Download - problem solving analisis

Transcript

ANALISIS HASIL DAN TINDAK LANJUT AKREDITASI

Disampaikan dalam Rapat Koordinasi & Penandatanganan Dana Bantuan Akreditasi

Sekolah/Madrasah Tahun 2009

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH (BAN-S/M)

www.ban-sm.or.id

TAHAPAN PENYUSUNAN REKOMENDASI 1. Buatlah Rekapitulasi Tabel Distribusi

Frekwensi berdasarkan Pilihan Jawaban dari butir-butir item Instrumen Akreditasi

2. Dengan berpegang pada tabel Frekwensi diatas, lakukan identifikasi setiap opsi dari setiap butir instrumen sesuai masing-masing komponen standar yang mengandung masalah. Kemudian gunakan Instrumen dengan Petunjuk Teknisnya untuk merumuskan masalah yang telah diidentifikasi dari Tabel Frekwensi diatas.

Lanjutan

3. Berikan analisis terhadap masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut

4. Atas dasar analisis tersebut susunlah Rekomendasi sebagai solusi untuk tindak lanjut yang dapat dijadikan masukan yang berharga bagi Pemangku Kepentingan dalam menyusun kebijakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan pada satuan pendidikan yang telah diakreditasi

Contoh 1

Nama Propinsi : GorontaloSatuan Pendidikan : SMAKomponen : Standard IsiAkreditasi dilaksanakan : 2008

Langkah 1: Penyusunan Tabel Rekapitulasi Distribusi Frekwensi ( lihat contoh dalam lampiran )

LanjutanLangkah 2 : Identifikasi dan rumusan Masalah Pokok

Berdasarkan Tabel Frekwensi butir- butir instrumen untuk setiap komponen , maka masalah-maslah pokok yang dapat didentifikasi tercantum dalam butir butir : no. 3, no. 5, no. 9,

no. 10, no. 11, dan no. 12.

Dengan merujuk kepada instrumen dan Petunjuk Teknis, maka masalah-masalah diatas dapat dirumuskan sebagai dibawah

ini:

a. Belum seluruh SMA di Gorontalo menggunakan 7 tahapan penyusnan KTSP, dan masih cukup besar jumlah sekolah yang menggunakan 6 langkah, bahkan hanya 5 langkah tahapan penyusunan kurikulum walaupun yang terakhir ini persentasenya kecil.

Lanjutanb. Dalam proses penyusunan KTSP tidak seluruh unsur

penting dilibatkan bahkan sebagian besar sekolah hanya melibatkan komite sekolah saja

c. Pemberian tugas berstruktur dan mandiri belum sepenuhnya mengikuti standar yang dikehendaki

d. Masih cukup banyak sekolah memiliki dokumen KTSP yang tidak disahkan oleh Dinas Pendidikan

e. Masih cukup besar persentase sekolah yang dalam

proses penyusunan silabus matapelajaran tidak disusun sendiri oleh guru yang bersangkutan

Langkah 3. Analisis masalah Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah-masalah pokok diatas ternyata SMA di Gorontalo menghadapi berbagai masalah dalam kaitannya dengan penyusunan KTSP dari mulai langkah-langkah yang ditetapkan menurut pedoman, pelibatan berbagai pihak dalam proses penyusunan, pemberian tugas berstruktur dan mandiri kepada siswa, pengesahan dokumen KTSP, hingga peran guru dalam penyusunan silabus matapelajaran. Keseluruhan aspek-aspek penting diatas masih belum dilaksanakan dengan optimal, karena masih cukup besar jumlah sekolah yang belum sepenuhnya berpegang teguh kepada standar penyusunan KTSP seperti yang dicantumkan dalam Panduan Penyusunan KTSP

Langkah 4: Rekomendasi

Pemantauan, pembinaan, review dan evaluasi yang terus menerus terhadap seluruh sekolah/madrasah di Gorontalo perlu dilakukan sebagai upaya pengendalian untuk meningkatkan efisiensi dan efktivitas pengelolaan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan tidak hanya untuk menghasilkan dokumen KTSP yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, tapi juga berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan dalam proses implementasinya.

Contoh 2

Nama Propinsi : Kalimantan SelatanSatuan Pendidikan : SMAKomponen : Standar Pendidik dan Tenaga

KependidikanAkreditasi dilaksanakan: 2008

Langkah 1 : Penyusunan tabel Rekapitulasi Distribusi Frekwensi ( Terlampir )

Langkah 2 : Identifikasi dan Rumusan Masalah

Dengan merujuk kepada Tabel Distribusi Frekwensi maka ternyata terdapat sejumlah butir yang memunculkan berbagai masalah penting yaitu : butir-butir : 52, 57, 58, 61, 62,53,85,88,67.68 dan 69 Secara

rinci masalah-masalah tersebut adalah sebagai berkut :

a. Masih terdapat cukup besar jumlah guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang kualifikasinya ( mismatch )

b. Walaupun sebagian besar guru menguasai materi matapelajaran yang diampunya namun sebagian besar guru masih mengalami kesulitan untuk terus mengembangkannya secara ilmiah

Lanjutan(1)

c. Terdapat sejumlah kepala sekolah pada SMA di Kalsel yang belum memiliki sertifikat pendidik

d. Sebagian besar SMA di Kalsel, hanya sebagian kecil lulusannya yang diterima di perguruan tinggi terkareditasi,yang menunjukkan bahwa kepemimpin sekolah masih menghadapi kesulitan dalam menyiapkan siswanya untuk diterima diperguruan tinggi terakreditasi

e. Sebagian besar kepala sekolah mengalami kesulitan dalam penggalangan dana secara mandiri terutama untuk membiayai berbagai kegiatan ekstra kurikuler

Lanjutan(2)

f. Sebagian besar kepala sekolah tidak merencanakan dan tidak melaksanakan secara sistematis dan terus menerus kegiatan monitoring, dan supervisi terhadap para gurunya.

g. Hanya sebagian kecil SMA yang memliki staf administrasi, tenaga pustakawan, tenaga laboran yang memenuhi persyaratan minimum dan memiliki kualifikasi yang sesuai dengan tugasnya

Langkah 3 : Analisis Masalah Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah tersebut diatas, ternyata pada SMA di Kalsel, masih ditemukan adanya mistmatch antara mata pelajaran yang diampu guru dengan latarbelakang pendidikannya. Mismatch ini di berbagai daerah lain di Indonesia masih merupakan permasalahan yang kronis. Dalam kaitannya dengan Kepala Sekolah masalah yang dihadapi adalah banyak Kepala Sekolah yang belum memiliki sertifikat pendidik karena proses sertifikasi ini memang terbatas dan harus diatur secara bergilir. Masalah-nasalah lain yang dihadapi kepala sekolah adalah kesulitan dalam hal mempersiapakan lulusannya untuk berhasil diterima di perguruan tinggi yang dikehendaki, terbatasnya kemampuan menghimpun dana untuk membiayai berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan kesulitan dalam meancang dan melaksanakan superivisi dan monitoring secara terencana, sistematik dan teratur terhadap para gurunya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah masing-masing

Langkah 4 : Rekomendasi a. Menghilangkan mismatch secara tuntas dengan cara

memberikan kesempatan kepada guru mismatch ini untuk melanjutkan studi sesuai matapelajaran yang diampunya, atau dengan pengangkatan guru baru yang sesuai dengan kebutuhan bidang studi yang dibutuhkan dan menata penugasan guru mismatch agar mengajar hanya matapelajaran yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

b. Memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan diri melalui berbagai kegiatan keilmuan seperti seminar, workshop dan konferensi serta diikutsertakan dalam berbagai kegiatan penelitian terutama penelitian tindakan, sehingga kemampuan untuk mengembangkan keilmuan dalam matapelajaran yang diampunya pun tumbuh dan berkembang pula

Lanjutan

c. Melaksanakan Program Pengembangan Kemampuan Managerial Kepala Sekolah yang mencakup kemampuan kepemimpinan, kemampuan pengelolaan sekolah dengan semua apsek strategik persekolahan, dan kemamuan sosial, sehingga setiap kepala sekolah memiliki kemampuan andal untuk dapat mengatasi secara tepat dan cepat semua permasalahan dan tantangan yang dihadapkan kepadanya.

d. Memberikan kesempatan kepada staf administrasi, tenaga pustakawan dan laboran untuk studi lanjut guna memenuhi persyaratan kualifikasi minimal dan memenuhi kesesuaian antara kualifikasi pendidikan dan tugas yang diberikan sehingga mismatch dikalangan staf non guru juga dapat diatasi

Contoh 3

Nama Propinsi : DKISatuan Pendidikan : SMAKompnen : Sarana dan PrasaranaAkreditasi dilaksanakan : 2008

Identifikasi dan Rumusan MasalahBerdasarkan tabel Frekwensi yang telah disusun ditemukan sejumlah butir yang memunculkan berbagai permasalahan pokok yang perlu dicari solusinya yaitu butir-butir 84, 85, 86.87, 89, 94,95, 96, 98, dan 100 Permasalahan tersebut secara rinci

adalah sebagai berikuta. Masih banyak sekolah yang memiliki perpustakaan tapi belum

secara lengkap memenuhi persyaratan sesuai ketentuanb. Masih banyak sekolah yang memiliki lab ( Biologi, Fisika,

Kimia, Bahasa dan Komputer ) tapi belum secara penuh memenuhi ketentuan

c. Masih banyak sekolah yang tidak memeiliki lab Fisika, lab Kimia dan lab Bahasa

Lanjutand. Masih banyak sekolah yang memiliki ruang guru

tidak sesuai ketentuane. Masih banyak sekolah yang memiliki tempat ibadah,

ruang konseling, kesehatan sekolah, organisasi kesiswaan, yang belum memenuhi persyaratan sesuai ketentuan.

f. Masih banyak sekolah yang memiliki jamban dan gudang tidak sesuai keentuan

g. Masih banyak sekolah yang memiliki fasilitas/tempat/ruang/lapangan olah raga dan bermain yang tidak sesuai ketentuan, bahkan banyak sekolah yang belum memiliki lapangan olah raga.

Analisis Masalah

Dengan merujuk kepada fakta yang diungkap dalam permasalahan diatas ternyata di DKI, ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia, masih banyak SMA yang belum memiliki sarana dan prasaana yang seuai ketentuan untuk menunjang proses pembelajaran yang berkualitas. Sarana seperti perpustakaan, laboratorium ruang guru dan fasilitas olah raga, yang seharusnya tidak merupakan masalah masih tetap menjadi masalah. Sulit dibayangkan sebuah SMA yang tidak memiliki sama sekali lab Fisika, lab Kimia dan lab Bahasa, bagiamana proses pembeajaran dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan sarana yang begitu penting itu.

Rekomendasi

a. Mengalokasikan dana yang memadai untuk membangun dan atau melengkapi sarana prasarana utama untuk mendukung proses pembelajaran yang baik dan berkualitas seperti perpustakaan, berbagai jenis laboratorium tempat praktikum siswa, dan fasilitas olah raga

b. Membangun/menyediakan/melengkapi ruang guru tempat guru menerima siswa, mempersiapkan diri sebeleum mengajar, beristrirahat, sehingga motivasi guru untuk bekerja dengan baik tetap terjaga.

c. Membangun/memperbaiki/melengkapi sarana pendukung lainnya seperti ruang kesehatan, ruang konseling, jamban yang sehat dan bersih dengan daya tampung yang memadai dan ruang organisasi kesiswaan tempat siswa beraktifitas dan berkreasi.

Tahapan1. Pendahuluan

Gap analysis merupakan suatu cara untuk memperbaiki masalah dengan membandingkan keadaan sat ini dengan keadaan yang diinginkan atau yang idealnya. Metode ini dapat digunakan untuk proses perbaikan suatu keadaan melalui pemahaman terlebih dahulu kondisi atau keadaan yang telah terjadi atau keadaan saat ini. Sebagai contoh Implementasi proses perbaikan mutu sekolah.

Dalam metode ini terlebih dahulu diperlukan langkah identifikasi kondisi saat ini. Beberapa perangkat atau alat ukur untuk identifaksi kondisi saat ini yang berjalan dapat digunakan seperti instrument akreditasi.Tahap berikutnya menentukan kondisi yang diinginkan atau idealnya(Standard),kesenjangan yang terjadi antara kondisi saat ini dengan kondisi yang semestinya merupakan gap/kesenjangan.Gap ini merupakan titik awal untuk pernyataan masalah(Problem statement) dan identifikasi akar masalah(Root cause analysis).Tahap selanjutnya adalah melakukan Rencana Perbaikan (Improvement Plan), misalnya School Improvement Plan.

Lanjutan (1)

2. Langkah Penyusunan Rekomendasi

2.1.Identifikasi kondisi saat ini -Menggunakan instrument akreditasi

-Membuat table frekuensi untuk setiap butir pernyataan untuk setiap komponen

atau standar -Menentukan masalah yang muncul -Menginventarisir masalah yang ditemukan

2.2.Identifikasi kondisi yang diinginkan/ideal -Menggunakan standar mutu yang telah ditentukan

2.3. Identifikasi Gap/kesenjangan -Membandingkan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan. -Gunakan pernyataan dalam instrument akreditasi,bandingkan dengan jawaban pernyataan yang paling baik.

2.4.Rencana Tindak/Rencana Perbaikan -Sesuai dengan butir masalah yang ditemukan,susun solusi perbaikan dapat

berupa perbaikan kedelapan standar yang telah ditentukan.Solusi dapat berupa

kegiatan investasi,pelatihan,dll.

Lanjutan (2)

3. Rekomendasi Rekomendasi merupakan statemen dari

solusi yang tertuang dalam Rencana Tindak,yang dapat dirumuskan dalam pernyataan yang agak umum/global,yang pada gilirannya dapat digunakan sebagai tema program kegiatan.(lihat table)

Lanjutan (3)

Tabel (Sulawesi Tenggara)Rekomendasi Tindak Lanjut Hasil Akreditasi S/M

No. Komponen/

Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

1. Isi 1.Hanya 35% guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum,

1.Semua guru dilibatkan dalam penyusunan kurikulum dalam kurun waktu yang yang tdk lama.

1.Masih terdapat sekitar 65% guru yang harus dilibatkan dalam penyusunan kurikulum.

1.Pelatihan Penyusunan Kurikulum bagi guru SMA/MA.

2.Penyusunan Panduan Penyusunan Kurikulum SMA/MA

3.Pelatihan Pengembangan Kurikulum SMA/MA

Lanjutan(1)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

2. Proses 1.Masih terdapat sekitar 6% SMA/MA yang tidak mengembagkan silabus,persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran,melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran,melakukan pemantauan,supervisi,proses evaluasi,dan menindaklanjuti hasil pengawasan.

1.Semua SMA/MA mengembangkan silabus,melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran,melakukan supervise,proses evaluasi dan menindaklanjuti hasil pengawasan.

1.Masih terdapat SMA/MA yang tidak mengembangkan silabus,persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran,melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran,melakukan pemantauan,supervisi,proses evaluasi,dan menindaklanjuti hasil pengawasan.

1.Pelatihan penyusunan silabus mata pelajaran bagi guru guru.

2.Pelatihan Strategi Pelaksanaan Proses Pembelajaran di SMA/MA

3.Pelatihan Pemantauan,supervisi dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajaran.

4.Pelatihan Tindaklanjut hasil pengawasan.

Lanjutan(2)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

3. Kompetensi Lulusan

1.Tak satu pun SMA/MA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba,laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan,majalah dinding dan bulletin siswa internal sekolah/madrasah.

1.Semua SMA/MA menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba,laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan,majalah dinding dan bulletin siswa internal sekolah/madrasah.

1.Masih banyak SMA/MA yang tidak menyediakan kumpulan karya tulis siswa baik dari penugasan maupun lomba,laporan hasil kunjungan karya wisata/studi lapangan,majalah dinding dan bulletin siswa internal sekolah/madrasah.

1.Pelatihan Teknik Katalog dan Penataan Karya Tulis.

2.Pelatihan Teknik Pembuatan Majalah Dinding

3.Pelatihan Pembuatan Bulletin Siswa.

Lanjutan(3)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

4. Pendidik & Tendk

1.Sebanyak 41% SMA/MA tidak memiliki tenaga laboratorium.

1.Semua SMA/MA harus memiliki tenaga perpustakaan dan laboratorium.

1.Masih terdapat sekitar 60% SMA/MA belum memiliki tenaga laboratorium dan 65% SMA/MA belum memiliki tenaga perpustakan.

1.Pengalokasian formasi PNS tenaga pustakawan dan teknisi laboratorium untuk SMA/MA secara bertahap hingga terpenuhi semua kebutuhan.

2.Masih terdapat sekitar 35% SMA/MA tidak memiliki tenaga perpustakaan

2.Semua kepala sekolah mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir.

2.Masih terdapat sekitar 76% kepala sekolah/madrasah yang mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir

2.Pelatihan Strategi Optimalisasi lulusan bagi Kepala Sekolah.

2.Hanya sekitar 24% kepala sekolah/madrasah yang mampu mengelola siswa dengan 76%-100% lulus diterima di perguruan tinggi terakreditasi pada dua tahun terakhir

     

Lanjutan(4)

No.

Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

5. Sarana dan Prasarana

1.Sebanyak lebih dari 70% SMA/MA tidak memiliki laboratorium computer.

1.Semua SMA/MA harus memiliki laboratorium computer.

1.Masih terdapat sekitar 70% SMA/MA tidak memiliki laboratorium computer.

1.Pengadaan Laboratorium computer untuk SMA/MA.

2.Sebanyak 76% SMA/MA tidak memiliki laboratorium bahasa.

2. Semua SMA/MA harus memiliki laboratorium bahasa.

2.Masih terdapat 76% SMA/MA tidak memiliki laboratorium bahasa.

2.Pengadaan laboratorium bahasa untuk SMA/MA.

3.Hampir 53% SMA/MA memiliki perpustakaan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan

3.Semua SMA/MA memiliki perpustakaan sesuai dengan ketentuan.

3.Masih terdapat sekitar 53% SMA/MA memiliki perpustakaan tetapi tidak sesuai ketentuan.

3.Pengadaan Perpustakaan untuk SMA/MA sesuai dengan ketentuan.

Lanjutan(5)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan diinginkan Kesenjangan Rencana Tindak

6. Pengelolaan 1.Masih terdapat sekitar 24% SMA/MA yang tidak memiliki system informasi,

1.Semua SMA/MA sudah memiliki system informasi.

1.Masih sekitar 24% SMA/MA belum memiliki system informasi.

1.Pembangunan system informasi bagi SMA/MA yang belum memiliki.

Lanjutan(6)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

7. Pembiayaan 1.Hampir 53% SMA/MA tidak melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu

1.Semua SMA/MA melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu.

1.Masih terdapat sekitar 53% SMA/MA tidak melakukan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu.

1.Pemerintah menyediakan program menggratiskan SPP bagi siswa tak mampu.

2.Kebanyakan(35%) SMA/MA membelanjakan biaya sebanyak 1%-25% dari anggaran pengembangan pendidikan dan tenaga kependidikan dalam RKA-S/M

2.SMA/MA menyiapkan program anak duafa dari zakat pendapatan para guru dan pendapatan sekolah.

Lanjutan(7)

No. Komponen/Standar

Keadaan saat ini Keadaan Kesenjangan Rencana Tindak

diinginkan

8. Penilaian 1.Hanya sekitar 18% SMA/MA yang menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas criteria yang berlaku.

1. Lebih dari 18% SMA/MA yang menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas criteria yang berlaku.

1.Masih sekitar 80% SMA/MA yang tidak menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan siswa lebih tinggi dari 1,1 atau lebih di atas criteria yang berlaku.

1.Program Peningkatan mutu guru dan kepala sekolah berstrata dan non strata.

2.Masih terdapat sekitar 12% SMA/Madrasah yang melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas kab/kota dan kanwil Depag lebih dari satu semester.

2. Lebih dari 12% SMA/Madrasah yang melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas kab/kota dan kanwil Depag lebih

2. Masih sekitar 85% SMA/Madrasah yang tidak melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada Diknas kab/kota dan kanwil Depag lebih

2.Program Peningkatan kualitas lulusan SMP/MTs.

2.Masih terdapat sekitar 12% guru yang tidak memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

  3.Penyiapan aturan yang mengingat untuk penyampaian laporan pencapaian hasil belajar.

REKOMENDASI1. Degree dan non degree training bagi guru guru SMA/MA

secara bertahap.2. School management training untuk para kepala

sekolah/madrasah,3. Pengadaan Perpustakaan yang dilengkapi dengan system ICT4. Penyediaan Formasi PNS tenaga pustakawan5. Penyediaan formasi PNS tenaga teknisi ICT6. Pengadaan Laboratorium bahasa beserta peralatan7. Penyediaan formasi PNS tenaga pengelola laboratorium

bahasa8. Pengadaan laboratorium IPA beserta peralatannya9. Penyediaan formasi PNS teknisi laboratorium10. Pelatihan Peningkatan mutu pembelajaran bagi guru guru SMA/MA11. Penelitian School based problem bagi guru guru12. Magang guru guru ke sekolahan yang sdh mapan.