Download - Presentation1

Transcript
Page 1: Presentation1

Judul : Kurikulum & Pembelajaran Dalam Rangka Otonomi Daerah

Pengarang : Drs. H. daeng Sudirwo, M.Pd.Tahun : 2001

Page 2: Presentation1

BAB IKURIKULUM

 Kurikulum didefenisikan sebagai program pendidikan yang bertujuan melaksanakan tujuan pendidikan di sekolah dan berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan kondisi dan kebutuhan daerah.Fungsi  kurikulum  dapat  ditinjau  dari  tiga  segi,  yaitu  fungsi  bagi  sekolah  yang  bersangkutan,  fungsi  bagi  sekolah  di  tingkat atasnya, dan fungsi masyarakat.Kurikulum juga mempunyai komponen-komponen pokok, diantaranya: tujuan, isi, organisasi dan strategi.Sekitar sepuluh tahun sekali adanya pergantian kurikulum dalam rangka pengembangan kurikulum ke arah yang lebih baik.

REFLEKSIKurikulum  merupakan  program  pendidikan  karena  kurikulum  menjadi  pedoman  pelaksanaan  pembelajaran  di  sekolah. Melaksanakan  tujuan  pendidikan  di  sekolah  artinya  melaksanakan  tujuan  pendidikan  dengan  kegiatan  kurikuler  maupun ekstrakurikuler. Dengan memperhatikan kondisi  dan  kebutuhan daerah artinya kurikulum yang berlaku nasional  tersebut di setiap daerah harus disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan daerah.Fungsi  kurikulum ditinjau  dari  fungsi  bagi  sekolah  yang  bersangkutan  terdapat  dua  fungsi,  yaitu  fungsi sebagai alat  karena berfungsi untuk mencapai  tujuan-tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan, dan  fungsi sebagai pedoman  karena kurikulum sekolah akan dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pengajaran di sekolah, misal mengatur jenis programFungsi kurikulum ditinjau dari fungsi bagi sekolah di tingkat atasnya, bahwa setiap tingkatan sekolah harus diketahui kurikulum sekolah  yang  lebih  tinggi  agar  tidak  terjadi  tumpang  tindih  pelajaran  ataupun  materi  pelajaran  dengan  sekolah  yang  lebih rendah  tingkatannya,  sehingga  terhindar  dari  pengulangan  penyampaian  materi  yang  dapat  mengakibatkan  pemborosan dalam segala bidang.

Page 3: Presentation1

Fungsi kurikulum ditinjau dari fungsi bagi masyarakat, bahwa pendidikan memang bertugas mempersiapkan anak didiknya agar dapat berperan dalam masyarakat pada masa yang akan datang.

Salah satu komponen kurikulum adalah tujuan kurikulum yaitu tujuan pendidikan. Tujuan tersebut terdapat pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat “… mencerdaskan kehidupan bangsa…” serta terdapat pada pasal 4 UU No. 2 Tahun1989 tentang sistem pendidikan nasional “..pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya…”. Selanjutnya tujuan pendidikan nasional diturunkan menjadi tujuan unstitusional (kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan program studinya pada lembaga pendidikan yang ditempuh), tujuan kurikuler (tujuan bidang studi), tujuan pembelajaran (tujuan umum dan khusus).

Selain tujuan kurikulum, isi kurikulum juga merupakan komponen dari kurikulum. Isi kurikulum ini adalah mata pelajaran- mata pelajaran. Agar isi mata pelajaran terbatas maka dibuatlah GBPP.

Komponen lain dari kurikulum adalah organisasi dan strategi kurikulum. Organisasi kurikulum yang paling mendasar adalah subject curriculum (kurikulum yang mendasarkan pandangannya pada mata pelajaran), selanjutnya activity curriculum (kurikulum aktivitas), dan core curriculum (kurikulum yang mengusahakan integrasi bahan pelajaran dengan kebutuhan siswa di masyarakat).

Pergantian kurikulum dalam rangka pengembangan kurikulum artinya kurikulum yang menggantikannya diharapkan lebih baik dari pada yang digantikannya. Model- model pengembangan kurikulum sampai saat ini sudah ada 8, yaitu:

1.   Top Down Model, Model ini dikembangkan dari atas, dari top organisasi.2.   The Grass Roots  Model, lawan daeri Top Down Model.3.   Beauchamp’s Model, Model pengembangan kurikulum yang dikembangkan oleh ahli kurikulum beauchamp.4.   The Demonstration  Model, Model ini datang dari bawah, dari guru.5.   Taba’s  Inverted Model, Model ini bersifat induktif.6.    Roger’s Interpersonal Relations Model, Model ini dikembangkan oleh ahli psikoterapi Roger’s.7.Emerging Technical Model, Model ini tumbuh berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di          masyarakat.8.    The Systemic Action-Research Model, Model ini disusun berdasarkan procedure action research.

Page 4: Presentation1

BAB IIPEMBELAJARAN

Belajar adalah suatu proses dimana aktivitas bermula atau diubah melalui proses pelatihan yang dibedakan dari perubahan karena faktor-faktor yang bukan latihan.Pembelajaran merupakan keseluruhan peraturan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar.Dalam pembelajaran ada teori pembelajaran dan ada praktek pembelajaran. Selain itu,dalam belajar ada teori belajar dan praktek belajar.Teori dalam belajar dibagi 3 macam, yaitu: teori belajar ilmu jiwa daya, teori belajar asosiasi, dan teori belajar gestalt.Kesulitan dalam belajar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Belajar merupakan suatu proses dimana aktivitas bermula melalui proses pelatihan sehingga terjadi perubahan tingkah laku karena adanya interaksi dengan lingkungan.Teori belajar pada umumnya dinagi menjadi tiga macam, yaitu: •Teori belajar ilmu jiwa daya, menurut teori ini otak manusia mempunyai menerapkan bagian ”faculties” dari daya dan daya dapat berkembang dalam latihan.2. Teori belajar asosiasi, pada teori ini berpandangan bahwa belajar adalah pembentukan respons bersyarat berdasarkan pada sistem urat saraf.•Teori belajar gestalt, teori ini mengemukakan keseluruhan sebagai prinsip utamanya, yaitu suatu organism yang dinamis yang berhubungan dengan dunia sekitarnya untuk mencapai tujuan-tujuannya.

Page 5: Presentation1

REFLEKSI

Pembelajaran merupakan perubahan penekanan dari istilah pengajaran. Perbedaannya, pengajaran

lebih menitikberatkan pada tinjauan bagaimana guru mengajar saat proses belajar. Sedangkan

pembelajaran lebih menitikberatkan tinjauan bagaimana murid belajar.

Selain itu, pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan, siswa sebagai pemeran utama dan

guru bertugas sebagai fasilitator pembelajaran. Sehingga, guru sebagai fasilitator harus bisa membantu

siswa dalam meningkatkan gaya belajarnya agar mampu mereaksi informasi yang diterima, mengingat,

berfikir, dan memecahkan masalah secara konsisten.

Seringkali siswa mengalami kesulitan dalam belajar, hal itu disebabkan oleh dua factor, yaitu:

1.Factor internal, merupakan factor dari dalam diri siswa yang mempengaruhi kemampuan belajar

siswa, missal kecerdasan dan motivasi.

2.Factor eksternal, merupakan faktor dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar, missal

keluarga.

Page 6: Presentation1

BAB IIIPERENCANAAN PEMBELAJARAN

Setiap perencanaan mengandung unsure dasar yang disebut 5w+1h, yaitu:

•What, tujuan apa yang akan dicapai?

•Why, mengapa hal tersebut dilakukan?

•Who, oleh siapa rencana itu akan dibuat?

•When, kapan akan dilakukan?

•Where, dimana perencanaan itu akan dilakukan?

•How, bagaimana merealisasikan perencanaan itu?

Sebelum membuat perencanaan pembelajaran, terlenih dahulu harus membuat Analisis Materi

Pembelajaran(AMP). Pembuatan perencanaan penbelajaran harus mengacu pada tujuan pembelajaran

khusus.

Page 7: Presentation1

REFLEKSI

Sebelum mmebuat perencanaan pembelajaran, seorang guru harus membuat Analisis Materi

Pembelajaran (AMP) terlebih dahulu. AMP adalah kegoatan guru meneliti GBPP (Garis-garis besar

Program Pengajaran), mengkaji materi, kemudian mempertimbangkannya dalam penjabaran penyajiannya.

Pembuatan program tahunan, program saturwulan, dan program satuan pembelajaran merupakan

bagian dari kegiatan-kegiatan rencana pembelajaran untuk mempersiapkan melakukan proses belajar

selaku fasilitator pembelajaran. Sehingga, pembuatannya harus mengacu pada tujuan pembelajaran khusus

yang sudah ditetapkan oleh program satuan pembelajaran. Dan perencanaan pembelajaran tersebut dibuat

secara berurutan sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran khusus.

Page 8: Presentation1

BAB IVKOMPETENSI GURU

Kompetensi artimya kewenangan, kecakapan, atau kemampuan.

Tiga kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: kompetensi pribadi, professional, dan

kemasyarakatan.

Untuk mendalani persepsi guru, dapat dilihatdari bagaimana peran sosialnya, ikrar guru Indonesia,

dank ode etik guru Indonesia.

Syarat kompetensi professional guru:

•Memiliki kode etik sebagai acuan.

•Memiliki klien/ onjek layanan.

•Diakui oleh masyarakat.

PGBK merupakan suatu pendidikan untuk mempersiapkan kompetensi guru agar guru memiliki

kompetensi/ pengetahuan yang lebih luas daripada muridnya.

Akuntabilitas guru adalah pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan tugasnya kepada siswa,

orang tua, teman sejawat, kepala sekolah, pengawas masyarakat maupun Tuhan Yang Maha Esa.

Page 9: Presentation1

REFLEKSI

Kompetensi artinya kewenangan, kecakapan atau kemampuan. Tapi disini lebih tepat kalau

kompetensi diartikan dengan kemampuan.

Antara kompetensi pribadi dan kemasyarakatan saling berhubungan, diantaranya :

1. Menghayati dan mengamalkan nilai hidup

2. Jujur dan bertanggung jawab

3. Guru mampu berperan sebagai pemimpin

4. Berperan aktif dalam pelestarian budaya maryarakat

Selain itu, guru harus memiliki kompetensi professional agar dapat melahirkan siswa yang

berpengetahuan luas dan memiliki kompetensi serta dengan kompetensi guru mudah melakukan

pertanggungjawaban. sesama manusia.

Page 10: Presentation1

BAB VKETERAMPILAN MENGAJAR

Keterampilan guru untuk mampu mengelola interaksi belajar mengajar terdiri dari:

• Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

• Keterampilan menjelaskan

• Keterampilan bertanya

• Keterampilan memberi penguatan

• Keterampilan mengadakan variasi

• Keterampilan mengelola kelas

• Keterampilan membimbing diskusi

Page 11: Presentation1

REFLEKSI

Keterampilan mengajar merupakan keterampilan guru yang diperlukan untuk dapat mengelola interaksi

belajar mengjar, sehingga :

1. Seorang guru harus terampil membuka danb mampu mengakhiri pelajaran karena berpengaruh

terhadap berhasil tidaknya proses pembelajaran.

2.Hurus memiliki keterampilan dalam menjelaskan karena merupakan keterampilan inti yang harus

dimiliki seorang guru.

3. Harus mampu mengajak siswa untuk berpikir dan mengajukan pendapat.

4. Harus mampu merespon tingkah laku siswa yang dianggap benar.

5.Harus memiliki ide untuk menghilangkan kebosanan siswa dengan mengadakan variasi-variasi baru

dalam mengajar.

6. Harus terampil mengelola kelas untuk menciptakan kondisi belajar yang optimal.

• Harus terampil membimbing diskusi, karena dengan diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa dan

berfungsi dalam pembentukan pengetahuan dan keterampilan.

Page 12: Presentation1

BAB VICARA BELAJAR SISWA AKTIF

Cara belajar siswa aktif atau student active learning adalah suatu teknik mengoptimalkan

pembelajaran siswa.

Ada 5 indikator untuk dapat melihat sejauh mana kadar CBSA terkandung dalam proses belajar

mengajar , yaitu:

•Dari sudut siswa

•Dari sudut guru

•Dari segi program

•Dari situasi belajar

•Dari sarana belajar

Ada beberapa model mengajar teknik CBSA, diantaranya model mengajar delikan dan model

mengajar pemecahan masalah.

Page 13: Presentation1

REFLEKSI

CBSA sebenarnya bukan hal baru dalam teori pembelajaran. CBSA ini semakin berkembang setelah

adanya paradigm baru pendidikan. Bahwa tugas guru bukanlah mengajar tetapi membelajarkan

siswa.Sehingga, agar terjadi proses pembelajaran yang sebenarnya maka cara yang tepat adalah dengan

mempergunakan teknik CBSA, yang artinya suatu teknik / cara mengoptimalkan pembelajaran siswa.

Page 14: Presentation1

BAB VIIOTONOMI DAERAH DALAM BIDANG PENDIDIKAN

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Kewenangan pemerintahan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan yang dimiliki pemda provinsi dan

pemda kab/kota dapat dilihat pada peraturan pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang kewenangan

pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom.

MBS (Manajemen Bebasis Sekolah) merupakan implementasi otonomi daerah dalam bidang pendidikan

berupa reformasi pendidikan pada bidang persekolahan.

Page 15: Presentation1

REFLEKSI

Kewenangan pemerintah dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dapat dilihat pada peraturan

pemerintah No. 25 Tahun 200 tentang kewenangan pemerintah provinsi dalam bidang pendidikan dan

kebudayaan.

Sedangkan kewenangan pemerintah Kab/Kota dalam bidang pendidikan dan kebudayaan

ditentukan sendiri oleh daerah Kab/Kota dan diwujudkan dalam bentuk Peraturan daerah, sehingga

terdapat perbedaan kewenangan yang dimiliki tiap kab/Kota.