1
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
SISTEM PEMANTAU ELPIJI SEBAGAI SALAH SATU
SOLUSI ALTERNATIF UNTUK MENGURANGI RISIKO
KEJADIAN MELEDAKNYA TABUNG GAS
BIDANG KEGIATAN:
PKM – GT
Diusulkan oleh:
Raza Mulia Siregar (10416043) /2016
Firmansyah (10416056) /2016
Indah Lestari (10416063) /2016
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JAKARTA (STI&K)
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Sistem Pemantau Elpiji sebagai
salah satu Solusi Alternatif untuk
Mengurangi Resiko Kejadian
Meledaknya Tabung Gas
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Bidang Ilmu
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
: ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA (X) Teknologi
a. Nama Lengkap : Raza Mulia Siregar
b. NPM : 10416043
c. Program Studi : Sistem Informasi
d. Universitas/Institusi/Politeknik : STMIK Jakarta STI&K
e. Alamat Rumah : Jl. KH Muhasyim Raya Cilandak
Jakarta Selatan
f. No. Telephone : 08811150984
5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 (dua) orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Aqwam Rosadi Kardian, S.Kom,MM
b. NIP : 98.1.007
c. Alamat Rumah dan No. Tel/.HP : Jl.Kemang IV Blok. 86/5
Pamulang Barat – Tanggerang Selatan
081281993686
Jakarta, 20 Maret 2016
Menyetujui
Ketua Program Studi
Sistem Informasi
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Pipit Arnesia)
NIP. -
(Raza Mulia Siregar)
NPM. 10416043
Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
(Aqwam Rosadi Kardian,SKom.,MM)
NIP. 98.1.007
(Aqwam Rosadi Kardian, S.Kom,MM)
NIP. 98.1.019
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................... i
Lembar Pengesahan .............................................................................. ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................... iv
Ringkasan ............................................................................................... v
PENDAHULUAN .................................................................................... 1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 3
Manfaat Penulisan ..................................................................................... 3
GAGASAN ............................................................................................... 3
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ........................................................ 3
Gagasan yang Diajukan ............................................................................. 6
Kondisi yang Diharapkan Berubah ........................................................... 7
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan ...................................... 7
PENUTUP ................................................................................................ 9
Daftar Pustaka………………………………………………………..11
iv
DAFTAR TABEL
Table 1. Jumlah kasus ledakan tabung gas 2014-2016 .............................. 4
Table 2. ...................................................................................................... 5
v
Ringkasan
Semakin maraknya kejadian ledakan tabung gas elpiji ukuran 3 kg yang
menyebabkan jatuhnya puluhan korban. Pihak pemerintah telah mengambil solusi
berupa penjualan aksesori tabung gas ber-SNI, penarikan tabung gas yang tidak
layak pakai, dan penggantian tabung gas. Semua langkah itu ternyata belum
cukup untuk menghentikan kejadian-kejadian ledakan ini. Bahkan, masyarakat
pemakai tabung gas elpiji ukuran 3 kg sudah cenderung berpikir bahwa
pemerintah sangat lamban dalam menagani kasus ini.
Oleh karena itu, penulis menggagas sebuah solusi alternatif yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Solusi tersebut adalah dengan
membentuk sistem pemberdayaan dan pemantauan yang dilakukan masyarakat
sendiri melalui kelompok yang disebut Juru Pemantau Elpiji (Jumanji).
Program ini memberikan solusi alternatif berkaitan dengan aksi nyata yang
dapat dilakukan dengan segera untuk penanganan kasus ledakan tabung gas elpiji
ukuran 3 kg ini. Karena masyarakat tidak membutuhkan janji-janji yang tidak
direalisasikan untuk penanganan kasus yang marak terjadi ini akan tetapi aksi
nyata agar masyarakat tidak lagi takut menggunakan tabung gas elpiji 3 kg. Solusi
ini nantinya akan melibatkan beberapa pihak yang memang akan berperan banyak
dalam solusi ini.
Harus diakui program ini memiliki peluang dan tantangan yang sangat
besar bagi mahasiswa, masyarakat, dan juga pemerintah. Peluang yang ditawarkan
adalah program ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu sebagai
pengabdi kepada masyarakat. Dalam pelaksanaan Jumanji dapat berpengaruh
signifikan dalam menurunkan kasus ledakan tabung gas karena langsung
melakukan inspeksi kerumah-rumah penduduk dan tempat-tempat penjualan
tabung gas elpiji sehingga dapat langsung menangani tabung-tabung yang sudah tidak
layak pakai. Selain itu, peluang yang ada dalam program ini ialah pembentukan
kader dan pencerdasan yang dilakukan Satgas Teknis yang berkoordinasi dengan
mahasiswa dapat mencegah ledakan-ledakan yang mungkin terjadi kembali.
Sedangkan tantangan untuk merealisasikan gagasan ini ialah persoalan birokrasi
yang mungkin akan sulit atau berbelit-belit. Jika melihat peluang dan tantangan
yang ada di program ini, maka program Jumanji ini dapat diterpakan kepada
masyarakat.
Rekomendasi yang diajukan oleh penulis adalah pembentukan LSM
sebagai wadah resmi program ini. LSM dipilih karena pembentukannya yang
cenderung lebih mudah dan bersifat nonpartisan. Serta bersifat netral karena
independensi yang ada pada LSM.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, kebutuhan energi di dalam negeri semakin
meningkat. Namun, hal ini tidak diikuti dengan meningkatnya ketersediaan
sumber energi utama Bahan Bakar Minyak (BBM) karena keterbatasan jumlah
cadangannya. Menurut Pertamina, setiap tahunnya pemerintah menganggarkan
dana + Rp 50 Trilyun untuk mensubsidi BBM yang terdiri atas minyak tanah,
premium, dan solar. Dari ketiga jenis bahan bakar ini, minyak tanah adalah jenis
bahan bakar yang mendapat subsidi terbesar, yaitu lebih dari 50% anggaran subsidi BBM digunakan untuk subsidi minyak tanah.
1 Dari tahun ke tahun,
anggaran ini semakin tinggi karena tren harga minyak dunia yang cenderung
meningkat. Hal ini membuat pemerintah Indonesia harus menyusun strategi untuk
menyelesaikan permasalahan ini.
Dengan melihat potensi alam Indonesia yang kaya akan sumber energi
gas, pemerintah membuat sebuah program konversi pengunaan minyak tanah ke
Liquefied Petroleum Gas (LPG). Program ini bertujuan untuk mengurangi subsidi
BBM dengan mengalihkan pemakaian minyak tanah ke LPG. Program ini
diimplementasikan dengan membagikan paket yang terdiri dari tabung gas 3 kg,
kompor gas, selang, dan regulator kepada rumah tangga dan usaha mikro
pengguna minyak tanah secara gratis. Program ini ditugaskan kepada Pertamina
dengan berkoordinasi dengan kementrian terkait dan direncanakan
pelaksanaannya secara bertahap antara tahun 2007-2010.
Penggunaan LPG sebagai sumber energi utama pengganti minyak tanah
memang memiliki banyak keuntungan. Salah satu keuntungannya adalah
pemerintah dapat menghemat 15-20 trilyun subsidi BBM per tahun (Pertamina).
Dari segi keamanan, Pertamina menyatakan bahwa LPG aman digunakan karena
tabung LPG telah memenuhi standar safety SNI 19-1452-2001. Meskipun telah
dijamin keamanannya oleh Pertamina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas
pengadaan tabung gas 3 kg, kenyataan di lapangan menunjukkan banyak kasus
ledakan tabung gas 3 kg yang terjadi. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir,
berita tersebut semakin sering terdengar seiring dengan semakin luasnya
jangkauan peredarannya. Tentunya, ledakan gas tersebut menimbulkan kerugian
yang besar mulai dari material hingga korban jiwa.
Menanggapi hal ini, pemerintah melalui Menkokesra Agung Laksono
menyatakan bahwa pemicu dari maraknya kasus ledakan gas LPG bukanlah
karena tabung gas yang bermasalah. Hal ini karena tabung gas telah diseleksi
sebelumnya Pernyataan Agung Laksono tersebut berbanding terbalik dengan
kenyataan yang ditemukan di masyarakat. Berdasarkan hasil survei yang
dilakukan Pertamina, dapat diketahui bahwa 46% dari 300 ledakan dipicu oleh kerusakan tabung
2
Hal tersebut diperkuat dengan investigasi yang dilakukan BPPT. Hasil
investigasi BPPT menyebutkan bahwa ledakan yang terjadi dipicu oleh kualitas
tabung gas dan peralatan pendukungnya yang tidak layak. Menurut hasil
penelusuran BPPT, tabung gas 3 kg ternyata banyak yang tidak memenuhi syarat
keselamatan. Salah satunya adalah ketebalan tabung. Fakta yang ditemukan di
pasaran, ternyata banyak tabung gas yang ditemukan memiliki ketebalan kurang
dari 250 mm sebagai standar yang ideal. Selain itu, berdasarkan hasil pengujian Badan Standardisasi Nasional
(BSN), sebanyak 66% tabung gas yang diuji ternyata tidak layak pakai. Masalah tidak
hanya ada pada tabung gas, tetapi juga pada accessories seperti kompor gas, selang,
dan regulatornya. Hasil uji BSN menunjukkan sebanyak 50% kompor gas yang
beredar di masyarakat tidak layak. Ada pun untuk regulator, ada 20% dari uji
sampel yang dinyatakan tidak layak dan untuk selang dinyatakan 100% yang tidak layak.
3
Beredarnya tabung gas yang tidak layak di masyarakat disinyalir bukan
merupakan kesalahan Pertamina karena pada dasarnya Pertamina sebagai pihak
yang bertanggung jawab atas pengadaan tabung gas telah memproduksi tabung
gas yang layak pakai dan telah lulus sertifikasi SNI dalam jumlah yang ditentukan
pemerintah. Maka maraknya tabung gas tak layak yang beredar di masyarakat
disinyalir merupakan tabung gas palsu yang diproduksi oleh perusahaan tertentu
tanpa pemberitahuan pihak yang terkait. Hal ini dibenarkan oleh kementrian
BUMN karena Pertamina sebagai produsen gas tidak mungkin menambah jumlah
tabung yang beredar sesuai ketentuan yang digariskan pemerintah.
Melihat fakta yang terjadi di masyarakat, dapat dikatakan bahwa sistem
manajemen pengelolaan tabung gas masih buruk. Hal ini bermuara pada
rendahnya pengawasan yang dilakukan pemerintah terhadap persoalan konversi
LPG ini sendiri. Rendahnya pengawasan mengakibatkan pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab mengambil keuntungan darinya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa proyek pengadaan tabung gas ini ditaksir mencapai triliunan rupiah.
Rendahnya pengawasan juga mengakibatkan pedoman teknis untuk LPG yang
telah ditetapkan untuk keamanan dan keselamatan masih dilanggar atau tidak
dipatuhi. Selain faktor pengawasan yang belum berjalan dengan baik, faktor lain
yang ikut mempengaruhi maraknya ledakan tabung gas ini adalah faktor
pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang relatif masih rendah tentang
bagaimana cara menggunakan tabung gas dan perlengkapannya secara aman dan
benar.
Pada awalnya muncul keraguan di masyarakat ketika pemerintah membuat
program pemasyarakatan kompor gas seiring pengurangan penggunaan minyak
tanah. Bahkan sebagian masyarakat menolak pengalihan minyak tanah ke elpiji.
Di sebagian wilayah di Jonggol dan Cariuk, Kabupaten Bogor, masyarakat
menjual kompor dan tabung gas yang mereka dapat dari pemerintah.
Ada pula warga di Bekasi yang tidak mau menyalakan kompor gasnya dan
menyimpannya. Namun konversi yang terus berjalan menempatkan masyarakat,
mau tidak mau, harus menerima program konversi karena langkanya minyak
tanah. Meskipun pemerintah telah melakukan sosialisasi terkait hal ini, tetapi hal ini
belum rata menyeluruh menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
3
Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk menyikapi beberapa
permasalahan yang terjadi akibat adanya konversi minyak tanah ke LPG seperti
rendahnya pengawasan, beredarnya tabung gas beserta perlengkapannya yang
tidak layak dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai prosedur
penggunaan tabung gas secara aman. Hal ini demi menjamin keselamatan dan
keamanan masyarakat terhadap pengunaan LPG tersebut sebagai sumber energi
utama pengganti minyak tanah.
Tujuan Penulisan
Karya tulis ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara aktual
mengenai kondisi yang terjadi di masyarakat akibat adanya program konversi
minyak tanah ke LPG dengan menyajikan beberapa fakta atau informasi terkait secara
statistik. Hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk evaluasi atas berjalannya program
konversi minyak tanah ke LPG selama kurang lebih 3 tahun. Selain itu, tulisan ini
juga bertujuan untuk memberikan gagasan yang dapat dijadikan solusi untuk
perbaikan dan penyelesaian masalah yang ada.
Manfaat Penulisan
Karya tulis ini menjadi penting mengingat sumber energi LPG merupakan
kebutuhan yang penting bagi masyarakat saat ini mengingat subsidi terhadap
BBM khususnya minyak tanah tidak mungkin dilakukan karena jumlahnya yang
semakin sedikit dan biayanya yang cenderung naik meskipun pada prakteknya di
lapangan, masih terdapat beberapa masalah keselamatan penggunaannya. Kedua
hal tersebut menjadi hal yang dilematis baik untuk pemerintah maupun
masyarakat.
Dengan adanya tulisan ini diharapkan program konversi minyak tanah ke
LPG ini dapat tetap berjalan sehingga pemerintah dapat melakukan penghematan
biaya. Selain itu, diharapkan juga masyarakat tidak resah dalam menggunakan
tabung gas beserta perlengkapannya dan kejadian ledakan gas dapat dihindari atau
paling tidak diminimalkan.
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Program Konversi Minyak Tanah ke LPG merupakan program pemerintah
yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian
minyak tanah ke LPG. Akibat program ini, masyarakat yang biasanya
menggunakan kompor minyak seolah dipaksa untuk menggantinya dengan
kompor gas. Program ini sendiri sudah berjalan ± 3 tahun yaitu antara tahun 2014- 2016.
4
Seiring dengan berjalannya program ini, sering terdengar berita kebakaran
yang disebabkan oleh tabung gas dan atau beserta accessories pendukungnya. Berikut
adalah data statistik mengenai jumlah ledakan tabung gas :
Table 1. Jumlah kasus ledakan tabung gas 2014-2016
Kasus 2014 2015 2016
Jumlah Kasus 14 7 15
Tewas 2 12 13
Luka-luka 27 21 49
Rumah terbakar 5 231 3
Rumah rusak 14 21 49
Kendaraan rusak 0 15 4
Sumber : Litbang Kompas 2016
Berdasarkan Litbang Kompas, 86,1% ledakan terjadi di kawasan rumah
penduduk. Jika dilihat dari wilayahnya, jumlah ledakan di wilayah jabodetabek
lebih banyak daripada di luar jabodetabek. Ledakan tabung gas yang terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebocoran gas pada tabung,
selang dan regulator; beredarnya tabung gas, selang, dan regulator yang tidak
layak pakai; kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan tabung
dan accessories-nya secara aman dan benar. Berdasarkan investigasi yang dilakukan BSN, dapat diketahui bahwa ada
sebanyak 66% tabung gas dan 50% kompor gas yang tidak layak dipakai beredar
di pasaran. Ada pun untuk regulator ada 20% dan selang 100% yang tidak
memenuhi standar yang ditentukan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, program konversi LPG ini
ditanggungjawabkan kepada Pertamina dan kementrian terkait. Dalam tataran
pelaksanaan, pemerintah termasuk Pertamina perlu meningkatkan sosialisasi
terutama cara penggunaan gas yang aman hingga mengawasi distribusi gas dan
tabung dan kelengkapannya, sejak dari produsen hingga konsumen. Akan tetapi,
melihat fakta yang ada dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dan
sosialisasi belum terealisasi dengan baik.
Solusi yang ditawarkan sebelumnya
Ada berbagai alternatif solusi yang dibuat untuk menyelesaikan masalah
ini yang pada dasarnya merupakan masalah yang kompleks dan lintas sektor.
Gagasan solusi diberikan oleh beberapa pihak terkait mulai dari Pertamina,
kementrian terkait seperti Menkokesra, YLKI, BBPT, hingga anggota DPR. Akan
tetapi, masing-masing solusi yang ditawarkan tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan yang
matang untuk memutuskan solusi terbaik bagi masyarakat dan tidak
menguntungkan pihak atau pemangku kepentingan tertentu. Solusi yang
dihasilkan idealnya tidak menimbulkan permasalahan yang baru. Berikut merupakan
gagasan atau solusi yang pernah ditawarkan:
5
Table 2.
Solusi yang ditawarkan terkait permasalah yang ditimbukan program konversi gas
No Pengusul gagasan Gagasan Solusi Keterangan
1 YLKI Penarikan kembali semua tabung gas dari
masyarakat.
Tidak/belum
terealisasi
2 BPPT Mengganti tabung gas yang sudah beredar di
masyarakat dengan tabung gas yang telah di-
design oleh BPPT.
Tidak/belum
terealisasi
3 Pemerintah
(Pertamina)
Menyediakan selang dan tabung ber-SNI
untuk masyarakat di agen-agen resmi.
Sedang terealisasi
4 Pertamina Membentuk Satgas teknis Elpiji Sedang terealisasi
sejak 7 Juli 2010
5 Kemenkokesra Membentuk tim penanggulangan ledakan
tabung gas yang beranggotakan pemangku
kepentingan dengan Menkokesra sebagai
koordinator.
Belum terealisasi
6 Asosiasi Industri
Tabung Baja
(Asitab)
Membentuk badan pengawas pelaksanaan
konversi minyak tanah ke LPG
Tidak/belum
terealisasi
Sumber: Berbagai sumber
Seperti yang telah disebutkan di atas, gagasan solusi yang telah ditawarkan
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Gagasa untuk menarik
kembali semua tabung gas yang telah beredar dirasa tidak efektif karena selain
sulit dilakukan, tetapi juga membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai ± 4,4
triliun. Solusi yang ditawarkan BPPT untuk mengganti design tabung yang telah
ada sebelumnya dengan design dari BPPT meskipun di nilai bagus karena dijamin
lebih aman, tetapi juga membutuhkan biaya yang banyak melebihi biaya
penarikan kembali semua tabung yang beredar.
Dari beberapa usulan yang tertera di tabel, kebanyakan ialah membentuk
sebuah tim atau badan yang berfungsi mengawasi pelaksanaan program konversi
ini dan beranggotakan pihak-pihak yang terkait. Gagasan ini dirasa cukup baik
mengingat pengawasan terhadap pelaksanaan program konversi yang masih
rendah. Namun perlu diketahui bahwa sejak awal program konversi minyak tanah
ke LPG, fungsi pengawasan itu sudah ada dan diamanahkan kepada pihak-pihak
terkait seperti Kementrian Perindustrian dan Kementrian perdagangan. Dengan
membentuk sebuah badan pengawasan yang memiliki fungsi khusu dalam hal
pengawasan, diharapkan pengawasan terhadap pelaksanaan program konversi
dapat berjalan dengan baik dan meminimalkan risiko yang membahayakan
masyarakat.
Solusi-solusi yang diberikan dari berbagai pihak-pihak tersebut terlihat
sederhana meskipun masih terdapat kelemahan di dalamnya. Jika solusi ini
diterapkan, ada kemungkinan tidak akan menyelesaikan masalah melainkan akan
menimbulkan masalah baru atau tidak menutup kemungkinan akan terjadi
permasalahan yang sama jika solusi tersebut diterapkan. Menurut penulis, hal ini
6
dapat saja terjadi karena solusi ini tidak menindaklanjuti sistem yang bekerja
tetapi kebanyakan hanya menyalahkan produk yang beredar.
Gagasan yang Diajukan
Untuk mengatasi persoalan ini, maka gagasan yang ditawarkan penulis
adalah dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat yang akan dilakukan
oleh penulis sebagai mahasiswa dan bekerja sama dengan Satgas yang
sebelumnya telah dibentuk oleh Pertamina. Penulis sebagai mahasiswa tidak boleh
melupakan peran sebagai kaum akademisi yang seharusnya dapat ikut
berpartisipasi di dalam suatu kegiatan untuk membantu permasalahan yang ada di
masyarakat sekarang. Permasalahan maraknya peledakan tabung gas elpiji ini
merupakan permasalahan yang harus segera ditanggulangi. Hal ini harus
dilakukan agar masyarakat tidak takut untuk memakai tabung gas elpiji sebagai energi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Upaya pemberdayaan dilakukan dengan membentuk suatu kelompok yang
terdapat di masyarakat pada setiap daerah. Setiap kelompok terdiri dari beberapa
anggota masyarakat yang telah ditunjuk Satgas Pertamina. Kelompok ini memiliki
fungsi untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat sekitar di wilayah
mereka dan melakukan pemantauan terhadap kondisi kelayakan tabung gas dan
aksesorisnya dari rumah ke rumah secara rutin dalam periode waktu tertentu.
Apabila di dalam pemantauan yang dilakukan ternyata ditemukan masalah, maka
kelompok ini segera melapor kepada Satgas Pertamina dan memberikan
peringatan kepada masyarakat agar dapat dilakukan upaya antisipasi bahaya.
Kelompok ini kemudian disebut sebagai Juru Pemantau Elpiji (Jumanji). Sebelum
malaksanakan tugasnya, Jumanji ini terlebih dahulu diberi pelatihan atau diberi
pencerdasan oleh mahasiswa dan Satgas Pertamina.
Dengan tambahan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama
yang berada di masyarakat, maka pemberdayaan masyarakat dan juga
pencerdasan masyarakat yang berada di lingkungan itu akan semakin mudah
untuk dilakukan. Hal tersebut karena peran tokoh masyarakat dan tokoh agama
yang berada di masyarakat sangatlah penting di dalam masyarakat. Pembentukan program Juru Pemantau Elpiji (Jumanji) ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan kepada masyarakat dari mereka, untuk mereka, dan
oleh mereka sendiri. Jumanji ini sendiri diberi pengetahuan dan keterampilan
terlebih dahulu oleh mahasiswa dan juga dengan bekerja sama dengan Satgas
Pertamina. Penulis sebagai mahasiswa juga harus ikut ambil bagian dari program
ini mengingat salah satu fungsi mahasiswa dalam tri dharma perguruan tinggi
negeri yaitu pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian pada masyarakat
merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi sebagai mahasiswa
terhadap masyarakat yang bersiafat kongkrit dan langsung dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat. Pembentukan program Juru Pemantau Elpiji (Jumanji) ini merupakan satu
dari banyak alternatif untuk menyelesaikan masalah yang berkembang di
masyarakat saat ini. Program Jumanji merupakan solusi terbaik yang penulis
tawarkan. Mengingat pengawasan yang dilakukan pemerintah belum maksimal,
dengan adanya Jumanji maka dapat membantu pemerintah dalam melakukan
pengawasan atau pemantauan dari bawah (masyarakat langsung). Selain itu,
7
mengingat pengetahuan masyarakat yang masih rendah, maka Jumanji dapat
memberikan solusi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga
masyarakat memiliki kemampuan untuk memakai tabung gas LPG dengan benar
dan aman. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menjadi lebih waspada
terhadap tabung palsu yang banyak beredar di masyarakat. Masyarakat pun akan
mengetahui perbedaan tabung yang berbahaya untuk digunakan dengan tabung
yang aman untuk digunakan.
Kondisi yang Diharapkan Berubah
Apabila gagasan yang diberikan oleh penulis dijalankan maka kondisi
yang akan terjadi di masyarakat ialah meningkatnya pengetahuan masyarakat
tentang pemakaian yang aman terhadap tabung LPG, cara-cara yang dilakukan
ketika terjadi kondisi berbahaya pada tabung LPG, dan lain sebagainya. Tidak
cukup di situ, dengan melaksanakan gagasan yang ditawarkan penulis,
pemantauan terhadap kondisi tabung gas dan perlengkapannya di masyarakat
akan lebih baik. Hal ini merupakan upaya preventif yang efektif untuk mencegah
terjadinya ledakan tabung gas. Jumanji menumbuhkan sistem pengawasan dini oleh masyarakat.
Pengawasan yang paling baik ialah pengawasan dari sumber terjadinya
kecelakaan akibat meledaknya tabung gas. Ini merujuk kepada pengawasan
langsung dari pemakai langsung tabung gas LPG karena nantinya masyarakat
dapat menilai sendiri tabung yang digunakan apakah sesuai standar atau tidak.
Apabila hal ini terjadi maka presentasi kecelakaan akibat meledaknya tabung gas
akan semakin di minimalisasikan dan ditekan sampai angka mendekati nol.
Kondisi ini dapat menumbuhkan kembali rasa percaya masyarakat
terhadap tabung gas yang sering meledak akhir-akhir ini karena tabung gas
merupakan sesuatu yang efisien, hemat, dan murah serta aman digunakan apabila
mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memakainya. Apabila sudah muncul
rasa percaya masyarakat maka masalah yang ada akan terselesaikan dengan
sendirinya. Pemerintah juga akan diuntungkan karena masalah yang dihadapi
sampai saat ini terselesaikan dan juga pemerintah tidak perlu panik terhadap
meledaknya tabung gas yang marak terjadi pada saat ini.
Pihak-pihak yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Mengimplementasikan Gagasan
Pihak pertama yang harus menjadi prioritas utama dalam implementasi
gagasan adalah PT Pertamina. Hal ini disebabkan karena mereka yang bertindak
sebagai produsen tabung gas elpiji. Lalu, selanjutnya ada Satgas Teknis yang dibentuk PT Pertamina sebagai
respon dari banyaknya ledakan yang terjadi. Tugas-tugas satgas ini antara lain:
a. Meningkatkan pengawasan mutu (quality control) sesuai SNI yang
memberi sertifikat barang tersebut layak digunakan secara teknis.
Kegiatan tanggung jawab social perusahaan (corporate social
responsibility/CSR) reguler melakukan pemeriksaan terhadap konversi.
8
b. Pengawasan mutu terhadap tabung elpiji 3 kg di seluruh jalur distribusi,
mulai dari pabrikan, Pertamina, tempat diisi, sampai ke agen secara acak
kepada masyarakat. c. Inspeksi, misal agen yang menggunakan tabung di luar penyaluran
Pertamina.
d. Memberikan asuransi bagi pengguna tabung 3 kg yang mengalami
kecelakaan yang disebabkan terbukti di lapangan karena kebocoran gas
elpiji, termasuk korban kebakaran baik yang meninggal maupun masuk
Rumah Sakit.
e. Agen SPBE harus melengkapi tabung 3 kg dengan rubber seal (karet
hitam).
f. Pengujian spketrometer untuk menguji ketebalan logam, memenuhi
spesifikasi baja yang dipakai dan ketebalannya.
g. Investigasi jika ada insiden di lapangan
h. Sosialisasi tips menggunakan elpiji yang aman.
i. Bekerjasama dengan aparat untuk inspeksi pabrikan tabung elpiji.
Pabriknya ada lebih dari 70 di Indonesia. Kapasitas sudah melebihi dari 50
juta per tahun, sedangkan penggunaan tabung elpiji itu lebih rendah,
sehingga di lapangan terjadi kelebihan suplai (over supply).
j. Pemberian stiker instruksi penggunaan tabung
Pihak lain yang akan berperan antara lain mahasiswa dan masyarakat itu
sendiri. Mahasiswa dan masyarakat, terutama yang telah menjadi kader, akan
berkoordinasi dengan satgas yang telah dibentuk PT Pertamina dalam
melaksanakan program peninjauan tabung gas elpiji secara berkala. Mereka yang
secara aktif berperan sebagai juru pemantau elpiji di lingkungan masyarakat
sebagai tatanan pemantau terendah dalam sistem pengawasan nasional.
Langkah Strategis
Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan pihak-pihak yang telah
disebutkan di subbab sebelumnya antara lain:
a. Mahasiswa membuat sebuah perkumpulan atau organisasi untuk mengkaji
permasalahan tabung gas. Organisasi ini diutamakan beranggotakan
mahasiswa dari jurusan K3 (Kesmas) dan teknik. Selanjutnya organisasi
yang dibentuk mahasiswa ini berfungsi membantu Pertamina melakukan
intervensi ke masyarakat. b. Mahasiswa memberikan proposal gagasan dan presentasi dihadapan
Pertamina terkait program Juru Pemantau Elpiji (Jumanji).
c. Melalui Satgas Pertamina, Pertamina melakukan sosialisasi program
Jumani kepada pihak terkait.
d. Satgas Pertamina dibantu mahasiswa menunjuk masyarakat di masing-
masing wilayah untuk menjadi kader.
e. Satgas dibantu Pertamina memberikan pelatihan berupa pemberian
pengetahuan dan keterampilan kepada kader yang telah ditunjuk mengenai
seluk-beluk tabung gas dan perlengkapannya, termasuk cara penggunaan
yang baik dan aman.
9
f. Kader yang telah ditunjuk selanjutnya memberikan pengetahuan kepada
masyarakat sekitar wilayahnya dari pelatihan yang mereka peroleh. g. Selanjutnya para kader dibantu oleh Satgas Pertamina melakukan
pemantauan terhadap kelayakan tabung gas dan perlengkapannya dari
rumah ke rumah secara rutin dalam periode waktu tertentu (seminggu
sekali, dua minggu sekali, atau sebulan sekali)
h. Kader, mahasiswa, dan Satgas saling berkoordinasi dalam menjalankan
program Jumanji ini.
i. Sebuah Model : PERTAMINA
Mahasiswa SATGAS Masyarakat
JURU PEMANTAU
ELPIJI
j. Sebagai rekomendasi, keberlangsungan program dirasa perlu diperhatikan.
Maka, pendirian suatu wadah resmi yang dapat menjamin kelangsungan
dan kontinuitas program diperlukan. Hal ini juga diperlukan agar setiap
gerakan atau program dapat dilaksanakan secara lebih terorganisasi
dengan baik. Wadah yang dapat dijadikan rekomendasi adalah Lembaga
Swadaya Masyarakat. Alasannya, pendirian sebuah LSM tergolong mudah
dan organisasi ini bersifat nonpartisan yang dengan kata lain tidak berada
di bawah komando pemerintah. Statusnya yang bukan berada di bawah
komando pemerintah dapat mempermudah fungsi pengawasan dan
pencerdasan kepada masyarakat.
PENUTUP
Masalah peledakan tabung gas yang marak terjadi sangatlah meresahkan
pemerintah maupun masyarakat. Beberapa elemen masyarakat pun sampai ada
yang meninggalkan tabung gas karena berbahaya bagi mereka. Kepercayaan
masyarakat pun semakin rendah terhadap pemakaian tabung gas. Rendahnya
kepercayaan masyarakat terhadap tabung gas menurunkan minat masyarakat
untuk memakai tabung gas. Padahal tabung gas mempunyai banyak kelebihan dari
pada energi lain seperti minyak tanah dan kayu bakar lebih efisien, murah, dan
sebenarnya tabung gas ini aman untuk digunakan apabila pengetahuan masyarakat
cukup.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka salah satu solusi yang
ditawarkan penulis ialah dengan membentuk Juru Pemantau Elpiji (Jumanji).
10
Program ini merupakan salah satu solusi yang menurut penulis sangat baik untuk
diimplementasikan karena dengan program ini dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan juga pemantauan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk
masyarakat.
Program Jumanji ini nantinya diimplementasikan melalui kerjasama antara
mahasiswa sebagai pengabdi masyarakat pada tri dharma perguruan tinggi dengan
satgas LPG yang digagas oleh pertamina dan masyarakat itu sendiri. Program
Jumanji mengajarkan masyarakat tentang penggunaan tabung gas yang aman dan
juga cara untuk menghindari risiko kecelakaan akibat tabung gas. Program ini
dilakukan dengan membentuk kelompok kader di dalam masyarakat yang terdiri
dari beberapa warga yang telah ditunjuk Satgas Pertamina. Kemudian kelompok
tersebut diberi pencerdasan oleh Satgas Pertamina dan mahasiswa agar nantinya
kelompok ini dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat di sekitarnya dan
dapat melakukan fungsi pengawasan.
Apabila pemberdayaan yang dilakukan melalui program Jumanji ini
berhasil, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemakaian tabung gas akan
kembali. Hal ini dapat terjadi karena menurunnya jumlah kejadian ledakan tabung
gas seiring dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat
untuk mencegah risiko terjadinya ledakan tabung gas. Tidak hanya pengetahuan
yang didapatkan masyarakat, akan tetapi juga sistem pengawasan dini oleh
masyarakat.
Dampak solusi yang penulis berikan dapat menyelesaikan permasalahan
yang ada di masyarakat dengan bantuan masyarakat itu sendiri. Pemerintah pun
dapat diuntungkan karena masyarakat semakin percaya dengan penggunaan
tabung gas yang beredar di masyarakat. Tidak hanya pemerintah, akan tetapi juga
masyarakat diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk
mendapatkan energi yang aman dalam kegiatan rumah tangga.
Tabung gas merupakan energi yang aman dan murah apabila diimbangi
dengan pengetahuan masyarakat yang cukup. Tabung gas bukan merupakan “bom
waktu” yang mengancam masyarakat setiap waktu. Akan tetapi tabung gas
merupakan energi yang baik digunakan untuk masyarakat. Indonesia mempunyai
persedian gas yang banyak untuk menjadi energi yang dapat dikemas menjadi
energi yang dipakai di rumah tangga. Masyarakat inidonesia seharusnya
berbangga akan itu dan mencoba menjadikan energi gas menjadi energi yang
tidak perlu ditakuti dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
:
11
DAFTAR PUSTAKA
Amrullah, Himanda. 2010. DPR Dorong Pemerintah Bentuk Satgas Elpiji.
http://www.mediaindonesia.com/read/2010/06/17/149449/20/2/DPR-
Dorong-Pemerintah-Bentuk-Satgas-Elpiji [17 Juli 2016]
Asmarini, Wilda. 2010. Inilah 10 Tugas Satgas Elpiji Pertamina.
http://economy.okezone.com/read/2010/05/08/320/330649/inilah-10
tugas-satgas-elpiji-pertamina [17 Juli 2016]
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pertamina. 2010. Apa yang dimaksud dengan program Konversi Minyak Tanah ke
LPG?. http://www.pertamina.com [17 Juli 2016]
Pertamina. 2010. Apakah tabung Elpiji 3 kg mudah meledak?.
http://www.pertamina.com [17 Juli 2016]
Pertamina. 2010. Buku Pintar Petunjuk Aman Penggunaan Elpiji 3 Kg Pertamina.
Jakarta: PT Pertamina.
Pertamina. 2010. “Pengadaan material elpiji 3 kg penuhi persyaratan SNI”.
http://www.pertamina.com/index.php?option=com_content&task=view&i
d=5482&Itemid=33 [30 April 2016]
Pertamina. 2010. Sekilas tentang Program Konversi Minyak Tanah ke LPG.
http://www.pertamina.com [17 Juli 2016]
Purwoko, Chamdan dan Yusuf Waluyo Jati. 2010. Kenali ‘Melon Baja’, Hindari
Ledakan. http://bsn.go.id [17 Juli 2016]
Silitonga, Linda T. 2010. YLKI: Tabung Gas 3 Kg Harus Ditarik Kembali.
http://web.bisnis.com/sektor-riil/perdagangan/1id192266.html [10 Juli
2016]
Simamora, Johan. 2010. Disinyalir Beredar Tabung LPG 3 kg Palsu.
http://koranbaru.com/disinyalir-beredar-tabung-lpg-3-kg-palsu [17 Juli
2016]
Siswanto. 2010. Rentetan Panjang Ledakan Elpiji di Jakarta.
http://metro.vivanews.com/news/read/146512-
kasus_kasus_ledakan_tabung_gas_di_jakarta. [3 Mei 2016]
:
12
BIODATA KETUA DAN ANGGOTA
A. Identitas Ketua
1 Nama Lengkap Raza Mulia Siregar 2 Jenis Kelamin Pria
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10416043
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 13 Juli 1998
6 E-mail razaregar @gmail.com
7 Nomor Telepone/HP 08811150984
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
CILANDDAK
NEGERI 68
JAKARTA
NEGERI 70
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus
2004/2010 2010/2013 2013/2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan
hari temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Jakarta, 20 Maret 2016
Pengusul
(Raza Mulia Siregar)
:
13
A. Identitas Anggota 1
1 Nama Lengkap Firmansyah 2 Jenis Kelamin Pria
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10416056
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 18 Mei 1998
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 08816181249
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
KALIBATA
NEGERI 182
JAKARTA
FATAHILAH
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus
2004/2010 2010/2013 2013/2016
C. Pemakalah Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudiaan hari
temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Jakarta, 20 Maret 2016
Pengusul
(Firmansyah)
:
14
A. Identitas Anggota 2
1 Nama Lengkap Indah Lestari 2 Jenis Kelamin Wanita
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NIP/NIDN 10416063
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 12 Januari 1998
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 089621131795
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama lstitusi NEGERI
GROGOL
SELATAN
NEGERI 48
JAKARTA
SMKN 30
JAKARTA
Jurusan - - -
Tahun Masuk-
Lulus
2004/2010 2010/2013 2013/2016
C. Pemakalab Seminar Ilmiab ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari
temyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenamya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-AI.
Jakarta, 20 Maret 2016
Pengusul
(Indah Lestari)
:
15
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
A. ldentitas Diri
1 Nama Lengkap Aqwam Rosadi Kardian, SKom.,MM
2 Jenis Kelamin Pria
3 Program Studi Sistem Informasi
4 NlP/NIDN 98.1.007 I 0325066302
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 25 Juni 1963
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepone/HP 0812-8199-3686
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Istitusi Ar-Rahman Negeri 33 Jakarta Negeri 26 Jakarta
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1972/1973 1978/1979 1982/1983
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No Nama Pertemuan
Ilmiah I Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktudan
Ternpat
1
2
3
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir ( dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudiaan hari temyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian
biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Hibah PKM-KC.
Jakarta, 20 Maret 2016
(Aqwam Rosadi Kardian, SKom.,MM)
Top Related