i
PERSEPSI GURU TERHADAP KEMAMPUAN BELAJAR BERHITUNG SISWA KELAS IV DI SD NUSANTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Dekolah Dasar
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
Yustina Tian Eri Devita
NIM : 111134081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk semua orang yang telah
mendukung dan mendoakan saya :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang setia mendampingiku
2. Papa Yustinus Dwi Suryanto dan Mama Kristina Suharni.
3. Kakakku Riska Silvia.
4. Semua keluarga besarku yang selalu mendukungku.
5. Teman seperjuangan satu payungt dan teman-teman PGSD-C
2011 .
6. Seluruh sahabatku.
7. Mario Herdi Liano.
8. Semua pembaca yang budiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“do the best for get the best”
Menjadi yang terbaik untuk mendapatkan
yang terbaik
YustinaTian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PERSEPSI GURU TERHADAP KEMAMPUAN BELAJAR BERHITUNG SISWA KELAS IV DI SD NUSANTARA
Oleh :
Yustina Tian Eri Devita
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2015
Kesulitan belajar sering muncul dalam pembelajaran di sekolah dasar yang menghambat berlangsungnya proses pembelajaran, salah satunya adalah kesulitan belajar berhitung. Penyebab kesulitan belajar tersebut berasal dari dalam dan luar diri individu yang dapat menimbulkan berbagai presepsi. Penelitian ini dimaksudkan untuk (1) mengetahui ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung, (2) mengetahui persepsi guru terhadap kemampuan belajar berhitung siswa kelas IV di SD Nusantara.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi doumentasi. Informasi yang dikumpulkan berasal dari beberapa informan yang terkait dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung. Objek dari penelitian ini adalah kemapuan belajar berhitung siswa kelas IV di SD Nusantara, sedangkan teknik analisi yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil wawancara observasi dan studi doumentasi yang telah dilakukan pada beberapa guru sebagai sumber informan yang mengampu dikelas IV SD Nusantara (1) memiliki ciri-ciri tidak bisa melakukan operasi matematika sederhana, membutuhkan waktu yang lama saat mengerjakan soal, dan lamban dalam mengerjakan soal. (2) terdapat kesamaan persepsi beberapa guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung. Beberapa informan menganggap bahwa siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung adalah anak yang “kurang/sulit/berat/bodoh” dalam bidang akademik.
Kata kunci: Persepsi guru, Kemampuan belajar berhitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TEACHERS’ PERSPECTIVES TOWARDS 4TH GRADE STUDENTS’ ARITHMETICS LEARNING ABILITY IN SD NUSANTARA
By :
YustinaTian Eri Devita
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2015
Learning difficulties often appeared during teaching and learning processes in primary school. One of the difficulties was the arithmetics learning difficulty. The learning difficulties caused by inner and outer factors of the individual that might lead to different perspectives. The objectives of the research were (1) to know the characteristics of students who experienced arithmetics learning difficulties, (2) to knew teachers’ perspectives toward 4th grade students’ aritmethics learning ability in SD Nusantara.
This is a qualitative research with case study method. The data collection techniques were observation, interview, and literature study. The information was collected from informants who had relationship with students experiencing arithmetics learning difficulties. The object of the study was 4th grade students’ arithmetics learning ability in SD Nusantara and the data analysis techniques were data reduction, data display and conclusion.
The research, interviews and literature study done to the teachers of 4th grade students as the informant shown that there were 2 findngs, which were (1) the characteristics of students with arithmetics learning difficulties was they were not able to do simple mathematics operation, they needed long time to mathematics question, and they answered the mathematics question slowly (2) there are similar perspectives among the teachers about students with arithmetics learning difficultis. Some of the informants assume that students with arithmetics learning difficulties are stupid in the academic field.
Keywords: Teachers’ peerspectives, Arithmetics learning ability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat
dan kemurahannya sehingga skripsi yang berjudul Presepsi Guru Terhadap
Kemampuan Belajar Berhitung Siswa Kelas IV SD Nusantara dapat diselesaikan.
Penulis menyadari tanpa ada bantuan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
menyempurnakan sekripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Rohandi, Ph.D. selaku dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku kepala Program
Studi.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku wakil ketua Program Studi.
4. Eni Winarti, Ph.D. selaku dosen pembimbing satu yang dengan penuh
ikhlas, sabar, dalam membimbing dan memberi petunjuk serta arahan bagi
penulis sehinga sekripsi ini dapat diselesaikan.
5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing
dua yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Rusmawan,S.Pd.,M.Pd. sebagai dosen penguji I yang sudah bersedia
menggantikan Dosen Pembimbing I yang berhalangan.
7. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. sebagai dosen penguji III.
8. Papa Yustinus Dwi Suryanto dan Mama Kristina Suharni selaku orang tua
peneliti yang selalu memberikan dukungan semangat dan kekuatan bagi
penulis.
9. Keluarga di Lampung dan di Yogyakarta terima kasih atas dukungan yang
diberikan kepada penulis.
10. Sr. M. Krispina, Kristi, Hani Suci, Silva yang telah bersama sama berjuang
menyelesaikan sekripsi.
11. Mario Herdi, Odila Ajeng, Primitiva Rindi, teman teman PGSD C 2011,
Ibu Theresia Yunia sebagai dosen pembimbing akademik yang sudah
memberikan dukungan dan kebersamaan selama di bangku kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................... ............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................. ....................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................. ......................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………….....................xviii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 5
1.3. Pembatasan Masalah ........................................................................................ 6
1.4. Rumusan Masalah ............................................................................................ 6
1.5. Tujuan .............................................................................................................. 6
1.6. Manfaat ............................................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1.7. Definisi Operasional......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9
2.1. Kajian Teori ..................................................................................................... 9
2.1.1. Latar Belakang Siswa ............................................................................. 9
2.1.2.Persepsi Guru ........................................................................................ 11
2.1.3.Pengertian Guru .................................................................................... 15
2.1.4.Kesulitan Belajar ................................................................................... 17
2.1.5.KesulitanBelajarKhusus/Spesifik .......................................................... 20
2.1.6.Diskalkulia ............................................................................................ 20
2.2. Penelitian yang Relevan ................................................................................. 25
2.3. KerangkaBerpikir ........................................................................................... 29
2.4. PertanyaanPenelitian…………………………………………………….......30
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 31
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................................... 31
3.2. Seting Penelitian ............................................................................................ 31
3.3. Desain Penelitian ............................................................................................ 34
3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 34
3.4.1. Wawancara ........................................................................................... 35
3.4.2. Observasi .............................................................................................. 35
3.4.3. Dokumentasi ........................................................................................ 36
3.5. Instrumen Penelitian....................................................................................... 37
3.6. Keabsahan Data .............................................................................................. 38
3.6.1. Kredibilitas ........................................................................................... 38
3.6.2.Transferabilitas ...................................................................................... 40
3.6.3. Dipendability ........................................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.7. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 44
4.1. Hasil Penelitian .............................................................................................. 44
4.1.1.Partisipan dan Setting Penelitian ........................................................... 44
4.1.2. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................................. 45
4.2. Pembahasan .................................................................................................... 60
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 66
5.1. Kesimpulan .................................................................................................... 66
5.2. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 67
5.3. Saran ............................................................................................................... 67
DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 69
LAMPIRAN ......................................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1 Literatur Map……………………………………………..…………..28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………...…………………….....….…...33
Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian…………..………………………..……......38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.3 Teknik Analisis Data……………………………...…………..…….43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN I Pedoman Wawancara..…………………………………….….….73
LAMPIRAN II Pedoman Observasi……..…………………………………..…..76
LAMPIRAN III……..…………………………………..…………......................78
3.1 Triangulasi Data……..…………………………………..…………...79
3.2 Referensi……..…………………………………..…………..............82
3.3 Analisis Data………………………………………………………..103
LAMPIRAN IV…………………………………………………………………105
4.1 Verbatim Guru Kelas IV……………………………………………106
4.2 Verbatim Guru Kelas III……………………………………………120
4.3 Verbatim Guru Kelas II……………………………………………..126
4.4 Verbatim Guru Musik………………………………………………133
LAMPIRAN V……………………………………………………………….....139
5.1 Coding Tematik Guru Kelas IV…………………………....……….140
5.2 Coding TematikGuru Kelas III……………………………….…….147
5.3 Coding Tematik Guru Kelas II ……………………………………..153
5.4 Coding Tematik Guru Musik……………………………………….158
Daftar Riwayat Hidup...…………………………………………………..…….161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan, terdapat lima hal yang akan dibahas. Kelima hal
tersebut mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan definisi operasional. Peneliti akan memaparkan latar
belakang masalah tentang alasan peneliti mengadakan penelitian ini, rumusan
masalah memuat pokok persoalan yang akan dipecahkan pada penelitian ini,
sedangkan tujuan penelitian berisi tentang keinginan yang hendak dicapai dalam
penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian berisi tentang uraian kegunaan dari
hasil penelitian yang dilakukan, dan definisi operasional berisi tentang beberapa
pengertian-pengertian atau istilah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.
1.1. Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk komunikasi antara guru dan
siswa. Tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi
pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol
dan mengevaluasi kegiatan siswa (Brow dalam Suryosubroto, 2002:3). Berbagai
macam karakter siswa memberi warna tersendiri dalam proses pembelajaran.
Seorang guru yang luar biasa adalah juga seorang yang pembaharu, yang secara
terus-menerus menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan dan menyesuaikan dengan
situasi-situasi para siswanya (Kaudfeldt, 2008:1). Proses belajar mengajar
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran (Gagne dan Brig
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam Suryosubroto, 2002: 18-19). Untuk mencapai pembinaan ini pendidikan
harus berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi, diantaranya aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik (Susanto, 2013:85). Dengan berbagai
kemampuan yang dimiliki tersebut pendidikan diharapkan dapat menjadi modal di
masa depan.
Pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang dapat mengembangkan
keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan akan terhambat karena
adanya kesulitan belajar yang muncul di dalam pembelajaran. Kesulitan belajar
sering diidentikan dengan ketidakmampuan belajar, prestasi rendah, tidak dapat
mengikuti pelajaran yang berdampak pada ketertinggalan dalam mengikuti
pelajaran di sekolah (Koeswara, 2013:7). Kesulitan belajar merupakan beragam
gangguan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan berhitung yang dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang berupa lingkungan, sosial, budaya, dan fasilitas belajar yang berupa strategi
pembelajaran yang keliru dan pengolahan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar anak serta pemberian ulangan yang tidak tepat
dan faktor eksternal yaitu disfungsi neurologis/minimal otak (Abdurrahman,
2010:6).
Peneliti melakukan observasi di SD Nusantara pada tanggal 6 Agustus 2014
– 8 November 2014, SD Nusantara dan nama siswa yang diteliti bukanlah nama
sebenarnya, hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi kesalahpahaman dan
sekolah, guru, dan siswa yang diteliti tetap merasa nyaman. Peneliti menemukan
dua siswa yaitu BG dan BD, mereka adalah siswa kelas IV yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kesulitan belajar matematika. BG dan BD sangat sulit untuk melakukan operasi
perhitungan matematika. BG membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengerjakan perhitungan sederhana, nilai-nilai BG pada mata pelajaran lain
sangatlah pas-pasan, namun nilai paling buruk dari kelas I (satu) adalah
matematika, ia selalu binggung ketika menghadapi soal-soal matematika
sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sederhana
seperti 2 x ….. = 6; …..+ 10 = 18; dan sebagainaya. BD tidak mengalami
kesulitan pada mata pelajaran lain ia selalu bisa mengikuti pembelajaran dengan
baik, BD hanya mengalami kesulitan pada matematika namun tetap bisa
mengerjakan soal-soal yang diberikan hanya membutuhkan waktu yang lumayan
lama. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, BG dan BD dapat digolongan sebagai anak
berkesulitan belajar spesifik .
Kesulitan belajar spesifik menurut Lovitt dalam Abdurrahman (2010:8)
pada ACCALD (Association Committee for Children and Adult Learning
Disabilities) adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari masalah
neurologis, yang mengganggu perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan
kemampuan bahasa verbal atau nonverbal. Individu berkesulitan belajar memiliki
intelegensi tergolong rata-rata atau diatas rata-rata dan memiliki kesempatan
untuk belajar. Mereka tidak memiliki gangguan sistim sensoris. Sedangkan
NJCLD (The National Joint Committee for Learning Disabilities) dalam
Abdurrahman (2010:8) mengungkapkan kesulitan belajar spesifik menunjuk pada
sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap,
membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi matematika.
Kesulitan belajar spesifik ada tiga macam jenis, yaitu kesulitan
membaca/disleksia, kesulitan menulis/disgrafia, dan kesulitan
menghitung/diskalkulia (Dalyono, 2005). Seorang anak dapat dikatakan
mengalami kesulitan belajar diskalkulia apabila kemampuan matematikannya
dibawah rata-rata teman sebayanya, jenjang pendidikan, serta kemampuan
intelektualnya. Maka, dengan melihat problematika yang dialami oleh BG, ia
dapat digolongkan pada anak yang berkesulitan belajar spesifik diskalkulia,
sedangkan BD tidak dicurigai mengalami diskalkulia karena ia masih bisa
melakukan operasi perhitungan sederhana.
Diskalkulia adalah masalah yang memberi dampak terhadap operasi
perhitungan dalam matematika yang serius (Muhamad, 2008:134). Pelajaran
matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang sulit bagi sebagian anak.
Pelajaran matematika terlihat rumit dan sangat berkaitan dengan kemampuan
berpikir logis dan kemampuan menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi.
Namun dengan kemampuan matematika yang rendah anak diskalkulia tetap
memiliki kelebihan tersendiri. Tingkat perkembangan bahasa dan kemampuan
lainnya normal, terkadang seringkali memiliki memori visual yang baik dalam
kata-kata tulis (Fadhli, 2010:74).
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi gangguan diskalkulia yaitu: (1)
kelemahan dalam proses pengelihatan atau visual, (2) bermasalah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengurutkan informasi, (3) fobia matematika (Fadhli, 2010:76). Kesulitan belajar
diskalkulia dapat diatasi dengan pendidikan khusus baik dari orang tua, guru, dan
orang – orang terdekat yang dapat membantu anak diskalkulia dalam memahami
matematika. Kemampuan belajar setiap orang memang berbeda, terlebih pada
anak yang mengalami kesulitan belajar khusus “disalkulia”. Masalah yang ada
dalam kelas tersebut menimbulkan berbagai persepsi guru dalam mengatasi siswa
yang mengalami masalah dalam proses pembelajaran. Ada guru yang berpersepsi
baik dengan tidak memberi cap buruk kepada siswanya dan ada pula guru yang
berpersepsi kurang baik dengan menganggap siswanya “bodoh”. Menurut
(Sunaryo, 2013:96) persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui
pancaindra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui,
mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati baik dari dalam maupun
dari luar diri individu.
Dari permasalahan yang ada di SD Nusantara, peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul “Persepsi Guru Terhadap Kemampuan
Berhitung Siswa Kelas IV di SD Nusantara
1.2. Identifikasi Masalah
1. Banyak orang yang belum memahami tentang kesulitan belajar berhitung
“diskalkulia”.
2. Ada siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitng di SD Nusantara.
3. Belum diketahui bagaimana persepsi guru terhadap kemampuan belajar
berhitung siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di latar belakang. Masalah
tersebut dibatasi oleh persepsi guru terhadap kemampuan belajar berhitung siswa
kelas IV di SD Nusantara.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka dirumuskan masalah:
1. Apa ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung di SD
Nusantara?
2. Bagaimana persepsi guru terhadap kemampuan belajar berhitung siswa
kelas IV di SD Nusantara?
1.5. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ciri-ciri siswa kelas yang mengalami kesulitan
belajar berhitung di SD Nusantara.
2. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap kemampuan belajar berhitung
siswa kelas IV di SD Nusantara.
1.6. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pada dunia pendidikan tentang persepsi guru terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kesulitan berhitung siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan refleksi
dan perbaikan bagi guru.
2. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu referensi dalam mengatasi siswa yang
mengalami kesulitan belajar berhitung khususnya di SD Nusantara dan
sebagai masukan bagi pihak sekolah terutama guru dalam
menyelenggarakan pendidikan bagi siswa yang mengalami kesulitan
berhitung.
1.7. Definisi Operasional
1. Persepsi guru adalah suatu proses pemahaman/maksud atas informasi
yang diperoleh dari luar maupun dalam individu untuk mengutarakan
anggapan tentang sesuatu yang menjadi pandangan dalam objek
pembicaraannya.
2. Kemampuan belajar adalah hasil dari usaha seseorang dari suatu hal
yang dipelajari dengan melalui suatu proses memahami pengetahuan
yang diterimanya.
3. Kesulitan belajar spesifik adalah gangguan pemahaman dan
penggunaan bahasa ujaran dan tulisan yang terlihat dari sulitnya
mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau
berhitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Diskalkulia adalah gangguan dalam perhitungan konsep pada
pembelajaran matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan pustaka, ada empat hal yang akan dibahas. Keempat hal
tersebut mencakup kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan
pertanyaan penelitian. Kajian teori berisi tentang teori-teori yang mendukung
penelitian, penelitian yang relevan berisi tentang penelitian yang telah dilakukan
dan menunjang penelitian, kerangka berpikir berisi tentang alasan peneliti
melakukan penelitian, sedangkan pertanyaan penelitian berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang menunjang penelitian. Keempat subtopik tersebut akan dibahas
secara berurutan.
2.1 Kajian Teori
2.1.1. Latar Belakang Anak
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan
berhitung. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama tiga bulan.
Peneliti menemukan bahwa di SD Nusantara kelas IV terdapat dua anak yang
tidak begitu suka dengan matematika, kurang memahami matematika, dan
kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika. Setelah peneliti melakuan
serangkaian test sederhana kepada kedua anak tersebut dengan meminta
mengambar, membaca notasi angka, dan memberikan beberapa soal
penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian seperti (......+ 6 = 15 ; 20 :
5 = .......). Nampak jelas terlihat, satu diantara mereka bahwa BG (bukan nama
sebenarnya) mengalami kesulitan saat mengerjakan, ia nampak binggung dan
hanya diam melihat soal yang diberikan, saat ia diminta menggambar manusia,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
gambarnya tidak lengkap, sedangkan BD (bukan nama sebenarnya) menggambar
manusia secara lengkap. Lalu pada test membaca notasi angka, BG masih
mengalami kesulitan, sedangkan BD lancar saat membacanya. Ketika diminta
mengerjakan soal diwaktu yang bersamaan, BD lebih dahulu selesai dan BG
tertinggal jauh. Hasil pekerjaan BDpun jauh lebih baik dibandingkan dengan BG
yang menjawab asal-asalan. Melihat ciri-ciri kesulitan belajar yang dialami BG ia
dapat dicurigai mengalami diskalkulia. Diskalkulia adalah masalah yang memberi
dampak terhadap operasi perhitungan dalam matematika yang serius (Muhamad,
2008:134). Menurut Koeswara (2013: 37-40) untuk menemui anak berkesulitan
belajar matematika, guru dan orangtua dapat mengenali dari kesulitan-kesulitan
yang dialami anak saat belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru
seperti: (1)kekurangan pada penguasaan angka dasar, banyak anak yang
mengalami kesulitan mengingat angka dasar dalam seluruh tempat operasi
matematika. (2)Anak dapat memahami operasi penjumlahan, misalnya 5 + 3 = 8,
atau 5 x 3 = 15, tetapi untuk menghitung anak harus selalu dibantu jari dan tidak
mampu mengembangkan daya ingat untuk menghitung secara mandiri.
(3)Kelemahan bakat matematika yakni selalu mengalami kesulitan jika
dihadapkan pada hitungan sederhana. (4)Apabila anak dihadapkan dalam
perhitungan matematika/aritmatika kurang konsisten dalam melakukan
perhitungan, karena anak tidak memahami fakta-fakta dasar, umumnya anak tidak
mengakui atau menyadari kelemahannya dalam berhitung. (5)Kekurangan
pemahaman akan simbol-simbol matematika, anak-anak umumnya tidak terlalu
banyak mengalami kesulitan jika disajikan soal sepeti ini: 4 + 3 = …… atau 8 – 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
= …… Tetapi akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal- berikut: 4 +
….= 7 ; 8 = ….+ 5 ; ….. + 3 = 6.
Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami simbol
seperti =, +, - dsb. Ada anak yang belum memahami nilai tempat seperti satuan,
puluhan, ratusan dst. Ketidakpahaman tentang nilai tempat akan semakin
mempersulit anak. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi gangguan
diskalkulia yaitu kelemahan dalam proses pengelihatan atau visual, bermasalah
dalam mengurutkan informasi, dan fobia matematika (Fadhli, 2010:76). Dari
permasalahan tersebut, munculah persepsi dari beberapa guru yang mengampu
anak tersebut di kelas. Setiap guru mungkin memiliki persepsi yang berbeda. Ada
guru yang berpersepsi baik, ada pula guru yang berpersepsi buruk.
2.1.2 Persepsi Guru
Pada bagian tinjauan pustaka tentang Persepsi Guru, ada empat hal yang
akan dibahas. Hal tersebut mencakup pengertian persepsi, faktor-faktor yang
berperan dalam persepsi, proses terjadinya persepsi, dan pengertian guru. Kajian
Persepsi guru ini akan membantu pembaca untuk lebih mengerti tentang Persepsi
Guru pada umumnya.
2.1.2.1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang
didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan
menghayati tentang hal yang diamati, baik yang berasal dari dalam maupun luar
individu (Sunaryo, 2013:96). Sebagai contoh adalah seseorang yang sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
melihat penampilan temannya yang aneh. Orang tersebut akan memfokuskan
pandangannya pada objek yang ia lihat dan mulai mengetahui, mengartikan, dan
mengayati tentang apa yang diamati dengan demikian timbulah persepsi. Persepsi
memiliki dua macam yaitu eksternal dan internal (ekspresi diri). Persepsi internal
adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari luar
individu. Sedangkan persepsi eksternal adalah persepsi yang terjadi karena adanya
rangsangan yang terjadi dari dalam diri individu. Dalam hal ini yang menjadi
objek adalah individu itu sendiri. Sedangkan menurut Aditomo (2008:77) persepsi
adalah tindakan menyusun informasi dari organ-organ sensorik menjadi suatu
keseluruhan yang bisa dipahami.
Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses pemahaman ataupun
pemberian maksud atas suatu informasi terhadap stimulus, stimulus didapat dari
proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar
gejala yang diproses oleh otak (Sumanto, 2014:51). Persepsi menunjukan
bagaimana melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia
sekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat didefinisikan sebgai sesuatu yang
dialami manusia (Morgan dalam Sumanto, 2014:51).
Dari beberapa pengertian persepsi yang telah dikemukakan diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses pemahaman/maksud atas
informasi yang diperoleh dari luar maupun dalam individu untuk mengutarakan
anggapan tentang sesuatu yang menjadi pandangan dalam objek pembicaraannya.
Sebagai contoh adalah seseorang yang sedang melihat suatu lukisan dan
mengomentari atau menanggapi lukisan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2.1.2.2 Faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
Menurut Walgito, (2010: 101) ada beberapa faktor yang berperan dalam
persepsi. Antara lain: objek yang dipersepsi, alat indera, syaraf dan pusat susunan
syaraf, dan perhatian. Hal ini akan dibahas secara lebih mendalam di bawah ini.
Objek yang dipersepsi menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera
atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi
juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung
mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Sebagai contoh adalah
seseorang wanita yang sedang melihat gaun merah muda , ia akan memiliki
pendapat yang muncul dari dalam dirinya. Wanita tersebut bisa menginginkannya
atau tidak tertarik sama sekali.
Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf merupakan alat untuk
menerima stimulus. Di samping itu ada syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak.
Sebagai contoh adalah seseorang yang sedang melihat suatu objek dan secara
tidak langsung syaraf membuat alat inderanya bekerja. Seperti melalui sentuhan
dan kemudian dari sentuhan tersebut akan menimbulkan pendapat dari orang
tersebut.
Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, perhatian adalah langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari
seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Sedangkan Sumanto (2014, 57-59) pembentukan persepsi seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : stereotype dan persepsi diri.
Bagian ini akan dibahas lebih mendalam dengan penjelasan dibawah ini.
Streotype, yaitu pandangan individu tentang ciri-ciri perilaku sekolompok
orang tertentu sangat mempengaruhi kesan pertama individu tersebut. Contohnya
adalah seseorang yang baru pertama kenal. Ia akan memberikan kesan pertama
tentang apa yang dia lihat. Sedangkan persepsi diri adalah pandangan seseorang
terhadap dirinya sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Gage dan Crombach
(1950) menunjukan adanya kecenderungan seseorang untuk melihat kesamaan
yang ada antara individu orang yang ada antara individu dengan orang asing yang
ditemuinya. Sebagai contoh adalah ketika kita membandingkan kecantikan dirinya
dengan orang lain dan ia merasa ada kesamaan antara kecantikan wajah dirinya
dan kecantikan wajah orang yang dilihatnya.
2.1.2.3 Proses Terjadinya Persepsi
Menurut Walgito (2010, 102-104) proses terjadinya persepsi adalah suatu
objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
Antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan
stimulus itu menjadi satu. Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses
kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan
oleh syaraf sensoris ke otak kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat
kesadaran sehingga individu menyadari bahwa apa yang diilihat atau apa yang
didengar, atau apa yang diraba. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf
terakhir dari proses persepsi adalah individu yang menyadari tentang apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima
melalui oleh alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan
merupakan persepsi sebenarnya.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya persepsi
adalah melalui obyek yang merangsang stimulus dan mengenai alat indera
sehingga dapat memunculkan suatu persepsi.
2.1.3. Pengertian Guru
Menurut Rugaiyah, (2011) guru adalah pendidik professional dengan utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Dalam konteks ini pengertian guru adalah seorang pendidik yang dapat
membimbing dan melatih seseorang melalui jalur pendidikan formal. Sedangkan
persepsi guru adalah proses pemahaman/maksud atas informasi yang diperoleh
seorang guru baik dari luar maupun dalam individu untuk mengutarakan anggapan
tentang sesuatu yang menjadi pandangan dalam objek pembicaraannya.
2.1.3. Kemampun Belajar
Pada bagian tinjauan pustaka tentang kemampuan belajar, ada tiga hal yang
akan dibahas. Hal tersebut mencakup pengertian kemampuan, dan pengertian
belajar. Kajian Kemampuan Belajar ini akan membantu pembaca untuk lebih
mengerti tentang Kemampuan belajar pada umumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.1.3.1. Pengertian Kemampuan
Menurut Woodworth dalam Suryosubroto (2002: 161) “Ability”
(kemampuan) mempunyai tiga arti yaitu : (1)Achievement yang merupakan actual
ability, yang dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Contohnya adalah tes
kemampuan belajar tentang materi tertentu. (2)Capacity yang merupakan
potensial ability, yang dapat diukur secara tidak langsung melalui pengukuran
terhadap kecakapan individu. Kemampuan ini dapat dilihat melalui pengamatan
terhadeap objek yang akan diteliti. (3)Aptitude yaitu kualitas yang hanya dapat
diungkap atau diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan tes potensi akademik. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah hasil dari usaha seseorang
dari suatu hal yang dipelajari.
2.1.3.2. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan (Siregar, 2011: 1-5). Belajar
dapat didefinisikan pula sebagai proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman (Gagne dalam Dahar, 2011: 1-2). Belajar
dihasilkan dari pengamatan dengan lingkungan yang di dalamnya terjadi
hubungan-hubungan dan respon-respon. Menurut Siregar (2011: 1-3) belajar
merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga di
liang lahat. Burton dalam Siregar (2011:4) mengemukakan bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku pada individu karena adanya interaksi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Harold dalam Siregar (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian belajar
dalam perspektif yang lebih detail adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar dan mengikuti aturan. Sementara Siger
dalam Siregar (2011:4) mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan perilaku
yang relatif tetap yang disebabkan praktik atau pengalaman yang sampai pada
situasi tertentu. Seseorang dapat dikatakan telah belajar jika sudah terdapat
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Sedangkan menurut Hamalik (2007)
belajar adalah proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan .
Dari berbagai pengertian belajar yang dikemukakan diatas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memahami pengetahuan yang
diterimanya.
2.1.4. Kesulitan Belajar
Pada bagian tinjauan pustaka tentang kesulitan belajar, ada tiga hal yang
akan dibahas. Hal tersebut mencakup pengertian kesulitan belajar, karakteristik
kesulitan belajar, dan kesulitan belajar khusus/spesifik. Kajian kesulitan belajar ini
akan membantu pembaca untuk lebih mengerti tentang kesulitan belajar.
Menurut Koswara (2013:7), kesulitan belajar sering diidentikan dengan
“kemampuan belajar, prestasi rendah, dan tidak dapat mengikuti pelajaran” yang
berdampak pada ketidakmampuan dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.
Untuk mengenali anak berkesulitan belajar sepertinya hal yang sangat sulit
apabila kita tidak mengetahui atau tahu karakteristik dari anak berkesulitan
belajar.
Menurut Nathan dalam Delphie (2006: 28-29) kesulitan belajar adalah
adalah anak yang mengalami kegagalan dalam situasi pembelajaran tertentu.
Sedangkan menurut Soemantri (2007: 195) kesulitan belajar lebih didefinisikan
sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif didalam
proses belajar. Anak-anak yang berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan
dalam proses fungsi mental dan fisik, yang dapat menghambat alur belajar yang
normal, menyebabkan keterlambatan dalam kemampuan perseptual-motorik
tertentu atau kemampuan berbahasa.
Dari berbagai pengertian kesulitan belajar dapat disimpulkan bahwa
kesulitan belajar adalah ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan
mengikuti pelajaran yang diterimanya. Kesulitan belajar dapat dikelompokan
menjadi dua kelompok besar yaitu yang berhubungan dengan perkembangan dan
kesulitan belajar dalam bidang akademik.
2.1.4.1. Karakteristik
Menurut Soemantri (2007: 200) terdapat empat aspek yang menjadi
karakteristik anak berkesulitan belajar. Aspek kognitif, aspek bahasa, aspek
motorik, dan sosial emosi. Aspek Kognitif Anak berkesulitan belajar lebih banyak
berkaitan dengan wilayah akademik dan bukan disebabkan oleh tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kecerdasan yang rendah. Anak berkesulitan belajar memiliki kemampuan kognitif
yang normal akan tetapi kemampuan tersebut tidak berfungsi secara optimal
sehingga terjadi keterbelakangan akademik yakni terjadinya kesenjangan antara
apa yang mestinya dilakukan anak dengan apa yang dicapainya secara nyata.
Sedangkan pada aspek bahasa masalah bahasa anak berkesulitan belajar
menyangkut bahasa reseptif maupun ekspresif. Bahasa reseptif adalah kecakapan
menerima dan memahami bahasa. Bahasa ekspresif adalah kemampuan
mengekspresikan diri secara verbal. Didalam proses belajar kemampuan
berbahasa merupakan alat untuk memahami dan menyatakan pikiran. Aspek ini
tidak dipisahkan dari aspek kognitif karena proses berbahasa pada hakekatnya
adalah proses kognitif.
Aspek Motorik adalah masalah motorik anak berkesulitan belajar yang
biasanya menyangkut keterampilan motorik perseptual yang diperlukan untuk
mengembangkan keterampilan meniru rancangan atau pola. Kemampuan ini
sangat diperlukan untuk menggambar, menulis, atau menggunakan gunting.
Keterampilan tersebut sangat memerlukan koordinasi yang baik antara tangan dan
mata yang dalam banyak hal koordinasi tersebut tidak dimiliki anak berkesulitan
belajar. Sedangkan pada aspek sosial emosi dua karakteristik yang sering
dikaitkan sebagai karakteristik sosial-emosional anak berkesulitan belajar ialah:
kelabilan emosional dan keimpulsifan. Kelabilan emosional ditunjukan oleh
sering berubahnya suasana hati dan tempramen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.1.5. Kesulitan Belajar Khusus / Spesifik
Mulyono dalam Koeswara (2013: 7) menjelaskan kesulitan belajar khusus
adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih proses gangguan proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan.
Gangguan tersebut menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar khusus
atau spesifik adalah gangguan pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran dan
tulisan yang terlihat dari sulitnya mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca,
menulis, mengeja, atau berhitung.
2.1.6. Diskalkulia
Pada bagian tinjauan pustaka tentang diskalkulia, ada empat hal yang akan
dibahas. Hal tersebut mencakup pengertian diskalkulia, karakteristik, penyebab,
dan cara mengatasi. Kajian kesulitan belajar ini akan membantu pembaca untuk
lebih mengerti tentang diskalkulia.
2.1.6.1. Pengertian Diskalkulia
Diskalkulia adalah masalah yang memberi dampak terhadap operasi
perhitungan dalam matematika yang serius (Muhamad, 2008: 134). Menurut
Lerner dalam Abdurrahman (2009: 259) diskalkulia disebut juga kesulitan belajar
matematika, istilah diskalkulia memiliki konotasi medis yang memandang adanya
keterkaitan dengan gangguan sistem syaraf pusat. Sedangkan menurut Fadhli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(2010: 74) diskalkulia sering dikenal dengan istilah “math difficulty” karena
menyangkut gangguan pada kemampuan kalkulasi secara matematis.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
diskalkulia adalah gangguan dalam operasi perhitungan pada pembelajaran
matematika.
2.1.6.2. Karakteristik
Ada beberapa karakteristik yang ditunjukan dari sejumlah masalah yang
dialami anak berkesulitan belajar matematika (Lerner dalam Koswara, 2013: 35-
40). Yang pertama adalah adanya gangguan dalam hubungan keruangan, yaitu
pemahaman batas bawah dan atas, jauh-dekat, kiri-kanan, depan-belakang, dsb.
Hal ini berdampak pada ketidakmampuan memahami system bilangan secara
keseluruhan, seperti jarak angka pada garis bilangan. Selain itu adanya gangguan
pada persepsi visual, yaitu melihat berbagai objek dengan hubungannya dengan
kelompok, diskriminasi bentuk dan juga simbol.
Asosiasi visual motor, anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami
kesulitan dalam menghitung secara berurutan sambil menyebutkan bilangannya.
Kadang – kadang anak baru memegang benda kedua tetapi sudah menyebutkan
angka 3 atau sebaliknya. Selain itu adanya persevarasi, yaitu perhatian yang
terlalu lama dalam satu objek. Apa bila pembelajaran dilakukan dengan benda
kongkrit anak lebih tertarik pada benda dari pada symbol atau bilangan. Kesulitan
dalam mengenal dan memahami symbol, anak mengalami kesulitan dalam
menghubungkan pengetahuan berdasarkan prosedur, bahasa dan notasi symbol
matematika secara formal. Anak sulit untuk memahami simbol matematika seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
simbol/tanda penjumlahan (+),simbol/tanda pengurangan (-), smbol bembagian
(:), simbol perkalian (x), simbol lebih dari (>), dan simbol kurang dari (<).
Ganguan penghayatan tubuh, anak yang mengalami ini sering kali tidak
memperhatikan anggota tubuhnya sendiri. Anak merasa sulit mamahami
hubungan bagian bagian dari tubuhnya sendiri. Untuk mengetahui masalah
penghayatan tubuh ini guru dapat menugaskan anak untuk menggambar. Apabila
anak menunjukkan bagian bagian tubuh yang tidak lengkap atau menempatkan
bagian tubuh pada bagian yang salah. Kemudian kesulitan dalam membaca dan
bahasa, kesulitan ini umumnya dialami anak ketika harus memahami penjelasan
guru secara lisan, atau perintah dalam bentuk tulisan. Berdasarkan karakteristik
yang dikemukakan diatas anak berkesulitan belajar dapat dikenali dengan
memperhatikan gejala atau masalah yang ditunjukan oleh anak.
Sedangkan menurut Fadhli (2010: 74-76) beberapa hal yang dapat menjadi
tanda-tanda seorang anak mengalami diskalkulia adalah tingkat perkembangan
bahasa dan kemampuan lainnya normal, seringkali mempunyai memori visual
yang baik dalam merekam kata-kata tertulis, namun sulit melakukan hitungan
matematis (contoh sehari-harinya, ia sulit untuk menghitung transaksi belanja,
termasuk menghitung uang kembalian. Sulit melakukan proses matematis
penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian serta sulit memahami
konsep hitung angka atau urut-urutan.
Sering bingung saat ditanya “sekarang jam berapa?” dan tidak mampu
membaca dan memahami peta. Mengalami hambatan dalam menggunakan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
abstrak tentang waktu. Misalnya bingung mengurutkan kejadian masa lalu atau
masa mendatang. Sering melakukan kesalahan ketika melakukan perhitungan
angka-angka. Seperti proses substitusi, mengulang terbalik, dan mengisi deret
hitung serta deret ukur. Mengalami hambatan dalam mempelajari musik, terutama
notasi, dan urutan nada. Sulit dalam aktivitas olahraga karena bingung mengikuti
aturan main yang berhubungan dengan sistem skor.
Menurut Koeswara (2013: 37-40) selain berdasarkan karakteristik diatas,
untuk menemui anak berkesulitan belajar matematika, guru dan orangtua dapat
mengenali dari kesulitan-kesulitan yang dialami anak saat belajar atau
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sebagai berikut: Kekurangan pada
penguasaan angka dasar, banyak anak yang mengalami kesulitan mengingat angka
dasar dalam seluruh tempat operasi matematika. Anak dapat memahami operasi
penjumlahan, misalnya 5 + 3 = 8, atau 5 x 3 = 15 tetapi untuk menghitung anak
harus selalu dibantu jari dan tidak mampu mengembangkan daya ingat untuk
menghitung secara mandiri. Kelemahan bakat matematika. Apabila anak
dihadapkan dalam perhitungan matematika/aritmatika kurang konsisten dalam
melakukan perhitungan, karena anak tidak memahami fakta-fakta dasar,
umumnya anak tidak mengakui atau menyadari kelemahannya dalam berhitung.
Kekurangan pemahaman akan simbol-simbol matematika, anak-anak
umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan jika disajikan soal seperti ini:
4 + 3 =….. atau 8 – 5 =…… Tetapi akan mengalami kesulitan jika dihadapkan
pada soal- berikut: 4 + ….. = 7 ; 8 = …. + 5 ; ….. + 3 = 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Kesulitan semacam ini umumnya karena anak tidak memahami simbol
seperti tanda tambah (+), tanda kurang (-), dsb. Ada anak yang belum memahami
nilai tempat seperti satuan, puluhan, ratusan dst. Ketidakpahaman tentang nilai
tempat akan semakin mempersulit anak, jika kepada mereka dihadapkan pada
lambang bilangan.
Kekurangpahaman angka secara abstrak, anak yang mengalami kesulitan
pemahaman angka secara abstrak umumnya tahu empat ditulis dengan 4, tetapi
dia tidak mengerti berapa banyak angka tersebut. Selanjutnya anak tidak mampu
untuk menghitung angka-angka. Tidak menguasai konsep perbedaan, anak
menunjukan perilaku seperti menghitung dengan menggunakan jari, dan ketika
anak harus mempelajari nama-nama angka dan menuliskannya anak mengalami
kesulitan, dalam membagi dan mengubah jumlah, pengertian pengurangan dan
penambahan lebih kurang lebih besar atau lebih kecil. Kesulitan terkait dengan
bahasa lisan, kesulitan ini meliputi masalah jumlah dan angka gambar dan simbol.
2.1.6.3. Penyebab
Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi gangguan diskalkulia (Fadhli,
2010:76) yaitu kelemahan dalam proses penglihatan atau visual, bermasalah
dalam mengurutkan informasi, dan fobia matematika.
2.1.6.4. Cara Penanganan
Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak
diskalkulia (Fadhli, 2010: 76-78). Antara lain coba memvisualisasikan konsep
matematis yang sulit dimengerti, dengan menggunakan gambar ataupun cara lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
untuk menjembatani langkah-langkah atau urutan dari proses keseluruhannya.
Meminta anak mendengarkan secara cermat konsep matematis yang sulit
dimengerti. Lalu tuangkan konsep matematis ataupun angka-angka secara tertulis
diatas kertas agar anak mudah melihatnya.
Tuangkan konsep-konsep matematis dalam praktik menggunakan aktivitas
sederhana sehari-hari dan sering-seringlah mendorong anak melatih ingatan secara
kreatif, bisa dengan cara menyanyikan angka-angka, atau cara lain yang
mempermudah menampilkan ingatannya tentang angka. Pujilah setiap
keberhasilan, kemajuan atau bahkan usaha yang dilakukan oleh anak. Lakukan
proses asosiasi antara konsep yang sedang diajarkan dengan kehidupan nyata
sehari-hari, sehingga anak mudah memahaminya. Jangan lupa bahwa harus ada
kerja sama terpadu antara guru dan orangtua untuk menentukan strategi belajar
dikelas, memonitor perkembangan dan kesulitan anak.
Melalui berbagai cara penanganan diskalkulia yang telah dipaparkan
beberapa peneliti dapat disimpulkan bahwa cara penanganan anak yang
mengalami diskalkulia adalah dengan dukungan orangtua anak untuk
mempelajari matematika melalui aktivitas sehari-hari, menyediakan alat-alat yang
membantu memudahkan pemahaman, dan penyesuaian materi pembelajaran di
kelas.
2.2 Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini peneliti menyajikan beberapa hasil penelitian dari beberapa
orang sebelumnya yang relevan dengan masalah yang diteliti :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Amelia (2013), meneliti tentang persepsi guru terhadap anak yang
mengalami gangguan perilaku dalam kegiatan sekolah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui beberapa pandangan guru terhadap siswa yang
mengalami gangguan perilaku di sekolah khususnya di SMP N 24 Padang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
peneliti adalah total sampling (wawancara dan observasi) dengan jumlah sampel
53 orang guru SMP N 24 Padang yang mengajar. Populasi dari penelitian ini
adalah semua guru SMP N 24 Padang sebanyak 53 orang, 8 orang laki-laki (15%)
dan 45 orang wanita (85%), dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa
sebagian besar guru memperhatikan keberadaan anak yang mengalami gangguan
perilaku di sekolah, sebagian besar guru berpersepsi bahwa anak yang mengalami
gangguan perilaku berinteraksi dengan guru baik ketika di kelas ataupun di luar
kelas, sebagian besar guru berpersepsi bahwa anak yang mengalami gangguan
perilaku berinteraksi dengan teman sebaya baik ketika di dalam kelas ataupun saat
istirahat dan sebagian besar guru berpersepsi bahwa anak yang mengalami
gangguan perilaku dalam bidang akademik anak hanya mendapatkan peringkat
duapuluh besar.
Abdurahman dan Hayatin Nufus (2009), melakukan penelitian tentang
pengunaan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa
anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran matematika. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk membantu anak tunagrahita ringan dalam memecahkan masalah
matematika dengan menggunakan media manik-manik dalam konsep himpunan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dan operasi penjumlahan 1 sampai 20. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan wawancara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas D-II SLB Bagian C BD Nurani Kota Sukabumi. Hasil dari penelitian
ini adalah kemampuan siswa tunagrahita dalam melakukan operasi hitung 1
sampai 20 mengalami peningkatan.
Astati (2011), meneliti tentang sikap kepala sekolah dan guru-guru terhadap
anak berkebutuhan khusus yang belajar di SD inklusi Puterako Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sikap kepala sekolah
dan guru-guru terhadap anak berkebutuhan khusus yang belajar di SD inklusi
Puterako Bandung. Sedangkan tujuan khususnya untuk memperoleh gambaran
tentang sikap kepala sekolah dan guru-guru terhadap kemampuan belajar ABK.
Metode penelitian yang diteliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, yang mengambil datanya menggunakan teknik skala sikap
model Likert dan kemudian dianalisis dengan menggunakan nilai rata-rata akhir.
Populasinya adalah kepala sekolah dan guru-guru SD Inklusi Puterako Bandung,
sedangkan sampelnya adalah kepala sekolah dan guru-guru yang mengajar ABK
sebanyak 25 orang. Setelah diadakan penelitian ternyata sikap kepala sekolah dan
guru-guru SD Inklusi Puterako Bandung cenderung bersikap positif dan
mendukung anak berkebutuhan khusus dalam proses belajar bersama anak normal
di sekolahnya. Sikap positif dan mendukung ini terbukti dengan peryataan yang
favorable dengan perolehan nilai yang tinggi yaitu rata-ratanya 2,70 atau B= baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berdasarkan studi literatur penelitian persepsi dan kemampuan belajar tentang
anak berkebutuhan khusus. Peneliti belum menemukan satu pun penelitian
mengenai persepsi guru terhadap kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus,
karena itu peneliti memberikan khasanah baru pada dunia penelitian khususnya
mengenai persepsi guru terhadap kemampuan belajar siswa diskalkulia. Secara
ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat literature map
dalam bagan 1.1.
Bagan 1.1. Literature Map dari penelitian-penelitian yang relevan
Persepsi Kemampuan Belajar
Yuda Paramita Amelia
Persepsi guru terhadap anak yang mengalami gangguan perilaku dalam kegiatan sosial
Astari
Sikap kepala sekolah dan guru terhadap anak berkebutuhan khusus yang belajar di SD Inklusi Puterako, Bandung Yustina Tian
Eri Devita
Persepsi guru terhadap kemampuan berhitung siswa di SD Nusantara
Maman Abdurahman
Penggunaan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa anak tunagrahita ringan dalam pembelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.3 Kerangka Berpikir
Kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk komunikasi guru dalam
menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata
pelajaran. Berbagai macam karakter siswa memberi warna tersendiri dalam proses
pembelajaran. Pendidikan harus dapat memberi dan memfasilitasi seseorang agar
dapat mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Matematika
adalah salah satu mata pelajaran yang tidak disukai anak, umumnya mereka
merasa kesulitan dan malas pada proses perhitungan yang rumit. Namun harus
lebih cermat untuk membedakan anak yang kesulitan belajar matematika biasa
atau mengalami diskalkulia. Diskalkulia adalah masalah yang memberi dampak
terhadap operasi perhitungan. Pelajaran matematika seringkali dianggap sebagai
pelajaran yang sulit bagi sebagian anak. Pelajaran matematika terlihat rumit dan
sangat berkaitan dengan kemampuan berpikir logis dan kemampuan menemukan
jawaban dari masalah yang dihadapi.
Banyak orang beranggapan bahwa anak-anak yang memiliki kesulitan
belajar khusus “diskalkulia” sangatlah sulit untuk dididik dan mendapat perlakuan
berbeda dari anak-anak lainnya. Namun dengan kemampuan matematika yang
rendah anak diskalkulia tetap memiliki kelebihan tersendiri. Masalah yang ada
dalam kelas tersebut menimbulkan berbagai persepsi guru dalam mengatasi dan
menyikapi siswa yang mengalami masalah dalam proses pembelajaran. Setiap
guru memilliki persepsi yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.4 Pertanyaan Penelitian
Pada bagian ini peneliti menyajikan beberapa pertanyaan penelitian
yang dapat membantu pada saat penelitian :
1. Bagaimana ciri siswa yang mengalami kesulitan berhitung di SD
Nusantara?
2. Bagaiman persepsi guru terhadap kemampuan berhitung siswa di SD
Nusantara?
3. Bagaimana cara guru menangani siswa yang mengalami kesulitan
berhitung di SD Nusantara?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian, ada tujuh hal yang akan dibahas. Ketujuh hal
tersebut mencakup jenis penelitian, desain penelitian, seting penelitian, teknik
pengumpulan data, instrument penelitian, keabsahan data, dan teknik analisis
data. Jenis penelitian akan memaparkan tentang jenis penelitian yang digunakan
oleh peneliti serta alasan yang digunakan, tempat dan waktu penelitian berisikan
nama sekolah serta waktu yang dilakukan untuk penelitian. Partisipan dalam
penelitian ini berisikan tentang subjek dan objek yang akan diteliti oleh peneliti,
teknik pengumpulan data akan memuat observasi, wawancara, dan dokumen.
Instrumen penelitian ini akan disajikan dengan menggunakan tabel alur penelitian,
sedangkan keabsahan data akan memuat tentang Ketujuh hal tersebut akan
dibahas secara urut.
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif,
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Selain itu data hasil
penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan
dilapangan. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah
“prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati” (Sugiyono, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tujuan peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif adalah supaya peneliti dapat mengambarkan secara nyata tentang
permasalahan yang ada di SD Nusantara sehingga persepsi guru tentang kesulitan
belajar siswa diskalkulia dapat dijabarkan secara nyata dan jelas. Sedangkan
Moleong (2008: 6) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Sugiyono (2008: 15) menambahkan bahwa penelitian kualitatif adalah
suatu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat
individu/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi. Penelitian kjualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah
secara holistik, memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis
data secara induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil
penelitian yang dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.
3.2 Seting Penelitian
3.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Nusantara. SD Nusantara
bukanlah nama sebenarnya, hal ini dimaksudkan supaya sekolah dan subjek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diteliti tetap merasa nyaman dan tidak terjadi kesalahpahaman. Waktu penelitian
akan dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2014. Pemilihan waktu
penelitian atas dasar kesepakatan antara peneliti dengan guru kelas. Jadwal
Penelitian dapat dilihat pada bagian dibawah ini:
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No. Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan
Agt Sep Okt Nov Des
1 Observasi keadaan lapangan
2 Menyusun proposal
3 Wawancara, pengumpulan dokumentasi
4 Uji keabsahan data
5 Penyusunan proposal
6 Pengujian Skripsi
3.2.2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau organisasi tempat data atau variabel
penelitian yang dipermasalahkan melekat. Tidak ada satu pun penelitian yang
dapat dilakukan tanpa adanya subjek penelitian, karena seperti yang telah
diketahui bahwa dilaksanakannya penelitian dikarenakan adanya masalah yang
harus dipecahkan, maksud dan tujuan penelitian adalah untuk memecahkan
persoalan yang timbul tersebut (Suharsimi, 1998 : 200). Hal ini dilakukan dengan
jalan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari informan. Subjek dari
penelitian ini adalah siswa kelas IV, lima subjek guru yang mengampu siswa
yang diteliti yaitu, guru kelas, guru di kelas sebelumnya (guru kelas II dan III),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
guru musik dan guru agama di SD Nusantara. Peneliti menyertakan guru kelas
sebelumnya, guru musik, dan guru agama supaya data yang diperoleh lebih
terpercaya.
3.2.3. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah persepsi guru terhadap kemampuan belajar
siswa kelas IV SD Nusantara (siswa yang dicurigai mengalami diskalkulia).
Alasan peneliti memilih objek penelitian tersebut guna mengetahui persepsi
beberapa guru yang mengampu di kelas IV SD Nusantara.
3.3 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus.
Penelitian studi kasus dilakukan untuk menyelidiki permasalahan yang ada di SD
Nusantara secara nyata dan sesuai dengan keadaan sesungguhnya di lapangan.
Suharsimi (2005: 238) menjelaskan penelitian studi kasus adalah penelitian yang
menggambarkan subjek penelitian di dalam keseluruhan tingkah laku yakni
tingkah laku itu sendiri beserta hal-hal yang melingkunginya, hubungan antara
tingkah laku dengan riwayat timbulnya tingkah laku, demikiaan pula hal yang
berkaitan dengan tingkah laku tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3.4.1. Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara semi terstruktur.
Wawancara semi terstruktur adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara,
peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan
oleh informan (Sugiyono, 2008: 323). Alasan peneliti menggunakan teknik
wawancara adalah untuk mengetahui informasi secara lebih jelas dan terpercaya
dari sumber-sumber yang ingin digali informasinya oleh peneliti yaitu guru dan
siswa. Wawancara akan dilakukan peneliti pada beberapa guru yang
mengajar/pernah mengajar siswa yang diteliti seperti guru kelas, guru kelas
sebelumnya (guru kelas II dan III), dan guru musik, dan guru agama. Satu persatu
guru akan diwawancarai dengan pertanyaan mengenai persepsi guru tersebut
mengenai kemampuan belajar siswa. Dengan demikian peneliti akan mendapatkan
data yang dibutuhkan dengan jelas. Jika dalam satu kali wawancara data belum
diperoleh secara maksimal, maka peneliti akan melakukan wawancara kembali.
3.4.2. Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif,
Penggunaan observasi partisipan ini akan menghasilkan data yang lebih lengkap,
tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak (Sugiyono, 2008). Observasi akan dilakukan oleh peneliti di SD
Nusantara untuk mencari data dari pengamatan langsung di lapangan supaya tidak
terjadi kekeliruan. Dalam penelitian ini peneliti melibatkan siswa yang mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kesulitan berhitung, guru kelas, dan guru lain yang mengajar siswa tersebut (guru
agama, guru musik,guru kelas II dan III) untuk mendapatkan data yang lengkap
mengenai hal yang akan diteliti oleh peneliti. Alat yang digunakan dalam
observasi adalah anecdotal record, catatan berkala. Alasan peneliti menggunakan
teknik observasi agar peneliti memperoleh pengetahuan yang lebih mendetail
tentang subjek yang akan di observasi dan mencatat kondisi serta keadaan dan
gejala-gejala yang terjadi di sekolah tersebut.
Peneliti pertama-tama meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan
observasi di SD Nusantara. Setelah perizinan selesai peneliti menemui beberapa
guru dan menanyakan kesulitan belajar matematika yang dialami siswa di SD
Nusantara. Beberapa guru tersebut menyebutkan beberapa anak yang mengalami
kesulitan matematika. Setelah itu para siswa diobservasi oleh peneliti. Aspek yang
diteliti adalah kemampuan berhitung matematika tentang sejauh mana penguasaan
konsep matematika yang dimiliki dengan menggunakan soal-soal sederhana.
Selain itu peneliti melihat dari kemampuan menggambar, kemampuan membaca
notasi angka, dan kemampuan dalam membandingkan arah dan letak. Dari dua
siswa yang mengalami kesulitan belajar, ditemukan satu siswa kelas IV yang
mengalami kesulitan belajar berhitung yang sesuai dengan ciri-ciri diskalkulia.
3.4.3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rekaman suara mengenai
persepsi dari beberapa guru yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan supaya data
yang diperoleh melalui rekaman suara dapat dipercaya dan mendukung informasi
yang dibutuhkan peneliti. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berlalu, bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya dari seseorang
(Sugiyono, 2008: 340). Hasil observasi atau pengamatan akan lebih dipercaya
apabila didukung dengan adanya dokumentasi. Instrumen Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah instrumen
pokok dan instrumen penunjang. Instrumen pokok adalah peneliti itu sendiri,
sedangkan instrumen penunjang adalah pedoman observasi dan pedoman
wawancara. Peneliti sebagai instrumen dapat berhubungan langsung dengan
responden dan mampu memahami serta menilai berbagai bentuk dari interaksi di
lapangan. Untuk membantu penelitian sebagai instrumen pokok maka peneliti
membuat instrument penunjang. Setelah ditentukan metode yang digunakan, maka
peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang diperlukan untuk
mengumpulkan data. Pengalaman peneliti sebagai instrument penelitian, membuat
peneliti dapat menunjukan kualitas pribadi sebagai instrument penelitian yaitu
toleran terhadap partisipan yang menjadi subjek penelitian, sabar dalam
menghadapi setiap partisipan, menunjukan empati terhadap partisipan, menjadi
pendengar yang baik bagi partisipan, bersikap terbuka, jujur, objektif, dan tidak
dibuat-buat ketika melakukan penelitian, selain itu peneliti juga memiliki rasa
ingin tahu terhadap segala kejadian yang dialami oleh subjek yang diteliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.2 Alur Instrumen Penelitian
3.5 Keabsahan Data
3.6.1. Kredibilitas (Taraf Kepercayaan)
3.6.1.1. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan. Perpanjangan pengamatan yang peneliti lakukan adalah
melakukan observasi proses belajar mengajar di kelas sebanyak dua pertemuan.
Pertemuan pertama dilakukan untuk pembiasaan guru dan siswa di kelas dengan
keberadaan peneliti. Selanjutnya hanya satu pertemuan yang digunakan untuk
proses analisis data yang lebih rinci mengenai kondisi pembelajaran di kelas .
3.6.1.2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
No Partisipan Alur Instrumen
Penelitian
Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
1. Siswa kesulitan berhitung
Kemampuan belajar Observasi Wawancara Dokumentasi
Siswa kesulitan berhitung
2. Guru
Persepsi guru merespon kemampuan belajar siswa
Interview (Wawancara) Dokumentasi
Guru kelas IV, III, II, guru musik, guru agama
3. Orangtua siswa / Keluarga
Adanya bukti pernyataan
Wawancara Dokumentasi
Ayah dan Nenek siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005:330). Triangulasi yang dilakukan
peneliti adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik yang
dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan observasi partisipatif, wawancara
semi terstruktur, dan dokumentasi untuk sumber data. Pertama data diperoleh dari
dokumentasi, kemudian dicek dengan observasi dan wawancara. Data akan
menjadi kredibel jika pengujian data dari ketiga teknik tersebut menghasilkan data
yang sama (Sugiono, 2010: 373).
Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber. Data yang dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu
kesimpulan. Peneliti menggunakan teknik pengecekan teman sejawat (peer
debriefing) yang bermanfaat untuk membentuk kepercayaan dan membantu
peneliti untuk selalu jujur dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan untuk
mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan sehingga
informasi yang didapat memperoleh kebenaran. Triangulasi dengan sumber dapat
ditempuh dengan jalan sebagai berikut : a)membendingkan data pengamatan
dengan data hasil wawancara. b)membandingkan apa yang dikatakan orang di
depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c)membandingkan apa
yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan
sewaktu peneliti dengan sepanjang waktu. d)membandingkan keadaan dan
prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang.
e)membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan
(Ghony 2014: 322-324). (Lampiran 3.1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.6.1.3. Menggunakan Bahan Referensi
Bahan referensi adalah pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Peneliti menggunakan catatan lapangan untuk proses
pembelajaran guru dan rekaman untuk bukti hasil wawancara. Catatan lapangan
dalam penelitan dan perekaman tersebut digunakan untuk mendukung hasil
analisis data, selain itu digunakan juga berbagai teori yang berlainan untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenihi syarat. Berbagai teori
pada penelitian ini telah dijelaskan pada bab II dipergunakan untuk menguji
terkumpulnya data tersebut. (Lampiran 3.2)
3.6.2. Transferability (Daya Transfer)
Penulis melakukan tahap-tahap analisis yang objektif dan terbuka karena
penulis berharap penelitian ini dapat menjadi daya transfer bagi pembaca dalam
memberikan persepsi kepada anak yang mengalami kesulitan belajar berhitung,
khususnya kesulitan belajar spesifik “diskalkulia”. Kemampuan daya transfer ini
berguna agar pembaca dapat mengerti ketika menemukan, melihat atau mengenal,
bahkan berinteraksi dengan anak yang melakukan kesulitan berhitung, khususnya
kesulitan belajar spesifik “diskalkulia”. Dengan demikian peneliti membuat
laporan dengan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat
dipercaya, sehingga penulis juga ingin memberi referensi yang berarti bagi penulis
lain yang akan mengadakan penelitian yang serupa.
3.6.3. Dependability (Kebergantungan)
Pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap
keseluruhan proses penelitian dilapangan. Caranya dilakukan oleh kedua dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
penelitian. Dosen pembimbing memberikan arahan kepada peneliti dalam
melakukan tahap-tahap penelitian yang berupa mulai menentukan masalah atau
fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,
melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan, seluruh hal ini
peneliti lakukan bersama dosen pembimbing.
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dalam Moleong (2007: 280) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data.
Analisis data dilakukan dalam suatu proses, proses berarti
pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dan dilakukan
secara intensif, yakni sesudah meninggalkan lapangan, pekerjaan menganalisis
data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengarahan tenaga fisik dan
pikiran dari peneliti, dan selain menganalisis data peneliti juga perlu
mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori baru yang barangkali
ditemukan.
Menurut Miles dan Huberman dalam Moleong (2007: 308), pada dasarnya
analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigma positivisme.
Pandangan positivisme adalah kejadian yang benar-benar terjadi. Analisis data itu
dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah satu atau
lebih dari satu siklus. Jadi seorang analis sewaktu hendak mengadakan analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah
dilakukannya satu atau dua siklus, yakni:
3.7.1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan
dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan
penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara
sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah
pengecekan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali. Proses ini
berlangsung selama penelitian dilakukan, dari awal hingga akhir penelitian.
Dalam proses ini peneliti benar-benar mencari data yang benar-benar valid. Ketika
peneliti ingin menyajikan kebenaran data yang diperoleh data tersebut akan di cek
ulang dengan informan lain yang dirasa peneliti lebih memahami. (Lampiran 3.3)
3.7.2. Display Data
Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasil
penelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data
dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data
memverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data. Tujuannya adalah untuk
memudahkan membaca dan menarik kesimpulan. Penyajian data adalah bagian
dari analisis dan mencakup reduksi data. Dalam proses ini peneliti
mengelompokkan hal-hal yang serupa menjadi kategori atau kelompok
berdasarkan tema-tema. (Lampiran 3.3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.7.3. Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan yang ditemukan pada awal penelitian masih bersifat sementara
dan akan mengalami perubahan apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
dan dapat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Untuk
menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk
kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian
berlangsung sejalan dengan pengecekan teman sejawat (peer debriefing),
trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi hasil penelitian.
Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2008), Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada. Penemuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya tidak jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. Makna-makna yang muncul
dari data harus selalu diuji kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validitas
terjamin. Dalam tahap ini peneliti membuat kesimpulan dari data yang telah
dirumuskan. Langkah selanjutnya adalah dengan melaporkan hasil penelitian
lengkap. (Lampiran 3.3). Berdasarkan uraian diatas, analisis data dengan
pendekatan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengumpulan Data
Reduksi Data Display Data
Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan
Gambar 3.3 Teknik Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti membahas dua topik yaitu hasil penelitian dan
pembahasan. Hasil penelitian berisi tentang partisipan penelitian, seting
penelitian, dan deskripsi subjek penelitian. Sedangkan pembahasan berisi tentang
problematika siswa yang mengalami kesulitan berhitung, dan persepsi guru
terhadap siswa siswa yang mengalami kesulitan berhitung. Semua akan dijabarkan
secara berurutan dibawah ini.
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Partisipan dan Seting Penelitian
Partisipan penelitian ini terdiri dari partisipan awal yaitu dua siswa laki-laki
di kelas IV, dan partisipan selanjutnya adalah beberapa guru yaitu guru kelas IV,
guru kelas sebelumnya (kelas II dan III), Guru musik, guru agama, dan salah satu
orang tua (ayah) siswa yang menjadi subjek penelitian. Waktu penelitian ini
dimulai dari 6 Agustus 2014 sampai dengan 8 November 2014 pada tahun ajaran
2014/2015. Penelitian dilakukan tiga sampai empat kali seminggu di SD
Nusantara dari pukul 08.00–12.00. Sedangkan di rumah subjek peneliti datang
dua kali setiap hari minggu pukul 08.00–09.30.
Tempat penelitian ini terletak di salah satu Sekolah Dasar yang ada di kota
Yogyakarta. SD Nusantara sangat strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan
roda dua maupun roda empat karena letaknya di pinggir jalan lintas desa. Di
halaman sekolah ini terdapat lapangan yang biasa digunakan untuk upacara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
olahraga. Halaman sekolah berdampingan dengan kompleks taman kanak-kanak
sehingga di halaman terdapat fasilitas bagi anak taman kanak-kanak seperti
jungkat-jungkit, perosotan, kincir putar dan gantungan. SD Nusantara memiliki
enam ruang kelas, ruang komputer, ruang guru dan ruang perpustakaan berada
dalam satu ruangan yang sama. Jumlah guru di SD Nusantara adalah 13 guru yang
terdiri dari enam guru kelas, satu guru musik, satu guru paduan suara, satu guru
tari, satu guru TIK, satu guru Bahasa Inggris dan satu guru olahraga. Dari ke 13
guru tersebut terdapat tujuh guru yang mengajar di kelas IV yaitu guru kelas IV,
guru musik, guru paduan suara, guru tari, guru TIK, guru Bahasa Inggris, dan
guru olahraga. Keadaan ekonomi guru-guru yang ada di SD Nusantara dapat
dikategorikan menengah-keatas. Sedangkan para orangtua siswa sebagian besar
tergolong kalangan ekonomi menengah-kebawah.
4.1.2. Deskripsi Subjek Penelitian
4.1.2.1. Informan I (BG)
Latar belakang Informan I
Wawancara pertama dilakukan penulis dengan BG siswa kelas IV yang nilai
matematikanya selalu buruk bahkan sering di bawah KKM sejak kelas I. BG
adalah anak ke-3 dari tiga bersaudara yang lahir pada 16 Oktober 2004. Kedua
kakknya tidak tinggal bersamanya, di rumah ia tinggal bersama ayah dan
neneknya karena Ibunya sudah meninggalkannya sejak balita. Penulis melakukan
wawancara dengan BG di ruang guru SD Nusantara pada hari, Senin 20 Oktober
2014 saat jam istirahat pertama pukul 09.00–09.45 WIB. Ketika wawancara BG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
terkesan malu-malu ketika peneliti menanyakan beberapa pertanyaan. Saat BG
ditanya “apakah kamu suka matematika?” ia menjawab “agak senang”. Ketika
guru menjelaskan materi ia hanya menjawab “agak mudeng”. BG mengatakan
bahwa ia bisa memahami materi jika dituntun pribadi olah gurunya. Hampir
semua jawaban yang muncul selalu singkat. Saat dirumah ia mengatakan yang
mendampingi belajar adalah kakak ketika pulang dan ayahnya, ia belajar ketika
ayahnya pulang dari tempat kerja sekitar jam delapan malam. Jika ayahnya tidak
bisa mengajarinya, ia belajar sendiri dan membaca-baca buku. Ia memiliki hobi
bermain bola dan sering bermain bola dengan teman-temannya di sekolah dan di
rumah. Selain main bola ia senang bermain drum. Drum adalah alat musik yang
paling digemari BG. BG senang bermain drum karena drum termasuk alat musik
ritmis dan tidak memiliki nada dasar. Namun ketika ia dihadapkan dengan notasi
angka pada saat pelajaran musik, ia merasa kebinggungan karena BG sulit
membedakan antara not satu dan not lainnya yang tidak berurutan.
Pokok Permasalahan
Berdasarkan hasil wawancara pada Informan I peneliti menyimpulkan
bahwa Informan I tidak menyukai pelajaran matematika dan tidak begitu mengerti
tentang matematika serta sering kebingungan ketika dihadapkan dengan notasi-
notasi angka. Di rumah Informan I tidak selalu mendapatkan bimbingan dari
orangtuanya, karena orangtuanya bekerja hingga larut malam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4.1.2.2 Informan II (BD)
Latar belakang Informan II
Wawancara kedua dilakukan penulis dengan BD. BD adalah anak pertama
dari empat bersaudara. Wawancara ini dilakukan di ruang guru SD Nusantara
pada hari, Senin 20 Oktober 2014 disaat jam istirahat pertama pukul 09.00–09.45
WIB. BD terlihat agak tertutup ketika di wawancarai, ia hanya diam saja dan tidak
mau senyum bahkan menatap saya, BD juga hanya menjawab pertanyaan
seperlunya seperti “iya; tidak” dan menganggukkan kepala atau
menggelengkannya ketika ditanya. BD memiliki hobi bermain bola, ia sering
bermain bola dengan teman-temannya disekolah. BD menyukai pelajaran Bahasa
Indonesia karena mudah menurutnya, nilai-nilainya baik ia selalu mendapatkan
nilai 70 bahkan hampir 100. Selain Bahasa Indonesia ia menyukai mata pelajaran
IPA, namun BD tidak suka dengan matematika karena sulit saat mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru. Selain itu, ketika guru sedang menjelaskan ia
sering bertanya pada gurunya karena ia belum mengerti tentang materi yang
disampaikan. Ia mengatakan bahwa ia kesulitan ketika dihadapkan dengan materi
pecahan, namun sudah mengerti ketika dihadapkan dengan materi perkalian. BD
merasa bingung ketika dihadapkan dengan perhitungan pembagian.
Di rumah, ibunya selalu mendampingi belajar dengan membantunya
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengulan materi pelajaran, setiap sore ia
belajar bersama Ibu ataupun bapak. Di rumah BD tinggal bersama orangtua,
ketiga adiknya, dan neneknya. Saat ditanya mengenai nilai rapor ia mengatakan
bahwa nilai yang paling bagus adalah nilai IPA, ia mendapatkan nilai 94 pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mata pelajaran tersebut. Sedangkan nilai yang paling jelek yang BD peroleh
adalah matematika. Pada mata pelajaran ini ia mendapatkan nilai 50. Nilai yang
jauh dibawah KKM yaitu 65.
Topik Permasalahan
Berdasarkan wawancara pada Informan II peneliti menyimpulkan bahwa
BD tidak menyukai mata pelajaran matematika karena susah menurutnya. Pada
mata pelajaran matematika nilainyapun dibawah KKM yaitu 50. Sedangkan pada
mata pelajaran yang ia sukai nilainya baik dan ia merasa mudah dalam
memahaminya.
4.1.2.3 Informan III (Guru Kelas IV)
Latar belakang Informan III
Wawancara dengan Guru Kelas IV dilaksanakan pada hari Rabu 29 Oktober
2014 di ruang guru SD Nusantara saat jeda mengajar. Guru kelas IV bernama Ibu
SR, ia berumur 53 tahun. Bu SR adalah lulusan D2 PGSD dan sudah memiliki
pengalaman mengajar selama 33 tahun. Bu Siti selalu ditempatkan dikelas V,
selain itu ia juga pernah mengampu kelas I ketika Ia berada di sekolah
sebelumnya. Di SD Nusantara Bu SR menjadi wali kelas IV. Di kelasnya
sekarang ia mengatakan bahwa ada beberapa anak yang mengalami kesulitan
belajar. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa tersebut adalah kesulitan
menghitung matematika, yang disebabkan kurangnya bimbingan belajar di rumah
dengan orangtuanya atau karena memang ia malas. Selain itu ada pula kasus siswa
yang sudah ditinggal orang tuanya pergi untuk mencari nafkah. Bu SR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika ketika mereka
berada di kelas IV. Bu SR mendapat tambahan informasi tentang keadaan siswa
sebelumnya dari guru kelas bawah yaitu guru kelas tiga, dua, dan satu. Setelah
lebih jauh mengenal anak tersebut ternyata benar apa yang dikatakan guru kelas
sebelumnya karena Bu SR sudah membuktikannya sendiri ada beberapa anak
yang sulit untuk mengikuti pelajaran, khususnya pelajaran matematika. Pada
pelajaran matematika Bu SR sudah mengajarkan dan membebaskan anak untuk
memecahkan soal-soal dengan berbagai cara yang penting jawabannya bisa
terpecahkan, namun walaupun cara yang paling mudah saja sudah diajarkan masih
ada saja siswa yang sulit untuk memahaminya.
Di kelas IV terdapat dua anak laki-laki menurut Ibu SR yang mengalami
kesulitan dalam perhitungan matematika. Ia bernama BG dan BD. Bu SR
menambahkan bahwa BD masih mau berusaha saat menyelesaikan soal
matematika walaupun mengalami kesulitan. Pada materi pecahan, BD sering
bingung untuk membedakan pembilang dan penyebut. Sedangkan BG ia lebih
mengalami kesulit lagi dibandingkan dengan BD, terlebih jika BG sudah malas ia
tidak mau berpikir lagi. Menurut Bu SR interaksi di kelas dengan teman-teman
tidak ada masalah, mereka seperti anak-anak lainnya. Bu SR mengatakan bahwa
orang tua BD kurang telaten dalam membimbing belajarnya karena saat ia
bertanya dengan BD siapa yang mendampingi belajar, BD menjawab bahwa ia
hanya belajar sendiri.
Jika ada anak yang belum jelas tentang materi yang disampaikan, Bu SR
melakukan bimbingan pribadi kepada anak yang membutuhkan. Bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dilakukan di kelas dengan mengajari satu persatu anak hingga ia mengerti. BG
adalah anak yang paling sering mendapatkan bimbingan pribadi karena Ia kurang
memahami materi pelajaran. Sedangkan BD sangat jarang, karena terkadang ia
takut untuk bertanya terlebih mata pelajaran matematika, untuk mata pelajaran
lain tidak ada masalah nilainya cukup baik. Namun, pada BG hampir semua
nilainya tidak bisa memenuhi KKM. Bu SR mengatakan saya hanya bisa
membantu semaksimal saya, karena jika dipaksapun tidak bisa, terlebih pada
matematika yang membutuhkan waktu untuk menghitung.
Berdasarkan wawancara pada Informan III peneliti menyimpulkan bahwa di
kelas IV terdapat dua anak laki-laki yang mengalami kesulitan belajar khususnya
matematika. BG adalah anak yang paling sulit pemahamannya tentang
matematika, nilainya selalu dibawah KKM. Sedangkan BD ia sangat tidak
menyukai matematika namun kemampuannya masih diatas BG selain itu nilai-
nilai lain sangatlah baik. Menurut Bu SR BG dan BD tidak memiliki bakat lain
akademik maupun non akademik. Bu SR menambahkan ia harus ekstra kesabaran
untuk menghadapi anak-anak seperti mereka.
Topik Permasalahan
Berdasarkan wawancara pada Informan III yaitu guru kelas IV peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat dua anak laki-laki yang mengalami kesulitan
belajar matematika, menurut Ibu SR penyebabnya adalah kurangnya bimbingan
dari orang tua di rumah. Kedua anak laki-laki yang mengalami kesulitan belajar
itu adalah BG dan BD. BG mengalami kesulitan hampir di semua pelajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
namun yang paling buruk matematika, karena nilainya sering tidak mencapai
KKM. Sedangkan BD tidak menyukai matematika namun nilainya berada di atas
BG, selain itu pada mata pelajaran lain nilainya sangat baik
4.1.2.4 Informan IV (Guru Kelas III)
Latar belakang Informan IV
Wawancara dengan guru kelas III dilakukan saat jeda mengajar pada hari
Kamis 30 Oktober 2014 di ruang guru pada pukul 08.45–09.20. Guru kelas III
bernama Ibu LL yang berusia 52 tahun, Ibu LL adalah lulusan SPG yang memiliki
pengalaman mengajar selama 10 tahun di SD Nusantara. Bu LL mengenal BG
sebagai siswa di kelas I dan II sedangkan BD kebetulan adalah tetangganya. Saat
berada di kelas III BG adalah anak yang sangat bermasalah dengan semua
pelajaran tapi untuk BD ia bisa, masalahnya hanya di matematika karena nilai
pelajaran lain selalu di atas KKM. BG selain nakal di kelas ia seperti tidak
memiliki motivasi belajar di kelas pun hanya sesekali mendengarkan selebihnya
main sendiri hingga pernah Bu LL memintanya untuk tidur di kelas karena
mengganggu temannya dan BG pun tidur nyenyak di kelas tersebut. Ketika di
minta untuk mengerjakan soal matematika ia selalu menggunakan jarinya untuk
menghitung, namun seringkali jawabannya tidak ketemu.
Nilai-nilai BG sangat pas-pasan, nilai mata pelajaran yang paling buruk
memang matematika karena ia selalu tidak lolos KKM, untuk mata pelajaran lain
juga kurang dari KKM, tetapi tuntutan sekolah yang memang harus pas KKM
sehingga dibuat pas KKM. Sedangkan BD yang tidak lolos hanya matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
saja. Jika dibandingkan antara BG dan BD dalam bidang matematika BG adalah
anak yang paling lemah dalam memahami matematika, jika diminta mengerjakan
soal BG hanya mencoret-coret tanpa mengerjakan satupun dari beberapa soal
yang diberikan. Sedangkan BD mengerjakan namun hasilnya masih kurang benar
karena pemahaman BD pada materi perkalian dan pembagian kurang lancar. BG
seringkali mencoba menghitung dengan menggunakan jari, namun sering tidak
ketemu jawabannya.
Dalam pemahaman akan simbol dalam matematika tidak ada masalah
dengan BG dan BD. Mereka hanya bingung bagaimana cara mengerjakan soal
matematika saja. Jika BG sudah malas ia hanya menulis soal dan mencoret-
coretnya tanpa mengerjakan soal tersebut. Dari batas nilai KKM 65 BG
mendapatkan nilai 30 dan BD 50. Untuk interaksi di kelas dengan teman-
temannya di kelas mereka tidak memiliki masalah. Bu LL sering memberikan
motivasi kepada mereka juga bagi anak-anak yang lain seperti memberikan uang
jika mereka bisa menjawab soal dengan benar.
Topik permasalahan
Berdasarkan wawancara pada Informan IV peneliti menyimpulkan bahwa
saat BG dan BD di kelas III mereka mengalami kesulitan belajar matematika. Dari
kedua anak tersebut BG adalah anak yang memiliki kemampuan dalam berhitung,
semua dapat dilihat dari nilai mereka. Selain itu BG sering tidak mengerjakan soal
yang diberikan guru, ia hanya menulisnya dan mencoret-coret soal tersebut tanpa
mengerjakannya satupun. Sedangkan BD jika dihadapkan soal matematika ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
mampu mengerjakannya walaupun terkadang sudah panjang caranya namun
jawabannya kurang tepat.
4.1.2.5 Informan V (Guru Kelas II)
Latar belakang Informan V
Wawancara dengan guru kelas II dilakukan di ruang guru saat jeda mengajar
hari, Kamis 30 Oktober 2014 pukul 08.00–08.30 WIB. Guru kelas II bernama Ibu
MR yang berusia 51 tahun. Ia adalah lulusan SPG dan sudah hampir 30 tahun
mengajar dan 5 tahun mengajar di SD Nusantara. Di sekolah sebelumnya Bu MR
mengajar di kelas atas, dan di sekolah ini Ia mengajar di kelas bawah. Bu MR
mengenal BG dan BD saat mereka berada di kelas II. Menurut Bu MR saat BG
berada di kelas II tidak seperti teman-teman yang lain, kemampuan berpikir
kurang begitu bagus dan pemalas, sedangkan BD adalah anak yang pendiam susah
diajak komunikasi, namaun kemampuan akademiknya tidak ada masalah dan
tidak ketinggalan dengan teman-teman lainnya.
Perilaku BG jika di kelas agak nakal, dan usil suka mencolek-colek
temannya. Ia sering mengganggu teman-temannya sedangkan BD tidak begitu, ia
normal seperti teman yang lain. Untuk nilai di kelas II BD lebih baik
dibandingkan dengan BG, namun BD jika diminta mengerjakan tugas mengambar
ia tidak pernah mengumpulkannya. Saat di kelas II BG tidak mau menulis dan
selama berada di sekolah ia hanya bermalas-malasan, ia mau menulis jika teman-
temannya sudah pulang sehingga Ibu MR memberikan bimbingan khusus kepada
BG sepulang sekolah. Menurut Bu MR nilai yang paling baik hanya nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
olahraga, nilai lain dalam pembelajaran banyak yang dibawah KKM. Bu MR
mengatakan bahwa kakak BG adalah anak yang memiliki prestasi disekolahnya.
Saat di kelas, interaksi dengan teman-teman tidak ada masalah
kecenderungannya hanya pada BG yang jail. BG pernah tinggal kelas dan Bu MR
menjadi wali MRid setelah BG mengulang kelas I, di kelas sebelumnya BG tidak
mau menulis setelah dipegang Bu MR ia perlahan-lahan mau belajar menulis. Jika
diminta untuk mengerjakan soal, BG hanya menulisnya saja lalu mengumpulkan
tanpa mengerjakannya. Motivasi sudah sering diberikan dengan memberikan
hadiah jika bisa mengerjakan soal dan memberikan pujian-pujian.
Topik permasalahan
Berdasarkan wawancara pada Informan V peneliti menyimpulkan bahwa di
kelas II BG mengalami kesulitan untuk menulis dan nilai-nilai lain rendah bahkan
dibawah KKM, terlebih pada pelajaran matematika. Selain itu BG adalah anak
yang nakal dan usil di kelas, ia sering mengganggu teman-temannya. Sedangkan
BD tidak begitu bermasalah ia dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, hanya
saja jika diminta untuk mengumpulkan tugas mengambar ia tidak pernah
mengumpulkan.
4.1.2.6 Informan VI (Guru Musik)
Latar belakang Informan VI
Wawancara dengan guru musik dilakukan di ruang guru SD Nusantara pada
hari Sabtu 08 November 2014 pukul 11.00–11.30 WIB. Guru musik di SD
Nusantara bernama Bu FR yang sudah berusia 65 tahun. Beliau adalah sarjana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
muda di sekolah tinggi kesejahteraan sosial di Bandung dan sudah memiliki
banyak pengalaman mengajar seperti menjadi kepala sekolah di SD, SLB, dan
SMK.
Bu FR mengajar musik dari TK hingga kelas VI SD. Selama mengajar
musik Bu FR sering menemukan kesulitan seperti kurang bisa berkonsentrasi,
banyak bicara sehingga sangat menghambat. Saat ditanya tentang BG dan BD Bu
FR mengatakan telah mengenal mereka sudah sejak di kelas bawah. Dalam belajar
BD lebih mudah memahami sedangkan BG agak susah dikendalikan jika dilihat
sepertinya memang kurang bisa memahami.
Di kelas IV materi yang diberikan adalah seni musik, dalam pembelajaran
sering dihadapkan dengan notasi angka, memainkan alat musik dan menyanyi. BD
saat menyanyi lebih pada suara pas-pasan, sedangkan BG Fals dan untuk
membaca not ia sangatlah kurang, sering sering mengalami kesalahan. Jika not
berurutan tidak ada masalah namun jika not di bolak-balik BG merasa
kebingungan. Saat pembelajaran BG perhatiannya jarang sekali fokus ia sering
main sendiri bahkan tertawa-tertawa sendiri.
Cara yang Bu FR berikan adalah membimbing dengan telaten dan
memberikan contoh sehingga lebih mudah didipahami. Jika dilihat dari nilai
mereka BD lebih baik terlebih untuk teori musik dan disarankan untuk ikut Ekskul
Paduan Suara. Selain suaranya fals kemampuannya memang kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Topik permasalahan
Berdasarkan wawancara pada Informan VI peneliti menyimpulkan bahwa
pada mata pelajaran music, BG sulit memahami notasi angka dan suaranya fals.
Selain itu perilakunya di kelas sering tidak memperhatikan saat guru sedang
menjelaskan. Pada BD saat pelajaran musik tidak ada masalah serius yang
nampak, sesekali saja ia hanya merasa bosan.
4.1.2.7. Informan VII (Guru Agama)
Latar belakang Informan VII
Wawancara dengan guru agama dilakukan pada hari Senin 03 November
2014 di seminari tinggi pada pukul 16.30–16.50 WIB. Wawancara dilakukan di
seminari tinggi karena yang mengajar agama di SD Nusantara adalah seorang
frater bernama YL dan ia tidak bisa ditemui di sekolah karena hanya datang 1
minggu sekali, ketika saya akan wawancara ia sudah buru-buru pulang karena
akan ada acara sehingga wawancara dilaksanakan di seminari.
Dari hasil wawancara dengan Frater Yuli ia mengenal BG dan BD karena
saat mengajar mereka menjadi orang-orang yang menonjol dalam membuat
keramaian dan jalan-jalan. Yang sering jalan-jalan adalah BG sedangkan BD tidak
seberapa ia masih duduk di bangkunya hanya terkadang saja membuat gaduh.
Dapat dikatakan yang paling rendah di kelas IV adalah BG walaupun nilainya
masih berada di atas KKM. Sedangkan nilai BD masih di atas nilai BG. BG sering
terlambat dalam mengumpulkan tugas padahal sudah diberi waktu tambahan dan
ditakuti dengan mengurangi nilainya jika telat mengumpulkan tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Saat Ujian Tengah Semester (UTS) BG mendapatkan nilai 78 dan itu nilai
terendah. Motivasi sudah sering diberikan seperti memberikan perhatian lebih
khususnya pada pribadi mereka dan pendampingan khusus selain itu memberikan
tanggung jawab kepada mereka di kelas agar mereka sadar dan percaya bahwa ia
dipercaya. Untuk interaksi di kelas BG sangat dominan artinya teman-teman lain
agak takut atau segan dengannya atau mungkin sudah kesal dengan perilakunya di
kelas. Ia sering mencari perhatian dengan berjalan-jalan di kelas, bersembunyi di
pojokan, padahal tidak terlalu penting. Saat guru menjelaskan BG tidak pernah
mendengarkan dan memperhatikan hanya sesekali saja. Untuk BD lebih bisa di
ingatkan diberitahu mungkin ia ramai di kelas karena pengaruh teman-temannya
saja.
Topik pembahasan
Berdasarkan wawancara pada Informan VII peneliti menyimpulkan bahwa
saat pelajaan agama BG sering tidak memperhatikan dan hanya bermain sendiri,
ia sering mencari perhatian dengan tingkah-tingkah yang tidak begitu penting.
Sedangkan BD tidak ada masalah khusus yang nampak saat pembelajaran.Dilihat
dari nilai-nilainya BG adalah anak yang memiliki nilai agama paling rendah di
kelas IV yaitu 78 sedangkan BD nilainya di atas BG.
4.1.2.8 Informan VIII (Ayah Subjek)
Latar belakang Informan VIII
Wawancara dengan Ayah BG dilakukan pada hari Minggu 02 November
2014 di rumahnya pada pukul 08.00 – 08.45. Wawancara dilakukan pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
minggu karena di hari lain beliau sibuk bekerja sebagai buruh dan saat pulang
kerja sudah petang. Ayah BG bernama PR ia berusia 64 tahun.
Pekerjaan pak PR adalah buruh bangunan, ia memiliki tiga anak, dua laki-
laki dan satu perempuan. Anak pertama laki-laki dan sekarang sudah bekerja di
Solo. Anak kedua perempuan kini sudah SMA. Di rumah BG tinggal dengan ayah
dan neneknya karena Ibunya sudah meninggalkan BG, Kakak pertamanya, ayah,
dan neneknya sejak beberapa tahun lalu tepatnya saat BG beruMR tiga tahun.
Setiap hari Pak PR pelang bekerja sekitar pukul 4 sore dan setelah itu ia
melanjutkan untuk mencari makan untuk sapinya.
Di rumah yang mendampingi siapa belajar adalah pak PR karena neneknya
juga tidak mungkin bisa, ia sering merasa kesulitan saat mengajari karena beliau
pun kurang memahami materinya khususnya pelajaran matematika. Jika sudah
tidak bisa mengajarinya pak PR meminta BG untuk pergi ke rumah tetangganya
untuk meminta mengajari PR atau pelajaran lain. Pak PR menambahkan bahwa
prestasi BG menurun terutama nilai matematika dan bahasa Inggris yang buruk.
Pak PR mengatakan bahwa kedua kakak BG adalah anak yang berprestasi di
sekolahnya, mereka selalu mendapatkan juara kelas, hanya BG yang kurang.
Topik pembahasan
Berdasarkan wawancara pada Informan VIII peneliti menyimpulkan bahwa
BG kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari seorang Ibu karena
Ibunya sudah meninggalkannya sejak uMR tiga tahun. Selain itu kurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
pendampingan dari ayahnya yang sibuk bekerja dan kemampuan akademik yang
terbatas sehingga pendampingan belajar tidak maksimal.
4.1.2.9 Informan IX (Nenek Subjek)
Latar belakang Informan IX
Wawancara dengan nenek BG dilaksanakan pada hari Selasa 28 Oktober
2014 di rumah pada pukul 10.15–11.00 WIB. Nenek BG bernama Suminah dan
sudah beruMR 78 tahun. Dari wawancara tersebut nenek menyebutkan bahwa
kebiasaan BG di rumah setelah pulang sekolah hanya pergi bermain hingga lupa
makan bahkan nenek sering mencarinya hanya untuk memintanya makan karena
ia khawatir nanti BG sakit karena belum makan. Setiap siang BG di rumah
bersama neneknya karena ayah BG pergi mencari uang dan ibunya sudah lama
meninggalkan BG dan pergi ke Bandung. Nenek BG adalah seorang penjual
tempe daun yang setiap harinya menjual dagangannya di pasar.
BG memiliki dua kakak, kakak pertama bekerja di Solo dan kakak keduanya
sekolah SMA namun ikut dengan Ibunya dan tidak pernah mengunjunginya di
rumah. Nenek mengatakan yang mengajari BG belajar adalah ayahnya sepulang
dari kerja. Nenek menambahkan bahwa kesulitan yang dialami BG karena Ia
malas dan hanya main saja.
Topik pembahasan
Berdasarkan wawancara pada Informan IX peneliti menyimpulkan bahwa
BG hanya didampingi oleh neneknya setiap siang dan pergi bermain setelah
pulang karena kurang pendampingan dari Ibunya yang sudah sejak kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
meninggalkannya, BG menjadi nakal dan malas. Ayah BG pulang ketika sore,
sehingga hanya bisa mendampingi belajar ketika sudah malam.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Problematika Siswa
Berdasarkan observasi pembelajaran di kelas IV SD Nusantara tahun
pelajaran 2014/2015 ditemukan ada beberapa anak yang mengalami kesulitan
berhitung. SD Nusantara adalah sekolah swasta yang berdomisili di Yogyakarta.
SD Nusantara terletak di sebuah desa kecil yang dikelilingi sawah. Keadaan
sekolah sangat mendukung proses pembelajaran karena telah dilengkapi sarana
dan prasarana yang baik di SD Nusantara. Terdapat enam kelas dan 134 siswa.
Setelah menelusuri lebih jauh ditemukan dua siswa laki-laki yaitu BG dan
BD yang memiliki pemahaman yang rendah tentang matematika (wawancara
Guru Kelas IV) beliau mengatakan “anak yang mengalami kesulitan belajar
metematika ada dua. Laki-laki semua kebetulan. Namanya BG dan BD”. BD
adalah siswa yang pernah tidak naik kelas sewaktu ia berada di kelas-I, Sedangkan
BD selalu naik kelas dan nilai-nilainya cukup baik, hanya saja ia sering kesulitan
saat mengerjakan matematika. Guru kelas III menambahkan “BG itu memang
sangat bermasalah e.. tentang semua pelajaran, semuanya. Tapi kalau untuk BD
itu sebenarnya bisa, masalahnya hanya di matematika”. Pernyataan ini diperkuat
dengan hasil rapor kedua siswa ini yang menunjukan beberapa mata pelajaran
yang nilainya dibawah KKM. Setelah penulis memberikan serangkaian test
kepada BG dan BD ditetapkan satu anak yaitu BG yang mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
berhitung, karena kemampuannya yang sangat rendah dibandingkan dengan BD
(berdasarkan hasil observasi). BG adalah anak ketiga dari tiga bersaudara yang
lahir pada 16 Oktober 2004. Keluarga BG dapat digolongkan perekonomian
menengah kebawah. Ia hanya tinggal di rumah tua yang keadaannya sangat
kumuh. Ayah BG bekerja sebagai buruh bangunan dan Ibunya sudah
meninggalkannya sejak ia berumur tiga tahun, di rumah, BG tinggal bersama
nenek dan ayahnya “ya..dirumah sama saya, sama si mbahnya. Ibunya wong udah
lama gak pulang. Waktu BG itu uMR tiga tahun, sampe sekarang” (Wawancara
orangtua dan anak).
Jika dilihat dari keadaan fisiknya, BG tidak jauh berbeda dengan teman-
teman lain sebayanya, bahkan tidak ada masalah. Dilihat dari perkembangan
afektif, BG terlihat sangat percaya diri dan berani, namun dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas ia tidak begitu aktif karena hanya asik menyibukkan diri,
namun jika pembelajaran di luar kelas BG sangatlah aktif bahkan sulit untuk
berhenti jika sudah bermain bola pada saat PJOK misalnya (berdasarkan hasil
observasi). Dilihat dari aspek psikomotor atau keterampilan ia terlihat lama dalam
mengerjakan sesuatu, BG tidak memiliki keterampilan yang mencolok. Hal yang
terlihat dari BG adalah kemampuan kognitif yang lemah saat memahami materi
pelajaran khususnya matematika dibandingkan dengan teman-teman di kelasnya,
BG hanya sibuk dengan dirinya sendiri sehingga tidak mendengarkan penjelasan
guru dan ahirnya tidak memahami materi yang diajarkan. Ketika guru
menjelaskan lagi kepada BG ia membutuhkan waktu yang lama untuk
memahaminya, dan setelah dikerjakan hasilnyapun salah dan ahirnya hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
mencontek pekerjaan temannya (berdasarkan hasil observasi). BG mengalami
kesulitan belajar khususnya matematika sejak ia berada di kelas I (wawancara
Guru Kelas III dan II).
Kebiasaan BG di rumah sama seperti anak-anak lain, bermain dan belajar.
Namun, BG lebih sering bermain. Ia bermain sejak pulang sekolah hingga sore
hari hingga lupa makan (berdasarkan hasil wawancara nenek). Pada saat belajar
yang mendampingi adalah ayahnya (berdasarkan hasil wawancara orangtua)
setiap malam sepulang kerja, jika ayah BG tidak mengerti materi belajar atau PR
yang ada ayah BG meminta BG untuk pergi ke rumah tetangga untuk meminta
mengajarinya (berdasarkan hasil wawancara orangtua). BG tidak mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya di rumah maupun sekolah,
ia nampak berani dan bahkan disegani oleh teman-temannya karena sikapnya
yang nakal dan bandel, selain itu BG agak usil dengan teman-temannya di sekolah
(wawancara orangtua, guru, dan observasi).
4.2.2. Persepsi Guru Terhadap Kemampuan Berhitung Siswa
Berdasarkan hasil wawancara pada Informan III, IV, V, VI, dan VII yaitu
Guru Kelas IV, Guru Kelas III, Guru Kelas II, Guru Musik, dan Guru Agama.
Peneliti menyimpulkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan berhitung tidak
memiliki prestasi yang menonjol dalam bidang akademik (wawancara guru kelas
IV) yang mengatakan bahwa “tidak, tidak punya BG tidak punya”. BG selalu
menggunakan jarinya untuk menghitung tapi hasilnya sering tidak salah
(wawancara guru dan observasi). BG adalah anak yang memiliki kemampuan
paling buruk dalam berhitung, semua dapat dilihat dari nilainya. Selain itu BG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
seering tidak mengerjakan soal yang diberikan guru, ia hanya menulisnya dan
mencoret-coret soal tersebut tanpa mengerjakannya satupun (wawancara guru
kelas III) hal ini diperkuat dengan ungkapan guru yang menyatakan “dari semua
materi itu tidak bisa, bahkan kalau mengerjakan yo hanya sering nomer dicorek,
nomer dicorek seperti itu, ndak ada bekas kerjaaan, ndak ada. Kalau gak cuma
ditulis soalnya aja, kemudian gak diisi cuma dicorek”.
BG mengalami kesulitan untuk menulis dan nilai-nilai lain rendah bahkan
dibawah KKM, terlebih pada pelajaran matematika. Selain itu BG adalah anak
yang nakal dan usil di kelas, ia sering mengganggu teman-temannya (wawancara
guru kelas II) dan diperkuat oleh observasi yang dilakukan peneliti dan pernyataan
guru “BG itu memang agak nakal, agak ndugal, agak wal-wil, wal-wil
tangannya”. Pada mata pelajaran musik BG sulit dalam memahami notasi angka
dan suaranya fals. Selain itu perilakunya di kelas sering tidak memperhatikan saat
guru sedang menjelaskan (wawancara guru musik) diperkuat saat penulis
melakukan observasi / tes membaca notasi angka BG kebingungan dan tidak bisa
membaca notasi angka dan pernyataan guru musk “BG memang suaranya sendiri
itu memang Fals. Jadi untuk membaca not itu dia sangat kurang”. Sedangkan
pada mata pelajaran agama BG sering tidak memperhatikan dan hanya bermain
sendiri, ia sering mencari perhatian dengan tingkah-tingkah yang tidak begitu
penting. Dilihat dari nilai-nilainya BG adalah anak yang memiliki nilai agama
paling rendah di kelas IV yaitu 78 (wawancara guru Agama) hal ini diperkuat
dengan pernyataan guru agama “kalau beberapa kali secara umum, garis besar ya
gak pernah mendengarkan, kalau hasil belajarnya, BG kemarin paling rendah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berdasarkan persepsi beberapa guru terdapat kesamaan antara siswa yang
diteliti dengan ciri-ciri anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik
matematika (diskalkulia). Hal ini didukung dengan hasil serangkaian test yang
diberikan penulis kepada subjek yang membuktikan bahwa BG memiliki
kemampuan yang lemah pada perhitungan sederhana, dan gangguan penghayatan
tubuh hal ini dapat dilihat dari gambar yang dibuatnya. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan pendapat Lerner dalam Koswara (2013: 35-40) yang
mengatakan bahwa kesulitan belajar matematika spesifik umumnya dialami anak
ketika harus memahami penjelasan guru secara lisan, atau perintah dalam bentuk
tulisan, gangguan penghayatan tubuh, anak yang mengalami ini sering kali tidak
memperhatikan anggota tubuhnya sendiri. Anak merasa sulit memahami
hubungan bagian dari tubuhnya sendiri. Untuk mengetahui masalah penghayatan
tubuh ini guru dapat menugaskan anak untuk menggambar. Apabila anak
menunjukkan bagia tubuh yang tidak lengkap atau menempatkan bagian tubuh
pada bagian yang salah. Menurut Fadhli (2010: 74-76) ciri diskalkulia adalah sulit
melakukan hitungan matematis dan proses matematis (+, -, :, x, <, >, =) serta sulit
memahami konsep hitung angka, sering melakukan kesalahan ketika melakukan
perhitungan angka, serta mengalami hambatan dalam mempelajari musik,
terutama notasi, dan urutan nada.
Berdasarkan seluruh informasi yang ditemukan peneliti dari beberapa
narasumber peneliti menyimpulkan bahwa BG memiliki kesulitan matematika
terutama dalam perhitungan matematika sederhana contohnya ….+ 4 = 7 dan
pemahaman nilai tempat. Peneliti setuju dengan ungkapan guru yang mengatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
“BG..itu.. ya.. seperti itulah. Ya..pas KKM aja wes bejo.” Hal ini sesuai dengan
hasil dokumentasi dan observasi peneliti. Dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi yang telah dilakukan penulis kepada beberapa guru yang mengajar
anak yang menjadi subjek penelitian ditemukan kesamaan persepsi yaitu guru
menganggap anak yang mengalami kesulitan belajar matematika itu “ sulit/berat”.
Pernyataan ini diperkuat dengan salah seorang guru yang mengatakan “kalau BG
memang agak berat e..mbak, sok perhatiannya tidak pada pelajaran”.
Narasumber III, IV, V, VI, VII belum pernah mendapatkan training tentang
pengenalan anak berkebutuhan khusus (ABK) sehingga narasumber belum
mengetahui bagaimana cara menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika spesifik agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Treatmen yang
dilakukan oleh guru kelas dan guru di kelas sebelumnya adalah dengan
memberikan motivasi seperti memberikan semangat, dan hadiah kecil setiap kali
bisa mengerjakan soal. Pernyataan ini diperkuat dengan hasil wawancara yang
mengatakan “kamu itu bagus sekali, kamu itu pinter kalo kamu itu melaksanakan
tugas; kalo kamu bisa nanti tak kasi hadiah”. Treatmen yang dilakukan oleh guru
tersebut merupakan langkah awal penanganan siswa yang mengalami kesulitan
berhitung matematika. Langkah tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang
dikemukakan oleh Fadhli, (2010:78) Pujilah setiap keberhasilan, kemajuan atau
bahkan usaha yang dilakukan oleh anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini ada tiga hal yang akan dibahas yaitu kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan berisi tentang rangkuman hasil
penelitian yang dilakukan, keterbatasan penelitian berisi tentang keterbatasan
yang dihadapi dalam penelitian ini, sedangkan saran berisi tentang masukan bagi
para pembaca, peneliti selanjutnya, ataupun orangtua yang memiliki anak yang
mengalami kesulitan berhitung.
5.1. Kesimpulan
Siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung memiliki ciri-ciri tidak
mampu melakukan operasi perhitungan sederhana, membutuhkan waktu yang
lama saat mengerjakan soal hitungan, dan lamban dalam mengerjakan soal. Hal
ini dapat dilihat dari proses pembelajaran matematika dan materi yang
berhubungan dengan angka serta persepsi beberapa guru tentang siswa yang
mengalami kesulitan belajar berhitung.
Persepsi guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung
yaitu menganggap bahwa siswa yang diteliti adalah siswa yang
“kurang/sulit/berat/bodoh” dalam bidang akademik. Hal ini menunjukkan bahwa
guru belum memahami kesulitan belajar berhitung yang dialami siswa sebab, guru
belum pernah mendapatkan pelatihan tentang Anak Berkebutuhan Khusus.
Pemahaman Anak Berkebutuhan Khusus dilakukan supaya guru dapat menangani
siswa yang mengalami kesulitan belajar berhitung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
5.2. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kesulitan untuk
berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga subjek yang diteliti
(nenek) karena menggunakan bahasa jawa halus yang tidak begitu
dikuasai oleh peneliti. Sehingga saat peneliti melakukan wawancara
dengan nenek tersebut ada beberapa pertanyaan yang belum sempat
ditanyakan oleh peneliti karena keterbatasan bahas tersebut.
2. Anak yang memiliki karakteristik kesulitan dalam melakukan
perhitungan matematika dan kesulitan dalam membaca notasi angka
ternyata belum ada tes psikologi yang menyatakan bahwa anak yang
diteliti mengalami kesulitan belajar matematika spesifik ”diskalkulia”.
5.3. Saran
Peneliti tentu tidak luput dari kekurangan dalam melakukan suatu
penelitian karena keterbatasan waktu, tenaga, dan minimalnya pengetahuan
peneliti dalam melakukan suatu penelitian. Bagi peneliti lain disarankan untuk
memperbanyak informasi dari penelitian yang menggunakan metode yang sama
supaya tidak kebingungan dalam mengerjakan penelitian dalam berbagai tahap.
Menyangkut tentang kesulitan belajar berhitung sangat layak untuk diangkat,
karena seiring berjalannya waktu di setiap sekolah khususnya Sekolah Dasar pasti
ada siswa yang mengalami kesulitan berhitung.
Saran bagi sekolah supaya mengadakan tes psikologi bagi siswa SD Non-
Inklusi supaya dapat terdeteksi sejak dini masalah yang mungkin timbul dari
dalam diri siswa SD. Selain itu penyuluhan atau traning tentang anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
berkebutuhan khusus (ABK) sebaiknya dilakukan supaya guru dapat memahami
cara penanganan yang sesuai.
Saran bagi para guru yang anak didiknya mengalami kesulitan belajar
berhitung agar dapat menyikapi dan menangani dengan baik para siswanya.
Supaya materi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Butuh kesabaran
yang ekstra dan pengetahuan yang luas, bahwa tidak semua anak itu memiliki
kemampuan yang sama. Selain itu guru SD alangkah baiknya jika mempelajari
tentang kesulitan-kesulitan belajar yang berhubungan dengan anak SD khususnya
kesulitan belajar spesifik Diskalkulia.
Bagi para orang tua yang anaknya mengalami kesulitan belajar berhitung
agar selalu memberikan semangat kepada anak tersebut dan tetap setia
mendampingi dan memantau kemajuan belajar anak supaya anak tersebut dapat
selalu mengikuti pelajaran yang diberikan di sekolah dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
DAFTAR REFERENSI
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :Rineka Cipta.
Abdurrahman, Mulyono. 2010. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta :RinekaCipta.
Aditomo, Anindito. 2008. Pengantar Psikologi Lintas Budaya: Buku Teks Utama dalam Kelas Psikologi Lintas Budaya Tingkat Awal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :Erlangga.
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung :Refika Aditama.
Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.
Ghony, H. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Kaudfeldt, Martha. 2008. Wahai Para Guru Ubahlah Cara Mengajarmu. Jakarta :Indeks.
Koeswara, Deded. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus; Berkesulitan Belajar Spesifik. Jakarta: Luxima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Jamila K.A. 2008. Special Education For Special Children: Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak dengan Ketunaandan Learning Disabilities. Jakarta: Hikmah.
Purwakaniah, Hasan Aliah B. 2009. Kode Etik Psikologi dan Ilmuan Psikologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rugaiyah dan Atiek. 2011. Profesi kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :Ghalia Indonesia.
Soemantri, T. Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Suharsimi, Arikunto. 1997. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumanto, Dr. 2014. Psikologi Umum. Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service (CAPS).
Sunaryo, Drs. 2013. Psikologi Untuk Keperawatan, Ed.2. Jakarta: Kedokteran EGC.
Suryosubroto, B. 2002.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta :Rineka Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :Kencana Prenada Media Group.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: C.V Andi Offest.
Abdurrahman, Mamandan Hayatin Nufus. (2009). Penggunaan Media Manik-manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Anak Tuna Grahita Ringan Dalam Pembelajaran Matematika. Diunduh dari :http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195706131985031-MAMAN_ABDURAHMAN_SAEPUL_R/ARTIKELJURNAL_9_MAMAN.pdf.Padatanggal 3 September 2014.
Amelia, Yuda Paramita. 2013. Persepsi Guru Terhadap Anak yang Mengalami Gangguan Perilaku Dalam Kegiatan Sekolah. Diunduh dari: http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24456&val=1496. Pada tanggal 3 September 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Astati.2011. Sikap Kepala Sekolah dan Guru Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang belajar di SD Inklusi Puterako Bandung. Diunduh dari :http://www.search-document.com/pdf/5/1/jurnal-keterampilan-mengajar-guru.html. Padatanggal 3 September 2014.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta :BumiAksara.
http://ejournal.fip.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/viev.949.
Pada tanggal 30 Agustus 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN I Pedoman Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Pedoman Wawancara
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode wawancara
dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
1. Tanya jawab dengan informan tentang kemampuan belajar matematika.
Wawancara dilakukan 1 hari untuk 1 informan, dan peneliti mendapatkan
jawaban yang mendalam sesuai dengan tujuan penelitian
2. Menggunakan perekam suara melalui digital record
3. Membuat transkrip wawancara dari hasil rekaman dalam bentuk tulisan
atau verbatim
4. Hal yang akan digali oleh peneliti pada penelitian ini adalah:
4.1 anak :
1. Pelajaran kesukaan
2. Pelajaran yang tidak disukai
3. Hobi
4. Belajar di rumah dengan siapa
5. Nilai
4.2 guru :
1. Identitas guru
2. Kemampuan belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
3. Nilai yang diperoleh siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
4. Interaksi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
5. Sikap siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
6. Kesulitan yang dialami saat mengajar siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika.
7. Cara penanganan siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
8. Persepsi guru terhadap kemampuan belajar siswa yang mengalami
kesulitan membedakan huruf
4.3 orang tua :
1. latar belakang keluarga
2. Kebiasaan yang sering dilakukan di rumah
3. Belajar di rumah dengan siapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
LAMPIRAN II
Pedoman Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Pedoman Observasi
Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap partisipan-1
dan partisipan-2 dan memberikan serangkaian test kepada partisipan-1 dan
partisipan-2. Peneliti menggunakan dua partisipan dengan alasan supaya dapat
membandingkan kemampuan belajar berhitung yang dimiliki kedua partisipan
tersebut. Peneliti mengamati kegiatan belajar saat pelajaran Matematika,
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Musik, kemudian mencatat
hal yang penting yang dilakukan oleh partisipan.
Peneliti melakukan serangkaian test yang diberikan berupa pengenalan
simbol matematika, perhitungan sederhana, membedakan nilai tempat,
membedakan arah, mengambar anggota tubuh, dan menentukan/membaca notasi
angka. Test ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
partisipan 1 dan 2 yang diteliti dalam memahami angka dan matematika, selain itu
test ini sudah disesuaikan oleh penulis dengan ciri-ciri diskalkulia (kesulitan
belajar matematika spesifik). Jika partisipan 1 dan 2 dapat melewati serangkaian
test ini dengan baik dan sempurna, berarti tidak ada masalah dalam berhitung
matematika. Sedangkan jika masih ada yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan test ini, dapat dicurigai bahwa anak tersebut kurang memahami
konsep atau mengalami diskalkulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN 3.1
Triangulasi Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hasil Triangulasi Data
1. Wawancara
1.1 Anak
a. Pelajaran kesukaan
b. Pelajaran yang tidak disukai
c. Hobi
d. Belajar dirumah dengan siapa
e. Nilai
1.2 Guru
a. Identitas guru
b. Kemampuan belajar siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
c. Nilai yang diperoleh siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
d. Interaksi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
e. Sikap siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
f. Kesulitan yang dialami saat mengajar siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika.
g. Cara penanganan siswa yang mengalami kesulitan belajar
matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
h. Persepsi guru terhadap kemampuan belajar siswa yang mengalami
kesulitan membedakan huruf.
1.3 Orang Tua
a. Latarbelakang keluarga.
b. Kebiasaan yang sering dilakukan di rumah.
c. Belajar di rumah dengan siapa?
2. Observasi
Observasi ini dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap
partisipan-1 dan partisipan-2 dan memberikan serangkaian test kepada
partisipan-1 dan partisipan-2. Peneliti mengamati kegiatan belajar saat
pelajaran Matematika, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan
Seni Musik, kemudian mencatat hal yang penting yang dilakukan oleh
subjek. Peneliti melakukan serangkaian test yang diberikan berupa
pengenalan symbol matematika, perhitungan sederhana, membedakan nilai
tempat, membedakan arah, mengambar anggota tubuh, dan menentukan /
membaca notasi angka. Test ini digunakan oleh peneliti untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan partisipan 1 dan 2 yang diteliti dalam
memahami angka dan matematika, selain itu test ini sudah disesuaikan oleh
penulis dengan ciri-ciri diskalkulia (kesulitan belajar matematika spesifik).
3. Dokumentasi
Selama melakukan observasi peneliti mendokumentasikan hasil kerja dan
rapor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN 3.2
Referensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Referensi
1. Anekdot observasi
Data hasil observasi terdiri dari pengamatan pada saat guru mengajar di dalam
kelas, di luar kelas dan test singkat yang diberikan peneliti. Kepada saat observasi
awal guru mengajar di kelas (mata pelajaran matematika materi bangun datar)
terdapat satu siswa yang selalu membuat gaduh dan tidak memperhatikan guru saat
menjelaskan. Setelah dikonfirmasi dengan guru kelas, di kelas IV terdapat dua
siswa laki-laki yang tidak menyukai mata pelajaran matematika. Peneliti tertarik
untuk menjadikan kedua siswa tersebut sebagai subjek penelitian. Subjek yang
diteliti yaitu BG dan BD (bukan nama sebenarnya) nampak mengikuti proses
pembelajaran pada awalnya. Namun ketika guru sedang menjelaskan labihjauh BG
tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya. BG hanya asik
mengganggu teman sebangkunya dan membaca buku paket Bahasa Indonesia yang
terdapat cerpen atau cerita-cerita lainnya. Guru beberapa kali menegur BG karena
perilakunya. Sedangkan BD, ia selalu mendengarkan penjelasan yang diberikan
oleh gurunya dengan duduk tenang dan memperhatikan.
Disaat guru memberi tugas untuk mengerjakan LKS, BG nampak
kebingungan mana yang harus dikerjakan, karena ia tidak memperhatikannya sejak
tadi. Ia sibuk bertanya dan mengeluarkan LKS dari dalam tasnya. BD sudah mulai
mengerjakan dan nampaknya tidak mengalami kesulitan sesekali bertanya dengan
temannya. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 30 menit. Disaat
guru berkeliling untuk mengecek jawaban siswa ia menegur BG karena ia belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
paham tentang materi tersebut dan belum mengerjakan sama sekali. Dengan
uletnya guru tersebut mengajari BG hingga ia paham. Disaat waktu untuk
mengerjakan telah habis BG belum menyelesaikan tugasnya, dari 10 soal ia hanya
mengerjakan tiga. BD dapat selesai tepat waktu dan semua soal dikerjakannya.
Selain pengamatan di kelas peneliti juga melakukan pengamatan di luar
kelas ketika pelajaran PJOK (pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan). Pada
saat pembelajaran di luar ini mereka nampak sangat senang sekali, asik berlarian
kesana kemari. Guru meminta siswa laki-laki untuk bermain sepak bola, mereka
menyambut dengan gembiranya. BG terlihat sangat semangat dan antusias yang
begitu besar dalam kegiatan ini tidak seperti BD. BD jika dibandingkan dengan
BG, BD nampak kurang bersemangat dibandingkan BG. BG lebih menyukai
pelajaran PJOK di bandigkan dengan matematika dan pelajaran lain di kelas.
Dalam observasi ini, peneliti menggunakan serangkaian test sederhana
yang meliputi pengenalan symbol matematika, perhitungan sederhana,
membedakan nilai tempat, membedakan arah, mengambar anggota tubuh, dan
menentukan/membaca notasi angka. Test ini digunakan oleh peneliti untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan BG dan BD dalam memahami angka dan
matematika, selain itu test ini sudah disesuaikan oleh penulis dengan ciri-ciri
diskalkulia (kesulitan belajar matematika spesifik). Jika kedua siswa tersebut bisa
melewati serangkaian test ini dengan baik dan sempurna, berarti tidak ada masalah
dalam berhitung matematika. Sedangkan jika masih ada yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan test ini, dapat dicurigai bahwa anak tersebut kurang
memahami konsep atau mengalami diskalkulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Test pertama yang dilakukan peneliti adalah membedakan symbol
matematika dari simbol penjumlahan (+), simbol pengurangan (-), simbol
perkalian (x), simbol pembagian (:), simbol kurang dari (<), dan simbol lebih dari
(>). Hasil test pertama BG mengalami kesulitan untuk membedakan <, dan >
(lebih besar dan lebih kecil), sedangkan BD tidak ada masalah dengan pemahaman
symbol. Test kedua adalah perhitungan yang melibatkan penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan angka sederhana di bawah 100.
Contohnya seperti: 2 + …. = 7. Dari hasil test tersebut BG hanya bisa mengerjakan
satu soal dari tiga soal yang diberikan peneliti. Sedangkan BD bisa mengerjakan
empat soal dari lima soal yang diberikan.
Test ketiga yang dilakukan peneliti adalah membedakan nilai tempat.
Ketika peneliti memberikana angka 7253 BG dan BD tidak ada masalah, namun
ketika peneliti menganti angkanya menjadi 13570 BD nampak kebingungan dan
ketika mengisi tidak lengkap, slaah metetakkan nilai tempatnya. Test keempat
yang dilakukan adalah membedakan arah, ketika membedakan arah kedua anak ini
tidak mengalami kesulitan. Mereka sudah mengerti dan paham membedakan atas
bawah, kanan kiri dan arah mata angin .
Test yang kelima adalah mengambar anggota tubuh, jika gambaran mereka
lengkap dan letaknya tidak terbalik-balik tidak ada masalah pada kedua anak in,
namun jika gambaran mereka tidak lengkap dan ada letak yang terbalik-balik perlu
dicurigai anak tersebut mengalami diskalkulia. Ketika peneliti meminta untuk
mengambar manusia lengkap, gambaran BG terlihat kurang seimbang, letak
tangan panjang sebelah, tidak ada alis, dan jarinya kurang, sedangkan BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
gambarannya lengkap dari atas hingga bawah. Test keenam adalah menentukan /
membaca notasi angka. Ketika peneliti menuliskan angka 1 2 3 4 5 6 7 (notasi)
dan meminta mereka membacanya, kedua anak ini nampak lancer. Namun ketika
peneliti mengacak angkanya BG mengalami kesulitan, ia nampak binggung dan
hanya menjawab “gak tau bu”. Sedangkan BD tidak mengalami masalah dalam
membaca notasi angka. Lembar test ini bisa dilihat pada lampiran.
2. Dokumentasi
Dokumentasi berisi hasil test dan hasil rapor BG dan BD dari kelas 1 sampai
kelas 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasil Test BG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Hasil Rapor BG
Kelas I Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Hasil Rapor BG
Kelas 1 semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Hasil Rapor BG
Kelas 1 Semester I (Mengulang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Hasil Rapor BG
Kelas 1 Semester II (Mengulang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Hasil Rapor BG
Kelas 2 Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hasil Rapor BG
Kelas 2 Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Hasil Rapor BG
Kelas 3 Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hasil Rapor BG
Kelas 3 Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Hasil Test BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Hasil Rapor BD
Kelas 1 Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Hasil Rapor BD
Kelas 1 Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Hasil Rapor BD
Kelas 2 Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Hasil Rapor BD
Kelas 2 Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Hasil Rapor BD
Kelas 3 Semester I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Hasil Rapor BD
Kelas 3 Semester II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN 3.3
Analisis Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
ANALISIS DATA
Catatan Lapangan
Di SD Nusantara terdapat siswa yang mengalami
kesulitan berhitung. Siswa yang mengalami
kesulitan berhitung ada di kelas IV. menurut
beberapa guru kelas IV ada dua siswa yang
pemahaman matematikanya dan nilainya selalu
rendah.
Reduksi Data
Peneliti melakukan penelitian lebih jauh
kepada kedua siswa kelas IV yang
mengalami kesulitan berhitung melalui
wawancara dan observasi. Observasi
dilakukan di dalam dan di luar kelas ketika
partisipan melakukan pembelajaran.
Display Data
Peneliti memfokuskan penelitian kepada satu informan yaitu
Bagas karena berdasarkan test dan nilai rapor ia yang paling
rendah kemampuan berhitungnya. Beberapa guru berpersepsi
bahwa Bagas mengalami kesulitan karena malas dan faktor orang
tua yang sibuk bekerja dan Ibunya yang sudah meninggalkan
sejak balita, sehingga ia dianggap anak yang nakal, malas, sulit,
berat, atau bodoh.
Kesimpulan
Persepsi guru yang mengatakan siswa tersebut
nakal, malas, sulit, berat, atau bodoh dikarenakan
guru kurang memahami secara mendalam
problematika kesulitan belajar yang dialami Bagas
dan pemahaman mengenai apa yang terjadi di
dalam diri siswa didiknya. Faktor lain adalah belum
adanya traning tentang anak berkebutuhan khusus
(ABK) yang diikuti para guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
LAMPIRAN 4.1
Verbatim guru kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Hari / tanggal : Rabu 29 Oktober 2014
Tempat : SD Nusantara
Waktu : 10.00 – 10.45
Peneliti Selamat pagi bu.
Guru Kelas Selamat pagi mbak.
Peneliti Saya dari Sanata Dharma. Saya akan
mengadakan penelitian di sekolah ini
tentang persesi guru terhadap
kemampuan belajar… Kemampuan
berhitung siswa. Begitu.
Guru Kelas Iya.
Peneliti nah..lalu saya akan mencari informasi
dari Ibu tentang eee….anak yang ada
di kelas Ibu. Seperti itu.
Guru Kelas Iya.
Peliti e… sebelumnya nama lengkap ibu sapa ya bu?
Guru Kelas SR bukan nama sebenarnya)
Peneliti iya biasa dipanggil Bu SR.
Guru Kelas Iya
Peneliti untuk usianya berapa?
Guru Kelas saya usianya sudah 53 th.
Peneliti oo..heheheh 53th, sudah berpengalaman.
Guru Kelas sudah berpengalaman. Iya sudah berpengalaman banyak, tapi belum pernah merasa puas hehe……… karena berganti tahun berganti masalah, berganti sistem.
Peneliti pendidikan terahir ibapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Guru Kelas saya D2.
Peneliti D2?
Guru Kelas Iya.
Peneliti PGSD dulu bu?
Guru Kelas iya PGSD.
Peneliti Lalu sudah berapa lama bu mengajar?
Guru Kelas saya mengajarnya sudah 33 th.
Peneliti heheh…33th hehehe…
Guru Kelas sudah dari SPG langsung.
Peneliti oo… hanya di sekolah ini atau sebelumnya ada sekolah lain?
Guru Kelas saya pertama di SD Kota itu selama 17 th, di S.. Pindah di SD Kendi 12 th, terus pindah di SD Nusantara ini sudah ….5 th. (semua nama SD bukan nama sebenarnya)
Peneliti udah lama banget ya bu. Hehheheehhe…
Guru Kelas heeeemmm…
Peneliti iya… lalu selama ibu mengajar ini, ibu dikelas berapa aja ditempatkan?
Guru Kelas saya pernah mencoba yang banyak dulu itu di kelas 5 dulu di kota, pernah juga mencoba di kelas 1,
kebetulan anak saya kelas satu saat itu
jadi sambil…. Seperti apa
memasukkan ilmu di kelas 1 itu seperti
apa. Terus di kelas 4 pernah. Yang
tidak pernah itu di kelas 6 memegang
saya..
Peneliti oo iya… lalu untuk di sekolah ini ibu mengajar di kelas 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Guru Kelas kelas 4, iya.
Peneliti berapa bu jumlah siswa kelas 4 di sekolah ini?
Guru Kelas untuk tahun ini 22.
Peneliti 22.
Guru Kelas iya .
Peneliti lalu, emmmm…. Apakah dikelas ibu tu ada yang mengalami kesulitan belajar bu?
Guru Kelas ada. Dan tidak hanya satu dua. Karena
mempunyai problem masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Ada yang kesulitang menghitung
matematika, ada yang sebenarnya anak
bisa cuma malas belajar. Bisa tetapi
orang tua tidak mendampingi. Karena
di lingkungan pedesaan itu kan
sebagian besar orangtuanya tani. Jadi
ada kasus yang sudah ditinggal orang
tuanya untuk pergi mencari sesuatu.
Peneliti tidak ada yang mendampingi ya bu?
Guru Kelas tidak ada, kurang pendampingan.
Peneliti Untuk anak yang mengalami kesulitan
belajar matematika tersebut bu, sudah
berapa lama ibu mengenal anak
tersebut?
Guru Kelas ya sebelumnya kan informasi dari guru di bawahnya ya. Eeeehhheemm…
Peneliti Iya.
Guru Kelas bahwa anak ini seperti ini, anak ini
seperti ini. Jadi tidak kaget ketika ada
di kelas 4. Oo.. ternyata benar. Anak
ini memang sulit untuk menghitung,
atau untuk menjumlah tentang
metematika ya ternyata memang ndak
bisa banyak.
Peneliti ya.. berarti dari kelas-kelas sebelumnya sudah agak lama ya buk ya..
Guru Kelas ya ya…yaa… biasanya sudah ada informasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Peneliti bagaimana ibu bisa tahu kalo memang
anak ini memang mengalami kesulitan
dalam bidag matematika bu?
Guru Kelas ketika saya beri pelaran matematika,
dia sulit untuk mengikuti. Walaupun
ya..sudah tak telateni. Mosok dek..
seperti itu kok ndak bisa? Coba
sekarang. Misalnya sekarang
pecahan.
Peneliti Iya.
Guru Kelas menyamakan penyebut, ada yang dikalikan kan boleh.
Peneliti Iya.
Guru Kelas dengan mencari KPK boleh, dengan mencari salah satu penyebut yang digunakan boleh. Nah..ternyata juga anak-anak mudah untuk mengalikan. Dengan catatan nanti kalau kamu mengalikan terus angkanya besar kamu nanti akan kesulitan untuk mengalikan dan membagi. Maka silahkan pakek jalan apa pun yang penting jawabannya benar. Ya begitu…
Peneliti yak… ee…..
Guru Kelas tapi untuk anak yang sulitpun susah. Ya tetep susah.
Peneliti hehheh… lalu… eeee…. Apakah dikelas ibu ada anak yang sulit untuk membedakan symbol matematika bu? Misalnya penjumlahan, pengurangan, perkalian pembagian, dan lebih besar atau lebih kecil begitu bu?
Guru Kelas ya .... ada. Untuk anak yang tidak jelas
matematika tadi, untuk
membandingkanpun terkadang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Peneliti oo… begitu.
Guru Kelas ya.. hanya saya, kalo kamu
membandingkan dek, penyebutnya
disamakan dulu. Jadi akan ketauan
disamakan dulu. Jadi akan ketauan
oo…besar kecilnya jelas. Karena kalau
penyebutnya sudah sama kan otomatis
penyebutnya kelihatan jelas.
Peneliti iya. Untuk anak yang mengalami
kesulitan belajar matematika tersebut
yang paling parah ada berapa bu?
Guru Kelas ada 2. Laki-laki semua kebetulan.
Peneliti siapa bu , namanya bu?
Guru Kelas Namanya BG dan BD (bukan nama sebenarnya)
Peneliti ooo… BG dan BD
Guru Kelas Iya.
Peneliti oooooo… begitu ya
itu kalau dilihat dari nilai dan perkembangannya yang paling buruk yang mana bu?
Guru Kelas kalo BD berusaha tapi memang otaknya dia memang tidak mampu.
Peneliti lalu eee…disaat ibu menjelaskan
misalnya tentang perhitungan
sederhana. Eee…seperti contohnya
….+ 3 = 5 seperti itu bu. Apakah
kedua anak itu mengalami kesulitan?
Atau bagaimana bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Guru Kelas kalau itu, mudah ya.
Peneliti iya
Guru Kelas Ketika saya berapa ditambah 3 = 4 misalnya, bisa langsung bisa dia.
Peneliti Iya.
Guru Kelas tetapi kalau pecahan ini…. menyamakan penyebut itu susah.
Peneliti kalau untuk pembagian bu?
Guru Kelas untuk pechan kali ini belum sampai
perkalian pembagian. Baru
pengurangan dan penjumlahan.
Peneliti lalu untuk nilai rapor kedua anak tersebut bu, ee… nilai yang paling jelek dari anak kedua itu nilai apa bu?
Guru Kelas untuk saat ini. Eeehhheeemmm…. Karena kurikulum 13 ini kan memang campur ya…
Peneliti Iya.
Guru Kelas sehingga tidak fokus. Kalo dulukan
matematika fokus jelas. Misalnya
perkalian. Oo…ini perkalian ndak
bisa dan sampai sekarangpun, BDpun
saya mengalami juga bahwa ketika
menjumlah dan mengurangi bilangan
pecahan itu setelah disamakan
penyebutnya, 6 -2 saja 3 kok.
Peneliti Hehehheh oooo…
Guru Kelas BD itu…. ya kalo si sapa…. BG
kadang-kadang bisa, tetapi ketika dia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sudah agak bundet ya..sudah dia ndak
mau berpikir ya.. Kalo BG seperti
itu. Kalo sudah jengkel ya udah.
Hahahhhaha……lepas
Peneliti kalau perilaku dikelasnya seperti apa bu? Interaksi dengan teman-teman dan ibu, seperti apa?
Guru Kelas ndak apa-apa.
Peneliti gak ada masalah ya bu?
Guru Kelas ya ....karena situasi keluarga saja yang
membuat dia kurang sopan, kurang
tertata. Karena memang untuk BG
ini kan bapak ibunya pisah.
Peneliti iya.
Guru Kelas jadi untuk membimbingnya juga kan
berbeda kalo sama bapak / ibu itu.
Sementara itu yang saya ketahui. Kalo
BD itu bapak ibunya ada. Mungkin…
Apa ya….kurang telaten atau
bagaimana ya sama BD ini. Kamu
kalo belajar sama sapa dek? Belajar
sendiri. Jadi didampingi itu jarang.
Peneliti e… lalu bagaimana cara ibu menangani ee… kedua anak yang bermasalah tersebut?
Guru Kelas selama saya masih mamapu, ya saya bimbing. Yuk kerjakan di depan meja sini. Saya adep gini.
Peneliti ee… bimbingan pribadi seperti itu bu?
Guru Kelas ya… ya… ya.. yang lainnya
mengerjakan, sudah doong to? Yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
dua ini kan merasa kesulitan. Yuk
sekarang kerjakan dulu, apa itu
pengurangan atau penjumlahan. Yak..
sudah dia tulis soalnya. Yak..sekarang
ee…. menyamakan penyebut dulu ,
penyebutnya berapa? kalo sudah nah
penyebut dibagi penyebut saja kadang
susah.Ya walaupun nantinya juga
bener karena gurunya kan
membimbing. Hhehehhehe Jadi pelan
pelan.
Peneliti apakah ibu pernah memberikan motivasi kepada mereka bu? dan Seperti apa motivasinya?
Guru Kelas pada saat ini, kalo BG itu kelihatan
ketika dia merasa sulit Terus sayerus
saya bimbing. Oooo…gitu to bu.
Oo..ya udah saya bisa, gitu kadang
kadang. Tapi kalo anak itu dicuekin
terasa. anak itu dicuekin terasa.
Ooo…bu guru ki kok ra seneng karo
aku to bu? Koe ki ramirengke. Aku
jeleh e bu. Ya podo heheh... bu guru
yo jeleh karo koe. Hehehehheheheh….
Tapi ketika anak itu senang itu
kelihatan. Bu..bu..bu aku Tanya bu.
Bu ini bu.. ini terus diapakan ini
bu? Oo..Ini begini..ini begini.. o begitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
to bu, aku mudeng aku bisa. Kalo
BG. Tapi kalo BD malah ndak,
BD itu malah jarang , BD itu malah
jarang bertanya karena ia merasa takut
ketika ada matematika.
Peneliti ooo……
Guru Kelas jadi memang sudah sejak dulu, sejak kelas 3 itu. itu. Ada matematika itu dia takut. Kadang saya berusaha begini, yang takut yang sulit, yuk maju ke depan. ah..saya ndak bisa bu.. saya ndak bisa. Ini salah bu.., saya ndak bisa. Ini salah bu.. nah kamu tau kalo salah. Makanya karena kamu tau kamu ndak bisa sekarang maju di paan tulis, yo..tak tuntun. Nah…begitu baru bisa. Walaupun ya..karena dia sudah sulit menangkap matematika ya tetep susah. Ulanganpun juga ndak bisa bagus.
Peneliti jadi ibu tetap melihat langsung ya bu tentang keadaan yang sebenarnya.
Guru Kelas oo..iya.
Peneliti lalu..kebiasaan baik mereka, seperti apa bu? Apakah ada?
Guru Kelas kebiasaan baik ketika mengikuti pelajaran? Gitu ya?
Peneliti Iya.
Guru Kelas ya..kalo ketika saya memberi hal yang baru, dia bisa mendengarkan. Dan bisa.. e.. kalo dia bisa mengikuti itu kelihatan.
Peneliti Iya.
Guru Kelas tidak banyak problema gitu, jadi udah
Doong?, jelas…? jelas. Ketika nanti
diterangkan sudah selesai ada soal,
anak dua ini mesti binggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Bu..gimana to tadi, aku anu e.. aku
belum kaku belum jelas e. lha..baru
dituntun lagi. Kamu tadi
mendengarkan ndak? Ya tapi aku
belum dong e bu. Ya saya maklum,
karena apa ya.. cara menerimanya kan
lain. Apa lagi anak yang sudah tidak
senang dengan matematika, sudah
takut duluan ndak bakalan dia bisa.
Maka dituntun khusus juga.
Peneliti lalu.. apakah ada bakat yang mereka miliki yang menonjol seperti itu bu?
Guru Kelas sebenernya e..anaknya itu ceria ya. Kalo BD ini yang kesulitan hanya matematika, yang lainnya bisa mengikuti. Tetapi kalo BG ini, selain matematika, dia kalo pelajaran yang lain pun juga tidak bisa memenuhi nilai yang harus dipenuhi. Jadi gak bisa. Tidak bisa memenuhi KKM.
Peneliti Lalu untuk kegiatan lain, apakah mereka memiliki prestasi bu, selain akademik?
Guru Kelas tidak, tidak punya. BG gak punya, BDpun juga ndak punya.
Peneliti oo..lalu.. bagaimana pandangan ibu
terhadap anak yang mengalami
kesulitan belajar metematika seperti itu
bu?
Guru Kelas ya… yang jelas..kesabaran. kesabaran..
yang maksimal. Heheheheheh…. Karena anak itu Karena anak itu saya tidak senang pun dia sudah merasa.
Jadi..ya…lho bu guru kok gitu to
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
sekarang? Lalu kadang-kadang guru kan maksimal juga ya, kesabarannya juga maksimal. Kadang-kadang juga karena umur sudah segini anak-anak seperti itu. Lalu kembali lagi, kalo dia mampunya seperti itu, lalu harus bagaimana? Ya..sudah. kalo kita bisa ya kita bantu semaksimal saya. Nanti kalo sudah ya.. hanya sampai disitu. Heheheheh… karena dipaksapun juga ndak bisa, sulit. Apalagi matematika, menghitung itu lama sekali. Kadang-kadang anaknya belum selesai, karena 1 soal saja belum selesai karena susah.
Peneliti baik bu terimakasih ya.
Guru Kelas sama-sama, bila ada yang kuran berkenan mohon maaf, karena situasi anak disini seperti ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LAMPIRAN 4.2
Verbatim Guru Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tanggal : Kamis 30 Oktober 2014
Tempat : SD Nusantara
Waktu : 08.45 – 09.20
Peneliti e.. selamat pagi bu.
Guru Kelas III Ya. Selamat pagi.
Peneliti Saya Tian dari Sanata Dharma, saya akan mengadakan penelitian disekolah ini tentang kesulitan belajar matematika. Nah..saya akan meminta informasi dari ibu tentang anak yang saya teliti. Seperti itu bu.
Guru Kelas III Ya..
Peneliti Lalu untuk nama lengkap ibu siapa bu?
Guru Kelas III LL (bukan nama sebenarnya)
Peneliti e.. terus umurnya berapa bu?
Guru Kelas III 52.
Peneliti 52.. untuk pendidikan terahir?
Guru Kelas III SPG.
Peneliti SPG, jadi langsung ya bu?
Guru Kelas III Heem..
Peneliti e.. Lalu lama mengajar bu?
Guru Kelas III 10 tahun, baru 10 tahun disini.
Peneliti Disini sudah 10 tahun?
Guru Kelas III Disini.
Peneliti e..sebelumnya bu?
Guru Kelas III Sebelumnya tidak mengajar.
Peneliti Oo..iya.. lalu selama mengajar disini, Ibu mengampu kelas berapa bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Guru Kelas III 3, selalu kelas 3.
Peneliti Selalu kelas 3..
Guru Kelas III Tua-tua ini dikasih kelas ganjil-ganjil.
Peneliti Heheee.. iya lalu, Ibu apakah mengenal BG dan BD? (bukan nama sebenarnya).
Guru Kelas III BG dan BD, kalo BG itu sebatas siswa. Kalo BG itu ee.. BD itu kan tetangga juga.
Peneliti O..iya.. lalu e..berapa lama ibu mengenal BG dan BD?
Guru Kelas III Kalau BG ya..saya tau ketika kelas 1, 2, kemudian lebih dalam lagi di kelas saya. Kelas 3.
Peneliti Iya.. lalu.. disaat BG dan BD di kelas Ibu, apakah ada masalah untuk pembelajaran dikelas bu?
Guru Kelas III Untuk BG itu memang sangat bermasalah, e.. tentang semua pelajaran, semuanya. Tapi kalau untuk BD itu sebenarnya bisa, masalahnya hanya di matematika. Karena pelajaran lain selalu lolos KKM.
Peneliti Lalu e.. bagaimana perilaku mereka dikelas bu?
Guru Kelas III Kalau BG itu memang e.. tidak seperti anak yang lain. Jadi nakal atau gimana ya, dia tu ndak..ndak punya motivasi untuk belajar. Kalau dikelas itu ya seenaknya sendiri, ketika dia mau belajar ya mendengarkan kalau nggak ya main sendiri. Kalau yang paling gak bagus itu, sering mengganggu temannya. Pernah.. dikelas itu tidur nyenyak, karena memang saya suruh, karena BG.. kalo kamu mengganggu temannya lebih baik kamu tidur. Bu guru arep nerangke, gitu to. Tidur beneran. Ya..kalau BD tidak seperti itu. Dia selalu mengikuti pelajaran walau e.. biasa sering ngobrol tapi gak terlalu. Kalau BG itu gak ada motivasi sama sekali.
Peneliti Yak.. e.. lalu.. untuk nilai mereka bu.
Guru Kelas III Nilai kalau BG itu pas aja. Ya.. semua mata pelajaran, yang paling jelek memang apa itu.. matematika itu selalu tidak lolos KKM, yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
sebenarnya sih.. juga kurang dari KKM, tetapi tuntutan dari sekolah ya memang harus pas KKM. Ya itu memang.. memang dibuat pas KKM karena itu memang kurang dia tu.
Peneliti Ya..
Guru Kelas III Kalau BD yang tidak lolos ya hanya matematika itu.
Peneliti Itu dibawah KKM juga bu untuk BD.
Guru Kelas III Matematika iya..
Peneliti Lalu untuk matematika, untuk BG dan BD ini yang lebih parah yang mana bu?
Guru Kelas III Ya BG.
Peneliti e.. contohnya seperti apa bu?
Guru Kelas III Ya BG.. dari semua materi kalau BG itu tidak bisa, bahkan kalau mengerjakan, yo hanya sering nomer dicorek, nomer dicorek seperti itu. Ndak ada bekas kerjaan itu gak ada. Kalau ngak Cuma ditulis soalnya aja, kemudian gak diisi dan Cuma dicoret. Tapi kalau BD ini dikerjakan, walaupun.. sudah panjang lebar ini dia mengerjakan itu, tidak betul.
Peneliti Iya..heheh..
Guru Kelas III Mau tetap berusaha. Mungkin di perkalian dan pembagian dia tidak lancar, sehingga selanjutnya memang e.. su.. kesulitan kalau tidak bisa perkalian dan pembagian.
Peneliti Jadi kalau BG di saat perkalian dan pembagian itu agak susah ya bu?
Guru Kelas III Susah.. susah juga BG.
Peneliti Tidak dikerjakan atau e.. bagaimana bu?
Guru Kelas III Dia sebenarnya berusaha untuk pakai jari itu perkalian..tapi yo ndak.. sering sekali tidak ketemu itu lho. Bahkan yo kalau soal 20 paling yang betul 2 gitu BG. Tapi kalau BD ya lumayan sebenarnya walaupun sok ora mlebu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Peneliti Untuk pemahaman simbol dalam matematika bu, apakah ada masalah untuk kedua anak tersebut?
Guru Kelas III Ya..yang paling parah adalah BG. Kalau BD si nggak, dia itu Cuma di bawah KKMnya itu selalu kalau menghitung. Sehingga kalau di semester-1 kan ada di hitung campuran. Kalau hitung campuran itu sudah.. pasti nol BD. Karena di campuran ada bermacam-macam, ada bagi kali.
Peneliti Ya..
Guru Kelas III Jadi itu kurang, tambah udah itu sudah macet. Kalau di.. kalau perkalian sering satu dua betul, pembagian juga. Tapi itu ya..belum lolos KKM. Di semester-2 itu juga mandeknya itu di perhitungan, karena semester-2 itu ada perhitungan berat, waktu panjang, dan itu juga harus menggunakan kali dan bagi. Kemudian itu e..di.. bangun datar, kalau mau menghitung luas, keliling juga harus menggunakan perkalian. Jadi BD itu memang kesulitannya disitu. Kali dan bagi itu dia e.. belum..belum lancar.
Peneliti Lalu kalau untuk BGnya bu.
Guru Kelas III Kalau BGnya sungguh tidak ada motivasi dari dalam sehingga mungkin males untuk belajar bisa saja itu ndak mau.
Peneliti Tapi untuk, simbol seperti itu bu. Apakah dia sering kebinggungan?
Guru Kelas III Simbol misalnya?
Peneliti +, - ?
Guru Kelas III Tidak! Kalau itu simbolnya +, -, >, < , dia tau maksudnya.
Peneliti Tau tapi…
Guru Kelas III Cara mengerjakannya itu gak bisa.
Peneliti Cara mengerjakannya..
Guru Kelas III Kalu e.. BG masih mau berusaha untuk mengerjakan seperti itu bu? Si ini BD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Peneliti ee.. iya BD.
Guru Kelas III Kalau BD tu selalu mengerjakan. Walaupun hasilnya itu salah.
Peneliti Iya..
Guru Kelas III Tapi kalau BG itu kalau gak mau ya sudah. Paling ber..ya dia tulis soalnya itu. Terus di coret, gak di isi coret gitu.
Peneliti KKM matematika di kelas-3 itu berapa bu, kalau ibu masih inget?
Guru Kelas III Yang pertama itu 60, kemudian 65.
Peneliti Ya..sekarang 65.
Guru Kelas III Ya..65.. paling nek BG itu dapetnya ya sebenarnya ya 30. Ya kalau BD bisa 50 seperti itu.
Peneliti Ya.. lalu untuk interaksi dikelas dengan teman-temannya bagaimana bu?
Guru Kelas III Sebenarnya biasa.
Peneliti Tidak ada masalah?
Guru Kelas III Gak ada masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Peneliti Ya.. terus e.. apakah Ibu pernah memberikan motivasi kepada mereka bu?
Guru Kelas III Motivasi, sering. Ya sering. Coba BG kerjakan ini kalau betul semua nanti saya kasih uang seperti itu.
Peneliti Oo..begitu.
Guru Kelas III Biasa disekolah saya seperti itu, sampai sekarang. Untuk individu memang sering tapi klaau untuk klasikal Cuma kadang-kadang kalau misalnya saya habis satu KD, Kemudian coba kerjakan ini siapa yang dapat 100 tak kasih uang 1000. Tapi mesti tak kasih soal yang agak ini..yang harus mikir seperti itu.
Peneliti Iya.
Guru Kelas III Sering juga ada yang 100 karena memang dia cerdas.
Peneliti Iya..lalu motivasinya hanya diberikan untuk BG atau BD juga bu?
Guru Kelas III BD, BG kemudia ada yang lemah bukan di bidang matematika gitu. Yang individu ada tiga atau empat anak.
Peneliti Ya..
Guru Kelas III Kalau yang klasikal ya disemua mata pelajaran.
Peneliti Baik bu terimakasih ya bu.
Guru Kelas III e..ya..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN 4.3
Verbatim Guru Kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Tanggal : Kamis 30 Oktober 2014
Tempat : SD Nusantara
Waktu : 08.00 – 08.30
Peneliti E.. selamat pagi bu.
Guru Kelas II Ya..selamat pagi.
Peneliti Saya Tian dari Sanata Dharma.
Guru Kelas II Iya.
Peneliti Akan mengadakan penelitian di sekolah ini tentang kesulitan belajar matematika.
Guru Kelas II Iya.
Peneliti Saya akan mencari informasi dari Ibu tentang anak yang saya teliti. Ya..sebelumnya nama lengkap Ibu siapa ya?
Guru Kelas II MR (bukan nama sebenarnya)
Peneliti Umurnya berapa bu?
Guru Kelas II 51th.
Peneliti 51. Untuk pendidikan terahir Ibu?
Guru Kelas II SPG
Peneliti SPG.
Guru Kelas II Iya D2 PDL, ambil sarjana tidak selesai, berhenti di jalan. Hee..
Peneliti Heee.. iya. Lalu untuk lama mengajarnya berapa tahun Ibu?
Guru Kelas II Lama mengajar sudah sekitar tahun 84. Hampir 30.
Peneliti Hampir 30. Hanya di sekolah ini atau sebelumnya di sekolah lain?
Guru Kelas II Yak.. 25 tahun di SD Harapan (bukan nama sebenarnya) dan sisanya di sini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Peneliti e..lalu Ibu mengampu di kelas berapa saja bu?
Guru Kelas II Di SD Harapan malah mengampu kelas besar, disini di Nusantara mengampu kelas kecil.
Peneliti Disini Ibu mengampu kelas berapa bu?
Guru Kelas II Kelas 2 dan kelas 1. 1..Kemarin mah kelas 2 lagi.
Peneliti Oo.. ya.. e.. apakah Ibu mengenal BG dan BD bu?
Guru Kelas II Ya.. BG itu waktu saya pegang di kelas-2. BD itu juga dipegang di kelas-2.
Peneliti Iya. E..berapa lama Ibu mengenal mereka bu?
Guru Kelas II Ya waktu itu, e..tahun itu di kelas-2.
Peneliti Waktu mereka di kelas-2 seperti itu?
Guru Kelas II Ya..
Peneliti Lalu disaat Ibu mengejar mereka tu.. di kelas-2 apakah ada kesulitan bu?
Guru Kelas II Kesulitannya si..ya.. karena anaknya kurang seperti temen yang lain. Kalo BG itu memang sepertinya itu ya.. e.. kemampuan berpikirnya kurang begitu bagus lagipula ditunjang anaknya itu pemalas.
BD… kalo masalah di rumah atau orangtuanya di rumahnya gak ada masalah. Memang kalo BD itu ya anaknya pendiem, susah diajak komunikasi. Nek sebetulnya untuk masalah pendidikan untuk BD saya kira tidak.. tidak.. ketinggalan sekali dengan teman-teman yang lain.
Peneliti Lalu untuk perilaku di kelas bu, seperti apa mereka?
Guru Kelas II Heem.. kalo BG itu memang agak nakal, agak ndugal, agak wal-wil, wal-wil tangannya. Kalo BD tidak begitu. Normal sama seperti teman yang lain.
Peneliti Oo.begitu. kalau untuk nilai disaat kelas-2 kemarin bu, bagaimana?
Guru Kelas II Kalau BD si lebih bagus dari pada BG. Kalo BG tu gimana, untuk menulis saja ndak mau kok. Mau menulis itu setelah temannya selesai menulis, baru dia mulai menulis. Jadi se.. mulai pagi start me..ee..ber..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
belajar itu kalo untuk menulis itu males…males…males…males..males.. tapi setelah temannya bubar pulang baru mau muali gremet-gremet itu mulai menulis. Tapi juga tidak putus asa, anak itu tak coba, coba, coba terus. Ahirnya mau nulis, walaupun tidak bisa sesempurna temen yang lain. Dengan catatan kalo orang tuanya pas jemput,
Peneliti Iya.
Guru Kelas II Kadang-kadang orangtuanya marah-marah karena alasan karena anaknya kok gak cepet keluar. Saya panggil, ni pak putranya memang lambat sekali, maunya gak mau nulis sejak pagi. Ya sekarang kalo, mangkanya kalo pulang dia agak lambat untuk menyelesaikan tugasnya, dari pada dia besok seperti ini lagi, seperti ini lagi besok mengulang di kelas-2.
Peneliti Ee..dulu disaat mereka kelas-2, nilai yang paling buruk nilai apa bu, kalo Ibu masih ingat?
Guru Kelas II Di kelas-2 e..ya gimana ya.. anu. Nilainya juga anu.. dibawah KKM.
Peneliti Kalo yang paling buruk itu bu, yang menonjol sekali?
Guru Kelas II Kalo menonjol hanya bidang olahraga.
Peneliti Yang paling baik itu bu?.
Guru Kelas II Iya. Olahraga. Tapi kalo yang lain-lain gimana ya, heez..gimana ya..pokoknya karena ditunjang karena dia pemalas tadi, mau sedikit usaha, mau sedikit telaten saya kira bisa. Wong kakaknya juga pinter kok katanya.
Peneliti Itu BG bu?
Guru Kelas II Heem..
Peneliti Kalo untuk BD?
Guru Kelas II Kalo BD itu, sebetulnya tidak, e..tidak begitu ketinggalan banget kalo dibanding si BG. Ya sebetulnya rata-ratanya sama dengan anak yang lain, namun ya itu tadi. Karena BD itu anak pertama adeknya banyak. Terus ya..istilahnya itu jadi tumpahan kekesalan orangtuanya, kekesalan orangtuanya karaena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
udah capek, itu sepengamatan saya.
Peneliti Iya..iya..
Guru Kelas II Ya terus BDnnya itu agak mbeling, agak dablek itu sudah layak dan sewajarnya.
Peneliti Kalau untuk nilai matematika bagaimana bu?
Guru Kelas II BD? BD saya kira, ya..rata-rata dengan temen. BG..itu.. ya.. seperti itulah.
Peneliti di.. e.. atas KKM atau di bawah KKM bu?
Guru Kelas II Ya..pas KKM aja wes bejo.
Peneliti Oo..begitu.
Guru Kelas II Ya..ya..
Peneliti Lalu e.. interaksi dikelas dengan teman-temannya bagaimana bu?
Guru Kelas II interaksi di kelas dengan teman-teman ya normal. Kecenderungannya ya itu tadi Tangane agak jail nek di kelas, BG. Nek BD gak begitu. Kalo gak di warai ya gak itu.
Peneliti Apakah salah satu dari mereka ada yang pernah tinggal kelas bu?
Guru Kelas II Ya.. BG. BG mengulang di kelas-2. Saya dapet ulangan. Mengulangnya sama saya. Yang ngajar bu Yuni terus lalu dia anu.. e.. tidak naik, kemudian yang nerusin saya. Sampe dia mau menulis itu. Jadi selama dipegang bu Yuni gak pernah mau nulis babar blas. Hampir 1tahun.
Peneliti Iya.
Guru Kelas II Tapi rajin masuk sekolah terus.
Peneliti Ooh..
Guru Kelas II Tapi gak pernah mau nulis. Ya itu tadi, lalu tidak naik.
Peneliti Jadi e.. gak naiknya itu karena dia belum mampu untuk menulis.
Guru Kelas II Gak mau, bukan gak mampu. Males.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Peneliti Jadi ada tugas itu, gak dikerjakan?
Guru Kelas II Wah pokok’e males. Pokok’e enak saja. Santai aja gitu, cuek. Dikelas ataspun masih ada noda-noda seperti itu. Setelah menulis ee..apa.. kalo dikasih soal soal tulis saja kemudian dikumpulkan. Tidak di isi, lho ini tujuannya untuk ngisi. Kadang-kadang seperti itu. Itu BG.
Peneliti Oiya.. e.. lalu apa pernah memberi motivasi bu untuk mereka.
Guru Kelas II Haduh.. ndak kurang-kurang mbak wisan. Wes pie carane. Sampe saya bilang kalo kamu bisa nulis e..e..e.. nanti wes tak kasi hadiah. Kalo dia e.. jugak.. e..juga sering saya puji, nah mbok gitu, pinter, tulisannya bisa dibaca. Nanti kan orangtuamu seneng. Besok kalo udah besar mau jadi apa? Mau jadi tentara misalnya, tentara tu rajin bukan tentara yang pemalas. Gitu
Peneliti e..eiya.. kalo untuk BDnya?
Guru Kelas II BD ki yo sudah tidak segan-segan. Kamu tu bagus sekali, kamu tu pinter kalo kamu itu melaksanakn tugas, misalnya dari bu guru itu tidak males. Membuat PR tidak mangkir, mengumpulkan pekerjaan mengambar juga dikumpulkan. Dia itu juga membuat gambaran itu, tapi gak tau sampai di rumah itu gak dibawa. Jadi hasilnya sampe menumpuk-numpukgambarnya, gak mengumulkan. Tapi saya lihat kalo dia itu mengerjakan tugas. Mung yo itu tadi, mergo alesan gak tau, gak jelas itu tadi. Sampe tak ubrek-ubrek, ayo.. sampe kenaikan yo tetep gak dikumpulkan. Mengerjakan belum? Sudah.. sekarang mbok di gowo rene. Po ngko tak jupuk ndadaan dirumah? Gak usah.. gak usah yo di bawa. Gak dibawa juga sampe sekarang. Sampe naik dikelas berikutnya, di kelas-3 pun itu juga mbandel serupa. Urusan ngambar mangkir-mangkir.
Peneliti Hanya menggambar tapi bu yang bermasalah.
Guru Kelas II Heem.. ya mungkin karena dia kurang begitu senang atau gimana.
Peneliti Heem.. e.. jadi secara keseluruhan dikelas-2 itu e..yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
paling menonjol itu BG untuk yang kurang?
Guru Kelas II Ya..
Peneliti Kalo untuk BD lebih baik?
Guru Kelas II Tidak banyak masalah
Peneliti Tidak begitu ada banyak masalah. Ya..baik bu terimakasih.
Guru Kelas II Ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LAMPIRAN 4.4
Verbatim Guru Musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Tanggal : Sabtu 08 November 2014
Tempat : SD Nusantara
Waktu : 11.00 – 11.30
Peneliti Selamat pagi buk
Guru Musik Selamat pagi mbak
Peneliti Saya Tian dari Sanata Darma, saya akan mengadakan penelitian tentang kemampuan belajar berhitung di sekolah ini dan mau mencari informasi dari ibuk sebagai guru musik di sekolah ini. Begitu buk. Sebelumnya nama lengkap ibu sapa buk?
Guru Musik Nama saya FR (bukan nama sebenarnya)
Peneliti Biasa dipanggil ibu sapa buk?
Guru Musik Biasa dipanggil bu FR
Peneliti Iya, lalu umurnya berapa buk?
Guru Musik 65 mbak
Peneliti Pendidikan terahirnya buk?
Guru Musik Pendidikan terakirnya sarjana muda sekolah tinggi kesejahteraan sosial di bandung
Peneliti Ow iya, lalu sudah berapa lama ibu mengajar di sekolah ini buk?
Guru Musik Di sekolah ini ada ya 11 tahun mbak
Peneliti Iya, lalu apakah sebelumnya pernah mengajar di sekolah lain buk?
Guru Musik Pernah, waktu itu saya di sumatra pernah, jadi kepala sekolah di smp Xaverius, terus sesudah itu saya pindah ke Magelang, disana saya kepala PGSLB jurusan KK eeee dengan mengajar juga di SMKK-nya, sesudah itu kita eee saya ke Jogja itu menjadi kepala sekolah di SMP Rini (bukan nama sebenarnya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Peneliti Ow iya
Guru Musik Sesudah dari SMP Rini maka saya disuruh mbantu di SD Nusantara ini (bukan nama sebenarnya)
Peneliti Ow iya lalu apakah selama ibu mengajar disekolah ini, ada kesulitan buk selama ibuk mengajar
Guru Musik Ada mbak
Peneliti Seperti apa buk contohnya
Guru Musik Misalnya kalau di kelas tu anak2 sering ee kurang bisa konsentrasi
Peneliti Ya bu.
Guru Musik Jadi terhadap pelajaran kurang bisa berkonsentrasi, sebenarnya banyak anak yang pinter di sekoalah di kelas- kelas. tapi karena tidak berkonsentrasi, disambi omong, disambi mainan, itu kita sebagi guru kalu tidak awas memang itu sangat menghambat kami.
Peneliti Lalu apakah ibu mengenal BG dan BD bu(bukan nama sebenarnya)?
Guru Musik O.. mengenal, karena saya toh mengajarnya disini dari nol kecil, TK kecil sampai kelas VI mbak, jadi semua anak hampir kenal.
Peneliti Iya.
Guru Musik BG dan BD itu kebetulan di kelas IV.
Peneliti Iya bu, berapa lama bu Ibu mengenal BG dan BD?
Guru Musik e.. mengenal BG dan BD itu sejak kelas II.
Peneliti Sejak kelas II. Iya.. lalu bagaimana si perilaku mereka di kelas bu?
Guru Musik Kalau BD itu memang untuk saya lebih mudah di, e.,..diberitahu.mudah dijinakkan. Ee tapi kalau si BG memang, sepertinya itu dia agak sukar. Untuk dikendalikan itu sukar. Tapi bukan karena nakal kayaknya, kalau dilihat, diperhatikan kayaknya memang kurang. Kurang mungkin kurang kasih sayang, kurang perhatian dirumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Peneliti Iya..bu materi apa saja yang ibu berikan di kelas IV?
Guru Musik E..Di kelas IV saya memberikan seni musik.
Peneliti Seni musik. Berarti ada yang berhubungan dengan membaca not ya bu?
Guru Musik Ada.
Peneliti Lalu apakah BG dan BD bisa mengikuti, bisa membaca not? Ee..sesuai yang ibu berikan, seperti itu?
Guru Musik Kalau BD itu memang lebih suara pas, bisa membunyikan not memang iya, kalau kita tuntun dengan organ yang kecil itu.
Peneliti Iya.
Guru Musik Tapi BG memang suaranya sendiri itu memang fals. Jadi untuk membaca not itu dia memang sangat kurang, tetapi yo karena ee kalau musi kan nilainya bukan hanya teori aja to mbak?
Peneliti Iya bu.
Guru Musik Itu dengan praktik-praktik kita tuntun, tuntun menyanyi itu juga akhirnya bisa walau kurang sempurna.
Peneliti Lalu ketika ibu meminta mereka membaca not apakah ee mereka bisa bu, apakah masih terbalik-balik, atau sudah lancer begitu bu?
Guru Musik Kalau membaca notnya itu berurutan, do re mi fa so la si do, mereka bisa. Tapi saya kira itu memang karena apalan aja.
Peneliti Iya.
Guru Musik Setelah diacak itu memang hanya beberapa itu yang bisa.
Peneliti Iya.
Guru Musik Jadi yang pas nadanya itu hanya beberapa aja.
Peneliti Lalu kalau untuk BG dan BD bagaimana bu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Guru Musik Kalau BG memang itu agak berat e mbak, sok perhatiannya pun tidak di dalam pelajaran.
Peneliti Iya.
Guru Musik Sok suka main sendiri, kayaknya itu ya sok tertawa-tertawa sendiri atau lucu atau apa dianggapnya itu memang.
Peneliti Dia masih merasa bingung bu kalau membaca not bila diacak seperti itu?
Guru Musik Bingung, memang bingung.
Peneliti Iya, lalu bagaimana cara ibu untuk menangani masalah tersebut bu?
Guru Musik Jadi bagai anak yang sepertinya itu belum dong, kita memang harus pelan-pelan. Ee..memang untuk seusia SD untu membaca not, saya sebagai guru SD sebetulnya tidak begitu saya paksakan kalau memng itu belum bisa. Maka memang saya kasih contoh, sehingga kalau dikasih contoh dulu mereka mendengarkan ee menirukan.. bisa mbak.
Peneliti Iya bu, lalu selain mereka apakah ada yang lain bu yang mengalami kesulitan?
Guru Musik Ee beberapa itu kesulitannya hanya suaranya fals gitu aja mbak.
Peneliti Oo iya. Kalau untuk nilai bu, bagaimana bu nilai BG dan BD?
Guru Musik Ee teori musik BD lebih bagus. Maka saya sarankan untuk ikut paduan suara.
Peneliti Iya bu.
Guru Musik Untuk BG ia memang untuk saya ya berat, karena memang suaranyapun, ngalor ngidullah. Teng pecotot gitu. Tapi kemarin itu dia mendaftarkan untuk ikut paduan suara dalam ekstra kulikuler. Saya terima juga ya walaupun kurang bisa tapi giat berlatih nanti mungkin bisa. Tapi hari minggu kemarin kan tugas kita. Diminta tugas e diminta bantuan tugas di stasi paying (bukan nama sebenarnya). Terpaksa memang BG saya tanya, kamu bisa ini lagu-lagu ini? Gak bisa. Padahal duduknya, ee berdirinya harus di depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Menurut tingginya itu . tingginya anak-anak. Maka terpaksa saya katakan, andai kata kamu ikut ke payung, siapa yang antar? Gak ada. Maka saya sarankan memang nek ngono koe sesuk rasah melu wae gak apa-apa. Ahirnya juga mereka gak datang, dia gak datang.
Peneliti Oo begitu ya bu. Lalu ee kalau BD gimana bu, tidak ada masalah bu?
Guru Musik Kalau BD ya mungkin, dia itu opo bosen opo opo yo, mudah bosen kayaknya itu. Sekarang sudah pindah tidak ikut paduan suara lagi tapi ikut karate.
Peneliti Ya..iya.. Baik bu terimakasih banyak atas informasinya.
Guru Musik Ya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
LAMPIRAN 5.1
Coding Tematik Guru Kelas IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran Koding Guru Kelas IV
Hasil koding dengan Guru Kelas IV SD Nusantara
Jawaban Tematik
Selamat pagi mbak..
Iya.
Identitas guru tentang nama, usia, pendidikan terahir, lama mengajar.
Nama lengkap saya SR
saya usianya sudah 53 th.
saya D2 PGSD.
saya mengajarnya sudah 33 th.
saya pertama di SD Kota itu selama 17 th, di S.. Pindah di SD Kendi 12 th, terus pindah di SD Nusantara ini sudah ….5 th.
Riwayat mengajar guru dan pengalaman mengajar, jumlah siswa di SD Nusantara tahun pelajaran 2014/2015, masalah dikelas.
saya pernah mencoba yang banyak dulu itu di kelas 5 dulu di kota, pernah juga mencoba di kelas 1. Di SD Nusantara saya mengajar di kelas IV.
ada. Dan tidak hanya satu
dua. Karena mempunyai
problem masing-masing. Ada yang kesulitan menghitung
matematika, ada yang
sebenarnya anak bisa Cuma
malas belajar. Bisa tetapi
orang tua tidak mendampingi.
informasi dari guru di
bawahnya ya. Bahwa anak ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
seperti ini, anak ini seperti ini.
Jadi tidak kaget ketika ada di
kelas 4. Oo.. ternyata benar.
Anak ini memang sulit untuk
menghitung, atau untuk
menjumlah tentang
metematika ya ternyata
memang ndak bisa banyak.
ketika saya beri pelajaran
matematika, dia sulit untuk
mengikuti. Walaupun
ya..sudah tak telateni. Mosok
dek.. seperti itu kok ndak
bisa? Coba sekarang.
Misalnya sekarang pecahan.
ada 2. Laki-laki semua kebetulan.
Jumlah siswa kelas IV yang mengalami kesulitan membedakan huruf ada dua termasuk BG.
Namanya BG dan BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
kalo BD berusaha tapi memang otaknya dia memang tidak mampu. BG kadang-kadang bisa, tetapi ketika dia sudah agak bundet ya..sudah dia ndak mau berpikir ya.. Kalo BG seperti itu. Kalo sudah jengkel ya udah. Hahahhhaha……lepas
ndak apa-apa. ya ....karena
situasi keluarga saja yang
membuat dia kurang sopan,
kurang tertata. Karena
memang untuk BG ini kan
bapak ibunya pisah.
Perilaku dikelas, cara menangani, motivasi yang diberikan, dan kebiasaan baik di kelas.
selama saya masih mamapu, ya saya bimbing. Yuk kerjakan di depan meja sini. Saya adep gini.
yang lainnya mengerjakan,
sudah doong to? Yang dua ini
kan merasa kesulitan. Yuk
sekarang kerjakan dulu, apa
itu pengurangan atau
penjumlahan. Yak.. sudah dia
tulis soalnya. Yak..sekarang
ee…. menyamakan penyebut
dulu ,penyebutnya berapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
kalo sudah nah penyebut
dibagi penyebut saja kadang
susah.Ya walaupun nantinya
juga bener karena gurunya kan
membimbing. Hhehehhehe
Jadi pelan-pelan.
pada saat ini, kalo BG itu
kelihatan ketika dia merasa
sulit Terus saya saya
bimbing. Oooo…gitu to bu.
Oo..ya udah saya bisa, gitu
Kadang-kadang. Tapi kalo
anak itu dicuekin terasa. anak
itu dicuekin terasa. Ooo…bu
guru ki kok ra seneng karo aku
to bu? Koe ki ramirengke.
Aku jeleh e bu. Ya podo
heheh... bu guru yo jeleh karo
koe. Hehehehheheheh….
Tapi ketika anak itu senang itu
kelihatan. Bu..bu..bu aku
Tanya bu. Bu ini bu.. ini terus
diapakan ini bu? Oo..Ini
begini..ini begini.. o begitu to
bu, aku mudeng aku bisa.
KaloBG. Tapi kalo BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
malah ndak, BD itu malah
jarang , BD itu malah jarang
bertanya karena ia merasa
takut ketika ada matematika.
ya..kalo ketika saya memberi
hal yang baru, dia bisa
mendengarkan. Dan bisa.. e..
kalo dia bisa mengikuti itu
kelihatan.
sebenernya e..anaknya itu ceria ya. Kalo BD ini yang kesulitan hanya matematika, yang lainnya bisa mengikuti. Tetapi kalo BG ini, selain matematika, dia kalo pelajaran yang lain pun juga tidak bisa memenuhi nilai yang harus dipenuhi. Jadi gak bisa. Tidak bisa memenuhi KKM.
BG dan BD mengalami kesulitan dalam matematika dan nilainya selalu tidak bisa memenuhi KKM,selain itu mereka tidak memiliki bakat akademik maupun non-akademik di sekolahnya.
tidak, tidak punya. BG gak punya, BDpun juga ndak punya
ya… yang jelas..kesabaran.
kesabaran..yang maksimal.
Heheheheheh…. Karena anak
itu Karena anak itu saya
tidak senang pun dia sudah
merasa. Jadi..ya…lho bu guru
kok gitu to sekarang? Lalu
kadang-kadang guru kan
maksimal juga ya,
kesabarannya juga maksimal.
Persepsi guru terhadap BG dan BD yang mengalami kesulitan belajar matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Kadang-kadang juga karena
umur sudah segini anak-anak
seperti itu. Lalu kembali lagi,
kalo dia mampunya seperti itu,
lalu harus bagaimana?
Ya..sudah. kalo kita bisa ya
kita bantu semaksimal saya.
Nanti kalo sudah ya.. hanya
sampai disitu. Heheheheh…
karena dipaksapun juga ndak
bisa, sulit. Apalagi
matematika, menghitung itu
lama sekali. Kadang-kadang
anaknya belum selesai, karena
1 soal saja belum selesai
karena susah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
LAMPIRAN 5.2
Coding Tematik Guru Kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran Koding Guru Kelas III
Hasil koding dengan Guru Kelas III SD Nusantara
Jawaban Tematik
Ya. Selamat pagi.
Identitas guru tentang nama, usia, pendidikan terahir, lama mengajar, mengajar di kelas berapa saja.
Nama lengkap saya LL
Usia saya 52tahun.
Pendidikan terahir SPG.
10tahun, baru 10tahun disini. Sebelumnya tidak mengajar.
3, selalu kelas 3. Tua-tua ini dikasih kelas ganjil-ganjil.
Kalau BG ya..saya tau ketika kelas 1, 2, kemudian lebih dalam lagi di kelas saya. Kelas 3. BG dan BD, kalo BG itu sebatas siswa. Kalo BG itu ee.. BD itu kan tetangga juga.
Sejauh mana mengenal BG dan BD dan masalah yang dihadapi oleh guru kelas III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Untuk BG itu memang sangat bermasalah, e.. tentang semua pelajaran, semuanya. Tapi kalau untuk BD itu sebenarnya bisa, masalahnya hanya di matematika. Karena pelajaran lain selalu lolos KKM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Kalau BG itu memang e.. tidak seperti anak yang lain. Jadi nakal atau gimana ya, dia tu ndak..ndak punya motivasi untuk belajar. Kalau dikelas itu ya seenaknya sendiri, ketika dia mau belajar ya mendengarkan kalau nggak ya main sendiri. Kalau yang paling gak bagus itu, sering mengganggu temannya. Pernah.. dikelas itu tidur nyenyak, karena memang saya suruh, karena BG.. kalo kamu mengganggu temannya lebih baik kamu tidur. Bu guru arep nerangke, gitu to. Tidur beneran. Ya..kalau BD tidak seperti itu. Dia selalu mengikuti pelajaran walau e.. biasa sering ngobrol tapi gak terlalu. Kalau BG itu gak ada motivasi sama sekali.
Nilai kalau BG itu pas aja. Ya.. semua mata pelajaran, yang paling jelek memang apa itu.. matematika itu selalu tidak lolos KKM, yang lain sebenarnya sih.. juga kurang dari KKM, tetapi tuntutan dari sekolah ya memang harus pas KKM. Ya itu memang.. memang dibuat pas KKM karena itu memang kurang dia tu. Kalau BD yang tidak lolos ya hanya
Nilai saat dikelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
matematika itu.
Ya BG. Ya BG.. dari semua materi kalau BG itu tidak bisa, bahkan kalau mengerjakan, yo hanya sering nomer dicorek, nomer dicorek seperti itu. Ndak ada bekas kerjaan itu gak ada. Kalau ngak Cuma ditulis soalnya aja, kemudian gak diisi dan Cuma dicoret. Tapi kalau BD ini dikerjakan, walaupun.. sudah panjang lebar ini dia mengerjakan itu, tidak betul.
BG memiliki nilai matematika paling rendah selama di kelas III.
perkalian dan pembagian Susah.. susah juga BG. Dia sebenarnya berusaha untuk pakai jari itu perkalian..tapi yo ndak.. sering sekali tidak ketemu itu lho. Bahkan yo kalau soal 20 paling yang betul 2 gitu BG. Tapi kalau BD ya lumayan sebenarnya walaupun sok ora mlebu.
Materi matematika yang sulit dipahami BG dan BD
Ya..yang paling parah adalah BG. Kalau BD si ngak, dia itu Cuma dibawah KKMnya itu selalu kalau menghitung. Sehingga kalau di semester-1 kan ada di hitung campuran. Kalau hitung campuran itu sudah.. pasti nol BD. Karena di campuran ada bermacam-macam, ada bagi kali.
Pemahaman symbol dalam matematika.
Jadi itu kurang, tambah udah itu sudah macet. Kalau di.. kalau perkalian sering satu dua betul, pembagian juga. Tapi itu ya..belum lolos KKM. Di semester-2 itu juga mandeknya itu di perhitungan, karena semester-2 itu ada perhitungan berat, waktu panjang, dan itu juga harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
menggunakan kali dan bagi. Kemudian itu e..di.. bangun datar, kalau mau menghitung luas, keliling juga harus menggunakan perkalian. Jadi BD itu memang kesulitannya disitu. Kali dan bagi itu dia e.. belum..belum lancer.
Kalau BGnya sungguh tidak ada motivasi dari dalam sehingga mungkin males untuk belajar bisa saja itu ndak mau.
Motivasi belajar yang dimiliki BG dan BD.
Kalu e.. BG masih mau berusaha untuk mengerjakan seperti itu bu? Si ini BD?
Kalau BD tu selalu mengerjakan. Walaupun hasilnya itu salah.. Tapi kalau BG itu kalau gak mau ya sudah. Paling ber..ya dia tulis soalnya itu. Terus di coret, gak di isi coret gitu.
BD lebih mau mengerjakan dibandingkan BG.
Yang pertama itu 60, kemudian 65. KKM di kelas III.
paling nek BG itu dapetnya ya sebenarnya ya 30. Ya kalau BD bisa 50 seperti itu.
Motivasi, sering. Ya sering. Coba BG kerjakan ini kalau betul semua nanti saya kasih uang seperti itu.
Motivasi yang diberikan Guru Kelas III.
Biasa disekolah saya seperti itu, sampai sekarang. Untuk individu memang sering tapi klaau untuk klasikal Cuma kadang-kadang kalau misalnya saya habis satu KD, Kemudian coba kerjakan ini siapa yang dapat 100 tak kasih uang 1000. Tapi mesti tak kasih soal yang agak ini..yang harus mikir seperti itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
LAMPIRAN 5.3
Coding Tematik Guru Kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran Koding Guru Kelas II
Hasil koding dengan Guru Kelas II SD Nusantara
Jawaban Tematik
Ya. Selamat pagi.
Identitas guru tentang nama, usia, pendidikan terahir, lama mengajar, mengajar di kelas berapa saja.
Nama lengkap saya MR
Usia saya 51tahun.
Pendidikan terahir SPG.
Hampir 30. Yak.. 25 tahun di SD Harapan dan sisanya di sini.
3, selalu kelas 3. Tua-tua ini dikasih kelas ganjil-ganjil.
Ya.. BG itu waktu saya pegang di kelas-2. BD itu juga dipegang di kelas-2.
Sejak kapan mengenal BG dan BD.
Ya waktu itu, e..setahun itu di kelas-2.
Kesulitannya si..ya.. karena anaknya kurang seperti temen yang lain. Kalo BG itu memang sepertinya itu ya.. e.. kemampuan berpikirnya kurang begitu bagus lagipula ditunjang anaknya itu pemalas.
BD… kalo masalah dirumah atau orangtuanya dirumahnya gaka ada masalah. Memang kalo BD itu ya anaknya pendiem, susah diajak komunikasi. Nek sebetulnya untuk masalah pendidikan untuk BD saya kira tidak.. tidak.. ketinggalan sekali dengan teman-teman yang lain.
Kesulitan selama di kelas II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Heem.. kalo BG itu memang agak nakal, agak ndugal, agak wal-wil, wal-wil tangannya. Kalo BD tidak begitu. Normal sama seperti teman yang lain.
Kalau BD si lebih bagus dari pada BG. Kalo BG tu gimana, untuk menulis saja ndak mau kok. Mau menulis itu setelah temannya selesai menulis, baru dia mulai menulis. Jadi se.. mulai pagi start me..ee..ber.. belajar itu kalo untuk menulis itu males…males…males…males..males.. tapi setelah temannya bubar pulang baru mau muali gremet-gremet itu mulai menulis. Tapi juga tidak putus asa, anak itu tak coba, coba, coba terus. Ahirnya mau nulis, walaupun tidak bisa sesempurna temen yang lain. Dengan catatan kalo orang tuanya pas jemput,
Nilai di kelas II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Di kelas-2 e..ya gimana ya.. anu. Nilainya juga anu.. dibawah KKM. Kalo menonjol hanya bidang olahraga.
Tapi kalo yang lain-lain gimana ya, hee..gimana ya..pokoknya karena ditunjang karena dia pemalas tadi, mau sedikit usaha, mau sedikit telaten saya kira bisa. Wong kakaknya juga pinter kok katanya.
Kalo BD itu, sebetulnya tidak, e..tidak begitu ketinggalan banget kalo dibanding si BG. Ya sebetulnya rata-ratanya sama dengan anak yang lain, namun ya itu tadi. Karena BD itu anak pertama adeknya banyak. Terus ya..istilahnya itu jadi tumpahan kekesalan orangtuanya, kekesalan orangtuanya karaena udah capek, itu sepengamatan saya.
Interaksi dikelas dengan teman-teman.
interaksi dikelas dengan teman-teman ya normal. Kecenderungannya ya itu tadi Tangane agak jail nek di kelas, BG. Nek BD gak begitu. Kalo gak di warai ya gak itu.
Ya.. BG. BG mengulang di kelas-2. Saya dapet ulangan. Mengulangnya sama saya. Yang ngajar bu Yuni terus lalu dia anu.. e.. tidak naik, kemudian yang nerusin saya. Sampe dia mau menulis itu. Jadi selama dipegang bu Yuni gak pernah mau nulis babar blas. Hampir 1tahun.
BG sempat tinggal kelas.
Haduh.. ndak kurang-kurang mbak wisan. Wes pie carane. Sampe saya
Motivasi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
bilang kalo kamu bisa nulis e..e..e.. nanti wes tak kasi hadiah. Kalo dia e.. jugak.. e..juga sering saya puji, nah mbok gitu, pinter, tulisannya bisa dibaca. Nanti kan orangtuamu seneng. Besok kalo udah besar mau jadi apa? Mau jadi tentara misalnya, tentara tu rajin bukan tentara yang pemalas. Gitu
BD ki yo sudah tidak segan-segan. Kamu tu bagus sekali, kamu tu pinter kalo kamu itu melaksanakn tugas, misalnya dari bu guru itu tidak males. Membuat PR tidak mangkir, mengumpulkan pekerjaan mengambar juga dikumpulkan. Dia itu juga membuat gambaran itu, tapi gak tau sampai dirumah itu gak dibawa. Jadi hasilnya sampe menumpuk-numpukgambarnya, gak mengumulkan. Tapi saya lihat kalo dia itu mengerjakan tugas. Mung yo itu tadi, mergo alesan gak tau, gak jelas itu tadi. Sampe tak ubrek-ubrek, ayo.. sampe kenaikan yo tetep gak dikumpulkan. Mengerjakan belum? Sudah.. sekarang mbok di gowo rene. Po ngko tak jupuk ndadaan dirumah? Gak usah.. gak usah yo di bawa. Gak dibawa juga sampe sekarang. Sampe naik dikelas berikutnya, di kelas-3 pun itu juga mbandel serupa. Urusan ngambar mangkir-mangkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
LAMPIRAN 5.4
Coding Tematik Guru Musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran Koding Guru Musik
Hasil koding dengan Guru Musik
Jawaban Tematik
Selamat Pagi mbak
Identitas guru tentang nama, usia, pendidikan terahir, lama mengajar.
Nama saya FR
Umur saya 65 tahun mbak
Pendidikan terakirnya sarjana muda sekolah tinggi kesejahteraan sosial di Bandung
Disekolah ini ada ya 11 tahun mbak
Misalnya kalau di kelas tu anak2 sering ee kurang bisa konsentrasi
Kesulitan saat mengajar.
Jadi terhadap pelajaran kurang bisa berkonsentrasi, sebenarnya banyak anak yang pinter disekoalah di kelas- kelas. tapi karena tidak berkonsentrasi, disambi omong, disambi mainan, itu kita sebagi guru kalu tidak awas memang itu sangat menghambat kami.
O.. mengenal, karena saya toh mengajarnya disini dari nol kecil, TK kecil sampai kelas VI mbak, jadi semua anak jadi semua anak
Sejauh mana mengenal BG dan BD.
mengenal BG dan BD itu sejak kelas II.
Kalau BD itu memang untuk saya lebih mudah di, e.,..diberitahu.mudah dijinakkan. Ee tapi kalau si BG memang, sepertinya itu dia agak sukar. Untuk dikendalikan itu sukar. Tapi bukan karena nakal kayaknya, kalau dilihat, diperhatikan kayaknya memang kurang. Kurang mungkin kurang kasih sayang, kurang perhatian dirumah.
Tanggapan tentang BG dan BD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Dikelas IV saya memberikan seni musik.
Materi yang diberikan dikelas IV Dan bagaimana saat mengikuti pelajaran.
Kalau BD itu memang lebih suara pas, bisa membunyikan not memang iya, kalau kita tuntun dengan organ yang kecil itu.
Tapi BG memang suaranya sendiri itu memang fals. Jadi untuk membaca not itu dia memang sangat kurang, tetapi yo karena ee kalau music kan nilainya bukan hanya teori aja to mbak?
Kalau membaca notnya itu berurutan, do re mi fa so la si do, mereka bisa. Tapi saya kira itu memang karena apalan aja. Setelah diacak itu memang hanya beberapa itu yang bisa.
Jadi bagai anak yang sepertinya itu belum dong, kita memang harus pelan-pelan. Ee..memang untuk seusia SD untu membaca not, saya sebagai guru SD sebetulnya tidak begitu saya paksakan kalau memng itu belum bisa. Maka memang saya kasih contoh, sehingga kalau dikasih contoh dulu mereka mendengarkan ee menirukan.. bisa mbak.
Cara menangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yustina Tian Eri Devita, lahir di
Lampung 01 Juni 1993. Orang tua bernama
Yustinus Dwi Suryanto dan Kristina Suharni.
Serta kakak bernama Riska Silvia. Tinggal di
Mulya Asri rt.02/03 Kecamatan Tulang
Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang
Barat, Lampung.
Pendidikan formal diawali di TK
Anggrek Mulya Asri, SDN 01 Mulya Asri, SMPN 01 Tulang Bawang Tengah,
SMA Xaverius Pringsewu, dan dilanjutkan di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Aktif dalam kegiatan organisasi luar kampus KMPKS (Keluarga
Mahasiswa dan Pelajar Katholik Sumatra Bagian Selatan) sebagai anggota seksi
usaha dana, dan sebagai relawan Komunitas Seni Tuna Runggu Yogyakarta DAC
(Deff Art Comunity).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related