Download - Ppt farmakologi diabetes

Transcript
Page 1: Ppt farmakologi diabetes

DIABETES

KELOMPOK 5Dian Purnama Sari (08121006009)Fanny Surviva R (08121006019)Dwi Nindya Sari (08121006033)Thio Hasbullah (08121006039)Ahmad Faiz T (08121006053)Imam Aji Y (08121006068)

Page 2: Ppt farmakologi diabetes

Pengertian Diabetes

Diabetes Melitus adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang dapat dilatar belakangi oleh kerusakan sel beta pankreas dan resistensi insulin [Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI)].

Apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat sehingga timbullah penyakit yang dinamakan dengan Diabetes Mellitus (DM) atau Penyakit Kencing Manis.

Page 3: Ppt farmakologi diabetes

Adapun organ vital yang paling berperan didalam memproduksi hormon insulin adalah organ pankreas. Dari pankreas hormon disekresikan dan didistribusikan ke seluruh sel tubuh untuk membantu penyerapan gula ke dalam sel sehinggal seluruh sel tubuh bisa bekerja dengan normal. Jika jumlah insulin dalam tubuh tidak cukup, atau jika sel-sel tubuh tidak bisa memberikan respon terhadap insulin, maka akan terjadi penumpukan gula dalam darah.

Page 4: Ppt farmakologi diabetes

Fungsi Insulin (Hormon Pankreas)• Mendorong penyerapan gula lewat dinding

usus ke dalam darah• Mendorong gula masuk dalam sel• Mendorong proses pembentukan energi• Bila glukosa terlalu banyak dalam darah,

insulin mendorong penyimpanan glukosa (glikogen) di hati (lever) dan sel otot

Page 5: Ppt farmakologi diabetes

Faktor penyebab diabetes

Page 6: Ppt farmakologi diabetes

Faktor Resiko Penyebab Penyakit Diabetes Melitus

• Riwayat Keluarga

• Obesitas Atau KegemukanKegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap hormon insulin.

• Usia Yang Semakin BertambahUsia dia atas 40 tahun banyak organ-organ vital melemah dan tubuh mulai mengalami kepekaan terhadap insulin. Bahkan pada wanita yang sudah mengalami monopause punya kecenderungan untuk lebih tidak peka terhadap hormon insulin.

Page 7: Ppt farmakologi diabetes

Lanjutan..

• Kurangnya Aktivitas Fisik

• Merokok

• Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol TinggiBatasi konsumsi kolestorol Anda tidak lebih dari 300mg per hari.

Page 8: Ppt farmakologi diabetes

• Stres Dalam Jangka Waktu LamaKondisi setres berat bisa mengganggu keseimbangan berbagai hormon dalam tubuh termasuk produksi hormon insulin.

• Hipertensi Jagalah tekanan darah Anda tetap di bawah

140/90 mmHg.

Page 9: Ppt farmakologi diabetes

• KehamilanPada saat hamil, plasenta memproduksi hormon yang mengganggu keseimbangan hormon insulin dan pada kasus tertentu memicu untuk sel tubuh menjadi resisten terhadap hormon insuline. Kondisi ini biasanya kembali normal selah masa kehamilan atau pasca melahirkan. Namun demikian menjadi sangat beriso terhadap bayi yang dilahirkan untuk kedepan punya potensi diabetes melitus.

• Rasdiperkirakan lebih 60% penderita berasal dari Asia.

• Terlalu Sering Konsumsi Obat-Obatan KimiaSalah satu obat kimia yang sangat berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes melitus karena bisa merusak pankreas.

Page 10: Ppt farmakologi diabetes

KLASIFIKASI DIABETES MELITUS

Diabetes Tipe IDiabetes Tipe II

Diabetes gestasional

Page 11: Ppt farmakologi diabetes

Tipe I (Diabetes Melitus Tergantung Insulin / DMTI)

• Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel sel beta pankreas telah ‑dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemia puasa terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.

Page 12: Ppt farmakologi diabetes

Tipe II (Diabetes Melitus, Tidak Tergantung Insulin / DMTTI)

• Pada diabetes tipe II terdapat masalah resistensi insulin dan gangguan insulin. Normalnya insulin akan terikat oleh reseptor khusus pada permukaan sel, sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut terjadi suatu reaksi metabolisme glukosa dalam sel : Resistensi ini di serta penurunan reaksi reaksi intrasel, sehingga insulin tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

Page 13: Ppt farmakologi diabetes

Diabetes gestasional

• Pada diabetes jenis ini terjadi pada wanita selama kehamilan yang disebabkan oleh hormon yang di sekresikan plasenta dan menghambat kerja insulin.

Page 14: Ppt farmakologi diabetes
Page 15: Ppt farmakologi diabetes

Gejala diabetes melitus

Gejala diabetes bervariasi berdasarkan jenis diabetes yang dimiliki. Jika anda memiliki prediabetes (kadar gula darah lebih tinggi dari normal tapi belum cukup dikategorikan sebagai diabetes) atau gestational diabetes (gula darah yang meningkat saat kehamilan) mungkin tidak akan mengalami gejala. Gejala diabetes dapat ditentukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai berikut:

Page 16: Ppt farmakologi diabetes

1. Gejala Diabetes Tipe1 (Diabetes melitus pada anak-anak)

Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada anak-anak. Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut:

1. Sering berkemih2. Banyak minum

3. Berat badan berkurang

4. Mudah lelah

Page 17: Ppt farmakologi diabetes

2. Gejala Diabetes Tahap Lanjut ( diabetes melitus tipe 2)

Diabetes tipe 2 yang merupakan tipe diabetes yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan umumnya dapat dicegah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

1. Berat badan turun dengan cepat

2. Sering Kesemutan

3. Luka yang sulit sembuh

Page 18: Ppt farmakologi diabetes

3. Gejala Diabetes Pada Wanita

Gejala diabetes melitus pada wanita sering ditemui tapi tidak disadari oleh para wanita, sehingga jika mengalami gejala-gejala diabetes melitus dibawah ini segera lakukan pemerikasaan atau konsultasi kedokter.• Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara

berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.• Wanita diabetes lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ

intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi.• Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.• Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome yaitu keseimbangan

hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi.• Pemicu diabetes biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami

depresi.• Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria

Page 19: Ppt farmakologi diabetes

Diagnosis Diabtes Melitus

Page 20: Ppt farmakologi diabetes

Diagnosis diabtes melitus

Diagnosis diabetes melitus tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena. Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa kadar glukosa darah kapiler dengan glukometer.

Page 21: Ppt farmakologi diabetes

Seseorang didiagnosis menderita Diabetes melitus jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah ini:

• Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu  ≥200 mg/dL• Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa

plasma puasa  ≥126 mg/dL• Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi

Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL• Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%

Page 22: Ppt farmakologi diabetes

    Bukan DM

Belum Pasti

DM DM

Kadar glukosa

darah sewaktu

(mg/dL)

Plasma

vena <100 100-199 ≥200

Darah

kapiler <90 90-199 ≥200

Kadar glukosa

darah puasa

(mg/dL)

Plasma

vena <100 100-125 ≥126

Darah

kapiler <90 90-99 ≥100

Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai diagnosis dari Diabetes melitus:

Page 23: Ppt farmakologi diabetes

Obat-obat Diabetes

Page 24: Ppt farmakologi diabetes

Obat Antidiabetik

Obat Hipoglikemi

OralInsulin

Page 25: Ppt farmakologi diabetes

OHO/ADO

Gol. Sulfonilure

a

Gol.Meglitinid

Gol. Biguanid

Gol.Tiazolidinedion

Gol.Penghambat Enzim α-

Glikosidase

Page 26: Ppt farmakologi diabetes

Gol. Sulfonilurea

• Generasi 1 terdiri dari tolbutamid, tolazamid, asetoheksimid dan klorpropamid.

• Generasi 2 yang potensi hipoglikemik lebih besar antara lain adalah gliburid, glipizid gliklazid dan glimepirid.

• MK: Sering disebut insulin secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul-granul sel beta langerhans pancreas.

Page 27: Ppt farmakologi diabetes

Generasi 1•Mula kerja: cepat•masa paruhnya sekitar 4-7 jam•Dalam darah 96 % tolbutamid terikat protein plasma dan di hepar diubah menjadi karboksitolbutamid. •Ekskresinya melalui ginjal.

tolbutamid•Tolazamid absorbsinya lebih lambat dari yang lain. •Efeknya dalam glukosa darah belum nyata untuk beberapa jam setelah obat diberikan.•Masa paruh sekitar 7 jam.

tolazamid

•Masa paruh asetoheksamid pendek tetapi metabolit aktifnya, 1-hidroksiheksamid•masa paruhnya lebih panjang, sekitar 4-5 jam, sama dengan tolbutamid dan tolazamid.•Sebaiknya sediaan ini diberikan dalam dosis terbagi. •Sekitar 10 % metabolitnya dieksresi melalui empedu dan keluar bersama tinja

asetoheksimid

•Klorpropamid dalam darah terikat albumin,•masa paruhnya panjang, 24-48 jam. •Efeknya masih terlihat beberapa hari setelah obat dihentikan. •Metabolismenya di hepar tidak lengkap, 20 % diekskresi utuh di urin.

Klorpropamid

Page 28: Ppt farmakologi diabetes

Generasi 2• potensi 200x lebih besar dari tolbutamid, masa paruhnya sekitar 4 jam. • Metabolismenya di hepar. • Pada pemberian dosis tunggal hanya 25 % metabolitnya diekskresi melalui urin,

sisanya melalui empedu. • Pada penggunaan dapat terjadi kegagalan primer dan sekunder, dengan seluruh

kegagalan kira-kira 21% selama 1 ½ tahun. • Karena semua sulfonylurea dimetabolisme di hepar dan diekskresi melalui ginjal,

sediaan ini tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat.

gliburid• absorbsinya lengkap, masa paruh 3-4 jam. • Dalam darah 98% terikat protein plasma, potensinya 100x lebih kuat dari tolbutamid,

tetapi efek hipoglikemik maksimalnya mirip dengan sulfonylurea lain. • Metabolismenya di hepar menjadi metabolit tidak aktif, 10 % diekskresi melalui ginjal

dalam keadaan utuhglipizid

• Umumnya potensi hipoglikemiknya 100x lebih besar dari generasi I. • Meski masa paruhnya pendek, yaitu 3-5 jam, efek hipoglikemiknya

berlangsung 12-24 jam. • Cukup diberikan 1x sehari. Gliklazid

glimepirid

Page 29: Ppt farmakologi diabetes

ESO• Insidens efek samping generasi I adalah 4 % dan lebih rendah lagi untuk genarasi

II. Dapat timbul hipoglikemia hingga koma. Reaksi ini lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut dengan gangguan fungsi hepar dan ginjal, terutama yang menggunakan sediaan dengan masa kerja panjang.

• Efek samping lain yaitu mual, muntah, diare, gejala hematologic, ssp, mata, dsb. Gangguan saluran cerna tersebut dapat berkurang dengan mengurangi dosis, menelan obat bersama dengan makanan atau membagi obat dalam beberapa dosis. Gejala ssp berupa vertigo, bingung, ataksia, dsb. Gejala hematologic seperti leucopenia, agranulositosis. Efek samping lain yaitu hipotiroidisme, ikterus obstruktif, yang bersifat sementara dan lebih sering timbul akibat klorpropamid.

• Kecenderungan hipoglikemia pada orang tua disebabkan oleh mekanisme kompensasi berkurang dan asupan makanan yang cenderung kurang. Selain itu hipoglikemia tidak mudah dikenali pada orang tua karena timbul perlahan tanpa tanda akut dan dapat menimbulkan disfungsi otak sampai koma. Penurunan kecepatan ekskresi klorpropamid dapat m eningkatkan hipoglikemia.

Page 30: Ppt farmakologi diabetes

Indikasi

• Pada umumnya hasil yang baik diperoleh pada pasien yang diabetesnya mulai timbul pada usia diatas 40 tahun. Kegagalan terapi dengan salah satu derivate sulfonylurea mungkin disebabkan oleh perubahan farmakokinetik obat, misalnya penghancuran obat yang terlalu besar

• Selama terapi pemeriksaan fisik dan laboratorium harus dilakukan secara teratur.

Page 31: Ppt farmakologi diabetes

Interaksi

• Obat yang dapat meningkatkan ririko hipoglikemia saat penggunaan sulfonylurea adalah insulin, alcohol, fenformin, kloramfenikol, anabolic steroid, fenfluramin dan klofibrat.

• Propanolol dan β bloker lainnya menghambat reaksi takikardi, berkeringat dan tremor pada hipoglikemia oleh berbagai sebab sehingga keadaan hipoglikemia menjadi lebih hebat tanpa diketahui. Sulfonilurea terutama klorpropamid dapat menurunkan toleransi terhadap alcohol. Hal ini ditunjukkan terutama dengan kemerahan di muka dan leher, reaksi mirip disulfiram.

Page 32: Ppt farmakologi diabetes

Gol. Meglitinid• Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid, mekanisme kerjanya sama

dengan sulfonylurea tetapi struktur kimianya sangat berbeda. Golongan ADO ini merangsang insulin dengan menutup kanal K yang ATP-independent di sel β pancreas.

• Repaglinide merupakan jenis pertama dari golongan ini. Mekanisme kerja sama dengan SU akan tetapi tidak memiliki efek insulin eksitosis. Onsetnya sangat cepat kira-kira 1 jam setelah dimakan tetapi durasi obatnya 5-8 jam. Oleh karena itu baik untuk pengendalian gula postprandial. Di metabolisme di hati oleh CYP3A4. dosis anjuran 0,25-4 mg maksimal 16 mg. Dapat digunakan monoterapi atau kombinasi dengan biguanides. Karena strukturnya tanpa sulfur maka baik untuk orang yang alergi sulfur atau SU.

• Nateglinide merupakan golongan terbaru, mekanisme dengan stimulasi cepat dan transit pengeluaran insulin dari sel B dengan menutup channelATP-sensitif K+. Baik untuk pengaturan gula darah postprandial tetapi kurang untuk gula darah malam dan puasa. Obat ini diserap 20 menit setelah makan dan puncak dalam 1 jam dimetabolisme dihati oleh CYP2C9 dan CYP3A4 dengan waktu paruh 1.5 jam. Sangat aman pada penderita gagal ginjal.

Page 33: Ppt farmakologi diabetes

Gol. Biguanid

• Dikenal 3 jenis ADO dari golongan biguanid, yaitu fenformin, buformin dan metformin, tetapi fenformin telah ditarik dari peredaran karena sering menyebabkan asidosis laktat. Sekarang yang banyak digunakan adalah metformin

Page 34: Ppt farmakologi diabetes

MK• Biguanid merupakan obat antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi

insulin dan umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Metformin menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi kinase di sel (AMP-activated protein kinase). Meski masih controversial, adanya penurunan produksi glukosa di herar, banyak data yang menyatakan bahwa efeknya terjadi akibat penurunan glukoneogenesis. Preparat ini tidak mempunyai efek pada sekresi glucagon, kortisol, hormone pertumbuhan dan somatostatin.

• Biguanid tidak merangsang atau menghambat perubahan glukosa menjadi lemak. Pad apasien diabetes yang gemuk, biguanid dapat menurunkan BB dengan mekanisme yang belum jelas pula.

• Metformin oral akan diabsorbsi di intestine, dalam darah tidak terikat protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan utuh. Masa paruhnya sekitar 2 jam.

• Dosis awal 2x 500 mh, umumnya dosis pemeliharaan adalah 3x 500 mg, dosis maksimal adalah 2,5 g. Obat diminum pada waktu makan. Pasien yang tidak respon terhadap sulfonylurea dapat diatasi dengan metformin atau dapat pula sebagai kombinasi dengan insulin atau sulfonylurea.

Page 35: Ppt farmakologi diabetes

ESO

• 20% pasien mengalami mual, muntah, diare, serta metallic taste, tetapi dengan menurunkan dosis keluhan0keluhan tersebut segera hilang. Pada beberapa pasien yang mutlak bergantung pada insulin eksogen, kadang-kadang biguanid menimbulkan ketosis yang tidak disertai dengan hiperglikemia. Hal ini harus dibedakan dengan ketosis karena defisiensi insulin.

• Pada pesien dengan gangguan fungsi ginjal atau system kardiovaskular, pemberian biguanid akan menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah, sehingga hal ini dapat ,mengganggu keseimbangan elektrolit dalam cairan tubuh.

Page 36: Ppt farmakologi diabetes

Indikasi

• Sediaan biguanid tidak dapat menggantikan fungsi insulin endogen, dan digunakan pada terapi diabetes dewasa. Fenformin dilarang dipasarkan di Indonesia karena dapat menyebabkan asidosis laktat. Fenformin digantikan oleh metformin yang lebih sedikit menyebabkan asidosis laktat. Dosis metformin adalah 1-3 g sehari dibagi dalam dua atau 3x pemberian.

Page 37: Ppt farmakologi diabetes

KI

• Biguanid tidak boleh diberikan pad akehamilan, penyakit hepar berat, penyakit ginjal dengan uremia dan penyakit jantung kangestif serta penyakiut paru dengan hipoksia kronik. Pada pasien yang akan diberi zat kontras intravena atau yang akan dioperasi, pemberian obat ini sebaiknya dihentikan dahulu. Setelah lebih dari 48 jam, biguanid baru boleh diberikan dengan catatan fungsi ginjal harus tetap normal. Hal ini untuk mencegah terbentuknya laktat yang berlebihan dan dapat berakhir fatal akibat asidosis laktat. Insidensi asidosis akibat metformin kurang dari 0.1 kasus per 1000 pasien dalam setahun.

Page 38: Ppt farmakologi diabetes

Golongan Tiazolidinedion

• Mekanisme Kerja dan Efek Metaboliknya• TIazolidinedion merupakan antagonis poten dan selektif PPARγ,

mengaktifkan PPARγ membentuk kompleks PPARγ-RXR dan terbentuklah GLUT beru. Di jaringan adipose PPARγ mengurangi keluarnya asam lemak menuju ke otot, dan karenanya dapat mengurangi resistensi insulin.

• Selain itu glitazon juga menurunkan produksi glukosa hepar, menurunkan asam lemak bebas di plasma dan remodeling jaringan adipose.

• Pioglitazon dan rosiglitazon dapat menurunkan HbA1c (1-1.5 %) dan berkecenderungan meningkatkan HDL, sedang efeknya pada trigliserida dan LDL bervariasi.

• Pada pemberian oral absorbs tidak dipengaruhi oleh makanan, berlangsung sekitar 2 jam. Metabolismenya di hepar oleh sitokrom P-450. Rosiglitazon dimetabolisme oleh isozim 2C8, sedangkan pioglitazon oleh 2C8 dan 3A4.

Page 39: Ppt farmakologi diabetes

• Ekskresinya melalui ginjal, keduanya dapat diberikan pada insufisiensi renal, tetapi kontraindikasi pada gangguan fungsi hepar (ALT> 2,5 kali normal). Meski laporan hepatotoksik baru ada pada tioglitazon, FDA menganjurkan agar pada awal dan setiap 2 bulan sekali selama 12 bulan pertama penggunaan kedua preparat di atas dianjurkan pemeriksaan tes fungsi hepar. Penelitian population pharmacokinetic menunjukkan bahwa usia tidak mempengaruhi kinetiknya.

• Glitazon digunakan untuk DM tipe 2 yang tidak berespon terhadap diat dan latihan fisik, sebagai monoterapi atau ditambahkan pada mereka yang tidak member respon pada obat hipoglikemik lain (sulfonylurea, metformin) atau insulin.

• Dosis awal rosiglitazon 4 mg, bila dalam 3-4 minggu control glisemia belum adekuat, dosis ditingkatkan 8 mg/hari, sedangkan pioglitazon dosis awal 15-30 mg bila control glisemia belum adekuat, dosis dapat ditingkatkan sampai 45 mg. Efek klinis maksimalnya tercapai setelah penggunaan 6-12 minggu.

• Efek samping antara lain, peningkatan berat badan, edema, menambah volume plasma dan memperburuk gagal jantung kongestif. Edema sering terjadi pada pengguanaannya bersama insulin. Selain penyakit hepar, penggunaannya tidak dianjurkan pada gagal jantung kelas 3 dan 4 menurut kliasifikasi New York Heart Association. Hipoglikemia pada penggunaan monoterapi jarang terjadi.

Page 40: Ppt farmakologi diabetes

Penghambat Enzim α-Glikosidase

• Obat golongan ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin dan disakarida di intestin. Sehingga dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada orang normal dan pasien DM.

• Karena kerjanya tidak mempengaruhi sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia.

• Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Diklinik sering digunakan bersama antidiabetik oral lain dan/atau insulin.

Page 41: Ppt farmakologi diabetes

PENANGANAN DIABETES MELLITUS

• Diet atau pengaturan konsumsi makanan dilakukan dengan cara penyesuaian kebutuhan kalori dengan kelainan metabolic, umur, berat badan, tinggi badan dan aktifitas tubuh. Jumlah hidrat arang juga harus disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam menggunakannya. Kecukupan protein, mineral dan vitamin juga harus dijaga.

• Makanan yang harus dihindari dalam diet DM ini adalah gula murni dan makanan yang diolah dengan gula murni, seperti gula pasir, gula jawa, dodol, coklat, madu, sirup, soda, susu kental manis, es krim, kue kue manis, kek, buah dalam kaleng, dendeng, abon, kecap manis dll.

Page 42: Ppt farmakologi diabetes
Page 43: Ppt farmakologi diabetes

Lanjutan..

• Penderita diabetes tipe 1 umumnya menjalani pengobatan therapi insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan, selain itu adalah dengan berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

• Pada penderita diabetes mellitus tipe 2, penatalaksanaan pengobatan dan penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik.

• Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah adalah menjadi kunci program pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka pemberian obat tablet akan diperlukan. Bahkan pemberian suntikan insulin turut diperlukan bila tablet tidak mengatasi pengontrolan kadar gula darah.

Page 44: Ppt farmakologi diabetes
Page 45: Ppt farmakologi diabetes
Page 46: Ppt farmakologi diabetes
Page 47: Ppt farmakologi diabetes

diabetes tipe 1 • pengobatan therapi

insulin (Lantus/Levemir, Humalog, Novolog atau Apidra) yang berkesinambungan,

• berolahraga secukupnya serta melakukan pengontrolan menu makanan (diet).

Page 48: Ppt farmakologi diabetes

diabetes tipe 2

• gaya hidup dan aktivitas fisik yang sehat• Pengontrolan nilai kadar gula dalam darah• mengurangi berat badan, diet, dan

berolahraga. Jika hal ini tidak mencapai hasil yang

diharapkan, maka pemberian obat tablet pemberian suntikan insulin bila tablet tidak

mengatasi pengontrolan kadar gula darah.