5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 1/33
1
PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN THINK-EXPLAIN-APPLY
(TEA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS PADA
KONSEP HIDROLISIS GARAM
(Penelitian kelas pada siswa kelas XI IPA 2 di MAN 2 Kota Bandung)
I. LATAR BELAKANG
Ilmu kimia adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
memiliki konsep-konsep yang bersifat kompleks dan abstrak serta berlandaskan
eksperimen (Yunita, 2009:7). Sebagaimana dikemukaan oleh Kementrian Pendidikan
Kerajaan Inggris, bahwa pembelajaran kimia harus disertai praktikum, namun yang
dilakukan adalah demostrasi eksperimen (Yunita, 2009:17). Eksperimen merupakan
rangkaian kegiatan yang melibatkan keterampilan-keterampilan proses IPA (Yunita, 2009: 3). Beberapa peneliti mengindikasikan bahwa kimia dianggap sebagai subjek abstrak
dan sulit untuk dipelajari oleh banyak siswa (Nieswandt, et al. dalam Onder & Geban,
2006:166). Penemuan alasan sulitnya konsep kimia adalah kurangnya pemahaman
konsep kimia secara utuh. Padahal tujuan dari pangajaran kimia adalah membantu siswa
mengembangkan pemahaman konsep-konsep. Maka dari itu, pentingnya menemukan
pembelajaran kimia yang dapat mendukung belajar bermakna (Onder & Geban,
2006:166).
Belajar kimia menurut paragdima baru adalah memberikan sejumlah pengalamankepada siswa untuk menguasai kimia dan membimbing mereka untuk menggunakan
pengetahuan kimia tersebut. Agar siswa dapat menggunakan pengetahuan kimianya
mereka perlu belajar berpikir kimia. Dengan demikian tujuan utama belajar kimia
adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir dan bertindak berdasarkan kemampuan
kimia yang dimilikinya, atau lebih dikenal sebagai keterampilan generik kimia
(Liliasari, dkk. 2007).
Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono, 2009 : 8), Keterampilan generik sains
adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai konsep danmenyelesaikan berbagi masalah sains. Keterampilan generik sains dalam pembelajaran
IPA dapat dikategorikan menjadi sembilan indikator, yaitu : (1) pengamatan langsung,
(2) pengamatan tak langsung, (3) kesadaran tentang skala besaran, (4) bahasa simbolik,
1
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 2/33
2
(5) kerangka logika taat asas, (6) inferensi logika, (7) hukum sebab akibat, (8)
pemodelan matematika, dan (9) membangun konsep.
Menurut Johnstone (dalam Jazilah, 2010) salah satu topik yang dianggap sulit
bagi siswa dalam pembelajaran kimia adalah hidrolisis garam. Hidrolisis garam
merupakan konsep yang berdasarkan prinsip sehingga memerlukan penjelasan yang
khusus dalam penyampaiannya kepada siswa. Banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam mempelajari konsep tersebut, bahkan banyak siswa yang mengalami kesalahan
dalam memahami konsep ini, karena siswa juga harus memiliki pengetahuan prasyarat
yang banyak sebelum mempelajari konsep tersebut diantaranya adalah konsep larutan,
kesetimbangan kimia, kimia larutan dan persamaan reaksi kimia. Untuk mengatasi
kesulitan dan kesalahan konsep tersebut guru harus mampu menyampaikan konsep
dengan baik melalui pendekatan pembelajaran yang dapat memacu motivasi siswa.Berdasarkan studi pendahuluan, siswa kelas XI IPA MAN 2 Kota Bandung
mengalami kesulitan dalam memahami konsep hidrolisis garam. Kesulitan tersebut
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan prasyarat dari konsep hidrolisis garam..
Dengan demikian, diperlukan pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan
dan kesalahan tersebut.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengatasi kesulitan dan
kesalahan dalam konsep hidrolisis garam adalah dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA). Pendekatan pembelajaran TEA ini adalahsebuah pendekatan pembelajaran dalam kegiatan praktikum di laboratorium yang
menekankan pada proses Think (berpikir), Explain (menjelaskan) dan Apply
(pengaplikasian) (Öztürk at.al ., 2008:132).
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis memberikan judul
penelitian ³Penerapan Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Generik Sains Pada Konsep Hidrolisis Garam´.
II. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan dalam
penelitian inis adalah :
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 3/33
3
1. Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)
untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA pada konsep
hidrolisis garam di MAN 2 Kota Bandung ?
2. Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA melalui
pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) pada konsep hidrolisis
garam di MAN 2 Kota Bandung ?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan generik sains
siswa kelas XI IPA melalui penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-
Apply (TEA) pada konsep hidrolisim garam di MAN 2 Kota Bandung ?
III. TUJUAN PENELITIAN
Berdasakan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Memperoleh informasi tentang penerapan pendekatan pembelajaran Think-
Explain-Apply (TEA) untuk meningkatkan keterampilan generik sains siswa kelas
XI IPA pada konsep hidrolisis garam di MAN 2 Kota Bandung.
2. Mengetahui peningkatan keterampilan generik sains siswa kelas XI IPA melalui
pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) pada konsep hidrolisis
garam di MAN 2 Kota Bandung.
3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap peningkatan keterampilan generik sainssiswa kelas XI IPA melalui penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-
Apply (TEA) pada konsep hidrolisim garam di MAN 2 Kota Bandung
IV. MANFAAT PENELITIAN
Setiap penelitian memiliki kesamaan tujuan yang besar yaitu peningkatan potensi
setiap individu yang terkait dalam pembelajaran. Adapun manfaat penelitian ini
diantaranya adalah :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan motivasi siswa untuk mempelajari kimia yang dipandang sulit
dan membosankan.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 4/33
4
b. Penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) dapat
meningkatkan keterampilan generik sains terutama pada konsep hidrolisis
garam.
2. Bagi Guru
a. Memberikan informasi mengenai peningkatan keterampilan generik sains
dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Think-Expalin-Apply (TEA).
b. Hasil analisis keterampilan generik sains pada konsep hidrolisis garam dapat
memberikan gambaran mengenai pendekatan pembelajaran yang sesuai
sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai alternatif inovasi pendekatan
pembelajaran di sekolah.
3. Bagi Peneliti
a. Dapat menyelidiki cara peningkatan keterampilan generik sains melalui pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) yang dapat diterapkan
pada konsep hidrolisis garam.
b. Penerapan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) merupakan
pengalaman berharga, diharapkan pembelajaran ini dapat dikembangkan di
masa datang pada pokok bahasan kimia dan mata pelajaran yang lain.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 5/33
5
V. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka penelitian tersebut dapat dilihat pada bagan atau skema berikut ini!
Bagan 1.1. kerangka pemikiran
Analisis kurikulum KTSPdan silabus
Konsep hidrolisis garam
Sosialisasi pendekatan pembelajaran Think-Explain-
Apply (TEA)
1. Sifat larutan garam2. Konsep hidrolisis3. Menghitung pH
larutan garam
Proses pembelaran dengan pendekatan Think-Explain-
Apply (TEA)
Pr e tes
1. Think (berpikir)2. Explain (menjelaskan)3. Apply (mengaplikasikan)
Keterampilan generik sains:
1. Membangun konsep
2. Pengamatan tak langsung.
3. Pengamatan langsung.4. Pemodelan matematika.5. Bahasa simbolik.6. Sebab akibat.
Post tes
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 6/33
6
VI. TINJAUAN PUSTAKA
1. Keterampilan Generik Sains
a. Keterampilan generik
Keterampilan generik adalah suatu keterampilan yang berkaitan dengan
sikap ilmiah. Keterampilan generik merupakan keterampilan yang dapat
digunakan untuk mempelajari berbagai konsep dan menyelesaikan berbagai
masalah IPA. Dalam suatu kegiatan ilmiah, misalnya kegiatan memahami konsep,
terdiri dari beberapa keterampilan generik. Kegiatan ± kegiatan ilmiah yang
berbeda dapat mengandung keterampilan-keterampilan generik yang sama.
Sebagaimana definisi keterampilan generik sains diungkapkan paquette, 2007
(dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 18) bahwa:
³ A gener ic skill i s a proce ss t hat can be a ppl ied t o knowledge in mor et han one a ppl icat ion d omain, f or e xam ple t o per ceive , memor ize ,
a ssimilate , analy ze , s ynt he size , or evaluate knowledge item. A gener ic skill
i s de scr ibed by an act ion ver b , somet ime s wit h per f or mance ind icat or such
a s ³in new situat ion´ or ³wit hout hel p´ t hat ser ve t o mi stak e t he skill
mor e s pe si f ic, while r emainin g inde pendent f rom an y a ppl icat ion
d omain´.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa : keterampilan
generik merupakan suatu kompetensi ilmiah yang didalamnya terdapat berbagai
keterampilan sains seperti kemampuan logika dan kemampuan menganalis suatu
alasan yang dapat diterapkan dalam berbagai domain (dalam Pertiwi, sinta dewi,2009 : 18).
b. Indikator-Indikator Keterampilan Generik Sains
Menurut Brotosiswoyo (dalam Sunyono, 2009 : 8) keterampilan generik
sains adalah keterampilan yang dapat digunakan untuk mempelajari berbagai
konsep dan menyelesaikan berbagai masalah sains. Ciri dari pembelajaran sains
melalui keterampilan generik sains adalah membekalkan keterampilan generik
sains kepada siswa sebagai pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Kemampuan generik sains dalam pembelajaran IPA dapat dikategorikan menjadi9 indikator yaitu: (1) pengamatan langsung; (2) pengamatan tak langsung; (3)
kesadaran tentang skala besaran; (4) bahasa simbolik; (5) kerangka logika taat-
asas; (6) inferensi logika; (7) hukum sebab akibat; (8) pemodelan matematika; (9)
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 7/33
7
membangun konsep. Berikut penjelsan mengenai masing-masing indikator
keterampilan generik sains :
1) Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung adalah mengamati objek secara langsung dengan
menggunakan alat indera. Sebagai contoh, indera penglihatan ketika kita
menimbang gula pasir pada timbangan. Contoh lain, indera peraba, saat kita
mencelupkan tangan ke dalam air yang dingin kemudian masukkan kembali
tangan dalam air lain yang lebih hangat, maka terasa perbedaan antara keduanya.
Contoh indera pendengaran, misalnya ketika mendengar sirine mobil yang
mendekat terdengar suara sirine akan semakin kuat. Contoh indera pengecap, saat
kita membedakan rasa gula yang manis dan rasa garam yang asin. Contoh indera
penciuman, misalnya saat kita naik gunung berapi yang masih aktif, di dekatkawahnya akan tercium bau belerang yang sangat kuat. Aspek pendidikan yang
dapat muncul dari pengamatan adalah kesadaran akan batas-batas ketelitian yang
dapat diwujudkan dan sikap jujur terhadap hasil pengamatan. Baik indera kita
maupun alat bantu yang kita gunakan dalam pengamatan mengandung
keterbatasan, dan itulah sebabnya kita mengenal ³teori ketidakpastian´ dalam
pengukuran (dalam Taufiq, 2009 : 25)
2) Pengamatan Tak Langsung
Pengamatan tak langsung adalah pengamatan yang menggunakan alat bantu karena keterbatasan alat indera kita (dalam Taufiq, 2009 : 25). Dalam
melakukan pengamatan langsung, alat indera yang digunakan manusia memiliki
keterbatasan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut manusia melengkapi diri
dengan berbagai peralatan. Beberapa gejala alam lain juga terlalu berbahaya jika
kontak langsung dengan tubuh manusia, seperti arus listrik, zat-zat kimia beracun,
untuk mengenalnya diperlukan alat bantu seperti amperemeter, indikator dan lain-
lain. Cara ini dikenal sebagai pengamatan tak langsung (dalam ikhsanudin, 2007 :
18).
3) Kesadaran Akan Skala Besaran
Dari hasil pengamatan yang dilakukan maka seseorang yang belajar sains
akan memiliki kesadaran akan skala besaran dari berbagai obyek yang
dipelajarinya. Dengan demikian, ia dapat membayangkan bahwa yang
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 8/33
8
dipelajarinya itu tentang dari ukuran yang sangat besar seperti jagad raya sampai
yang sangat kecil seperti keberadaan pasangan elektron. Ukuran jumlah juga
sangat mencengangkan, misalnya penduduk dunia lebih dari 5 milyar, maka
jumlah molekul dalam 1 mol zat mencapai 6,02 X 1023 buah (dalam ikhsanudin,
2007 : 18).
4) Bahasa Simbolik
Banyak perilaku alam yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa
komunikasi sehari-hari, khususnya perilaku yang bersifat kuantitatif. Sifat
kuantitatif tersebut menyebabkan adanya keperluan untuk menggunakan bahasa
yang kuantitaif (bahasa komunikasi) juga (dalam Taufiq, 2009 : 26). Dalam sains
misalnya bidang kimia mengenal adanya lambang unsur, persamaan reaksi,
simbol-simbol untuk reaksi searah, reaksi kesetimbangan, resonansi dan banyak lagi bahasa simbolik yang telah disepakati dalam bidang ilmu tersebut (dalam
ikhsanudin, 2007 : 19).
5) Kerangka Logika Taat Asas
Pada pengamatan panjang tentang gejala alam yang dijelaskan melalui
banyak hukum-hukum, orang akan menyadari keganjilan dari sifat taat asasnya
secara logika. Untuk membuat hubungan hukum-hukum itu agar taat asas, maka
perlu ditemukan teori baru yang menunjukkan kerangka logika taat asas. Misalnya
keganjilan antara hukum mekanika Newton dan elektrodinamika Maxwell, yangakhirnya dibuat taat asas dengan lahirnya teori relativitas Einstein (dalam
ikhsanudin, 2007 : 19).
6) Inferensi Logika
Logika sangat berperan dalam melahirkan hukum-hukum sains. Banyak
fakta yang tak dapat diamati langsung dapat ditemukan melalui inferensi logika
dari konsekuensi-konsekuensi logis hasil pemikiran dalam belajar sains. Misalnya,
titik nol derajat kelvin sampai saat ini belum dapat direalisasikan keberadaannya,
tetapi orang yakin bahwa itu benar (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).
7) Hukum Sebab Akibat
R angkaian hubungan antara berbagai faktor dari gejala yang diamati
diyakini sains selalu membentuk hubungan yang dikenal sebagai hubungan sebab
akibat (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 9/33
9
8) Pemodelan Matematika
Untuk menjelaskan hubungan-hubungan yang diamati diperlukan bantuan
pemodelan matematika agar dapat diprediksikan dengan tepat bagaimana
kecenderungan hubungan atau perubahan fenomena alam (dalam ikhsanudin,
2007 : 20).
9) Membangun konsep
Tidak semua fenomena alam dapat dipahami dengan bahasa sehari-hari,
karena itu diperlukan bahasa khusus ini yang dapat disebut konsep. Jadi, belajar
sains memerlukan kemampuan untuk membangun konsep, agar bisa ditelaah lebih
lanjut untuk memerlukan pemahaman yang lebih lanjut, konsep-konsep inilah
diuji keterterapannya (dalam ikhsanudin, 2007 : 19).
Adapun sub indikator dari keterampilan generik sains menurut Hartonodalam disertasinya yang berjudul ³ P embelajar an F i sik a M oder n Bag i Maha si swa
Cal on Gur u´ (dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 23) dijelaskan dalam tabel berikut
ini !
Tabel 1.1 Sub Indikator Keterampilan Generik Sains
Keterampilan generik sains Sub keterampilan generik sains
Pengamatan langsung a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
b. Mengumpulkan fakta-fakta
c. Mencari perbedaan dan persamaan
Pengamatan tidak langsung a. Menggunakan alat ukur tak langsung
b. Mengumpulkan fakta
c. Mencari perbedaan dan persamaan
Kesadaran akan skala
besaran
a. Menyadari ukuran objek-objek alam.
Bahasa simbolik a. Menggunakan aturan matematika untuk
menjelaskan masalah.
b. Menggunakan aturan matematika untuk
memecahkan masalah.
Kerangka logika taat azas a. Mencari hubungan logis antara dua aturan.
Inferensi logika a. Memahami aturan-aturan
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 10/33
10
b. Berargumentasi berdasarkan aturan-
aturan.
c. Menyelesaikan masalah berdasar aturan-
aturan.d. Menarik kesimpulan berdasarkan aturan.
Sebab akibat a. Menghubungkan dua atau lebih variabel.
Pemodelan matematika a. Mengungkapkan fenomena atau masalah
dalam bentuk sketsa gambar atau grafik.
b. Mengungkapkan fenomena dalam bentuk
rumusan.
c. Mengajukan alternatif penyelesaian
masalah.Membangun konsep a. Menambah konsep baru
(dalam Pertiwi, sinta dewi, 2009 : 23)
Liliasari dkk (dalam Sunyono, 2009 : 11) mengemukakan bahwa untuk
menentukan pengetahuan sains yang perlu dipelajari siswa, pengajar perlu terlebih
dahulu melakukan analisis konsep- konsep sains yang ingin dipelajari. Analisis
lebih lanjut dilakukan untuk menunjukkan hubungan antara jenis konsep-konsep
sains dengan keterampilan generik sains yang dapat dikembangkan. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel. 1.2 Hubungan jenis konsep dan keterampilan generik sains
Keterampilan generik sains Jenis konsep
Pengamatan langsung Konsep konkrit
Pengamatan langsung/ tak langsung,
membangun konsep
Konsep abstrak
dengan contoh konkrit
Pengamatan tak langsung, inferensi
logika
Konsep abstrak
Kerangka logika taat azas, hukum sebab
akibat, inferensi logika
Konsep berdasarkan
prinsip
Bahasa simbolik, pemodelan matematik Konsep yang
menyatakan simbol
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 11/33
11
Pengamatan langsung/ tak langsung,
hukum sebab akibat, kerangka logika taat
azas, inferensi logika
Konsep yang
menyatakan proses
Pengamatan langsung/ tak langsung,hukum sebab akibat, kerangka logika taat
azas, inferensi logika
Konsep yangmenyatakan sifat
(Sunyono, 2009 : 11)
Brotosiswoyo (dalam Sunyono 2009 : 15-16) mengemukakan indikator
kemampuan generik untuk pengamatan langsung dan membangun konsep dapat
diaplikasikan dengan praktikum di laboratorium dengan menggunakan
kemampuan ±kemampuan generik sains diantaranya Mengidentifikasi objek dan
fenomena, Menghubungkan objek dan fenomena dengan prinsip / teori yang berlaku, Menentukan objek dan fenomena yang harus diamati / diukur,
Mengidentifikasi alat dan bahan, Menyusun desain percobaan, Mengamati /
mengukur fenomena melalui praktikum, Membuat data pengamatan dalam suatu
format, Mendemonstrasikan kembali percobaan yang telah dilakukan,
Menjelaskan fenomena pada percobaan, Menyimpulkan hasil percobaan.
Berikut ini manfaat penggunaan generik dalam pembelajaran sains IPA
(dalam sunyono, 2009 : 14), yaitu :
a) Kompetensi generik membantu guru mengetahui apa yang harus ditingkatkan pada siswa dan membelajarkan siswa dalam belajar cara belajar.
b) Pembelajaran dengan memperhatikan kompetensi generik pada siswa, setiap
siswa dapat mengatur kecepatan belajarnya sendiri dan guru dapat mengatur
kecepatan pembelajarannya untuk setiap siswa.
c) Miskonsepsi pada siswa dapat terjadi karena kompetensi generiknya lemah,
sehingga dengan keterampilan generik ini miskonsepsi pada siswa dapat
diminimalisir bahkan dihilangkan.
2. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)
Pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) di dalam
laboratorium merupakan suatu pendekatan pembelajaran aktif di dalam
laborarium yang menekankan pentingnya berpikir, menjelaskan dan
mengaplikasikannya (Öztürk at.al ., 2008 : 132).
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 12/33
12
Belajar aktif dapat didefinisikan sebagai siswa terlibat dalam kegiatan
pembelajaran memberikan kontrol yang luar biasa kepada para siswa selama
belajar. Sebagai pembelajaran aktif, sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh
siswa. Mereka menggunakan otak mereka, mereka berpikir, mereka memecahkan
masalah dan mereka menerapkan apa yang telah mereka pelajari Öztürk at.al .,
2008 : 132).
Penemuan pendekatan pembelajaran TEA ini dilatarabelakangi oleh
pernyataan Confius hampir 2400 tahun yang lalu. Beliau menyatakan, ³I f or get
what I have hear d. I r emember what I have seen. I understand what I have d one´.
Jika diterjemahkan dapat diambil kesimpulan jika seseorang akan mudah
melupakan apa yang telah dia dengar, seseorang akan mengingat apa yang telah
dia dengar dan lihat, dan seseorang akan mengerti apa yang dipelajari jikamendengar, melihat dan melakukannya atau mengaplikasikannya.
Dalam pelaksanaanya, pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply
(TEA) meliputi 3 tahapan yaitu : Think (Berpikir), Explain (menjelaskan) dan
Apply (Aplikasi). Pendekatan Pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) ini
dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan generik sains. Jadi, setiap
tahapannya ditujukan untuk meningkatkan indikator-indikator keterampilan
generik sains.
a. Think Pada tahap ini siswa dituntut untuk berpikir dengan cara diberikan wacana
berupa fakta-fakta yang disertai dengan kasus atau permasalahan. Selanjutnya,
siswa harus dapat mengungkapkan fakta-fakta dari wacana tersebut dan dapat
memecahkan kasus atau permasalahannya.
b. Explain
Explain berati menjelaskan. Penjelasan yang dimaksud adalah meminta siswa
untuk menjelaskan fakta-fakta secara mikroskopis. Ini merupakan kelanjutan
dari tahap t hink dimana siswa diminta mengungkapkan fakta-fakta kemudian
pada tahap e xplain ini siswa diminta menjelaskan fakta-fakta tersebut secara
mikroskopis.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 13/33
13
c. Apply
Pada tahap ini, siswa merancang praktikum berdasarkan fakta-fakta yang telah
diungkapkan pada tahap t hink dan dijelaskan secara mikroskopis pada tahap
e xplain. Penjabaran dari tahap a pply :
1) Melakukan praktikum
2) Mengamati apa yang terjadi dengan sistem indra
3) Menjelaskan apa yang diamati
4) Meminta siswa untuk menuliskan hasil pengamatan dan menarik
kesimpulan.
3. Konsep Hidrolisis Garam
Garam ialah senyawa ionik yang terbentuk oleh reaksi antara asam dan basa. Garam ialah elektrolit kuat yang terurai sempurna dalam air. Istilah
hidrolisis garam menjelaskan reaksi anion atau kation suatu garam, atau
keduanya dengan air (R aymond Chang, 2005 : 116).
Menurut Keenan (1995: 414) Larutan dari garam-garam dapat bersifat
asam, basa atau netral. Suatu larutan garam bersifat asam jika dapat memerahkan
lakmus biru sedangkan suatu larutan garam bersifat basa jika dapat membirukan
lakmus merah. Dan larutan garam bersifat netral jika tak mempunyai pengaruh
pada lakmus. Mengapa larutan garam dapat bersifat netral, asam atau basa?, Halini karena garam terdiri kation (ion positif) dan anion (iom negatif). Kation dan
anion dari garam ini ada yang dapat bereaksi dengan air dan ada yang tidak dapat
bereaksi dengan air atau yang disebut dengan hidrolisis garam.
Kation dan anion yang bagaimanakah yang dapat mengalami hidrolisis?.
Seperti sudah kita ketahui, garam dibentuk dari reaksi asam dan basa
(penggaraman). Asam dan basa itu merupakan larutan elektrolit. Kation dan anion
yang berasal dari elektrolit kuat tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis).
Sementara itu, yang berasal dari elektrolit lemah dapat bereaksi dengan air
(terhidrolisis). Seperti contoh larutan NH4Cl. Garam NH4Cl dalam larutan air
akan terionisasi menjadi ion NH4+ dan ion Cl-.
NH4Cl( s) NH4+( aq ) + Cl-( aq )
H2O(l)
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 14/33
14
NH4+( aq ) + H2O( l ) NH3( aq ) + H3O+(aq) (terhidrolis bersifat asam)
Cl-( aq ) + H2O(l)
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Hidrolisis merupakan reaksi
penguraian garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Hidrolisis garam
sebenarnya adalah reaksi asam-basa Bronsted-Lowry. Komponen dari asam atau
basa lemah merupakan asam atau basa konjugasi yang relatif kuat bereaksi
dengan air. Hidrolisis yang menghasilkan OH- bersifat basa, sedangkan hidrolisis
yang menghasilkan H3O+ bersifat asam (Wahyuni, 2004: 263).
a. Macam-macam Garam dalam Reaksi H idrolisis
1) Garam dari asam kuat dan basa kuat
Pada umumnya bahwa garam yang mengandung ion logam alkali atau ion
logam alkali tanah (kecuali Be2+
) dan basa konjugat suatu asam kuat (misalnya Cl,Br - dan NO3
-) tidak mengalami hidrolisis dalam jumlah banyak, dan larutannya
dianggap netral. Misalnya NaNO3, suatu garam yang terbentuk oleh reaksi NaOH
dengan HNO3 larut dalam air, garam ini terurai sempurna menjadi :
NaNO3( s) Na+( aq ) + NO3-( aq )
Ion Na+ terhidrasi tidak memberikan pun tidak juga menerima ion H+. Ion
NO3- adalah basa konjugat dari asam kuat dan tidak memiliki afinitas untuk ion
H+. Akibatnya, suatu larutan yang mengandung ion Na+ dan NO3- akan netraldengan pH 7 (Dalam R aymond Chang, 2005 : 116).
Contoh pada NaCl akan terionisasi:
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l ) (tidak bereaksi)
Cl-(aq) + H2O(l ) (tidak bereaksi)
Jadi, NaCl tidak mengubah perbandingan konsentrasi H+ dan OH- dalam air maka
larutan NaCl bersifat netral.
2) Garam dari asam lemah dan basa kuat
Garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial atau
sebagian dalam air. Contohnya adalah penguraian CH3COONa dalam air
menghasilkan :
H2O(l)
H2O(l)
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 15/33
15
CH3COONa(aq) Na+(aq) + CH3COO-(aq)
Na+(aq) + H2O
CH3COO-(aq) + H2O CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air
(tidak terhidrolisis). Ion CH3COO- berasal dari asam lemah (CH3COOH),
sehingga bereaksi dengan air. Jadi, CH3COONa terhidrolisis parsial yaitu
hidrolisis anion. Hidrolisis ini menghasilkan ion OH-, maka larutan bersifat basa
(pH > 7). Konstanta kesetimbangan untuk reaksi reaksi hidrolisis ini adalah
persamaan konstanta ionisasi basa untuk CH3COO-, sehingga dituliskan :
K h =
K h = atau
K a =
pOH = - log pH = 14 ± pOH
3) Garam dari asam kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis
parsial atau sebagian dalam air. Contoh: NH4Cl
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl-(aq)
Ion Cl- tidak mempunyai afinitas untuk ion H+. Ion ammonium NH4+ adalah asam
konjugat lemah dari basa lemah NH3 dan terionisasi sebagai :
NH4+(aq) + H2O(aq) NH3(aq) + H3O
+(aq)
H2O(l)
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 16/33
16
Cl-(aq) + H2O(aq) (tidak bereaksi)
Ion NH4+ berasal dari basa lemah (NH3), sehingga bereaksi dengan air. Ion Cl-
berasal dari asam kuat (HCl), sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak
terhidrolisis). Jadi, NH4Cl terhidrolisis parsial yaitu hidrolisis kation. Hidrolisis
ini menghasilkan ion H3O+, maka larutan bersifat asam (pH < 7). Konstanta
kesetimbangannya adalah :
K h = =
pH = - log dengan, K a = tetapan ionisasi asam lemah
K b = tetapan ionisasi basa lemah
K w = tetapan kesetimbangan air
M = konsentrasi komponen garam yang terhidrolisis dalam molar
4) Garam dari asam lemah dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah mengalami
hidrolisis total dalam air. Contohnya pada (NH4)2CO3 akan terionisasi,
(NH4)2CO3(aq) 2NH4+(aq) + (aq)
o NH4+ dari basa lemah : NH4OH
o
dari asam lemah : H2CO
3
R eaksi hidrolisis yang terjadi adalah :
NH4+(aq) + H2O(l ) NH3(aq) + H3O+(aq)
(aq) + 2H2O(l ) H2CO3(aq) + OH-(aq)
Untuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah, baik kation
dan anionnya terhidrolisis. Namun, apakah larutan yang mengandung garam
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 17/33
17
seperti itu bersifat asam, basa, atau netral bergantung pada kekuatan relatif asam
lemah dan basa lemah tersebut. Karena matematika yang berhubungan dengan
jenis sistem ini agak rumit, hanya prediksi-prediksi kualitatif saja yang dibuat
tentang larutannya. Sifat larutan tergantung pada harga K a
dan K b.
o K a > K b. Jika K a kation lebih besar daripada K b anion, larutan akan merupakan
larutan asam karena hidrolisis kation akan lebih banyak dibandingkan
hidrolisis anion.
o K a < K b. K a kation lebih kecil daripada K b anion, maka larutan haruslah larutan
basa karena anion akan terhidrolisis jauh lebih banyak daripada kation. Pada
kesetimbangan, akan lebih banyak ion OH- dibandingkan ion H+.
o K a = K b. Jika K a kira-kira sama dengan K b, larutan akan netral.
Penentuan pH yang tepat dengan penghitungan yang dikaitkan dengan harga K adan K b sukar dilakukan.
(Wahyuni, 2004: 263 ± 265)
VII. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kelas guna untuk mendapatkan data mentah sebagai hasildari perlakuan yang diberikan. Penelitian kelas ini dilakukan misalnya untuk
efektivitas metode mengajar, pemberian tugas kepada siswa, penilaian siswa dan
lain sebagainya (Arikunto, 2002: 85).
2. Sub jek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Penelitian ini dilakukan di MAN 2 Kota Bandung kelas IPA dengan subjek
penelitian berjumlah 42 orang siswa dan dibagi menjadi 8 kelompok. Penentuan
lokasi ini berdasarkan pada observasi yang menyatakan bahwa di sekolah ini belum
pernah menggunakan pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA) untuk
meningkatkan keterampilan generik sains pada konsep hidrolisis garam.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 18/33
18
Pengelompokan ini bedasarkan pengkategorian yang dilakukan setelah
melakukan perhitungan skor rata-rata kelas dan standar deviasi, dengan rumus
sebagai berikut:
N
X X §!
Keterangan :
X = R ata-rata nilai
N = Jumlah siswa
22
¹¹
º
¸
©©
ª
¨!
§§ N
X
N
X SD
(Arikunto, 1995: 271)
Keterangan :
SD = Standar Deviasi
§2
X = Kuadrat skor total
N = Jumlah siswa
Data hasil yang telah dihitung, kemudian dikelompokkan menjadi beberapa
kategori yaitu:
a. Kelompok atas, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor
rata-rata plus satu standar deviasi ke atas. b. Kelompok sedang, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor antara í1SD
+ 1SD.
c. Kelompok bawah, terdiri dari semua siswa yang mempunyai skor í1SD dan
kurang dari itu.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 19/33
19
3. Prosedur Penelitian
Pengolahan data dan analisis data
Kesimpulan
Peningkatan keterampilan generik sains melalui pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)
Observasi
Post -tes
Data
Pengumpulan data
Analisis Jurnal Penelitianyang R elevan
analisis konsepAnalisis KuriulumKTSP dan kegiatan pembelajaran pada
konssep-konsepPermasalahan
Pembuatan dan penyusunan instrument
Penentuan judul, tujuan, dan manfaat
Validasi instrument
Uji coba soal
Pelaksanaan instrument
Pr e-tes
y Peta konsep & analisiskonsep.
y Deskripsi pembelajaran.y Kisi-kisi soal pr e tes ±
post tesy Soal pre ± post testy LKSy Angket
Angket
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 20/33
20
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Penggunaan instrumen yang tepat akan mempengaruhi data yang diperoleh agar
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Pada tahap penyusunan instrumen ini
diperlukan perangkat pembelajaran yang terdiri atas satuan pelajaran dan alat ukur
prestasi belajar (tes) dalam penelitian ini digunakan diantaranya :
a. Deskripsi Pembelajaran dengan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA)
Deskripsi pembelajaran pada konsep hidrolisis garam dengan menggunakan
pendekatan Think-Explain-Apply (TEA) digunakan oleh guru sebagai pedoman
alur mengajar selama pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya TEA adalah:(1) Think (berpikir); (2) Explain (menjelaskan) (3) Apply (pengapkiasian melalui
praktikum).
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran langsung
tentang proses pembelajaran dengan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA).
Data observasi diperoleh melalui pengamatan langsung dan dokumentasi. Hasil
observasi kemudian di deskripsikan menjadi sebuah rangkaian pembelajaran.
c. Lembar Kerja SiswaLembar kerja siswa (LKS) dengan menggunakan pembelajaran sebagai alat
pembelajaran yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam
membangun pengetahuannya pada saat pembelajaran dengan bekerja kelompok
dan untuk melihat kemampuan siswa dalam menentukan materi yang sedang
dipelajari. Lembar kerja siswa (LKS) dalam pembelajaran ini digunakan Lembar
kerja siswa pada tahap Think , Explain, dan Apply.
d. Kriteria penskoran langkah-langkah pembelajaran pendekatan Think-Explain-
Apply (TEA)
Kriteria penskoran merupakan lembar penilaian yang digunakan untuk
menentukan skor dari setiap tahapan pendekatan Think-Explain-Apply (TEA)
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 21/33
21
e. Tes Tertulis
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok (suharsimi arikunto, 2006 :151). Tes
yang diberikan adalah Lembar kerja Pre-Post Test terdiri atas soal-soal test
konsep hidrolis garam yang diberikan sebelum dan sesudah diterapkan
pendekatan Think-Explain-Apply (TEA).
f. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
lah lain (Suharsimi arikunto, 2006 : 151). Angket yang digunakan merupakan
pertanyaan skala l ik er t yang terdiri dari satu daftar pertanyaan yang terdiri atastingkatan-tingakatan. Angket skala likert ini merupakan pertanyaan positif dan
negatif mengenai suatu objek sikap.
5. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk bilangan
yang diperoleh dari angket dan observasi. Sedangkan data kuantitatif adalah data
berbentuk bilangan yang diperoleh dari hasil tes (pretes dan postes). Secara umum prosedur pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
Pada tahap ini dilakukan segala persiapan sebelum penelitian
dilaksanakan. Persiapan ini berupa mengurus surat-surat izin penelitian dan segala
surat yang berhubungan dengan penelitian, penyususnan instrumen penelitian,
menentukan metode dan pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Tes awal berupa pr e tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
2) Pelaksanaan pembelajaran, yaitu penerapan pendekatan pembelajaran Think-
Explain-Apply (TEA).
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 22/33
22
3) Tes akhir, yang dilakukan setelah pembelajaran untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh pendekatan pembelajara TEA membantu siswa memahami
suatu konsep.
4) Penyebaran angket, dilakukan diakhir pertemuan untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap penerapan pendekatan pembelajaran TEA.
c. Tahap akhir
Tahap ini merupakan tahap pengolahan data-data yang diperoleh dari tes-
tes dan angket. Kemudian, dibuat suatu kesimpulan.
6. Teknik pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang dimaksud adalah untuk mengolah data mentah atau
hasil penelitian sesuai dengan jenis data matang yang siap ditafsirkan. Analisisdilakukan terhadap hasil observasi, LKS dan hasil tes pembelajaran
a. Tes Tertulis
Data yang diperoleh dari tes tertulis merupakan data hasil penguasaan konsep
siswa pada konsep hidrolisis garam. Analisis data dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
1) Menentukan kunci jawaban soal
2) Memberikan skor setiap lembar jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban
yang telah disiapkan sebelumnya.3) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai
berikut:
X = x 100
Keterangan:
X = Nilai
= Jumlah skor LKS
N = Jumlah skor total LKS
4) Mengidentifikasi nilai siswa pada masing-masing kelompok (tinggi, sedang,
atau rendah) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menghitung mean (rata-rata) nilai yang diperoleh siswa dengan rumus:
X =
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 23/33
23
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
= Jumlah nilai totaln = Jumlah siswa
b) Menentukan standar deviasi dengan rumus:
Keterangan:
= Standar deviasi
= Tiap niali dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian
dibagi jumlah siswa
= Semua skor dijumlahkan, dibagi N lalu dikuadratkan
c) Ketentuan batas kelompok
1) Kelompok atas, semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-
rata plus standar deviasi keatas.
2) Kelompok sedang, semua siswa yang mempunyai skor antara -1SD dan
+1SD.
3) Kelompok kurang, semua siswa yang mempunyai skor -1SD dan yang
kurang dari itu.
(Arikunto, 2008 : 264)
d) Mengolah data berdasarkan prestasi.
e) Menjumlahkan dan merata-ratakan skor tiap indikator.
f) Menafsirkan presentasi nilai yang diperoleh dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 1.3 Klasifikasi Interpretasi R ata-rata
Nilai Predikat
80 ± 100 Sangat baik
70 ± 79 Baik
60 ± 69 Cukup
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 24/33
24
50 ± 59 Kurang baik
0 ± 49 Gagal
(Arikunto, 2008)
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Data yang telah diperoleh dari LKS menggambarkan kemampuan siswa dalam
membangun pengetahuan dengan bekerja kelompok dan keterampilan kerja dalam
melakukan praktikum pada konsep hidrolisis garam. Maka dilakukan analisis data
dengan langkah-langkah berikut:
1) Mengidentifikasi LKS yang telah diisi
2) Menyesuaikan jawaban LKS dengan kunci jawaban yang telah dibuat
sebelumnya, kemudian memberi skor tiap jawaban.3) Menjumlahkan skor yang diperoleh setiap kelompok.
4) Mengubah skor menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai
berikut:
= Nilai
= Skor mentah yang diperoleh
= Skor maksimum yang ideal dari tes yang bersangkutan
= Bilangan tetap
5) Mendeskripsikan hasil penelitian LKS berdasarkan kelompok belajar.
6) Merata-ratakan skor LKS pada tiap kelompok.
Mean = X 100
Keterangan :
Mean = R ata-rata
= Jumlah skor LKS
N = Jumlah skor total LKS
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 25/33
25
7) Mengelompokkan siswa pada kelompok tinggi, sedang dan rendah.
8) Menafsirkan hasil penilaian yang diperoleh dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 1.4 Predikat Pencapaian Nilai LKS
Nilai Predikat
80 ± 100 Sangat baik
66 ± 79 Baik
56 ± 65 Cukup
40 ± 55 Kurang
30 ± 39 Gagal
(Suharsimi Arikunto, 2007 : 245)
9) Mendeskripisikan hasil penilaian LKS berdasarkan kelompok belajar.
c. Kriteria penskoran pendekatan pembelajaran Think-Explain-Apply (TEA)
Penilaian yang dilakukan melalui pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Penskoran siswa menurut ketentuan.
2) Menghitung skor tiap tahapan TEA
3) Menghitung jumlah kelompok yang menjawab tiap tahapan TEA dengan
tepat.
4) Menjumlahkan skor seluruh kelompok untuk tiap tahapan TEA.
5) Menghitung rata-rata skor seluruh kelompok untuk setiap tahapan TEA
dengan menggunakan rumus :
R ata ± rata =
Dimana n = jumlah kelompok
6) Mengubah jumlah skor ke dalam bentuk persentase
Persentase (%) =
x 100
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 26/33
26
7) Mengkategorikan tingkat keberhasilan siswa
Tabel 1.5 predikat pencapaian penerapan pendekatan TEA
Persentase keberhasilan Kategori prestasi belajar
80 % atau lebih Sangat baik
60 % - 79 % Baik
40 % - 59 % Cukup
20 % - 39 % Kurang
0 % - 19 % Sangat kurang
d. Observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung,
dideskripsikan dan diidentifikasi berdasarkan pendekatan pembelajaran Think-Explain-
Apply (TEA), apakah semua tahapan-tahapan pembelajaran telah teraplikasikan selama
proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan implementasi pembelajaran.
Data ini digolongkan sebagai data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kalimat atau
kata. Data yang diperoleh dari masing-masing hasil observasi pengolahannya adalah
sebagai berikut :
1) Data dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai dengan instrumen yang digunakan.Untuk subjek yang ³melakukan´ diberi nilai 1 dan untuk subjek yang ³tidak
melakukan´ diberi nilai 0. (Suharsimi Arikunto, 2007 : 242 ). Mengubah skor
menjadi nilai dengan skala 100, menggunakan rumus sebagai berikut :
X = x 100
Keterangan : X = Nilai
= Jumlah skor mentah N = Jumlah skor total
2) Setelah data diperoleh, peneliti mendeskripsikannya dan menghubungkan
dengan hasil kali posttest siswa.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 27/33
27
e. Angket
Angket yang digunakan merupakan angket skala likert ini merupakan pernyataan
positif dan negative mengenai suatu objek sikap. Menurut R idwan, teknik dalam
menganalisis data angket adalah sebagai berikut :
Tiap item dibagi ke dalam lima skala yaitu : skor 5 untuk respon sangat setuju
(SS), 4 untuk respon setuju (S), 3 untuk respon ragu-ragu (R ), 2 untuk respon
tidak setuju (TS) dan 1 untuk respon sangat tidak setuju (STS).
Data angket ini dengan tahap- tahap sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi angket yang telah diisi
2) Memberikan skor pada setiap item pada lembar angket
3) Menjumlahkan skor yang diperoleh tiap responden
4) Merata ± ratakan skor angket dari seluruh responden
S k or an g k et =
x 100 %
5) Menafsirkan nilai rata ± rata angket yang diperoleh dengan ketentuan sebagai
berikut :
No R entang skor % Interpretasi
1 81 ± 100 Sangat kuat
2 61 ± 80 Kuat
3 41 ± 60 Cukup
4 21 ± 40 Lemah
5 0 ± 20 Sangat lemah
6) Mendeskripsikan hasil penilaian angket.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 28/33
28
7. Jadwal Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan desember tahun 2011 sampai dengan bulan
juni 2012. Untuk menggambarkan lebih jelas jadwal penelitian dilihat pada tabel.
Tabel 1.5. jadwal penelitian
No Kegiatan
2011 2012
Bulan ke-
12 1 2 3 4 5 6
1 Studi pendahuluan ¥
2 Pengajuan proposal ¥
3 Perbaikan proposal ¥
4Pembuatan dan perbaikan
instrumen¥
5 Validasi ¥
6 Pengesahan dan perizinan ¥ ¥
7 Implementasi penilaian ¥
8Pengolahan dan analisis
data¥
9 Penulisan skripsi
y Bab I
y Bab IIy Bab III
y Bab III
¥
¥¥
¥
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 29/33
29
OUTLINE SKRIPSI
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Tabel
Daftar Isi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. R umusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Kerangka Pemikiran
F. Definisi Operasional
BAB II. PENERAPAN TSOI LEARNING MODEL (HLM TSOI) UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA
SUB KONSEP SIFAT-SIFAT KOLOID
A. Keterampilan berpikir kritis
B. Indikator-indikator keterampilan berpikir kritis
C. Penerapan TSOI Hybrid Learning Model (HLM TSOI) Untuk Meningkatan
Keterampilan Berpikir Kritis
D. Sub Konsep Sifat-Sifat Koloid
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode penelitian
B.
Subjek penelitianC. Prosedur penelitian
D. Instrumen penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
G. Jadwal Penelitian
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 30/33
30
BAB 1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 31/33
31
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur P enel it ian S uatu P endek atan Pr ak t ik E d. Revi si
V I . Jakarta: R ineka Cipta
Arikunto, S, dan Jabar. 2007. Evalua si pro g r am pend id ik an ( Cetak an k edua ). Jakarta :
Bumi Aksara
Chang, R aymond. 2004. K imia Da sar K on se p- K on se p I nt i E d i si Ket i ga J il id 2. Jakarta :
Erlangga
Dahar, R atna Wilis. 1996. T eor i-T eor i Belajar . Jakarta: Erlangga
Ikhsanudin. 2007. P embelajar an I nk uir i Ber ba si s T eknol o g i I n f or ma si U ntuk
Men gemban g k an Keter am pilan Gener ik S ain s Dan Ber pikir K r it i s S i swa S ma
P ada T o pik H id rol i si s Gar am. Tesis jurusan program pendidikan IPA UPI
Bandung : tidak diterbitkan
Jazilah. 2010. P ener a pan Proce ss Or iented Guided I nquir y Lear nin g ( Po g il ) P ada
K on se p H id rol i si s Gar am. Skripsi Program Studi Pendidikan Kimia UIN
Bandung: tidak diterbitkan.
Keenan dkk. 1995. K imia untuk U niversita s. Jakarta : Erlangga
Liliasari. 2007. P enin g k atan Kual ita s P end id ik an K imia dar i P emahaman K on se p
K imia men jad i Ber pikir K imia. Penelitian. Bandung: SPs UPI.
Nopiah, Mohd Zulkifli. 2009. I m provin g Gener ic S kill s Amon g En g ineer in g S tudent s
Throug h Problem Ba sed Lear nin g in S tat i st ic s En g ineer in g C ourse. European
Journal of Scientific R esearch. 33 (2). 270-278
Önder, dan ömer Geban. 2006. The Effect Of Conceptual Change Texts Oriented
Instruction On Students' Underst Anding Of The Solubility Equilibrium
Concept. Eitim Fakültesi Dergisi (H.U. Journal of Education). 30. 166-173
Öztürk at.al ., 2008. The E ffect o f Think-Explain-Apply T eachin g Met hod on t he S ucce ss
o f Lear nin g -T eachin g: A Labor at or y S tudy. International Journal of
Environmental & Science Education. 2, (4), 132 ±134Pertiwi, Sinta Dewi. 2009. M odel pembelajar an ber ba si s ma salah dan k eter am pilan
gener ik sain s. Skripsi jurusan pendidikan fisika UPI Bandung : tidak diterbitkan
Sunyono. 2009. P embelajar an I P A den gan Keter am pilan Gener ik S ain s. Lampung:
FKIP UNILA.
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 32/33
32
Taufiq. 2009. P ener a pan M odel P embelajar an S ik lu s Belajar H ipotet ik Deduk t i f U ntuk
Menin g k at k an P emahaman K on se p Dan Keter am pilan Gener ik S ain s S i swa S ma
P ada Mater i Ke set imban gan Benda T egar . Tesis Jurusan Program Pendidikan
IPA UPI Bandung : tidak diterbitkan
Wahyuni, Sri. 2004. Ma ster Mater i Rin g k a s dan S oal T er padu K imia S M A. Jakarta:
Erlangga.
Yunita. 2009. P anduan pen gel olaan labor at or ium kimia. Bandung : C.V. Insan Mandiri
5/12/2018 Proposal TEA - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tea 33/33
33
OUTLINE SKRIPSI
BAB I. PENDAHULUANG. Latar Belakang
H. R umusan masalah
I. tujuan penelitian
J. manfaat penelitian
K. kerangka pemikiran
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
E. Keterampilan berpikir kritisF. Indikator-indikator keterampilan berpikir kritis
G. Penerapan TSOI Hybrid Learning Model (HLM TSOI) Untuk Meningkatan
Keterampilan Berpikir Kritis
H. Sub Konsep Sifat-Sifat Koloid
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
H. Metode penelitian
I. Subjek penelitianJ. Prosedur penelitian
K. Instrumen penelitian
L. Teknik Pengumpulan Data
M. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
N. Jadwal Penelitian
BAB 1V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
B. Simpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA