Download - Proposal Q Jadi

Transcript
Page 1: Proposal Q Jadi

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MELALUI PENDEKATAN

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LIMIT

FUNGSI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG TAHUN AJARAN 2009/2010

Diajukan Untuk Menyelesaikan Studi Strata I

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

AHMAD ZIYADI

06310044

IKIP PGRI SEMARANG

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

2010

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 2: Proposal Q Jadi

LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Skripsi yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Team Achievement Division (STAD) Melalui Pendekatan Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok

Bahasan Limit Fungsi Kelas XI IPA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG Tahun

Ajaran 2009/2010 ” telah disetujui pada:

Hari :

Tanggal :

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Drs. Nizaruddin, M.Si Ir. Agung handayanto, M.Kom

NIP. 19680325 199403 1 004 NIP. 132089690

Mengetahui

Dekan FPMIPA,

Ary Susatyo N, S.Si, M.Si.

NIP. 19690826 199403 1 001

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 3: Proposal Q Jadi

A. JUDUL

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA MATERI LIMIT FUNGSI KELAS

XI IPA SMA MUHAMMADIYAH GUBUG TAHUN

AJARAN 2009/2010

B. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan

meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang

diharapkan mampu untuk menjawab tantangan di masa yang akan datang.

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan

suatu bangsa. Melalui pendidikan bangsa Indonesia bisa membebaskan diri

dari kebodohan, keterbelakangan, dan dapat mengembangkan sumber daya

manusia sehingga dapat memiliki rasa percaya diri untuk bersanding dan

bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Pendidikan yang dikembangkan

adalah pendidikan yang dapat mengembangkan potensi masyarakat, mampu

menumbuhkan kemauan serta membangkitkan motivasi generasi bangsa untuk

menggali berbagai potensi, dan mengembangkannya secara optimal bagi

kepentingan pembangunan masyarakat secara utuh dan menyeluruh.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari

berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian peserta didik perlu

memiliki kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk

bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Kemampuan tersebut membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif,

dan kemauan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat

dikembangkan melalui belajar matematika karena matematika memiliki

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 4: Proposal Q Jadi

struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga

memungkinkan peserta didik terampil berpikir rasional. Setiap peserta didik

perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu yang merupakan

penguasaan kecakapan matematika untuk dapat memahami dunia dan berhasil

dalam kariernya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada peserta didik

merupakan sumbangan mata pelajaran matematika kepada pencapaian

kecakapan hidup yang ingin dicapai.

Setelah diadakan studi pendahuluan melalui wawancara dengan guru

matematika kelas XI SMA Muhammadiyah Gubug tahun pelajaran

2009/2010, terdapat fakta dilapangan bahwa pembelajaran matematika yang

terjadi di SMA Muhammadiyah Gubug belum mencapai hasil yang

memuaskan hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata ulangan harian

matematika siswa masih dibawah KKM (63,5) yaitu 57,5. Pandangan siswa

terhadap pelajaran matematika sebagai momok mengakibatkan siswa kurang

aktif pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran yang

selama ini diterapkan hanya sekedar ceramah dan latihan soal, membuat

suasana belajar dikelas sangat monoton, kurang menarik apalagi ditambah

konsentrasi siswa yang kurang optimal. Begitu pula dengan kondisi siswa

kelas XI SMA Muhammadiyah Gubug yang kurang aktif dalam mengikuti

pelajaran.

Hal itu disebabkan karena adanya sikap siswa yang tidak tertarik pada

matematika dan sikap masa bodoh siswa pada saat menerima mata pelajaran

matematika. Limit fungsi adalah salah salah satu materi yang diberikan kelas

XI semester 2. Materi limit fungsi merupakan materi yang sulit bagi siswa

untuk menerimanya. Banyak siswa yang belum atau kurang mengenal materi

ini dibuktikan dengan rendahnya hasil evaluasi siswa. Untuk itu perlu adanya

perubahan dan strategi pembelajaran yang harus dilakukan guru. Dengan

strategi pembelajaran yang bervariasi dan tepat untuk membuat siswa aktif

bukan lagi sebagai obyek tetapi sebagai subyek belajar. Strategi pembelajaran

sebaiknya mengembangkan kemampuan dasar siswa dan sikap positif siswa,

sehingga proses belajar mengajar lebih menarik, efektif dan efisien dalam

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 5: Proposal Q Jadi

suasana akrab dan menyenangkan. Sehingga akan membangkitkan minat dan

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Salah satunya untuk

meningkatklan keaktifan siswa dan dengan suasana akrab adalah dengan

belajar secara kelompok dimana ada kerjasama satu sama lain dan saling

membantu atau yang disebut dengan pembelajaran kooperatif.

Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat langkah-langkah

pembelajaran yaitu presentasi kelas, kegiatan kelompok, melaksanakan

evaluasi dan penghargaan kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan

suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku

bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur

kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau

lebih.

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam, salah

satunya adalah Student Team Achievement Devision (STAD). Student Team

Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif

yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan

empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis

kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam

tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran

tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan

catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu.

(http://trisnimath.blogspot.com/2007/08/stad-dalam-matematika.html)

Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Devision (STAD) melalui pendekatan

pembelajaran berbasis masalah (PBM) untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi limit fungsi kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Gubug tahun

ajaran 2009/2010.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 6: Proposal Q Jadi

C. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Rumusan masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang telah diuraikan

diatas maka dikemukakan rumusan masalah : Apakah dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi limit fungsi siswa

kelas XI IPA Semester 2 SMA Muhammadiyah Gubug Tahun Pelajaran

2009/2010 dapat :

a. Meningkatkan hasil belajar siswa berupa kemampuan kognitif dalam

menyelesaikan masalah berkaitan dengan himpunan.

b. Meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok.

c. Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika.

2. Cara Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang diajukan berupa penelitian tindakan

kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Devision (STAD) dalam menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan limit fungsi. Strategi pembelajaran ini siswa

dikelompokkan dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya

terdiri dari siswa yang berkemampuan bevariasi. Di sini ketergantungan

positif juga dikembangkan, ada yang kurang terbantu oleh yang lebih,

yang berkemampuan tinggi bersedia membantu yang rendah. Mereka

saling membantu atas nama tanggung jawab sebagai satu kelompok. Salah

satu penyebab menurunnya hasil siswa di kelas XI disebabkan oleh

kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajaran matematika. Hal ini

dikarenakan penggunaan metode dan pendekatan yang tidak sesuai

dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan sehigga guru dituntut untuk

menerangkan berulang-ulang. Jika hal ini terus menerus dilakukan, maka

akan banyak waktu yang terbuang. Selain itu kegiatan yang dilakukan guru

menjadi lebih banyak daripada kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi kurang terlihat aktif dalam pembelajaran.

Dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Devision (STAD) diharapkan dapat menanamkan sportivitas

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 7: Proposal Q Jadi

siswa dan dapat mengembangkan motivasi siswa untuk berusaha lebih

baik bagi dirinya maupun untuk anggota tim, membentuk siswa menjadi

terbiasa dan berani dalam berkompetensi. Sehingga siswa selalu berusaha

dalam posisi unggul karena mempunyai daya saing tinggi dalam belajar.

Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka

akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya berhasil

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam tiga siklus yaitu siklus I,

siklus II, dan siklus III. Siklus III dilakukan jika pada siklus I dan siklus II

belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar ini

berupa kemampuan kognitif dalam menyelesaikan masalah berkaitan

dengan limit fugsi, kerjasama siswa dalam kelompok serta keaktifan siswa

dalam belajar matematika siswa kelas XI Semester 2 SMA

Muhammadiyah Gubug Tahun Pelajaran 2009/2010. Peningkatan hasil

belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa sedangkan peningkatan keaktifan

siswa selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari lembar observasi

D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) dapat atau tidak

meningkatkan hasil belajar siswa berupa kemampuan kognitif

menyelesaikan masalah berkaitan dengan materi limit fungsi, kerja sama

siswa dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam pembelajar matematika

siswa kelas XI IA – 1 SMA Muhammadiyah Gubug.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi beberapa manfaat.

a. Bagi peserta didik

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 8: Proposal Q Jadi

1) Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi

akan terkurangi bebannya dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD)

2) Semakin banyak peserta didik yang tidak lagi menganggap

matematika itu sulit sehingga menambah minat, kemauan, dan rasa

percaya diri peserta didik dalam belajar matematika.

3) Peserta didik merasa senang karena dilibatkan dalam proses

pembelajaran.

4) Peserta didik semakin tertantang dengan persoalan-persoalan

matematika.

5) Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan

masalah, kemampuan bekerja sama, dan berkomunikasi.

b. Bagi guru

1) Mendapat pengalaman langsung dalam pelaksanaan pembelajaran

khususnya pada pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dan meningkatkan profesionalisme guru.

2) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan untuk memilih

strategi pembelajaran yang bervariasi yang dapat memperbaiki

sistem pembelajaran sehingga memberikan layanan yang terbaik

bagi peserta didik.

3) Mendokumentasikan kemajuan peserta didik selama kurun waktu

tertentu.

4) Mengetahui bagian-bagian pengajaran yang perlu diperbaiki.

5) Guru dapat semakin menciptakan suasana lingkungan kelas yang

saling menghargai nilai-nilai ilmiah dan termotivasi untuk

mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan

dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru

mata pelajaran.

c. Bagi Peneliti

Manfaat yang diperoleh peneliti yaitu mendapatkan pengalaman

langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 9: Proposal Q Jadi

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan

mengetahui keefektifannya dalam mengembangkan kemampuan peserta

didik dalam memecahkan masalah.

E. PENEGASAN ISTILAH

1. Penerapan

Penerapan adalah pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekkan

( Kamus Besar Indonesia, 1994:1044 )

Yang dimaksud penerapan dalam penelitian ini adalah penelitian

dengan menerapkan, mempraktikkan pembelajaran dengan pendekatan

kooperatif yang bisa meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa.

2. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatau strategi belajar mengajar

yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih.

Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok

– kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 yang sederajat tetapi heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku/ras dan satu sama lain saling membantu

(Trianto, 2007:41).

3. STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD merupakan model pembelajaran kooperatif untuk

mengelompokkan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung

jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.

4. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah dimaksudkan untuk membantu

siwa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 10: Proposal Q Jadi

5. Hasil Belajar

Hasil belajar berarti penguasan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

6. Limit Fungsi

Merupakan materi pelajaran SM A yang ada dalam kurikulum

KTSP kelas XI semester 2.

7. Siswa Kelas XI IA - 1 SM A Muhammadiyah Gubug

Siswa kelas XI SMA Muhammadiyah Gubug merupakan objek

pada penelitian ini.

Berdasarkan penegasan istilah di atas, maka secara keseluruhan

maksud dari judul skripsi ini adalah hasil belajar siswa yang

pembelajarannya menggunakan penerapan model pembelajaran tipe STAD

lebih efektif pada materi limit fungsi peserta didik kelas XI SMA

Muhammadiyah Gubug tahun pelajaran 2009/2010.

F. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian

tujuan pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami

oleh siswa, baik pada proses pendidikan di sekolah maupun di lingkungan

rumah atau keluarganya sendiri.

Menurut Herman Hudoyo (1990:1) “belajar adalah suatu proses

kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku”. Dalam hal

ini seseorang dikatakan belajar jika pada diri orang itu melakukan suatu

kegiatan yang hasil akhirnya dapat mengakibatkan perubahan tingkah

laku dan perubahan tingkah laku itu dapat diamati dan berlaku dalam

waktu yang cukup lama.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 11: Proposal Q Jadi

Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang hasil akhirnya

adalah terjadi perubahan tingkah laku, dimana perubahan tingkah laku

tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama yang disertai dengan

usaha orang tersebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi

mampu mengerjakannya.

Menurut Oemar hamalik (2008:27) belajar adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Maksudnya belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Dalam hal ini belajar tidak hanya

mengingat, akan tetapi lebih luas lagi yaitu dengan mengalami.

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

hanya mengumpulkan atau menghafalkan informasi atau materi pelajaran

saja, akan tetapi mengalami adalah bagian dari proses belajar. Dengan

mengalami maka seseorang dapat langsung merasakan dampak (akibat)

dari proses belajar tersebut.

Menurut Gulo (2005:8) belajar adalah suatu proses yang

berlangsung didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik

tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu

perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman. Perubahan

sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk

seperti berubah pengetahuan, penalaran, kecakapan, kebiasaan, serta

aspek–aspek lain yang sedang ada pada diri individu yang sedang belajar.

Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu

yang cukup lama.

2. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran dengan ciri

utama meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada

keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik, kerja sama, dan

menghasilkan karya atau hasil peragaan. (Ismail, 2002: 2)

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 12: Proposal Q Jadi

Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi

pelajar yang mandiri dan otonom. Dengan bimbingan guru yang secara

berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan

pernyataan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka

sendiri, siswa belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri.

Guru dalam model pembelajaran berbasis masalah berperan sebagai

penyaji masalah, penanya, mengadakan dialog, membantu menemukan

penyelesaian masalah, dan pemberi fasilitas. Selain itu, guru menyiapkan

dukungan dan dorongan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri

dan intelektual siswa. Pembelajaran berbasis maslah juga dapat

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan aktivitas belajar siswa,

baik secara individual maupun secara kelompok.

Secara umum pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan

kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat

memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan

dan inkuiri (Trianto, 2007:67). Pembelajaran berbasis masalah digunakan

untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

kemampuan dalam pemecahan masalah, sehingga pada pembelajaran ini

seorang guru tidak perlu memberikan informasi yang banyak kepada

siswa.

Ciri-ciri dari model pembelajaran berbasis masalah menurut Arends,

(dalam Trianto, 2007 : 69) antara lain :

a) Pengajuan pertanyaan atau masalah.

Dalam pembelajaran berbasis masalah terdapat adanya masalah atau

pertayaan yang ingin dipecahkan (diselesaikan)

b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Walaupun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada

mata pelajaran tertentu (IPA, Matematika, ilmu – ilmu sosial),

masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar

dalam pemecahannaya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata

pelajaran.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 13: Proposal Q Jadi

c) Penyelidikan autentik.

Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan

penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap

masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan

masalah, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan,

mengumpul dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen (jika

diperlukan), membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.

d) Menghasilkan produk dan memamerkannya.

Dalam pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk

menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata. Produk

tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video maupun yang lain.

e) Kolaborasi.

Pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja

sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau

dalam kelompok kecil. Bekerja sama memberikan motivasi untuk

secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan

memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk

mengembangkan keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.

Pengajaran berbasis masalah terdiri dari 5 langkah utama (Muslimin

Ibrahim, 2000:13) yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa

dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis

hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut dijelaskan berdasarkan langkah-

langkah berikut.

a) Tahap-1 (Orientasi siswa pada masalah)

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

dibutuhkan, mengajukan fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk

memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat dalam

pemecahan

b) Tahap-2 (Mengorganisasi siswa untuk belajar)

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 14: Proposal Q Jadi

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c) Tahap-3 (Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok)

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

d) Tahap-4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka

untuk berbagi tugas dengan temannya.

e) Tahap-5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan.

Menurut Ibrahim (dalam Trianto, 2007:72) Peran guru di dalam

antara lain sebagai berikut:

a) Mengajukan masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah

autentik, yaitu masalah kehidupan nyata sehari-hari.

b) Memfasilitasi/membimbing penyelidikan misalnya melakukan

pengamatan atau melakukan eksperimen/ percobaan.

c) Mendukung belajar siswa.

Tugas guru pada pengajaran berdasarkan masalah adalah membantu

para siswa merumuskan tugas – tugas pelajaran. Dan objek pelajaran tidak

dipelajari dari buku tetapi masalah yang ada disekitarnya.

3. Hasil Belajar

Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi

tiga bidang yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiganya tidak

berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,

bahkan membentuk hubungan hierarki. Sebagai tujuan yang hendak

dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 15: Proposal Q Jadi

Oleh sebab itu ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar

siswa, dari proses pengajaran. Hasil belajar tersebut nampak dalam

perubahan tingkah laku. Ketiga tipe hasil belajar tersebut dijelaskan (Nana

Sudjana (2005: 8) sebagai berikut :

a. Tipe hasil belajar kognitif

1) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowlwdge)

Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan kata

“knowledge” dari Bloom. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil

belajar tingkat rendah jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar

lainnya. Cakupan dalam pengetahuan hafalan termasuk pula

pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang

mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan,

hukum, rumus, dan lain-lain.

2) Tipe hasil belajar pemahaman

Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe

hasil belajar pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan

kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep.

3) Tipe hasil belajar analisis

Analisis adalah kesanggupan untuk memecah, mengurai integritas

(kesatuan yang utuh) menjadi bagian-bagian yang mempunyai arti,

atau mempunyai tingkatan. Analisis merupakan tipe hasil belajar

yang kompleks, yang memanfaatkan tipe hasil belajar sebelumnya

yakni pengetahuan, pemahaman dan aplikasi

4) Tipe hasil belajar evaluasi

Tipe hasil belajar ini dikategorikan yang paling tinggi dan

terkandung semua tipe hasil belajar yang telah dijelaskan

sebelumnya.

b. Tipe hasil belajar afektif

Ada beberapa tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil

belajar. Tingkatan tersebut dimulai dari tingkat dasar sampai tingkat

yang komplek. Tingkat tersebut adalah sebagai berikut :

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 16: Proposal Q Jadi

1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima

rangsangan (stimulus) dari luar datang pada sisi baik dalam bentuk

masalah situasi dan gejala. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,

keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau

rangsangan dari luar.

2) Reponding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk

ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus

dari luar yang datang pada dirinya.

3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan

terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di

dalamnya kesedian menerima nilai latar belakang atau pengalaman

untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem

organisasi termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai

yang lain serta kemantapan dan prioritas nilai yang dimiliki.

c. Tipe hasil belajar psikomotorik

Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill)

dan kemampuan bertindak individu (seseorang).

Dari beberapa tipe-tipe diatas dapat disimpulkan hasil belajar

adalah nilai yang dicapai oleh seseorang dengan kemampuan

maksimal. Dan dari tipe-tipe tersebut dapat mempengaruhi belajar dan

hasil belajar siswa, sehingga mampu mewujudkan suatu kemampuan

dan manejemen dalam belajar yang baik. Karakteristik yang berbeda-

beda dari tiap individu baik fisik maupun psikis memerlukan perhatian

khusus bagi guru untuk menjaga perkembangan siswa agar proses

belajar berlangsung lebih baik sesuai dengan kemampuan.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 17: Proposal Q Jadi

4. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Semua model mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas,

struktur tujuan dan struktur penghargaan (reward). Didalam model

pembelajaran kooperatif, menuntut kerjasama siswa dan saling

ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah.

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa

akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika

mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007: 41). Pada

hakekatnya pembelajaran kooperatif adalah siswa belajar dalam

kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah

yang kompleks.

Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan

kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk

memahami konsep yang difasilitasi oleh guru

(http://id.wordpress.com/tag/kooperatif/)

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan

keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama

dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman

sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk

mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia

menjadi narasumber bagi teman yang lain. Jadi Pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan

kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam

kelompok-kelompok kecil yang sederajad tetapi heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku, ras, dan satu sama lain saling

membantu.Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam

kelompoknyaselama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 18: Proposal Q Jadi

keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan

baik di dalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi. Siswa

diberi lembar kegiatan yang berisi pertanyaan atau tugas yang

direncanakan untuk diajarkan. Adapun tugas anggota kelompok

adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling

membantu diantara teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan

materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada

yang belum menguasai materi pelajaran.

b. Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif

Ada beberapa unsur yang perlu dipenuhi dalam kooperatif agar lebih

menjamin para siswa bekerja secara kooperatif. Dalam (Suprijono,

2009: 58) unsur-unsur tersebut adalah:

1) Positive interdependence (Saling ketergantungan positif)

Adanya saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukan

bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung-

jawaban kelompok:

i) Mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok

ii) Menjamin semua anggota kelompok secara individu

2) Personal responsibility (Tanggung jawab perseorangan)

Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran

terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan

adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oloeh

kegiatan belajar bersama.

3) Face to face promotive interaction (Interaksi promotif)

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling

ketregantungan positif.

i) Saling membantu secara efektif dan efisien.

ii) Saling memberimu informasi dan sarana yang diperlukan.

iii) Saling mengingatkan.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 19: Proposal Q Jadi

iv) Saling percaya.

4) Interpersonal skill (Komunikasi antar anggota)

Merupakan keterampilan sosial, untuk mengkoordinasikan kegiatan

peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus:

i) Saling mengenal dan memercayai

ii) Mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius.

iii) Mampu menerima dan saling mendukung.

iv) Mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5) Group processing (Pemrosesan kelompok)

Pemrosesan mengandung arti menilai, melalui pemrosesan

kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan

kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan

kelompok adalah meningkatkan efektifitas anggota dalam

memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk

mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu

kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk

mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima

keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai

hasil belajar itu model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama

dan interdependensi peserta didik dalam struktur tugas, struktur

tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan

bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu

pada derajad kerja sama atau kompetisi yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan maupun reward.

c. Ciri-ciri dalam pembelajaran kooperatif

Ada beberapa ciri dalam menggunakan pembelajaran kooperatif bagi

siswa agar dalam kegiatan pembelajaran berjalan di kelas. Dalam

muslimin ibrahin (2001: 7-8) ciri-ciri tersebut antara lain:

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 20: Proposal Q Jadi

1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk

menyelesaikan materi belajar,

2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah,

3) jika mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang berbeda-beda,

4) penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

Untuk mengoptimalkan dalam pembelajaran kooperatif, keanggotaan

sebaikya heterogen, baik dalam kemampuannya maupun karekteristik

lainnya. Untuk menjamin heterogenitas keanggotaan kelompok, maka

gurulah yang membentuk kelompok-kelompok tersebut.

d. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat 6 langkah utama atau

tahapan (Trianto, 2007:48). Langkah – langkah itu ditunjukan pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1

Langkah – langkah pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 21: Proposal Q Jadi

Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil belajarnya.

Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok.

Dari uraian tinjauan tentang pembelajaran kooperatif ini, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tersebut memerlukan

kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur

pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan

pembelajaran ini tergantung dari keberhasilan masing-masing individu

dalam kelompok, di mana keberhasilan tersebut sangat berarti untuk

mencapai suatu tujuan yang positif dalam belajar kelompok.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang

sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan

kooperatif dalam kelas. Pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achiement Division (STAD) juga merupakan suatu metode pembelajaran

kooperatif yang efektif dengan menggunakan kelompok – kelompok kecil

dengan jumlah angota tiap kelompok 4 -5 orang siswa secara hiterogen.

Menurut kunandar (2008) model pembelajaran ini dipandang

sebagai pendekatan pembelajaran yang paling langsung dari pendekatan

pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan untuk mengajarkan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal

maupun tertulis

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang

sederhana dan baik untuk guru yang baru mulai menggunakan pendekatan

kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran

kooperatif yang efektif (http://herdy07.wordpress.com/)

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 22: Proposal Q Jadi

STAD dikatakan sederhana karena kegiatan pembelajaran yang

dilakukan masih dekat dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat

dilihat pada fase 2 dari fase - fase pembelajaran STAD, yaitu adanya

penyajian informasi atau materi pelajaran. Perbedaan model ini dengan

model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan pada

kelompok.

Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD (

Trianto, 2007:54) adalah :

Tabel 2

fase fase pembelajaran kooperatif tipe STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyimpulkan tujuan dan

memotivasi siswa.

Menyampaikan semua tujuan pelajaran

yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut

dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2

Menyajikan / menyampaikan

informasi.

Menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan mendemonstrasikan atau

lewat bahan bacaan.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok – kelompok

belajar

Menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar

dan membantu setiap kelompok agar

melakukan transisi secara efisien

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Membimbing kelompok belajar pada saat

mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase 5

Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi

yang dianjurkan atau masing – masing

kelompok mempresentasikan hasil

kerjanya.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 23: Proposal Q Jadi

Fase 6

Memberikan penghargaan

Mencari cara – cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok

G. Kerangka Berpikir

Model mengajar ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur

tujuan dan struktur penghargaan (reward). Salah satu usaha mengembangkan

kemampuan menyelesaikan masalah siswa pada mata pelajaran matematika

di sekolah adalah dengan model pembelajaran kooperatif. Didalam

pembelajaran kooperatif peserta didik bekerja dalam satu tim untuk

menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu

secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif akan membantu peserta didik

dalam membangun sikap positif terhadap pelajaran matematika. Para peserta

didik secara individu membangun kepercayaan diri terhadap kemampuannya

untuk menyelesaikan masalah matematika, sehingga akan mengurangi

bahkan menghilangkan rasa cemas terhadap matematika yang banyak dialami

oleh peserta didik.

Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu

metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang sederhana.

STAD dikatakan sederhana karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan

masih dekat dengan pembelajaran konvensional Model ini memiliki

keistimewaan yaitu peserta didik selain bisa mengembangkan kemampuan

dirinya sendiri juga bisa mengembangkan kemampuan berkelompoknya,

sehingga pada misal pada satu kelompok yang belum jelas, maka teman

dalam kelompok tersebut menjelaskan kepada temannya yang belum paham

sehingga pada satu kelompok tersebut dapat mengerti.

Selain itu siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif

didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan

mereka harus mengkoordinasi usahanya untuk menyelesaikan tugasnya.

Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling

tergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 24: Proposal Q Jadi

akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai

kelompok. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan (hasil belajar) siswa dan keaktifan siswa dalam memecahkan

masalah.

H. Tinjauan Materi Limit Fungsi

Menurut Sartono Wirodikromo (2006) Materi limit fungsi ini

merupakan salah materi matematika SMA kelas XI semester 2

1. Pengertian limit

Pengertian limit fungsi di sebuah titik melalui pengamatan grafik

fungsi di sekitar titik itu dapat dideskripsikan dengan menggunakan alat

peraga dua buah potongan kawat dan satu lembar film tipis.

Misalkan kawat I dibentuk seperti gambar (a). Titik ujung kawat

yang ditandai dengan tanda panah digerakkan kekanan secara terus

menerus sehingga makin dekat dengan film mendekati nol.

Suatu ketika titik ujung kawat akan menyentuh film (gambar (b)),

sehingga dapat diperkirakan berapa tinggi titik ujung kawat terhadap

sumbu X. Dalam matematika, perkiraan ketinggian titik ujung kawat

terhadap sumbu X dikatakan sebagai limit fungsi f(x) untuk x mendekati a

dari arah kiri. Misalkan ketinggian yang diperkirakan itu adalah L1, maka

notasi singkat untuk menuliskan pernyataan itu adalah :

film

kawat I

(a)

L1

film

x = a

y = f(x)

(b)

x = a X X

f(x) → L1 untuk x → a– ataun )(lim xfax −→

= L1

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 25: Proposal Q Jadi

dan dibaca limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari arah kiri sama

dengan L1.

Apabila kawat I dibentuk seperti gambar (a), maka titik ujung

kawat tidak pernah menyentuh film. Dalam kasus demikian dikatakan

bahwa limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari arah kiri tidak ada.

Bagaimana halnya dengan kawat II yang berada disebelah kanan

film? Dengan menggunakan bentuk kawat yang berbeda-beda dan kawat

digerakkan kekiri mendekati film, maka berbagai kemungkinan kedudukan

titik ujung kawat terhadap film diperlihatkan pada gambar (b) dan (c).

Untuk situasi pada gambar (b), dapat ditulis sebagai :

dan dibaca sebagai limit fungsi f(x) untuk x mendekati a dari arah

kanan sama dengan L2

Untuk situasi pada gambar (c), dapat ditulis sebagai :

y = f(x)

x = a X (a)

film film

L2 y = f(x)

x = a X (b)

film

y = f(x)

x = a X (c)

f(x) → L2 untuk x → a+

Atau

lim+→ax

f(x) = L2

+→axlim f(x) tidak ada

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 26: Proposal Q Jadi

Contoh :

1. Diketahui fungsi identitas f(x) = x

a. Tentukan )(lim2

xfx −→

b. Tentukan )(lim2

xfx

+→

c. Apakah ada? Jika ada, tentukan .

Jawab :

1. Grafik fungsi y = f(x)

a. )(lim2

xfx −→

= xx −→2lim = 2

b. )(lim2

xfx

+→

= xx +→2lim = 2

c. Berdasarkan hasil a dan b terlihat bahwa

)(lim2

xfx −→

= )(lim2

xfx

+→

= 2

Jadi, = = 2

a) Limit Fungsi Melalui Perhitungan nilai-nilai di sekitar titik tersebut

Fungsi f(x) = x + 1 dengan daerah asal Df = {x | x R},

memiliki beberapa nilai fungsi f(x), jika x mendekati 2. Nilai-nilai

fungsi f(x) = x + 1 untuk x yang dekat dengan 2 dibuat daftar seperti

pada tabel dibawah ini :

X 1.8 1,9 1,99 1,999 →2.00

2,001 2,01 2,1 2,2

f(x) = x + 1 2,8 2,9 2,99 2,999 ...?... 3,001 3,01 3,1 3,2

Dari tabel diatas terlihat bahwa fungsi f(x) = x + 1 mendekati nilai L

= 3, jika x mendekati 2, baik dari arah kiri maupun dari arah kanan.

Dengan demikian, dapat dituliskan bahwa :

= = 3

dibaca : limit dari f(x) = x + 1 sama dengan 3, jika x mendekati 2

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 27: Proposal Q Jadi

Contoh :

1. Diketahui fungsi f(x) = dengan daerah asal Df = {x | x dan

. Hitunglah nilai dengan cara menghitung

nilai-nilai fungsi di sekitar x = 2.

Jawab :

Nilai-nilai fungsi f(x) = 242

−−

xx di sekitar x = 2 disajikan dalam

tabel dibawah ini

X 1,7 1,8 1,99 1,999

→2.000

← 2,001 2,01 2,1 2,2

f(x) = 242

−−

xx 3,7 3,8 3,99 3,999 ...?... 4,001 4,01 4,1 4,2

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa f(x) =242

−−

xx mendekati

nilai L=4 ketika x mendekati 2 baik dari kiri maupun dari kanan.

2. Limit fungsi aljabar

a) Menentukan Limit Fungsi Aljabar yang berbentuk

1) Metode Subtitusi Langsung

Untuk memahami cara menentukan limit fungsi aljabar yang

berbentuk dengan metode subtitusi langsung,

simaklah contoh berikut:

Contoh :

1. Hitunglah nilai limit fungsi :

a. ( )12lim 2

1+−

→xx

x b. 23lim

2−

→x

x

Jawab :

a. ( )12lim 2

1+−

→xx

x = (-1)2 – 2(-1) + 1 = 4

b. 23lim2

−→

xx

= 242)2(3 ==−

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 28: Proposal Q Jadi

2) Metode Pemfaktoran

Perhatikan limit fungsi yang dikerjakan dengan subtitusi berikut :

00

2244

224)2(

24lim

22

2=

−−=

−−=

−−

→ xx

x

Telah disebutkan di depan bahwa disebut bentuk tak tentu dan

tidak didefinisikan. Oleh karena itu, diperlukan upaya lain. Salah

satunya dengan cara mencari faktor persekutuan yang sama antara

bagian pembilang dengan bagian penyebut. Setelah diperoleh

faktor yang sama, selanjutnya bentuk fungsi tersebut

disederhanakan.

Jadi, ,)2(

)2)(2(lim24lim

2

2

2 −+−=

−−

→→ xxx

xx

xx sebab x 2 atau x 0

= 4)2(lim2

=+→

xx

Secara umum, pengerjaan limit fungsi yang mempunyai bentuk

tak tentu dapat dilakukan dengan menggunakan metode

pemfaktoran.

Misalkan . Upayakan f(x) dan g(x)

memiliki faktor yang sama dan faktor yang sama itu adalah (x –

a), sehingga :

= , dengan syarat p(a) 0 dan q(a) o

Contoh :

1. Hitunglah nilai 47

9lim2

2

3 −+

−→ x

xx

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 29: Proposal Q Jadi

Jawab :

479lim

2

2

3 −+

−→ x

xx

= 47

9lim2

2

3 −+

−→ x

xx

. 4747lim

2

2

3 ++

++→ x

xx

= ( )( )( ) 167

479lim 2

22

3 −+++−

→ xxx

x

= ( )( )( )9

479lim 2

22

3 −++−

→ xxx

x

= ( )472lim

3++

→x

x

= ( ) 8479 =++

Jadi, 847

9lim2

2

3=

−+−

→ xx

x

b) Menjelaskan Limit Fungsi Aljabar yang Berbentuk )(lim xfx ∞→

1) Pengertian Tak Hingga

Perhatikan grafik-grafik fungsi y = f(x) pada gambar dibawah ini :

• Pada gambar (a), ketika x mendekati a dari arah kiri, nilai

fungsi f(x) menjadi besar tanpa batas atau menuju tak hingga

Y

X

(a)

0 x = a

∞=−→

)(lim xfax

y = f(x) y = f(x)

Y

(b)

∞=+→

)(lim xfax

X x = a 0

Y

X

(c)

y = f(x)

x = a ∞=

→)(lim xf

ax 0

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 30: Proposal Q Jadi

• Pada gambar (b), ketika x mendekati a dari arah kanan, nilai

fungsi f(x) juga menjadi besar tanpa batas atau menuju tak

hingga

• Pada gambar (c), ketika x mendekati a (dari arah kiri maupun

arah kanan), nilai fungsi f(x) menjadi besar tanpa batas atau

menuju tak hingga.

Begitu juga sebaliknya, jika arah panah pada kurva menuju ke

bawah, ketika x mendekati nilai a, maka nilai fungsi f(x) menjadi

sangat kecil tanpa batas.

2) Limit x Mendekati Tak Hingga

Misalkan fungsi f ditentukan oleh f(x) = x1 dengan daerah

asalnya adalah Df = { }0, ≠∈ xRxx . Nilai f(x) untuk nilai x yang

semakin besar dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

X 1 2 3 ...

.

1

0

...

.

10

0

...

. 10.000

.... ∞⇒

f(x)

=x1

1 21

31

...

. 101

...

. 100

1

...

. 000.101

.... 0⇒

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jika nilai x semakin besar

maka, nilai fungsi f(x) mendekati nol. Pernyataan ini ditulis :

01lim)(lim ==∞→∞→ x

xfxx

Contoh :

1. Diketahui fungsi kuadrat f(x) = x2 dengan daerah asal Df = (-

.Tentukanlah :

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 31: Proposal Q Jadi

a. )(lim xfx ∞→

b. )(lim xfx −∞→

Jawab :

Grafik fungsi y = f(x) = x2 diperrlihatkan pada gambar diatas.

Berdasarkan grafik fungsi y = f(x) = x2 tersebut, terlihat bahwa :

a. Ketika x menjadi semakin besar tanpa batas (x → ) maka

nilai fungsi f(x) juga semakin besar tanpa batas (mendekati tak

hingga).

Jadi, ∞==∞→∞→

2lim)(lim xxfxx

.

b. Ketika x menjadi sangat kecil tanpa batas (x → ) maka nilai

fungsi f(x) semakin besar tanpa batas (mendekati tak hingga).

Jadi, ∞==−∞→−∞→

2limlim xxx

.

3. Teorema limit

Sifat-sifat limit fungsi dapat dirangkum dalam Teorema Limit sebagai

berikut :

a) Jika f(x) = k maka kax

=→

lim (untuk setiap k konstan dan a bilangan

real)

b) Jika f(x) = x maka axfax

=→

)(lim (untuk setiap a bilangan real)

c) { } )(lim)(lim)()(lim xgxfxgxfaxaxax →→→

±=±

d) Jika k suatu konstanta maka )(lim)(.lim xfkxfkaxax →→

=

e) i) { } { }{ })(lim.)(lim)().(lim xgxfxgxfaxaxax →→→

=

ii) )(lim

)(lim

)()(lim

xg

xf

xgxf

ax

ax

ax→

→= , dengan 0)(lim ≠

→xg

ax

f) i) { } { }n

ax

n

axxfxf )(lim)(lim

→→=

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 32: Proposal Q Jadi

ii) nax

nax

xfxf )(lim)(lim→→

= , dengan 0)(lim ≥→

xfax

untuk n genap

Contoh :

1. Hitunglah nilai limit fungsi berikut ini :

a. ( )523lim 2

1+−

→xx

x b.

xx

x

7lim2

3

+→

Jawab :

a. ( )523lim 2

1+−

→xx

x

= 5lim2lim3lim11

2

1 →→→+−

xxxxx (teorema 3a dan 3b)

= { } 5limlim2lim311

2

1 →→→+−

xxxxx (teorema 4)

= 3(1)2 – 2(1) + 5 = 6 (teorema 1, 2, dan 6a)

Jadi ( )523lim 2

1+−

→xx

x = 6.

b. x

xx

7lim2

3

+→

= x

x

x

x

3

2

3

lim

7lim

→+

(Teorema 5b)

= ( )3

7lim 2

3+

→x

x (Teorema 6b dan 2)

= 3

7limlim3

2

3 →→+

xxx

(Teorema 3a)

= { }

3

7limlim3

2

3 →→+

xx (Teorama 6a)

= 34

37)3( 2

=+

(Teorema 1 dan 2)

Jadi, x

xx

7lim2

3

+→

= 34

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 33: Proposal Q Jadi

2. Diketahui 3)(lim =→

xfax

dan .243)(lim =→

xgax

Hitunglah nilai

{ }52 )().(lim xgxfax→

.

Jawab ;

{ }52 )().(lim xgxfax→

= 52 )(lim).(lim xgxfaxax →→

, dengan Teorema 5a

= { }2)(lim xfax→

. 5 )(lim xgax→

, dengan Teorema 6a dan 6b

= ( )23 . 272435 = , subtitusi 3)(lim =→

xfax

dan 243)(lim =→

xgax

Jadi, 3)(lim =→

xfax

dan 243)(lim =→

xgax

maka nilai

{ }52 )().(lim xgxfax→

=27

Bilangan e = 2,718281828459.... adalah sebuah bilangan irrasional

yang diperoleh dari suatu bentuk limit untuk peubah x mendekati tak

hingga. Bilangan e dirumuskan sebagai :

ex

ex

x

x

x

x

=

=

+

∞→

∞→

11lim

11lim

4. Limit fungsi trigonometri

Setelah kita membahas secara rinci cara menentukan nilai limit

fungsi aljabar, maka sekarang kita akan menjabarkan tentang limit fungsi

trigonometri.

Pandang f : x → f(x), f(x) adalah fungsi trigonometri.

Limit fungsi trigonometri f(x) untuk x mendekati suatu sudut tertentu

(a) adalah nilai fungsi f(x) untuk x mendekati a baik dari kiri maupun dari

kanan, dan ditulis sebagai berikut :

Lxfax

=→

)(lim

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 34: Proposal Q Jadi

Dengan L = nilai f(x) untuk x mendekati a

a = besar sudut dalam radian

Contoh :

1. Hitunglah nilai limit-limit trigonometri berikut ini

a. xx

sinlim4

b. ( )xxx

22

0sincoslim −

Penyelesaiaan :

a. xx

sinlim4

= 221

4sin =

.

Jadi, xx

sinlim4

221

=

b. ( )xxx

22

0sincoslim −

→ =( ) ( ) 1)0()1(sinlimcoslim 2222

0=−=−

→→xx

oxx

Jadi, ( )xxx

22

0sincoslim −

→ = 1

2. Hitunglah nilai limit-limit fungsi trigonometri berikut ini :

a. x

xx 2sin

sinlim0→

b. x

xx sin

2cos1lim0

−→

Penyelesaian :

Penyelesaian dengan cara subtitusi langsung diperoleh :

• 00

0.2sin0sin

2sinsinlim

0==

→ xx

x

• 00

011

0sin0.2cos1

sin2cos1lim

0=−=−=−

→ xx

x

Dengan subtitusi langsung diperoleh 00 , yaitu bentuk tak tentu. Oleh

karena itu, harus diupayakan dengan cara lain sebagai berikut :

a. Karena sin 2x = 2 sin x cos x, maka :

xxx

xx

xx cossin2sinlim

2sinsinlim

00 →→=

= 21

1.21

cos21lim ==

→ xox

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 35: Proposal Q Jadi

b. Karena cos 2x = 1 – 2 sin2x, maka 1 – cos 2x = 1 – (1 – 2 sin2x) = 2

sin2 x sehingga :

00.20sin2sin2limsinsin2lim

sin2cos1lim

0

2

0=====−

→→→x

xx

xx

xxx

5. Rumus-rumus limit fungsi trigonometri

Limit fungsi trigonometri dapat pula diselesaikan dengan menggunakan

rumus. Rumus-rumus fungsi trigonometri yang dimaksud itu adalah ;

1tan

limtanlim

1sin

limsinlim

00

00

==

==

→→

→→

xx

xx

xx

xx

xx

xx 1coslim

0=

→x

x

Rumus-rumus limit fungsi trigonometri dasar diatas dapat diperluas.

Misalkan u adalah fungsi dari x dan jika x → 0 maka u → 0, sehingga

rumus-rumus tersebut dapat dituliskan menjadi :

1tan

limtanlim

1sin

limsinlim

00

00

==

==

→→

→→

uuu

uu

uu

uu

uu

uu

Contoh :

1. Hitunglah limit-limit berikut :

a.

+

+

3tan

3lim3

x

x

x

b. x

xx 2

6sinlim0→

Penyelesaian :

a. Misalkan 3

+= xu

Jika 3

−→x maka u → 0, sehingga

1tan

lim

3tan

3lim0

3

==

+

+

→→ uu

x

x

ux

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 36: Proposal Q Jadi

Jadi,

+

+

3tan

3lim3

x

x

x = 1

b. Misalkan 6x = u, maka ux61

=

Jika x → 0 maka u → 0, sehingga :

3)1(3sinlim3sin3lim

612

sinlim2

6sinlim0000

====

=→→→→ u

uu

u

u

ux

xuuux

Jadi, xx

x 26sinlim

0→ = 3

2. Hitunglah xx

x 3sin4tanlim

0→

Penyelesaiaan:

Untuk , xx

xx

xx

3sin3.

44tan.

34

3sin4tan

=

=

→→ xx

xx

xx

xx 3sin3.

44tan.

34lim

3sin4tanlim

00

= 34)1)(1(

34

3sin3lim.

44tanlim

34

00==

→→ xx

xx

xx

Jadi, 34

3sin4tanlim

0=

→ xx

x

3. Hitunglah ( ) ( )( )22

2

3 63sin127lim

−−

−+−→ xx

xxxx

Penyelesaian :

( ) ( )( )22

2

3 63sin127lim

−−

−+−→ xx

xxxx

= ( )( ){ }23 32

)3sin()4)(3(lim−+

−−−→ xx

xxxx

= )3(

)3sin(lim.)2()4(lim

323 −−

+−

→→ xx

xx

xx

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 37: Proposal Q Jadi

= 251)1(

)23()43(2 −=

+−

Jadi, ( ) ( )( ) 25

16

3sin127lim 22

2

3−=

−−

−+−→ xx

xxxx

Jadi, 0sin

2cos1lim0

=−→ x

xx

I. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat

untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya

(Sudjana, 2002:219).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Terdapat peningkatan hasil belajar matematika melalui pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada pokok

limit fungsi siswa kelas XI semester 2 SMA Muhammadiyah Gubug

tahun pelajaran 2009 / 2010 ".

b. Terdapat peningkatan keaktifan dan kerjasama siswa melalui

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

dalam pokok bahasan limit fungsi kelas kelas XI semester 2 SMA

Muhammadiyah Gubug tahun pelajaran 2009 / 2010 ".

J. Metode Penelitian

1. Subyek dan Lokasi Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Semester 2 SMA

Muhammadiayah Gubug Tahun Pelajaran 2009/2010 .

2. Faktor yang Diteliti

Agar mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini, ada

beberapa variabel yang ingin diteliti antara lain :

a) Faktor guru

Cara guru merencanakan pembelajaran serta bagaimana

pelakasanaannya di dalam kelas setelah mengembangkan kegiatan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 38: Proposal Q Jadi

pembelajaran model kooperatif tipe Student Team Achievemant

Division (STAD) apakah sudah sesuai dengan rencana pembelajaran

yang sudah disusun.

b) Faktor siswa

1) Peningkatan hasil belajar siswa berupa kemampuan kognitif

dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan penyajian materi

himpunan, kemampuan afektif dalam menyampaikan pendapat

dan menjawab pertanyaan pada soal dari guru, kemampuan

psikomotorik siswa dalam keahliannya atau kecepatan siswa

menjawab soal dapat dicapai setelah siswa menerapkan model

kooperatif tipe Student Team Achievemant Division (STAD)

dalam pembelajaran matematika.

2) Keaktifan siswa dalam menerapkan model kooperatif tipe Student

Team Achievemant Division (STAD) melalui penyajian materi

dengan indikator:

a. Menyajikan limit fungsi aljabar di satu titik

b. Menyajikan teorema limit

c. Menyajikan limit fungsi trigonometri di satu titik

3) Kejasama siswa dalam menerapkan model kooperatif tipe Student

Team Achievemant Division (STAD) melalui penyajian materi

dengan indikator:

a. Menyajikan limit fungsi aljabar di satu titik

b. Menyajikan teorema limit

c. Menyajikan limit fungsi trigonometri di satu titik

3. Rencana Tindakan

Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Student

Team Achievemant Division (STAD) sebagai upaya meningkatkan hasil

belajar yang meliputi sejumlah tindakan yang direncanakan sebanyak 3

siklus, yaitu sebgai berikut:

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 39: Proposal Q Jadi

Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Merancang dan menyusun rencana pembelajaran (RP)

b. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar

siswa, tiap kelompok beranggotakan 4 orang dengan penyebaran

tingkat kecerdasan (heterogen)

c. Menyusun alat evaluasi diakhir pertemuan untuk mengukur daya

ingat dan daya serap siswa

d. Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pembelajaran

untuk siswa

2. Tindakan

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengecek

kehadira siswa

b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menulis di depan

kelas secara sistematis sehingga siswa lebih fokus dalam mengikuti

pelajaran

c. Guru memberikan appersepsi

d. Guru memberikan informasi tujuan yang akan dicapai selama

pembelajaran

e. Guru mengadakan tanya jawab yang mengarah pada materi

pembelajaran

f. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok tersebut

terdiri atas 4 – 5 siswa yang heterogen

g. Guru menjelaskan materi tentang limit fungsi aljabar di satu titik

h. Guru memberikan contoh latihan soal termasuk cara

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar di

satu titik

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 40: Proposal Q Jadi

i. Guru memberikan permasalahan berupa soal yang harus dikerjakan

siswa secara berkelompok.

j. Siswa bersama kelompok berdiskusi mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru dan setiap kelompok memastikan anggotanya

dapat mengerjakan

k. Ketika setiap kelompok bekerja berdasarkan model pembelajaran

STAD maka guru berkeliling mengawasi kerja kelompok

l. Guru mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang

mengalami kesulitan

m. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan maju untuk

mengerjakan di depan, dan menjelaskan jawaban tersebut kepada

kelompok lain

n. Guru memberikan tepuk tangan dan nilai tambah kepada kelompok

yang telah berhasil mengerjakan soal ke depan kelas dengan benar.

o. Diakhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran

p. Guru mengadakan evaluasi/tes siklus I pada akhir pembelajaran

3. Pengamatan

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran kooperatif tipe STAD

berlangsung. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

meliputi, mengorientasi siswa dalam pembelajaran, menjelaskan

materi limitfungsi dengan menggunakan tipe pembelajaran STAD,

membimbing siswa dalam kelompok, serta menganalisa dan

mengevaluasi hasil kelompok.

b. Pengamatan Terhadap Siswa

Pengamatan terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat

dijelaskan, mengkondisikan diri dalam kelompok , kerjasama dan

keaktifan siswa dalam kelompok, memberi respon atas jawaban

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 41: Proposal Q Jadi

teman, serta mengamati keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan guru.

c. Hasil belajar

Peneliti mengamati hasil belajar pada siklus ini yaitu siswa yang

sudah tuntas atau belum tuntas dan nilai rata – rata kelas.

4. Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan, hasil lembar kerja, dan

hasil tes evaluasi. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah

tahapan pelaksanaan tindakan tersebut selesai. Hasil refleksi pada

siklus I ini digunakan acuan pelaksanaan siklus II., kelemahan yang

ada diperbaiki, dan kekurangan yang terjadi dilengkapi atau ditambah

agar perencanaan strategi pembelajaran menjadi semakin tepat dan

cocok.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi

siklus I

b. Merancang dan menyusun rencana pembelajaran (RP)

c. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar

siswa, tiap kelompok beranggotakan 4 orang dengan penyebaran

tingkat kecerdasan (heterogen)

d. Menyusun alat evaluasi diakhir pertemuan untuk mengukur daya

ingat dan daya serap siswa

2. Tindakan

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengecek

kehadira siswa

b. Guru memberikan appersepsi

c. Guru memberikan informasi tujuan yang akan dicapai selama

pembelajaran

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 42: Proposal Q Jadi

d. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok tersebut

terdiri atas 4 – 5 siswa yang heterogen

e. Guru menjelaskan menjelaskan teorema limit.

f. Guru memberikan contoh latihan soal termasuk cara

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar di

satu titik

g. Guru memberikan permasalahan berupa soal yang harus dikerjakan

siswa secara berkelompok.

h. Siswa bersama kelompok berdiskusi mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru dan setiap kelompok memastikan anggotanya

dapat mengerjakan

i. Ketika setiap kelompok bekerja berdasarkan model pembelajaran

STAD maka guru berkeliling mengawasi kerja kelompok

j. Guru mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang

mengalami kesulitan

k. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan maju untuk

mengerjakan di depan, dan menjelaskan jawaban tersebut kepada

kelompok lain

l. Guru memberikan tepuk tangan dan nilai tambah kepada kelompok

yang telah berhasil mengerjakan soal ke depan kelas dengan benar.

m. Diakhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran

n. Guru mengadakan evaluasi/tes siklus II pada akhir pembelajaran

3. Pengamatan

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran kooperatif tipe STAD

berlangsung. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

meliputi, mengorientasi siswa dalam pembelajaran, menjelaskan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 43: Proposal Q Jadi

materi limitfungsi dengan menggunakan tipe pembelajaran STAD,

membimbing siswa dalam kelompok, serta menganalisa dan

mengevaluasi hasil kelompok.

b. Pengamatan Terhadap Siswa

Pengamatan terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat

dijelaskan, mengkondisikan diri dalam kelompok , kerjasama dan

keaktifan siswa dalam kelompok, memberi respon atas jawaban

teman, serta mengamati keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan guru.

c. Hasil belajar

Peneliti mengamati hasil belajar pada siklus ini yaitu siswa yang

sudah tuntas atau belum tuntas dan nilai rata – rata kelas.

4. Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan, hasil lembar kerja,

dan hasil tes evaluasi. Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera

setelah tahapan pelaksanaan tindakan tersebut selesai. Hasil refleksi

pada siklus I ini digunakan acuan pelaksanaan siklus II., kelemahan

yang ada diperbaiki, dan kekurangan yang terjadi dilengkapi atau

ditambah agar perencanaan strategi pembelajaran menjadi semakin

tepat dan cocok.

Siklus III

1. Perencanaan

Pada tahap ini dilaksanakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi

siklus II

b. Merancang dan menyusun rencana pembelajaran (RP)

c. Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar

siswa, tiap kelompok beranggotakan 4 orang dengan penyebaran

tingkat kecerdasan (heterogen)

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 44: Proposal Q Jadi

d. Menyusun alat evaluasi diakhir pertemuan untuk mengukur daya

ingat dan daya serap siswa

2. Tindakan

a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan mengecek

kehadira siswa

b. Guru memberikan informasi tujuan yang akan dicapai selama

pembelajaran

c. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD guru membagi

siswa menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok tersebut

terdiri atas 4 – 5 siswa yang heterogen

d. Guru menjelaskan menjelaskan limit fungsi trigonometri di satu

titik

e. Guru memberikan contoh latihan soal termasuk cara

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar di

satu titik

f. Guru memberikan permasalahan berupa soal yang harus dikerjakan

siswa secara berkelompok.

g. Siswa bersama kelompok berdiskusi mengerjakan soal yang

diberikan oleh guru dan setiap kelompok memastikan anggotanya

dapat mengerjakan

h. Ketika setiap kelompok bekerja berdasarkan model pembelajaran

STAD maka guru berkeliling mengawasi kerja kelompok

i. Guru mengarahkan dan membimbing bila ada kelompok yang

mengalami kesulitan

j. Kelompok yang sudah selesai mengerjakan maju untuk

mengerjakan di depan, dan menjelaskan jawaban tersebut kepada

kelompok lain

k. Guru memberikan tepuk tangan dan nilai tambah kepada kelompok

yang telah berhasil mengerjakan soal ke depan kelas dengan benar.

l. Diakhir pembelajaran, guru bersama siswa menyimpulkan hasil

pembelajaran

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 45: Proposal Q Jadi

m. Guru mengadakan evaluasi/tes siklus III pada akhir pembelajaran

3. Pengamatan

Observasi yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran kooperatif tipe STAD

berlangsung. Aspek yang diamati adalah sebagai berikut:

a. Guru

Kinerja guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

meliputi, mengorientasi siswa dalam pembelajaran, menjelaskan

materi limitfungsi dengan menggunakan tipe pembelajaran STAD,

membimbing siswa dalam kelompok, serta menganalisa dan

mengevaluasi hasil kelompok.

b. Pengamatan Terhadap Siswa

Pengamatan terhadap siswa meliputi perhatian siswa saat

dijelaskan, mengkondisikan diri dalam kelompok , kerjasama dan

keaktifan siswa dalam kelompok, memberi respon atas jawaban

teman, serta mengamati keberhasilan siswa dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan guru.

c. Hasil belajar

Peneliti mengamati hasil belajar pada siklus ini yaitu siswa yang

sudah tuntas atau belum tuntas dan nilai rata – rata kelas.

4. Refleksi

Refleksi merupakan analisis hasil pengamatan, hasil lembar kerja, dan

hasil tes evaluasi dari tahapan – tahapan pada siklus III. Setelah siklus III

diharapkan kesalahan dan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat diminimalkan dan keaktifan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Jika analisis data siklus III

mengalami peningkatan data yang signifikan dari sebelumnya yaitu siklus

II maka penelitian tersebut dianggap berhasil dan tidak perlu melekukan

siklus selanjutnya.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 46: Proposal Q Jadi

4. Prosedur Penelitian

Prosedur kerja dalam penelitian ini merupakan siklus kegiatan

yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus meliputi prencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), dan

refleksi (reflection). Pada siklus I akan digunakan untuk menyempurnakan

siklus II dan siklus III digunakan untuk menyempurnakan siklus II.

Prosedur penelitian itu secara garis besar dapat dijelaskan dengan

skema berikut :

DESKRIPSI UMUM PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Terselesaikan

Permasalahan

Refleksi I

Alternatif pemecahan (rencana tindakan)

Analisis data I

Pelaksanaan tindakan I

Observasi I

Belum terselesaikan

Alternatif pemecahan

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II Analisis data II Observasi II Terselesaikan

Siklus II

Belum terselesaikan

Refleksi III

Alternative pemecahan

Analsis data II

Pelaksanaan tindakan III

Observasi III

Siklus III

Terselesaikan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 47: Proposal Q Jadi

KETERANGAN :

Skema siklus diatas merupakan dua siklus tindakan.

5. Data dan Sumber Data

1. Sumber dan Jenis Data

a. Sumber Data: sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru

b. Jenis Data : jenis data terdiri dari

1) Rencana Pembelajaran (RP)

2) Hasil belajar siswa

3) Data hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dari siswa dan

guru

4) Jurnal harian

2. Cara Pengambilan Data

a. Data hasil belajar siswa diambil dari hasil tugas dan hasil evaluasi.

b. Data tentang proses pembelajaran pada saat dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas berupa keaktifan siswa diambil dengan

menggunakan lembar observasi.

c. Data tentang refleksi serta perubahan-perubahan yang terjadi di

kelas diambil dengan menggunakan hasil pengamatan dan hasil tes

atau masalah.

6. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ada dua macam yaitu data

primer dan danta skunder. Data primer terdiri dari angket dan observasi.

Angket dijadikan sebagai tolak ukur bagi siswa apakah siswa itu

menyukai materi pokok himpunan atau tidak. Sedangkan observasi

dijadikan sebagai penilaian terhadap peneliti itu sendiri mengenai kegiatan

belajar mengajar yang dijalankan dengan cara / melalui model

pembelajaran kooperatif tipe numberd heads together.

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 48: Proposal Q Jadi

Data skunder berisi nilai yang diperolah dari tes hasil belajar

matematika dalam materi pokok limit fungsi pada semester 2 dengan

setiap akhir siklus diadakan tes.

7. Uji Instrumen

a. Penyususun instrumen

Untuk memperoleh data digunakan metode tertentu yang tepat dan

juga diperlukan alat bantu untuk memperoleh data tersebut yaitu

instrumen pengumpulan data. Prosedur yang digunakan dalam

penyusunan instrumen yang baik adalah ;

1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variable,

kategori vaiabel.

2) Penulisan butir soal, atau item questioner, penyusunan skala

penyusunan pedoman wawancara

3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman

mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban dan lain-lain yang

perlu.

4) Uji coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

5) Penganalisisan hasil, analisis item-item yang dirasa kurang baik,

dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji

coba

( Arikunto, 2002:142-143)

b. Pelaksanaan uji instrumen

Sebelum penelitian dilakukan, instrumen berupa tes uraian dengan

5 soal yang akan di uji cobakan pada kelas XI , agar instrumen

memiliki syarat-syarat hasil belajar yang baik maka harus memenuhi

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang

menjadi syarat itu baik atau tidak.

1) Validitas

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 49: Proposal Q Jadi

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat –

tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto,

2006 : 168). Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Validitas diketahui dengan menggunakan rumus korelasi

product momen yaitu :

2222 )(}{)([

))((

YYNXXNYXXYNrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara vriabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan.

X : skor tiap butir soal

Y : skor total

N : banyaknya siswa yang mengerjakan soal

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikembalikan dengan r

kritik product moment dengan taraf α = 5 %, jika rxy > rtabel maka

soal dikatakan valid dan sebaliknya (Arikunto, 2006:170)

Kriteria validitas :

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : kategori sangat tinggi

0,60 ≤ r11 < 0,80 : kategori tinggi

0,40 ≤ r11 < 0,60 : kategori cukup

0,20 ≤ r11 < 0,40 : kategori rendah

0,00 ≤ r11 < 0,20 : kategori sangat rendah

2) Reliabilitas tes

Reabilitas sama dengan konsistensi atau keajekan (Sukardi,

2008:127). Maksudnya adalah suatu instrument dikatakan

mempunyai nilai reabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 50: Proposal Q Jadi

mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak

diukur.

Realibilitas tes, isian dalam penelitian ini diketahui dengan

menggunakan rumus alpha yaitu :

∑−

−= 2

2

11 11 t

i

nnr

δδ

Keterangan: r11 = realiabilitas instrumen

2

iδ∑ = jumlah varians skor tiap-tipa item

2tδ = varians total

n = banyaknya butir

(Arikunto, 2006:196)

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut.

a) 0,00 ≤ r11 < 0,20 = sangat rendah.

b) 0,20 ≤ r11 < 0,40 = rendah.

c) 0,40 ≤ r11 < 0,60 = sedang.

d) 0,60 ≤ r11 < 0,800 = cukup.

e) 0,80 ≤ r11 < 1,00 = tinggi.

r11 00,1≥ = sangat tinggi.

3) Taraf kesukaran test

Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah. Dalam penelitian, penulisan

mengharapkan bahwa lulus lokal adalah 60% dari skor nilai

maksimal

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan

rumus:

banyaknyatestyanggagalP=x100%banyaknyaseluruhsiswa

Untuk menginterprestasikan nilai tingkat kesukaran

itemnya dapat digunakan tolak ukur sebagai berikut:

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 51: Proposal Q Jadi

a. Jika jumlah test yang gagal mencapai 27% termasuk mudah.

b. Jika jumlah test yang gagal antara 27% sampai dengan 71%

termasuk sedang.

c. Jika jumlah test yang gagal antara 72% keatas termasuk

sukar.

4) Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemapuan suara soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)

Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

( )

( )1

22

21

−+

−=∑ ∑

ii nnXX

MLMHt

Keterangan :

t : daya pembeda item tes

MH : rata-rata dari kelompok atas

ML : rata-rata dari kelompok bawah

∑ 21X : jumlah kuadrat deviasi individu kelompok atas

∑ 22X : jumlah kuadrat kelompok bawah

ni = 27 % x N

(Arifin, 1991: 135)

Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan ttabel dengan taraf

signifikan 5%. Jika thitung > ttabel dengan dk = n1 + n2 - 2 maka soal

memiliki daya pembeda yang signifikan.

8. Metode Analisis Data

1. Data aktivitas dan kegiatan siswa.

Untuk mengetahui seberapa keaktifan dan kerjasama siswa dalam

mengikuti proses belajar. Untuk mengetahui hasilnya dengan

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 52: Proposal Q Jadi

menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. Adapun

perhitungannya :

Skor penilaian (%) = %100xNn

Keterangan : n = skor yang diperoleh tiap siswa

N = jumlah seluruh siswa

% = tingkat prosentase yang diperoleh/ dicapai

Kriteria penafsiran variabel penelitian :

>75 % = keaktifan siswa tinggi

65 % - 75 % = keaktifan siswa sedang

< 65 % = keaktifan siswa kurang

(Ali. M. 1984:184)

2. Data mengenai hasil belajar

Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan kognitif siswa

dalam memecahkan masalah dianalisis dengan cara menghitung rata-

rata nilai ketuntasan belajar secara klasikal. Adapun rumus yang

digunakan adalah:

a. Menghitung rata-rata nilai

Untuk menghitung rata-rata secara klasikal digunakan rumus rata-

rata nilai (Suharsimi Arikunto:2001)

Nx

x ∑=

Keterangan:

x = rata-rata nilai

Σx = jumlah seluruh nilai

N = jumlah siswa

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 53: Proposal Q Jadi

b. Menghitung ketuntasan belajar

1) Ketuntasan belajar individu

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan

ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif

prosentase, dengan perhitungan:

Ketuntasan belajar individu:

%100siswatiapdiperoleh yangnilaijumlah

xmaksimalnilaijumlah

2) Ketuntasan belajar klasikal

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan

ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif

prosentase, dengan perhitungan:

Ket belajar klasikal: %1005,6dnilaijumlah

xsiswajumlah

iatassiswa

3. Data Kerjasama

Munculnya setiap kategori keterampilan kelompok siswa

untuk kelompok sampel dari kedua pengamatan dihitung frekuensinya

dan dicari rata-rata masing-masing kategori ketrampilan kelompok

untuk setiap pertemuan dan persentase rata-rata masing-masin

ketrampilan untuk seluruh pertemuan.

Prosentase munculnya setiap kategori pada setiap pertemuan

dihitung sebagai berikut:

Prosentase (%) tiap aktivitas 100%n xN

=

Keterangan:

n = jumlah kategori ketrampilan kelompok

N = jumlah total frekuensi ketrampilan kelompok

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 54: Proposal Q Jadi

4. Data Kinerja Guru

Selain terhadap siswa pengamatan juga dilakukan terhadap

kinerja guru dengan ketentuan :

1 = Aktivitas guru tidak baik

2 = Aktivitas guru cukup baik

3 = Aktivitas guru baik

4 = Aktivitas guru sangat baik

Kriteria penilaian lembar observasi aktivitas guru sebagai berikut :

Skor 1 – 13 = Aktivitas guru tidak baik

Skor 14 – 26 = Aktivitas guru cukup baik

Skor 27 – 39 = Aktivitas guru baik

Skor 40 – 52 = Aktivitas guru sangat baik

9. Indikator Keberhasilan

a. Setelah diterapkan pembelajaran tipe STAD diharapkan pelajaran

matematika nilai rata-rata mencapai 7,5 atau 85% dari jumlah siswa

tersebut.

b. Peningkatan kerjasama siswa secara kelompok setelah melakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dengan presentase ≥ 85 %.

c. Peningkatan keaktifan siswa dalam belajar matematika terutama

setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan presentase ≥ 85 % .

d. Meningkatnya kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

kelas dikatakan berhasil jika guru mampu melaksanakan pembelajaran

di kelas ≥ 85 %

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 55: Proposal Q Jadi

K. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh gambaran secara garis besar tentang penulisan

skripsi ini, maka peneliti mencantumkan sistematika penulisan skripsi

sebagai berikut :

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAKSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

HALAMAN LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang masalah

B. Penegasan Istilah

C. Rumusan Masalah

D. Cara Pemecahan Masalah

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

F. Sistematika Skripsi

BAB II LANDASAN TEORI dan HIPOTESIS TINDAKAN

A. Pengertian Belajar

B. Hasil Belajar

C. Pembelajaran Kooperatif

D. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

E. Lembar Kerja Siswa

F. Tinjauan Materi Himpunan

G. Hipotesis Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Lokasi Penelitian

B. Faktor yang diteliti

C. Rencana Tindakan

D. Prosedur Penelitian

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 56: Proposal Q Jadi

E. Data dan Sumber Data

F. Teknik Pengumpulan Data

G. Uji Insrumen

H. Metode Analisis Data

I. Indikator Keberhasilan

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

B. Pelaksanaan Penelitian

C. Hasil Penelitian

D. Hasil Analisis Data

E. Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

Page 57: Proposal Q Jadi

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: UNESA

Sudjana. 2002. Metoda statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Surabaya : Pustaka Pelajar Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika SMA 2 IPA untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Doantara yasa. 2008. Metode Pembelajaran Kooperatif. http://id.wordpress.com/tag/kooperatif/ (diakses pada 6/4/2010)

Herdian. 2009. Model Pembelajaran STAD (Student Teams

Achievement Division). http://herdy07.wordpress.com/ (diakses pada 4/7/2010)

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com

http://w

ww.SmartPDFCrea

tor.com