Download - Proposal penelitian tanaman tomat

Transcript
Page 1: Proposal penelitian tanaman tomat

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN TOMAT(SOLANUM LYCOPERSICUM. L)

DISUSUN OLEH :

NAMA : IQBAL TANDO

NIM : 91304013

PRODI : AGROTEKNOLOGI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN WUNA ( STIP WUNA )

2014

Page 2: Proposal penelitian tanaman tomat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.     Latar Belakang

Tanaman tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik

kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin

unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit,

pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani, selain itu tomat merupakan salah satu

jenis sayuran yang banyak digemari orang karena rasanya enak, segar dan sedikit asam.

Sentral produksi tanaman tomat di Indonesia adalah pulau Jawa, akan tetapi juga

dikembangkan di luar pulau Jawa hampir di seluruh Indonesia. Di Sulawesi Selatan potensi

lahan untuk tanaman tomat cukup baik. Sasaran pengembangannya diarahkan pada

optimalisasi pemanfaatan lahan berdasarkan potensi yang dimiliki dan kesesuaian

agroekologi.

Seiring dengan maraknya masyarakat untuk menanam tanaman tomat, baik untuk

kebutuhan konsumsi maupun untuk tanaman hias, pada akhirnya akan menuntut teknik

budidaya. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah pemberian naungan yang berguna

untuk melindungi tanaman tomat dari sinar terik matahari langsung. Pemberian naungan

dapat dilakukan dengan cara membuat green house ataupun dengan menggunakan plastik

mulsa atau kain.

1.2.     Perumusan masalah

Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman tomat yang diletakkan dalam

ruangan (kurang cahaya) dan tanaman tomat yang diletakkan di luar ruangan (yang

mendapatkan banyak cahaya)?

1.3.    Hipotesis

Hipotesa penelitian ini adalah, jika tanaman tomat diletakkan di luar ruangan maka

pertumbuhannya akan lebih lambat namun daunnya tampak lebih lebar, tebal, hijau tampak

segar dan batang kecambah tampak lebih kokoh. Dan jika tanaman tomat diletakkan di dalam

ruangan maka batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah, daunnya berukuran

kecil, tipis dan berwarna pucat tidak hijau.

Page 3: Proposal penelitian tanaman tomat

1.4. Tujuan dan manfaat

1. Tujuan 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh

cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat.

2.     Manfaat 

Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari

terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

Page 4: Proposal penelitian tanaman tomat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Botani tanaman tomat

Sistematika tanaman tomat dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :

A. Klasifikasi

Kingdom    : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi    : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas    : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas    : Asteridae

Ordo    : Solanales

Famili    : Solanaceae (suku terung-terungan)

Genus    : Solanum

Spesies    : Solanum lycopersicum L.

B. Morfologi tanaman tomat

1.    Akar

Tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki akar tunggang yang tumbuh

menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal.

Berdasarkan sifat perakaran ini, tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) akan dapat

tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous.

2.    Batang

Batang tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk persegi empat hingga

bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu –

bulu itu terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman tomat . berwarna hijau, pada ruas – ruas

batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek. Selain

itu, batang tanaman tomat . dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan

bercabang banyak yang menyebar secara merata.

3.    Daun

Daun tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berbentuk oval, bagian tepinya

bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna

hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7. Ukuran daun sekitar (15 –

Page 5: Proposal penelitian tanaman tomat

30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang

berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada

tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh berselang seling atau tersusun spiral

mengelilingi batang tanaman. 

4.    Bunga

Bunga tanaman tomat (Solanum lycopersicum L.) berukuran kecil, berdiameter

sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna

hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat

(Solanum lycopersicum L.) adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindah dari bunga tomat

(Solanum lycopersicum L.). Mahkota bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) berwarna

kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm. bunga tomat (Solanum

lycopersicum L.) merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala

benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah

tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah.

Bunga tomat (Solanum lycopersicum L.) tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.

5.    Buah

Buah tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada

jenisnya. Ada buah tomat (Solanum lycopersicum L.) yang berbentuk bulat, agak bulat, agak

lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buah tomat (Solanum lycopersicum L.)

juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang

berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat (Solanum lycopersicum L.)

yang masih muda berwarna hijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.

C. Tehnik Budidaya Tanaman Tomat

1.    Syarat Tumbuh

Tanaman tomat dapat tumbuh pada ketinggian tempat 0 - 1.250 m dpl, dan tumbuh

optimal di dataran tinggi >750 mdpl. Suhu optimal untuk pertumbuhannya adalah 23°C pada

siang hari dan 17°C pada malam hari. Tanah yang dikehendaki adalah tanah bertekstur liat

yang banyak mengandung pasir. Dan, akan lebih disukai bila tanah itu banyak mengandung

humus, gembur, sarang, dan berdrainase baik. Sedangkan keasaman tanah yang ideal

untuknya adalah netral, yaitu sekitar 6 - 7.

Page 6: Proposal penelitian tanaman tomat

2.    Penyiapan Lahan Bercocok Tanam Tomat

Untuk bercocok tanam tomat dipilih lahan gembur, subur dan sebaiknya sebelumnya

tidak ditanami tomat atau tanaman satu famili, seperti : cabai, terong, tembakau dan kentang.

Bila pH tanah rendah diberi kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata

pada umur 2-3 minggu sebelum tanam. Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan

ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal. Untuk drainase dibuat parit selebar 20-30 cm

diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air. Berikan pupuk kandang

sebanyak 10 - 20 ton/ha yang dicampur dengan tanah secara merata. Bila menggunakan

mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari. Lubang tanam dibuat dengan jarak 60 x 80 cm

atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Sterilisasi tanah media

dilakukan dengan memberikan bahan kimia Besamid 3 G dengan dosis 70 gram untuk media

tanam sebanyak 1m3 atau menggunakan formalin 4%.

3.    Pengadaan Benih Tomat

Pengadaan benih tomat dapat dilakukan dengan dua cara, yakni dengan membeli

benih yang siap semai atau dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih tomat

dilakukan dengan cara membeli, hendaknya membeli di toko pertanian yang terpercaya

menyediakan benih yang bermutu dan bersertifikat. Pengadaan benih yang dilakukan dengan

membuat sendiri adalah sebagai berikut:

1)      Pilih buah tomat dari tanaman tomat yang petumbuhannya dan produksinya

yang bermutu baik. Buah yang dipilih adalah buah tomat yang telah masak dan

tua dan masak di pohon. Buah sehat dan tidak terserang hama ataupun penyakit. 

2)      Buah setelah dipetik dibiarkan sampai merekah dan berair (2 - 3 hari).

3)      Biji-biji diambil setelah buah tomat merekah dan cucilah dengan air bersih,

kemudian dikeringkan sehingga kadar airnya paling tinggi 12%. Biji-biji tomat yang telah

dikeringkan dapat langsung disemaikan atau disimpan terlebih dahulu dalam wadah,

misalnya kaleng atau botol kering sambil menunggu saatnya untuk disemaikan.

4.    Pembibitan Tomat

Tanaman tomat berkembang biak secara generatif atau melalui biji, maka

perbanyakan bibit tomat dilakukan dengan bijinya. Sebelum ditanam di kebun, biji-biji tomat

sebaiknya disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Pemindahan bibit ke lapang

dilakukan sewaktu bibit berumur 1 bulan atau daunnya telah berjumlah 4 helai. Varietas yang

dianjurkan adalah varietas Gondol, Intan, Ratna dan Berlian. Kebutuhan benih 200 – 300

gram/ha.

5.    Penanaman

Page 7: Proposal penelitian tanaman tomat

Bibit siap tanam berumur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6. Sehari sebelum penanaman

sebaiknya bedengan diairi dahulu. Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu,

caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut,

kemudian dibuat lubang tanam baru. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh

normal (Jawa : lilir), namun tidak berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak

mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Ajir dipasang sedini

mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat.

6.    Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk 1 Ha adalah urea 150 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg.

Pemupukan TSP dan KCL diberikan pada saat tanam dan urea diberikan 14 hari setelah

tanam sebanyak 75 kg dan sisanya 35 hari setelah tanam.

7.    Penyiangan

Penyiangan dapat dilakukan dengan mencabut gulma menggunakan tangan atau alat

penyiang lainnya.

8.    Pengendalian hama dan penyakit tanaman tomat

Hama ulat yang menyerang tanaman muda dengan memotong batang dan tangkai

adalah Agrotis ipsilon dapat disemprot dengan Hostathion 40 EC dan Dursban 20 ES. Hama

Heliothis armigera yang menyerang buah menjadi bolong dapat diberantas dengan

menggunakan Diasenon 60 EC. Rhizoktonia sp dan Pythium sp yang menyerang pesemaian

dapat diberantas dengan Dhitane M-45. Penyakit busuk daun (Phytopthorasp) dapat

diberantas dengan bubur bordeux. Penyakit layu dan virus keriting dikendalikan dengan

mencabut tanaman yang terserang penyakit lalu dibakar.

9.    Panen Tomat

Panen tomat dilakukan sesuai dengan tujuan pemasarannya sehingga perlu

diperhitungkan lama perjalanan sampai di tujuan. Sebaiknya tomat berada di pasaran pada

saat masak penuh, tetapi tidak terlalu masak atau busuk. Pada saat masak penuh itulah tomat

memperlihatkan penampilannya yang terbaik. Jika tujuan pemasaran adalah pasar lokal yang

jaraknya tidak begitu jauh, dapat ditempuh dalam beberapa jam, panen sebaiknya dilakukan

sewaktu buah masih berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan untuk pemasaran ke tempat

yang jauh atau untuk di ekspor, buah sebaiknya dipetik sewaktu masih berwarna hijau, tetapi

sudah tua benar. Atau 8-10 hari sebelum menjadi masak (berwarna merah). Umur petik

tergantung varietas tomat yang ditanam dan kondisi tanaman. Umumnya buah tomat dapat

dipanen pertama pada waktu berumur 2 atau 3 bulan setelah tanam.

Page 8: Proposal penelitian tanaman tomat

Panen dilakukan beberapa kali, yaitu antara 10-15 kali pemetikan buah dengan

selang 2-3 hari sekali. Pemetikan dapat dilakukan pagi atau sore hari. Dan, diusahakan buah

yang dipetik tidak jatuh atau terluka. Karena hal ini dapat menurunkan kualitas dan dapat

menjadi sumber masuknya bibit penyakit.

2.2. Respon tanaman terhadap cahaya matahari

1. Intensitas Cahaya.

Intensitas cahaya adalah banyaknya energi yang diterima oleh suatu tanaman per

satuan luas dan per satuan waktu (kal/cm2/hari). Pengertian intensitas disini sudah termasuk

didalamnya lama penyinaran, yaitu lama matahari bersinar dalam satu hari, karena satuan

waktunya menggunakan hari. Besarnya intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tidak

sama utuk setiap tempat dan waktu, karena tergantung :

a. Jarak antara matahari dan bumi, misalnya pada pagi dan sore hari intensitasnya lebih

rendah dari pada siang hari karena jarak matahari lebih jauh. Juga di daerah sub

tropis, intensitasnya lebih rendah dibanding daerah tropis. Demikian pula di puncak

gunung intensitasnya (1,75 g.kal/cm2/menit) lebih tinggi dari pada di dataran rendah

(di atas permukaan laut = 1,50 g.kal /cm2/menit).

b. Tergantung pada musim, misalnya pada musim hujan intensitasnya lebih rendah

karena radiasi matahari yang jatuh sebagian diserap awan, sedangkan pada musim

kemarau pada umumnya sedikit awan sehingga intensitasnya lebih tinggi.

c. Letak geografis, sebagai contoh daerah di lereng gunung sebelah utara/selatan

berbeda dengan lereng sebelah timur/barat. Pada daerah tanaman menerima sinar

matahari lebih sedikit dari pada sebelah utara/selatan karena lama penyinarannya

lebih pendek disebabkan terhalang oleh gunung. Bahkan lereng sebelah barat dan

timur itu sendiri juga sering terdapat perbedaan terutama pada musim hujan. Hal ini

disebabkan karena musim hujan biasanya banyak sore hari sehingga lebih banyak

awan dibanding pagi hari, akibatnya lereng sebelah barat yang baru meneroma sinar

matahari sore hari akan mendapatkan radiasi dengan intensitas yang sangat rendah.

Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sejauh

mana berhubungan erat dengan proses fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya

diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO₂ dan air untuk membentuk karbohidrat.

Semakin besar jumlah energi yang tersedia akan memperbesar jumlah hasil fotosintesis

sampai dengan optimum (maksimum). Untuk menghasilkan berat kering yang maksimal,

Page 9: Proposal penelitian tanaman tomat

tanaman memerlukan intensitas cahaya penuh. Namun demikian intensitas cahaya yang

sampai pada permukaan kanopi tanaman sangat bervariasi, hal ini merupakan salah satu

sebab potensi produksi tanaman aktual belum diketahui. 

Kebutuhan cahaya untuk pertumbuhan tanaman tomat di waktu muda (tingkat

anakan) berkisar antara 50 – 85 % dari cahaya total. Untuk jenis-jenis semitoleran naungan

untuk anakan diperlukan sampai umur 1-2  bulan atau sampai tanaman mencapai tinggi 1 – 2

meter. Sedangkan untuk jenis-jenis toleran lebih lama lagi yaitu 3 – 4 bulan.

Suhardi (1995) mengemukakan tanaman tomat yang ditaruh, pada tempat penuh

memberikan pertumbuhan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat cahaya masuk

sebahagian. Dibandingkan dengan lama penyinaran dan jenis cahaya, intensitas cahaya

merupakan faktor yang paling berperan terhadap kecepatan berjalannya fotosintesis.  Dari

penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa sampai intensitas 10.000 lux, grafik

kecepatan fotosintesis bergerak linear positif. Data penelitian tersebut adalah untuk tanaman

dewasa, sedangkan untuk tanaman muda (tingkat semai-sapihan) belum diperoleh data.

Pengurangan intensitas sinar sampai 60% berpengaruh positif nyata terhadap pertumbuhan

awal tinggi dan jumlah daun, serta diameter batang tanaman tomat. 

Page 10: Proposal penelitian tanaman tomat

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan waktu    

Praktek ini dilaksanakan di daerah latuppa kecamatan mungkajang kota palopo 2012

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah benih tomat, tanah, pasir, pupuk bokashi, polybag ukuran 20 x

30 cm, kain kasa.

Alat yang dipakai adalah paku, martil, kayu, linggis, gembor, mistar, kain dan alat tulis

menulis.

3.3. Metode Percobaan

Praktek ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 3

perlakuan yang diulang sebanyak 12 kali sehingga terdapat 36 unit percobaan. Dengan

naungan sebagai berikut :

Po = tanpa naungan

P1 = 1 lapis naungan

P2 = 2 lapis naungan

P3 = 3 lapis naungan

3.4. Pelaksanaan Percobaan

Pelaksanaan percobaan ini meliputi pembuatan naungan, persiapan media tanam,

penyemaian, penanaman, pemeliharaan dan pengamatan. Pembuatan naungan dilakukan

dengan cara menyiapkan kayu sepanjang 1 meter kemudian buat lubang dengan

menggunakan linggis, setelah lubang selesai dibuat tancapkan kayu lalu buat para-para

berbentuk segi empat kemudian berikan naungan kain kasa jangan lupa dipaku supaya kain

kasa tidak jatuh. Kemudian persiapan media tanam dilakukan dengan cara mencampurkan

tanah, pasir, pupuk bokashi dengan perbandingan 1:1:1. Pencampuran ini dilakukan dengan

menggunakan tangan, setelah semua bahan sudah tercampur dengan merata, kemudian

masukkan kedalam polybag, selanjutnya media tanam tersebut disiram air sampai jenuh dan

biarkan selama satu minggu tujuannya agar supaya mikroorganisme yang merugikan bagi

tanah dan tanaman tomat akan mati, dan juga untuk memperlancar sistem aerasi didalam

tanah.

Penyemaian dilakukan dengan cara merendam terlebih dahulu benih tomat selama

15 menit dan pilih benih yang tenggelam kemudian letakkan diatas pot secara merata setelah

itu tutup dengan tanah. Penanaman dilakukan pada saat bibit tomat sudah tumbuh pada

Page 11: Proposal penelitian tanaman tomat

tempat penyemaian, umur bibit tomat yang akan dipindahkan pada media tanam berkisar

antara 3 minggu.

Pemindahan bibit tomat dari tempat penyemaian ke tempat media tanam dilakukan

dengan cara mencabut satu per satu bibit tomat dengan hati-hati, jaga agar akar pada bibit

tomat tidak terputus, setelah itu buat lubang diatas media tanam dengan kedalaman 5-10 cm

lalu masukkan bibit tomat tersebut, tutup lubang tanam dengan tanah kemudian lakukan

penyiraman.

Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman dan penyiangan, penyiraman dilakukan setiap

hari pada pagi ataupun sore hari dengan menggunakan gembor. Penyiangan dilakukan

terhadap gulma yang tumbuh disekitar tanaman tomat, pengamatan dilakukan pada tiap 3 hari

sekali untuk melihat pengaruh naungan terhadap pertumbuhan tanaman tomat.

3.5. Parameter Pengamatan

Komponen pertumbuhan yang diamati adalah :

1)      Tinggi tanaman (cm) tomat, diukur dari pangkal sampai titik tumbuh tiap 3 hari

sekali.

2)      Jumlah daun (helai) tanaman tomat, dihitung jumlah daun yang terbentuk

sempurna diamati tiap 3 hari sekali

Page 12: Proposal penelitian tanaman tomat

BAB VPENUTUP

A.       KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada saat penilitian dapat di simpulkan

bahwa penyebab banyaknya hasil panen tomat petani yang kurang baik antara lain

disebabkan oleh kurang tepat nya tata cara para petani dalam mengolah lahan pertanian yang

di garapnya dan mekanisme perawatan yang kurang optimal sehingga sering terserang

penyakit.

B.        SARA N

Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada petani/masyarakat bisa menerapkan

metode-metode bercocok tanam tanaman tomat dengan teknik-teknik yang telah kami buat.

Page 13: Proposal penelitian tanaman tomat

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous, 2012. http://www.nuryety.co.cc/2010/03/tomat-adalah-komoditas

hortikultura.html  Diakses pada tgl 27 Maret 2012

Astarini, I.D. 2009. Pemuliaan Tanaman Sayuran. Tidak Diketahui

Hartati, Sri. 2000. Penampilan Genotip Tanaman Tomat Hasil Mutasi Buatan Pada

Kondisi Stress Air dan Kondisi Optimal. Agrosains. 2 (2) : 35-42

Saragih, W.C. 2008. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat Terhadap Pemberian

Pupuk Phospat dan Bahan Organik. Skripsi. Universitas Sumatera Utara