5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 1/21
1
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, jumlah dan proporsi dari lemak hewan dalam makanan manusia
mengalami peningkatan dalam banyak masyarakat. Hal ini memiliki hubungan
dengan kasus penyakit kardiovaskuler (Lichtenstein, 1999; Katan,2000). Di
masyarakat barat penyakit jantung koroner dan artherosclerosis berkaitan eratdengan jumlah kolesterol dan asam lemak jenuh yang dimakan, diantaranya
merupakan penyebab yang paling utama kematian manusia (Sacks,2002).
Disamping itu,hubungan yang sangat erat telah diketahui antara konsentrasi
struktur kolesterol dan penyakit Alzheimer (Michikawa, 2003). Secara luas
diakui bahwa masalah ini adalah sebuah keperluan yang sangat penting untuk mengembalikan pola makan asam lemak yang seimbang dengan mengurangi
jumlah masukan kolsterol dan lemak-lemak jenuh (Evans et al, 2002). Dagingayam memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, dan biasanya
lebih dipertimbangkan untuk kesehatan dari pada sumber protein hewan lain,terutama daging merah dari hewan mamalia.
Di tahun terakhir , supelemen-suplemen pakan seperti bawang putih, copper
dan asam lemak omega-3 diuji dalam percobaan untuk mengurangi lemak dankolesterol yang terkandung dalam daging ayam (Pesti dan Bakalli, 1996;
Konjufca et al., 1997; Matsurra, 2001; Ayerza et al., 2002; Chowdhury et al.,
2002). Meskipun usaha-usaha ini telah banyak dikembangkan untuk menurunkan
kadar kolesterol dan asam lemak jenuh, nampaknya masih ada informasi yang
kurang mengenai alternatif produksi untuk mencapai tujuan penting ini.
Tepung siva (s ynbiotic cassava) sebagai salah satu produk sinbiotik baru
memiliki banyak kelebihan untuk meningkatkan kualitas produksi ternak,
kandungan, 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida yang sangat penting
sebagai growth promoter dan enzim lipase dan senyawa hasil fermentasi
Sacharomyces cereviceae yang berupa asam organik dimungkinkan dapat
memutus dekonjugasi kolesterol sehingga mencegah penimbunan kolestrol dalam
tubuh ternak.
Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalahbagaimana pengaruh pemberian tepung siva (synbiotic cassava) terhadap
performans ayam broiler (yang meliputi pertambahan bobot badan, bobot badanakhir, konsumsi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar dan kadar
kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selamapemeliharaan.
Tujuan Program
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mempelajari pemberiantepung siva (synbiotic cassava) terhadap performans ayam broiler (yang meliputi
pertambahan bobot badan, konsumi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar
dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh
selama pemeliharaan.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 2/21
2
Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah artikel dan hak paten
tentang pemanfaatan tepung siva (synbiotic cassava) dalam ransum ayam broiler
yang dapat memperbaiki produktifitas, kualitas karkas dan menghasilkan daging
yang rendah kolesterol.
Kegunaan Program
Memberikan informasi baru tentang pemanfatan tepung siva (synbiotic
cassava) pada pakan ayam broiler kepada masyarakat dan praktisi peternakan
guna memperbaiki produktifitas ayam, meningkatkan kualitas karkas dan
menghasilkan daging yang rendah kolesterol yang bermanfaat bagi kesehatankonsumen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Ayam BroilerBroiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu
pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usiayang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta
menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992). Broiler sangat
mudah terserang penyakit dikarenakan secara genetik kekebalan tubuh yang
dimilikinya sangat rendah, dan itu merupakan konsekuensi cepatnya pertumbuhan
yang dimiliki oleh ayam broiler. Termasuk juga gangguan jantung dengan gejalas
hydropsascites (penyakit metabolis) dan kepincangan. Mortalitas rata-rata untuk
broiler sekitar 1% persen selama 1 minggu, 7 hari lebih baik dibanding ayam
petelur pada umur yang sama.
Strain ayam broiler banyak macamnya berdasarkan karakteristik dan
fisiologinya. Salah satu strain yang cukup diminati adalah strain Arbor Arcres CP
707 yang dihasilkan PT. Charoen Phokphand Indonesia. Karakteristik yang
dimiliki strain ini antara lain : Berat badan 8 minggu : 2,1 Kg, Konsumsi ransum :
4,4 Kg, Konversi ransum : 2,2, Berat bersih : 74%, Daya hidup : 98% , Warnakulit : Kuning , Warna bulu : Putih, (Rasyaf, 2000).
Nilai nutrisi dari daging dapat ditaksir berdasarkan parameter sepertikandungan dan komposisi protein, kandungan asam amino, kandungan lemak,
kandungan sakarida ,substansi mineral dan vitamin. Substansi mineral yangsangat penting bagi daging unggas antara lain: potassium (0.4%), phosphorus
(0.2%), sodium (0.09%), dll. (Lazar, 1990). Steinhauser et al. (2000) menyatakanbahwa kandungan protein adalah kandungan daging yang sangat penting dari
aspek nutrisi dan teknologi. Kandugan protein dalam otot dilaporkan sekitar 18
dan 22%. Komposisi kimia daging ayam terdiri dari protein 18,6%, lemak
15,06%, air 65,95% dan abu 0,79% (Stadelman et al., 1988).Becker et al. (1979) mempelajari kandungan lemak abdominal pada ayam
broiler umur 58 hari dan menunjukan bahwa broiler jantan memiliki kandungan
lemak pada bagian abdominal (2.18%) dibandingkan dengan broiler betinan
(2.82%). Kecenderungan yang sama juga pada karkas (12.0% untuk jantan, 13.7%
untuk lemak betina dari isi perut (47.6% untuk jantan, 56.2% untuk betina) dan
kandungan total lemak (10.4% untuk pejantan, 12.2% untuk betina.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 3/21
3
2.2. Kolesterol
Kolesterol merupakan sterol utama pada jaringan hewan (Anggorodi, 1979
dan Lehninger, 1992), terdapat pada hati, daging, otak dan kuning telur (Harper et
al, 1977) serta terdapat juga pada usus, ginjal dan organ-organ tubuh lain
(Tejayadi, 1991). Ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan kedalam
golongan lipid (lemak), berkomponen alcohol steroid (Sitepoe, 1992).Kolesterol memiliki formula C27H45OH (Ganong, 1983) dan dapat
dinyatakan sebagai 3-hidroksi -5,6 kolesten karena mempunyai satu gugus
hidroksil pada atom C3, ikatan rangkap pada atom C5 dan C6 serta ada
percabangan pada C10, C13 dan C17 (Herper et al, 1977).
Gambar 1. Rumus Bangun Kolesterol (Winarno, 1986)
Kolesterol tubuh berasal dari dua sumber, yakni berasal dari makanan dan
disebut sebagai eksogenus kolesterol dan yang diproduksi oleh tubuh disebut
dengan endogenous kolesterol (Piliang and Djojosoebagio, 1990). Jika jumlah
kolestrol yang berasal dari makanan sedikit, untuk memenuhi kebutuhan jaringan
dan organ, sintesis kolestrol dalam hati dan usus besar akan meningkat. Dan
sebaliknya jika jumlah kolestrol dalam makanan meningkat maka jumlah sintesis
kolestrol dalam hati dan usus besar akan menurun. (Muchtadi et al., 1993).
Kenaikan kadar kolesterol dalam darah merupakan suatu faktor resiko
terjadinya atherosclerosis (Guyton, 1987). Atherosclerosis ini merupakan suatupenebalan pembuluh darah yang bias mengakibatkan penyumbatan bahkan
penyempitan pada arteri (Sitepoe, 1992).
Fungsi kolesterol merupakan substrat untuk pembentukan zat-zat essensial
seperti asam empedu, hormone steroid, serta vitamin D3 yang merupakan satu-
satunya vitamin yang disintesis dalam tubuh (Lehninger, 1992), tertapi karena
sifatnya yang sangat membahayakan tubuh, maka dianjurkan agar selalu hati-hati
jangan sampai terjadi kelebihan konsumsi.
Jalan yang dapat ditempuh untuk menurunkan kadar kolestrol pada daging
ayam yang dihasilkan adalah menurunkan kadar kolestrol darah. Untuk
menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan menurunkankonsumsi, kecernaan, menurunkan sintesis kolestrol endogenus, meningkatkan
pengeluaran melalui bile dan feses. Sekresi bile is berhubungann dengan totalkandungan kolesterol (Muslim 1989).
Pelepasan bagian utama kolesterol yang terdapat dalam hati melaluikonversi dalam asam bile, yakni asam cholic dan chenodeoxy cholic tererserap
pada glycine atau taurine untuk membentuk garam bile , dan kemudiandikeluarkan melalui bile dalam duadenum. Beberapa asam bile yang tidak
terserap oleh hati melalui sirkulasi dan mengeluarkan kembali dalam bile. Asam
bile yang tidak dapat diserap akan didegradasi yang terdapat pada usus besar dan
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 4/21
4
dikeluarkan melalui feses, (Muchtadi et al. 1993). Menurut Beynen (1980)
pengeluaran kolesterol dari tubuh melalui beberapa jalan, yaitu kolesterol hati
membentuk cairan empedu, dikeluarkan dalam usus dan selanjutnya kolesterol
bersama asam empedu hilang bersama feses, hilang dalam mukosa usus dan kulit,
bergabung dengan hormone-hormon steroid dan dikeluarkan bersama urin.
Menurut Supadmo (1997) kandungan kolesterol daging ayam broiler yangdiberi ransum basal rataannya adalah 78.83mg/100gr, sedangkan yang diberi
ransum basal + 100% khitin rataannya adalah 61.06 mg/100gr. Menurut
Hendrawati (1999) pemberian temulawak secara nyata (P<0.05) menurunkan
kadar kolesterol daging ayam yang mendapat tambahan 9% temulawak yaitu
sebesar 84.20 mg/100gr, sedangkan yang tertinggi pada ayam yang tidak menerima penambahan temulawak (kontrol) yaitu sebesar 115.08/100gr.
2.3. Tepung Siva dan Sacharomyces Cereviceae
Adapun tepung siva (synbiotic cassava) merupakan tepung modifikasicassava melalui proses enzimatis menggunakan β-amilase yang disertai dengan
fermentasi sacharomyces cereviceae, Mikroorganisma yang memproduksi enzim
pemutus amilosa sehingga membentuk tepung siva. Mikroorganisma yang ikutdalam proses fermentasi ini memproduksi enzim sehingga Tepung Siva ini
mengandung protein pembuatan tepung siva : Singkong dipotong-potong hingga
membentuk, Chip ; kemudian direndam dalam air, dibubuhi β-amilase sebanyak
3%, penambahan biakan sacharomyces cereviceae 5%. Setelah 18-24 jam
tercium aroma khas, diangkat kemudian dijemur dengan panas matahari atau
dioven pada suhu 40-55 derajad celcius , setelah kering digiling, (Aisyah, 2010) .
Tepung siva merupakan karbohidrat yang berperan sebagai prebiotik yang
bersifat resisten starch, dimana didalam saluran cerna menyeimbangkan dan
menyuburkan mikroorganisma probiotik dan mampu membunuh mikroorganisma
pathogen didalam saluran cerna (Fuller, 1992)
Produk mikroorganisma ini dari hasil penelitian ternyata mampu
meningkatkan sistem pertahanan non spesifik pada hewan uji atau dikatakan
sebagai imunomodulator, yang dapat meningkatkan aktifitas sel-sel imun dalammemfagosit antigen dan sel-sel pathogen, Selain itu juga mampu menghambat
pengikatan phitin terhadap protein dan mineral sehingga dapat memperlancarpenyerapan protein dan mineral dalam saluran cerna, (Aisyah, 2010)
Tepung siva (synbiotic cassava) dapat dipergunakan sebagai penggantitepung terigu yang tidak diperkenankan untuk dikonsumsi oleh individu
bergolongan darah A yang menginginkan diet. Tepung siva juga dapat bertindak sebagai prebiotik yang dapat menyuburkan pertumbuhan probiotik dan probiotik
yang dihasilkan juga mampu mencegah pertumbuhan prokarsinogen sehingga
tidak tumbuh menjadi karsinogen. Sifat yang dimiliki Sacharomyces ini
menunjukkan bahwa mikroorganisma ini bertindak sebagai probiotik.Sacharomyces cereviceae menurut beberapa peneliti berpotensi mengandung
beberapa enzim antara lain protease, karbohidrase, lipase, dsb. Daya kerja
Sacharomyces ini mampu menurunkan kadar kholesterol darah, dapat bertindak
sebagai probiotik yang dapat membunuh mikroorganisma patogen disaluran
cerna, (Aisyah, 2010).Yeast (sacharomyces cereviceae) pada broiler dengan konsentrasi 1, 1.5 dan
2% secara signifikan meningkatkan pertambahan bobot badan, konsumsi pakan
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 5/21
5
dan konversi pakan. Sebagai salah satu probiotik mikroorganisme hidup yang
ketika masuk melalui sistem pencerna, memberikan pengaruh positif pada
kesehatan inangnya melalui pengaruh nutrisi langsung (Patterson JA, Burkholder
KM, 2003). Mekanisme yang berbeda dari pengaruh probiotik menyarankan
bahwa pengaruh nutrisi dari reaksi regulasi metabolik yang memproduksi
substansi racun, stimulasi dari enzim endogenus dan dengan memproduksivitamin-vitamin atau substansi antimicrobial (Guillot JF, 2005). Selain itu
Sacharomyces cereviceae dapat berfungsi sebagai bioregulator dari mikro flora
usus dan menguatkan pertahanan alami inangnya,memberikan efek sehat dengan
meningkatkan ketahanan kolonisasi dan menstimulasi respon imun, Efek ini
sebagian besar mencerminkan penggunaan mannan oligosakarida, yang secaraalami berasal dari ekstrak dari dinding sel sacharomyces cereviceae. Kandungan
oligosakarida ini terdiri dari 50% fraksi karbohidrat dan meningkatkanpertambahan bobot badan pada ayam broiler dan efek ini dapat dihubungkan pada
efek tropis dari produk ini dalam mucosa usus, karena itu meningkatkan tinggivillus, terutama selama 7 hari pertama kehidupan ayam, (Santin E, Mairoka A,
Macari M, 2001). Fakta bahwa penambahan Saccharomyces cerevisiae rata-rata
1.5,2 dan 2.5 berpengaruh sangat nyata meningkatkan total serum protein dankadar gukosa. Dan kebalikannya sangat menarik dan dapat menyehatkan
konsumen karena dapat menurunkan kadar koleserol dan trigliserida pada masing-
masing total serum, (A. M. Shareef and A. S. A. Al-Dabbagh, 2009). Pemberian
probiotik secara oral telah menunjukan secara signifikan mengurangi kadar
kolesterol sebanyak 22-33%( Taranto MP, Medici M, 2000)
Dalam penggunaan probiotik, tidak ada efek negatif penggunaannya dalam
organ bagian dalam maupun gambaran hematologi. Secara alami merupakan
sumber protein dan mineral serta vitamin B-komplek, yang terdapat dalam rag,
dan dinding selnya mengandung 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida
yang sangat penting sebagai growth promoter alami untuk produksi dalam
peternakan modern (Davis. p, 1976). Manfaat dari antibiotik growth promoter
tradisional tersebut adalah 1) tidak adanya waktu withdrawal, 2) tidak adanya efek
residu, 3) tidak menyebabkan mutasi mikrobial (Gibson GR, Roberfroid MB,2008).
Mannan oligosakarida merupakan imunomodulator yang mampumemblokade bakteri pathogen pada usus hewan dan kolonisasi yang
menyebabkan penyakit dan berperan sebagai nutrient pada bakteri lain yangmenguntungkan, (Firon N, Ofek,, 1983)
Probiotik adalah mikrobial hidup, yang secara menguntungkanmempengaruhi hewan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan
mikrobialnya dalam salauran pencernaan (Fuller, 1989). Definisi ini
disebarluaskan oleh Havenaar and Huis in’t Veld (1992) untuk mono atau
campuran biakan dari mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi manusiadan hewan dengan meningkatkan kandungan mikroflora indogenus, kemudian
definisi ini disempurnakan menjadi mikroorganisme hidup, yang masuk dalam
proses pencernaan dalam jumlah tertentu, meningkatkn kesehatan dalam
meningkatkan nutrisi dasarnya, (Guarner and Schaafsman 1998).
Melalui simposium, fakta yang telah dipresentasikan menggambarkan
keuntungan yang ditimbulkan oleh probiotik, prebiotik dan sinbiotik : 1) Campur
tangan patogen, pengeluaran dan perlawanan; 2) immunostimulasi dan
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 6/21
6
immunomodulasi; 3) antikarsinogenik and aktivitas antimutagenik pada hewan
model; 4) pengurangan gejala-gejala kekurangan laktosa; 5) vaginal/kesehatan
saluran urinari; 6) peurunan tekanan darah dalam kondisi hipertensi; 7)
mengurangi timbulnya diarhea dan 8) pemeliharaan mucosal.
Sebagai feed additive, probiotik memberikan dampak yang baik pada
peternakan unggas (Stavric and Kornegay, 1995). Organisme hidup ini setelahbertempat tinggal di saluran usus dan metabolism mereka dapat berfungsi sebagai
agen immunomodulator dengan mengaktifkan spesifik dan non spesifik respon
immune inang pada ayam, yang dalam gilirannya dapat membantu dalam
mencegah dan mengontrol bermacam-acam infeksi penyakit. (Fuller,
1992;Koenen et al., 2004)
III. METODE PENDEKATAN
Waktu dan Tempat PelaksanaanPenelitian ini akan dilaksanakan sejak adanya pengumuman proposal
penelitian ini didanai oleh Dikti melalui program hibah PKM tahun 2010 dan akan
dilaksanakan pada Eksperimental Farm dan Laboratorium Nutrisi FakultasPertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang.
Materi dan Metode Penelitian
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam broiler
sebanyak 36 ekor, diberi pakan basal Br 1 selama 14 hari dan diberi ransum
tepung siva yang dipelihara selama 26 hari. Dalam pembuatan ransum bahan yang
digunakan adalah tepung siva, jagung kuning giling, tepung ikan, bungkil kedelai,
minyak, tepung kerang dan premix. Rencana ransum penelitian yang akan disusun
dengan kandungan energi berkisar 2500-2600 kkal/kg dan rata-rata protein kasar
19%.
Ransum yang diberikan terdiri dari 4 (empat) macam yaitu :
P0 = Ransum mengandung tanpa tepung siva
P1 = Ransum mengandung 5% tepung sivaP2 = Ransum mengandung 10% tepung siva
P3 = Ransum mengandung 15% tepung siva
Metode PenelitianRancangan percobaan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, masing-masing 3 ulangan dan setiapulangan terdiri dari 3 ekor ayam.
Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ+ti+eij
Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-jµ = Nilai rataan umum
ti = Pengaruh perlakuan ke-i
eij = Pengaruh galat perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
i = Perlakuan ke-i (1,2,3,4)
j = Ulangan ke-j (1,2,3) peubah yang diamati
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 7/21
7
Denah Penelitian
P0 1 P1 2 P2 3 P3 3
P2 2 P3 2 P0 2 P1 3
P3 1 P2 1 P1 1 P0 3
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Variabel-Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ransum yang mengandung tepungsiva berturut-turut 0 persen, 5 persen, 10 persen dan 15 persen.
Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah performans ayam broiler (yang
meliputi pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi ransum,
konversi ransum), kadar kolesterol dan kadar lemak kasar (Lieberman Buchard),
serta keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan.
Variabel Kontrol
Variabel kontrol meliputi :
a. Subyek penelitian yaitu ayam broiler strain cobb dengan umur 2 minggu
b.Bobot badan ayam rata-rata 450 sampai 500 gram
c. Jenis kelamin ayam adalah jantan karena relatif cepat pertumbuhannya danlebih tahan terhadap penyakit
d.Waktu dan lama perlakuan
e. Pemelilharaan dan perlakuan on farm
Tabel 3.1. Susunan Ransum Ayam Broiler penelitian (26 hari)
Bahan Baku P0 P1 P2 P3
Minyak 2.31 2.76 2.50 2.26Jagung Kuning 61.68 55.29 50.09 45.27
Bungkil Kedelai 15.42 13.82 16.28 14.71Tepung siva 0.00 5.53 10.02 14.71
Premik 6.94 8.29 7.51 8.49
Tepung Kerang 0.54 0.48 0.44 0.40Tepung Ikan 13.11 13.82 13.15 14.15
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 8/21
8
Komposisi zat butrisi berdasarkan perhitungan ;
Energi Metabolis
(kkal/kg) 2533.24 2601.79 2563.66 2583.72
Protein Kasar (%) 19.36 19.33 19.35 19.33
Lemak Kasar (%) 9.36 9.45 8.74 8.25Serat Kasar (%) 10.56 10.08 10.30 9.93
Kalsium (%) 0.93 0.94 0.90 0.93
Fosfor (%) 0.65 0.64 0.62 0.63
lisin (%) 1.23 1.21 1.23 1.22
Metionin (%) 0.46 0.45 0.44 0.44
Analisis Data
Data diperoleh dengan analisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA)
menurut Steel dan Torrie (1991) dan jika memberikan hasil yang berbeda nyatamaka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Bew Mutiple Range Test untuk melihat
perbedaan antar perlakuan.
IV. PELAKSANAAN PROGRAM
Tahapan Pelaksanaan
Agenda
Bulan I
Maret
Bulan II
April
Bulan III
Mei
Bulan IV
Juni
Minggu Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Pelaksanaan
Penyusunan laporan
Presentasi hasil penelitian
Jadwal Faktual Pelaksanaan
Persiapan = 27 maret – 03 mei 2011
Pembelian bahan pakan = 04 april – 06 aprl 2011
Pembuatan tepung siva = 09 april – 22 april 2011
Analisa pakan = 25 april – 26 april 2011
Penyusunan ransum = 27 april – 29 april 2011
Persiapan kandang = 30 april – 02 mei 2011
Pelaksanaan = 04 mei – 18 juni 2011Pengadaan DOC = 04 mei 2011
Pemeliharaaan = 04 mei – 15 juni 2011Pengambilan penyembelihan sampel daging = 15 juni 2011
Pengukuran kadar lemak dan kolesterol daging = 16 juni – 18 juni 2011Penyusunan laporan = 18 juni – 20 juni 2011
Presentasi = 25 juni 2011
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 9/21
9
Instrumen Pelaksanaan
Alat
1. Mobil Exsperimental Farm UMM untuk mobilisasi dalam pengadaan
bahan pakan, dll.
2. Peralatan untuk membuat tepung siva antara lain ; pisau, baki, sikat, alatpemotong singkong, plastic roll untuk menjemur dan penggiling tepung.
3. Peralatan kandang meliputi tempat pakan, tempat minum, kotak sekat,
penghangat / brooder,dan lain-lain.
4. Peralatan analisa proksimat :
a. Tabung sohxlet, kertas saring, waterbath untuk analisa lemak pakan.
b. Tabung dekstruksi kamar asam, destilator modifikasi untuk analisaprotein pakan.
c. Waterbath, botol dan alat penyaring untuk analisa serat pakan.d. Oven untuk analisa bahan kering dan pengering sampel.
e. Timbangan analisa untuk menimbang sampel pakan.
f. Tanur untuk alat pemanas analisa kadar abu.5. Peralatan pendukung analisa :
a. Blender untuk menghaluskan sampel pakan.
b. Pengayak untuk mengayak pakan yang telah dihaluskan.
c. Gelas ukur untuk mengambil sampel larutan dalam proses analisa.
6. Peralatan penyusunan ransum
a. Penggiling pakan untuk memperkecil ukuran pakan.
b. Timbangan duduk skala 300 kg untuk menimbang bahan pakan.
c. Mixer untuk mencampur dan mengaduk pakan dalam jumlah besar.
7. Peralatan analisa kadar lemak kasar dan kolesterol metode Liebermen
Buchard.
a. Pisau untuk menyembelih ayam penelitian dan mengambil sampel
dagingnya.
b. Alat Penggiling untuk menggiling daging.c. Tabung reaksi untuk mencampur sampel daging dengan larutan
kloroform.d. Mikropipet (Socorex dengan volume 10 µl).
e. Vortex untuk homegenisasi larutan kloform dan sampel dagingyang telah dihaluskan.
f. Sentrifuge untuk memisahkan fase kloroform dengan fase lipid.g. Kuvet tabung penempatan sampel pada spektrofotometer.
h. Spektrofotometer untuk memeriksa kadar kolesterol yang terdapat
dalam daging.
Bahan1. Disenfektan dan kapur untuk mensucihamakan kandang sebelum DOC
datang.
2. DOC sebanyak 100 ekor strain cob, karena itu jumlah min pembelian.
3. Pakan BR 1 digunakan untuk ayam penelitian yang berumur 1-14 hari.
4. Pakan Penelitian yang tersusun dari tepung siva, jagung kuning giling,
tepung ikan, bungkil kedelai, minyak, tepung kerang dan premix. dengan
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 10/21
10
kandungan energi berkisar 2500-2600 kkal/kg dan rata-rata protein kasar
19%.
5. Vaksin yang digunakan adalah vaksin ND lasota umur 4 hari, gumboro a
umur 9 hari dan gumboro b umur 14 hari.
6. Vitamin yang digunakan menggunakan vitachicks, neobro dan fortevit.
7. Litter berupa sekam padi untuk alas kandang ayam.8. Bahan analisa proksimat
a. Aceton untuk pelarut ekstrasi lemak.
b. H2SO4 pekat dan NaOH 50% untuk pelarut proses destruksi.
c. Zn dan tablet kjedhal sebagai katalisator.
d. H Cl untuk menangkap hasil destilasi analisa protein.e. NaOH untuk titrasi hasil destilasi.
f. H2SO4 untuk analisa serat kasar.g. NaOH untuk analisa serat kasar.
h. Aquades untuk pelarut setiap analisa proksimat9. Bahan analisa kadar lemak kasar dan kolesterol.
a. Sampel daging ayam masing-masing perlakuan.
b. Kloroform.c. Metanol.
d. Reagen CHOD – PAP.
Rancangan dan Realisasi Biaya
No Uraian Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
1 Persiapan Lokasi
a.Sewa Kandang dan Peralatan 1 periode 100.000 100.000
b.Disenfektan 1 kali 20.000 20.000
c.Kapur Hidup 2 kg 3.000 6.000
d.Pengadaan Litter 10 sak 4.000 40.000f.Plastik Roll 2m X 25m 1 buah 150.000 150.000
2 Pembelian DOC 100 ekor 1750 175.000
3 Pakan Ternak
Minyak 14 kg 150.000 150.000
Jagung Kuning 246 kg 4.000 984.000
Bungkil Kedelai 50 kg 4.850 242.500
Singkong 1 121 kg 650 78.650
Singkong 2 250 kg 850 212.500
Premik 27 kg 7.500 202.500Tepung Kerang 3 kg 500 1.500
Tepung Ikan 60 kg 5.750 345.000
4 Vaksin
ND Lasota 100 dosis/1 pcs 7.000 7.000
Gumboro a 100 dosis/1 pcs 12.000 12.000
Gumboro b 100 dosis/1 pcs 12.000 12.000
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 11/21
11
5 Vitamin dan mineral
Vitachicks 1 bungkus 19.000 19.000
Neobro 1 ons 9.000 9.000
Fortevit 1 ons 35.000 35.000
Neomeditril 1botol 27.000 27.000
6 Akomodasi dan Transportasi 1 periode 50.000 50.000
Dokumentasi 1 kali 20.000 20.000
8 Biaya Analisa Penelitian
Analisa Proksimat Bahan Pakan 10 kali 500.000 500.000
Analisa Kadar Lemak dan
Kolesterol36 kali 15.000 540.000
9 Pembuatan Laporan 1 kali 50.000 50.000
Jumlah 3.990.150
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi Pemberian Tepung Siva (Synbiotic Cassava) Terhadap Performans
Ayam Broiler yang Meliputi Pertambahan Bobot Badan, Konsumi Ransum,
Konversi Ransum, Kadar Kolestrol dan Lemak Kasar, serta Keuntungan
yang diPeroleh Selama Pemeliharaan
Kandungan Zat Nutrisi Ransum Penelitian
Tabel 5.1. Kandungan Zat Nutrisi Ransum Penelitian Berdasarkan Hasil AnalisisProksimat
No Bahan BK PK LK SKEnergi Bruto
(kkal)
1 P0 88.99 22.45 13.05 13.05 2875.42 P1 88.77 22.19 6.83 6.83 2991.4
3 P2 88.80 22.33 5.74 5.74 2869.34 P3 88.01 22.63 4.62 4.62 2774.9
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung sivaP1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Dari hasil analisis proksimat telihat bahwa energi bruto ransum berkisar
2700-2990 kkal/kg dengan perbedaan antar perlakuan 100-290 kkal/kg.
Kandungan protein kasar berkisar 12.63-22.45 %, protein kasar ransum P0, P1, P2dan P3 hasil analisis proksimat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
perhitungan dengan selisih 2.8-3.1%, kemungkinan hal ini disebabkan adanya
kesalahan dalam penimbangan atau proses pencampuran bahan pakan. Serat kasar
ransum penelitaan berkisar4.60-13.0%, semakin tinggi penggunaan tepung siva
serat kasar ransum akan semakin menurun karena tepung siva memiliki kada serat
kasar cukup rendah yaitu 2-5%. Menurut Lubis (1961) bahwa batas maksimum
serat kasar dalam pakan unggas adalah 8%.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 12/21
12
Pemeriksaan Patologi Anatomi dan Tekstur Daging yang diHasilkan
, tampak bahwa pada semau perlakauan tidak terdapat kelainan pada
organ-organ seperti jantung, hati, paru-paru, gizzard, proventikulus, duodenum
dan yeyenum dan ileum dan perlemakan abdomen tidak terdapat pendarahan di
semua organ. Hati tepi-tepinya tampak runcing dan berwarna merah bata, tidak
terdapat pembendungan-pembendungan, hal ini menunjukan bahwa sistempertahanan tubuh ayam sangat bagus.
Kualitas daging cukup bagus, karena daging tampak bersih, perlemakan
tidak tampak, sehingga daging tampak padat. Hasil uji organoleptik uji kesukaan
diantara 20 orang menilai bahwa daging ayam yang dihasilkan mirip dengan
tekstur daging ayam kampung.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan HarianPertambahan bobot badan harian adalah selisih antara penimbangan awal
dikurangi penimbangan akhir dibagi 25 hari masa pemeliharaan. Hasil penelitiandengan perlakuan ransum penambahan tepung siva terhadap pertambahan bobot
badan harian diperoleh rataan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Rataan Pertambahan Bobot Badan (Gram)
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 49.333 48.667 47.067 43.600
2 41.333 50.000 47.333 44.667
3 34.667 48.800 50.667 50.667
Jumlah 125.333 147.467 145.067 138.933
Rata2 41.778 49.156 48.356 46.311
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung sivaP2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat nilai pertambahan bobot badan
harian rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 49.156 gram dan
pertambahan bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar
41.778 gram.
Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan P0 sebesar 41.778 gram
memiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1sebesar 49.156 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan
P2 sebesar 48.356 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,perlakuan P3 sebesar 46.311 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 15
persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap pertambahan bobot badan harian ayam broiler. Berikut ini adalah tabel
analisis ragam pertambahan bobot badan harian.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 13/21
13
Tabel 5.3. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Harian
Sumber
VariansiDb JK KT Fhit
Ftab
0.050 0.01
Perlakuan 3 98.370 32.790 1.797tn 4.07 7.59
Galat 8 146.003 18.250
Total 11 244.373
Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)
Dari hasil Tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagai
persentase tepung siva dalam ransum menunjukan pengaruh tidak nyata terhadappertambahan bobot badan harian (P<0,05). Hal ini disebabkan karena bobot badan
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi,dengan demikian
perbedaan kandungan zat-zat makanan pada pakan dan banyaknya pakan yang
dikonsumsi akan memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan yang
dihasilkan, karena kandungan zat-zat makanan yang seimbang dan cukup sesuai
dengan kebutuhan hidupnya (Febrianto, 2011; Prafitdhin, 2011).
Pertambahan bobot badan harian tidak dipengaruhi oleh persentase tepungsiva. Hal ini menunjukkan nilai yang sangat baik, meskipun dalam konsentrasi
tinggi penggunaan tepung siva dalam ransum tidak mempengaruhi tingkat
pertambahan bobot badan ayam dalam semua perlakuan. Di lain pihak, kadar
kolesterol dan persentase lemak dalam daging menurun seiring pertambahan
konsentrasi tepung siva dalam ransum.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Badan Akhir
Bobot badan akhir adalah nilai berat badan ayam saat penimbangan diakhir
penelitian. Bobot badan akhir sangat menentukan harga jual ayam. Semakin beratbobot akhir ayam, maka akan semakin tinggi harga per kilogramnya (Prafitdhin,
2011). Rataan bobot badan akhir ayam penelitian dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rataan Bobot Badan Akhir (Gram)
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 1700.000 1666.667 1666.667 1533.333
2 1566.667 1800.000 1633.333 1566.667
3 1366.667 1733.333 1733.333 1700.000
Jumlah 4633.333 5200.000 5033.333 4800.000
Rata2 1544.444 1733.333 1677.778 1600.000
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat nilai bobot badan akhir rata-rata
tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 1733.333 gram dan pertambahan
bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar 1544.444 gram.
Bobot badan akhir pada perlakuan P0 sebesar 1544.444 gram memiliki
kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1 sebesar
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 14/21
14
1733.333 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan P2
sebesar 1677.778 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,
perlakuan P3 sebesar 1600.000 gram dengan kandungan protein pakan sebesar 15
persen.
Untuk mengetahui besar pengaruh pemberian berbagai persentase tepung
siva dalam pakan terhadap bobot badan akhir dapat dilihat berdasarkan Tabeltentang analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap bobot badan akhir. Hasil
analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) perlakuan
berbagai persentase tepung siva dalam pakan terhadap bobot badan akhir ayam
broiler dapat dilihat pada tabel 5.5
Tabel 5.5 Analisis Ragam Bobot Badan Akhir(Gram)
Sumber
VariansiDb JK KT Fhit
Ftab
0.05 0.01
Perlakuan 3 62592.593 20864.198 1.943tn
4.07 7.59
Galat 8 85925.926 10740.741
Total 11 234444.444Keterangan: tn= Berpengaruh tidak nyata (P>0.05)
Hasil analisis ragam pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai F hitung sebesar
4.609 dimana nilai F hitung lebih kecil dari F tabel0.05 dan F table 0,01,
sehingga perlakuan tersebut dinyatakan berpengaruh tidak nyata (P>0,05).
Pengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bobot badan akhir ayam broilermenunjukkan hal positif. Konsentrasi pemberian tepung hingga 15 persen ternyata
tidak memberikan pengaruh. Bobot badan akhir ditentukan oleh pertumbuhantulang, daging dan perlemakan serta bagian-bagian lain dari tubuh ayam. Dalam
penelitian pemberian tepung siva menyebabkan kadar lemak mengalami
penurunan secara nyata, sehingga hasil yang didapatkan pemberian tepung siva
berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan bobot badan akhir.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum merupakan faktor terpenting untuk kebutuhan hidup
ternak. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi
dengan sisa ransum dalam jangka waktu tertentu. Konsumsi ransum diukur setiap
hari dengan cara mengurangi ransum yang diberikan dengan ransum yang tersisa
(Febrianto, 2011).
Tabel 5.6. Rataan Konsumsi Ransum Harian (Gram)
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 146.800 131.933 144.800 132.8672 132.133 131.933 137.200 142.133
3 138.667 145.600 143.467 140.267
Jumlah 417.600 409.467 425.467 415.267
Rata2 139.200 136.489 141.822 138.422
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung sivaP2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 15/21
15
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat nilai konsumsi ransum rata-rata
terendah adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 136.489 gram dan pertambahan
bobot badan akhir tertinggi adalah perlakuan P2 yaitu sebesar 141.822 gram.
Konsumsi ransum harian rata-rata pada perlakuan P0 sebesar 139.200 grammemiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1
sebesar 136.489 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan
P2 sebesar 141.822 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,
perlakuan P3 sebesar 138.422 gram dengan kandungan protein ransum sebesar 15
persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap konsumsi ransum harian ayam broiler, seperti terlihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Harian
Sumber
Variansi Db JK KT Fhit
Ftabel
0.05 0.01
Perlakuan 3 43.930 14.643 0.374tn
4.07 7.59
Galat 8 313.476 39.184
Total 11 357.406
Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)
Dari hasil Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagaipersentase tepung siva dalam ransum menunjukan tidak berpengaruh nyata
terhadap konsumsi ransum harian (P<0,05). Hal ini berarti pemberian tepung sivadengan berbagai konsentrasi tidak mengaurangi daya palatabilitas ayam broiler
terhadap ransum. Pengaruh tidak nyata (P>0,05) memberikan nilai yang baik
terhadap kualitas ransum meskipun dengan penambahan tepung siva sampaidengan konsentrasi 15 persen.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Konversi Ransum
Konversi ransum dapat digunakan sebagai perbandingan dalam produksi
ternak, karena dalam konversi ditentukan oleh konsumsi ransum dan hasil akhir
dari ayam kampung jantan berupa bobot badan akhir (Febrianto, 2011). Tabel
konversi pakan seperti terlihat pada Tabel 5.8
Tabel 5.8. Rataan Konversi Ransum
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 2.976 2.711 3.076 3.047
2 3.197 2.639 2.899 3.182
3 4.000 2.984 2.832 2.768
Jumlah 10.172 8.333 8.807 8.998
Rata2 3.391 2.778 2.936 2.999
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 16/21
16
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat dilihat nilai konversi ransum rata-rata
terendah adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 2.778 gram dan pertambahan
bobot badan akhir tertinggi adalah perlakuan P0 yaitu sebesar 3.391 gram.Konversi ransum rata-rata pada perlakuan P0 sebesar 3.391 gram memiliki
kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1 sebesar 2.778
gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan P2 sebesar 2.936
gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen, perlakuan P3 sebesar
2.999 gram dengan kandungan protein ransum sebesar 15 persen.Untuk mengetahui besar pengaruh pemberian berbagai persentase tepung
siva dalam pakan terhadap konversi ransum dapat dilihat berdasarkan Tabel 5.9tentang analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konversi ransum.
Tabel 5.9. Analisis Ragam Konversi Ransum
Sumber
Variansi Db JK KT Fhit
Ftab
0.05 0.01
Perlakuan 3 0.611 0.204 2.120tn
4.07 7.59
Galat 8 0.768 0.096
Total 11 1.379
Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata (P>0,05)
Hasil analisis Tabel 5.9 menunjukkan nilai F Hitung > F Tabel, berartibahwa terdapat pengaruh tidak nyata (P>0,05) perlakuan berbagai persentase
tepung siva dalam ransum terhadap konversi ransum ayam broiler. Hal inimenunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak mempengaruhi konversi ransum
meskipun dalam konsentrasi sampai dengan 15 persen. Analisis ragam
menunjukkan nilai yang baik terhadap konversi ransum meskipun denganberbagai konsentrasi penggunaan tepung siva.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Lemak Daging
Berdasarkan hasil perhitungan analisis ragam kadar lemak kasar daging
ayam menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01), dengan adanya
perlakuan pencampuran tepung siva dalam bahan pakan dapat menurunkan kadar
lemak kasar yang terdapat pada daging ayam. Kandungan kadar lemak kasar
berkisar 21.717-26.156%.
Tabel 5.10 Rataan Kadar Lemak yang Terdapat pada Daging Ayam dalam
Persen
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 26.282 24.042 22.790 21.759
2 26.376 24.847 22.559 21.224
3 25.810 23.546 22.802 20.966
Jumlah 78.468 72.435 68.151 63.949
Rata2 26.156a
24.145a
22.717b
21.316c
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 17/21
17
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Terlihat pada tabel 5.10 kadar lemak kasar daging ayam mengalamipenurunan seiring dengan banyaknya pemberian tepung siva sampai dengan level
15% dalam komposisi pakan. Kandungan kolestrol daging dengan rentang
tertinggi sebesar 26.156% dicapai oleh P0 dengan kadar pemberian tepung siva
0% (tanpa pemberian tepung siva) dan rentan terendah sebesar 21.316% dicapai
oleh P3 dengan kadar pemberian tepung siva sebanyak 15%.
Tabel 5.11 Analisis Ragam Kadar Lemak Kasar
SumberVariansi
Db JK KT FhitF Tabel
0.05 0.01
Perlakuan 3 38.472 12.8238 72.76608** 4.07 7.59
Galat 8 1.410 0.17623Total 11 38.882
Pengaruh sangat nyata (P<0.01) pada penurunan kadar lemak kasar
disebabkan adanya enzim lipase yang dihasilkan Sacharomyces cereviceae dapat
mendegradasi lemak yang terkandung dalam ransum menjadi asam lemak yang
dapat langsung dimanfaatkan oleh ayam menjadi energi dalam metabolisme
tubuh.
Tabel 5.12. Uji Beda Nyata Terkecil
P0 P1 P2 P3
26.156 24.145 22.717 21.316
P0 26.156 -
P1 24.145 2.011** -
P2 22.717 3.439** 1.428** -
P3 21.316 4.840** 2.828** 1.401** -
Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata terhadap
peningkatan kadar kolesterol
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Kolestrol Daging
Nilai Kandungan kolesterol daging ayam broiler terlihat pada tabel. Hasil
ragam kandungan kolesterol daging akibat pakan penelitian menghasilkan
perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) yang dapat dilihat pada tabel yang
membahas analisis ragam pemberian tepung siva terhadap kandungan kolesteroldaging Ayam, adapun kandungan kolesterol daging hasil penelitian berkisarantara 36.829 mg/100g sampai dengan 69.455 mg/100g.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 18/21
18
Tabel 5.12 Rataan Kadar Kolesterol Daging Ayam per 100 gram Sampel
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 68.208 46.825 46.279 38.765
2 63.441 52.073 42.120 36.098
3 76.715 53.729 41.231 35.624
Jumlah 208.365 152.627 129.629 110.487
Rata2 69.455a
50.876b
43.210c
36.829d
Keterangan : P0 : Pakan tanpa tepung siva
P1 : Pakan Mengandung 5% tepung siva
P2 : Pakan Mengandung 10% tepung siva
P3 : Pakan Mengandung 15% tepung siva
Pada tabel 5.12 terlihat bahwa kolesterol daging ayam menurun dengan
semakin banyaknya pemberian tepung siva hingga level 15%. Kandungan
kolestrol daging dengan rentang tertinggi sebesar 69.455 mg/100g dicapai oleh P0
dengan kadar pemberian tepung siva 0% (tanpa pemberian tepung siva) danrentang terendah sebesar 36.829 mg/100g dicapai oleh P3 dengan kadarpemberian tepung siva sebanyak 15%.
Tabel 5.13. Analisis Ragam Pengaruh Kadar Kolesterol
Sumber
Variansi Db JK KT Fhit
F Tabel
0.05 0.01
Perlakuan 3 1796.429 598.810 35.051** 4.07 7.59
Galat 8 136.671 17.084
Total 11
Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata
Pengaruh sangat nyata (P<0.01) pada penurunan kadar kolesterol dagingayam broiler disebabkan adanya senyawa asam organik pada tepung siva yang
merupakan produk fermentasi glukosa dan disakarida hasil pemutusam amilosa
yang dihasilkan oleh Sacharomyces cereviceae. Dan sifat dari asam organik inidapat mencegah dekonjugasi kolesterol dalam yang diproduksi oleh tubuh dan
dapat mendegradasi kandungan kolesterol yang terdapat dalam ransum denganbantuan lipase yang dihasilkan Sacharomyces cerevicea serta dapat memacu
kinerja hati untuk mengkonversi kolesterol menjadi garam empedu lebih cepatlalu di sekresikan dalam feses melalui usus.
Tabel. 5.14 Uji Beda Nyata Terkecil
P0 P1 P2 P3
69.455 50.876 43.210 36.829
-
18.579** -
26.245** 7.666tn -
32.626** 14.047** 6.381tn -
Keterngan : ** = berpengaruh sangat nyata
tn = tidak berpengaruh nyata
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 19/21
19
Secara umum ransum yang mengandung tepung siva dapat menurunkan
kadar kolesterol, ransum mengandung tepung siva 15% menghasilkan kadar
kolesterol dalam daging yang paling rendah, hal ini menunjukan bahswa
semakin tinggi kadar tepung siva semaikin banyak pula tepung siva yang
dikonsumsi oleh ayam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aisyah,( 2010) bahwa
daya kerja Sacharomyces ini mampu menurunkan kadar kholesterol darah, dapatbertindak sebagai probiotik yang dapat membunuh mikroorganisma patogen
disaluran cerna, (Aisyah, 2010)
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Keuntungan Yang Di Peroleh
Selama Pemeliharaan
Tabel 5.15. Rataan Keuntungan Yang diperoleh Setiap Ekor Ayam Selama
Pemeliharaan Menggunakan Pakan Penelitian
Keterangan Perlakuan
P0 P1 P2 P3
Pengeluaran
Harga DOC (Rp/ekor) 1700 1700 1700 1700Harga Pakan (Rp/kg) 4700 4700 4650 4600
Rataan Konsumsi 3.48 3.55 3.54 3.46
Biaya Pakan 16356 16685 16461 15916
Obat-obatan 1000 1000 1000 1000
Total (Rp) 19056 19385 19161 18616
Pendapatan
Rataan Bobot Badan Akhir (kg) 1.544 1.733 1.678 1.600
Harga Ayam Hidup (Rp/kg) 16216.67 18200 17616.67 16800
Keuntungan -2839.33 -1185 -1544.33 -1816
Harga jagung Rp.4000/kg, bungkil kedelai Rp.4850/kg, tepung siva Rp.3000,
premik Rp.7.500/kg, tepung ikan Rp.5.750, tepung kerang Rp.450
Chaerullah, (2000) menyatakan bahwa selisih jual hidup dengan biaya
pakan dan DOC sekitar Rp.7.100-10.250, Sedangkan pada penelitian ini hasil
pendapatan yang dalam penelitian ini adalah –Rp.1.200 sampai –Rp2.800.
Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kualitas bahan pakan dan
kandungan nutrisi yang berbeda serta harga ayam broiler yang pada masa
penelitian ini harga jual ayam hidup sedang mengalami penurunan dengan harga
jual Rp.10.500/kg nya.
VI. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Pemberian tepung siva dalam ransum berpengaruh sangat nyata terhadappenurunan kadar lemak kasar dan kolesterol daging ayam, tetapi berpengaruh
tidak nyata terhadap performans (pertambahan bobot badan harian, konsumsiransum harian, bobot badan akhir dan konversi ransum) ayam broiler. Persentase
tepung siva yang paling baik untuk neurunkan kadar lemak dan kolesterol dalamdaging sebesar 15%.
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 20/21
20
Saran
Berdasarkan penelitian disarankan kepada peternak untuk menggunakan
tepung siva sebagai bahan baku pakan yang dapat menurunkan kadar lemak kasar
dan kolesterol dalam daging ayam broiler.Perlu adanya penelitian lebih lanjut
terhadap pemberian tepung siva dalam ransum lebih dari 15%.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. 2010. Produksi Tepung Siva Berbentuk Synbiotik . Tidak
Dipublikasikan. Malang 2009-2010.
Anggorodi, 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan Pertama. PT.Gramedia.Jakarta
Anonim.2001. National choleterol education program.1 U.S. Department Of Health And Human Services, Public Health Service, National Institutes of
Health, National Heart, Lung, and Blood InstituteDavis P. 1976. Single cell protein. 2nd Ed . Academic press. New York, USA.
Firon N, SN,Ofek.1983. Carbohydrate Specifity Of The Surface Lectins Of
Esherichia Coli, Klebsiella Pneuomoniae And Salmonella Typhimurium.Carbohydr. Res ;120: 235-249
Fuller, R. (1989) Probiotics in man and animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365–378
Gibson GR, MB. Roberfroid.2008. Handbook of probiotics. CRC press, Tylor and
Francis group, USA; 485pp
Guarner F, G.J, Schaafsma. 1998. Probiotics. Int. J. Food Microbiol. 39: 237–
238.
Guillot JF. 2005. Consequences of probiotics release in the intestine of animals.
Universite de Tours-IUT,29, rue de Pont-Vollant, 37082 Tours Cedex 2,
France:pp17-1.
Guyton, A.D. 1987. Fisiologi kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
Havel RJ, JP Keane. The Metabolic And Molecular Bases Of Inherited Disease.
Volume II. USA, 1995 :p1841 – 50Havenaar, R. & JHJ Huis in’t Veld. 1992. Probiotics: a general view. In: The
Lactic Acid Bacteria, Vol. 1: The Lactic Acid Bacteria in Health andDisease (Wood, B.J.B., ed.), pp. 209–224. Chapman & Hall, New York,
NY.Herper, R. P.V.W. Rodwell and R.A Mayes. 1977. Review of Physicological
Chemistry 17th
Edition Large Medical Publication. California.Klaenhammer ,Todd.R.2000. Probiotic Bacteria: Today and Tomorrow,Southeast
Dairy Foods Research Center and Department of Food Science, College of
Agriculture and LifeSciences, North Carolina State University, Raleigh ,
NC 27695-7624.J.Nutr.130 : 415S–416S,at Symposium: ProbioticBacteria: Implications for Human Health
Lehninger. A.L.1992. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta
Muchtadi D, S. Palupi , M Astawan. 1993. Metabolisme zat gizi. Sumber, Fungsi
dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid. II. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta. 43-48
5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 21/21
21
Muslim A. 1989. Lemak dan Metabolisme dan Penyakit Jantung Koroner .
Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi. Universitas Andalas.
Padang.
Patterson JA, KM Burkholder. 2003. Application of prebiotics and probiotics In
poultry production. Poult Sci; 82: 627-631.
Piliang WG, Djojosoebagio S. 1990. Metabolisme Lemak, Protein dan Serat Kasar. Fisiologi Nutrisi I. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor
Santin E, A Mairoka, M Macari. 2001. Performance And Intestinal Mucosa
Development Of Broiler Chickens Fed Diets Containing Sacchromces
Cerevisiae Cell Wall. J Appl Poult Res; 3:236-244.
Shareef, A.M and A. S. A. Al-Dabbagh, 2009. Effect Of Probiotic
(Saccharomyces Cerevisiae) On Performance Of Broiler Chicks,
Department of Veterinary Public Health, College of Veterinary Medicine,University of Mosul, Mosul, Iraq
Sitepoe. 1992. Kolesterolphobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Stadelman, W.J., V.M. Olson, G.A. Shmwell, S. Pasch. 1988. Egg and Poultry
Meat Processing. Ellis Haexewood Ltd.Supadmo. 1977. Pengaruh Sumber Khitin dan Prekursor Karnitin Serta Minyak
Ikan Lemuru Terhadap Kadar Lemak & Kadar Kolesterol serta Asam
Lemak Omega-3 Ayam Broiler. Disertasi Pasca Sarjana. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Tanuwidjojo S. 2003. Recent Development In Pathogenesis Of Atherosclerosis.
Dalam: Tanuwidjojo S, Rifqi S. Atherosklerosis From Theory To Clinical
Practice, Naskah lengkap Cardiology-Update:p13-18.
Taranto MP, M Medici, G Perdigon, R Holgado, GF Valdez.2000. Effect of
lactobacillus reuteri on the prevention of hypercholesterolemia in mice. J.
Dairy Sci;83:401-403
Tejayadi. 1991. Kolesterol dan Hubungannya dengan Penyakit Kardiovaskuler.
Cermin Dunia Kedokteran, No. 73 : 34-35
The Merck online manual library.2009. atherosclerosisPrafitdhin, Ahmad. 2011. Evaluasi Pemberian Berbagai Jenis Pakan Komplit
Komersial terhadap Bobot Badan Akhir, Efisiensi Pakan dan Income Over
Feed Cost (IOFC) Ayam Kampung Jantan.Sekripsi. FPP UMM.
Febrianto, Wahyu. 2011. Analisis Pemberian Berbagai Jenis Pakan KomplitKomersial Terhadap , Konsumsi Pakan , Konversi Dan Pertambahan
Bobot Badan Ayam Kampung Jantan.Sekripsi. FPP UMM.