Download - PKK II BBL

Transcript
  • 8/13/2019 PKK II BBL

    1/27

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul

    Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia Ringan di RS

    Aisyiyah Kudus sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan praktek klinik

    kebidanan III semester IV.

    Dalam penyusuna laporan kasus ini penulis mendapat banyak bantuan dan

    bimbingan drai berbagai pihak dan dari daftar pustaka sehingga laporan kasus ini

    dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

    Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

    kepada:

    1. H. Trisno Suwandi, S.Pd ,MM selaku Direktur Akademi Kebidanan PemkabKudus yang telah memberikan ijin praktek lapangan di BPS Noor Istiati, AM.

    Keb kepada penulis sehingga terselesainya laporan kasus ini.

    2. Direktur RS Aisyiyah Kudus yang telah memberikan ijin prratek lapangan di RSAisyiyah Kudus kepada penulis sehigga terselesainya laporan kasus ini.

    3. Noor Rosyidah, AMD Keb selaku pembimbing lahan yang telah member ijin danmemberi bimbingan kepada penulis sehingga terselesainya laporan kasus ini

    4. Heni Febriana, SKM. Mkes selaku pembimbing akademi yang telah memberikanbimbingan teknik dan lapangan kepada penulis.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    2/27

    5. Umi widayanti, SPd, M.Kes selaku pembimbing akademi yang telah memberikanbimbingan teknik dan lapangan kepada penulis.

    6. Bapak, Ibu keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan kepada penilis.7. Bapak Ibu dosen serta Staff Akademi Keebidanan Pemkab Kudus.8. Seluruh anggota keluarga besar AKBID PEMKAB KUDUS.9. Teman-teman tersayang angkatan 2011 dan semua pihak yang terkait dalam

    penulisan laporan kasus ini.

    Karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis maka

    penyusunan laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan

    saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapakan.

    Semoga laporan praktek klinik kebidanan ini dapat bermanfaat bagi dunia

    kesehatan pada umumnya dan dunia kebidanan pada khususnya.

    Kudus, 2013

    Penulis

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    3/27

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    HALAMAN PENGESAHAN

    HALAMAN PERSETUJUAN

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangB. Tujuan PenulisanC. Ruang LingkupD. Metodologi dan Teknik PenulisanE. Sistematika Penulisan

    BAB II TINJAUAN PUSATAKA

    A. DefinisiB. KlasifikasiC. EtiologiD. PathogenesisE. Tanda dan GejalaF. Diagnosis

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    4/27

    G. PenatalaksanaanBAB III TINJAUAN KASUS

    BAB IV PEMBAHASAN

    BAB V PENUTUP

    A. KesimpulanB.

    Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangAsfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera

    bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh

    hipoksia janin dalam rahim yang berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul

    dalam kehamilan, persalinan dan setelah kelahiran.

    World Health Organization, dalam laporannya menjelaskan bahwa dalam

    asfiksia neonatus merupakan urutan pertama penyebab kematian neonatus di

    negara berkembang pada tahun 2007 yaitu sebesar 21,1%, setelah itu pneumonia

    dan tetanus neonatorum masing-masing sebesar 19,0% dan 14,1%. Dilaporkan

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    5/27

    kematian neonatal adalah asfiksia neonatus 33%, prematuritas 10%, BBLR 19%.

    (Saifuddin 2003)

    Di indonesia angka kematian neonatal sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup

    dan angka kematian neonatal dini (0-7 hari) sebesar15 per 1000 kelahiran hidup.

    Dari hasil survey demografi kesehatan indonesia pada tahun 2007 penyebab

    utama kematian neonatal dini adalah BBLR 35%, asfiksia 33,6%, tetanus 31,4%.

    Angka tersebut cukup memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

    morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. (Wijaya, 2009)

    Sebagian kasus asfiksia pada bayi baru lahir merupakan kelanjutan dari

    asfiksia intrauterin. Maka dari itu, diagnosa dini pada penderita asfiksia

    mempunyai arti penting dalam merencanakan resusitasi yang akan dilakukan.

    Setelah bayi lahir, diagnosa asfisia dapat dilakukan dengan menetapkan nilai

    APGAR. Enilaian dengan menggunakan skor APGAR masih digunakan karena

    dengan cara ini derajat asfiksia dapat ditentukan sehingga penatalaksanaan pada

    bayi pun dapat disesuaikan dengan keadaan bayi. (Mochtar, 2002)

    B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum

    Tuuan umum pmbuatan studi kasus ini adalah agar penulis dapat

    mengaplikasikan teori dan ketrampilan asuhan kebidanan yang telah di dapat

    selama masa perkuliahan dan di lahan praktek dalam asuhan kebidanan

    secara nyata dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

    2. Tujuan Khusus

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    6/27

    Setelah melaksanakan praktek PKK II mahasiswa mampu :

    a.

    Melaksanakan pengkajian atau identifikasi data baik data subyektif,

    obyektif, maupun penunjang guna menegakkan kauss bayi baru lahir

    patologi dengan asfiksia ringan.

    b. Mampu menginterpretasikan data pada bayi baru lahir patologi denganasfiksia ringan.

    c. Mampu melakukan identifikasi diagnosa potensial pada bayi baru lahirpatologi dengan asfiksia ringan.

    d. Mampu melakukan tindakan antisipasi pada bayi baru lahir patologidengan asfiksia ringan.

    e. Mampu mengintervensi atau merencanakan tindakan pada bayi baru lahirpatologi dengan asfiksia ringan.

    f.

    Mampu melakukan tindakan sesuai rencana pada bayi baru lahir patologi

    dengan asfiksia ringan.

    g. Mampu melaksanakan evaluasi atau enjelasan terhadap tindakan yangtelah dilakukan.

    C. Ruang Lingkup1. Tempat

    Tempat pengambilan kasus ini adalah di ruang bersalin Rs. Aisyiyah Kudus

    2. WaktuPelaksanaan asuhan kebidanan dalam kurun waktu 3 hari tangga 15-17 Juni

    2013-11-10

    3. Sasaran

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    7/27

    By. Ny. F umur 0 hari dan keluarganya

    4.

    Materi

    Landasan teori yang termat di sisni adalah bayi baru lahir patologi dengan

    asfiksia ringan dan manajemen secara Hellen Varney.

    D. Metodologi dan Tekni PenulisanDalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode penulisan

    secara deskriptif dengan pendekatan studi kasus melalui teknik sebagai berikut :

    1. Anamnesa/ wawncaraYaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung pada

    asien dan keluarganya.

    2. Studi PustakaMempelajari buku-buku yang berkaitan dengan judul laporan yaitu bayi baru

    lahir patologi dengan asfiksia ringan.

    3. ObservasiMelakukan pengamatan dalam melakukan asuhan kebidanan secara langsung

    kepada pasien.

    4. DokumentasiTeknik pengumpulan data dengan cara mempelajari sehingga dapat dijadikan

    pendukung selama menganalisa data.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    8/27

    E. Sistematika PenulisanLaporan ini disususun secara sistematis yang terdiri dari V BAB, yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangB. Tujuan PenulisanC. Ruang LingkupD. Metodologi dan Teknik PenulisanE. Sistematika Penulisan

    BAB II : TINJAUAN TEORI

    A. DefinisiB. KlasifikasiC. EtiologiD.

    Patogenesis

    E. Tanda dan GejalaF. DiagnosisG. Penatalaksanaan

    BAB III : TINJAUAN KASUS

    BAB IV : PEMBAHASAN

    BAB V : PENUTUP

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    9/27

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. DefinisiAsfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara

    spontan dan teratur setelah lahir. ( Prawirohardjo, Sarwono, 2002)

    Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana keadan bayi yang baru

    dilahirkan tidak segera bernafas secara spontan dan teratur setelah dilahirkan.

    (Mochtar, 1998)

    Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas secara

    spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatnya

    CO2yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan selanjutnya.

    Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas

    secara spntan dan teratur setelah lahir. (Hanifa, 1999:709)

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    10/27

    B. KalsifikasiMenurut Kamarullah (2005) klasifikasi asfiksi dibagi menjadi :

    a. Asfiksia ringanSkor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan

    istimewa.

    b. Asfiksia sedangSkor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung

    >100/menit, tonus otot kurang baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.

    c. Asfiksia beratSkor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    11/27

    kemerahan,

    ekstremitas biru

    tubuh

    Menurut Mochtar (1998) asfiksia dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

    a. Asfiksia livida (biru)b. Asfiksia pallida (putih)

    Perbedaan asfiksia livida dan pallida

    Perbedaan Asfiksia livida Asfiksia pallida

    Warna kulit Kebiru-biruan Pucat

    Tonus otot Masih baik Sudah kurang

    Reaksi rangsang Positif Negatif

    Bunyi jantung Masih teratur Tidak teratur

    prognosis Lebih baik Jelek

    Asfiksia livida lebih baik daripada pallida, prognosis tergantung pada

    kekurangan O2 dan luasnya perdarahan dalam otak. Bayi yang dalam keadaan

    asfiksia dan putih kembali harus difikirkan kemungkinannya menderita cacat

    mental seperti epilepsi dan bodoh ada masa mendatang.

    C. EtiologiMenurut Kamarullah (2005) penyebab asfiksia adalah hipoksia janin yang

    menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran gas

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    12/27

    transport O2dari ibu ke janin sehinga terdapat gangguan dalam persedian O2dan

    dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat berlangsung secara menahun

    akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama kehamilan, atau secara mendadak

    karena hal-hal yang diderita ibu selama persalinan.

    Menurut Towel (1996), penggolongan penyebab kegagalan pernapasan pada

    bayi yang terdiri dari :

    a. Faktor ibu1. Hipoksia ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin, hipoksia ibu

    dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau

    anestesi dalam.

    2. Gangguan aliran darah uterus3. Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan kekurangan

    pengaliran O2 ke plasenta dan ke janin. Hal ini sering ditemukan pada

    kasus-kasus:

    a. Gangguan kontraksi uterus, misalnya : hipertensib. Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahanc. Hipertensi pada penyakit eklamsi

    b. Faktor plasentaSolusio plasenta, perdarahan plasenta, dll

    c. Faktor fetus

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    13/27

    Tali pusat menumbung, lilitan tali pusat, kompresi tali pusat.

    d.

    Faktor neonatus

    1. Pemakaian obat anestesi dan alnalgetika yang berlebihan pada ibu secaralangsung dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin.

    2. Trauma yang terjadi pada persalinan. Misalnya : perdarahan intrakranial3. Kelainan kongenital. Misalnya : hernia diafragmatika, hipoplasi paru,

    atresia saluran pernapasan, dll

    D. PatogenesisBila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah timbullah rangsangan

    terhadap N. Vagus sehingga bunyi jantung janin menjadi lamban. Bila

    kekurangan O2 ini terus berlangsung N. Vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.

    Timbullah kini rangsangan dari N. Simpatikus. DJJ menjadi lebih cepat akhirnya

    reguler dan menghilang. Secara klinis tanda-tanda asfiksia adalah denyut jantung

    janin yang lebih cepat dari 160x/menit atau < 100x/menit halus dan reguler,

    serta adanya pengeluaran mekonium. Kekurangan O2 juga merangsang usus

    sehingga mekonium keluar sebagai tanda bahwa jaanin mengalami asfiksia.

    Jika DJJ normal dan ada mekonium bayi mulai asfiksia

    Jika DJJ >160x/menit dan ada mekonium janin sedang asfiksia

    Jika DJJ < 100x/menit dan ada mekonium, janin dalam keadan gawat

    E. TANDA DAN GEJALAMenurut Winkjosastro (1999), tanda dan gejala asfiksia yaitu :

    1. Hipoksia2. Respirasi

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    14/27

    3. Nafas megap-megap4.

    Bradikardi

    5. Tonus otot berkurang6. Warna kulit sianosis

    F. DIAGNOSISa. In utero

    1. DJJ reguler dan frekuensinya >160 atau

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    15/27

    Bayi baru lahir secara relatif kehilangan panas yang dikuti oleh

    penurunan suhu tubuh, sehingga dapat mempertinggi metabolisme sel

    jaringan sehingga kebutuhan oksigen meningkat, perlu diperhatikan

    untuk menjaga kehangatan suhu BBL dengan :

    a) Mengeringkan bayi dari cairan ketubanb) Menggunakan sinar lampu untuk pemanasan luarc) Bungkus bayi dengan kain kering

    2. Pembersihan jalan nafasSaluran napas bagian atas segera dibersihkan dari lendir dan cairan

    amnion, kepala bayi harus posisi lebih rendah sehingga memudahkan

    keluarnya lendir.

    3. Rangsangan untuk menimbulkan pernapasanRangsangan nyeri pada bayi dapat ditimbulkan dengan memukul kedua

    telapak kaki bayi, menekan tendon achilles atau memberikan suntikan

    vitamin K. Hal ini berfungsi memperbaiki ventilasi.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    16/27

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI

    BAYI NY. F UMUR 0 HARI DENGAN ASFIKSIA SEDANG

    DI RUANG BERSALIN RS AISYIYAH KUDUS

    I. PENGKAJIANHari, tanggal : Sabtu, 15 Juni 2013

    Jam : 18.35 WIB

    Tempat : ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus

    Sumber Data : Data primer : Alloanamnesa : informasi dari orang tua bayi

    Data sekunder: buku KIA, RM

    A. DATA SUBYEKTIF1. Identitas pasien

    Nama : By. Ny. F

    Umur : 0 hari

    Jenis Kelamin : laki-laki

    Tanggal, Jam lahir: 15 Juni 2013 jam 18.35 WIB

    Alamat : Gajah, Demak

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    17/27

    Identitas penanggung jawab

    Nama ayah : Tn. M Nama Ibu : Ny. F

    Umur : 28 th Umur : 20 th

    Agama : islam Agama : islam

    Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

    Pekerjaan : swasta Pekerjaan : IRT

    Alamat : Gajah, Demak

    2. Keluhan UtamaIbu mengatakn baru saja melahirkan bayinya namun tidak mendngar

    tangisan bayinya/ bayi tidak menangis.

    3. Riwayat Persalinan SekarangTempat : ruang bersalin RS Aisyiyah Kudus

    Penyulit : tidak ada

    Usia Kehamilan : 39 minggu

    Lama Persalinan : Kala I : 9 jam

    Kala II : 35 menit

    Kala III : 10 menit

    Kala IV : 2 jam

    Total : 11 jam 45 menit

    Keadaan Air Ketuban : jernih

    Waktu pecah : 16.45 WIB

    Jenis persalinan : spontan

    Lilitan tali pusat : tidak ada

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    18/27

    Episiotomi : tidak ada

    Obat-obatan : oxytosin

    4. Riwayat NeonatalSkor APGAR

    Waktu Tanda 0 1 2 Total

    Menit

    ke 1

    Frekuensi

    jantung

    Tidak ada

    ( )

    100 ( ) 7

    Usaha nafas Tidak ada

    ( )

    Lambat,

    tidak

    teratur ()

    Menangis

    kuat ( )

    Tonus otot Lumpuh Ekstremita

    s fleksi

    sedikit

    ()

    Gerakan

    aktif ( )

    Refleks Tidak

    bereaksi

    Gerakan

    sedikit ( )

    Aktif

    melawan

    ( )

    Warna Biru/pucat Tubuh

    kemerahan

    ,

    ekstremita

    s biru ( )

    Kemeraha

    n

    ( )

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    19/27

    B. DATA OBYEKTIF1.

    Pemeriksaan umum

    Keadaan umum : lemah

    S : 370C

    N : 90x/menit

    RR : -

    2. Status presenta. Kepala

    Moulage : O UUB : datar

    Benjolan : - UUK : datar

    b. MataBentuk mata : simetris Sklera : putih

    Pupil mata : nomal Keadaan : bersih

    c. HidungBentuk : simetris lubang hidung : lengkap

    Keadaan : kotor

    d. TelingaLetak : simetris

    Keadaan : bersih

    e. MulutKeadaan : kotor

    f. LeherPergerakan : dapat bergerak ke kanan dan ke kiri

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    20/27

    g. DadaSimetris

    h. AbdomenTali pusat : basah

    i. EkstremitasAtas : jari tangan lengkap

    Bentuk : normal

    Bawah : jari kaki lengkap

    Pergerakan : negatif

    j. GenetaliaTestis sudah turun

    k. AnusTidak ada sumbatan

    3. NutrisiBelum diberikan

    4. EliminasiBAK : -

    BAB : -

    II. ASSESMENTa. Diagnosa

    By. Ny. F umur 0 hari lahir spontan cukup bulan dengan asfiksia sedang

    Dasar :

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    21/27

    Bayi lahir spontan pervaginam pada tanggal 15 juni 2013 pukul 18.35 WIB

    skor APGAR 7

    b. MasalahGangguan pemenuhan O2

    Hipotermi

    c. KebutuhanPerbaikan suhu

    Pembebasan jalan nafas

    Perawatan tali pusat

    Dasar :

    APGAR score 7

    Tali pusat basah

    III.

    IDENTIFIKASI DOAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

    Asfiksia berat

    Hipotermi

    IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERAKolaborasi dengan dr. SpOG

    V. INTERVENSITanggal : 15 juni 2013 Jam : 18.37 WIB

    1. Cegah kehilangan panas tubuh bayi2. Lakukan pembebasan jalan nafas3. Lakukan rangsang taktil4. Lakukan penilaian bayi

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    22/27

    5. Lakukan perawatan tali pusat6.

    Bungkus tubuh bayi dengan kain bersih dan pakaikan topi bayi

    7. Timbang BB dan ukur PB bayi8. Informasikan pada ibu dan keluarga mengenai keadaan umum bayi9. Dokumentasikan tindakan

    VI. IMPLEMENTASITanggal : 15 juni 2013

    1. Mencegah kehilangan panas tubuh bayi dengan cara membersihkan seluruhtubuh bayi kecuali kedua telapak tangan lalu bungkus dengan air bersih. (

    18.37 WIB)

    2. Melakukan pembebasan jalan nafas dengan cara meletakkan bayi dengankepala sedikit ekstensi lalu menghisap cairan amnion dan lendir dari mulut

    lalu hidung dengan menggunakan slip zuiger. (18.38 WIB)

    3. Melakukan rangsang taktil : (18.38 WIB)a. Usap-usap punggung bayi ke arah atasb. Menyentil telapak kaki bayi

    4. Melakukan penilaian bayi. ( 18.39 WIB)5. Melakukan perawatan tali pusat yaitu membungkus tali pusat dengan kasa

    steril. (18.39 WIB)

    6. Membungkus tubuh bayi dengan kain bersih dan memakaikan topi. ( 18.40WIB)

    7. Menimbang BB dan PB bayi. ( 18.40 WIB)8. Menginformasikan keadaan umum bayi pada ibu dan keluarga. ( 18.40 WIB)

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    23/27

    9. Mendokumentasikan tindakan. ( 18.50 WIB)VII.

    EVALUASI

    Tanggal : 15 jni 2013-11-10 Jam : 19.00 WIB

    1. Jalan nafas bayi sudah dibersihkan2. Rangsang taktil sudah dilakukan3. Bayi menangis kuat, tonus otot baik4. Tali pusat di bungkus dengan kasa steril5. BB 3200 gram PB 48 cm6. Hasil tindakan sudah di dokumentasikan

    TTD

    Edy Ayu Dewi Purnama

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    24/27

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Kesesuain antara teori dan paktek di lapangan dalam teori pengkajian harus

    dilakukan secara berurutan dan sistematis. Di lahan karena keterbatasan waktu dan

    tenaga pengkajian secara mendalam dan sistematis jarang dilakukan. Untuk

    interpretasi data, diagnose potensial, antisipasi segera dan evaluasi sudah sesuai

    dengan teori sedangkan untuk intervensi di lahan lebih sering secara langsung ke

    arah pelaksanaan tanpa perlu memperhatikan sistematika, tapi lebih ke arah efisiensi

    waktu, namun pelaksanaan tetap sesuai dengan kondisi pasien. Walaupun telah

    direncanakan secara teoritis namun pelaksanaan menyesuaikan dengan kondisi

    sarana prasarana yang tersedia di lahan.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    25/27

    BAB V

    PENUTUP

    A. KesimpulanAsfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara

    spontan segera setelah lahir. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelu lahir,

    umumna akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat

    hubungannya dengan gangguan kesehatan ibub hamil, kelainan tali pusat atau

    masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.

    Dari pengkajian pada By. Ny. F umur 0 hari didapatkan diagnosa bahwa By.

    Ny. F umur 0 hari mengalami asfiksia ringan. Kemudian dilakukan asuhan

    sesuai intervensi diantaranya yaitu membebaskan jalan nafas dan melakukan

    rangsangan taktil.

    Setelah dilakukan pengkajian dan pemberian asuhan pada By. Ny. F umr 0

    hari maka didapatkan kesimpulan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara teori

    dan praktek di lapangan dalam asuhan kebidanan ada bayi baru lahir dengan

    asfiksia.

    B. Sarana. Bagi Mahasiswa

    Dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan asuhan pada bayi

    baru lahir dengan asfiksia ringan.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    26/27

    b. Bagi Tenaga KesehatanDapat lebih meningkatkan pelayanan dan mempertahankan pelayanan yang

    sudah baik dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir patologi dengan

    asfiksia ringan.

    c. Bagi MasyarakatDapat lebih mengetahui tentang perawatan bayi baru lahir.

  • 8/13/2019 PKK II BBL

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri, Jakarta, EGC, 1998.

    Winkjosastro, Gulardi H, dkk.Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta, 2007.

    Winkjosastro,Hanifa, Ilmu Kebidanan, YBP, Jakarta, 1999.

    Yayasan Bina Pustaka Prawirohardjo, Pelaksanaan Kesehatan Maternal dan

    Neonatal, YBC: Jakarta, 2002.