Download - Proposal menyusui AKPER PEMKAB MUNA

Transcript
Page 1: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 dan Program

Pembangunan Nasional (PROPENAS) mengamanatkan bahwa pembangunan

diarahkan pada meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Modal dasar

pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai

dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak usia dini, terutama pemberian ASI

Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 4 bulan

(Anonim, 2005).

Konvensi hak-hak Anak tahuun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh

kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak. Berarti ASI selain

merupakan kebutuhan, juga merupakan hak asasi bayi yang harus dipenuhi oleh

orang tuanya. Hal ini telah diipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2000 dengan

Tema : “ memberi ASI adalah hak asasi ibu; mendapat asi adalah hak bayi” (Anonim,

2005).

Bagi bayi, ASI merupakan makanan yang paling sempurna, diman kandungan

gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. ASI juga

mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari

berbagai penyakit) dan dapat menjalin hubungan cinta kasih antara bayi denga ibu.

Manfaat menyusui/memberikan ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang,

tetapi terlebih lagi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat

pemuliah kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi resiko terkena kanker

payudara, dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu (anonim, 2005).

Mengingat banyak manfaat menyusui bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat dan

Negara maka perlu serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus dalam

bentuk peningkatan pemberian – ASI (PP-ASI). Kenyataannya, sejak UU

Perlindungan Anak disahkan (22/10/2002) kondisi anak Indonesia (SDKI) terakhir

tahun 2003 hanya ada 4 % bayi yang disusui dan mendapat ASI dalam jam pertama

kelahirannya (kolostrum) sedangkan tingkat konsumsi masyarakat akan susu formula

meningkat 300 % dibanding tahun-tahun sebelumnya (Astuti S, 2008).

Page 2: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Secara absolut tidak ditemukan bukti-bukti kedokteran adanya bayi yang sakit

disusui ibunya. Para ahli dan Kesatuan Dokter Anak Indonesia meyakinkan

masyarakat bahwa keuntungan menyusui masih lebih baik dri pada tidak menyusui.

Seorang dokter spesialis anak dalam penelitiannya manyatakan bahwa dari 100 ibu

yang mengatkan ASI-nya kurang sebenarnya hanya 2 ibu yang betul-betul ASI-nya

kurang dan 98 orang lainnya mempunyai ASI yang cukup, hanya kurang menata

laktasi ASI dengan benar seperti posisi atau tehnik menyusui yanng benar dan lain-

lain (Roesli, 2001).

WHO dan UNICEF berpendapat bahwa diantara faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pemulaian dan pemantapan menyusui, pelaksanaan pelayanan

khususnya yang berhubungan dengan perawatan ibu dan bayi baru lahi, merupakan

hal-hal yang paling dapat menyajikan peningkatan jumlah dan lamanya menyusui.

Telah diketahui bahwa lama menyusui tidak menjadi masalah. Menyusui atau

menghisap dalam posisi salahlah yang menyebabkan nyeri, lecet pada puting susu

dan kelelahan ibu adalah yang sering terjadi karena posisi menyusui yang tidak tepat.

Agar menyusui dapat berhasil dimulai dengan pemantapan ibu memerlukan

dukungan yang aktif selama hamil dan selanjutnya setelah melahirkan. Diwajibkan

untuk meningkatkan pemberian ASI dan dapat memberikan penyuluhan yang benar

dengan dengan memperagakan pengatahuan praktek tentang tehnik dan berbagai cara

dalam pelaksanaan menyusui (Savage, 2001).

Dalam upaya peningkatan keberhasilan menyusui tidak lepas dari keterlibatan

pelayanan kesehatan, baik dalam upaya mendukung atau mendorong ibu untuk

menyusui maupun memperlihatkan tehnik-tehnik dalam proses menyusui. Pada

prakteknya diperlukan bagi petugas kesehatan untuk membantu ibu mengatur posisi

bayi untuk menyusui agar ibu dan bayi merasa enak dan nyaman serta tidak

mengalami ketegangan. Menyusui bayi merupakan suatu proses belajar baik bagi ibu

maupun bayi tentang pemberian ASI. Pandangan ini dapat membantu ibu dalam

meningkatkan pengharapan mereka dan dapat menentukan pandang yang lebih

realistis mengenai pengalaman memberi ASI di saat-saat awal. Bahkan bagi ibu-ibu

yang sudah pernah manyusui atau memberikan ASI sebelumnya pun merupakan

suatu proses belajar karena setiap bayi adalah berbeda dan mempunyai karakter serta

kepribadian sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Caranya bayi mengisap susu dari

payudara adalah berbeda-beda, akan tetapi terdapat cukup banyak kesamaan dalam

Page 3: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

berbagai variasi-variasi tersebut, sehingga sejak dahulu para pakar sudah

mengidentifikasikan jenis-jenis penyusuan bayi sesuai dengan tehnik yang benar

(Klein, 2007).

Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan di wilayah kerja Desa Napalakura

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna tahun 2010 didapatkan terdapat …. orang

ibu nifas dan terdapat …… bayi baru lahir yang keseluruhannya belum sepenuhnya

mendapat ASI dengan alasan belum mempunyai ASI secara sempurna.

Berdasarkan berbagai gambaran diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian yang berjudul “ Studi pengetahuan Ibu Nifas tentang Tehnik

Menyusui yang Baik dan Benar di Wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan

NapabalanoKabupaten Muna Periode Januari-November Tahun 2011”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan ibu nifas

tentang tehnik menyusui yang baik dan benar di wilayah kerja Desa Napalakura

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui

yang baik dan benar di wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan Napabalano

Kabupaten Muna Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat tahu ibu nifas tentang tehnik

menyusui yang baik dan benar di wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna Tahun 2011.

b. Untuk mengetahui gambaran mengenai pemahaman ibu nifas tentang tehnik

menyusui yang baik dan benar di wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan

NapabalanoKabupaten Muna Tahun 2011.

c. Untuk mengetahui gambaran mengenai aplikasi ibu nifas tentang tehnik

menyusui yang baik dan benar di wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan

NapabalanoKabupaten Muna Tahun 2011.

Page 4: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan, khususnya Bidan dan tenaga

kesehatan lain untuk selalu memberikan informasi dan pengetahuan tentang

tehnik menyusui yang baik dan benar kepada ibu.

2. Sebagai bahan masukan bagi ibu nifas tentang pentingnya tehnik menyusui yang

baik dan benar.

3. Sebagai acuan yang diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

Page 5: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia yakni indera pengalihan, pendengar,

penciuman, rasa dan raba. Sebahagiaan pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan

yang ingin diketahui atau diukur dan dapat disesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan menurut Notoatmodjo 2002 mencakup 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know) yakni mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya, termasuk mengingat kembali (recall) terhadap

spesifikasi dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan

yang paling rendah.

2) Memahami (chomprehention) yakni kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapt

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication) yakni kemampuan untuk menggunakan materi

yang dipelajarinya pada situasi atau kondisi real (sebelumnya).

4) Analisa (Analysis) yakni kemampuan untuk menjabarkan untuk

menggunakan materi atau obyek kedalam komponen-komponen

tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

Page 6: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

5) Sintesia (Shyntesis) yakni kemampuan untuk melakukan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi (Evaluation) yakni kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadapa suatu materi atau obyek.

b. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Suharjo (2006) pengetahuan tergantung dari faktor –faktor

antara lain :

1) Tingkat Pendidikan : Tinggi rendahnya pendidikan akan dipengaruhi

pengetahuan yang diperoleh. Semakin tinggi pendidikan, pengetahuan

yang diperoleh seseorang. Dengan status yang berbeda-beda maka

pengetahuan yang diperoleh berbeda-beda.

2) Status Sosial : Status sosial juga turut mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Denga status yang berbeda-beda, maka

pengetahuan yang diperoleh berbeda-beda.

3) Derajat Penyuluhan : Semakin banyak penyuluhan yang diperoleh atau

makin banyak frekuensi penyuluhan, maka pengetahuan yang diperoleh

akan semakin banyak. Begitupun sebaliknya.

4) Faktor Lingkungan : Lingkungan merupakan faktor penentu derajat

pengetahuan, maka kita akan semakin merasa tertarik untuk memperoleh

pengetahuan yang sama dengan cara bertukar pikiran.

5) Faktor Sarana dan Prasarana : dengan saran dan prasarana yang

menunjang, maka pengetahuan yang akan diperoleh akan lebih besar bila

dibandingkan dengan kurangnya sarana dan prasarana.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Berbagai macam cara memperoleh kebenaran pengetahuan, menurut

(Notoatmodjo 2002) dikelompokan menjadi 2 yaitu :

1) Cara tradisional atau non ilmiah

Dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, cara

penemuan pengetahuan pada periode ini yaitu :

a) Coba-coba salah (Trial and Eror) : apabila seseorang mengalami

persoalan, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja.

Apabila ada kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba

kemungkinan yang lain.

Page 7: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

b) Cara kekuasaan atau otoritas : pengetahuan diperoleh berdasarkan

otoritas atau kekuasan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas

pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi : pengalaman pribadi dapatkan

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

2) Cara moderen

Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, atau ilmiah. Dimana cara ini dikembangkan

oleh “Bacon” denga pengamatan logis terhadap gejala-gejala alam atau

kemasyarakatan kemudian hasil pengamatan tersebut dikumpulkan dan

diklasifikasikan dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

2. Tinjauan Tentang Menyusui

a. Pengertian

Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan

mengasuh bayi, penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun

pertama maka kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi

hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya (Varney, et all., 2007).

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil

dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu, (Anonim, 2007).

Pernyataan yang mendukung menyusui dibahas oleh asosiasi profesi di

Amerika serikat (Varney, et all., 2007), yang menyatakan bahwa :

1) Mendorong usaha untuk menginformasikan dan membidik publik,

pemberi perawatan kesehatan dan klien tentang menyusui sebagai proses

normal dan sebagai metode terbaik dalam pemberian pakan bayi.

2) Mendorong pemberian perawatan kesehatan untuk memberikan atau

mengatur sistem konseling dan dukungan menyusui secara terus menerus.

3) Meningkatkan adopsi kebijakan internasional, nasional, negara, lokal dan

institusi yang dengan jelas mendukung menyusui.

4) Mendorong identifikasi dan menghilangkan rintangan untuk menyusui

dan menentang praktek yang menghentikan menyusui.

Page 8: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

5) Mendorong dukungan menyusui ditempat kerja dan sekolah, dan

mendorong intitusi untuk menyediakan kondisi yang optimal

memfasilitasi menyusui.

b. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu :

aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,

ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1) Aspek gizi

a) Manfaat kolostrum

1. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk

melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

2. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari

hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walupun sedikit

namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh

karena itu kolostrum harus diberikan kepada bayi.

3. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan

mengandung karbonhidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai

kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

4. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang

pertama berwarna hitam kehijauan.

b) Komposisi ASI

1. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang

sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-

zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

2. ASI mengandung zat-zat gizi yang berkualitas tinggi yang

berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

bayi/anak.

3. Selain mangandung protein tinggi, ASI memiliki perbandingan

antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei

dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI

dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung Whei lebih

banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI

lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai

Page 9: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

perbandingan Whei:Casein adalah 20:80, sehingga tidak mudah

diserap.

c) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

1. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam

ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan

penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada bintang

menunjukan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya

ganguan pada retina mata.

2. Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA)

adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated

fatty Acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak

yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat

mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak.

Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat

dibentuk/disintesa dari subtansi pembentuknya (precursor) yaitu

masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6

( asam Linolenat).

2) Aspek Imunologik

a) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

b) Immunologlobulin A (lg.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup

tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri

patogen E. Coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

c) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan

yang mengikat zat besi disaluran pencernaan.

d) Lysosim, Enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.colli dan

salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak

dari susu sapi.

e) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per

mil. Terdiri dari 3 macam yaitu : Brochus- Asociated Lympocyte Tissue

(BALT) antibodi pernafasan, Gut- asuciated Lympocyte Tissue (GALT)

antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue

(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

f) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,

menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini

Page 10: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat

pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3) Aspek psikologik

a) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui

dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui

dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan

meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya

akan meningkatkan produksi ASI.

b) Interakasi ibu dan bayi : pertumbuhan dan perkembangan psikologik

bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

c) Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu bayi terjadi

karena bebagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact).

Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan

tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak

bayi masih dalam rahim.

4) Aspek kecerdasan

a) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk

perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan

bayi.

b) Penelitian menunjukan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki

IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi

pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun,

dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5) Aspek Neurologis

Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan

bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6) Aspek ekonomis

Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya

untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan

menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula.

7) Aspek penundaan kehamilan

Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,

sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara

umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL) (Anonim, 20011).

Page 11: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

c. Keuntungan dan Manfaat Pemberian ASI

1) ASI selalu tersedia setiap saat dibutuhkan bayi, tentu saja jika bayi

disusui secara teratur.

2) Merupakan susu segar dan steril, sehingga kemungkinan terjadinya

gangguan pencernaan sangat kecil.

3) Memberikan implikasi ekonomi yang signifikan, ibu tidak perlu

membeli susu formula maupun peralatan membuat susu.

4) Menghindarkan bayi dari alergi dan intoleransi, yang dapat terjadi

pada pemberian susu formula.

5) Meningkatkan daya tahan tubuh. ASI mengandung antibodi

terhadap bakteri dan virus, diantaranya antibodi IgA sekretori, serta

anti polio yang tinggi. Disamping itu, pada ASI juga ditemukan

banyak makrofag (salah satu jenis sel darah putih yang membunuh

kuman) yang dapat melakukan sintesis komplemen, lisozim dan

laktoferin. Laktoferin adalah suatu protein pengikat besi,

mempunyai kemampuan menghambat pertumbuhan E. Coli (jenis

bakteri yang sering menimbulkan diare pada bayi) dalam usus halus.

6) Mengandung faktor pertumbuhan yang memberi fasilitas

pertumbuhan/kolonisasi Lactobacilus bifidus yang banyak pada ASI

menjadi asam asetat dan asam laktat.suasana asam cairan usus ini

akan menghambat pertumbuhan E. Coli dan amoeba E. Histolitika.

7) Tersedak, kolik, dan ekzema atopik (sejenis alergi) lebih jarang

dijumpai pada pemberian ASI.

8) Mengandung nutrien-nutrien khusus yang tidak terdapat atau hanya

sedikit terdapat pada susu sapi, misalnya nutrien yang diperlukan

untuk pertumbuhan otak, antara lain : Taurin, laktosa, Asam lemak

ikatan panjang.

9) ASI dari ibu yang makanannya memadai, kandugan Fe (zat besi)

nya cukup untuk 6-9 bulan pertama. Begitu pula, vitamin Cnya

cukup asalkan gizi ibu baik. Zat besi dari susu sapi tidak diserap

usus bayi secara sempurna, sehingga bayi susu formula sering

menderita anemia karena kekurangan zat besi.

10) ASI mudah dicerna, sedangkan susu sapi sulit dicerna karena tidak

mengandung enzim pencerna. Selain itu, komponen kasein yang

Page 12: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

banyak terdapat pada susu formula membentuk gumpalan susu tebal

sehingga sukar dicerna. Akibatnya, akan banyak zat sisa yang tidak

dicerna oleh bayi. Selain itu bayi akan menderita sembelit (sukar

buang air besar).

11) Frekuensi timbulnya infeksi saluran pernafasan juga kurang pada

bayi yang mendapat ASI.

12) ASI selalu memperbarui perlindungan terhadap kuman-kuman yang

disekitar lingkungan ibu-bayi. Kuman-kuman tersebut berubah dan

berganti. Bila ada kuman baru yang masuk kedalam tubuh ibu, maka

tubuh ibu akan membuat antinya.

13) Mempunyai keuntungan psikologik, yaitu menjalin hubungan kasih

sayang yang lebih erat antara ibu dan bayi. Hal ini menjadi

penunjang bagi pertumbuhan anak pada masa tumbuh kembang

mendatang (Anonim, 20012).

d. Keberhasilan menyusui

Sepuluh langkah untuk keberhasilan menyusui yaitu :

1) Menetapkan kebijakan menyusui yang mencakup fasilitas guna

memandu praktek menyusui.

2) Menunjukan bahwa semua staf perlu diorientasikan dengan kebijakan

yang mencakup fasilitas menyusui dan mengetahui isinya.

3) Menunjukan pentingnya integrasi edukasi orang tua tentang menyusui

selama perawatan prenatal dan edukasi tentang pelahiran anak.

4) \kontak ibu dan anak yang segera dan memulai menyusui sesegera

mungkin.

5) Menunjukan pentingnya interaksi pengajaran menyusui yang positif dan

sering antara anggota dan staf dan ibu.

6) Melarang suplemen yang tidak perlu untuk bayi yang disusui.

7) Mengatur rumah sakit untuk mempraktekan rawat gabung,

mengabungkan ibu dan bayi bersama dalam perawatan, kecuali alasan

medis.

8) Mengklarifikasi pentingnya pemberian ASI berdasarkan isyarat

menyusu yang ditunjukan bayi, bukan berdasarkan waktu.

Page 13: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

9) Mengindikasikan bahwa penggunaan empeng dan dot botol harus

dihindari kecuali diindikasikan secara medis. Waktu yang dihabiskan

untuk mengisap empeng dan dot botol menghilangkan sensasi pada

payudara dan endokrin serta penggunaan empeng dan dot botol yang

terlalu dini menyebabkan penurunan durasi ASI.

10) Mengklarifikasi tanggung jawab fasilitas maternitas untuk membantu

ibu mencari dukungan pasca partum.

e. Memulai Pemberian ASI

Prinsip pemberian ASI adalah sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru

lahi harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu

untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali

pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu

ibu untuk menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu untuk

memulai pemberian ASI lebih awal.

Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang produksi susu dan

memperkuat refleks mengisap bayi. Refleks mengisap awal pada bayi paling

kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-

bayi dan anjurkan untuk menyusukan bayinya sesering mungkin untuk

merangsang produksi ASI sehingga memenuhi kebutuhan bayi itu sendiri.

Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum adalah zat bergizi dan

mengandung semua unsur yang diperlukan bayinya. Pada saat bayi

melepaskan puting susu yang satu, minta sama ibu untuk memberikan puting

susu yang lainnya. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi lama bayi menyusu

akan mengurangi jumlah nutrisi yang diterima bayi dan akan menurunkan

produksi susunya (Enkil, 2000).

Ada beberapa hal yang menjadi pedoman dalam menyusui yaitu antara

lain mulai menyusui segera setelah lahir, jangan memberikan makanan atau

minuman lain kepada bayi kecuali diinstruksikan dokter atas alasan-alasan

medis, berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya bayi dan

baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI

setelah periode eksklusif serta berikan ASI pada bayi sesuai dorongan

alamiahnya baik siang maupun malam (8-10 kali atau lebih dalam 24 jam)

selama bayi menginginkannya, (Anonim, 2005).

Page 14: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

f. Durasi menyusui

Jika bayi anda nampak enggan mengisap, jangan khawatir, biarkan dia

“main-main” dulu dengan mengendus dan menjilat putingnya. Dengan

banyak latihan, bayi anda akan semakin mahir. Menyusui pertamakali

mungkin hanya sebentar, mungkin hanya empat menit, tetapi bisa juga lama.

Ada bayi yang sejak awal menyusuinya lama.

Ingatlah bahwa setiap bayi itu berbeda, dan pola menyusuinya juga

mungkin berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan mereka. Bayi yang

menyusui selama 20 menit di minggu-minggu pertama mungkin hanya akan

perlu lima menit diusia empat bulan. Pola menyusui diawal biasanya lebih

pendek karena ASI memang belum keluar dan yang ada hanya kolostrum

yang berjumlah keciil.

Ingatlah bahwa membiarkan bayi anda menyusui selama yang ia mau

adalah satu cara untuk menjamin bahwa ia mendapat ASI yang diperlukan.

Sebab komposisi ASI berubah-ubah dalam satu sesi menyusui. Pada menit

pertama menyusui yang keluar adalah ASI yang encer (susu depan/

foremilk) yang bertugas untuk menghilangkan rasa haus bayi. Menit

berikutnya, persisinya setelah refleks turunnya susu, ASI berubah menjadi

lebih kental (susu belakang/ hindmilk), yang mengandung lebih banyak

lemak dan gizi, untuk mengenyangkan bayi. Anda mungkin dapat

memperhatikan perubahan irama hisapan bayi, dari yang cepat, lantas

berhenti sebentar (saat terjadi turunnya susu), lalu hisapannya menjadi lebih

lambat diiringi dengan irama menelan susu. Anda sendiri juga dapat

merasakan turunnya susu dengan munculnya perasaan geli atau tertusuk-

tusuk dipayudara.

Saat bayi mendapatkan cukup susu, biasanya ia akan melepaskan

payudara dengan sendirinya, atau jatuh tertidur. Tetapi jika anda merasa

perlu menghentikan bayi anda menyusui, pelan-pelan tekan puting anda

dengan jari kelingking untuk memotong hisapan bayi. Jangan menarik

puting begitu saja saat bayi masih menghisap karena bisa mengakibatkan

lecet.

g. Posisi menyusui

Posisi yang nyaman untuk menyusui sangat penting sebab akan

menentukan keberhasilan pemberian ASI dan mencegh lecet pada puting

Page 15: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan bantuan dan

dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu pertama kali menyusui

atau ibu berusia sangat muda.

Bagi ibu yang telah memiliki kemampuan untuk duduk dan melakukan

mobilisasi secukupnya, maka posisi manyusui yang baik adalah sebagai

berikut :

1) Lengan ibu menopang kepala, leher dan seluruh badan bayi (kepala dan

tubuh berada pada satu garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara

ibu, hidung bayi didepan puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian

rupa sehingga perut bayi menghadap keperut ibu.

2) Ibu mendekatkan bayinya ketubuhnya (muka bayi ke payudara ibu) dan

mengamati bayi siap menyusu : membuka mulut, bergerak mencari dan

menoleh).

3) Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu hingga mulut

bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi ke puting susu ibu

sehingga bayi dapat menangkap puting susu tersebut, (Anonim, 20071)

Adapun tanda-tanda posisi bayi meyusu dengan baik adalah sebagai

berikut :

1) Dagu menyentuh payudara ibu.

2) Mulut terbuka lebar.

3) Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.

4) Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting

saja), lingkar areola atas terlihat lebih banyak dibandingkan lingkar

areola bawah.

5) Lidah bayi menopang puting dan areola bagian bawah.

6) Bibir bawah bayi melengkung ke luar.

7) Bayi mengisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang

disertai dengan berhenti sesaat.

Posisi menyusui ibu harus adekuat diatas kursi atau tempat tidur baik

dalam posisi duduk maupun berbaring. Tidak ada satupun posisi yang paling

benar dalam menyusui akan tetapi yang paling penting adalah ibu dan bayi

merasa nyaman dan transfer air susu adekuat (Varney, et all., 2007).

Page 16: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Ada beberapa macam posisi menyusui adalah sebagai berikut

1) Posisi Madonna dan menggendong.

bayi berbaring miring menghadap ibu. Kepala, leher dan punggung atas

bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan

tangan sebelahnya untuk memegang payuudara jika diperlukan.

2) Posisi Menggendong-menyilang.

Bayi berbaring miring menghadap ibu. Kepala, leher dan punggung atas

bayi diletakkan pada telapak kontralateral dan sepanjang lengan

bawahnya. Ibu menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang

payudara jika diperlukan.

3) Posisi Football atau mengepit

Bayi berbaring miring atau punggung melingkar antara lengan samping

dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi dan ibu

menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika

diperlukan.

4) Posisi berbaring miring

Ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan

posisi paling nyaman bagi ibu yang menjalani penyembuhan dari

pelahiran melalui pembedahan.

Menyusui memiliki irama yang dapat dilihat dan didengar. Bayi

mengisap dengan gerakan rahang yang pendek-pendek, cepat seperti

piston pada permulaan menyusu, dilanjutkan dengan gerakan-gerakan

menyedot yang lebih dalam dan lambat pada saat rahang menyentuh

lekukan payudara, menarik keluar air susu. Rasio isapan terhadap

menelan tinggi pada fase gerakan awal yang seperti piston, menurun

menjadi 1:1 atau 2:1 saat air susu mengalir cepat pada fase menyedot

yang lebih lambat, (Anonim 20072).

h. Lima langkah menyusu yang baik dan benar

1) Persiapan mental dan fisik. Ibu yang akan menyusui harus dalam keadan

tenang, tidak tergesa-gesa atau takut dan malu payudaranya yang indah

nongol kepermukaan. Tentu untuk memperoleh suasana ini, perlu dicari

lokasi menyusui yang pas dan terjaga privasinya sehingga terhindar dari

tontonan orang. Minum segelas air sebelum menyusui merupakan salah

Page 17: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

satu cara untuk membuat sang ibu merasa tenang. Hindari menyusui

dalam keadaan haus dan lapar.

2) Persiapan tempat dan alat. Sebelum menyusui perlu dicari tempat

duduk/kursi yang nyaman dengan sandaran punggung dan tangan serta

bantalan untuk menopang tangan yang menggendong bayi. Capek khan

kalau tangan terus menerus menyangga bayi dengan tidak nyaman, yang

ujung-ujungnya mempersingkat waktu menyusui.

3) Sebelum menggendong bayi, tangan dicuci sampai benar-benar bersih

untuk menghindari ASI terkontaminasi oleh kuman. Lalu sebelum

menyusui, tekan daerha sekitar puting susu diantara telunjuk dan ibu jari

sehingga keluar 2-3 tetes ASI, kemudian oleskan keseluruh bagian puting

susu. Cara menyusui yang baik adalah bila ibu melepaskan kedua

payudaranya dari pemakaian BH.

4) Susukan bayi sesuai dengan kebutuhan, jangan dijadwal. Biasanya

kebutuhan terpenuhi dengan menyusui tiap 2-3 jam. Setiap menyusui

lakukan pada kedua payudara secara bergantian masing-masing selama

kurang lebih 10 menit. Mulai selalu dengan payudara sisi yang terakhir

disusui sebelumnya. Periksa ASI sampai payudara terasa kosong.

Setelah selesai, oleskan ASI seperti awal menyusui dan biarkan kering

oleh udara sebelum memakai BH untuk mencegah lecet. Hal ini dapat

dilakukan sambil menyangga bayi agar bersendawa. Menyendawakan bayi

setelah menyusui harus selalu dilakukan untuk mengeluarkan udara dari

lambung supaya bayi tidak muntah (Anonim, 20071).

Step-By-Step Menyusui :

1) Cuci tangan anda untuk menghilangkan kuman. Jika mau anda juga boleh

mencuci puting anda dengan air.

2) Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk

anda enak, anda akan menjadi rileks dan “turunnya” ASI (letdown

Reflex) lebih mudah terjadi.

3) Rilekslah. Kalau perlu lakukan pernafasan relaksasi, mendengarkan

musik, membaca dan sebagainya. Apabila anda terlalu tegang, refleks

turunnya susu bisa terhalangi.

Page 18: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Step-by-step Ambil posisi Menyusui dan Perlekatan, yaitu :

1) Kepala bayi anda dilekukan dalam siku tangan anda. Kemudian, seluruh

badan bayi menghadap dada anda, bukan hanya kepala saja. (waktu

pertama kali barangkali anda akan perlu bantuan orang/suster untuk

meletakan bayi anda dalam posisi ini, tetapi lama kelamaan anda bisa

melakukannya sendiri. Prinsipnya, kepala bayi harus tersokong dengan

baik).

2) Ambil payudara dengan tangan anda yang bebas, jempol anda memegang

bagian atas payudara, dan jari lainnya memegang bagian bawah.

3) Saat didekatkan keputing, bayi anda biasanya akan refleks membuka

mulut dan menyambut puting anda. Tetapi apabila tidak, colek- coleklah

bibir bayi anda dengan puting hingga ia membuka mulutnya. pastikan

kalau bayi anda membuka mulutnya selebar mungkin, dan letakan bagian

tengah puting anda pada bukaan mulut tersebut.

4) Atau apabila sulit masuknya puting ke mulut bayi, lakukan trik

“sandwich”, yaitu menekan puting anda dengan jempol dan telunjuk

sehingga segepeng mungkin, paralel dengan alur bayi, dan masukan

kedalam bukaan mulut bayi (Trik dari Ibu Doris Fok, konsultan laktasi

Singapura).

Perlekatan (latch-on) yang baik adalah apabila sebagian besar aerola anda

berada didalam mulut bayi, dagu menempel ke payudara anda, dan kepalanya

agak kebelakang sehingga hidungnya tidak ketutupan payudara. Sebenarnya

tidak perlu menekan payudara untuk membuka jalan udara ke hidung bayi,

selama posisi menyusui anda benar (Varney, et all., 2007).

i. Penatalaksanaan menyusui yang optimal

Rentang frekuensi yang optimal adalah antara 8 dan 12 kali setiap hari.

Meskipun mudah untuk membagi 24 jam menjadi 8 hingga 12 kali

menyusui, dan menghasilkan perkiraan jadwal, cara ini bukan merupakan

cara makan sebagian besar bayi. Banyak bayi dalam rentang beberapa jam

menyusu beberapa kali, tidur untuk beberapa jam dan bangun untuk

menyusu lagi. Ibu sebaiknya dianjurkan untuk menyusui sebagai respon

terhadap isyarat bayi dan berhenti menyusui jika bayi tampak kenyang.

Page 19: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Isyarat kenyang meliputi relaksasi seluruh tubuh, tidur saat menyusu,

melepaskan puting, dan lain-lain. Bayi tidak harus menyusu dari kedua

payudara pada setiap waktu menyusu. Ibu harus membiarkan bayi menyusu

pada payudara pertama sampai isyarat kenyang tampak. Kemudian ibu dapat

memberikan payudara kedua dan membiarkan bayi menentukan beberapa

lama menyusu pada sisi tersebut. Jika salah satu payudara tidak diisap

selama waktu menyusui, payudara yang tidak diisap tersebut diberikan

pertama kali pada waktu menyusui berikutnya.

Penetapan frekuensi dan durasi menyusui tidak perlu dilakukan dan dapat

menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan bayi dan suplai air susu ibu.

Indikator terbaik kecukupan air susu adalah peningkatan berat badan dan

haluaran bayi. Diharapkan bahwa bayi baru lahir akan :

1) Minimum 3-4 kali buang air besar setiap 24 jam, fesesnya harus sekitar 1

sendok makan atau lebih, dan setelah hari ke-3 feses berwarna kuning.

2) Buang air kecil minimal 1-2 kali pada hari pertama, dan 6 kali atau lebih

setiap hari setelah hari ke tiga.

3) Mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram perhari

setelah air susu matur keluar.

4) Memiliki berat badan yang sama dengan atau diatas berat badan lahir

pada usia 10 hari (Varney, et all., 2007).

Menyusui sebaiknya nyaman bagi ibu dan bayi. Ibu dianjurkan untuk

melaporkan adanya ketidaknyamanan kepada bidan atau konselor menyusui

sesegera mungkin. Lebih mudah memperbaiki tehnik menyusui pada hari-hari

pertama daripada memperbaiki masalah kemudian. Riset menunjukan

indikator klinis masalah menyusui biasanya dapat dilihat sebelum pulang dari

unit kebidanan. Wanita melaporkan bahwa observasi dan bantuan tenaga

perawatan kesehatan sepanjang sedikitnya 1 proses menyusui lengkap

dirumah sakit atau komunitas adalah kunci kesuksesan menyusui mereka

(Varney, et all., 2007).

j. Dukungan atau Perilaku Tenaga Kesehatan

Bidan dan pemberi perawatan kesehatan lain adalah sumber dukungan

menyusui yang penting dalam periode pasca partum selain keluarga,

konselor kelompok menyusui, pemberi perawatan laktasi dan jaringan

Page 20: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

pendukung infolmal ataupun formal. Informasi tentang bagaimana mencari

dukungan menyusui harus menjadi bagian rutin pendidikan kesehatan pada

ibu nifas dan ibu menyusui, (Varney, et all., 2007).

Masalah yang dialami wanita selama laktasi tidak menyebabkan

penyepihan awal. Tetapi pada derajat kepercayaan diri ibu terhadap

kemampuannya untuk mengatasi rintangan yang sangat mempengaruhi

penyepihan awal. Menyusui telah disebut sebagai “permainan kepercayaan

diri”. Bidan dan petugas kesehatan lainnya sebaiknya berfokus pada

dukungan menyusui dalam rangka menumbuhkan kepercayaan diri wanita

dengan memberikan pemahaman dan informasi tentang menyusui yang

efektif dab optimal (Varney Helen, et all., 2007).

B. Landasan Teori

Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan

mengasuh bayi, dan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun

pertama maka kebutuhan nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi

hingga tahun kedua dan tahun-tahun berikutnya. Menyusui adalah proses

pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu (ASI) dari payu

dara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan

susu (Varney Helen et all., 2007).

Posisi bayi saat menyusui dan kenyamanan menyusui sangat penting

untuk menentukan keberhasilan pemberi ASI dan mencegah lecet pada puting

susu. Memastikan Ibu memeluknya bayinya dengan benar dan memberikan

bantuan serta dukungan jika ibu memerlukannya, terutama jika ibu berusia sangat

muda (Varney, et all., 2007).

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi secara penginderaan

terhadap suatu obyek tertentu, melalui proses melihat, menyaksikan, mengalami,

atau diajar yang sangat menentukan terjadinya tindakan pada seseorang. Dengan

mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui yang baik dan

benar maka dapat dijadikan dasar akan besarnya partisipasi ibu nifas untuk

melakukan tehnik menyusui yang baik dan benar (Notoatmodjo, 2002).

Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Tahu dalam penelitian ini yaitu pengetahuan yang benar seorang ibu

tentang tehnik menyusui yang baik dan benar (Notoatmodjo, 2002).

Page 21: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut. Memahami

dalam penelitian ini adalah penahaman yang benar seorang ibu tentang tehnik

menyusui yang baik dan benar (Notoatmodjo, 2002).

Aplikasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari. Aplikasi dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang

ibu melakukan sesuatu yang didasarkan pada apa yang diketahuinya dan

dipahaminya yaitu melakukan tehnik menyusui yang baik dan benar

(Notoatmodjo, 2002).

Page 22: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

C. Kerangka Konsep

Variabel independen

Variabel dependen

Keterangan :

: Variabel Yang diteliti

: Hubungan antar Variabel

D. Pertanyaan penelitian

Seberapa besar pengetahuan ibu nifas tentang tehnik menyusui yang baik dan

benar di Wilayah kerja Desa Napalakura Kecamatan Napabalano Kabupaten

Muna Tahun 2011.

Tahu

Pemahaman

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tehnik Menyusui

Yang Baik dan Benar

Aplikasi

Page 23: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini digunakan adalah deskriptif yang dimaksudkan untuk

mendeskriptifkan fakta mengenai suatu keadaan secara obyektif tentang

pengetahuan ibu nifas dalam tehnik menyusui yang baik dan benar.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Desa Napalakura

Kecamatan NapabalanoKabupaten Muna pada Bulan Agustus - Oktober

2011.

C. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang

mempunyai bayi di Wilayah Kerja Desa Napalakura Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna pada Bulan Agustus - Oktober 2011

berjumlah …. orang.

2. Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

total sampling yaitu ibu nifas yang mempunyai bayi yang berada di

Wilayah Kerja Desa Napalakura Kecamatan Napabalano Kabupaten

Muna pada Bulan Agustus - Oktober Tahun 2011 berjumlah …… orang.

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1. Tehnik menyusui adalah proses pemberian air susu ibu (ASI) kepada

bayi atau anak kecil dari payudara ibu dimana bayi menggunakan refleks

menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu, diukur dengan skala

ordinal.

Page 24: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

Kriteria Obyektif :

Baik

Tidak Baik

:

:

Bila ibu duduk, lengan ibu menopang badan bayi,

muka bayi menghadap kepayudara ibu dan

menghisap puting susu ibu dengan baik.

Bila tidak sesuai

2. Tingkat Tahu Ibu

Tahu adalah kemampuan mengingat suatu materi yang dipelajari

sebelumnya. Tahu dalam penelitian ini yaitu pengetahuan yang benar

seorang ibu nifas tentang tehnik menyusui yang baik dan benar, diukur

dengan skala ordinal.

Kriteria Objektif :

a. Baik : bila jumlah skor nilai ≥ 60 %

b. Kurang : bila jumlah skor nilai < 60 %

3. Pemahaman

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut. Memahami dalam penelitian ini adalah pamahaman yang benar

seorang ibu nifas tentang tehnik menyusui yang baik dan benar, diukur

dengan skala ordinal.

Kriteria Obyektif :

a. Baik

b. Kurang

:

:

Jika total pengetahuan ibu mengenai penerapan

≥ 60 %

Jika total pengetahuan ibu mengenai penerapan

< 60 %

Page 25: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

4. Aplikasi Ibu

Aplikasi adalah sebagai suatu kemampuan untuk mengunakan materi

yang telah dipelajari. Aplikasi dalam penelitian ini adalah kemampuan

seorang ibu nifas melakukan sesuatu yang didasarkan pada apa yang

diketahuinya dan dipahaminya yaitu melakukan tehnik menyusui yang

baik dan benar, diukur dengan skala ordinal.

a. Baik : jika total pengetahuan ibu mengenai penerapan ≥ 60 %

b. Kurang : jika total pengetahuan ibu mengenai penerapan < 60 %

E. Tehnik Pengumpulan Data

a. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada data primer yaitu data yang

diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang

dibagikan kepada ibu nifas di Wilayah Kerja Desa Napalakura Kecamatan

Napabalano Kabupaten Muna pada Bulan Agustus - Oktober 2011.

b. Data sekunder adalah data yang di Wilayah Kerja Desa Napalakura

Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna pada buku register selama

penelitian berlangsung.

F. Instrumen penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah format pengumpulan data

yaitu kuesioner dengan wawancara.

G. Pengolahan dan Penyajian data

Pengolahan data dilakukan secara sederhana dengan mengunakan kalkulator

kemudian disajikan dalam bentuk tabel disertai penjelasan-penjelasan secara

naratif untuuk melihat distribusi frekwensi dengan rumus :

X= n⅀x100 %

Keterangan :

X = variabel yang diteliti

n = jumlah variabel yang diteliti⅀ = jumlah keseluruhan dari sampel

(Natsir M, 1998).

Page 26: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA

H. Jalannya Penelitian

1. Tahap Persiapan

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan mempersiapkan mengurus izin

penelitian kepada instansi dan melapor kepada kepala Kesbang Pol dan

Limas Kabupaten Muna sebelum melakukan kegiatan pengumpulan data di

lapangan.

2. Tahap pelaksanaan

Dimulai dengan mengambil sampel dengan metode total sampling

yaitu jumlah seluruh nifas yang mempunyai bayi di Wilayah Kerja Desa

Napalakura Kecamatan Napabalano Kabupaten Muna pada Bulan Agustus -

Oktober 2011.

3. Tahap Pengolahan dan Analisa Data

Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis serta disajikan

secara deskriptif dalam bentuk narasi dan tabel.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini disusun suatu laporan sebagai tahap akhir dari penelitian ini.

Page 27: Proposal menyusui  AKPER PEMKAB MUNA