fllid Sr lforncr t,?c'l ItrN lgrt-??66
IIFRNRI KETEHRTRR TCRFRtrU:!4r3#r#fsrj H*"#if t; l'*urfi*;j
Strategi Koping Stres Penderita Diabetes Melitus dengan Self MonitoringSebagai Variabel PemantauHamdan Tunny
Kesesuaian Asupan Gizi Dan Kebutuhan Gizi Terhadap Status Gizi PadaPasien HMAIDSYuniarti, Mahmucl, Muhammad Asrar
Implementasi Program Kemitraan Bidan dan Dukun di Kabupaten MalukuTengah (Studi Kasus di Puskesmas Negeri Lima)Hosnswoti Nukuhaly
Tradisi Melahirkan di dalam Liliposu Masyarakat Negeri Huaulu KecamatanSeram Utara Kabupaten Maluku TengahNorce Kainama, Denicell.P.Tetelepta, Femi S, Tuhumena
Faktor Nutrisi yang berhubungan dengan Siklus Menstruasi Remaja Putri diSMA Negeri 2 MasohiN. B. Marasabessy,Irhamdi Achmad
Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa Oleifera) Sehagai Koagulan Alternatif dalamProses Penjernihan Limbah Cair Industri Tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon Tahun 2013Hairudin Rasako, Rahhlan Ahmad
Analisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Peggunaan GaramBeryodium di Rumah Tangga di Desa Uraur Kecamatan Kairatu KabupatenSeram Bagian BaratRito Rena Pudyastuti
Efektifitas Triangles Therapy Dalam Meningkatkan Kemampuan KeluargaMerawat Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa di RSK Provinsi MalukuHamdan Tunny, Zuffikar Peluw
Dlterblthcn OIeh rflm Pengelnbrngrn lnmnl llmleh
Pclltehnlh l(crehntcn ilcluhu
JKT]URNAL KESEHATAN TERPADU
rssN 1978-7766Jilid 5, Nomor 1, Mei zOL+ hlm 1- 79
Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Mei dan November (Bahasa lndonesia). Berisi tulisan yang diangkatdari hasil penelitian dan kajian analitis - kritis di bidang kesehatan.
Ketua PenyuntingRahwan Ahmad
Wakil Ketua PenyuntingMulyadi
Penyunting Ahli/ Mitra BestariHamdan Tunny, Lucky Herawati, Syafdewiyani, Ety Yuni Ristanti, M. Asrar, Ronny A. Latumenasse,Zulfikar Peluw, Hairuddin Rasako, Leonora Mailoa, I Dewa Nyoman Supariasa, Abd. Halim Ohorella,
lrhamdiAchmad, Agnes Batmomolin, Abd. RivaiS. Dunggio
Penyunting PelaksanaMichran MasaolySuratno Kaluku
Pelaksana Tata UsahaNasir Simuna
M. Fadly Kaliky
Alamat Penyunting dan Tata Usaha : Jurnal Kesehatan Terpadu, Sekretariat : Redaksi Jurnal Kesehatan-e=adu. Jln. Laksdya Leo Wattimena, Negeri Lama, Ambon, Telp: 0511-362947,0911-362948, Fax 09'11-
-i2349, Email : [email protected], [email protected]
b-r';ntng menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media cetak lain. Naskah diketiksEa. spasi 1 pada kertas kwarto, panjang halaman 12-15 halaman sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta CD'efr ,anjut baca Petunjuk bagi penulis pada sampul dalam belakang). Naskah yang masuk dievaluasi olehF=-;'-nting Ahli. Penyunting dapat melakukan perubahan pada tulisan yang dimuat untuk keseragaman format,rca mengubah maksud dan isinya.
t.
JKTJURNAL KESEHATAN TERPADU
rssN 1978-7766Jilid 5, Nomor 1, Mei 2014, hlm 1 - 79
Daftar Isi
Strategi Koping Stres Penderita Diabetes Melitus dengan Self klonitoringS ebagai Variabel Pemantar"r
Hall-8
Hamdan Tunny
l. Kesesuaian Asupan Gizi Dan Kebutuhan Gizi Terhadap Status Gizi Pada Pasien 9 - 16
HIV/AIDSI'uniarti, Mahmud, Muhammad Asrar
Implementasi Program Kemitraan Bidan Dan Dukun di Kabupaten MalukuTengah (Studi Kasus di Puskesmas Negeri Lima)Hasnatvati Nukuhaly
Tradisi Melahirkan Di Dalarn Liliposu Masyarakat Negeri Huaulu KecamatanSeram Utara Kabupaten Maluku Tengah.\'orce Kainama, Denicell.P.Tetelepta, Femi S, Tuhumena
Faktor Nutrisi Yang Berhubungan dengan Siklus Menstruasi Rernaja Putri diS\{A Negeri 2 Masohi\'. B. Marasabessy, lrhamdi Achmad
Pemanfaatan Biji Kelor {Moringa Oleifera) Sebagai Koagulan Alternatif dalamProses Penjemihan Limbah Cair Industri Tahu Negeri Batu Merah Kota AmbonTahun 2013Hoirudin Rasako, Rahwan Ahmad
-{nalisis Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Peggunaan GaramBe4'odium di Rumah Tangga di Desa Uraur Kecamatan Kairatu KabupatenS<ram Bagian Barat.4:r; Rena Pttdyastuti
E:'drifitas Triangles Therapy Dalam Meningkatkan Kemampuan Keluarga\leraq.at Anggota Keluarga Dengan Gangguan Jiwa di RSK Provinsi MalukuHardon Tmtny, Zulfikar Pehnu
t7 -26
27 -36
37 -44
45-57
s3-64
65 *"79
+.
L
ukian
JURNAL KESEHATAN TERPADUJILID 5, NOMOR 1,2014,45 - 52
PENDAHULUAN)ah:u merupakan salah satu Produk
lolahan kedelai yang telah lama
/ aitenal dan banyak disukai oleh
masyarakat, karena harganya murah dan
mudah didapat. Pada umumnya tahu dibuatoleh para pengrajin atau industri rumahtangga dengan peralatan dan teknologi yang
sederhana. Selain dapat menyerap tenaga
kerja, industri kecil ini juga ikut berperan
dalam meningkatkan nilai gizi masyatakat,
karena membuat produk yang rnerupakan
sumber protein nabati dengan harga relatifmurah (Hartati, 1999). Hampir di setiap
kota Indonesia dijumpai industri tahu yang
umumnya termasuk ke dalam industri kecil
PEMAI{FAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAIKOAGULAI\ ALTERNATIF DALAM PROSES PENJERNIHAN
LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU NEGERI BATU MERAHKOTA AMBON TAHUN 2013
Hairudin Rasako, Rahwan AhmadDosen Poltekkes Maluku
Abstrak
Limbah cair yang dikeluarkan oleh industri tahu masih menjadi masalah bagi lingkungan
sekitarnya, karena pada umumnya industri mmah tangga ini mengalirkan air Iimbahnya
langsung ke selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Keadaan ini disebabkan masih
banyak pengrajin tahu yang belum mengerti akan kebersihan lingkungan, disamping tingkat
"tono.i yang rendah rif,mggu pengolahan limbah akan menjadi beban yang cukup berat bagi
mereka. Telah banyak cara atau teknik dikembangkan dalam rangka usaha untuk memperoleh
air yang bersih. Salah satu cara yang termudah adalah dengan memanfaatkan biji kelor untuk
pengelolaan limbah cair,yanglebih ekonomis dan ramah lingkungan.
ir.nititl* ini berrujuan untuk mengetahui kadar COD, TSS dan kekeruhan sebelum dan
sesudah pembubuhan koagulan biji kelor terhadap limbah cair industri tahu negeri Batu merah
kota Amton. Jenis penelitlan adaiah Quasi Eksperimen atau eksperimen semu dengan variabel
dosis 1,7 gram bijiielor, 3,2 gram biji kelor dan 4,7 gram biji kelor dalam i liter limbah cair
industri tahu.Hasil Penelitian menunjukan bahwa kadar COD sebelum pembubuhan koagulan biji kelor
adalah 160 mg/l dan setelah pembubuhan koagulan biji kelor dengan rata-rata penurunan 152
mg/l atau dengan persentase 5o/o.Kadar TSS sebelum pembubuhan koagulan biji kelor adalah
319 my'l dan ieteiah pembubuhan koagulan biji kelor mengalami penaikan mencapai ruta-rata
a3Z 11|gll atau dengan persentase -360/o. Kadar kekeruhan sebelunl pembubuhan koagulan bijikelor adalah 255 ].{TU dan setelah pembubuhan koagulan biji kelor dengan rata-rala penurunan
169 NTU atau dengan persentase 33,3Yo
Kuto Kunci: Biji kelor, limbah cair industri tahu.
01,I
tan
,1
'iantek.
lamrta4jarsep,
GC,
Nanrsity
ilogierbit
Tpan
JGC,
alamet.
ctingslics.[alamakses yang dikelola oleh takyat dan beberapa
diantaranya masuk dalam wadah Koperasi
Pengusaha Tahu dan TemPe (BPPT,
t997a).Urutan Proses atau cara Pembuatan
tahu pada semua industri kecil tahu pada
umumnya hampir sama dan kalaupun ada
perbedaan hanya pada urutan kerja atau
jenis zat penggumpal Protein Yangdigunakan. Pemilihan (penyortiran) bahan
baku kedelai merupakan pekerjaan paling
awal dalam pembuatan tahu. Kedetrai yang
baik adalah kedelai yang baru atau belumtersimpan lama digudang. Kedelai yang
baru dapat menghasilkan tahu yang baik(aroma dan bentuk). Untuk mendapatkan
pemaffiatun Biji Kelor (Moringa oletfera) sebagai Koagulan .'llternatif
dalam Proses Peniernihan Limbah Cuir Industri Tahu
tahu yang mempunyai kualitas yang baik,
diperlukan bahan baku biji kedelai yang
sudah tua kulit & biji tidak' Keriput, biji kedelai tidak retak dan
bebas dari sisa-sisa tanaman, batu kerikil,
tanah, atau biji-bijian lain. Kedelai yang
digunakan biasanya berwarna kuning,
p.,til't, atau hijau dan jarang menggunakan
jenis kedelai yang berwarna hitam.
Proses pembuatan tahu masih sangat
tradisional dan memakai tenaga manusia'
Bahan baku utama yang digunakan adalah
kedelai (Glycin spp). Air banyak digunakan
sebagai bahan pencuci dan merebus kedelai
untuk proses produksinya. Akibat dari
besarnya pemakaian ait pada proses
pembuatan tahu limbah cair Yang
dihasilkannya juga cukup besar' Sebagai
contoh limbah industri tahu tempe di
Semanan, Jakarta Barat kandungan BODs
mencapai 1.324 mgil, COD 6698 mg/I, NHa
84,4 mgll,Nitrat 1,76 mgll,Nitrit 0,17 mgfl
(BPPT, 1997a).
Kedelai sebagai bahan dasar
pembuatan tahu merupakan salah satu jenis
iumbuh-tumbuhan Yang banYak
mengandung protein dan kalori serta
mengandung vitamin B dan kaYa akan
mineral. Protein yang terkandung dalam
100 g kedelai mencaPai35-45 g'
Kedelai memiliki protein yang tinggi
dibandingkan dengan beras, jagung, tepung
singkong, kacang hijau, daging, ikan, dan
telur ayam. Kedelai juga mempunyai
protein yang hampir menyamai kadar
protein susu skim kering. Dasar pembuatan
tahu adalah melarutkan protein yang
terkandung dalam kedelai dengan
menggunakan air sebagai pelarutnya setelah
prot;fi tersebut larut, diusahakan untuk
diendapkan kembali dengan penambahan
bahan pengendaP samPai terbentuk
gumpalan protein yang akan membentuk
tahu.Industri tahu merupakan industri kecii
yang banyak tersebar di kota-kota besar dan
juga di pedesaan. Tahu adalah makanan-piax yarTg 'dicetak dari sari kedelai
(Gtycine spp) dengan proses pengendapan
protein yang sempuma pada suhu 50oC, dan
iairan telah terpisah dari padatan protein
tanpa atau dengan penambahan zat lain
yang diinginkan antata lain, bahan
pengawet dan bahan pe\&'ama (Hartati,jqqQ. Industri tahu merupakan salah satu
jenis industri kecil yang limbah cairnya
perlu segera ditangani karena didalam
p.ot*, produksinya mengeluarkan limbah
cair yang cenderung mencemari lingkungan
perairan disekitarnya, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas (Moertinah dan
Djarwanti, 2003).Limbah cair Yang dikeluarkan oleh
industri tahu masih menjadi masalah bagi
lingkungan sekitarnya, karena pada
u*u*t yu industti rumah tangga ini
mengalirkan air limbahnya langsung ke
selokan atau sungai tanpa diolah terlebih
dahulu. Keadaan ini disebabkan masih
banyak pengrajin tahu yang belum mengerti
akan kebersihan lingkungan, disamping
tingkat ekonomi yang rendah sehingga
pengolahan limbah akan menjadi beban
yang cukup berat bagi mereka.
Limbah cair industri Pangan
merupakan salah satu sumber pencemaran
lingkungan. Jumlah dan karakteristik
limbah cair industri bervariasi menurut
jenis industrinya. Industri tahu dan tempe
mengandung banyak bahan organik dan
padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton
iahu atau tempe dihasilkan limbah cair
sebanyak 3-5 mj, sedangkan BOD, COD
dan TSS ,vang dihasilkan berturut-turut
adalah 950. 1 .524 dar. 309 qg/1 (Wenas.
dkk 2002).Ban.vak cara atau teknik
dikembangkan dalam rangka usaha untuk
memperoleh air 1'ang bersih. Salah satu cara
,vang termudah adalah dengan
memanfaatkan blji kelor, sekalipun
kapasitasnl'a relatif terb atas (Diana, 2AA2)'
Tanaman kelor ,vang banYak tumbuh
di tn,Jonesia- pemanfaatan tanaman kelor
baru sampai menjadi tanaman pagat hidup'
batas tanah atau penjalar tanaman lain dan
h
ra
ti
e
h
h
ri(}b
,a
n
)
lI1
1'Is
n
nnkIt)e
m
)n
Drlts,
sebagai saluran. Penggunaan bahan organikyang berasal dari tumbuhan yang telah matisebagai adsorben saat ini banyakdikembangkan. Tehnik ini tidakmemerlukan biaya tinggi dan kemungkinansangat efektif untuk menghilangkankontaminan, baik anionik maupun kationik(Saleh, 2004), selain itu biji kelor memilikiantimikroba seperti yang dinyatakan olehMayer & Stelz (1993), Polprasid (1993).Mereka juga menyatakan bahwa kotiledonM. oleifera mengandung tiga komponenpenting, yaitu substansi antimikroba 4a L-rhamnosiloksi-benzil-isotiosianat, minyakBen, dan flokulan.
Penggunaan koagulan alami untukpenjernihan air minum telah dicatatsepanjang peradaban manusia. Sankrit dariIndia melaporkan bahwa tanaman buiNirmali telah digunakan untukmenjernihkan kekeruhan air permukaansejak 4000 tahun yang lalu (Shultz danOkun, 1984) dan pada abad terakhir ini,seorang wanita Sudan menemukan senyawapenjernih dalam bUi Moringa Oleifera(Jahn, 1988). Shultz dan Okun, (1984)melaporkan bahwa ekstrak Nirmali(Strychnos potatorum), asam (Tamarindusindica), tanaman guar (Cyamopsispsoraloides), semuanya menunjukansebagai koagulan yang efektif pada
kekeruhan tinggi air baku sehingga dapatdijernihkan. Ha1 inilah yang dirasa perluuntuk diketengahkan pada masyarakatmanfaat biji kelor yang telah tua dan kering(mati) sebagai bahan pengendapA<oagulatoruntuk menjemihkan air secara cepat,murah, aman, seperti yang diterapkan diITB dan mulai dikembangkan melaluiProgram LINDP.
Dari pengamatan langsung yangdilakukan di lndustri Tahu Negeri BatuMerah terlihat limbah cair yang dihasilkandari proses pembuatan tahu dialirkanlangsung ke selokan tanpa diolah terlebihdahulu sehingga mencemari lingkungan dandapat mengganggu kehidupan dalam air,menimbulkan bau yang menyengat. Selain
Hairudin Rasako, Rahwan Ahmad
itu, kurangnya pengetahuan tenagapengelola mengenai cara pengolahanlimbah, kurangnya pengetahuan tentangpenggunaan SPAL, sefia kurangnyapenyrluhan dan pemantauan lingkungandari petugas sanitasi setempat sehingga
menimbulkan pencemaran bagi air sungai.
Untuk itu proses pengolahan limbah cairindustri tahu sebagai altematif perludilakukan. Melihat fenomena tersebut,
maka peneliti tertarik dengan mengambiljudul "Pemanfaatan Biji Kelor (Moringaoleifera) Sebagai Koagulan AlternatifDalam Proses Penjernihan Limbah CairIndustri Tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon Tahun 2013 ".
Penelitian ini berhrjuan untukmengetahui pemanfaatan brji kelor(Moringa Oleifera) Sebagai koagulanalternatif dalam proses penjernihan limbahcair industri tahu Negeri Batu Merah KotaAmbon.
METODEJenis penelitian ini merupakan jenis
penelitian Quasi Eksperimen atau
eksperimen semu yaitu keadaan yangdianalisis sebelum dan sesudah percobaan
pada kelompok yang sama untukmengetahui apakah ada perbedaan yang
ditimbulkan sebagai efek dari perlakuan.Pada penelitian ini yang dijadikan
populasi adalah air limbah pada industritahu Negeri Batu Merah Kota Ambon.Sampel yang digunakan ada 2, yaknisampel limbah industri yang diambil pada
titik homogen dan sampel limbah yangtelah dberikan perlakuan.
HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil pemeriksaan air
limbah cair lndustri Tahu Negeri BatuMerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon,yang dilakukan di Laboratorium BTKL P2
kelas II Arnbon diperoleh hasilsebagaimana terlihat pada tabel sebagaiberikut:
ikftralnJN
ftorrP,
an
1.1I
Pemonfuatun Biji Kelor (Moringa oletfera) sebagai Ktragulan lhernatifdalam Proses Penjernihan Limbah Cuir Industri Tshu
Dosis Test (mg/l)
'l';5;T' Pre Post Serisih
Tabel 1
Pemeriksaan Kadar COD Sebelum danSesudah Pembubuhan Koagulan
Biji Kelor
o//o
Penurunan
11r, t 160 155
160 1s24,'.J t60 1s0 10
Jumlah 480 457 23 14
Rata-rata 160 152 7 -6Sumber: data primer terolah talrun 2013
Dari hasil pemeriksaan tersebutdiperoleh hasil pengujian COD seperti yangterdapat pada tabel I diatas, pada limbahmurni nilai COD nya adalah 160 mgil.Sedangkan rata-rata penurunan CODsetelah pembubuhan biji kelor adalah 152mgfl atau rata-rata persentase penurunansebesar 5%. Dosis optimum dalampenurunan COD adalah dengan 1,7 grambiji kelor dengan penyisihan sebesar 5 ataudengan persentase 3
o/0.
Penjemihan limbah cair denganmenggunakan koagulan bui kelor padamasing-masing dosis secara deskriptifmenunj ukk an adany a perbedaan penurunankadar COD sebelum perlakuan dan setelahperlakuan. Rata-rata persentasepenurunann y a adalah 5
oh.
Hasil penelitian didapatkan bahwapenunrnan kadar COD dengan dosis 4,7gram b,ji kelor lebih optimum denganselisih penurunan sebesar l0 atau denganpersentase 6%. Hal ini menunjukkan bahwabiji kelor mempunyai kemampuan untukmenurunkan bahan organik dengan carakoagulasi. Untuk perlakuan dengan 1,7gram dan 3,2 gram, hasil belum terlaluoptimal yang disebabkan saat prosespengadukan yang belum sempurna sertabertambahnya jumlah dosis biji kelor yangmelebihi konsentrasi koagulan yangdibutuhkan, sehingga menyebabkan larutanmenjadi jenuh dan menyebabkan terjadinyapeningkatan jumlah zat-zat organik dalam
air limbah tahu. Hal rane diperoleh jauhdiatas taku muru limbah cair yangditetapkan PermenlH \o.03 Tahun 2A10,dimana baku muru COD limbah cair yangdapat dibuang ke linskunean adalah sebesar100 mg l. Hal ini disebabkan karenabanraknra kandun_ean zat-zat organik dananorganik r an*q terkandung di dalam limbahcair industri tahu tersebut, sehingga perludilakukan penanganan lanjutan karenaproses ini merupakan pengolahan limbahtahap asal.
\lenurut \dabigengesere dalamChandra. 1998. brji kelor mengandungsuatu zat aktif (actir e agent) 4a L-rhamnosiloksi-benzil-isotiosianat sebagaiprotein kationik. Zat aktif ini dapatmembantu menurunkan gaya tolak menolakantara partikel dalam air, sehingga dapatdigunakan sebagai koagulan dalam prosespengolahan air. Dengan menurunnya gayatolak menolak antara partikel, maka oksigenakan mudah terdistribusi yang kernudiandapat meneuraikan zat-zat organik yangterdapat dalam air Iimbah cair industri tahusehingga nrenr ebabkan COD menjadimenurun. Hal inilah )'ang dirasa perludisampaikan kepada pihak pengelolaindustri tahu agar melakukan pengolahanlimbah sebelum diL,uane ke lingkungan,men-uingat banl aknr a zat-zat organik yangterkandung dalam limbah cair tahu tersebut.Selain itu- para pekerjalkaryawanhendaknra diberikan rugas dan tanggungjau'ab rnasinq-masing baik yang bertugasdalam prtrses peneolahan tahu, maupunpengolahan limbah cair tahu agar senantiasamemperhatikan air buangan sisaindustrinr a.
Pada iabel I menunjukkan bahwakadar TSS nurni sebelum pembubuhankoaeulan brli kelor adalah 319 mgll.Sedanekan ra*-rara kadar TSS setelahpembubuhan b,-ii kelor mengalamipeninekaran rairu -lil atau dengan rata-ratapersente-ie k:dar TSS sebesar -36%. Dosis
)'ang t-rDtict'r:n dalam penurunan TSSadalah :a,l: ,.- sam biji kelor dengan
rs
tt
litt
T
a
kirpp
tb
kpS
0flSZ
b,
b,
dr
S
kr
p(
dr
te
sc
bilir
)
I
t
I
t
I
I
I.I
I
a
'I
I
I
t
)
I
I
I
I:
I
i
t
I
I
Dosis Test (mgA)Biji Kelor Pre Post((rram)
selisih penurunan yang tidak terlampau jauhyaitu 12 ata 4 Yo.
Tabel 2Pemeriksaan Kadar TSS Sebelum dan
Sesudah PembubuhanKoagulan Biji Kelor
o//oSelisih Penur
unan1_7 3i9 307 12
Jrl 319 416 -1A2 -3L
4,7 319 573 -254 -80.Iumlah 951 1296 -744 -108
Rata-rata 3 19 432 -1 15 -36
Sumber: data primer terolah tahun 2013
TSS merupakan padatan yangterkandung dalam air dan bukan merupakanlarutan, bahan ini dibedakan dari padatanterlarut dengan cara uji di laboratorium.TSS biasanya mengandung zat organik dananorganik.
Pengaruh dosis koagulan serbuk bijikelor terhadap penyisihan TSS limbah cairindustri tahu diperoleh hasil yang optimumpada dosis 1,7 gtam kelor yaitu denganpenyisihan 12 atau dengan persentase 40lo.
Dengan pemberian koagulan biji kelor yangbermuatan positif pada sampel, makakoagulan akan berinteraksi dengan partikel-partikel negatif sehingga membentuk flok.Setelah dilakukan pengadukan kedua(pengadukan lambat) maka menyebabkanflok mikro bergabung dan lengket menjadisatu dan flok ukuran atau massanya lebihbesar akan mengendap dan turun ke dasarbeker glass. Hal ini yang meyebabkan TSSdalam air limbah menjadi berkurang.Semua hal yang mempengaruhi penyisihankekeruhan, juga berpengaruh terhadappenyisihan TSS-nya seperti pengaruh pH,dosis dan ukuran partikel.
Ukuran partikel sangat berpengaruhterhadap penyisihan kekeruhan karenasemakin kecil ukuran partikel, maka luasbidang kontak antara koagulan denganlimbah cair industri tahu akan semakin
Hairudin Rasako, Ruhwsn Ahmud
besar. Begitupun dengan koagulan b,jikelor, jika ukuran partikelnya semakinkecil, maka luas bidang kontak antarapartikel b,ji kelor terhadap limbah cairsemakin besar sehingga menyebabkan TSSsemakin banyak tersisihkan. Ayakan yangdigunakan adalah 212 mesh sehinggaserbuk biji kelor yang dihasilkan pun masihagak kasar sehingga luas bidang kontakantarapartikel pun cenderung kecil. Tingkatpenyisihan TSS tidak selamanyaberbanding lurus terhadap tingkatpenyisihan kekeruhan tergantung daripengaruh ukuran partikel, bentuk danindeks bias suatu partikel (Sorenson dkk.1e7t).
Berdasarkan data pengamatan,penyisihan TSS pada partikel b,ji kelorsangat dipengaruhi oleh pH limbah cairindustri tahu. Dari pengamatan tersebutdiperoleh kinerja rata-rata penyisihan TSSkoagulan biji kelor dengan dosis 3,2 gramdan 4,7 gram tidak lebih baik dari padadosis 1,7 gram bui kelor dan tidakberbanding lurus dengan penyisihankekeruhan karena selain kondisipengadukan, dosis yang diberikan melewatikemampuan koagulan maka menyebabkanlarutan mejadi jenuh dan pengotoran yangberlebihan sehingga justru menyebabkanmeningkatnya padatan suspensi dalam airlimbah cair industri tahu. Hal ini yangdisebutkan oleh Sudaryanti (1993) bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi koagulasidiantaranya; pH, kondisi pengadukan, jeniskoagulan, temperatur air dan tingkatkekeruhan.
Pada tabel 3 menunjukkan bahwakadar kekeruhan limbah cair sebelumpembubuhan koagulan biji kelor adalah255NTU. Rata-rata penurunan kadar kekeruhansetelah pembubuhan biji kelor adalah 169atau rata-tata persentase penurunannyasebesar 33,3oA. Dosis yang optimum dalampenurunan kadar kekeruhan adalah padadosis 3,2 gram biji kelor dengan selisihpenurunan mencapai LAB alau 42Ya.
Pemunfaatun Btji Kelor (Moringa Oleifera) St'Dagc,'A -:a.-;n 1,r;rnatifdulam Proses Peniernihan Limbsh Coir Indusrri Ta!;L
DosisBiji Ketor
(Gram)
Test (NTU)
Pre Post
o//o
Selisih Penurunan
Tabel 3Pemeriksaan Kadar Kekeruhan Setrelum
dan Sesudah PembubuhanKoagulan Biji Kelor
cji: -.: '.:..r- -t ', *:. ::rrses koagulasi-
i-.i'--.'.. >:- --.ll: men-eakibatkan
ie:'.J.:.: l=---:-::: :kibat dosis yang
ber.<: - '- -- ::.i:: r3liambahnya dosis
rC:=:- :,. ::.:l :--ei-rebabkan larutan
S3:.::..- .: -- .;:.::gga kOagulan Yang-ir>.:: -...:-, t*-=r.:rritrri larutan yang ada.
Se.': :.^- -:,-r:r :lnikel koagulan bijir;-, : -- :> : :, ..l -i:: halus sehingga luas
r.,.'1.:... :..:::: :::::kei ktragulan biji kelOr
c.:::: - ::--. :-::r industri tahu semakin
ij -. '.-. ::::ergandung sejenis protein..r:: .=:-. l: j:'. j\f t ....1f ei' SOlUble pfOlein)'rer:'- :. : :-.. .:--.... :endah t\dabingengsereds.r.---. L : r:.;:, . Ja\ r. \pabila dilarutkan
b,i,: -.,. . : :-..:.::'.:siik:n nruatan-muatanpt-rs::i, :: :::-. -: :;'. ilng banyak. Larutan
b,l i i-.. . : :.:s:: -: bereaksi sebagai
koaiL-.": :. ..:'..': alarniah bermuatan
positii S -.::::..::;. 1994). Ketikadita:lb:.-,'r:', -.. ;:.j;li sampel lirnbah cair
indusir, '.-:r-- i-:r. ;:.kuti petputaran cepat
( 10o i-nr:t , :;.::'.; 1r-r menit kemudian
pen$aduk::- -:::l':'l: r:0 rpm) Selama 5
tnenit. pirri-:r. :.:,:,-':ik \ang dihasilkan bijikelor ciic:s:::r -:si.<an keseluruh bagian
tabung 'cea*.: \ l;1g berisi samPel dan
kemutJian leil::t:eksi dengan partikel-parikel ber:r ,,:i.rn negativ penyebab
kekeruhan )arS didispersi dalam limbah
cair industri tahu. interaksi itu berpengaruh
dan akibatnla panikel-partikel mengalami
destabilisasi dan mernbentuk flok.Akibat adanl a ga1'a gravitasi dengan
mengendapnl'a t'iok tersebut, maka
sebagian partikel pen,vebab kekeruhan yang
tersuspensi daiam limbah cair industri tahu
mengalami pengurangan dengan demikian
kekeruhannya menjadi berkurang.
Penunrnan kekeruhan dalam penelitian
tersebut diatas sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh Jhon dalam (price, 20A2)
bahrva serbuk biji kelor yang kering telah
lama digunakan oleh wanita pedesaan
Sudan untuk menjernihkafl a1t.
K
diba
diK,
be
pe
lnke
m
35
-3
1;7 255 165 90
J-/ 2ss 147 108 42A'1 255 195 60
Jumlah 165 50'7 258 1001
Rata-rata 255 169 JJ.J
Sumber; data primer terolah tahun 2013
Kekeruhan air limbah cair industritahu dapat disebabkan karena adanya zat
padat yang tersuspensi baik yang bersifat
organik maupun anorganik, biasanya
berasal dari protein, karbohidrat,lemak, zat
terlarut yang mengandung Padatantersuspensi atau padatan terendap.
Kekeruhan tidak merupakan sifat air yang
membahayakan terhadap kesehatan tetapi
karena air menjadi berwarna maka
kekeruhan merupakan satu hal yang perlu
dipertimbangkan mengingat bahu'a
kekenrhan akan mengurangi segi estetika,
menyulitkan dalam usaha penyaringan dan
mengurangi efektifitas usaha desinfeksi.Hasil penelitian didapatkan bahwa
penumnan kadar kekeruhan dengan
pembubuhan koagulan pada dosis optimum3,2 gram biji kelor mampu menurunkan
kekeruhan dengan selisih 108 atau dengan
persentase 42%. Menurut Wiley (1955)
suatu koagulan dikatakan efektif, apabila
mampu mengurangi nilai turbiditas sebesar
50% sehingga koagulan bui kelor inimerupakan koagulan yang efektif untuk
menurunkan turbiditas limbah cair industri
tahu.Dosis koagulan sangat berPengaruh
terhadap penyisihan kekeruhan limbah cair
industri tahu karena dengan memberikan
dosis yang tepat maka PenYisihankekeruhan sampel akan semakin signifftan.Sedangkan pada dosis 4,7 gram biji kelor,
telah melebihi konsentrasi koagulan yang
m(6
kr
S€
pi(j
8r
P,
Nt-t!
N
N
N
vP
xh
S
b
)S
F
rI;
;rI
it
I
I
KESINIPT LAN DAN SARANDari hasil pembahasan Yang telah
diuraikan, maka penulis menyimpulkanbahu,a berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Laboraturium BTKL P2m
Kelas II Ambon dapat disimpulkan sebagai
berikut, 1) Kadar COD sebelum
pembubuhan koagulan biji kelor adalah 160
mgil dan setelah pembubuhan koagulan bijikelor pada dosis 1,7 gram biji kelor 155
mgfl (3%) dosis 3,2 gram biji kelor 152
mgll (5%), dan 4,1 gram biji kelor 150 mg/l(6%).2). Kadar TSS sebelum pembubuhan
koagulan brji kelor adalah 319 mg/l dan
setelah pembubuhan koagulan b5i kelorpada dosis 1,7 gram biji kelor 3A7 mgl(4%), dosis 3,2 gram biji kelor 416 mg/l (-32o/o), dan 4,7 gram biji kelor 573 mg/l (-809/o). 3). Kadar kekeruhan sebelum
pembubuhan koagulan biji kelor adalah255NTU dan setelah pembubuhan koagulan bijikeior pada dosis 1,7 gram biji kelor 165
NTU (35%), dosis 3,2 gram biji kelor 147
NTU (42%), dan 4,7 gram biji kelor 195
Nru (237;).Dari kesimpulan tersebut, maka saran
yang dapat diberikan adalah, 1). Bagi
Pinrpinan Industri Tahu Negeri Batu Merah
Kecamatan Sirimau Kota Ambon,hendaknya melakukan pengolahan limbahsebelum dibuang ke lingkungan mengingatbanyaknya bahan kimia dan zat-zat organikyang terkandung dalam limbah cair tahu
sangat tinggi. 2)" Bagi petugas sanitasi
Puskesmas Rijali agar senantiasa
melakukan pengawasan atau pemantauan
lingkungan, sehingga limbah industri yang
dihasilkan tidak mencemari lingkungansekitar maupun air sungai. 3). Bagi
masyarakat, yang bermukim di sekitarindustri Tahu selalu memperhatikanpembuangan air limbah Industri Tahu agar
tidak mencemari lingkungan.
DAFTAR PUSTAKABPPT. 1997a. Teknologi Pengolahan
Limbah Tahu-Tempe Dengan Proses
Biofilter Anaerob dan Aerab.
Hairudin Rasako, Rshwsn Ahmsd
http ://rnu,w. enviro.bppt. go. i d.i' ke1-
1i(tgl 17 April2006).Chandra. 1998. Penenhtan Dosis Optimum
Koagulan Ferro sulfut-kaPur,Flokulan Chemifloce dan Besfloc
serta Biofloculan Moringa Oleiferadalam Pengolahan Limbah CairPabrik Tekstil. Jurusan Teknik KimiaLTNPAR. Bandung.
Djarwanti, Moertinah, .,S dan Harihastuti,
N. 2000. PeneraPan IPAL TerPadu
Industri Kecil Tahu di AdiwernaKabupaten Tegal. Laporan Penelitian.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Semarang.Duke, J. A. 1983- Handbook of EnergY
Crops. http://wwrv.google.co.idnewcrop. hort.Perdue.newcrop/duke:energ)u/moringa-oleifera.html. Diakses
tanggal 31 Januari 2A09.
Husin, A. 2003. Pengolahan Limbah Cait'
Industri Tahu Menggunakan BUi
Kelor (Moringa Oleifera Seeds)
Sebagai Koagttlan. LaPoran
Penelitian Dosen Muda, Fakultas
Teknik USU.Istighfaro, Nila. 2010. Peningkatan
Ktralitas Minyak Goreng Bekas
Dengan Metode AdsorbsiMenggrmakan Bentonit *Karbon AktifBiji Ketor (Moringa Oleifera. Lamk).
Skripsi. Program Sarjana UIN.Malang
Moertinah, Sri dan Djarwanti. 2003.
Penelitian ldentifikasi Pencemaran
Industri Kecil Tahu-TemPe diKelurahan Debong Tengah KotaTegal dan Konsep Pengendaliannya.Laporan Penelitian. Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
Semarang.Muyibi A.S. and Lilian M.E. 2005.
Moringa Oleifera Seed For Softening
Hardwoter. Wat Res. Vol.29 No.4,
pp. 1099-1 i05.Notoadmojo, S. 2A02. Metodologi
Penelitian Kesehatan. PT. Rineka
Cipta: Jakarta.
Hairudin Rusako, Rahwsn Ahmad
KESIMPULAN DAN SARANDari hasil Pembahasan Yang telah
diuraikan, maka penulis menyimpulkan
bahwa berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Laboraturium BTKL P2m
Kelas II Ambon dapat disimpulkan sebagai
berikut, 1) Kadar COD sebelum
pembubuhan koagulan biji kelor adalah 160
mg11 dan setelah pembubuhan koagulan bijikeior pada dosis 1,7 gram biji kelor 155
m/l (3%i) dosis 3,2 gram biji kelor 152
*elt (SW), dar. 4,7 gram biji kelor 150 mg/l
(60/o).2). Kadar TSS sebelum pembubuhan
koagulan biji kelor adalah 319 mg/l dan
setelah pembubuhan koagulan biji kelor
pada doiis 1,7 gram biji kelor 307 mgll(+W), dosis 3,2 gram biji kelor 416 mg/l (-
32oh), dan 4,7 gram biji kelor 573 mg/l (-
80%). 3). Kadar kekeruhan sebelum
pembubuhan koagulan biji kelor adalah 255
ittTu dun setelah pembubuhan koagulan bijikelor pada dosis 1,7 gram biji kelor 165
NTU (35%), dosis 3,2 grant biji kelor 147
NTU (42%), dan 4,7 grarn biji kelor 195
Nru (23%).Dari kesimpulan tersebut, maka saran
yang dapat diberikan adalah, 1)' Bagi
i'irnpinun Industri Tahu Negeri Batu Merah
Kecimatan Sirimau Kota Ambon,
hendaknya melakukan pengolahan limbah
sebelum dibuang ke lingkungan mengingat
banyaknya bahan kimia dan zat-zat organik
yang terkandung dalam limbah cair tahu
iangat tinggi. 2). Bagi petugas sanitasi
Puskesmas Rijali agar senantiasa
melakukan pengawasan atau pemantauan
lingkungan, sehingga limbah industri yang
dihasilkan tidak mencemari lingkungan
sekitar maupun ait sungai. 3). Bagi
masyarakat, yang bermukim di sekitar
Industri Tahu selalu memperhatikan
pembuangan air iimbah Industri Tahu agar
tidak mencemari iingkungan.
DAFTAR PUSTAKABPPT. 1991a. Teknologi Pengolahan
Limbah Tahu-TemPe Dengan Proses
Biofilter Anaerob dan Aerob'
http ://u'"vvw.enviro.bppt. go. id'l' kel-
li(tgl 17 APril2006).Chandra. !998. Penentuan Dosis Optimum
Koagulan Ferro sulfat'kaPur'
Flokulan Chemifloce dan Besfloc
serta Biofloculan Moringa Oleifera
dalam Pengolahan Limbah Cair
Pabrik Tel<stil. Jurusan Teknik Kimia
LiNPAR. Bandung.
Djarwanti, Moertinah, .,S dan Harihastuti,
N. 2000. PeneraPan IPAL TerPadu
Industri Kecil Tahu di Adiwerna
Kabupaten Tegal. Laporan Penelitian'
Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri Semarang.
Duke, J. A. 1983. Handbook of Energ"
Crops. http://www'google'co'id
nergv/moringa:oleifera.html' Diakses
tanggal 3 1 Januari 2009.
Husin, A. 2003. Pengolahan Limbah Cair
Industri Tahu Menggunakan BiiiKelor (Moringa Oleifera Seeds)
Sebagai Koagulan' LaPoran
Penelitian Dosen Muda, Fakultas
Teknik USU.Istighfaro, Nila. 2010' Peningkatan
Kualitas MinYak Goreng Bekas
Dengan Metode Adsorbsi
Meiggunakan B entonit *Karbon AktifBiji ietor (Moringa Oleifera' Lamk)'
Skripsi. Progtam Sarjana UIN'Malang
Moefiinah, Sri dan Djarwanti' 2003'
Penelitian ldentifikasi Pencemaran
Industri Kecil Tahu-TemPe di
Kelurahan Debong Tengah Kotq
Tegal dan Konsep Pengendaliannya'
Laporan Penelitian. Badan Penelitian
dan Pengembangan tndustri
Semarang.Muyibi A.S. and Lilian M'E' 2005'
Moringa Oleifera Seed For Softening
Hardwater. Wat Res' Vol'29 No'4,
pp. 1099-1 105.
Notoadmojo, S. 20A2. Metodologi
Penelitian Kesehatan. PT' Rineka
CiPta: Jakarta.
Top Related