Urgensi Pengurusan Perizinan
dalam Pendirian Badan Usaha
Penelitian ini sebagai Syarat Kelulusan :
PENDIDIKAN & LATIHAN KEAHLIAN HUKUM
FAKULTAS HUKUM UGM
Oleh :
Tri Kurnianto
06/200527/HK/00501
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
1
Urgensi Pengurusan Perizinan dalam Pendirian Badan Usaha
1. Pendahuluan
Pengertian dari perusahaan seperti tercantum dalam No.3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan
adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan
didirikan, bekerja, serta berkedudukan dalam wilayah Negara Indonesia untuk tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba. Dari pengertian diatas dapat diambil pokok bahasan bahwa perusahaan adalah :
a. Badan usaha berbadan hukum
b. Kegiatan dalam bidang ekonomi
c. Bersifat terus menerus
d. Terang -terangan
e. Keuntungan dan/atau laba
f. Pembukuan
Sebelum melakukan kegiatan ekonomi pada suatu perusahaan, tentunya harus ada suatu proses perizinan
yang mendahuluinya. Proses perizinan inilah yang akan di bahas.
Tahap-tahap perizinan
Akta Pendirian perusahaan
Akta pendirian perusahaan adalah akta otentik, yaitu salah satu bentuk legalitas perusahaan yang di buat
di muka notaries, pejabat umum yang di beri wewenang untuk itu oleh Undang-undang. Pada akta
pendirian harus memuat Anggaran Dasar Perusahaan yang berisi beberapa ketentuan sebagai berikut :
2
1. Secara formal memuat judul, nomor, tempat, hari dan tanggal pembuatan dan
penandatanganan akta pendirian
secara materiil memuat tentang :
- pendiri/pihak-pihak pendiri
- perusahaan
- usaha perusahaan
- hubungan perusahaan
- cara penyelesaian jika terjadi sengketa
2. Nama Perusahaan
Di Indonesia menganut beberapa azas tentang pemberian nama suatu perusahaan. Azas -azas tersebut
dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. pembauran nama perusahaan dengan nama pribadi
b. pembauran bentuk hukum perusahaan dengan nama pribadi
c. larangan memakai nama perusahaan orang lain
d. larangan memakai merek orang lain
e. larangan memakai nama perusahaan yang menyesatkan
3. Hak atas nama perusahaan
Di Indonesia belum adanya UU yang mengatur tentang pemberian nama perusahaan, sehingga banyak
sekali kejhatan yang terjadi dengan modus nama perusahaan tersebut. Tetapi di Indonesia perbuatan ini di
kategorikan sebagai perbuatan curang sehingga melanggar pasal 393 KUHP tentang perbuatan curang.
Dalam hal ini perlu diperhatikan masalah pemberian nama agar tidak terjadi tindak pidana
3
4. Pengakuan dan pengesahan
Berikut merupakan pernyataan untuk perihal perngakuan dan pengesahan adalah
a. dikatakan ada pengakuan apabila tidak ada pihak yang menyangkal atau keberatan dengan pemakaian
nama perusahaan yang bersangkutan
b. pengusaha atau masyarakat umum mengetahui dan mengakui nama yang dipakai oleh perusahaan yang
bersangkutan dalam menjalankan usahanya
c. dikatakan ada pengesahan apabila nama perusahaan yang dipakai menjalankan usaha itu di buat di
muka notaris, di umumkan dalam Berita negara, dan di daftarkan dalam Daftar Perusahaan, tetapi tidak
ada yang keberatan terhadap nama tersebut
d. dengan terdaftar nama perusahaan dalam Daftar perusahaan maka sudah dianggap sah
e. apabila ada pihak yang tidak mengakui nama perusahaan yang di daftarkan maka dapat mengajukan ke
Menteri Perindustrian dan perdagangan mengenai nama yang di daftarkan beserta alasannya
Nama perusahaan yang mengandung merek orang lain adalah masalah yuridis tentang hal atas merek
perusahaan. Maka masalah tersebut dapat di selesaikan dengan beberapa UU sebagai berikut :
Pasal 27 dan 29 Undang-undang No. 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
Pasal 72 dan 73 Undang-undang no. 19 Tahun 1992 tentang merek Jo Pasal 72 dan 73 Undang-undang
No 14 tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 19 tahun 1992
4
Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP) untuk perusahaan
Surat izin usaha di terbitkan oleh instansi teknik berwenang yaitu instansi yang di beri wewenang oleh
Departemen yang membawahkan bidang usaha perusahaan.jika perusahaan menjalankan usaha di bidang
perindustrian dan perdagangan maka surat izin usaha di terbitkan oleh instansi yang di tunjuk oleh
Menteri Perdagangan. Untuk menentukan jenis perizinan di bidang perdagangan yang wajib di miliki oleh
setiap perusahaan, maka dapat di bedakan menurut jumlah nilai investasi perusahaan (modal
perusahaan)seluruhnya. Ketentuan pasal 6 keputusan Menperindag no. 408 tahun 1997 menjelaskan
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya
samapai dengan Rp. 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha wajib memperoleh
Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) yang di berlakukan sebagai SIUP. Jika perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha perdagangan dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp.
200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usahanya wajib memperoleh SIUP.
Tata Cara Permintaan Penerbitan TDUP/SIUP
Berdasarkan ketentuan pasal 9 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997, permintaan TDUP bagi perusahaan
yang mempunyai nilai investasi sampai dengan Rp. 200.000.000,00 di ajukan kepada kepala Jantor
Deperindag setempat. Permintaan TDUP tersebut di lakukan dengan menyampaikan surat permintaan
TDUP kepada Kakandep yang ditandatangani oleh pemilik/penanggung jawab perusahaan yang isinya :
1. nama pemilik/perusahaan
2. alamat pemilik /perusahaan
3. nama dan alamat penanggung jawab perusahaan
4. nomor pokok wajib pajak ( NPWP)
5
5. bidang usaha barang/jasa
6. nilai investasi tidak termasuk tanah dan bangunan
7. jenis kegiatan usaha
8. jenis barang/ jasa dagangan uatama
9. merek
Dalam pasal 11 Kepmenperindag No. 408 tahun 1997 di tentukan bahwa Permintaan TDUP atau SIUP
wajib melampirkan dokumen-dokumen dengan ketentuan :
a) perusahaan badan hukum dan Koperasi
b) salinan/kopi akta pendirian yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman bagi Perseroan
Terbatas dan instansi yang berwenang bagi Koperasi
c) Kopi KTP pemilik/ penanggung jawab perusahaan
d) Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
e) Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
f) perusahaan persekutuan bukan badan hukum
g) salinan Akata pendirian
h) Kopi KTP pemilik/penanggung jawab
i) Kopi Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) perusahaan
j) Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
k) Perusahaan perseorangan
l) Kopi KTP pemilik
m) Kopi NPWP pemilik
n) Kopi Surat Izin Tempat Usaha dari Pemda setempat
6
Tata Cara untuk Mendapatkan Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP)
Berikut mengenai perihal penyediaan Surat Permohonan Izin ( SPI ) sebagai berikut :
kantor wilayah Perdagangan menyediakan SPI secara Cuma-Cuma bagi perusahaan atau pengusaha
yang tempat kedudukannya di ibukota Provinsi tingkat I, daerah Istimewa atau Daerah Khusus
Ibukota Jakarta tempat kedudukan Kantor Wilayah Perdagangan
kantor perdagangan menyediakan SPI secara Cuma-Cuma bagi perusahaan pengusaha yang tempat
kedudukannya di wilayah Kabupaten atau Kotamadya daerah tingkat II tempat kedudukan di wilayah
Kabupaten atau Kota madya daerah tingkat II tempat kedudukan Kantor Perdagangan
apabila di suatu wilayah kabupaten atau kota madya Daerah tingkat II belum di bentuk kantor
perdagangan, SPI di sediakan secara Cuma-Cuma oleh pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Kantor
Wilayah Perdagangan yang wilayah kewenangannya meliputi tempat kedudukan perusahaan atau
pengusaha yang bersangkutan
apabila di suatu wilayah Kabupaten atau Kotamadya daerah tingkat II belum dibentuk kantor
perdagangan atau belum ditunjuk pejabat, SPI di sediakan secara Cuma-Cuma oleh kantor koperasi
yang wilayah kewenangannya meliputi tempat kedudukan perusahaan atau pengusaha yang
bersangkutan
bagi perusahaan yang berbentuk koperasi yang akan menjalankan kegiatan usaha di bidang
perdagangan. SPI di sediakan secara Cuma-Cuma oleh kantor koperasi yang wilayah
kewenangannya meliputi tempat kedudukan koperasi tersebut.
Wewenang Untuk Menerbitkan SIUP
7
Menurut Pasal 6 UU No. 10 tahun 1961 yaitu sebagai berikut :
SIUP diterbitkan oleh Kepala kantor Wilayah Perdagangan atau Kepala Kantor Perdagangan atau pejabat
yang di tunjuk oleh Kepala Wilayah Perdagangan atau Kepala Kantor Koperasi atas nama Menteri
Perdagangan dan Koperasi
Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk Perusahaan Dagang Besar dilakukan oleh Kepala Kantor
Wilayah Perdagangan
Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan Perusahaan Dagang
Kecil yang berkedudukan di Ibukota Provinsi atau Daerah Tingkat I atau Daerah Istimewa atau Daerah
khusus Ibukota Jakarta sebelum terbentuk Kantor perdagangan di lakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Perdagangan
Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan Perusahaan Dagang
kecil yang berkedudukan di wilayah Kapubaten atau Kotamadya Daerah Tingkat II dilakukan oleh kepala
Kantor Perdagangan
Apabila disuatu wilayah kabupaten atau kotamadya Dati II belum dibentuk Kantor Perdagangan,
penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan Dagang Menengah dan Perusahaan Dagang
Kecil dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Wilayah Perdagangan
Apabila disuatu wilayah Kabupaten atau kotamadya Dati II belum dibentuk kantor perdagangan atau
belum diangkat pejabat sebagamana dimaksud angka e, penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk
perusahaan Dagang Menengah dan Perusahaan Dagang Kecil dilakukan oleh Kepala Kantor Koperasi
Penerbitan dan penandatanganan SIUP untuk perusahaan dagang menengah dan perusahaan Dagang
Kecil yang berbentuk koperasi dilakukan oleh kepala kantor koperasi
8
Apabila pejabat yang dimaksud berhalangan, untuk penerbitan dan penandatanganan SIUP dilakukan oleh
pejabat yang di tunjuk olehnya.
B. Peran perizinan kepada pemerintah dengan perekonomian yang ada di Indonesia
Perijinan usaha yang dilakukan pihak yang mendirikan usaha merupakan kebijakan yang diambil untuk
memperbaharui proses penyelenggaraan pelayanan usaha kepada masyarakat oleh pemerintah, yang
selama ini dirasakan menghambat atau tersendat, untuk disempurnakan melalui proses percepatan
pelayanan dengan teknologi dan sistem informasi yang ada saat ini. Memang suatu perizinan yang tepat
akan membawa dampak yang baik bagi perekonomian bangsa ini. Dari paparan diatas kita sudah melihat
berbagai bentuk perizinan dalam perindustrian,perdagangan, perbankan dan perusahaan. Sehingga setiap
tahun tata perizinan yang ada selalu di evaluasi dan dibenahi. Upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran
dilakukan melalui :
1. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang usaha;
2. Penyederhanaan prosedur pelayanan usaha;
3. Perkuatan kelembagaan dan kewenangan;
4. Pengembangan sistem informasi.
Kesimpulan
Pada saat ini kekurangan yang ada pada proses perizinan di Indonesia sehingga berpengaruh pada sistem
kemajuan ekonomi dapat dijabarkan sebagai berikut:
Terlalu rumitnya proses perizinan
9
Proses perizinan yang ada di Indonesia terlalu lama dalam mengurus sehingga menyebabkan seorang
ekonom merasa ketinggalan dengan Negara lain yang sudah maju dalam proses perizinannya
Perizinan yang masih manual dan belum semua izin bisa online
Jika perizinan yang ada di Indonesia sebagian masih secara manual dalam mengurusnya maka hal ini
akan mempersulit seorang investor asing yang datang di Indonesia merasa bosan dan kesulitan untuk
menanam modal sehingga harus lewat orang Indonesia dan membayar cara perizinan tersebut kepada
orang yang disuruh
Masih adanya Pungli di setiap kantor perizinan usaha
Dengan adanya pungutan liar, akan menyebabkan persaingan yang tidak sehat antar pengusaha sehingga
dapat memberikan dampak ekonomi tidak sehat di Indonesia dan menguntungkan bagi para Calo Pungli
Tidak adanya Izin satu Atap
Jika ada suatu perizinan yang satu kantor untuk semua bidang usaha maka akan mempermudah bagi
pelaku ekonomi dan usaha dalam mendirikan suatu perusahaannya
Kurang lengkapnya Penetapan Standar Operasional Prosedur
Hal ini yang digunakan dalam mendaftarkan perizinan usaha seseorang sehingga tidak terjadi kesalahan
bagi perizinannya.
Dari beberapa hal tadi dapat menyebabkan ekonomi di Indonesia menjadi :
- Pertumbuhan investasi di Indonesia kurang berkembang seperti hal-nya negara-negara di Asia
Tenggara lainnya
- Banyak terjadi tindak pidana yang disebabkan oleh perizinan
10
- Banyak konflik yang terjadi karena rumitnya perizinan
- Berkurangnya usaha kecil yang berkualitas tinggi
- Munculnya usaha yang hanya bermodal tinggi tanpa ada kualitas yang baik bagi Negara
Dengan penjelasan tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa memang perlunya adanya reformasi
pada bidang perizinan khususnya yang menyangkut aspek ekonomi agar Indonesia bisa lebih baik dan
ekonominya tertata rapi dengan tuntutan dari Internasional yaitu ekonomi pasar bebas aktif.
11
Top Related