POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN PENYUSUNAN RKA-KL/DIPA TAHUN 2016
DISAMPAIKAN PADA BIMBINGAN TEKNIS PENGANGGARAN KEPADA SATKER DAERAH
SURAKARTA SENIN, 15 JUNI 2015
POKOK BAHASANPOKOK BAHASAN
DASAR PENYUSUNAN RAPBN
RPJMN, SASARAN PEMBANGUNAN, RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016
SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
I
II
III
IV
2
JADWAL PENYUSUNAN DAN PENELAAHAN RKAKL 2016
LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016
LAMPIRAN : EVALUASI PELAKSANAAN APBN-P 2015
IV
V
VI
Landasan hukum, penyusunan RAPBN didasarkan pada:
Pasal 23 UUD 1945 Amendemen Keempat; UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; UU No 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD
Yang mengamanatkan bahwa: APBN sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
I. DASAR PENYUSUNAN RAPBN (1)
dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;
RUU APBN diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah;
APBN disusun dengan berpedoman kepada: Rencana Kerja Pemerintah (RKP); Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal.
Secara ekonomi, penyusunan RAPBN didasarkan pada:
Perkembangan ekonomi global dan domestik yang tercermin padaasumsi dasar ekonomi makro;
Potensi fiskal dan kebutuhan anggaran untuk penyelenggaraannegara;
Kebijakan pembangunan nasional dalam rangka menjawabtantangan untuk mencapai tujuan nasional;
DASAR PENYUSUNAN RAPBN (2)
tantangan untuk mencapai tujuan nasional; Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara terkini, baik
domestik maupun internasional.
SemangatSemangat “Good Governance”“Good Governance”
Pasal 3 ayat (1) Undang–Undang No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara:
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
DASAR PENYUSUNAN RAPBN (3)
5
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan”
II. RPJMN & Sasaran Pembangunan
Memantapkan penataankembali NKRI,
meningkatkan kualitasSDM, membangunkemampuan IPTEK,
memperkuat daya saingperekonomian
Memantapkan penataankembali NKRI,
meningkatkan kualitasSDM, membangunkemampuan IPTEK,
memperkuat daya saingperekonomian
2010-2014
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,
yang adil dandemokratis, dengan
tingkat kesejahteraanyang lebih baik
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai,
yang adil dandemokratis, dengan
tingkat kesejahteraanyang lebih baik
2004-2009
Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan
keunggulan kompetitifperekonomian yang berbasisSDA yang tersedia, SDM yang
berkualitas sertakemampuan IPTEK
Memantapkan pembangunansecara menyeluruh denganmenekankan pembangunan
keunggulan kompetitifperekonomian yang berbasisSDA yang tersedia, SDM yang
berkualitas sertakemampuan IPTEK
2015-2019
Mewujudkan masyarakatIndonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur
melalui percepatanpembangunan di segalabidang dengan struktur
perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan
kompetitif
Mewujudkan masyarakatIndonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur
melalui percepatanpembangunan di segalabidang dengan struktur
perekonomian yang kokohberlandaskan keunggulan
kompetitif
2020-2024
MEMPERKUAT SINERGI ANTARBIDANG PEMBANGUNAN
6
Sasaran Pembangunan
1. Sasaran Makro
2. Sasaran Pembangunan Manusia danMasyarakat
3. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan
4. Sasaran Pembangunan Dimensi Pemerataan
5. Sasaran Pembangunan Kewilayahan danAntarwilayah
6. Sasaran Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
2015 2016 2019
PDB 5,8% 6,0%-6,6%
Rata-rata 5 thn 7%
Angka Kemiskinan 10,3% 9,0-10,0%
5,0-6,0%
Tingkat Pengangguran 5,6% 5,2-5,5% 4,0-5,5%
Sasaran Ekonomi Makro RPJMNSasaran Ekonomi Makro RPJMN
Didukung stabilitas ekonomi makro & fiskal
Kerangka Ekonomi Makro
Sasaran Pembangunan 2016
Tema: Mewujudkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidangdengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berdasarkan keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta kemampuan iptekyang terus meningkat
Kata Kunci: Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian yang berbasis: SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, Kemampuan IPTEK
RPJMN III 2015-2019
RPJPBagian daripencapaian RPJP
7
Rangkaian kelanjutanpelaksanaan program pembangunan 2015
Sebagai fondasi dantahapan pelaksanaan
program-program tahun berikutnya
Kesesuaian dengan tema RPJMN
RKP 2016
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan Yang Berkualitas
SASARAN PEMBANGUNAN
• Pertumbuhan Ekonomi
• Tingkat Pengangguran
• Angka Kemiskinan
• Tingkat Inflasi
TANTANGAN
• Ketidakpastian dan Gejolak Ekonomi Global
• Keterbatasan Kapasitas Produksi
• Ketahanan Pangan
• Kesenjangan Kesejahteraan
Arah Umum Kebijakan Makroekonomi
Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas EkonomiNasional
Pembangunan infrastruktur domestik Pengembangan teknologi tepat guna
Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan Pengembangan sektor primer (pertanian &
pertambangan)
Perbaikan Kapasitas Produksi dan Produktivitas EkonomiNasional
Pembangunan infrastruktur domestik Pengembangan teknologi tepat guna
Pengembangan sektor primer dan industri pengolahan Pengembangan sektor primer (pertanian &
pertambangan)
8
Pengembangan teknologi tepat guna Perbaikan kualitas tenaga kerja
Mewujudkan Kedaulatan Pangan Pembangunan infrastruktur pertanian Program pengembangan benih dan pupuk Perbaikan jaringan distribusi pangan Dukungan kredit bagi sektor pertanian Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan
ikan)
Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan SektorMaritim dan Kelautan
Pembangunan konektivitas nasional Pengembangan dan pembangunan infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim
dan kelautan
pertambangan) Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil
Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia
dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial Financial Inclusion
Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi
& perbaikan infrastruktur) Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial
deepening & kerjasama internasional
Pengembangan teknologi tepat guna Perbaikan kualitas tenaga kerja
Mewujudkan Kedaulatan Pangan Pembangunan infrastruktur pertanian Program pengembangan benih dan pupuk Perbaikan jaringan distribusi pangan Dukungan kredit bagi sektor pertanian Peningkatan produksi bahan pangan (beras, daging, dan
ikan)
Peningkatan Konektivitas dan Pengembangan SektorMaritim dan Kelautan
Pembangunan konektivitas nasional Pengembangan dan pembangunan infrastruktur kelautan dan pembangunan sektor maritim
dan kelautan
pertambangan) Peningkatan sektor industri pengolahan dan jasa Perbaikan dukungan pembiayaan bagi aktivitas sektor riil
Peningkatan Kesejahteraan dan Penurunan Kesenjangan Pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia
dalam garis-garis kebijakan yang tepat dan adil Pemberdayaan dan penguatan fungsi desa Pengalokasian anggaran untuk program bantuan sosial Financial Inclusion
Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro Tingkat inflasi nasional (peningkatan kapasitas produksi
& perbaikan infrastruktur) Nilai tukar (menjaga kebutuhan valas, financial
deepening & kerjasama internasional
Usulan Tema Kebijakan Fiskal
Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Memperkuat Fondasi Pembangunan yang Berkualitas
Tiga Dimensi PembangunanDimensi Pembangunan
ManusiaDimensi Pembangunan
Sektor UnggulanDimensi Pemerataan &
Kewilayahan
RKP 2016
RAPBN 2016 DAN ARAH KEBIJAKAN FISKAL 2016
Usulan Tema Kebijakan Fiskal
9
Penguatan Pengelolaan Fiskal dalam Rangka Memperkokoh Fundamental Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
Stimulus Daya Tahan Sustainabilitas
1. Pendapatan (insentif fiskal untuk kegiatanekonomi strategis);
2. Kualitas belanja (infrastruktur untukpeningkatan kapasitas produksi & daya saing);
3. Pembiayaan (PMN, penjaminan).
1. Memperkuat bantalan fiskal (fiscal buffer);
2. Meningkatkan fleksibilitas;3. Mengendalikan kerentanan
fiskal (fiscal vulnerability).
1. Menjaga defisit tetap aman;2. Mengendalikan rasio utang;3. Menurunkan net penambahan utang;4. Mengendalikan keseimbangan
primer.
Usulan Strategi
Sisi Belanja
1.Meningkatkan ruang fiskal : (i) optimalisasi pendapatan, (ii) melanjutkan efisiensisubsidi (iii) efisiensi belanja, (iv) pengendalian earmarking dan mandatory spending.
2.Meningkatkan belanja produktif yang difokuskan untuk pembangunan infrastrukturguna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.
Strategi untuk Memperkuat Stimulus Fiskal
Substansi: Percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutandan berkeadilan dengan memperkuat peran APBN untuk menstimulasiperekonomian.
1
Sisi Pendapatan
Sisi Pembiayaan
guna meningkatkan daya saing dan kapasitas perekonomian.
Pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis untuk mendukungiklim investasi dan keberlanjutan dunia usaha.
1.Mengarahkan agar pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;2.Memberdayakan peran swasta, BUMN dan Pemda dalam percepatan pembangunan
infrastruktur;3.Melakukan inovasi pada instrumen pembiayaan (creative financing).
2
3
10
Memperkuat Penyangga Fiskal
1. Memanfaatkan SAL secara terukur;2. Meningkatkan fleksibilitas instrumen pembiayaan;3. Menyediakan cadangan risiko fiskal.
Strategi untuk Memperkuat Daya Tahan Fiskal
Substansi: Memperkuat kemampuan bertahan untuk mendukungpencapaian target pembangunan di tengah tekanan fiskal yang relatifkuat
1
Meningkatkan Fleksibilitas
Mengendalikan kerentanan
Memperkuat payung hukum fleksibilitas pengelolaan fiskal.
Menjaga debt service ratio terhadap PDN, rasio utang terhadap PDB, Rasioutang terhadap PDN dan rasio pembayaran bunga utang terhadap PDN dalambatas aman.
2
3
11
Strategi untuk Menjaga Kesinambungan Fiskal
Defisit terkendali 1. Optimalisasi Pendapatan dengan meningkatkan ikliminvestasi dan menjaga konservasi lingkungan;
2. Meningkatkan kualitas belanja melalui meningkatkanbelanja produktif untuk pembangunan infrastruktur.Pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% sesuai UUKesehatan yang simultan dengan efisiensi subsidi danbelanja konsumtif;
1,7-2,1% PDB
1
Substansi : mendorong agar APBN lebih produktif untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dengan tetap mengendalikan risiko dan menjaga keberlanjutan fiskal
Pengendalian rasioutang terhadap
PDB
belanja konsumtif;
1. Pengendalian pembiayaan yang bersumber dari utang dalambatas yang terkendali;
2. Mengarahkan agar pemanfaatan pinjaman harus untuk kegiatanproduktif
2
Pengendalian Keseimbangan
primer3
1. Pengendalian kerentanan fiskal (fiscal vulnerability);2. Meningkatkan bantalan fiskal (fiscal buffer) dan fleksibilitas
pengelolaan keuangan negara (pasal krisis, bond stabilizationframework, FKSSK);
12
ARAH KEBIJAKAN UMUM BELANJA NEGARA
i. Meningkatkan belanja infrastruktur untuk memperkuat konektivitas nasional, mendukung sektorkemaritiman dan kelautan, mencapai kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan sertapeningkatan industri dan pariwisata;
ii. Meningkatkan efisiensi belanja negara antara lain: kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran danpengendalian belanja operasional yang tidak prioritas;
iii. Mendukung pemantapan reformasi birokrasi dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan efisiensibirokrasi melalui peningkatan kesejahteraan aparatur, antisipasi UU No. 5/2014 tentang ASN;
iv. Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan Nasional melalui kepastian dan penegakan hukum,menjaga stabilitas politik dan demokrasi;
v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lain
13
v. Mendukung pengurangan kesenjangan antar kelompok pendapatan dan antar wilayah, antara lainmelalui dukungan pembangunan di daerah perbatasan, perdesaan, pinggiran, pusat pertumbuhan di luarJawa dan Kawasan Timur (antara lain infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan);
vi. Mendukung efektifitas dan keberlanjutan SJSN (Jaminan Kesehatan Nasional dan Jaminan SosialKetenagakerjaan) serta perbaikan pelayanan kesehatan;
vii. Memenuhi amanat UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan untuk mengalokasikan 5 persen dari APBNuntuk mendukung pembangunan dan pelayanan di bidang kesehatan;
viii. Mendukung penguatan pelaksanaan desentralisasi fiskal melalui peningkatan alokasi Transfer ke Daerah(peningkatan DAK secara signifikan) dan Dana Desa yang lebih besar daripada peningkatan alokasi BelanjaK/L serta pemenuhan secara bertahap amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa (Dana Desa);
ix. Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian antara lain dengan menyediakan cadangan risiko fiskal.
ARAH KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2016
1.Mendukung penyelenggaraan Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis danterpercaya;
2.Mendukung pelaksanaan berbagai program dan sasaran pembangunan sesuai RKP tahun2016, antara lain:a) Dimensi Pembangunan Manusia: mendukung wajib belajar 12 tahun, mendukung
peningkatan kualitas layanan kesehatan, dan penyediaan perumahan, air bersih, dansanitasi
b) Dimensi pembangunan sektor unggulan: kedaulatan pangan, kedaulatan energi danketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.
14
ketenagalistrikan, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri.c) Dimensi pemerataan dan pengurangan kesenjangan, baik antar kelas pendapatan dan
antar wilayah.3.Memperkuat kepastian dan penegakan hukum, stabilitas Pertahanan dan keamanan,
politik dan demokrasi;4.Melanjutkan kebijakan efisiensi subsidi yang lebih tepat sasaran;5.Meningkatkan efektifitas pelayanan dan keberlanjutan program SJSN di bidang kesehatan
dan ketenagakerjaan;6.Mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui dukungan cadangan risiko fiskal dan
mitigasi bencana melalui pembangunan yang berwawasan lingkungan.7.Menyelaraskan upaya desentralisasi fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana
Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) ke DAK
Pokok-pokok Kebijakan Fiskal,
Kerangka Ekonomi Makro dan RKP
(Pertengahan Mei)
Pagu AnggaranK/L
(AkhirJuni)RKPPagu Indikatif
(Maret)
1
2 3
SEBSEBKMKKMK
PerpresPerpres
1. SIKLUS PENGANGGARAN
III. SIKLUS DAN PROSES PENGANGGARAN
15
RAPBN + NK(Agustus)
APBN(Akhir Oktober)
Alokasi AnggaranK/L dan Rincian
APBN(November)
PerPerprespresUUUU
RUU RUU DIPA K/L(Desember)
4
56
7
DIPADIPA
Pagu Anggaran
PertemuanTiga Pihak
Renja K/LRKP
PembicaraanPendahuluanSidang Kabinet
Pagu Indikatif
1
Sidang Kabinet
K/LKomisiDPR RI
Banggar DPR RI
RKA-KL
2. Tahapan Kegiatan dalam Perencanaan Penganggaran
Himpunan RKA-
KL
Forum Penelaahan
Rancangan
APBNNKRUU
APBN
Alokasi Anggaran
Penye-suaianRKA-KL
Penelaahan RKA-KL
Perpres Rincian APBN
DIPA
UU APBN
Hasil kesepa-katan
1
2
16
Sidang Kabinet
K/L
K/LKomisiDPR RI
RPJMN 2015-2019 Renstra K/L5 Thn
3. DOKUMEN-DOKUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Kabinet Kerja
RKP
RAPBN + NK
Rencana Kerja-K/L
RKA-K/L
Perpres RincianAPBN
Dok. PelaksanaanAnggaran
1 Thn
17
1 Thn
MarFebJan DesNopOktSepAgustJul
Penelaahan
RKA-K/L
JunMeiApr
Penelaahan
RKA-K/L
(akhir Juli)
Pembahasan UU APBN
Penyampaian SB Menteri
Keuangan dan Bappenas
tentang Pagu Indikatif
(*)Maret
Penyampaian KMK tentang
Pagu Anggaran K/L
Awal Juli
Penyampaian Nota Keuangan dan Himpunan
RKA-K/L16 Agustus
Penyampaian Surat Menteri Keuangan
tentang Alokasi Anggaran K/L
Penetapan Keppres Rincian APBNAkhir
November
IV. JADWALIV. JADWAL PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016PENYUSUNAN PENELAAHAN RKAKL 2016
Penetapan UU APBN Selambatnya
Oktober**)Penelaahan RKAKL (Juli )
Penyempurnaan Perubahan RKA-
K/L (jika ada)
Masa
Reses
Masa
Reses
Penetapan Alokasi
Anggaran
(Keppres Rincian Belanja
Pemerintah Pusat)
Masa Sidang I
(Pertengahan Agt - Akhir Okt)
Masa Sidang
II
(Nop - Des)
Masa Sidang III
(Awal Januari - Pertengahan April)Masa Reses
Masa Sidang IV
(Pertengahan Mei -
Pertengahan Juli)
Masa Reses
Pembahasan UU APBN- Banggar dengan Pemerintah
(Postur APBN)
Penyusunan Pagu Indikatif
Pokok2
Kebijakan Fiskal dan
RKP
Penyusunan Pagu Anggaran
(Penyusunan RKA-KL Komisi DPR dengan Mitra Kerja)
Pembahasan RKA-K/L
Komisi dengan Mitra Kerja
18
(*) Diikuti pertemuan tiga pihak(Trilateral Meeting),Bappenas-K/L,Kemenkeu (DJA)
DIP
A
(**) Penelaahan RKAKL dilakukan setelah Rapat Paripurna DPR RI dan Penetapan KMK Pagu Anggaran
Pasal 8 PP 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKAKL :
1. Kementerian Keuangan menyusun perkiraan kapasitas fiskal untuk penyusunan Pagu Indikatif tahun anggaran yang direncanakan, termasuk penyesuaian indikasi pagu anggaran jangka menengah paling lambat pertengahan bulan Februari.
2. Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan, dengan memperhatikan kapasitas fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional.
PAGU INDIKATIF 2016 (1)
19
fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional.
3. Pagu Indikatif yang disusun Menteri Keuangan bersama Menteri Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dirinci menurut unit organisasi, program, kegiatan dan indikasi pendanaan untuk mendukung arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
Pagu Indikatif 2016 telah ditetapkan dengan Surat Bersama Menkeu dan MenPPN/Ka Bappenas tangal 15 April 2015 (No.S-288/MK.02/2015, No-0082/M.PPN/04/2015
PAGU INDIKATIFRp807.675,6 M
-Belanja K/L Rp788.293,8 M- Dana Cadangan
Rp19.391,8 M
PAGU INDIKATIF 2016 (2)
Kebutuhan Dasar (RM)Rp297.190,3 M
Kebutuhan Prioritas (RM)
Rp413.682,2 M
PNBP, PHLN, PDN, SBSN
Rp96.803,1 M
Belanja Pegawai OperasionalRp192.883,1 M
Belanja Barang OperasionalRp46.812,9 M
Belanja Non-operasional Wajib
Rp57.494,3 M
PNBP Rp20.810,9 MBLU Rp23.951,4 M
PLN & RMP Rp33.203,4 MHLN & RMP Rp1.450,2 M
PDNRp3.710,0 M
SBSNRp13.677,2 M
20
Termasuk Dana Cadangan Rp19.381,8 M
No Uraian Rp T Keterangan
1 Cadangan Pagu IndikatifK/L
19,4 • Menampung hasil trilateral meeting, Musrenbang dan arahan Presiden• Dialihkan ke DAK di Dalam Pagu Anggaran 2016
• Di dalam Pagu Indikatif K/L 2016 sebesar Rp807,7 T (Surat Bersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas), masih terdapat dana cadangan Rp19,4 T yang belum terdistribusi ke K/L.
PAGU INDIKATIF 2016 (3)
21
terdistribusi ke K/L.
• Dalam Dokumen KEM & PPKF 2016 dana sebesar Rp19,4 T bersifat cadangan dan belum dialokasikan ke K/L.
• Dana cadangan Rp19,4T tersebut diusulkan untuk dilakukan pengalihan ke DAK di dalam Pagu Anggaran 2016, dalam rangka penguatan pembangunan dari daerah/pinggiran, sesuai amanat Nawacita dan memperkuat desentralisasi fiskal.
PAGU INDIKATIF 2016 (4)
Pagu Indikatif K/L Tahun 2016 sebesar Rp807,7 triliun:1. Bersifat baseline, dalam arti:
a. Belum menampung kebijakan baru
b. Telah memperhitungkan asumsi dasar ekonomi makro, accres(kenaikan alamiah) untuk belanja pegawai, tunjangan kinerja existing,serta memperhatikan sumber-sumber pendanaan baik dariPNBP/BLU, maupun pinjaman dan hibah (dalam dan luar negeri) danSBSN PBS;
22
SBSN PBS;
2. Dihitung dengan memperhatikan kinerja penyerapan 2014, pelaksanaananggaran tahun 2015, dan rencana tahun 2016;
3. Diprioritaskan untuk program/kegiatan yang bersifat strategis.
Pagu Indikatif Tahun 2016 telah menampung kebutuhan untuk:
1. Kebutuhan dasar/wajib K/L meliputi:
a. Belanja operasionali. Belanja pegawai yang meliputi pembayaran gaji, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan lain terkait
dengan belanja pegawai (termasuk tunjangan kinerja bagi K/L yang sampai dengan tahun 2014 telah melaksanakan reformasi birokrasi), uang makan dan lembur.
ii. Belanja barang operasional, yaitu antara lain untuk keperluan sehari-hari perkantoran, pengadaan bahan makanan, honor operasional satuan kerja, langganan daya dan jasa, serta pemeliharaan sarana dan prasarana kantor, termasuk BMP (Kemenhan), dan tambahan kebutuhan operasional atas penambahan asset/inventariskantor di K/L.
b. Belanja non-operasional berkarakteristrik operasional, antara lain:i. Kemhan dan Polri : OMP Pamrahwantas & Intelijen, harwat alutsista & nonalutsista, pengadaan munisi, serta
PAGU INDIKATIF 2016 (5)
i. Kemhan dan Polri : OMP Pamrahwantas & Intelijen, harwat alutsista & nonalutsista, pengadaan munisi, sertaturjawali aksi nasional, penangan tindak pidana, deteksi giat masyarakat, dan dukungan operasionalBabinkamtibmas
ii. Kemdikbud, Kemenag, dan Kemenristek & Dikti: BOS, TPG, Paud, BOPTNiii. Kemenkumham: pemenuhan bahan makanan napiiv. Kemenkes: obat-obatan, bahan medis habis pakai, & bahan makanan pasienv. Kemenhub & Basarnas: biaya pemeliharaan kapal, pesawat kalibrasi, helicopter, & peralatan SARvi. Setneg: kesekretariatan TNP2K, protokol Wapresvii. Mahkamah Konstitusi: operasional dan gaji/honor Dewan Etik, pembuatan peraturan MK, video conferenceviii. Kemendag: dukungan operasional balai pengujian/sertifikasi/kalibrasi mutu barangix. Kemendagri: administrasi data kependudukan
2. Kebutuhan Prioritas (Rupiah Murni), untuk mendukung pencapaian prioritas-prioritas pembangunansesuai dengan RKP 2016 dan RPJMN 2015-2019
3. Anggaran yang bersumber dari PNBP, BLU, PLN, HLN, PDN, dan SBSN agar dapat dialokasikandengan mengacu pada Surat Bersama Menkeu dan Ka Bappenas tentang Pagu Indikatif TA 2016
KEBIJAKAN BELANJA KEMENTERIAN/LEMBAGA TA 2016 DALAM PAGU INDIKATIF
1. Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparaturpemerintah dengan memperhatikan tingkat inflasi
2. Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja barangoperasional dan pengendalian belanja perjalanan dinas.
3. Mendukung pelaksanaan program pembangunan sepertiinfrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan
3. Mendukung pelaksanaan program pembangunan sepertiinfrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman danpariwisata sesuai dengan RKP 2016.
4. Penguatan SDM pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, UMKM.
Jadwal:• 3 Juli 2015 : Rapat Paripurna penyampaian laporan hasil pembahasan tentang
RKP dan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2016 di Banggar DPR RI.• 6 Juli 2015 : Penyampaian Keputusan Menteri Keuangan tentang Pagu Anggaran
Tahun 2016 kepada Kementerian/Lembaga (K/L)• 7 Juli 2015 : Sosialisasi Pagu Anggaran 2016 kepada KL
(i) K/L mengkoordinasikan penyiapan dan penyusunan RKA-KL kepada seluruh unit, Satker dan instansi vertikal, (ii) K/L mengkonsolidasikan data RKA-Satker dan menyampaikan RKAKL yang telah diteliti Biro Perencanaan dan direviu APIP kepada Kemenkeu c.q. DJA untuk dilakukan penelaahan
TINDAK LANJUT SETELAH TINDAK LANJUT SETELAH PENETAPAN PAGU INDIAKTIF TA 2016PENETAPAN PAGU INDIAKTIF TA 2016
• 7 - 15 Juli 2015 : Penelaahan RKAKL • 16 - 21 Juli 2015 : Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri• 22 - 24 Juli 2015 : Penyelesaian Himpunan RKA K/L sebagai lampiran Nota Keuangan• 22 Juni - 29 Juli 2015 : Penyusunan draft RUU APBN dan Nota Keuangan• 3 / 4 Agustus 2015 : Sidang Kabinet• 6 - 10 Agustus 2015 : Pencetakan buku RUU APBN dan Nota Keuangan• 11 Agustus 2015 : Penyampaian RUU APBN dan Nota Keuangan kepada DPR• 14 Agustus 2015 : Rapat Paripurna DPR RI penyampaian RUU APBN dan Nota
Keuangan
25
dilakukan penelaahan
PENYEMPURNAAN PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
1) Melanjutkan dan penyempurnaan penggunaan single database dalam perencanaan anggaran (RKA-KL) dan pelaksanaan anggaran (DIPA) melalui penerapan aplikasi SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) yang telah dimulai Tahun 2015 untuk seluruh K/L pada tahun 2016
2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan 2) Penyiapan Penerapan arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) akan dilaksanakan serentak seluruh K/L dalam penyusunan RKAKL 2016;
3) penyempurnaan rumusan kinerja (outcome, output, indikator kinerja).
4) Penyempurnaan proses penelaahan RKA-KL secara online
5) Penguatan peran Biro Perencanaan dalam melalui proses penelitian RKA-KL dan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam proses penganggaran melalui Review RKA-K/L
26
1. Mekanisme, sistem dan prosedur penelaahan RKA-KL 2016 agar mengacu kepada Peraturan yang ditetapkan Menteri Keuangan
2. Belanja operasional wajib dialokasikan sesuai dengan kebutuhan:
a. Belanja pegawai operasional (komponen 001), dengan memperhitungkan antara lain: Acres 3,1% untuk menyesuaikan perubahan status pegawai Tunjangan kinerja dan tunjangan lainnya beserta penyesuaiannya, yang ditetapkan sampai dengan
Maret 2015
b. Belanja barang operasional (komponen 002), dengan memperhitungkan antara lain: Standar biaya terbaru (2016) Biaya pemeliharaan tambahan aset
3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidak
PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016
3. Belanja nonoperasional berkarakteristik operasional merupakan belanja yang tidakdapat diklasifikasikan sebagai komponen 001 & komponen 002, tetapi wajibdipenuhi untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi K/L
4. Pengalokasian PHLN, PDN, PNBP, BLU, dan SBSN agar tetap mengacu pada suratbersama Menkeu dan MenPPN/Ka. Bappenas tentang Pagu Indikatif K/L tahun 2016;
a. PNBP & BLU : unit penghasil, peruntukkan & besarannya sudah ditetapkan, tidak dapatberubah
b. PHLN, PDN & SBSN : peruntukan dan besarannya sudah ditetapkan, tidak dapat berubah
5. Dalam rangka efisiensi dan peningkatan kualitas belanja, pengalokasian anggaran agar dilakukan pembatasan terhadap kegiatan yang dibatasi a.l. :• Penyelenggaraan rapat, rapat dinas, seminar, pertemuan, lokakarya, peresmian
kantor/proyek dan sejenisnya, dibatasi pada hal-hal yang sangat penting dandilakukan sesederhana mungkin.
• Pengadaan kendaraan bermotor, kecuali kendaraan fungsional (a.l. ambulan,kendaraan untuk tahanan, roda dua untuk penyuluh), dan penggantian kendaraanrusak berat.
• Pembangunan baru berupa gedung kantor, mess/wisma, rumah dinas/rumah jabatan,dan gedung pertemuan, yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kepadamasyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaan
PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016
masyarakat (a.l. rumah sakit, rumah tahanan, pos penjagaan), termasuk pengadaantanah untuk keperluan dimaksud.
• Perjalanan dinas dan meeting konsiyering, dilakukan secara selektif dan efisien6. Alokasi yang dilarang dialokasikan dalam RKA-KL : (i) kegiatan memerlukan penetapan
Pemerintah/Presiden/Menteri Keuangan (dengan Peraturan Pemerintah/PP atauPeraturan Presiden/Perpres atau Peraturan/Keputusan Menteri Keuangan) tidak dapatdilakukan sebelum PP/Perpres/KMK/PMK dimaksud ditetapkan, kecuali kegiatantersebut sebelumnya sudah dilaksanakan berdasarkan penetapan Peraturan/KeputusanMenteri/Pimpinan Lembaga. (ii) Peningkatan tarif atas tunjangan-tunjangan yang sifatnyamenambah penghasilan, tidak dapat dialokasikan sebelum ditetapkan denganPeraturan/Keputusan Menteri Keuangan. (iii) alokasi untuk tagihan beban negara atasputusan pengadilan inkcracht
7. Besaran satuan biaya komponen input mengacu pada Standar Biaya Masukan (SBM) danStandar Biaya Keluaran (SBK) yang ditetapkan Menteri Keuangan.
7. Dalam hal terdapat usul-usul baru yang lebih prioritas, maka pendanaannyadilakukan melalui penajaman prioritas, refocusing, dan realokasi dari danayang ada.
8. Alokasi yang dapat diperhitungkan sebagai anggaran pendidikan (sekurang-kurangnya 20% dari APBN) dan anggaran kesehatan (5% dari APBN), yangmerupakan amanat UUD 1945 amandemen ke-4 dan UU Kesehatan, tidak bolehberkurang.
9. Dalam pengalokasian memperhatikan sinergitas antara Pemerintah Pusatdan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dan
PENELAAHAN RKAKL 2016PENELAAHAN RKAKL 2016
dan Pemerintahan Daerah (sinkronisasi antara kegiatan dalam Renja K/L dankegiatan daerah), dengan berpedoman pada pembagian urusan dan kewenangansebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
V. LANGKAH-LANGKAH PENINGKATAN KUALITAS BELANJA DALAM PENYUSUNAN RKA-KL 2016
1) Kesesuaian pengalokasian anggaran sesuai sumber pendanaan (RM, PHLN/PHDN, PNBP/BLU,SBSN PBS)
2) Pemenuhan anggaran untuk anggaran belanja operasional dengan memperhitungkankebutuhan pokok penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat
3) Pengalokasian anggaran perjalanan dinas dan meeting/konsinyering dibatasi pada kegiatantusi dan dilaksanakan secara selektif
4) Mengalihkan kegiatan dan alokasi anggaran Dekon/TP ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuaipembagian urusan dan kewenangan
5) Menjaga porsi alokasi anggaran pendidikan (20%) dan anggaran kesehatan (5%)
6) Memprioritaskan pengalokasian anggaran untuk program/kegiatan prioritas sesuai RKP,dengan tetap mempertimbangkan capaian dan hasil monitoring dan evaluasi kinerjaprogram/kegiatan dalam pelaksanaan APBN 2015
7) Paket kegiatan yang dilaksanakan atau diusulkan secara kontrak tahun jamak (multy yearscontract) harus dituangkan dalam RKA-KL Tahun 2016, untuk menjaga kesinambungan fiskal
30
LAMPIRAN : EVALUASI PELAKSANAAN APBN 2015
31
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015(1)
Pagu APBN
• Rp637.841,6 Miliar
Pagu • Rp602.291,9 Miliar
Pagu APBN
Pagu • Rp795.480,4 Miliar
TAHUN 2014TAHUN 2014 TAHUN 2015TAHUN 2015
Rp647.309,9 Miliar
Pagu APBN-P
• Rp602.291,9 Miliar
Realisasis.d.
31 Mei
• Rp137.488,96 miliar
• 21,83% dari APBNP 2014
Realisasi s.d. 31
Des 2014
• Rp574.331,50 Miliar
• 95,36% dari APBNP 2014
Pagu APBN-P
• Rp795.480,4 Miliar
Realisasi s.d.
31 Mei
• Rp139.125,55 miliar
• 17,49% dari APBNP 2015
Proyeksi Realisasi s.d.
31 Des 2015
• Rp740.886,63 miliar
• 93,14% dari APBNP 2015
PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TA 2015 (2)
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
100.000,00
200.000,00
300.000,00
400.000,00
500.000,00
600.000,00
Realisa
si d
ala
m m
ilia
r ru
pia
h
Proyeksi Realisasi Anggaran Tahun 2015
33
Pola realisasi Belanja K/L month to month tahun 2014, 50% alokasi anggaran akan direalisasikan pada triwulan ke-4, danrealisasi tertinggi ada pada bulan Desember (Dari total 95,3% realisasi belanja K/L TA 2014, direalisasikan pada bulanDesember TA 2014 mencapai 22,71 % (95,34-72,63), di atas rata-rata realisasi per bulan TA 2014 sebesar 7,9%)
Realisasi anggaran TA 2015 sampai dengan 31 Mei 2015 secara persentase mencapai 17,49% (Rp139.125,55 miliar)dari Pagu APBNP yang lebih rendah dari persentase Tahun 2014 pada periode yang sama mencapai 21,83 %(Rp137.488,96 miliar), namun secara nominal lebih tinggi.
Proyeksi Juni dan s.d. Akhir Tahun : Dengan pertimbangan dan asumi capaian kinerja realisasi TA 2015 sama dengan TA2014, progress pencairan catatan halaman 4/output cadangan, anggaran yang telah dikontrakan (Data SIRUP LKPP danData Outstanding Kontrak SPAN TA 2015), maka sampai dengan akhir TA 2015 realisasi anggaran diproyeksikan mencapai93,14% dari APBN-P (moderat), lebih kecil dari TA 2015 yg mencapai 95,3%
Pagu APBN-P 2014 Rp602.292,0 Miliar dan Pagu APBN-P 2015 Rp795.480,4 Miliar
Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
2014 14.960,31 32.344,18 65.147,06 100.865,74 137.488,96 178.574,73 236.946,47 280.408,21 331.382,52 379.439,47 441.447,39 574.331,50
2015 11.694,12 31.598,08 66.085,42 107.476,83 139.125,55 226.491,07 299.644,42 356.508,24 424.472,50 489.265,01 588.572,60 740.886,63
% 2014 2,48% 5,37% 10,82% 16,75% 22,83% 29,65% 39,34% 46,56% 55,02% 63,00% 73,29% 95,36%
% 2015 1,47% 3,97% 8,31% 13,51% 17,49% 28,47% 37,67% 44,82% 53,36% 61,51% 73,99% 93,14%
0,00%
10,00%
0,00
6. ALOKASI/REALISASI BELANJA K/L TA 2015(NASIONAL, PROV. JATENG dan YOGYA)
Dalam Miliar Rp)
1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL
1 01 DKI JAKARTA 413.981,68 17.771,25 145,05 43,30 5,42 431.946,70 80.236,90 4.459,02 8,73 0,57 0,00 84.705,22 19,4% 25,1% 6,0% 1,3% 0,0% 19,6%
2 PERWAKILAN LUAR NEGERI 4.337,61 0,00 0,00 0,00 0,00 4.337,61 955,01 0,00 0,00 0,00 0,00 955,01 22,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 22,0%
3 02 JAWA BARAT 16.602,13 22.663,45 629,80 1.938,92 291,52 42.125,81 3.191,61 5.443,91 41,64 407,52 0,00 9.084,66 19,2% 24,0% 6,6% 21,0% 0,0% 21,6%
4 03 JAWA TENGAH 13.147,13 23.817,10 664,46 2.205,88 0,00 39.834,57 2.059,12 5.426,54 55,81 341,45 0,00 7.882,92 15,7% 22,8% 8,4% 15,5% 0,0% 19,8%
5 04 DI YOGYAKARTA 2.603,71 5.890,97 194,91 249,85 0,00 8.939,43 470,92 1.469,59 17,07 63,20 0,00 2.020,77 18,1% 24,9% 8,8% 25,3% 0,0% 22,6%
6 05 JAWA TIMUR 13.437,73 27.877,19 751,58 2.341,70 93,32 44.501,52 3.000,13 5.405,03 44,13 407,12 0,36 8.856,78 22,3% 19,4% 5,9% 17,4% 0,4% 19,9%
7 06 ACEH 4.041,49 7.822,95 395,50 1.391,98 0,00 13.651,91 779,12 1.928,75 32,04 242,41 0,00 2.982,31 19,3% 24,7% 8,1% 17,4% 0,0% 21,8%
8 07 SUMATERA UTARA 9.440,12 10.370,07 469,66 1.098,37 19,54 21.397,76 1.351,81 2.551,53 32,81 185,15 5,59 4.126,89 14,3% 24,6% 7,0% 16,9% 28,6% 19,3%
9 08 SUMATERA BARAT 3.105,46 8.745,19 296,46 745,53 12,20 12.904,83 288,98 1.689,18 33,18 107,96 0,00 2.119,30 9,3% 19,3% 11,2% 14,5% 0,0% 16,4%
10 09 RIAU 1.705,12 4.882,77 237,41 389,43 3,17 7.217,89 228,75 1.178,86 11,88 47,72 0,00 1.467,20 13,4% 24,1% 5,0% 12,3% 0,0% 20,3%
11 10 JAMBI 1.818,96 3.662,00 229,45 514,67 3,57 6.228,65 198,08 839,60 15,01 72,22 0,00 1.124,90 10,9% 22,9% 6,5% 14,0% 0,0% 18,1%
12 11 SUMATERA SELATAN 5.863,27 6.861,31 324,52 1.514,16 110,98 14.674,23 908,81 1.633,76 30,24 289,67 0,05 2.862,53 15,5% 23,8% 9,3% 19,1% 0,0% 19,5%
13 12 LAMPUNG 2.585,42 5.682,99 323,27 1.466,02 9,46 10.067,15 311,14 1.360,26 31,48 278,19 0,00 1.981,06 12,0% 23,9% 9,7% 19,0% 0,0% 19,7%
14 13 KALIMANTAN BARAT 4.880,45 5.023,90 305,72 942,28 167,35 11.319,70 616,34 1.126,96 16,97 112,57 0,00 1.872,84 12,6% 22,4% 5,6% 11,9% 0,0% 16,5%
15 14 KALIMANTAN TENGAH 2.060,94 3.752,09 255,92 550,93 96,23 6.716,11 225,52 815,91 20,37 82,42 0,03 1.144,25 10,9% 21,7% 8,0% 15,0% 0,0% 17,0%
16 15 KALIMANTAN SELATAN 2.113,36 5.333,25 265,98 607,79 0,00 8.320,39 142,78 1.227,57 18,87 99,70 0,00 1.488,93 6,8% 23,0% 7,1% 16,4% 0,0% 17,9%
17 16 KALIMANTAN TIMUR 4.228,41 4.784,55 221,83 642,63 0,00 9.877,41 833,62 961,63 13,22 48,60 0,00 1.857,07 19,7% 20,1% 6,0% 7,6% 0,0% 18,8%
18 17 SULAWESI UTARA 3.925,62 5.588,63 274,04 684,63 41,55 10.514,47 469,10 1.286,90 24,92 128,52 0,00 1.909,43 11,9% 23,0% 9,1% 18,8% 0,0% 18,2%
No. LOKASIPAGU RKA-K/L DIPA REALISASI %
34
18 17 SULAWESI UTARA 3.925,62 5.588,63 274,04 684,63 41,55 10.514,47 469,10 1.286,90 24,92 128,52 0,00 1.909,43 11,9% 23,0% 9,1% 18,8% 0,0% 18,2%
19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,47 4.159,98 272,26 1.121,90 0,00 8.560,61 320,39 900,82 24,97 104,58 0,00 1.350,77 10,7% 21,7% 9,2% 9,3% 0,0% 15,8%
20 19 SULAWESI SELATAN 8.186,32 12.297,76 441,43 2.845,82 0,00 23.771,33 1.601,23 2.823,22 46,90 512,23 0,12 4.983,70 19,6% 23,0% 10,6% 18,0% 0,0% 21,0%
21 20 SULAWESI TENGGARA 2.891,81 3.742,24 266,52 1.156,59 0,00 8.057,16 313,46 807,46 30,27 164,03 0,00 1.315,22 10,8% 21,6% 11,4% 14,2% 0,0% 16,3%
22 21 MALUKU 4.555,70 4.632,04 248,22 461,04 55,35 9.952,36 758,99 915,42 16,34 63,58 0,00 1.754,34 16,7% 19,8% 6,6% 13,8% 0,0% 17,6%
23 22 BALI 3.385,87 7.094,46 210,41 434,32 0,00 11.125,06 715,72 1.669,51 13,91 71,15 0,00 2.470,29 21,1% 23,5% 6,6% 16,4% 0,0% 22,2%
24 23 NUSA TENGGARA BARAT 2.940,36 4.373,28 297,87 1.188,43 161,13 8.961,07 195,98 1.004,57 31,63 243,71 0,00 1.475,89 6,7% 23,0% 10,6% 20,5% 0,0% 16,5%
25 24 NUSA TENGGARA TIMUR 3.650,52 5.440,19 406,62 904,46 136,78 10.538,58 326,47 1.089,93 28,67 83,25 0,07 1.528,38 8,9% 20,0% 7,1% 9,2% 0,0% 14,5%
26 25 PAPUA 7.728,88 6.279,18 415,68 567,87 0,00 14.991,61 1.418,51 1.194,44 10,30 45,23 0,00 2.668,48 18,4% 19,0% 2,5% 8,0% 0,0% 17,8%
27 26 BENGKULU 1.308,52 2.618,82 210,60 562,55 5,92 4.706,41 170,08 660,58 18,44 85,28 0,00 934,39 13,0% 25,2% 8,8% 15,2% 0,0% 19,9%
28 28 MALUKU UTARA 2.644,47 2.658,89 206,97 480,17 0,00 5.990,49 577,71 539,84 27,42 62,40 0,00 1.207,38 21,8% 20,3% 13,2% 13,0% 0,0% 20,2%
29 29 BANTEN 3.174,11 7.669,73 228,39 372,82 13,80 11.458,85 368,86 1.528,63 18,00 64,71 0,00 1.980,21 11,6% 19,9% 7,9% 17,4% 0,0% 17,3%
30 30 KEP. BANGKA BELITUNG 893,21 1.470,88 147,69 152,13 2,58 2.666,49 105,17 382,17 10,77 14,41 0,00 512,51 11,8% 26,0% 7,3% 9,5% 0,0% 19,2%
31 31 GORONTALO 2.271,00 2.142,35 184,69 537,56 38,68 5.174,29 227,54 529,80 20,93 66,58 0,00 844,85 10,0% 24,7% 11,3% 12,4% 0,0% 16,3%
32 32 KEPULAUAN RIAU 2.565,67 3.267,10 152,07 79,51 3,48 6.067,83 414,11 644,09 9,23 2,95 0,00 1.070,38 16,1% 19,7% 6,1% 3,7% 0,0% 17,6%
33 33 PAPUA BARAT 4.263,68 3.007,37 240,47 366,42 0,00 7.877,94 735,27 527,26 26,45 35,80 0,00 1.324,78 17,2% 17,5% 11,0% 9,8% 0,0% 16,8%
34 34 SULAWESI BARAT 1.653,35 1.333,34 161,30 711,95 47,36 3.907,30 261,13 267,72 11,76 79,64 0,04 620,29 15,8% 20,1% 7,3% 11,2% 0,1% 15,9%
35 35 KALIMANTAN UTARA 1.797,17 1.106,90 81,36 311,81 0,00 3.297,24 129,95 193,38 0,48 17,71 0,00 341,52 7,2% 17,5% 0,6% 5,7% 0,0% 10,4%
566.795,68 243.824,19 10.158,11 29.583,41 1.319,37 851.680,76 104.908,31 54.483,82 794,83 4.632,22 6,25 164.825,43 18,5% 22,3% 7,8% 15,7% 0,5% 19,4%TOTAL
Realisasi Belanja K/L s.d. 11 Juni 2015, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah mencapai 19,8% dan untukProvinsi DI Yogyakarta mencapai 22,6% dari Pagu RKA-KL DIPA, lebih besar dari rata-rata realiasi nasional19,4%.
20 SATKER PROSENTASE TERBESAR REALISASI ANGGARAN TA 2015PROVINSI JATENG
51 BELANJA
PEGAWAI
52 BELANJA
BARANG
53 BELANJA
MODAL
57 BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL51 BELANJA
PEGAWAI
52 BELANJA
BARANG
53 BELANJA
MODAL
57 BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL
51
BELANJA
PEGAWAI
52
BELANJA
BARANG
53
BELANJA
MODAL
57
BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL
1 018 KEMENTAN 039116 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BLORA 0,0 376,6 0,0 22.864,0 23.240,6 0,0 71,6 0,0 22.864,0 22.935,6 0,0% 19,0% 0,0% 100,0% 98,7%
2 018 KEMENTAN 039100 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
SEMARANG 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 31,1 0,0 8.339,0 8.370,1 0,0% 12,5% 0,0% 100,0% 97,5%
3 018 KEMENTAN 039124 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
TEMANGGUNG 0,0 192,0 0,0 7.309,0 7.501,0 0,0 0,0 0,0 7.309,0 7.309,0 0,0% 0,0% 0,0% 100,0% 97,4%
4 018 KEMENTAN 039119 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN KABUPATEN CILACAP 0,0 204,6 0,0 2.771,0 2.975,6 0,0 43,7 0,0 2.771,0 2.814,7 0,0% 21,4% 0,0% 100,0% 94,6%
5 018 KEMENTAN 039132 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN, PERKEBUNAN DAN
KEHUTANAN KAB. KARANGANYAR 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 0,0 0,0 7.250,0 7.250,0 0,0% 0,0% 0,0% 86,9% 84,4%
6 018 KEMENTAN 039129 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
K/L SATKER
PAGU HARIAN REALISASI HARIAN %
No.
(Dalam Juta Rp)
35
6 018 KEMENTAN 039129 DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN
BOYOLALI 0,0 200,7 0,0 4.318,2 4.518,9 0,0 43,1 0,0 3.715,0 3.758,1 0,0% 21,4% 0,0% 86,0% 83,2%
7 018 KEMENTAN 039133 DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KABUPATEN WONOGIRI 0,0 236,7 0,0 6.501,0 6.737,7 0,0 36,0 0,0 5.231,6 5.267,6 0,0% 15,2% 0,0% 80,5% 78,2%
8 018 KEMENTAN 039128 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. KLATEN 0,0 262,5 0,0 9.247,4 9.509,9 0,0 34,0 0,0 7.250,0 7.284,0 0,0% 13,0% 0,0% 78,4% 76,6%
9 005 MA 400999 PENGADILAN AGAMA REMBANG 0,0 18,7 0,0 0,0 18,7 0,0 13,5 0,0 0,0 13,5 0,0% 72,0% 0,0% 0,0% 72,0%
10 005 MA 400861 PENGADILAN AGAMA PEKALONGAN 0,0 5,1 0,0 0,0 5,1 0,0 3,6 0,0 0,0 3,6 0,0% 70,6% 0,0% 0,0% 70,6%
11 060 POLRI 651025 BID TI POLDA JATENG 3.406,7 6.523,9 0,0 0,0 9.930,5 1.587,4 5.161,5 0,0 0,0 6.748,9 46,6% 79,1% 0,0% 0,0% 68,0%
12 025 KEMENAG 416975 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA 4.141,0 161,4 56,0 0,0 4.358,4 2.744,6 8,9 55,1 0,0 2.808,5 66,3% 5,5% 98,4% 0,0% 64,4%
13 005 MA 401169 PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO 0,0 5,5 0,0 0,0 5,5 0,0 3,5 0,0 0,0 3,5 0,0% 63,4% 0,0% 0,0% 63,4%
14 018 KEMENTAN 039110 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN KAB.
PATI 0,0 319,2 0,0 7.890,2 8.209,4 0,0 79,7 0,0 5.040,2 5.119,9 0,0% 25,0% 0,0% 63,9% 62,4%
15 005 MA 614711 PENGADILAN AGAMA KAJEN 0,0 8,3 0,0 0,0 8,3 0,0 5,2 0,0 0,0 5,2 0,0% 61,8% 0,0% 0,0% 61,8%
16 005 MA 400921 PENGADILAN AGAMA SALATIGA 0,0 7,2 0,0 0,0 7,2 0,0 4,4 0,0 0,0 4,4 0,0% 61,5% 0,0% 0,0% 61,5%
17 005 MA 401153 PENGADILAN AGAMA WONOGIRI 0,0 11,8 0,0 0,0 11,8 0,0 7,1 0,0 0,0 7,1 0,0% 60,6% 0,0% 0,0% 60,6%
18 005 MA 401019 PENGADILAN AGAMA MAGELANG 0,0 3,5 0,0 0,0 3,5 0,0 2,0 0,0 0,0 2,0 0,0% 57,8% 0,0% 0,0% 57,8%
19 018 KEMENTAN 030453 DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
KABUPATEN GROBOGAN 0,0 2.308,7 0,0 0,0 2.308,7 0,0 1.299,7 0,0 0,0 1.299,7 0,0% 56,3% 0,0% 0,0% 56,3%
20 060 POLRI 679588 DITPAMOBVIT POLDA JAWA TENGAH 4.394,4 1.042,9 0,0 0,0 5.437,3 2.656,2 388,0 0,0 0,0 3.044,2 60,4% 37,2% 0,0% 0,0% 56,0%
SATKER lainnya 13.799.819,1 12.278.622,5 12.062.009,8 1.592.151,7 39.732.603,1 4.888.370,7 2.005.507,6 671.092,6 233.896,3 7.798.867,2 35,4% 16,3% 5,6% 14,7% 19,6%13.811.761,2 12.291.009,7 12.062.065,8 1.669.730,5 39.834.567,2 4.895.358,8 2.012.744,0 671.147,7 303.666,1 7.882.916,7 35,4% 16,4% 5,6% 18,2% 19,8%JUMLAH JAWA TENGAH
Terdapat Satker dengan alokasi anggaran kegiatan untuk Bantuan Sosial realisasi telah mencapai 90-100%
20 SATKER PROSENTASE TERBESAR REALISASI ANGGARAN TA 2015PROVINSI YOGYAKARTA
(Dalam Juta Rp)
51 BELANJA
PEGAWAI
52 BELANJA
BARANG
53 BELANJA
MODAL
57 BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL51 BELANJA
PEGAWAI
52
BELANJA
BARANG
53
BELANJA
MODAL
57
BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL
51
BELANJA
PEGAWAI
52
BELANJA
BARANG
53
BELANJA
MODAL
57
BELANJA
BANTUAN
SOSIAL
TOTAL
1 018 KEMENTAN 049064 DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN
KEHUTANAN KABUPATEN SLEMAN 0,0 249,0 0,0 8.339,0 8.588,0 0,0 48,0 0,0 8.339,0 8.387,0 0,0% 19,3% 0,0% 100,0% 97,7%
2 018 KEMENTAN 049068 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN KULONPROGO 0,0 302,4 0,0 10.143,0 10.445,4 0,0 90,8 0,0 9.856,2 9.947,0 0,0% 30,0% 0,0% 97,2% 95,2%
3 018 KEMENTAN 049063 DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
KABUPATEN BANTUL 0,0 209,9 0,0 2.893,0 3.102,9 0,0 26,0 0,0 2.845,5 2.871,5 0,0% 12,4% 0,0% 98,4% 92,5%
4 033 KEMEN. PU 493580 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
DI. YOGYAKARTA 56,2 93,6 0,0 0,0 149,8 56,2 65,1 0,0 0,0 121,3 100,0% 69,6% 0,0% 0,0% 81,0%
5 018 KEMENTAN 049065 DINAS TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA KAB. GUNUNG KIDUL 0,0 174,8 0,0 3.608,0 3.782,8 0,0 52,7 0,0 2.707,7 2.760,4 0,0% 30,2% 0,0% 75,0% 73,0%
6 033 KEMEN. PU 279064 BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VIII 661,3 1.034,9 0,0 0,0 1.696,2 563,0 585,1 0,0 0,0 1.148,1 85,1% 56,5% 0,0% 0,0% 67,7%
PAGU HARIAN REALISASI HARIAN %
K/L SATKERNo.
36
6 033 KEMEN. PU 279064 BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VIII 661,3 1.034,9 0,0 0,0 1.696,2 563,0 585,1 0,0 0,0 1.148,1 85,1% 56,5% 0,0% 0,0% 67,7%
7 033 KEMEN. PU 049029 DINAS PEKERJAAN UMUM, PERUMAHAN DAN
ENERGI SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI D.I.
YOGYAKARTA 0,0 7.192,9 17.208,8 0,0 24.401,7 0,0 1.281,7 14.948,3 0,0 16.230,0 0,0% 17,8% 86,9% 0,0% 66,5%
8 005 MA 663293 PENGADILAN MILITER II - 11 DI
YOGYAKARTA 0,0 75,0 0,0 0,0 75,0 0,0 40,7 0,0 0,0 40,7 0,0% 54,2% 0,0% 0,0% 54,2%
9 060 POLRI 651100 DITPAMOBVIT POLDA DIY 6.586,7 914,7 0,0 0,0 7.501,5 3.696,8 289,5 0,0 0,0 3.986,4 56,1% 31,7% 0,0% 0,0% 53,1%
10 060 POLRI 643791 SATBRIMOB POLDA DIY 45.786,8 1.806,8 0,0 0,0 47.593,6 24.415,2 431,1 0,0 0,0 24.846,2 53,3% 23,9% 0,0% 0,0% 52,2%
11 060 POLRI 643759 RO SDM POLDA DIY 14.902,7 1.861,3 0,0 0,0 16.763,9 8.052,6 676,4 0,0 0,0 8.729,0 54,0% 36,3% 0,0% 0,0% 52,1%
12 025 KEMENAG 417689 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB.
BANTUL 129,0 0,0 0,0 0,0 129,0 67,1 0,0 0,0 0,0 67,1 52,0% 0,0% 0,0% 0,0% 52,0%
13 060 POLRI 651088 BID TI POLDA DIY 2.662,4 1.667,7 0,0 0,0 4.330,1 1.131,5 1.112,1 0,0 0,0 2.243,6 42,5% 66,7% 0,0% 0,0% 51,8%
14 012 KEMENHAN 344809 RSPAU DR. S. HARDJOLUKITO 29.897,9 299,1 0,0 0,0 30.197,0 14.930,6 73,0 0,0 0,0 15.003,6 49,9% 24,4% 0,0% 0,0% 49,7%
15 005 MA 401225 PENGADILAN AGAMA BANTUL 5.855,6 413,5 250,0 0,0 6.519,0 2.836,3 156,2 237,0 0,0 3.229,4 48,4% 37,8% 94,8% 0,0% 49,5%
16 060 POLRI 669165 DITRESNARKOBA POLDA D.I.Y 6.998,9 1.245,6 0,0 0,0 8.244,5 3.619,3 449,1 0,0 0,0 4.068,4 51,7% 36,1% 0,0% 0,0% 49,3%
17 060 POLRI 643873 POLRES SLEMAN 116.681,7 18.300,2 0,0 0,0 134.981,9 61.414,1 4.916,1 0,0 0,0 66.330,2 52,6% 26,9% 0,0% 0,0% 49,1%
18 060 POLRI 643848 POLRES BANTUL 89.237,2 15.191,4 0,0 0,0 104.428,6 46.478,5 4.467,7 0,0 0,0 50.946,2 52,1% 29,4% 0,0% 0,0% 48,8%
19 060 POLRI 643831 POLRESTA YOGYAKARTA 101.323,7 15.053,6 4.271,5 0,0 120.648,8 53.229,0 4.408,6 1.023,6 0,0 58.661,2 52,5% 29,3% 24,0% 0,0% 48,6%
20 006 KEJAGUNG 005662 KEJAKSAAN NEGERI YOGYAKARTA 5.938,4 2.450,9 150,0 0,0 8.539,3 3.324,4 777,1 36,2 0,0 4.137,7 56,0% 31,7% 24,1% 0,0% 48,5%
SATKER lainnya 3.831.326,3 2.784.188,7 1.623.776,0 158.020,6 8.397.311,6 1.177.903,9 390.279,7 149.047,3 19.780,8 1.737.011,8 30,7% 14,0% 9,2% 12,5% 20,7%
4.258.044,6 2.852.726,0 1.645.656,2 183.003,6 8.939.430,5 1.401.718,5 410.226,6 165.292,5 43.529,1 2.020.766,8 32,9% 14,4% 10,0% 23,8% 22,6%JUMLAH D.I. YOGYAKARTA
Terdapat Satker dengan alokasi anggaran kegiatan untuk Bantuan Sosial realisasi telah mencapai 90-100%
CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR) Dalam miliar Rupiah
25,00%
30,00%
35,00%
40,00%
45,00%
50,00%
100.000,00
120.000,00
140.000,00
160.000,00
180.000,00
200.000,00
Re
alis
asi
dal
am m
ilia
r ru
piah
BLOKIR ANGGARAN TA 2014 - 2015 (MONTH TO MONTH)
Perpres Jan Feb Mar April May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
2014 155.916,78 117.955,09 50.661,94 42.359,11 27.294,62 26.588,85 25.681,63 24.461,74 24.551,70 23.268,49 21.985,28 9.478,56 5.969,40
2015 45.088,10 45.088,10 45.088,10 45.088,10 75.389,00 65.753,60 51.944,50
% 2014 24,44% 18,49% 7,94% 6,64% 4,28% 4,17% 4,03% 4,06% 4,08% 3,86% 3,65% 1,57% 0,99%
% 2015 6,97% 6,97% 5,67% 5,67% 9,48% 8,27% 6,53%
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
0,00
20.000,00
40.000,00
60.000,00
80.000,00
Re
alis
asi
dal
am m
ilia
r ru
piah
Blokir TA 2014 Keppres APBN sebesar Rp155.916,78 M (24,4% dari APBN Rp637.841,6 M) dan pada akhir TA(Desember 2014) menjadi Rp5.969,4 M (0,99% dari APBN-P Rp602.292,0 M)
Blokir TA 2015 Keppres APBN sebesar Rp45.088,10 M (6,9% dari APBN Rp647.309,9 M) dan pada tanggal 1 Juni 2015menjadi Rp51.944,5 M (6,5% dari APBN-P Rp795.480,4 M)
CATATAN HALAMAN IV DIPA (BLOKIR) TA 2015(NASIONAL, PROV. JATENG dan YOGYA)
Dalam Miliar Rp)
1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL 1 KP 2 KD 3 DK 4 TP 5 UB TOTAL1 01 DKI JAKARTA 413.981,7 17.771,3 145,1 43,3 5,4 431.946,7 45.678,8 323,9 3,1 0,8 0,0 46.006,7 11,0% 1,8% 2,1% 1,9% 0,0% 10,7%
2 PERWAKILAN LUAR NEGERI 4.337,6 0,0 0,0 0,0 0,0 4.337,6 161,0 0,0 0,0 0,0 0,0 161,0 3,7% 3,7%
3 02 JAWA BARAT 16.602,1 22.663,5 629,8 1.938,9 291,5 42.125,8 320,4 200,0 52,0 9,0 5,7 587,1 1,9% 0,9% 8,3% 0,5% 1,9% 1,4%
4 03 JAWA TENGAH 13.147,1 23.817,1 664,5 2.205,9 0,0 39.834,6 487,0 239,1 47,8 4,5 0,0 778,4 3,7% 1,0% 7,2% 0,2% 2,0%
5 04 DI YOGYAKARTA 2.603,7 5.891,0 194,9 249,8 0,0 8.939,4 26,1 86,8 6,0 1,4 0,0 120,3 1,0% 1,5% 3,1% 0,5% 1,3%
6 05 JAWA TIMUR 13.437,7 27.877,2 751,6 2.341,7 93,3 44.501,5 225,0 903,1 89,1 8,9 0,0 1.226,0 1,7% 3,2% 11,9% 0,4% 0,0% 2,8%
7 06 ACEH 4.041,5 7.822,9 395,5 1.392,0 0,0 13.651,9 25,5 95,5 37,4 4,7 0,0 163,1 0,6% 1,2% 9,4% 0,3% 1,2%
8 07 SUMATERA UTARA 9.440,1 10.370,1 469,7 1.098,4 19,5 21.397,8 607,6 42,2 39,9 5,5 0,0 695,1 6,4% 0,4% 8,5% 0,5% 0,0% 3,2%
9 08 SUMATERA BARAT 3.105,5 8.745,2 296,5 745,5 12,2 12.904,8 16,2 129,4 18,5 6,3 0,0 170,3 0,5% 1,5% 6,2% 0,8% 0,0% 1,3%
10 09 RIAU 1.705,1 4.882,8 237,4 389,4 3,2 7.217,9 5,5 153,2 13,3 4,3 0,0 176,3 0,3% 3,1% 5,6% 1,1% 0,0% 2,4%
11 10 JAMBI 1.819,0 3.662,0 229,5 514,7 3,6 6.228,7 0,0 123,7 13,0 8,9 0,0 145,7 0,0% 3,4% 5,7% 1,7% 0,0% 2,3%
12 11 SUMATERA SELATAN 5.863,3 6.861,3 324,5 1.514,2 111,0 14.674,2 376,7 83,1 24,3 0,0 49,9 534,0 6,4% 1,2% 7,5% 0,0% 45,0% 3,6%
13 12 LAMPUNG 2.585,4 5.683,0 323,3 1.466,0 9,5 10.067,2 4,8 98,3 20,6 1,7 0,0 125,3 0,2% 1,7% 6,4% 0,1% 0,0% 1,2%
14 13 KALIMANTAN BARAT 4.880,4 5.023,9 305,7 942,3 167,4 11.319,7 38,9 124,3 27,8 7,6 79,8 278,3 0,8% 2,5% 9,1% 0,8% 47,7% 2,5%
15 14 KALIMANTAN TENGAH 2.060,9 3.752,1 255,9 550,9 96,2 6.716,1 0,0 306,2 25,1 5,4 40,0 376,6 0,0% 8,2% 9,8% 1,0% 41,6% 5,6%
16 15 KALIMANTAN SELATAN 2.113,4 5.333,3 266,0 607,8 0,0 8.320,4 5,9 212,8 16,6 4,7 0,0 240,0 0,3% 4,0% 6,2% 0,8% 2,9%
17 16 KALIMANTAN TIMUR 4.228,4 4.784,5 221,8 642,6 0,0 9.877,4 17,8 351,9 13,8 0,0 0,0 383,5 0,4% 7,4% 6,2% 0,0% 3,9%
18 17 SULAWESI UTARA 3.925,6 5.588,6 274,0 684,6 41,6 10.514,5 37,8 117,3 22,8 2,8 19,8 200,5 1,0% 2,1% 8,3% 0,4% 47,7% 1,9%
19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,5 4.160,0 272,3 1.121,9 0,0 8.560,6 6,0 290,7 19,0 21,5 0,0 337,3 0,2% 7,0% 7,0% 1,9% 3,9%
%BLOKIRPAGULOKASINo.
38
Catatan Halaman IV (Blokir) s.d. 11 Juni 2015, untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah mencapai Rp778,4Miliar (2,0%) dari Pagu RKA-KL DIPA dan untuk Provinsi DI Yogyakarta mencapai Rp120,3 miliar (1,3%)dari Pagu RKA-KL DIPA, lebih kecil dari rata-rata blokir nasional Rp57.672,34 Miliar (6,5%).
19 18 SULAWESI TENGAH 3.006,5 4.160,0 272,3 1.121,9 0,0 8.560,6 6,0 290,7 19,0 21,5 0,0 337,3 0,2% 7,0% 7,0% 1,9% 3,9%
20 19 SULAWESI SELATAN 8.186,3 12.297,8 441,4 2.845,8 0,0 23.771,3 23,8 552,6 29,6 12,2 0,0 618,2 0,3% 4,5% 6,7% 0,4% 2,6%
21 20 SULAWESI TENGGARA 2.891,8 3.742,2 266,5 1.156,6 0,0 8.057,2 12,0 330,0 21,3 15,0 0,0 378,4 0,4% 8,8% 8,0% 1,3% 4,7%
22 21 MALUKU 4.555,7 4.632,0 248,2 461,0 55,4 9.952,4 124,1 365,1 21,0 7,3 26,6 544,1 2,7% 7,9% 8,5% 1,6% 48,1% 5,5%
23 22 BALI 3.385,9 7.094,5 210,4 434,3 0,0 11.125,1 7,7 98,3 10,6 0,0 0,0 116,6 0,2% 1,4% 5,0% 0,0% 1,0%
24 23 NUSA TENGGARA BARAT 2.940,4 4.373,3 297,9 1.188,4 161,1 8.961,1 16,0 174,2 20,3 8,9 69,4 288,7 0,5% 4,0% 6,8% 0,7% 43,1% 3,2%
25 24 NUSA TENGGARA TIMUR 3.650,5 5.440,2 406,6 904,5 136,8 10.538,6 15,0 365,5 45,1 1,0 58,6 485,2 0,4% 6,7% 11,1% 0,1% 42,8% 4,6%
26 25 PAPUA 7.728,9 6.279,2 415,7 567,9 0,0 14.991,6 44,5 622,9 64,0 0,0 0,0 731,4 0,6% 9,9% 15,4% 0,0% 4,9%
27 26 BENGKULU 1.308,5 2.618,8 210,6 562,6 5,9 4.706,4 15,0 26,8 12,1 1,5 0,0 55,4 1,1% 1,0% 5,7% 0,3% 0,0% 1,2%
28 28 MALUKU UTARA 2.644,5 2.658,9 207,0 480,2 0,0 5.990,5 0,0 320,7 15,3 11,5 0,0 347,5 0,0% 12,1% 7,4% 2,4% 5,8%
29 29 BANTEN 3.174,1 7.669,7 228,4 372,8 13,8 11.458,8 22,1 39,1 14,1 1,0 0,0 76,4 0,7% 0,5% 6,2% 0,3% 0,0% 0,7%
30 30 KEP. BANGKA BELITUNG 893,2 1.470,9 147,7 152,1 2,6 2.666,5 0,0 1,1 6,3 0,0 0,0 7,3 0,0% 0,1% 4,2% 0,0% 0,0% 0,3%
31 31 GORONTALO 2.271,0 2.142,4 184,7 537,6 38,7 5.174,3 0,3 32,3 13,0 0,0 18,3 64,0 0,0% 1,5% 7,0% 0,0% 47,4% 1,2%
32 32 KEPULAUAN RIAU 2.565,7 3.267,1 152,1 79,5 3,5 6.067,8 0,0 424,1 7,6 2,9 0,0 434,5 0,0% 13,0% 5,0% 3,7% 0,0% 7,2%
33 33 PAPUA BARAT 4.263,7 3.007,4 240,5 366,4 0,0 7.877,9 25,7 345,3 24,5 8,5 0,0 404,0 0,6% 11,5% 10,2% 2,3% 5,1%
34 34 SULAWESI BARAT 1.653,3 1.333,3 161,3 712,0 47,4 3.907,3 15,3 197,3 17,3 4,1 22,6 256,6 0,9% 14,8% 10,7% 0,6% 47,8% 6,6%
35 35 KALIMANTAN UTARA 1.797,2 1.106,9 81,4 311,8 0,0 3.297,2 0,0 152,9 5,5 0,0 0,0 158,5 0,0% 13,8% 6,8% 0,0% 4,8%
566.795,68 243.824,19 10.158,11 29.583,41 1.319,37 851.680,76 48.362,30 7.929,73 817,60 171,89 390,83 57.672,34 8,5% 3,3% 8,0% 0,6% 29,6% 6,8%TOTAL
PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER (JATENG DAN YOGYAKARTA)
(Dalam Rp)
NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L
DIPABLOKIR REALISASI
%
REALISASIKET
1 03 JAWA TENGAH 005 MA 099115 PENGADILAN NEGERI SURAKARTA 118.135.000 0 38.344.700 32,5%
2 03 JAWA TENGAH 005 MA 401180 PENGADILAN AGAMA SURAKARTA 4.451.003.000 0 1.944.825.023 43,7%
3 03 JAWA TENGAH 010 KEMENDAGRI 035662 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA
SURAKARTA1.158.581.000 0 0,0%
4 03 JAWA TENGAH 012 KEMENHAN 344859 LANUD ADI SOEMARMO 106.112.274.000 0 43.215.247.592 40,7%
5 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 404903 BALAI PEMASYARAKATAN SURAKARTA 4.463.171.000 0 2.035.762.160 45,6%
6 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 404919 RUMAH TAHANAN NEGARA SURAKARTA 13.673.564.000 0 5.626.694.122 41,2%
7 03 JAWA TENGAH 013 KEMENHUMHAM 408944 KANTOR IMIGRASI SURAKARTA 11.980.225.000 0 2.519.156.845 21,0%
8 03 JAWA TENGAH 015 KEMENKEU 527289 KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA SURAKARTA 7.436.905.000 0 2.254.707.218 30,3%
9 03 JAWA TENGAH 018 KEMENTAN 032511 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOYOLALI 7.446.870.000 0 47.734.000 0,6%
10 03 JAWA TENGAH 018 KEMENTAN 039625 BADAN KETAHANAN PANGAN KAB. SUKOHARJO 526.551.000 0 82.322.100 15,6%
39
11 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB412823 KANTOR KESYAHBANDARAN DAN OTORITAS PELABUHAN
TANJUNG EMAS 215.348.417.000 25.000.000.000 7.206.301.782 3,3%
12 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 412879 DISTRIK NAVIGASI SEMARANG 54.033.937.000 0 11.807.863.516 21,9%
13 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 414330 POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG 203.724.060.000 0 19.130.171.794 9,4%
14 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 466740 PENGEMBANGAN LLAJ JAWA TENGAH 29.662.775.000 0 5.221.705.423 17,6%
15 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 467060 PENGEMBANGAN LLASDP JAWA TENGAH 22.286.830.000 0 2.591.331.800 11,6%
16 03 JAWA TENGAH 022 KEMENHUB 467321 BALAI TEKNIK PERKERETAAPIAN WILAYAH JAWA BAGIAN
TENGAH2.272.730.116.000 401.407.931.000 0,0%
17 03 JAWA TENGAH 023 KEMENDIKBUD 189882 UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1.103.896.700.000 0 269.226.501.319 24,4%
18 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES 415567 RS ORTHOPAEDI PROF. DR.R. SOEHARSO SURAKARTA 210.231.842.000 0 33.751.866.321 16,1%
19 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES416211 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TANAMAN
OBAT DAN OBAT TRADISIONAL TAWANGMANGU 113.635.000.000 4.476.855.000 6.798.418.754 6,0%
20 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES520607 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN VEKTOR DAN
RESERVOIR PENYAKIT SALATIGA 108.273.000.000 0 16.585.375.287 15,3%
21 03 JAWA TENGAH 024 KEMENKES 632259 POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA 43.829.249.000 0 11.007.964.843 25,1%
22 03 JAWA TENGAH 025 KEMENAG 416973 KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA SURAKARTA 22.354.361.000 0 6.971.850.898 31,2%
23 03 JAWA TENGAH 026 KEMENAKERTRANS 035636 BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SURAKARTA 47.450.553.000 0 9.158.592.723 19,3%
24 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 400345 BALAI PENGELOLAAN DAS SOLO 7.355.800.000 0 87.860.000 1,2%
25 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 427200 BALAI PENGELOLAAN DAS SOLO 34.232.558.000 0 3.471.291.794 10,1%
PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER (JATENG DAN YOGYAKARTA)
NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L
DIPABLOKIR REALISASI
%
REALISASIKET
26 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT427448 BALAI PENELITIAN TEKNOLOGI KEHUTANAN PENGELOLAAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI 14.575.447.000 0 3.726.464.599 25,6%
27 03 JAWA TENGAH 029 KEMENHUT 574317 BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU 10.489.622.000 0 2.158.283.784 20,6%
28 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP 040093 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI YOGYAKARTA 405.305.000 0 50.177.100 12,4%
29 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP649725 STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN
KEAMANAN HASIL PERIKANAN KELAS I YOGYAKARTA 5.982.989.000 0 2.055.008.639 34,3%
30 04 DI YOGYAKARTA 032 KEMEN. KP660055 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN MEKANISASI
PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 8.027.069.000 0 1.721.769.561 21,4%
31 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 030156 SNVT PEMBANGUNAN BENDUNGAN BBWS BENGAWAN SOLO 625.546.416.000 0 152.089.355.635 24,3%
32 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 474981 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH II PROPINSI JAWA
TENGAH408.846.866.000 200.000.000 44.576.538.132 10,9%
33 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 488119 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL METROPOLITAN SEMARANG 205.281.603.000 0 29.010.916.038 14,1%
34 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498180 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO 550.107.129.000 0 58.803.966.436 10,7%
(Dalam Rp)
40
34 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498180 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR BENGAWAN SOLO 550.107.129.000 0 58.803.966.436 10,7%
35 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498187 SNVT PELAKSANAAN JARINGAN PEMANFAATAN AIR
BENGAWAN SOLO145.992.111.000 0 23.607.428.868 16,2%
36 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 1.295.717.939.000 0 77.497.673.338 6,0%
37 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 503100 PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN KOTA
SURAKARTA24.300.000.000 0 0,0%
38 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 505136 PELAKSANAAN JALAN BEBAS HAMBATAN SOLO - KERTOSONO 1.366.700.697.000 0 34.540.399.479 2,5%
39 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 633872 BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO 54.501.879.000 0 6.187.306.856 11,4%
40 03 JAWA TENGAH 033 KEMEN. PU 636846 BALAI LITBANG TEKNOLOGI SUNGAI DI SURAKARTA 16.371.984.000 0 3.157.156.345 19,3%
41 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU486454 PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN
BANGUNAN D.I. YOGYAKARTA 87.998.085.000 0 9.096.127.301 10,3%
42 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU 495741 PENGEMBANGAN AIR MINUM DAN SANITASI D.I. YOGYAKARTA 177.396.851.000 0 10.838.907.323 6,1%
43 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 030032 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA
TENGAH3.000.000.000 0 0,0% likuidasi
44 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 030123 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI JAWA
TENGAH4.983.460.000 3.622.460.000 0,0%
45 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF031345 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN REMBANG,
PROVINSI JAWA TENGAH 1.500.000.000 0 0,0%
46 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF031346 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN REMBANG,
PROVINSI JAWA TENGAH 1.500.000.000 0 0,0% likuidasi
47 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 031960 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN
MAGELANG2.000.000.000 0 0,0%
48 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF032935 DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KAB. WONOGIRI 1.000.000.000 0 0,0%
49 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF032939 DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA
KAB. WONOGIRI 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi
50 03 JAWA TENGAH 040 KEMENPAREKRAF 035515 DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN
MAGELANG2.000.000.000 0 0,0%
PAGU, BLOKIR DAN REALISASI ANGGARAN BEBERAPA SATKER(JATENG DAN YOGYAKARTA)
NO. PROVINSI K/L SATKERPAGU RKA-K/L
DIPABLOKIR REALISASI
%
REALISASIKET
51 03 JAWA TENGAH 104 BNP2TKI426361 BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) SEMARANG 11.840.880.000 0 3.282.671.899 27,7%
52 04 DI YOGYAKARTA 004 BPK 003030 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA12.513.785.000 0 3.953.767.274 31,6%
53 04 DI YOGYAKARTA 004 BPK 003031 BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA5.490.815.000 0 1.602.491.250 29,2% likuidasi
54 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247178 AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA 26.553.258.000 0 6.923.134.728 26,1%
55 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247182 SEKOLAH MENENGAH TEKNOLOGI INDUSTRI YOGYAKARTA 18.568.204.000 0 3.832.534.291 20,6%
56 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247199 BALAI BESAR KULIT, KARET DAN PLASTIK 24.404.302.000 0 8.654.464.687 35,5%
57 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 247204 BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK 22.288.218.000 0 7.819.943.258 35,1%
58 04 DI YOGYAKARTA 019 KEMENPERIND 248522 BALAI DIKLAT INDUSTRI YOGYAKARTA 15.075.702.000 0 2.657.342.920 17,6%
59 04 DI YOGYAKARTA 020 KEMEN. ESDM412571 BALAI PENYELIDIKAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
52.742.160.000 0 4.839.905.017 9,2%
(Dalam Rp)
41
59 04 DI YOGYAKARTA 020 KEMEN. ESDM KEBENCANAAN GEOLOGI 52.742.160.000 0 4.839.905.017 9,2%
60 04 DI YOGYAKARTA 022 KEMENHUB 466731 PENGEMBANGAN LLAJ D.I. YOGYAKARTA 13.123.636.000 6.123.736.000 136.405.300 1,0%
61 04 DI YOGYAKARTA 022 KEMENHUB 467076 PENGEMBANGAN LLASDP D.I. YOGYAKARTA 2.685.195.000 0 96.997.400 3,6%
62 04 DI YOGYAKARTA 024 KEMENKES 632263 POLITEKNIK KESEHATAN JOGYAKARTA 51.503.502.000 0 15.779.319.367 30,6%
63 04 DI YOGYAKARTA 033 KEMEN. PU 498622 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH PROVINSI D.I.
YOGYAKARTA240.158.714.000 0 37.592.418.352 15,7%
64 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040037 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi
65 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040130 DINAS PARIWISATA PROVINSI DI YOGYAKARTA 750.000.000 0 0,0% likuidasi
66 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040133 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 1.682.220.000 589.220.000 0,0%
67 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040251 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. SLEMAN 1.000.000.000 0 0,0%
68 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040258 DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KAB. SLEMAN 1.000.000.000 0 0,0% likuidasi
69 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040356 DINAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN KAB. GUNUNG
KIDUL2.000.000.000 0 0,0%
70 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 040363 DINAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN KAB. GUNUNG
KIDUL2.000.000.000 0 0,0% likuidasi
71 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049017 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 573.000.000 0 0,0% likuidasi
72 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049018 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 220.000.000 0 0,0% likuidasi
73 04 DI YOGYAKARTA 040 KEMENPAREKRAF 049056 DINAS PARIWISATA PROVINSI D. I. YOGYAKARTA 889.220.000 589.220.000 0,0%
74 04 DI YOGYAKARTA 044 MENNEG KUKM040063 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM
PROVINSI D.I. YOGYAKARTA 4.667.147.000 0 938.959.375 20,1%
75 04 DI YOGYAKARTA 090 KEMENDAG 447775 BALAI STANDARISASI METROLOGI LEGAL REGIONAL II 5.349.906.000 0 2.036.497.771 38,1%
76 04 DI YOGYAKARTA 104 BNP2TKI426370 BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA (BP3TKI) YOGYAKARTA 5.974.046.000 0 2.159.396.472 36,1%
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
I. Kehati-hatian K/L dalam pengelolaan anggaran: Lambatnya proses administrasi di K/L, antara lain lambatnya proses
pelelangan, lambatnya penetapan pejabat perbendaharaan danbelum siapnya pelaksana-pelaksana kegiatan di lapangan.
Belum efektif / belum ada register PHLN, dasar hukum belum diterbitkan, ketidaklengkapan data dukung sehingga anggaran diberi catatan.
42
Kendala dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa.
Adanya output cadangan, catatan hal IV DIPA dari APIP.
II. Kendala Teknis di Lapangan, a.l. adanya permasalahan perijinan/pengadaan/pembebasan lahan, dan Bencana alam dan masalah sosial.
HAL-HAL YANG MEMPENGARUHI DAYA SERAP ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
III. Implementasi kebijakan :i. Inpres Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Langkah-Langkah
Penghematan dan Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinasdan Meeting/Konsinyering K/L Dalam Rangka Pelaksanaan APBN TA2015, dalam RKA-KL /DIPA harus dilakukan diidentifikasi,selfblocking, usul revisi pemanfaatan;
ii. Moratorium pembangunan gedung kantor baru,
43
iii. Dana optimalisasi DPR yang harus terlebih dahulu di reviu BPKP;
iv. pelaksanaan belanja bansos yang harus memperhatikan hasil reviu BPKP TA 2014 dan rekomendasi KPK .
v. Adanya 11 K/L baru dan berubah dalam Kabinet Kerja yang berimbas terhadap pelaksanaan anggaran Satker-Satker di daerah
UPAYA PERCEPATAN REALISASI ANGGARAN BELANJA K/L TAHUN 2015
1. Percepatan penyelesaian revisi anggaran untuk kegiatan yang masih diberi catatan halaman IV DIPA (Blokir) sesuai mekanisme Revisi yang diatur dalam PMK Nomor 136/MK.02/2014 tentang Juksun Penyusunan dan Penelaaahan RKAKL, terkait : Dasar hukum pengalokasiannyaNomor register PHLN/PHDNRincian distribusi ke satker-satker untuk alokasi yang masih terpusat Alokasi anggaran yang masih memerlukan persetujuan Bappenas atau reviu BPKPPergeseran program yang memerlukan perstujuan DPR
2. Terhadap blokir anggaran PHLN yang Loan Agreement, register, atau Annual Work Plan(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop
44
(AWP)-nya berpotensi tidak terbit atau diterbitkan tahun 2013, agar diusulkan Revisi Drop Loan, dan RM Pendampingnya dapat diusulkan direalokasi untuk mendukung kegiatan prioritas
3. Terhadap blokir PNBP/BLU, agar segera dilengkapi justifikasi (a.l. TOR, dasar hukum dalam rangka penggunaan PNBP)
4. Melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dan koordinasi penyelesaian hambatan realisasi anggaran melalui a. Aplikasi monev kinerja penganggaranb. Koordinasi dan pelaporan kepada Pejabat Penghubung TEPRA pada masing-masing
K/Lc. Sistem Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) – LKPP dan Outstanding Contract dalam
Aplikasi SPAN – Kemenkeu5. Kendala dalam penyelesaian revisi anggaran yang dihadapi agar dikoordinasikan dengan
Direktorat Jenderal Anggaran, atau melalui Pusat Layanan DJA
DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP
Seluruhnya Sebagian Jumlah
1 005 MA 150.000,0 150.000,0 - 150.000,0 - - - - -
2 022 KEMENHUB 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -
3 060 POLRI 2.500.000,0 2.500.000,0 - 2.500.000,0 - - - - -
4 064 LEMHANAS 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -
5 090 KEMENDAG 100.000,0 100.000,0 - 100.000,0 - - - - -
6 103 BNPB 900.000,0 900.000,0 - 900.000,0 - - - - -
7 019 KEMENPERIN 15.000,0 15.000,0 - 15.000,0 - - - - -
8 023 KEMENDIKBUD 4.435.000,0 4.435.000,0 - 4.435.000,0 - - - - -
9 025 KEMENAG 25.000,0 25.000,0 - 25.000,0 - - - - -
10 068 BKKBN 400.000,0 400.000,0 - 400.000,0 - - - - -
11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -
13 K/L : SELURUHNYA ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA
Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul RevisiDi-Freeze krn Tdk
Sejalan RKP
Di-Freeze krn
Output Tdk
Terukur (Tumpang
Tindih)
Di-Freeze krn Tdk
Memenuhi
Akuntabilitas dan
Governance
Di-Freeze krn
Menolak DireviuJumlah
NoKode
BAKementerian Negara/Lembaga
Tambahan Anggaran
Hasil Reviu BPKP
DANA OPTIMALISASI APBN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKPDANA OPTIMALISASI APBN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP(Dalam Juta Rp)
45
11 084 BSN 50.000,0 50.000,0 - 50.000,0 - - - - -
12 107 BASARNAS 785.000,0 785.000,0 - 785.000,0 - - - - -
Jumlah 9.510.000,0 9.510.000,0 - 9.510.000,0
Seluruhnya Sebagian Jumlah
1 002 DPR 783.310,0 - 783.110,0 783.110,0 - 200,0 - - 200,0
2 026 KEMENAKERTRANS 460.000,0 - 412.000,0 412.000,0 - - 48.000,0 - 48.000,0
3 027 KEMENSOS 50.000,0 - 13.000,0 13.000,0 - - 37.000,0 - 37.000,0
4 032 KKP 330.000,0 - 329.780,0 329.780,0 - 220,0 - - 220,0
5 033 KEMEN PU 7.075.000,0 - 7.070.443,2 7.070.443,2 - - 4.556,8 - 4.556,8
6 034 KEMENKO POLHUKAM 80.410,0 - 70.271,8 70.271,8 - 10.138,2 - - 10.138,2
7 035 KEMENKO PEREKONOMIAN 6.060,0 - - - - - 6.060,0 - 6.060,0
8 036 KEMENKO KESRA 63.800,0 - 48.970,0 48.970,0 14.830,0 - - - 14.830,0
9 050 BIN 960.000,0 - 955.440,0 955.440,0 - 4.560,0 - - 4.560,0
Jumlah 9.808.580,0 - 9.683.015,0 9.683.015,0
1 007 SETNEG 15.000,0 - - - - - 15.000,0 - 15.000,0
1 051 LSN 300.000,0 - - - - - - 300.000,0 300.000,0
Jumlah Di-Freeze 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0
TOTAL JUMLAH 19.633.580,0 9.510.000,0 9.683.015,0 19.193.015,0 14.830,0 15.118,2 110.616,8 300.000,0 440.565,0
Di-Freeze krn Tdk
Memenuhi
Akuntabilitas dan
Governance
Hasil Reviu BPKP
Di-Freeze krn Tdk
Sejalan RKP
Di-Freeze krn
Menolak Direviu
Di-Freeze krn
Output Tdk
Terukur (Tumpang
Tindih)
Jumlah
9 K/L : SEBAGIAN ALOKASINYA SESUAI DG KRITERIA
1 K/L : SELURUH ALOKASINYA TDK SESUAI DG KRITERIA
1 K/L : BELUM DILAKUKAN REVIU
NoKode
BAKementerian Negara/Lembaga
Tambahan Anggaran
Dapat Dilaksanakan dan KL Segera Mengajukan Usul Revisi
DANA OPTIMALISASI APBN DAN APBN-P TAHUN 2015 YANG MEMERLUKAN REVIU BPKP
DANA OPTIMALISASI APBNDANA OPTIMALISASI APBN--P 2015 HASIL REVIU BPKPP 2015 HASIL REVIU BPKP (Dalam Juta Rp)
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya/Sudah Tidak/Belum
1 MPR 365.000 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 - 365.000 -
2 DPR 1.635.000 1.635.000 - 1.113.124 521.876 1.635.000 - 1.635.000 - 1.635.000 - 1.635.000 - 1.113.124 521.876
3 BPK 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -
4 MA 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -
No.
Memenuhi Akuntabilitas dan GovernanceEfisien & Efektif
(Memperhtkn Std. Blj, Tdk
Tumpang Tindih, dgn
Output Terukur, &
Dibutuhkan KL dlm Rk
Mendk. pencapaian Target
dlm RKP
Sejalan dengan RKPPersetujuan Komisi V
DPR RI
Sesuai Tugas dan
Fungsi K/L
Simpulan Kesesuaian
dengan KriteriaSesuai Rencana
KerjaUsulan Tertulis K/L
Tambahan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
46
4 MA 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -
5 KEMENLU 150.000 - 150.000 150.000 - 150.000 - 150.000 - 150.000 - 150.000 - - 150.000
6 KEMENHAN 4.725.000 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 - 4.725.000 -
7 KEMENHUK & HAM 450.000 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 - 450.000 -
8 KEMENTERIAN RISTEK & DIKTI 1.200.000 1.200.000 - 1.199.918 82 1.200.000 - 1.200.000 - 1.200.000 - 298.200 901.800 298.118 901.882
9 KEMENTERIAN KUKM 50.000 - 50.000 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - - 50.000
10 BIN 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -
11 LSN 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -
12 WANTANNAS 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -
13 POLRI 3.850.000 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 - 3.850.000 -
14 LEMHANNAS 100.000 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 - 100.000 -
15 KEMENDES, PDT & TRANS 2.100.000 2.100.000 - 2.078.292 21.708 2.100.000 - 2.100.000 - 2.100.000 - 2.100.000 - 2.078.292 21.708
16 BMKG 50.000 50.000 - 48.000 2.000 50.000 - 50.000 - 50.000 - 50.000 - 48.000 2.000
17 KEMENPORA 374.000 374.000 - 369.000 5.000 5.000 369.000 374.000 - 374.000 - 374.000 - - 374.000
18 DPD 375.000 375.000 - 357.398 17.602 375.000 - 375.000 - 375.000 - 375.000 - 357.398 17.602
19 BASARNAS 200.000 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 - 200.000 -
87,51 12,49
11 8
TOTAL 15.422.200 901.800 16.324.000 2.039.068 14.284.932
JUMLAH K/L
PERSENTASE
369.000 15.955.000 16.324.000 568.268 15.755.732 200.000 16.124.000 16.324.000
K/L YANG BARU DAN YANG BERUBAH
Semula Menjadi (sesuai Keppres No. 121/P Tahun 2014)
1. Kemenko Kesra 1. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusiadan Kebudayaan
2. - 2. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
3. Kemen PU4. Kemen Pera
3. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
5. Kemenparekraf 4. Kementerian Pariwisata
KL BARU DAN YANG BERUBAH
47
5. Kemenparekraf 4. Kementerian Pariwisata
6. Kemendikbud7. Kemenristek
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan6. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
8. Kemenhut9. KLH
7. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
10. Kemenakertrans11. Kemen PDT
8. Kementerian Ketenagakerjaan9. Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi 1)
12. - 10. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 2)
1) Termasuk tambahan fungsi terkait Desa yang berasal dari Kemendagri2) BPN dan Ditjen Penataan Ruang KemenPU telah ada sebelumnya
Top Related