Download - Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

Transcript
Page 1: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara kepulauan dengan panjang pantai lebih dari 81

ribu km menunjukkan suatu potensi besar bagi sumberdaya kelautan. Namun,

potensi ini juga memiliki tantangan yang besar dalam pengelolaannya, khususnya

untuk memperoleh manfaat ekonomi yang optimal. Perairan Indonesia juga

memiliki karakteristik fauna tropis yang luar biasa. Apalagi, dewasa ini diketahui

bahwa perairan di Indonesia terdapat sekitar 2.500 species ikan yang berbeda.

Kegiatan sektor perikanan di Indonesia didukung oleh 2,5 juta Kepala

Keluarga nelayan laut dan 800 ribu Kepala Keluarga petani ikan. Jumlah

masyarakat yang bergerak di sektor perikanan dengan luas areal yang harus

dijelajahi tidak seimbang. Kondisi demikian menyebabkan tingkat pemanfaatan

sumberdaya perikanan masih sangat rendah, karena baru mencapai 29,14% dari

potensi lestarinya. Sampai sekarang 75% produksi produksi ikan Indonesia

berasal dari penangkapan, sedangkan sisanya berasal dari kegiatan budidaya.

Lebih dari 90% penangkapan ikan diperairan darat, seperti sungai dan danau,

serada di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. Sedangkan jenis ikan yang

dibudidayakan di tambak air payau dan air tawar banyak dilakukan di pulau Jawa

(Murtidjo, 1997).

Menurut Nurjana (2006), perikanan budidaya air tawar dimulai sejak

jaman penjajahan Belanda dengan penebaran benih ikan karper/ikan mas

(Cyprinus carpio) di kolam halaman rumah di Jawa Barat, pada pertengahan abad

19. Praktek perikanan budidaya ini kemudian menyebar ke bagian lain Pulau

Page 2: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

2

Jawa, pada awal abad 20. Namun demikian baru pada akhir 1970an terjadi

peningkatan produksi yang luar biasa dari budidaya ikan air tawar. Adanya

pengenalan teknologi baru dalam perikanan memberikan kontribusi pada

ketersediaan benih yang dihasilkan dan perkembangan pakan ikan. Spesies yang

umum dibudidayakan adalah ikan karper/ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila

(Oreochromis niloticus) dan gurami (Osphronemus goramy).

Ikan nila merupakan salah satu komoditas penting perikanan budidaya air

tawar di Indonesia. Ikan ini sebenarnya bukan asli perairan Indonesia, melainkan

ikan introduksi yang berasal dari Afrika (Khairuman dan Khairul Amri, 2006).

Menurut sejarahnya, ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan ke Balai

Penelitian Perikanan Air Tawar, Bogor pada tahun 1969. Setahun kemudian ikan

ini mulai disebarkan ke beberapa daerah. Pemberian nama nila berdasarkan

ketetapan Direktur Jenderal Perikanan tahun 1972. Nama tersebut diambil dari

nama spesies ikan ini, yakni nilotica yang kemudian diubah menjadi nila. Para

pakar perikanan memutuskan bahwa nama ilmiah yang tepat untuk ikan nila

adalah Oreochromis niloticus atau Oreochromis sp.

Gambar 1. Morfologi Ikan Nila

Page 3: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

3

Menurut Khairuman dan Khairul Amri (2006), klasifikasi ikan nila adalah

sebagai berikut:

Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis sp

Budidaya ikan nila disukai karena ikan nila mudah dipelihara, laju

pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan

hama dan penyakit. Selain dipelihara di kolam biasa seperti yang umum

dilakukan, ikan nila juga dapat dibudidayakan di media lain seperti kolam air

deras, kantung jaring apung, karamba, sawah, bahkan dalam tambak (air payau)

sekalipun.

Daerah Malang terkenal dengan budidaya pada air tergenang yaitu waduk,

dimana dengan memanfaatkan sumberdaya air yang banyak, serta dengan jaring

sebagai penyekat dianggap cocok dan memiliki prospek yang cerah sebagai usaha

budidaya ikan air tawar dengan mengesampingkan kendala kurangnya air. Dengan

jaring sekat tersebut juga akan dapat memberikan berbagai manfaat diantaranya

banyaknya plankton menempel pada jaring, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai

pakan alami bagi ikan. Selain itu juga tidak memerlukan petakan lahan sebagai

media budidayanya. Budidaya jaring sekat seperti ini dianggap sebagai budidaya

yang efisien karena tidak memakan lahan pemukiman.

Page 4: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

4

Desa Karangkates sendiri memiliki potensial yang tinggi jika digunakan

usaha budidaya air tawar dengan menggunakan jaring sekat, dengan

mengandalkan ketersediaannya air dari Waduk Lahor. Dalam pelaksanaan usaha

jaring sekat ini Desa Karangkates milik Bapak Prawoto, dengan potensi

banyaknya tersedianya air serta lingkungan yang masih alami maka daerah ini

bisa menjadi daerah pemasok utama hasil perikanan tawar Indonesia.

Usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur milik Bapak Prawoto

merupakan salah satu usaha dengan metode jaring sekat di Waduk Lahor Desa

Karangkates yang memanfaatkan dengan besarnya sumber yang tersedia ketika air

waduk sedang mengalami periode surut terendah, dengan ketersediaan air seperti

ini faktor sumberdaya air bisa mengurangi biaya pengeluaran usaha.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk menambah

pengetahuan, wawasan, dan keterampilan di lapangan tentang analisa usaha

pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa

Karangkates. Serta untuk mengetahui dan mempelajari kondisi riil beserta aspek-

aspek usaha pembesaran ikan nila.

Tujuan dari praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari pelaksanaan kegiatan usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis

niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, yaitu:

1. Untuk mengetahui aspek teknis pada usaha pembesaran ikan nila yang

meliputi: persiapan lahan, sarana dan prasarana produksi, pelaksanaan

usaha dan proses produksi.

Page 5: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

5

2. Untuk mengetahui aspek manajemen usaha pembesaran ikan nila yang

meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (Organizing),

pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).

3. Untuk mengetahui aspek pemasaran usaha pembesaran ikan nila meliputi:

strategi pemasaran, bauran pemasaran dan saluran pemasaran.

4. Untuk mengetahui aspek finansial pada usaha pembesaran ikan nila yang

meliputi: permodalan, biaya produksi, penerimaan dan keuntungan,

Revenue Cost Ratio (RC Ratio), rentabilitas dan Break Even Point (BEP).

5. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pada usaha

pembesaran ikan nila (Oreochromis niloticus).

1.3 Kegunaan

Kegunaan dari laporan Prakek Kerja Lapang (PKL) ini adalah sebagai

sumber informasi bagi :

1. Lembaga Akademisi

Sebagai pelaksannaan seperti yang tertera pada Tri Dharma Perguruan

Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, peneliatian dan pengembangan,

serta pengabdian kepada masyarakat.

2. Pemilik Usaha

Untuk dapat menjadi bahan informasi dan perencanaan dalam

pengembangan usaha pembesaran yang dimiliki, agar dapat meningkatkan

mutu usaha dan berdaya saing tinggi.

3. Pemerintah

Sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan dan pengembangan

usaha pembesaran ikan air tawar khususnya ikan nila.

Page 6: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

6

4. Akademisi

Sebagai bahan informasi keilmuan dalam menambah pengetahuan dan

wawasan insan akademis mengenai studi analisa usaha. Serta dapat

menjadi informasi dan petunjuk untuk penelitian lebih lanjut.

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan nila (Oreochromis

niloticus) ini dilaksanakan di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung,

Kabupaten Malang dan dimulai pada Bulan April sampai Mei 2014.

Page 7: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

7

2. METODE PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang pada USAHA PEMBESARAN IKAN

NILA (Oreochromis niloticus) SUMBER MAKMUR DENGAN METODE

JARING SEKAT, metodologi pengumpulan data yang digunakan yaitu meliputi

teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data serta penyajian dan pengolahan

data yang mencakup tentang deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

2.1 Teknik Pengumpulan Data

Praktek Kerja Lapang ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

beikut:

2.1.1 Partisipasi Aktif

Menurut Nawawi (1983), partisipasi aktif adalah ikut serta berperan secara

aktif pada semua kegiatan yang berhubungan dengan proses produksi.

Dalam Praktek Kerja Lapang dengan metode partisipasi aktif ini yang

dilakukan yaitu mengikuti segala kegiatan yang berkaitan dengan proses produksi

seperti penyiapan lahan benih, menyiapkan jaring sekat untuk pembesaran,

penebaran benih, pemberian pakan, mengontrol kondisi jaring sekat, dan

pemasaran ikan nila.

2.1.2 Observasi (pengamatan)

Menurut Narbuko dan Achmadi (2009), pengamatan adalah alat

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki.

Pengamatan ini digunakan sebagai bahan melihat dan mengamati sendiri,

kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Page 8: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

8

Pada Praktek Kerja Lapang ini beberapa hal yang menggunakan metode observasi

yaitu seluruh kegiatan-kegiatan yang berhubungan langsung dengan proses

pembesaran ikan nila seperti, keadaan umum usaha, pemberian pakan dan

pengontrolan kondisi jaring sekat.

2.1.3 Wawancara

Menurut Moleong (2000), wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee)

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Wawancara merupakan proses pengambilan data melalui dengan cara

interaksi langsung dengan yang berkaitan untuk memperoleh data sesuai dengan

pertanyaan yang telah diajukan kepada Bapak Prawoto, pada Praktek Kerja

Lapang ini proses wawancaranya membahas mengenai sejarah berdirinya usaha,

faktor-faktor yang mendukung dan menghambat usaha, permodalan, biaya

produksi dan segala aspek yang berhubungan dengan usaha pembesaran ikan nila.

2.2 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam Praktek Kerja

Lapang ini meliputi:

2.2.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Untuk mendapatkan data primer, peneliti

harus mengumpulkan secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi

terfokus, dan penyebaran kuisoner (Dharma, 2008).

Page 9: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

9

Dalam Praktek Kerja Lapang ini data primer didapatkan dengan

menggunakan metode partisipasi aktif, observasi dan wawancara langsung dengan

pemilik usaha. Adapun data primer yang dikumpulkan berupa:

Sejarah dan berkembangnya usaha

Teknis kolam

Permodalan

Biaya produksi

Pemasaran

Faktor yang menghambat dan mendukung jalannya usaha

2.2.2 Data Sekunder

Menurut Dharma (2008), data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan

kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat

Statistik (BPS), buku, jurnal, dan lain-lain. Pada Praktek Kerja Lapang ini jenis

data yang diperoleh dari data sekunder meliputi: letak geografis usaha, dan

keadaan demografi Desa Karangkates.

2.3 Penyajian dan Pengolahan Data

Dalam Praktek Kerja Lapang ini penyajian dan pengolahan data yang

digunakan ada dua yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Pada

analisa deskriptif kualitatif ini mencakup mengenai data aspek teknis, aspek

manajemen, aspek pemasaran, serta faktor pendukung dan penghambat usaha,

kemudian pada analisis deskriptif kuantitatif ini meliputi aspek finansial.

Page 10: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

10

2.3.1 Deskriptif Kualitatif

Menurut pandangan Moleong dan Bogdan (2011), Menyatakan

pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang “diarahkan pada latar dan

individu tersebut secara holistic (utuh). Jadi dalam hal ini tidak boleh

mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi

perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.

Pada Praktek Kerja Lapang penyajian dan pengolahan data deskriptif

kualitatif pada:

a. Aspek Teknis

Menurut Husnan dan Suwarsoso dalam Primyastanto (2011), Aspek teknis

merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan teknis dan pengoperasiannya

setelah proyek tersebut selesai dibangun. Beberapa variabel terutama yang perlu

mendapat perhatian dalam penentuan aspek teknis adalah :

1. Kertersediaan bahan mentah

2. Letak pasar yang dituju

3. Tenaga listrik

4. Ketersediaan air

5. Supply tenaga kerja dan

6. Fasilitas-fasilitas lain yang terkait

Dalam hal kaitannya dengan aspek teknis, Praktek Kerja Lapang ini

membahas mulai sarana dan prasarana, persiapan kolam, persiapan benih,

pemupukan, pemberian pakan hingga pemanenan.

Page 11: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

11

b. Aspek Manajemen

Menurut Rahardi (1997), pada aspek manajemen terdapat beberapa fungsi

sebagai bagian dari proses manajemen tersebut antara lain:

1. Fungsi Perencanaan (Planning)

Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan sasaran dan arah yang

dipilih. Perencanaan ini dituntut adanya kemampuan untuk meramalkan,

mewujudkan dan melihat ke depan dengan dilandasi tujuan-tujuan tertentu.

2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)

Fungsi ini merupakan tindakan membagi-bagi bidang pekerjaan antara

kelompok yang ada serta menetapkan dan merinci hubungan-hubungan

yang diperlukan.

3. Fungsi Pergerakan (actuating)

Fungsi ini merupakan tindakan untuk merangsang anggota-anggota

kelompok agar malaksanakan tugas-tugas yang telah dibebankan dengan

baik dan antusias.

4. Fungsi Pengawasan (controlling)

Fungsi ini merupakan tindakan-tindakan untuk mengawasi aktivitas-

aktivitas agar dapat berjalan sesuai rencana yang telah dibuat.

Pada penyajian data deskriptif kualitatif pada aspek menajemen ini

mencakup data-data mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, serta pengawasan jalannya usaha pembesaran ikan nila.

c. Aspek Pemasaran

Menurut Primyastanto (2011), kajian aspek pemasaran berkaitan dengan

strategi pemasaran usaha yakni upaya yang dilakukan oleh calon investor atau

Page 12: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

12

pengusaha dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian hasil produksinya. Penyajian data deskriptif kualitatif dalam aspek

pemasaran yaitu mengenai strategi pemasaran, bauran pemasaran, dan saluran

pemasaran serta faktor lain yang mempengaruhi dengan jalannya pemasaran pada

usaha pembesaran ikan nila.

d. Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha

Data mengenai pendukung dan penghambat dari usaha pembesaran ikan

nila akan disajikan dengan deskriptif kualitatif seperti kendala yang dialami mulai

proses persiapan kolam dan benih hingga pemasarannya. Serta faktor-faktor

pendukung jalannya usaha pembesaran ikan nila Di Desa Karangkates tersebut.

2.3.2 Deskriptif Kuantitatif

Variabel kuantitatif yaitu ciri-ciri dari suatu fakta sosial yang dapat dinilai

dengan angka (Koentjaraningrat, 1983). Dalam Praktek Kerja Lapang analisis data

deskriptif kuantitatif dipergunakan untuk:

2.3.2.1 Aspek Finansial

Menurut Riyanto (1995) aspek finansial adalah inti dari pembahasan

keseluruhan aspek, karena studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui potensi

keuntungan dari usaha yang direncanakan. Aspek finansial berkaitan dengan

penentuan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari

sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat

keuntungan yang menjanjikan bagi investor.

Aspek finansial yang dipergunakan dalam Praktek Kerja Lapang ini untuk

mengolah data seperti: permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan,

Revenue Cost ratio (RC Ratio), rentabilitas, dan Break Even Point (BEP).

Page 13: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

13

a. Permodalan

Menurut Riyanto (1995), modal usaha dalam pengertian ekonomi adalah

barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja

bekerja untuk menghasilkan suatu barang baru. Modal usaha tersebut biasanya

berupa modal tetap/aktiva dan modal kerja.

Menurut Adiwilaga (1982) dalam Primyastanto (2009), modal tetap itu

bukanlah tidak habis terpakai melainkan menghabiskannya dalam waktu yang

lama, sedangkan modal pasif dibedakan menjadi dua yakni modal sendiri dan

modal asing.

Pembahasan permodalan pada Praktek Kerja Lapang ini meliputi: modal

investasi yang mencakup tentang sumber modal, modal kerja serta biaya tetap dan

biaya variabel yang digunakan selama proses pembesaran ikan nila.

b. Biaya Produksi

Menurut Primyastanto dan Istikharoh (2006), setiap kegiatan usaha yang

dilaksanakan memerlukan biaya-biaya atau pengeluaran usaha. Menurut prinsip

ekonomi, dengan biaya tertentu diharapkan hasil yang optimal, atau dengan kata

lain untuk mendapatkan hasil tertentu dengan biaya yang serendah mungkin.

Setiap perusahaan selalu menaruh perhatian besar pada aspek struktur

biaya (tetap dan variabel) dan jenis-jenis biaya yang lain (opportunity cost),

meurut Shinta (2011), Total Cost (TC) didapat dari penjumlahan dari biaya tetap

dengan biaya variabel.

Total Cost dirumuskan:

TC = FC + VC

Dimana: TC = Total Cost (biaya total)

Page 14: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

14

FC = Fix Cost (biaya tetap)

VC = Variabel Cost (biaya variabel)

c. Penerimaan

Total Revenue (TR) didapat dari perkalian antara produk yang dihasilkan

(Q) dengan harga penjualan (P). Penerimaan dirumuskan sebagai berikut:

TR = P X Q

Dimana: TR = Total Revenue (penerimaan total)

P = Harga Produk

Q = Jumlah Produk yang terjual

d. Keuntungan (𝝅)

Menurut Bachtiar (2002), Pendapatan usaha tani adalah selisih antara

penerimaan usaha tani dan pengeluaran. Analisis pendapatan ini digunakan untuk

mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dilakukan. Yaitu

dengan rumus:

Π = TR ─ TC

Dimana: π = Keuntungan

TR = Total Revenue

TC = Total cost

Kriterianya adalah:

Apabila TR>TC, maka usaha tersebut laba

Apabila TR=TC, maka usaha tersebut impas

Apabila TR<TC, maka usaha tersebut rugi

Page 15: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

15

e. Rentabilitas Usaha

Menurut Riyanto (1995) dalam primyastanto (2011). Rentabilitas adalah

kemampuan perusahaan dengan modal yang bekerja di dalamnya untuk

mengahasilkan keuntungan. Menurut primyastanto (2011), perhitungan

rentabilitas dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

R = 𝐋

𝐌 𝐱 𝟏𝟎𝟎%

Dimana: R = Rentabilitas (100%)

L = Jumlah keuntungan yang diperoleh selama periode tertentu (Rp)

M = Modal atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba (Rp)

f. Revenue Cost Ratio (RC ratio)

Revenue Cost Ratio biasanyan dikenal sebagai perbandingan antara

penerimaan dengan biaya yang bertujuan untuk mengetahui apakah suatu usaha

sudah menghasilkan keuntungan atau belum menghasilkan keuntungan. Menurut

Soekartawi (1993), RC ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

RC Ratio = 𝐓𝐑

𝐓𝐂

Dimana apabila:

R/C > 1, maka usaha tersebut dikatakan menguntungkan

R/C = 1, maka usaha tersebut dikatakan tidak untung dan tidak rugi

R/C < 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian.

g. BEP (Break Even Point)

Break even point (BEP) merupakan titik impas keadaan dimana suatu

usaha berada pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami

kerugian. BEP adalah teknik analisan mempelajari hubungan antara biaya tetap,

Page 16: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

16

biaya variabel, volume kegiatan dan keuntungan (Riyanto, 1995). Adapun rumus

perhitungan BEP adalah sebagai berikut:

BEP atas dasar sales, dirumuskan:

BEP(s) =𝐅𝐂

𝟏− 𝐯𝐜

𝐬

Dimana: FC = Biaya Tetap

VC = Variabel Cost

S = Nilai penjualan (jumlah penerimaan)

BEP atas dasar unit, dirumuskan:

BEP =𝐅𝐂

𝐩− 𝐯

Dimana: FC = biaya tetap

P = harga per unit

V = biaya variabel per unit

Page 17: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

17

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG

3.1 Gambaran Umum Desa Karangkates

a. Kondisi Geografis

Desa Karangkates termasuk dalam wilayah Kecamatan Sumberpucung

terletak sekitar +15 Km sebelah Barat ibukota Kabupaten Malang di Kepanjen.

Secara geografis terletak pada ketinggian 296 m. Dan berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Desa Ngreco, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar

Sebelah Selatan : Desa Sukowilangun, Kecamatan Kalipare

Sebelah Barat : Desa Selorejo, Desa Pohgajih, Kecamatan Selorejo,

Kabupaten Blitar

Sebelah Timur : Desa Sumberpucung, Kecamatan Sumberpucung.

Desa Karangkates merupakan hamparan dataran rendah dengan Luas:

756,731 ha, diantaranya 51,25 ha untuk pemukiman umum, lahan pertanian sawah

irigasi teknis seluas 192,505 ha, selain itu seluas 39,255 ha digunakan untuk lahan

perladangan dan sisanya prasarana umum dengan rincian penggunaannya sebagai

berikut:

Permukiman umum = 51,2 Ha

Perkantoran = 2,10 Ha

Sekolah = 2 Ha

Pertokoan = 3,60 Ha

Pasar = 0,20 Ha

Terminal = 0,10 Ha

Jalan = 2 Ha

Page 18: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

18

Pertanian sawah = 192,51 Ha

Ladang / tegalan = 39,2 Ha

Padang rumput / gembala = 26,4 Ha

Tanaman pakan ternak = 8,60 Ha

Lapangan sepakbola = 1 Ha

Lapangan bola volley & basket= 1,60 Ha

Taman Wisata Karangkates = 29,5 Ha

Wilayah Desa Karangkates terbagi menjadi dua Dukuh yaitu Dukuh

Bandung dan Dukuh Karangkates yang terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 40

Rukun Tetangga (RT). Untuk lebih jelas letak Desa Karangkates dapat dilihat

pada Lampiran 1.

b. Gambaran Umum Demografis

Gambaran umum demografis menerangkan tentang kondisi keadaan

penduduk yang terdapat pada suatu daerah yang didapatkan melalui hasil

pendataan penduduk. Yang kegunaannya sendiri sebagai data bagi pengurus desa

untuk menciptakan kesejahteraan penduduk sesuai dengan keadaan demografi

serta populasi penduduk yang ada.

Desa Karangkates berada di dalam Wilayah Kecamatan Sumberpucung

Kabupaten Malang. Jumlah penduduk seluruhnya 10.969 Jiwa, terdiri dari 3.252

Kepala Keluarga. Dengan selisih antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

yang kecil sehingga dapat dikatakan keadaan penduduk Desa Karangkates ini

cukup seimbang.

Sebagai desa yang berada di persimpangan jalur baik dari selatan

(Kecamatan Kalipare) maupun dari utara dan barat perbatasan dengan Kabupaten

Page 19: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

19

Blitar, mobilitas penduduk relatif tinggi, sehingga tampak pada perubahan jumlah

penduduk pada akhir tahun 2013 komposisi penduduk sebagai berikut:

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Karangkates

No U R A I A N Jumlah Jiwa %

1 Penduduk :

a. Laki-laki

b. Perempuan

c. Jumlah

5.505

5.464

10.969

50,19

49,81

100

2 Kepala Keluarga 3.252

3 Kelompok Umur

a. Umur 16 – 50 tahun

b. Umur 16 ke bawah

c. Umur diatas 50 tahun

d. Jumlah

6.254

2.046

2.669

10.969

57,01

18,65

24,33

100

4 Rata-rata anggota keluarga 3.37

Sumber: Kantor Balai Desa Karangkates, 2013

Dari tabel di atas tampak bahwa penduduk laki-laki dan perempuan di

Desa Karangkates memiliki jumlah yang relatif seimbang. Dari jumlah penduduk

Desa Karangkates tampak bahwa rata-rata tiap Kepala Keluarga memiliki anggota

keluarga sebanyak 3.37 orang. Dari tabel kelompok umur distribusi penduduk

yang berumur 16 sampai 50 tahun (57,01 %) lebih banyak dari pada yang berumur

16 tahun ke bawah (18,65 %) atau yang berumur di atas 50 tahun (24,33 %). Hal

ini menunjukkan bahwa penduduk yang tinggal di Desa Karangkates terbanyak

dalam usia produktif (57,01 %). Dari tabel tampak bahwa usia di atas 50 tahun

relatif lebih tinggi dari di bawah 16 tahun dapat pula dikatakan bahwa usia

harapan hidup relatif lebih meningkat.

Page 20: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

20

Tingkat pertumbuhan penduduk Desa Karangkates Berdasarkan hasil

analisa rata-rata adalah sebesar 0,24 % per tahun. Hal ini karena adanya

perpindahan penduduk masuk Desa Karangkates.

e. Kondisi Sosial Ekonomi

Keadaan sosial masyarakat Desa Karangkates secara keseluruhan dapat

dikatakan sangat baik, karena kerukunan antar warga sangatlah terjamin. Selain

itu kondisi ekonominya juga sudah rata-rata memiliki pekerjaan yang tetap untuk

memnuhi kehidupan sehari-hari. Dengan dijadikannya waduk Lahor sebagai

tempat wisata juga berperan dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Mata

pencaharian penduduk Desa Karangkates sebagian besar adalah Petani dan Petani

Penggarap, yang lain buruh dan pegawai swasta seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2. Mata Pencaharian Penduduk Desa Karangkates

NO KETERANGAN JUMLAH (ORANG)

1. Petani 2.556

2. Pekerja disektor Jasa/Perdagangan 1.846

3. Pekerja disektor Industri 890

Sumber: Kantor Balai Desa Karangkates, 2013

Dari tabel di atas sebagian besar penduduk masih bekerja pada sektor

pertanian dan yang berhubungan dengan pertanian (28,70 %), yang bekerja pada

sektor jasa/perdagangan sebanyak 20,72 %. Oleh karena itu masyarakat Desa

Karangkates masih bercirikan agraris. Petani pada Desa Karangkates tersebut

terdiri dari petani yang bergerak pada sektor padi jagung, tetapi juga sebagai

petani ikan.

Page 21: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

21

f. Potensi Sumberdaya Air

Air Tanah

Sumber Air tanah di Desa Karangkates yang dapat dijumpai berupa air

tanah dalam ini dapat diketahui dari sumur yang ada kedalaman mencapai

16 m. Sumur-sumur tersebut dapat digunakan pada musim hujan, namun

pada musim kemarau sumur-sumur tersebut airnya keruh dan sangat

kurang. Permukaan air sumur mengikuti perkembangan ketinggian muka

air sungai Brantas. Apalagi sumur-sumur di sekitar Bendungan

Karangkates kedalaman sumur dapat mencapai 25 m atau lebih. Dengan

kondisi pada musim kemarau yang kering. Sehingga warga terpaksa

mengambil air dari sumber air yang jaraknya ± 1 km.

Mata Air

Ada beberapa mata air yang ada di Desa Karangkates.

1. Sumber mata air di Dam Lahor, yang digunakan warga RW 01 dan

sebagian warga RW 02 untuk MCK. Debit yang dihasilkan kecil.

2. Sumber air di samping Jalur KA (Kereta Api) digunakan warga RW 02

dan sebagian warga RW 03, sebenarnya lokasinya sangat berbahaya

karena berada di sekitar lintasan Kereta Api.

3. Sumber mata air di RW 04, sumber ini memiliki debit yang besar di

musim kemarau sehingga apabila ditampung dapat di gunakan untuk

warga yang membutuhkan. Sumber mata air ini yang direncanakan

untuk disalurkan ke wilayah Dukuh Bandung Barat dan Dukuh

Karangkates sekitar Bendungan.

Page 22: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

22

g. Potensi Perikanan Darat

Salah satu potensi wilayah Desa Karangkates yang perlu dikembangkan

adalah perikanan darat. Pemerintah Desa Karangkates bekerjasama dengan Perum

Jasatirta dan Kelompok Petani Ikan Desa Karangkates yang sudah terbentuk,

mengembangkan potensi alam ini dengan pemeliharaan ikan di sungai Brantas

dan Lahor menggunakan jaring sekat. Penebaran benih dilakukan pada saat awal

air di waduk naik pada Bulan Februari. Ikan dapat dipanen secara keseluruhan

pada Bulan November. Penebaran benih sebanyak 750.000 ekor ikan bandeng

dan hampir 3 juta ekor ikan nila. Berhasil dipanen sebanyak ± 775 ton ikan

bandeng dan nila siap konsumsi. Pembinaan terhadap kelompok Tani Ikan

dilakukan secara rutin dengan pertemuan bersama Perum Jasatirta. Pada akhir

tahun 2013 terdapat 14 kelompok tani ikan se-Desa Karangkates.

3.2 Sejarah dan Perkembangan Usaha Pembesaran Ikan Nila

Usaha pembesaran ikan nila di Sumber Makmur yang dimiliki oleh Bapak

Prawoto berdiri sejak September 2005 yang berawal dengan adanya potensi

daerah yang belum dimanfaatkan yaitu Waduk Lahor, dengan modal awal usaha

sebesar 57 juta terdiri dari modal pinjaman sebesar 38 juta berbunga 30% dan

sisanya berasal dari modal sendiri untuk membuat 2 kolam yang mana sebesar 26

juta untuk membeli bibit dengan jumlah 500rb ekor, pembelian material ± 5 juta,

alat panen 2 juta dan sisanya dugunakan untuk pembelian pakan ± 3 ton. Pada

awal berdirinya usaha ini sebenarnya terdiri dari 4 orang namun pada perjalanan

waktu usaha yang dikepalai oleh Bapak Parwoto ini memilih mundur dari usaha

sehingga pada panen pertama hasil untung dari produksinya langsung

dikembalikan untuk membayar utang, kemudian pada produksi selanjutnya usaha

Page 23: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

23

pembesaran ikan nila ini dijalankan sendiri oleh Bapak Parwoto yang dibantu oleh

istrinya.

Nama Sumber Makmur sendiri berawal dari adanya sumber yang berada

pada waduk, yang mana sumber tersebut digunakan sebagai sumber air pengisi

kolam ketika waduk sedang surut. Mulanya dinamakan Sumber Pacet, karena

anggapan bahwa pacet adalah ”susah, seret, ataupun macet” maka untuk

kelangsungan usaha kedepan agar usahanya berjalan dengan sukses, baik dari segi

usaha ataupun dari keluarganya, oleh karena itu diambil nama Sumber Makmur

sebagai pilihan yang tepat.

3.3 Keadaan Usaha Pembesaran Ikan Nila

Usaha pembesaran ikan nila yang berdiri sejak 2005 ini memiliki 3 kolam

pembesaran yaitu untuk kolam pembesaran 1 dan 2 digabung menjadi satu dengan

panjang 100 m dan lebar 50 m dengan kedalaman 10 m, kemudian pada kolam 3

panjangnya 110 m, lebar 85 m dengan kedalaman 10 m yang ditunjang oleh satu

rumah jaga sebagai sarana istirahat dengan sampingan jualan kebutuhan pangan

bagi pengunjung kolam. Hanya saja belum terdapat sistem pengelolaan sampah

dari pemancing (konsumen) sehingga terlihat keadaan sampah yang berserakan.

Usaha Sumber Makmur ini bukanlah usaha yang berdiri sendiri di Waduk

Lahor dan masih banyak usaha bididaya lain seperti budidaya ikan lele, ikan

bandeng, dan lain-lain. Dalam satu kawasan usaha ini sebenarnya terdapat suatu

kelompok petani ikan namun dikarenakan setiap proses produksi ini mengalami

kerugian yang disebabkan oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal,

maka himpunan kelompok petani tersebut pecah sehingga lebih fokus pada

usahanya masing-masing.

Page 24: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

24

Selain sebagai kawasan wisata Waduk Lahor juga memiliki potensi yang

dapat dimanfaatkan dengan mengandalkan sumber air ketika waduk surut dan

melimpahnya air ketika pasang, maka dalam usaha seperti ini bisa

mengesampingkan sumberdaya air untuk menurunkan biaya pengeluarannya

sebagai alokasi kekebutuhan yang lain.

Melihat dari segi minat konsumen yang sangat tinggi terhadap ikan nila

baik warga Desa Karangkates ataupun Malang sekitarnya tempat budidaya ikan

milik Bapak Prawoto ini tidak pernah mengalami sepi konsumen, namun

keberadaan konsumen (pembeli) juga tidak selalu konstan, tetap mengalami naik

turun tergantung pada musim serta siklus hidup ikan tersebut. Hanya saja pada

pengelolaan tempat bagi konsumen (pemancing) belum terdapat tempat yang

strategis dan luas, sehingga kadangkala para pemancing ini mengalami kesulitan

tempat yang nyaman.

3.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Struktur organisasi dan pembagian tugas pada usaha pembesaran ikan nila

Sumber Makmur milik Bapak Prawoto yang mulanya didirikan oleh empat orang

ini tidak memiliki struktur organisasi dikarenakan pada usaha tersebut segala

sesuatu hanya dikerjakan sendiri hanya dibantu oleh istrinya, namun meskipun

demikian usaha pembesaran ikan nila milik Bapak Prawoto ini berjalan dengan

baik karena ditopang oleh keuletan dari pemilik usaha, serta sesuai dengan asumsi

seperti teori pada pembahasan akademik dalam pelaksanaan usahanya seperti teori

pemberian pakan yang berdasarkan berat tubuh ikan, teknik penebaran ikan sesuai

dengan luas kolam, strerilisasi kolam dengan cara pemupukan, dan lain-lain.

Tetapi biasanya Bapak Prawoto juga mempekerjakan orang (kuli) untuk

Page 25: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

25

membantu dalam melakukan proses renovasi kolam ketika air waduk mengalami

fase surut. Karena akan kualahan atau tidak mampu jika dikerjakan dengan

sendiri. Selain itu, juga terdapat masukan dari DKP setempat untuk perkembangan

usaha misalkan seperti: jenis bibit yang unggul, pengelolaan pakan dan lain-lain.

3.5 Bentuk Usaha

Bentuk usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur adalah jenis usaha

dengan skala rumah tangga, modal yang digunakan pada proses pembesaran ikan

nila berasal dari modal sendiri. Hanya saja usaha ini belum berada pada naungan

pemerintah secara sah, sehingga dalam permodalan untuk biaya produksi butuh

pengajuan proposal terlebih dahulu dan memakan waktu yang relatif lama.

Usaha yang langsung dikerjakan dengan sistem kekeluargaan ini juga

memiliki pembukuan yang mencakup masalah pengeluaran ataupun pemasukan

untuk usahanya, namun dengan sistem penulisan yang tertera pada pembukuannya

ini sudah mencakup tentang gambaran alira biaya selama siklus produksi sehingga

dapat digunakan sebagai acuan untuk produksi periode selanjutnya.

Meskipun demikian, usaha yang didirikan oleh Bapak Prawoto ini tetap

berjalan dengan baik dengan seiring berjalannya waktu sudah menunjukkan

perkembangan yang baik untuk kesuksesan usaha pembesaran ikan nila, yang

nantinya dapat menciptakan tempat wisata air seperti yang telah dicanangkan oleh

Bapak Prawoto sendiri.

Page 26: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

26

4. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

4.1 Aspek Teknis

4.1.1 Sarana Kegiatan Pembesaran Ikan Nila

Sarana produksi merupakan fasilitas yang berhubungan secara langsung

dalam proses produksi, sehingga mempengaruhi langsung mengenai keberhasilan

dari usaha, keberadaan sarana produksi diharapkan pada tumbuh kembangnya

usaha yang dijalankannya.

Pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur sarana produksi yang

digunakan diantaranya:

a. Kolam

Pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur terdapat 3 petakan

kolam pembesaran. Dimana kolam 1 dan kolam 2 dijadikan satu namun ada sekat

pembatasnya yang mempunyai ukuran total 50 m x 100 m dengan kedalaman 10

m. Sedangkan pada kolam 3 memiliki ukuran sebesar 85 m x 110 m dengan

kedalaman 13,5 m.

Namun pada kolam pembesaran 1 juga terdapat kolam apungan (keramba

jaring apung) yang digunakan sebagai pendederan benih pertama sebelum

dilepaskan pada kolam pembesaran, kolam apungan tersebut memiliki ukuran 10

m x 10 m dengan kedalaman 3 m. Hanya saja kolam apung tersebut dapat

berfungsi ketika air sedang mengalami fase pasang. Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai kondisi kolam ketika mengalami fase pasang dapat dilihat pada gambar

2.

Page 27: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

27

Gambar 2. Kolam Pembesaran Ikan Nila Sumber Makmur

Kontruksi dari kolam tersebut sebenarnya terdapat petakan-petakan lahan

seperti kolam trasidional yang hanya dapat diketahui ketika air waduk sedang

mengalami fase surut, hanya saja kegunaan jaring sekat disini digunakan sebagai

sekatan ketika air sedang pasang untuk mencegah keluarnya ikan. Pada petakan

kolam tersebut terdapat 5 petakan yaitu:

2 petak kolam dengan ukuran 10 m x 10 m yang memliki kedalaman 3 m

2 petak kolam dengan ukuran 7 m x 6 m memiliki kedalaman 1 m

1 petak dengan ukuran 9 m x 4,5 m dengan kedalaman 2 m

Untuk lebih jelas tentang kontruksi bangunan kolam petakan pada

pembesaran ikan nila Sumber Makmur, maka dapat dilihat pada gambar 4.

Gambar 3. Petak Kolam Pembesaran Ikan Nila Sumber Makmur

Page 28: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

28

b. Benih

Benih yang digunakan dalam pembesaran ikan nila Sumber Makmur

merupakan benih yang berasal dari BBI Wlingi, Kabupaten Blitar. Dikarenakan

letak usaha dengan BBI Wlingi tidaklah jauh sehingga untuk mendapatkan benih

dengan kualitas yang baik bukanlah halangan yang dihadapi. Disamping itu

karena adanya perhatian dari pemerintah setempat, usaha milik Bapak Parwoto

juga mendapatkan subsidi benih untuk pengembangan usahanya walaupun dengan

jumlah yang tidak banyak.

Benih yang dibeli dari BBI Wlingi tersebut, menurut informasi dari

pemilik usaha yaitu Bapak Parwoto didapatkan dengan harga Rp. 35,-/ekor

dengan ukuran 3 cm. Dengan pembelian 26 juta rupiah, bibit yang diperoleh

sebanyak 500.000 ekor. Itupun didapatkan pada awal berdirinya usaha yaitu pada

september 2005, sedangkan harga sekarang ± Rp. 40,-/ekor.

Dengan benih tersebut Bapak Prawoto dapat menciptakan indukan ikan

nila sebanyak 600 ekor dimana untuk indukan yang memiliki bobot tubuh 5-6/kg

dapat menghasilkan benih sebanyak 1000-1500 ekor, sedangkan untuk indukan

yang memiliki bobot tubuh 3-4/kg dapat menghasilkan benih sebanyak 1500-2500

ekor, dengan hasil pembenihan yang didapatkan sebanyak ini sehingga membuat

Bapak Prawoto untuk produksi periode selanjutnya sudah mengesampingkan

biaya pembelian benih. Dengan asumsi penebaran benih yang dilakukan yaitu 10

ekor/m2 dari luas kolam pembesaran.

Page 29: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

29

c. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada usaha pembesaran ikan nila Sumber

Makmur yaitu:

Timbangan

Gambar 4. Timbangan

Timbangan digunakan sebagai alat bantu untuk mengetahui bobot dari

ikan yang akan dibeli konsumen. Jika tidak adanya timbangan maka akan

menghambat dalam proses penjualan ikan nila. Timbangan yang digunakan pada

pembesaran ikan nila Sumber Makmur hanyalah timbangan kecil biasa seperti

timbangan gula. Hal ini disebabkan setiap volume penjualan hanyalah berskala

kecil saja.

Karamba

Gambar 5. Karamba

Page 30: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

30

Karamba memiliki kegunaan sebagai wadah tampung sementara untuk

ikan hasil pancingan. Karamba ini memang disediakan untuk para pemancing dan

sebagai wadah stok ikan bagi pesanan. Karamba yang tersedia ada ukuran kecil

dan ukuran besar. Biasanya untuk ukuran kecil digunakan oleh pemancing,

sedangkan pada karamba ukuran besar digunakan oleh Bapak Prawoto sebagai

wadah/stok ikan pesanan. Karamba yang digunakan berasal dari buatan sendiri

dan ada beberapa yang hasil beli. Untuk karamba yang buatan sendiri ini

memanfaatkan jaring sisa dari jaring sekat yang telah digunakan.

Seser

Gambar 6. Seser

Seser digunakan untuk membantu menangkap ikan nila. Sama halnya

dengan karamba, seser yang dimiliki oleh Bapak Prawoto ini juga berasal dari

buatan sendiri yang memanfaatkan sisa penggunaan jaring sekat.

Jala

Gambar 7. Jala

Page 31: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

31

Jala digunakan untuk membantu menangkap ikan ketika fase air waduk

sedang mengalami pasang. Jala biasanya digunakan untuk menagkap ikan pesanan

dan berguna ketika ada pesanan ikan saja. Namun jika tidak adanya jala seperti itu

maka untuk memenuhi pesanan yang datang, pasti akan mengalami kesulitan

karena air ketika pasang memiliki kedalaman yang cukup tinggi.

Ember

Gambar 8. Ember

Ember biasanya digunakan sebagai wadah ikan untuk ditimbang, namun

juga memiliki kegunaan lain sebagai wadah pellet untuk membantu dalam

pemberian pakan ikan. Ember yang tersedia hanyalah ember yang memiliki

ukuran sedang.

Perahu

Gambar 9. Perahu

Page 32: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

32

Perahu digunakan sebagai sarana alat bantu menagkap ikan, selain itu juga

digunakan sebagai sarana transportasi untuk menyeberangi waduk. Karena kolam

letak kolam 3 berada pada seberang waduk, sehingga kegunaan perahu penting

untuk meningkatkan produktifitas kerja.

Jaring

Gambar 10. Jaring

Jaring digunakan sebagai alat untuk membentuk sekat-sekatan pada kolam,

yang berfungsi untuk menjaga agar ikan tidak lepas dari petakan kolam, selain itu

juga berfungsi sebagai pelindung bagi ikan dari hama yang menyerang ikan nila

seperti ikan gabus dan ikan pembersih kaca.

Diesel pompa air

Gambar 11. Diesel Pompa Air

Page 33: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

33

Kegunaannya yaitu untuk membantu mempermudah dalam pengurasan

lumpur yang mengendap pada kolam ketika air sedang mengalami fase surut. Jika

tidak adanya bantuan pompa ini maka justru akan memperlama pekerjaan dalam

melakukan renovasi kolam.

d. Pakan

Pakan yang digunakan pada usaha pembesaran ika nila Sumber Makmur

adalah pakan buatan berupa pelet, jenis pelet yang digunakan yaitu T781-2

dengan kadar protein 33-38% dan T78 kadar proteinnya 25-27%. Dengan

pemberian pakan yang digunakan yaitu menurut presentase berat badan (4,5% x

Berat Badan). Untuk 500 ekor benih ikan nila pada umur 0-60 hari dengan

pemberian pakan sebanyak 7 kg dalam 3x sehari.

Selain pakan pelet yang digunakan, pada pembesaran ikan nila Sumber

Makmur juga menggunakan pakan tambahan berupa daun rambutan dan daun

lembayung yang dibeikan ketika air sedang mengalami fase surut dan tubuh ikan

kelihatan kuat karena seperti yang telah diketahui bahwa ikan nila termasuk jenis

ikan omnivora (pemakan segala). Dengan pemberian pakan tambahan tersebut

dapat meningkatkan pertumbuhan ikan 1 ons tiap dalam 2 minggu sehingga ketika

dalam 1,5 bulan mampu bertambah sebesar 3 ons yang mana untuk ikan yang isi

8-9 ekor/ Kg dapat meningkat menjadi 4-5 ekor/kg dalam kurun waktu 1,5 bulan.

Pada pemeliharaan sistem ekstensif (tradisional) dengan padat penebaran

rendah, ikan nilatidak perlu diberi pakan tambahan. Pada sistem pemeliharaan

semiintensif, habitat dipupuk agar pakan alami tumbuh lebih subur. Pada

pemeliharaan secara intensif, selain dipupuk, juga perlu pakan tambahan berupa

pellet dengan kadar protein 20-25%. Banyaknya pakan tambahan antara 2-3%

Page 34: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

34

berat per hari. Ikan nila mampu tumbuh cepat dengan pakan yang mengandung

protein (cukup rendah), yaitu sebanyak 20-25%. Ikan mas hanya dapat tumbuh

baik bila kadar protein pakannya 30-45% (Suyanto, 2010).

e. Pupuk

Pupuk yang digunakan pada kolam pembesaran ikan nila Sumber Makmur

merupakan jenis pupuk anorganik berupa mes (bahasa lokal untuk pupuk), pupuk

ini berfungsi sebagai penumbuh lumut pada proses sterilisasi setelah kolam

dibersihkan dasarnya dari lumpur. Penggunaan pupuk ini sebagai bahan

terciptanya pakan alami berupa plankton yang banyak sehingga nantinya pada

proses penebaran ikan akan tersedia plankton-palnkton sebagai pakan alami ikan.

Pemberian pupuk pada kolampun hanya pemberian langsung secara merata tidak

berdasarkan ketentuan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan seperti biasanya.

Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kola harus dipersiapkan

dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam

dicangkul dan diratakan. Setelah itu dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150

Kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0

dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya, kolam diberi pupuk

organic sebanyak 300-1000 Kg/ha. Pupuk urea dan TSP juga diberikan sebanyak

50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu, lalu

ditebarkan merata didasar kolam (Suyanto, 2010).

4.1.2 Prasarana Kegiatan Pembesaran Ikan Nila

Prasarana adalah segala fasilitas yang menunjang terjadinya proses yang

ada, sebelum maupun sesudah proses produksi berlangsung (Primyastanto dan

Tjahjono, 2005).

Page 35: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

35

Prasarana produksi pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur

diantaranya:

a. Sistem pengairan

Kebutuhan air pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur terbilang

mudah karena dengan adanya sumber yang tersedia dan debit air waduk yang

melimpah tentunya faktor air bisa dianggap dapat menghemat biaya karena tidak

memerlukan berbagai perlakuan yang banyak.

Sistem pengairan yang dijalankan sangatlah sederhana yaitu apabila air

waduk sedang pada fase surut, maka pada usaha milik Bapak Prawoto ini

memanfaatkan sumber yang tersedia, dengan langsung mengalirkan kedalam

petakan kolam secara langsung, kemudian ketika air waduk sedang pasang

dipasok langsung dari meningkatnya debit air waduk.

Air merupakan kebutuhan yang sangat menunjang dalam usaha

pembesaran ikan nila, dikarenakan air merupakan media hidup dari ikan tersebut.

Kadar kandungan dalam air sendiri juga akan sangat mempengaruhi kehidupan

dari ikan, misalkan apabila suatu perairan banyak mengandung unsur logam berat

maka kehidupan ikan tersebut akan terganggu bahkan mati. Menurut nformasi dari

Bapak Prawoto kandungan air pada Waduk Lahor sendiri memiliki kandungan

logam yang normal, yang mana bisa diindikasikan seperti tidak adanya gangguan

kesehatan pada ikan, adanya gangguan kesehatan pada ikan nila hanya terjadi

ketika air sedang surut dan angin permukaan maka akan ada beberapa ikan yang

terkena penyakit yang menyebabkan ekor dari ikan tersebut rusak/putus, hanya

saja keadaan seperti itu dianggap bukan masalah yang serius karena tingkat

Page 36: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

36

mortalitas (kematian) dari usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur hanya

sebesar 5%.

b. Sistem penerangan

Sistem penerangan pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

sendiri berasal dari PLN, hanya pada kolam pembesaran 1 dan 2 yang terdapat

lampu penerangan yang berjumlah 2 buah dan mempunyai daya sebesar 300 watt.

Lampu tersebut digunakan untuk membantu aktifitas pengelolaan kolam ketika

malam hari. Selain itu juga mempermudah dalam pengawasan keamanan kolam.

Lampu juga digunakan sebagai sarana pembantu keamanan kolam ketika malam,

buka karena akan kehilangan ikan. Karena tidak sedikit juga ada pemancing yang

datang ketika malam hari yang mancing bahkan sampai selesai ketika fajar

terbitpun terkadang ada. Oleh karena itu sistem penerangan disini memiliki salah

satu kegunaan yang sangat penting untuk menunjang berkembangnya usaha

pembesaran ikan nila.

c. Sistem transportasi

Keadaan sistem transportasi pada suatu usaha memegang peran yang

sangat penting salah satunya yaitu dalam mencari pasar, dimana apabila suatu

usaha mempunya lokasi yang mudah dijangkau dengan akses lancar imbal

baliknya akan meningkatkan minat konsumen, karena sistem pemasaran ikan nila

Sumber Makmur menggunakan sistem buka kolam pemancingan dan pelayanan

pesanan, maka faktor akses/jalan menuju tempat usaha sangatlah diperhatikan

keadaannya.

Kondisi jalan untuk menuju usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

bisa dikatakan cukup baik karena topografi jalan sudah rata dan beraspal, hanya

Page 37: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

37

saja ada sebagian dari badan jalan ada yang sudah rusak yang dikarenakan tidak

adanya tempat aliran air hujan yang baik sehingga dapat mempercepat kerusakan

jalan.

Sarana transportasi pada usaha pembesaran ikan nila memiliki transportasi

pribadi yaitu sepeda motor, yang digunakan untuk membeli berbagai

perlengkapan produksi ikan dan kepeluan warung. Selain itu juga tersedianya

armada perahu yang digunakan untuk membantu penyeberangan waduk menuju

kolam 3 tanpa menggunakan bahan bakar. Perahu memiliki peran yang sangat

penting karena jika tidak memiliki perahu maka bukan tidak mungkin usaha yang

terletak pada waduk tidak akan berjalan.

d. Sistem komunikasi

Sistem komunikasi yang terdapat pada usaha pembesaran ikan nila

Sumber Makmur dilakukan langsung dipegang oleh Bapak Prawoto dengan

sarana handphone, yang digunakan untuk memperlancar segala transaksi yang

dijalankaan meliputi: pemesanan pakan ikan, pesanan ikan dari konsumen, dan

lain-lain. Selain itu handphone juga berguna untuk menjalin hubungan antar

pemilik kolam dan juga pada konsumen. Namun seperti sistem pemesanan ikan

yang dilakukan oleh konsumen ini dilakukan secara langsung datang ketempat

usaha Bapak Prawoto.

4.1.3 Persiapan Kolam Pembesaran

Pada kolam pembesaran sebealum ditebar benih ikan nila maka perlakuan

yang diadakan terlebih dahulu yaitu melakukan renovasi kolam dengan cara

membersihkan lumpur pada dasar air dengan menggunakan bantuan pompa air

pembuang lumpur untuk menghilangkan sisa-sisa bahan organik yang ada

Page 38: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

38

sebelumnya untuk memperbaiki kualitas air, kemudian setelah seluruh lumpur

dihilangkan dilakukan sterilisasi kolam yaitu dengan mengeringkan kolam disertai

dengan pemberian pupuk secara merata untuk menumbuhkan lumut yang mana

lumut tersebut bisa digunakan sebagai pakan alami ketika ikan ditebar, setelah itu

dilakukan pengisian air sesuai dengan jumlah ikan yang ditebar, dengan asumsi

bahwa 10 ekor/m2, setelah itu dimasukkan indukan untuk menghasilkan benih

sebelum masuk pada proses pembesaran, kemudian setelah benih didapat maka

langkah selanjutnya yaitu pemindahan benih kedalam jaring apung yang tersedia

sampai air menuju pasang tertinggi kemudian dilepas pada kolam pembesaran.

4.1.4 Persiapan Benih Ikan Nila

Benih yang digunakan dalam pembesaran ikan nila Sumber Makmur

berasal dari BBI Wlingi, Kabupaten Blitar. Benih yang didapatkan merupakan

benih dengan kualitas 1 yaitu dengan pertumbuhan 6-7 kg dalam waktu 4 bulan

memiliki ukuran 3 cm. Untuk sekarang usaha milik Bapak Prawoto sudah

melakukan pembenihan sendiri karena pada pembelian benih di BBI Wlingi

tersebut dalam satu kali siklus produksi terdapat sisa ikan sebanyak ± 600 ekor

yang digunakan sebagai indukan, sehingga untuk produksi selanjutnya tidak perlu

melakukan pembelian benih lagi. Seperti yang telah diketahui informasi dari

pemilik indukan yang ada mempunyai ukuran berat 5-6/kg yang dapat

menghasilkan benih sebanyak 1000-1500 ekor dan juga 3-4/kg dapat

menghasilkan benih sebanyak 1500 sampai 2500 ekor.

Dari sekian benih yang dimiliki untuk penebaran benih dilakukan pada 3

kolam pembesaran dengan padat penebaran sesuai dengan ratio dari luas kolam

pembesaran. Dengan asumsi penebaran 10 ekor/m2.

Page 39: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

39

Kualitas yang dihasilkan pada Waduk Lahor juga sangat menentukan

pertumbuhan dan perkembangan dari ikan itu sendiri, seperti yang diketahui dari

informasi pemilik bahwa kandungan air diwaduk tersebut rata-rata yang dapat

diindikasikan dengan sistem pertumbuhan dari benih ikan nila bisa dikatakan

normal tanpa ada hambatan yang berarti.

Benih ikan nila yang digunakan untuk pembesaran sebaiknya yang telah

mancapai ukuran 8-12 cm. padat penebaran benih antara 15-20 ekor/m3.

Kedalaman air untuk pembesaran 80-100 cm. Nila diberi pellet sebanyak 2-4%

bobot biomassa ikan diberikan 3-5 kali sehari. Pellet yang diberikan minimal

mengandung protein 20%. Dengan menebar benih ukuran 8-12 cm selama 4 bulan

pemeliharaan maka ikan dapat mencapai ukuran 400-600 gr/ekor (Kordi dan

Ghufran, 2010).

4.1.5 Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur

merupakan pupuk anorganik yaitu jenis mes (bahasa lokal untuk pupuk),

pemupukan dilakukan ketika pada fase sterilisasi kolam bersamaan dengan

pengeringan kolam yang nantinya sebagai media penumbuh lumut yang dapat

dijadikan pakan alami ikan nila. Kadar yang diberikan tidaklah menentu

tergantung luas kolam yang ditebari secara merata dan dianggap sudah cukup.

Pemupukan saat persiapan tambak diperlukan sebagai sumber nutrien

untuk merangsang pertumbuhan fitoplankton. Pemupukan awal ditunjukan untuk

meningkatkan produksi ikan nila, tetapi ikan sendiri tidak memanfaatkan pupuk

secara langsung. Pupuk yang diberikan ditujukan untuk memasok unsur hara yang

sangat diperlukan (Kordi dan Ghufran, 2013).

Page 40: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

40

4.1.6 Pemberian Pakan

Pemberian pakan ikan nila pada usaha pembesaran ikan nila Sumber

Makmur yaitu berupa pakan pelet dan daun lembayung juga daun rambutan.

Untuk pakan pelet dilakukan sesuai dengan perbandingan umur dan prosentase

berat badan ikan, dengan menggunakan asumsi 4,5% x berat badan. Dengan

menebar benih sebanyak 500.000 ekor untuk usia 0-60 hari pakan yang diberikan

sebanyak 7 Kg dalam sekali pakan yang dilakukan 3x dalam sehari, kemudian

untuk usia 60-75 hari diberi sebanyak 4%, 7-100 hari sebesar 3,5%, 100-115 hari

sebesar 3%, 115-130 hari sebesar 2,7%, 130-145 sebesar 2 %. Untuk lebih

jelasnya dalam prosentase pemberian pakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. Prosentase Pemberian Pakan Ikan Nila

No. Usia (hari) Prosentase (%)

1. 0-60 4,4

2. 60-75 4

3. 75-100 3,5

4. 100-115 3

5. 115-130 2,7

6. 130-145 2

Sumber: Pembesaran Ikan Nila Sumber Makmur, 2014

Sedangkan untuk pemberian pakan tambahan yaitu rambutan dan

lembayung ini dimaksudkan hanya sebagai selingan dari pemberian pakan, yang

diberikan ketika fase air sedang surut serta keadaan tubuh ikan terlihat kuat

dikarenakan ikan nila termasuk dalam golongan ikan omnivora, sehingga jika

hanya diberi pakan berupa pelet dianggap akan menaikkan biaya. Namun dengan

Page 41: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

41

pemberian pakan tambahan tersebut justru pertumbuhan ikan bisa dianggap 3 kali

lipat pertumbuhannya yang mana ikan ukuran 8-9 ekor/ Kg dapat menjadi 4-5

ekor/ Kg kurang lebih dalam waktu 1,5 bulan.

Menurut Kordi dan Ghufran (2013), Untuk pembesaran ikan nila

diperlikan pakan berupa pellet yang mengandung protein sebanyak 25-35%

sebanyak 2-4% bobot ikan per hari. Pakan diberikan sebanyak tiga kali sehari,

yaitu pagi, siang dan sore hari. Presentase pakan untuk ikan harus benar-benar

diperhatikan, jangan hanya terpaku pada satu ukuran. Patokan yang ada kadang

tidak terlalu tepat. Pasalnya, pada umur atau ukran tertentu ikan nila

membutuhkan jumlah atau porsi pakan yang berbeda-beda. Ikan nila

membutuhkan pakan 2-10% per bobot total ikan dalam wadah budidaya.

Tergantung dengan ukuran ikan nila, ikan nila berukuran 5-20 gram/ekor

membutuhkan pakan sebanyak 4-6% dari bobot tubuh/hari, sedangkan ikan yang

berukuran 100-200 gram cukup diberi pakan 2-2,5% dari bobot tubuh/hari.

Tabel 5. Jumlah Pakan yang Diberikan Pada Nila (suhu 27-29 oC)

No. Bobot tubuh (gram) Dosis pemberian pakan (%

bobot tubuh/hari

1. 1-5 10-7

2. 5-20 6-4

3. 20-100 4-2,5

4. 100-200 2,5-2

5. 200-400 2-1,5

Sumber: Budidaya Ikan Nila Unggul, 2013

Page 42: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

42

4.1.7 Pemeliharaan Ikan di Kolam

Dalam pembesaran ikan nila pada kegiatan pemeliharaan dikolam yang

dilakukan yaitu selain pemberian pakan juga dilakukan berbagai kegiatan seperti,

kontrol keadaan jaring, pengamatan pertumbuhan ikan. Pada kegiatan

pengontrolan keadaan jaring ini merupakan suatu kegiatan yang sangat vital

karena disetiap keadaan air naik/pasang perlu dilakukan pengecekan apakah

terdapat jaring yang sobek, selain itu juga menaikkan jaring jika suatu ketika air

pasang lupa tidak dinaikkan maka keberadaan ikan akan lepas. Untuk kegiatan

pengecekan keadaan jaring tersebut dilakukan dengan menggunakan perahu tetapi

jika ketika air sedang surut cukup dengan cek secara langsung. Kemudian pada

pengamatan pertumbuhan ikan dapat diketahui ketika dalam pemberian pakan

yang dilakukan langsung oleh pemilik usaha.

4.1.8 Pemanenan

Proses pemanenan pada pembesaran ikan nika Sumber Makmur tidaklah

dilakukan dengan proses pemanenan pada umumnya, dimana pada usaha milik

Bapak Prawoto ini dilakukan dengan cara yaitu membuka kolam pemancingan

dan pemesanan. Pada pemancingan ini dilakukan ketika ukuran ±1 Kg antara isi

5-6 ekor, jika tidak dengan ukuran seperti itu maka dianggap akan mengalami

kerugian, dimana bisa diasumsikan dengan perbandingan banyaknya jumlah ekor

yang dikeluarkan pada setia per kilo nya. Pada usaha pmbesaran ikan nila Sumber

Makmur ini dalam pemancingannya sudah lumayan terkenal keseluruh Malang

raya tidak sedikit pula yang sering dijumpai seperti pelanggan dari Kota Batu,

Kepanjen dan lain sebagainya.

Page 43: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

43

Selain dengan proses pemancingan proses pemanenan juga dilakukan

dengan memenuhi pesanan, yang dilakukan dengan menggunakan alat tangkap

berupa jala karena sifat dari ikan nila sendiri termasuk ikan pelagis yang

dilakukan dengan menggunakan sarana perahu. Pemesanan ikan sendri banyak

berdatangan berasal dari daerah sekitar ataupun oleh para pemancing sendiri.

Kondisi lingkungan yang mendukung serta kualitas air yang baik ini juga

memicu pertumbuhan dan perkembangan ikan dengan cepat, sehingga proses

pemanenan juga bisa cepat, tingkat mortalitas (kematian) dari usaha milik Bapak

Parwoto ini hanya mencapai angka 5% saja dari rat-rata setiap produksinya.

4.2 Aspek Manajemen

Aspek manajemen terdapat beberapa fungsi sebagai bagian dari proses

manajemen tersebut yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan

pengawasan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003) dalam Firdaus (2010), Keempat

fungsi tersebut bukanlah fungsi yang yang berjalan secara terpisah-pisah, tetapi

merupakan fungsi yang saling berkaitan sehingga membutuhkan tindakan-

tindakan yang simultan dan berhubungan dalam melaksanakannya. Aspek

manajemen dalam suatu usaha diantaranya mencakup Manajemen Operasional,

Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Pemasaran, Manajemen Keuangan

dan Manajemen Risiko.

4.2.1 Perencanaan (planning)

Pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur telah menerapkan

fungsi perencanaan dengan baik, mulai dari persiapan teknis, perencanaan jangka

pendek dan jangka panjang, persiapan teknis sendiri bisa dilihat dari persiapan

benih yang akan digunakan untuk periode proses produksi selanjutnya misalkan

Page 44: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

44

untuk saat ini, sedang melakukan persiapan benih ikan patin, kemudian untuk

jangka pendek perencanaan yang dilakukan yaitu dengan melihat debit Waduk

Lahor pada bulan 6-7 akan mengalami pasang tertinggi maka akan bersamaan

ikan nila pada kolam 2 mencapai ukuran ikan konsumsi akan dibuka kolam

pemancingan. Selain itu untuk jangka panjang pembesaran ikan nila Sumber

Makmur akan terus menambah berbagai variasi jenis ikan yang harapannya akan

meningkatkan minat pada konsumen untuk mendatangi usaha tersebut.

Selain melihat dari variasi ikan, usaha milik Bapak Prawoto juga telah

mencanangkan renovasi tempat usaha sehingga harapannya terdapat suatu

kawasan yang dapat meningkatkan nilai ekonomis usaha, dengan harapan seperti

itu bukan tidak mungkin pada suatu saat nanti usaha Sumber Makmur akan

menjadi usaha yang sukses baik didunia perikanan bahkan lebih. Dengan adanya

berbagai sistem perencanaan jelas akan sangat membantu dalam menjalankan

usaha sehingga memiliki kesan yang jelas atau cerah untuk masa mendatang.

Perencanaan diartikan sebagai upaya memanfaatkan sumber-sumber yang

tersedia dengan memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara

efisien dan efektif (Sujarto, 1985).

4.2.2 Pengorganisasian (organizing)

Proses pengorganisasian pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur bisa

dikatakan sangat sederhana dikarenakan usaha yang dijalani hanya pada skala

rumah tangga sehingga dalam setiap kegiatnnya dikerjakan oleh sang pemilik

usaha yaitu Bapak Parwoto yang dibantu oleh istrinya. Meskipun demikian usaha

yang dijalankan tetaplah berjalan dengan lancar mungkin hanya ada kendala yang

ada pun seperti pada teknis pakan pelet yang kadangkala stoknya telat.

Page 45: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

45

Sistem pembagian tugas bisa dikatakan sangat penting karena dapat

meningkatkan produktifitas pekerja, pada usaha milik Bapak Prawoto ketika air

waduk sedang mengalami fase pasang maka tidaklah banyak pekerjaan yang

dilakukan salah satunya pengontrolan jaring sekat, namun ketika fase surut dapat

banyak sekali perkerjaan yang dilakukan seperti pengurasan lumpur yang

kadangkala sampai membutuhkan buruh bantuan untuk menyelesaikan pekerjaan

yang ada.

4.2.3 Pergerakan (actuating)

Fungsi pergerakan pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur yang

dilakukan seperti proses pemberian pakan, penangkapan ikan untuk melayani

pemesanan, penimbangan hasil pancingan dan lain-lain. Pelanksanaan untuk

kolam 1,2 dan 3 berbeda, karena untuk kolam 2 dan 3 digunakan untuk

pembesaran yang ditutup pemancingannya jika untuk ukuran ikan masih kecil,

sedangkan untuk kolam 1 tetap dibuka karena dianggap untuk terus melayani dan

mempertahankan pelanggan yang berdatangan.

Pergerakan sendiri merupakan sebagai fungsi yang sangat penting untuk

menjamin kualitas hasil produksi sesuai dengan perencanaan yang telah

dirancang, dalam hal ini kesesuaian antara perencanaan dan pengornanisasian

dianggap sebagai titik awal dalam pelaksanaan usaha. Dalam fungsi ini biasanya

pemilik usaha hanya akan dihadapkan pada pekerjaan yang ringan karena hanya

tinggal menunggu pelanggan yang datang.

Page 46: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

46

4.2.4 Pengawasan (controlling)

Pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur fungsi pengawasan yang

dilakukan adalah pengontrolan jaring sekat untuk memastikan apakan keadaan

jaring ada yang robek atau tidak, jika terdapat robek bisa jadi akan membuat ikan

lepas selain itu juga ada ikan liaran dari waduk yang masuk dan menjadikan

predator pada kolam, biasanya sobeknya jaring disebabkan oleh ikan-ikan yang

besar dari liaran yang berusaha memasuki kolam sekat. Selain itu juga dilakukan

menaik menurunkan jaring sekat sesuai dengan keadaan air yang mengalami fase

pasang surut. Kemudian juga melakukan pengecekkan terhadap perkembangan

dan pertumbuhan ikan apakan ikan sudah layak dipasarkan atau belum.

Disisi lain fungsi pengawasan yang sangat penting yaitu penjagaan kolam

ketika malam hari, karena ketika malam hari bisa dikatakan sangat resiko jika

tidak dilakukan pengawasan untuk keamanan kolam. Biasanya untuk jaga malam

ini hanya dilakukan oleh Bapak Prawoto sendiri yang bisa menggunakan rumah

jaga sebagai tempat istirahat.

4.3 Aspek Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dapat menentukan

keberlanjutan dari suatu usaha, karena dari proses pemasaran dapat diketahui

apakah suatu usaha tersebut memiliki kelayakan untuk jangka pendek ataupun

jangka penjang. Disamping itu, pemasaran juga dianggap sebagai suatu masalah

yang serius karna kebanyakan dari usaha mengalami kesulitan dalam melakukan

pemasaran. Untuk menentukan pemasaran maka hal yang harus ditentukan yaitu

strategi pemasaran, saluran pemasaran dan bauran pemasaran.

Page 47: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

47

Pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai

sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengatisipasi kebutuhan pelanggan

atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan

pelanggan atau klien dari produsen (Cannon, et all, 2008).

4.3.1 Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan serta

aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran dari waktu ke waktu

pada masing-masing tingkatan serta lokasinya. Strategi pemasaran modern secara

umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmentation), penetapan

pasar sasaran (targetting), penetapan posisi pasar (positioning) dan pembeda

produk (differentiation) (Kotler, 1997).

a. Segmentasi

Segmentasi pasar merupakan upaya pemisahan pasar pada kelompok-

kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah

laku mereka. Pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur segmentasi yang dituju

yaitu semua kalangan, namun terdapat segmentasi khusus yang dituju yaitu untuk

para pemilik hobi mincing. Jika dilihat pada karakteristik segmen yang dituju

kepada para pemancing, tentunya mempunyai latar belakang berbeda-beda baik

dari kalangan atas ataupun bawah, yang dapat dilihat dari segi pakaian yang

digunakan, alat transportasi yang digunakan untuk datang pada usaha milik Bapak

Prawoto dan juga pada alat pancing yang digunakan.

b. Targeting

Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siapa yang

dituju. Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survei untuk dapat

Page 48: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

48

mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah

sasaran. Pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur pasar yang dituju

sebenarnya adalah bagi kalangan menengah kebawah terutama para pemilik hobi

memancing, karna dapat dilihat dari harga yang ditetapkan oleh Bapak Prawoto

relatif rendah jika dibandingkan dengan usaha-usaha sejenis yang berdiri

disekitarnya.

c. Positioning

Penempatan posisi (positioning) menjelaskan strategi mengenai cara

bagaimana perusahaan membedakan produknya dibandingkan dengan pesaing di

dalam benak konsumen. Positioning adalah tindakan merancang tawaran dan citra

perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara pesaing) di dalam

benak pelanggan sasarannya. Pada usha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

strategi positioning ini menempati pada posisi yang tepat karena telah disokong

oleh melimpahnya air dari Waduk Lahor, sementara itu juga menawarkan harga

yang relatif murah dan konstan.

d. Diferensiasi

Diferensiasi adalah proses menambahkan dan memberikan serangkaian

perbedaan yang dinilai penting, untuk membedakan produk yang ditawarkan oleh

perusahaan itu dari pesaing, meskipun terkadang dilakukan berdasarkan atribut-

atribut yang tidak relevan. Pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

untuk strategi diferensiasi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan pada usaha

ikan nila pada umumnya, hanya saja pada usaha milik Bapak Parwoto ini

menggunakan kolam 1 untuk tetap dibuka kolam pemancingannya meskipun

Page 49: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

49

keadaan sedang ditutup, hal seperti ini dikarenakan untuk mempertahankan

pelanggan. Sehingga strategi diferensiasinya masih dikatakan sederhana.

4.3.2 Bauran Pemasaran

Kotler (1997), menyatakan bahwa “Bauran Pemasaran (marketing mix)

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-

menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran, alat-alat pemasaran

tersebut diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang luas yang disebut “empat

P”: Produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion)”.

a. Produk

Produk yang dihasilkan dari pembesaran ikan nila Sumber Makmur yaitu

berupa ikan nila segar siap konsumsi dengan ukuran rataan 4-5 ekor/kg, yang

dihasilkan kurang lebih dalam waktu 3,5 bulan.

b. Harga

Harga merupakan faktor yang dapat dijadikan sebagai analisis strategi

penjualan suatu produk, harga yang ditentukan oleh seorang produsen seharusnya

harus seimbang dengan permintaan ikan dari konsumen. Harga yang dipatok pada

usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur yaitu Rp. 17.000,- /kg untuk tahun

2014 pada tahun sebelumnya 2013 harga dipatok Rp.16.000,- /kg. Harga tersebut

dapat dikatakan relatif murah dikarenakan untuk pada usaha ikan nila pada

umumnya mematok harga sebesar Rp. 20.000,- /kg bahkan lebih. Untuk strategi

harga yang dipatok Bapak Parwoto lebih memilih sedikit banting setir dengan

mengambil sedikit keuntungan untuk dapat mempertahankan pelanggan, meski

demikian harga yang dipatok tetaplah dapat menutupi biaya produksi yang

dijalankan. Untuk dapat mengganti/menutupi biaya produksi pada usaha tersebut

Page 50: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

50

dengan pengeluaran sebanyak 4.493,4 kg dan harga yang dipatok sebesar

Rp.8.000,-/kg sudah mampu menutupi biaya produksinya namun hal ini dapat

dianggap tidak efisien karena jumlah ikan yang terjual terlalu banyak yang

diimbangi harga yang rendah. Dengan melihat berbagai faktor penentuan harga

yaitu harga maksimal yang mampu dicapai sesuai dengan permintaan konsumen

dan harga pada pesaing, harga Rp.17.000,-/kg yang telah ditetapkan cukuplah

tepat karena harga tersebut tidak melebihi batas harga rata-rata yang telah

ditetapkan oleh para pesaing dan permintaan konsumen tidaklah menurun.

c. Tempat

Tempat pemasaran yang dituju oleh pembesaran ikan nila Sumber

Makmur tidak memiliki tempat yang khusus, karena jenis usahanya termasuk

tetap pada lahan yang dimiliki sehingga yang ada hanyalah para konsumen yang

berdatangan. Hanya saja dengan kedatangan konsumen ini tetap dijaga dengan

pemberian pelayanan yang terbaik agar dapat menciptakan kepuasan tersendiri

bagi konsumen.

d. Promosi

Proses promosi produk yang dilakukaan pada pembesaran ikan nila

Sumber Makmur hanyalah sederhana yaitu dengan memasang banner/pamflet

dipinggiran jalan untuk menarik konsumen dengan penawaran dan pelayanan

terhadap ikan yang terbaik. Dengan harapan ketika para mancing mania berada

dijalan dan mengetahui banner yang dipasang menciptakan minat yang tinggi

untuk mendatannginya.

Page 51: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

51

4.3.3 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran yang digunakan pada usaha pembesaran ikan nila

Sumber Makmur yaitu dengan secara langsung dari produsen ke tangan

konsumen, baik konsumen dari para pemancing ataupun dari warga yang

memesan ikan nila. Pada penyaluran barang ini bukan berarti tanpa kendala

misalnya seperti stok ikan yang ditangkap oleh Bapak Prawoto kadang kala habis

jika tidak melakukan pemesanan terlebih dahulu, namun keuntungan dari

penyaluran barang secara langsung ini yaitu keadaan ikan yang masih segar dan

relatif murah dikarenakan ikan yang didapatkan langsung pada saat itu juga.

Hanya saja pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur ini tidak melayani

bagi seorang pengepul untuk menebas hasil produksi ikan nila. Sehingga dapat

dikatakan proses saluran pemasaran yang dilakukan ini sangat sederhana.

Pada proses penyaluran ikan nila tersebut para pembelilah yang datang

langsung ketempat pembesaran ikan nila Sumber Makmur, bukan dari pihak

Sumber Makmur yang mengantar ke para konsumennya. Hal ini bukan berarti

pihak dari Sumber Makmur tidak melayani jasa pengantaran, tetapi apabila ada

yang memesan dan ingin sekaligus diantarkan pemilik usahalah yang langsung

mengantarkan. Namun meski demikian pelanggan yang membeli ikan di Sumber

Makmur tetaplah ada dan tidak pernah sepi.

Saluran pemasaran dapat dibedakan menurut jumlah tingkatannya.

Menurut Kotler dalam Mahatama dan Farid (2013), bentuk-bentuk saluran

pemasaran yang umum digunakan, antara lain:

1. Saluran nol tingkat (saluran pemasaran langsung). Saluran pemasaran ini

terdiri dari seorang produsen yang langsung menjual ke konsumen akhir.

Page 52: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

52

2. Saluran satu tingkat. Saluran ini berisi satu perantara penjualan.

3. Saluran dua tingkat. Saluran ini berisi dua perantara, biasanya adalah

pedagang besar dan pedagang eceran.

4. Saluran tiga tingkat. Saluran ini berisi tiga perantara, yaitu pedagang besar,

pemborong, dan pedagang eceran.

4.4 Aspek Finansial

4.4.1 Permodalan

Modal merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu usaha. Tanpa

adanya modal suatu usaha tidaklah bisa berjalan. Modal bisa berupa uang atau

barang. Modal uang dan barang ini bisa berasal milik sendiri atau milik orang lain.

Jika modal milik orang lain maka seorang peminjam modal pasti dihadapkan pada

bunga dan sewa. Sehingga jika modal bukan milik sendiri modal akan menjadi

suatu biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemilik usaha.

Modal yang dimiliki pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

ini berasal dari modal sendiri. Memang pada awal beridinya usaha yang didirikan

oleh 4 orang ini modal berasal dari modal pinjaman, namun ketika 3 orang telah

mengundurkan diri modal pinjaman tersebut telah dikembalikan. Jadi untuk usaha

pembesaran ikan nila Sumber Makmur pada saat ini semua berasal dari modal

sendiri oleh Bapak Prawoto yang usahanya berdiri mulai kecil. Tidak hanya

modal yang dimiliki oleh Bapak Parwoto dalam menjalankan usahanya namun

soft skill dan hard skill yang dimiliki sangatlah menunjang berkembangnya usaha

pembesaran ikan nila Sumber Makmur menjadi usaha yang lebih besar.

Page 53: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

53

Menurut Riyanto (2010), modal dibedakan menjadi 2 yaitu modal aktif

dan modal pasif. Modal aktif yaitu modal yang menggambarkan bentuk-bentuk

dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan

modal pasif merupakan modal yang menggambarkan sumber-sumber dari mana

dana diperoleh. Dengan kata lain modal aktif biasanya dinamakan modal yang

akan selalu beruba-ubah (konkret) dan modal pasif disebut modal yang relatif

permanen (abstrak).

Modal kerja merupakan keseluruhan dari biaya produksi yaitu biaya tetap

dan biaya variabel. Kemudian modal investasi merupakan modal yang memiliki

umur teknis. Pada pembesaran ikan nila Sumber Makmur modal investasi dan

modal kerja yang digunakan masing-masing sebesar Rp.24.872.500,- dan Rp.35.

146.747,-. Dari modal investasi yang dimiliki akan mengalami penyusutan total

sebesar Rp.4.178.747,-. Yang mana sumber modal dari modal yang digunakan

secara keseluruhan yaitu berasal dari modal sendiri.

Penyusutan dapat diketahui dengan cara jumlah harga dari setiap modal

yang dibagi dengan umur teknis dari setiap modal investasi. Dalam modal

investasi yang digunakan penyusutan terbesar yaitu pada jaring yang memiliki

nilai penyusutan sebesar Rp.666.666,-/tahun. Dan yang memiliki nilai penyusutan

paling kecil yaitu cangkul sebesar Rp.9000.-/tahun.

Total modal kerja pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

dalam sekali produksi (1 tahun) yaitu sebesar Rp.35.146.747,-, yang diperoleh

dari jumlah biaya tetap Rp.5.178.747,- yang terdiri dari penyusutan

Rp.4.178.747,- serta biaya perawatan dalam satu tahun sebesar Rp.1.000.000,- dan

Page 54: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

54

biaya variabelnya sebesar Rp.27.868.000,-. Uraian secara rinci modal investasi

dan modal kerja dapat dilihat pada Lampiran 2.

4.4.2 Biaya Produksi

Biaya produksi yang dimaksudkan yaitu seluruh biaya yang digunakan

dalam proses usaha pembesaran ikan nila. Biasanya terdiri dari biaya tetap dan

biaya variabel. Dimana biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan

dalam produksi misalkan tenaga kerja, dikatakan dalam biaya tetap karena pemilik

usaha wajib mengeluarkan biaya sebesar gaji yang diberikan. Sedangkan biaya

variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi. Biaya tetap pada

usaha pembesaran ikan nila sebesar Rp.5.178.747.-, sedangkan untuk biaya

variabel sebesar Rp.29.868.000,-. Sehingga dapat diketahui seluruh biaya

produksi (biaya total sebesar Rp.35.146.747,-). Untuk uraian secara rinci

mengenai biaya produksi dapat dilihat pada lampiran 2.

4.4.3 Penerimaan

Pada hasil penerimaan diperoleh dari hasil mengalikan antara harga per

kilo nya dengan banyaknya ikan nila yang dikeluarkan dalam satuan kilo. Pada

analisis penerimaan usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur periode yang

digunakan adalah tahunan, dimana periode yang digunakan yaitu pada periode

tahun 2013. Pada tahun tersebut dengan menetapkan harga sebesar Rp.16.000,-

serta banyaknya ikan yang dikeluarkan yaitu 22.467 ekor yang memiliki bobot

4.493,3 kg, sehingga total penerimaan yang diperoleh sebesar Rp.71.894.400,-.

Penerimaan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan nila Sumber

Makmur dalam hitungan bulan berbeda-beda, ini dikarenakan keadaan konsumen

yang tidak setiap hari mengkonsumsi ikan terutama ikan nila. Hasil penerimaan

Page 55: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

55

terbesar yaitu pada bulan agustus yaitu sebanyak 715,3 kg dengan harga

Rp.11.444.800,- sedangkan hasil paling kecil diperoleh pada bulan januari yaitu

sebesar Rp.1.016.00 dengan jumlah ikan yang dikeluarkan sebanyak 63,5 kg.

Untuk uraian secara rinci mengenai penerimaan dapat dilihat pada lampiran 3.

4.4.4 Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh pada usaha pembesaran ikan nila Sumber

Makmur dalam satu kali siklus produksi (1 tahun) yaitu sebesar Rp.36.747.653,-

yang diperoleh dari pengurangan penerimaan yang diperoleh dengan biaya total.

Dengan asumsi yang telah ditetapkan bahwa apabila total penerimaan lebih besar

dari biaya total maka usaha tersebut akan mendapatkan laba. Pada perhitungan

keuntungan biasanya menggunakan teknik pendapatan dikurangi dengan nilai

kerja keluarga (NKK). Namun pada usaha milik Bapak Parwoto ini segala sesuatu

dalam produksi pembesaran ikan nila dikerjakan oleh pemilik usaha yang dibantu

oleh istrinya, sehingga untuk NKK dianggap bahwa pendapatan itu sebagai

keuntungan usaha. Untuk uraian secara rinci mengenai keuntungan dapat dilihat

pada lampiran 3.

4.4.5 Rentabilitas Usaha

Rentabilitas digunakan sebagai tolak ukur efisiensi penggunaan modal.

Dengan melibatkan antara seberapa besar perbandingan antara keuntungan yang

didapat dengan modal yang digunakan untuk menghasilkan laba yang dinyatakan

dalam prosentase. Kemudian pada sumber modal yang digunakan untuk

menghasilkan laba usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur berasal dari

modal sendiri secara keseluruhan. Oleh karena itu dapat rentabilitas yang

digunakan yaitu rentabilitas modal sendiri.

Page 56: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

56

Pada peritungan rentabilitas usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

hasil yang didapatkan sebesar 104%, yang artinya bahwa dengan tingkat

keuntungan sebesar 104% usaha tersebut layak untuk dijalankan karena lebih dari

12%. Untuk uraian secara rinci mengenai rentabilitas usaha dapat dilihat pada

lampiran 3.

4.4.6 Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

Ratio digunakan sebagai ukuran pengetahuan tentang tingkat keuntungan

yang diperoleh dalam setiap pengeluaran Rp.1,- untuk keperluan produksi. RC

Ratio bisa didapatkan melalui perbandingan total penerimaan dengan total biaya

secara keseluruhan. Dari hasil perhitungan RC Ratio pada usaha pembesaran ikan

nila Sumber Makmur didapatkan hasil sebesar 2,04. Dengan hasil tersebut usaha

yang dijalankan oleh Bapak Prawoto layak dijalankan dan sangat menguntungkan

karena telah memenuhi kriteria jika R/C > 1 maka usaha tersebut menguntungkan.

Dengan kata lain setiap pengeluaran Rp.1,- akan mengasilkan keuntungan sebesar

Rp.2,04. Untuk uraian secara rinci mengenai RC ratio usaha dapat dilihat pada

lampiran 3.

4.4.7 Break Even Point (BEP)

Perhitungan Break Even Point atau yang biasaya dikatakan titik impas

dimana titik tidak rugi dan tidak laba. Pada analisis ini dapat digunakan sebagai

acuan jika suatu usaha menginginkan keuntungan yang digambarkan atas dasar

unit dan sales.

Pada perhitungan BEP pada usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur

terdapat 2 macam yaitu BEP atas dasar unit dan sales. Untuk dasar sales diketahui

BEP nya sebesar Rp.12.040.249,- pada penerimaan sebesar itu maka usaha milik

Page 57: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

57

Bapak Parwoto dikatakan tidak untung dan tidak rugi. Sedangkan untuk atas dasar

unit BEP yang didapatkan sebesar 555 kg, dengan pengeluaran ikan sebanyak 555

kg maka juga dikatakan tidak untung dan tidak rugi. Untuk uraian secara rinci

mengenai analisis BEP dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.5 Faktor Pendukung dan Penghambat Usaha

Pelaksanaan usaha pembesaran ikan nila Sumber Makmur Desa

Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang tentunya memiliki

berbagai faktor baik pendukung maupun penghambat yang dapat menentukan

berkembangnya usaha. Bukan berarti dengan adanya faktor penghambat akan

menjadikan kualitas maupun kuantitas usaha menurun, dalam artian setiap faktor

penghambat pasti dapat diatasi sebagai penunjang perkembangan usaha.

4.5.1 Faktor Pendukung

Faktor yang mendukung atau menunjang dari usaha pembesaran ikan nila

Sumber Makmur meliputi:

1. Ketersediaan air yang melimpah dari waduk, sehingga dapat menurunkan

biaya atas pengelolaan sistem pengairan.

2. Kualitas air Waduk Lahor sesuai dengan habitat hidup ikan nila, sehingga

jarang terserang penyakit yang dapat meningkatkan mortalitas ikan.

3. Dapat perhatian dari pemerintah, seperti subsidi bibit dan jaring sekat.

4. Sudah adanya pembukuan usaha

4.5.2 Faktor Penghambat

Faktor-faktor yang menghambat pada usaha pembesaran ikan nila Sumber

Makmur yaitu:

Page 58: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

58

1. Jauh dari keramaian, lokasi usaha letaknya berada pada tempat yang

sedikit susah diketahui meskipun akses menuju lokasi dapat dikatakan

baik.

2. Masih belum adanya tempat-tempat khusus yang digunakan untuk para

pelanggan pemancing, sehingga apabila suatu ketika banyaknya pelanggan

yang berdatangan maka perebutan tempat sering terjadi.

3. Belum adanya tenaga kerja yang membantu Bapak Parwoto dalam

menjalankan usahanya.

4. Belum adanya pengelolaan sampah yang beserakan pada kolam. Yang

mana dapat menyebabkan limbah dan menurunkan kualitas ikan.

Page 59: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

59

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil Praktek Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan nila

(Oreochromis niloticus) Sumber Makmur dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Usaha yang pembesaran ikan nila yang dilakukan hanya memiliki siklus 1

kali produksi dalam satu tahun. Hal ini karena dihadapkan pada keadaan

air waduk yang memiliki fase pasang surut.

2. Aspek teknis pada pembesaran ikan nila meliputi: sarana dan prasarana

produksi, persiapan kolam pembesaran, persiapan benih ikan nila,

pemupukan, pemberian pakan, pemeliharaan ikan dikolam dan

pemanenan. Secara keseluruhan aspek teknis yang dilakukan berjalan

dengan baik namun hanya terkadang dihadapkan pada telatnya stok pakan

pellet untuk ikan nila.

3. Aspek manajemen pada pembesaran ikan nila meliputi: perencanaan,

organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan. Secara keseluruhan aspek

manajemen sudah dilakukan dengan baik, namun masih belum adanya

pembentukan struktur organisasi pembagian tugas yang dapat membantu

pekerjaan pemilik usaha.

4. Aspek pemasaran pada pembesaran ikan nila meliputi: strategi pemasaran,

bauran pemasaran, dan saluran pemasaran. Konsumen yang dituju yaitu

para pemancing dan pelayanan pesanan dari masayarakat sekitar.

Meskipun demikian setiap harinya tidak pernah sepi pelanggan.

Page 60: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

60

5. Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan nila dalam satu siklus

produksinya tahunan yaitu: permodalan yang digunakan berupa modal

investasi dan modal kerja yang masing-masing sebesar Rp.24.872.500,-

dan Rp.35.146.747,- dengan perolehan penerimaan dalam satu tahunnya

sebesar Rp.71.894.400,- dimana didapatkan keuntungan sebesar

Rp.36.747.653,- pendapatan disini dianggap sebagai keuntungan sehingga

tidak perlu melakukan perhitungan nilai kerja keluarga (NKK), sedangkan

rentabilitas usahanya sebesar 104% dan RC ratio sebesar 2,04 artinya

disetiap pengeluaran Rp.1,- maka akan menghasilkan Rp.2,04. Kemudian

pada BEP sales dan unitnya masing-masing sebesar Rp.12.040.249,- dan

555 kg. dari hasil perhitungan tersebut pada usaha Sumber Makmur ini

layak untuk dijalankan karena sangat menguntungkan.

6. Faktor pendukung usaha pembesaran ikan nila yaitu: ketersediaan air yang

melimpah, kualitas air Waduk Lahor yang baik, dapat perhatian dari

pemerintah daerah, sudah adanya pembukuan dari setiap pengeluaran dan

pemasukan usaha.

7. Faktor penghambat usaha pembesaran ikan nila yaitu: jauh dari keramaian,

kurangnya tempat bagi para pemancing, belum adanya pekerja pembantu

tetap.

Page 61: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

61

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan sebagai bahan masukan bagi perkembangan

usaha berdasarkan hasil dari Praktek Kerja Lapang di Sumber Makmur antara

lain:

1. Segera dibuatkan tempat yang memanjakan para pemancing, sehingga para

pemancing dapat merasakan kepuasan dan menimbulkan rasa ketagihan

untuk terus berdatangan.

2. Menyediakan tempat sampah sendiri sehingga konsumen yang datang

tidak membuang sampah pada kolam.

3. Membuat kolam pembenihan sendiri, sehingga tidak hanya terdiri usaha

pembesaran saja namun juga pembenihan yang nantinya dapat menambah

keuntungan usaha.

Page 62: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

62

DAFTAR PUSTAKA

Cannon, josseph, et all. 2008. Pemasaran Dasar edisi 16. Salemba Empat.

Jakarta.

Dharma, Surya. 2008. Pengolahan dan Analisis Data Penelitiaan. Direktorat

Tenaga Kependidikan. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar. 2003. Kelayakan Bisnis. Bumi Aksara. Jakarta.

Khairul Amri dan Khairuman. 2006. Budi daya Ikan Nila Secara Intensif. PT

Agromedia Pustaka.

Koentjaraningrat, 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. P.T Gramedia.

Jakarta.

Kordi, H dan Ghufran, M. 2010. Pemeliharaan Ikan Air Tawar Di Kolam Terpal.

Yogyakarta: Lily Publisher.

Kordi, H. dan Ghufran, M. 2013. Budidaya Nila Unggul. Agromedia Pustaka.

Jakarta

Kotler. Philips. 1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan) Jilid I. PT.

Prehallindo. Jakarta

Made L. Nurjana, Indonesia Aquaculture Development, RCA International

Workshop on Innovative Technologies for Echo-Friendly Fish Farm

Management and Production of Safe Aquaculture Foods, Bali, Dec. 4-8,

2006.

Mahatama, E dan Farid, M. 2013. Daya Saing Dan Saluran Pemasaran Rumput

Laut: Kasus Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Moleong, J, Lexy. 1988. Metodologi penelitian Kualitatif. Rosda Karya. Bandung.

Murtidjo, B.A. 1997. Budidaya Kakap dalam Tambak dan Keramba. Yogyakarta:

Kanisius. Hal 11.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2009. Metodologi Penelitian Cetakan ke 10.

Bumi Aksara. Jakarta. 83 hlm.

Nawawi, H. 1983. Metodologi Penelitian Sosial. Gajah Mada University press.

Yogyakarta.

Primyastanto, M, dan Istikharoh. 2003. Aplikasi Evaluasi Proyek dalam Aspek

Studi Kelayakan (Usaha Pembesaran Ikan Gurami). Fakultas Perikanan.

Universitas Brawijaya. Malang

Page 63: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

63

Primyastanto, M. dan Tjahjono, A. 2005. Buku Panduan Evaluasi Proyek.

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Malang

Primyastanto, M. 2009. Buku Ajar Evaluasi Proyek Usaha edisi 2009/2010.

Laboratorium Terpadu Sosial Ekonomi Perikanan Universitas Brawijaya.

Malang

Primyastanto. 2011. Feasibility Study Usaha Perikanan. Universitas Brawijaya

Press. Malang.

Rahardi, Regina Kristiawati dan Nazaruddin. 1997. Agribisnis Perikanan. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

BPFE

Riyanto,B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE. Yogakarta

Soekartawi. 1993. Agribisnis : Teori dan Aplikasinya. PT Rajawali Press. Jakarta

Suryanto, Rachmatun. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila. Penebar

Swadaya. Bogor.

Suyanto, Rachmatun. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Page 64: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

64

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Peta Desa Karangkates

DESA DUKUH BANDUNG

KEC. KALIPARE

DESA SELOREJO

KEC. SELOREJO

DUKUH KARANGKATES

PETA DESA KARANGKATES

LOKASI PKL

Page 65: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

65

LAMPIRAN 2

a) Rincian Modal Investasi Pada Usaha Pembesaran Ikan Nila Sumber

Makmur

No. Jenis Investasi Jumlah Harga

(Rp/Unit)

Harga

Total (Rp)

Sumber

modal

1. Drum 30 buah 115.000 3.450.000 Sendiri

2. Bambu 50 batang 25.000 1.250.000 Sendiri

3. Paku 20 buah 13.000 260.000 Sendiri

4. Tali Karet 50 buah 2.000 100.000 Sendiri

5. Usuk Jati 56 batang 40.000 2.240.000 Sendiri

6. Rumah Jaga 1 buah 6.500.000 6.500.000 Sendiri

7. Jaring 100 meter 40.000 4.000.000 Sendiri

8. Timbangan 1 buah 150.000 150.000 Sendiri

9. Jala 1 buah 350.000 350.000 Sendiri

10. Perahu 2 buah 1.500.000 3.000.000 Sendiri

11. Kawat 60 buah 12.000 720.000 Sendiri

12. Topi 2 buah 8.750 17.500 Sendiri

13. Cangkul 2 buah 45.000 90.000 Sendiri

14. Diesel 1 buah 2.000.000 2.000.000 Sumbangan

15. Ember 3 buah 15.000 45.000 Sendiri

16. Lampu 300

watt

2 buah 350.000 700.000 Sendiri

Total 24.872.500

Sumber: Data primer diolah, 2014

Page 66: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

66

b) Rincian Penyusutan Modal Investasi Pada Usaha Pembesaran Ikan

Nila Sumber Makmur

No. Item Harga Total

(Rp)

Umur Teknis

(Thn)

Penyusutan

(Rp/Thn)

1. Drum 3.450.000 8 431.250

2. Bambu 1.250.000 3 416.666

3. Paku 260.000 3 86.666

4. Tali Karet 100.000 1 100.000

5. Usuk Jati 2.240.000 6 373.333

6. Rumah Jaga 6.500.000 10 650.000

7. Jaring 4.000.000 6 666.666

8. Timbangan 150.000 2 75.000

9. Jala 350.000 3 116.666

10. Perahu 3.000.000 8 600.000

11. Kawat 720.000 3 240.000

12. Topi 17.500 1 17.500

13. Cangkul 90.000 10 9.000

14. Diesel 2.000.000 10 200.000

15. Ember 21.000 1 21.000

16. Lampu 300 watt 700.000 4 175.000

Total 4.178.747

Sumber: Data primer diolah, 2014

c) Biaya Tetap (Fixed Cost) Pada Usaha Pembesaran Ikan Nila Sumber

Makmur

No. Jenis Biaya tetap Nilai (Rp)

1. Penyusutan 4.178.747

2. Perawatan 1.000.000

Total 5.178.747

Sumber: Data primer diolah, 2014

Page 67: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

67

d) Biaya Variabel (Variable Cost) Pada Usaha Pembesaran Ikan Nila

Sumber Makmur

No. Jenis Biaya Variabel Jumlah Harga per

unit (Rp)

Total

Harga (Rp)

1. Benih 500.000 ekor 35 17.500.000

2. Pupuk 25 kg 2.000 50.000

3. Konsumsi kuli 14 hari 5.000 700.000

4. Bekatul 5 sak 130.000 650.000

5. Pellet 25 sak 280.000 7.068.000

6. Perlengkapan Rumah Jaga 1 bulan 1.750.000 1.750.000

7. Listrik 1 bulan 100.000 100.000

8. Telepon 1 bulan 50.000 50.000

9. Gaji Kuli (14 hari) 3 orang 50.000/hari 2.100.000

Total 29.968.000

Sumber: Data primer diolah, 2014

e) Total Biaya (TC)

No. Jenis biaya Nilai (Rp)

1. Biaya tetap 5.178.747

2. Biaya variabel 29.968.000

Total 35.146.747

Sumber: Data primer diolah, 2014

Page 68: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

68

LAMPIRAN 3

Perhitungan Finansial

Bulan Ikan Terjual

(Kg)

Harga jual

per kilo

Penerimaan (Rp) Ikan Terjual

(ekor)

Januari 63.5 16.000 1.016.000 317

Februari 193.5 16.000 3.096.000 968

Maret 260.8 16.000 4.172.800 1304

April 516.6 16.000 8.265.600 2583

Mei 591.4 16.000 9.462.400 2958

Juni 469.7 16.000 7.515.200 2348

Juli 594.6 16.000 9.513.600 2974

Agustus 715.3 16.000 11.444.800 3577

September 419.9 16.000 6.718.400 2099

Oktober 198.1 16.000 3.169.600 990

November 177.3 16.000 2.836.800 886

Desember 292.7 16.000 4.683.200 1463

TOTAL 4.493.4 71.894.400 22.467

Sumber: Data primer diolah, 2014

a) Penerimaan (TR)

Produksi ikan nila pada tahun 2013 dengan pengeluaran ikan sebanyak

4.493,4 kg, harga per kilo nya Rp.16.000,- kemudian ikan yang terjual

sebanyak 22.467 ekor. Maka total penerimaannya dalam satu tahunnya

yaitu: Rp.71.894.400,-

Page 69: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

69

b) Keuntungan (π)

Keuntungan (π) = Penerimaan (TR) – Biaya Total (TC)

= (Rp.71.894.400,-) ─ (Rp.35.146.747,-)

= Rp.36.747.653,-

c) Revenue Cost Ratio (RC Ratio)

RC Ratio = TR

TC

= Rp.71.894.400,−

Rp.35.146.747,−

= 2,04

d) Rentabilitas Usaha

Rentabilitas = L

M x 100 %

= Rp.36.747.653,−

Rp.35.146.747,− x 100%

= 104 %

e) Break Even Point

BEP(s) = FC

1−VC

S

= Rp.5.178.747.−

1−Rp.29.968.000,−

Rp.71.894.400,−

= Rp.5.178.747.−

1−0,41

= Rp.7.103.747.−

0,59

= Rp.12.040.249,-

Page 70: Praktek Kerja Lapang pada Usaha Pembesaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Sumber Makmur Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang

70

BEP(Q) = FC

P−V

= Rp.5.178.747.−

Rp.16.000 –Rp.6.669,−

= Rp.5.178.747.−

Rp.9.331,−

= 555 Kg