Download - PPT REFERAT KESLING

Transcript

REFERAT

KESEHATAN LINGKUNGAN

 KELOMPOK 4

Indah Kusumo W 1102010129

Brian Bagus B 1102010053

Prissilma Tania J 1102010221

Teffi Widya Jani 1102010278

Pengertian kesehatan 

Menurut WHO

• “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.

Menurut UU No 23 / 1992 tantang kesehatan 

• “Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

Pengertian lingkungan

Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)

• “Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.”

Menurut Encyclopaedia Americana (1974)

• “ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling organisme.”

Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)

• “ Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”

Pengertian kesehatan lingkungan

Menurut WHO (World Health Organization)

• “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

• “ Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”

Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO dan Sumengen)

• “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”

Notoadmojo, 2003

• Sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya

Tujuan kesehatan lingkungan

Tujuan Umum

•Meningkatkan kemampuan manajemen Program Kesling •mengelola kegiatannya dalam upaya peningkatan pencapaian program Kesling

Tujuan Khusus

•Dapat disusunnya rencana usulan kegiatan program Kesling•Dapat disusunnya rencana pelaksanaan kegiatan progaram Kesling

RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN (WHO)

Penyediaan Air MinumPengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

Pembuangan Sampah Padat Pengendalian Vektor

RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN (WHO)

Kesehatan kerja Pengendalian kebisingan

Perumahan dan pemukiman

Aspek kesling dan transportasi udara

Perencanaan daerah dan perkotaan

Pencegahan kecelakaan

Rekreasi umum dan pariwisata

Tindakan-tindakan sanitasi yang

berhubungan dengan keadaan

epidemi/wabah, bencana alam dan

perpindahan penduduk

Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992

Penyehatan Air dan Udara

Pengamanan Limbah

padat/sampah

Pengamanan Limbah cair

Pengamanan limbah gas

Pengamanan radiasi

SASARAN KESEHATAN LINGKUNGANMenurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992

• hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenisTempat umum

• rumah tinggal, asrama/yang sejenisLingkungan pemukiman

• perkantoran, kawasan industri/yang sejenisLingkungan kerja

• kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umumAngkutan umum

• lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus

Lingkungan lainnya

Program Kesehatan Lingkungan

Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:

1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak

Sumber air yang banyak dipergunakan oleh masyarakat adalah berasal dari :

- Air Permukaan

- Air tanah

- Air atmosfer/ meteriologi/ air hujan (Waluyo, 2005).

Klasifikasi penyakit yang berhubungan dengan air sebagai media penularan penyakit (Kusnoputranto, 1986)

1. Water Borne Disease.

misalnya Cholera, Typhoid, Hepatitis

dan Dysentri Basiler.

2. Water Based Diseasemisalnya

Schistosomiasis

3. Water Washed Disease

Contoh penyakit ini adalah cholera,

thypoid dan Dysentry basiller.

4. Water Related Insect Vectors

misalnya Malaria, Demam Berdarah,

Yellow Fever, Trypanosomiasis.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih

1. • Syarat Fisik : tidak berbau, tidak

berasa

2. • Syarat Kimia : Kadar besi maksimum

yang diperbolehkan 1,0 mg/l, kesadahan maksimal 500 mg/l

3. •Syarat Mikrobiologis : Jumlah total koliform dalam 100 ml air yang diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari bukan perpipaan dan 10 untuk air yang berasal dari perpipaan. •Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990

Sarana air bersih Menurut Sanropie, 1986 :

Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan membagi-bagikan air bersih untuk masyarakat.

Jenis sarana air bersih ada beberapa macam yaitu - sumur gali

- sumur pompa tangan dangkal

- sumur pompa tangan dalam

- Tempat penampungan air hujan, penampungan

mata air, dan perpipaan.

Lokasi1. Jarak minimal 10 meter dari sumber pencemaran.

2. Pada tempat-tempat yang miring misalnya pada lereng-lereng pegunungan, letak sumur gali diatas sumber

pencemaran. 3. Lokasi sumur gali harus terletak pada daerah yang lapisan tanahnya mengandung air sepanjang musim

4. Lokasi sumur gali supaya diusahakan pada daerah yang bebas banjir.

Konstruksi 1. Dinding sumur harus kedap air sedalam 3 meter dari permukaan tanah untuk mencegah rembesan dari air

permukaan.2. Bibir sumur harus kedap air minimal setinggi 0,7 meter

dari permukaan tanah untuk mencegah rembesan air bekas pemakaian ke dalam sumur.

3. Cara pengambilan air dari dalam sumur sedemikian rupa sehingga dapat mencegah masuknya kotoran kembali melalui alat yang dipergunakan misalnya pompa tangan,

timba dengan kerekan dan sebagainya.4. Lantai harus kedap air dengan jarak antara tepi lantai dengan tepi luar dinding sumur minimal 1 meter dengan

kemiringan ke arah tepi lantai.5. Saluran pembuangan air kotor atau bekas harus kedap air sepanjang minimal 10 meter dihitung dari tepi sungai.

6. Dilengkapi dengan sumur atau lubang resapan air limbah bagi daerah yang tidak mempunyai saluran

penerimaan air limbah.

http://sebelasnews.com/wp-content/uploads/2014/02/rumah_bertalangair1-768x317.png

Yang dilakukan pada penyediaan sarana air bersih yaitu :

Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-

undangan, dan kebijakan tentang penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar, dan

diseminasinya

Menyiapkan materi dan menyusun

juklak/juknis/pedoman penyediaan sarana air

bersih dan sanitasi dasar

Melakukan kajian upaya penyediaan sarana air bersih

dan sanitasi dasar

Mengembangkan sistem informasi lingkungan sehat

Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan bimbingan, pemantauan

dan evaluasi kegiatan penyediaan sarana air

bersih dan sanitasi dasar

Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan

sanitasi dasar

Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan

sanitasi dasar sebagai stimulan

Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi

dan konsultasi teknis penyediaan sarana air

bersih dan sanitasi dasar

Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan

perundang-undangan dan kebijakan tentang pemeliharaan

dan pengawasan kualitas lingkungan, dan diseminasinya;

Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan

kebutuhan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan

terutama dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiap-

siagaan dan penanggulangan serta pasca KLB/Bencana maupun kesehatan matra

Membangun dan mengembangkan kemitraan dan

jejaring kerja informasi dan konsultasi teknis pemeliharaan

dan pengawasan kualitas lingkungan

Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan

bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan pemeliharaan

dan pengawasan kualitas lingkungan

Menyiapkan materi dan menyusun

juklak/juknis/pedoman untuk pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan

Melakukan kajian upaya pemeliharaan dan pengawasan

kualitas lingkungan

Mengembangkan surveilans faktor risiko lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan lingkungan sehat

Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan

Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan tentang pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan,

dan diseminasinya

Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengendalian

dampak risiko pencemaran lingkungan

Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak

risiko pencemaran lingkungan sebagai

stimulan

Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi

dan konsultasi teknis pengendalian dampak risiko

pencemaran lingkungan

Meningkatkan kemampuan tenaga, dan melakukan

bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan

pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan

Menyiapkan materi dan menyusun

juklak/juknis/pedoman pengendalian dampak

risiko pencemaran lingkungan

Melakukan analisis dampak dan risiko kesehatan terhadap rencana pembangunan serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap dampak

pembangunan

Menanggulangi Kejadian Luar Biasa yang berhubungan dengan lingkungan

dan keracunan

Pengembangan wilayah sehat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

Pencegahan penyakit DBD adalah dengan melakukan 4M Plus. 4M Plus yaitu:

Menguras. Menguras wadah air seperti bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, penampung air kulkas agar telur dan jentik Aedes mati.

Menutup. Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk Aedes tidak dapat masuk dan bertelur.

Mengubur. Mengubur atau memusnahkan semua barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti ban bekas, kaleng bekas, pecahan botol agar tidak menjadi sarang dan tempat bertelur nyamuk Aedes.

Memantau semua wadah air yang dapat menjadi tempat nyamuk Aedes berkembang biak.

Plus :

Jangan menggantung baju

Memelihara ikan

Hindari gigitan nyamuk

Membubuhkan abate

Pembuangan Kotoran Manusia (Jamban)

Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus (Notoatmodjo, 2003).

Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan

Tidak mencema

ri air

Tidak mencemari tanah

permukaan

Bebas dari

serangga

. Tidak menimbulkan bau

dan nyaman digunaka

n

Aman digunaka

n oleh pemakain

ya

Mudah dibersihkan dan

tak menimbul

kan gangguan

bagi pemakain

ya

Tidak menimbul

kan pandanga

n yang kurang sopan

Pembuangan Air Limbah air yang tidak bersih dan mengandung

berbagai zat yang bersifat membahayakan kehidupan manusia atau hewan, dan lazimnya muncul karena hasil perbuatan manusia termasuk industrialisasi (Azwar, 1995)

Beberapa sumber air buangan

Air buangan rumah tangga

(domestic waste water)

• Air buangan mempunyai komposisi yang terdiri dari ekskreta (tinja dan urine), air bekas cucian, dapur dan kamar mandi, dimana sebagian besar merupakan bahan-bahan organik.

Air buangan kotapraja (minicipal waste water)

• Air buangan ini umumnya berasal dari daerah perkotaan, perdagangan, selokan, tempat ibadah dan tempat-tempat umum lainnya

Air buangan industri (industrial waste water)

• Air buangan yang berasal dari berbagai macam industri. Pada umumnya lebih sulit pengolahannya serta mempunyai variasi yang luas. Zat-zat yang terkandung didalamnya misalnya logam berat, zat pelarut, amoniak

Menurut Kusnoputranto (2000), pengelolaan air buangan yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat

Terhadap Lingkungan• Air buangan mempunyai sifat fisik,

kimiawi, bakteriologis yang dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap air permukaan, tanah, atau lingkungan hidup lainnya. Disamping itu kadang-kadang dapat menimbulkan bau yang tidak enak serta pemandangan yang tidak menyenangkan.

terhadap kesehatan masyarakat.• Air buangan dapat menjadi

media tempat berkembang biaknya mikroorganisme pathogen, terutama penyakit-penyakit yang penularannya melalui air yang tercemar

Pengelolaan Sampah

sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

SAMPAH ORGANIKberasal dari makhluk hidup

SAMPAH ANORGANIKBUKAN berasal dari makhluk hidup

PENGELOLAAN SAMPAH adalah meliputi penyimpanan, pengumpulan dan pemusnahan sampah

Penyimpanan

• tempat sampah sementara

• Maksud dari pemisahan dan penyimpanan disini ialah untuk memudahkan pemusnahannya

Pengumpulan

• Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah

Pemusnahan

• i.ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang diatas tanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan sampah;

• ii.dibakar (incenerator)• iii.dijadikan pupuk

(composting)

Syarat-syarat tempat sampah antara lain :

(i) konstruksinya kuat

(ii) mempunyai tutup,

(iii) ukuran tempat sampah sedemikian rupa,

sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan memberikan pengaruh negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Adapun pengaruh-pengaruh tersebut antara lain (Kusnoputranto, 2000) :

a.Terhadap Kesehatan

b.Terhadap Lingkungan

Rumah Sehat

Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. (Notoatmodjo, 2007).

Rumah sehat dapat diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial (Sanropie, dkk, 1989).

KRITERIA RUMAH SEHAT menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2002, secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.

Lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan.

Dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap,

Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

Atap berfungsi untuk melindungi isi ruangan rumah dari gangguan angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari pencemaran udara seperti debu, asap dan lain-lain. Atap yang paling baik adalah atap dari genteng

1. Bahan bangunan

Menurut Sanropie (1989), ventilasi sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Hal ini karena ventilasi mempunyai fungsi ganda.

Fungsi pertama adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation).

Fungsi kedua dari ventilasi adalah sebagai lubang masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari

2.Ventilasi

VentilasiAlamiah

VentilasiBuatan

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari, di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit penyakit.

Sebaliknya terlalu banyak cahaya dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusak mata

3.Pencahayaan

CahayaAlami

CahayaBuatan

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya.

Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded).

Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

Luas bangunan yang optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk setiap orang (tiap anggota keluarga).

4. Luas Bangunan Rumah