POTENSI PARIWISATA KALIMANTAN SELATAN
oleh
Haifa Madina
NIM I1D113240
Email : [email protected] / No. telp : 08995772324
Siapa tak kenal dengan Banjarmasin, kota yang berada dipulau Kalimantan ini? kota
indah nan menawan yang dijuluki kota seribu sungai ini bagai magnit yang menarik wisatawan,
baik domestik maupun mancanegara Pulau yang terkenal dengan julukan pulau seribu sungai ini
memiliki sebuah Bandar Pelabuhan besar dan sudah puluhan tahun menjadi pintu keluar masuk
bagi kegiatan perekonomian Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan. Kota
Banjarmasin adalah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Tak hanya sebagai Kota Niaga,
Banjarmasin juga terkenal sebagai salah satu kota bersejarah penghasil Intan, ruby, dan berbagai
jenis permata (1).
Industri pariwisata merupakan sektor yang memberi harapan besar bagi pengembangan
ekonomi di banyak negara sehingga sektor pariwisata memegang peranan penting dalam Produk
Domestic Bruto (PDB). Selain itu, sektor pariwisata juga dianggap memiliki efek ganda dan
dapat menggerakan ekonomi di seluruh lapisan masyarakat. Namun demikian, negara kita
termasuk Kalimantan Selatan tidak mampu menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber
pendapatan yang dominan, padahal potensi kita sangat besar. Kalimantan Selatan memiliki
berbagai macam obyek dan daya tarik wisata yang dapat dijadikan sebagai aset andalan daerah
dalam menambah Pendapatan Asli Daerah, terutama setelah diberlakukannya Otonomi Daerah.
Martapura merupakan salah satu obyek wisata yang sedang berkembang serta mempunyai
prospek yang menjanjikan untuk dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata Internasional
di Provinsi Kalimantan Selatan. Martapura memang bukan destinasi wisata. Harus diakui jauh
kalah populer disbanding Bali, Lombok, dll. Tapi bukan berarti tidak ada keunikan dan daya
tarik. Keunikan dan keindahan panorama alam sekitarnya membuat banyak orang tertarik datang
berkunjung untuk melihatnya (2).
Kota Martapura sendiri, sudah menjadi objek wisata andalan Kalsel karena Pasar Permata
Bumi Selamat Martapura dinyatakan sebagai pasar yang dimiliki koleksi terlengkap barang
dagangan batu permata di seluruh dunia. Martapura selain pusat penjualan permata juga terdapat
banyak sentra perajin batu permata. Di wilayah itu banyak bahan mentah bebatuan dari luar
negeri yang didatangkan oleh pengusaha batu permata kemudian diolah dan diasah di sentra
kerajinan setempat.
Selain sebagai daerah pendulangan intan, martapura juga terkenal dengan pasar terapung
Lok Baintan yang keadaannya masih sangat alami. Pukul 06.30 suasana pasar terapung di Lok
Baintan sudah ramai. Semua dagangan yang mereka bawa adalah hasil kebun yang baru saja
mereka petik. Aneka buah-buahan, mulai dari sirsak, srikaya, nanas, pisang, hingga rambutan
menjadi pemandangan menyegarkan. Sayuran kampung beraneka jenis, mulai dari daun
singkong, kacang panjang, kangkung, hingga sayuran khas Kalsel, yaitu daun jaruk tigaron.
Cabai lokal, ikan lokal, umbi keladi lokal, padi lokal, hingga umbut kelapa untuk sayuran acara
perkawinan tersedia di pasar terapung.
Pasar terapung di Lok Baintan memang unik. Mereka tidak hanya menunggu di suatu
tempat untuk bertransaksi, melainkan bergerak mengikuti aliran arus. Masyarakat setempat
menyebutnya pasar balarut (berlarut). Jika ada yang membutuhkan barang dagangannya, pembeli
dengan jukungnya akan menghampirinya sambil berlarut bersama arus sungai. Pukul 08.30 pasar
terapung yang hanyut terbawa arus sejauh satu kilometer sampai di bawah jembatan gantung.
Masih ada satu kilometer lagi untuk bisa melihat pasar hanyut dari atas jembatan. Dari atas
jembatan itulah keajaiban, kemegahan,dan keindahan budaya sungai terlihat dan bisa dirasakan.
Ratusan, bahkan pada musim tertentu mencapai ribuan jukung terlihat berjejal menutupi sebagian
ruas Sungai Martapura.
Di Kalimantan, angkutan sungai banyak digunakan untuk kebutuhan angkutan lokal
dan perkotaan, terutama di wilayah yang belum tersedia prasarana transportasi jalan. Beberapa
keunggulan dan kelemahan angkutan sungai yang dirangkum dari berbagai sumber adalah
sebagai berikut (3):
Keunggulan:
1. Tidak perlu membuat/membangun jalan air karena sungai sebagai prasarana
2. sudah tersedia secara alami dan pemeliharaan prasarana yang tidak terlalu
3. memakan banyak biaya.
4. Dapat memberikan pelayanan dari pintu ke pintu (door to door service) untuk
5. permukiman di pinggir sungai.
6. Mampu mencapai daerah pedalaman dengan dominasi perairan.
7. Kemampuan untuk mengangkut barang tanpa mempengaruhi pembebanan
8. pada badan sungai (daya angkut bisa besar).
9. Ramah lingkungan dan tidak macet.
Kelemahan:
1. Kecepatan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan moda lain.
2. Kenyamanan dan standar keselamatan relatif rendah.
3. Ketersediaan sarana pendukung masih kurang.
Untuk tetap melestarikan pasar terapung sebagai warisan budaya nenek moyang,
pemerintah Banjarmasin menyelenggarakan Festival Budaya Pasar Terapung 2011 yang
merupakan gelaran tahun keempat. Kegiatan yang dmulai pada 24–26 November 2011 ini
digelar di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan (4).
Festival ini tidak hanya mengundang para pedagang yang biasa berjualan di pasar
terapung Lok Baintan dan Kuin untuk hadir di depan kantor Gubernur yang dilintasi oleh Sungai
Martapura. Lebih dari itu, acara juga diisi oleh tarian tradisional dan pawai budaya dari
Kabupaten di Seluruh Kalimantan Selatan(4).
Sebuah festival yang mengangkat tentang tradisi kebudayaan sangatlah penting untuk
menunjang pariwisata di Indonesia. Melalui festival ini diharapkan masyarakat luas akan lebih
mengenal berbagai macam potensi daerah yang selama ini belum dikenal bahkan merasa tabu
untuk ditampilkan. Perekonomian masyarakat di daerah yang hanya mengandalkan hasil alam
dan sawah tentunya akan sangat berat apabila mereka sudah mengenal barang–barang konsumtif
yang saat ini dengan mudahnya menyebar ke setiap pelosok daerah. Untuk mencegah
kenyamanan akan kemudahan dan kenikmatan yang dihadirkan oleh barang–barang tersebut
maka diperlukan sebuah gerakan untuk melestarikan budaya lokal setempat agar generasi
penerusnya tetap bisa melestarikannya. Ajang festival mungkin hanya sebagai salah satu
solusinya, namun pekerjaan rumah yang paling besar adalah ada di setiap daerah yang
mempunyai seni tradisi yang masih bisa dipertahankan dan dilestarikan, sehingga diharapkan
tumbuh desa–desa wisata yang menawarkan berbagai macam tradisinya untuk dijual menjadi
daerah kunjungan wisata yang bisa menambah penghasilan penduduknya.
Dengan pesona yang dimiliki oleh kota Banjarmasin, tidaklah mengherankan bila
Banjarmasin dikunjungi ribuan wisatawan setiap tahunnya. Banyak diantara mereka, sepulang
liburan di Banjarmasin, mendapatkan pengalaman unik yang sering menjadi inspirasi dan
semangat hidup. Jadi, kalau Anda bingung menentukan kemana akan liburan tahun ini, mengapa
tidak ke Banjarmasin?
DAFTAR PUSTAKA
1. Banjarsin Kota Seribu Sungai http://www.getborneo.com/banjarmasin-kota-seribu-sungai/ 2015
2. Yoeti, OkaA.. Perencanaan dan pengembangan Pariwisata. Jakarta. Pradya Paramita. 1992
3. Sari, Rizki Permata. Tesis Pergeseran Pergerakan Angkutan Sungai Di Sungai Martapura Kota Banjarmasin. Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota Universitas Diponegoro. Semarang. 2008
4. Harijanto, Ifan F. Melestarikan Pasar Terapung Kalimantan Selatan lewat Festival Budaya. http://news.indonesiakreatif.net/melestarikan-pasar-terapung-kalimantan-selatan-lewat-festival-budaya/#. 2011
Top Related