Download - pertimbangan geologi dalam pemilahan tapak penyimpanan limbah radioaktif di kawasan PPTN Serpong.pdf

Transcript
  • PERTIMBANGAN GEOLOGI OALAM PEMILIHAN TAPAK PENYIMPANANLIMBAH RAOIOAKTIF 01 KAWASAN PPTN SERPONG

    SuciptaPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

    ABSTRAKPERTIMBANGAN GEOLOGI OALAM PEMILIHAN TAPAK PENYIMPANAN LlMBAH

    RAOIOAKTIF 01 KAWASAN PPTN SERPONG. Pertimbangan geologi merupakan salah satuhal utama dalam eksplorasi atau pemilihan tapak repositori limbah radioaktif. Hal tersebutdidukung oleh kenyataan bahwa tapak repositori pasti berada dalam suatu sistem geologi(geosfer). Tujuan dari pemilihan tapak tersebut ialah untuk mendapatkan tapak yang secarageologi mampu menghalangi lepasnya pencemaran oleh limbah dari repositori ke biosfer. Selainitu juga perlu persyaratan tapak yang bebas dari pengaruh proses-proses geologi yangmengancam kestabilan jangka: panjangnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialahanalisis deskriptif digabung dengan evaluasi secara scoring. Daerah PPTN Serpong yangsecara morfologis berupa dataran bergelombang (elevasi 80-100 m dpal), batuannya tersusunoleh aluvial, tuf kuarter, tuf pumisan, tuf lempungan, tuf pasiran dan batugamping. Strukturgeologi yang ada diduga berupa graben yang telah terkubur sedalam > 15 m sejak zamanPlistosen. Kondisi hidrologi dengan run-off sedang dan jarak dari sungai 160 m. Air tanahdengan kedalaman 8,3 m dan pola aliran sejajar. Sumberdaya alam geologi yang ada meliputilahan dan air tanah. Potensi bencana alam geologi yang paling tinggi adalah gerakan tanah.Dari evaluasi lahan didapat kesimpulan bahwa daerah PPTN Serpong berkesesuaian sedanguntuk tapak NSD.

    ABSTRACTGEOLOGICAL CONSIDERA TION FOR THE SITE SELECTION OF RADIOACTIVE

    WASTE A T THE PPTN SERPONG AREA. Geological consideration is a main aspect in theexploration or selection of site for radioactive waste repository, because, really that repositorysite must be surrounded by geological system (geosphere). The objective of the site selection isto obtain a site which geologically capable to prevent the escape of waste pollution fromrepository to biosphere. Beside that the site must be free from geological processes whichharmfull to longterm stability of the site. Descriptive analysis method was applied in this researchand combined with evaluation by scoring methods. NTRC Serpong morphologically consist ofundulatory plains (elevation 80-100 m above msl), the lithology are alluvial deposits, Quarternarytuffs, pumiceous tuffs, clayey tuffs, sandy tuffs and limestone. The geological structure wassupposed a graben which burried more than 15 m since Pleistocene. Hydrological condition aremoderately run-off; and the distance to the river is about 160 m. The depth of groundwater is 8,3m, with paralel drainage system. Geological resources found in the site are land andgroundwater. The most potential of geological hazard is a rock mass movement. By the landevaluation could be concluded that PPTN Serpong area have moderate suitability for NSD site.

    PENDAHULUANTujuan dari penyimpanan lestari limbah radioaktif adalah untuk

    mengungkung limbah sehingga tidak menimbulkan paparan radiasi yang berartiterhadap manusia dan lingkungan. Tingkat pengungkungan yang diharapkandapat diperoleh dengan mengimplementasikan berbagai metode disposal,antara lain dengan model dekat permukaan (near sulface disposa/=NSD)sebagai pilihan yang telah umum digunakan di beberapa negara[1]. Oi dalamsistem NSO, fasilitas disposal ditempatkan pada atau di bawah permukaantanah dengan ketebalan penutup beberapa meter. Oalam kasus-kasus tertentu,

    Hasil Penelitian Tahun 2000

  • penutup tersebut bisa mencapai beberapa puluh meter untuk tipe Qua batuan(rock cavern). Fasilitas tersebut diperuntukkan bagi limbah aktivitas rendah danmenengah tanpa radionuklida berumur panjang.

    NSD telah diaplikasikan dalam beberapa dekade, dengan variasi yangsangat beragam dalam hal tapak, tipe dan jumlah limbah, serta desainrepositori. Pengalaman menunjukkan bahwa pengungkungan yang efektif danaman terhadap limbah tergantung pada unjuk kerja sistem disposal secarakeseluruhan , yang terdiri dari tiga komponen atau barrier utama yaitu : tapak,fasilitas disposal dan bentuk kemasan limbah. NSD juga memerlukan kendaliinstitusional secara aktif seperti monitoring (pemantauan) dan maintenance(pemeliharaan).

    Kesesuaian tapak akan sangat tergantung pada kondisi geologinya. Tatageologi suatu tapak harus memiliki kemampuan untuk mengungkung limbahdan membatasi pelepasan radionuklida ke biosfer. Selain itu juga harusberkemampuan menjamin stabilitas jangka panjang sistem disposal dan cukupmemadai untuk menampung volume limbah serta fasilitas engineered barrier-nya.

    Tapak SP-4 di dalam kawasan PPTN Serpong telah diteliti olehbeberapa peneliti terdahulu[2-6]. SYAFALNI (1991) [2] telah mengkaji sistemgeohidrologi secara numerik, dengan kesimpulan bahwa tapak SP-4 memilikikondisi terbaik untuk tapak penyimpanan limbah aktivitas rendah. THAMZILLAS dkk. (1995)[3] telah melakukan pengkajian keselamatan rancang banguntempat penyimpanan limbah radioaktif model tanah dangkal di PPTN Serpong(tapak SP-4) dengan Program Pathrae-EPA. ERWANSYAH LUBIS dkk.(1996)[4] telah melakukan penelitian migrasi 60CO dan 137 Cs dalam tanah jenuhdan tak jenuh di PPTA Serpong. SYAHRIR (1996)[5] telah melakukanpemilihan model komputasi untuk pengkajian keselamatan penyimpananlimbah tanah dangkal di PPTA Serpong, antara lain dengan computer codeVS2DT, PAGAN dan GENII. Menurut ERWANSYAH LUBIS dkk. (2000)[6],lapisan tanah laterit di PPTN Serpong mempunyai peranan penting dalamretardasi dan dispersi migrasi radionuklida tertentu menuju tubuh air tanah.

    Dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui kesesuaian dankemampuan lahan PPTN Serpong khususnya SP-4 untuk tapak penyimpananlestari limbah radioaktif aktivitas rendah dan sedang. Pertimbangan kriteriayang digunakan dalam evaluasi ini adalah aspek geologi lingkungan. Hal iniperlu dilakukan karena penelitian-penelitian terdahulu belum mengkaji aspektersebut.

    TATA KERJA

    Oaerah PenelitianOaerah penelitian berada dalam kawasan Pusat Penelitian Tenaga

    Nuklir -BATAN, Kompleks PUSPIPTEK Serpong (selanjutnya disebut denganPPTNS), dengan posisi lokasi sekitar 621'40" LS dan 10639'57" BT. Secaratopografis daerah PPTNS terletak pada ketinggian antara 85 m hingga 95 m diatas permukaan air laut rata-rata. Secara administrasi pemerintahan daerah

    173HasH Penelitian Tahun 2000

  • penelitian termasuk dalam wilayah Desa Setu, Kecamatan Cisauk, KabupatenTangerang, Propinsi Banten.

    BahanBahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa peta

    geomorfologi/peta topografi, peta geologi, penampang geologi, log litologi hasilpemboran, peta hidrogeologi, peta penggunaan lahan, dan peta tala letakfasilitas PPTN Serpong.

    MetodeMetode yang diterapkan untuk penelitian ini adalah metode deskriptif

    yang dikombinasikan dengan metode scoring untuk evaluasi lahan yangmerupakan modifikasi dari metode evaluasi lahan menurut HOWARD &REMSON (1978)[7], sehingga dapat ditentukan kesesuaian atau kemampuanlahan tersebut digunakan sebagai tapak NSD. Evaluasi lahan dilakukan denganmembandingkan kondisi geologi daerah penelitian terhadap kriteria geologilahan untuk tapak penyimpanan lestari limbah radioaktif aktivitas rendah dansedang (Tabel 1 dan 2). Aspek yang dievaluasi untuk keperluan ini meliputigeomorfologi, litologi, stratigrafi, struktur geologi, hidrologi, hidrogeologi, potensisumberdaya alam geologi dan potensi bencana alam geologi.

    Dari hasil penilaian tersebut akan diperoleh kisaran nilai dari terendahhingga tertinggi sebesar 88 sampai 264. Dari kisaran nilai tersebut dapatditentukan kesesuaian atau kemampuannya dengan mengelompokkannyamenjadi tiga kelas, yaitu : kurang dari 147 (tidak/kurang sesuai), antara 147 sid206 (kesesuaian sedang), dan lebih dari 206 (sangat sesuai).

    Tabel 1. Kriteria geologi lingkungan tapak penyimpanan limbah

    1 GeomorfologiI 1). Bentuk lahan tldak berbukit dan bukan ---

    lembahI 2). Kelerengan kecil 5)

    3 I kecil1. OSISI os roc ang a

    I 2). Permeabilitas rendah3). Sifat adsorbsi baik

    I 4). Kom~ak, keras dan oomoqen

    2 Litologi

    -

    rafi isan relatif sederhana r geolQqi rqeoloqi relatif sederhana

    5 Air permukaan 1). Aliran permukaan kecil2). Jauh dari tubuh air permukaan

    6 Air tanah 1). Muka air tanah >4 m2). Pola aliran air tanah sederhana

    7 SumberdayaQeolooi

    alam

    8 Bencana alam geologi

    ~

    Itidak~ada sumberdaya alam geologi (mineral, air danlahan an bernilai tin i1). Tidak ada (kecil) ancaman bahaya gempa bumi,

    j 2). Tidak ada aktivitas dan ancaman bahaya gunungapi,3). Tidakada ancaman gerakan tanah,4). Tidak ada ancaman baniir.

    174Hasil Penelitian Tahun 2000

  • T~e~. Skala penilaian dan oembobotan kri~ria_qeolQai untuk taDak_~SDSkalaNilai1-3

    Parameter Bobot KeteranganPegununganPerbukitanDataran/bergelombangKelerengan >140Kelerengan antara 50_140_Kelerenqan 3 mKedalaman host rock 1

  • Tabel 2. Skala penilaian dan pembobotan kriteria geologi untuk tapakNSD (Janjutan)

    SkalaNilai

    1TParameter Bobot

    2Keterangan

    Mineral 1

    2.

    3

    Bernilai tinggi (bahan tambang vitaldan strategis)Bernilai sedang (bahan galian gal.C>33% dari luas daerah)Bernilai rendah (bahan galian gal.C

  • 1. Sea~ !aut 11M IlL Breksi

    Gambar 2. Stratigrafi daerah PPTN SerpongBRETH and ROMBERG (1982)[12]

    menurut

    Daerah perlelitian terpengaruh oleh kondisi tektonik Jawa bagian barat,yang dicirikan oleh pembelokan arah dari NW-SE menjadi Ilampir N-S. Litologidaerah penelitian terutama dipengaruhi oleh aktivitas gunung api di selatannyaserta oleh proses-proses eksogen terhadap batuan volkanis yang sangatintensif.

    Keadaan geologi daerah penelitian telah banyak diselidiki olehparageolog terdahulu, antara lain MUSPER dan VAN ES (1937), HANDOKO(1962)[11] dan BRETH & ROMBERG (1982)[12]. Menurut BRETH danROMBERG (1982)[12], stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda adalahsebagai berikut (Gambar 2) :1. Lempung tersier, napal dan gamping (umur Miosen-Pliosen);2. Endapan Pleistosen tengah dan Pleistosen bawah;3. Endapan volkanik yang tertransport pada zaman Pleistosen terlgah;4. Lapisan penutup.

    Geologi Daerah PPTN Serpong dan Sekitarnya

    GeomorfologiSecara genesa geomorfologi daerah penelitian merupakan produk

    aktivitas gunungapi Salak yang terjadi pada kala Pleistosen tengah[11].Menurut klasifikasi bentuklahan yang disusun oleh ZUIDAM & ZUIDAM-CANCELADO[13] daerah penelitian termasuk dalam satuan dataran kakigunung api bergelornbang (undulatory volcanic foot slope plains unit). Secara

    Hasi! Penelitian Tahun 2000 177

  • morfometri daerah penelitian memiliki kemiringan lereng antara 0 sId 13%(0 sId 7,41). Kemir:ngan lereng secara umum ke arah barat-baratlaut menujuke lembah K. Cisalak. Daerah penelitian berada pada ketinggian antara 80 msId 100 m, secara morfologi daerah PPTN Serpong termasuk dalam sub-DASCisalak (Gambar 3).

    Proses-proses geomorfik yang potensial terjadi adalah pelapukan danerosi, baik erosi alur (rill erosion) maupun erosi lembaran (sheet erosion),terutama pada tempat-tempat yang tak tertutup vegetasi. Tanah di daerahPPTN Serpong yang merupakan tanah berlempung tebal yang berasal dariendapan volkan ditafsirkan memiliki laju erosi antara ~ ,3 -1,5 (HUDSON, 1971,:Jide SETA, 1991)[14].

    Litologi dan StratigrafiOari hasil penelitian yang dilakukan oleh FTM-ITB (1987)[11], litologi

    daerah penelitian dapat dikelompokkan dari tua ke muda menjadi :. 1)Batugamping; 2) Pasir tufaan; 3) Lempung tufaan; 4) Tufa pumis; 5) Tufakuarter (material G. Salak); dan 6) Aluvial sungai (Gambar 1). .

    Secara umum perlapisan batuan di daerah penelitian berkedudukanhorizontal dengan variasi ketebalan perlapisan antara 1,5 m hingga 30,0 m.Oari hasil pemboran inti pada sumur 8-00 yang terletak ::!: 100 m sebelah utarareaktor, di dalam kompleks PPTN Serpong, stratigrafi daerah penyelidikandapat diuraikan dari atas ke bawah adalah sebagai berikut [11] :a. Tanah laterit, berwarna merah berbutir halus sampai kasar, dengan

    ketebalan 2,2 m.b. Lempung laterit, berwarna merah berbutir halus sampai kasar (pasiran).

    Pada bagian bawah terdapat fragmen-fragmen sisa tufa bahan volkanis,porositas buruk sampai sedang. Lapisan ini tebalnya :t 8,3 m, mulai darikedalaman 2,2 m hingga 10,5 m.

    c. Lapisan tufa pasiran, berwarna coklat keputihan, berukuran butir halussampai kasar, dengan porositas sedang. Lapisan ini terdapat padakedalaman 10,5 m dengan ketebalan 1,5 m.

    d. Lapisan pasir tufaan, warna coklat keputihan berbutir halus sampai kasar,porositas sedang, terdapat mulai kedalaman 12,0 m dengan tebal6,5 m.

    e. Pada kedalaman 17 m terdapat lapisan lempung berwarna hitam-abu-abu,berbutir sangat halus terdapat juga fragmen tufa. Lapisan tersebutmempunyai ketebalan 0,5 m.

    f. Lapisan lempung pasiran, dengan warrla coklat keputihan, berbutir halussampai kasar, terdapat fragmen-fragmen gravel volkanis, dengan porositasburuk. Lapisan ini mulai terdapat pada kedalaman 19 m sId 20,1 m.

    g. Lapisan napal pasiran, warna putih kecoklatan, ukuran butiran halus sIdkasar, dengan porositas buruk. Lapisan ini terdapat pada kedalaman 20,1 mdengan tebal 3,9 m.

    h. Lapisan pasir tufaan, berwarna coklat kehitam,an, berbutir halus sampaikasar, dengan porositas sedang, pad a kedaiaman 24,0 m dengan tebal ::!:0,6 m.

    i. Lapisan napal tufaan, berwarna putih sampai putih keabua-abuan, ukuranbutir halus sampai kasar, terdapat gamping terumbu, dengan porositasburuk. Ketebalan lapisan tersebut 13,0 m mulai dari kedalaman 24,6 m.

    Hasil Peneli!ian Tahun 2000 178

  • j.

    Lapisan lempung napalan, dengan warna abu-abu sampai putih keabua-abuan, ukuran butir halus, terdapat fragmen sisa-sisa binatangkarang/cangkang, porositas buruk. Lapisan ini terdapat pad a kedalaman37,6 m-42,8 m.

    k. Lempung (napal), warna abu-abu sampai hitam, berbutir halus, terdapatfragmen-fragmen sisa binatang karang/cangkang, dengan porositas buruksampai sedang, ketebalan lapisan :t 11,2 m, mulai dari kedalaman 42,8 m.

    I. Lapisan lempung (kadang-kadang pasiran), warna abu-abu sampai hitam,ukuran butir halus terdapat fragmen-fragmen sisa-sisa binatangkarang/cangkang, pada bagian bawah terdapat gelas dan bahan volkanis,dengan porositas buruk sampai sedang. Lapisan ini mulai dari 54,0 mhingga 60,10 m.

    Sifat adsorbsi batuan terhadap radionuklida 60CO dan 137 Cs di daerahpenelitian, pada zona jenuh dan tak jenuh pernah dilakukan oleh LUBIS danUNTARA (1996) [4] dengan Kd untuk 60CO dan 137CS masing-masing 1,6-8,9dan 3,2-7,7. Kekerasan batuan pada umumnya kurang, kekompakan kuranghingga sedang, serta homogenitas yang relatif rendah. Oari kondisi litologitersebut dapat ditafsirkan kekuatan batuannya kurang. Permeabilitas batuansampai dengan kedalaman :I: 20 m, sebesar 1,01.10-7 m/s (pad a lempunglaterit) sId 1,79.10-5 m/s (pada pasir tufaan)[11].

    Struktur GeologiMenurut BRETH dan ROMBERG (1982)[12] lapisan-lapisan batuan di

    bawah lapisan pumis terbagi dalam 2 blok geologi dengan orientasi sesar NW-SE (Gambar 2 dan 4). Pada bagian selatan, sedimen laut terletak di bawahpumis, sedangkan di bagian utara yang terletak di bawah pumis adalah tufaatau breksi volkanik.

    Lapisan napal dan lempung di bagian selatan miring sebesar :t 40 kearah sesar. Batuan ini tidak tersesarkan, seperti terlihat pada kedalaman 45 mdan merupakan "horizon kunci"[12]. Sebaliknya daerah volkanik berupa horstand graben dengan orientasi r~E-SW. Graben tersebut terisi oleh breksi danbagian horst-nya tertutup oleh tufa. Sesar utama daerah ini mempunyaipergeseran vertikal :t 80 m dan pergeseran sesar sekunder secara lateral:t40 m.

    HidrologiOaerah PPTN Serpong termasuk dalam OAS Cisadane, dan secara

    khusus termasuk dalam sub-OAS Cisalak. Air hujan yang turun di dalam sub-OAS tersebut sebagian akan mengalir sebagai run-off (Iimpasan permukaan),sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian akan teruapkan keatmosfer (evaporasi). Oalam penelitian ini belum dilakukanperhitungan/pengukuran kesetimbangan hidrologi tersebut. Oari kenampakanfisik di lapangan, air hujan yang mengalir sebagai run-offcukup besar.

    Oi PPTN Serpong tidak ada tubuh air permukaan seperti sungai, danau,rawa dan lain-lain. Surlgai kecil terdekat dijumpai pad a jarak 150 m sebelahbarat PPTN Serpong. Sungai besar terdekat, yakni S. Cisadane, berada padajarak :t 800 m, sebelah barat PPTNS. Kali Cisalak mengalir ke arah utara-

    179Hasil Penelitian Tahun 2000

  • baratlaut yang kemudian bermuara ke S. Cisadane yang mengalir relatif keutara. Air hujan yang mengalir sebagai run-off akan mengalir mengikuti arahkemiringan topografi yaitu ke barat-baratlaut, dan akhirnya menuju lembah K.Cisalak.

    HidrogeologiPeta muka air tanah dangkal di daerah pen~litian dapat dilihat pada

    Gambar 5. Kedalaman muka air tanah yang diukur pada sumur pantau 1-10 dibulan 2 tahun 1987 berkisar antara 6,45 m sId 10,56 m (di SP-4 8,3 m)[11].Pola aliran air tanah di PPTNS adalah paralel menuju barat-baratlaut ke arahlembah K. Cisalak.Pola arah aliran akan tetap sarna selama tidak adapemompaan/penyadapan air tanah dangkal secara besar-besaran sehinggamengganggu keseimbangan distribusi air tanah dangkal[11]. Dari gambaranbidang ekuipotensial dan arah aliran ternyata bahwa distribusi air tanahdangkal di daerah penelitian dikontrol oleh penyebaran litologi dan keadaanmorfologinya. Oaerah distribusi air tanah dangkal di daerah ini terpisah daridaerah air tanah yang lain karena dibatasi oleh lembah-lembah kecil dandangkal K. Cisalak dan K. Cipelang, yang mempunyai beda tinggi dengandaerah sekitarnya antara 8 m -15 m. Meskipun keadaan air tanah dangkalnyaterpisah, di bagian yang lebih dalam akuifer air tanah dangkal ini tetap menjadisatu.

    Sumberdaya alam geologiSumberdaya alam geologi di daerah penelitian meliputi sumberdaya

    .lahan dan air. Tidak ditemukan sumberdaya mineral. Lahan yang ada telahbanyak dimanfaatkan untuk tapak beberapa fasilitas nuklir (Gambar 6).Beberapa bagian lahan di kawasan PPTN Serpong yang masih belumdigunakan adalah :t 1600 m2 berada pada bagian baratlaut daerah penelitianyang juga dicadangkan sebagai tapak Interim Storage (IS).

    Sumberdaya air di daerah PPTN Serpong berlJpa air tanah dangkal yangpermukaannya berada pada kedalaman 6,45 m sid 10,56 m (,Januari-Pebruari1987). Potensi air tanah dangkal tersebut adalah antara 0,1 I/detik sid 0,62I/detik (rata-rata 0,22 I/detik)[11]. Harga rata-rata potensi air tanah tersebutsebanding dengan 19.008 lid, yang berarti mampu mencukupi kebutuhan 760orang bila diasumsikan kebutuhan air 25 I/hari/orang.

    Potensi bencana alam geologiDaerah PPTN Serpong yang berada dalam Kawasan Puspiptek

    termasuk dalam daerah kegempaan dengan intensitas rendah yangmempunyai harga intensitas 5 pada skala Mercalli (berdasarkan skala DPU).Data kegempaan selama 50 tahun terakhir pada daerah antara garis bujurtimur 1050 -1080 dan garis lintang selatan 60 -80 dimana daerah PPTNSerpong berada, menunjukkan bahwa pada umumnya gempa yangberkekuatan relatif besar (>6 skala Richter) merupakan gempa berkedalamanmenengah-dalam, dan sebaliknya gempa berkekuatan rendah kedalamannyadangkal.

    Ditinjau dari aspek kegunung-apian, daerah penelitian berada dalamdaerah bebas ancaman bahaya gunungapi. Gunungapi terdekat adalah G.

    Hasil Penelitian Tahun 2000 180

  • Salak (status tak berbahaya) yang berada pada jarak :t km ke arah selatandari tapak. Potensi ancaman bahaya gunungapi yang paling mungkin terjadiadalah hujan abu atau lapili.

    Proses gerakan tanah terjadi pada lereng/tebing yang slope-nya relatifterjal yaitu di bagian barat daerah penelitian yang menghadap ke lembah S.Cisalak. Pad a tahun 1990 pernah terjadi gerakan tanah tipe rayapan (creep)dan longsoran pad a bagian lereng tersebut bahkan menimpa jalan di sebelahbarat IPLR.Gerakan tanah tersebut kemungkinan masih bisa terjadi karenafaktor lereng, sifat tanah, kejenuhan, beban bangunan, dan aktivitas man usia.Perlu diteliti lebih lanjut tentang stabilitas lerengnya lebih-lebih bila daerahtersebut akan digunakan sebagai tapak repositori.

    Banjir tidak pernah terjadi, dan secara klimatologi, topografi dan hidrologidaerah penelitian tidak berpotensi terjadi banjir. Berdasarkan data curah hujanrata-rata tahunan sebesar 2041,3 mm (data dari stasiun meteo Budiarto Curugtahun 1993-1995), daerah penelitian termasuk tipe iklim A (Klasifikasi Schmidthdan Ferguson) atau normal seperti daerah umumnya di Indonesia. Berdasarkankondisi topografi dan pengamatan di lapangan, air hujan yang jatuih di daerahPPTN Serpong sebagian akan mengalir secara gravitasi ke kali Cisalak danCipelang, sehingga potensi terjadinya banjir sangat kecil.

    PEMBAHASANBerdasarkan data karakteristik lahan di daerah penelitian dan

    dibandingkan dengan kriteria geologi lingkungan untuk NSD maka dilakukanevaluasi dengan metode scoring seperti ditunjukkan pada Tabel 3.

    Dari evaluasi lahan secara scoring diperoleh hasil bahwa kawasanPPTN Serpong, khususnya daerah sumur pantau 4 (SP-4) dan sekitarnyamemiliki nilai total 168. Menurut kisaran nilai yang telah ditentukan dalammetode ini, maka daerah penelitian termasuk kelas kesesuaian/kemampuansedang, karena nilai 168 berada dalam kisaran antara 147-206. Bila nilai 168tersebut dikonversikan ke sistem nilai 1 sId 10 (seperti nilai raport atau NEM),maka akan didapat nilai 5,10.

    Beberapa keunggulan tapak yang terlihat dari parameter yang memilikinilai tinggi adalah bentuklahan, pola aliran air tanah, kecilnya potensisumberdaya mineral dan air, serta lokasinya yang bebas banjir. Na:mundisamping itu lebih banyak parameter geologi yang bernilai sedang den rendah.Parameter geologi yang bernilai sedang meliputi lereng, permeabilitas denadsorbsi batuan, kondisi perlapisan batuan (stratigrafi) , kondisi struktur geologi,aliran limpasan permukaan, kedalaman muka air tanah, potensi bahaya gempaden gunungapi. Enam parameter yang melemahkan kesesuaian/kemampuantapak dengan ni!ai yang rendah adalah kondisi proses-proses geomorfik,kedalaman batuan segar, kekuatan batuan, jarak dari tubuh air permukaan(sungai), sumberdaya lahan den potensi bencana gerakan masse batuan.

    Hasil Penelitian Tahun 2000 181

  • Tabel 3. Evaluasi tapak PPTN Serpong berdasarkan kriteria geologilinqkunaan

    Lubang borAspekqeoloqj

    Bobot XNilai

    No Parameter Babat Nilai Ket.Nilai

    Bentuklahan

    4 3 12 Tinggi1 Geomotfologi I Slope

    Kondisi dilapangan

    Dataranber elomban0 sId 7,410Pelapukan,erosi intensif"10,5 m1,01.10. m/s-1,79.10.5 m/sSedanRendahBeriapis-lapismendatarSesar grabentertimbunSedan160 m

    44

    21

    84

    ~dangI RendahProses

    KedalamanPermeabili-tagAdsorbsiKekuatanPerlapisan

    55

    12 510

    I Rend~hI Sedang2 Litologi

    555

    212

    10510

    S6danRendahSedang3 Stratigrafi

    4 5 2 10 SedangKondisistrukturUrn asanJarak

    5555222

    2123331

    10510

    ~ edan Rendah

    Sedana

    5

    Strukturgeolog!Hidrologi

    I Mineral Tidak ada0,22 lIsNilai tinggi,:1:1600 m2RendahHu'an abu/lapi!iLongsor,rayapan di sisibaratTidak ada

    Sumberdaya 'Airtanah-slam geologi I

    7Lahan

    Gem aGunun a iGerakantanat)

    555

    221

    10 I Sedang10 ISedanq

    Bencanaalam geologi

    5 Rendah8

    , Baniir 5 3-1 I Tirlggi

    168JUMLAH

    Idealnya tapak NSD memiliki kesempurnaan karakteristik geologi, danbila ada kelemahan atau kekurangan dalam aspek-aspek tertentu dapatdikompensasi dengan masukan teknologi (engineered barrier). Dalamkaitannya dengan kawasan PPTN Serpong yang memiliki kelemahan pentingseperti tersebut di atas, tentunya memerlukan kompensasi teknologi yangmahal.

    Proses-proses geomorfik seperti pelapukan sulit dicegah terjadinya.Erosi hanya bisa dikurangi dengan sistem drainase yang baik dan denganmembuat tutu pan lahan yang tahan erosi. Batuan segar yang diharapkansebagai host rock (batuan pengungkung) kedudukannya cukup dalam (10,5 m)yang berarti berada 2,2 m di bawah muka air tanah yang kedalamannya 8,3 m.Hal tersebut merupakan kendala serius yang harus dipertimbangkan dan perlubiaya sangat mahal untuk merekayasanya. Kendala lain yang berkaitan denganbatuan adalah kekuatan batuan yang relatif rendah yang dicerminkan olehkondisi yang kurang homogen, kurang keras dan kurang kompak.

    Hasil Penelitian Tahun 2000 182

  • Jarak tapak dari lembah sungai Cisalak yang hanya 160 m memberikankontribusi kekurang-sesuaian tapak dari segi keselamatan lingkungan. Haltersebut disebabkan relatif pendeknya jarak bila ada potensi migrasiradionuklida dari sistem NSD ke biosfer, baik dengan jalur air permukaanmaupun air tanah. Potensi bencana alam geologi yang paling besar adalahterjadinya gerakan tanah, terutama pada bagian tepi barat daerah penelitiankarena faktor lereng yang relatif terjal, tipe batuan, kemungkinan penjenuhanair, beban bang un an dan faktor aktivitas manusia. Rekayasa geologi yang bisadilakukan untuk mencegah atau mengurangi potensi bencana tersebut adalahdengan pembangunan talud penahan longsor.

    Daerah SP-4 dan sekitarnya merupakan lahan kosong yang akandiperuntukkan sebagai tapak penyimpanan sementara limbah radioaktif atauInterim Storage (IS), dengan demikian potensi sebagai tapak NSD bersaingdengan potensi sebagai tapak IS.

    KESIMPULANKesimpulan dari evaluasi lahan secara scoring adalah bahwa kawasan

    PPTN Serpong, khususnya daerah sumur pantau 4 (SP-4) dan sekitarnyamemiliki kesesuaian ata'J kemampuan sedang. Keunggulan-keunggulan tapakyang ada melipuu bentuklahan, pola aliran air tanah, kecilnya potensisumberdaya mineral dan air, serta lokasinya yang bebas banjir.

    Parameter geologi yang bernilai sedang meliputi kondisi lereng,permeabilitas dan sifat adsorbsi batuan, kondisi stratigrafi dan struktur geologi,aliran limpasan permukaan, kedalaman muka air tanah, potensi bahaya gempadan gunungapi.

    Parameter-parameter yang memperlemah kesesuaian tapak adalahkondisi proses-proses geomorfik, kedalaman batuan segar, kekuatan batuan,jarak dari tubuh air permukaan (sungai), tingginya nilai sumberdaya lahan, sertapotensi bencana gerakan tanah.

    Daerah pene:itian PPTN Serpong yang memiliki enam kelemahanpenting seperti tersebut di atas, tentunya memerlukan kompensasi teknologiyang mahal. Daerah SP-4 dan sekitarnya yang rencana penggunaan lahannyasebagai tapak Interim Storage (IS), akan mengurangi kesesuaiannya sebagaiGalan tapak NSD.

    SARANPerlu ketetapan yang jelas tentang status rencana penggunaan lahan

    daerah penelitian, sehingga bisa ditentukan langkah-langkah kegiatan lanjutandengan karakterisasi, konfirmasi dan verifikasi tapak untuk NSD. Namun bilalahan akan diperuntukkan sebagai tapak IS, maka perlu dilakukan prosedurseleksi tapak secara sistematis untuk mendapatkan tapak di daerah lain.

    183Hasil Penelitian Tahun 2000

  • DAFTAR PUSTAKA1. IAEA, Siting of Near Surface Disposal Facilities, Safety Series No.

    111-G-3.1, Safety Guides, IAEA, Vienna (1994).2. SYAFALNI, "Solusi Analitik untuk Evaluasi ~J1igrasi Radionuklida dalam

    Sistem Geohidrologi di PPTA Serpong", BATAN (1991).3. THAMZIL LAS, SUCIPTA & ERIENDI, "Evaluasi Keselamatan Rancang

    Bangun Penyimpanan Limbah Tanah Dangkal di PPTA Serpong", HasilPenelitian PTPLR 1994/1995, PTPLR-BATAN Serpong (1995).

    4. LUBIS, E. dan UNTARA, "Migrasi 60CO dan 137CS dalam Tanah Jenuh danTak Jenuh di PPTA Serpong", Hasil Penelitian PTPLR 1995/1996, PTPLR-BATAN, Serpong (1996).

    5. SY AHRIR, "Pemilihan Model Komputasi untuk Pengkajian KeselamatanPenyimpanan Limbah Tanah Dangkal di PPTA Serpong", Hasil PenelitianPTPLR 1995/1996, PTPLR-BATAN, Serpong (1996).

    6. LUBIS, E., MALLANTS, D. & VALCKAERT, G., A Preliminary SafetyAssessment of Hypothetical Near Surface Disposal at Serpong Site: NearField Modelling, Atom Indonesia, Vol. 26, No.2, July 2000, BATAN,Serpong (2000).

    7. HOWARD, A.D. & REMSON I., Geology in Environmental Planning,McGraw-Hili Inc., New York (1978).

    8. IAEA, Site Investigation for Repositories for Solid Radioactive Wastes inShallow Ground, Technical Reports Series No. 216, IAEA, Vienna (1982).

    9. S'OUIRES, D.J., Siting for Shallow Land Repositories, RTC on NationalInfrastructure for Radioactive Waste Management, Jakarta, Indonesia(1991).

    10.BEMMELEN, R.W. VAN, The Geology of Indonesia, Government PrintingOffice, The Hague (1949).

    11. FACULTY OF MINERAL TECHNOLOGY -ITB, Shallow GroundwaterSurvey and Construction of Monitoring Wells in the Surrounding Area ofRSG-LP Puspiptek Serpong Tangerang West Java, National Atomic EnergyAgency, Republic of Indonesia (1987).

    12. BRETH, H. and ROMBERG, W., Feasibility Study Geology and FoundationCondition, Jakarta (1982).

    13.ZUIDAM, VAN R.A. and ZUIDAM -CANCELADO, F.I., Terrain Analysis andClassification Using Aerial Photograph: A Geomorphological Approachs,lTC, Netherland (1979).

    14. SETA, A.K., Konservasi Sumberdaya Tanah dan Air, Kalam Mulia, Jakarta(1991).

    184Hasil Penelitian Tahun 2000