Disampaikan dalam Sosialisasi UU PPh di lingkungan Badan Kebijakan FiskalJakarta, 9 September 2008
Disampaikan dalam Sosialisasi UU PPh di lingkungan Badan Kebijakan FiskalJakarta, 9 September 2008
Apr 21, 2023 1
POKOK-POKOK PERUBAHANPOKOK-POKOK PERUBAHAN1. SUBJEK PAJAK2. OBJEK PAJAK3. OBJEK PAJAK PASAL 4 AYAT (2)4. PENGECUALIAN DARI OBJEK PAJAK5. BIAYA PENGURANG PENGHASILAN BRUTO6. ISTERI YANG MEMILIH UNTUK MEMILIKI NPWP
SENDIRI7. NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO8. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK9. TARIF10. PENCEGAHAN PENGHINDARAN PAJAK (PASAL 18)11. PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN12. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (PASAL 24)13. ANGSURAN PAJAK TAHUN BERJALAN14. KETENTUAN PERPAJAKAN PERTAMBANGAN DAN
SYARIAH15. FASILITAS PERPJAKAN BAGI UMKM
Apr 21, 2023 2
1. SUBJEK PAJAK1. SUBJEK PAJAKPerluasan Pengertian Bentuk Usaha
Tetap meliputi:Gudang;Ruang untuk promosi dan penjualan; danDedicated server untuk kegiatan usaha melalui
internetAlasan Perubahan:
Memperluas hak pemajakan dengan menegaskan gudang dan ruang untuk promosi dan penjualan yang dipergunakan oleh WP luar negeri sebagai BUT;
Untuk menampung/mengantisipasi perkembangan perdagangan secara on-line (e-commerce)
Apr 21, 2023 3
2. OBJEK PAJAK2. OBJEK PAJAK
Pengalihan Hak di Bidang PertambanganPenghasilan dari usaha yang berbasis syariahImbalan bungaBunga Obligasi yang Diterima atau Diperoleh
ReksadanaSurplus Bank Indonesia
Apr 21, 2023 4
PENGALIHAN HAK DI BIDANG PERTAMBANGANPENGALIHAN HAK DI BIDANG PERTAMBANGAN
Menegaskan keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan di sektor hulu migas merupakan objek pajak (Pasal 4 ayat (1) huruf d angka 5)
Alasan perubahan:Hak/Interest di Bidang Pertambangan hulu migas
adalah hak penambangan yang ketentuannya diatur tersendiri.
Pengalihan hak tersebut kepada pihak lain dapat menyebabkan pemegang hak memperoleh keuntungan (capital gain).
Keuntungan tersebut termasuk dalam pengertian penghasilan yang merupakan objek pajak berdasarkan UU PPh dan tidak termasuk dalam skema bagi hasil KPS.
Apr 21, 2023 5
OBJEK
PAJAK
PENGHASILAN DARI USAHA BERBASIS SYARIAHPENGHASILAN DARI USAHA BERBASIS SYARIAH
Penghasilan dari kegiatan usaha berbasis syariah ditegaskan sebagai objek pajak.
Alasan Perubahan:Perlakuan yang sama antara kegiatan
usaha berbasis syariah seperti bank syariah dan lembaga keuangan syariah lain dengan kegiatan usaha dan bank serta lembaga keuangan konvensional
Apr 21, 2023 6
OBJEK
PAJAK
IMBALAN BUNGAIMBALAN BUNGA
Imbalan bunga yang diperoleh WP sehubungan dengan pelaksanaan UU KUP ditegaskan sebagai objek pajak.
Alasan Perubahan:Memberi penegasan dan dasar
hukum yang lebih kuat bagi fiskus untuk mengenai pajak atas imbalan bunga yang diterima WP.
Apr 21, 2023 7
OBJEK
PAJAK
BUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA REKSADANABUNGA OBLIGASI YANG DITERIMA REKSADANA
Ketentuan pengecualian bunga obligasi yang diterima reksadana (Pasal 4 ayat (3) huruf j) sebagai objek PPh dicabut sehingga dalam RUU PPh penghasilan tersebut merupakan objek pajak.
Alasan Perubahan:Tujuan semula pendirian reksadana
untuk menggairahkan investasi bagi investor kecil tidak mencapai sasaran.
menghilangkan distorsi dan kompetisi yang kurang sehat di antara institusi keuangan dan menciptakan kesetaraan pemungutan pajak (level playing field) terhadap para WP yang berinvestasi di obligasi.
Apr 21, 2023 8
OBJEK
PAJAK
SURPLUS BANK INDONESIASURPLUS BANK INDONESIA
Surplus Bank Indonesia ditegaskan sebagai objek pajak.
Alasan Perubahan:Menyelaraskan dengan ketentuan UU BI
yang menyatakan bahwa sepanjang tidak ada UU yang mengatur bahwa Surplus BI dikenai PPh maka Surplus BI tidak dikenai PPh.
Apr 21, 2023 9
OBJEK
PAJAK
3. OBJEK PAJAK PASAL 4 AYAT (2)3. OBJEK PAJAK PASAL 4 AYAT (2)Menegaskan objek PPh Pasal 4 ayat (2) yang
selama ini tidak secara eksplisit diatur dalam ketentuan ini, seperti antara lain:
Bunga obligasi dan Surat Utang Negara Hadiah undian Pengalihan saham pasangan perusahaan modal
ventura Persewaan tanah dan bangunan
Memindahkan bunga simpanan koperasi yang sekarang dikenai PPh Pasal 23 final menjadi objek PPh Pasal 4 ayat (2) final.
Menambah objek PPh Pasal 4 ayat (2) final meliputi:
Penghasilan dari transaksi derivatif; dan Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dan real
estate.Apr 21, 2023 10
4. PENGECUALIAN DARI OBJEK PAJAK4. PENGECUALIAN DARI OBJEK PAJAK Zakat dan sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia
Inter corporate dividend Beasiswa Bagian laba unit penyertaan KIK Sisa lebih lembaga nirlaba bidang
pendidikan dan bidang penelitian dan pengembangan
Bantuan/santunan yang diterima dari BPJS
Apr 21, 2023 11
ZAKAT DAN SUMBANGAN KEAGAMAANZAKAT DAN SUMBANGAN KEAGAMAAN
Sama dengan zakat, sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluknya ditegaskan juga bukan merupakan objek pajak (syarat, dll diatur dengan PP)
Alasan Perubahan:Memberikan perlakuan yang setara bagi
semua WP tanpa memandang agama yang dianut.
Apr 21, 2023 12
BUKAN
OBJEK
PAJAK
INTER-CORPORATE DIVIDENDINTER-CORPORATE DIVIDENDSyarat memiliki usaha aktif bagi WP
yang menerima inter-corporate dividend dihapus.
Alasan Perubahan:Tidak ada batasan yang tegas mengenai
usaha aktif sehingga syarat ini sering menimbulkan perbedaan pendapat antara fiskus dan WP.
Apr 21, 2023 13
BUKAN
OBJEK
PAJAK
BEASISWABEASISWABeasiswa dikecualikan sebagai Objek
Pajak (syarat, dll diatur dengan PMK)
Alasan Perubahan:Mendorong peran serta masyarakat
(WP) untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Apr 21, 2023 14
BUKAN
OBJEK
PAJAK
BAGIAN LABA UNIT PENYERTAAN KIKBAGIAN LABA UNIT PENYERTAAN KIKBagian laba yang diterima atau diperoleh
pemegang unit penyertaan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) bukan merupakan Objek Pajak.
Alasan Perubahan:Mengangkat ketentuan perlakuan KIK
yang dipersamakan dengan firma atau kongsi yang selama ini hanya ditegaskan dalam SE, yaitu penghasilan reksadana hanya dikenai pajak pada tingkat badan dan penghasilan dari redemption yang diperoleh yang pemegang unit penyertaan KIK tidak dikenai pajak. .
Apr 21, 2023 15
BUKAN
OBJEK
PAJAK
SISA LEBIH LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LEMBAGA LITBANGSISA LEBIH LEMBAGA PENDIDIKAN DAN LEMBAGA LITBANG
sisa lebih lembaga nirlaba bidang pendidikan dan/atau bidang litbang (yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya) yang ditanamkan kembali dalam jangka waktu paling lama empat tahun dikecualikan sebagai objek pajak (ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan PMK).
Alasan Perubahan:Mendukung program Pemerintah
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan penguasaan ilmu dan teknologi tinggi. . ..
Apr 21, 2023 16
BUKAN
OBJEK
PAJAK
BANTUAN/SANTUNAN DARI BPJSBANTUAN/SANTUNAN DARI BPJS
Bantuan/santunan dari BPJS yang diterima WP tertentu bukan merupakan Objek Pajak (ketentuan lebih lanjut diatur dengan atau berdasarkan PMK).
Alasan Perubahan:Mendukung program pemerintah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu melalui pembentukan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Apr 21, 2023 17
BUKAN
OBJEK
PAJAK
5. BIAYA PENGURANG PENGHASILAN BRUTO5. BIAYA PENGURANG PENGHASILAN BRUTO
Biaya Promosi dan PenjualanBiaya BeasiswaPiutang Tak TertagihPemupukan Dana Cadangan Sumbangan yang dapat dibiayakan
Apr 21, 2023 18
BIAYA PROMOSI DAN PENJUALANBIAYA PROMOSI DAN PENJUALANBiaya Promosi dan Penjualan ditegaskan sebagai pengurang penghasilan bruto yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan PMK.
Alasan Perubahan:Biaya promosi dan penjualan dapat
muncul dalam berbagai bentuk dan bergantung pada jenis usaha WP sehingga perlu diatur secara khusus dalam PMK termasuk besaran biaya tersebut yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Apr 21, 2023 19
BIAYA
BIAYA BEASISWA
Beasiswa yang dapat dibiayakan diperluas meliputi pemberian beasiswa kepada bukan pegawai seperti pelajar dan mahasiswa tetapi tetap memperhatikan kewajarannya.
Alasan Perubahan:Mendorong peran serta masyarakat (WP) untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Apr 21, 2023 20
BIAYA
PIUTANG TAK TERTAGIHPIUTANG TAK TERTAGIH
Syarat untuk membiayakan piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dipermudah menjadi:
1. telah dibiayakan dalam laporan laba rugi komersial; 2. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak
dapat ditagih kepada DJP; dan3. telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara; atau ada perjanjian tertulis dengan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau ada pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan.
Syarat nomor 3 tidak berlaku bagi piutang debitur kecil yang dihapuskan.
Alasan Perubahan:Memberikan keringanan syarat penghapusan piutang tak tertagih untuk menghilangkan kesulitan-kesulitan yang timbul karena syarat yang berlaku sekarang.
Apr 21, 2023 21
BIAYA
PEMUPUKAN DANA CADANGANPEMUPUKAN DANA CADANGANPembentukan cadangan diperluas meliputi:1. cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan
usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang;
2. cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
3. cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan;
dan6. cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat
pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri,
Alasan Perubahan:1. Memberikan perlakuan yang sama bagi badan usaha yang
menyalurkan kredit2. Mengakomodir pembentukan sistem jaminan sosial nasional
dan pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan3. Mengakomodir kewajiban pencadangan yang harus
dialokasikan oleh WP yang bergerak dalam bidang usaha pertambangan, kehutanan, dan pengolahan limbah industri.
Apr 21, 2023 22
BIAYA
SUMBANGAN YANG DAPAT DIBIAYAKANSUMBANGAN YANG DAPAT DIBIAYAKAN Sumbangan yang dapat dibiayakan meliputi:
1. sumbangan penanggulangan bencana nasional
2. sumbangan penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
3. biaya pembangunan infrastruktur sosial4. sumbangan fasilitas pendidikan5. sumbangan pembinaan olahraga
Alasan Perubahan: Memberikan insentif atau dorongan kepada
masyarakat (WP) agar secara langsung berperan serta dalam membantu penanggulangan korban bencana dan peningkatan kualitas hidup dan prestasi bangsa.
Apr 21, 2023 23
BIAYA
6. ISTERI YANG MEMILIH UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI
6. ISTERI YANG MEMILIH UNTUK MENJALANKAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKANNYA SENDIRI
Penghasilan suami-isteri dikenakan pajak secara terpisah apabila dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri.
Tata cara penghitungan PPh terutang sama dengan suami-isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan.
Alasan Perubahan:Singkronisasi dengan penjelasan Pasal 2 ayat (1)
yang menyatakan bahwa wanita kawin dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atas namanya sendiri agar dapat melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya terpisah dari hak dan kewajiban perpajakan suaminya.
Apr 21, 2023 24
7. NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO7. NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETOBatas peredaran usaha untuk dapat menggunakan norma
penghitungan penghasilan neto dinaikkan dari Rp 600 juta menjadi sebesar Rp 4,8 miliar.
Alasan Perubahan: Menyesuaikan dengan tingkat perekonomian saat ini. Diharapkan dengan peningkatan batas peredaran usaha, maka WP tidak
menekan jumlah peredaran usaha yang dilaporkannya hanya sampai dengan Rp 600 juta.
Keterangan: Ketentuan ini sejalan dengan dengan ketentuan Pasal 28 ayat (2) yang
berbunyi: Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan
pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi wajib melakukan pencatatan, adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto dan Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
04/21/23 25Apr 21, 2023 25
8. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK8. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
Apr 21, 2023 26
9. TARIF (PASAL 17)9. TARIF (PASAL 17)
Tarif WP Orang PribadiTarif WP BadanTarif WP PerseroanTerbukaTarif Dividen yang diterima WP orang
pribadi dalam negeri
Apr 21, 2023 27
TARIF WP ORANG PRIBADITARIF WP ORANG PRIBADIKetentuan Sekarang:
Apr 21, 2023 28
RUU:
TARIF
PENURUNAN TARIF LAPISAN TERTINGGI WP OPPENURUNAN TARIF LAPISAN TERTINGGI WP OP
Apr 21, 2023 29
Tarif tertinggi PPh orang pribadi dapat diturunkan menjadi paling rendah 25% yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Alasan Perubahan:Agar tarif lapisan tertinggi PPh OP dapat diturunkan jika dipandang perlu untuk disesuaikan dengan penurunan tarif PPh badan.
TARIF
TARIF WP BADANTARIF WP BADAN
04/21/23 30
Ketentuan Sekarang:
RUU: Tarif tunggal sebesar 28% Mulai tahun 2010 diturunkan menjadi 25%.Alasan Perubahan: Tarif tunggal selaras dengan prinsip netralitas
dalam pengenaan pajak atas WP badan. Tarif diturunkan secara bertahap untuk
meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain dalam menarik investasi luar negeri
TARIF
Apr 21, 2023 30
TARIF WP PERSEROAN TERBUKATARIF WP PERSEROAN TERBUKAWP badan dalam negeri berbentuk perseroan
terbuka memeroleh penurunan tarif sebesar 5% dari tarif WP badan yang berlaku sepanjang memenuhi syarat:paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan
saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
persyaratan tertentu lainnya.
Alasan Perubahan:Penurunan tarif ini dimaksudkan untuk
meningkatkan peranan pasar modal sebagai sumber pembiayaan dunia usaha dan mendorong peningkatan jumlah perseroan terbuka dan kepemilikan publik pada perseroan terbuka.
Apr 21, 2023 31
TARIF
TARIF DIVIDEN YANG DITERIMA WP OP DALAM NEGERITARIF DIVIDEN YANG DITERIMA WP OP DALAM NEGERI Tarif yang dikenakan atas dividen yang diterima WP OP
dalam negeri adalah setinggi-tingginya sebesar 10% dan bersifat final (diatur lebih lanjut dengan PP).
Alasan Perubahan: RUU PPh tetap menganut classical system sehingga dividen
tetap merupakan objek pajak. Namun, perlu diberikan insentif berupa tarif PPh yang
rendah atas dividen: agar beban pajak yang ditanggung pemegang saham
orang pribadi dapat dikurangi; untuk mendorong perusahaan agar mendistribusikan
penghasilannya kepada para pemegang saham; karena investasi dalam bentuk penyertaan modal
mengandung risiko yang lebih besar daripada investasi dalam dentuk deposito dan obligasi;
Tarif final memberikan kesederhaan administrasi bagi WP dan DJP.
Apr 21, 2023 32
TARIF
10. PENCEGAHAN PENGHINDARAN PAJAK (PASAL 18)10. PENCEGAHAN PENGHINDARAN PAJAK (PASAL 18)
1. Pembelian saham atau aset perusahaan WP dalam negeri melalui Spesial Purpose Company (SPC).
2. Penjualan saham SPC di tax haven country yang memiliki saham WP dalam negeri.
3. Pembayaran gaji ekspatriat yang ditempatkan oleh perusahaan induk di luar negeri untuk bekerja sebagai pegawai perusahaan/WP dalam negeri yang merupakan anak perusahaannya.
Apr 21, 2023 33
PASAL 18 AYAT (3b)PASAL 18 AYAT (3b)
Wajib Pajak yang melakukan pembelian saham atau aktiva perusahaan melalui pihak lain atau badan yang dibentuk untuk maksud demikian (Special Purpose Company), dapat ditetapkan sebagai pihak yang sebenarnya melakukan pembelian tersebut sepanjang Wajib Pajak yang bersangkutan mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain atau badan tersebut dan terdapat ketidakwajaran penetapan harga.
Apr 21, 2023 34
Apr 21, 2023 35
Bank A
BVI Ltd
LN
DN
PT X memiliki 95% saham BVI Ltd.
PT X
Bank A menjual asset kredit atas PT X kepada BVI Ltd
Merupakan penjualan asset kredit kepada PT X
Bank A memiliki asset kredit atas PT X
Special Purpose Company
PASAL 18 AYAT (3c)PASAL 18 AYAT (3c)
Penjualan atau pengalihan saham perusahaan antara (conduit company atau Special Purpose Company) yang didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak (Tax Haven Country) yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia dapat ditetapkan sebagai penjualan atau pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia.
Apr 21, 2023 36
Apr 21, 2023 37
PT PMA Y
BVI Ltd
US Co.
UK Co.LN
DN
BVI Ltd. memiliki 95% PT PMA Y
US Co. memiliki 50% saham BVI Ltd.
UK Co. memiliki 50% saham BVI Ltd.
PT X
US Co. & UK Co. menjual saham BVI Ltd. yg dimilikinya kepada PT X
Conduit/Dummy Company
PASAL 18 AYAT (3d)PASAL 18 AYAT (3d)
Besarnya penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri dari pemberi kerja yang memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan lain yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia dapat ditentukan kembali, dalam hal pemberi kerja mengalihkan seluruh atau sebagian penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tersebut ke dalam bentuk biaya atau pengeluaran lainnya yang dibayarkan kepada perusahaan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia tersebut.
Apr 21, 2023 38
Apr 21, 2023 39
Meminimalkan Penghindaran Pajak
A
X Co
LN
DN
Terdapat hubungan istimewa antara X Co dengan PT X
PT X
Pembayaran tunjangan keluarga
Pembayaran Gaji
Pembayaran Management fee /royalti /dll
Keluarga A
Penghasilan A di Indonesia adalah pembayaran gaji + pembayaran tunjangan keluarga
11. PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN11. PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN Pembedaan tarif
pemotongan/pemungutan Saat Terutang Perluasan Objek PPh Pasal 22 Perubahan tarif PPh Pasal 23 Penegasan dan Perluasan Objek PPh
Pasal 26
Apr 21, 2023 40
PEMBEDAAN TARIF POT/PUTPEMBEDAAN TARIF POT/PUTPembedaan tarif
pemotongan/pemungutan:Tarif bagi WP ber-NPWPTarif bagi WP tidak ber-NPWP
Alasan Perubahan:Tarif lebih tinggi bagi WP yang tidak
ber-NPWP untuk mendorong WP tersebut mendaftar dan memperoleh NPWP.
Apr 21, 2023 41
POT/PUT
SAAT TERUTANGSAAT TERUTANGKetentuan saat terutang PPh Pasal 23/26
pada saat biaya dibebankan (diakui) dalam pembukuan dihapuskan.
Saat terutang PPh Pasal 23/26 menjadi:Saat dibayarkan;Saat disediakan untuk dibayarkan; danKetika pembayarannya telah jatuh tempo.
Alasan Perubahan:Pengakuan beban biaya dalam
pembukuan (akhir tahun buku) tidak menjadikan timbulnya kewajiban pembayaran atau hak atas suatu penghasilan.
Apr 21, 2023 42
POT/PUT
TARIF PEMOTONGAN/PEMUNGUTANTARIF PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
Apr 21, 2023 43
POT/PUT
PERLUASAN OBJEK PPH PASAL 22PERLUASAN OBJEK PPH PASAL 22
WP yang membeli barang yang tergolong sangat mewah dipungut PPh Pasal 22 sebagai pembayaran PPh tahun berjalan.
Alasan Perubahan:Pembelian barang yang tergolong sangat
mewah mencerminkan potensi kemampuan ekonomis (penghasilan) yang sangat besar yang pajaknya kemungkinan belum sepenuhnya dibayar.
Apr 21, 2023 44
POT/PUT
PERUBAHAN TARIF PPH PASAL 23PERUBAHAN TARIF PPH PASAL 23Tarif PPh Pasal 23 yang semula hanya
15% diubah menjadi sebagai berikut:15% dari peredaran bruto atas dividen,
bunga, royalti, dan hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya;
2% dari peredaran bruto atas jasa-jasa seperti sewa, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lainnya.
Alasan Perubahan:Memberikan kesederhanaan pemotongan PPh
Pasal 23 atas jasa-jasa dengan menerapkan tarif tunggal 2%.
Apr 21, 2023 45
POT/PUT
PERLUASAN DAN PENEGASAN OBJEK PASAL 26PERLUASAN DAN PENEGASAN OBJEK PASAL 26Perluasan objek baru:
Keuntungan karena pembebasan utangPenegasan:
Premi swap ditempatkan pada butir tersendiri dan diperluas menjadi: premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya;
Alasan Perubahan:Menambah objek baru yang selama ini tidak bisa
dilakukan pemotongan.menegaskan bahwa premi swap tidak sama
dengan bunga.
Apr 21, 2023 46
POT/PUT
12. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (PASAL 24)12. KREDIT PAJAK LUAR NEGERI (PASAL 24)
Ketentuan mengenai penentuan sumber penghasilan diperluas meliputi:sumber penghasilan dari pengalihan hak penambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada;sumber penghasilan dari pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada;sumber penghasilan dari pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada.
Apr 21, 2023 47
13. ANGSURAN PAJAK TAHUN BERJALAN (PASAL 25)13. ANGSURAN PAJAK TAHUN BERJALAN (PASAL 25)
Penghitungan PPh Pasal 25 bagi WP yang wajib membuat laporan keuangan berkala.
PPh Pasal 25 WP Orang Pribadi Tertentu.
Fiskal Luar Negeri.
Apr 21, 2023 48
PPH PASAL 25 WP YANG WAJIB MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN BERKALAPPH PASAL 25 WP YANG WAJIB MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN BERKALA
Seluruh perusahaan yang diwajibkan membuat laporan keuangan berkala dapat membayar angsuran berdasarkan laporan keuangan berkala tersebut.
Alasan Perubahan:Pembayaran angsuran dapat lebih
mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak.
Apr 21, 2023 49
PASAL
25
PPH PASAL 25 WP ORANG PRIBADI TERTENTUPPH PASAL 25 WP ORANG PRIBADI TERTENTU
Besarnya PPh Pasal 25 bagi WP OP pengusaha tertentu ditetapkan paling tinggi sebesar 0,75% dari peredaran bruto.
Alasan Perubahan:Membantu meringankan beban pajak bulanan
dan meningkatkan likuiditas WP OP pengusaha tertentu (pengecer)dengan cara memperkecil jumlah PPh Pasal 25 yang dibayar tiap bulan.
Penghasilan WP OP Tertentu tetap dikenai PPh dengan tarif umum sehingga sebagian besar jumlah PPh yang terutang akan dilunasi pada akhir tahun pajak (pembayaran PPh Pasal 29).
Apr 21, 2023 50
PASAL
25
FISKAL LUAR NEGERIFISKAL LUAR NEGERI
Fiskal Luar Negeri (FLN) hanya wajib dibayar oleh WP yang bertolak ke luar negeri yang telah berusia lebih dari 21 tahun dan belum memiliki NPWP.
Ketentuan ini berlaku sampai dengan tahun 2010 sehingga mulai tahun 2011 seluruh WP yang bertolak ke luar negeri tidak perlu membayar FLN.
Alasan Perubahan: Mendorong WP untuk mendaftar sebagai Wajib Pajak dan
memiliki NPWP. Jangka waktu 2 tahun akan dipergunakan DJP untuk
memperbaiki dan mempersiapkan sistem dan administrasi perpajakan sehingga FLN tidak diperlukan lagi.
Apr 21, 2023 51
PASAL
25
14. KETENTUAN PERPAJAKAN PERTAMBANGAN DAN SYARIAH
14. KETENTUAN PERPAJAKAN PERTAMBANGAN DAN SYARIAH
Ketentuan perpajakan bagi bidang usaha: pertambangan minyak dan gas bumi, bidang usaha panas bumi, bidang usaha pertambangan umum bidang usaha berbasis syariah diatur tersendiri dengan Peraturan Pemerintah.
Alasan perubahan:Kegiatan pertambangan memiliki karakteristik khusus sehingga perlu pengaturan tersendiri dalam PP.Pengaturan kegiatan usaha berbasis syariah dimaksudkan untuk memberikan perlakuan yang sama dengan kegiatan usaha konvensional.
Apr 21, 2023 52
15. FASILITAS PERPAJAKAN BAGI UMKM15. FASILITAS PERPAJAKAN BAGI UMKMWP badan dalam negeri dengan peredaran
bruto s.d Rp50 miliar mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif normal yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sampai dengan Rp4,8 miliar.
Alasan Perubahan:Insentif ini diberikan untuk mendukung
program Pemerintah dalam rangka pemberdayaan UMKM.
Mengurangi beban pajak bagi WP badan UMKM akibat penerapan tarif tunggal PPh badan.
Apr 21, 2023 53
CONTOH 1 PENGHITUNGAN FASILITAS UMKMCONTOH 1 PENGHITUNGAN FASILITAS UMKM
Peredaran bruto PT Y dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp4.500.000.000,00 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp500.000.000,00.
Penghitungan pajak yang terutang:Seluruh Penghasilan Kena Pajak yang diperoleh dari peredaran bruto tersebut dikenakan tarif sebesar 50% dari tarif Pajak Penghasilan badan yang berlaku karena jumlah peredaran bruto PT Y tidak melebihi Rp4.800.000.000,00.
Pajak Penghasilan yang terutang:50% x 28% x Rp500.000.000,00 = Rp70.000.000,00
04/21/23 5454
CONTOH 2 PENGHITUNGAN FASILITAS UMKMCONTOH 2 PENGHITUNGAN FASILITAS UMKMPeredaran bruto PT X dalam tahun pajak 2009 sebesar Rp30.000.000.000,00 dengan Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp3.000.000.000,00.
Penghitungan Pajak Penghasilan yang terutang:1. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:(Rp4.800.000.000,00 : Rp30.000.000.000,00) x Rp3.000.000.000,00 = Rp480.000.000,00
2. Jumlah Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas:Rp3.000.000.000,00 – Rp480.000.000,00 = Rp2.520.000.000,00
Pajak Penghasilan yang terutang:- 50%x 28% x Rp480.000.000,00 = Rp 67.200.000,00- 28% x Rp2.520.000.000,00 = Rp 705.600.000,00Jumlah Pajak Penghasilan yang terutang Rp 772.800.000,00
04/21/23 5555
56
SE-18/PJ.42/1996SE-18/PJ.42/1996Tentang
Pajak Penghasilan atas Usaha Reksadana
Butir 4:
Berdasarkan uraian pada butir 3 diatas dengan ini ditegaskan bahwa perusahaan Reksadana yang berbentuk KIK merupakan suatu ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang sama. Dengan demikian KIK memenuhi kriteria dalam pengertian Subjek Pajak badan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
Butir 5:
Pelaksanaan perlakuan Pajak Penghasilan atas Reksadana yang berbentuk KIK ini disamakan dengan perlakuan atas perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, firma, dan kongsi. Oleh karena itu, sesuai dengan Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994 atas bagian laba yang diterima oleh pemegang unit penyertaan termasuk keuntungan atas pelunasan kembali (Redemption) unit penyertaannya kepada Reksadana yang berbentuk KIK, tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan.
04/21/23 5757
KEPDIRJEN NO. KEP-87/PJ./1995KEPDIRJEN NO. KEP-87/PJ./1995
TentangPengakuan Penghasilan Dan Biaya Atas Dana
Pembangunan Gedung Dan Prasarana Pendidikan Bagi Yayasan Atau Organisasi Yang Sejenis Yang
Bergerak Di Bidang Pendidikan
Pasal 4:Atas pengeluaran untuk pembangunan gedung dan prasarana pendidikan yang berasal dari dana pembangunan gedung dan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 tidak boleh dilakukan penyusutan berdasarkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
04/21/23 5858
PP NOMOR 47 TAHUN 1994PP NOMOR 47 TAHUN 1994
Tentang
Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan
Pasal 4
(1) Laba bruto usaha dalam suatu tahun pajak bagi Wajib Pajak yang bergerak dalam bidang
pemborongan bangunan yang proses penyelesaiannya meliputi beberapa tahun pajak dihitung
berdasarkan metode prosentase tingkat penyelesaian pekerjaan.
(2) Untuk menghitung penghasilan neto dari laba bruto usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selain
biaya atau pengeluaran sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan, boleh dikurangkan biaya
atau pengeluaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994.
Pasal 5
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan saat pengakuan penghasilan dan biaya sebagai dasar penghitungan penghasilan bruto bagi bidang usaha tertentu selain yang diatur dalam Pasal 4.
04/21/23 5959
Top Related