Download - proposal muklas edit.docx

Transcript
Page 1: proposal muklas edit.docx

1

I. JUDUL

PENENTUAN PROFIL KROMATOGRAM EKSTRAK ETANOL

LEMPUYANG EMPRIT (Zingiber amaricans Bl.) DAN PENETAPAN KADAR

ZERUMBON-NYA DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

II. LATAR BELAKANG MASALAH

Obat herbal telah digunakan sejak zaman kuno untuk pengobatan berbagai

penyakit. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam dunia kedokteran modern dalam

beberapa dekade terakhir ini, obat herbal masih memiliki peran penting dalam dunia

kesehatan saat ini (Clixto, 2000). Penggunaan obat herbal berkembang dengan cepat

diseluruh dunia. Namun, laporan tentang efek samping obat herbal cenderung

dibesar-besarkan sehingga memberikan kesan yang negative terhadap penggunaan

produk herbal. Oleh karena itu keamanan dan kemanjuran obat-obat herbal menjadi

perhatian utama bagi otoritas kesehatan nasional dan masyarakat umum (WHO,

2004).

Kontrol kualitas merupakan tahap yang penting dalam suatu produksi untuk

menghasilka produk herbal yang berkualitas tinggi. Jika terjadi lemahnya kontrol

kualitas dapat menghasilkan produk inferior yang dapat menyebabkan masalah

kesehatan pada konsumen (Groot dan Roest, 2006). Kontrol kualitas obat herbal

bertujuan untuk memastikan konsistensi, keamanan dan kemanjuran dari produk

herbal tersebut. Pemilihan senyawa kimia penanda (chemical marker) sangat penting

untuk kontrol kualitas obat herbal, termasuk otentikasi spesies asli, waktu panen

bahan baku yang berkualitas tinggi, penanganan pasca panen, penilaian intermediet

dan produk jadi serta deteksi bahan berbahaya dan beracun. Untuk kontrol kualitas

bias dilakukan dengan mengidentifikasi senyawa penanda pada produk herbal.

Senyawa kimia penanda yang ideal harus menjadi komponen terapi dari produk

Page 2: proposal muklas edit.docx

2

herbal tersebut. Namun kebanyakan obat herbal komponen terapinya belum

sepenuhnya dijelaskan atau mudah dipantau (Li, et al, 2008).

Zingiber amaricans Bl (Zingiberaceae) di daerah Jawa Tengah dikenal sebagai

Lempuyang emprit, tanaman ini tersebar luas di Indonesia dan digunakan secara

tradisional sebagai jamu yang dikenal dengan cabepuyang (Riyanto, 2007). Tanaman

ini oleh masyarakat digunakan sebagai penambah nafsu makan, mengatasi menceret,

sakit perut, badan penat, asam, dan mencegah kehamilan. Selain itu ekstrak etanol

dari lempuyang emprit mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli

(Karima, 2007). Penelitian tentang kandungan dari ekstrak etanol lempuyang emprit

telah dilakukan oleh Riyanto (2007) dan Sukari et al (2008) menggunakan GC-MS

dan hasilnya adalah kandungn utama dari lempuyang emprit adalah zerumbone.

Zerumbone adalah sesquiterpen monosiklik, yang mempunyai potensi sebagai

anti-inflamasi yang efeknya mirip dengan piroksikam yang merupakan obat golongan

NSAID (somchit et al, 2012). Zerumbon juga dilaporkan memiliki kemampuan

mencegah UVB yang memicu pembentukan katarak (Chen et al, 2011), berpotensi

sebagai agen kemotrapi yang dapat mengobati kanker serviks dan ovarium hal ini

dikarenakan zerumbon dapat menghambat pertumbuhan sel kanker tersebut

(Abdelwahab et al, 2012). Selain itu zerumbon dapat juga digunakan sebagai agen

imunomodulator (Keong et al, 2010), dan dapat digunakan juga untuk mengobati

leukimia (Huang et al, 2005) serta dapat menghambat virus HIV(Dai et al,1997).

Metode yang sudah digunakan untuk menganalisis zerumbon diantaranya adalah

HPTLC, hasilnya bahwa metode ini linier dengan nilai r = 0,9997 dan akurat dengan

persen perolehan kembalinya adalah 97,85-100,12% (Rout, 2009). Selain itu

penelitian Elamin. M et al (2010), yang memvalidasi metode kromatografi cair

kinerja tinggi untuk analisis zerumbon dalam plasma hasilnya adalah metode ini valid

untuk penetapan zerumbone

Page 3: proposal muklas edit.docx

3

Berdasarkan latar belakang tesebut, belum adanya penelitian tentang gambaran

metabolit lempuyang emprit menggunakan KCKT. Kromatografi cair kinerja tinggi

(KCKT) dengan deteksi dioda array (PDA), menawarkan profil kualitatif alternatif

dan banyak digunakan untuk otentikasi dari simplisia atau ekstrak tanaman obat

(Springfield et al., 2004). Selain itu kromatografi cair kinerja tinggi merupakan

metode yang populer untuk analisis obat herbal karena metode ini mudah dipelajari

dan tidak terbatas oleh volatilisasi atau stabilitas senyawa dari sampel. Secara umum

kromatografi cair kinerja tinggi digunkan untuk menganalisis hampir semua senyawa

dalam obat-obat herbal (Liang et al, 2004).

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran (profil kromatogram)

mengenai metabolit lempuyang emprit (Zingiber amaricans Bl) yang diperoleh dari

beberapa tempat berhubungan dengan kualitas metabolit sekunder dari ekstraks etanol

lempuyang emprit yang dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi,

serta penetapan kadar zerumbone yang menjadi metabolit berkhasiat secara biologis

dalam ekstraks etanol lempuyang emprit menggunakan kromatografi cair kinerja

tinggi. Hasil penelitian ini dalam jangka panjang diharapkan dapat menjadi landasan

ilmiah dan kajian pemanfaatan bahan ekstrak Zingiber amaricans Bl untuk obat

herbal atau fitofarmaka yang berguna.

.

III. PERUMUSAN MASALAH

Dengan dasar dan pertimbangan di atas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil kromatografi dari ekstrak etanol Lempuyang Emprit

(Zingiber amaricans Bl.) ?

Page 4: proposal muklas edit.docx

4

2. Berapakah kadar Zerumbone yang terkandung dalam Lempuyang Emprit

(Zingiber amaricans Bl.)?

IV. TUJUAN

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah menentukan profil kromatografi dan menetapankan kadar zerumbone

ekstrak etanol lempuyang emprit (Zingiber amaricans Bl.) menggunakan

kromatografi cair kinerja tinggi.

V. TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Lempuyang Emprit ( Zingiber amaricans Bl )

a. Sistematika tanaman lempuyang emprit (Zingiber amaricans Bl )

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae

Marga : Zingiber

Jenis : Zingiber amaricans Bl.

(Backer dan Van den Brink, 1965)

b. Morfologi Tumbuhan

Tanaman Zingiber amaricans Bl mempunyai ciri ciri sebagai berikut:

tanaman berumur panjang, rimpang dalam tanah, tunasnya dapat mencapai

tinggi 1,5 m dan rimpangnya kecil menyerupai Z. officinale (Gembong,

1999), rimpang berbentuk ellipsoidal, pajangnya 1,7-2 kali dari lebarnya,

pucuk bulat, terdapat daun kecil disekeliling pucuk, tumbuh liar dan

dibudidayakan (De Guzman, C. C and Siemonsma, 1999).

c. Nama di Indonesia

Page 5: proposal muklas edit.docx

5

Zingiber amaricans Bl mempunyai nama yang berbeda-beda disetiap

daerah di indonesia diantaranya lempuyang pahit di Jawa Barat, dan

lempuyang emprit didaerah Jawa (De Guzman, C. C and Siemonsma, 1999).

d. Khasiat

Rimpang tanaman ini digunakan sebagai penyedap rasa, di Indonesia

rimpang lempuyang emprit dimakan sebagai ‘lalab’ untuk depurative dan

untuk mengobati sariawan. Jus dari rimpang lempuyang emprit segar

digunakan untuk meningkatkan nafsu makan. Di Malaysia rimpang

lempuyang emprit digunakan untuk mengobati sakit perut, infeksi setelah

melahirkan (nifas) dan sebagai tonikum, selain itu rimpang tanaman ini

digunakan untuk mengatasi damam dan mati rasa pada kaki (De Guzman, C.

C and Siemonsma, 1999).

e. Kandungan Kimia

Riyanto (2007) melakukan identifikasi dan isolasi kandungan dari

Zingiber amaricans Bl yang berasal dari berasal dari pasar Bringharjo,

Yogyakarta menggunakan GC-MS. Hasilnya kandungan utama dari

rimpang Zingiber amaricans Bl adalah zerumbon. Sedangkan kandungan

yang lain adalah campuran dari pohytosterol yaitu Cholesterol (1,12%),

Campesterol (12,38%), Stigmasterrol (30,16%), β- Sitosterol (56,28%).

Sukari et al (2008) mengidentifikasi kandungan kimia dari rimpang

Zingiber amaricans menggunakan GC-MS hasilnya adalah sesquiterpen

teroksigenasi yang komponen utamanya adalah zerumbone (40,7%),

kandungan lainnya adalah ester aromatik, benzil heptanoat (23,5%),

monoterpen (8,2%), monoterpen teroksigenasi (10,6%). Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa kandungan utama dari lempuyang emprit adalah

zerumbone.

Page 6: proposal muklas edit.docx

6

2. Zerumbone

Zerumbone adalah sesquiterpen yang mempunyai struktur yang unik

mempunyai gugus keton dinomer 11 pada cicinnya serta mempunyai aktivitas

biologis yang menarik (Sakinah et al, 2007).

Struktur zerumbon (Murakami et al., 2002)

Zerumbone dapat dijadikan senyawa penuntun kerena senyawa penuntun

yang ideal adalah harus menjadi komponen terapi dari produk herbal tersebut (Li,

et al, 2008). Sebagai kandungan utama dari lempuyang emprit Zerumbon

dilaporkan memiliki berbagai aktivitas biologis diantaranya adalah dapat

menghambat proliferasi sel kanker kolon dan kulit (Murakami et al., 2002), untuk

kemoterapi hepatoma (Sakinah et al., 2007), dan antiinflamasi (Murakami et al.,

2002). Selain itu zerumbone juga digunakan untuk mengobati pankreatitis akut

(Zang et al , 2012) serta menghambat virus HIV (Dai et al, 1997).

Page 7: proposal muklas edit.docx

7

Profil kromatogram zerumbone dalam palsma yang dianalisis

menggunkan HPLCmenggunkan (Elamin, et al ,2010)

3. Kontrol Kualitas Produk Herbal

Kontrol kualitas merupakan hal yang sangat penting dalam produksi produk

herbal yang berkulitas tinggi, jika control kualitas lemah dapat menghasilkan

produk inferior yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada konsumen

(Groot dan Roest, 2006). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penetapan standart

mutu dan keamanan ekstrak tanaman obat. Salah satu tujuan dari standarisasi

adalah menjaga konsistensi dan keseragaman khasiat dari produk herbal.

Standarisasi melibatkan pemastian kadar senyawa aktif farmakologis melalaui

analisis kuantitatif metabolit sekunder yang akan menjamin keseragaman khasiat

(Saifudin, 2011).

Diperkirkan bahwa sekitar 25% dari semua obat-obatan modern secara tidak

langsung atau langsung berasal dari tanaman, bahkan utuk beberapa obat seperti

antitumor dan antibakteri sekitar 60% dari obat-obatan tersebut berasal dari obat

alami (Clixto, J. B. , 2000). Produk herbal berasal dari dua sumber yaitu dari

tanaman liar dan tanaman yang dibudidaya. Tanaman yang dibudidayakan

memberikan jaminan yang lebih baik karena tanaman yang digunakan untuk obat

Page 8: proposal muklas edit.docx

8

adalah benar, sedangkan untuk tanaman liar memungkinkan terjadinya kesalahan

tanaman yang dipakai untuk produk herbal. Oleh karena itu diperlukan tehnik

analisa untuk konfirmasi kebenaran dari tanaman yang digunakan untuk produk

herbal tersebut (Groot dan Roest, 2006).

Secara umum, metode utuk kontrol kualitas produk herbal meliputi

pemeriksaan sensorik (makroskopik dan mikroskopik) dan pemeriksaan analitis

dengan menggunkan instrument seperti kromatografi lapis tipis, HPLC, GC-MS,

LC-MS, NIR, dan lain-lain. Salah satu metode yang populer untuk analisis obat

herbal adalah HPLC karena metode ini mudah dipelajari dan tidak terbatas oleh

volatilisasi atau stabilita senyawa dari sampel. Secara umum kromatografi cair

kinerja tinggi digunkan untuk menganalisis hampir semua senyawa dalam obat-

obat herbal (Liang et al, 2004).

4. Kromatografi cair Kinerja Tinggi

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi ( KCKT) merupakan salah satu jenis

kromatografi yang paling banyak digunakan. Analit yang dibawa fase gerak akan

melalui celah-celah fase diam sehingga berinteraksi sacar adsorbsi dipermukaan.

Perbedaan tipe kekuatan adsorbi tergantung pada model kromatografi yang

digunakan diantaranya adalah interaksi hidrofobik (tidak spesifik) ini terutama

terjadi jika model kromatografinya fase terbalik, interaksi dipol-dipol (polar)

dominan dalam model kromatografi fase normal, interaksi ion terutama trejadi

pada kromatografi penukar ion (ion exchange). Analit akan berkompetsi dengan

fase gerak untuk menduduki permukaan fase diam, jika interaksi analit dengan

fase diam lebih kuat dibandingkan interaksi dengan fase gerak maka analit lebih

lama tertahan difase diam (Anonim, 2012).

Mekanisme pemisahan dalam kromatografi fase terbalik tergantung pada

interaksi hidrofobik antara analit dengan fase gerak dan fase diam. Kromatografi

Page 9: proposal muklas edit.docx

9

fase terbalik pada umumnya menggunkan elusi gradien bukan elusi isokratik.

Dalam kromatografi fase terbalik ini fase diam terdiri dari ligan hidrofobik pada

umumnya mengandung silika atau sintesis polimer organik seperti polisterin.

struktur yang khas dari silika pada kromatografi:

struktur khas dari silika pada kromatografi (anonim, 2012)

Detektor photodiode array (PDA) memiliki nomer element dari 128 – 1024

bahkan hingga 4096 sehingga detektor ini merupakan dedektor yang ideal untuk

spektrum spektrofotometer dispertif UV-VIS. Keuntungan dari PDA adalah:

1. Dapat diukur pada panjang gelombang yang berbeda secara simultan

2. Dapat mendeteksi secara cepat

3. Memiliki perbandingan Signal to Noise yang tinggi

4. Wavelength Precisio

5. Minimal Stray Light effect

6. Memiliki roggudnes yang baik

(Choi, 2012).

VI. KETERANGAN EMPIRIS

Page 10: proposal muklas edit.docx

10

Hasil penelitian yang didapat adalah mengetahui profil kromatogram ekstrak

etanol lempuyang emprit (Zingiber amaricans Bl.) dan mengetahui kadar zerumbon

yang terdapat dalam ekstrak tersebut

VII. METODE PENELITIAN

A. Kategori Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif (non eksperimental)

merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan yang obyektif.

B. Alat dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Peralatan dalam pembuatan serbuk : blender, alat saring, alat gelas.

b. Peralatan untuk ekstraksi : alat gelas, neraca analitik, evaporator.

c. Peralatan untuk analisis kuntitatif : mikropipet ( gilson ), HPLC, alat

timbang, labu takar, beker glass.

2. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Rimpang lempuyang emprit Zingiber amarican Bl (yang diperoleh dari

Tawangmangu Karanganyar, Pasar Gede Surakarta, Merapai Farma

Yogyakarta), etanol.

C. Jalannya Penelitian

1. Pengumpulan Bahan

Sampel tanaman didapat dari beberapa daerah, yaitu dari Karanganyar

(Balai Penelitian Tanaman Obat), Jogjakarta (PT. Merapi Farma), dan

simplisia dari Pasar Gede Surakarta

2. Determinasi Tanaman

Tahap pertama penelitian adalah melakukan determinasi tanaman

Zingiber amarican Bl. Determinasi bertujuan untuk menetapkan kebenaran

yang berkaitan dengan ciri-ciri morfologi secara makroskopis tanaman

Zingiber amarican Bl terhadap kepustakaan. Lempuyang emprit yang

Page 11: proposal muklas edit.docx

11

diperoleh dari Tawangmangu Karanganyar, Pasar Gede Surakarta, Merapi

Farma Yogyakarta dideterminasikan di laboratorium Biologi Fakultas

Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Persiapan Bahan

Setiap simplisia sebelum digunakan hendaklah dilakukan sortasi

untuk membebaskan dari bahan asing dan kotoran lain. Simplisia sebelum

digunakan hendaklah dicuci lebih dahulu dengan air bersih atau

dibersihkan dengan cara yang tepat sehingga diperoleh simplisia yang

bersih, dan terbebas dari mikroba patogen, kapang, khamir serta pencemar

lainnya.Kemudian, simplisia yang telah dicuci hendaklah dikeringkan lebih

dahulu dengan cara yang tepat sehingga tidak terjadi perubahan mutu dan

mencapai kadar air yang dipersyaratkan (Anonim, 2005). Selanjutnya

simplisia siap untuk diekstraksi

4. Pembuatan Ekstrak

Akar rimpang yang telah dikeringkan dan dihaluskan ditimbang

sebanyak 100 gram, dihomogenkan kemudian diekstraksi dengan metode

maserasi (perendaman) dengan etanol absolut 250 ml semalam pada suhu

kamar. Dipisahkan antara maserat dan ampas dengan cara disaring vakum.

Ekstraksi diulangi sebanyak tiga kali.Selanjutnya, ekstrak etanol diuapkan

sampai kering pada 35 ° C dengan vacuum rotary evaporator (Kirana et

al., 2003).

5. Pembuatan Larutan Stok dan Seri Kadar Konsentrasi

Page 12: proposal muklas edit.docx

12

Dibuat larutan stok zerumbon dengan kadar 100 µg/ml pelarut

yang digunakan adalah acetonitril. Dan dibuat seri kadar konsentrasi

sebagai berikut 2, 4, 6, 8, 10 dan 15 µg/ml.

6. Analisis Data Menggunkan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Analisis data menggunakan HPLC dari Alliance e2695 Separation

Module dilengkapi detektor PDA Waters 2998. Analisis menggunakan

kromatografi sistem terbalik menggunakan kolom C18 yang bersifat non

polar, dengan fase gerak bergradien asam asetat 0,25% dan asetonitril

100% dengan laju alir 0,77 ml / menit pada 48 ° C (Kirana et al., 2003).

Sampel di deteksi pada panjang gelombang 254 nm dengan detektor PDA

(Photodiode array) (Elamin M et al., 2010).

7. Analisis Data

Hasil kromatogram yang didapat dibandingkan dengan semua sampel

kemudian dipilih kromatogram yang terbaik. Kadar zerumbon sampel

dihitung menggunakan kurva baku yang diperoleh dari standart

zerumbone.

d. Tempat penelitian

Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta

H. JADWAL WAKTU PENELITIAN

Tahapan Penelitian Uraian KegiatanBulan ke-

1 2 3 4 5 6

Persiapan

Studi Pustaka √ √

Persiapan bahan dan Optimasi

Alat√

Page 13: proposal muklas edit.docx

13

Pelaksanaan Pengumpulan Data √ √

PenyelesaianAnalisis Data √ √

Penyusunan Laporan √

VIII. Daftar Acuan Pustaka

Abdelwahab, S. I. , Abdul A. B, Zain, Z. N. and Abdul, A. H, 2012, Zerumbone inhibits interleukin-6 and induces apoptosis and cell cycle arrest in ovarian and cervical cancer cells, International Immunopharmacology. 12 (4) : 594-602

.

Anonim, 2005, Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2012, High Performance Liquid Chromatograph, (online), (http://www.standardbase.com/tech/HPLC.pdf, diakses tanggal 14 april 2012).

Anonim, 2012, Reversed Phase Chromatography, (online), (http://wolfson.huji.ac.il/purification/PDF/ReversePhase/AmershamRPCManual.pdf, diakses tanggal 14 april 2012).

Backer, C. A. And Van Den Brink, R. C. B., 1965, Flora of Java: Spermatophytes only Volume 3, N. V. P. Noordhoff-Groningen-The Netherlands, 45.

Clixto, J.B., 2000, Efficacy, safety, quality control, marketing and regulatory guidelines for herbal medicines (phytotherapeutic agents). Braz J Med Bio Res, 33: 179-189

Choi, H., Advantages of Photodiode Array, (online), http://www.hwe.oita- u.ac.jp/kiki/ronnbunn/paper_choi.pdf , diakses tanggal 14 april 2012).

Page 14: proposal muklas edit.docx

14

Dai, J. R. , Cardellina, J. H. , Mc Mahon, J. B. And Boyd, M. R, 1997, Zerumbone, an HIV-Inhibitory and Cytotoxic Sesquiterpene of Zingiber aromaticum and Z. zerumbet, Nat. Prod. Lett. 10 : 115-118.

De Guzman, C. C. and Seimonsma, 1999, the Plant Resaources of South-Asia no . 13. Spices. Backhuys publishers, Leiden, the Netherlands.

Elamin M, E. , Abdul, A. B., Al-Zubairi. A. S., Aspollah, M. , Sukari and Abdullah, R., 2010, validated High Performance Liquid Chromatographic (HPLC)

Method for Analysis of Zerumbone in Plasma, African Journal of Biotechnology. 9 (8); 1260-1265) .

Groot, M. J. And Roest, D. , 2006, Quality Control in the Production Chain of Herbal Products, Medicinal an Aromaticum Plants. 253-260

Huang, G. C. , Chien, T. Y. Chen, L. G. And Wang, C. C. , 2005, Antitumor effects of zerumbone from Zingiber zerumbet in P-388D1 cells in vitro and in vivo, Plant Med. 71(3), 219-224.

Karima, N. , 2007, Profil Kromatogram dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Rimpang Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans Bl) Terhadap Bakteri Escherichia coli In VItro , Karya Tulis Ilmiah, Universitas Diponegoro, Semarang

Keong YS, 2010, Alitheen, N. B. ,Mustafa, S. , Abdul Aziz, S., Adul Rahman, M. , And Ali, A. M, Immunomodulatory Effects of Zerumbone Isolated from Roots of Zingiber zerumbet, Pak J Pharm Sci. 23(1) : 75-82.

Kirana, C., Mclntosh, G. H., Record, I. and Jones, G. P., 2003, Antitumor Activity of Extract of Zingiber aromaticum and Its Bioactive Sesquiterpenoid Zerumbone, Nutrition and Cancer, 45(2), 218-225.

Li, S., Han, Q., Qiao, C., Song, J., Cheng, C. L. and Xu, H., 2008, Chemical markers for the quality control of herbal medicines (review), Licensee BioMed Central Ltd, Vol. 3 Chapt. 7.

Liang, Yi-Zeng., Xie,P and Chan, K., 2004, Review : Quality control of herbal medicines, J. of Chromatography Bi, 812: 53-70

Page 15: proposal muklas edit.docx

15

Murakami, A., Takhasih, D., Kinoshita, T., Koshimiza, K., Kim, HW., Yoshihiro, A., Nakamura, Y., Jiwajinja, S., Terao, J. And Ohigashi, H. , 2002, Zerumbone, a Southeast Asian ginger sesquiterpene, markedly suppresses free radical generation, proinflammatory protein production and cancer cell proliferation accompanied by apoptosis: the α,β-unsaturated carbonyl group is a prerequisite, Carcinogenesis. 23(5): 795-802.

Riyanto, S. , 2007, Identification Of Isolated Compounds From Zingiber amaricans BL. Rhizome, Indo. J. Chem., 7 (1) : 93 – 96.

Rout, K. K. , Mishar, S. K. and Sherma, J. , 2009, Development and validtion of an HPTLC Method for Anlysis of Zerumbo, the Anticancer Marker from Zingiber zerumbet, Acta Chromatographica, 21 (3); 443-452.

Saifudin, A., Viesa, R. dan Teruna, H Y., 2011, Standarisasi Obat Alam, Graha ilmu,Yogyakarta.

Sakinah, S., Handayani, TS., and Hawariah, L. P. , 2007, Zerumbone Induced Apoptosis in Liver Cancer Cells via Modulation of Bax/Bcl-2 ratio, Cancer Cell International: 7-4.

Somchit, M. N. , Zerumbone Isolated from Zingiber zerumbet Inhibits Inflamation an Pain in Rats, Juornal of Medicinal Plants Research, 6 (2): 117-180.

Springfield, E.P., Eagles, P. K. F and. Scott, G., 2004, Quality assessment of South African herbalmedicines by means of HPLC fingerprinting. Journal of Ethnopharmacology. Volume 101, Issues 1–3

Sukari, M.A. , Mohd Sharif, A. L. C. , Yap, S. W., Tang, B. K. , Noeh, M. , Rahman, G. C. L. , Ee, Y. H. , Taufiq, Yap and Yusuf, U. K. , 2008, Chemical Constituents Variatiosns of Essential Oils from Rhizomes of Four Zingiberaceae Specie, The Malaysian Journal of Analytical Sciences, 12 (3): 638-644.

Tjitrosoepomo, Gembong, 1989, Taksonomi Tumbuhan: (Spermatophyta), UGM Press, Yogyakarta

Zhang, S. , Liu, Q. , Liu, Y. And Qiao, H. , 2012, Zerumbone a Southeast Asian Ginger Sisquiterpene Induced Apoptosis of Pancreatic Carcinoma Cells through

Page 16: proposal muklas edit.docx

16

P53 Signaling Pathway, Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2012 ; 1-8

WHO, 2004. WHO guidelines for safety monitoring of herbal medicines in pharmacovigilance. WHO Library Cataloguing-in-Publication Data