Download - Presentasi Kasus Delay Speech

Transcript
Page 1: Presentasi Kasus Delay Speech

PRESENTASI KASUS TUMBUH KEMBANG

KETERLAMBATAN BERBICARA (DELAYED SPEECH)

Disusun Oleh :

Nurazminah Alwi

NIM: 1110103000004

Pembimbing :

dr.Alinda Rubiati W, SpA

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RSUP FATMAWATI

PENDIDIKAN DOKTER UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 2: Presentasi Kasus Delay Speech

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat, kasih sayang, kenikmatan dan kemudahan yang begitu

besar sehingga dapat terselesaikannya makalah referat ini dengan judul “DELAYED

SPEECH”. Penulisan makalah presentasi kasus ini dibuat dengan tujuan untuk

memenuhi salah satu tugas kepaniteraan bagian Ilmu Kesehatan Anak di RSUP

Fatmawati.

Penulis menyadari dengan adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak

sehingga makalah presentasi kasus ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.Alinda Rubiati W, SpA selaku

pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan

makalah presentasi kasus ini, dan kepada semua pihak yang turut serta membantu

penyusunan makalah presentasi kasus ini.

Akhir kata dengan segala kekurangan yang penulis miliki, segala saran dan

kritik yang bersifat membangun akan penulis terima untuk perbaikan selanjutnya.

Semoga makalah presentasi kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

mempergunakannya terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Jakarta, 20 Desember 2014

Penulis

Page 3: Presentasi Kasus Delay Speech

BAB I

ILUSTRASI KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : An. RD

Usia : 3 tahun

Jenis kelamin : Laki –laki

Alamat : Jl. Budi Asih, sawangan, Depok

Pendidikan : belum sekolah

Pekerjaan : di bawah umur

Status Pernikahan : belum menikah

Identitas Orang Tua

Nama Ayah : Tn. A Nama Ibu : Ny. DS

Usia : 36 tahun Usia : 32 tahun

Pekerjaan : Buruh pabrik Pekerjaan : Buruh pabrik

II. Anamnesa

Anamnesa dilakukan alloanamnesa pada tanggal 19 november 2014.

Keluhan utama

Anak belum dapat berbicara dengan jelas seperti anak seusianya.

Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang untuk pertama kalinya ke poli diantar oleh ibunya, ibu pasien

mengeluh anaknya belum dapat berbicara dengan baik dan jelas seperti anak

seusianya. Saat ini pasien berusia 3 tahun dan hanya bisa mengoceh dengan artikulasi

yang tidak jelas. Kata yang bisa diucapkan oleh pasien adalah mama dan papa. Kata

mama dan papa baru bisa diucapkan pasien saat berusia 2 tahun. Pasien belum dapat

mengucapkan beberapa kata atau menyusun kalimat. Apabila dipanggil oleh orang di

sekitarnya, pasien kurang merespon dengan baik. Tetapi jika bunyi kencang seperti

suara motor pasien baru menoleh. Pasien hanya bisa memberikan isyarat dengan

gerakan tubuh apabila menginginkan sesuatu, seperti menunjuk jika menginginkan

sesuatu. Jika diperintah pasien harus diberikan isyarat dengan gerakan tubuh terlebih

Page 4: Presentasi Kasus Delay Speech

dahulu. Pasien sudah bisa duduk tegak tanpa dibantu. Sudah dapat berjalan dan

berlari. Pasien sudah dapat bermain sendiri, dan makan sendiri. Dapat bermain dengan

kakak dan teman sebaya. Pasien juga sudah dapat menggambar atau mewarnai.

Menurut ibu pasien, pasien sebenarnya adalah anak yang cerdas, yang jika diajarkan

sesuatu hal seperti menggambar, mewarnai, memegang sendok, cara memegang

pensil pasien cukup sekali dua kali diajarkan setelah itu pasien bisa melakukan

sendiri. Tetapi untuk mengajarkan membaca ibu pasien merasa kesulitan karena anak

dirasakan belum dapat berbicara dengan jelas. Keluhan gangguan pemusatan

perhatian, kontak mata yang buruk, lebih tertarik atau terfokus pada suatu hal, sikap

acuh tak acuh, suka melakukan hal yang sama secara berulang-ulang, pengulangan

kata atau kalimat tertentu yang diulan-ulang, gangguan konsentrasi, sering ngeces,

atau gangguan menelan dan mengunyah makanan disangkal. Keluhan sakit lama

disangkal. Keluhan lain seperti demam (-), nyeri kepala (-), kejang (-), batuk (-), pilek

(-) , BAB normal dengan konsistensi lunak, setiap hari BAB 1-2 kali. BAK normal 6-

7x setiap harinya, tidak nyeri saat berkemih, warna jernih-kuning.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien pernah sakit demam tinggi selama 6 hari saat berusia 7 bulan, sempat

keluar cairan bening dari telinga tetapi hanya berlangsung 2 hari dan jumlah cairan

yang keluar sedikit sehingga ibu tidak membawa pasien ke dokter. Ibu pasien hanya

mengompres dan memberikan obat warung pada pasien, setelah itu demam turun.

Selama pertumbuhan pasien, pasien juga pernah demam tetapi akan sembuh 2-3 hari.

Hanya ketika berusia 7 bulan lah demam berlangsung lama dan sangat tinggi. Riwayat

sakit lama disangkal, Keluhan kejang disangkal, riwayat trauma seperti terbentur pada

kepala atau terjatuh dan mengenai daerah kepala disangkal, perdarahan pada daerah

kepala disangkal, riwayat infeksi pada otak seperti meningitis atau encephalitis

disangkal, riwayat keganasan khususnya pada otak disangkal. Riwayat penggunaan

obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama disangkal.

Riwayat Penyakit keluarga

Tidak ada riwayat keterlambatan berbicara atau keterlambatan perkembangan

lainnya pada keluarga. Riwayat autis, gangguan pemusatan perhatian disangkal pada

keluarga. Riwayat keganasan khususnya pada otak disangkal oleh keluarga pasien.

Page 5: Presentasi Kasus Delay Speech

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Pasien merupakan anak kedua. Ibu pasien hamil pada usia 29 tahun. Selama

hamil, ibu pasien rutin kontrol setiap bulan ke puskesmas. Selama hamil ibu pasien

dalam keadaan sehat. Riwayat keputihan (+) berwarna bening dan tidak berbau.

Riwayat demam selama hamil disangkal. Riwayat infeksi seperti TORCH, CMV pada

ibu pasien disangkal.

Pasien dilahirkan secara spontan dalam usia kehamilan 38 minggu. Berat lahir

3300 gram, panjang lahir 49 cm. Lingkar kepala tidak diketahui pasti tetapi ibu

seingat ibu pasien dikatakan masih dalam batas normal. Saat dilahirkan, pasien

langsung menangis kuat dan dalam keadaan sehat. Untuk APGAR Score ibu pasien

lupa berapa persisnya. Tidak didapatkan adanya kelainan bawaan.

Riwayat Imunisasi

Riwayat imunisasi lengkap di posyandu .Yaitu Hepatitis B saat pasien baru

lahir, imunisasi polio dan BCG saat pasien berusia 1 bulan, dan imunisasi kombo saat

pasien berusia 2,3,dan 4 bulan. Saat pasien berusia 9 bulan diberikan imunisasi

campak. Pasien jarang mengalami reaksi dari imunisasi, pasien pernah demam pasca

imunisasi tetapi hanya terjadi 1-2 kali dan turun 1-2 hari kemudian.

Riwayat Makan

Pola makan dan nafsu makan pasien baik. Saat ini pasien makan biasa dengan

pola makan 3-4 kali sehari, pasien juga minum susu formula dan pemberian ASI

hanya sampai usia 6 bulan. Tidak ada masalah dalam cara makan dan pola makan

pasien. Pasien dapat mengunyah dengan baik, tidak mengemut atau mengalami

kesulitan ketika mengunyah.

Riwayat Tumbuh Kembang

Motorik Kasar :

o Mengangkat kepala : sudah bisa sejak usia 3 bulan

o Berdiri dan duduk sendiri : sudah bisa sejak usia 9 bulan

o Berjalan : sudah bisa sejak usia 13 bulan

o Melempar dan menendang bola: sudah bisa sejak usia 24 bulan

Motorik Halus :

o Menggenggam benda dengan jari-jari : sudah bisa sejak usia 8

bulan

Page 6: Presentasi Kasus Delay Speech

o Mencoret-coret : sudah bisa sejak usia 14 bulan

o Menyusun menara dari kubus : sudah bisa saat berusia 2,5 tahun

Bahasa :

o Mengoceh ‘ooh’ dan ‘aah’ : sudah bisa saat usia 5 bulan

o Menyebut mama papa : sudah bisa saat berusia 24 bulan

o Menyebut 4-5 kata : belum bisa

o Merangkai kalimat sederhana : belum bisa

o Bicara dengan dimengerti : belum bisa

o Menyebut 4 gambar : Belum bisa

o Mengetahui 2 kegiatan : Belum bisa

Personal Sosial

o Tersenyum spontan : sudah bisa sejak usia 3 bulan

o Minum dengan cangkir : sudah bisa sejak usia 19 bilan

o Menyuapi boneka : sudah bisa sejak usia 19 bulan

o Menggosok gigi dengan bantuan : sudah bisa sejak usia 24 bulan

o Mencuci dan mengeringkan tangan : sudah bisa sejak usia 26 bulan

Riwayat Sosial dan Kebiasaan Lingkungan

Ayah pasien adalah seorang buruh pabrik. Saat pasien berusia 3 bulan

ibu bekerja sebagai buruh pabrik juga. Kedua orang tua pasien bekerja sejak

pagi dan baru berada dirumah malam hari. Ibu dan ayah pasien memang merasa

interaksi antara mereka dengan pasien kurang dibandingkan dengan kakak

pasien dulu. Selama bekerja pasien diasuh oleh nenek pasien. Dalam keluarga

pasien hanya menggunakan satu bahasa yakni bahasa indonesia. Menurut orang

tua anak juga tidak pernah diajari atau dicontohkan gaya berbicara cadel seperti

makan menjadi mamam, minum menjadi mimi. Hubungan antara pasien dengan

kakak pasien baik, mereka biasa bermain bersama.

Saat ini pasien belum bersekolah. Dalam keseharian pasien bisa bermain

bersama temannya, tetapi terkadang pasien lebih senang menonton televisi dan

bermain video game. Tetapi ketika menonton TV atau bermain video game

pasien tidak terlalu terpaku pada objek tertentu, pasien hanya suka menonton

Page 7: Presentasi Kasus Delay Speech

kartun atau bermain game tertentu. Ketika diinstruksikan untuk berhenti, pasien

mau menurut.

Riwayat Sanitasi dan Lingkungan

Keluarga pasien tinggal dirumah sendiri didaerah perumahan padat

penduduk. Ventilasi rumah dan pencahayaan sinar matahari cukup. Kebersihan

di rumah selalu dijaga. Lingkungan sekitar rumah bersih dan sanitasi baik.

III. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pemeriksaan fisik tanggal.

Keadaan umum : Anak tenang, tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

Berat badan : 16 kg

Panjang badan : 102 cm

Lingkar kepala : 50 cm

Lingkar lengan atas :

Status gizi :

BB/U : 0 < Zo < 2

TB/U : 0 < Zo < 2

BB/TB : 0 < Zo < 1

Kesan : gizi baik

Lkep/U : 0 < Zo < 1

Kesan : Normal

Tanda vital:

HR : 112 kali/menit

Page 8: Presentasi Kasus Delay Speech

RR : 24kali/menit

Suhu : 36,2 °C diukur di aksila dextra

Kulit : ikterik (-), pucat (-), sianosis (-)

Kepala : normochepal, ubun ubun sudah menutup, rambut

hitam distribusi merata, tidak ada bekas luka.

Mata : kontak mata adekuat +/+ konjungtiva anemis -/-,

sklera ikterik -/-

Telinga : normotia, tidak hiperemis, sekret -/-, nyeri

tekan tragus -/- . Membran timpani tidak terlihat (karena keterbatasan alat) ,

Hidung : deformitas (-), napas cuping hidung (-), sekret -/-

Mulut : bibir kering (-), mukosa bibir lembab (+), tidak ada

palatoschisis, labiochisis, Frenulum lidah tidak pendek.

Leher : KGB tidak teraba membesar

Jantung

Inspeksi : ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicularis

sinistra

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicularis

sinistra

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : bunyi jantung 1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Paru

Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : benjolan (-), vocal fremitus kanan=kiri

Perkusi : tidak dilakukan

Auskultasi : suara nafas vesikuler +/+, ronchi -/-, wheezing -/-

Page 9: Presentasi Kasus Delay Speech

Abdomen

Inspeksi : membuncit

Palpasi : supel, cubitan kulit <2 detik,

hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas : gerak aktif, akral hangat, CRT <3 detik, edema -/-

Status neurologis :

Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4 M6 V5

Tanda Rangsang Meningeal :

Kaku Kuduk : (-)

Laseg : >700 / >700

Kernig : >1350 / >1350

Brudzinsky I dan II : (-)

Nervus Cranialis :

N.I : Tidak Valid dinilai

N.II : Tidak valid dinilai

N. III, IV dan VI : Kedudukan bola mata : ortoforia +/+

Pergerakan bola mata : baik ke segala arah +/+ (nasal, temporal

superior, inferior, nasal atas dan bawah, temporal atas dan

bawah)

Exopthalmus : -/-

Nystagmus : -/-

Pupil

Bentuk : bulat, isokor,ø 3mm/3mm

Reflek cahaya langsung : +/+

Reflek cahaya tak langsung : +/+

Page 10: Presentasi Kasus Delay Speech

Pergerekan bola mata kesegala arah baik, lagoftalmus (-), Akomodasi baik

N. V : tidak valid dinilai

N. VII : tidak ada kesan parese

N.VIII : tidak valid dnilai

N. IX, X : dalam batas normal

N. XI : dalam batas normal

N. XII : dalam batas normal

Kekuatan Motorik :

Sensorik : tidak valid dinilai

Otonom ; dalam batas normal

Keseimbangan dan koordinasi : tidak valid dinilai

Refleks Fisiolois :

Reflek dinding abdomen : (-)

Reflek bisep : +2/+2

Reflek trisep : +2/+2

Reflek patela : +2/+2

Reflek Achilles : +2/+2

Refelek Patologis :

Refleks Babinsky : (-/-)

Refleks Oppenheim : (-/-)

Refleks Hoffman : (-/-)

Tanda Tetani : (-)

IV. RESUME

An. RD usia 3 tahun 1 bulan datang dengan keluhan belum bisa berbicara

seperti anak seusianya. Saat ini pasien bisa mengoceh dengan artikulasi yang tidak

jelas. Kata yang bisa diucapkan oleh pasien adalah mama dan papa. Kata mama dan

papa baru bisa diucapkan pasien saat berusia 2 tahun. Pasien belum dapat

mengucapkan beberapa kata lain atau menyusun kalimat. Apabila dipanggil oleh

orang di sekitarnya, pasien kurang merespon dengan baik. Tetapi jika bunyi kencang

seperti suara motor pasien baru menoleh. Jika menginginkan sesuatu atau ketika

5555 5555

5555 5555

Page 11: Presentasi Kasus Delay Speech

diperintah harus menggunakan isyarat atau gerakan tubuh. Pasien sudah dapat

berjalan dan berlari, menggambar dan mewarnai, dapat menggosok gigi atau mencuci

tangan sendiri. Saat berusia 7 bulan pasien pernah demam dan keluar cairan dari

telinga, tetapi tidak diperiksakan lebih lanjut oleh orang tua pasien ke dokter. Interaksi

antara pasien dengan orang tua memang jarang. Pasien bisa berinteraksi dan bermain

dengan kakak atau teman sebaya tetapi lebih sering bermain video game atau

menonton televisi.

Pada pemeriksaan fisik anak tampak sakit ringan, compos mentis, HR:

112 kali/menit, RR : 24kali/menit, Suhu : 36,3 °C diukur di aksila dextra. Status

gizi dalam batas normal. Lingkar kepala dalam batas normal, Status generalis dan

neurologis dalam batas normal.

V. DIAGNOSIS KERJA

Delayed Speech

VI. ANJURAN PEMERIKSAAN

Tes pendengaran : BERA

VII. PENATALAKSANAAN

Terapi wicara

Konsul dengan spesialis THT

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : bonam

Ad fungsionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : bonam

Page 12: Presentasi Kasus Delay Speech

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

Setiap anak yang lahir akan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan dan perkembangan seharusnya berjalan beriringan. Semakin

bertambahnya usia maka normalnya akan semakin maju tingkat pertumbuhan dan

perkembangan. Tetapi terdapat beberapa kasus dimana anak mengalami gangguan

baik itu dalam pertumbuhan atau pun perkembangan.

Keterlambatan perkembangan adalah istilah deskriptif yang digunakan saat

perkembangan seorang anak tertunda atau terlambat dibandingkan dengan standar

normal kemampuan seharusnya berdasarkan usia dan lebih lambat dibandingkan anak

seusianya.1 Aspek perkembangan yang dimaksud disini adalah perkembangan motorik

kasar, motorik halus, perkembangan berbicara dan bahasa, perkembangan

kognitif/intelektual, perkembangan sosial dan emosional.1

Pada makalah ini akan dibahas salah satu gangguan perkembangan yakni

keterlambatan berbicara (delay speech). Speech atau berbicara memiliki makna

kemampuan berbahasa yang menggunakan suara vocal, membutuhkan interaksi yang

kompleks dari korteks motor, pernafasan, laring, dan system lisan.2,4

Keterlambatan bicara adalah gangguan keterlambatan anak dalam

berkomunikasi atau berbicara dibandingkan kemampuan berbicara seusia teman

seusianya.1,2,3

2.2. Epidemiologi

Di Amerika serikat sekitar 10-15% anak berusia 2 tahun didiagnosis

menderita keterlambatan berbicara.4 Beberapa diantaranya dapat mengejar

keterlambatan pada usia 3 tahun, sedangkan beberapa lainnya tidak.4 Sedangkan pada

anak yang berusia 6 tahun prevalensi keterlambatan berbicara mencapai 38%.4,5

Untuk Indonesia sendiri didapatkan peningkatan persentasi anak yang

memiliki keterlambatan berbicara. Keterlambatan berbicara semakin sering dijumpai

Page 13: Presentasi Kasus Delay Speech

di praktek dokter anak sehari-hari.5 Saat ini prevalensi anak dengan keterlambatan

berbicara mencapai 3-10%, dan ditemukan laki-laki lebih sering 3-4 kali.5

Suatu pengamatan jangka panjang menyatakan bahwa 42,5 % anak yang

terlambat perkembangan bicaranya akan mengalami gangguan membaca dan kognitif

dikemudian hari.5

2.3. Etiologi dan Diagnosis Banding

Perkembangan kemapuan berbicara yang terlambat terjadi karena faktor-faktor

berikut :

1. Masa sebelum lahir (antenatal) : Adanya kelainan genetik (Sindroma

Down, Turner), gizi ibu hamil yang tidak adekuat kekurangan

makronutrien dan atau mikronutrien, dan infeksi TORCH (Toxoplasmosis,

Rubella, Cytomegalovirus, Herpes), serta penggunaan obat-obatan

tertentu.3,5

2. Masa persalinan (natal) : Asfiksia yang terjadi karena gangguan pada

plasenta dan tali pusat, kesukaran persalinan, infeksi, trauma lahir, dan

tindakan pada persalinan patologik.3,5,6

3. Masa pasca persalinan (post natal) :Infeksi susunan saraf, trauma kepala,

kejang, hipotiroid, dan konsumsi obat-obatan tertentu. 3,5,6

4. Keterlambatan berbicara pada anak juga bisa disebabkan oleh anatomi

oral-motor yang tidak sempurna. Seperti gangguan pada langit-langit

mulut, frenulum yang pendek. Semua hal tersebut dapat menghambat

pergerakan lidah untuk menghasilkan kata.6,7

5. Masalah pendengaran juga sering berhubungan dengan pidato tertunda ,

itulah sebabnya mengapa pendengaran anak harus diuji oleh audiolog

setiap kali ada kekhawatiran dalam keterlambatan bicara . Seorang anak

yang memiliki kesulitan mendengar mungkin mengalami kesulitan untuk

mendengar dan meniru bahasa serta pembicaraan lingkuna anak tersebut .

Infeksi telinga yang biasanya menjadi penyebab adalah infeksi telinga

kronis. Infeksi telinga akut yang ditangani secara cepat dan adekuat

seharusnya tidak menimbulkan gangguan atau keterlambatan berbicara.5,6,7

6. Faktor sosial dan ekonomi juga menjadi pencetus terjadinya keterlambatan

berbicara pada anak. Disinilah pola asuh orang tua dan peran lingkungan

Page 14: Presentasi Kasus Delay Speech

berperan penting. Karena interakasi anak dengan orang tua merupakan

suatu bentuk stimulus yang dapat merangsang perkembangan anak,

termasuk perkembangan berbicara.4,6 Kebiasaan-kebiasaan tertentu juga

mengakibatkan anak cenderung menjadi pasif dan kurang mendapatkan

rangsangan, seperti menonton TV.4,6 Menurut penelitian, orang tua yang

bekerja juga meningkatkan prevalensi keterlambatan berbicara pada

seorang anak, hal ini dihubungkan pula dengan kurangnya stimulus untuk

anak.4,6

7. Retardasi mental merupakan etiologi sekaligus diagnosis banding pada

kasus keterlambatan bicara.5 Prevalensinya mencapai 50 % kasus. Pada

retradasi mental selain gangguan keterlambatan berbicara biasanya disertai

dengan gangguan kognitif atau gangguan mimik. Hal ini dapat disertai

dengan IQ yang rendah.5,7

8. Keterlambatan Maturasi (Maturation delay)

Keterlambatan maturasi sering dijumpai pada anak dengan keterlambatan

berbicara, disebut juga late talker.5 Hal ini disebabkan oleh keterlambatan

maturasi proses neurologis yang dibutuhkan otak untuk dapat berbicara.

Biasanya ini dijumpai pada anak laki-laki dan pada keluarga ditemukan

riwayat keterlambatan berbicara. Status neurologis normal dan interaksi

sosial masih baik. Prognosis pada anak ini sangat baik dan umumnya anak

dapat berbicara normal pada saat anak memasuki usia sekolah.5,7

9. Gangguan bicara ekspresif (Expressive language disorder)

Anak tidak bisa berbicara sebagaiamana kemapuan anak seusianya. Anak

biasanya mempunyai kemapuan intelegensia normal, pendengaran normal,

hubungan emosi yang baik, dan kemampuan artikulasi normal.5

Gangguan utama berupa disfungsi otak yang menyebabkan

ketidakmampuan untuk mengubah ide yang ada menjadi bentuk

perkataan.5 Keadaan ini sering sulit dibedakan dengan maturation delay.5

Cara membedakannya adalah pada anak dengan keterlambatan maturasi

akan berkembang dengan sendirinya sedangkan anak dengan gangguan ini

tidak akan membaik tanpa intervensi.5 Anak dengan gangguan ini,

mempunyai risiko untuk mengalami disleksia dikemudian hari sehingga

intervensi aktif pada anak-anak ini sangat menentukan.5

Page 15: Presentasi Kasus Delay Speech

10. Bilingual

Penggunaan dua bahasa atau lebih dirumah dapat memperlambat anak

menguasai kedua bahasa tersebut. Pada anak dengan keterlambatan bicara

yang disertai penggunaan beberapa bahasa dirumah, akan menghambat

kemajuan anak tersebut dalam tata laksana selanjutnya, sehingga bilingual

harus dihilangkan pada anak yang mengalami keterlambatan bicara.5

11. Autisme

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan pervasive yang

berdasarkan DSM-IV.5 Gangguannya berupa gangguan interaksi sosial

( gangguan perilaku non verbal, kontak mata, ekspresi wajah, tidak

berteman dengan sebayanya, tidak berbagi kesenangan dengan orang lain,

tidak ada respon timbal balik, tidak mau meniru), Gangguan komunikasi

( keterlambatan bicara atau tidak bicara, bicara tidak lama, pengulangan

kata atau kalimat, bicara tidak dapat dimengerti), Perilaku atau minat yang

terbatas atau diulang-ulang ( minat tidak sesuai dengan umurnya, gerakan

aneh berulang-ulang-flapping, berputar-putar, terpaku pada objek tertentu,

sangat suka televisi atau iklan.4,5

2.3. Komponen Penilaian Perkembangan Anak Dan Deteksi Dini Keterlambatan

Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan3:

1. Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri,

berguling, danmotorik halus seperti memilih benda kecil).

2. Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara yang

didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak

mata).

3. Kemampuan motorik halus (kemampuan untuk mempelajari hal baru,

menyaring dan mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan kembali,

serta memberikan alasan).

4. Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan perkembangan

sifat dan perasaan seseorang).

Untuk deteksi dini dan menilai keterlambatan berbicara pada anak

dapat dideteksi secara langsung The Early Language Milestone (Gambar 1)

Page 16: Presentasi Kasus Delay Speech

atau Clinical Linguistic Auditory Miletones Scale.5 Skrining berdasarkan

laporan orangtua dapat dilakukan menggunakan Receptive-Expresive

Emergent Language.5

Skala perkembangan bahasa The Early Language Milestone scale dapat

digunakan pada anak usia dibawah 3 tahun.5 Skala ini menilai kemampuan bahasa

ekspresif, reseptif dan visual.5

Selain itu skrining dapat pula dilakukan dengan menggunakan Denver

Developmental Screening Test, terutama bila dicurigai adanya keterlambatan motorik

kasar dan motorik halus yang digunakan pada bayi dan anak.5 Para ahli perkembangan

sepakat menganjurkan perlunya evaluasi lebih lanjut bila pada anak dijumpai keadaan

:5

Tidak menunjukkan babbling, menunjuk, atau mimic yang baik pada umur 12

bulan

Page 17: Presentasi Kasus Delay Speech

Tidak ada kata pada umur 16 bulan

Tidak ada 2 kata spontan pada umur 2 tahun

Hilangnya kemampuan bicara atau kemampuan social pada semua umur

Deteksi dan intervensi dini yang baik dan kuat dapat meringankan gangguan

emosi, sosial, dan kognitif serta meningkatkan kemungkinan prognosis kearah yang

lebih baik. Deteksi dini keterlambatan bicara dan etiologinya akan memberikan

kesempatan intervensi lebih dini, sehingga hasil akhirnya akan lebih optimal.5

2.4. Pendekatan Diagnosis Dan Etiologi

Anamnesis dan pemeriksan fisik sangat penting untuk mengevaluasi anak

dengan keterlambatan bicara. Anamnesis yang kuat bahkan dapat menentukan

etiologi. Secara garis besar, keterlambatan bicara disebabkan gangguan dimulut

sebagai alat bicara, retardasi mental, adanya gangguan telinga, atau gangguan perilaku

seperti autis.5

2.5. Cara Pemeriksaan

1) Anamnesis

a. Riwayat ibu saat hamil (Infeksi TORCH, penyakit ibu, obat-obatan),

riwayat perinatal, infeksi, atau asfiksia, perdarahan intrakranial)3,5

b. Riwayat penyakit dahulu (Infeksi susunan saraf, trauma kepala, kejang,

obat-obatan, pendengaran, dan hipotiroid)3,5

c. Interaksi sosial dirumah dengan orang tua, kakak, dan teman serta

bahasa yang digunakan meliputi : apakah anak mudah menengok saat

dipanggil, dapatkah anak mendengar dengan baik, apakah ada

kecenderungan merusak, dan apakah ada perilaku anak yang sering

diulang-ulang.4,5

2) Pemeriksaan

a. Observasi diruang praktik.5

Observasi dimulai sejak anak masuk keruang praktik dengan tujuan

melakukan evaluasi kemampuan bicara, bahasa, dan kepandaian.5 Dari

sini kita dapat melihat interaksi antara anak dengan orang tua.

Page 18: Presentasi Kasus Delay Speech

Pemeriksa juga dapat memperhatikan kontak sosial anak, cara anak

bermain, dan interaksi dengan lingkungan.5

b. Pengukuran anthropometri (BB, PB, TB, LK) 3,4,5

c. Penilaian pertumbuhan dan status gizi.3,4,5

d. Pemeriksaan fisik : bentuk muka, badan, kepala apakah terdapat

makrosefal atau mikrosefal. pemeriksaan neurologik termasuk

penglihatan dan pendengaran. Pemeriksaan pada rongga mulut,

palatum, dan langit-langit, apakah terdapat kelainan anatomi pada oral

motor. Kemampuan motorik kasar dan otot tangan perlu dinilai dengan

baik.3,4,5

3) Patokan tanda-tanda perkembangan terdapat dalam :

a. Buku KIA dan KMS (Kartu Menuju Sehat) : Perkembangan anak tidak

sesuai (terlambat) dengan gambar perkembangan pada usianya.

b. Buku DDTK – 2006 : Pengisian formulir Kuesioner Pra Skrining :

Perkembangan (KPSP) untuk usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36,

42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. 

c. Denver II.

d. Penunjang : Laboratorik apabila diperlukan (infeksi), TORCH, CT

Scan atas indikasi apabila didapatkan microcephaly, Hydrocephalus.

e. Rujukan : THT, Mata, Psikiatri/Psikologi, Rehabilitasi Medik, Bedah,

Orthopedi.

2.6. Pemilihan Terapi Yang Tepat

Pemilihan terapi yang tepat harus sesuai dengan etiologi dan kebutuhannya.

Seorang anak yang mengalami keterlambatan berbicara tidak selalu langsung

diberikan terapi wicara. Hal ini tergantung etiologi dan umur anak. Pemberian terapi

umumnya melibatkan suatu tim yang terdiri dari dokter, beberapa terapis dan orang

tua.5,7

Pada anak yang mempunyai perilaku agresif atau tantrum sebaiknya diberikan

lebuh dahulu terapi perilaku atau sensori integrasi.5 Kadangkala perlu diberikan obat

Page 19: Presentasi Kasus Delay Speech

agar anak lebih tenang dan dapat berkonsentrasi lebih baik.5 Bila anak sudah mulai

berinteraksi dengan baik barulah terapi wicara dapat dimulai.

Terapi yang diberikan disini bukanlah pengobatan sehingga hasil terapi

biasanya baru terlihat setelah anak menjalaninya beberapa waktu.5 Perlu dilakukan

evaluasi setiap 3-6 bulan untuk melihat hasil terapi yang telah diberikan, apakah perlu

ditambah, dikurangi, atau diubah, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak

tersebut.

Page 20: Presentasi Kasus Delay Speech

BAB III

ANALISA KASUS

Pasien An. RD laki-laki usia 3 tahun datang diantar oleh ibu pasien dengan

keluhan belum bisa berbicara seperti anak seusianya. Pasien saat ini hanya bisa

mengoceh dan mengucapkan kata ma dan pa. Pasien juga baru bisa mengucapkan kata

mama dan papa. Kata mama dan papa pun baru bisa diucapkan pasien saat berusia 2

tahun. Hal ini jelas menunjukkan adanya keterlambatan dalam berbicara. Berdasarkan

Skala Denver dan miletones. Bahkan menurut Skala Denver, anak usia 3 tahun

seharusnya sudah dapat menyusun kata-kata menjadi kalimat, mengkomnbinasikan

kalimat, dan sudah dapat menyebutkan 1 gambar.

Menurut miletones juga seharusnya pasien sudah dapat mengeluarkan kalimat Tanya,

seperti ‘apa’ . 3,5

Yang perlu dipikirkan ketika anak datang dengan keterlambatan berbicara

adalah apakah anak ini murni hanya memiliki keterlambatan dalam berbicara atau kah

terdapat keterlambatan lainnya juga. Keterlambatan berbicara pada anak harus

diwaspadai oleh para orangtua, karena bisa jadi ini merupakan gejala awal atau salah

Page 21: Presentasi Kasus Delay Speech

satu gejala dari beberapa kelainan serius pada anak seperti autis, retardasi mental,

gangguan pendengaran, global delay development atau palsi serebral.3,5,7

Menurut anamnesis dan pemeriksaan fisik yang saya lakukan dipoli, anak ini

hanya mengalami keterlambatan berbicara, karena dari motorik kasar, motorik halus,

sosial dan fungsi kognitif pasien tidak ada keterlambatan, semuanya sesuai dengan

tahapan perkembangan dilihat dari Skala Denver.

Keluhan gangguan pemusatan perhatian, kontak mata yang buruk, lebih

tertarik atau terfokus pada suatu hal, sikap acuh tak acuh, suka melakukan hal yang

sama secara berulang-ulang, pengulangan kata atau kalimat tertentu yang diulan-

ulang, gangguan konsentrasi, sering ngeces, atau gangguan menelan dan mengunyah

makanan disangkal. Keluhan sakit lama disangkal. Hal ini membantu menyingkirkan

diagnosis banding seperti autisme atau gangguan oral motor. Menurut ibu pasien,

pasien anak yang sangat mudah diajari hal-hal baru seperti menggambar atau menulis,

tidak ada gangguan konsentrasi, hal ini dapat membantu menyingkirkan diagnosis

banding retardasi mental.

Untuk penyebab pada keterlambatan berbicara sangat beragam mulai dari

infeksi saat kehamilan maupun kelahiran, kelainan bawaan, gangguan pendengaran,

pengaruh sosial dan lingkungan, terutama interaksi dan pola asuh anak tersebut, serta

beberapa penyebab lainnya.3,4,5,6 Pada kasus ini kemungkinan besar yang menjadi

penyebab adalah gangguan pendengaran, karena berdasarkan anamnesis pasien tidak

menoleh ketika dipanggil, pasien hanya bisa mendengar atau berespon dengan bunyi-

bunyi yang kencang seperti suara motor. Hal ini semakin diperkuat dengan anamnesis

riwayat penyakit dahulu dimana menurut pengakuan ibu pasien, saat usia 7 bulan

pasien pernah demam tinggi dan dari telinga pasien pernah keluar cairan putih

kekuningan, tetapi ibu pasien tidak membawa pasien berobat kedokter. Pasien hanya

diberikan obat warung. Berdasarkan data tersebut kemungkinan saat berusia 7 bulan

pasien mengalami infeksi pada telinga. Menurut teori otitis media kronik lah

penyebab yang paling sering menyebabkan gangguan pendengaran.5,6

Selain kemungkinan riwayat infeksi telinga sebagai penyebab keterlambatan

berbicara pada pasien ini, hal lain yang dapat mempengaruhi kondisi pasien adalah

kurangnya stimulasi dari keluarga pasien, karena berdasarkan anamnesis orang tua

pasien mengaku kurangnya stimulus dari orangtua karena alasan orangtua sibuk

Page 22: Presentasi Kasus Delay Speech

dengan pekerjaan. Selain itu kebiasaan menonton televisi dan bermain video game

pada pasien ini juga menurut teori dapat menjadi penyebab, karena kebiasaan tersebut

merupakan kebiasaan pasif yang mengurangi stimulus untuk pasien. Hal ini mebuat

anak tidak terangsang untuk belajar berbicara, sehingga memperparah kondisi

keterlambatan berbicara pada anak.

Untuk tata laksana pada pasien dengan keterlambatan bicara harus berdasarkan

etiologi. Jadi belum tentu terapi wicara dapat langsung diberikan.5 Idealnya dilakukan

pemeriksaan yang menunjang diagnosis terlebih dahulu sehingga penyebab dapat

diketahui dan tatalaksana dapat diberikan secara holistic.5 Pada pasien ini saya

anjurkan untuk dikonsulkan ke spesialis THT guna melakukan tes pendengaran

terlebih dahulu, karena berdasarkan anamnesis sangat kuat kemungkinan pasien

mengalami gangguan pendengaran.5 Setelah dilakukan tes pendengaran dan

mendapatkan penyebab yang jelas dari pemeriksaan telinga, barulah rencana terapi

wicara dapat dilakukan. Jika pada anak ini terdapat gangguan pendengaran, tentunya

sangat perlu tatalaksana dibidang THT baik itu dengan menggunakan alat bantu

dengar (Hearing Aid) atau implant koklea. Semua hal tersebut harus dikonsultasikan

terlebih dahulu dengan spesialis THT.

Page 23: Presentasi Kasus Delay Speech

DAFTAR PUSTAKA

1. Deidre Douglas ; Speech and Language Developmental Delays and Early

Interventions Programs ; Lynchburg College,Washinton. 2010.

2. James Law ; The efficacy of Treatment for Children With Developmental

Speech and Language Delay Disorder ; USA. 2004.

3. Feldman, HM. “Evaluation and Management of Language and Speech

Disorders in Preschool Children”. Pediatrics in Review 26 (4). 2005.

4. Thomas F Campbell, Christine A Dollaghan ; Risk Factor For Speech Delay

Of Unknown Origin in 3 year old children ; Child development; March/April.

2003.

5. Hardiono D. Pusponegoro, Dwi Putro Widodo ; A Journey To Child

Neurodevelopment : Application in Daily Practice ; UKK Neurologi IDAI dan

Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI Jakarta. Jakarta-2010.

6. Lesley B. OlswangBarbara RodriguezGeralyn Timler; Recommending

Intervention for Toddlers With Specific Language Learning Difficulties: We

May Not Have All the Answers, But We Know a Lot; University of

Washington, Seattle. 2010

7. .Marry Ann D’Addario ; Guidelines Children Referred for speech delays ;

Evaluation, assessment and intervention guidance for service providers and

families of young children whose delays in communication are a primary

concern ; Dept. of Children and Families and Interagency Coordinating

Council. 2014