Suka-Press UIN Sunan Kalijaga
Haryadi, Bambang. 2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Humaidi, Haris, dkk. 2009. Fisika SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
73
Indrajit, Dudi. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika untuk kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Krisno, Moch. Agus, dkk. 2008. IlmuPengetahuan Alam Untuk SMP/MTs. Jakarta
: Pusat Perbukuan, departemen Pendidikan Nasional
Muslich, Masnur. 2014. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Rizema, Putra Sitiatava. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.
Jogjakarta: Diva Press
Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sagala, Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta
Sarwono, dkk. 2009. Fisika 2 SMA dan MA Kelas XI Mudah dan Sederhana.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo
Supiyanto. 2007. Fisika Untuk Kelas XI. Jakarta : Phibeta
Susanto, Agus, dkk. 2013. IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta
Erlangga
dkk. 2007. IPA Fisika Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta
Erlangga
Trianto. 2010. Mode Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan
Impementasinya Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Kencana.
74
Pratiwie P, Rinie. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Menengah Pertama
Kelas VIII Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional
Wasis & Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS Kelas VIII. Jakarta
: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Widiyoko, M. Taufik. 2002. Pengembangan Model Pembelajaran Langsung yang
Menekan pada Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengerluaran di
SMP. Tesis tidak Diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
75
Top Related