Download - PR Laporan

Transcript

Tujuan Percobaan

- Dengan adanya percobaan panas reaksi ini kita diharapkan untuk mengetahui perubahan panas reaksi yang terjadi. Sehingga kita dapat menentukan kapasitas panas calorimeter, panas pelarutan, seta panas reaksi dari netralisasi.

- Menentukan besarnya kapasitas kalor kalorimeter dan perubahan entalpi suatu reaksi.

Teori Percobaan

Reaksi kimia dibedakan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan panas selama reaksi berlangsung. Sebaliknya reaksi endoterm adalah reaksi yang membutuhkan panas saat reaksi berlangsung. Untuk menghitung panas reaksi yang terjadi dapat dilakukan dengan menggunaka calorimeter, yaitu dengan cara mengukur suhu awal sebelum reaksi dan suhu akhir sesudah reaksi.

Kalor adalah energi dalam yang dipindahkan dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah ketika kedua benda disentuhkan (dicampur). Sedangkan energi dalam menyatakan total energi, yaitu jumlah energi kinetik dan energi potensial, yang dmiliki oleh seluruh molekul-molekul yang terdapat dalam benda.

Kalor (panas) berbeda dengan suhu walaupun keduanya berhubungan erat. Misalnya suatu panci air panas lebih banyak mencairkan es daripada nyala sebuah korek api. Jadi walaupun nyala korek api mempunyai suhu yang lebih tinggi tetapi menyimpan kalor yang lebih sedikit. Pengertian kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena perbedaan suhu.

Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur perubahan panas disebut dengan kalorimeter. Setiap kalorimeter mempunyai sifat khas dalam mengukur panas. Ini terjadi karena kalorimeter tersebut terbuat dari berbagai jenis seperti gelas, polietena dan logam sehingga mempunyai kemampuan menyerap panas yang berbeda.

Kalorimeter menyerap panas, maka tidak semua panas yang terukur. Untuk menentukan berapa banyaknya panas yang diserap oleh kalorimeter beserta termometernya, sebelum kalorimeter digunakan terlebih dahulu perlu diketahui konstanta atau tetapan kalorimeter yang digunakan dalam percobaan.Salah satu cara untuk menentukan tetapan kalorimeter adalah dengan mencampurkan volume tertentu air dingin (massa m1dan suhu T1) dengan volume tertentu air panas (massa m2 dan suhu T2).

Jika kalorimeter tidak menyerap panas dari campuran ini, maka kalor yang diberikan oleh air panas harus sama dengan kalor yang diserap oleh air dingin. Harga tetapan kalorimeter  diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikian tetapan kalorimeter(kapasitas panas kalorimeter) dapat ditentukan.Penentuan  kalor reaksi  secara kalorimetris didasarkan pada perubahan suhu larutan   dan  kalorimeter

dengan  prinsip perpindahan kalor,yaitu kalor yang  diberikan sama  dengan jumlah kalor yang diserap.

Kelemahan kalorimeter adalah dapat menerima panas. Karena itu kalorimeter harus dikalibrasi menggunakan tetapan yang disebut tetapan kalorimeter. Dengan menggunakan tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat diukur secara keseluruhan.

Menurut Robert Mayor kalor merupakan salah satubentuk energi,hal ini dibuktikan ketika mngguncang-guncangbotol yang berisikan air setelah diguncangkan naik.Pada tahun1818-1889 james joule yang namanya digunakan sebagaisatuan SI menentukan bahwa munculnya atau hilangnyasejumlah energi termis diikuti dengan munculnya atu hilangnyaenergi mekanik yang ekiuvalen,Menurut James Joule kalor adalah salh satu bentuk energi dandibuktikan melalui percobaan air dalam calorimeter ternyatakalornya sama dengan usaha yang dilakukan.satuan kalor yangtimbul dinyatakan dalam satuan kalor dan usaha yang dilakukanoleh beban dan dinyatakan dalam satuan joule . Menurut hukum Hess, karena entalpi adalah fungsi keadaan, perubahan entalpi dari suatu reaksi kimia adalah sama, walaupun langkah-langkah yang digunakan untuk memperoleh produk berbeda. Dengan kata lain, hanya keadaan awal dan akhir yang berpengaruh terhadap perubahan entalpi, bukan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapainya.

Hal ini menyebabkan perubahan entalpi suatu reaksi dapat dihitung sekalipun tidak dapat diukur secara langsung. Caranya adalah dengan melakukan operasi aritmatika pada beberapa persamaan reaksi yang perubahan entalpinya diketahui. Persamaan-persamaan reaksi tersebut diatur sedemikian rupa sehingga penjumlahan semua persamaan akan menghasilkan reaksi yang kita inginkan. Jika suatu persamaan reaksi dikalikan (atau dibagi) dengan suatu angka, perubahan entalpinya juga harus dikali (dibagi). Jika persamaan itu dibalik, maka tanda perubahan entalpi harus dibalik pula (yaitu menjadi -ΔH).

Selain itu, dengan menggunakan hukum Hess, nilai ΔH juga dapat diketahui dengan pengurangan entalpi pembentukan produk-produk dikurangi entalpi pembentukan reaktan. Secara matematis. Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan atau diukur. Tetapi ΔH dapat ditentukan dengan cara mengukur jumlah kalor yang diserap sistem. Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89 kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, ΔH adalah positif, karena entalpi hasil perubahan, entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.

Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan entalpi yang menyertai suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi adalah sama besar dengan selisih antara entalpi hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.

Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih besar, sehingga ΔH positif. Sedangkan pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi menjadi lebih kecil, sehingga ΔH negatif. Perubahan entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan nama yang khas pula, misalnya kalor pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran, kalor pelarutan dan sebagainya.

Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua bagian yang berbeda, yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk. Perhatikan suatu

reaksi yang berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (ΔV = 0), maka sistem tidak melakukan kerja, w = 0.

Skema PercobaanPercobaan A. penentuan kapasitas panas calorimeter :

Percobaan B. penentuan panas pelarutan

Tahap 3 :Dicampur didalam kalorimeter

Tahap 1 : masukkan 50 ml aquades ke dalam calorimeter, biarkan 5 menit sampai suhu calorimeter merata

Tahap 4 : amati dan catat suhu air didalam calorimeter setiap 10 detik dengan thermometer selama 5 menit

Tahap 2 :Panaskan 100 ml aquades dalam labu bundar dengan kompor sampai suhunya 60 0C

Tahap 3 : campur NaOH yang sudah ditimbang dengan aquades yang ada didalam kalorimeter dan aduk sampai larut

Tahap 1 : timbang kristal NaOH sebanyak 1 gr

Tahap 4 : catat suhu campuran setiap 10 detik mulai dari kristal NaOH dimasukkan sampai dengan menit ke -5

Tahap 2 : masukkan aquades 100 ml dalam kalorimeter dan ukur suhunya dengan termometer sebagai suhu awal.

Tahap 5 : ulangi percobaan dengan mengganti NaOH 1 gr menjadi 2, 3, 5 dan 10 gr.

Percobaan C. penentuan panas reaksi netralisasi :

Tahap 3 : masukkan 50 ml larutan NaOH 1 N kedalam calorimeter yang telah berisi 50 ml larutan HCl 1 N.

Tahap 1 : masukkan 50 ml larutan HCl 1 N kedalam calorimeter dan catat suhunya

Tahap 4 : ukur suhu campuran dalam kalori meter setiap 10 detik sampai menit kedua sambil diaduk pelan.

Tahap 2 :buat larutan NaOH 1N 50 ml dan catat suhunya.

Ulangi dengan mengganti konsentrasi larutan HCl dan NaOH menjadi 0,5 N, 0,3 N dan 0,1 N

Data Hasil PercobaanA. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 49 160 48

20 48 170 48

30 48 180 48

40 48 190 48

50 48 200 47

60 48 210 47

70 48 220 47

80 48 230 47

90 48 240 47

100 48 250 47

110 48 260 47

120 48 270 47

130 48 280 47

140 48 290 47

150 48 300 47

B. Penentuan Panas Pelarutana. 1 gram NaOH dengan 100 mL H2O

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 34 160 34.5

20 34 170 34.5

30 34.5 180 34.5

40 34.5 190 34.5

50 34.5 200 34.5

60 34.5 210 34.5

70 34.5 220 34.5

80 34.5 230 34.5

90 34.5 240 34.5

100 34.5 250 34.5

110 34.5 260 34.5

120 34.5 270 34.5

130 34.5 280 34.5

140 34.5 290 34.5

150 34.5 300 34.5

b. 2 gram NaOH dengan 100 mL H2O

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 35 160 36

20 35 170 36

30 35 180 36

40 35.5 190 36

50 36 200 36

60 36 210 36

70 36 220 36

80 36 230 36

90 36 240 36

100 36 250 36

110 36 260 36

120 36 270 36

130 36 280 36

140 36 290 36

150 36 300 36

c. 3 gram NaOH dengan 100 mL H2O

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 35 160 36

20 35 170 36

30 35 180 36

40 35.5 190 36

50 36 200 36

60 36 210 36

70 36 220 36

80 36 230 36

90 36 240 36

100 36 250 36

110 36 260 36

120 36 270 36

130 36 280 36

140 36 290 36

150 36 300 36

d. 5 gram NaOH dengan 100 mL H2O

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 43 160 41

20 42 170 41

30 41 180 41

40 41 190 41

50 41 200 41

60 41 210 41

70 41 220 41

80 41 230 41

90 41 240 41

100 41 250 41

110 41 260 41

120 41 270 41

130 41 280 41

140 41 290 41

150 41 300 41

e. 10 gram NaOH dengan 100 mL H2O

Waktu (detik) Suhu (oC) Waktu (detik) Suhu (oC)

10 47 160 48

20 48 170 48

30 48 180 48

40 48 190 48

50 48 200 48

60 48 210 48

70 48 220 48

80 48 230 48

90 48 240 48

100 48 250 48

110 48 260 48

120 48 270 48

130 48 280 48

140 48 290 48

150 48 300 48

C. Penentuan Panas Pelarutana. 50 mL HCl 1 N dengan 50 mL NaOH 1 N

Waktu (detik) Suhu (oC)

10 3620 3730 3740 3750 37

60 3770 3780 3790 37100 37110 37120 37

b. 50 mL HCl 0.5 N dengan 50 mL NaOH 0.5 N

Waktu (detik) Suhu (oC)10 3420 3430 3440 3450 3460 3470 3480 3490 34100 34110 34120 34

c. 50 mL HCl 0.3 N dengan 50 mL NaOH 0.3 N

Waktu (detik) Suhu (oC)10 3120 3130 3140 3150 3160 3170 3180 3190 31100 31110 31120 31

d. 50 mL HCl 0.1 N dengan 50 mL NaOH 0.1 N

Waktu (detik) Suhu (oC)10 3120 3130 3140 3150 3160 31

70 3180 3190 31100 31110 31120 31

Hasil Perhitungan, Pembahasan, dan Diskusi

A. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (Td) 30°C2 Suhu awal aquades panas (Tp) 60°C3 Suhu campuran aquades 48°C4 Suhu maksimum campuran (T.maks) 49°C5 Kalor jenis air (c) 4,18 J/ gram. °C6 Massa aquades dingin (md) 50 gram7 Massa aquades panas (mp) 50 gram8 Massa jenis air (p) 1 gram/ mL

B. Penentuan Panas Pelarutan

a. 1 gram NaOH dengan 100 mL H2O

.

b. 2 gram NaOH dengan 100 mL H2O

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa kristal NaOH 1 gram2 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (T0) 32°C3 Suhu campuran aquades + NaOH 34.5°C4 Suhu awal campuran  (T.awal) 34°C5 Suhu akhir campuran (T.akhir) 34.5°C6 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C7 Massa larutan (m) 100 gram8 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C9 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa kristal NaOH 2 gram2 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (T0) 31°C3 Suhu campuran aquades + NaOH 36°C4 Suhu awal campuran  (T.awal) 35°C5 Suhu akhir campuran (T.akhir) 36°C6 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C7 Massa larutan (m) 100 gram8 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C9 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

c. 3 gram NaOH dengan 100 mL H2O

d. 5 gram NaOH dengan 100 mL H2O

e. 10 gram NaOH dengan 100 mL H2O

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa kristal NaOH 3 gram2 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (T0) 31°C3 Suhu campuran aquades + NaOH °C4 Suhu awal campuran  (T.awal) 40°C5 Suhu akhir campuran (T.akhir) 37°C6 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C7 Massa larutan (m) 100 gram8 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/°C9 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa kristal NaOH 5 gram2 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (T0) 31°C3 Suhu campuran aquades + NaOH 41°C4 Suhu awal campuran  (T.awal) 43°C5 Suhu akhir campuran (T.akhir) 41°C6 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C7 Massa larutan (m) 100 gram8 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C9 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa kristal NaOH 10 gram2 Suhu awal aquades dalam kalorimeter (T0) 31°C3 Suhu campuran aquades + NaOH 48°C4 Suhu awal campuran  (T.awal) 47°C5 Suhu akhir campuran (T.akhir) 48°C6 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C7 Massa larutan (m) 100 gram8 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C9 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

C. Penentuan Panas Pelarutan

a. 50 mL HCl 1 N dengan 50 mL NaOH 1 N

b. 50 mL HCl 0.5 N dengan 50 mL NaOH 0.5 N

c.50 mL HCl 0.3 N dengan 50 mL NaOH 0.3 N

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa 50 mL HCl 1 N 50 gram2 Massa 50 mL NaOH 1 N 50 gram3 Suhu awal larutan HCl  (THCl) 31°C4 Suhu awal larutan NaOH  (T NaOH) 35°C5 Suhu awal rata-rata campuran  (T.awal) 36°C6 Suhu campuran 37°C7 Suhu akhir rata-rata campuran (T.akhir) 37°C8 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram°C9 Massa larutan (m) 100 gram10 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C11 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa 50 mL HCl 0.5 N 50 gram2 Massa 50 mL NaOH 0.5 N 50 gram3 Suhu awal larutan HCl  (THCl) 31 °C4 Suhu awal larutan NaOH  (T NaOH) 32 °C5 Suhu awal rata-rata campuran  (T.awal) 34 °C6 Suhu campuran 34 °C7 Suhu akhir rata-rata campuran (T.akhir) 34 °C8 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. °C9 Massa larutan (m) 100 gram10 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C11 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa 50 mL HCl 0,3 N 50 gram2 Massa 50 mL NaOH 0,3 N 50 gram3 Suhu awal larutan HCl  (THCl) 30 °C4 Suhu awal larutan NaOH  (T NaOH) 31 °C5 Suhu awal rata-rata campuran  (T.awal) 31 °C6 Suhu campuran 31 °C7 Suhu akhir rata-rata campuran (T.akhir) 31 °C8 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram. 0°C9 Massa larutan (m) 100 gram10 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C

11 Massa jenis air (p)1 gram/mL

d. 50 mL HCl 0.1 N dengan 50 mL NaOH 0.1 N

1. Kesimpulan

Kapasitas kalor

Kalor adalah energi yang mengalir dari sebuah benda ke sebuah benda yang lain karena adanya perbedaan temperatur diantara kedua benda tersebut.

Kapasitas suatu zat didefinisikan sebagai jumlah kalor yang dibutuhkan oleh zat untuk menaikkan suhunya satu derajat

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda satu satuan suhu. Kalor yang diperlukan untuk manaikkan suhu suatu benda sebanding dengan kenaikan suhu benda itu sendiri.

Untuk menentukan kapasitas kalor dapat menggunakan persamaan : C = Q/ ΔT

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 1999. Seribu Pena Fisika SMU Kelas 1. Jakarta : ErlanggaTipler, Paul A. 1998. Fisika Untuk Sains dan teknik Edisi Ketiga Jilid. Jakarta: ErlanggaAsmiarto,Didik.2003. Fisika.Andi: YogyakartaEsvandiani . 2006.Jogo Fisika SMA.Puspa Swara: Jakarta.www.contohskripsitesis.com/backup/Tugas%20Kuliah/Laporan%20kalor.doc Bintoro in http://aabin.blogsome.comhttp/www\0258 Fis-1-1b.htm

No Data yang diamati Hasil pengamatan1 Massa 50 mL HCl 0,1 N 50 gram2 Massa 50 mL NaOH 0,1 N 50 gram3 Suhu awal larutan HCl  (THCl) 30 °C4 Suhu awal larutan NaOH  (T NaOH) 30 °C5 Suhu awal rata-rata campuran  (T.awal) 32 °C6 Suhu campuran 32 °C7 Suhu akhir rata-rata campuran (T.akhir) 32 °C8 Kalor jenis air (c) 4,18 J/gram.°C9 Massa larutan (m) 100 gram10 Kapasitas kalor kalorimeter (C) 418 J/ °C11 Massa jenis air (p) 1 gram/mL

Appendix7.A. Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

MEMBUAT LARUTAN NaOH 1 N SEBANYAK 250 mL

N = nV

x ek

1 = n

0.25 x 1

n = 0.25 mol

n = massa

BM

0.25 = massa

40Massa = 1 gram

Pengenceran NaOH 1 N menjadi 0.5 N

N1 . V1 = N2 . V2

1 . V1 = 0.5 . 50

V1 = 25 mL

MEMBUAT LARUTAN HCl 1 N SEBANYAK 50 mL

N = nV

x ek

1 = n

0.05n = 0.05 mol

n = massa

BM

0,05 = massa

33Massa = 1.65 gram

Kadar HCl = 35%

CH3COOH yang harus ditimbang = 1.65 x 100%35 %

= 4.714 gram Pengenceran HCl 1 N menjadi 0.5 N

N1 . V1 = N2 . V2

1 . V1 = 0.5 . 50

V1 = 25 mL

Penentuan Kapasitas Panas Kalorimeter

m1 = V1 ρair

m1 = 50 ml x 1 g/ml

m1 = 50 g

m2 = V2 ρair

m2 = 100 ml x 1 g/ml

m2 = 100 g

Qlepas = Qterima

(air panas) = (air dingin + kalorimeter)

m2 Cp (T2 - Ta) = (m1 Cp + H) (Ta - T1)

100 g x 1 kal/g°C x (60 - 49)°C = (50 g x 1 kal/g°C + H) (49 - 30)°C

1100 kal = 950 kal + 19 H

14 H = 150 kal

H = 10.71 kal

Keterangan:

m1 = Massa air 1

m2 = Massa air 2

T1 = Suhu air 1

T2 = Suhu air 2

Ta = Suhu setelah pencampuran

Cp = Panas jenis air (1 kal/g°C)

Penentuan Panas Larutan

NaOH (s) + H2O (l) → NaOH(H2O) (l)

a. Massa NaOH = 1 g dan Volume H2O = 100 ml

Massa H2O = V H2O ρH2O

= 100 ml x 1 g/ml

= 100 g

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O

= 1 + 100

= 101 g

-m

BM ΔH2 = H (T2 - T1) + A Cp (T2 - T1)

- 1 g

40 g/mol ΔHi = 10,71 kal (34.5 - 32)°C +

101 g58 g /mol

x 1 kal/mol x (34.5 -

32)°C

- 0,025mol ΔHi = 10.71 kal (2.5)°C + 4.35 kal (2.5)°C

- 0,025 mol ΔHi = 37.65

ΔHi = - 1506

b. Massa NaOH = 2g dan Volume H2O = 100 ml

Massa H2O = V H2O ρH2O

= 100 ml x 1 g/ml

= 100 g

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O

= 100 g + 2 g

= 102 g

-m

BM ΔH2 = H (T2 - T1) + A Cp (T2 - T1)

- 2 g

40 g/mol ΔHi = 10,71 kal (36 - 31)°C +

102 g58 g /mol

x 1 kal/mol x (36 - 31) °C

- 0,05 mol ΔHi = 10,71 kal (5)°C + 1,76 kal (5)°C

- 0,05 mol ΔHi = 53.55 kal°C + 8.79 kal°C

- 0,05 mol ΔHi = 62.34 kal°C

ΔHi = - 1246.86 kal°C/mol

c. Massa NaOH = 3,05 g dan Volume H2O = 100 ml

Massa H2O = V H2O ρH2O

= 100 ml x 1 g/ml

= 100 g

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O

= 100 g + 3 g

= 103 g

-m

BM ΔH2 = H (T2 - T1) + A Cp (T2 - T1)

- 3 g

40 g/mol ΔHi = 10,71 kal (40 - 31)°C +

103 g58 g /mol

x 1 kal/mol x (40 - 31) °C

- 0,075 mol ΔHi = 10,71 kal (9)°C + 1,78 kal (9)°C

- 0,075 mol ΔHi = 96.39 kal°C + 15.98 kal°C

- 0,075 mol ΔHi = 112.37 kal°C

ΔHi = - 1498.27 kal°C/mol

d. Massa NaOH = 5 g dan Volume H2O = 100 ml

Massa H2O = V H2O ρH2O

= 100 ml x 1 g/ml

= 100 g

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O

= 100 g + 5g

= 105 g

-m

BM ΔH2 = H (T2 - T1) + A Cp (T2 - T1)

- 5 g

40 g/mo l ΔHi = 10,71 kal (43 - 31)°C +

105 g58 g /mol

x 1 kal/mol x (43 - 31) °C

- 0,125 mol ΔHi = 10,71 kal (12)°C + 1,81 kal (12)°C

- 0,125 mol ΔHi = 128.52 kal°C + 21.724 kal°C

- 0,125mol ΔHi = 150.244 kal°C

ΔHi = - 1201.95 kal°C/mol

e. Massa NaOH = 10 g dan Volume H2O = 100 ml

Massa H2O = V H2O ρH2O

= 100 ml x 1 g/ml

= 100 g

Massa larutan = massa NaOH + massa H2O

= 100 g + 10 g

= 110 g

-m

BM ΔH2 = H (T2 - T1) + A Cp (T2 - T1)

- 10 g

40 g/mol ΔHi = 10,71 kal (48 - 31)°C +

11058 g /mol

x 1 kal/mol x (48 - 31) °C

- 0,25 mol ΔHi, = 10.17 kal (17)°C + 1,9 kal (17)°C

- 0,25 mol ΔHi = 172.89 kal°C + 32.24 kal°C

- 0,25 mol ΔHi = 205.13 kal°C

ΔHi = - 820.52 kal°C/mol

Keterangan :

G = Berat solut

BM = Berat molekul

H = Kapasitas kalorimeter

Cp = Panas Jenis Air (1 kal/mol)

A = Mol larutan

ΔHi = Panas pelarutan

Penentuan Panas Reaksi Penetralan

HCl (l) + NaOH (S) → NaCl (l) + H2O (l)

a. Konsentrasi HCl 1 N dan V HCl = 50 ml

Konsentrasi NaOH 1 N dan V NaOH = 50 ml

T1 = 310C, T2 = 37C

Cp HCl = 16,24 kal/mol0C (pada suhu 310C)

Cp NaOH = 135,64 kal/mol0C (pada suhu 350C)

Cp NaCl = 5,608 kal/mol0C (pada suhu 370C)

Cp H2O = 10,39 kal/mol0C (pada suhu 420C)

∆H = (Cp produk – Cp reaktan) x ∆T

= ((5,608+10,39) – (16,24+135,64) x (42 – 34)

= - 1087,056 kal/mol

b. Konsentrasi HCl 0,5 N dan V HCl = 50 ml

Konsentrasi NaOH 0,5 N dan V NaOH = 50 ml

T1 = 340C, T2 = 360C

Cp HCl = 16,24 kal/mol0C (pada suhu 340C)

Cp NaOH = 190,88 kal/mol0C (pada suhu 320C)

Cp NaCl = 5,597 kal/mol0C (pada suhu 360C)

Cp H2O = 12,86 kal/mol0C (pada suhu 360C)

∆H = (Cp produk – Cp reaktan) x ∆T

= ((5,597+12,86) – (16,24+190,88) x (36 – 34)

= - 377,326 kal/mol

c. Konsentrasi HCl 0,3 N dan V HCl = 50 ml

Konsentrasi NaOH 0,3 N dan V NaOH = 50 ml

T1 = 320C, T2 = 340C

Cp HCl = 17,92 kal/mol0C (pada suhu 320C)

Cp NaOH = 169,186 kal/mol0C (pada suhu 340C)

Cp NaCl = 5,593 kal/mol0C (pada suhu 340C)

Cp H2O = 13,986 kal/mol0C (pada suhu 340C)

∆H = (Cp produk – Cp reaktan) x ∆T

= ((5,593+13,986) – (17,92+169,186) x (34 – 32)

= - 335,054 kal/mol

d. Konsentrasi HCl 0,1 N dan V HCl = 50 ml

Konsentrasi NaOH 0,1 N dan V NaOH = 50 ml

T1 = 320C, T2 = 340C

Cp HCl = 17,92 kal/mol0C (pada suhu 320C)

Cp NaOH = 190,88 kal/mol0C (pada suhu 320C)

Cp NaCl = 5,593 kal/mol0C (pada suhu 340C)

Cp H2O = 13,986 kal/mol0C (pada suhu 340C)

∆H = (Cp produk – Cp reaktan) x ∆T

= ((5,593+13,986) – (17,92+190,88) x (34 – 32)

= - 38,442 kal/mol