MODUL 3
POSTUR KERJA
AHMAD WIRA INDRAWAND221 12 251
KELOMPOK 3
LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJAPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIJURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama,
yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat
komponen tersebut, komponen manusia haruslah menjadi sentral dalam
sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya manusia selain
berperan sebagai perencana dalam perancangan suatu sistem kerja, juga
sebagai pelaksana dan pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem
untuk dapat mengendalikan proses yang sedang berlangsung pada sistem
kerja secara keseluruhan.
Komponen penyusun sistem kerja yang kurang baik dapat
mempengaruhi postur kerja seorang dalam bekerja. Sikap kerja (postur)
memegang peranan penting. Dengan memiliki postur kerja yang benar,
pekerja akan memerlukan sedikit istirahat, lebih cepat, dan lebih efisien
dalam bekerja, sebaliknya postur kerja yang keliru dan dalam jangka waktu
panjang akan mengakibatkan berbagai macam resiko cidera.
Untuk mengetahui potensi cidera akibat postur kerja yang kurang baik
dapat dianalisis dengan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan
Rapid Entire Body Assessment (REBA), dimana akan dihasilkan skor akhir
yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kondisi tersebut. Penyesuaian
komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 1D221 12 251
tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan
berjalan optimal.
B. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mampu memahami analisa postur kerja.
2. Praktikan mampu menganalisa postur kerja pekerja.
3. Praktikan mampu mengaplikasikan metode rula dan reba untuk
mengurangi resiko kerja.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 2D221 12 251
BAB II
TEORI DASAR
A. Pengertian Postur Kerja
Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan
dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator sudah
baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh operator
tersebut akan baik. Akan tetapi bila postur kerja operator tersebut tidak
ergonomis maka operator tersebut akan mudah kelelahan. Apabila operator
mudah mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang dilakukan operator
tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
B. Pengaruh Postur Kerja Terhadap Musculoskeletal
Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang
disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja.
Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat
sakit.
Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu
yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya
diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera
pada sistem muskuloskeletal.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 3D221 12 251
Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat
otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera
hilang apabila pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.
C. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan
suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian
atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko
kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas
kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).
Metode ini menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel
penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami
oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah
yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban eksternal
(external load factors) yang meliputi :
1. Jumlah gerakan
2. Kerja otot statis
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 4D221 12 251
3. Gaya
4. Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan
5. Waktu kerja tanpa istirahat
Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan
di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA
dikembangkan untuk:
1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk
penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan
dengan anggota tubuh bagian atas;
2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan
melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat
menyebabkan kelelahan otot;
3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi
yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental,
lingkungan dan organisasional; dan biasanya digunakan untuk melengkapi
persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the prevention of work-
related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera kerja yang
berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara Inggris).
Pengembangan dari Rapid Upper Limb Assessment melalui 3 buah
tahapan, yaitu pertama adalah merekam posisi kerja, kedua adalah penggunaan
dari sistem skor, yang ketiga adalah penentuan level untuk mengetahui tingkat
risiko yang ada bagi tubuh dan menentukan perbaikan apa yang disarankan.
Penjelasan untuk masing-masing langkah sebagai berikut:
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 5D221 12 251
1. Pengembangan untuk pencatatan postur tubuh
Untuk menghasilkan suatu metode yang mudah digunakan maka
tubuh dibagi ke dalam 2 segmen yaitu Grup A terdiri dari lengan bagian
atas dan bawah termasuk wrist. Sedangkan grup B terdiri dari leher,
punggung, dan kaki, semua bagian tubuh dari grup B digunakan untuk
memastikan bahwa ada kemungkinan bagian tubuh tersebut
mempengaruhi postur tubuh saat bekerja.
a. GRUP A
Posisi Lengan Atas
TABEL 3.1 Pergerakan Lengan AtasGerakan Skor
Lengan atas membentuk sudut 15° 1
Lengan atas membentuk sudut 15° - 45°
2
Lengan atas membentuk sudut 45° - 90°
3
Lengan atas membentuk sudut lebih dari 90°
4
Jika bahu terangkat dan lengan bawah mendapat tekanan maka
skor ditambah 1, dan bila posisi operator bersandar dan lengan
ditopang maka skor dikurangi 1.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 6D221 12 251
Posisi lengan bawah
TABEL 3.2 Pergerakan Lengan Bawah
Gerakan Skor
Lengan bawah membentuk sudut 0° - 90°
1
Lengan bawah membentuk sudut lebih dari 90°
2
Jika lengan bawah bekerja menyilang di depan tubuh atau
berada di samping tubuh maka skor ditambah 1.
Penentuan posisi wrist atau tekukan telapak tangan berdasarkan
issu kesehatan dan keselamatan adalah sebagai berikut:
TABEL 3.3 Pergerakan Tekukan Telapak Tangan (wrist)
Gerakan Skor
Jika telapak tangan berada dalam posisi netral 1
Jika telapak tangan tertekuk dengan sudut 0°- 15°
2
Jika telapak tangan tertekuk dengan sudut lebih dari 15°
3
Jika telapak tangan mengalami tekukan pada deviasi ulnar dan
radial maka skor ditambah 1.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 7D221 12 251
Posisi untuk telapak tangan yang mengalami tekukan dan perputaran
TABEL 3.4 Posisi telapak tangan yang mengalami tekukan dan perputaranGerakan Skor
Bila telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah
1
Bila telapak tangan tertekuk didekat atau diakhir dari putaran
2
Untuk lebih jelas maka posisi tubuh GRUP A dapat di lihat
pada gambar di bawah ini :
GAMBAR 3.1 Posisi Tubuh dari GRUP A
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 8D221 12 251
b. GRUP B
Posisi dari Leher
TABEL 3.5 Pergerakan LeherGerakan Skor Jika leher
menoleh kesamping
kiri dan kanan dan jika leher menekuk
ke samping kiri dan
kanan maka skor +1
Jika leher membentuk sudut 0°- 10°
1
Jika leher membentuk sudut 10° - 20°
2
Jika leher membentuk sudut lebih dari 20°
3
Jika leher melakukan dalam posisi ekstensi ke atas
4
Jika leher operator banyak menoleh kesamping kiri atau kanan
dan tertekuk kesamping kiri dan kanan maka skor ditambah 1.
Posisi Punggung
TABEL 3.6 Pergerakan Punggung atau Batang TubuhGerakan Skor
Jika duduk atau disangga dengan baik oleh batang tubuh 1
yang membentuk sudut 90° atau lebih
Jika punggung membentuk sudut 0° - 20° 2
Jika punggung membentuk sudut 20° - 60° 3
Jika punggung membentuk sudut 60° 4
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 9D221 12 251
Posisi Kaki
TABEL 3.7 Pergerakan KakiGerakan Skor
Jika paha dan kaki mendukung dan seimbang 1
Jika paha dan kaki tidak mendukung dan tidak seimbang
2
Untuk lebih jelas maka posisi tubuh GRUP B dapat di lihat
pada gambar di bawah ini :
GAMBAR 3.2 Posisi Tubuh dari GRUP B
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 10D221 12 251
2. Pengembangan sistem skor untuk penggolongan bagian tubuh
Sebuah nilai tunggal dibutuhkan dari grup A dan Grup B yang
mana mewakili tingkatan atau pembobotan postur dari sistem
musculoskeletal yang terdapat dalam kombinasi postur bagian tubuh.
Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan skor penggunaan otot
(muscle use score) dan skor untuk gaya atau pembebanan (force/load
score), dengan ketentuan sebagai berikut:
Untuk muscle use score ketentuan adalah bila postur tubuh tetap
dalam jangka waktu yang lama (memegang dalam waktu lebih dari 1
menit) atau melakukan pengulangan gerakan kira-kira 4 kali dalam waktu
1 menit maka skor bertambah menjadi 1.
Untuk force/load score dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 3.8 Penggunaan OtotGerakan Otot Skor
Sebagian besar statis, misalnya memegang lebih dari 10 menit
1
Gerakan yang mengulang lebih dari 4 kali per menit 1
TABEL 3.9 Gaya atau PembebananGerakan Skor
Bila beban kurang dari 2 kg (intermittent) 0
Bila beban antara 2kg – 10 kg (intermittent) 1
Bila beban antara 2kg – 10kg (statis atau perulangan)
2
Bila beban lebih dari 10 kg atau perulangan atau
3
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 11D221 12 251
Untuk force atau load score selain menggunakan tabel di atas juga
ditentukan dari lamanya bekerja. Untuk waktu kerja 4-6 jam maka skor
menjadi 1, sedangkan untuk waktu kerja lebih dari 6 jam skor menjadi 2.
Setelah hal di atas dilakukan maka langkah selanjutnya adalah membuat
tabel untuk postur tubuh baik dari grup A dan grup B yang nantinya
bersama dengan force/load score dan muscle use score digunakan untuk
menemukan score akhir dan daftar aksi perbaikan. Untuk menentukan nilai
grup A menggunakan Tabel berikut:
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 12D221 12 251
TABEL 3.10 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 2 2 2 2 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
1 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
1 3 4 4 4 4 4 5 5
4 2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
1 5 5 5 5 5 6 6 7
5 2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
1 7 7 7 7 7 8 8 9
6 2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Cara penggunaannya adalah setelah kita menemukan semua skor
untuk lengan atas dan lainnya kita masukkan ke dalam tabel sesuai dengan
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 13D221 12 251
skor dari Tabel sebelumnya sampai kita menemukan nilai akhir dari Tabel
A ini. Untuk Grup B menggunakan Tabel di bawah ini:
Untuk grup B menggunakan Tabel di bawah ini:
TABEL 3.11 Pembobotan GRUP B (leher, Punggung, Kaki)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
3. Pengembangan skor akhir dan langkah perbaikan
Setelah tadi melakukan pencarian nilai untuk grup A dan grup B
maka langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan pencarian skor
akhir untuk mengetahui apakah postur tubuh dari operator tersebur
mengandung tingkat bahaya atau tidak, dengan penggabungan dari muscle
use score dan force/load score. Dapat diformulasikan dengan rumus
sebagai berikut:
Score A + muscle use score dan force/load score grup A = Score C
Score B + muscle use score dan force/load score grup B = Score D
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 14D221 12 251
Nilai Akhir (Grand Total Score) diperoleh berdasarkan dari tabel
berikut ini:
TABEL 3.12 Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score C*
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
Setelah didapatkan nilai dari score C dan score D maka kemudian
dimasukkan ke dalam tabel Grand Score yang kemudian didapatkan skor
yang ada di dalam tabel tersebut. Kemudian untuk menterjemahkan nilai
dari tabel 10, maka dibuatlah suatu daftar perbaikan yang bisa dilihat
berikut ini:
a. Level 1, skor akhir menunjukkan nilai 1-2 yang mengindikasikan
bahwa postur tersebut dapat diterima dan tidak memerlukan perbaikan
untuk jangka waktu yang lama.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 15D221 12 251
b. Level 2, skor akhir menunjukkan nilai 3-4 mengindikasikan
membutuhkan investigasi dan perubahan terhadap postur kerja
mungkin dapat dilakukan.
c. Level 3, skor akhir menunjukkan nilai 5-6 yang berarti investigasi dan
perubahan postur kerja harus dilakukan secepatnya.
d. Level 4, skor akhir menunjukkan nilai akhir 7 yang mengindikasikan
investigasi dan perubahan harus dilakukan dengan segera.
Setelah langkah ini dilakukan kita baru bisa mengambil keputusan
untuk melakukan perubahan dan perbaikan dari postur kerja operator baik
itu dari fasilitas kerja maupun dari metode kerja yang ada, dan tergantung
dari kebutuhan dari organisasi yang membutuhkan.
D. Rapid Entire Body Assessment (REBA)
REBA sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor
resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah
data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau
aksi, pengulangan dan pegangan. Skor akhir REBA dihasilkan untuk
memberikan sebuah indikasi tingkat resiko dan tingkat keutamaan dari sebuah
tindakan yang harus diambil.
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau
grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan postur tubuh kiri
dari batang tubuh (trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B
terdiri atas postur kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah
(lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup,
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 16D221 12 251
diberikan suatu skala postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan
juga faktor beban/kekuatan dan pegangan (coupling).
REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan
dalam sebuah pekerjaan:
1. Keseluruhan bagian badan digunakan.
2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil.
3. Melakukan sebuah pembebanana seperti mengangkat benda baik secara
rutin maupun sesekali.
4. Perubahan tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sehingga
dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 17D221 12 251
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Kamera, handycam, atau alat lain yang dapat mendokumentasikan
gambar
2. Beban
B. Prosedur Praktikum
1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan berupa lembar pengamatan
postur kerja serta alat tulis.
2. Tiap kelompok mengobservasi pekerjaan yang ada di lapangan.
3. Merekam aktivitas kerja.
4. Melaksanakan pengamatan terhadap objek melalui video.
5. Mencatat hasil pengamatan dalam lembar pengamatan postur kerja.
6. Melakukan perhitungan perhitungan kerja.
7. Membuat laporan praktikum, analisis data, dan perbaikan sistem kerja.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 18D221 12 251
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
4.1. PENGOLAHAN DATA
A. Elemen Kerja 1 (Menjangkau)
GAMBAR 4.1 Aktifitas kerja menjangkau beban
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 19D221 12 251
7878°
75°
24°
22°
0°
1. Skor
a. Skor postur kerja grup A
1) Lengan atas membentuk sudut 75° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Lengan bawah membentuk sudut 22° sehingga mendapatkan skor:
1
3) Telapak tangan berada pada posisi normal sehingga mendapatkan
skor: 1
4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga
mendapatkan skor: 1
b. Skor postur kerja grup B
1) Leher membentuk sudut 24° sehingga mendapatkan skor 3
2) Punggung membentuk sudut 78° sehingga mendapatkan skor 4
3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan
skor 1
c. Skor beban
1) Berat beban 0 kg sehingga mendapatkan skor: 0
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 20D221 12 251
2. Tabel
a. Pembobotan grup A
TABEL 4.1 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 21D221 12 251
b. Pembobotan grup B
TABEL 4.2 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)
1. Skor total A (skor C) sebesar 2
2. Skor total B (skor D) sebesar 5
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 22D221 12 251
TABEL 4.3 Pembobotan total
Score C
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
3. Keputusan
Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja
menjangkau didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 2
dengan skor akhir 4 yang mengindikasikan membutuhkan investigasi dan
perubahan terhadap postur kerja mungkin dapat dilakukan.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 23D221 12 251
B. Elemen Kerja II (Mengangkat)
GAMBAR 4.2 Aktifitas kerja mengangkat beban
1. Skor
a. Skor postur kerja grup A
1) Lengan atas membentuk sudut 53° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Lengan bawah membentuk sudut 42° sehingga mendapatkan skor:
1
3) Telapak tangan membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor:
2
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 24D221 12 251
68°
53°
32°
42°
12°
4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga
mendapatkan skor: 1
b. Skor postur kerja grup B
1) Leher membentuk sudut 32° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Punggung membentuk sudut 68° sehingga mendapatkan skor: 4
3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan
skor: 1
c. Skor beban
1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 25D221 12 251
2. Tabel
a. Pembobotan grup A
TABEL 4.4 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 26D221 12 251
b. Pembobotan grup B
TABEL 4.5 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)
1. Skor total A (skor C) sebesar 6
2. Skor total B (skor D) sebesar 8
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 27D221 12 251
TABEL 4.6 Pembobotan total
Score C
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
3. Keputusan
Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja
mengangkat didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4
dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan
harus dilakukan segera.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 28D221 12 251
C. Elemen Kerja III (Membawa)
GAMBAR 4.3 Aktifitas kerja membawa beban
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 29D221 12 251
39°
65°
41°
12°0°
1. Skor
a. Skor postur kerja grup A
1) Lengan atas membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor: 1
2) Lengan bawah membentuk sudut 65° sehingga mendapatkan skor:
1
3) Telapak tangan membentuk sudut 41° sehingga mendapatkan skor:
3
4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga
mendapatkan skor: 1
b. Skor postur kerja grup B
1) Leher membentuk sudut 39° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Punggung membentuk sudut 0° tanpa penyangga sehingga
mendapatkan skor: 2
3) Paha dan kaki tidak mendukung dan tidak seimbang sehingga
mendapatkan skor: 2
c. Skor beban
1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 30D221 12 251
2. Tabel
a. Pembobotan grup A
TABEL 4.7 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 31D221 12 251
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 32D221 12 251
b. Pembobotan grup B
TABEL 4.8 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)
1. Skor total A (skor C) sebesar 5
2. Skor total B (skor D) sebesar 7
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 33D221 12 251
TABEL 4.9 Pembobotan total
Score C
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
3. Keputusan
Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja
membawa didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4
dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan
harus dilakukan segera.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 34D221 12 251
D. Elemen Kerja IV (Meletakkan)GAMBAR 4.4 Aktifitas kerja menaruh beban
1. Skor
a. Skor postur kerja grup A
1) Lengan atas membentuk sudut 71° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Lengan bawah membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor:
1
3) Telapak tangan berada pada posisi netral sehingga mendapatkan
skor: 1
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 35D221 12 251
68°
71°
28°
12°
0°
4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga
mendapatkan skor: 1
b. Skor postur kerja grup B
1) Leher membentuk sudut 28° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Punggung membentuk sudut 68° sehingga mendapatkan skor: 4
3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan
skor: 1
c. Skor beban
1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 36D221 12 251
2. Tabel
a. Pembobotan grup A
TABEL 4.10 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 37D221 12 251
b. Pembobotan grup B
TABEL 4.11 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)
1. Skor total A (skor C) sebesar 5
2. Skor total B (skor D) sebesar 8
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 38D221 12 251
TABEL 4.12 Pembobotan total
Score C
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
3. Keputusan
Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja
meletakan didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4
dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan
harus dilakukan segera.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 39D221 12 251
E. Elemen Kerja V (Melepas)
GAMBAR 4.5 Aktifitas kerja melepas beban
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 40D221 12 251
29°
0° 0°
12°
0°
1. Skor
a. Skor postur kerja grup A
1) Lengan atas membentuk sudut 0° sehingga mendapatkan skor: 1
2) Lengan bawah membentuk sudut 30° sehingga mendapatkan skor:
1
3) Telapak tangan berada dalam posisi netral sehingga mendapatkan
skor: 1
4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga
mendapatkan skor: 1
b. Skor postur kerja grup B
1) Leher membentuk sudut 29° sehingga mendapatkan skor: 3
2) Punggung membentuk sudut 0° sehingga mendapatkan skor: 2
3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan
skor: 1
c. Skor beban
1) Berat beban sebesar 0 kg sehingga mendapatkan skor: 0
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 41D221 12 251
2. Tabel
a. Pembobotan grup A
TABEL 4.13 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)
TABEL A
Pergelangan Tangan
1 2 3 4
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
Menekuk
Pergelangan
Tangan
MenekukLengan
Atas
Lengan
Bawah1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 42D221 12 251
b. Pembobotan grup B
TABEL 4.14 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)
TABEL
B
Batang Tubuh
1 2 3 4 5 6
Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki
Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)
1. Skor total A (skor C) sebesar 1
2. Skor total B (skor D) sebesar 3
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 43D221 12 251
TABEL 4.15 Pembobotan total
Score C
Nilai Akhir (Grand Total Score)
Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 2 3 3 4 5 5 5 5
2 2 2 3 4 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 5 6 6 6
4 3 3 3 4 5 6 6 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7 7 7
8 5 5 6 7 7 7 7 7 7
9 5 5 6 7 7 7 7 7 7
3. Keputusan
Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja
melepas didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 2
dengan skor akhir 3 yang mengindikasikan membutuhkan investigasi dan
perubahan terhadap postur kerja mungkin dapat dilakukan.
4.2. ANALISA
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dianalisa dan
dievaluasi postur kerja dalam pekerjaan memindahkan material dengan cara
manual material handling dengan beban seberat 15 kg.
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil akhir dari elemen kerja
menjangkau dan melepaskan berada pada level 2 yang mengindikasikan
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 44D221 12 251
membutuhkan investigasi dan perubahan terhadap postur kerja untuk
dilakukan. Sedangkan hasil akhir dari kerja mengangkat, membawa, dan
meletakan berada pada level 4 yang mengindikasikan investigasi dan
perubahan harus dilakukan segera.
Dari hasil tersebut dengan beban seberat 15 kg sangat beresiko untuk
dilakukan pekerjaan memindahkan material secara manual berulang kali
terkhusus untuk elemen kerja mengangkat, membawa, dan meletakan.
Sedangkan untuk menjangkau dan melepaskan meski tanpa ada beban tetap
saja dibutuhkan perubahan sistem kerja untuk dilakukan, ini mengindikasikan
bahwa postur kerja dari pekerja tersebut sangat beresiko dilakukan berulang
kali.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 45D221 12 251
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dalam menganalisa postur kerja terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan, yaitu NIOSH Lifting Guide, RULA, REBA, dan QEC. Dari
metode – metode tersebut yang sering dipakai yaitu RULA dan REBA.
RULA (Rapid Upper Limb Asessment) adalah sebuah metode untuk
menilai postur kerja dari suatu aktifitas kerja pada tubuh bagian atas,
sedangkan REBA (Rapid Entire Body Asessment) adalah sebuah metode
untuk menilai postur kerja pada seluruh tubuh.
2. Dari hasil skor akhir, dapat dilihat bahwa elemen kerja mengangkat,
membawa, dan meletakan, dimana berada pada level 4 (low risk) yang
berarti sangat beresiko dilakukan berulang kali dan perubahan sistem kerja
dilakukan dengan segera. Sedangkan elemen kerja menjangkau dan
melepas, dimana berada pada level 2 (negligible risk) yang berarti
membutuhkan investigasi dan perubahan yang mungkin dapat dilakukan.
3. Ketiga elemen kerja, yakni mengangkat, membawa, dan meletakan harus
dilakukan perbaikan kerja untuk mengurangi resiko kerja dengan
memberikan alat pemindah bahan yang dapat membantu pekerja dan untuk
menjangkau material pada tinggi yang ideal, serta dengan segera
memperbaiki sistem kerja dari pekerjaan tersebut.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 46D221 12 251
B. SARAN
1. Untuk Asisten
a. Tidak ada saran untuk mengubah tapi sebaiknya pahami betul materi
sebelum percobaan dilakukan.
b. Waktu respon baiknya dioptimalkan, bukan dipersingkat.
2. Untuk laboratorium
Sebaiknya alat percobaannya dilengkapi sehingga sangat memadai
dalam pengambilan data.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 47D221 12 251
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrian, Deni. 2013. Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Secara
Biomekanika Pada Pekerja Pengangkutan Semen (Studi Kasus: PT. Semen
Baturaja).
2. Bambang Tjitro S, Budi G S, Heru Wicaksono, 2006, Perbaikan Fasilitas
Kerja Pada Proses Finishing yang Ergonomis di Industri Rumah Tangga
Plastik Hasta Cipta Indoplast Surabaya, Laboratorium Engineering
Management, Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya, Seminar
Nasional Ergonomi, Proceeding
3. http://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/03/25/rula-rapid-upper-limb-
assessment/ Diakses : 4 Januari 2015
4. Susihono, Wahyu. 2012. Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi
Keluhan Musculoskeletal Dengan Pendekatan Metode OWAS (Studi
Kasus Di UD. Rizki Ragil Jaya - Kota Cilegon).
5. Tarwaka, PGDip.sc. 2010. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan
Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press, Solo.
Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:
Postur Kerja Hal 48D221 12 251
Top Related