Download - Proposal TEA

Transcript
Page 1: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 1/33

 

1

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN THINK-EXPLAIN-APPLY  

(TEA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA

KONSEP HIDROLISIS GARAM

(Penelitian kelas pada siswa kelas XI IPA 2 di MAN 2 Kota Bandung)

I.  LATAR BELAKANG

Ilmu kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang

memiliki konsep-konsep yang bersifat kompleks dan abstrak serta berlandaskan

eksperimen (Yunita, 2009:7). Sebagaimana dikemukaan oleh Kementrian Pendidikan

Kerajaan Inggris, bahwa pembelajaran kimia harus disertai praktikum, namun yang

dilakukan adalah demostrasi eksperimen (Yunita, 2009:17). Eksperimen merupakan

rangkaian kegiatan yang melibatkan keterampilan-keterampilan proses IPA (Yunita, 2009: 3). Beberapa peneliti mengindikasikan bahwa kimia dianggap sebagai subjek abstrak 

dan sulit untuk dipelajari oleh banyak siswa (Nieswandt, et al. dalam Onder & Geban,

2006:166). Penemuan alasan sulitnya konsep kimia adalah kurangnya pemahaman

konsep kimia secara utuh. Padahal tujuan dari pangajaran kimia adalah membantu siswa

mengembangkan pemahaman konsep-konsep. Maka dari itu, pentingnya menemukan

  pembelajaran kimia yang dapat mendukung belajar bermakna (Onder & Geban,

2006:166).

Belajar kimia menurut paragdima baru adalah memberikan sejumlah pengalamankepada siswa untuk menguasai kimia dan membimbing mereka untuk menggunakan

  pengetahuan kimia tersebut. Agar siswa dapat menggunakan pengetahuan kimianya

mereka perlu belajar berpikir kimia. Dengan demikian tujuan utama belajar kimia

adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan kemampuan

kimia yang dimilikinya, atau lebih dikenal sebagai keterampilan generik kimia

(Liliasari, dkk. 2007).

Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono, 2009 : 8), Keterampilan generik sains

adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep danmenyelesaikan berbagi masalah sains. Keterampilan generik sains dalam pembelajaran

IPA dapat dikategorikan menjadi sembilan indikator, yaitu : (1) pengamatan langsung,

(2) pengamatan tak langsung, (3) kesadaran tentang skala besaran, (4) bahasa simbolik,

 

1

Page 2: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 2/33

 

(5) kerangka logika taat asas, (6) inferensi logika, (7) hukum sebab akibat, (8)

 pemodelan matematika, dan (9) membangun konsep.

Menurut Johnstone (dalam Jazilah, 2010) salah satu topik yang dianggap sulit

  bagi siswa dalam pembelajaran kimia adalah hidrolisis garam. Hidrolisis garam

merupakan konsep yang berdasarkan prinsip sehingga memerlukan penjelasan yang

khusus dalam penyampaiannya kepada siswa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan

dalam mempelajari konsep tersebut, bahkan banyak siswa yang mengalami kesalahan

dalam memahami konsep ini, karena siswa juga harus memiliki pengetahuan prasyarat

yang banyak sebelum mempelajari konsep tersebut diantaranya adalah konsep larutan,

kesetimbangan kimia, kimia larutan dan persamaan reaksi kimia. Untuk mengatasi

kesulitan dan kesalahan konsep tersebut guru harus mampu menyampaikan konsep

dengan baik melalui pendekatan pembelajaran yang dapat memacu motivasi siswa.Berdasarkan studi pendahuluan, siswa kelas XI IPA MAN 2 Kota Bandung 

mengalami kesulitan dalam memahami konsep hidrolisis garam. Kesulitan tersebut

diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan prasyarat dari konsep hidrolisis garam..

Dengan demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan

dan kesalahan tersebut.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan dan

kesalahan dalam konsep hidrolisis garam adalah dengan menerapkan pendekatan

 pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA). Pendekatan pembelajaran TEA ini adalahsebuah pendekatan pembelajaran dalam kegiatan praktikum di laboratorium yang

menekankan pada proses Think  (berpikir),  Explain (menjelaskan) dan  Apply 

(pengaplikasian) (Öztürk at.al ., 2008:132).

Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis memberikan judul

  penelitian ³Penerapan Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) Untuk 

Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Pada Konsep Hidrolisis Garam´.

II.  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan dalam

 penelitian inis adalah :

Page 3: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 3/33

 

1.  Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)

untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA pada konsep

hidrolisis garam di MAN 2 Kota Bandung ?

2.  Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA melalui

  pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) pada konsep hidrolisis

garam di MAN 2 Kota Bandung ?

3.  Bagaimana tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan generik sains

siswa kelas XI IPA melalui penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-

 Apply (TEA) pada konsep hidrolisim garam di MAN 2 Kota Bandung ?

III. TUJUAN PENELITIAN

Berdasakan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1.  Memperoleh informasi tentang penerapan pendekatan pembelajaran Think-

 Explain-Apply (TEA) untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas

XI IPA pada konsep hidrolisis garam di MAN 2 Kota Bandung.

2.  Mengetahui peningkatan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA melalui

  pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) pada konsep hidrolisis

garam di MAN 2 Kota Bandung.

3.  Mengetahui tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan generik sainssiswa kelas XI IPA melalui penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-

 Apply (TEA) pada konsep hidrolisim garam di MAN 2 Kota Bandung

IV.  MANFAAT PENELITIAN

Setiap penelitian memiliki kesamaan tujuan yang besar yaitu peningkatan potensi

setiap individu yang terkait dalam pembelajaran. Adapun manfaat penelitian ini

diantaranya adalah :

1.  Bagi Siswa

a.  Meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari kimia yang dipandang sulit

dan membosankan.

Page 4: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 4/33

 

 b.  Penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) dapat

meningkatkan keterampilan generik sains terutama pada konsep hidrolisis

garam.

2.  Bagi Guru

a.  Memberikan informasi mengenai peningkatan keterampilan generik sains

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Think-Expalin-Apply (TEA).

 b.  Hasil analisis keterampilan generik sains pada konsep hidrolisis garam dapat

memberikan gambaran mengenai pendekatan pembelajaran yang sesuai

sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif inovasi pendekatan

 pembelajaran di sekolah.

3.  Bagi Peneliti

a.  Dapat menyelidiki cara peningkatan keterampilan generik sains melalui pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) yang dapat diterapkan

 pada konsep hidrolisis garam.

 b.  Penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) merupakan

  pengalaman berharga, diharapkan pembelajaran ini dapat dikembangkan di

masa datang pada pokok bahasan kimia dan mata pelajaran yang lain.

Page 5: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 5/33

 

V.  KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan atau skema berikut ini!

Bagan 1.1. kerangka pemikiran

Analisis kurikulum KTSPdan silabus

Konsep hidrolisis garam

Sosialisasi pendekatan pembelajaran Think-Explain-

Apply (TEA)

1.  Sifat larutan garam2.  Konsep hidrolisis3.  Menghitung pH

larutan garam

Proses pembelaran dengan pendekatan Think-Explain-

Apply (TEA)

 Pr e tes

1.  Think (berpikir)2.  Explain (menjelaskan)3.  Apply (mengaplikasikan)

Keterampilan generik sains:

1.  Membangun konsep

2.  Pengamatan tak langsung.

3.  Pengamatan langsung.4.  Pemodelan matematika.5.  Bahasa simbolik.6.  Sebab akibat.

 Post tes

Page 6: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 6/33

 

VI.  TINJAUAN PUSTAKA

1.  Keterampilan Generik Sains

a.  Keterampilan generik 

Keterampilan generik adalah suatu keterampilan yang berkaitan dengan

sikap ilmiah. Keterampilan generik merupakan keterampilan yang dapat

digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai

masalah IPA. Dalam suatu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep,

terdiri dari beberapa keterampilan generik. Kegiatan ± kegiatan ilmiah yang

  berbeda dapat mengandung keterampilan-keterampilan generik yang sama.

Sebagaimana definisi keterampilan generik sains diungkapkan paquette, 2007

(dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 18) bahwa:

³ A gener ic  skill  i s a  proce ss t hat  can be a ppl ied t o  knowledge in mor et han  one a ppl icat ion d omain, f or  e xam ple t o   per ceive , memor ize , 

a ssimilate , analy ze ,  s ynt he size , or evaluate knowledge item.  A gener ic  skill 

i s de scr ibed by an act ion ver b ,  somet ime s wit h  per  f or mance ind icat or   such 

a s  ³in  new  situat ion´  or  ³wit hout  hel  p´ t hat  ser ve t o mi stak e t he  skill 

mor e  s pe si f ic,  while r emainin g  inde pendent f rom an y a ppl icat ion 

d omain´.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : keterampilan

generik merupakan suatu kompetensi ilmiah yang didalamnya terdapat berbagai

keterampilan sains seperti kemampuan logika dan kemampuan menganalis suatu

alasan yang dapat diterapkan dalam berbagai domain (dalam Pertiwi, sinta dewi,2009 : 18).

b. Indikator-Indikator Keterampilan Generik Sains

Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono, 2009 : 8) keterampilan generik 

sains adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai

konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Ciri dari pembelajaran sains

melalui keterampilan generik sains adalah membekalkan keterampilan generik 

sains kepada siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan generik sains dalam pembelajaran IPA dapat dikategorikan menjadi9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3)

kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat-

asas; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9)

Page 7: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 7/33

 

membangun konsep. Berikut penjelsan mengenai masing-masing indikator 

keterampilan generik sains :

1) Pengamatan Langsung

Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung dengan

menggunakan alat indera. Sebagai contoh, indera penglihatan ketika kita

menimbang gula pasir pada timbangan. Contoh lain, indera peraba, saat kita

mencelupkan tangan ke dalam air yang dingin kemudian masukkan kembali

tangan dalam air lain yang lebih hangat, maka terasa perbedaan antara keduanya.

Contoh indera pendengaran, misalnya ketika mendengar sirine mobil yang

mendekat terdengar suara sirine akan semakin kuat. Contoh indera pengecap, saat

kita membedakan rasa gula yang manis dan rasa garam yang asin. Contoh indera

  penciuman, misalnya saat kita naik gunung berapi yang masih aktif, di dekatkawahnya akan tercium bau belerang yang sangat kuat. Aspek pendidikan yang

dapat muncul dari pengamatan adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian yang

dapat diwujudkan dan sikap jujur terhadap hasil pengamatan. Baik indera kita

maupun alat bantu yang kita gunakan dalam pengamatan mengandung

keterbatasan, dan itulah sebabnya kita mengenal ³teori ketidakpastian´ dalam

 pengukuran (dalam Taufiq, 2009 : 25)

2) Pengamatan Tak Langsung

Pengamatan tak langsung adalah pengamatan yang menggunakan alat  bantu karena keterbatasan alat indera kita (dalam Taufiq, 2009 : 25). Dalam

melakukan pengamatan langsung, alat indera yang digunakan manusia memiliki

keterbatasan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri

dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika

kontak langsung dengan tubuh manusia, seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun,

untuk mengenalnya diperlukan alat bantu seperti amperemeter, indikator dan lain-

lain. Cara ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung (dalam ikhsanudin, 2007 :

18).

3) Kesadaran Akan Skala Besaran

Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar sains

akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai obyek yang

dipelajarinya. Dengan demikian, ia dapat membayangkan bahwa yang

Page 8: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 8/33

 

dipelajarinya itu tentang dari ukuran yang sangat besar seperti jagad raya sampai

yang sangat kecil seperti keberadaan pasangan elektron. Ukuran jumlah juga

sangat mencengangkan, misalnya penduduk dunia lebih dari 5 milyar, maka

  jumlah molekul dalam 1 mol zat mencapai 6,02 X 1023 buah (dalam ikhsanudin,

2007 : 18).

4) Bahasa Simbolik 

Banyak perilaku alam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa

komunikasi sehari-hari, khususnya perilaku yang bersifat kuantitatif. Sifat

kuantitatif tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa

yang kuantitaif (bahasa komunikasi) juga (dalam Taufiq, 2009 : 26). Dalam sains

misalnya bidang kimia mengenal adanya lambang unsur, persamaan reaksi,

simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi kesetimbangan, resonansi dan banyak lagi bahasa simbolik yang telah disepakati dalam bidang ilmu tersebut (dalam

ikhsanudin, 2007 : 19).

5) Kerangka Logika Taat Asas

Pada pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui

  banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat asasnya

secara logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar taat asas, maka

 perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka logika taat asas. Misalnya

keganjilan antara hukum mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell, yangakhirnya dibuat taat asas dengan lahirnya teori relativitas Einstein (dalam

ikhsanudin, 2007 : 19).

6) Inferensi Logika

Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak 

fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensi logika

dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar sains. Misalnya,

titik nol derajat kelvin sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaannya,

tetapi orang yakin bahwa itu benar (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).

7) Hukum Sebab Akibat

R angkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati

diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hubungan sebab

akibat (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).

Page 9: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 9/33

 

8) Pemodelan Matematika

Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan

  pemodelan matematika agar dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana

kecenderungan hubungan atau perubahan fenomena alam (dalam ikhsanudin,

2007 : 20).

9) Membangun konsep

Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari,

karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi, belajar 

sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa ditelaah lebih

lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah

diuji keterterapannya (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).

Adapun sub indikator dari keterampilan generik sains menurut Hartonodalam disertasinya yang berjudul ³ P embelajar an F i sik a M oder n Bag i Maha si swa

Cal on Gur u´ (dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 23) dijelaskan dalam tabel berikut

ini !

Tabel 1.1 Sub Indikator Keterampilan Generik Sains

Keterampilan generik sains Sub keterampilan generik sains

Pengamatan langsung a.  Menggunakan sebanyak mungkin indera

 b.  Mengumpulkan fakta-fakta

c.  Mencari perbedaan dan persamaan

Pengamatan tidak langsung a.  Menggunakan alat ukur tak langsung

 b.  Mengumpulkan fakta

c.  Mencari perbedaan dan persamaan

Kesadaran akan skala

 besaran

a.  Menyadari ukuran objek-objek alam.

Bahasa simbolik a.  Menggunakan aturan matematika untuk 

menjelaskan masalah.

 b.  Menggunakan aturan matematika untuk 

memecahkan masalah.

Kerangka logika taat azas a.  Mencari hubungan logis antara dua aturan.

Inferensi logika a.  Memahami aturan-aturan

Page 10: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 10/33

 

10

 b.  Berargumentasi berdasarkan aturan-

aturan.

c.  Menyelesaikan masalah berdasar aturan-

aturan.d.  Menarik kesimpulan berdasarkan aturan.

Sebab akibat a.  Menghubungkan dua atau lebih variabel.

Pemodelan matematika a.  Mengungkapkan fenomena atau masalah

dalam bentuk sketsa gambar atau grafik.

 b.  Mengungkapkan fenomena dalam bentuk 

rumusan.

c.  Mengajukan alternatif penyelesaian

masalah.Membangun konsep a.  Menambah konsep baru

(dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 23) 

Liliasari dkk (dalam Sunyono, 2009 : 11) mengemukakan bahwa untuk 

menentukan pengetahuan sains yang perlu dipelajari siswa, pengajar perlu terlebih

dahulu melakukan analisis konsep- konsep sains yang ingin dipelajari. Analisis

lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara jenis konsep-konsep

sains dengan keterampilan generik sains yang dapat dikembangkan. Hasil analisis

dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel. 1.2 Hubungan jenis konsep dan keterampilan generik sains

Keterampilan generik sains Jenis konsep

Pengamatan langsung Konsep konkrit

Pengamatan langsung/ tak langsung,

membangun konsep

Konsep abstrak 

dengan contoh konkrit

Pengamatan tak langsung, inferensi

logika

Konsep abstrak 

Kerangka logika taat azas, hukum sebab

akibat, inferensi logika

Konsep berdasarkan

 prinsip

Bahasa simbolik, pemodelan matematik Konsep yang

menyatakan simbol

Page 11: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 11/33

 

11

Pengamatan langsung/ tak langsung,

hukum sebab akibat, kerangka logika taat

azas, inferensi logika

Konsep yang

menyatakan proses

Pengamatan langsung/ tak langsung,hukum sebab akibat, kerangka logika taat

azas, inferensi logika

Konsep yangmenyatakan sifat

(Sunyono, 2009 : 11)

Brotosiswoyo (dalam Sunyono 2009 : 15-16) mengemukakan indikator 

kemampuan generik untuk pengamatan langsung dan membangun konsep dapat

diaplikasikan dengan praktikum di laboratorium dengan menggunakan

kemampuan ±kemampuan generik sains diantaranya Mengidentifikasi objek dan

fenomena, Menghubungkan objek dan fenomena dengan prinsip / teori yang  berlaku, Menentukan objek dan fenomena yang harus diamati / diukur,

Mengidentifikasi alat dan bahan, Menyusun desain percobaan, Mengamati /

mengukur fenomena melalui praktikum, Membuat data pengamatan dalam suatu

format, Mendemonstrasikan kembali percobaan yang telah dilakukan,

Menjelaskan fenomena pada percobaan, Menyimpulkan hasil percobaan.

Berikut ini manfaat penggunaan generik dalam pembelajaran sains IPA

(dalam sunyono, 2009 : 14), yaitu :

a)  Kompetensi generik membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam belajar cara belajar.

 b)  Pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi generik pada siswa, setiap

siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan guru dapat mengatur 

kecepatan pembelajarannya untuk setiap siswa.

c)  Miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena kompetensi generiknya lemah,

sehingga dengan keterampilan generik ini miskonsepsi pada siswa dapat

diminimalisir bahkan dihilangkan.

2.  Penerapan Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)

Pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) di dalam

laboratorium merupakan suatu pendekatan pembelajaran aktif di dalam

laborarium yang menekankan pentingnya berpikir, menjelaskan dan

mengaplikasikannya (Öztürk at.al ., 2008 : 132).

Page 12: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 12/33

 

12 

Belajar aktif dapat didefinisikan sebagai siswa terlibat dalam kegiatan

  pembelajaran memberikan kontrol yang luar biasa kepada para siswa selama

  belajar. Sebagai pembelajaran aktif, sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh

siswa. Mereka menggunakan otak mereka, mereka berpikir, mereka memecahkan

masalah dan mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari Öztürk  at.al .,

2008 : 132).

Penemuan pendekatan pembelajaran TEA ini dilatarabelakangi oleh

 pernyataan Confius hampir 2400 tahun yang lalu. Beliau menyatakan, ³I  f or  get 

what  I  have hear d.  I  r emember  what  I  have  seen.  I understand what  I  have d one´.

Jika diterjemahkan dapat diambil kesimpulan jika seseorang akan mudah

melupakan apa yang telah dia dengar, seseorang akan mengingat apa yang telah

dia dengar dan lihat, dan seseorang akan mengerti apa yang dipelajari jikamendengar, melihat dan melakukannya atau mengaplikasikannya.

Dalam pelaksanaanya, pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply 

(TEA) meliputi 3 tahapan yaitu : Think (Berpikir), Explain (menjelaskan) dan

Apply (Aplikasi). Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) ini

dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan generik sains. Jadi, setiap

tahapannya ditujukan untuk meningkatkan indikator-indikator keterampilan

generik sains.

a.  Think  Pada tahap ini siswa dituntut untuk berpikir dengan cara diberikan wacana

 berupa fakta-fakta yang disertai dengan kasus atau permasalahan. Selanjutnya,

siswa harus dapat mengungkapkan fakta-fakta dari wacana tersebut dan dapat

memecahkan kasus atau permasalahannya.

 b.  Explain 

 Explain berati menjelaskan. Penjelasan yang dimaksud adalah meminta siswa

untuk menjelaskan fakta-fakta secara mikroskopis. Ini merupakan kelanjutan

dari tahap t hink  dimana siswa diminta mengungkapkan fakta-fakta kemudian

 pada tahap e xplain ini siswa diminta menjelaskan fakta-fakta tersebut secara

mikroskopis.

Page 13: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 13/33

 

13 

c.  Apply

Pada tahap ini, siswa merancang praktikum berdasarkan fakta-fakta yang telah

diungkapkan pada tahap t hink  dan dijelaskan secara mikroskopis pada tahap

e xplain. Penjabaran dari tahap a pply :

1) Melakukan praktikum

2) Mengamati apa yang terjadi dengan sistem indra

3) Menjelaskan apa yang diamati

4) Meminta siswa untuk menuliskan hasil pengamatan dan menarik 

kesimpulan.

3.  Konsep Hidrolisis Garam

Garam ialah senyawa ionik yang terbentuk oleh reaksi antara asam dan  basa. Garam ialah elektrolit kuat yang terurai sempurna dalam air. Istilah

hidrolisis garam menjelaskan reaksi anion atau kation suatu garam, atau

keduanya dengan air (R aymond Chang, 2005 : 116).

Menurut Keenan (1995: 414) Larutan dari garam-garam dapat bersifat

asam, basa atau netral. Suatu larutan garam bersifat asam jika dapat memerahkan

lakmus biru sedangkan suatu larutan garam bersifat basa jika dapat membirukan

lakmus merah. Dan larutan garam bersifat netral jika tak mempunyai pengaruh

 pada lakmus. Mengapa larutan garam dapat bersifat netral, asam atau basa?, Halini karena garam terdiri kation (ion positif) dan anion (iom negatif). Kation dan

anion dari garam ini ada yang dapat bereaksi dengan air dan ada yang tidak dapat

 bereaksi dengan air atau yang disebut dengan hidrolisis garam.

Kation dan anion yang bagaimanakah yang dapat mengalami hidrolisis?.

Seperti sudah kita ketahui, garam dibentuk dari reaksi asam dan basa

(penggaraman). Asam dan basa itu merupakan larutan elektrolit. Kation dan anion

yang berasal dari elektrolit kuat tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis).

Sementara itu, yang berasal dari elektrolit lemah dapat bereaksi dengan air 

(terhidrolisis). Seperti contoh larutan NH4Cl. Garam NH4Cl dalam larutan air 

akan terionisasi menjadi ion NH4+ dan ion Cl-.

 NH4Cl(  s) NH4+( aq ) + Cl-( aq ) 

H2O(l)

Page 14: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 14/33

 

14 

 NH4+( aq ) + H2O( l  )  NH3( aq ) + H3O+(aq) (terhidrolis bersifat asam)

Cl-( aq ) + H2O(l)

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Hidrolisis merupakan reaksi

 penguraian garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis garam

sebenarnya adalah reaksi asam-basa Bronsted-Lowry. Komponen dari asam atau

  basa lemah merupakan asam atau basa konjugasi yang relatif kuat bereaksi

dengan air. Hidrolisis yang menghasilkan OH- bersifat basa, sedangkan hidrolisis

yang menghasilkan H3O+ bersifat asam (Wahyuni, 2004: 263).

a.  Macam-macam Garam dalam Reaksi  H idrolisis

1) Garam dari asam kuat dan basa kuat

Pada umumnya bahwa garam yang mengandung ion logam alkali atau ion

logam alkali tanah (kecuali Be2+

) dan basa konjugat suatu asam kuat (misalnya Cl,Br - dan NO3

-) tidak mengalami hidrolisis dalam jumlah banyak, dan larutannya

dianggap netral. Misalnya NaNO3, suatu garam yang terbentuk oleh reaksi NaOH

dengan HNO3 larut dalam air, garam ini terurai sempurna menjadi :

 NaNO3(  s) Na+( aq ) + NO3-( aq ) 

Ion Na+ terhidrasi tidak memberikan pun tidak juga menerima ion H+. Ion

 NO3- adalah basa konjugat dari asam kuat dan tidak memiliki afinitas untuk ion

H+. Akibatnya, suatu larutan yang mengandung ion Na+ dan NO3- akan netraldengan pH 7 (Dalam R aymond Chang, 2005 : 116).

Contoh pada NaCl akan terionisasi:

 NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)

 Na+(aq) + H2O(l ) (tidak bereaksi)

Cl-(aq) + H2O(l ) (tidak bereaksi)

Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi H+ dan OH- dalam air maka

larutan NaCl bersifat netral.

2) Garam dari asam lemah dan basa kuat

Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial atau

sebagian dalam air. Contohnya adalah penguraian CH3COONa dalam air 

menghasilkan :

H2O(l)

H2O(l)

Page 15: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 15/33

 

15 

CH3COONa(aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)

 Na+(aq) + H2O

CH3COO-(aq) + H2O CH3COOH(aq) + OH-(aq)

Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air 

(tidak terhidrolisis). Ion CH3COO- berasal dari asam lemah (CH3COOH),

sehingga bereaksi dengan air. Jadi, CH3COONa terhidrolisis parsial yaitu

hidrolisis anion. Hidrolisis ini menghasilkan ion OH-, maka larutan bersifat basa

(pH > 7). Konstanta kesetimbangan untuk reaksi reaksi hidrolisis ini adalah

 persamaan konstanta ionisasi basa untuk CH3COO-, sehingga dituliskan :

 K h =  

   

 K h =   atau   

 K a =  

 

   

  pOH = - log   pH = 14 ± pOH

3) Garam dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis

 parsial atau sebagian dalam air. Contoh: NH4Cl

 NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)

Ion Cl- tidak mempunyai afinitas untuk ion H+. Ion ammonium NH4+ adalah asam

konjugat lemah dari basa lemah NH3 dan terionisasi sebagai :

 NH4+(aq) + H2O(aq) NH3(aq) + H3O

+(aq)

 

H2O(l)

Page 16: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 16/33

 

16 

Cl-(aq) + H2O(aq) (tidak bereaksi)

Ion NH4+ berasal dari basa lemah (NH3), sehingga bereaksi dengan air. Ion Cl- 

  berasal dari asam kuat (HCl), sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak 

terhidrolisis). Jadi, NH4Cl terhidrolisis parsial yaitu hidrolisis kation. Hidrolisis

ini menghasilkan ion H3O+, maka larutan bersifat asam (pH < 7). Konstanta

kesetimbangannya adalah :

 K h =   =

 

  

 

 

 

   

 pH = - log  dengan, K a = tetapan ionisasi asam lemah

 K  b = tetapan ionisasi basa lemah

 K w = tetapan kesetimbangan air 

M = konsentrasi komponen garam yang terhidrolisis dalam molar 

4) Garam dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami

hidrolisis total dalam air. Contohnya pada (NH4)2CO3 akan terionisasi,

(NH4)2CO3(aq) 2NH4+(aq) + (aq)

o  NH4+ dari basa lemah : NH4OH

dari asam lemah : H2CO

R eaksi hidrolisis yang terjadi adalah :

 NH4+(aq) + H2O(l ) NH3(aq) + H3O+(aq)

(aq) + 2H2O(l ) H2CO3(aq) + OH-(aq)

Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, baik kation

dan anionnya terhidrolisis. Namun, apakah larutan yang mengandung garam

Page 17: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 17/33

 

17 

seperti itu bersifat asam, basa, atau netral bergantung pada kekuatan relatif asam

lemah dan basa lemah tersebut. Karena matematika yang berhubungan dengan

  jenis sistem ini agak rumit, hanya prediksi-prediksi kualitatif saja yang dibuat

tentang larutannya. Sifat larutan tergantung pada harga K a

dan K  b.

o  K a > K  b. Jika K a kation lebih besar daripada K  b anion, larutan akan merupakan

larutan asam karena hidrolisis kation akan lebih banyak dibandingkan

hidrolisis anion.

o  K a < K  b. K a kation lebih kecil daripada K  b anion, maka larutan haruslah larutan

 basa karena anion akan terhidrolisis jauh lebih banyak daripada kation. Pada

kesetimbangan, akan lebih banyak ion OH- dibandingkan ion H+.

o  K a = K  b. Jika K a kira-kira sama dengan K  b, larutan akan netral.

Penentuan pH yang tepat dengan penghitungan yang dikaitkan dengan harga K adan K  b sukar dilakukan.

(Wahyuni, 2004: 263 ± 265)

VII. METODOLOGI PENELITIAN

1.  Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kelas guna untuk mendapatkan data mentah sebagai hasildari perlakuan yang diberikan. Penelitian kelas ini dilakukan misalnya untuk 

efektivitas metode mengajar, pemberian tugas kepada siswa, penilaian siswa dan

lain sebagainya (Arikunto, 2002: 85).

2.  Sub jek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.

Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Kota Bandung kelas IPA dengan subjek 

  penelitian berjumlah 42 orang siswa dan dibagi menjadi 8 kelompok. Penentuan

lokasi ini berdasarkan pada observasi yang menyatakan bahwa di sekolah ini belum

 pernah menggunakan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) untuk 

meningkatkan keterampilan generik sains pada konsep hidrolisis garam.

Page 18: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 18/33

 

18 

Pengelompokan ini bedasarkan pengkategorian yang dilakukan setelah

melakukan perhitungan skor rata-rata kelas dan standar deviasi, dengan rumus

sebagai berikut:

 N 

 X  X  §!  

Keterangan :

 X  = R ata-rata nilai

 N = Jumlah siswa

22

¹¹

 º

 ¸

©©

ª

¨!

§§ N 

 X 

 N 

 X SD  

(Arikunto, 1995: 271)

Keterangan :

SD  = Standar Deviasi

§2

 X  = Kuadrat skor total

  N = Jumlah siswa

Data hasil yang telah dihitung, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa

kategori yaitu:

a.  Kelompok atas, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor 

rata-rata plus satu standar deviasi ke atas. b. Kelompok sedang, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor antara í1SD

+ 1SD.

c.  Kelompok bawah, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor í1SD dan

kurang dari itu.

Page 19: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 19/33

 

19 

3.  Prosedur Penelitian

Pengolahan data dan analisis data

Kesimpulan

Peningkatan keterampilan generik sains melalui pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)

Observasi

 Post -tes

Data

Pengumpulan data

Analisis Jurnal Penelitianyang R elevan

analisis konsepAnalisis KuriulumKTSP dan kegiatan pembelajaran pada

konssep-konsepPermasalahan

Pembuatan dan penyusunan instrument

Penentuan judul, tujuan, dan manfaat

Validasi instrument

Uji coba soal

Pelaksanaan instrument

 Pr e-tes

y  Peta konsep & analisiskonsep.

y  Deskripsi pembelajaran.y  Kisi-kisi soal  pr e tes ± 

 post tesy  Soal pre ± post testy  LKSy  Angket

Angket

Page 20: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 20/33

 

20

4.  Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Penggunaan instrumen yang tepat akan mempengaruhi data yang diperoleh agar 

sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pada tahap penyusunan instrumen ini

diperlukan perangkat pembelajaran yang terdiri atas satuan pelajaran dan alat ukur 

 prestasi belajar (tes) dalam penelitian ini digunakan diantaranya :

a.  Deskripsi Pembelajaran dengan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA)

Deskripsi pembelajaran pada konsep hidrolisis garam  dengan menggunakan

 pendekatan Think-Explain-Apply (TEA) digunakan oleh guru sebagai pedoman

alur mengajar selama pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya TEA adalah:(1) Think (berpikir); (2)  Explain (menjelaskan) (3) Apply (pengapkiasian melalui

 praktikum).

 b. Observasi

Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran langsung

tentang proses pembelajaran dengan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA).

Data observasi diperoleh melalui pengamatan langsung dan dokumentasi. Hasil

observasi kemudian di deskripsikan menjadi sebuah rangkaian pembelajaran.

c.  Lembar Kerja SiswaLembar kerja siswa (LKS) dengan menggunakan pembelajaran sebagai alat

  pembelajaran yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam

membangun pengetahuannya pada saat pembelajaran dengan bekerja kelompok 

dan untuk melihat kemampuan siswa dalam menentukan materi yang sedang

dipelajari. Lembar kerja siswa (LKS) dalam pembelajaran ini digunakan Lembar 

kerja siswa pada tahap Think ,  Explain, dan Apply.

d. Kriteria penskoran langkah-langkah pembelajaran pendekatan Think-Explain-

 Apply (TEA)

Kriteria penskoran merupakan lembar penilaian yang digunakan untuk 

menentukan skor dari setiap tahapan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA)

Page 21: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 21/33

 

21

e.  Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki oleh individu atau kelompok (suharsimi arikunto, 2006 :151). Tes

yang diberikan adalah Lembar kerja Pre-Post Test terdiri atas soal-soal test

konsep hidrolis garam yang diberikan sebelum dan sesudah diterapkan

 pendekatan Think-Explain-Apply (TEA).

f.  Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk 

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

lah lain (Suharsimi arikunto, 2006 : 151). Angket yang digunakan merupakan

 pertanyaan skala l ik er t yang terdiri dari satu daftar pertanyaan yang terdiri atastingkatan-tingakatan. Angket skala likert ini merupakan pertanyaan positif dan

negatif mengenai suatu objek sikap.

5.  Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data

kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan

yang diperoleh dari angket dan observasi. Sedangkan data kuantitatif adalah data

 berbentuk bilangan yang diperoleh dari hasil tes (pretes dan postes). Secara umum prosedur pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:

a.  Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan segala persiapan sebelum penelitian

dilaksanakan. Persiapan ini berupa mengurus surat-surat izin penelitian dan segala

surat yang berhubungan dengan penelitian, penyususnan instrumen penelitian,

menentukan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian.

 b.  Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:

1)  Tes awal berupa  pr e tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

2)  Pelaksanaan pembelajaran, yaitu penerapan pendekatan pembelajaran Think-

 Explain-Apply (TEA).

Page 22: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 22/33

 

22 

3)  Tes akhir, yang dilakukan setelah pembelajaran untuk mengetahui sejauh

mana pengaruh pendekatan pembelajara TEA membantu siswa memahami

suatu konsep.

4)  Penyebaran angket, dilakukan diakhir pertemuan untuk mengetahui

tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran TEA. 

c.  Tahap akhir 

Tahap ini merupakan tahap pengolahan data-data yang diperoleh dari tes-

tes dan angket. Kemudian, dibuat suatu kesimpulan.

6.  Teknik pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang dimaksud adalah untuk mengolah data mentah atau

hasil penelitian sesuai dengan jenis data matang yang siap ditafsirkan. Analisisdilakukan terhadap hasil observasi, LKS dan hasil tes pembelajaran

a. Tes Tertulis

Data yang diperoleh dari tes tertulis merupakan data hasil penguasaan konsep

siswa pada konsep hidrolisis garam. Analisis data dilakukan dengan langkah-

langkah berikut:

1) Menentukan kunci jawaban soal

2) Memberikan skor setiap lembar jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban

yang telah disiapkan sebelumnya.3) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai

 berikut:

X = x 100

Keterangan:

X = Nilai

= Jumlah skor LKS

  N = Jumlah skor total LKS

4)  Mengidentifikasi nilai siswa pada masing-masing kelompok (tinggi, sedang,

atau rendah) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menghitung mean (rata-rata) nilai yang diperoleh siswa dengan rumus:

X =  

Page 23: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 23/33

 

23 

Keterangan:

X = Nilai rata-rata

= Jumlah nilai totaln = Jumlah siswa

 b) Menentukan standar deviasi dengan rumus:

   

Keterangan:

= Standar deviasi

= Tiap niali dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian

dibagi jumlah siswa

= Semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan

c) Ketentuan batas kelompok 

1) Kelompok atas, semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-

rata plus standar deviasi keatas.

2) Kelompok sedang, semua siswa yang mempunyai skor antara -1SD dan

+1SD.

3) Kelompok kurang, semua siswa yang mempunyai skor -1SD dan yang

kurang dari itu.

(Arikunto, 2008 : 264)

d) Mengolah data berdasarkan prestasi.

e) Menjumlahkan dan merata-ratakan skor tiap indikator.

f)  Menafsirkan presentasi nilai yang diperoleh dengan ketentuan sebagai

 berikut:

Tabel 1.3 Klasifikasi Interpretasi R ata-rata

Nilai Predikat

80 ± 100 Sangat baik 

70 ± 79 Baik 

60 ± 69 Cukup

Page 24: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 24/33

 

24 

50 ± 59 Kurang baik 

0 ± 49 Gagal

(Arikunto, 2008)

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Data yang telah diperoleh dari LKS menggambarkan kemampuan siswa dalam

membangun pengetahuan dengan bekerja kelompok dan keterampilan kerja dalam

melakukan praktikum pada konsep hidrolisis garam. Maka dilakukan analisis data

dengan langkah-langkah berikut:

1) Mengidentifikasi LKS yang telah diisi

2) Menyesuaikan jawaban LKS dengan kunci jawaban yang telah dibuat

sebelumnya, kemudian memberi skor tiap jawaban.3) Menjumlahkan skor yang diperoleh setiap kelompok.

4) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai

 berikut:

 

= Nilai

= Skor mentah yang diperoleh

= Skor maksimum yang ideal dari tes yang bersangkutan

= Bilangan tetap

5) Mendeskripsikan hasil penelitian LKS berdasarkan kelompok belajar.

6) Merata-ratakan skor LKS pada tiap kelompok.

Mean =  X 100

Keterangan :

Mean = R ata-rata

  = Jumlah skor LKS

  N = Jumlah skor total LKS

Page 25: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 25/33

 

25 

7) Mengelompokkan siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah.

8) Menafsirkan hasil penilaian yang diperoleh dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1.4 Predikat Pencapaian Nilai LKS

Nilai Predikat

80 ± 100 Sangat baik 

66 ± 79 Baik 

56 ± 65 Cukup

40 ± 55 Kurang

30 ± 39 Gagal

(Suharsimi Arikunto, 2007 : 245)

9) Mendeskripisikan hasil penilaian LKS berdasarkan kelompok belajar.

c.  Kriteria penskoran pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)

Penilaian yang dilakukan melalui pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai

 berikut:

1) Penskoran siswa menurut ketentuan.

2) Menghitung skor tiap tahapan TEA

3) Menghitung jumlah kelompok yang menjawab tiap tahapan TEA dengan

tepat.

4) Menjumlahkan skor seluruh kelompok untuk tiap tahapan TEA.

5) Menghitung rata-rata skor seluruh kelompok untuk setiap tahapan TEA

dengan menggunakan rumus :

R ata ± rata =

 

Dimana n = jumlah kelompok 

6) Mengubah jumlah skor ke dalam bentuk persentase

Persentase (%) =

x 100

Page 26: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 26/33

 

26 

7) Mengkategorikan tingkat keberhasilan siswa

Tabel 1.5 predikat pencapaian penerapan pendekatan TEA

Persentase keberhasilan Kategori prestasi belajar

80 % atau lebih Sangat baik 

60 % - 79 % Baik 

40 % - 59 % Cukup

20 % - 39 % Kurang

0 % - 19 % Sangat kurang

d.  Observasi

Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung,

dideskripsikan dan diidentifikasi berdasarkan pendekatan pembelajaran Think-Explain-

Apply (TEA), apakah semua tahapan-tahapan pembelajaran telah teraplikasikan selama

 proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan implementasi pembelajaran.

Data ini digolongkan sebagai data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kalimat atau

kata. Data yang diperoleh dari masing-masing hasil observasi pengolahannya adalah

sebagai berikut :

1) Data dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan instrumen yang digunakan.Untuk subjek yang ³melakukan´ diberi nilai 1 dan untuk subjek yang ³tidak 

melakukan´ diberi nilai 0. (Suharsimi Arikunto, 2007 : 242 ). Mengubah skor 

menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai berikut :

X = x 100

Keterangan : X = Nilai

= Jumlah skor mentah    N = Jumlah skor total

2) Setelah data diperoleh, peneliti mendeskripsikannya dan menghubungkan

dengan hasil kali posttest siswa.

Page 27: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 27/33

 

27 

e.  Angket

Angket yang digunakan merupakan angket skala likert ini merupakan pernyataan

 positif dan negative mengenai suatu objek sikap. Menurut R idwan, teknik dalam

menganalisis data angket adalah sebagai berikut :

Tiap item dibagi ke dalam lima skala yaitu : skor 5 untuk respon sangat setuju

(SS), 4 untuk respon setuju (S), 3 untuk respon ragu-ragu (R ), 2 untuk respon

tidak setuju (TS) dan 1 untuk respon sangat tidak setuju (STS).

Data angket ini dengan tahap- tahap sebagai berikut :

1) Mengidentifikasi angket yang telah diisi

2) Memberikan skor pada setiap item pada lembar angket

3) Menjumlahkan skor yang diperoleh tiap responden

4) Merata ± ratakan skor angket dari seluruh responden

S k or an g k et  =

x 100 %

5) Menafsirkan nilai rata ± rata angket yang diperoleh dengan ketentuan sebagai

 berikut :

 No R entang skor % Interpretasi

1 81 ± 100 Sangat kuat

2 61 ± 80 Kuat

3 41 ± 60 Cukup

4 21 ± 40 Lemah

5 0 ± 20 Sangat lemah

6) Mendeskripsikan hasil penilaian angket.

Page 28: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 28/33

 

28 

7. Jadwal Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan desember tahun 2011 sampai dengan bulan

 juni 2012. Untuk menggambarkan lebih jelas jadwal penelitian dilihat pada tabel.

Tabel 1.5. jadwal penelitian 

No Kegiatan

2011 2012

Bulan ke- 

12 1 2 3  4  5  6 

1 Studi pendahuluan ¥

2 Pengajuan proposal ¥

3 Perbaikan proposal ¥

4Pembuatan dan perbaikan

instrumen¥

5 Validasi ¥

6 Pengesahan dan perizinan ¥ ¥

7 Implementasi penilaian ¥

8Pengolahan dan analisis

data¥

9 Penulisan skripsi

y  Bab I

y  Bab IIy  Bab III

y  Bab III

¥

¥¥ 

¥ 

Page 29: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 29/33

 

29 

OUTLINE SKRIPSI 

Abstrak 

Kata Pengantar 

Daftar Tabel

Daftar Isi

BAB I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

B.  R umusan Masalah

C.  Tujuan Penelitian

D.  Manfaat Penelitian

E.  Kerangka Pemikiran

F.  Definisi Operasional

BAB II. PENERAPAN TSOI LEARNING MODEL (HLM TSOI) UNTUK 

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA

SUB KONSEP SIFAT-SIFAT KOLOID

A.  Keterampilan berpikir kritis

B.  Indikator-indikator keterampilan berpikir kritis

C.  Penerapan TSOI Hybrid Learning Model (HLM TSOI) Untuk Meningkatan

Keterampilan Berpikir Kritis

D.  Sub Konsep Sifat-Sifat Koloid

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A.  Metode penelitian

B. 

Subjek penelitianC.  Prosedur penelitian

D.  Instrumen penelitian

E.  Teknik Pengumpulan Data

F.  Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

G.  Jadwal Penelitian

Page 30: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 30/33

 

30

BAB 1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP

A.  Simpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 31/33

 

31

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.  Prosedur   P enel it ian S uatu  P endek atan  Pr ak t ik   E d. Revi si 

V  I . Jakarta: R ineka Cipta

Arikunto, S, dan Jabar. 2007.  Evalua si  pro g r am pend id ik an ( Cetak an k edua ). Jakarta :

Bumi Aksara

Chang, R aymond. 2004. K imia  Da sar K on se p- K on se p  I nt i  E d i si Ket i ga J il id 2. Jakarta :

Erlangga

Dahar, R atna Wilis. 1996. T eor i-T eor i Belajar . Jakarta: Erlangga

Ikhsanudin. 2007.  P embelajar an   I nk uir i Ber ba si s  T eknol o g i   I n f or ma si U ntuk  

 Men gemban g k an Keter am pilan Gener ik  S ain s  Dan Ber  pikir  K r it i s  S i swa S ma

 P ada T o pik  H id rol i si s Gar am. Tesis jurusan program pendidikan IPA UPI

Bandung : tidak diterbitkan

Jazilah. 2010.  P ener a pan   Proce ss Or iented Guided   I nquir   y Lear nin g  (  Po g il  )   P ada

 K on se p H id rol i si s Gar am. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia UIN

Bandung: tidak diterbitkan.

Keenan dkk. 1995. K imia untuk U niversita s. Jakarta : Erlangga

Liliasari. 2007.  P enin g k atan Kual ita s   P end id ik an K imia dar i   P emahaman K on se p 

 K imia men jad i Ber  pikir K imia. Penelitian. Bandung: SPs UPI.

  Nopiah, Mohd Zulkifli. 2009.  I m provin  g Gener ic  S kill  s  Amon g  En g ineer in g S tudent  s 

Throug h  Problem Ba sed Lear nin g  in  S tat i st ic s  En g ineer in g C ourse. European

Journal of Scientific R esearch. 33 (2). 270-278

Önder, dan ömer Geban. 2006. The Effect Of Conceptual Change Texts Oriented

Instruction On Students' Underst Anding Of The Solubility Equilibrium

Concept. Eitim Fakültesi Dergisi (H.U. Journal of Education). 30. 166-173

Öztürk at.al ., 2008. The  E  ffect o f Think-Explain-Apply T eachin g Met hod on t he S ucce ss 

o  f Lear nin g -T eachin g:  A Labor at or  y S tudy. International Journal of 

Environmental & Science Education. 2, (4), 132 ±134Pertiwi, Sinta Dewi. 2009.  M odel  pembelajar an ber ba si s ma salah dan  k eter am pilan 

 gener ik   sain s. Skripsi jurusan pendidikan fisika UPI Bandung : tidak diterbitkan

Sunyono. 2009.  P embelajar an   I  P  A den gan Keter am pilan Gener ik   S ain s. Lampung:

FKIP UNILA.

Page 32: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 32/33

 

32 

Taufiq. 2009.  P ener a pan M odel  P embelajar an S ik lu s Belajar H ipotet ik   Deduk t i f U ntuk  

 Menin g k at k an  P emahaman K on se p  Dan Keter am pilan Gener ik  S ain s S i swa S ma

 P ada Mater i Ke set imban gan Benda T egar . Tesis Jurusan Program Pendidikan

IPA UPI Bandung : tidak diterbitkan

Wahyuni, Sri. 2004.  Ma ster  Mater i Rin g k a s dan  S oal T er  padu K imia S  M  A. Jakarta:

Erlangga.

Yunita. 2009.  P anduan  pen gel olaan labor at or ium kimia. Bandung : C.V. Insan Mandiri

Page 33: Proposal TEA

5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 33/33

 

33 

OUTLINE SKRIPSI 

BAB I. PENDAHULUANG.  Latar Belakang

H.  R umusan masalah

I.  tujuan penelitian

J.  manfaat penelitian

K.  kerangka pemikiran

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

E.  Keterampilan berpikir kritisF.  Indikator-indikator keterampilan berpikir kritis

G.  Penerapan TSOI Hybrid Learning Model (HLM TSOI) Untuk Meningkatan

Keterampilan Berpikir Kritis

H.  Sub Konsep Sifat-Sifat Koloid

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

H.  Metode penelitian

I.  Subjek penelitianJ.  Prosedur penelitian

K.  Instrumen penelitian

L.  Teknik Pengumpulan Data

M. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

 N.  Jadwal Penelitian

BAB 1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V. PENUTUP

B.  Simpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA