PETA PERKEMBANGAN PEMIKIRAN ISLAM
Disampaikan pada mahasiswa semester VI, Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah (PUTM) Yogyakarta
Fauzan Muhammadi, Lc., LL.M
Periode Rasulullah Saw.Wahyu
Khulafâ` al-Râsyîdîn al-Muktsirûna bi’l Futyâ
al-Muktsirûna fî riwâyati’l hadîts
Abu Bakar Al-Siddiq
Umar bin al-Khattab
Utsman bin Affan
Ali bin Abu Thalib
Umar bin al-Khattab
Ali bin Abu Thalib
Abdullah bin Masud
Aisyah
Zaid bin Tsabit
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Umar
Abu Hurairah
Abdullah bin Abbas
Anas bin Malik
Jabir bin Abdullah
Aisyah
Abdullah bin Umar
Periode Sahabat (Khulafâ` al-Râsyîdîn)
Abu Bakar Al-Shiddiq
Umar bin Khattab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
1. Memerangi para penentang kewajiban zakat.2. Memerangi para pengaku Nabi palsu.3. Islam memasuki wilayah Syam.4. Islam memasuki wilayah Irak.
1. Islam memasuki wilayah Persia.2. Islam memasuki wilayah Mesir.3. Islam memasuki beberapa wilayah Romawi.4. Islam memasuki wilayah Syam seutuhnya.
Awal timbul fitnah. Utsman dibunuh atas dasar ketimpangan kekuasaan politik.
1. Awal mula terjadinya friksi umat Islam.2. Perang Shiffin memecah kubu: pendukung Ali
bin Abi Thalib (Syiah), Khawarij, dan Muawiyah bin Abi Sufyan.
3. Timbul tiga gelombang aliran pemikiran: Jumhur, Syiah, Khawarij.
Perluasan wilayah Islam: Syam, Irak, Persia, Mesir, dan sebagian
wilayah Romawi
Proses Akulturasi. Dalam hal ini Syariat Islam-Peradaban-Budaya
Timbul permasalahan baru. Perlunya keputusan hukum
sebagai solusi.
Aktifasi Ijtihad: 1. Al-Quran2. Sunah3. Pemberdayaan Akal
dengan pertimbangan maslahat dan tanpa hawa nafsu
Semuanya diramu dengan semangat diskusi dan atau musyawarah antara para sahabat
Gerakan Ilmiah Umat Islam sampai akhir Dinasti Umawiyyah
Harakah Dîniyyah (Gerakan atau wawasan
keagamaan)
Harakah fî al-târîkh wa’l qashash wa al-siyar wa nahwihâ
(Wawasan sejarah)
Harakah falsafiyah fî manthiq wa kîmiya` wa
thibb wa ghairihâ (Wawasan filsafat)
Periode Tabiin (Periode berkembangnya
wawasan keilmiahan)
Madrasah Hijaz (Makkah dan Madinah)
Madrasah Irak (Bashrah dan Kufah)
Madrasah Syam (Damaskus)
Madrasah Mesir (Fusthat)
1. Makah: Mujahid bin Jabar, Atha` bin Abi Ribah, Thawus bin Kaisan.2. Madinah: Sa’id bin al-Musayyib, Urwah bin Zubair, Qasim bin
Muhammad, Sulaiman bin Yasar, Kharijah bin Ziyad, Abu Bakar bin Abdurrahman bin al-Harits bin Hisyam, Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud.
1. Bashrah: Hasan al-Bashri, Amr bin Salimah, Muhammad bin Sirin, Muslim bin Yasar, Mutharrif bin Abdullah.
2. Kufah: Alqamah bin Qais al-Nakha’i, Al-Aswad bin Yazid al-Nakha’i, Amr bin Syarahbil al-Hamdani, Masruq bin al-Ajda’ al-Hamdani, Harits bin Qais al-Ju’fi,
Abu Idris al-Khaulani, Syurahbil bin al-Samth, Abdullah bin Abi Zakaria al-Khuza’i, Qubaidzah bin Dzuaib al-Khuza’i, Junadah bin Abi Ma’dan, Abdurrahman bin Ghanm al-Asy’ari, Jubair bin Nufair.
Yazid bin Abi Habib, Bukair bin Abdullah
Dari beberapa Madâris ‘ilmiah, muncul dua aliran besar.
Madrasah Ahlu’l Hadîts di Irak
Madrasah Ahlu al-Ra`yi di Hijaz
Abu Hanifah bin Nu’man Malik bin Anas
Penggabungan dua arus pemikiran
Imam Syafii
Tiga arus pemikiran Islam yang muncul sampai saat ini (Yusuf
Qaradzawi:
Madrasah al-Dzâhiriyatu’l Judud (aliran literalisme atau
tekstualisme
al-Madrasatu’l Wasathiyah (Moderat)
Madrasatu’l Mu’aththolatu’l Judud (Liberalis, kontekstualisme)
Pemahaman berdasarkan teks an-sich
Cenderung radikal (tasyaddud) dan mempersulit (ta’s îr)
Mengingkari pendapat selainnya secara keras
Mudah dalam pengkafiran
Tidak concern terhadap persoalan besar keumatan
Kurang dalam pemahaman syariat
Merasa yakin berpendapat walaupun tanpa landasan argumentasi yang tepat
Cenderung berkiblat ke Barat
Meyakini hikmah pensyariatan dan bahwa syariat mencakup
kemaslahatan makhluk
Mensinergikan antara satu nas dengan nas yang lain
Keseimbangan antara urusan agama dan dunia
Cenderung memudahkan (dengan landasan tepat)
Membuka pintu dialog, diskusi, dan bersifat toleran