Download - Presus Aub Ita

Transcript
  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Perdarahan uterus abnormal adalah penyebab langsung dari beban yang

    layanan kesehatan yang signifikan bagi perempuan, keluarga mereka, dan

    masyarakat secara keseluruhan. Sampai dengan 30% dari wanita akan mencari

    bantuan medis untuk masalah ini selama tahun-tahun masa reproduksi mereka.

    Pedoman ini menggantikan topik pedoman klinis sebelumnya dan ditujukan untuk

    memungkinkan penyedia layanan kesehatan dengan alat dan untuk memberikan

    perawatan berbasis bukti terbaru dalam diagnosis dan manajemen medis dan

    bedah dari masalah umum ini.

    !" didefinisikan sebagai #ariasi dari siklus menstruasi normal, dan

    termasuk perubahan keteraturan dari mulai, frekuensi menstruasi, durasi, dan

    jumlah kehilangan darah pada menstruasi. $i bawah kategori !", definisi lebih

    lanjut dapat dibagi lagi berdasarkan #olume menstruasi, keteraturan, frekuensi,

    durasi, kronisitas, dan waktu yang berkaitan dengan status reproduksi. Pendarahan

    tidak berhubungan dengan menstruasi selanjutnya dapat dikarakteristik juga.

    abel &.& dan &.' adalah terminologi dan deskripsi berdasarkan konsensus

    ()*+ enstrual $isorders orking *roup.&,'

    $eskripsi klasik dari !" berdasarkan pada siklus dan kuantitas aliran

    menstruasi. eskipun perdarahan menurut persepsi pasien belum tentu dapat

    dihitung, namun sangat penting untuk pengelolaan masalah ini. Pada akhirnya,

    pengalaman wanita dan dampak pada kualitas hidupnya menentukan sejauh mana

    inter#ensi mungkin diperlukan. Presentasi pasien !" tergantung pada

    1

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    2/30

    2

    pengalaman subjektif dan kesan banyaknya kehilangan darah. kibatnya,

    pendekatan yang lebih holistik harus diambil dengan definisi ini.

    Perdarahan menstruasi berat adalah keluhan yang paling umum dari !". elah

    didefinisikan sebagai kehilangan darah menstruasi yang berlebihan yang

    mengganggu fisik, kualitas sosial, emosional, dan atau bahan wanita hidup. $apat

    terjadi satu gejala atau dalam kombinasi dengan gejala lainnya.3

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    3/30

    3

    BAB II

    ILUSTRASI KASUS

    II.1 Ilustrasi Kasus AUB

    &. )dentitas

    /ama /y.

    !sia 13 tahun

    2enis elamin Perempuan

    Pekerjaan )bu rumah tangga

    '. namnesis

    Keluhan Utama :

    Pasien datang sendiri bersama keluarga dengan keluhan keluar darah per#aginam

    Keluhan Tambahan :

    4emah, tampak pucat

    Riwaat Pena!it Se!aran" :

    Pasien datang ke )*$ mengaku mengalami perdarahan dari #agina sejak &

    minggu S5S. Pasin mengatakan tidak hamil, masih menstruasi hingga

    saat pasien datang ke 5umah Sakit 63 aret '0&78, darah yang keluar

    semakin hari semakin banyak. $arah yang keluar berupa gumpalan seperti

    hati ayam dan disertai darah merah segar. Pasien mengatakan menstruasi

    yang dialaminya banyak, hingga ganti pembalut lebih dari 9: dalam

    sehari, dan pembalut penuh. Saat darah keluar pasien mengaku tidak

    disertai nyeri perut. 5iwayat perdarahan yang sama & tahun yang lalu,

    namun dokter mengatakan tidak ada kelainan di rahum. "" dan "

    normal. Perdarahan pasca senggama disangkal, riwayat trauma disangkal,

    penurunan berat badan disangkal, perdarahan diluar siklus mens disangkal.

    "enjolan diperut; perut yang semakin membesar disangkal, demam 6-8.

    Riwaat Pena!it Dahulu :

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    4/30

    4

    ehamilan disangkal, tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma,

    penyakit jantung, dan alergi pada pasien.

    Riwaat Pena!it Keluar"a :

    yah >?8, suami '> tahun saat menikah.

    Riwaat #bstetri :

    P& perempuan, 3'00 gram, lahir per#aginam di bidan, praktik bidan di

    Semarang tahun '00& saat ini berusia &1 tahun.

    Riwaat K%ntrase&si :

    Pasien belum pernah menggunakan ".

    Riwaat S%sial :

    Pasien )bu 5umah angga, Suami bekerja sebagai pegawai swasta.

    3. Pemeriksaan (isik

    a. eadaan umum "aik, tampak sakit sedangb. esadaran compos mentis

    c. anda @ital

    &. ekanan $arah &30;=0 mm

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    5/30

    5

    cm.

    5ekto@aginal ouche Portio licin, B! teraba membesar s.d 3 jari

    bawah umbilicus, mobile, tidak teraba massa adneksa, parametrium lemas,

    ca#um douglas tidak menonjol, nyeri goyang portio negatif, tonus sfingter ani

    baik, ampulla tidak kolaps, tidak teraba massa.

    7. !S*

    !terus membesar ukuran >0:'0:?9 mm, pada korpus anterior s.d mendesak

    ka#um tampak massa hipoekoik batas tegas ukuran diameter 70mm

    kemungkinan dari mioma uteri submukosum.

    +#arium kanan dalam batas normal, o#arium kiri tampak massa kistik tampak

    ekhointerna diameter 30mm.

    ginjal kiri dan kanan dalam batas normal, tidak tampak massa pada hepar dan

    limpa, tidak tampak asites.

    esan mioma uteri submukosum, kista retorsi o#arium kiri.

    est Pack negatif

    =. $iagnosis erja

    - !" e.c mioma uteri submukosal dengan anemia e.c perdarahan

    - ista retensi o#arium kiri- akikardia e.c anemia e.c !"

    ?. Penatalaksanaan

    5encana $iagnosis cek

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    6/30

    6

    sam raneksamat 3:& gram )@

    sam efenamat 3:900 mg po

    ransfusi P5B s.d target hb &0gr;dl

    BAB III

    TIN'AUAN PUSTAKA

    III.1 (isi%l%"i $enstruasi

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    7/30

    7

    yang sama. 2uga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu

    tidak sama. Panjang siklus yang biasa pada manusia berkisar antara '9-3' hari,

    dan kira-kira >=% wanita yang bero#ulasi siklus haidnya berkisar antara &?-1'

    hari. 2ika siklusnya kurang dari &? hari atau lebih dari 1' hari dan tidak teratur,

    biasanya siklusnya tidak bero#ulasi 6ano#ulatoar8.

    4ama haid biasanya antara 3 G 9 hari, ada yang & G ' hari dan diikuti darah

    sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai = G ? hari. Pada setiap wanita

    biasanya lama haid itu tetap. 2umlah darah yang keluar rata-rata 33,' H &7 cc.

    2umlah darah haid lebih dari ?0 cc dianggap patologik. urang lebih 90% darah

    menstruasi dikeluarkan dalam '1 jam pertama. Bairan menstruasi terdiri dari

    utamanya adalah darah arterial, '9% darah #ena, debris jaringan, prostaglandin

    dan jumlah yang relatif besar dari fibrinolisin dari jaringan endometrial yang

    menyebabkan darah haid tidak membeku.

    da 1 kompartemen pada fisiologi haid, yaitu endometrium, o#arium,

    hipofisis, dan hipotalamus.1

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    8/30

    8

    yaitu lobus anterior dan posterior.1 4obus anterior hipofisis menghasilkan (S kategori utama sesuai dengan akronim LP4 B+E)/M yakni N polip,

    adenomiosis, leiomioma, malignancy dan hiperplasia, coagulopathy, o#ulatory

    dysfunction, endometrial, iatrogenik, dan not yet classified.

    elompok P4 merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan

    berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. elompok

    LB+E)/M merupakan kelinan non strruktural yang tidak dapat dinilai dengan

    teknik pencitraan atau histopatologi. Sistem klasifikasi tersebut disusun

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    15/30

    15

    berdasarkan pertimbangan bahwa seorang pasien dapat memiliki satu atau lebih

    faktor penyebab P!.

    A. P%li& ,PUAP-

    Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik

    bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan

    kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.

    *ejala

    Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan

    P!.

    4esi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas.

    $iagnostik

    $itegakkan berdasarkan pemeriksaan

    !S* dan atau histeroskopi, dengan

    atau tanpa hasil histopatologi.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    16/30

    16

    *ejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdarahan uterus

    abnormal.

    $iagnostik

    riteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan

    endometrium pada hasil histopatologi

    denomiosis dimasukkan ke dalam sistem klasifikasi berdasarkan

    pemeriksaan 5) dan !S*

    engingat terbatasnya fasilitas 5), pemeriksaan !S* cukup untuk

    mendiagnosis adenomiosis

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    17/30

    17

    Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri yakni

    hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa lokasi, ukuran,

    serta jumlah mioma uteri.

    "erikut adalah klasifikasi mioma uteri

    a. Primer ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri

    b. Sekunder membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium

    6mioma uteri submukosum8 dengan jenis mioma uteri lainnya.

    c. ersier lasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural

    dan subserosum.

    D. $ali"nan3 an2 h&er&lasia ,PUA$-

    Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan

    endometrium.

    *ejala

    Perdarahan uterus abnormal

    $iagnostik

    eskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan

    merupakan penyebab penting P!

    lasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan sistem klasifikasi

    ()*+ dan

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    18/30

    18

    iga belas persen perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki

    kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah

    penyakit #on illebrand.

    (. #*ulat%r 2s+un3ti%n ,PUA#-

    egagalan o#ulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus.

    *ejala

    Perdarahan uterus abnormal

    $iagnostik

    *angguan o#ulasi merupakan salah satu penyebab P! dengan

    manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang

    ber#ariasi

    $ahulu termasuk dalam kriteria Perdarahan uterus disfungsional 6P!$8

    *ejala ber#ariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang,

    hingga perdarahan haid banyak

    *angguan o#ulasi dapat disebabkan oleh sindrom o#arioum polikistik,

    hiperprolaktenemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan,

    anoreksia atau olahragaberat yang berlebihan.

    4. En2%metrial ,PUAE-*angguan hemostatis lokal endometrium yang memiliki kaitan erat

    dengan terjadinya perdarahan uterus.

    *ejala

    Perdarahan uterus abnormal

    $iagnostik

    Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus

    haid teratur Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis

    lokal endometrium

    danya penurunan produksi faktor yang terkait #asokonstriksi seperti

    endothelin-& dan prostaglandin ('O serta peningkatan aktifitas

    fibrinolitik

    *ejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan

    yang berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    19/30

    19

    $iagnosis P!-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain

    pada siklushaid yang bero#ulasi.

    H. Iatr%"eni! ,PUAI- Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan inter#ensi medis

    seperti penggunaan estrogen, progestin, $5.

    Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen

    atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau

    breakthrough bleeding.

    Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam

    sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai berikut

    o Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi

    o Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin

    o Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna

    anti koagulan 6 warfarin, heparin, dan low molecular weight

    heparin8 dimasukkan kedalamklasifikasi P!-B.

    ). N%t et 3lassi+ie2 ,PUAN8

    ategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau

    sulit dimasukkan dalam klasifikasi

    elainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis

    kronik atau malformasi arteri-#ena

    elainan tersebut masih belum jelas kaitannyadengankejadian P!.

    III.. Pene"a!!an Dia"n%sis PUA5

    Pada pasien yang mengalami P!$, anamnesis perlu dilakukan untuk

    menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    20/30

    20

    &. Pemeriksaan (isik

    !ntuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik, meliputi semua tanda

    #ital. emudian menilai

    )ndeks massa tubuh 6) F '= termasuk obesitas8

    anda-tanda hiperandrogen

    Pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi hipo ; hipertiroid

    *alaktorea 6kelainan hiperprolaktinemia8

    *angguan lapang pandang 6karena adenoma hipofisis8

    (aktor risiko keganasan endometrium 6obesitas, nulligra#ida,

    hipertensi, diabetes mellitus, riwayat keluarga, S+P8

    '. Pemeriksaan ginekologi

    Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk

    pemeriksaan Papsmear dan harus disingkirkan kemungkinan adanya

    mioma uteri, polip, hiperplasiaendometrium atau keganasan.

    3. Penilaian o#ulasi

    Siklus haid yang bero#ulasi sekitar ''-39 hari. 2enis perdarahan P!-+

    bersifat ireguler dan sering diselingi amenorea. onfirmasi o#ulasi dapat

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    21/30

    21

    dilakukan dengan pemeriksaan progesteron serum fase lutela mayda atau

    !S* trans#aginal bila diperlukan.

    1. Penilaian endometrium

    Pengam bilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua

    pasien P!

    Pengambilan sample endometrium hanya dilakukan pada

    Perempuan umur F 19 tahun

    erdapat faktor risiko genetik

    !S* trans#aginal menggambarkan penebalan endometrium

    kompleks yang merupakan faktor risiko hiperplasia atipik

    atau kanker endometrium

    erdapat faktor risiko diabetes melitus, hipertensi, obesitas,

    nulipara

    Perempuan dengan riwayat keluarga nonpolyposis

    colorectar cancer memiliki risiko kanker endometrium

    sebesar 70% dengan rerata umur saat diagnosis antara 1?-

    90 tahun.

    Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada perdarahna uterus

    abnormal yang menetap 6tidak respon terhadap pengobatan8

    "eberapa teknik pengambilan sample endometrium seperti $ dan

    biopsi endometrium dapat dilakukan.

    9. Penilaian ka#um uteri

    "ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau

    mioma uteri submukosum. !S* trans#aginal merupakan alat penapis yang

    tepat dan harus dilakukan pada pemeriksaan awal P!. "ila dicurigai

    terdapat polip endometrium atau mioma uteri submukosum disarankan

    untuk melakukan S)S atau histeroskopi. euntungan dalam penggunaan

    histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan

    7. Penilaian miometrium

    "ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya mioma uteri atau

    adenomiosis. iometrium dinilai menggunakan !S* 6trans#agina,

    transrektal dan abdominal8, S)S, histeroskopi atau 5). Pemeriksaan

    adenomiosis menggunakan 5) lebih unggukdibandingkan !S*

    trans#aginal.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    22/30

    22

    =. Pemeriksaan Penunjang

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    23/30

    23

    III..6 Prinsi& Penan"anan PUA A!ut

    III..7 Tatala!sana $e2i!ament%sa &a2a Abn%rmal Uterine Blee2in"

    a. sam raneksamat

    +bat ini bersifat inhibitor kompetitif pada akti#asi plasminogen.

    Plasminogen akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah

    fibrin menjadi fibrin degradation product 6($Ps8. +leh karena itu obat ini

    berfungsi sebagai agen anti fibrinolitik. +bat ini akan menghambat faktor-

    faktor yang memicu terjadinya pembekuan darah, namun tidak

    menimbulkan kejadian trombosis. Perdarahan menstruasi melibatkan

    pencairan darah beku dari arteriol spinal endometrium, maka pengurangan

    dari proses ini dipercaya sebagai mekanisme penurunan jumlah darah

    mens. Efek samping gangguan pencernaan, diare, sakit kepala. $osisnya

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    24/30

    24

    untuk perdarahan mens yang berat adalah &g 6':900mg8 dari awal

    perdarahan hingga 1 hari.

    b. +bar anti inflamasi non steroid 6)/S8

    adar prostaglandin pada endometrium penderita gangguan haid akan

    meningkat. )/S ditujukan untuk menghambat siklooksigenase, dan akan

    menurunkan sintesa prostaglandin pada endometrium. Prostaglandin

    mempengaruhi reakti#itas jaringan lokal dan terlibat dalam respon

    inflamasi, jalur nyeri, perdarahan uterus, dan kram uterus. )/S dapat

    mengurangi jumlah darah haid hingga '0-90 persen Pemberian )/S

    dapat dimulai sejak perdarahan hari pertama astau sebelumnya hingga

    perdarahan yang banyak berhenti. Efek samping gangguan pencernaan,

    diare, perburukan asma pada penderita yang sensitif, ulkus peptikum

    hingga kemungkinan terjadinyaperdarahandan peritonitis.

    c. Estrogen

    Sediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak.

    Sediaan yang digunakan adalah EE, dengan dosis '.9 mg per oral 1:&

    dalam waktu 1? jam. Pemberian EE dosis tinggi tersebut dapat disertai

    dengan pemberian obat anti emetik seperti promethaDine '9 mg per oral

    atau intra muskular setiap 1-7 jam sesuai dengan kebutuhan. ekanisme

    kerja obat ini belum jelas, kemungkinan akti#itasnya tidak terkait langsung

    dengan endometrium. +bat ini bekerja memacu #asospasme pembuluh

    kapiler dengan cara mempengaruhi kadar fibrinogen, faktor )@, faktor Q,

    proses aggregasi trombosit dan permeabilitas pembuluh kapiler.

    Pembentukan reseptor progesteron akan meningkat sehingga diharapkan

    pengobatan selanjutnya dengan menggunakan progestin akan lebih baik.

    Efek samping berupa gejala akibat defek estrogen yang berlebihan seperti

    perdarahan uterus, mastodinia dan retensi cairan

    d. P

    Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi

    kombinasi akibat endometrium yang atrofi. $osis yang dianjurkan pada

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    25/30

    25

    saat perdarahan akut adalah 1:& tablet selama 1 hari, dilanjutkan dengan

    3:& tablet selama 3 hari, dilanjutkan dengan ':& tablet selama ' hari, dan

    selanjutnya &:& tablet selama 3 minggu. Selanjutnya bebas pil selama =

    hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian pil kontrasepsi kombinasi

    paling tidak selama 3 bulan. pabila pengobatannya ditujukan untuk

    menghentikan haid, maka obat tersebut dapat diberikan secara kontinyu,

    namun dianjurkan setiap 3-1 bulan dapat dibuat perdarahan lucut. Efek

    samping dapat berupa perubahan mood, sakit kepala, mual, retensi cairan,

    payudara tegang, deep #ein trombosis, stroke dan serangan jantung.

    e. Progestin

    +bat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen

    serta akan mengaktifkan enDim &=-hidroksi steroid dehodrogenase pada

    sel-sel endometrium, sehingga estradiol akan dikon#ersi menjadi estron

    yang efek biologisnya lebih rendah dibandingkan estradiol. eski

    demikian penggunaan progestin yang lama dapat memicu efek mitotik

    yang menyebabkan terjadinya atrofi endometrium. Progestin dapat

    diberikan secara siklik maupun kontinyu. Pemberian siklik diberikan

    selama &1 hari kemudian stop selama &1 hari, begitu berulang-ulang tanpa

    memperhatikan pola perdarahannya.

    pabila perdarahan terjadi pada saat sedang mengkonsumsi progestin,

    makan dosis obat progestin dapat dinaikkan. Selanjutnya hitung hari

    pertama perdarahan tadi sebagai hari pertama, dan selanjutnya progestin

    diminum sampai &1 hari. Pemberian progestin secara siklik dapat

    menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila terdapatkontraindikasi 6misalkan hipersensiti#itas, kelainan pembekuan darah,

    riwayat stroke, riwayat penyakit jantung koroner atau infark miokard,

    kecurigaan keganasan payudara ataupun genital, riwayat penyakit kuning

    akibat kolestatis, kanker hati8. Sediaan progestin yang dapat diberikan

    antara lain P &:&0 mg, norestiron asetat dengan dosis '-3 : 9 mg,

    didrogestron ':9 mg atau nomegestrol asetat &: 9 mg selama &0 hari per

    siklus.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    26/30

    26

    pabila pasien mengalami perdarahan hebat saat kunjuungan, dosis

    progestin dapat dinaikkan setiap ' hari hingga perdarahan berhenti.

    Pemberian dilanjutkan untuk &1 hari dan kemudian berhenti selama &1

    hari, demikian selanjutnya berganti-ganti pemberian progestin secra

    kontinyu dapat dilakukan apabila tujuannya untuk membuat amenorea.

    erdapat beberapa pilihan yaitu

    o Pemberian progestin oral P &0-'0 mg per hari

    o Pemberian $P setiap &' minggu

    o Penggunaan 4/* )!S

    Efek samping peningkatan berat badan, perdarahan bercak, rasa begah,

    payudara tegang, sakit kepala, jerawat dan timbul perasaan depresi

    f. ndrogen

    $anaDol adalah suatu sintetik iso:aDol yang berasala dari turunan &=a-

    etinil tetosteron. +bat tersebut memiliki efek androgenik yang berfungsi

    untuk menekan produksi estradiol dari o#arium, serta memiliki efek

    langsung terhadap reseptor estrogewn di endometrium dan di luar

    endometrium. Pemberian dosis tinggi '00 mg atau lebih per hari dapat

    dipergunakan untuk mengobati perdarahan menstrual hebat. $anaDol dapat

    menurunkan hilangnya darah dalam menstruasi kurang lebih 90%

    bergantung dari dosisnya dan hasilnya terbukti lebih efektif dibanding

    dengan )/S atau progestin oral. $engan dosis lebih dari 100 mg per hari

    dapat menyebabkan amenorea. Efek sampingya dialami oleh =9% pasien

    yakni penigkatan berat badan, kulit berminyak,jerawat, perubahan suara.

    g. gonis *onadotropine 5eleasing

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    27/30

    27

    karena terjadi percepatan demielinisasi tulang. pabila pemberiannya

    melebihi 7 bulan, maka dapat diberikan tambahan terapi estrogen dan

    progestin dosis rendah 6add back therapy8. Efek samping biasanya muncul

    pada penggunaan jangka panjang, yakni keluhan-keluhan mirip wanita

    menopause 6misalkan hot flushes, keringat yang bertambah, kekeringan

    #agina8, osteoporosis 6terutama tulang-tulang trabekular apabila

    penggunaan *n5< agonis lebihdari 7 bulan8.

    h.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    28/30

    28

    BAB I)

    ANALISIS KASUS

    bnormal !terine "leeding 6!"8 merupakan terjadi perdarahan

    abnormal di dalam atau di luar siklus haid. Etiologi dibagi ' bagian

    yaitu, kelainan organik meliputi polip, adenomiosis, leimyoma, malignancy dan

    kelainan anorganik meliputi coagulopaty, o#arium disfunction, endometrial,

    iatrogenik, non yet clasificasion.

    Pada kasus ini ditegakkan diagnosis abnormal uterine bleeding suspek

    hyperplasia endometrium berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang juga

    meliputi pemeriksaan ginekologis. Pada anamnesis didapatkan keluhan keluar

    darah dari kemaluannya perdarahan dari #agina sejak & minggu S5S. Pasien

    mengatakan menstruasi yang dialaminya semakin hari semakin banyak, nyeri

    perut disangkal, perdarahan seperti ini sebelumnya pernah dialami pasien & tahun

    yang lali. onsumsi obat-obatan pengencer darah disangkal, penggunaan

    kontrasepsi hormonal disangkal, perdarahan diantara siklus mens disangakal,

    benjolan diperut atau perut yang semakin membesar disangkal.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan takikardi dengan 0:'0:?9 mm, pada korpus anterior s.d mendesak ka#um

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    29/30

    29

    tampak massa hipoekoik batas tegas ukuran diameter 70mm kemungkinan dari

    mioma uteri submukosum. +#arium kanan dalam batas normal, o#arium kiri

    tampak massa kistik tampak ekhointerna diameter 30mm. dengan kesan mioma

    uteri submukosum, kista retorsi o#arium kiri. Sehingga dapat diperkuat penyebab

    perdarahan uterus abnormal pada pasien ini karena adanya kelainan organic

    berupa mioma uteri submukosal.

    Pada pemeriksaan penunjang lab darah ditemukan hb saat masuk

    ditemukan hb =,9g;dl, ht '1, 5$-B@ '7,97%.

  • 7/26/2019 Presus Aub Ita

    30/30

    30

    $(5 P!S

    &. (raser )S, Britchley . "aDiad, .,