Download - Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

Transcript
Page 1: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

1

Pertimbangan Teknis

Perlindungan Kawasan Nilai Konservasi Tinggi

Sungai Besar-Pelang, Kabupaten Ketapang

Hasil survei Nilai Konservasi Tinggi, yang dilakukan Fauna flora International di Kabupaten Ketapang,

khususnya di Blok Pelang-Sungai Besar menunjukkan terdapat 2 jenis diantaranya yaitu orangutan (Pongo

pygmaeus wurmbii) dan kelempiau (Hylobates albibabris) masuk kategori spesies yang terancam punah

(Endangered), dan terdapat banyak fauna mamalia, burung, ampibi dan reptil, merupakan spesies yang

memiliki Nilai Konservasi Tinggi.

Hasil interpretasi peta dan pengecekan lapangan terhadap kedalaman gambut menunjukkan lebih dari

85% kawasan Blok Pelang-Sungai Besar memiliki kedalaman lebih dari 3 meter.

Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang saat ini tengah mengembangan kebijakan daerah untuk menjaga

keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan melalui revisi RTRWK, kajian lingkungan

hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan legalitas kepada inisiatif

masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL. Dalam kerangka ini pemda Ketapang

bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan berbagai kajian untuk mengatasi persoalan

kebijakan yang sudah terlanjur dikeluarkan namun masih dimungkinkan upaya perbaikan, sehingga

kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seiring.

1. Gambaran Umum Ketapang

Kabupaten Ketapang, dengan luas sekitar 3.590.900 hektar, berada pada dua bentang alam,

yakni bentang alam hutan gambut dataran rendah di sepanjang pantai barat Ketapang dan

Pegunungan Schwanner di sepanjang perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah.

Kedua bentang alam ini sangat penting keberadaannya dalam mendukung dan menjaga

kualitas lingkungan daerah hulu dan hilir Kabupaten Ketapang. Kondisi hutan di kedua

bentang ini relatif utuh dan terjaga. Bagi penduduk Ketapang, keutuhan dua bentang tersebut

penting sebagai penyangga dalam menghadapi perubahan iklim yang sering berubah secara

ekstrim.

Dalam pengelolaan kawasan di kedua bentang tersebut penting mempertimbangkan aspek

kelestarian ekosistem mengingat pada undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, menyatakan bahwa setiap wilayah kabupaten atau kota harus memiliki atau

Page 2: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

2

menyediakan ruang terbuka hijau setidaknya 30% dari total wilayah kabupaten. Sejalan

dengan ini, Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2007, pasal 9, pasal 53, memberikan

penegasan mengenai perlindungan kawasan bentang alam yang memiliki keunikan dan

keanekaragaman hayati tinggi untuk dilindungi sebagai Kawasan Strategis Nasional.

Pada penjelasannya UU No. 26 tahun 2007, dinyatakan bahwa penataan ruang berdasarkan

fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan

berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan.

Termasuk dalam kawasan lindung adalah: (a) kawasan yang memberikan perlindungan

kawasan bawahnya, antara lain kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan resapan air.

a. Ketapang dan Perubahan iklim

Pemerintah pusat dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca telah mengeluarkan

Perpres nomor 61 tahun 2011, tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (GRK), di dalamnya Pemerintah Indonesia sampai tahun 2020 berkomitmen

menurunkan 26% emisi melalui skema pendanaan APBN dan APBD. Sedangkan jika dengan

bantuan asing, target penurunan emisi menjadi 41%. Aksi mitigasi akan dilaksanakan di lima

bidang prioritas (Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi,

Industri, Pengelolaan Limbah) serta kegiatan Pendukung lainnya.

Kebijakan ini tentunya perlu dukungan dari seluruh pemerintah daerah di Indonesia, salah

satunya Kabupaten Ketapang yang secara aktual masih memiliki areal hutan, baik di dalam

maupun di luar kawasan yang ditetapkan sebagai hutan. Dalam mendukung kegiatan mitigasi

GRK dan memberikan payung aktifitas teknis, dikeluarkan Perpres nomor 71 tahun 2011

tentang penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional, dimana gubernur dan bupati

dan turut terlibat dalam mendukung upaya mitigasi GRK melalui inventarisasi GRK dengan

menggunakan pembiayaan dari APBN maupun APBD.

Berkenaan dengan Perpres 61 tahun 2011, Kabupaten Ketapang menduduki posisi penting

dengan bentang alam hutan gambut dataran rendah. Kebijakan daerah sebelum tahun 2011

telah mengalokasi cukup banyak lahan gambut ini untuk perkebunan besar. Mengantisipasi

Page 3: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

3

Perpres tersebut, saat ini Pemda Ketapang bekerjasama dengan pihak pemilik hak

perkebunan, perguruan tinggi dan LSM untuk mengidentifikasi dan merencanakan

pengelolaan kawasan gambut dan hutan dan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi untuk

tidak dibuka dan dikelola dengan baik agar dapat mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Bentuk-bentuk kerjasama yang akan dikembangkan terus didiskusikan agar tidak merugikan

kepentingan investasi bersamaan dengan kepentingan konservasi ekosistem penting bagi

kehidupan.

b. Kebijakan Kawasan Strategis Daerah

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa kegiatan penataan

ruang wilayah harus mengakomodir Kawasan Strategis Nasional untuk mendukung

pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup agar dapat

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman

hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan

keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional, ekonomi, sosial budaya,

dan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan keamanan.

Berkenaan dengan kebijakan tersebut Ketapang sedang mempertimbangkan untuk

mengalokasikan beberapa wilayah di kabupatennya untuk ditetapkan sebagai kawasan

strategis daerah. Untuk pengelolaan bentang alam hutan gambut dataran rendah di

sepanjang pantai barat kabupaten, terus diupayakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk

tidak membuka gambut dalam dan merencanakan pengelolaan koridor satwa dari bagian

selatan sampai ke bagian utara. Pengembangan berbagai skema untuk perlindungan gambut

dan NKT ini terus didiskusikan bersama parapihak untuk dijadikan kebijakan daerah.

c. Inisiatif masyarakat dan daerah untuk perlindungan

Kajian terhadap perlindungan kawasan gambut dan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di

Kabupaten Ketapang ini difokuskan di blok Sungai Besar-Pelang.

Bagi masyarakat setempat dan sekitar blok kawasan tersebut, Inisiatif perlindungan kawasan

hutan tujuan utamanya mempertahankan kawasan hutan di wilayah APL untuk perlindungan

Page 4: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

4

terhadap bencana banjir, kekeringan, pengairan lahan pertanian, penyediaan air bersih,

menjaga kesinambungan hasil hutan kayu dan non kayu dan aktivitas yang berkaitan dengan

adat budaya setempat.

Masyarakat didampingi FFI dan forum Hutan Desa telah melakukan beberapa kegiatan

diantaranya: pemetaan partisipatif, pelatihan & pemahaman REDD, pelatihan inventarisasi

Nilai Konservasi Tinggi (HCV), carbon accounting, patroli hutan partisipatif, pengembangan

kelembagaan, kebun bibit rakyat, membentuk lembaga kelola tingkat desa, melakukan

inventarisasi keanekargaman hayati, bekerjasama dengan pihak swasta pemilik HGU untuk

pengelolaan HCV di wilayah HGU, dan zonasi kawasan hutan.

2. Penggunaan Kawasan Aktual

Berdasarkan data penutupan lahan tahun 2003 dan tahun 2009, telah terjadi penurunan

penutupan lahan di wilayah APL, HPK dan HPT. Di tahun-tahun yang akan datang

percepatan penurunan tutupan lahan akan dipercepat dengan semakin tingginya permintaan

lahan untuk industri perkebunan dan lahan pertanian. Menurut penelitian, yang dipimpin

oleh Kim Carlson dari Yale dan Stanford University, berdasarkan pada survei sosial

ekonomi yang komprehensif, citra satelit resolusi tinggi dan pemetaan karbon di Ketapang.

konversi 280.000 ha dari satu juta ha tanah masyarakat tahun 2020 hampir tak terelakkan.

Kasus yang paling mungkin adalah 35 persen dari seluruh lahan masyarakat akan dibuka

sawit dalam tahun 2020.

Untuk itu, kebijakan daerah untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan

kelestarian lingkungan sedang diupayakan Pemda Ketapang melalui revisi RTRWK, kajian

lingkungan hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan

legalitas kepada inisiatif masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL.

Page 5: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

5

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Pontianak, Kementerian Kehutanan, 2003 dan 2009.

Keterangan: *) Termasuk Hutan Lindung, Taman Nasional dan Hutan, Produksi Terbatas

3. Identifikasi keanekaragaman hayati di Blok Hutan Sungai Besar-Pelang

Hasil identifikasi lapangan yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga 2011 di desa Pelang,

Sungai Besar dan Pematang Gadung, yang dilakukan bersama dengan tim ahli dari Universitas

Tanjungpura, diperoleh informasi mengenai kekayaan keanekaragaman hayati dan kedalaman

gambut. Hasil pengukuran kedalaman gambut diperoleh informasi, bahwa kedalaman kubah

gambut di beberapa titik di wilayah 3 desa tersebut mencapai 19 meter. Selama survei

keanekaragaman hayati dilakukan, berhasil diidentifikasi 6 jenis hewan yang memiliki nilai

konservasi tinggi yaitu, orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii), Bekantan (Nasalis larvatus) yang

sangat mudah ditemui pada pagi dan sore hari di sepanjang Sungai Kepuluk, adalah:

Kelempiau (Hylobates albibabris), buaya senyulong (Tomistoma schlegelii), dan bangau storm

(Ciconia stromi). Keenam jenis satwa tersebut merupakan jenis yang terancam punah

(endangered).

Secara keseluruhan, dari survei yang dilakukan, kawasan ini tercatat 38 jenis mamalia, 150

jenis burung, dan 33 jenis ampibi dan reptil, diantaranya 41, 63% nya atau 92 jenis

merupakan spesies yang memiliki nilai konservasi tinggi, yang terdiri dari 23 jenis mamalia,

60 jenis burung, dan 9 jenis ampibi dan reptil.

Kekayaan fauna lain yang berhasil dicatat selama periode survei yaitu keanekaragaman jenis

ikan lokal, dimana setidaknya terdapat 50 jenis ikan berdasarkan nama lokal tercatat di

kawasan blok hutan Sungai Besar-Pelang. Beberapa jenis ikan tersebut merupakan jenis yang

memiliki nilai ekonomis dan menjadi salah satu sumber protein bagi masyarakat, seperti ikan

tapah, ikan baung, ikan, dan lainnya yang masih masyarakat tangkap.

Penutupan

Lahan

Status Kawasan Hutan Grand

Total*

(2003)

Grand

Total*

(2009)

APL HP HPK HPT

2003 2009 2003 2009 2003 2009 2003 2009

Primary Forest 132.94 132.18 16,998.68 15,345.95 65.80 111,081.40 103,162.67 294,236.72 285,806.45

Secondary Forest 67,938.09 64,855.23 106,996.13 105,013.64 37,807.80 41,454.21 385,667.87 392,226.64 674,252.51 691,460.23

Peat Forest 72,976.40 72,246.63 130,833.31 156,014.83 53,040.91 46,959.83 237.78 147.70 292,822.39 299,653.46

Mangrove Forest 4,782.13 4,291.38 307.49 245.49 56.58 5,146.20 4,536.87

Grand Total 145,829.56 141,525.41 255,135.61 276,619.91 90,905.29 88,479.84 496,987.05 495,537.00 1,266,457.82 1,281,457.00

Page 6: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

6

Page 7: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

7

4. Identifikasi kondisi dan kedalaman gambut di Blok Hutan Sungai Besar-Pelang

Lahan gambut memiliki sifat unik dan rentan, namun mempunyai peran penting, kemampuan

gambut dalam menahan air berkisar antara 300-800 bobot keringnya. Kemampuan ini

sangat berguna dalam mencegah banjir, kekeringan, sekaligus melindungi dari intrusi air laut.

Hasil interpretasi peta dan pengecekan lapangan di blok Sungai Besar-Pelang disajikan dalam

peta di bawah. Hampir seluruh kawasan blok hutan Sungai Besar-Pelang merupakan

kawasan gambut dengan kedalaman antara 1 meter sampai dengan lebih dari 11 meter.

Lebih kurang 90% wilayah ini memiliki kedalaman lebih dari 3 meter, dan ± 40% dari

keseluruhan blok ini memiliki kedalaman antara 8-11 meter.

Mengingat pada Keppres No 32 tahun 1990, tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, dalam

pasal 9, enyatakan, perlindungan terhadap kawasan bergambut dimaksudkan untuk

melindungi hidrologi wilayah, yang berfungsi sebagai penambat air, pencegah banjir serta

melindungi ekosistem yang khas di kawasan bersangkutan. Dan pada pasal 10, kriteria

kawasan bergambut adalah tanah bergambut dengan ketebalan 3 meter atau lebih yang

terdapat di hulu sungai dan rawa.

Selain itu kesuburan tanah gambut rendah, miskin hara untuk tanaman. Kemasaman lahan

gambut dapat mencapai 1-4 (pH lahan pertanian umumnya antara 6,0-6,5), karena

rendahnya kandungan Ca dan Mg. Sementara kandungan pirit di lahan gambut yang dekat

pantai atau dipengaruhi pasang surut, tinggi dengan logam besi dan almunium, bila

teroksidasi menjadi racun bagi tanaman.

Page 8: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

8

Page 9: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

9

5. Identifikasi kondisi sosial budaya

Kearifan lokal dalam pengelolaan hutan ditunjukkan dengan kondisi hutan di daerah tersebut

masih baik bila dibandingkan dengan daerah disekitarnya (dapat dilihat dari peta tutupan

lahan).

Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan relatif rendah. Menurut penelitian

UI tahun 2011, mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan-petani, selain itu sumber

penghasilan (uang cash) dari pertambangan rakyat, menjadi buruh kebun, buruh

pertambangan rakyat, atau mengambil kayu di hutan.

Kesadaran masyarakat terhadap perlunya melindungi hutan dirasakan semenjak semakin

besarnya resiko kekeringan, banjir dan kebakaran hutan. Ketergantungan masyarakat

terhadap hutan terutama menyangkut kebutuhan sumber air bersih, pengairan sawah dan

kebutuhan kayu untuk keperluan rumah tangga.

Selain pentingnya jasa lingkungan penyedia dan pengendali air, masyarakat sudah mulai

menyadari pengelolaan hutan yang baik akan memberi kesempatan lebih besar dalam

memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan kayu secari lestari.

Melalui pendampingan dan pelatihan, saat ini masyarakat mulai memetakan wilayah desa

mereka dalam zona-zona pemanfaatan berdasarkan dengan kondisi faktual saat ini dan

kemudian disesuaikan dengan perencanaan ruang desa yang mengakomodir kepentingan-

kepentingan pelestarian hutan untuk perlindungan kehidupan mereka dan generasi penerus

nantinya.

Pengembangan kelembagaan dan aturan dalam pengelolaan hutan saat ini sedang dalam

proses diskusi di masing-masing desa. Seluruh keputusan warga dalam pengelolaan hutan

tersebut nantinya akan diperkuat dengan Perdes sesuai dengan tema-tema perihal yang akan

diatur dalam Perdes.

Page 10: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

10

6. Rekomendasi di tiga lokasi

Kalbar merupakan salah satu dari 9 provinsi prioritas strategi nasional penurunan emisi

GRK, dan Kabupaten Ketapang mewujudkan komitmen ini melalui berbagai program yang

sejalan, diantaranya telah menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis, membentuk Pilot

Kesatuan Pengelolaan Hutan, memfasilitasi terbentuknya 6 Hutan Desa, pengembangan

hutan kota & ekowisata, dan kebijakan-kebijakan lain untuk konservasi sumberdaya alam.

Kabupaten Ketapang telah merencanakan penetapan Kawasan Strategis Daerah dalam

struktur ruang kabupaten yang akan dikukuh dalam Perda Tata Ruang Kabupaten. Hasil

survai NKT dan sosial di Blok Sungai Besar-Pelang akan menjadi salah satu plot contoh

penetapan kawasan strategis daerah.

Dari hasil survai dan analisis Nilai Konservasi tinggi dan kondisi sosial masyarakat blok

Hutan Sungai Besar-Pelang, memiliki NKT sangat tinggi bahkan memiliki satwa yang

terancam punah dan sebagian besar wilayah merupakan gambut dalam (lebih dari 3 meter).

Selain itu dari sisi ketergantungan masyarakat terhadap jasa ekosistem hutan sangat tinggi

untuk menghindari bencana alam, dan pada saat yang sama hutan dapat memberikan manfaat

ekonomi langsung dalam pemenuhan kebutuhan kayu, hasil hutan non kayu, pengairan dan

sumber ikan.

Perlindungan hutan dengan skema yang ada selama ini tidak cukup efektif dan memerlukan

biaya sangat mahal. Di sisi yang lain kebocoran akibat tidak efektifnya manajemen pengelola

kawasan perlindungan terjadi karena tidak melibatkan masyarakat setempat yang sehari-hari

berada di sekitar kawasan tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk ketiga lokasi direkomendasikan:

Menjadi kawasan lindung daerah, untuk perlindungan NKT, perlindungan gambut

dalam, bentang alam dataran rendah dan perlindungan kepentingan sosial budaya

masyarakat setempat.

Pengelolaan kawasan lindung tersebut oleh masyarakat. Masyarakat telah difasilitasi

dan siap untuk mengelola kawasan tersebut sesuai dengan fungsi perlindungan.

Page 11: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

11

7. Tindak lanjut

Focus group discussion (FGD) parapihak berkepentingan untuk mendiskusi

kemungkinan kerjasama dan pilihan-pilihan bentuk pengelolaan serta kebijakan

daerah yang dapat memayungi perlindungan NKT.

Kajian Hukum (kebijakan) sebagai landasan legal untuk penetapan kebijakan daerah

yang sesuai.

Pengembangan model pengelolaan NKT daerah yang dapat memberi manfaat

ekonomi bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah sejalan dengan tujuan

perlindungan kawasan NKT.

Page 12: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

1

Pertimbangan Teknis

Perlindungan Kawasan Nilai Konservasi Tinggi

Blok Laman Satong Kabupaten Ketapang

Hasil survei Nilai Konservasi Tinggi, yang dilakukan Fauna flora International di Kabupaten Ketapang,

khususnya di Laman Satong menunjukkan terdapat 2 jenis diantaranya yaitu orangutan (Pongo pygmaeus

wurmbii) dan kelempiau (Hylobates albibabris) masuk kategori spesies yang terancam punah (Endangered),

dan terdapat banyak fauna mamalia, burung, ampibi dan reptile, merupakan spesies yang memiliki nilai

konservasi tinggi.

Desa Laman Satong saat telah dilelilingi kebun sawit. Masyarakat menginginkan sisa wilayah desa yang

masih berhutan cukup baik menjadi hutan desa atau bentuk kelola masyarakat lainnya. Keberadaan hutan

ini sangat penting bagi kehidupan ekonomi, tata air, maupun untuk kepentingan kelangsungan adat budaya

yang sampai saat ini masih mereka terapkan.

Pemerintah daerah Ketapang saat ini tengah mengembangan kebijakan daerah untuk menjaga

keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan melalui revisi RTRWK, kajian lingkungan

hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan legalitas kepada inisiatif

masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL. Dalam kerangka ini Pemda Ketapang

bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan berbagai kajian untuk mengatasi persoalan

kebijakan yang sudah terlanjur dikeluarkan namun masih dimungkinkan upaya perbaikan, sehingga

kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seiring.

1. Gambaran Umum Ketapang

Kabupaten Ketapang, dengan luas sekitar 3.590.900 hektar, berada pada dua bentang alam,

yakni bentang alam hutan gambut dataran rendah di sepanjang pantai barat Ketapang dan

Pegunungan Schwanner di sepanjang perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah.

Kedua bentang alam ini sangat penting keberadaannya dalam mendukung dan menjaga

kualitas lingkungan daerah hulu dan hilir Kabupaten Ketapang. Kondisi hutan di kedua

bentang ini relatif utuh dan terjaga. Bagi penduduk Ketapang, keutuhan dua bentang tersebut

penting sebagai penyangga dalam menghadapi perubahan iklim yang sering berubah secara

ekstrim.

Dalam pengelolaan kawasan di kedua bentang tersebut penting mempertimbangkan aspek

kelestarian ekosistem mengingat pada undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang

Page 13: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

2

Penataan Ruang, menyatakan bahwa setiap wilayah kabupaten atau kota harus memiliki atau

menyediakan ruang terbuka hijau setidaknya 30% dari total wilayah kabupaten. Sejalan

dengan ini, Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2007, pasal 9, pasal 53, memberikan

penegasan mengenai perlindungan kawasan bentang alam yang memiliki keunikan dan

keanekaragaman hayati tinggi untuk dilindungi sebagai Kawasan Strategis Nasional.

Pada penjelasannya UU No. 26 tahun 2007, dinyatakan bahwa penataan ruang berdasarkan

fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan

berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan.

Termasuk dalam kawasan lindung adalah: (a) kawasan yang memberikan perlindungan

kawasan bawahnya, antara lain kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan resapan air.

a. Ketapang dan Perubahan iklim

Pemerintah pusat dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca telah mengeluarkan

Perpres nomor 61 tahun 2011, tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (GRK), di dalamnya Pemerintah Indonesia sampai tahun 2020 berkomitmen

menurunkan 26% emisi melalui skema pendanaan APBN dan APBD. Sedangkan jika dengan

bantuan asing, target penurunan emisi menjadi 41%. Aksi mitigasi akan dilaksanakan di lima

bidang prioritas (Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi,

Industri, Pengelolaan Limbah) serta kegiatan Pendukung lainnya.

Kebijakan ini tentunya perlu dukungan dari seluruh pemerintah daerah di Indonesia, salah

satunya Kabupaten Ketapang yang secara aktual masih memiliki areal hutan, baik di dalam

maupun di luar kawasan yang ditetapkan sebagai hutan. Dalam mendukung kegiatan mitigasi

GRK dan memberikan payung aktifitas teknis, dikeluarkan Perpres nomor 71 tahun 2011

tentang penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional, dimana gubernur dan bupati

dan turut terlibat dalam mendukung upaya mitigasi GRK melalui inventarisasi GRK dengan

menggunakan pembiayaan dari APBN maupun APBD.

Berkenaan dengan Perpres 61 tahun 2011, Kabupaten Ketapang menduduki posisi penting

dengan bentang alam hutan gambut dataran rendah. Kebijakan daerah sebelum tahun 2011

Page 14: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

3

telah mengalokasi cukup banyak lahan gambut ini untuk perkebunan besar. Mengantisipasi

Perpres tersebut, saat ini Pemda Ketapang bekerjasama dengan pihak pemilik hak

perkebunan, perguruan tinggi dan LSM untuk mengidentifikasi dan merencanakan

pengelolaan kawasan gambut dan hutan dan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi untuk

tidak dibuka dan dikelola dengan baik agar dapat mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Bentuk-bentuk kerjasama yang akan dikembangkan terus didiskusikan agar tidak merugikan

kepentingan investasi bersamaan dengan kepentingan konservasi ekosistem penting bagi

kehidupan.

b. Kebijakan Kawasan Strategis Daerah

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa kegiatan penataan

ruang wilayah harus mengakomodir Kawasan Strategis Nasional untuk mendukung

pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup agar dapat

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman

hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan

keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional, ekonomi, social budaya,

dan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan keamanan.

Berkenaan dengan kebijakan tersebut Ketapang sedang mempertimbangkan untuk

mengalokasikan beberapa wilayah di kabupatennya untuk ditetapkan sebagai kawasan

strategis daerah. Untuk pengelolaan Bentang Alam hutan gambut dataran rendah di

sepanjang pantai barat kabupaten, terus diupayakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk

tidak membuka gambut dalam dan merencanakan pengelolaan koridor satwa dari bagian

selatan sampai ke bagian utara. Pengembangan berbagai skema untuk perlindungan gambut

dan NKT ini terus didiskusikan bersama parapihak untuk dijadikan kebijakan daerah.

c. Inisiatif masyarakat dan daerah untuk perlindungan

Kajian terhadap perlindungan kawasan gambut dan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di

Kabupaten Ketapang ini difokuskan di blok APL Laman Satong.

Page 15: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

4

Bagi masyarakat setempat dan sekitar blok kawasan tersebut, Inisiatif perlindungan kawasan

hutan tujuan utamanya mempertahankan kawasan hutan di wilayah APL untuk mempertahan

sumber kehidupan (lahan pertanian, dll), perlindungan terhadap bencana banjir, kekeringan,

pengairan lahan pertanian, penyediaan air bersih, menjaga kesinambungan hasil hutan kayu

dan non kayu dan aktivitas yang berkaitan dengan adat budaya setempat.

Masyarakat Desa Laman Satong masih menerapkan adat budaya asli dalam kehidupan sehari-

hari maupun dalam pengelolaan sumberdaya hutannya. Adat-istiadat dari acara orang

menikah, melahirkan, meninggal, menanam dan memanen padi, atau membuka lahan pasti

didahului dengan acara adat untuk memohon keselamatan dan berkah dari alam dan Tuhan.

Untuk mempertahankan sisa kawasan hutan adat mereka, sampai saat ini sebagian besar

masyarakat terus berusaha untuk menolak masuknya investasi perkebunan ataupun

pertambangan. Resiko terhadap hilangnya sumber kehidupan yang mereka jalani selama

turun menurun dan resiko hilangnya adat budaya karena hilangnya kawasan hutan yang

menjadi pusat aktiviatas adat budaya, adalah alasan terkuat mengapa mereka ingin

mempertahankan sisa hutan di wilayah desa Laman Satong.

Di desa tersebut masyarakat didampingi FFI dan forum Hutan Desa telah melakukan

beberapa kegiatan diantaranya: pemetaan partisipatif, pelatihan & pemahaman REDD,

pelatihan inventarisasi Nilai Konservasi Tinggi (HCV), carbon accounting, patroli hutan

partisipatif, pengembangan kelembagaan, kebun bibit rakyat, membentuk lembaga kelola

tingkat desa, melakukan inventarisasi keanekargaman hayati, bekerjasama dengan pihak

swasta pemilik HGU untuk pengelolaan HCV di wilayah HGU, dan zonasi kawasan hutan.

2. Penggunaan Kawasan Aktual

Berdasarkan data penutupan lahan tahun 2003 dan tahun 2009, telah terjadi penurunan

penutupan lahan di wilayah APL, HPK dan HPT. Di tahun-tahun yang akan datang

percepatan penurunan tutupan lahan akan dipercepat dengan semakin tingginya permintaan

lahan untuk industri perkebunan dan lahan pertanian. Menurut penelitian, yang dipimpin

Page 16: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

5

oleh Kim Carlson dari Yale dan Stanford University, berdasarkan pada survei sosial

ekonomi yang komprehensif, citra satelit resolusi tinggi dan pemetaan karbon di Ketapang.

konversi 280.000 ha dari satu juta ha tanah masyarakat tahun 2020 hampir tak terelakkan.

Kasus yang paling mungkin adalah 35 persen dari seluruh lahan masyarakat akan dibuka

sawit dalam tahun 2020.

Untuk itu, kebijakan daerah untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan

kelestarian lingkungan sedang diupayakan Pemda Ketapang melalui revisi RTRWK, kajian

lingkungan hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan

legalitas kepada inisiatif masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL.

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Pontianak, Kementerian Kehutanan, 2003 dan 2009.

Keterangan: *) Termasuk Hutan Lindung, Taman Nasional dan Hutan, Produksi Terbatas

3. Identifikasi keanekaragaman hayati Blok Hutan Laman Satong

Hasil survei keanekaragaman hayati yang dilakukan sejak tahun 2010 hingga tahun 2012 di

beberapa lokasi di kawasan ini, tercatat total sebanyak 30 jenis mamalia, 181 jenis burung,

dan 45 jenis amfibi dan reptil. Berdasarkan spesies fauna yang tercatat, sebanyak 34,38% nya

atau 88 jenis terdiri dari 17 jenis mamalia, 58 jenis burung, dan 13 jenis amfibi merupakan

jenis yang memiliki nilai konservasi tinggi, yang dilindungi berdasarkan peraturan pemerintah

RI maupun peraturan perdagangan satwa internasional (CITES). 2 jenis diantaranya yaitu

orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) dan kelempiau (Hylobates albibabris) masuk kategori

spesies yang terancam punah (Endangered). Orangutan, dalam survei yang dilakukan ditemui

di hutan rawa gambut Pal 6 Desa Riam Berasap, sedangkan kelempiau tercatat hampir di

Penutupan

Lahan

Status Kawasan Hutan Grand

Total*

(2003)

Grand

Total*

(2009)

APL HP HPK HPT

2003 2009 2003 2009 2003 2009 2003 2009

Primary Forest 132.94 132.18 16,998.68 15,345.95 65.80 111,081.40 103,162.67 294,236.72 285,806.45

Secondary Forest 67,938.09 64,855.23 106,996.13 105,013.64 37,807.80 41,454.21 385,667.87 392,226.64 674,252.51 691,460.23

Peat Forest 72,976.40 72,246.63 130,833.31 156,014.83 53,040.91 46,959.83 237.78 147.70 292,822.39 299,653.46

Mangrove Forest 4,782.13 4,291.38 307.49 245.49 56.58 5,146.20 4,536.87

Grand Total 145,829.56 141,525.41 255,135.61 276,619.91 90,905.29 88,479.84 496,987.05 495,537.00 1,266,457.82 1,281,457.00

Page 17: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

6

seluruh lokasi survei. Selain itu, kedua jenis ini merupakan jenis yang endemik untuk Pulau

Kalimantan atau hanya dapat ditemukan di Pulau Kalimantan.

Sejumlah 13 jenis yang terdiri atas 6 jenis mamalia, 5 jenis burung, dan 2 jenis reptil

merupakan jenis yang rentan punah (vulnerable). Dua jenis reptil yang rentan punah tersebut

yaitu kura-kura (Cuora amboinensis), dan labi-labi (Amyda cartilaginea). Kedua jenis reptile ini

juga merupakan jenis yang dilindungi oleh peraturan perdagangan satwa internasional CITES,

yang keduanya dijumpai di Dusun Manjau.

Page 18: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

7

Page 19: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

8

4. Identifikasi kedalaman Gambut Blok Hutan Laman Satong

Hasil interpretasi peta dan pengecekan gambut di blok Laman Satong disajikan dalam peta di

bawah. Seluruh kawasan blok kawasan ini merupakan gambut dengan kedalaman antara 1-2

meter. Lahan gambut dengan kedalaman kurang dari 3 meter dapat dikelola untuk

keperluan pertanian, namun tetap harus memperhatikan karakteristik gambut. Sebagai misal

perencanaan saluran irigasi dan saluran drainase harus dipersiapkan dengan baik agar

tanaman dapat berkembang baik, ataupun dalam tata air tidak terjadi kekeringan di musim

kemarau atau kebanjiran di musim hujan, selain itu juga menghindari terjadinya kebakaran

lahan dan intrusi air laut.

Namun dari sisi keanekargaman hayati (NKT) yang diulas pada bagian sebelumnya. Kawasan

Blok Laman Satong merupakan habitat 2 jenis diantaranya yaitu orangutan (Pongo pygmaeus

wurmbii) dan kelempiau (Hylobates albibabris) masuk kategori spesies yang terancam punah

(Endangered). Berdasarkan spesies fauna yang tercatat, sebanyak 34,38% nya atau 88 jenis

terdiri dari 17 jenis mamalia, 58 jenis burung, dan 13 jenis amfibi merupakan jenis yang

memiliki nilai konservasi tinggi.

Selain NKT, Lokasi Blok Laman Satong dilakukan kajian atas permintaan masyarakat

setempat yang menginginkan kawasan ini dilindungi dengan kebijakan daerah.

Page 20: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

9

Page 21: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

10

5. Identifikasi kondisi sosial di tiga lokasi

Kearifan lokal dalam pengelolaan hutan di 3 lokasi ditunjukkan dengan kondisi hutan di

daerah tersebut masih baik bila dibandingkan dengan daerah disekitarnya (dapat dilihat dari

peta tutupan lahan).

Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan relatif cukup tinggi. Lahan

pertanian dan hutan merupakan sumber utama untuk kelangsungan hidup. Padi ladang dan

karet merupakan hasil utama untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pada musim-musim

tertentu setelah membuka ladang dan masa panen, mengambil hasil hutan non kayu, seperti

rotan, tanaman obat, madu, gaharu, buah-buahan merupakan kebiasaan turun temurun yang

menjadi kegiatan rutin setiap tahun (musim).

Kesadaran masyarakat terhadap perlunya melindungi hutan dirasakan semenjak semakin

besarnya resiko kekeringan, banjir dan kebakaran hutan. Perubahan-perubahan iklim

setempat ini mulai dirasakan semenjak semakin luasnya pembukaan lahan perkebunan dan

pertambangan (?). Gagal panen dan kekeringan Ketergantungan masyarakat terhadap hutan

terutama menyangkut kebutuhan sumber air bersih, pengairan sawah dan kebutuhan kayu

untuk keperluan rumah tangga.

Dalam siklus kehidupan dan kesehariannya masyarakat masih cukup kuat dipengaruhi oleh

norma adat budaya. Rasa syukur atas kelahiran, perkawinan dan hasil panen yang bagus

selalu diikuti dengan seremoni adat. Masyarakat masih menganggap bahwa mereka adalah

bagian dari lingkungan (hutan). Menjaga hutan berarti menjaga kelangsungan hidup mereka

dan generasi penerus, dan sebaliknya bila lingkungan rusak, kehidupan mereka juga

terancam.

Selain pentingnya hutan sebagai sumber hidup dan jasa lingkungan penyedia dan pengendali

air, masyarakat sudah mulai menyadari pengelolaan hutan yang baik akan memberi

kesempatan lebih besar dalam memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan kayu secari

lestari.

Page 22: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

11

Melalui pendampingan dan pelatihan, saat ini masyarakat mulai memetakan wilayah desa

mereka dalam zona-zona pemanfaatan berdasarkan dengan kondisi faktual saat ini dan

kemudian disesuaikan dengan perencanaan ruang desa yang mengakomodir kepentingan-

kepentingan pelestarian hutan untuk perlindungan kehidupan mereka dan generasi penerus

nantinya.

Pengembangan kelembagaan dan aturan dalam pengelolaan hutan saat ini sedang dalam

proses diskusi di masing-masing desa. Seluruh keputusan warga dalam pengelolaan hutan

tersebut nantinya akan diperkuat dengan Perdes sesuai dengan tema-tema perihal yang akan

diatur dalam Perdes.

6. Rekomendasi

Kalbar merupakan salah satu dari 9 provinsi prioritas strategi nasional penurunan emisi

GRK, dan Kabupaten Ketapang mewujudkan komitmen ini melalui berbagai program yang

sejalan, diantaranya telah menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis, membentuk Pilot

Kesatuan Pengelolaan Hutan, memfasilitasi terbentuknya 6 Hutan Desa, pengembangan

hutan kota & ekowisata, dan kebijakan-kebijakan lain untuk konservasi sumberdaya alam.

Kabupaten Ketapang telah merencanakan penetapan Kawasan Strategis Daerah dalam

struktur ruang kabupaten yang akan dikukuh dalam Perda Tata Ruang Kabupaten. Hasil

survei NKT akan menjadi Blok Laman Satong sebagai salah satu plot contoh penetapan

kawasan strategis daerah.

Dari hasil survai dan analisis Nilai Konservasi tinggi Blok Laman Satong memiliki NKT

sangat tinggi bahkan memiliki satwa yang terancam punah. Selain itu dari sisi ketergantungan

masyarakat terhadap hutan dan jasa ekosistem hutan sangat tinggi untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari maupun jasa lingkungan menjaga keseimbangan tata air, dan

pada saat yang sama hutan dapat memberikan manfaat ekonomi langsung dalam pemenuhan

kebutuhan kayu, hasil hutan non kayu, pengairan dan sumber ikan.

Page 23: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

12

Perlindungan hutan dengan skema yang ada selama ini tidak cukup efektif dan memerlukan

biaya sangat mahal. Di sisi yang lain kebocoran akibat tidak efektifnya manajemen pengelola

kawasan perlindungan terjadi karena tidak melibatkan masyarakat setempat yang sehari-hari

berada di sekitar kawasan tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk ketiga lokasi direkomendasikan:

Menjadi kawasan Blok Laman Satong sebagai kawasan lindung daerah, untuk

perlindungan NKT, bentang alam dataran rendah dan perlindungan kepentingan

sosial budaya masyarakat setempat.

Menjadi hutan adat dengan tujuan perlindungan NKT dan adat budaya.

Pengelolaan kawasan lindung tersebut oleh masyarakat. Pembinaan dari pemerintah

daerah dan pendampingan dari pihak lainnya (LSM & perusahaan setempat)

diperlukan.

Page 24: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

1

Pertimbangan Teknis

Perlindungan Kawasan Nilai Konservasi Tinggi

Blok Sungai Tolak-Sungai Satong, Kabupaten Ketapang

Hasil survei Nilai Konservasi Tinggi, yang dilakukan Fauna flora International di Kabupaten Ketapang,

khususnya di Blok Sungai tolak-Sungai Satong menunjukkan terdapat 2 jenis diantaranya yaitu orangutan

(Pongo pygmaeus wurmbii) dan kelempiau (Hylobates albibabris) masuk kategori spesies yang terancam

punah (Endangered), dan terdapat banyak fauna mamalia, burung, ampibi dan reptile, merupakan spesies

yang memiliki nilai konservasi tinggi.

Hasil interpretasi peta dan pengecekan lapangan terhadap kedalaman gambut menunjukkan lebih dari

85% kawasan Blok Pelang-Sungai Besar dan lebih dari 50% di Blok Sungai Tolak-Sungai Satong memiliki

kedalaman lebih dari 3 meter.

Pemerintah daerah Ketapang saat ini tengah mengembangan kebijakan daerah untuk menjaga

keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan melalui revisi RTRWK, kajian lingkungan

hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan legalitas kepada inisiatif

masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL. Dalam kerangka ini Pemda Ketapang

bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan berbagai kajian untuk mengatasi persoalan

kebijakan yang sudah terlanjur dikeluarkan namun masih dimungkinkan upaya perbaikan, sehingga

kepentingan ekonomi dan lingkungan dapat berjalan seiring.

1. Gambaran Umum Ketapang

Kabupaten Ketapang, dengan luas sekitar 3.590.900 hektar, berada pada dua bentang alam,

yakni bentang alam hutan gambut dataran rendah di sepanjang pantai barat Ketapang dan

Pegunungan Schwanner di sepanjang perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan

Tengah.

Kedua bentang alam ini sangat penting keberadaannya dalam mendukung dan menjaga

kualitas lingkungan daerah hulu dan hilir Kabupaten Ketapang. Kondisi hutan di kedua

bentang ini relatif utuh dan terjaga. Bagi penduduk Ketapang, keutuhan dua bentang tersebut

penting sebagai penyangga dalam menghadapi perubahan iklim yang sering berubah secara

ekstrim.

Dalam pengelolaan kawasan di kedua bentang tersebut penting mempertimbangkan aspek

kelestarian ekosistem mengingat pada undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang

Page 25: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

2

Penataan Ruang, menyatakan bahwa setiap wilayah kabupaten atau kota harus memiliki atau

menyediakan ruang terbuka hijau setidaknya 30% dari total wilayah kabupaten. Sejalan

dengan ini, Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 2007, pasal 9, pasal 53, memberikan

penegasan mengenai perlindungan kawasan bentang alam yang memiliki keunikan dan

keanekaragaman hayati tinggi untuk dilindungi sebagai Kawasan Strategis Nasional.

Pada penjelasannya UU No. 26 tahun 2007, dinyatakan bahwa penataan ruang berdasarkan

fungsi utama kawasan merupakan komponen dalam penataan ruang baik yang dilakukan

berdasarkan wilayah administratif, kegiatan kawasan, maupun nilai strategis kawasan.

Termasuk dalam kawasan lindung adalah: (a) kawasan yang memberikan perlindungan

kawasan bawahnya, antara lain kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan resapan air.

a. Ketapang dan Perubahan iklim

Pemerintah pusat dalam upaya penurunan emisi Gas Rumah Kaca telah mengeluarkan

Perpres nomor 61 tahun 2011, tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah

Kaca (GRK), di dalamnya Pemerintah Indonesia sampai tahun 2020 berkomitmen

menurunkan 26% emisi melalui skema pendanaan APBN dan APBD. Sedangkan jika dengan

bantuan asing, target penurunan emisi menjadi 41%. Aksi mitigasi akan dilaksanakan di lima

bidang prioritas (Pertanian, Kehutanan dan Lahan Gambut, Energi dan Transportasi,

Industri, Pengelolaan Limbah) serta kegiatan Pendukung lainnya.

Kebijakan ini tentunya perlu dukungan dari seluruh pemerintah daerah di Indonesia, salah

satunya Kabupaten Ketapang yang secara aktual masih memiliki areal hutan, baik di dalam

maupun di luar kawasan yang ditetapkan sebagai hutan. Dalam mendukung kegiatan mitigasi

GRK dan memberikan payung aktifitas teknis, dikeluarkan Perpres nomor 71 tahun 2011

tentang penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional, dimana gubernur dan bupati

dan turut terlibat dalam mendukung upaya mitigasi GRK melalui inventarisasi GRK dengan

menggunakan pembiayaan dari APBN maupun APBD.

Berkenaan dengan Perpres 61 tahun 2011, Kabupaten Ketapang menduduki posisi penting

dengan bentang alam hutan gambut dataran rendah. Kebijakan daerah sebelum tahun 2011

Page 26: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

3

telah mengalokasi cukup banyak lahan gambut ini untuk perkebunan besar. Mengantisipasi

Perpres tersebut, saat ini Pemda Ketapang bekerjasama dengan pihak pemilik hak

perkebunan, perguruan tinggi dan LSM untuk mengidentifikasi dan merencanakan

pengelolaan kawasan gambut dan hutan dan Hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi untuk

tidak dibuka dan dikelola dengan baik agar dapat mendukung kebijakan pemerintah tersebut.

Bentuk-bentuk kerjasama yang akan dikembangkan terus didiskusikan agar tidak merugikan

kepentingan investasi bersamaan dengan kepentingan konservasi ekosistem penting bagi

kehidupan.

b. Kebijakan Kawasan Strategis Daerah

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa kegiatan penataan

ruang wilayah harus mengakomodir Kawasan Strategis Nasional untuk mendukung

pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup agar dapat

mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman

hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, melestarikan

keunikan bentang alam, dan melestarikan warisan budaya nasional, ekonomi, social budaya,

dan peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan keamanan.

Berkenaan dengan kebijakan tersebut Ketapang sedang mempertimbangkan untuk

mengalokasikan beberapa wilayah di kabupatennya untuk ditetapkan sebagai kawasan

strategis daerah. Untuk pengelolaan Bentang Alam hutan gambut dataran rendah di

sepanjang pantai barat kabupaten, terus diupayakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk

tidak membuka gambut dalam dan merencanakan pengelolaan koridor satwa dari bagian

selatan sampai ke bagian utara. Pengembangan berbagai skema untuk perlindungan gambut

dan NKT ini terus didiskusikan bersama parapihak untuk dijadikan kebijakan daerah.

c. Inisiatif masyarakat dan daerah untuk perlindungan

Kajian terhadap perlindungan kawasan gambut dan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) di

Kabupaten Ketapang ini difokuskan di blok Sungai Tolak-Sungai Satong.

Page 27: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

4

Bagi masyarakat setempat dan sekitar blok kawasan tersebut, Inisiatif perlindungan kawasan

hutan tujuan utamanya mempertahankan kawasan hutan di wilayah APL untuk perlindungan

terhadap bencana banjir, kekeringan, pengairan lahan pertanian, penyediaan air bersih,

menjaga kesinambungan hasil hutan kayu dan non kayu dan aktivitas yang berkaitan dengan

adat budaya setempat.

Di desa-desa sekitar Blok Sungai Tolak-Sungai Satong, masyarakat didampingi FFI dan Forum

Hutan Desa telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya: pemetaan partisipatif, pelatihan

& pemahaman REDD, pelatihan inventarisasi Nilai Konservasi Tinggi (HCV), carbon

accounting, patroli hutan partisipatif, pengembangan kelembagaan, kebun bibit rakyat,

membentuk lembaga kelola tingkat desa, melakukan inventarisasi keanekargaman hayati,

bekerjasama dengan pihak swasta pemilik HGU untuk pengelolaan HCV di wilayah HGU,

dan zonasi kawasan hutan.

2. Penggunaan Kawasan Aktual

Berdasarkan data penutupan lahan tahun 2003 dan tahun 2009, telah terjadi penurunan

penutupan lahan di wilayah APL, HPK dan HPT. Di tahun-tahun yang akan datang

percepatan penurunan tutupan lahan akan dipercepat dengan semakin tingginya permintaan

lahan untuk industri perkebunan dan lahan pertanian. Menurut penelitian, yang dipimpin

oleh Kim Carlson dari Yale dan Stanford University, berdasarkan pada survei sosial

ekonomi yang komprehensif, citra satelit resolusi tinggi dan pemetaan karbon di Ketapang.

konversi 280.000 ha dari satu juta ha tanah masyarakat tahun 2020 hampir tak terelakkan.

Kasus yang paling mungkin adalah 35 persen dari seluruh lahan masyarakat akan dibuka

sawit dalam tahun 2020.

Untuk itu, kebijakan daerah untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan ekonomi dan

kelestarian lingkungan sedang diupayakan Pemda Ketapang melalui revisi RTRWK, kajian

lingkungan hidup strategis, penetapan kawasan strategis daerah, dan upaya memberikan

legalitas kepada inisiatif masyarakat untuk melakukan perlindungan hutan di wilayah APL.

Page 28: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

5

Sumber : Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Pontianak, Kementerian Kehutanan, 2003 dan 2009.

Keterangan: *) Termasuk Hutan Lindung, Taman Nasional dan Hutan, Produksi Terbatas

3. Survei Keanekargaman Hayati di Blok Sungai Tolak-Sungai Satong

Berdasarkan hasil survei keanekaragaman hayati yang dilakukan pada tahun 2010 di kawasan

hutan ini tercatat total sebanyak 18 jenis mamalia, 98 jenis burung, dan 16 jenis amfibi dan

reptile; 34,85% nya atau 46 jenis terdiri dari 11 jenis mamalia, 32 jenis burung, dan 3 jenis

amfibi merupakan jenis yang memiliki nilai konservasi tinggi. Terdapat 3 jenis merupakan

jenis yang terancam punah (endangered) yaitu orangutan (Pongo pygmaeus wrumbii),

kelempiau (Hylobates albibabris), dan kura – kura (Heosemys spinosa) dan sebanyak 5 jenis

yang terdiri dari 3 jenis mamalia dan 2 jenis burung merupakan jenis yang rentan punah

(vulnerable). Ditemui juga jenis mamalia yang rentan punah di kawasan hutan ini yaitu

Tarsius (Tarsius bancanus).

Penutupan

Lahan

Status Kawasan Hutan Grand

Total*

(2003)

Grand

Total*

(2009)

APL HP HPK HPT

2003 2009 2003 2009 2003 2009 2003 2009

Primary Forest 132.94 132.18 16,998.68 15,345.95 65.80 111,081.40 103,162.67 294,236.72 285,806.45

Secondary Forest 67,938.09 64,855.23 106,996.13 105,013.64 37,807.80 41,454.21 385,667.87 392,226.64 674,252.51 691,460.23

Peat Forest 72,976.40 72,246.63 130,833.31 156,014.83 53,040.91 46,959.83 237.78 147.70 292,822.39 299,653.46

Mangrove Forest 4,782.13 4,291.38 307.49 245.49 56.58 5,146.20 4,536.87

Grand Total 145,829.56 141,525.41 255,135.61 276,619.91 90,905.29 88,479.84 496,987.05 495,537.00 1,266,457.82 1,281,457.00

Page 29: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

6

Page 30: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

7

4. kondisi dan kedalaman gambut Blok blok Sungai Tolak-Sungai Satong

Hasil interpretasi peta dan pengecekan lapangan di blok Sungai Tolak-Sungai Satong disajikan

dalam peta di bawah. Seluruh kawasan blok kawasan ini merupakan gambut dengan

kedalaman antara 1 meter sampai dengan lebih dari 11 meter. Lebih kurang 50% wilayah ini

memiliki kedalaman lebih dari 3 meter, dan ± 30% dari keseluruhan blok ini memiliki

kedalaman antara 8-11 meter.

Seperti pembahasan sebelumnya, Mengingat pada Kepres No 32 tahun 1990, tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung, kawasan lahan dengan kedalaman gambut lebih dari 3 meter

tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan yang tidak sejalan atau mengganggu fungsi

perlindungan ekosistem gambut dalam.

5. Identifikasi kondisi sosial di tiga lokasi

Kearifan lokal dalam pengelolaan hutan ditunjukkan dengan kondisi hutan di daerah tersebut

masih baik bila dibandingkan dengan daerah disekitarnya (dapat dilihat dari peta tutupan

lahan).

Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan relatif rendah. Menurut penelitian

UI tahun 2011, mata pencaharian utama masyarakat adalah nelayan-petani, selain itu sumber

penghasilan (uang cash) dari pertambangan rakyat, menjadi buruh kebun atau mengambil

kayu di hutan.

Kesadaran masyarakat terhadap perlunya melindungi hutan dirasakan semenjak semakin

besarnya resiko kekeringan, banjir dan kebakaran hutan. Ketergantungan masyarakat

terhadap hutan terutama menyangkut kebutuhan sumber air bersih, pengairan sawah dan

kebutuhan kayu untuk keperluan rumah tangga.

Selain pentingnya jasa lingkungan penyedia dan pengendali air, masyarakat sudah mulai

menyadari pengelolaan hutan yang baik akan memberi kesempatan lebih besar dalam

memperoleh manfaat ekonomi dari pengelolaan kayu secari lestari.

Page 31: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

8

Melalui pendampingan dan pelatihan, saat ini masyarakat di 3 lokasi desa mulai memetakan

wilayah desa mereka dalam zona-zona pemanfaatan berdasarkan dengan kondisi faktual saat

ini dan kemudian disesuaikan dengan perencanaan ruang desa yang mengakomodir

kepentingan-kepentingan pelestarian hutan untuk perlindungan kehidupan mereka dan

generasi penerus nantinya.

Pengembangan kelembagaan dan aturan dalam pengelolaan hutan saat ini sedang dalam

proses diskusi di masing-masing desa. Seluruh keputusan warga dalam pengelolaan hutan

tersebut nantinya akan diperkuat dengan Perdes sesuai dengan tema-tema perihal yang akan

diatur dalam Perdes.

6. Rekomendasi di tiga lokasi

Kalbar merupakan salah satu dari 9 provinsi prioritas strategi nasional penurunan emisi

GRK, dan Kabupaten Ketapang mewujudkan komitmen ini melalui berbagai program yang

sejalan, diantaranya telah menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis, membentuk Pilot

Kesatuan Pengelolaan Hutan, memfasilitasi terbentuknya 6 Hutan Desa, pengembangan

hutan kota & ekowisata, dan kebijakan-kebijakan lain untuk konservasi sumberdaya alam.

Kabupaten Ketapang telah merencanakan penetapan Kawasan Strategis Daerah dalam

struktur ruang kabupaten yang akan dikukuh dalam Perda Tata Ruang Kabupaten. Hasil

survai NKT dan sosial di Blok Sungai Tolak-Sungai Satong akan menjadi salah satu plot

contoh penetapan kawasan strategis daerah.

Dari hasil survai dan analisis Nilai Konservasi tinggi dan kondisi sosial masyarakat di Blok

Sungai Tolak-Sungai Satong memiliki NKT sangat tinggi bahkan memiliki satwa yang

terancam punah dan pada saat yang sama sebagian besar wilayahnya merupakan gambut

dalam (lebih dari 3 meter). Selain itu dari sisi ketergantungan masyarakat terhadap jasa

ekosistem hutan sangat tinggi untuk menghindari bencana alam, dan pada saat yang sama

hutan dapat memberikan manfaat ekonomi langsung dalam pemenuhan kebutuhan kayu,

hasil hutan non kayu, pengairan dan sumber ikan.

Page 32: Pertimbangan Teknis Perlindungan Kawasan Nilai …

9

Perlindungan hutan dengan skema yang ada selama ini tidak cukup efektif dan memerlukan

biaya sangat mahal. Di sisi yang lain kebocoran akibat tidak efektifnya manajemen pengelola

kawasan perlindungan terjadi karena tidak melibatkan masyarakat setempat yang sehari-hari

berada di sekitar kawasan tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk ketiga lokasi direkomendasikan:

Menjadi kawasan lindung daerah, untuk perlindungan NKT, perlindungan gambut

dalam, bentang alam dataran rendah dan perlindungan kepentingan sosial budaya

masyarakat setempat.

Pengelolaan kawasan lindung tersebut oleh masyarakat. Masyarakat di blok tersebut

telah difasilitasi dan siap untuk mengelola kawasan tersebut sesuai dengan fungsi

perlindungan.

7. Tindak lanjut

Focus group discussion (FGD) parapihak berkepentingan untuk mendiskusi

kemungkinan kerjasama dan pilihan-pilihan bentuk pengelolaan serta kebijakan

daerah yang dapat memayungi perlindungan NKT.

Kajian Hukum (kebijakan) sebagai landasan legal untuk penetapan kebijakan daerah

yang sesuai.

Pengembangan model pengelolaan NKT daerah yang dapat memberi manfaat

ekonomi bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah sejalan dengan tujuan

perlindungan kawasan NKT.