Laporan Kasus
EklampsiElisabeth Erna Sally
IDENTITAS PASIENPasien Suami
Nama Ny. Sumaiseh Tn. Mahfud
Umur 18 tahun 19 tahun
Pekerjaan IRT Petani
Agama Islam Islam
Alamat Blega
Tanggal mrs 8 november 2012
ANAMNESAKELUHAN UTAMA
Kejang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG• Pasien MRS dengan GI P00000 P/T/H dengan
Eklampsia kiriman Puskesmas Blega. Pasien kejang 1x rumah, langsung dibawa ke puskesmas,kejang 1x di puskesmas, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit. Pasien kejang 1x di perjalanan. Kejang berlangsung selama kurang lebih 5 menit, kejang seluruh tubuh, setelah kejang pasien tetap sadar. Pasien juga mengeluh penglihatan mata kanan dan kiri kabur. Pasien tidak merasa kenceng – kenceng.
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU• Penyakit kejang sebelumnya disangkal• Riwayat hipertensi disangkal• Riwayat penyakit ginjal disangkal
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA– Riwayat kejang dalam keluarga disangkal
• RIWAYAT SOSIAL– Minum jamu dari bidan
• RIWAYAT MENSTRUASI– Haid terakhir tanggal (lupa)– Perkiraan persalinan tanggal (-)– Menarche umur 15 th– Siklus teratur– Lama : Sedang– Dysmenorrhea : Ya
• RIWAYAT OBSTETRI
–GI P00000
– Nikah 1 kali– Hamil pertama hamil ini
STATUS PRESENS
Keadaan umum : tampak lemah
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan & Berat Badan : 155 cm & 48 kg
Vital sign: Tensi : 140 / 80 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• RR : 24 x/menit
• Suhu : 36,3˚ C
• Kepala• Anemi : (-)• Ikterus : (-)• Cyanosis : (-)• Dypsneu : (-)
• Leher• Trakea ditengah• Tidak ada benjolan abnormal• Tidak ada bendungan vena
• Thorax– Simetris– Tidak ada benjolan, luka bekas operasi, dan bentukan
abnormal lainnya.
Jantung– S1 S2 tunggal– Murmur (-) gallop (-)
Paru-paru– Suara napas vesikuler– Wheezing (-) ronki (-)
Payudara normal
• Abdomen– Bising usus (+)
• Genitalia eksterna : oedem vulva (-)
• Ekstremitas Akral hangat oedem + + - - + + + +
• Reflex fisiologis (+)• Reflex patologis (-)
STATUS OBSTETRI
• PEMERIKSAAN LUAR Thorax
Hiperpigmentasi pada papilla mamae dan aerola mamae papila ka/ki, puting susu menonjol ka/ki
Abdomen– Inspeksi : Perut membesar kedepan, simetris
– Palpasi :• Leopold I : Tinggi fundus uteri ½ pusat -
processus xyphoideus (26 cm)• Leopold II : teraba tahanan yang terbesar di
kanan ibu, teraba bagian-bagian kecil di sebelah kiri nya• Leopold III : bagian terendah janin, keras, bulat,
dapat digoyangkan• Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas
panggulHis (-)
– Auskultasi : Denyut jantung janin (+) (11-10-10)
• PEMERIKSAAN DALAMTidak ada pembukaan
LABORATORIUM
• Hb : 9 g % (talquist)• Albumin Urine (++++)
DIAGNOSA
• GI P00000 P/T/H tidak inpartu + Eklampsia
TERAPI• Prinsip penatalaksanaan Eklampsia adalah
mengatasi kejang, menurunkan tensi, mengatasi komplikasi lain dan terminasi segera
• Tindakan:– Pasang O2
– Infuse RD 5%– Injeksi SM 4 g 20% IV– Drip SM 6 g– Persiapan SC
ANALISA KASUS
• Telah dilaporkan suatu kasus wanita 18 tahun
dengan usia kehamilan 32 minggu dengan
diagnosa GI P00000 P/T/H tidak inpartu.
• Apakah diagnosa pasien sudah tepat?
Pasien ini didiagnosa GI P00000 P/T/H dengan
Eklampsi. Tinggi fundus uterus 26 cm, taksiran
berat janin 2170 gram. Walaupun pasien lupa
tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT),
namun usia kehamilan pasien dapat diperkirakan
dari tinggi fundus uteri ½ pusat – procesus
xiphoideus yang sesuai dengan usia kehamilan 32
minggu (premature).
Pasien masuk Rumah Sakit dengan tekanan
darah 140/80 mmHg, nadi 88 x/menit, albumin
urine (++++), kejang dan gangguan penglihatan.
Tanda-tanda eklampsi ialah hipertensi, albumin
urine (+++)/(++++), disertai kejang dan
gangguan fungsi organ, salah satunya mata.
Maka diagnosa untuk pasien ini sudah tepat.
Apakah pelaksanaan pada kasus ini sudah tepat?
Prinsip dari eklampsia adalah mengatasi kejang,
menurunkan tensi, mengatasi komplikasi dan
terminasi kehamilan segera. Pada kasus ini telah
diberikan SM full dose dan dilakukan terminasi
secara SC karena pasien tidak inpartu dengan usia
kehamilan 32 minggu (premature). Kontraindikasi
dari drip oksitosin adalah kehamilan premature.
PENDAHULUAN• Eklampsi merupakan salah satu penyebab
utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia
• Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita pre-eklampsia yang disusul dengan koma
• Pada kasus yang sudah lanjut, sang ibu pada awalnya mengalami kejang selama 30 detik, lalu meningkat selama 2 menit, sebelum akhirnya pingsan selama 10-30 menit
• Kelainan pre-eklampsia dan eklampsia berbeda dengan kehamilan dengan hipertensi
• pada pre-eklampsia dan eklampsia tekanan darah yang tadinya normal tiba-tiba naik ketika kehamilan masuk minggu ke-20
• Biasanya pada kehamilan minggu ke-20, tekanan darahnya sudah mencapai 160/100
• Klasifikasi menurut American Committee and Maternal Welfare:1. Hipertensi kronis2. Pre-eklampsi3. Eklampsi4. Hiperttensi kronis dgn Superimposed Pre-
Eklampsi5. Hipertensi Gestational (transient gestational)
TINJAUAN PUSTAKA
• DEFINISIEklampsia adalah Pre-eklampsia yang disertai dengan kejang-kejang dan/atau koma
• PATOFISIOLOGI
Vasokonstriksi merupakan dasar patogenesis Preeklampsi-eklampsi
vasokonstriksi akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel
Hipoksia jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak
Peroksidase lemak ini akan mengakibatkan rusaknya sel-sel endotel tersebut
• Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan mengakibatkan :– Agregasi trombosit– Gangguan permabilitas membran– terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin
sebagai akibat dari rusaknya trombosit– produksi prostasiklin terhenti– terganggunya keseimbangan prostasiklin dan tromboksan– terjadi hipoksia plasenta
• GEJALA DAN TANDA
• Pasien akan menunjukkan gejala berikut seblum kejang:– Nyeri kepala di bagian frontal– Gangguan penglihatan– Mual– Nyeri di epigastrium– Hiperrefleksi
• Bila keadaan ini tidak dikenal dan tidak segera diobati, akan timbul kejangan
• Konvulsi eklampsia dibagi dalam 4 tingkat:1. Tingkat awal atau aura (Tingkat Invasi)2. Tingkat kejangan tonik (Tingkat Kontraksi) yang berlangsung
kurang lebih 30 detik 3. tingkat kejangan klonik (Tingkat Konvulsi) yang berlangsung
antara 1–2 menit4. koma
KOMPLIKASI• Solusio Plasenta• Hipofibrinogenemia• Hemolisis• Perdarahan otak• Kelainan mata• Edema paru• Nekrosis hati• Sindroma HELLP• Kelainan ginjal
PENANGANAN
• Pengobatan medisinal– Infus larutan RD5%– Pemberian MgSO4• Loading dose secara intravenas: 4 gr/MgSO4 20%
dalam 4 menit, intramuskuler: 5 gr/MgSO4 40% gluteus kanan, 5 gr/ MgSO4 40% gluteus kiri. Maintenance dose diberikan 6 jam setelah loading dose, secara IM 5 gr/MgSO4 40%/6 jam, bergiliran pada gluteus kanan/kiri
• Pengobatan obstetri– Belum inpartu• Amniotomi & Oxytocin drip (OD),
Syarat: Bishop score >5, setelah 3 menit tx. medisinal.• Sectio Caesaria,
Syarat: kontraindikasi oxytocin drip, 12 jam OD belum masuk fase aktif.
– Sudah inpartu• Kala I
Fase aktif: 6 jam tidak masuk f. aktif dilakukan SC. Fase laten: Amniotomy saja, 6 jam kemudian pembukaan belum lengkap lakukan SC (bila perlu drip oxytocin).• Kala II pada persalinan pervaginam, untuk kehamilan <
37 minggu, bila memungkinkan terminasi ditunda 2X24 jam untuk maturasi paru janin
PROGNOSIS
• Gejala-gejala yang memberatkan prognosa:– Coma yang lama– Anuri – Nadi > 120 x/menit– Suhu > 39°C– TD > 200 mmHg– > 10 serangan– Proteinuri 10 gr sehari atau lebih
Top Related