UJIAN LISAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
TAHUN AJARAN 2012/2013
Andina Pratiwi09.55.06373
Institusi
Pendahuluan
Analisis
Balai Penelitian Ternak
(BALITNAK)
Kreatinin
Allantoin
Pengambilan contoh urin dilakukan dengan interval waktu 4 jam yaitu pada pagi hari (04.00-08.00), siang hari (08.00-12.00) sore hari (12.00-
16.00) dan malam hari (16.00-20.00), pada 12 ekor sapi perah yang berbeda yang diambil secara
acak.
Metode ini didasarkan pada reaksi Jaffe. Kreatinin bereaksi dengan ion pikrat terbentuk
dalam suasana alkali untuk mengembangkan warna merah-oranye. Warna yang dihasilkan dari sampel tersebut kemudian dibaca absorbansinya pada λ =
505 nm, lalu dibandingkan dengan standar kreatinin pada kondisi dan perlakuan yang sama
Dalam prosedur ini, allantoin dihidrolisis terlebih dahulu pada suasana dibawah basa, dengan suhu 100˚C. Asam
allantoat selanjutnya didegradasi menjadi urea dan asam glioksilat dalam larutan asam lemah. Kemudian asam glioksilat
yang dihasilkan bereaksi dengan fenil hidrazin hidroklorida untuk menghasilkan hidrazin fenil dari asam. Produk yang
dhasilkan didapat dari sebuah kromosfer dengan kalium ferri sianida dengan warna merah muda yang kemudian dibaca
pada λ = 522nm dan dibandingkan dengan standar allantoin pada kondisi dan perlakuan yang sama.
Analisis kreatinin dan allantoin yang dilakukan terhadap urin dari 12 sapi perah betina yang
berbeda,menunjukan adanya variasi dari kedua parameter antara sapi yang berbeda,namun variasi yang didapat belum bisa dikatakan
signifikan.
Diperlukan waktu pengambilan contoh dengan rentang hari yang lebih panjang. Misal menjadi 4 hari,serta pengambilan
sampel digabung.
Reaksi yang terjadi pada analisis Kreatinin
Reaksi yang terjadi pada analisis Allantoin
Top Related