7/27/2019 proposal efisiensi detektor.docx
1/4
A. Judul PraktikumPenentuan Efisiensi Detektor Geiger Muller
B. Latar BelakangSuatu alat tertentu pastilah memiliki tingkat kualitas tertentu, begitu pula dengan
detektor radiasi Geiger-Muller. Detektor ini memiliki tingkat keakuratan pengukuran atau
yang lebih sering disebut efisiensi. Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya efisiensi
detektor Geiger-Muller adalah jarak sumber radiasi dengan detektor dan sudut ruang, dan
lebarwindow dari detektor.
Oleh karena itu, agar mahasiswa dapat mengitung tingkat efisiensi dari suatu detector
Geiger-Muller, maka dilakukan praktikum penentuan efisiensi detector Geiger-Muller ini.
C. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimana menentukan tingkat efisiensi dari suatu detector Geiger-Muller?
D. TujuanUntuk menentukan tingkat efisiensi mutlak dan efisiensi geometri dari detektor Geiger-
Muller.
E. Luaran yang DiharapkanLuaran yang diharapkan dari eksperimen efisiensi detektor ini adalah mahasiswa dapat
menghitung tingkat efisiensi dari suatu detector Geiger-Muller dan mengetahui factor-faktor
yang menyebabkan munculnya efisiensi detector Geiger-Muller.
F. KegunaanHasil dari eksperimen efisiensi detektor ini diharapkan:
G. Tinjauan PustakaUntuk mengamati radioaktivitas diperlukan suatu peralatan yaitu detektor. Alat ini dapat
berinteraksi cukup efisien dengan sinar radioaktif. Pada umumnya detektor radiasi dibagi
dalam 3 golongan:
a. Detektor Isian Gas: Geiger-Muller, Kamar pengionan, detektor proporsional
7/27/2019 proposal efisiensi detektor.docx
2/4
b. Detektor Sintilasi: NaI(Tl), LSC, Sintasi plastik
c. Detektor semikonduktor: GeLi, HPGe, SiLi
Detektor Geiger Muller
Detektor atau pencacah untuk mendeteksi radiasi , dan diciptakan oleh Geiger-
Muller, peneliti dari Jerman Barat pada tahun 1928. Detektor GM berbeda dengan detektor
proporsional dalam beberapa hal. Proses penggandaan ionisasi (avalanche) tidak hanya
terjadi di dekat anoda saja melainkan hampir di seluruh ruangan. Selain itu avalanche juga
disebabkan oleh efek fotolistrik akibat eksitasi atom-atom molekul isian gas. Dengan
demikian penggandaan ionisasi cepat menjalar ke seluruh isi tabung detektor dan berkelan-
jutan. Hal ini mengakibatkan tinggi pulsa hanya dibatasi oleh pemadaman mendadak
(quenching), misalnya karena terjadinya awan ion yang menebal sehingga kuat medan listrik
turun drastis. Dengan demikian tinggi pulsa tidak lagi bergantung pada tenaga radiasi
partikel pengion, sehingga cocok untuk pencacahan radiasi partikel beta () [1]. Seperti
terlihat dalam gambar 1, detektor Geiger terdiri dari sebuah silinder logam dan sebuah kawat
di sepanjang sumbunya [2].
Gambar 1. Diagram skema detektor Geiger Muller. [3]
Tegangan diberikan antara anoda dan katoda diatur sesuai dengan jenis gas dan aktivitas
unsur yang diukur. Tegangan ini harus lebih tinggi daripada nilai ambang, yang didasarkan
pada gas dan geometri tabung [3]. Partikel-partikel radiasi akan menembus jendela tipis
pada salah satu ujung detektor dan masuk ke dalamnya. Partikel radioaktif ini lalu
menumbuk atom-atom gas sehingga atom-atom gas akan mengeluarkan elektron-elektron.
7/27/2019 proposal efisiensi detektor.docx
3/4
Elektron yang terlepas saat tumbukan itu ditarik ke anoda. Karena melepaskan elektron,
atom-atom gas berubah menjadi ion-ion positif. Ion-ion ini kemudian tertarik ke arah katoda.
Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat. Jadi bila ada radiasi yang masuk ke dalam
tabung tersebut, maka terjadilah ionisasi atom-atom atau molekul-molekul gas dalam tabung
itu. Ion positif akan bergerak ke katoda sedangkan ion negatif akan bergerak ke anoda [1].
Detektor Geiger Muller hanya mendeteksi partikel bermuatan, karena foton tidak
bermuatan dan karena tidak menghasilkan ion di dalam gas, maka tidak dideteksi. Efisiensi
detektor Geiger sebesar 99% untuk elektron (beta), tetapi kurang dari 1% untuk sinar X atau
sinar gamma [4]. Bagaimanapun, efisiensi untuk mendeteksi sinar X dan gamma rendah [3].
H. Metode Pelaksanaan1) Alat dan bahan
Bahan yang digunakan adalah 137Cs dengan tanggal pembuatan 2 Januari 1988 dan
aktivitas pada saat bahan tersebut dibuat adalah 1 Ci. Alat-alat yang digunakan pada
praktikum kali ini adalah seperangkat Geiger-Muller dan sebuah mistar mika transparan
sepanjang 30 cm.
2) Cara KerjaMenyiapkan alat
Gei er-Muller Counter
Memproses dan menganalisis data
Memvariasi jarak sumber radiasi dengan detektor
Mencacah disintegrasi 137Cs pada tiap menit
Menghitung aktivitas 137Cs saat praktikum ini dilakukan
Mengambil sumber radiasi 137Cs dan 60Co mengamati aktivitasdan umur paroh yang tercantum pada saat pembuatan
Melakukan cacah latar
7/27/2019 proposal efisiensi detektor.docx
4/4
3) Gambar Rangkaian Alat
I. Jadwal Kegiatana) Waktu
Eksperimen ini akan dilaksanakan pada tanggalb) Tempat
Tempat pelaksanaan eksperimen ini adalah di Laboratorium Pusat UNS Surakarta
J. Daftar Pustaka1. Reynaldo, M.F., 2001, Radioaktivitas, Departemen Fisika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, ITB., Bandung,http://Radioaktivitas.pdf, 3 Oktober 2006
2. Sears, and Zemansky, 1994, Fisika untuk Universitas 3, OptikaFisika Atom, BinaCipta, Bandung
3. Jones, E., and Childers, R., 1999, Contemporary College Physics, Mc Graw-HillCompanies,Inc., New York
4. Miller, F., and Schroeer, D., 1987, College Physics, sixth editision, Harcout BraceJovanovich Publisher, Orlando Florida
Menyimpulkan hasil
emrosesan dan analisis
Top Related