1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahEnergi listrik telah mejadi salah satu kebutuhan primer manusia pada saat
ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan populasi penduduk Indonesia maka permintaan akan listrik juga meningkat. Oleh karena itu pemerintah berupaya untuk memenuhi permintaan listrik tersebut dengan membangun pembangkit listrik dengan beberapa tenaga seperti tenaga air, panas bumi, uap, dan gas.
Teknologi terbaru yang sedang dikembangkan adalah Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap atau PLTGU. Pada prinsipnya PLTGU adalah penggabungan PLTG dan PLTU, dengan siklus tertutup yang terdiri dari siklus turbin gas dan siklus turbin uap, dimana gas hasil pembakaran dari turbin gas tidak langsung dibuang ke lingkungan, namun digunakan sebagai pemanas air pada HRSG.
Pada prosesnya, PLTGU memerlukan zat cair seperti air, bahan bakar, dan minyak pelumas, yang digunakan dalam beberapa system sesuai keperluan. Dalam melaksanakan transfer atau perpindahan semua jenis zat cair tidak mungkin menggunakan tenaga manusia secara manual karena memerlukan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu, untuk memindahkan zat cair yang terdapat di Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap, apakah bahan bakar, air laut dan air tawar, dan minyak pelumas seperti yang telah disebutkan di atas, maka diperlukan pompa, sebuah alat yang mampu memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikan tekanan cairan.
Banyak pompa yang bekerja di PLTGU, salah satunya adalah pompa kondensat utama di turbin uap. Pompa ini berfungsi untuk memindahkan air murni dari hotwell ke dearator. Air murni ini berasal dari pendinginan uap panas pada kondensor, yang merupakan uap buangan dari turbin uap, dimanq saat pompa bekerja akan terjadi beberapa kerusakan yang mengurangi efisiensi kerja pompa. Salah satunya kebocoran poros pompa yang disebabkan oleh menipisnya gland packing.
Gland packing merupakan system penyekatan pompa, yang sangat berperan dalam menentukan bagus tidaknya kinerja pompa. Oleh karena itu penulis ingin membahas perawatan pada pompa kondensat khususnya gland packing sebagai????
1.2 Tujuan
2
1. Melakukan studi mengenai pemeliharaan pompa kondensat di turbin uap pada PLTGU Indonesia Power Unit Bisnis PembangkitanS Priok.
2. Melengkapi nilai mata kuliah Kerja Praktek pada jurusan Teknik Konversi Energi sebanyak 2 sks.
1.3 Batasan Masalah
1. Gambaran umum system air kondensat
2. Prinsip kerja pompa sentrifugal axial khususnya pompa kondensat
3. Pemeliharaan pompa kondensat khususnya pada penipisan gland
packing
4. Cara kerja Pusat Listrik Tanaga Gas Dan Uap di UBP Priok secara
umum.
5. .
1.4 Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan selama melaksanakan kerja
praktik adalah dengan studi literature dan observasi di lapangan kerja.
1.5 Waktu Pelaksanaan dan Lokasi Kerja PraktekKerja praktik ini dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis
Pembangkitan Priok, Jl. Laks. Laut R.E. Martadinata, Tanjung Priok, Jakarta Utara
14310. Waktu pelaksanaan kerja praktik mulai tanggal 18 Juli 2011 sampai
dengan 18 Agustus 2011.
1.6 Sistematika Penulisan1.1
3
BAB II
GAMBARAN UMUM PT INDONESIA POWER
UNIT BISNIS PEMBANGKITAN PRIOK
2.1 Profil Indonesia Power
PT Indonesia power merupakan anak perusahaan PT PLN (persero) yang
dibangun pada 3 oktober 1995. Pada awal peresmian diberi nama PT
Pembangkitan Jawa Bali I. Setelah lima tahun pengoperasian, PT Pembangkitan
Jawa Bali I berganti nama menjadi Indonesia Power. Perubahan itu bertujuan agar
tercipta suatu kesatuan bisnis yang berkompetisi di bisnis pembangkitan listrik.
Selama sepuluh tahun beroperasi, Indonesia Power menunjukan performa bisnis
yang menanjak tinggi.
Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisnis Pembangkitan
(UBP). Diantaranya UBP Suralaya, Priok, Kamojang, Saguling, Mrica, Semarang,
Perak-Grati, dan Bali ditambah Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan di Jakarta. Melalui
127 power plant dengan kapasitas total 8.888 MW, Indonesia Power menjadi
perusahaan pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Indonesia Power terus
melanjutkan untuk memperbesar kapasitas di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa
seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa
Tenggara Timur.
Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan visi dan misi
yang terintergrasi untuk menjadi perusahaan publik dengan performa kelas dunia.
Indonesia Power telah dipercaya selama sepuluh tahun untuk menyediakan listrik
di Indonesia dan mendapatkan beberapa penghargaan sertifikasi manajemen
seperti ISO 9001, ISO 14001, OHSAS, sertifikasi SMK3 dari departemen tenaga
kerja dan transmigrasi Republik Indonesia, PADMA penghargaan untuk
pengembangan komunitas, dan penghargaan energy terbarukan dari ASEAN.
Dengan kemampuan manajemen, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
teknologi yang terintergrasi, Indonesia Power berusaha meningkatkan kompetisi
bisnis untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Berdasarkan misinya PT Indonesia Power mengoperasikan bisnis
pembangkitan daya sebagai bisnis inti di Jawa Bali. Pada 2006, Indonesia Power
4
menyuplai 45.071 GWh atau sekitar 40,08% dari total produksi ke Jawa dan Bali.
Dengan faktor kapasitas rata-rata atau kapasitas ketergantungan sebesar 59,39%
menunjukan kapabilitas pembangkitan listrik Indonesia Power dalam mendukung
kebutuhan listrik Jawa, Madura, dan Bali. Dengan faktor ekuivalen ketersediaan
diatas 86% (tahun 2007), diharapkan perusahaan dapat menyediakan listrik untuk
Jawa, Madura, dan Bali sesuai rencana.
Tabel 2.1: Unit Bisnis Pembangkitan yang dikelola Indonesia PowerUnit Bisinis
Pembangkitan(UBP)
Kapasitas Terpasang
Tipe Pembangkit
Suralaya 3400 MWCoal Fired Steam Power
Plant
Priok 1248 MWSPP, Combined Cycle PP
(CCPP)
Saguling 797 MWHydro Electric Power
Plant
Kamojang 375 MW Geothermal Power Plant
Mrica 306 MWHydro Electric Power
Plant
Semarang 1469 MWSPP, Gas Turbine PP
(GTPP), CCPP
Perak-Grati 864 MW SPP, GTPP, CCPP
Bali 428 MWDiesel Power Plant,
GTPP
Kiprah PT. Indonesia Power dalam pengembangan di bidang pembangkit
tenaga listrik juga dilakukan dengan membentuk anak perusahaan PT. Cogindo
Daya Perkasa (saham 99,9 %) yang bergerak di bidang jasa pelayanan dan
manajemen energy dengan penetapan konsep cogeneration ang distributed
generation, juga PT. Indonesia Power mempunyai saham 60 % di PT. Arta DAya
Coalindo yang bergerak di bidang usaha perdagangan batu bara. Aktivitas kedua
anak perusahaan ini diharapkan dapat lebih menunjang peningkatan pendapatan
perusahaan di masa mendatang.
5
2.2 Profil Unit Bisnis Pembangkitan Priok
Unit Bisnis Pembangkitan Priok merupakan salah satu Unit Bisnis
Pembangkitan besar yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power yang beralamat di Jl.
Laks. Laut R.E. Martadinata, jakarta 14310 serta sub-unitnya di Jl. Asia Afrika
Senayan, Jakarta Selatan 12210. Saat ini terpasang 16 unit pembangkit dengan
total kapasitas terpasang 1.348 MW terdiri dari dua unit PLTG siklus terbuka,
enam unit PLTD, dua blok PLTGU yang setiap bloknya terdiri dari 3 unit turbin gas
dan 1 unit PLTU.
Pertengahan tahun 1960, dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di
Jakarta khususnya dan Jawa Barat pada umumnya, maka PLN Eksploitasi XIII
membangun PLTU konvensional 1 dan 2. Namun pada tahun 1989, dengan
mempertimbangkan berbagai faktor maka PLTU 1 dan 2 tersebut tidak
dioperasikan lagi.
Pesatnya pembangunan di segala bidang khususnya industri maka di tahun
1972 dibangun 2 unit PLTU 3 dan 4. Setelah sekian lama dioperasikan, unit ini
pada kondisi Reserve Shut Down.
Berikutnya dibangun PLTG John Brown, kini dipergunakan oleh PLTA
Suralaya untuk unit Black Start, lalu dibangun lagi 2 unit PLTG Westing House
dan GE 4, 5, 6, 7. Saat ini PUB 6 direlokasi ke PLN wilayah Sumatera bagian
selatan yang letaknya di daerah Indragiri Palembang, sebagai pengelola PT.
Cogindo anak perusahaan PT. Indonesia Power, sedangkan unit 7 Draw Back to
GE. Unit 4 dan 5 direlokasi ke Bali menjadi PLTGU Pemaron.
Terdapatnya 2 unit PLTG yang istimewa yaitu PLTG 1 dan PLTG 3 yang
dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik dari luar (Black Start), apabila
terjadi pemadaman total (Black Out). Energi listrik yang dihasilkan dapat
dipergunakan untuk menghidupkan unit pembangkit lainnya, kemampuan ini
sangat menunjang dalam rangka pemulihan kembali sistem kelistrikan Jawa - Bali.
Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini tidak dioperasikan setiap hari.
Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkitan Priok juga mengelola
6 unit PLTD Senayan beroperasi tahun 1961. PLTD Senayan Kebayoran, melalui
feeder Vip hingga saat ini memasok kebutuhan energi listrik ke gedung MPR,
Gelora Bung Karno dan TVRI.
6
Tanggal 25 Maret 1992, PLN menyertakan internasional Konsorsium ABB
dan Marubeni untuk membangun 2 block. Dengan menggunakan kabel bawah
tanah, listrik sebesar 150 KV disalurkan ke GI Plumpang dan GI Ancol. Selain itu
listrik juga dialirkan melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV ke
Kemayoran I/II, Plumpang I/II. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk dioperasikan
maka dilakukan sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa-Bali.
Sampai saat ini, kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Unit
Pembangkitan Priok merupakan aset yang tak ternilai. Selain memiliki SDM
profesional yang ahli di bidangnya, pihak manajemen juga berhasil mengelola
perusahaan dengan baik. Terbukti dengan berhasilnya mendapat sertifikat ISO
9002, ISO 14001 dan SMK 3 dan ISO 9001 versi 2000.
Tabel 2.1 Data Unit Bisnis Pembangkitan PriokNo. Generating Unit Installed
CapacityManufacture Initial
Operation1. PLTU 50 MW Mitsubishi 19722. PLTU 50 MW Mitsubishi 19723. PLTG 26 MW WH 19764. PLTG 26 MW WH 19765. PLTG 48.8 MW GE 19776. PLTG 48.8 MW GE 19777. PLTGU GT 1.1 130 MW ABB 19938. PLTGU GT 1.2 130 MW ABB 19939. PLTGU GT 1.3 130 MW ABB 199310. PLTGU ST 1.0 200 MW ABB 199311. PLTGU ST 2.1 130 MW ABB 199412. PLTGU GT 2.2 130 MW ABB 199413. PLTGU GT 2.3 130 MW ABB 199414. PLTGU ST 2.0 200 MW ABB 199415. PLTD 1 2.52 MW MAN 196116. PLTD 2 3.00 MW Ruston 199017. PLTD 3 2.52 MW MAN 199018. PLTD 4 2.52 MW MAN 196119. PLTD 5 2.52 MW MAN 196120. PLTD 6 3.00 MW Ruston 1990
2.3 Komponen Utama PLTGU UBP Priok
7
2.3.1 Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas
sebagai fluida kerjanya. Pada system paling sederhana, gas turbine terdiri
dari 3 komponen utama yaitu kompresor, ruang bakar, dan turbin.
Data Spesifikasi Turbin Gas di IP UBP Priok :
Manufaktur : Asea Brown Boveri (ABB)
Tipe :
Jumlah : 2 unit, masing-masing unit
terdiri dari 3 tubin gas.
Kecepatan normal : rpm
Kecepatan jenis : 91,2 m – kW
Factor kavitasi kritis : 0,030
Debit maksimum : 54,8 m3/s
Nilai getaran maksimum : 0,05
Gaya dorong hidrolik
- Kondisi transien = 500 t
- Kondisi kontinu = 295 t
Tingkat kebisingan : 90 dB (1 meter dari barrel)
Kapasitas maksimum : 178.800 kW
Efektif head : max 263,6m
Pembuangan air (discharge) : max 56 m3/s
Inlet valve : Rotary valve
8
dengan diameter 2,25 m
Governor : electro hydraulic
Efisiensi
- 93,2 % untuk output 178.800 MW
- 92,5 % untuk output 143.040 MW
- 89,1 % untuk output 107.280 MW
- 82,7 % untuk output 71.520 MW
2.3.2 HRSG
HRSG berfungsi untuk memanaskan air dengan menggunakan
panas gas buang dari turbin gas sehingga dihasilkan uap dengan tekanan
dan temperatur tertentu yang konstan.
9
2.3.3 Steam Turbine
Vmmlmkmnuiohnfupwehbfu
2.3.4 BOP
System yang terkait pada BOP yaitu Desalination Plant, water intake,
water treatment, chlorination plant, genset dan waste water plant. Pada
kurun waktu tertentu akan mengalami penurunan unjuk kerjanya. Setiap
penurunan unjuk kerja plant-plant tersebut dapat berakibat langsung
terhadap penurunan efisiensi termal PLTGU.
Pada PLTGU UBP Priok terdapat ????
2.4 Pemeliharaan pada UBP Priok
Di UBP Priok terdapat empat bagian bidang pemeliharaan yang terdiri dari
1. Bidang Pemeliharaan Mesin
Bidang ini mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan mesing di
lingkungan UBP Priok.
2. Bidang Pemeliharaan Listrik
Bidang ini menangani kegiatan pemeliharaan yang berhubungan
dengan kelistrikan di lingkungan UBP Priok. Bidang pekerjaan ini
terbagi menjadi dua yaitu : pemeliharaan listrik control dan
pemeliharaan mekanik listrik
3. Bidang Pemeliharaan Instrumen dan Kontrol
10
Bidang ini menangani control dan instrument-instrumen yang terdapat
di PLTU, PLTG, dan PLTGU. Khusus di bidang PLTGU, bidang ini
menangani unit-unit seperti BOP (Balance of Plant).
Ketiga bidang pemeliharaan ini memiliki kegiatan yang relative sama. Pada
PLTGU, kegiatan pemeliharaan terbagi menjadi empat sebagai berikut :
1. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
dengan mengumpulkan data dari operasi peralatan dan mengevaluasi data
tersebut yang selanjutnya dibuat rekomendasi dan apalabila terjadi kelainan
data tersebut, maka akan diketahui kondisi peralatan yang sebenarnya.
2. Preventive Maintenance
Preventive Maintenance merupakan suatu system pemeliharaan
terencana yang dilakukan secara berkesinambungan dan rutin. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadi kerusakan atau setidaknya untuk
memperpanjang umur dari suatu peralatan. Pemeliharaan ini dapat
dilaksanakan secara harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
3. Breakdown Maintenance
Breakdown Maintenance merupakan suatu metode pemeliharaan yang
dilakukan setelah mesin bekerja terus menerus sampai terjadi kerusakan
atau tercapainya ketidak efisien operasi maupun sampai terjadinya
kerusakan produk yang mengharuskan dihentikannya mesin tersebut.
4. Corrective Maintenance
Pemeliharaan pada gangguan atau pergantian komponen/ peralatan
yang rusak atau perlu dikalibrasi.
5. v
2.5 nnji
11
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Siklus pada PLTGU
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan PLTGU adalah suatu pembangkit
yang menggambungkan siklus turbin gas (siklus Brayton) dengan siklus turbin uap
(siklus Rankine). Konsep rancangan PLTGU adalah dengan mempertimbangkan
besarnya kerugian panas pada siklus turbin gas. Pada turbin gas siklus tunggal
(open cycle), misalnya untuk turbin gas GT 1.3E Priok, suhu masuk siklus 1070 C,
dengan suhu gas buang yang masih tinggi 528 C. sedangkan pada PLTU masuk
siklus 526 C dengan suhu keluar kondensor cukup rendah 45 C.
3.1.1 Siklus Brayton
PLTG menggunakan siklus brayton saat bekerja.
Gambar 3.1. Skema PLTG
Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut :
Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk
memutar kompresor dan rotor generator yang terpasang satu
poros, tetapi pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan
oleh penggerak mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator
turbin gas itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC
12
(Static frequency Converter). Setelah kompresor berputar secara
kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan udara
bertekanan pada sisi discharge (tekan) kemudian masuk ke ruang
bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up
menggunakan bahan bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses
pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran
dengan penyala awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan
gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin
sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa
putaran. Selanjutnya gas panas dibuang ke atmosfir dengan
temperatur yang masih tinggi.
Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang
merupakan penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.2. Diagram P-v dan T-s
Siklus seperti gambar diatas terdapat empat langkah:
Langkah 1-2 : Udara luar dihisap dan ditekan di dalam
kompresor, menghasilkan udara bertekanan
(langkah kompresi)
Langkah 2-3 : Udara bertekanan dari kompresor dicampur
dengan bahan bakar, terjadi reaksi pembakaran
yang menghasilkan gas panas (langkah
13
pemberian panas)
Langkah 3-4 : Gas panas hasil pembakaran dialirkan untuk
memutar turbin (langkah ekspansi)
Langkah 4-1 : Gas panas dari turbin dibuang ke udara luar
(langkah pembuangan)
3.1.2 Siklus Rankine
Air murni sebagai fluida kerja dari titik (1) dinaikan tekanannya pada
tahal awal oleh pompa kondensat. Tahap berikutnya dengan pompa air
pengisi (boiler feed pump) disamping tekanannya dinaikkan, melewati heat
exchanger.
1. Proses 1-2 : cairan jenuh dari kondensor pada titik 1
Dipompakan ke titik 2 pada boiler
2. Proses 2-3 : Cairan dipanaskan pada tekanan konstan di
Dalam boiler pada titik 3
3. Proses 3-4 : Uap panas melalui turbin masuk ke kondensor
Menjadi uap basah pada titik 4
4. Proses 4-1 : Proses tekanan konstan perpindahan panas
Di kondensor berlangsung untuk mencegah uap
Menjadi cairan jenuh pada titik 1.
3.1.3 Siklus Kombinasi
Untuk meningkatkan efisiensi termal turbin gas yang digunakan sebagai
unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung dengan siklus PLTU
sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut “Combined Cycle” atau
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
14
Gambar 1.3. Siklus kombinasi
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan
melalui peralatan pemindah panas berupa boiler atau umum disebut “Heat
Recovery Steam Generator” (HRSG).
Gambar 3.3, Combined Cycle Power Plant (PLTGU)
15
3.2 Prinsip Kerja PLTGU
Di dalam sistem turbin gas, gas panas hasil pembakaran bahan bakar
dialirkan untuk memutar turbin gas sehingga menghasilkan energi mekanik yang
digunakan untuk memutar generator. Gas buang dari turbin gas yang masih
mengandung energi panas tinggi dialirkan ke HRSG untuk memanaskan air
sehingga dihasilkan uap. Setelah menyerahkan panasnya gas buang di buang ke
atmosfir dengan temperatur yang jauh lebih rendah.
Uap dari HRSG dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk
memutar turbin uap yang dikopel dengan generator sehingga dihasilkan energi
listrik. Uap bekas keluar turbin uap didinginkan didalam kondensor sehingga
menjadi air kembali. Air kondensat ini dipompakan sebagai air pengisi HRSG
untuk dipanaskan lagi agar berubah menjadi uap dan demikian seterusnya.
3.3 Sistem Air Kondensat
System air kondensat merupakan sumber pasokan utama system air
pengisi HRSG. Mayoritas air kondensat berasal dari proses kondensasi uap bekas
di dalam kondensor. Sistem air kondensat bermula dari hotwell sampai dearator
atau Feedwater tank.
Hotwell adalah tangki penampungan yang terletak di bagian bawah
kondensor dan berfungsi untuk menampung air hasil kondensasi uap bekas di
dalam kondensor sebagai pemasokan utama system air. Air kondensat tersebut
akan dialirkan oleh pompa kondensat, dari hotwell menuju dearator. Sisi hisapan
pompa kondensat berhubungan dengan hotwell yang vakum. Untuk
mempertahankan vakum kondensor digunakan ejector uap yang berfungsi
mengeluarkan udara/gas yang tidak terkondensasi karena merugikan perpindahan
panas dari kondensor dan kerja kondensor.
3.4 Pompa
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari
satu tempat ke tempat yang lain atau dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi. Pompa juga dapat didefinisikan sebagai alat yang menaikan tekanan
cairan. System pemompaan bertanggung jawab terhadap hampir 20% kebutuhan
16
listrik dunia dan penggunaan energi dalam operasi pabrik industry tertentu
berkisar 25-50% (US DOE 2004).
Jenis-jenis pompa digolongkan menjadi
1. Pompa perpindahan positif yang digolongkan menjadi pompa
reciprocating dan pompa rotary.
2. Pompa dinamik yang digolongkan menjadi pompa sentrifugal dan
pompa dengan efek khusus.
3.4.1 Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal yaitu
bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya
yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,
kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Kalau kecepatan
linier benda V, masa benda M, dan jari-jari lintasan R, maka besarnya gaya
sentrifugal K adalah
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada
poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros
tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena
dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair
mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar
dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui saluran
yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga terjadi
perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair yang
keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Pengisapan
terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang diantara
sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk. Selisih
energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar
(tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.
3.4.1.1 Bagian-bagian Pompa Sentrifugal
1. Impeller
17
Impeler merupakan cakram bulat dari logam
dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah
terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu,
polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun
bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana
kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya,
maka penting untuk memilih rancangan yang cocok
dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik.
Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa.
Jumlah impeller pompa dapat digolongkan sebagai
berikut :
a. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan
sangat cocok untuk layanan head (tekanan)
rendah.
b. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang
terpasang secara seri untuk layanan head sedang.
c. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih
terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.
2. Sudu-sudu Pompa
3. Casing Pompa
Fungsi utama casing adalah menutup impeler
pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan
sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada
ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh
tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat
dua puluhkali tekanan atmosfir pada pompa satu
tahap. Untuk pompa multi- tahap perbedaan
tekanannya jauh lebih tinggi. kasing dirancang untuk
tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk
menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi
kasing yang kedua adalah memberikan media
18
pendukung dan bantalan poros untuk batang torak
dan impeler.
4. Poros Pompa
Adalah salah satu komponen utama dari pompa yang
fungsinya adalah sebagai batang penghubung yang
menghubungkan antara motor penggerak pompa dengan
impeller yang terdapat didalam rumah pompa.
5. Saluran Isap dan Tekan
3.4.1.2 Rumus Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa adalah
ɧpompa = WKWBKW
x 100 %
3.4.1.3 Sistem Penyekatan pada Pompa
Ada dua jenis penyekat yaitu penyekat statis dan dinamis.
Penyekat ini sangat mempengarahui keberhasilan pemakaian pompa.
Penyekat statis dipakai dimana tidak ada gerakan yang terjadi
pertemuan antara kedua permukaan yang akan disekat. Contohnya
adalah gasket dan O-ring. Sedangkan penyekat dinamis digunakan di
mana ada permukaan yang bergerak relative terhadap satu sama
lainnya. Contoh penyekat dinamis ini digunakan pada poros yang
berputar.
3.4.2 Gland Packing pada Pompa
19
BAB IV
ANALISA PENIPISAN GLAND PACKING PADA KEBOCORAN
POMPA KONDENSAT UTAMA DI TURBIN UAP UNIT 2.4
4.1 Analisa Kebocoran Halus pada Pompa Kondensat
Kebocoran pada pompa adalah hal yang lazim terjadi khususnya pada
penipisan gland packing. Menipisnya gland packing disebabkan oleh tekanan
tinggi yang membuat lapisan penyekat ini aus sehingga tidak dapat menopang
beban flow air yang melewati poros menuju eye suction dan impeller. Berdasarkan
teori
Kebocoran halus menyebabkan pemakaian air yang boros sebab banyak
air yang keluar akibat kebocoran????
4.2 Pemeliharaan Gland Packing pada Pompa Kondensat
Pemeliharaan awal dilakukan oleh operator di CCR yang akan langsung
melihat peralatan kerja di lapangan. Biasanya dilakukan selama empat jam sekali.
Kebocoran pada kotak packing atau gland packing merupakan pemeliharaan
visual yang dilakukan setiap hari, dimana kebocoran dapat dilihat langsung dari
banyak tetes air yang merembes dari poros pompa. Pada teorinya, kebocoran
pada pompa khususnya pompa sentrifugal adalah hal yang pasti terjadi. Oleh
karena bagian berputar pompa dan air .
Jika tetes air melewati batas, maka operator akan mengirimkan service
request melalui email ke bagian mekanik untuk segera memperbaiki kebocoran.
Setelah mendapat permintaan tersebut, maka teknisi bagian mekanik akan dibagi
dalam beberapa kelompok oleh supervisor, untuk turun ke lapangan memperbaiki
kerusakan kerusakan yang terjadi.
Contohnya pada pompa kondensat blok 2, 24LCB terjadi kebocoran halus
pada poros pompa yang menyebabkan air tersembur cukup besar. Oleh karena
kebocorannya halus, maka perbaikan pompa dapat dilakukan tanpa mematikan
atau menonaktifkan pompa. Kebocoran disebabkan oleh tekanan yang besar pada
kotak paking yang menyebabkan penekan paking longgar, maka langkah-langkah
yang dilakukan dalam perbaikan kotak paking tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat-alat perbaikan Packing
20
2. Memeriksa apakah tekanan pada Packing sudah cukup atau berlebih
3. Jika tekanan berlebih maka kencangkan penekan paking sampai air
yang bocor pada kotak paking mengecil dan menetes dalam jumlah
yang memadai.
Namun jika packing terlalu kencang, maka gland packing tersebut akan
panas dan aus. Oleh karena itu pengecangan penekan paking juga harus
diperhatikan. Selain itu mengetahui bahan-bahan paking juga sangat diperlukan
untuk memperkirakan tekanan pompa yang ada apakah terlalu tinggi untuk
packing.
4.3 Pencegahan Penipisan Gland Packing pada Kebocoran Pompa
Kondensat
Pencegahan dapat dilakukan dengan benar-benar menjalani pemeliharaan
rutin yang dilakukan setiap harinya dan setiap enam bulan sekali. Pemeliharaan
ini dilakukan untuk mengetahui kondisi paking tekan. Sehingga dapat dilakukan
perbaikan pada penekan paking ataupun penggatian paking yang telah aus atau
menipis.
4.4 Pengecheckan Akhir Pompa Kondensat
4.5 Dampak kebocoran pada pompa kondensat.
21
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
1. Pompa kondensat utama berfungsi memindahkan air hasil kondensasi
dari hotwell menuju dearator
2. Kebocoran halus pada pompa kondensat utama adalah hal yang lazim
terjadi
3. Pemeliharaan pada gland packing pompa kondensat utama dilakukan
secara visual
4. Penipisan gland packing pompa kondensat terjadi karena panas yang
ditimbulkan oleh
5. Perbaikan pada gland packing yang aus adalah dengan
mengencangkan penekan packing atau mengganti packing baru.
6.
5.2 Saran
22
KEPUSTAKAAN
Moran, Michael J., dan Shapiro, Howard N. 2006. Fundamentals of Engineering
Thermodynamic 5th edition. John Wiley & Sons, Ltd : England
Modul 3 buku ccr???
Top Related