Prinsip-prinsip dan Praktik Ekonomi dalam Islam
Adistia
Monica
Sari
A. Pengertian Muamalah
Dari segi bahasa, "muamalah"
berasal dari kata aamala, yuamilu,
muamalat yang berarti perlakuan
atau tindakan terhadap orang lain,
hubungan kepentinganDari segi istilah, muamalah
adalah hukum-hukum
syara yang berkaitan
dengan urusan dunia, dan
kehidupan manusia, seperti
jual beli, perdagangan, dan
lain sebagainya
B. Jual Beli Secara bahasa, jual-beli berasal dari
bahasa Arab yaitu: yabii’u-baa’a
yang artinya “memiliki” dan
“membeli” . Kata ini aslinya berasal
dari kata albaai’u. Orang yang
melakukan proses jual-beli disebut
albai’aani artinya dua orang yang
berjual-beli.
Secara terminologi, jual-beli
adalah proses tukar menukar
barang untuk memiliki dan
memberi kepemilikan sesuai
syarat dan rukun tertentu.
Unsur
-unsur
Syarat
dan
Rukun
Jual
Beli
Adanya ‘aqid (penjual
dan pembeli).
Syaratnya: Balig,
berakal, atas kehendak
sendiri dan bukan
orang terharju
Adanya ma’qud ’alaih
(barang yang
diperjualbelikan).
Syaratnya: Barang
milik sendiri, dapat
diserahterimakan, ada
manfaatnya, suci dan
teridentifikasi
Adanya sigat (ijab dan
qabul). Syaratnya:
Dilakukan atas
kehendak sendiri,
langsung, bersambung,
tidak digantungkan
dengan sesuatu yang
lain dan ada batasan
waktu
Macam-macam Model Jual Beli
Berdasarkan Kehalalan
Jual Beli dengan Barang
yang Halal Baik Jenisnya
dan Kepemilkan
Jual Beli dengan Proses
yang Benar, yaitu Sukarela,
Kontan dan Setara dalam
Nilai
Jual Beli yang Terlarang
Terlarang Karena
Barang dan Prosesnya
Hikmah Jual Beli
Menggeraka
n Ekonomi
umat Islam
Membuka
Peluang
Pekerjaan
Dapat
Memenuhi
Kebutuhan
Hidup Manusia
Hal-Hal yang Terkait dengan Jual Beli
Khiyar
• Artinya kebebasan
melakukan pilihan
• Syaratnya berlaku selama
3 hari 3 malam
Riba
• Berasal dari Bahasa Arab yang
artinya tambahan
• Hukum Riba adalah haram
• Macam-macam Riba: Riba
fadal, nasi’ah, qardi, dan yad
C. Utang Piutang Hutang Piutang dalam hukum Islam berarti
menyerahkan harta atau benda kepada
seseorang dengan catatan akan dikembalikan
pada waktu kemudian dengan tidak
mengubah keadaannya. Memberi utang
kepada seseorang berarti menolongnya dan
hal itu sangat dianjurkan oleh agama.
Rukun Hutang Piutang dalam Islam
Rukunnya ada 3, yaitu :
•Ada yang menghutangi (muqridh) dan
yang berutang (muqtaridh)
•Ada harta atau barang
•Ada Lafadz dari orang yang hutang,
bisa lewat lisan atau
tulisan
Syarat hutang piutang
Disyaratkan untuk sahnya pemberian hutang ini
antara lain :
•Orang yang memberikan hutang adalah orang
yang memiliki kompetensi (ahliyah dan wilayah)
•Harus dilakukan dengan adanya ijab qabul,
karena mengandung pemindahan kepemilikan
kepada orang lain
•Harta yang dipinjamkan bisa diketahui jumlah
dan ciri-cirinya agar dapat dikembalikan kepada
pemiliknya
D. Sewa Menyewa Dalam bahasa arab disebut
ijarah. Dan secara etimologi
diartikan sebagai upah atau
sewa Secara etimologi adalah
memberikan suatu benda kepada
orang lain untuk mengambil
manfaatnya dengan ketentuan orang
yang menerima benda itu
memberikan imbalan sebagai
bayaran penggunaan manfaat barang
yang dipergunakan
Rukun Sewa Menyewa
• Orang yang menyewa dan orang yang menyewakan
• Benda yang disewakan harus disyaratkan, dapat diambil manfaatnya, diketahui kadar dan jenisnya
• Terdapat upah sewa menyewa yang jelas
Syarat Sewa Menyewa
• Balig, berakal dan tanpa ada paksaan
E. Syirkah
Menurut bahasa, artinya
bersekutu.
Menurut istilah, artinya suatu akad perjanjian
kerja sama antara dua orang atau lebih untuk
mengumpulkan modal dalam bentuk uang
atau jasa guna melakukan usaha tertentu
dengan keuntungan dibagi bersama sesuai
perjanjian.
Macam-macam Syirkah: Syirkah
Inan atau Syirkah Harta dan Syirkah
‘Abdan atau Syirkah Kerja atau Jasa
Syirkah Abdan terbagi menjadi:
Qirad/Mudarabah, Musaqah,
Muzara’ah, Mukhabarah
F. Perbankan
Bank Islam atau bank syariah yaitu bank yang menjalankan operasinya
menurut syariah islam, yaitu istila bunga pada bank konvensional ditiadakan
dalam perbankan syariah.
Dengan menggunakan cara Mudarabah, Musyarakah, Wadi’ah, Qardul hasan,
Murabahah,
Kelebihan dari bank syariah yaitu pada sistem bagi
hasilnya. Dalam bank syariah, pihak pemberi
modal dan peminjam menanggung resiko laba
ruginya bersama sama. Hal ini membuat kekayaan
tidak hanya beredar pada satu golongan sayaj, akan
tetapi terjadi penyebaran modal sehingga terwujud
pemerataan keuangan. Berbeda dengan bank
konvensional yang memprioritaskan penumpukan
keuntungan pada pemilik modal
G. Asuransi
Asuransi berasal dari kata assurantie (Belanda),
assurance (Perancis), assurance/insurance (Inggris)
yang artinya menanggung sesuatu yang pasti terjadi,
sedang Insurance berarti menanggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi
Di dalam bahasa Arab asuransi dikenal dengan
istilah: at Takaful atau at Tadhamun yang berarti
saling menanggung. Asuransi ini disebut juga dengan
istilah at-Ta’min, berasal dari kata amina, yang
berarti aman, tentram, dan tenang.
Macam-Macam Asuransi
Asuransi dari
Aspek
Peserta
Asuransi
berdasarkan
Bentuknya
Asuransi ditinjau
dari aspek
pertanggungan
atau obyek yang
dipertanggungkan
Asuransi dari
Sistem yang
Digunakan
Asuransi
Pribadi
( Ta’min
Fardi )
Asuransi
Sosial
(Ta’min
Ijtima’I)
Dari Aspek
Peserta
Asuransi ditinjau dari
bentuknya
Asuransi
Takaful atau
Ta’awun
Asuransi Niaga
( at Ta’min at
Tijari )
Asuransi ditinjau dari aspek
pertanggungan atau obyek
yang dipertanggungkan
Asuransi Jiwa(Ta’min al
Askhas)
Asuransi Umum atau
Asuransi Kerugian
(Ta’min al Adhrar )
Asuransi ditinjau
dari sistem yang
digunakan
Asuransi Syariah
Asuransi
Konvensional
Asuransi yang Diperbolehkan
Ansuransi Ta’awun
Asuransi Sosial
Asuransi yang
Haram
Asuransi Bisnis
atau Niaga
Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah
Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Prinsip Dasar Pola kerjanya adalah memindahkan risiko dari nasabah (peserta ) kepada perusahaan (pengelola), yang disebut dengan risk transfer.
Konsep pengelolaannya dilakukan dengan menggunakan pola saling menanggung risiko antara pengelola dan peserta( risk sharing ) atau disebut dengan at takaful dan at tadhamun
Sisi Akad Akadnya adalah jual beli yang bersifat al gharar ( spekulatif )
Akadnya adalah tabarru’ ( sumbangan kemanusiaan ) dan ta’awun ( tolong menolong ), serta akad wakalah dan mudharabah ( bagi hasil )
Kepemilikan Dana Dana yang dibayarkan nasabah kepada perusahaan ( premi ) menjadi menjadi milik perusahaan secara penuh, khususnya jika peserta tidak melakukan klaim apapun selama masa asuransi
Dana tersebut masih menjadi milik peserta, setelah dikurangi pembiayaan dan fee ( ujrah ) perusahaan
Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Objek Tidak membedakan obyek yang haram atau halal, yang penting mendatangkan keuntungan
Asuransi Syariah hanya membatasi pengelolaannya pada obyek-obyek asuransi yang halal dan tidak mengandung syubhat
Investasi Dana Pengelolaan investasinya pada sistem bunga yang banyak mengandung riba dan spekulatif ( gharar )
Diinvestasikan pada lembaga keuangaaan yang berbasis syariah atau pada proyek-proyek yang halal yang didasarkan pada sistem upah atau bagi hasil
Pembayaran Klaim Pembayaran klaim diambil dari dana perusahaan karena sejak awal perjanjian bahwa seluruh premi menjadi milik perusahaan dan jika terjadi klaim, maka secara otomatis menjadi pengeluaraan perusahaan
Diambilkan dari rekening tabarru’ ( dana sosial ) dari seluruh peserta, yang sejak awal diniatkan untuk diinfakkan untuk kepentingan saling tolong menolong bila terjadi musibah pada sebagian atau seluruh peserta
Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Pengawasan Tidak ada Dewan Pengawas Terdapat Dewan Pengawas Syariah ( DPS )
Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah Tidak ada kewajiban seperti Asuransi Syariah
Ada kewajiban untuk mengeluarkan zakat sebagaimana ketentuan syariat Islam
Contoh PT Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putra, American International Group Lippo, Asuransi Jiwa Eka Life, Asuransi Jiwa Indolife Pensiontama
PT Asuransi Takaful Keluarga, PT Asuransi Al Mubarakah , PT MAALife Assurance, PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT Asuransi Jiwa Sinar Mas
H. Dalil
Top Related