ANATOMI dan fisiologi manusia
BAB IISARAF PERIFER DAN OTOT RANGKA
KELOMPOK K-6
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYATahun Ajaran 2013-2014
METODE KERJA
• TUJUAN • Mempelajari dan mengetahui kepekaan saraf perifer (nervus
ischiadicus)• Mempelajari dan mengetahui kontraksi otot tetani ( musculus
gastrocnemius) • Mengetahui pengaruh pembebanan terhadap kekuatan
kontraksi otot dan kerja otot (musculus gastroenemius) : after load dan preload
METODE KERJA
• II. SARANA• Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah :• Statif + alat penulis + sekrup penyangga, tempat
beban + beban, papan fiksasi + jarum fiksasi, alat atau jarum penusuk, kimograf dan kertas grafik, stimulator listrik, larutan ringer, pipet, benang, dan katak.
• III. PROSEDUR• III.1 PREPARASI KATAK• I. Merusak otak katak• Tujuannya agar hewan coba (katak) tidak lagi merasa sakit.
Disamping itu juga untuk menghilangkan pengaruh susunan saraf pusat yang dapat mengganggu jalannya percobaan
• II. Membuat Sediaan Musculus Gastrocnemius• Setelah tindakan merusak otak dan medulla spinalis selesai,
selanjutnya membuat sediaan musculus gastrocnemius
• III. MEMBUAT SEDIAAN NERVOUS ISCHIADICUS
• Letakkan katak pada posisi tertelungkup, guntinglah kulit memanjang pada bagian paha belakang kanan sehingga ototnya terlihat.
• Carilah nervous ischiadicus dengan cara memisahkan otot-otot pada daerah paha belakang menggunakan alat tumpul. Hati-hati jangan merusak pembuluh darah yang berjalan bersama-sama nervus ischiadicus.
• Buatlah simpul longgar pada nervus ischiadicus dan kembalikan nervus tersebut diantara otot-otot.
• IV. Mempersiapkan Sediaan Nervus Ischiadicus dan Musculus Gastroenemius untuk Percobaan Selanjutnya
• Meletakkan katak tertelungkup pada papan katak.• Memfiksir kaki kanan, dengan lutut pada tepi bawah papan
sehingga nantinya musculus gastroenemius dapat tergantung bebas.
• Memfiksir ketiga kaki yang lain, sehingga paha kanan dalam posisi tegak lurus untuk memudahkan pemasangan electrode perangsang.
• Menghubungkan tali pada ujung tendon Achilles dengan penulis.• Mengatur posisi penulis, tanda rangsang dan tanda waktu
sehingga percobaan dapat berlangsung dengan benar.
• III.2 Kepekaan Saraf Perifer
Dilakukan dengan cara memberikan rangsangan tunggal pada nervus ischiadus menggunakan elektroda stimulator listrik dimulai dengan rangsangan yang paling kecil, lalu bertahap ditambahkan rangsangannya dengan interval waktu 30 detik dan kertas kimograf diputar sekitar 0,5 cm setiap akan memulai memberi rangsangan baru agar hasil yang tertulis di kertas kimograf tersebut tidak tumpang tindih
• Dari hasil yang tertera pada kertas kimograf kita akan menentukan besar dari :
Rangsangan subliminal
Rangsangan liminal
Rangsangan supraliminal
Rangsangan submaksimal
Rangsangan maksimal
Rangsangan supramaksimal
• III.3 Pengaruh Pembebanan Terhadap Kekuatan Kontraksi dan Kerja Otot Rangka
Terbagi menjadi 2 yaitu :
- Pembebanan setelah kontraksi (Afterload); dan
- Pembebanan sebelum kontraksi (Preload)
Kontraksi After Loaded
• Mengatur sekrup penyangga sehingga ujung sekrup menyangga penulis dan garis dasar penulis tidak berubah. Dengan demikian panjang otot tidak akan berubah (tidak direnggang oleh tempat beban maupun beban yang ditambahkan).
• Dalam keadaan tanpa pengisian beban dengan kimograf dalam keadaan diam, merangsang nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal maksimal.
• Memberi beban 10 gram, memutar kimograf 0,5 cm, interval waktu rangsangan 30 detik kemudian beri rangsangan tunggal maksimal lagi.
• Mengulang tindakan di atas dengan setiap kali menambah beban sebesar 10 gram hingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
• Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf:
-Menghitung kerja otot (W) untuk setiap pembebanan.
-Membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara besar beban (pada absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).
-Memberi penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut
Kontraksi Preloaded
• Melonggarkan sekrup penyangga yang menyangga penulis sehingga musculus gastroenemius secara langsung menahan tempat beban. Mengatur letak penulis sehingga posisinya horisontal.
• Merangsang nervus ischiadicus dengan rangsangan tunggal maksimal.
• Memberi beban 10 gram, putar kimograf 0,5 cm, mengembalikan penulis pada posisi horisontal, kemudian beri rangsangan tunggal maksimal lagi.
• Mengulangi tindakan di atas dengan setiap kali menambah beban 10 gram, sehingga otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
• Dari hasil gambaran penulis pada kertas kimograf:• Menghitung kerja otot (W) untuk setiap pembebanan.
• Membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara besar beban (pada absis) dengan besar kerja otot (pada ordinat).
• Memberi penjelasan dan kesimpulan tentang grafik tersebut.• Membandingkan dan memberi penjelasan mengenai perbedaan
antara grafik pada kontraksi “after loaded” dengan kontraksi “preloaded”.
KERJA OTOT = BEBAN X PEMENDEKAN OTOT
III.4 Kontraksi Tetani
• Untuk mempelajari dan mengetahui kontraksi tetani, melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
• Memberi rangsangan maksimal secara beruntun (multiple maximal stimulus, successive maximal stimulus) dimulai dengan frekuensi rendah selama 3-5 detik, selanjutnya secara bertahap frekuensi rangsangan ditingkatkan dengan interval waktu sekitar 60 detik (untuk memberi istirahat yang cukup bagi otot) sampai terjadi “complete tetanic contraction” (kontraksi tetani lurus).
• Memperhatikan apa yang tergambar oleh penulis pada kertas kimograf, dengan melihat hasil yang tergambar pada kertas kimograf, mencatat masing-masing data frekuensi rangsangan dan gambar grafik kontraksi yang dihasilkan, selanjutnya memasukkan data tersebut pada tabel data yang tersedia.
HASIL :TABEL I. Data Kepekaan Saraf
Perifer
Kepekaan Saraf Perifer(nervus ischiadus
Rangsangan (volt) Kontraksi (cm)
0,01 x 0 = 00,01 x 5 = 0,050,01 x 10 = 0,100,01 x 15 = 0,150,01 x 20 = 0,200,01 x 25 = 0,25
00000
0,1 x 0 = 00,1 x 5 = 0,50,1 x 10 = 1,00,1 x 15 = 1,50,1 x 20 = 2,00,1 x 25 = 2,5
00
1,85,69,90,9
1 x 0 = 01 x 5 = 51 x 10 = 101 x 15 = 151 x 20 = 201 x 25 = 25
Besar rangsangan subliminal = 0,5Besar rangsangan liminal = 1Besar rangsangan supraliminal = 1,5Besar rangsangan submaksimal = 1,5Besar rangsangan maksimal = 2Besar rangsangan supramaksimal = 2,5
GRAFIK RANGSANGAN 0,01 VOLT
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,250
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
rangsangan 0,01
rangsangan (volt)
ko
ntr
ak
si
(cm
)
GRAFIK RANGSANGAN 0,1 VOLT
0 5 10 15 20 25rangsangan ( volt )
0123456789
10
rangsangan 0,1
kontraksi ( cm )
GRAFIK RANGSANGAN 1 VOLT
0 5 10 15 20 25rangsangan ( volt )
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
rangsangan 1
kontraksi ( cm )
TABEL KONTRAKSI AFTERLOADED
Beban (gram) Kontraksi (cm) Kerja (joule)
10 6 60
20 4,4 88
30 3,7 111
40 2,5 100
50 2,4 120
60 1,6 96
70 1 70
80 0,6 48
90 0,3 27
100 0 0
TABEL KONTRAKSI PRELOADED
beban ( gram ) kontraksi ( cm ) kerja ( joule )
10 g 5,2 52
20 g 4,2 84
30 g 3,6 108
40 g 4,1 164
50 g 3,4 170
60 g 0,8 48
70 g 0,8 56
80 g 0,2 16
90 g 0,1 9
100 g 0 0
GRAFIK KONTRAKSI AFTER LOADED
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100beban (gram)
0
20
40
60
80
100
120
140
After Loaded
GRAFIK KONTRAKSI PRELOADED
10 20 30 40 50 60 70 80 90 100beban (gram)
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Preloaded
HASIL :2. TABEL KONTRAKSI TETANI DAN
SUMASI
frekuensi rangsangan (kali/detik)
kontraksi sumasi (+/-) kontraksi tetani (+/-)
0,2 x/detik + -
0,4 x/detik - +
0,8 x/detik + -
1x/detik - +
2x/detik - +
3x/detik - +
4x/detik - +
5x/detik - +
6x/detik - +
7x/detik - +
8x/detik - +
9x/detik - +
10x/detik - +
25 x/detik - +
50 x/detik - +
100x/detik - +
PEMBAHASAN• Subliminal : ragsangan yang diberikan tetapi belum ada 1 motor unit yang
bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam bentuk potensial aksi.• Liminal : rangsangan yang diberikan & mulai terjadi reaksi dari 1 motor
unit yang paling peka / dalam kata lain terjadi kontraksi pertamakali• Supraliminal : rangsangan yang menyebabkan terjadinya kontraksi yang
lebih besar dari liminal• Submaksimal : rangsangan yang diberikan sehingga terjadi kontraksi yang
besarnya mendekati nilai maksimalnya.• Maksimal : rangsangan yang mengakibatkan semua motor unit
memberikan reaksi & menghasilkan kontraksi paling tinggi.• Supramaksimal : rangsangan yang lebih besar dari rangsangan maksimal
tetapi kontraksinya sama dengan / kurang dari rangsangan maksimal
KONTRAKSI AFTER LOADED (MUSCULUS GASTROCNEMIUS)
• After loaded disebut juga after stimulated loaded artinya setelah otot berkontraksi akibat rangsangan barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated loaded). Pembebanan tersebut mempengaruhi sifat kontraksi, yaitu :
• A. Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded, maka jarak pemendekan otot berkurang
• B. Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot berkurang.
Kontraksi Pre Loaded
• Kontraksi pre loaded disebut juga pre stimulated loaded yaitu kontraksi yang terjadi apabila otot diberi beban terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi. Berbeda dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga kecepatan pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pemendekan otot juga dipengaruhi oleh beban yang diangkat. Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu saat resultan kontraksi otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat mengangkat beban lagi.
Kontraksi Sumasi dan Tetani
• Sumasi merupakan penjumlahan kontraksi kedutan otot (twitch) untuk meningkatkan kontraksi otot. Pada umumnya sumasi terjadi melalui 2 cara yaitu:
• 1. Dengan meningkatkan motor unit motorik yang berkontraksi secara serentak
• 2. Dengan cara meningkatkan kecepatan kontraksi tiap motor unit • Tetani yaitu kontraksi otot secara maksimal yang terjadi secara
beruntun/multiple yang tidak diselingi oleh relaksasi. Tetani lurus atau tetani sempurna terjadi karena kontraksi kedua dan seterusnya terjadi saat kontraksi sebelumnya belum mengalami fase relaksasi. Tetani kontraksi pada dasarnya adalah kepanjangan dari sumasi temporal. Agar terjadi tetani lurus diperlukan frekuensi RGS ≥ frekuensi kritis.
KESIMPULAN
• KEPEKAAN SARAF PERIFER (NERVUS ISCHIADICUS): • 1. Rangsangan (volt) 0,01 : • Jadi pada hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0- 25
adalah 0. Karena 0.01 adalah rangsangan yang kecil maka saraf perifer pada katak tidak mengalami kontraksi dan kontraksinya konstan yaitu 0.
• 2. Rangsangan (volt ) 0,1: • Jadi hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0-25 tidak
konstan atau stabil karena waktu yang diperhitungkan pada 25 volt kelebihan.
• 3. Rangsangan (volt) 1: • Jadi hasil percobaan mengatakan bahwa rangsangan dari 0-25 tidak
konstan atau stabil karena waktu yang diperhitungkan untuk memberikan rangsangan pada listrik kurang tepat.
• KONSENTRASI AFTER LOADED (MUSCULUS GASTROCNEMIUS)
• Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot berkurang. Dari beban 10-100 gram kerja otot semakin berkurang.
• KONSENTRASI PRELOADED (MUSCULUSGASTROCNEMIUS)
• Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu saat resultan kontraksi otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat mengangkat beban lagi. Dari beban 10-100 gram kerja otot semakin berkurang.
• KONTRAKSI SUMASI DAN TETANI • Pada percobaan sumasi dan tetani semuanya adalah
sumasi karena grafik yang di dapat adalah tidak berurutan dan diselingi relaksasi.
Top Related