Download - Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Transcript
Page 1: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 1

- konteks Risiko -

Page 2: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

2

Assigning to:

Formulir 1 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 3: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

3

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

1. Informasi umum

2. Tujuan organisasi

3. Internal stakeholder

4. Eksternal stakeholder

5. Regulasi terkait

6. Struktur organisasi

7. Kriteria risiko

FORM 1

PERMENKEU

191/PMK.09/08

Page 4: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

4

1. Data Umum Penerapan MR

Nama Unit Pemilik Risiko (UPR)

Diisi unit eselon II pengelola risiko

Nama Pemilik Risiko (PR)

Diisi nama pejabat eselon II y.b.s.

Telepon PR

Diisi no. telpon kantor UPR

Lokasi UPR

Diisi alamat kantor UPR

Page 5: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

5

Data Umum Penerapan MR

Tujuan pelaksanaan

Diisi urutan penilaian risiko yang dilakukan, cth: first risk

assessment, second risk assessment, dst.

Keluaran (output)

Diisi output proses MR, yaitu: Profil Risiko

Ruang lingkup

Diisi tugas dan fungsi UPR (unit esl. II) sesuai PMK 100 Tahun

2009

Horison waktu

Diisi kumulatif periode waktu berlakunya dokumen MR, yaitu 6

bulan

Page 6: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

6

1. Data Umum Penerapan MR

Jadual pelaksanaan

Diisi tanggal pelaksanaan assessment risiko

Proses pengambilan keputusan

Diisi metode pengambilan keputusan yang digunakan dalam risk

assessment, cth: voting, FGD, CSA, dll.

Mekanisme komunikasi

Diisi cara berkomunikasi yang digunakan dalam risk assessment,

cth: konsinyering, rapat berkala, teleconference, dll.

Saluran komunikasi

Diisi saluran atau media yang digunakan untuk berkomunikasi

dalam risk assessment, cth: korespondensi, email, laporan, dll.

Page 7: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

7

2. Identifikasi Sasaran

Menegaskan kembali tujuan organisasi yang hendak dicapai.

Manajemen risiko menggunakan Balanced Scorecard (BSC)

untuk mengidentifikasi sasaran organisasi.

Namun demikian, BSC bukanlah satu-satunya dokumen

yang bisa digunakan dalam manajemen risiko.

Dokumen BSC yang digunakan adalah BSC tingkat unit

eselon II (Depkeu Two), mengingat UPR adalah setingkat

unit eselon II.

Sebagai dasar untuk melakukan aktivitas identifikasi risiko.

Page 8: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

8

2. Identifikasi Sasaran

Sasaran

Diisi sasaran strategis (SS) yang ada di dalam

BSC untuk Depkeu Two.

Meliputi Learning & Growth perspective dan

internal business perspective.

Uraian singkat sasaran

Diisi deskripsi dari SS pada BSC Depkeu Two.

Sebagai keterangan untuk menjelaskan

maksud SS yang disebutkan.

Page 9: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

9

3. Komposisi Anggota Tim

Merupakan komposisi anggota tim yang melakukan penilaian risiko (risk

assessment).

Ditetapkan sesuai dengan Surat Tugas (ST) dari pejabat y.b.s.

Nama

Diisi nama pejabat atau pegawai yang melakukan penilaian risiko.

Terdiri dari: esl. II selaku PR, esl. III selaku KMR, esl IV selaku AMR

dan staf selaku anggota tim.

Jabatan

Diisi nama jabatan struktural atau fungsional dari personil yang

melakukan penialaian risiko.

Tugas dan tanggung jawab

Diisi nama jabatan sesuai dengan struktur manajemen risiko (PR,

KMR, AMR).

Personil yang tidak memiliki jabatan dalam struktur manajemen risiko

bertindak sebagai anggota tim.

Page 10: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

10

4. Stakeholder Eksternal

Merupakan pihak-pihak yang memiliki pengaruh atau peran atau

berkepentingan dengan UPR dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi.

Berasal dari luar unit eselon I untuk UPR y.b.s.

Nama atau instansi

Diisi nama pihak atau nama instansi di luar unit eselon I

yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dari UPR y.b.s.

Keterangan

Diisi uraian penjelasan mengenai bidang atau dalam hal apa

hubungan antara UPR dengan instansi tersebut.

Page 11: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

11

5. Stakeholder Internal

Merupakan pihak-pihak yang memiliki pengaruh atau peran atau

berkepentingan dengan UPR dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi.

Berasal dari dalam unit eselon I untuk UPR y.b.s.

Nama atau instansi

Diisi nama pihak atau nama instansi (unit) di luar unit eselon I

yang berhubungan dengan tugas dan fungsi dari UPR y.b.s.

Keterangan

Diisi uraian penjelasan mengenai bidang atau dalam hal apa

hubungan antara UPR dengan instansi (unit) tersebut.

Page 12: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

12

6. Daftar Regulasi, Kebijakan,

Peraturan dan Prosedur Terkait

Merupakan regulasi yang menjadi dasar dan terkait dengan tugas dan

fungsi UPR dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Untuk membantu dan memudahkan dalam kegiatan identifikasi risiko.

Regulasi, kebijakan, peraturan, prosedur

Diisi regulasi terkait dengan UPR

Daftar regulasi diurutkan sesuai dengan tingkatan hukumnya

Jika regulasinya banyak, dipilih regulasi yang signifikan dan sangat terkait

dengan tugas dan fungsi UPR

Keterangan

Diisi uraian penjelasan mengenai dalam hal atau bidang apa regulasi

tersebut terkait dengan tugas dan fungsi UPR

Page 13: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

13

7. Struktur Organisasi UPR

Merupakan susunan fungsi manajemen risiko di setiap UPR.

Ditetapkan dengan SK.

Terdiri dari:

Pemilik Risiko (PR) pejabat setingkat esl. II

Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai PR

Koordinator Manajemen Risiko (KMR) pejabat

setingkat esl. III

Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai KMR

Administrator Manajemen Risiko (AMR) pejabat

setingkat esl. IV

Diisi nama pejabat y.b.s. sebagai AMR

Untuk satu UPR yang memiliki bidang tugas yang beragam

dan bersifat spesifik, maka KMR bisa lebih dari satu orang.

Page 14: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

14

8. Kriteria Risiko

Merupakan standar acuan untuk mengukur level risiko.

Terdiri dari:

Kriteria untuk dampak (consequencies) Form. 1.8.A.

Kriteria untuk kemungkinan keterjadian (frequencies)

Form. 1.8.B.

Matriks analisis risiko Form 1.8.C.

Dibuat untuk per-risiko.

Dibuat setelah seluruh risiko organisasi diidentifikasi (setelah

formulir 2 lengkap terisi).

Metode pengukuran risiko dapat secara kuantitatif atau kualitatif.

Kedua metode tersebut bersifat opsional bukan kombinasi.

Page 15: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

15

8. Kriteria Risiko

PMK 191 Tahun 2008 menganut 3 level risiko, yaitu tinggi, sedang dan

rendah.

Level menunjukkan tingkatan gradasi dari komponen frekuensi maupun

dampak.

Kriteria kuantitatif

Diisi angka yang menunjukkan level frekuensi atau dampak.

Angka tersebut sebagai penjelas bagi level tersebut.

Kriteria kualitatif

Diisi uraian kata-kata yang menunjukkan level frekuensi atau dampak.

Kata-kata tersebut sebagai penjelas bagi level tersebut.

Dasar penentuan kriteria

Diisi dengan perihal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menetapkan

kriteria pelevelan.

Misalnya: past event data, subjective analysis, benchmarking, atau

focused group discussion, dll.

Page 16: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 2

- identifikasi Risiko -

Page 17: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

17

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 2 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 18: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

18

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Sasaran UPR

Kategori Risiko

Apa yang mungkin terjadi

Penyebab terjadinya risiko

Kapan terjadinya risiko

Deskripsi konsekuensi

FORM 2

PMK 191

Tahun 2008

Page 19: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

19

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: “identifikasi risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan identifikasi

risiko

Page 20: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

20

Sasaran UPR

Merupakan bagian dari konteks yang telah disusun pada

formulir 1.

Merupakan elemen kunci yang memudahkan kegiatan

identifikasi risiko.

Diambil dari Sasaran Strategis (SS) yang ada di dokumen BSC

tingkat Depkeu Two.

Meliputi semua SS yang memiliki action plan.

Sasaran UPR

Diisi sesuai dengan uraian sasaran strategis yang ada di

BSC tingkat Depkeu Two.

Page 21: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

21

Kategori Risiko

Merupakan pengelompokan risiko kedalam jenisnya.

Pengelompokan risiko ini berdasarkan pada kategori risiko sesuai

dengan PMK 191 Tahun 2008.

Kategori risiko dapat digunakan sebagai bantuan (hint) untuk melakukan

identifikasi risiko, dalam rangka untuk menyusun risk universality (daftar

risiko).

Kategori risiko

Diisi kategori risiko yang sesuai untuk jenis risiko y.b.s.

Dapat diisi pada awal sebelum identifikasi risiko secara keseluruhan

jadi (sebagai hint), atau dapat pula diisi setelah semua risiko

teridentifikasi (sebagai taksonomi).

Pengkategorisasian ini dilihat berdasarkan pada penyebab terjadinya

risiko.

Page 22: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

22

Apa Yang Mungkin Terjadi

Merupakan pernyataan risiko (risk statement).

Merupakan ungkapan rumusan dari kejadian yang merupakan

risiko (bunyi risikonya).

Menjadi acuan bagi pengisian kolom-kolom selanjutnya di formulir

2 manajemen risiko.

Harus relevan dan terkait dengan sasaran strategis UPR.

Apa yang mungkin terjadi:

Diisi pernyataan kejadian yang merupakan risiko bagi UPR

y.b.s.

Diisi dengan mendasarkan pada setiap SS yang telah

dinyatakan dalam konteks risiko.

Page 23: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

23

Penyebab Terjadinya

Merupakan faktor yang menjadi akar permasalahan yang

memicu timbulnya risiko y.b.s.

Sedapat mungkin adalah penyebab langsung dan utama dari

risiko y.b.s.

Akan menjadi titik pokok acuan bagi pelaksanaan mitigasi risiko.

Sumber daya organisasi, waktu dan kualitas merupakan contoh

penyebab risiko, tetapi tidak bisa menjadi risiko.

Penyebab terjadinya:

Diisi dengan faktor yang menjadi penyebab timbulnya risiko

y.b.s.

Dibuat dengan mengacu pada “apa yang mungkin terjadi”.

Penyebab bisa terdiri dari lebih dari 1 faktor, sedapat

mungkin diurutkan dari yang paling signifikan.

Page 24: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

24

Kapan Terjadinya

Merupakan periode waktu dimana risiko y.b.s muncul atau terjadi.

Penting untuk menentukan kapan pelaksanaan langkah mitigasi

risiko.

Dapat bersifat berulang (repetitif), dan atau bersifat sekali muncul

(one random).

Kapan terjadinya:

Diisi periode waktu dimana risiko itu terjadi.

Diisi dengan mengacu pada “apa yang mungkin terjadi”, bukan

mengacu pada penyebabnya.

Sedapat mungkin diisi dengan periode waktu yang spesifik,

misal: tanggal, minggu, bulan.

Jika tidak ada periode waktu yang spesifik, maka diisi dengan

periode proses atau tahapan dari alur aktivitas pencapaian

tujuan organisasi.

Page 25: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

25

Deskripsi Konsekuensi Risiko

Merupakan akibat dari terjadinya suatu risiko.

Sedapat mungkin merupakan dampak langsung dari risiko y.b.s

dan yang paling signifikan bagi UPR.

Harus relevan dan terkait dengan sasaran strategis UPR.

Digunakan sebagai dasar untuk menyusun kriteria untuk

dampak risiko.

Deskripsi konsekuensi risiko:

Diisi dampak langsung dari risiko y.b.s.

Diisi dengan mengacu pada “apa yang mungkin terjadi”

bukan pada penyebab terjadinya risiko.

Dampak dapat lebih dari 1 macam, sedapat mungkin

diurutkan dari yang paling langsung dan signifikan bagi

UPR.

Page 26: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 3

- analisis Risiko -

Page 27: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

27

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 3 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 28: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

28

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Sasaran UPR

Kategori Risiko

Apa yang mungkin terjadi

Penyebab terjadinya

Kapan terjadinya

Deskripsi konsekuensi

Sistem pengendalian yang ada

Tingkat konsekuensi risiko

Tingkat kemungkinan terjadinya risiko

Level risiko

Tren risiko

FORM 3

PMK 191

Tahun 2008

FORM 2

PMK 191

Tahun 2008

Page 29: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

29

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 3, yaitu: “Analisis risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan analisis risiko

Page 30: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

30

Sistem Pengendalian Yang Ada

Merupakan perwujudan sistem pengendalian yang telah ada di UPR y.b.s.

Dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan level konsekuensi dan level frekuensi.

Contoh sistem pengendalian antara lain: SOP, pengawasan berjenjang, reviu berkala,

laporan rutin, monitoring berkala, dll.

Sistem pengendalian yang ada:

Diisi dengan wujud sistem pengendalian yang ada di UPR.

Diisi dengan berpatokan pada setiap risiko (apa yang mungkin terjadi) bukan pada

SS atau penyebab.

Diisi dengan sistem pengendalian yang sudah ada, bukan kelemahan dari sistem

pengendalian atau sistem pengendalian normatif yang harus ada.

Sistem pengendalian yang diisikan harus relevan dan terkait dengan risiko y.b.s.

dan jika tidak ada sistem pengendalian, maka tidak perlu diisi.

Diisi sesuai dengan kerangka unsur-unsur pengendalian internal di PP 60 Tahun

2008 (PP SPIP).

Page 31: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

31

Tingkat Konsekuensi Risiko

Merupakan pengukuran atas dimensi konsekuensi risiko.

Dilakukan dengan mengestimasi konsekuensi risiko untuk periode

6 bulan ke depan.

Diperoleh dengan membandingkan estimasi konsekuensi risiko

dengan kriteria konsekuensi yang telah disusun (form 1.8.A).

Proses estimasi dapat dilakukan secara subjective estimation

dengan mekanisme focused group discussion.

Keputusan atas level konsekuensi sepenuhnya ditentukan oleh PR.

Tingkat konsekuensi risiko:

Diisi level konsekuensi risiko, hasil dari estimasi konsekuensi

dan pembandingan dengan kriteria konsekuensi.

Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

Diisi untuk setiap risiko.

Page 32: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

32

Tingkat Kemungkinan Terjadinya Risiko

Merupakan pengukuran atas dimensi frekuensi risiko.

Dilakukan dengan mengestimasi frekuensi risiko untuk periode 6

bulan ke depan.

Diperoleh dengan membandingkan estimasi frekuensi risiko dengan

kriteria frekuensi yang telah disusun (form 1.8.B).

Proses estimasi dapat dilakukan secara subjective estimation dengan

mekanisme focused group discussion.

Keputusan atas level frekuensi sepenuhnya ditentukan oleh PR.

Tingkat kemungkinan terjadinya risiko:

Diisi level frekuensi risiko, hasil dari estimasi frekuensi dan

pembandingan dengan kriteria frekuensi.

Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

Diisi untuk setiap risiko.

Page 33: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

33

Level Risiko

Merupakan pengukuran atas level risiko (tinggi rendahnya suatu

risiko).

Dilakukan dengan mendasarkan pada level konsekuensi dan level

frekuensi.

Diperoleh dengan mengombinasikan (mengalikan) level

konsekuensi dengan level frekuensi, dengan berpedoman pada

matrik risiko (form 1.8.C).

Keputusan atas level risiko sepenuhnya ditentukan oleh PR.

Level risiko:

Diisi level risiko, hasil dari kombinasi antara level konsekuensi

dan level frekuensi.

Diisi dengan level: tinggi (3), sedang (2) atau rendah (1).

Diisi untuk setiap risiko.

Page 34: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

34

Tren Risiko

Merupakan kecenderungan pergerakan dari level risiko.

Diperoleh dengan melihat level risiko pada periode

assessment sebelumnya (t0) dan level risiko pada

assessment saat ini (t1).

Tren Risiko:

Diisi pergerakan level risiko, dengan notasi: menaik,

menurun atau stabil.

Hanya diisi untuk second risk assessment dan

seterusnya, untuk first risk assessment tidak ada tren

risiko.

Page 35: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

35

Profil Risiko

Profil risiko merupakan ilustrasi deskriptif secara graphis

atas level risiko beserta dengan pergerakannya.

Profil risiko merupakan gambaran dari perkategori risiko

(risiko komposit) berdasarkan distribusinya pada sumbu

kartesius dengan dimensi konsekuensi dan dimensi

frekuensi sebagai faktor pembentuknya.

Tingkat risiko komposit untuk masing-masing jenis

kategori risiko diperoleh dengan menghitung rata-rata

level konsekuensi dan rata-rata level kemunkinan untuk

perkategori risiko.

Chart profil risiko digunakan oleh manajemen untuk

mengambil keputusan terkait dengan langkah manajemen

risiko.

Page 36: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

36

Profil Risiko

: Risiko dengan level Tinggi

: Risiko dengan level Sedang

: Risiko dengan level Rendah

Frekuensi

: Tren Risiko

:

Konsekuensi

Sebaran Risiko Komposit

per-kategori risiko

Page 37: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 4

- evaluasi Risiko -

Page 38: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

38

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 4 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 39: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

39

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Sasaran UPR

Kategori Risiko

Apa yang mungkin terjadi

Penyebab terjadinya

Kapan terjadinya

Deskripsi konsekuensi

Sistem pengendalian yang ada

Tingkat konsekuensi risiko

Tingkat kemungkinan terjadinya risiko

Level risiko

Tren risiko

Prioritas Risiko

FORM 3

PMK 191

Tahun 2008

FORM 2

PMK 191

Tahun 2008 FORM 4

PMK 191

Tahun 2008

Page 40: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

40

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 4, yaitu: “Evaluasi risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan evaluasi risiko

Page 41: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

41

Prioritas Risiko

Diisi dengan angka numeris yang

menunjukkan urutan prioritas dari setiap

risiko.

Dilakukan untuk semua risiko dalam satu

UPR, bukan untuk setiap kategori risiko saja,

atau per-SS, atau persegmen organisasi

UPR.

Menunjukkan urutan dari yang paling prioritas

hingga yang paling tidak prioritas.

Page 42: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

42

Prioritas Risiko

Menunjukkan urutan skala prioritas risiko.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

melakukan prioritisasi risiko yaitu: level risiko,

level konsekuensi, kategori risiko, level

frekuensi dan personal judgement.

Berguna untuk menentukan risiko mana yang

akan dilakukan mitigasi.

Page 43: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

43

Contoh Prioritisasi Risiko

Risiko LK LF LR C Prioritas

A Tinggi Tinggi Tinggi Ops 1

B Tinggi Sedang Tinggi Ops 2

C Sedang Tinggi Tinggi Stra 3

D Tinggi Rendah Sedang Fin 4

E Sedang Rendah Sedang Fraud 5

F Sedang Sedang Sedang Stra 6

G Sedang Rendah Sedang Ops 7

H Rendah Tinggi Sedang Fraud 8

I Rendah Sedang Rendah Stra 9

J Rendah Rendah Rendah Ops 10

Page 44: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

44

Profil Risiko

: Risiko dengan level Tinggi

: Risiko dengan level Sedang

: Risiko dengan level Rendah

Frekuensi

: Tren Risiko

:

Konsekuensi

Sebaran Risiko Komposit

per-kategori risiko

Page 45: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 5

- penanganan Risiko -

Page 46: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

46

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 5 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 47: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

47

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Analisis Opsi (Bagian A)

Risiko

Opsi yang mungkin

Opsi yang dipilih

Dasar pemilihan opsi

Rencana Penanganan (Bagian B)

Risiko

Perincian rencana penanganan

Ukuran kinerja

Target kinerja

Risiko residual yang diharapkan

Jadual implementasi

Penanggung jawab

FORM 5

PMK 191

Tahun 2008

Page 48: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

48

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: “rencana penanganan risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan penanganan

risiko

Page 49: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

49

Risiko (Bagian A)

Merupakan kumpulan risiko yang akan dilakukan langkah penanganan risiko (di-

mitigasi).

Risiko (Berdasarkan prioritas risiko dari Daftar Risiko)

Diisi dengan pernyataan risiko (risk statement) atau bunyi risiko dari form

sebelumnya.

Risiko di kolom ini diambil dari formulir 4.

Risiko di kolom ini diurutkan sesuai dengan prioritasnya.

Pada umumnya, yang akan diisikan di kolom ini (risiko yang akan di-mitigasi)

adalah risiko dengan level tinggi dan sedang.

Pada khususnya, keputusan untuk memitigasi risiko sepenuhnya berada di

tangan UPR tergantung dari jumlah sumber daya yang dimiliki oleh UPR (tidak

harus selalu risiko dengan level tinggi atau sedang, bisa risiko berlevel tinggi atau

dengan kategori tertentu saja).

Risiko dengan level rendah tidak dilakukan langkah penanganan risiko (tidak

dimitigasi).

Page 50: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

50

Opsi Yang Mungkin

Merupakan pilihan beberapa opsi yang memiliki kemungkinan untuk

diterapkan dalam penanganan (mitigasi) atas satu riisko

Opsi penanganan yang mungkin:

Diisi dengan nama opsi penanganan risiko.

Diisi per-risiko, bukan per-kategori risiko atau per-SS.

Diisi dengan pilihan nama opsi, dari lima jenis opsi penanganan risiko

sesuai PMK 191 Tahun 2008.

Pilihan opsi ini sepenuhnya merupakan wewenang UPR, dalam hal ini

PR.

Pilihan opsi penanganan yang mungkin bisa lebih dari 1 macam opsi.

Tidak semua opsi penanganan risiko memiliki kemungkinan untuk

diterapkan oleh satu UPR.

Bagi organisasi pemerintah, pilihan opsi untuk membagi risiko dan

menghindari risiko hampir tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Page 51: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

51

Pilihan Opsi

Opsi yang dipilih merupakan hasil dari kegiatan analisis pertimbangan atas opsi yang

berkemungkinan untuk diterapkan oleh UPR.

Opsi yang dipilih

Diisi dengan nama opsi penanganan risiko yang dipilih dan akan diwujudkan dalam bentuk

rencana aksi penanganan risiko.

Diisi nama opsi hasil pertimbangan dari kolom opsi yang mungkin diterapkan.

Keputusan pilihan opsi penanganan yang akan diterapkan, sepenuhnya merupakan wewenang

UPR.

Keputusan pemilihan opsi yang akan diterapkan hendaknya mempertimbangkan:

Level dimensi konsekuensi dan level dimensi frekuensi dari setiap risiko.

Sumber daya yang memungkinkan bagi UPR y.b.s.

Kemungkinan untuk menyusun bentuk rencana aksi penanganan risiko berikut dengan

penerepannya.

Untuk risiko dengan level dimensi konsekuensi dan atau level dimensi frekuensi-nya sudah

berada pada level rendah, maka tidak bisa dilakukan langkah mitigasi untuk menurunkan

dampak dan atau frekuensi dari risiko y.b.s.

Pemilihan opsi penanganan risiko akan sangat berkaitan erat dengan bentuk rencana aksi

penanganan risiko yang akan dilakukan.

Page 52: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

52

Dasar Pemilihan Opsi

Dasar pemilihan opsi penanganan risiko merupakan landasan pemikiran mengapa

UPR memilih opsi penanganan risiko y.b.s.

Dasar pemilihan opsi penanganan

Diisi dengan uraian alasan yang menjadi dasar mengapa satu UPR memilih opsi

tertentu untuk memitigasi satu risiko.

Merupakan alasan kuat yang merupakan pertimbangan utama menagapa UPR

memilih satu opsi penanganan risiko.

Dasar pemilihan opsi penanganan risiko harus mengacu pada dan relevan dengan

risiko yang bersangkutan.

Dasar pemilihan opsi penanganan dapat mencakup pertimbangan atas: waktu, dana,

personil, akseptabilitas, program kerja, kemudahan, dll.

Alasan pemilihan opsi hendaknya dipikirkan secara logis, rasional dan mendalam

terhadap beberapa alternatif pertimbangan yang ada.

Dasar pemilihan opsi penanganan risiko akan menentukan sukses tidaknya

implementasi rencana aksi penanganan risiko.

Page 53: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

53

Risiko (Bagian B)

Merupakan kumpulan risiko yang akan dilakukan langkah penanganan risiko (di-

mitigasi).

Risiko (Berdasarkan prioritas risiko dari Daftar Risiko)

Diisi dengan pernyataan risiko (risk statement) atau bunyi risiko dari form

sebelumnya.

Diisi sama dengan kolom 2 pada formulir 5 Bagian A.

Risiko di kolom ini diambil dari formulir 4.

Risiko di kolom ini diurutkan sesuai dengan prioritasnya.

Pada umumnya, yang akan diisikan di kolom ini (risiko yang akan di-mitigasi)

adalah risiko dengan level tinggi dan sedang.

Pada khususnya, keputusan untuk memitigasi risiko sepenuhnya berada di

tangan UPR tergantung dari jumlah sumber daya yang dimiliki oleh UPR (tidak

harus selalu risiko dengan level tinggi atau sedang, bisa risiko berlevel tinggi atau

dengan kategori tertentu saja).

Risiko dengan level rendah tidak dilakukan langkah penanganan risiko (tidak

dimitigasi).

Page 54: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

54

Rencana Penanganan Risiko

Merupakan wujud nyata kegiatan yang direncanakan untuk memitigasi risiko y.b.s.

Perincian rencana penanganan risiko

Diisi uraian rencana aksi kegiatan yang akan dilakukan untuk memitigasi risiko y.b.s.

Diisi per-risiko, bukan perkategori risiko atau per-SS.

Harus relevan dan memperhatikan opsi penanganan risiko yang telah dipilih.

Rencana kegiatan mitigasi tersebut harus relevan dan mengacu pada risiko yang

telah ditetapkan untuk dimitigasi.

Rencana kegiatan mitigasi sedapat mungkin diarahkan untuk menghilangkan sumber

penyebab utama risiko (root causes), tidak hanya pada penghilangan kejadian risiko

(event of risk).

Penyusunan rencana kegiatan mitigasi hendaknya bersifat: spesific, measurable,

achievable, realistic dan time bound.

Penyusunan rencana kegiatan dalam rangka mitigasi risiko dapat mengacu pada

activity plan dalam BSC.

Rencana kegiatan mitigasi harus jelas dipaparkan dan mudah dimengerti.

Rencana kegiatan mitigasi harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang

berkepentingan.

Page 55: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

55

Ukuran Kinerja

Merupakan satuan untuk mengukur rencana kegiatan mitigasi yang akan dijalankan.

Ukuran kinerja:

Diisi dengan ukuran yang menjadi satuan atas kinerja dari rencana kegiatan dalam

rangka penanganan risiko.

Misalnya: jumlah rakor (kali), jumlah sosialisasi (kali), jumlah diklat (orang hari), dll.

Ukuran kinerja ini dimaksudkan untuk menjadi satuan ukuran bagi rencana

kegiatan mitigasi risiko.

Akan digunakan sebagai sarana untuk melakukan monitoring atas pelaksanaan langkah

mitigasi risiko.

Penyusunan ukuran kinerja dapat mengacu pada ukuran kinerja yang terdapat dalam

BSC.

Ukuran kinerja harus relevan, konsisten, valid, reliabel dan benar-benar bisa mengukur

secara tepat dan sahih atas rencana aksi kegiatan yang hendak dijalankan.

Ukuran kinerja dapat berupa: jumlah paket kegiatan, jumlah hari, jumlah output,

lamanya waktu, dll.

Untuk rencana kegiatan penanganan yang melekat pada kegiatan utama, maka ukuran

kinerjanya cukup ditulis dengan: setiap pelaksanaan kegiatan.

Page 56: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

56

Target Kinerja

Merupakan target kinerja dari rencana aksi mitigasi risiko.

Target kinerja

Diisi dengan jumlah target kegiatan mitigasi yang akan dijalankan.

Misalnya: 6 kali sosialisasi, 3 kali rakor, dll.

Target kinerja diisi dengan memperhatikan lamanya time horizon

berlakunya dokumen manajemen risiko.

Merupakan angka yang akan menjadi ukuran bagi penilaian keberhasilan

atas implementasi rencana penanganan risiko yang akan dijalankan.

Penyusunan target kinerja dapat mengacu pada target kinerja yang

terdapat dalam BSC.

Target kinerja harus disusun dengan logis dan realistis, tidak terlalu

rendah sehingga mudah dicapai dan juga tidak terlalu tinggi sehingga sulit

dicapai.

Untuk rencana kegiatan penanganan yang melekat pada kegiatan utama,

maka target kinerjanya cukup ditulis dengan: setiap pelaksanaan kegiatan.

Page 57: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

57

Risiko Residual

Merupakan risiko yang diinginkan setelah langkah penanganan atau mitigasi risiko.

Risiko residual yang diharapkan setelah penanganan:

Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi.

Dapat pula diisi dengan notasi angka: 1 (rendah), 2 (sedang) dan 3 (tinggi)

Diisi untuk: level konsekuensi (K), level frekuensi (F) dan level risiko (R)

Level risiko (R) diisi dengan berpedoman pada matrik risiko pada formulir 1.8.C.

Mengacu pada kondisi atas level risiko (berikut level setiap dimensi risiko) setelah

adanya mitigasi risiko.

Risiko residual merefleksikan pengharapan di masa yang akan datang atas (adanya

penurunan) level dari risiko y.b.s.

Pada prinsipnya, langkah mitigasi yang dijalankan bertujuan untuk menurunkan level

risiko, yang dihasilkan dari penurunan level dimensi (komponen) risiko.

Pengisian penurunan level risiko sebagai akibat adanya mitigasi risiko harus

memperhatikan: opsi penanganan risiko yang diambil dan level dari setiap dimensi

risiko.

Misal: untuk pilihan opsi berupa penurunan dampak risiko, maka hanya level

konsekuensi saja yang mengalami penurunan, sementara level frekuensinya tetap,

dan demikian pula sebaliknya.

Page 58: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

58

Jadual Implementasi

Merupakan perencanaan terkait dengan waktu kapan langkah mitigasi risiko

akan dijalankan atau diimplementasikan.

Jadual implementasi

Diisi dengan waktu kapan rencana kegiatan penanganan risiko akan

dilaksanakan.

Misal: setiap awal bulan, minggu kedua setiap bulan, setiap permintaan

konfirmasi, dll.

Dapat diisi dengan waktu yang tertentu (specific time) atau mengacu

pada tahapan alur suatu kegiatan yang terkait dengan risiko tersebut.

Penyusunan jadual pelaksanaan langkah penanganan risiko dapat mengacu

pada BSC.

Jadual implementasi kegiatan penanganan risiko dapat dilakukan secara

berkala (repetitif) atau sekali saja dalam satu periode masa berlakunya

dokumen (6 bulan).

Penyusunan jadual implementasi harus memperhatikan dan diusahakan tidak

mengganggu kegiatan utama UPR.

Page 59: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

59

Penanggung Jawab

Merupakan pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah mitigasi

risiko.

Penanggung Jawab

Diisi nama jabatan sesuai dengan struktur manajemen risiko dalam PMK 191

Tahun 2008, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan mitigasi risiko.

Dapat pula langsung diisi nama jabatan dari pejabat yang bertanggung jawab

atas pelaksanaan mitigasi risiko.

Untuk risiko dengan level tinggi, penanggung jawab atas implementasi langkah

penanganan risiko adalah ketua manajemen risiko bersama dengan pemilik risiko.

Untuk risiko dengan level sedang, penanggung jawab atas implementasi langkah

penanganan risiko adalah pemilik risiko.

Untuk risiko dengan level rendah, penanggung jawab atas monitoring risiko adalah

koordinator manajemen risiko.

Penanggung jawab implementasi langkah mitigasi risiko bertugas untuk

mensukseskan langkah implementasi penanganan risiko dan memonitor

pelaksanaan mitigasi risiko.

Page 60: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 6

- monitoring Risiko -

Page 61: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

61

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 6 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 62: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

62

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Risiko

Tren risiko

Risiko residual aktual

Risiko residual yang diharapkan

Kesenjangan dan atau deviasi

Langkah korektif dan rekomendasi

FORM 6

PMK 191

Tahun 2008

Page 63: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

63

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: “monitoring penanganan risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan monitoring

risiko

Page 64: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

64

Risiko dari Risk Register C

Merupakan kumpulan dari risiko yang mendapatkan

penanganan (dimitigasi).

Diisi dengan bunyi risiko (risk statement) atas risiko

yang dimitigasi.

Diambil dari formulir 5 Bagian B.

Meliputi risiko dengan level tinggi dan sedang.

Ditulis sesuai dengan urutan prioritasnya.

Risiko yang dicantumkan dalam kolom ini tetap sama

dengan risiko hasil dari assessment risiko pada periode

sebelumnya.

Page 65: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

65

Trend Risiko

Merupakan kecenderungan pergerakan level risiko dari satu

periode ke periode berikutnya.

Diisi dengan notasi: meningkat, menurun atau tetap, untuk

konsekuensi, frekuensi dan risiko.

Memperbandingkan antara risiko dengan risiko (bukan risiko

komposit perkategori risiko).

Dilihat dari dan diperbandingkan melalui dua periode (time

horizon) yang berbeda, yaitu t0 (misal first risk assessment)

dengan t1 (misal second risk assessment).

Dilihat dari kedua dimensi atau unsur risiko (konsekuensi dan

frekuensi).

Page 66: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

66

Risiko Residual Aktual

Adalah risiko residual yang bersifat aktual pada satu

periode (t1).

Merupakan risiko yang masih ada setelah dilakukannya

langkah penanganan risiko, yang berada pada kondisi

saat ini (t1).

Diperoleh dengan jalan melakukan assessment kembali

atas risiko yang bersangkutan pada periode saat ini (t1).

Mengacu pada level risiko beserta dengan level dimensi

risiko (konsekuensi dan frekuensi).

Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi, untuk

masing-masing unsur konsekuensi, frekuensi dan risiko.

Page 67: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

67

Risiko Residual Yang Diharapkan

Setelah Penanganan

Adalah risiko residual yang merupakan pengharapan di periode

yang akan datang (t1).

Merupakan risiko yang masih ada setelah dilakukannya langkah

penanganan risiko, yang berada pada kondisi saat ini (t1).

Diperoleh dengan jalan melakukan assessment atas risiko yang

bersangkutan pada periode masa lalu (t0).

Mengacu pada level risiko beserta dengan level dimensi risiko

(konsekuensi dan frekuensi).

Diisi dengan notasi rendah, sedang atau tinggi, untuk masing-

masing unsur konsekuensi, frekuensi dan risiko.

Risiko residual yang diharapkan diisi berdasarkan pada formulir 5B.

Page 68: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

68

Kesenjangan dan atau Deviasi

Merupakan perbedaan antara level risiko residual aktual yang di-assess pada

periode kini (t1) dengan level risiko residual yang diharapkan yang di-assess pada

periode lalu (t0).

Merupakan mekanisme untuk menilai efektivitas langkah implementasi rencana

penanganan risiko, yang ditengarai dengan penurunan level risiko.

Diisi dengan mengurangkan level risiko residual yang diharapkan terhadap level

risiko residual aktual, dimana:

Angka 1 : menunjukkan level rendah;

Angka 2 : menunjukkan level sedang;

Angka 3 : menunjukkan level tinggi.

Diisi dengan notasi angka hasil pengurangan, dimana hasil pengurangan akan selalu

berada pada kisaran:

Angka -1 : menunjukkan deviasi negatif mengindikasikan kegagalan

implementasi langkah mitigasi risiko;

Angka 0 : menunjukkan tidak adanya deviasi mengindikasikan

keberhasilan implementasi langkah mitigasi risiko;

Angka +1 : menunjukkan deviasi positif mengindikasikan keberhasilan

implementasi langkah mitigasi risiko.

Page 69: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

69

Langkah Korektif dan Rekomendasi

Merupakan saran untuk perbaikan dan atau peningkatan proses

manajemen risiko untuk ke depannya.

Bersumber dari interpretasi atas adanya deviasi dan atau kesenjangan antara

risiko residual aktual dengan yang diharapkan.

Langkah korektif (perbaikan) ditujukan untuk menetralisir deviasi dan atau

kesenjangan yang bersifat tidak menguntungkan dalam proses manajemen

risiko.

Langkah konstruktif (peningkatan) ditujukan untuk peningkatan efektivitas dan

efisiensi proses manajemen risiko untuk ke depannya.

Diisi dengan uraian langkah korektif dan atau konstruktif.

Jika nilai deviasi bernilai negatif (-1), maka kolom ini harus diisi dengan

langkah korektif. Namun apabila deviasi bernilai positif (+1) atau tidak ada

deviasi (0), maka kolom ini tidak harus diisi dengan langkah korektif, namun

tetap dapat juga diisi dengan langkah konstruktif.

Page 70: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

70

Pokok-Pokok Pembelajaran

Diisi dengan uraian mengenai hal-hal yang perlu dan positif untuk

diungkapkan sebagai hasil pembelajaran implementasi manajemen risiko.

Merupakan lesson learned yang dapat diambil sehubungan dengan

monitoring implementasi manajemen risiko.

Merupakan penerapan konsep learning organization.

Merupakan wahana untuk menangkap hal pokok dan penting terkait

dengan langkah penanganan risiko yang telah dijalankan.

Fokus pada peningkatan efektivitas dan efisiensi proses manajemen risiko

serta peningkatan risk awareness bagi seluruh elemen organisasi.

Hendaknya hal-hal yang dikemukakan bersifat jelas, terbuka, mudah

dipahami, dan memiliki nilai kontribusi positif bagi proses manajemen

risiko.

Page 71: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

Formulir 7

- pelaporan

monitoring Risiko -

Page 72: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

72

PART I: BASIC CONCEPTS

Assigning to:

Formulir 7 manajemen risiko

Pmk 191 Tahun 2008

Page 73: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

73

PMK 191 Tahun 2008: Struktur

Judul (Heading)

Batang Tubuh (Body)

Kategori risiko

Level risiko komposit

Tren risiko komposit

Target kinerja

Langkah korektif dan rekomendasi

FORM 7

PMK 191

Tahun 2008

Page 74: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

74

Judul (Heading)

Unit kerja

Diisi unit eselon II pengelola risiko, selaku UPR

Ruang lingkup proses

Diisi tugas dan fungsi UPR sesuai regulasi terkait

Jangka waktu proses

Diisi periode kumulatif jangka waktu berlakunya dokumen hasil

identifikasi risiko

Tujuan proses

Diisi dengan maksud dari formulir 2, yaitu: “pelaporan monitoring risiko”

Penanggung jawab proses

Diisi nama pejabat esl. II selaku PR

Tanggal

Diisi tanggal waktu berlangsungnya pelaksanaan kegiatan monitoring

risiko

Page 75: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

75

Kategori Risiko

Merupakan pengelompokan semua risiko yang telah

diidentifikasi berdasarkan jenis atau kategorinya.

Kategori risiko meliputi: fraud, strategik, operasional,

kepatuhan, dan finansial.

Kategori risiko

Diisi dengan bunyi kategori risiko.

Mencakup semua risiko dengan level tinggi, sedang

dan rendah.

Kategori risiko berdasarkan pada PMK 191 Tahun

2008.

Page 76: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

76

Level Risiko Komposit

Merupakan nilai gabungan level risiko, yang digabungkan

perkategori risiko.

Menunjukkan nilai risiko komposit perkategori risiko untuk semua

risiko yang telah teridentifikasi.

Nilai risiko komposit adalah nilai rata-rata dari level risiko.

Level risiko komposit dalam kolom ini adalah nilai level risiko

komposit untuk kondisi pengukuran pada periode kini (t1).

Level Risiko Komposit

Diisi notasi angka yang merupakan nilai risiko komposit.

Mencakup nilai komposit untuk: konsekuensi, frekuensi dan risiko.

Dilakukan untuk perkategori risiko.

Dinilai (assessment) pada periode kini (t1).

Page 77: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

77

Trend Risiko Komposit

Merupakan kecenderungan pergerakan level risiko komposit dari satu

periode (t0) ke periode berikutnya (t1).

Memperbandingkan risiko komposit (rata-rata gabungan).

Dilihat dari dan diperbandingkan melalui dua periode (time horizon)

yang berbeda.

Dilihat dari kelompok risiko, perkategori risiko sesuai dengan kategori

risiko dalam PMK 191 Tahun 2008.

Trend Risiko Komposit

Diisi dengan keterangan: meningkat, menurun atau tetap.

Mencakup nilai komposit untuk: konsekuensi, frekuensi dan risiko.

Dilakukan untuk perkategori risiko.

Dihasilkan dengan membandingkan antara level risiko komposit pada

periode kini (t1) dengan level risiko komposit pada periode lalu (t0).

Page 78: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

78

Target Kinerja

Merupakan penjabaran atas nilai yang ingin dicapai di satu periode

mendatang atas hasil sebuah performance.

Merupakan target kinerja yang dihasilkan dari implementasi atas

langkah mitigasi risiko.

Merupakan target kinerja yang dihitung secara komposit perkategori

risiko.

Target kinerja difokuskan pada penurunan level risiko komposit.

Target Kinerja:

Diisi dengan angka yang merupakan level risiko komposit yang

menjadi target UPR untuk periode yang masa datang (t1).

Dihitung dengan bersumber pada level risiko pada formulir 5B

ditambah risiko-risiko yang tidak dimitigasi (levelnya rendah), yang

dikerjakan (diisi) pada periode kini (t0).

Page 79: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

79

Langkah Korektif dan Rekomendasi

Merupakan saran untuk perbaikan dan atau peningkatan proses manajemen risiko

untuk ke depannya.

Bersumber dari interpretasi atas adanya selisih antara level risiko komposit yang aktual

(pada periode t1) dengan level risiko komposit yang merupakan target kinerja.

Langkah korektif (perbaikan) ditujukan untuk menetralisir deviasi dan atau kesenjangan

yang bersifat tidak menguntungkan dalam proses manajemen risiko.

Langkah konstruktif (peningkatan) ditujukan untuk peningkatan efektivitas dan efisiensi

proses manajemen risiko untuk ke depannya.

Langkah Korektif dan Rekomendasi:

Diisi dengan uraian langkah korektif dan atau konstruktif.

Diisi dengan interpretasi dari hasil pengurangan angka pada kolom 3 dengan angka pada

kolom 5 untuk formulir 7.

Apabila nilai pengurangan kolom 3 dengan kolom 7 menunjukkan selisih negatif (target

tidak tercapai), maka kolom ini harus diisi dengan langkah korektif dan atau langkah

konstruktif.

Apabila nilai pengurangan kolom 3 dengan kolom 7 menunjukkan selisih positif (target

tercapai), maka kolom ini dapat diisi dengan langkah konstruktif, tidak harus diisi dengan

langkah korektif.

Page 80: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

80

Peta Risiko Komposit

Merupakan gambaran perkategori risiko berdasarkan distribusinya

pada sumbu cartesius dengan dimensi konsekuensi dan dimensi

frekuensi sebagai faktor pembentuknya.

: Risiko dengan level Tinggi

: Risiko dengan level Sedang

: Risiko dengan level Rendah

Frekuensi

: Tren Risiko

:

Konsekuensi

Sebaran Risiko Komposit

per-kategori risiko

Page 81: Petunjuk teknis pengisian form manajemen risiko kemenkeu

81

Pokok-Pokok Pembelajaran

Diisi dengan uraian mengenai hal-hal yang perlu dan positif untuk

diungkapkan sebagai hasil pembelajaran implementasi manajemen risiko.

Merupakan lesson learned yang dapat diambil sehubungan dengan

monitoring implementasi manajemen risiko.

Merupakan penerapan konsep learning organization.

Merupakan wahana untuk menangkap hal pokok dan penting terkait

dengan langkah penanganan risiko yang telah dijalankan.

Fokus pada peningkatan efektivitas dan efisiensi proses manajemen risiko

serta peningkatan risk awareness bagi seluruh elemen organisasi.

Hendaknya hal-hal yang dikemukakan bersifat jelas, terbuka, mudah

dipahami, dan memiliki nilai kontribusi positif bagi proses manajemen

risiko.