1
PROPOSAL
PEMBUKAAN PROGRAM STUDI
PROGRAM STRATA SATU (S1)
ILMU GIZI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
DATOKARAMA PALU
2019
2
Pengajuan Pembukaan Program Studi
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Visi, Misi dan Tujuan Program Studi
II. Studi Kelayakan
A. Kondisi Obyektif prodi yang sudah dilaksanakan
B. Need Assessmen
C. Analisis Job Market
D. Analisis Market Share
III. Proyeksi Program Studi
A. Kurikulum
B. Sumber Daya Manusia
C. Sarana dan Prasarana
D. Proyeksi Pendanaan
E. Proyeksi Kerja Sama
IV. Penutup
V. Lampiran-Lampiran
Lampiran 1. Akte Notaris Pendirian BP-PTAI
Lampiran 2. Statuta/AD-ART lembaga
Lampiran 3. Sertifikasi Kepemilikan Tanah
Lampiran 4. SK/Sertifikasi akreditasi program studi yang ada
Lampiran 5. Ijazah Dosen dan tenaga kependidikan
Lampiran 6. SK Pengangkatan Dosen
Lampiran 7. Biodata Dosen dan tenaga kependidikan
Lampiran 8. Surat Pernyataan dosen mengenai kesediaan Mengajar
Lampiran 9. Koleksi Perpustakaan yang relevan
Lampiran 10. Referensi Bank atau rekening lembaga pengusul
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gizi merupakan hal yang sangat kompleks dan penting untuk
segera diatasi. Terutama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang
mempunyai permasalahan gizi paling lengkap. Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa masalah gizi di Indonesia cenderung terus meningkat, tidak sebanding
dengan beberapa negara ASEAN lainnya seperti Malaysia, Singapura, dan
Thailand. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
perkembangan masalah gizi di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga,
pertama, masalah gizi yang sudah terkendali yaitu: kekurangan vitamin A, GAKI
(gangguan akibat kekurangan Iodium) dan Anemia. Kedua, masalah yang belum
dapat terselesaikan (un-finished) yaitu gizi kurang dan stunting. Dan ketiga,
masalah gizi yang sudah meningkat dan mengancam kesehatan masyarakat
(emerging) seperti obesitas. Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition
Report di tahun 2018, Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang memiliki 3
permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting (kurus), dan
overweight atau gizi lebih (obesitas).
Permasalahan gizi masih menjadi tantangan utama di Indonesia.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masalah gizi kompleks
terutama di Kawasan Timur Indonesia (Kementerian Kesehatan RI 2013).
Dampak permasalahan gizi sangat luas seperti kesakitan, kecacatan dan
kematian yang berpengaruh pada sumber daya manusia (SDM) dan
produktivitas. Implikasi semakin kompleksnya masalah kesehatan terkait pangan
4
dan gizi mendorong berkembangnya Ilmu Gizi termasuk pada bidang akademis
dan profesi.
Permasalahan gizi di Indonesia tidak sebanding dengan keberadaan
tenaga Ahli gizi. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2014 menyebut bahwa Tenaga
Gizi adalah ahli di bidang nutrisionis dan dietisien. Tenaga kesehatan jenis ini
bisa menangani pengaturan standar gizi untuk individu, masyarakat umum,
ataupun pasien rumah sakit. Menurut standar yang diatur dalam Permenkes,
seluruh Puskesmas Indonesia membutuhkan 13.279 Tenaga Gizi. Tapi SDM riil
berdasarkan “Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia” yang dikeluarkan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 jumlah tenaga
kesehatan gizi seluruh Indonesia adalah 10.697, tahun 2018 tenaga kesehatan
gizi 10.721 sehingga Indonesia masih defisit Tenaga Gizi sebesar 2.558 orang.
Indonesia juga membutuhkan 14.000 Tenaga Gizi untuk klinik. Namun sampai
sekarang jumlah SDM riilnya belum diketahui.
Untuk konteks Sulawesi Tengah berdasarkan jumlah ideal ahli gizi per
100.0000 penduduk, maka idealnya jumlah ahli gizi di Provinsi Sulawesi
Tengah adalah 22:100.000 penduduk yaitu 614 orang, sedangkan kondisi saat ini
tahun 2017 tenaga gizi di Sulawesi Tengah masih sebanyak 331 dan pada tahun
2018 tenaga gizi menurun menjadi 309 orang dan mayoritas ahli madya gizi
(strata D3). Dengan demikian, masih diperlukan sekitar 305 orang ahli gizi lagi di
Sulawesi Tengah. Jumlah perhitungan ahli gizi tersebut belum termasuk
kebutuhan pusat pelayanan gizi dan makanan swasta lainnya seperti klinik
kecantikan, pusat kebugaran, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian,
5
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang gizi kesehatan, media massa
maupun industri makanan dan minuman yang pada tahun-tahun terakhir ini
mengalami perkembangan pesat seiring dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan gizi dan kesehatan. Selain itu, tidak meratanya
sebaran tenaga kesehatan khususnya ahli gizi di Indonesia juga perlu diperhatikan.
Berdasarkan Survei Sumber Daya Manusia Kesehatan tahun 2017, disimpulkan
bahwa sebaran tenaga kesehatan tidak merata di Puskesmas seluruh Indonesia.
Terdapat 2.898 Puskesmas (30,2%) yang tidak memiliki tenaga ahli gizi.
Berdasarkan data dan fakta di atas, maka Universitas Islam Negeri (UIN)
Datokarama Palu sebagai salah satu lembaga perguruan tinggi negeri di Sulawesi
Tengah terpanggil dan berkeinginan kuat untuk membuka Program Studi Strata
Satu (S1) Gizi untuk untuk memenuhi kebutuhan akan ahli gizi berkualitas tinggi
yang diharapkan dapat berkontribusi untuk memecahkan masalah terkait gizi dan
kesehatan untuk mencapai target Millennium Development Goals (MDGs).
Hadirnya program studi S1 Ilmu Gizi menjanjikan harapan yang besar
bagi peningkatan peran tenaga ahli gizi yang berkualitas. Selain itu, dengan
hadirnya Program Studi S1 Ilmu Gizi secara institusional, minimal memberikan
ruang gerak, arah, kebijakan serta strategi dalam kerangka menyiapkan
kompetensi lulusan bidang Ilmu Gizi dan tenaga gizi yang berkualitas agar
menjadi ahli dalam bidang tersebut, dan profesional secara akademik, serta
memiliki sejumlah pengetahuan terkait perkembangan dan masalah-masalah gizi
kontemporer yang menjadi modal dasar untuk menjadi tenaga ahli gizi yang layak
dan kompeten.
6
Penyelenggaraan program S1 Ilmu Gizi memberikan harapan yang besar
bagi output tenaga ahli gizi di masa depan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang
mendalami persoalan hubungan antara makanan yang diasup dengan kesehatan.
Secara lebih spesifik, program studi ini mempelajari keterkaitan gizi dengan
kesehatan, pertumbuhan manusia, dan produktivitasnya, hubungan gizi dengan
sektor pertanian, ekonomi dan sosial budaya, serta kualitas manusia. Di sini akan
dipelajari zat gizi apa saja yang dibutuhkan oleh tubuh dan berapa takaran
idealnya.
Saat ini gizi menjadi salah satu aspek paling berperan dalam pembentukan
kualitas manusia. Di Indonesia, gizi yang bermutu sayangnya belum bisa
dikonsumsi oleh seluruh masyarakat dari sabang sampai merauke. Sampai saat ini
pun pemerintah masih senantiasa mengusahakan perbaikan gizi di setiap daerah,
sehingga ketersediaan tenaga ahli gizi yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Apabila kita ingin berperan dalam upaya perbaikan gizi dengan menjadi seorang
ahli gizi, maka keberadaan program studi S1 Ilmu Gizi bisa menjadi pilihan yang
tepat.
Desain kurikulum prodi Ilmu Gizi dirumuskan berdasarkan Kerangka
Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI) yang disesuaikan dengan visi dan misi
Kementerian Agama dan UIN Datokarama Palu yang lulusannya diharapkan
memiliki kompetensi yang terdiri atas 5 aspek, yaitu: 1) Lingkup kerja
berdasarkan pengetahuan yang dikuasai; 2) Kemampuan di bidang kerja; 3)
Kemampuan manajerial; 4) Kemampuan dalam bidang integrasi keilmuan yang
7
bernuansa kearifal lokal; dan 5) Kemampuan dalam pengabdian masyarakat yang
berwawasan Islam Moderat.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka pendirian Program Studi Strata Satu
(S1) Ilmu Gizi UIN Datokarama Palu sangatlah penting dan strategis, karena
melalui Program Studi S1 Ilmu Gizi dijadikan awal dan kesempatan bagi
penyiapan tenaga ahli gizi yang berkualitas dan profesional di bidangnya serta
dapat melahirkan lulusan dengan SDM yang baik pada tingkatan lokal dan
nasional. Penyiapan SDM lulusan S1 Ilmu Gizi diharapkan akan memberikan
kontribusi positif bagi percepatan pembangunan nasional khususnya di Sulawesi
Tengah.
B. Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi
Visi Program Studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu adalah “Menjadi program studi yang bermutu dan berdaya saing
yang berbasis pada integrasi Ilmu Gizi dan spiritualitas yang bernuansa kearifan
lokal serta berwawasan Islam Moderat pada tahun 2035”.
Visi program studi S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu diterjemahkan sebagai Misi yang harus dikerjakan dan
diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan dan keputusan strategis, sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Ilmu Gizi yang bermutu dan
berdaya saing, mampu mengintegrasikan Ilmu Gizi dan spiritualitas yang
bernuansa kearifan lokal serta berwawasan Islam Moderat.
8
2. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang Ilmu Gizi yang bermutu dan
berdaya saing, mampu mengintegrasikan Ilmu Gizi dan spiritualitas yang
bernuansa kearifan lokal serta berwawasan Islam Moderat.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang Ilmu Gizi
yang bermutu dan berdaya saing, mampu mengintegrasikan Ilmu Gizi dan
spiritualitas yang bernuansa kearifan lokal serta berwawasan Islam Moderat.
4. Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga pemerintah maupun swasta
dalam pengembangan bidang Ilmu Gizi.
Tujuan program studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu adalah melahirkan calon sarjana Ilmu Gizi sarjana yang bermutu
dan berdaya saing, mampu mengintegrasikan Ilmu Gizi dan spritualitas dan
menjunjung kearifan lokal dalam pengembangan keilmuan dan pengabdian
kepada masyarakat, serta berwawasan Islam moderat. Tujuan program studi Ilmu
Gizi ini terbagi dalam 5 dimensi, yaitu: dimensi pengetahuan dan pemahaman,
dimensi praktik (kerja), dimensi manajerial, dimensi integrasi keilmuan bernuansa
kearifan lokal, dan dimensi pengabdian kepada masyarakat yang wawasan Islam
moderat. Masing-masing dimensi ini dijabarkan ke dalam indikator sebagai
berikut:
a. Dimensi Pengetahuan dan Pemahaman
Pengetahuan dan pemahaman yang mumpuni terhadap Ilmu Gizi akan
melahirkan kompetensi sebagai berikut:
1. Menerapkan teori Ilmu Gizi dan karakteristik tumbuh kembang manusia
untuk menentukan kebutuhan dan tingkat kecukupan gizi.
9
2. Membuat menu berdasarkan kebutuhan gizi pada berbagai tahapan tumbuh
kembang manusia, kondisi fisiologis dan patofisiologis khusus serta analisis
biaya menu.
3. Melakukan teknik pengolahan dan penyajian makanan serta menerapkan
teori manajemen makanan.
4. Menerapkan teori struktur anatomi dan proses fisiologi sistem tubuh
manusia untuk mendukung status gizi dan kesehatan yang baik secara umum
serta selama hamil dan menyusui.
5. Menggambarkan determinan dan mekanisme terjadinya penyakit, dampak
zat gizi terhadap kesehatan, sistem kekebalan tubuh dan reproduksi, sistem
endokrin, kondisi metabolik dan penyakit terkait gizi kurang dan lebih,
infeksi dan penyakit degeneratif.
6. Membuat perencanaan program pangan dan gizi yang komprehensif pada
tingkat regional, termasuk analisis situasi berdasarkan kondisi sosio-
demografi dan sumberdaya ekologi, analisis determinan dan prioritas
masalah, analisis kebutuhan dan sasaran, dan formulasi rencana strategis
untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi serta melakukan evaluasi cost-
effectiveness.
7. Menerapkan prinsip dasar dan metode statistik, antropologi sosial, ekonomi,
manajemen, dan humaniora dalam bidang gizi.
b. Dimensi Praktik (kerja)
1. Menganalisis kandungan gizi dan kualitas makanan.
10
2. Melakukan penilaian status gizi (antropometri, biokimia, klinis, diet) pada
tingkat individu, kelompok, dan masyarakat.
3. Mengelola, menganalisis, dan menginterpretasikan data pangan dan gizi
4. Melakukan promosi gizi untuk memperbaiki perilaku agar dapat
meningkatkan status gizi dan kesehatan.
5. Membuat produk makanan baru berkualitas sebagai alternatif untuk
meningkatkan kebugaran dan produktivitas, pencegahan penyakit, dan
memecahkan masalah gizi dan kesehatan.
6. Mengelola (merencanakan, mengimplementasikan, memonitor, dan
mengevaluasi) diet/jasa makanan untuk memenuhi kebutuhan makanan
yang aman, bergizi, dan ekonomis, berdasarkan kesukaan dan kebutuhan
gizi individu, kelompok, dan masyarakat.
7. Menyelenggarakan program perbaikan pangan dan gizi melalui manajemen
sumberdaya, lingkungan, teknologi informasi-komunikasi secara
profesional.
8. Melakukan penelitian dalam bidang gizi terkait pangan dan kesehatan.
c. Dimensi Manajerial
1. Berkomunikasi secara formal baik verbal maupun tertulis, untuk membahas
masalah teknis dan nonteknis melalui pendekatan individu dan masyarakat.
2. Memimpin dan bekerja sama dalam tim dengan aneka ragam latar belakang
pada lingkup kerja (praktik).
3. Melakukan manajemen waktu yang efektif dan memformulasikan strategi
implementasi kerja yang optimal dalam lingkup kerja (praktik).
11
4. Mengimplementasikan cara berpikir kritis dalam memecahkan masalah dan
beradaptasi dengan situasi terkini dalam lingkup kerja (praktik).
5. Mengembangkan komitmen dan integritas profesional serta etika profesi
dalam bidang gizi.
6. Mengidentifikasi kesempatan berwirausaha dan menciptakan kesempatan
kerja dalam bidang pangan dan gizi.
d. Dimensi Integrasi Keilmuan bernuansa Kearifan Lokal
Dalam bidang integrasi keilmuan bernuansa kearifan lokal yaitu, antara
ilmu kesehatan khususnya gizi dan ilmu agama atau kajian keislaman tidaklah
dibatasi oleh tembok/ dinding tebal yang tidak memungkinkan untuk
berkomunikasi, tersekat atau terpisah sedemikian ketat dan rigidnya, melainkan
saling menembus, saling merembes dan antar berbagai disiplin tersebut saling
membuka diri untuk berkomunikasi dan saling menerima masukan dari disiplin di
luar bidangnya terutama dalam mengakaji permasalahan-permasalahan gizi yang
terjadi di wilayah lokal Sulawesi Tengah. Adapun wujud integrasi keilmuan yang
bernuansa kearifan lokal diterjemahkan dalam beberapa indikator berikut:
1. Mampu menguasai Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar untuk memahami
referensi dan rujukan ilmu-ilmu keislaman.
2. Mendesain kurikulum Program Studi S1 Ilmu Gizi yang bersifat integratif
dengan menghadirkan mata kuliah seperti Studi Qur’an dan Hadits tentang
ilmu kesehatan dan Fiqih Kesehatan.
3. Melakukan Kajian-kajian kelimuan secara rutin yang bersifat integratif antara
Ilmu Gizi dan keilmuan Islam dengan mempertimbangkan budaya-budaya
12
lokal yang bercorak klarifikatif, komplementatif, afirmatif, korektif, verifikatif
maupun transformatif terutama dalam mengakaji permasalahan-permasalahan
gizi yang terjadi di wilayah Sulawesi Tengah.
4. Melakukan kajian dan penelitian terhadap isu-isu mutakhir persoalan gizi
khususnya yang terjadi di wilayah Sulawesi Tengah.
e. Dimensi Pengabdian Masyarakat Berwawasan Islam Moderat
Dimensi pengabdian masyarakat menekankan pada performance yang
berwawasan Islam moderat yaitu seorang yang memiliki cara pandang yang
bersifat seimbang (tawasuth) atau memiliki sikap pertengahan dan tidak
ekstrim dalam menyikapi berbagai masalah. Beberapa indikator dari dimensi
ini terdiri atas:
1. Memahami dan menjalankan ajaran Islam secara menyeluruh, seimbang
dan mendalam.
2. Memiliki sikap pertengahan, seimbang dan yang menjadikan kehadiran
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Yaitu agama yang menekankan
pada pengenalan Islam secara damai, ramah dan selamat.
3. Bersifat inklusif yaitu sikap yang memandang positif terhadap perbedaan
yang ada di masyarakat.
4. Memiliki sikap yang sangat toleran terhadap perbedaan pandangan dan
keyakinan (internal dan eksternal).
5. Mau berdialog dengan orang lain dengan cara yang baik.
6. Mengembangkan ajaran Islam yang bernuansa kearifan lokal (akulturasi
budaya).
13
7. Memiliki pandangan politik yang tidak ekstrem kiri atau kanan atau
memiliki sikap pertengahan dalam pandangan-pandangan politiknya.
8. Memiliki solidaritas beragama yang kuat.
9. Jujur dan bertanggungjawab dalam menjalankan pekerjaan dan profesi.
10. Memiliki disiplin dan etos kerja yang tinggi.
II. STUDI KELAYAKAN
A. Kondisi Obyektif Prodi Yang Sudah Dilaksanakan
UIN Datokarama Palu sebagai pelaksana akademik mempunyai tugas
menghasilkan lulusan yang bermutu dan berdaya saing tinggi termasuk dalam
bidang ilmu kesehatan dan gizi yang bernafaskan Islam. UIN Datokarama Palu
dalam perannya sebagai penyelenggara pendidikan tinggi yang bernuansa Islami,
terutama untuk merespons perkembangan masyarakat global. Program studi, telah
berupaya melakukan inovasi dalam proses perkuliahan. UIN Datokarama Palu
saat ini terdiri dari 4 fakultas penyelenggara pendidikan S1 yakni Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Fakultas
Syariah, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan memiliki 23 Jurusan/
Program Studi yang tersebar pada keempat fakultas tersebut.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) menaungi 9 Jurusan/
Program Studi yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan
Bahasa Arab (PBA), Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD),
Tadris Bahasa Inggris (TBI), Tadris IPS (TIPS), Tadris IPA (TIPA) dan Tadris
14
Matematika (TMAT). Fakultas Usluhuddin Adab dan Dakwah (FUAD) terdiri
dari 8 Jurusan/ Program Studi yakni Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT),
Jurusan Aqidah dan Filsafat (AFI), Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam
(BKI), Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam (PMI), Sejarah Peradaban Islam (SPI), Ilmu Perpustakaan (IPI),
dan Pemikiran Politik Islam (PPI). Fakultas Syariah terdiri dari 4 Jurusan/
Program Studi yang meliputi Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI), Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah (HES), Jurusan Hukum Tata Negara Islam (HTNI),
serta Perbandingan Mazhab (PM). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)
terdiri dari 2 Jurusan/ Program Studi yaitu Perbankan Syariah dan Ekonomi
Syariah.
Sejak beralih status menjadi institut, UIN Datokarama Palu terus diminati
oleh calon mahasiswa dari berbagai provinsi. Jumlah peminatnya pun juga
semakin meningkat siginfikan. Adapun gambaran jumlah mahasiswa UIN
Datokarama Palu lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 1
Penerimaan Mahasiswa Baru UIN Datokarama Palu Tahun 2014-2018
No. Tahun Mahasiswa Baru
Ket. Pendaftar Diterima Pertumbuhan
1 2014 953 796 9,4% IAIN
DATOKARAMA 2 2015 1585 1000 20% IAIN
3 2016 1793 1235 19% IAIN
4 2017 2237 1550 20% IAIN
5 2018 3035 1980 22% IAIN
15
1. Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman terhadap Program
Studi yang telah dilaksanakan
Untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman program studi
secara komperhensif diperlukan kejujuran, kejelian serta ketajaman analisis dalam
mencermati lima komponen utama yang dijadikan indikator kelayakan program
(five thershold indicators). Kelima indikator kelayakan tersebut adalah sumber
daya manusia, pengelolaan program, infrastruktur, sistem informasi dan
pembiayaan program.
Kelima unsur tersebut secara obyektif harus dinilai melalui analisis SWOT
yang bertumpu pada sejauh mana relevansi program, iklim akademik, komitmen
institusi, keberlangsungan program dan efesiensi pelaksanaan program dalam
merealisasikan visi dan misi program.
2. Kekuatan
a. Dosen UIN Datokarama Palu terdiri atas 257 Dosen Tetap yang meliputi 178
Dosen PNS dan 79 Dosen Tetap Non PNS. Jumlah dosen yang berpendidikan
S3 atau bergelar Doktor berjumlah 41 orang atau sekitar 15,95%. Jumlah dosen
yang mempunyai jabatan fungsional Lektor Kepala dan Guru Besar berjumlah
83 orang atau 32,29%. Seluruh dosen telah familiar dengan teknologi
informasi. Untuk meningkatkan kinerja pendidikan dan pengajaran, para dosen
aktif melakukan kegiatan publikasi dan penelitian, serta aktif melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu juga lembaga telah
menyediakan akses internet LAN dan nirkabel (Wifi) sehingga bisa mengakses
informasi dan melakukan kegiatan komunikasi di area kampus.
16
b. Tenaga pendukung (pegawai) terdiri dari pegawai PNS, pegawai wiyata bhakti,
dan pegawai kontrak. Setiap karyawan memiliki kompetensi sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilakukan dan ditempatkan diberbagai unit seperti unit
pusat penjamin mutu pendidikan, unit akademik dan kemahasiswaan, jurusan,
perpustakaan, kepegawaian, keuangan, Unit Pengembangan Bahasa, ICT, Pusat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), dan lain-lainnya. Setiap
pegawai harus memiliki kesiapan untuk menjalankan tugas-tugas baru untuk
meningkatkan kompetensinya.
c. Prodi-Prodi di UIN Datokarama Palu juga memiliki kekuatan dalam bidang
pendanaan Program. Meskipun sumber dana utama masih bersumber DIPA,
DIPA-R, dan DIPA-PNBP, akan tetapi karena dalam menetapkan anggaran
sudah dikalkulasi secara cermat dan juga didukung oleh sistem efisiensi
penggunaan keuangan, maka pengelola tidak menemukan kendala yang berarti
dalam hal pendanaan. Bahkan, pengelola optimis bahwa Prodi-prodi di UIN
Datokarama Palu dapat meningkatkan kesejahteraan dosen dan pengelola di
kemudian hari. Hal ini dibuktikan dengan indikator adanya kegiatan tambahan
dalam bentuk proyek maupun kerjasama dengan berbagai lembaga maupun
instansi yang dapat menghasilkan tambahan sumber dana.
d. Dari segi input program, Program Studi di UIN Datokarama Palu cukup
optimis. Indikator yang dapat digunakan sebagai pertimbangan banyaknya
peminat program studi ini adalah jumlah pendaftar dalam kurun waktu lima
tahun terakhir ini selalu mengalami peningkatan. Tentu dapat diprediksikan
17
bahwa jumlah pendaftar pada tahun-tahun mendatang akan terus meningkat
secara signifikan.
e. Perkembangan dan berbagai problematika yang terjadi dalam dunia
kesesehatan khususnya mengenai gizi buruk dan lainnya, serta meningkatnya
kebutuhan dunia kerja terhadap SDM yang memiliki kompetensi di bidang
tersebut setiap tahunnya.
f. Dalam konteks UIN Datokarama Palu, kebijakan Pemerintah tersebut
merupakan daya dukung untuk membuka Program studi baru yaitu Program
Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu. Dari
segi sumber daya yang diharapkan dapat membantu meningkatkan mutu
tenaga ahli gizi yang berkualitas di Indonesia, sampai saat ini UIN
Datokarama Palu telah memiliki 6 orang dosen tetap bidang Ilmu Gizi yang
dapat memberikan pelayanan optimal bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi.
g. Dari segi geografis, letak UIN Datokarama Palu di mana Program studi Ilmu
Gizi akan dibuka sangat strategis karena berada di kota Palu, ibu kota provinsi
Sulawesi Tengah, dan sangat mudah dijangkau oleh kendaraan umum. Selain
itu, pembukaan Program studi Ilmu Gizi UIN Datokarama Palu mendapat
dukungan dari pimpinan, civitas akademika dan masyarakat Sulawesi Tengah
pada umumnya.
3. Kelemahan
Mahasiswa UIN Datokarama Palu kebanyakan berasal dari daerah-daerah
yang ada di Sulawesi Tengah, hampir 90% latar belakang sosial ekonomi orang
tua mahasiswa adalah golongan menengah ke bawah, sebagai Perguruan Tinggi
18
Negeri, operasionalisasi semua kegiatan sangat tergantung pada pemerintah.
Namun kelemahan tersebut tidak menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan
Program Studi di UIN Datokarama Palu.
Selain itu, sebagai Prodi yang baru akan diusulkan izin operasionalnya,
pembukaan Prodi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu, tentu saja memiliki
kelemahan-kelemahan, antara lain, masih minimnya sarana dan parasarana
penunjang, terutama laboratorium gizi, bahan ajar, modul praktikum dan
referensi tentang Ilmu Gizi yang tersedia di perpustakaan UIN Datokarama Palu.
Selain itu, tentu saja karena minimnya pengalaman dosen Ilmu Gizi UIN
Datokarama Palu di dalam mengelola Prodi Ilmu Gizi. Oleh karena itu,
dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan Prodi Ilmu Gizi
dari perguruan tinggi lain yang lebih berpengalaman dalam mengelola Prodi Ilmu
Gizi, terutama dalam hal tenaga pengajar (dosen-dosen) Ilmu Gizi untuk ikut ambil
bagian dalam proses pembelajaran di Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Datokarama Palu.
4. Peluang
Pembukaan Prodi Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu akan memenuhi kebutuhan para lulusan SMA, baik sekolah
menengah umum, maupun madrasah dan pesantren, yang tersebar di 13 kabupaten/
kota di provinsi Sulawesi Tengah, khususnya jurusan IPA untuk melanjutkan
jenjang pendidikannya ke S1 dalam bidang Ilmu Gizi. Disebut demikian karena
selama ini masih banyak lulusan SMA/ MA yang sederajat yang berminat
melanjutkan studi S1 Ilmu Gizi di beberapa perguruan tinggi yang ada di Palu,
19
terpaksa ditolak karena daya tampung yang terbatas. Tahun 2018 jumlah peminat
prodi Ilmu Gizi di Universitas Tadulako Palu mencapai 513 orang tetapi daya
tampung maksimalnya hanya 53 orang. Di perguruan tinggi lainnya, program
studi Ilmu Gizi Poltekkes Kementerian Kesehatan Sulawesi Tengah daya tampung
maksimalnya hanya 97 orang.
Selain itu, karena kurangnya sarjana bidang Ilmu Gizi dapat menghambat
produksi tenaga ahli gizi yang berkualitas yang siap bekerja pada berbagai bidang
keahlian seperti, tenaga gizi di rumah sakit dan puskesmas, konsultan gizi, tenaga
dosen, enterpreneur kuliner dan makanan, tenaga ahli gizi yang bekerja di
perusahaan makanan dan minuman, bekerja di restoran dan sebagainya. Dengan
demikian, dibukanya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
UIN Datokarama Palu kekurangan-kekurangan tersebut dapat diminimalisir.
Selain itu, lulusan Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu dapat pula berkiprah di berbagai sektor lainnya.
Kondisi perekonomian yang fluktuatif beberapa tahun terakhir
diperkirakan merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam memilih UIN
Datokarama Palu sebagai tempat belajar yang secara ekonomis terjangkau di mana
pembayaran SPP relatif murah. Letak UIN Datokarama Palu berada di wilayah
yang strategis dan tersentralisir memberikan kemudahan akses terhadap
masyarakat, sehingga mengundang minat mahasiswa untuk melanjutkan studinya
di UIN Datokarama Palu, serta menjadikan perguruan tinggi ini sebagai tujuan
studi. Disamping itu, UIN Datokarama Palu merupakan satu-satunya perguruan
tinggi Islam negeri yang ada di Sulawesi Tengah.
20
Banyaknya Jumlah Organisasi, Perusahaan atau Badan Usaha baik negeri
maupun swasta, di wilayah Sulawesi Tengah merupakan potensi yang cukup besar
bagi pangsa pasar Program Studi Ilmu Gizi. Kebutuhan akan tenaga bidang Ilmu
Gizi yang semakin meningkat menunjukkan betapa pentingnya Program studi ini.
5. Ancaman
Pembukaan Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat
UIN Datokarama Palu tentu saja akan mendapat tantangan dan hambatan terutama
karena lulusannya akan bersaing dengan lulusan Prodi Ilmu Gizi yang ada di
Perguruan Tinggi lain, yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap
dalam proses pembelajarannya. Selain itu, lulusan Prodi Ilmu Gizi Fakultas
Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu akan bersaing pula dengan lulusan
Prodi Ilmu Gizi dari perguruan tinggi lain yang sudah lama mendapatkan izin
operasional dalam hal bursa kerja. Ancaman internal pembukaan Prodi Ilmu
Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu juga tetap ada,
terutama seringnya terjadi putus kuliah di kalangan mahasiswa dengan berbagi
sebab, terutama ketidakmampuan melanjutkan kuliah karena masalah biaya dan
atau pindah ke Prodi lain karena ketidakmampuan mengikuti Perkuliahan di Prodi
Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu.
B. Need Assessment
Ketua Yayasan Universitas Mitra Indonesia, Andi Surya mengatakan
kebutuhan terhadap sarjana bidang gizi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahkan hampir 100% pada tahun 2017 dibanding tahun sebelumnya.
Meningkatnya masalah yang timbul akibat transisi epidemiologi di bidang gizi,
21
menjadi salah satu pemicu. Kemudian, pesatnya pertumbuhan industri pangan,
jumlah, dan tuntutan mutu institusi pelayanan gizi dan makanan. Selain itu,
peningkatan prevalensi penyakit infeksi maupun degeneratif yang berakar pada
kurang gizi, dan obesitas usia dini. Peningkatkan beragam problematika gizi ini,
memerlukan penanganan yang profesional dari sarjana ahli gizi. Oleh karena itu,
penyelegaraan Prodi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama
Palu perlu memperhatikan kebutuhan pasar kerja tenaga ahli gizi yang berkaitan
dengan kebutuhan instansi pemerintah, industri pangan dan tuntutan mutu institusi
pelayanan gizi dan makanan. Berikut ini gambaran tentang analisis kebutuhan
yang dilakukan.
1. Kebutuhan Kualifikasi dan Kompetensi Sarjana Ilmu Gizi yang
Profesional
Pertumbuhan penduduk Indonesia dan peningkatan kualitas hidup
masyarakat merupakan potensi yang besar terhadap kebutuhan pelayanan
kesehatan yang lebih baik dalam dan luar negeri. Tenaga Sarjana Ilmu Gizi di
Indonesia sebagai salah satu unsur kekuatan pembangunan nasional di bidang
kesehatan mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang sama dengan
unsur-unsur kekuatan pembangunan lainnya dalam mewujudkan tujuan nasional,
khususnya di bidang yang berkaitan dengan profesinya meningkatkan peran
sertanya secara aktif, terarah dan terpadu bagi pembangunan nasional sebagai
tenaga fungsional sarjana Ilmu Gizi. Dengan demikian kompetensi pada bidang
Ilmu Gizi sangat dibutuhkan sebagai salah satu kekuatan pembangunan nasional
khususnya di bidang kesehatan gizi nasional. Kompetensi tersebut meliputi:
22
a) Mampu menerapkan teori Ilmu Gizi dan karakteristik tumbuh kembang
manusia untuk menentukan kebutuhan dan tingkat kecukupan gizi.
b) Mampu menggambarkan determinan dan mekanisme terjadinya penyakit,
dampak zat gizi terhadap kesehatan, sistem kekebalan tubuh dan reproduksi,
sistem endokrin, kondisi metabolik dan penyakit terkait gizi kurang dan lebih,
infeksi dan penyakit degeneratif.
c) Mampu menerapkan ilmu dasar biokimia gizi, metabolisme gizi makro dan
mikro, serta metode penilaian kualitas gizi dan komponen fungsional
makanan untuk terapi pendukung dan pencegahan penyakit.
d) Mampu membuat perencanaan program pangan dan gizi yang komprehensif
pada tingkat regional, termasuk analisis situasi berdasarkan kondisi sosio-
demografi dan sumberdaya ekologi, analisis determinan dan prioritas
masalah, analisis kebutuhan dan sasaran, dan formulasi rencana strategis
untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi serta melakukan evaluasi cost-
effectiveness.
e) Mampu mengelola, menganalisis, dan menginterpretasikan data pangan dan
gizi serta kaitannya dengan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat.
f) Mampu membuat produk makanan baru berkualitas sebagai alternatif untuk
meningkatkan kebugaran dan produktivitas, pencegahan penyakit, dan
memecahkan masalah gizi dan kesehatan.
g) Mampu menyelenggarakan program perbaikan pangan dan gizi melalui
manajemen sumberdaya, lingkungan, teknologi informasi-komunikasi secara
profesional.
23
h) Mampu merumuskan masalah dan determinan, mengobservasi berbagai
alternatif untuk memecahkan masalah dan menyarankan strategi alternatif
terbaik untuk memecahkan masalah pangan dan gizi.
i) Mampu mengidentifikasi kesempatan berwirausaha dan menciptakan
kesempatan kerja dalam bidang pangan dan gizi.
j) Mampu melakukan penelitian terkait problematika gizi kontemporer.
2. Keberlanjutan Program
Keberadaan Ilmu Gizi sangat dibutuhkan dalam lingkungan masyarakat
yang semakin modern dan maju, dengan adanya orang yang ahli dalam gizi maka
kita akan tahu seberapa besar tubuh kita membutuhkan gizi setiap harinya. Tenaga
Ahli gizi berperan penting dalam meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit
pada individu dan masyarakat. Pesatnya pertumbuhan industri pangan,
bertambanya jumlah tuntutan mutu institusi pelayanan gizi dan makanan, dan
meningkatnya prevalensi penyakit infeksi maupun degeneratif yang berakar pada
kurang gizi, dan obesitas usia dini. Peningkatkan beragam problematika gizi ini,
memerlukan penanganan yang profesional dari sarjana ahli gizi. Karena itu,
pengembangan kompetensi profesi Program Studi S1 Ilmu Gizi merupakan
kebutuhan yang sangat mendesak dan harus dilanjutkan secara kontinyu.
Kemudian, upaya untuk membangun networking yang sangat baik antara
UIN Datokarama Palu dengan berbagai instansi pemerintah, badan usaha, industri
pangan serta organisasi lain khususnya yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah
tentang kebutuhan tenaga ahli gizi yang berkualitas menjadi peluang tersendiri
bagi keberlanjutan (sustainability) program S1 Ilmu Gizi di masa depan.
24
Pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, dukungan
rektorat dan keseriusan dari seluruh civitas akademika UIN Datokarama Palu
semakin memperkuat keberadaan Program S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Datokarama Palu.
Potensi lainnya yang memperkuat keberlanjutan (sustainability) program
S1 Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu yaitu, beradasarkan data penerimaan
mahasiswa Baru Universitas Tadulako (UNTAD) Palu tahun 2018, jumlah
peminat Prodi Ilmu Gizi berkisar 513 orang sementara daya tampung yang
disediakan oleh prodi hanya berkisar 53 orang. Tahun 2019 Poltekkes Kemenkes
hanya mampu menampung 97 mahasiswa Prodi Ilmu Gizi sehingga masih ada
sekitar kurang lebih 350 an orang lebih peminat prodi Ilmu Gizi yang belum
mendapat tempat dan ini diperkirakan jumlah peminat Prodi Ilmu Gizi akan terus
meningkat setiap tahunnya karena kebutuhan akan tenaga gizi semakin
meningkat. Berdasarkan survei bahwa kebutuhan tenaga ahli kesehatan khususnya
tenaga ahli gizi akan semakin meningkat di Sulawesi Tengah pasca bencana
gempa, tsunami dan likuifaksi, karena kebutuhan masyarakat akan perbaikan gizi
di Sulawesi Tengah menjadi prioritas utama yang di kampanyekan oleh
pemerintah Sulawesi Tengah.
Kerena itu, eksistensi Prodi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu dapat
menarik calon mahasiswa yang berminat pada Ilmu Gizi. Selain itu, jumlah
lulusan SMA/ MA dan yang sederajat khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah
terus mengalami peningkatan dalam 3 tahun terakhir yang juga selaras dengan
peningkatan yang terjadi secara nasional. Berdasarkan data dan informasi yang
25
diperoleh dari puspendik kemdikbud (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id)
pada tahun 2017 jumlah lulusan SMA/MA sederajat di Sulawesi Tengah adalah
11688 siswa, tahun 2018 mencapai 13013 dan pada tahun 2019 kembali
mengalami peningkatan menjadi 13251 siswa. Hal ini tentu menjadi harapan yang
menjanjikan bagi keberlangsungan Program Studi Ilmu Gizi dan juga Program
Studi lainnya di UIN Datokarama Palu.
Selanjutnya, Usaha untuk peningkatan animo terhadap program studi
dilakukan secara proporsional, inovatif, jujur dengan memperhatikan aspek
akademik, ketersediaan dana, regulasi dan prospektif. Program studi melakukan
promosi khusus dan terintegrasi dengan kegiatan Fakultas lainnya yang berada
di UIN Datokarama Palu. Berbagai usaha promosi yang dilakukan adalah:
1. Pembagian brosur Program Studi Gizi ke sekolah-sekolah (SMA/sederajat)
yang ada di Kota dan Kabupaten lain di Sulawesi Tengah.
2. Kerja sama dengan sekolah-sekolah yang ada di Sulawesi Tengah melalui
Penelusuran Bibit Unggul Sekolah (jalur undangan).
3. Promosi juga dilakukan melalui website universitas yang menampilkan
tentang profil Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN
Datokarama Palu.
4. Melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang ada di Kota dan Kabupaten di
Sulawesi Tengah.
Upaya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
peningkatan jumlah peminat yang mendaftar di Program Studi Ilmu Gizi FKM
UIN Datokarama Palu.
26
3. Prospek Masa Depan
a) Adanya tuntutan akan kebutuhan masyarakat terhadap tenaga ahli gizi yang
berkualitas dan memiliki kompetensi profesional dengan kualifikasi S1.
b) Peningkatan kualifikasi dan mutu lulusan Program Studi S1 Ilmu Gizi FKM
UIN Datokarama Palu.
c) Persepsi dan kepercayaan masyarakat yang baik terhadap UIN Datokarama
Palu yang telah berhasil mengelola program pendidikan di berbagai bidang
keilmuan.
d) Minat masyarakat yang semakin meninggi, terlihat dari jumlah pendaftar
yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
4. Daya Tampung Program Studi S1 Sistem Informasi
Dengan tidak adanya Program Studi S1 Ilmu Gizi pada berbagai
Perguruan Tinggi Agama Islam baik negeri maupun swasta yang ada di Sulawesi
Tengah, maka Program Studi S1 Ilmu Gizi sangat berpeluang memberikan solusi
yang tepat dan berperan bagi penerimaan calon mahasiswa yang berasal dari
lulusan SMA/ MA dan sederajat.
Tabel 2
Perkiraan Daya Tampung Program Studi S1 Ilmu Gizi
UIN DATOKARAMA Palu
No Asumsi Tahun Penerimaan
2021 2022 2023 2024 2025
1 Pendaftar 70 140 210 280 350
2 Keketatan Persaingan (%) 26,67 20,00 16,00 13,33 11,43
3 Mahasiswa Baru 70 70 70 70 70
4 Jumlah Mahasiswa Terdaftar 70 140 210 280 350
5 Jumlah Lulusan - - - - 70
6 Jumlah Dosen 5 7 10 13 15
7 Rasio mahasiswa dosen 1:14 1:20 1:21 1:22 1:23
27
C. Analisis Job-Market
Bidang Ilmu Gizi merupakan ilmu yang penting dan menarik untuk
dipelajari. Ilmu ini tidak hanya mempelajari tentang makanan yang erat kaitannya
dengan keberlangsungan hidup manusia, namun juga memiliki prospek karir yang
cerah di masa depan. Sebab pada dasarnya, tak satu pun manusia yang dapat lepas
dari produk pangan selama hidupnya, sehingga memahami Ilmu Gizi akan
memberikan manfaat lebih yang senantiasa dibutuhkan oleh setiap orang. Dengan
memperhatikan kondisi dan kebutuhan serta kultur yang ada di suatu organisasi
atau perusahaan akan memberikan prospek yang cukup cerah bagi
keberlangsungan Program Studi Ilmu Gizi ini. Penyelenggaraan Program Studi
Ilmu Gizi, salah satunya didasarkan pada prioritas pengembangan kompetensi
yang dipandang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Bicara prospek lulusan pendidikan tentu tak bisa dipisahkan dari profesi.
Para sarjana gizi pun demikian. Menurut Gita Addelia Nevara Dosen Prodi Gizi
Universitas Mohammad Natsir Bukittinggi, lulusan Ilmu Gizi memiliki beragam
peluang dalam berkarir. Sarjana gizi dapat menjadi dosen di bidang ilmu yang
sama. Beberapa pertimbangan yang mendorong banyak orang mengambil prodi
Ilmu Gizi antara lain kesempatan untuk melanjutkan studi dan memperdalam
keilmuan di bidang ini. Berkarir sebagai dosen tidak hanya terfokus pada
pengajaran, namun juga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen
yang rajin melakukan penelitian dan publikasi ilmiah akan memiliki karir
akademik yang melesat lebih cepat serta mendapatkan fasilitas penunjang yang
cukup baik.
28
Berikutnya, sarjana gizi juga dapat menjadi konsultan di bidang gizi.
Misalnya, konsultan gizi pada pusat kebugaran (gym) dan klinik kesehatan,
berkembangnya pusat kebugaran dan bertambahnya jumlah klinik setiap tahunnya
memberikan peluang kerja yang sangat menjanjikan bagi tenaga ahli gizi.
Kehadiran ahli gizi sangat diperlukan terutama pada pusat kebugaran atau klinik
kesehatan khususnya untuk pelayanan diet bagi klien. Biasanya,para anggota
pusat kebugaran ingin mendapatkan bentuk badan yang ideal. Tentu untuk
menunjang keinginan tersebut, pengaturan asupan nutrisi yang sesuai mutlak
diperlukan.
Peluang kerja berikutnya yang juga tak kalah menjanjikan adalah di
bidang industri pangan, pertumbuhan industri pangan yang sangat signifikan di
Indonesia khususnya Sulawesi Tengah memberikan peluang yang cukup untuk
menciptakan pasar kerja yang menjanjikan bagi tenaga ahli gizi lulusan S-I
Program Studi Ilmu Gizi. Tugas ahli pangan dan gizi disini adalah memantau dan
memastikan kandungan nutrisi yang ada dalam produk pangan tersebut aman bagi
konsumen. Selain itu,ahli gizi pun dibutuhkan di perusahaan farmasi. Hal ini
disebabkan sebagian besar perusahaan farmasi juga memiliki divisi yang
memproduksi suplemen makanan ataupun menu diet khusus sehingga ahli gizi
pun mendapatkan peran yang sangat penting.
Belum selesai sampai di situ, Ilmu Gizi pun dapat mewarnai karir di
rumah sakit. Setiap rumah sakit hampir dipastikan memiliki unit atau instalasi
gizi, yaitu unit yang bertugas untuk mengatur dan menyiapkan makanan bagi para
pasien yang dirawat di rumah sakit. Tugas utama dari unit ini tidak sebatas
29
menyediakan makanan saja tetapi juga menyajikan makanan dengan jenis dan
nutrisi yang tepat. Makanan dengan ‘jenis yang tepat adalah makanan yang
memiliki kesesuaian dengan kondisi pasien, misalnya makanan yang bertekstur
lembut dan tidak pedas disajikan bagi pasien penderita tipus. Sementara itu,
makanan dengan ‘nutrisi yang tepat’ adalah kesesuaian nutrisi yang ada dalam
makanan dengan kebutuhan pasien. Misalnya,seorang ibu yang baru melahirkan
dengan cara operasi tentu memerlukan lebih banyak asupan protein dibandingkan
dengan pasien penderita DBD atau pasien pasca operasi patah tulang. Pada bagian
inilah ahli gizi memiliki peran yang sangat penting.
Bagi yang berminat menjadi abdi negara, menjadi pegawai negeri sipil
(PNS) di berbagai lembaga pemerintah merupakan prospek kerja selanjutnya dari
seorang lulusan Ilmu Gizi. Beberapa lembaga yang membutuhkan lulusan di
bidang Ilmu Gizi antara lain Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah, Departemen
Kesehatan, BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) atau Badan Ketahanan
Pangan.Selain itu, ahli gizi kadang diperlukan juga sebagai penanggungjawab
pada bagian dapur umum ketika penanggualangan bencana. Ini berada di bagian
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah).
Selanjutnya, bidang kuliner sebagai lahan profesi Ilmu Gizi. Terdengar
tidak biasa memang tapi sebetulnya bidang ini sangat menjanjikan. Saat ini, usaha
kuliner di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Kementerian
Perindustrian menyebutkan, bisnis kuliner tumbuh di atas 7,5 % dalam dua tahun
terakhir. Peningkatan pertumbuhan di bisnis ini seirama dengan jumlah penduduk
Indonesia yang juga terus mengalami pertumbuhan. Artinya, pangsa pasar yang
30
dapat disasar oleh lulusan gizi sangat besar. Di bidang kuliner, kapasitas keilmuan
sarjana Gizi akan menjadi nilai tambah. Misalnya, pengembangan bisnis katering
khusus bagi penderita diabetes. Mereka yang menderita diabetes tentu harus
memiliki diet makanan yang berbeda dengan orang yang sehat. Ada makanan-
makanan tertentu yang harus dikurangi bahkan dihindari dan ada juga makanan
tertentu yang harus dikonsumsi. Dalam konteks ini lah sarjana Gizi memiliki
kapasitas ilmu dalam menyusun menu dengan baik.
Permasalahan gizi di Indonesia tidak sebanding dengan keberadaan tenaga
Ahli gizi. Menurut standar yang diatur dalam Permenkes, seluruh Puskesmas
Indonesia membutuhkan 13.279 Tenaga Gizi. Tapi SDM riil berdasarkan “Data
dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia” yang dikeluarkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2017 jumlah tenaga kesehatan gizi
seluruh Indonesia adalah 10.697, tahun 2018 tenaga kesehatan gizi 10.721
sehingga Indonesia masih defisit Tenaga Gizi sebesar 2.558 orang. Indonesia juga
membutuhkan 14.000 Tenaga Gizi untuk klinik.
Untuk konteks Sulawesi Tengah berdasarkan jumlah ideal ahli gizi per
100.0000 penduduk, maka idealnya jumlah ahli gizi di Provinsi Sulawesi
Tengah adalah 22:100.000 penduduk yaitu 614 orang, sedangkan kondisi saat ini
tahun 2017 tenaga gizi di Sulawesi Tengah masih sebanyak 331 dan pada tahun
2018 tenaga gizi menurun menjadi 309 orang dan mayoritas ahli madya gizi
(strata D3). Dengan demikian, masih diperlukan sekitar 305 orang ahli gizi lagi di
Sulawesi Tengah. Jumlah perhitungan ahli gizi tersebut belum termasuk
kebutuhan pusat pelayanan gizi dan makanan swasta lainnya seperti klinik
31
kecantikan, pusat kebugaran, Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang gizi kesehatan, media massa
maupun industri makanan dan minuman yang pada tahun-tahun terakhir ini
mengalami perkembangan pesat seiring dengan semakin meningkatnya
kesadaran masyarakat akan gizi dan kesehatan. Dan angka kebutuhan tersebut
akan semakin meningkat setiap tahunnya karena pertumbuhan dan perkembangan
pusat-pusat pelayanan gizi terus meningkat baik instansi pemerintah maupun
perusahaan-perusahaan swasta lainnya.
Realisasi atas tuntutan ini sungguh menyulitkan apabila UIN Datokarama
Palu tidak menyelenggarakan Program Studi Ilmu Gizi yang secara khusus
mempersiapkan calon tenaga ahli di bidang Ilmu Gizi. Ketersediaan tenaga ahli di
bidang Ilmu Gizi yang memiliki kualifikasi akademik tingkat sarjana menjadi
kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Oleh karena itu, sangat beralasan bagi UIN
Datokarama Palu menyelenggarakan Program Studi S1 Ilmu Gizi. Dalam konteks
inilah UIN Datokarama Palu memandang penting menyelenggarakan Program S1
Ilmu Gizi. Oleh karena itu, dengan terselenggaranya Program Studi S1 Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu menjadi harapan banyak
pihak, baik yang berada di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah secara khusus
maupun di seluruh Indonesia secara umum.
D. Analisis Market Share
Perkembangan dunia yang semakin mengglobal dewasa ini ditandai
dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi. Salah satu bidang yang menjadi
pusat perhatian masyarakat saat ini adalah bidang Ilmu Gizi. Tingkat kebutuhan
32
kebutuhan terhadap sarjana bidang gizi terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahkan hampir 100% pada tahun 2017 dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena
itu penyelenggaraan Prodi Sl Ilmu Gizi perlu memperhatikan kebutuhan pasar
kerja yang berkaitan dengan tenaga ahli gizi yang berkualitas dan memiliki
kompetensi yang dipandang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
Dengan semangat persaingan global yang semakin kompetitif baik individu
maupun instansi, UIN Datokarama Palu terpacu untuk meningkatkan kualitas
kegiatan perkuliahannya, demikian pula dengan peningkatan kualitas tenaga ahli
bidang Ilmu Gizi. Sesuai dengan kompetensi peningkatan kualitas tenaga ahli gizi
di instansi pemerintah, industri pangan, pusat pelayanan gizi dan makanan swasta
lainnya seperti klinik kecantikan, pusat kebugaran, Lembaga Pendidikan,
Lembaga Penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang gizi
kesehatan, media massa maupun industri makanan dan minuman khususnya yang
terdapat di wilayah Sulawesi Tengah, maka terbuka peluang besar bagi
penyelenggaraaan program Sl Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarkat UIN
Datokarama Palu. Disamping itu, peluang ini ditambah lulusan Sekolah
Menengah Atas dan sederajat yang berminat untuk berprofesi di bidang tenaga
ahli gizi.
Pada sisi lain, dari berbagai informasi yang diterima, kebutuhan
masyarakat akan adanya program S1 Ilmu Gizi terus mendesak dan meminta UIN
Datokarama Palu membuka Program yang dimaksud. Desakan muncul dari
masyarakat luas. Di Sulawesi Tengah, walaupun Prodi Ilmu Gizi telah berdiri
dibeberapa kampus seperti Universitas Tadulako (UNTAD) dan Poltekkes
33
Kemenkes Palu, tetapi kedua kampus tersebut belum dapat menyerap secara
keseluruhan peminat program studi Ilmu Gizi di Sulawesi Tengah karena masih
ada sekitar kurang lebih 350 orang calon mahasiswa yang belum tersalurkan
minatnya dalam mempelajari Ilmu Gizi, sehingga diyakini Program S1 Ilmu Gizi
FKM UIN Datokarama Palu sangat dibutuhkan oleh masyarakat Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, dengan terselenggaranya Prodi S1 Ilmu Gizi menjadi harapan
banyak pihak seperti instansi pemerintah, industri pangan, pusat pelayanan gizi
dan makanan swasta lainnya seperti klinik kecantikan, pusat kebugaran,
Lembaga Pendidikan, Lembaga Penelitian, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) bidang gizi kesehatan, media massa maupun industri makanan dan
minuman baik yang berada di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah maupun di
seluruh Indonesia pada umumnya. Atas dasar inilah UIN Datokarama Palu
terdorong untuk dapat menyelenggarakan Program Studi S1 Ilmu Gizi.
III. PROYEKSI PROGRAM STUDI
A. Kurikulum
Kurikulum Pendidikan Tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai Visi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Belajar
Mengajar (Keputusan Mendiknas Nomor: 232/V/2000 BAB 1 Pasal 1 Ayat 6).
Kurikulum Program Studi diupayakan sesuai dengan visi, misi, sasaran dan
tujuan.
Kurikulum Ilmu Gizi yang disusun, merujuk kepada dimensi yang
dikemukakan oleh bapak Kurikulum yakni, Ralp W. Tyler (1949), dalam
34
bukunya Basic Principles of Curriculum and Instruction dan merujuk pada
Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) (PERMENRISTEKDIKTI Nomor
44 Tahun 2015). Tyler mengemukakan ada empat dimensi yang dapat
dikembangkan dalam sebuah kurikulum, yaitu: Pertama, Tujuan Pendidikan dan
pembelajaran. Kedua, Materi Ajar/Mata Kuliah (Content). Ketiga, Pengalaman
Belajar/Proses Pembelajaran (Experience). Keempat, Evaluasi. Berikut diuraikan
keempat dimensi tersebut ke dalam deskripsi dan indikator kurikulum Ilmu Gizi
Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu.
1. Tujuan Pendidikan dan Pembelajaran
Tujuan Program Studi Sistem Informasi itu terbagi ke dalam lima dimensi,
yaitu: dimensi pengetahuan dan pemahaman, dimensi praktik (kerja), dimensi
manajerial, dimensi integrasi keilmuan bernuansa kearifan lokal dan dimensi
pengabdian masyarakat berwawasan Islam Moderat.
2. Materi pembelajaran/Mata Kuliah Sistem Informasi
Struktur content kurikulum sangat menentukan bagi capaian kompetensi
sarjana Ilmu Gizi yang akan dilahirkan. Setiap sebaran mata kuliah, haruslah
menjawab kompetensi yang ingin dicapai. Olehnya itu, kompetensi harus terukur
dan terjangkau oleh mata kuliah yang akan disebarkan dalam proses pembelajaran
setiap semester. Struktur kurikulum yang ideal harus makin menunjukkan
kompetensi prodi/ jurusan yang bersangkutan. Kalau digambarkan struktur
kurikulum ini, adalah sebagai berikut: Komponen keahlian Institut/ Lembaga
hanya diporsikan sejumlah 22 sks dari total 147 sks, atau sekitar 15%. Sedangkan
komponen Fakultas/ Jurusan mengambil porsi sejumlah 25 sks dari total 147 sks,
35
atau sekitar 17%. Komponen program studi/ jurusan mengambil porsi terbesar
yakni 100 sks atau sejumlah 68%. Total secara keseluruhan dari 147 sks yang
ditawarkan untuk program studi Ilmu Gizi ini terdapat sejumlah 66 mata kuliah.
Tugas pokok UIN Datokarama Palu adalah menyelenggarakan pendidikan
tinggi dan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat di bidang ilmu
pengetahuan agama Islam, kesehatan dan gizi yang bernafaskan Islam, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai pelaksana
pendidikan, lembaga pendidikan tinggi, seperti halnya Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) sangat berkepentingan dan terkena dampak
secara langsung dari setiap perubahan kurikulum pendidikan. Penyelenggaraan
pendidikan tinggi pada UIN Datokarama Palu dilaksanakan atas dasar kurikulum
yang disusun sesuai dengan sasaran program studi (Pasal 66). Respon terhadap
perubahan kurikulum tersebut dapat dilihat dari banyaknya regulasi yang
mendorong melakukan improvisasi kurikulum pendidikan tinggi yang responsif
dan adaptif baik dengan perkembangan iptek, kebutuhan aktual masyarakat,
maupun dunia kerja.
Atas Dasar Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor: 232/U/2000 Jo. Nomor: 045/U/2002 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian hasil belajar mahasiswa, maka
kurikulum UIN Datokarama Palu terbagi menjadi dua bagian yaitu Kurikulum Inti
dan Kurikulum Institusional yang disesuaikan dengan arah UIN Datokarama serta
kebutuhan akan tenaga kerja pembangunan daerah setempat, sehingga output UIN
36
Datokarama Palu diharapkan siap memasuki dunia kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan.
Diantara regulasi yang menghendaki pengembagan kurikulum, misalnya
lahirnya Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kebijakan
tentang implementasi kurikulum 2013, lahirnya Undang-undang No. 12 tahun
2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Presiden No. 8 tahun 2012 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan No. 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan
Tinggi. Implikasi Kebijakan tersebut secara tidak langsung berdampak pada pola
perubahan kurikulum setiap program studi bahkan penyesuaian materi ajar
(content) yang akan disampaikan kepada mahasiswa. Dalam perspektif KKNI,
setiap program studi diharuskan memperjelas “profil lulusan” yang diharapkan
melalui kegiatan pelacakan studi, studi kelayakan dan analisis kebutuhan di
masyarakat. Profil lulusan mencerminkan kemampuan minimal yang harus
dikuasai mahasiswa setelah lulus yang merujuk pada empat aspek kebutuhan (1)
sikap (attitude), (2) bidang kemampuan kerja, (3) pengetahuan, dan (4) manajerial
dan tanggung jawab.
Kurikulum yang diberlakukan di UIN Datokarama Palu mengacu pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Adapun Struktur kurikulum
program S1 Ilmu Gizi berdasarkan Kompetensi yang diharapkan adalah sebagai
berikut:
1. Mata Kuliah Penciri Nasional dan Institut
2. Mata Kuliah Penciri Fakultas
37
3. Mata Kuliah Penciri Program Studi
Berdasarkan dari ketiga komponen mata kuliah tersebut, kemudian
dikelompokkan menjadi 4 komponen yaitu:
1. Kelompok Mata kuliah Nasional dan Institut yang disajikan untuk semua
jurusan dan program studi di UIN Datokarama Palu.
2. Kelompok Mata kuliah Fakultas yang disajikan pada Fakultas tertentu di UIN
Datokarama Palu.
3. Kelompok Mata kuliah wajib program studi yang disajikan untuk program
studi tertentu di UIN Datokarama Palu.
4. Kelompok Mata kuliah pilihan program studi yang harus diambil oleh
mahasiswa pada program studi tertentu sejumlah 9 sks dari 18 sks yang
ditawarkan.
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab
yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-
tugas di bidang pekerjaan tertentu. Sementara Standar kompetensi lulusan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Berangkat dari profil sarjana yang diharapkan, maka UIN
Datokarama Palu merumuskan kompetensi lulusan Program Studi Ilmu Gizi
sebagai berikut.
a) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
sebagai dasar bagi kompetensi utama dan kompetensi pendukung:
38
1) Memiliki kemampuan dasar ilmu keislaman serta mampu menerapkannya di
masyarakat dan dalam menjalankan profesinya sebagai ahli dalam bidang
Ilmu Gizi.
2) Menguasai general knowledge untuk mendasari profesi sebagai ahli Ilmu
Gizi.
3) Menjadi Sarjana Muslim yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.
4) Memiliki rasa kebangsaan, kebhinekaan, demokratis, dan solidaritas sosial.
5) Mencintai ilmu pengetahuan, cinta kebenaran, rasional, kritis, obyektif,
menghargai pendapat orang lain.
6) Memiliki keterampilan berbahasa Arab dan Inggris.
7) Memiliki keterampilan berbahasa Indonesia.
b) Kompetensi Utama
Kompetensi utama adalah kompetensi yang dimiliki oleh setiap lulusan
program studi Ilmu Gizi UIN DATOKARAMA Palu sesudah menyelesaikan
pendidikannya di suatu program studi tertentu:
1) Mampu menerapkan teori Ilmu Gizi dan karakteristik tumbuh kembang
manusia untuk menentukan kebutuhan dan tingkat kecukupan gizi.
2) Mampu menggambarkan determinan dan mekanisme terjadinya penyakit,
dampak zat gizi terhadap kesehatan, sistem kekebalan tubuh dan reproduksi,
sistem endokrin, kondisi metabolik dan penyakit terkait gizi kurang dan
lebih, infeksi dan penyakit degeneratif.
39
3) Mampu menerapkan ilmu dasar biokimia gizi, metabolisme gizi makro dan
mikro, serta metode penilaian kualitas gizi dan komponen fungsional
makanan untuk terapi pendukung dan pencegahan penyakit.
4) Mampu membuat perencanaan program pangan dan gizi yang komprehensif
pada tingkat regional, termasuk analisis situasi berdasarkan kondisi sosio-
demografi dan sumberdaya ekologi, analisis determinan dan prioritas
masalah, analisis kebutuhan dan sasaran, dan formulasi rencana strategis
untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi serta melakukan evaluasi cost-
effectiveness.
5) Mampu mengelola, menganalisis, dan menginterpretasikan data pangan dan
gizi serta kaitannya dengan kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat.
6) Mampu membuat produk makanan baru berkualitas sebagai alternatif untuk
meningkatkan kebugaran dan produktivitas, pencegahan penyakit, dan
memecahkan masalah gizi dan kesehatan.
7) Mampu menyelenggarakan program perbaikan pangan dan gizi melalui
manajemen sumberdaya, lingkungan, teknologi informasi-komunikasi secara
profesional.
8) Mampu merumuskan masalah dan determinan, mengobservasi berbagai
alternatif untuk memecahkan masalah dan menyarankan strategi alternatif
terbaik untuk memecahkan masalah pangan dan gizi.
9) Mampu mengidentifikasi kesempatan berwirausaha dan menciptakan
kesempatan kerja dalam bidang pangan dan gizi.
40
10) Mampu melakukan penelitian di bidang gizi dan mendiseminasikan kajian
penelaahan masalah gizi yang akurat dalam bentuk laporan penelitian.
c) Kompetensi Pendukung
Kompetensi pendukung adalah kompetensi yang diharapkan dapat
menunjang kompetensi utama.
1) Mampu melakukan integrasi keilmuan antara ilmu kesehatan secara umum
dan ilmu-ilmu keislaman.
2) Menghasilkan ide-ide kreatif untuk membangun dan mengembangkan Ilmu
Gizi.
3) Mampu bekerja secara mandiri maupun kelompok.
4) Memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi.
5) Memiliki wawasan keislaman yang bernuansa Islam Moderat.
6) Memiliki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara efektif pada
berbagai kalangan.
7) Memiliki cara pandang yang akulturatif khususnya terkait dengan nila-nilai
kearifan lokal.
Tabel 3
Penyebaran Mata Kuliah Prodi Ilmu Gizi
FKM UIN Datokarama Palu
Semester I
No Kode Mata Kuliah SKS
1. INS. 03 Studi Qur’an 3
2. INS. 04 Studi Hadits 3
3. NAS. 01 Pancasila 2
4. NAS. 02 Kewarganegaraan 2
5. NAS. 03 Bahasa Indonesia 2
6. INS. 01 Kajian Islam Moderat 3
41
7. INS. 02 Metodologi Studi Islam 3
8. FKM. 01 Bahasa Arab 3
Jumlah 21
Semester II
No Kode Mata Kuliah SKS
1. FKM. 02 Bahasa Inggris 3
2. FKM. 03 Psikologi Kesehatan 2
3. FKM. 04 Kepemimpinan Organisasi 2
4. GZ. 01 Alamiah, Sosial, Budaya 3
5. GZ. 02 Biomedik Dasar 2
6. GZ. 03 Filsafat Kesehatan 2
7 GZ.04 Ilmu Gizi Dasar 2
8. GZ. 05 Fikih Kesehatan 3
9. GZ. 06 Kimia Analitik Gizi 2
Jumlah 21
Semester III
No Kode Mata Kuliah SKS
1. FKM. 05 Statistika Penelitian 3
2. GZ. 07 Anatomi dan Fisiologi 2
3. GZ. 08 Biokimia Gizi 2
4. GZ. 09 Epidemologi Gizi 2
5. GZ. 10 Patofisiologi Penyakit Degeneratif 3
6. GZ. 11 Patofisiologi Penyakit Defisiensi dan Infeksi 3
7. GZ. 12 Ilmu Bahan Makanan 3
8. GZ.13 Metabolisme Zat Gizi Makro dan Mikro 2
9. GZ.14 Sosial Budaya Gizi 2
Jumlah 22
Semester IV
No Kode Mata Kuliah SKS
1. FKM. 06 Metodologi Penelitian 3
2. GZ. 15 Statistik Inferensial 2
3. GZ. 16 Gizi Daur Hidup 1 3
4. GZ. 17 Penilaian Status Gizi 3
42
5. GZ. 18 Ekologi Pangan dan Gizi 2
6. GZ. 19 Kajian Lingkungan Hidup 2
7. GZ. 20 Kuliner Dasar 2
8. GZ. 21 Perencanaan Intervensi Evaluasi Program (PIEP)
Gizi
3
9. GZ. 22 Mikrobiologi Pangan 2
Jumlah 22
Semester V
No Kode Mata Kuliah SKS
1. GZ. 23 Gizi Daur Hidup 2 3
2. GZ. 24 Gizi Kesehatan Masyarakat 3
3. GZ. 25 Kebijakan Pangan dan Gizi 2
4. GZ. 26 Kewirausahaan Gizi 2
5. GZ. 27 Kuliner Lanjut 2
6. GZ.28 Dietetik Dasar 2
7. GZ.29 Issue Mutakhir 2
8. GZ. 30 Imunologi Gizi 2
9. PGZ. 01 Matkul Pilihan 1 3
Jumlah 21
Semester VI
No Kode Mata Kuliah SKS
1. GZ. 31 Teknologi Pangan dan Gizi 2
2. GZ. 32 Pengolahan dan Pengawetan Pangan 2
3. GZ. 33 Praktek Konseling Gizi 2
4. GZ. 34 Dietetik Lanjut 2
5. GZ. 35 Etika Profesi dan Hukum Kesehatan 2
6. GZ. 36 Surveilans Gizi 2
7. GZ. 37 Manajemen Penyelenggaraan Makanan 2
8. PGZ. 02 Matkul Pilihan 2 3
9. PGZ. 03 Matkul Pilihan 3 3
Jumlah 20
Semester VII
No Kode Mata Kuliah SKS
43
1. GZ. 38 Magang Dietetik 3
2. GZ. 39 Magang Manajemen Penyelenggaraan Makanan
Institusi
2
3. GZ. 40 Magang Gizi Kesehatan Masyarakat 2
4. INS. 05 Kuliah Kerja Nyata 4
Jumlah 11
Semester VIIII
No Kode Mata Kuliah SKS
1. FKM. 07 Komprehensif 3
2. FKM. 08 Skripsi 6
Jumlah 9
Mata Kuliah Pilihan
No Kode Mata Kuliah SKS
1 PGZ 001 Gizi Serat dan Antioksidan 3
2 PGZ 002 Gizi Kebugaran 3
3 PGZ 003 Sistem Pelayanan Kesehatan 3
4 PGZ 001 Interaksi Obat dan Gizi 3
5 PGZ 002 Biomolekuler Gizi 3
6 PGZ 003 Gizi dan Penyakit Tropis 3
Jumlah 18
3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu tools penting dalam
memastikan proses pelaksanaan serta pencapaian kompetensi yang ditetapkan
dalam kurikulum. Metode pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum
Program Studi Sarjana Ilmu Gizi, berpedoman pada konsep Student Centered
Learning (SCL) dalam Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Dalam rangka penjaminan pencapaian kompetensi lulusan maka
Program Studi mengharuskan pada setiap dosen untuk menerapkan konsep SCL
44
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini harus dituliskan dalam SAP, RPS setiap
Mata Kuliah. Sebagai salah satu bentuk assesment terhadap kurikulum KKNI
maka setiap dosen diwajibkan membuat, mengisi, melaporkan protofolio
perkulihan yang berisikan antara lain:
(1) Rencana Pengajaran dan Metode Pengajaran
(2) Contoh Soal untul assesment
(3) Evaluasi mahasiswa pada akhir perkuliahan
(4) Rekomendasi perbaikan
Sebagai panduan untuk metode pengajaran dapat menggunakan panduan
dari buku KBK Diktis. Dalam buku Panduan KBK Diktis beberapa metode
pembelajaran untuk SCL, di antaranya adalah:
(1) Small Group Discussion;
(2) Role-Play & Simulation;
(3) Case Study;
(4) Discovery Learning;
(5) Self-Directed Learning;
(6) Cooperative Learning;
(7) Collaborative Learning;
(8) Contextual Instruction;
(9) Project Based Learning;
(10) Problem Based Learning and Inquiry (PBL).
4. Evaluasi Pembelajaran
45
Evaluasi pembelajaran adalah usaha untuk mengukur ketercapaian standar
yang ditetapkan bagi peserta didik. Evaluasi harus lebih mengandalkan evaluasi
menyeluruh, yaitu: evaluasi formatif, evaluasi sumatif, evaluasi alternatif, evaluasi
komprehensif dan portofolio. Selain evaluasi yang sudah populer yakni formatif
dan sumatif, sebaiknya menggunakan evaluasi dalam bentuk lain yang dikenal
dengan evaluasi alternatif dan komprehensif. Evaluasi ini digunakan lebih untuk
melihat aspek lain, selain aspek kognitif. Sebagaimana diketahui, bahwa penilaian
dengan menggunakan tes formatif dan sumatif, hanya dapat mengukur
kemampuan peserta didik dari ranah kognitif atau pengetahuan. Sementara ranah
afektif dan psikomotor, relatif belum tersentuh melalui tes-tes tersebut. Untuk
itulah berkembang pandangan, dengan memberikan alternatif evaluasi dalam
bentuk lain yaitu alternatif dan komprehensif.
a. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif, lebih difokuskan pada pemberian berbagai aktivitas
melalui tagihan belajar baik di kelas maupun di luar kelas. Tagihan belajar
yang dievaluasi harus sesuai dengan topik materi yang di ajarkan. Hal ini,
penting diperhatikan, karena kalau tagihan belajar yang dievaluasi tidak sesuai
dengan materi, maka tidak akan memberikan kontribusi bagi mahasiswa untuk
pencapaian kompetensinya. Oleh karena itu, evaluasi alternatif juga adalah alat
ukur bagi ketercapaian kompetensi seseorang. Evaluasi alternatif ini, oleh
Hisyam Zaini, dkk., (2002) dirangkum ke dalam sepuluh hal, yang dikenal
dengan “10 P,” yaitu:
1) Paper (makalah)
46
2) Presentation (presentasi)
3) Participation (partisipasi)
4) Project (proyek atau penelitian)
5) Practice (praktek)
6) Performance (performa atau kinerja)
7) Pre-test (pra-tes)
8) Proposal Writing (penulisan proposal)
9) Portofolio (portopolio), dan
10) Presence (kehadiran)
Dalam menilai hasil belajar dengan alternatif ini, maka seorang dosen
harus membuat standar dari tugas yang diberikan baik menggunakan penilaian
acuan patokan (PAP) atau penilaian acuan normatif (PAN). Aspek yang dinilai,
juga harus dibuat standarnya. Hal ini untuk menghindari penilaian subjektif
dan bias terhadap mahasiswa.
b. Evaluasi Komprehesif
Penilaian komprehensif adalah evaluasi yang lebih menekankan pada
aspek kemampuan mahasiswa secara keseluruhan. Penilaian ini didasarkan atas
kinerja yang dicapai baik dikelas maupun di luar kelas. Penilaian komprehensif
biasanya dilengkapi dengan lembar atau buku portfolio.
B. Sumber Daya Manusia
1. Dosen Ilmu Gizi
Untuk membuka Program Studi S1 Ilmu Gizi FKM, UIN Datokarama Palu
telah menyiapkan dosen tetap seperti pada Tabel berikut:
47
Tabel 4
Data Dosen Tetap Yang Bidang Keahliannya Sesuai Dengan Program Studi
No Nama Dosen
Tetap Tgl. Lahir
Jabatan
Akademik
Pendidikan
S1, S2, S3 dan
Asal
Universitas
Bid.
Keahlian
(1) (2) (3) (4) (4) (5)
1 Fitriani Tasmin,
S.K.M., M.Kes 01/07/1993 -
S-2 Kesehatan
Masyarakat,
Universitas
Hasanuddin
Gizi
2
Nurilah Sandi
Citra Jiwa
Pamenang
Timumun,
S.K.M., M.Kes
05/06/1991 -
S2 Ilmu
Kesehatan
Masyarakat
Universitas
Airlangga
Gizi
3 Hijra, S.K.M.,
M.Gizi 30/08/1991 -
S2 Ilmu Gizi
Universitas
Diponegoro
Gizi
4 Diah Ayu Hartini,
S.K.M., M.Kes 28/06/1991 -
S2 Kesehatan
Masyarakat,
Universitas
Hasanuddin
Gizi
5 Ariani, S.K.M.,
M. Gz 27/08/1990 -
S2 Program
Magister Ilmu
Gizi,
Universitas
Diponegoro
Gizi
6
Muhammad
Taufik, S.Sy.,
M.Sos
22/04/1986 -
S2 Studi
Politik dan
Pemerintahan
Islam, UIN
Sunan Kalijaga
Politik
Masa depan pengembangan kompetensi di bidang Ilmu Gizi dalam
menghadapi era globalisasi melalui pendidikan sangat tergantung pada adanya
kesadaran, perhatian, dan tanggung jawab para pihak yang terlibat termasuk
pemerintah. Salah satu bentuk kongkrit dari kepedulian pemerintah mengenai
peningkatan kualitas dan peran Ilmu Gizi adalah dengan lahirnya program Studi
48
Ilmu Gizi di sejumlah PTAI se-Indonesia. Program Studi Ilmu Gizi sebagai
embrio pengembangan kompetensi keilmuan yang menciptakan tenaga ahli
berkualitas dalam bidang gizi menjadi pilihan strategis dalam melahirkan tenaga
yang diharapkan dapat menjawab kebutuhan dan tantangan di era globalisaasi.
Sebagai program yang terarah, maka Program Studi Ilmu Gizi haruslah
melibatkan peran dan kompetensi dosen secara maksimal dalam situasi
pembelajaran kepada para mahasiswa. Oleh karena itu, Program Studi Ilmu Gizi
sebagai strategi dan wadah melahirkan tenaga ahli gizi yang profesional sangatlah
ditentukan oleh kompetensi dosennya. Dengan demikian, salah satu unsur
terpenting yang menjadi perhatian bagi pengembangan prodi Ilmu Gizi di 62
perguruan tinggi STAIN, IAIN dan UIN se-Indonesia adalah dosen. Dosen
merupakan SDM pendidikan yang memegang peranan penting dalam proses
transfer of knowledge, transfer of value ang transfer of experience kepada peserta
didik. Dosen memegang peran kunci dalam melakukan transformasi pendidikan
kepada mahasiswa program studi Ilmu Gizi agar menjadi berhasil. Untuk
memberikan layanan pendidikan yang berkualitas melalui program Ilmu Gizi,
maka dosen yang menjadi tenaga pengajar diupayakan secara bertahap melalui
pengadaan Dosen Program Studi Ilmu Gizi, kemudian dosen yang mengajar
tersebut memiliki jenjang pendidikan minimal strata dua (S2), memiliki
kepribadian yang baik, menguasai kompetensi dalam bidang Ilmu Gizi, serta
berwawasan keislaman.
Perubahan-perubahan serta pengembangan khususnya dalam bidang Ilmu
Gizi yang terus terjadi secara dinamis menuntut kompetensi dosen yang memadai
49
sehingga siap menghadapi segala tantangan di masa depan. Dosen tidak boleh
kaku terhadap perkembangan zaman yang begitu pesat dan cepat di era saat ini.
Peningkatan kompetensi dosen akan terus dilakukan secara kontinu melalui
berbagai kegiatan seperti workshop, seminar, praktek kerja, studi banding dan lain
lain yang berhubungan langsung dengan bidang keahlian yang dikuasai. Dosen
juga terus didorong untuk melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
optimal terutama dalam penelitian dan pengabdian baik secara mandiri mapun
berkelompok. Selain itu, tenaga dosen akan diupayakan untuk menempuh studi ke
jenjang yang lebih tinggi (S3) demi mengupgrade level pengetahuan dan keilmuan
yang dimiliki.
2. Tenaga Administrasi dan Penunjang Akademik
Tenaga Pendukung/ Pegawai yang dimiliki oleh Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Datokarama Palu sebanyak 6 orang pegawai tetap. Pegawai tetap
diangkat oleh Kementerian Agama melalui jalur pengangkatan PNS dan 5 orang
pegawai tidak tetap diangkat sesuai dengan kemampuan program/ Jurusan.
Peningkatan kualitas pelayanan administrasi, dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada Staf Administrasi untuk mengambil studi lanjut (S1 atau S2)
di luar jam kerja dan mengikuti berbagai pelatihan teknis sesuai bidang kerjanya.
Sementara pembinaan tenaga pendukung/pegawai administrasi dilakukan
melalui rapat mingguan antar pimpinan dengan karyawan. Selain itu juga
diselenggarakan kegiatan Jum’at Sehat/ Bersih, berupa kegiatan olah raga dan
kebersihan yang diikuti oleh para dosen dan semua karyawan serta komponen
mahasiswa. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, secara berkala para pegawai
50
diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan teknis, baik yang
diselenggarakan di dalam maupun di luar lingkungan UIN Datokarama Palu.
3. Sarana Prasarana
Tabel 5
Data Sarana Prasarana Fakultas Kesehatan Masyarakat
UIN Datokarama Palu
Ruang Kerja Dosen Jumlah Ruang Jumlah Luas (m2)
(1) (2) (3)
Ruang untuk lebih dari 4 dosen 2 60 m2
Ruang untuk 3-4 dosen 2 40 m2
Ruang untuk 2 dosen 1 10 m2
Ruang untuk 1 dosen (bukan pejabat
struktural) 2 10 m2
Nama Ruang Volume Jumlah Ket.
Ruang Perkuliahan 92 ruang 12.203 m2 Permanen
Ruang Perkantoran 8 ruang 2.326 m2 Permanen
Rektorat 1 unit 610 m2 Permanen
Ruang Perpustakaan 1 ruang 800 m2 Permanen
Perpustakaan Digital 1 unit 20 m2 Permanen
Ruang Laboratorium Bahasa 1 ruang (lt.1) 105 m2 Permanen
Ruang Laboratorium Komputer 1 ruang (lt.2) 105 m2 Permanen
Ruang Dosen 1unit/gedung 1.205,5 m2 Permanen
Ruang seminar/diskusi 4 ruang 144 m2 Permanen
Audotorium 2 ruang 3.274 m2 Permanen
Unit Kegiatan Mahasiswa
(Student Center)
2 unit 586 m2 Permanen
Masjid 1 unit 600 m2 Permanen
Gedung IT 1 unit 132m2 Permanen
Gedung Pascasarjana 1 unit 2.550 m2 Permanen
Lapangan Volly Ball 2 unit 90 m2 Permanen
Lapangan Futsal 1 unit 90 m2 Permanen
Sarana Panjat dinding 2 unit 50 m2 Permanen
Rumah susun sewa (Rusunawa) 2 unit 6.846 m2 Permanen
Data sarana dan prasarana pada tabel di atas merupakan data sebelum
terjadinya gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu, Kabupaten Sigi dan
51
Donggala pada bulan September 2018. Saat ini pemulihan sarana-
prasarana sementara dalam proses pelaksanaan yang ditangani oleh Kementerian
PUPR dan Bappenas RI, atas pendanaan Asian Development Bank (ADB). Di
samping itu, pada tahun 2019 juga dibangun 2 (dua) unit gedung perkuliahan
melalui dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
a. Fasilitas Kendaraan
Untuk menunjang kelancaran mobilitas, Fakultas Kesehatan Masyarakat
UIN Datokarama Palu memiliki satu unit mobil. Disamping satu kendaraan
tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu juga bisa
memanfaatkan 2 buah Bus UIN Datokarama Palu untuk keperluan
operasionalnya, maupun mobil operasional lain jika diperlukan.
b. Sarana lain
Sarana lain juga tersedia Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama
Palu seperti LCD/ infocus, Camera digital, komputer, laptop, whiteboard,
wireless, microphone, speaker dan lain-lain yang dimaksimalkan untuk proses
belajar mengajar.
Pengelolaan infrastruktur Program Studi di Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Datokarama Palu dilakukan dengan asas efektivitas dan efisiensi.
Pengelolaan seluruh sarana prasarana dilakukan secara profesional, di bawah
tanggung jawab Kabag Umum dan Perlengkapan, yang secara struktural
bertanggungjawab kepada Kepala Biro Umum. Seluruh inventaris telah didata dan
diberi penomoran, yang setiap periode tertentu dilakukan pengecekan ulang.
52
Secara umum, seluruh sarana prasarana telah dimanfaatkan untuk
optimalisasi kegiatan akademik dan kemahasiswaan, baik yang dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan belajar mengajar, maupun kegiatan lain yang secara tidak
langsung dapat menunjang prestasi akademik mahasiswa.
Pemeliharaan sarana dan prasarana dilakukan dengan dua cara:
1. Untuk pembangunan dan perencanaan fisik gedung secara keseluruhan
direncanakan secara terpadu melalui rencana induk (master plan)
pengembangan UIN Datokarama Palu.
2. Untuk pemeliharaan dan perbaikan keseharian seperti pengecatan, rehabilitasi
ringan, penataan keindahan lingkungan kampus, dilakukan oleh UIN
Datokarama Palu, dengan proyeksi anggaran DIPA-R (Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran–Rutin) dan DIPA-P, DIPA-R, PNBP Fakultas
Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu.
Gedung Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu terdiri dari
dua unit, satu unit dengan tiga lantai, yang secara fisik dirancang untuk ruang
belajar, ruang kerja dan unit kegiatan mahasiswa. Satu unit untuk Kantor Fakultas
terdiri dari dua lantai.
C. Proyeksi Pendanaan
1. Kebutuhan Dana Investasi
Dana pembiayaan Program Studi Sistem Informasi FKM UIN Datokarama
Palu dirancang melalui sumber primer dan sekunder. Sumber primer melalui
pendapatan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Proyek (DIPA-Proyek), Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Rutin (DIPA-R) dan Daftar Isian Pelaksanaan
53
Anggaran-Penerimaan Negara Bukan Pajak (DIPA-PNBP) bersumber dari dana
Departemen Agama Pusat, sedangkan DIPA-R berasal dari SPP mahasiswa yang
besarnya ditetapkan oleh Rektor UIN Datokarama Palu. Sumber sekunder
diperoleh dari berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dalam bentuk
kerjasama atau bentuk lain yang halal dan tidak mengikat. Selain itu, terdapat pula
sumber dana lain yang meliputi dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),
dana bantuan/hibah dari Asian Development Bank (ADB) dan Islamic
Development Bank (IDB) serta dana dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
2. Kebutuhan Dana Operasional dan Pemeliharaan
Dana yang berasal dari DIPA-P & DIPA-R dipergunakan untuk keperluan
operasional program yang bersifat rutin, seperti pengadaan ATK, pembayaran
dosen-dosen honorer, pegawai honorer. Sedang yang berasal dari DIPA digunakan
untuk pengadaan sarana dan prasarana, seperti pembangunan gedung, pengadaan
meubelair dan peralatan, serta penyediaan beberapa fasilitas yang diperlukan.
Dalam mengelola keuangan, Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN
Datokarama Palu menganut prinsip anggaran yang berimbang. Dana yang
dikeluarkan sesuai dengan dana yang diperoleh. Untuk mematangkan perencanaan
penggunaan keuangan, setiap menjelang tahun ajaran baru disusun PO (pedoman
operasional) penggunaan uang dan RAB (rencana anggaran belanja), yang
selanjutnya disahkan oleh Dekan Fakultas. Struktur penganggaran yang dibuat
adalah; 30% untuk peningkatan kualitas dosen, 30% untuk kemahasiswaan, 30%
untuk peningkatan kualitas PBM sedangkan 10% sisanya untuk manajemen.
54
Untuk memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan, disusun SPJ
(Surat Pertanggung jawaban) yang dilanjutkan dengan pembukuan.
3. Penerimaan Internal
Ada tiga kategori sumber penerimaan keuangan rutin di UIN Datokarama
Palu, yaitu DIPA-P, DIPA-R dan DIPA-PNBP. Keuangan DIPA-P dan DIPA-R
berasal dari Pemerintah Pusat sedangkan keuangan DIPA-PNBP berasal dari SPP
dan penerimaan mahasiswa baru, wisuda serta sumber penerimaan keuangan lain
yang termasuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak), yang berasal dari hasil
penyewaan sarana-sarana yang ada di IAIN Palu seperti auditorium, laboratorium
bahasa, laboratorium komputer dan lapangan Tenis Meja. Selain itu, terdapat pula
sumber dana lain yang meliputi dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN),
dana bantuan/hibah dari Asian Development Bank (ADB) dan Islamic
Development Bank (IDB) serta dana dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
Secara umum jumlah penerimaan keuangan UIN Datokarama Palu
menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Jumlah penerimaan keuangan dari
DIPA-P dan DIPA-R dalam banyak hal sangat tergantung pada kondisi keuangan
negara, karena dua jenis sumber keuangan ini berasal dari Pemerintah Pusat.
Sedangkan penerimaan dari DIPA-PNBP dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dikarenakan jalinan kerjasama dengan
berbagai pihak berjalan dengan baik. Disamping itu untuk menambah penerimaan
dari sumber DIPA-PNBP lain seperti diuraikan di atas, juga terus diupayakan
meningkat. Untuk itu proses pembenahan asset UIN Datokarama Palu, terus
55
dilakukan untuk didayagunakan sebesar mungkin dalam proses penggalian dana.
Diharapkan dengan terus meningkatnya penerimaan dari DIPA-PNBP baik dari
SPP maupun sumber lainnya, keuangan UIN Datokarama Palu akan sustainable,
mampu menjamin berlangsungnya seluruh kegiatan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu.
Sedangkan pada aspek pengeluaran diupayakan berimbang dengan
penerimaan yang ada. Di samping berimbang, pengeluaran diupayakan mengikuti
prinsip efektif dan efisien, artinya pemasukan yang didapat diupayakan seoptimal
mungkin memiliki manfaat sebesar-besarnya bagi pencapaian visi dan misi Prodi.
4. Analisis Rencana Pembiayaan Program Studi S1 Ilmu Gizi
a. Biaya Pengadaan Laboratorium Gizi minimal 1 Laboratorium.
b. Biaya pengadaan ruang kuliah Prodi Ilmu Gizi minimal 4 kelas.
c. Biaya pengadaan penambahan kursi untuk perkuliahan minimal 120.
d. Biaya pengadaan lemari arsip Prodi Ilmu Gizi 2 buah.
e. Biaya pengadaan infocus minimal 5 buah.
f. Biaya pengadaan kendaraan bermotor Prodi Ilmu Gizi 1 unit.
g. Biaya honorarium tenaga pengajar (dosen LB).
h. Biaya honorarium tenaga administrasi.
i. Biaya honorarium pembimbing skripsi.
j. Biaya honorarium penguji skripsi.
k. Biaya honorarium penasihat akademik.
l. Biaya honorarium pembimbing PPL.
m. Biaya honorarium pembimbing KKL.
56
n. Biaya operasional administrasi.
o. Biaya rapat dan lokakarya.
p. Biaya perawatan sarana prasaran milik Prodi Ilmu Gizi
Tabel 6
Rincian anggaran sarana dan prasarana yang dibutuhkan
Prodi Ilmu Gizi UIN Datokarama Palu
No Nama Barang Jumlah
Barang
Harga Satuan Total Harga
1 2 3 4 5
1 Laboratorium 1 lokal @Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000
2 Ruang kuliah 4 lokal @Rp. 50.000.000 Rp. 200.000.000
3 Kursi perkuliahan 120 buah @Rp.100.000 Rp. 12.000.000
4 Lemari Arsip 2 unit @Rp. 5.000.000 Rp. 10.000.000
5 Komputer 1 unit @Rp. 5.000.000 Rp. 5.000.000
6 Laptop 1 unit @Rp.7.000.000 Rp. 7.000.000
7 Infocus 4 unit @Rp. 7.000.000 Rp. 28.000.000
8 Perpustakaan 1 lokal @Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000
Total Rp. 462.000.000
D. Proyeksi Kerja Sama
Pengendalian mutu Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu
tidaklah mungkin dilakukan secara internal saja, melainkan perlu menjalin
kerjasama dan kemitraan dengan instansi terkait. Tujuan kerjasama dan kemitraan
dengan instansi terkait antara lain untuk mengetahui kebutuhan dan harapan para
pengguna lulusan Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu
berkenaan dengan kualitas atau mutu lulusannya. Kerjasama dan kemitraan
Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu dengan instansi terkait
dapat dipaparkan sebagai berikut.
Instansi terkait yang menjadi mitra Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN
Datokarama Palu antara lain:
57
1. Mitra instansi internal
Yang dimaksud instansi internal adalah kerjasama yang dilakukan oleh
Program Studi Ilmu Gizi FKM UIN Datokarama Palu dengan instansi atau
lembaga yang secara langsung menangani kegiatan akademik dan struktur
lembaga yang berada di atasnya seperti:
a. PTN dan PTS yang berada di Sulawesi Tengah dan di Tingkat Nasional,
bekerjasama dalam penelaahan kurikulum program studi, pertukaran dosen
dan mahasiswa, pengembangan kompetensi, Kerja sama Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat.
b. Program Studi di lingkungan FKM dalam rangka membangun kesamaan
visi dan misi serta penguatan dan penyelarasan program.
c. Unit Pembinaan laboratorium Gizi UIN Datokarama Palu.
2. Mitra Instansi eksternal
Yang dimaksud dengan instansi eksternal adalah lembaga atau instansi
yang memerlukan alumni Program Studi Ilmu Gizi baik negeri maupun swasta.
Di antara lembaga yang menjadi mitra Program Studi Ilmu Gizi FKM adalah:
a. Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Sulawesi Tengah.
b. Kantor Departemen Agama Kota dan Kabupaten di Sulawesi Tengah
c. Instansi-Instansi Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tengah.
d. Instansi-Instansi Pemerintah Kota dan Kabupaten di Sulawesi Tengah
e. Badan usaha milik Negara
f. Badan usaha milik swasta
58
Program Pembelajaran yang ada di Program Studi Ilmu Gizi sesuai dengan
acuan utama Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengajaran, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Ketiga hal ini menjadi satu kesatuan dan saling
berkaitan satu sama lain. Pengajaran yang merupakan sarana pengembangan dan
pemberian bekal intelektual kepada mahasiswa selalu diarahkan pada tujuan
peningkatkan profesionalisme alumni. Matakuliah-matakuliah kebahasaan,
keislaman, metodologi penelitian dan bidang Ilmu Gizi mendapat porsi yang
seimbang. Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa harus sejalan dengan
konsentrasi keilmuan yang diambilnya. Sehingga penelitian menjadi ajang yang
sangat penting untuk memadukan teori yang pernah diterima dibangku kuliah dan
sekaligus sebagai alat untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap
wawasan keilmuan.
Selain itu, sebagian materi juga bersinggungan dengan aktivitas yang
dilakukan mahasiswa di tengah-tengah masyarakat. Dengan bekal itulah,
mahasiswa nantinya diharapkan mampu melakukan pengabdian di masyarakat
melalui pengaplikasian keahlian yang dimiliki. Kegiatan yang berkaitan dengan
keahlian tersebut di antaranya menjadi akademisi yang berprofesi sebagai dosen,
konsultan gizi, tenaga ahli di Rumah Sakit, Puskemas, industri pangan, pusat-
pusat kebugaran, klinik serta berprofesi sebagai pengusaha kuliner dalam
pengembangan Ilmu Gizi. Selain itu, sebagai mahasiswa perguruan tinggi
keagamaan yang dibekali ilmu keislaman tentu dapat juga dilibatkan dalam
kegiatan lintas sektoral diantaranya menjadi remaja masjid, penceramah
keagamaan dan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
59
IV. PENUTUP
Mencermati perkembangan Perkembangan dunia yang semakin
mengglobal dewasa ini ditandai dengan tingkat persaingan yang semakin tinggi.
Salah satu bidang yang menjadi pusat perhatian masyarakat saat ini adalah bidang
Ilmu Gizi. Tingkat kebutuhan kebutuhan terhadap sarjana bidang gizi terus
meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan hampir 100% pada tahun 2017 dibanding
tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dalam rangka mempercepat laju perbaikan dan
pengembangan Ilmu Gizi di Indonesia menuju peningkatan kualitas sumber daya
manusia, diperlukan tenaga ahli Gizi yang professional. UIN Datokarama Palu
dengan mempertimbangkan kekuatan, dan kesiapan yang ada, memiliki keseriusan
untuk dapat mendirikan Program Studi Sl Ilmu Gizi.
Berdasarkan paparan-paparan dan pertimbangan pada bab-bab
sebelumnya, maka dipandang perlu meletakkan dasar yang kuat bukan hanya dari
segi pengadaan tenaga ahli gizi, namun juga pengembangan Ilmu Gizi pada
jenjang S1 yang kokoh. Untuk hal tersebut, maka sangat dibutuhkan Pembukaan
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama Palu.
Besarnya kebutuhan pasar dan animo masyarakat serta lulusan SMA/MA
sederajat untuk melanjutkan studinya merupakan kekuatan utama pendirian
Program Studi Sl Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat UIN Datokarama
Palu. Upaya untuk membangun networking yang sangat baik antara UIN
Datokarama Palu dengan berbagai instansi pemerintah, badan usaha, industri
pangan serta organisasi lain khususnya yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah
tentang kebutuhan tenaga ahli gizi yang berkualitas menjadi peluang tersendiri
60
bagi keberlanjutan (sustainability) program S1 Ilmu Gizi di masa depan.
Pengembangan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, dukungan
rektorat dan keseriusan dari seluruh civitas akademika UIN Datokarama Palu
semakin memperkuat keberadaan Program S1 Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
Masyarakat UIN Datokarama Palu.
Selain itu persepsi masyarakat terhadap Perguruan Tinggi UIN
Datokarama Palu sebagai Perguruan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang
profesional di Sulawesi Tengah. Kehadiran kompetitor baru merupakan salah satu
ajang peningkatan mutu, sehingga masing-masing perguruan tinggi harus
memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap menjaga mutu jika tetap ingin
bertahan di era persaingan yang semakin ketat.
Top Related