PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS DITINJAU DENGAN SELF-
CONFIDENCE SISWA SMP
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam
bidang Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Uswatun Hasanah (1684202095)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Uswatun Hasanah
Nomor Pokok Mahasiswa : 1684202095
Program Studi : Pendidikan Matematika
Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk mengikuti Seminar
Proposal
Tangerang,
Dosen Pembimbing:
Pembimbing I,
Retno Andriyani, M.Pd
NBM. 1263878
Tanda Tangan:
……………………………
Pembimbing II,
Westi Bilda, M.Pd
NBM. 1211182
………………………….
Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika
Hairul Saleh, M.Si
NBM. 1139236
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT atas segala apa yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan
yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal skripsi saya yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi siswa
SMP ditinjau dari Self-confidence”
Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Selama penulisan
proposal skripsi ini, saya menyadari bahwa sepenuhnya tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang saya alami. Namun, berkat usaha, doa, perjuangan serta adanya
dorongan serta masukan-masukan yang positif dari kerabat untuk menyelesaikan
proposal skripsi ini, semua dapat berjalan dengan lancar.
Untuk itu saya mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu serta memberi semangat kepada saya sehingga saya
dapat menyelesaikan proposal skripsi saya. Dan saya memohon dan berdoa
mudah-mudahan bantuan, dukungan, semangat, masukan dan doa yang telah
diberikan menjadi pintu datangnya ridho Allah SWT.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI .................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL....................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5
C. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 8
A. Landasan Teori .............................................................................. 8
1 Kemampuan Komunikasi Matematis ............................................ 8
2 Self Confidence ............................................................................ 13
B. Penelitian yang relevan................................................................ 17
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian………………………………………………...…….24
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian…………………………………………..............27
Tabel 3.3 Kisi-Kisi angket Self Confidence……………………………………..27
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis…………………28
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Observasi Awal………………………………...………...37
Lampiran 2 Lembar Instrumen materi segiempat dan segitiga………………......38
Lampiran 3 Kunci Jawaban………………………………………………………40
Lampiran 4 Angket Self Confidence…………………………………………………...44
Lampiran 5 Instrumen Wawancara……………...……………………………….46
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berpotensi. Melalui pendidikan juga sebuah usaha yang dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan dan pendewasaan diri melalui proses
pengajaran atau latihan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah
telah melakukan berbagai upaya, diantaranya adalah melakukan penyempurnaan
dan perbaikan pada kurikulum pendidikan. Namun, hingga saat ini kualitas
pendidikan di Indonesia masih rendah, khususnya pada pelajaran matematika
(Arifin,2009).
Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sangat berperan penting
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, karena dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari tidak lepas dari peran matematika. dalam pelajaran matematika siswa dilatih
untuk berfikir matematis, salah satu jenis kemampuan berpikir matematis yaitu
kemampuan komunikasi matematis. National Counsil of Teaching of Mathematics
(NCTM, h.4, 2000) memiliki standar proses yaitu pemecahan masalah (problem
soving) , koneksi matematis (conections mathematics), representasi matematis
(representations mathematics), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof)
dan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi. Maka dalam pembelajaran
matematika kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa sangat
penting, oleh karena itu kemampuan komunikasi harus ditanamkan pada siswa
2
sejak dini, salah satunya dikembangkan pada saat pembelajaran matematika
berlangsung.
Komunikasi adalah suatu proses pertukeran ide, pesan dan kontak, serta
interaksi sosial termasuk aktivitas pokok dalam kehidupan manusia. Melalui
komunikasi, manusia bisa mengenal satu sama lain, menjalin hubungan, membina
kerjasama, saling memengaruhi, bertukar ide dan pendapat, serta mengembangkan
suatu masyarakat dan budaya. Komunikasi memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia dan manusia yang tidak berkomunikasi akan sulit berkembang
dan bertahan (Nofrion, h.1. 2018). Komunikasi salah satu kemampuan yang harus
dimiliki siswa dalam mempelajari matematika karena dengan berkomunikasi
siswa dapat mengembangkan pemahaman konsep yang mereka miliki untuk
mengemukakan ide atau gagasan kepada siswa lainnya. Selain itu kemampuan
komunikasi juga dapat membantu siswa mengungkapkan ide-ide dengan cara
menggambarkan secara visual dan menjelaskannnya dengan bahasa siswa itu
sendiri.
Hal ini disebutkan juga oleh National Council of Teacher of Mathematics
(Sumartini, 2016) bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di
sekolah, guru harus memperhatikan lima kemampuan matematika yaitu: koneksi
(conections), penalaran (reasoning), komunikasi (communications), pemecahan
masalah (problem solving), dan representasi (representations). Maka dari itu, pada
proses pembelajaran matematika berlangsung diharapkan guru dapat menerapkan
lima kemampuan matematis tersebut. Salah satu kemampuan matematis yang
penting diterapkan pada diri siswa yaitu kemampuan komunikasi matematis.
3
Kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan peserta didik untuk
meningkatkan kemampuan akademik serta untuk menghadapi berbagai persoalan
dalam kehidupan sehari-hari (NCTM, 2000; Tandiling, 2011; Sokoine, 2015).
Dengan berkomunikasi, siswa berkesempatan untuk mengembangkan
pemahaman konsep yang mereka miliki untuk berbagi ataupun memperjelas
kepada siswa lainnya. Oleh karena itu kemampuan komunikasi harus
dikembangkan sejak dini, salah satunya dikembangkan pada saat pembelajaran
matematika. Dalam pembelajaran matematika (risqi, suyitno dan Sudarmin
2016.h.18).
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilakukan peneliti pada
observasi lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 17 januari 2020 di SMPN 1
Sepatan bahwa guru matematika mengamati siswa yang mempunyai kemampuan
komunikasi matematis baik masih sangat rendah, ketika siswa diberikan soal
komunikasi matematis hanya terdapat 40% dari 100% saja dari masing-masing
kelas siswa yang dapat mengerjakan soal dengan baik seperti dapat
menggambarkan sebuah diagram atau grafik pada soal matematika tersebut,
sisanya siswa tidak bisa mengerjakan soal matematika dengan baik, karena ketika
siswa diminta untuk menggambarkan diagram, siswa masih merasa kesulitan
untuk menggambarkannya.
Tidak hanya itu adapun hasil penelitian yang sudah didapat dari observasi
awal yang lakukan oleh Arista Merdian dkk pada bulan februari 2018 di SMA
Muhamadiyah 1 Cimahi hanya 3 orang dari 31 siswa atau 9,67% yang memiliki
4
nilai kemampuan komunikasi matematis, karena pada saat pembelajaran siswa
kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Salah satu cara untuk dapat membuat kemampuan komunikasi
matematis siswa meningkat, yaitu maka perlu adanya pengembangan kepribadian
dengan menumbuhkannya rasa kepercayaan diri pada diri siswa tersebut, karena
dengan kepercayaan diri (self confidence) siswa dapat mengungkapkan ide atau
gagasan dengan lebih berani dan yakin dengan pendapatnya sendiri.
Belajar dengan kepercayaan diri (self-confidence) yang dimiliki, dapat
digunakan untuk berani mengemukakan gagasan baru sehingga siswa dapat
berhasil dalam belajar matematika (Tandiling, 2012; Marlina, dkk., 2014; Yates,
2002). Dengan adanya rasa percaya diri (self-confidence), siswa dapat
mengkomunikasikan gagasan mereka kepada teman sebaya ataupun guru dengan
baik, dapat menjelaskan ide dalam penyelesaian masalah pada soal matematika
yang ingin mereka ungkapkan. Karena dengan siswa mampu berkomunikasi
dalam pembelajaran matematika, maka siswa dapat mengembangkan pemahaman
konsep yang dimiliki dan mampu pengungkapan ide-ide dalam kegiatan
pembelajaran, dengan begitu siswa dapat belajar dalam suasana aktif. Selain itu
dengan kepercayaan diri siswa mampu membangun kekuatan dalam diri siswa
untuk rajin belajar. Ketika rasa percaya diri itu sudah ada pada diri siswa maka
siswa akan merasa lebih tenang atau rileks menunjukan kemampuan yang
dimilikinya, aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas tanpa takut terhadap
kesalahan atau kegagalan yang akan dihadapi.
5
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas,
mengindikasikan bahwa betapa pentingnya siswa memiliki kemampuan
komunikasi matematis., maka peneliti akan melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi matematis ditinjau dengan self-
confidence. Sehingga peneliti ingin meneliti lebih lanjut dengan judul sebagai
berikut : “ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
DITINJAU DENGAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini di fokuskan
pada :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan Komunikasi Matematis
siswa yang memiliki self confidence tinggi
2. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan Komunikasi Matematis
siswa yang memiliki self confidence sedang
3. Mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan Komunikasi Matematis
siswa yang memiliki self confidence rendah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian yang telah diuraikan
di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal matematika ditinjau dari self confidence tinggi?
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal matematika ditinjau dari self confidence sedang?
6
3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal matematika ditinjau dari self confidence rendah?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan soal
matematika ditinjau dari self confidence tinggi
2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal matematika ditinjau dari self confidence sedang
3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam mengerjakan
soal matematika ditinjau dari self confidence rendah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan dapat
memberikan informasi mengenai kemampuan komunikasi matematis
siswa.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada guru khususnya guru bidang studi matematika untuk
mengetahui peserta didik yang memiliki self confidence tinggi,
sedang dan rendah pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
b. Bagi Siswa
7
Hasil penelitian ini diharapkan siswa agar lebih percaya diri
(self confidence) dalam belajar dan diharapkan terus dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematikanya.
c. Bagi Penulis
Dapat memberikan serta memperoleh pengalaman, wawasan
tentang kemampuan komunikasi matematis terhadap self confidence.
d. Bagi Penulis Lain
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan kaya
ilmiah serupa.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1 Kemampuan Komunikasi Matematis
a. Definisi Kemampuan Komunikasi Matematis
Dalam kamus bahasa Indonesia, kemampuan berasal dari kata
“mampu” yang berarti sanggup. Kemampuan dapat diartikan juga
kesanggupan. Jadi, kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam
melakukan suatu hal dalam suatu pekerjaan tertentu.
Komunikasi merupakan suatu yang sangat penting dalam
kehidupan manusia dan merupakan suatu cara untuk berhubungan dengan
orang lain baik secara verbal maupun tertulis. Dengan demikian, manusia
memerlukan komunikasi dalam menjalankan kehidupannya.
Hardjana (2007) mendefinisikan kumunikasi sebagai proses
pencapaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui media tertentu (Naim, 2010, h.18). NCTM
(1995) menyatakan bahwa komunikasi matematis adalah satu kopentensi
dasar matematis yang esensial dari matematika dan pendidikan
matematika. Tanpa komunikasi yang baik, maka perkembangan
matematika akan terhambat. Simbol merupakan lambang atau media yang
mengandung maksud dan tujuan tertentu. Simbol komunikasi ilmiah dapat
berupa tabel, bagan, grafik gambar persamaan matematika dan sebagainya
Hendriana,Rohaeti dan Sumarno. 2018. H. 59).
9
Baroody (1993) menyatakan ada lima aspek komunikasi
matematis, yaitu merepresentasikan (representating), mendengar
(listening), membaca (reading), diskusi (discussing), dan menulis
(writing). komunikasi merupakan hal penting yang harus ditanamkan pada
siswa sejak dini dengan berkomunikasi siswa dapat mengungkapkan ide
atau gagasan siswa juga dapat berkesempatan untuk mengembangkan
pemahaman konsep yang mereka miliki sehingga dapat berbagi ataupun
menjelaskan kepada siswa lainnya (Hendriana,Rohaeti dan Sumarno.
2018. H. 59).
Menurut Greenes dan Schulman (dalam Syamsudin, 2018:314),
kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan untuk
mengkomunikasikan ide menjadi bentuk simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas situasi yang sedang terjadi sehingga siswa
dapat mengambil, mengelola, dan menggunakan informasi yang
terkandung dalam masalah tersebut. Sullivan & Mousley (1996)
mempertegas bahwa komunikasi matematik bukan hanya sekedar
menyatakan ide melalui tulisan tetapi lebih luas lagi yaitu kemampuan
siswa dalam hal bercakap, menjelaskan, menggambar, mendengar,
menanyakan, klarifikasi, bekerja sama, menulis dan akhirnya melaporkan
(Bansu, h.16.2018).
Nurahman dalam (Rachmayani, 2014 : 17) menyatakan bahwa
secara umum, ada dua macam kemampuan komunikasi matematis yaitu
kemampuan komunikasi matematis tertulis dan kemampuan komunikasi
10
matematis verbal. Kemampuan komunikasi matematis tertulis menjadi
pokok yang penting dalam mempelajari matematika, karena menurut
Jordak (Kosko & Wilkins, 2010: 79), kemampuan komunikasi tertulis
dapat mempermudah kemampuan siswa dalam mengekspresikan
pemikirannya untuk menyelesaikan strategi, dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menuliskan langkah-langkah penyelesaian
masalah, serta mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Oleh
karena itu, pengembangan kemampuan komunikasi sangat diperlukan
dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan oleh
penulis, bahwa kemampuan komunikasi matematis dapat didefinisikan
sebagai kemampuan untuk mengkomunikasikan ide menjadi bentuk
simbol, tabel, diagram, atau media lainnya untuk dapat mengaplikasikan
atau memodelkan situasi matematika yang sedang terjadi. karena dengan
berkomunikasi siswa dan guru bisa saling menyampaikan ide atau gagasan
matematik didalam kelas sehingga suasana dalam kelas menjadi aktif.
b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis
Salah satunya indikator kemampuan komunikasi matematis
menurut Baroody & NCTM (Surya, 2018) dalam
(Noviyana,Dewi,Rochmad, 2019) yakni:
1) Mengungkapkan ide atau situasi matematika dari suatu gambar atau
gambar yang dilengkapi dengan kata-kata itu sendiri dalam bentuk
tulisan (tulisan).
11
2) Menyatakan situasi dalam bentuk gambar atau grafik (Menggambar).
3) Mampu menyatakan situasi dalam bentuk notasi-notasi matematika
atau model matematika (ekspresi matematika).
Adapun kemampuan komunikasi matematika dengan indikator
menurut Jinfa Cai (1996) dikategorikan sebagai berikut :
1) Kemampuan komunikasi matematika siswa secara tulisan (write)
indikator penilaian meliputi :
a) Menulis tentang matematika (menuliskan apa yang diketahui dan
yang ditanyakan)
b) Membuat pemodelan matematika
c) Menjelaskan ide, situasi, atau relasi matematika dengan gambar
atau aljabar
d) Menghubungkan gambar kedalam ide matematika
e) Keruntutan jawaban
2) Kemampuan komunikasi matematika siswa secara lisan (talk)
a) Memahami suatu presentasi matematika tertulis ( menjelaskan apa
yang diketahui dan ditanyakan)
b) Menjelaskan pembuatan model matematika
c) Menjelaskan ide, situasi atau relasi matematika dengan gambar
atau aljabar
d) Menghubungkan gambar kedalam ide matematika
e) Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti dalam menjelaskan
(Utia Rahmi 2018.h.14).
12
Sumarno (2006) mengemukakan indikator komunikasi matematik
meliputi beberapa kemampuan :
1) Melukiskan atau mempresentasikan benda nyata, gambar, dan
diagram dalam bentuk idea tau simbol matematik.
2) Menjelaskan ide, situasi dan relasi matematik secara lisan dan tulisan
dengan menggunakan benda nyata, gambar, grafik dan ekpresi aljabar.
3) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa.
4) Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5) Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika.
6) Menyusun konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi dan
generalisasi.
7) Mengungkapkan kembali suatu uraian atau paragraph matematika
dalam bahasa sendiri (Soemarmo,2010,h.30).
Berdasarkan indikator yang sudah dipaparkan oleh para ahli di atas
sebagai alat ukur kemampuan komunikasi matematis, maka dapat
digunakan indikator oleh penulis adalah sebagai berikut :
1) Keruntutan jawaban. Yaitu siswa dapat menyelesaikan soal dengan
benar sesuai rumus dan berurutan sesuai langkah penyelesaiannya.
2) Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika atau menyusun model matematika suatu peristiwa. Yaitu
peserta didik dapat memodelkan atau mengaplikasikan bentuk soal
kedalam peristiwa sehari-hari.
13
3) Menghubungkan gambar kedalam ide matematika. Yaitu siswa
mampu menjelaskan penyelesaian dari gambar yang diberikan melalui
bahasa matematika.
2 Self Confidence
a. Pengertian Self Confidence
Lauster (Fasikhah, 1994), mengemukakan bahwa kepercayaan diri
(self-confidence) merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas
kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu
cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan
hal-hal yang disukainya, dan bertanggung jawab atas tindakannya, hangat
dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
menghargai orang lain, memiliki dorongan untuk berprestasi serta
mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya (Hendriana,Rohaeti dan
Sumarno. 2018. H. 197).
Untuk dapat mengaitkan beberapa konsep dalam matematika maka
diperlukan kepercayaan diri (self-confidence) siswa dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematik yang dihadapi siswa. Kepercayaan
diri (self-confidence) merupakan kepercayaan setiap individu terhadap
kemampuan yang dimilikinya serta merasa yakin atas apa yang dilakukan
oleh dirinya sendiri.
menurut Haeruman, Rahayu & Ambarwati (2017: 160) bahwa self-
confidence adalah pembentukan pemahaman berdasarkan keyakinaan dan
perasaan siswa tentang kemampuan yang dimilikinya pada aspek-aspek
14
keyakinaan akan kemampuan dirinya (Pitriyani, Fitrianna, Melinda dan
Hajar. 2018).
Menurut Lautser (Sutisna, 2010) menyatakan bahwa self
confidence adalah suatu sikap maupun perasaan seseorang tentang
kemampuan diri, sehingga diri tersebut tidak perlu khawatir dalam segala
perilakunya, merasakan bebas terhadap kegiatan yang disukainya dan
memiliki rasa tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya serta
memiliki kemauan untuk berprestasi dalam belajar dan mengetahui
kelebihan pada dirinya untuk dikembangkan serta kekurangan terhadap
dirinya sendiri. Percaya diri adalah kepercayaan terhadap kemampuan
pada diri sendiri, serta pengambilan keputusan yang bijaksana (Roza, Ali
dan Maimunah.2020)
(Mullis, 2000, Rahmat, 2014) yang mengungkapkan bahwa
terdapat asosiasi positif antara kepercayaan diri dalam belajar matematika
dengan hasil belajar matematika. Artinya siswa yang memiliki hasil
belajar matematika tinggi juga memiliki indeks kepercayaan diri yang
tinggi pula (Hendriana,Rohaeti dan Sumarno. 2018. H. 197). Oleh sebab
itu, rasa percaya diri perlu dimiliki dan dikembangkan pada setiap siswa
karena dengan adanya kepercayaan diri siswa mampu mengungkapkan ide
atau gagasan dan memberikan informasi kepada siswa lain. Selain itu
siswa juga mampu menunjukan rasa yakin dengan kemampuan
matematika yang dimilikinya dan mampu menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari-hari.
15
Untuk mengaitkan beberapa konsep dalam matematika maka
diperlukan kepercayaan diri (self-confidence) siswa dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematik yang dihadapi siswa. Kepercayaan
diri (self-confidence) merupakan kepercayaan setiap individu terhadap
kemampuan yang dimilikinya serta merasa yakin atas apa yang dilakukan
oleh dirinya sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan oleh
penulis, bahwa self-confidence merupakan suatu sikap atau perasaan yakin
akan kemampuan pada dirinya sendiri dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan matematik yang dihadapi siswa. Kepercayaan
diri sangat penting untuk menciptakan rasa berani siswa untuk
menunjukan kemampuan yang dimilikinya, dengan siswa yang percaya
diri siswa mampu menciptakan dan membangun kekuatan dalam diri siswa
untuk terus belajar.
b. Indikator Self Confidence
Terdapat beberapa indikator untuk mengukur self-confidence pada
diri seseorang, salah satunya yaitu indikator menurut Lauster. Indikator
self-confidence menurut Lauster (Sumarmo, 2015) dalam
(Noviyana,Dewi,Rochmad, 2019. h.707) terbagi menjadi lima indikator,
yaitu:
1) Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas dalam melaksanakan
tindakan-tindakannya, merasa bebas dan bertanggung jawab dalam
melakukan hal – hal yang disukainya.
16
2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.
3) Memiliki konsep diri yang positif, hangat dan sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, dan dapat menerima dan menghargai
orang lain.
4) Berani mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk
berprestasi.
5) Mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Menurut Sumarmo (2015) dalam (Pitriyani, Fitrianna, Melinda dan
Hajar. 2018). Mengemukakan beberapa indikator kepercayaan diri (self-
confidence) antara lain:
1) Percaya kepada kemampuan sendiri, tidak cemas, merasa bebas, dan
bertanggung jawab atas perbuatannya.
2) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan.
3) konsep diri yang positif, hangat dan sopan, dapat menghargai dan
menerima orang lain.
4) Memiliki dorongan untuk berprestasi serta berani mengungkapan
pendapat.
5) Memiliki Mengenal diri sendiri atas kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki.
Lestari dan Yudhanegara (2015.h.95) mengatakan indikator dari
self-confidence ada 4 yaitu :
1) Percaya pada kemampuan diri sediri.
2) Bertindak sendiri dalam mengambil keputusan
17
3) Memiliki konsep diri yang positif
4) Berani mengemukakan pendapat.
Berdasarkan indikator yang sudah dipaparkan oleh para ahli di
atas, maka dapat digunakan indikator oleh penulis adalah sebagai berikut :
1) Percaya pada kemampuan diri sediri. Yaitu peserta didik merasa yakin
atau percaya atas dirinya sendiri sehingga dapat menyelesaikan
permasalahannya dengan sendiri.
2) Berani mengungkapkan pendapat. Yaitu peserta didik mampu
mengungkapkan pendapat dari jawaban yang kerjakan.
3) Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Yaitu peserta didik
mampu mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu
kepada orang lain.
4) Berani mengungkapkan pendapat dan memiliki dorongan untuk
berprestasi. Yaitu ketika siswa mampu mengungkapkan pendapat dari
jawaban yang dijawab dan merasa yakin jika jawaban tersebut adalah
jawaban yang benar.
5) Memiliki konsep diri yang positif. Yaitu peserta didik memiliki
pemikiran positif untuk dirinya sendiri.
B. Penelitian yang relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan peneitian ini, di antaranya
sebagai berikut :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Afria Alfitri Rizqi, Hardi Suyi dan Sudarmin
yang berjudul “Analisis kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari
18
kepercayaan diri siswa melalui blended learning”menunjukkan bahwa :
Kemampuan komunikasi matematis siswa yang memiliki kepercayaan diri
tinggi terkategorikan sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa (1) siswa
mampu mengungkapkan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan secara
koheren dan jelas; (2) siswa sangat mampu menggambarkan ide-ide
matematis dalam bentuk visual seperti grafik, diagram, geometris, dan
lainnya dengan tepat dan lengkap; (3) siswa sangat mampu menggunakan
istilah, notasi, dan struktur matematika dengan tepat. Sedangkan kemampuan
komunikasi matematis siswa yang memiliki kepercayaan diri sedang
terkategorikan tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa (1) siswa mampu
mengungkapkan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan secara koheren
dan jelas; (2) siswa sangat mampu menggambarkan ide-ide matematis dalam
bentuk visual; (3) siswa mampu menggunakan istilah, notasi, dan struktur
matematika dengan tepat.
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas
yaitu : 1) penelitian di atas menggunakan deskriptif kualitatif; 2) menganalisa
kemampuan komunikasi matematis dan kepercayan diri. Selain itu, penelitian
yang peneliti lakukan mempunyai perbedaan dengan penelitian di atas yaitu :
1) Dilakukan pada subyek yang berbeda, penelitian diatas mengambil subyek
siswa-siswi SMA N 1 Jepara di kelas XI MIPA 3. Sedangkan penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas VII SMPN 1 Sepatan. 2) Dilakukan pada materi
yang berbeda.
19
2. Penelitian yang dilakukan oleh Asa, Mustangin dan Hasana yang berjudul
“Kemampuan komunikasi matematis dan self confidence melalui model
everyone is teacher here dengan media quest card materi bangun datar
segiempat” dapat disimpulkan bahwa Kesimpulan hasil analisis kualitatif
kemampuan komunikasi matematis dan self confidence yaitu berdasarkan
hasil tes dan wawancara, kelompok dengan kategori kemampuan komunikasi
matematis tinggi pada kelas eksperimen memenuhi semua indikator
kemampuan komunikasi matematis sebanyak lima indikator, sedangkan pada
kelas kontrol memenuhi empat indikator kemampuan komunikasi matematis.
Kelompok kategori kemampuan sedang pada kelas eksperimen memenuhi
tiga sampai empat indikator kemampuan komunikasi matematis, sedangkan
pada kelas kontrol memenuhi dua indikator kemampuan komunikasi
matematis. Kelompok kategori kemampuan rendah pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol hanya mampu memenuhi satu indikator kemampuan
komunikasi matematis. Kelompok dengan kategori self confidence tinggi
pada kelas eksperimen sudah memenuhi semua indikator self confidence
sebanyak empat indikator sedangkan pada kelas kontrol siswa juga sudah
mampu memenuhi semua indikator self confidence.Kelompok dengan
kategori sedang pada kelas eksperimen sudah memenuhi tiga indikator self
confidence, sedangkan pada kelas kontrol siswa memenuhi dua indikator self
confidence. Kelompok dengan kategori rendah pada kelas eksperimen dan
kontrol hanya memenuhi satu indikator self confidence.
20
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas
yaitu : 1) menganalisa kemampuan komunikasi matematis dan self confidence
selain itu, penelitian yang peneliti lakukan mempunyai perbedaan dengan
penelitian di ataas yaitu : 1) penelitian di atas menggunakan pendekatan
penelitian kombinasi (mixed methods research). 2) dilakukan pada subjek
yang berdeda, penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Pakis dengan mengambil
subjek siswa-siswi kelas VII, sedangkan peneliti melakukan penelitian di
SMPN 1 Sepatan pada kelas VII. 3) dilakukan dengan materi yang berbeda.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Eriani, Audina, Khadarisma dan Setaiwan
yang berjudul “Analisis kemampuan komunikasi matematis dan keaktifan
belajar siswa smp di kabupaten bandung barat” hasil penelitian
menyimpulkan bahwa variabel komunikasi matematis keseluruhan masih
rendah dan indikator yang paling sukar adalah menghubungkan diagram
kedalam ide matematika karena kesalahan terbanyak yang dikerjakan oleh
siswa berada pada indikator tersebut.
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas
yaitu : 1) Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. 2) Menganalisa
kemampuan komunikasi matematis dan selain itu, penelitian yang peneliti
lakukan mempunyai perbedaan dengan penelitian di ataas yaitu : 1) dilakukan
pada subjek yang berdeda, penelitian ini dilakukan di di SMPN 1
Gununghalu dengan mengambil subjek siswa-siswi kelas IX, sedangkan
peneliti melakukan penelitian di SMPN 1 Sepatan pada kelas VII. 3)
dilakukan dengan materi yang berbeda.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis metode
penelitian kualitatif deskriptif yang ditunjukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis secara lebih mendalam kemampuan komunikasi matematis siswa
ditinjau dari self confidence. Menurut Sugiono (2018.h.9) menyatakan bahwa
metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakuan secara
tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan maksa dari pada generalisasi. Tujuan
pendekatan kualitatif ini, peneliti ingin memperoleh data untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan komunikasi matematis yang ditinjau dari self confidence.
Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap analisis data. Berikut penjelasan prosedur yang akan
dilakukan oleh peneliti.
1. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut :
a. Menyusun instrument berupa tes kemampuan komunikasi matematis dan
angket Self confidence sesuai dengan indikatornya.
b. Menyusun pedoman wawancara.
22
c. Melakukan uji validasi pada instrument tes kemampuan komunikasi
matematis dan uji validasi angket Self confidence untuk menentukan
layak atau tidaknya soal dan angket tersebut digunakan dalam
pengambilan data penelitian.
d. Menganalisis hasil validasi instrument tes kamampuan komunikasi
matematis dan tes angket Self confidence kemudian merevisi jika kurang
layak.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan dalam tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh peneliti
meliputi :
a. Memberikan angket self confidence kepada siswa kelas VII di SMP
Negeri 1 Sepatan dan memberikan skor untuk menentukan kategori self
confidence.
b. Memberikan soal tes kemampuan komunikasi matematis.
c. Melakukan wawancara sebagai tringulasi.
3. Tahap Analisis Data
Kegiatan peneliti pada tahap tahap analisis data ini meliputi :
a. Melakukan analisis data yang tela didapatkan pada tahap sebelumnya
yaitu pada tahap pelaksanaan (hasil tes dan wawancara). Analisis data
dilakukan sebagai berikut :
1. Member skor
2. Mereduksi dan memaparkan data
3. Menyajikan data
23
b. Menarik kesimpulan atau verifikasi
B. Waktu dan Tempat Penelitian
4. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMPN 1 Sepatan yang beralamat
di Jl. Ahmad Yani, Desa Pisangan Jaya, Kecamatan Sepatan, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
5. Waktu Penelitian
penelitian ini dilakukan pada bulan… untuk lebih jelas bisa dilihat tabel
dibawah ini :
tabel 3.1
Jadwal penelitian
NO Kegiatan Waktu
1 Pengajuan judul Mei 2019
2 Bimbingan proposal Januari 2020
3 Seminar proposal skripsi April 2020
4 Bimbingan dan revisi hasil seminar April 2020
5 Penggumpulan data
6 Pengolahan dan analisis data
7 Ujian skripsi
C. Sumber Data dan Jenis Data Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini akan dikelompokan menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer
24
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung yang
didapatkan dari hasil, angket, tes tertulis dan wawancara. Dengan
informasi yang sesuai dengan fokus masalah yaitu siswa yang
melakukan tes dan wawancara.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti data sekunder dalam penelitian ini yaitu foto-foto ketika
pelaksaan tes angket, tes tertulis dan ketika wawancara.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiono
2018.h.224) Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh
peneliti meliputi :
1. Angket
Sugiono (2018.h.142) menyatakan bahwa Angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain data yang
diperoleh peneliti melalui menganalisis kemampuan komunikasi
25
matematis siswa melalui soal. Peneliti melakukan tes angket self
confidence terlebih dahulu untuk mendapatkan ketegori dari self
confidence tersebut.
2. Tes
Tes merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mengetahui gaya belajar siswa dan mengukur kemampuan menjawab
soal-soal yang berbentuk tes kemampuan komunikasi matematis
berdasarkan indikator yang sudah ditentukan, siswa diberikan tes
tertulis berbentuk uraian.
3. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan bahwa wawancara merupakan
pertemuan dua orang untuk bedrtuar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu
(Sugiono 2018.h.231). Jadi wawancara yang dilakukan berupa
pertanyaan-pertanyaan yang meliputi kemampuan komunikasi
matematis siswa dalam menyelesaikan tes berdasarkan indikator
kemampuan komunikasi matematis.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang terjadi instrumen penelitian adalah
peneliti itu sendiri, peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahamann metode penelitian kualitatif, pengusaan wawasan terhadap
bidang yang diteliti (Sugiono 2018.h.222). Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
26
Tabel 3.2
Instrument penelitian
No Kegiatan Fokus
1 Angket Self confidence
2 Tes Kemampuan komunikasi matematis
3 Wawancara Hasil dari tes kemampuan komunikasi
matematis
1. Angket self confidence
Instrumen angket self confidence diadopsi dan dimodifikasi dari
jurnal Asa, Mustangin dan Hasana yang berjudul kemampuan
komunikasi matematis dan self confidence melalui model everyone is
teacher here dengan media quest card materi bangun datar segiempat
dan buku Hendriana, Rohaeti dan Sumarno yang berjudul hard skills
dan soft skills.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi angket Self Confidence Siswa SMP
No Indikator Positif
negatif Total
pertanyaan
1
1
Percaya kepada kemampuan
diri sendiri
1,4 2 ,3 4
2
2
Bertindak mandiri dalam
mengambil keputusan
5,6 7,8 4
3Memiliki konsep diri yang 9,10 11,12 4
27
3 positif
4
4
Keberanian mengungkapkan
pendapat
13,14 15,16 4
5
5
mengungkapkan pendapat
dan memiliki dorongan
untuk berprestasi
17,18,20 19 4
2. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis
Soal tes kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini
yaitu materi segiempat dan segitiga kelas VII semester genap.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa SMP
Kompetensi
dasar
Materi
pokok
Indikator soal Bentuk
soal
No
soal
3.11 Mengaitkan
rumus keliling
dan luas untuk
berbagai jenis
segiempat
(persegi,
persegipanjang,
belahketupat,
Segiempat
Dan
segitiga
Membuat
pertanyaan dari
sebuah gambar
persegi panjang
yang sudah
diketahui sisinya.
Essay
1
Segiempat
Dan
menentukan sisi,
titik sudut dan
Essay
2
28
jajargenjang,
trapesium, dan
laying-layang)
dan segitiga
4.11
Menyelesaikan
masalah
kontekstual yang
berkaitan dengan
luas dan keliling
segiempat
(persegi,
persegipanjang,
belahketupat,
jajargenjang,
trapesium, dan
laying-layang)
dan segitiga
segitiga diagonal pada
gambar persegi.
Segiempat
Dan
segitiga
Menentukan nilai x
dan keliling belah
ketupat jika
diketahui 2 sisinya.
Essay
3
Segiempat
dan
segitiga
Menghitung
panjang dan
keliling pada
persegi panjang
jika diketahui salah
satu panjang sisi
persegi dan lebar
persegi panjang.
Essay 4
Segiempat
Dan
segitiga
Menghitung
panjang kawat
dengan
menentukan
keliling persegi
panjang
Essay
5
Segiempat
Dan
segitiga
Menghitung biaya
pembuatan keramik
dengan
Essay
6
29
menentukan luas
persegi panjang
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti,dilakukan untuk mengklarifikasi hasil jawaban
subjek penelitian pada instrumen tes kemampuan komunikasi
matematis sesuai dengan indikator. Wawancara dapat dibuktikan
dengan merekam menggunakan handphone sehingga data yang
diperoleh dijamin keabsahannya.
30
F. Teknik Analisis Data
Sugiono (2018) Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan ke unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(h. 244). Berikut ini adalah teknik analisis data yang akan dilakukan oleh
peneliti meliputi :
1. Reduksi data
Sugiono (2018) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tea dan
polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan (h.249). berdasarkan hasil Angket, tes
dan wawancara maka diambil pokok-pokok sebagai gambaran untuk
menjelaskan tentang kepercayaan diri siswa dari hasil angket
kepercayaan diri (self confidence) dan analisis kemampuan komunikasi
matematis siswa dilakukan berdasarkan penyelesaian tes kemampuan
31
komunikasi matematis, selain itu kemampuan komunikasi matematis
siswa dianalisis lebih mendalam dengan dilakukannya dengan tes
wawancarakepada subyek penelitian.
2. Penyajian data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya, dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut (Sugiono 2018.h.249). setlah
dilakukannya mereduksi data, selanjutnya yaitu peyajian data dengan
bertujuan untuk dapat memahami kemampuan komunikasi matematis
yang ditinjau berdasarkan kategori kepercayaan diri (self confidence).
3. Kesimpulan data
Sugiono (2018) menyatakan bahwa penarikan kesimpulan adalah
mem beri kesimpulan terhadap hasil analisis data dan evaluasi kegiatan
yang mencakup pencarian makna serta pemberian penjelasan dari data
yang diperoleh. Kesimpulan yang diharapkan merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga
setalah diteliti menjadi jelas.
G. Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2018) uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji validitas internal (credibility), validitas eksternal
32
(transferability), reliabilitas (dependability) dan objektivitas
(confirmability).
1. Credibility
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data penelitian.
Pengujian Credibility dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan
teman sejawat, analisis kasus negative dan membercheck.
Pada penelitian ini, uji kredibilitas yang dilakukan yaitu
triangulasi. Sugiono (2018) mengatakan bahwa triangulasi merupakan
teknik pengumpula data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (h.241).
dalam triangulasi untuk mengecek data dapat menggunakan beragam
sumber, teknik, dan waktu. Maka triangulasi yang digunakan oleh
peneliti disini yaitu triangulasi teknik.
Triangulasi teknik ini yaitu untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya bisa diperolehnya data dari hasil
tes tertulis soal kemampuan komunikasi matematis, kemudian
dibandingkan dengan mengecek juga dari tes wawancara dan
dokumentasi.
2. Transferability
Uji transferability berkenaan dengan hasil penelitian yang dapat
ditransfer oleh orang lain hingga dapat diterapkan atau digunakan
33
dalam situasi lain. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah
menguaraikan kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan
tipe Self confidence.
3. Dependability
Dalam peneltian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan cara
melakukan audit terhadap keseluruhan selama penelitian. Pada
penelitian ini, maka data siap di audit kembali terhadap keseluruhan
penelitian, dari mulai menentukan fokus masalah sampai dengan
kesimpulan.
4. Confirmability
Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif mirip dengan
uji dependability. pengujian confirmability yaitu menguji yang dapat
dilakukan secara bersamaan dengan uji dependability. Dalam
pengujian confirmability inipenelitian dikaitkan dengan proses yang
dilakukan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Heris hendriana, M.Pd. Dr. Hj. Euis eti rohaeti, M.Pd. dan Prof. Dr. Utari
sumarno. (2017). Buku :” Hard Skills dan Soft skills matematik siswa”
Prof. Dr. Bansu I. Ansari, M.Pd. (2018). Buku : “komunikasi matematik, strategi
berfikir dan manajemen belajar”
Prof. Dr. Sugiono (2018). Buku :” Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan
R&D”
Nofrion, S.Pd.,M.Pd. (2018). Buku :”Komunikasi Pendidikan penerapan Teori
dan Konsep Komunikasi dalam pembelajaran”
Sherli Pitrah Dewi. (2015). Skripsi :” Pengaruh penerapan model reciprocal
teaching terhadap kemampuan komunikasi matematis berdasarkan self
confidence siswa madrasah aliyah”. Universitas islam negeri sultan
syarif kasim riau pekanbaru
Utia Raluni. (2018). Skripsi :”Analisis kemampuan komunikasi matematis siswa
ditinjau dari kecerdasan interpersonal” Universitas Muhammadiyah
Tangerang
kartika dian lestari. (2016). Jurnal :” Prestasi belajar matematika ditinjau dari
kepercayaan diri dan keaktifan siswa di kelas” Universitas Indraprasta
PGRI
rini hardiyanti ali dkk. (2020). Jurnal :” analisis kemampuan komunikasi
matematis siswa di tinjau dari self confidence siswa mts” Universitas
Riau, Pendidikan Matematika, Pekanbaru
35
Puri Nur Aisyah dkk. (2018). Jurnal :” analisis hubungan kemampuan pemecahan
masalah matematis dan self confidence siswa smp” Ikip Siliwangi
Qorina Husainiyah Asa dkk. (2019). Jurnal :” Kemampuan komunikasi matematis
dan self confidence melalui model everyone is teacher here dengan
media quest card materi bangun datar segiempat” Universitas Islam
Malang
Afria Alfitri Rizqi dkk. (2016). Jurnal :”Aanalisis kemampuan komunikasi
matematis ditinjau dari kepercayaan diri siswa melalui blended
learning” Universitas Negeri Semarang , Indonesia
Pipit Pitriyani dkk. (2018). Jurnal :” Analisis kemampuan koneksi matematik
siswa mts ditinjau dari self confidence” Pendidikan Matematika IKIP
Siliwangi
Arista Merdian dkk. (2018). Jurnal :” Analisis kemampuan komunikasi matematis
dan keaktifan siswa sma dengan pendekatan problem posing” IKIP
Siliwangi Bandung
Melly Susanti dkk. (2018). Jurnal :” Analisis kemampuan komunikasi matematis
siswa smp di tinjau dari self-concept” IKIP Siliwangi
36
37
LEMBAR INSTRUMEN MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII
Materi : Segiempat dan Segitiga Waktu : 90 menit
Petunjuk Penyelesaian
1. Berdo’a dan bacalah pertanyaan dengan teliti !
2. Tulislah jawaban pada lembar jawaban yang sudah disediakan !
3. Jawablah soal dengan jelas dan benar !
Pertanyaan
1. perhatikan gambar berikut !
Buatlah dua pertanyaan matematika yang berkaitan dengan gambar tersebut
berikut jawabannya!
2. Perhatikan gambar dibawah ini. Jelaskan apa yang kalian ketahui mengenai
gambar tersebut!
38
Tentukan :
a. sisi yang sama panjang
b. sisi sejajar dan sama panjang
c. Titik sudut
d. Diagonal
3. KLMN adalah suatu jajar genjang. Jika KN = dan KL = ,
tentukanlah nilai agar KLMN merupakan belah ketupat! Kemudian
tentukan pula keliling ketupat tersebut.
4. Luas sebuah persegi panjang sama dengan luas persegi yang panjang sisinya
30 cm. jika lebar persegi panjang adalah 15 cm, maka tentukan
a. Panjang persegi panjang dan
b. Keliling persegi panjang
5. Rudi akan membuat pagar di sekeliling kebun berbentuk persegi panjang
dengang ukuran 12 m 10 m. jika pagar terbuat dari kawat yang terdiri atas
5 lapis, panjang kawat yang diperlukan adalah?
6. Sebuah kolam renang berbentuk persegi panjang, mempunyai ukuran
panjang yaitu 10 m dan lebar 5 m. Di sekeliling kolang renang tersebut pada
bagian luar akan dibuat jalan dengan lebar 1 m. Jika jalan akan dipasang
keramik dengan biaya 20.000,00 setiap meter persegi, maka biaya yang
diperlukan untuk pemasangan keramik adalah?
39
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL
SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
NO Tahap Penyelesaian Indikator
kemunikasi
matematis tiap
soal
Skor
Tahap
Skor
Total
1 1) Berapa luas pada persegi
panjang jika diketahui
lebarnya 4 dan
panjangnya 10?
Jawab :
Diketahui
Lebar = 4
Panjang = 10
Ditanya luas?
Luas = panjang x lebar
Luas = 10 x 4 = 40
Menghubungkan
gambar kedalam
ide matematika
10 20
2) Berapa keliling pada
persegi panjang jika
diketahui lebar 4 dan
panjang 10?
Jawab :
Diketahui
Lebar = 4
Panjang = 10
Ditanya keliling?
Keliling = 2 x (p + l)
Keliling = 2 x (10 + 4)
Keliling = 2 x 40 = 80
10
40
2 a. Mempunyai 4 sisi
yang sama panjang.
Pada persegi ABCD,
panjang sisi AB, BC,
CD, dan DA adalah
sama
b. Memiliki 2 pasang
sisi sejajar dan sama
panjang. Pada persegi
ABCD, sisi AB
sejajar dengan CD,
sisi BC sejajar
dengan AD.
10 20
c. Mempunyai 4 sudut
siku-siku Pada
persegi ABCD,
Karena terdapat 4
sudut dan tiap sudut
besarnya
maka jumlah keempat
sudut dalam persegi
adalah .
d. Memiliki dua
diagonal yang sama
panjang. Pada persegi
ABCD yaitu AC =
BD
10
41
3 KLMN adalah belah ketupat jika
Keruntutan
jawaban
5 10
5
4 a. Luas persegi panjang =
luas persegi, sehingga
diperoleh
Jadi, panjang persegi
panjang adalah 60 cm.
10 20
b. Keliling persegi panjang
= 2 (p+l)
= 2 (60 + 15)
= 2 x 75
=150
Jadi, keliling persegi
panjang adalah 150 cm.
10
5 Karena pagar kawat dibuat
mengelilingi kebun, maka kita
cari dulu keliling kebun.
Menyatakan
peristiwa sehari-
5 10
42
Keliling = 2 (p + l)
Keliling = 2 (12 + 10)
Keliling = 2 x 22
Keliling = 44
hari dalam bahasa
atau simbol
matematika atau
menyusun model
matematika suatu
peristiwa
Karena kawat akan dibuat lima
lapis, maka : Panjang kawat = 5
x 44 = 220
5
6 Diketahui : luas kolam renang = 10
m x 5 m = 50
Disekeliling kolam renang bagian
luar akan dibuat jalan dengan lebar
1 m.
Panjang dan lebar ditambah masing-
masing 2 m, p = 12m dan l = 7m
Luas bagian luar 12m x 7m = 84
Luas panjang yang dipasang
keramik = 84 – 50 = 34
15 20
Biaya pemasangan keramik =
= 34 x Rp 20.000
= Rp 680.000
5
Jumlah 100
43
ANGKET SELF CONFIDENCE (KEPERCAYAAN DIRI) SISWA
Nama : ..........................................................
Kelas/No. Absen : ..........................................................
Petunjuk pengisian :
Berilah tanggapan anda terhadap pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan cara
memberikan tanda check list ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapat anda.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan
Respons
S
S
S T
S
S
TS
1. Saya bersemangat dalam mengerjakan tugas
matematika yang diberikan oleh guru.
2. Saya gugup ketika saya harus menjelaskan materi
matematika didepan teman-teman saya
3. Saya merasa cemas ketika guru menanyakan materi
matematika yang kurang saya pahami
4. Setiap kali guru menjelaskan materi, saya bisa cepat
,mengerti dan paham
5. Saya senang mengemukakan pendapat ketika
belajar kelompok
6. Saya yakin dapat mempelajari matematika serumit
apapun.
7. Ketika ulangan harian matematika, saya senang
mencontek
44
8. Saya malu apabila saya tampil sendiri menjelaskan
materi matematika didepan kelas
9. Saya merasa bangga dengan kemampuan
matematika yang saya miliki
10. Saya tidak merasa ragu menjawab pertanyaan dari
guru yang tiba-tiba
11. Saya merasa bergantungan pada orang lain dalam
menjawab pertanyaan matematika
12. Merasa takut mengemukakan pendapat sendiri yang
berbeda dengan pendapat teman
13. Saya berani menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru saat didalam kelas
14. Saya berani bertanya kepada teman-teman tentang
soal-soal matematika
15. Saya menghindari topik-topik matematika yang
kurang saya pahami/kenal
16. Saya gugup ketika melakukan presentasi
metamatika didepan kelas
17. Mengerjakan soal matematika yang sulit
merupakan tantangan untuk berprestasi
18. Bersedia belajar dengan giat untuk mncapai nilai
matematika yang baik
19. Bersedia belajar dengan giat untuk mncapai nilai
matematika yang baik
20. Merasa takut mengemukakan pendapat sendiri yang
berbeda dengan pendapat teman
45
INSTRUMEN WAWANCARA
Indikator pertanyaan
Keruntutan jawaban
1. Apa yang diketahui pada soal?
2. Jelaskan langkah-langkah dalam
penyelesaian soal.
3. Coba di cek kembali, apakah
jawaban anda sudah benar?
4. Apakah anda kesulitan dalam
menyelesaikan soal ini?
Menyatakan peristiwa sehari-hari
dalam bahasa atau simbol matematika
atau menyusun model matematika
suatu peristiwa.
5. Jelaskan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal.
6. Apa yang diketahui pada soal?
7. Dari informasi yang diketahui
pada soal tersebut, apa langkah
selanjutnya?
8. apakah anda kesulitan dalam
memodelkan permasalahan
matematika tersebut?
1. Apa yang dilakukan pada
langkah pertama untuk
menyelesaikan dengan metode
46
Menghubungkan gambar kedalam ide
matematika.
gambar?
2. Dari informasi yang diketahui
dari soal pada gambar tersebut,
apa langkah selanjutnya?
3. Apakah anda kesulitan dalam
menyelesaikan dengan metode
gambar?
Top Related