PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,
MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN
AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN
WIDIA SYARAH NIM: 203082001949
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
i
PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA
AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI
TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat- syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Widia Syarah
NIM : 203082001949
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yulianti SE, M.Si
NIP. 196902032001121003 NIP.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
ii
Hari ini Rabu Tanggal 5 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Widia Syarah NIM: 203082001949 dengan judul
Skripsi “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,
MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI
TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN” Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 5 Januari 2011
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Yulianti, SE, M.Si Erika Amelia, SE, M.Si
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
iii
Hari ini, tanggal 27 Bulan Januari Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilakukan Ujian
Skripsi atas nama Widia Syarah, NIM 203082001949, dengan judul skripsi
“PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA
AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP
ETIKA PROFESI AKUNTAN”. Memperhatikan hasil dan kemampuan
keilmuan siswa tersebut selama sidang berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Januari 2011
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Yulianti, SE, M.Si Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Abdul Hamid, MS M. Arief Mufraini, Lc.,M.Si Penguji I Penguji II
Rahmawati, SE., MM Penguji Ahli
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Widia Syarah
Tempat, Tanggal Lahir : Pulau Kijang, 09 Oktober 1984
Alamat : Jl. Kerta Mukti Gg. H. Nipan No. 123 Rt/Rw.
01/008, Pisangan, Ciputat
No. Telpon : 081808135633
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
1990 SDN 003 Pulau Kijang (Riau)
1996 MTs Darudda’wah Walirsyad DDI Pulau Kijang (Riau)
1999 SMAN 01 Pulau Kijang (Riau)
2003 Universitas Islam Negeri SYAHID Jakarta
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Jurusan Akuntansi
Konsentrasi Auditing
v
ABSTRACT
This research have the aim of analyzing differences perception between public accountants and accounting educators, public accountants and students of accounting, public accountants and employees section accounting, accountant educators and students of accounting, accountant educators and employees section accounting, students of accounting and employees section accounting against the accounting profession ethics. Data used in this study using primary data obtained from respondents who deployed with four categories of respondents (public accountant, accounting educators, students of accounting and employees section accounting) . The method of analysis used in this research is One Way ANOVA (Analysis Of Variance). The results of this study show that There are significant differences in perception accountant educators and employees section accounting, students of accounting and employees section accounting against the accounting profession ethics, While the perception of public accountants with accountants educators, public accountant with students of accounting, employee section accounting with accountant educators on ethical accounting profession there is no significant differences. Key words : public accountants, accounting educators, students of accounting
and employees section accounting, accountants professional ethics.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis perbedaan persepsi antara akuntan publik dan akuntan pendidik, akuntan publik dan mahasiswa akuntansi, akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi, akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik dan karyawan bagian akuntansi, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban responden yang disebarkan dengan empat kategori responden (akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Way ANOVA (Analysis Of Varians). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan publik dengan karyawan bagian akuntansi dan persepsi mahasiswa akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan. Sedangkan persepsi akuntan publik dengan akuntan pendidik, akuntan publik dengan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik dengan mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi dengan akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan tidak terdapat perbedaan. Kata kunci : akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa bagian akuntansi dan
karyawan bagian akuntansi, etika profesi akuntan
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT. Teriring shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya. Dengan rahmat dan hidayahnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Persepsi Akuntan Publik, Akuntan
Pendidik, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap Etika
Profesi”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat yang ditetapkan
dalam rangka mengakhiri studi pada jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai masalah
dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukan semata-
mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan
dan pengarahan yang tidak ternilai harganya. Ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Teristimewa untuk kedua orangtuaku, Untuk Alm. Ayahku tercinta yang
sudah tenang disana, dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan masukan,
motivasi, sandaran dari setiap permasalahan yang timbul, doa, ridhonya serta
kasih sayangnya sehingga penulis mendapatkan semangat lebih untuk
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas segala bimbingan, asuhan, kasih
sayangnya serta pengorbanannya dalam hidup penulis selama ini, semoga
ilmu yang didapat penulis selama ini dapat memberikan kontribusi yang besar
nantinya untuk menjaga, membanggakan, mencukupi dan membuat bangga.
amin.
viii
3. Untuk kakak-kakak dan abang-abang ku trutama kak mia, kak yuli, kak warda
dan bang akbar, bang holis, kak fitri (kak ipar) dan buat abang ku tercinta
alm. Ilham Wira Adi Kusuma yang telah tenang disana, yang selama ini telah
banyak membantu baik berupa materi maupun semangat yang sama-sama kita
lalu dalam suka dan duka selama beliau masih hidup. Terima kasih atas
semua doa yang telah diberikan kepadaku.
4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM, selaku dosen pembimbing I (satu) yang
telah berkenan meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan
tambahan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik.
5. Ibu Yulianti SE, Msi selaku dosen pembimbing II (dua) yang telah
memberikan masukan, arahan dan bimbingan dari setiap permasalahan dan
kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Prof. Dr. Abdul hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Rahmah, Se, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis.
8. Bapak Suhendra S.Ag., MM selaku Koordinator Teknis Jurusan Akuntansi.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama masa perkuliahan.
10. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Mbak Ani, Mas
Ajis, Mas Alfred, Mas Heri, dan Mpok).
11. Sahabatku sejatiku tercinta, (Endah, Putri, Yani, Suroh, Rosma) yang selalu
ada bukan hanya saat penulis senang tapi juga saat penulis menghadapi
masalah. Semoga persahabatan yang telah terbangun selama 7,5 tahun ini tak
akan putus.
12. Tami, miko, harry, ipank, meta, edho, riki teman-teman senasib seperjuangan
yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana dan saling
memberikan semangat dan doa.
ix
13. Herry Budiman my love, kandaku termikasih yang tak terhingga atas segala
doa, support yang tak henti-henti dan terimakasih atas kesabarannya yang
telah lama menunggu. Semoga ini adalah penantian tidak sia-sia.
14. Teman-teman seperjuangan di Akuntansi B, Audit yang membantu dan
memberikanku semangat.
15. Para responden yang telah bersedia membantu peneliti untuk memperoleh
data yang diperlukan.
16. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh
penulis.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang terdapat dalam penulisan
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Jakarta, Maret 2011
Widia Syarah
x
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Pengesahan Skripsi ........................................................................ i
Halaman Pengesahan Komprehensif ............................................................. ii
Halaman Pengesahan Sidang Skripsi ............................................................. iii
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... iv
Abstract ........................................................................................................ v
Abstrak ......................................................................................................... vi
Kata Pengantar .............................................................................................. vii
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Tabel .................................................................................................. xiii
Daftar Gambar .............................................................................................. xiv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang penelitian ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Persepsi ..................................................................................... 9
B. Akuntan Publik sebagai suatu profesi ........................................ 10
C. Akuntan Pendidik ...................................................................... 11
D. Etika .......................................................................................... 12
1. Prinsip Etika ......................................................................... 13
xi
2. Etika Audit ........................................................................... 15
E. Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan ................................... 16
F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi ... 21
G. Mahasiswa Akuntansi dan Etika Profesi Akuntan ...................... 23
H. Karyawan bagian akuntansi dan etika profesi akuntan ............... 24
I. Kerangka Pemikiran .................................................................. 25
J. Perumusan Hipotesis ................................................................. 27
Bab III Metodologi Penelitian
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 28
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 28
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 29
D. Metode Analisi Data ................................................................. 30
1. Uji Kualitas Data .................................................................. 30
2. Uji Hipotesis ......................................................................... 31
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 32
Bab IV Hasil dan Pembahasan
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelititan .............................. 39
1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 39
2. Sejarah Umum Objek Penelitian ........................................... 41
3. Karakteristik Responden ....................................................... 43
xii
B. Hasil Uji Instrument Penelitian .................................................. 44
1. Uji Validitas ........................................................................ 44
2. Uji Reliabilitas ..................................................................... 47
C. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 48
1. Pengujian Normalitas Data .................................................. 48
2. Uji Hipotesis ........................................................................ 49
3. UJi beda dengan Post Hoc Test ............................................ 51
Bab V Kesimpulan dan Implikasi
A. Kesimpulan ............................................................................... 56
B. Saran dan Implikasi ................................................................... 57
Daftar Pustaka ............................................................................................ 59
Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1 Operasional Variabel Penelitian 34
4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner yang Diterima dan
Dapat Diolah
40
4.2 Distribusi Kusioner 40
4.3 Data Statistik Responden 44
4.4 Uji Validitas Independensi 45
4.5 Uji Validitas Kecakapan Profesional 45
4.6 Uji Validitas Integritas dan Objektivitas 45
4.7 Uji Validitas Kerahasiaan 46
4.8 Uji Validitas Bayaran Kontijen 46
4.9 Uji Validitas Tindakan Mendatangkan Aib 46
4.10 Uji Validitas Periklanan dan Penawaran 46
4.11 Uji Validitas Komisi 47
4.12 Uji Reliabilitas 47
4.13 Hasil Uji Normalitas Data 49
4.14 Hasil Uji Levene Test 50
4.15 Hasil Uji F atau ANOVA 50
4.16 Hasil Uji Post Hoc Tes 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1. Kerangka Pemikiran 26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Seiring berjalannya waktu, perkembangan zaman tidak dapat dihindari.
Begitu pula dengan keberadaan maupun peran profesi akuntan dimasa
sekarang dan akan datang, serta perkembangan bisnis yang menuntut
profesionalisme dari seorang akuntan karena profesi akuntan merupakan salah
satu profesi yang melekat pada masyarakat bisnis. Oleh karena itu kesiapan
yang menyangkut profesionalisme seorang yang berprofesi sebagai akuntan
diperlukan, sebab sebagai seorang profesionalisme harus memiliki tiga hal
utama oleh setiap anggota profesi tersebut yaitu keahlian, berpengetahuan dan
berkarakter. Hal ini bertujuan untuk memenuhi peran dan tanggung jawabnya
kepada masyarakat para pemakai jasa profesionalisme profesi akuntan. Sikap
dan tindakan etis akuntan akan sangat menentukan posisinya di masyarakat,
pemakai jasa profesionalnya dan akan menentukan keberadaannya dalam
persaingan diantara rekan profesi dari negara lainnya (Yusup et al., 2007).
Di Indonesia sedang berkembang issue seiring dengan terjadinya
beberapa pelanggaran etika yang terjadi, baik yang dilakukan oleh akuntan
publik, akuntan intern, maupun akuntan pemerintah. Hal ini tidak akan terjadi
jika setiap akuntan dan calon akuntan mempunyai pengetahuan pemahaman
dalam menerapkan etika secara memadai untuk melaksanakan tugasnya
sebagai seorang akuntan yang professional. Pekerjaan seorang akuntan harus
2
dikerjakan dengan sikap yang professional yang sepenuhnya berlandaskan
pada standar moral dan etika yang ada. Dalam menjalankan profesinya sebagai
pemeriksa (audit), seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik profesi. Kode
etik profesi di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia (Renyowijoyo, 2005).
Pada Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pasal 1 ayat (2)
mengamanatkan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas dan
objektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan
pihak tertentu atau kepentingan pribadinya. Dengan adanya kode etik,
masyarakat akan menilai sejauh mana seorang auditor telah bekerja sesuai
dengan standar-standar etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.
Menurut Hunt dan Vitel dalam Komsiyah dan Indriantoro (1998),
kemampuan seorang professional untuk dapat mengerti dan peka akan adanya
masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
atau masyarakat dimana profesi itu berada, lingkungan profesinya, lingkungan
organisasi atau tempat ia bekerja serta pengalaman pribadinya. Sudibyo dalam
Komsiyah dan Indriantoro (1998) menyatakan dunia pendidikan akuntansi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis akuntan. Oleh sebab
itu pemahaman seorang calon akuntan (mahasiswa akuntansi) sangat
diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki
peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia. Mata
kuliah yang mengandung muatan etika tidak terlepas dari misi yang telah
dimiliki oleh pendidikan tinggi akuntansi sebagai subsistem pendidikan tinggi,
3
tetapi pendidikan tinggi akuntansi yang bertanggung jawab pada pengajaran
ilmu pengetahuan yang menyangkut tentang etika yang harus dimiliki oleh
mahasiswanya dan agar mahasiswanya mempunyai kepribadian (personalitiy)
yang utuh sebagai calon akuntan yang professional. Abdullah dan Halim
(2002) menyatakan etika dalam profesi akuntansi mendapat sorotan karena
ternyata kurikulum pendidikan belum mencakup muatan etika yang cukup
berarti (Ludigdo dan Macfoedz, 1999 ; Engle dan smith, 1990), karena
akuntan pendidikbelum memiliki suatu kode etik dan adanya penolakan para
akademisi untuk mengajarkan etika dalam perkuliahan akuntansi.
Seorang akuntan dalam melaksanakan profesinya diatur oleh suatu
kode etik akuntan, berupa norma perilaku yang mengatur hubungan antara
akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya, dan antara
profesi dengan masyarakat (Sihwajoeni dan Godono M, 2000).
Dalam hal etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang
tinggi, yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi
pegangan bagi setiap orang yang mengemban profesi yang bersangkutan.
Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban
profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi. Setiap profesi yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat harus memiliki kode etik yang merupakan seperangkat
prinsip-prinsip dan mengatur tentang prilaku profesionalisme (Murtanto dan
marini 2003 dalam Prajitno Sugiarto 2006)
4
Kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan bidang jabatan
dapat dicapai dengan mewajibkan standar pelaksanaan kerja dan perilaku yang
tertinggi bagi pelaksanaannya, kode etik jabatan dimaksudkan untuk
menyediakan standar perilaku bagi mereka yang melaksanakan praktik
pelayanan akuntan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sejak tahun 1973
telah mengesahkan ”Kode Etik Akuntan Indonesia” yang mengalami revisi
tahun 1986, 1994 dan terakhir tahun 1998 dalam pasal 1 ayat (2) yang
mengamanatkan ”setiap anggota harus mempertahankan integritas dan
obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya guna menjaga hubungan dengan
klien”.
Menurut Wiwik Utami et.al., (2009) Internal Federation of Accountans
(IFAC) pada tahun 2008 menerbitkan delapan standar pendidikan
internasional (international Education Standards/ IES). Dari delapan standar
tersebut, standar nomor 4 (IES 4) menyebutkan bahwa program pendidikan
akuntansi sebaiknya memberikan rangka nilai, etika, dan sikap professional
untuk melatih judgement professional calon akuntan sehingga dapat bertindak
secara etis di tengah kepentingan profesi dan masyarakat.
Penelitian etika profesi akuntan ini dilakukan karena profesi akuntan
dalam aktivitasnya tidak terpisahkan dengan prinsip-prinsip yang tercantum
dalam etika profesi. Selain itu, penelitian ini dilakukan kepada akuntan
pendidik karena mereka adalah pendidik dari pada calon akuntan yang
bertanggung jawab mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang
utuh sebagai manusia setelah diberikan pengarahan ilmu pengetahuan bisnis
5
dan akuntansi (transformasi ilmu). Penelitian ini juga dilakukan kepada
mahasiswa akuntansi karena mereka adalah calon akuntan yang seharusnya
terlebih dahulu dibekali pengetahuan mengenai etika sehingga kelak bisa
bekerja secara professional berlandaskan etika profesi seorang akuntan serta
dapat menerapkannya dengan baik didunia bisnis. Penelitian ini juga
dilakukan kepada akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi karena
akuntan publik dan karyawan bagian akuntansi adalah penyedia jasa informasi
keuangan yang akan dilaporkan sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen perusahaan kepada pemilik (investor) dan pihak lain. Selain itu
dalam penelitian ini hanya menguji etika profesi akuntan saja. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan persepsi
terhadap etika profesi akuntan dengan menekankan pada prinsip-prinsip etika
akuntan antara akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan
karyawan bagian akuntansi.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Renyowijoyo (2005)
mengenai profesi masyarakat dan akuntan terhadap etika profesi akuntan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perbedaan
objek yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian
akuntan pemerintah sedangkan pada objek penelitian ini di ubah menjadi
akuntan pendidik, penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian
akuntan intern sedangkan pada objek penelitian ini di ubah menjadi
mahasiswa akuntansi yang telah melewati mata kuliah audit, penelitian
sebelumnya menggunakan objek penetilian akuntan publik sedangkan pada
6
objek penlitian ini tetap menggunakan objek yang sama yaitu akuntan publik,
penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian masyarakat sedangkan
pada objek penelitian ini diubah menjadi karyawan bagian akuntansi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dibuat suatu penelitian yang diberi
judul “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK,
MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN
AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas maka dapat
dirumuskan :
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan secara silmutan antara akuntan
publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian
akuntansi terhadap etika profesi akuntan?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan secara parsial antara akuntan
publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan bagian
akuntansi terhadap etika profesi akuntan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka penelitian
ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
7
a. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan secara silmutan antara
akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan
bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan.
b. Untuk menganalisis perbedaan yang signifikan secara parsial antara
akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi, dan karyawan
bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)
Memberikan masukan kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
salah satu organisasi profesi akuntan di Indonesia mengenai persepsi
akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan
bagian akuntan terhadap etika profesi akuntan. Hasilnya akan
digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan citra profesi akuntan
publik.
b. Bagi Akuntan Pendidik
Memberikan masukan kepada para akuntan publik, akuntan pendidik,
mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntan terhadap etika
profesi akuntan. Hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan mengenai etika profesi akuntan.
8
c. Bagi Karyawan Bagian Akuntansi
Memberikan bukti empiris mengenai persepsi akuntan publik, akuntan
pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntan terhadap
etika profesi akuntan.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Memberikan masukan dan memperdalam pengetahuan peneliti
selanjutnya prihal etika profesi akuntan yang selalu menjadi issue
menarik dalam penelitian.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu
atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
indranya. Jadi persepsi diartikan sebagai proses kognitif setiap orang dalam
memahami setiap informasi tentang lingkungannya melalui panca indranya
(kamus besar bahasa Indonesia, 1995). Persepsi dalam penelitian ini diartikan
sebagai proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami setiap
informasi tentang lingkungannya melalui panca indranya, baik melihat,
mencium, mendengar, menyentuh maupun merasakan. Proses kognitif adalah
proses yang mana individu memberikan arti penafsiran terhadap rangsangan
(stimulus) yang muncul dari obyek, orang dan symbol tertentu. Persepsi
mencakup penerimaan, pengorganisasian dan penafsiran stimulus yang telah
diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk
sikap. Karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada obyek tertentu,
maka masing-masing individu akan memeliki persepsi yang berbeda walaupun
melihat obyek yang sama.
Para ahli banyak mengemukakan pendapat secara definitive yang
berbeda satu sama lain. Sabri dalam zamroni (2006) berpendapat bahwa
persepsi adalah proses individu dapat mengenali obyek atau fakta obyektif
dengan menggunakan alat individu. Persepsi seseorang terhadap sesuatu
10
obyek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beberapa factor baik
dari dalam maupun dari luar dirinya.
Walgito (1997) dalam penelitian Yusup et al.,(2007), menyatakan bahwa
agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, maka ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Adanya obyek yang dipersiapkan (fisik).
2. Alat indera/ reseptor yaitu alat untuk menerima stumulus (fisiologis).
3. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan
persepsi (psikologis).
Pengertian persepsi etika dalam konteks Sihwajoeni dan Gundono
(2000), adalah tanggapan atau penerimaan seseorang terhadap suatu peristiwa
moral tertentu melalui kompleks, sehingga dia dapat memutuskan tentang apa
yang dilakukan dalam situasi tertentu.
B. Akuntan Publik sebagai suatu profesi
Akuntan publik adalah akuntan yang memiliki izin dari Menteri
Keuangan atau pejabat yang berwenang lainnya untuk menjalankan praktik
akuntan publik. (SPAP 2001)
Kegiatan yang dilakukan seorang akuntan publik dapat dikategorikan
sebagai profesi karena telah memenuhi kriteria yang ada, antara lain :
1. Memiliki disiplin ilmu tertentu, dimana akuntan publik harus terlebih
dahulu melalui proses pendidikan dan memiliki pengalaman praktek.
11
2. Memiliki persyaratan tertentu untuk memasuki profesi tersebut dan diatur
dalam UU No. 34 th 1954.
3. Memiliki kode etik yang bertujuan untuk mengatur moral anggota.
4. Mengutamakan kepentingan masyarakat.
5. Memiliki organisasi profesi, yaitu IAI (Ikatan Akuntan Indonesia).
Profesi akuntan publik merupakan suatu profesi yang memberikan jasa
pemeriksaan akuntansi atas laporan keuangan yang disusun oleh manajemen.
Di Indonesia, keberadaan profesi akuntan telah diakui secara resmi oleh
pemerintah.
Menurut kamus Akuntansi (1985) akuntan publik adalah akuntan yang
sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang No. 34 tahun 1954 yang
terdaftar pada register negara dan mempunyai izin untuk membuka kantor
akuntan dari Menteri Keuangan.
C. Akuntan Pendidik
Menurut kesimpulan laporan komite yang dibentuk AAA (1971) dalam
Indriantoro (2002) mengatakan bahwa sebagai akuntan pendidik yang
professional sebagai akuntan pendidik memasukan materi etika ke dalam mata
kuliah akuntansi. Dalam aspek ini mempunyai keuntungan bahwa mahasiswa
lebih mudah mengaitkan aspek keprilakukan untuk topik tertentu pada saat
topik dibahas dan mengajarkan aspek keprilakuan mata kuliah tersendiri,
sehingga mahasiswa bisa menerima penjelasan atau mendiskusikan aspek
keprilakuan tersebut secara terpadu. Selain itu mengajar juga dimungkinkan
12
untuk membahas secara mendalam teori-teori keprilakuan dan
menghubungkannya secara langsung dengan topik akuntan yang mengandung
aspek keprilakuan.
Wiwik Utami et al.,(2009), di Indonesia, ada kecendrungan bahwa
dosen lebih memfokuskan pada penguasaan standar dan metode akuntansi,
namun sangat kurang dalam membahas (mendiskusikan) isu-isu etika. Padahal
dalam beberapa buku teks akuntansi terdapat kasus-kasus yang mengangkat
isu atau dilema etis.Jika dosen melakukan integrasi kasus etika tersebut ke
dalam materi ajar akuntansi keuangan, maka dapat diharapkan mahasiswa
menjadi peduli terhadap isu-isu etika dan kemudian mampu menentukan
sikap.
D. Etika
Etika adalah aturan yang disusun untuk mempertahankan suatu profesi
pada suatu tingkat terhormat untuk meyakinkan publik bahwa profesi akan
mempertahankan tingkat pemberian jasa yang lebih tinggi. Istilah etika jika
dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
(Depdiknas, 2003:309).
Didalam kode etik terdapat muatan etika, dalam bahasa Yunani terdiri
dari dua kata yaitu; ethos berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos berarti
perasaan batin atau kecendrungan batin mendorong manusia dalam bertingkah
laku. ”Etika sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang komplek
13
tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Profesi itu
sendiri meliputi kombinasi unik dari penalaman dan pembelajaran masing-
masing individu seperti dikemukakan oleh Ward et.al.,(1993) dalam
Sihwajoeni dan Gudono (2000).
Jadi secara umum etika menggambarkan suatu perwujudan dan
penetapan suatu norma sikap dan tingkah laku yang membantu manusia
bertindak secara bebas dan dapat dipertanggungjawabkan karena setiap
tindakan lahir dari keputusan pribadi yang bebas.
Alasan mendasari diperlukannya perilaku profesional yang tinggi pada
setiap profesi adalah kebutuhan akan kepercayaan publik terhadap kualitas
jasa yang diberikan profesi, terlepas dari yang dilakukan secara perorangan.
Bagi akuntan publik penting untuk meyakinkan klien dalam laporan keuangan
akan kualitas audit dan jasa lainnya.
1. Prinsip Etika
Prinsip-prinsip etika yang dirumuskan oleh IAI dan dianggap menjadi
kode perilaku Akuntan Indonesia (IAI, 2001) adalah sebagai berikut :
a. Tanggung jawab
Setiap anggota IAI harus melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
profesional, akuntan harus mewujudkan kepekaan profesional dan
pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.
14
b. Kepentingan masyarakat
Setiap anggota IAI harus mewujudkan melakukan tindakan yang
mendahulukan kepentingan masyarakat, mengahargai kepercayaan
masyarakat dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme.
c. Integritas
Setiap anggota IAI harus dapat mempertahankan dan memperluas
kepercayaan masyarakat, akuntan harus melaksanakan semua tanggung
jawab profesional dengan integritas tinggi.
d. Obyektivitas dan Independensi
Setiap anggota IAI harus dapat mempertahankan obyektivitas dan
bebas dari benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab
profesional akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik harus
bersikap independensi dalam kenyataan dan penampilan pada waktu
melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya.
e. Keseksamaan
Setiap anggota IAI harus mematuhi standar teknis dan etika profesi,
berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu jasa,
dan melaksanakan tanggung jawab profesional dengan kemampuan
yang terbaik.
f. Lingkup dan Sifat jasa
Setiap anggota IAI harus menajalankan praktik sebagai akuntan publik,
akuntan harus mematuhi prinsip-prinsip perilaku profesional dalam
menentukan lingkup dan sifat jasa yang diberikan.
15
2. Etika Audit
Terdapat dua etika audit, yaitu :
a. Yang berlaku dikalangan akuntan, menganut prinsip sebagai barikut:
tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas,
kompetensi, kehati-hatian profesional, kerahasiaan, standar teknis, dan
perilaku profesional.
b. Yang berlaku non Akuntan, meliputi: obyektivitas, integritas, tanggung
jawab profesi, kerahasiaan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku.
Sihwajoeni dan Gudono. M (2000) kode etik yaitu norma perilaku yang
mengatur hubungan antara akuntan dengan kliennya, antara akuntan dengan
sejawatnya dan antara profesi dengan sejawatnya, dan atara profesi dengan
masyarakat. Di dalam kode etik berarti kebiasaan atau adat, dan ethikos yang
berarti perasaan perasaan batin atau kecendrungan batin yang mendorong
manusia dalam bertingkah laku. Pada dasarnya tujuan adanya kode etik adalah
untuk melindungi kepentingan anggota dan kepentingan masyarakat yang
menggunakan jasa profesi.Dengan demikian kaidah etika masyarakat adalah
pedoman, patokan atau ukuran yang tercipta melalui konsensus atau
keagamaan, maupun kebiasaan yang didasarkan pada nilai baik dan buruk.
Sedangkan Menurut Siagian (1996) dalam Wiwik Utami et al.,(2009),
menyebutkan bahwa ada empat alasan mengapa mempelajari etika sangat
penting: (1) etika memandu manusia dalam memilih berbagai keputusan yang
dihadapi dalam kehidupan, (2) etika merupakan pola prilaku yang didasarkan
16
pada kesepakatan nilai-nilai sehingga kehidupan yang harmonis dapat
tercapai, (3) dinamika dalam kehidupan manusia menyebabkan perubahan
nilai-nilai moral sehingga perlu dilakukan analisa dan ditinjau ulang, (4) etika
mendorong tumbuhnya naruli moralitas dan mengilhami manusia untuk sama-
sama mencari, menemukan dan menerapkan nilai-nilai hidup yang hakiki.
E. Kode Etik Sebaga Etika Profesi Akuntan
Masalah etika merupakan masalah yang selalu dihadapi dalam profesi
akuntansi karena menyangkut dua pihak, klien dan masyarakat atau publik
terutama terkait dengan laporan keuangan yang wajar atau fair (Shaub :
1993:146) dalam Khomsiyah dan Indrianto (1998).
Menurut Djajang (Cakrawala Ekonomi dan Keuangan), tahun VI, edisi
21 Jan-Mar 1999), menggambarkan kondisi etika profesi akuntan di Indonesia
dengan mengelompokkan menjadi empat kelompok sebagai berikut :
1. Para akuntan menjunjung tinggi etika profesi akuntan dan mereka sangat
peduli dengan nama baik profesi akuntan.
2. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari akan etika profesi, namun
keadaan memaksa yang bersangkutan untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan etika tersebut.
3. Para akuntan yang mengetahui dan menyadari etika profesi, namun
menganggap enteng atau tidak peduli akn hal itu.
4. Para akuntan yang tidak tahu atau kurang mengetahui mengenai etika
profesi.
17
IAI sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan
Indonesia” yang telah mengalami revisi pada tahun 1986, 1994 dan terakhir
pada tahun 1998, secara garis besar pedoman-pedoman yang tercantum dalam
kode etik akuntan Indonesia tidak berbeda dengan Kode Etik Internasional
Federation of Accountans (IFAC), sebuah organisasi internasional yang
anggotanya terdiri dari orang-orang akuntan hampir diseluruh dunia.
Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.04/PRT/N/2006,
tujuan kode etik auditor adalah :
1. Melindungi para auditor dari pengaruh pihak lain yang mempunyai
kepentingan tertentu yang dapat menyebabkan tidak terpenuhinya prinsip
audit dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Memotivasi perkembangan profesi auditor secara berkelanjutan.
3. Mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak etis, agar terpenuhi prinsip-
prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksana pengendalian pemeriksaan
sehingga dapat terwujud auditor yang kredibel dengan kinerja yang
optimal dalam pelaksanaan pemeriksaan dilingkungan departemen.
Etika merupakan seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang
mengatur perilaku manusia, baik apa yang harus ditinggalkan dan dianut oleh
sekelompok manusia atau masyarakat atau profesi (Yusup et al.,2007). Di
Indonesia etika diterjemahkan menjadi kesusilaan, karena sila berarti baik,
benar dan bagus. Selanjutnya, selain kaidah etika masyarakat juga terdapat apa
yang disebut dengan kaidah professional yang khusus berlaku dalam
kelompok profesi yang bersangkutan. Oleh karena itu merupakan konsensus,
18
maka etika tersebut dinyatakan secara tertulis atau formal dan selanjutnya
disebut sebagai “kode etik”. Sifat sanksinya juga moral psikologik, yaitu
dikucilkan atau disingkirkan dari pergaulan kelompok profesi yang
bersangkutan (Desriani, 1993 dalam Sihwajoeni dan Gudono, 2000).
Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dibagi menjadi empat bagian
sebagai berikut : (1) prinsip etika, (2) aturan etika, (3) interprestasi akuntan
etika, dan (4) tanya dan jawab. Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi
aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh
anggota.Prinsip etika disahkan oleh Kongres IAI dan berlaku bagi seluruh
anggota IAI, sedangkan aturan etika disahkan oleh Rapat Anggota
Kompartemen dan hanya mengikat anggota kompartemen yang bersangkutan.
Interprestasi etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh pengurus
kompartemen setelah memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya.Sebagai panduan penerapan aturan etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.Tanya dan jawab
memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen
tentang aturan etika beserta interprestasinya. Dalam kompartemen akuntansi
publik, tanya dan jawab ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional
Akuntan Publik.
Dalam kode etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998, organisasi IAI
menetapkan delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI, baik
yang berada dalam kompartemen akuntan publik, kompartemen akuntan
manajemen, maupun kompartemen akuntan sektor publik.Kemudian setiap
19
kompartemen menjabarkan delapan prinsip etika tersebut ke dalam aturan
etika yang berlaku secara khusus bagi anggota IAI yang bergabung dalam
masing-masing kompartemen.
Menurut http://unwar0733122.wordpress.com/september3,2008 prinsip
etika profesi akuntan Indonesia terdiri atas delapan prinsip, yakni :
1. Tanggung jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai professional, setiap
anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
professional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota
harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi
mungkin.
4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian professional.
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya, dengan kehati-
hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
20
memperoleh manfaat dan jasa professional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa professional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak
atau kewajiban professional atau hokum untuk mengungkapkannya.
7. Prilaku Profesional
Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dalam reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan standar professional yang relevan.Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Rumusan kode etik saat ini sebagian besar merupakan rumusan kode
etik yang dihasilkan dalam kongres ke enam IAI dan ditambah dengan
masukan-masukan yang diperoleh dari seminar sehari pemuktakhiran kode
etik Akuntan Indonesia tanggal, 15 Juni 1994 serta asil pembahasan sidang
Komite Kode Etik Akuntan Indonesia tahun, 1994. Saat itu kode etik Akuntan
Indonesia terdiri atas delapan bab sebelas pasal dan enam pertanyaan etika
profesi (Sukrisno Agoes, 2004).
21
Alasan diperlukannya kode etik dalam kehidupan profesi adalah sebagai
berikut :
1. Sebagai sarana pengendalian (social control) yang memberikan semacam
kriteria bagi calon anggota profesi dan membantu mempertahankan
pandangan anggota profesi lama terhadap keprofesian yang telah
digariskan.
2. Mencegah terjadinya campur tangan pihak luar (external), seperti
pemerinta, lembaga non pemerintah dan anggota masyarakat lainnya diluar
profesi, sehingga profesi (organisasi profesi) dapat lebih mandiri dalam
mengatur dirinya (self regulated).
3. Keberadaan kapitalisasi dari perilaku yang sudah dianggap benar menurut
pendapat umum berdasarkan metode dan prosedur yang sesuai dengan
keprofesian, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya
kesalahpahaman atau konflik pada masyarakat terhadap kinerja pelayanan
anggota profesi.
F. Akuntan publik, akuntan pendidik dan etika profesi akuntansi
Seorang akuntan publik dalam melaksanakan audit atas laporan
keuangan tidak hanya semata-mata bekerja untuk kepentingan kliennya,
melainkan juga untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan auditan. Oleh sebab itu seorang akuntan publik dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang memadai dalam profesinya untuk mendukung
pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Setiap akuntan publik
22
juga diharapkan memegang teguh etika profesi yang sudah ditetapkan oleh
Institute Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar situasi penuh persaingan tidak
sehat dapat dihindarkan (Herawaty dan Susanto, 2009).
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus
memiliki kode etik, yang merupakan seperangkat prinsip-prinsip moral yang
mengatur tentang prilaku professional (Sukrisno Agoes 2004). Tanpa etika
profesi akuntan tidak aka nada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia
informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.
Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu
profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para
anggotanya (Murtanto dan Marini 2003 dalam Herawaty dan Susanto 2009).
Hal lain yang dapat mempengaruhi seseorang berperilaku etis adalah
lingkungan dunia pendidikan (Sudibyo dalam Maurtanto dan Marini, 2003).
Sudibyo dalam khomsiyah dan Indriantoro (1997) menyatakan bahwa dunia
pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku
akuntan. Dunia pendidikan merupakan salah satu tempat yang strategis untuk
memupuk nilai-nilai pendidikan. Oleh karena itu, calon akuntan (mahasiswa)
perlu diberi pemahaman yang cukup terhadap masalah etika profesi yang akan
mereka hadapi. Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran moral dan etika
sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa. Keberadaan pendidikan
etika memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di
Indonesia.
23
Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi akuntan baik
akuntan publik maupun akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan
menyatakan, bahwa perbedaan persepsi akuntan publik berpengaruh signifikan
terhadap etika profesi akuntan (Renyowijoyo, 2005), sedangkan Murtanto dan
Marini (2003) menyimpulkan bahwa persepsi akuntan pria dan akuntan wanita
tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap etika profesi akuntan. Dalam
penelitian Yusup et al (2007), menyimpulkan bahwa perbedaan persepsi
akuntan berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan, dan
Sihwajoeni dan Gudono (2000), menyatakan bahwa persepsi akuntan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kode etik akuntan.
G. Mahasiswa Akuntansi dan Etika Profesi Akuntan
Mahasiswa akuntansi merupakan mahasiswa yang mengambil Jurusan
Akuntansi pada perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri maupun
Perguruan Tinggi Swasta. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah
mahasiswa akuntansi yang sedang atau sudah pernah mengambil mata kuliah
Auditing II karena pada mata kuliah inilah biasanya materi etika
diperkenalkan. Materi etika sangat diperlukan dalam dunia pendidikan untuk
mendidik mahasiswa agar mempunyai kepribadian yang utuh sebagai
mahasiswa (Yusup et.al, 2007). Terdapatnya mata kuliah yang berisi ajaran
moral dan etika sangat relevan untuk disampaikan kepada mahasiswa dan
keberadaan pendidikan ini juga memiliki peranan penting dalam
perkembangan profesi dibanding akuntansi Indonesia.
24
Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi mahasiswa
akuntan terhadap etika profesi akuntan menyimpulkan, bahwa persepsi
mahasiswa akuntansi berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan
(Yusup et.al., 2007). Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Sugiarto
Prajitno (2006), yang meneliti perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan
perusahaan dan akuntan pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi
akuntan. hasil penelitianya menyatakan bahwa secara simultan terdapat
perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pendidik
terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan.
H. Karyawan bagian akuntansi dan etika profesi akuntan
Karyawan bagian akuntansi yang dimaksudkan adalah dimana para
karyawan atau staf yang melakukan kegiatan pembukuan akuntansi
diperusahaan dimana mereka bekerja dalam dunia bisnis. Praktik dalam dunia
bisnis sering kali dianggap sudah menyimpang dari aktivitas moral, bahkan
ada beranggapan bahwa dunia bisnis merupakan dunia amoral yang tidak lagi
mempertimbangkan etika, padahal pertimbangan etika penting bagi status
perofesional dalam menjalankan kegitannya (Yusup et.al, 2007).
Penelitian sebelumnya yang meneliti perbedaan persepsi masyarakat
pengusaha berpengaruh signifikan terhadap etika profesi akuntan
(Renyowijoyo, 2005). Yusup et.al., (2007) menyimpulkan bahwa perbedaan
persepsi karyawan bagian akuntansi berpengaruh signifikan terhadap etika
perofesi akuntan.
25
I. Kerangka Pemikiran
Keberadaan kode etik yang menyatakan secara eksplisit beberapa
criteria tingkah laku khusus terdapat pada profesi, maka dengan cara ini kode
etik profesi memberikan beberapa solusi langsung yang mungkin tidak
tersedia dalam teori etika yang umum. Di samping itu dengan adanya kode
etik, maka para anggota profesi akan lebih memahami apa yang diharapkan
profesi terhadap para anggotanya. Dalam bab VII pasal 10 Kode Etik IAI
disebutkan bahwa kode etik akuntan berlaku bagi seluruh anggota Ikatan
Akuntan Indonesia. Dengan demikian kewajiban untuk mematuhi kode etik ini
tidak terbatas pada akuntan yang menjadi anggota IAI saja, tetapi meliputi
semua orang yang bergelar akuntan (Sihwajoeni dan Gudono M. 2000).
Penelitian ini mengkaji perbedaan Persepsi antara Akuntan Publik,
Akuntan Pendidik, Mahasiswa Akuntansi dan Karyawan Bagian Akuntansi
terhadap Etika Profesi Akuntan, berdasarkan kerangka teori yang telah
dikemukakan, dapat disederhanakan dalam bentuk model penelitian sebagai
berikut :
26
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Profesi Akuntan (Kepribadian, Kecakapan
profesional, tanggung jawab)
Akuntan Publik
Akuntan Pendidik
Mahasiswa Akuntansi
Karyawan Bag. Akuntansi
Persepsi
One Way Anova (Analysis Of Varians) Dengan varian kelompok : 1. Akuntan Publik 2. Akuntan Pendidik 3. Mahasiswa Akuntansi 4. Karyawan Bagian
Akuntansi
Hasil One Way Anova (Analysis Of Varians)
Hipotesis
Beda Sama
27
J. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan pada kajian yang telah diuraikan dalam latar belakang
masalah, landasar teori, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis,
maka hipotesis yang diajukan untuk diuji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Ha1 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan akuntan pendidik
terhadap etika profesi.
Ha2 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan mahasiswa akuntansi
terhadap etika profesi.
Ha3 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan publik dan karyawan bagian
akuntansi terhadap etika profesi.
Ha4 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan pendidik dan mahasiswa
akuntansi terhadap etika profesi.
Ha5 : Terdapat perbedaan persepsi akuntan pendidik dan karyawan bagian
akuntansi terhadap etika profesi.
Ha6 : Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi dan karyawan
bagian akuntansi terhadap etika profesi.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif (comparative research).
Penelitian komparatif adalah penelitian yang menguji perbedaan atau
hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab dan konsekuensi yang ditimbulkannya. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan
pendidik, mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi terhadap etika
profesi akuntan.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi penelitian adalah para akuntan publik, akuntan pendidik,
mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang berada di Jakarta,
sampel untuk penelitian ini adalah akuntan publik, akuntan pendidik,
mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang berada di Jakarta.
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling karena menggunakan beberapa kriteria tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti.
Unit analisisnya meliputi akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa
akuntansi dan karyawan bagian akuntansi yang terdiri dari :
29
1. Untuk akuntan publik, yang terpilih adalah akuntan yang bekerja di kantor
Akuntan Publik di Jakarta yang berpengalaman minimal 3 tahun, dan
memiliki pendidikan minimal S1.
2. Untuk akuntan pendidik, yang terpilih adalah dosen yang bekerja
diperguruan tinggi di Jakarta yang berpengalaman dalam mengajar
minimal 3 tahun dan memiliki pendidikian minimal S1.
3. Untuk mahasiswa akuntansi, yang terpilih adalah mahasiswa perguruan
tinggi di Jakarta yang mengambil jurusan akuntansi, dengan catatan bahwa
mahasiswa tersebut sedang atau telah mengambil mata kuliah auditing II.
4. Untuk karyawan bagian akuntansi, yang terpilih adalah karyawan atau staf
bagian akuntansi yang melakukan kegiatan pembukuan atau pencatatan
akuntansi perusahaan di Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
berupa kuesioner, dengan memberikan pertanyaan kepada responden
mengenai persepsi mereka terhadap etika profesi akuntan. Kuesioner diberikan
kepada kelompok responden baik secara langsung (mendatangi dan bertemu
langsung dengan responden) maupun tidak langsung (kirim kuesioner melalui
kantor pos), kepada individu maupun melalui perantara (contac person).
30
D. Metode Analisis Data
1. Uji Kualitas Data
Sekumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih
dahulu dilakukan uji validitas, uji reabilitas, dan uji normalitas. Tujuannya
adalah untuk mengetahui sejauh mana data penelitian dapat diteruskan dan
layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut (Renyowijoyo, 2005).
a. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah pertanyaan-
pertanyaan kusioner itu sah atau valid dan dapat mengukur konstruk
sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti dan mendapatkan
hasil yang akurat. Uji validitas dalam penelitian ini person
correlation. Signifikansi person coerrelation yang dipakai adalah 0,05.
Apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut valid dan apa bila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05
maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2005).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji konsisten dari
responden melalui pertanyaan yang diberikan terhadap kusioner yang
disebarkan untuk menguji reliabilitas data, digunakan metode
Cronbach Alpha.
Jika nilai cronbach aplha lebih dari 0,6 maka jawaban dalam
kuesioner tersebut dikatakan reliabel.
31
Jika nilai cronbach aplha lebih kecil dari 0,6 maka jawaban dalam
kuesioner tersebut dikatakan tidak reliable (Ghozali, 2005).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi secara normal atau tidak. Suatu data dikatakan normal jika
data yang akan diteliti terdistribusi normal. Uji asumsi normalitas
dilakukan dengan One Sample Kolmograv-Smirnov Test dengan
menggunakan tingkat alpha 5%. Dasar pengambilan keputusan dilihat
dari tingkat signifikan dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika nilai signifikannya yang dihasilkan lebih kecil dari nilai
signifikan yang telah ditetapkan sebesar 0.05 hal ini berarti data
terdistribusi secara tidak normal.
Jika nilai signifikan lebih besar dari nilai signifikan yang telah
ditetapkan sebesar 0,05 maka distribusi data adalah normal
(Singgih Santoso, 2002).
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan One Way
Anova (Analysis Of Varians) dengan bantuan program SPSS 16.0 Anova
digunakan untuk menguji apakah rata-rata lebih dari dua sampel berbeda
secara signifikan ataukah tidak. Asumsi Anova adalah populasi yang diuji
berdistribusi normal, varians dari populasi-populasi tersebut adalah sama,
sampel tidak berhubungan satu sama lain.
32
Kesimpulan dan keputusan yang diambil, apabila nilai probabilitas
< 0,05 maka ada perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan
pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi (Singgih
Santoso, 2002).
E. Operasional Variabel Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah scala likert untuk
mengukur tingkat keyakinan responden terhadap pertanyaan yang diberikan,
maka digunakan scala likert dengan menggunakan 4 angka penilaian, yaitu :
(1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju dan (4) sangat setuju. Dalam
scala likert ini, peneliti menghilangkan alternative pilihan netral (tidak pasti),
hal tersebut untuk menghilangkan keragu-raguan karena peneliti menghendaki
alternative pilihan yang pasti. Definisi operasional variabel dalam penelitian
ini adalah etika profsi akuntansi. Etika profesi akuntan yaitu suatu dasar
berperilaku akuntan terhadap tingkah laku yang dilakukan untuk membentuk
akuntan dengan moral atau kualitas yang baik.Variabel dalam penelitian ini
adalah :
1. Etika Profesi Akuntan sebagai variabel tunggal.
Etika profesi, menurut Boyton dan Kell (1996) dalam renyowijoyo
(2005) merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakannya
dengan profesi lain yang berfungsi mengatur tingkah laku para
anggotanya. Etika profesi disusun oleh suatu organisasi profesi dalam
bentuk kode etik. Kode etik bertujuan memberitahu anggota profes tentang
33
standar perilaku yang diyakini dapat menarik kepercayaan masyarakat dan
memberitahu masyarakat bahwa profesi berkehendak untuk melakukan
pekerjaan yang merupakan imbalan masyarakat atas kepercayaan yang
diberikannya (Abdullah, 2002 dalam Renyowijoyo 2005).
Adapun yang menjadi sub variabel etika profesi akuntan adalah sebagai
berikut :
1. Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian mencakup kewajiban setiap anggota harus
mempertahankan nama baik profesi dengan menjunjung tinggi etika
profesi serta hukum negara tempat ia melaksanakan pekerjaannya dan
mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam
melakukan pekerjaannya.
2. Faktor Kecakapan profesional
Kecakapan profesional adalah keterampilan, kemampuan dan
kemahiran profesional dari seorang akuntan dalam melaksanakan semua
aktivitas mereka (Muliawan dalam Titik maryani 2001).
3. Faktor Tanggung jawab
Faktor tanggung jawab mencakup kewajiban anggota untuk
bertanggung jawab secara moral, tanggung sosial, dan tanggung jawab
profesional dan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
pekerjaannya, dan tidak boleh terlibat dalam pengungkapan fakta atau
informasi tersebut.
34
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran Etika Profesi Akuntan
Faktor Kepribadian
A. Independensi Ordinal
1. Seorang akuntan publik harus mempertahankan independensinya.
2. Bila seorang akuntan publikt idak independen, maka ia harus menolakuntuk menerima atau mengundurkan diri dari penugasan yang ada.
3. Akuntan publik dilarang memiliki saham atau investasi langsung dari klien audit walau pemilikan jumlahnya tidak material.
4. Pinjaman antara sebuah kantor akuntan dengan klien yang diauditnya dilarang karena akan mempengaruhi independensinya.
5. Anggota akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.
6. Seorang akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.
7. Tidak diperkenankan akuntan publik membuat laporan keuangan dan sesudah itu menyelenggarakan audit atas laporan keuangan tersebut, ataumelakukanjasaakuntandan audit untukklien yang sama.
8. Auditor penerus tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan auditor sebelumnya dalam memutuskan apakah akan menerima suatu penugasan atau tidak.
9. Akuntan publik harus menjamin bahwa laporan keuangan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum.
10. Opini yang dikeluarkan tidak boleh berdasarkan imbalan yang di terima.
35
Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran B. Integritas dan Objektivitas
11. Akuntan publik harus memberikan pendapatnya atas laporan keuangan suatu perusahaan karena melalui pendidikan pelatihan dan pengalaman akuntan publik harus memenuhi standar kecakapan dan standar teknis dalam melakukan audit.
12. Pengawasan masyarakat, khususnya para pemakai jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan integritas dan objektivitas akuntan publik.
13. Dihindarkan sedapat mungkin hubungan Kantor Akuntan Publik dengan klien yang mempunyai itikad kurang baik.
14. Perlunya peer_review oleh akuntan lain untuk meningkat objektivitas dan integritas.
15. Saya harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
16. Seorang akuntan harus selalu berpedoman kepada kode etik agar dapat bertugas secara profesional
Faktor Kecakapan Profesional
17. Akuntan publik harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat data relevan yang mencukupi guna mendapat dasar yang layak untuk menarik kesimpulan.
18. Akuntan publik tidak dibenarkan mengerjakan penugasan atau menerima pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan atau tidak sesuai dengan keahlian profesinya.
19. Akuntan publik menyelenggarakan jasanya tidak harus sesuai dengan norma pemeriksanaan akuntan yang ada.
20. Harus ada pendidikan professional yang berkesinambungan serta kegiatan latihan agar pemeriksa bisa meningkatkan kariernya.
21. Rekrutmen pemeriksa harus memiliki karakter yang sesuai serta integritas dan kompetensi yang cukup.
22. Perlu diadakan quality review oleh suatu team akuntan publik yang independen.
36
Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 23. Saya harus meningkatkan kecakapan
profesi agar mampu memberikan manfaat yang optimal dalam pelaksanaan tugas.
24. Jika saya tidak bekerja sebagai akuntan publik, maka tidak boleh memberikan pernyataan pendapat akuntan.
Faktor Tanggung Jawab
A. Kerahasiaan 25. Akuntan publik dilarang membocorkan
informasi rahasia yang diperoleh selama mengerjakan tugas professional tanpa syarat.
26. Semua informasi dapat diberikan asalkan mendapat ijin dari klien yang bersangkutan.
27. Informasi yang diperoleh kantor akuntan dari kliennya mempunyai hak istimewa.
28. KAP dapat menggunakan kerahasiaan sebagai alasan untuk tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan kerja yang kurang memadai terhadap KAP yang lain.
29. Akuntan publik yang memperoleh informasi selama melakukan jasa professional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau kepentingan pihak ketiga.
B. Bayaran Kontijen 30. Bayaran kontijen diberikan tergantung
pada hasil dan jasa yang diberikan. 31. Akuntan publik berhak untuk menarik
honorarium sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh klien.
32. Untuk mempertahankan objektivitas dan independesi dilakukan pembalasan bayaran kontijensi atas semua jasa yang diberikan.
33. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
37
Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 34. Fee dianggap tidak kontijen jika
ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengaturdalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
C. Tindakan Mendatangkan Aib 35. Akuntan publik tidak boleh menahan
catatan klien dengan alasan apapun. 36. Akuntan publik tidak boleh membantu
klien untuk mengisi Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) demi keuntungan klien.
37. Akuntan publik tidak boleh memilih klien berdasarkan perbedaan yang ada (diskriminasi).
38. Kelalaian untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) dengan tidak sengaja bagi akuntan publik adalah wajar.
39. Akuntan publik tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucap kan perkataan yang mencemarkan profesi.
D. Periklanan dan Penawaran 40. Asalkan atas permintaan calon klien yang
bersangkutan, akuntan publik boleh menwarkan jasanya secara tertulis.
41. Bentuk penawaran atau iklan yang tidak bersifat mendustai atau menyesatkan dapat diterima.
42. Dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
E. Komisi 43. Akuntan publik tidak boleh menerima
komisi atas usaha mereka merekomendasikan jasa pihak lain bagi kepentingan klien.
44. Akuntan publik boleh memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut menentukan penugasan tersebut.
38
Variabel Sub Variabel No. Indikator Ukuran 45. Akuntan publik tidak diperkenankan
untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan empat kategori responden dengan
lokasi pada tiga perusahaan swasta untuk responden yang berprofesi sebagai
karyawan bagian akuntan, STIE Ahmad Dahlan dan Universitas
Muhamadiyah Jakarta untuk akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi
serta KAP Usman dan Rekan yang beralamat di Jl.Cipulir V no. 5,
Kebayoran Lama dan KAP Hertanto, Sidik dan rekan Jl. Darmawangsa VI,
Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160 untuk akuntan publik.
Pengiriman kuesioner dilakukan pada awal bulan Januari 2011,
sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai
bulan Februari 2011. Dari 100 buah kuesioner yang dikirim, 80 buah
kuesioner dikembalikan dengan tingkat pengembalian (80%). Adapun
penjabaran jumlah kuesioner yang terkumpul berdasarkan penyebaran
kuesioner adalah sebagai berikut :
40
Tabel 4.1 Deskripsi Penyebaran Kuesioner yang Diterima dan dapat Diolah
No. Objek Penelitian Keterangan Jumlah
kuesioner 1 Universitas
Muhammadiyah Jakarta Mahasiswa Akuntan Pendidik
10 5
2 STIE Ahmad Dahlan Mahasiswa Akuntan Pendidik
10 5
3 Usman dan Rekan (KAP) Akuntan Publik Akuntan Pendidik
10 5
4 Hertanto, Sidik dan Rekan (KAP)
Akuntan Publik Akuntan Pendidik
10 5
5 JOB PERTAMINA PETROCHINA SALAWATI
Karyawan Bagian Akuntansi
5
6 Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI)
Karyawan Bagian Akuntansi
5
7 PT.Bangun Insan Prestasi (SNAPY)
Karyawan Bagian Akuntansi
5
8 PT. Multi Niaga Tama Karyawan Bagian Akuntansi
5
Sumber : Data Diolah
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 20 buah atau 20%.
Kuesioner yang dapat diolah berjumlah 80 buah atau 80%. Gambaran
mengenai data sampel ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Distribusi Kuesioner
Kuesioner Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang dikirim 100 100% Kuesioner yang dikembalikan 80 80% Kuesioner yang tidak dikembalikan 20 20% Total kuesioner yang dapat diuji 80 80%
Sumber: Data diolah
41
2. Sejarah Umum Objek Penelitian
a. Universitas Muhammadiyah Jakarta
Cikal bakal UMJ adalah Fakultas Hukum dan Falsafah, didirikan
di Padang Panjang pada tanggal 3 Rabi'ul Akhir 1375 H, bertepatan
dengan tangal 18 Nopember 1955, kemudian dipindahkan ke Jakarta
pada tahun 1957, dengan nama baru Perguruan Tinggi Pendidikan
Guru (PTPG). Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1958, PTPG
Muhammadiyah diubah menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) dalam lingkungan.
Sesuai dengan kebutuhan zaman, maka pada tanggal 21
September 1961 dibuka Fakultas Kesejahteraan Sosial (FKS), selanjut
UMJ terus tumbuh dan berkembang, dengan dibukanya Fakultas
Tarbiyah tahun 1962 dan pada tahun 1963 didirikan Fakultas Hukum,
Ekonomi dan Teknik. Hingga saat ini UMJ memiliki 8 (delapan)
Fakultas, 6 (enam) Program Magister dan 3 (tiga) Program Diploma.
b. Sejarah STIE Ahmad Dahlan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ahmad Dahlan Jakarta adalah
pengembangan institusi dari Akademi Keuangan dan Perbankan
Muhammadiyah (AKPM). Sebelum AKPM bernama Akademi Bank
Muhammadiyah (ABM) yang didirikan pada tahun 1968. Perubahan dari
Akademi Bank Muhammadiyah ke Akademi Keuangan dan Perbankan
Muhammadiyah terjadi pada tahun 1985 berdasarkan Surat Keputusan
42
Mendikbud Republik Indonesia Nomor: 0331/0/1985 dengan status
akreditasi Disamakan.
Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju
dan percaturan global yang semakin kompetitif, serta dalam upaya
Pengembangan AKPM Jakarta, pada 25 Pebruari 1998 AKPM Jakarta
mengembangkan diri menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Ahmad Dahlan Jakarta. Pengembangan bentuk ini dinyatakan dalam
Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud Republik Indonesia Nomor:
60/DIKTI/1998. STIE Ahmad Dahlan Jakarta telah memiliki status
Terakreditasi pada Badan Akreditasi Nasional Departemen Pendidikan
Nasional Republik Indonesia, sebagaimana dinyatakan dalam Surat
Keputusan Badan Akreditasi Nasional Nomor: 019/BAN-PT/AK-
IV/VII/2000.
c. KAP Wilayah Jakarta Selatan
KAP dalam penelitian ini terdiri dari dua KAP, yaitu pada KAP
Usman dan Rekan yang beralamat di Jl.Cipulir V no.5, kebayoran lama
dan KAP Hertanto, Sidik dan rekan Jl. Darmawangsa VI, Kebayoran
Baru Jakarta Selatan 12160.
43
d. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta yang diteliti terdiri dari empat perusahaan
swasta, yaitu :
1) JOB PERTAMINA PETROCHINA SALAWATI, Gedung Menara
kuningan, Blok X – 7, Lt.17, Jakarta Pusat.
2) Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia (APEI), Jl.Matraman
Raya, no.113, Jakarta timur.
3) PT.Bangun Insan Prestasi (SNAPY), Lebak bulus, Jl. Karang
Tengah raya No.9, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
4) PT. Multi Niaga Tama Jl. Srengseng Raya No. 9A Jakarta Barat.
3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase usia, jenis kelamin,
pendidikan akhir, jabatan, status dan pengalaman kerja. Responden yang
digunakan dalam penelitian ini adalah akuntan publik pada KAP, akuntan
pendidik pada STIE Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Mahasiswa Akuntansi pada STIE Ahmad Dahlan dan
Muhammadiyah Jakarta dan Karyawan bagian akuntansi pada perusahaan
swasta. Data mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel
berikut ini.
44
Tabel 4.3 Data Statistik Responden
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin
Jumlah Responden Pria Wanita
80 52 28
100% 65% 35%
Umur < 25 tahun 25 – 35 tahun > 35
25 42 13
31% 53% 16%
Posisi Akuntan Publik Akuntan Pendidik Mahasiswa/i Karyawan/i
20 20 20 20
25% 25% 25% 25%
Pendidikan Terakhir
SMA D3 S1 S2 S3
17 4 32 24 3
21% 5% 40% 30% 4%
Pengalaman Kerja
Dibawah 3 tahun 3 – 5 tahun 5 – 7 tahun Di atas 7 tahun
25 46 6 3
31% 58% 7% 4%
Sumber: Data diolah B. Hasil Uji Instrument Penelitian
1. Uji Validitas
Pengujian validitas dari instrumen penelitian dilakukan dengan
menghitung angka korelasional atau r hitung dari nilai jawaban tiap
responden untuk tiap butir pertanyaan, kemudian dibandingkan dengan r
tabel. Nilai r tabel 0.219, didapat dari jumlah kasus – 2, atau 80 – 2 = 78,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel 0.204. setiap butir pertanyaan
dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan
lebih besar atau sama dengan r tabel. (Imam Ghozali, 2005:45).
45
Tabel 4.4 Uji Validitas Indepedensi
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IN1 0.504 0.219 Valid IN2 0.526 0.219 Valid IN3 0.577 0.219 Valid IN4 0.654 0.219 Valid IN5 0.784 0.219 Valid IN6 0.794 0.219 Valid IN7 0.734 0.219 Valid IN8 0.389 0.219 Valid IN9 0.495 0.219 Valid
IN10 0.428 0.219 Valid Sumber: Data diolah
Tabel 4.5
Uji Validitas Kecakapan Profesional Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria
KP1 0.648 0.219 Valid KP2 0.673 0.219 Valid KP3 0.771 0.219 Valid KP4 0.703 0.219 Valid KP5 0.769 0.219 Valid KP6 0.652 0.219 Valid KP7 0.665 0.219 Valid KP8 0.632 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
Tabel 4.6 Uji Validitas Integritas dan Objektivitas
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria IO1 0.789 0.219 Valid IO2 0.756 0.219 Valid IO3 0.798 0.219 Valid IO4 0.818 0.219 Valid IO5 0.794 0.219 Valid IO6 0.789 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
46
Tabel 4.7
Uji Validitas Kerahasiaan Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria
KR1 0.921 0.219 Valid KR2 0.860 0.219 Valid KR3 0.863 0.219 Valid KR4 0.921 0.219 Valid KR5 0.340 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
Tabel 4.8 Uji Validitas Bayaran Kontijen
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria BK1 0.860 0.219 Valid BK2 0.795 0.219 Valid BK3 0.812 0.219 Valid BK4 0.588 0.219 Valid BK5 0.657 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
Tabel 4.9 Uji Validitas Tindakan Mendatangkan Aib
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria TMA1 0.882 0.219 Valid TMA2 0.887 0.219 Valid TMA3 0.876 0.219 Valid TMA4 0.797 0.219 Valid TMA5 0.763 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
Tabel 4.10 Uji Validitas Periklanan Dan Penawaran
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria PP1 0.708 0.219 Valid PP2 0.746 0.219 Valid PP3 0.625 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
47
Tabel 4.11 Uji Validitas Komisi
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel Kriteria KM1 0.817 0.219 Valid KM2 0.799 0.219 Valid KM3 0.805 0.219 Valid
Sumber: Data diolah
Dari pengujian validitas ditemukan bahwa seluruh pertanyaan yang
diberikan responden dinyatakan valid, berdasarkan nilai r hitung lebih besar
dibandingkan r table. Dengan hasil tersebut maka dapat dinyatakan data layak
digunakan sebagai penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk
menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi internal teknik yang digunakan
adalah dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan
program SPSS 16. Nilai alpha bervariasi dari 0 – 1, suatu pertanyaan dapat
dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari 0.60.
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha
N of Items Kriteria
Independensi 0,872 10 Reliabel Kecakapan Profesional 0,900 8 Reliabel Integritas dan Objektivitas 0,982 6 Reliabel Kerahasiaan 0,913 5 Reliabel Bayaran Kontijen 0,892 5 Reliabel Tindakan Mendatangkan Aib 0,941 5 Reliabel Periklanan Dan Penawaran 0,829 3 Reliabel Komisi 0,902 3 Reliabel
Sumber: Data diolah
48
Berdasarkan data pada tabel di atas yang meliputi independensi,
integritas dan objektivitas, kecakapan profesionalisme, kerahasiaan, bayaran
kontijen, tindakan mendatangkan aib, periklanan dan penawaran, komisi
masing-masing memiliki nilai cronbach alpha 0.872, 0.900, 0.928, 0.913,
0.892, 0.941, 0.829 dan 0.902 Semua instrumen dinyatakan reliabel karena
memiliki nilai cronbach alpha lebih dari 0.60. (Imam Ghozali 2005:42).
Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel, kesimpulanya instrumen
penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama dan akan menghasilkan data yang sama pula (konsisten).
C. Hasil dan Pembahasan
1. Pengujian Normalitas Data
Penelitian ini menggunakan analisis of variance dengan
menganalisis apakah terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik,
akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi.
Sebelum di uji hipotesis maka perlu adanya uji normalitas data, uji
normalitas dapat diketahui dengan menggunakan metode one sample
Kolmogorov smirnov. Dapat dilihat dengan memperhatikan nilai
signifikansinya, jika nilai signifikan > 0,05 maka data dinyatakan
terdistribusi normal (Imam Ghozali 2005), hasil uji normalitas dengan
metode one sample Kolmogorov smirnov dapat dilihat pada tabel berikut :
49
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Etika Profesi N 80
Normal Parametersa Mean 165.74 Std. Deviation 19.377
Most Extreme Differences
Absolute .052 Positive .048 Negative -.052
Kolmogorov-Smirnov Z .463 Asymp. Sig. (2-tailed) .983
a. Test distribution is Normal. Sumber : Data diolah
Dari hasil pengujian normalitas data diatas berdasarkan penyebaran
kuesioner sebanyak 80 sampel dengan rata-rata (mean) 165,74 dan standar
deviasi 19,377 dapat diperoleh hasil bahwa data Etika Profesi memiliki
asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0.983. Karena nilai signifikansinya > 0.05
maka H1 dapat diterima dengan artian bahwasanya data Etika Profesi
terdistribusi normal, maka dapat disimpulkan bahwa data dapat dilakukan
penelitian selanjutnya.
2. Uji Hipotesis
Untuk dapat menguji ANOVA harus terlebih dahulu dilakukan uji
levene test, dari hasil pengujian normalitas didapatkan bahwa data
berdistribusi normal dengan melihat berdasarkan uji one sample
Kolmogorov smirnov. Dan pengujian levene test untuk etika profesi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
50
Tabel 4.14 Hasil Uji Levene Test
Test of Homogeneity of Variances Etika Profesi
Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.309 3 76 .083
Sumber: Data SPSS
Dapat dilihat berdasarkan tabel di atas bahwa nilai probabilitas
Levene Test adalah 0,083, karena nilai probabilitas di atas 0,05 maka
keempat varians yang terdiri dari akuntan publik, akuntan pendidik,
mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi dari populasi adalah
sama sehingga uji ANOVA dapat dilanjutkan.
Tabel 4.15 Hasil Uji F atau ANOVA
ANOVA
Etika Profesi
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups 6140.237 3 2046.746 6.613 .000 Within Groups 23521.250 76 309.490 Total 29661.487 79 Sumber: Data diolah
Untuk menguji perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan
pendidik, mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap
etika profesi akuntan digunakan uji F atau ANOVA. Hipotesis diterima jika
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Dan nilai F hitung harus lebih besar
dari F Tabel, berdasarkan uji F pada tabel di atas diperoleh nilai F hitung
sebesar 6,613 dan F tabel sebesar 2,72 dengan tingkat signifikansi sebesar
51
0.000. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka
dapat disimpulkan antara akuntan publik, akuntan pendidik, mahasiswa
akuntansi dan karyawan bagian akuntansi secara bersama-sama terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap etika profesi akuntan.
3. UJi beda dengan Post Hoc Test
Tabel 4.16 Hasil Uji Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Etika Profesi
(I) Status (J) Status
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Tukey HSD Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 .878 -18.76 10.46
Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 .626 -7.91 21.31
Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .014 -31.91 -2.69
Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 .878 -10.46 18.76
Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .216 -3.76 25.46
Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .093 -27.76 1.46
Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik -6.700 5.563 .626 -21.31 7.91
Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .216 -25.46 3.76
Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -38.61 -9.39
Karyawan Bagian Akuntansi
Akuntan Publik 17.300* 5.563 .014 2.69 31.91
Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .093 -1.46 27.76
Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 9.39 38.61
Bonferroni Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 1.000 -19.22 10.92
Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 1.000 -8.37 21.77
Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .016 -32.37 -2.23
Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 1.000 -10.92 19.22
Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .329 -4.22 25.92
Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .124 -28.22 1.92
Mahasiswa Akuntansi Akuntan Publik -6.700 5.563 1.000 -21.77 8.37
Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .329 -25.92 4.22
Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -39.07 -8.93
Karyawan Bagian Akuntansi
Akuntan Publik 17.300* 5.563 .016 2.23 32.37
Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .124 -1.92 28.22
Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 8.93 39.07 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
52
Tabel di atas adalah uji Post Hoc Test, yang digunakan untuk
menganalisis apakah antara persepsi akuntan publik, akuntan pendidik,
mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi terhadap etika
profesi terdapat perbedaan atau tidak.
Post Hoc Test berfungsi untuk mencari populasi mana yang berbeda
dan mana yang tidak berbeda. Terdapat dua macam alat uji yaitu Tukey Test
dan Bonferroni Test. Dikatakan berbeda apabila nilai signifikansi < 0,05 dan
pada kolom “Mean Difference” bertanda “*”. Dari hasil pengujian pada
tabel di atas maka dapat dijelaskan beberapa kesimpulan :
a. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik
dengan akuntan pendidik terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.878 atau di atas 0,05.
b. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik
dengan mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.626 atau di atas 0,05
c. Terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan publik dengan
karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.014, atau di bawah 0,05.
d. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan pendidik
dengan mahasiswa akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.216 atau lebih di atas 0,05.
53
e. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara persepsi akuntan pendidik dan
karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.093 atau di atas 0,05.
f. Terdapat perbedaan signifikan antara persepsi mahasiswa akuntansi
dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi akuntan dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0.000, atau di bawah 0,05.
Dari hasil hipotesis di atas bahwa Terdapat perbedaan persepsi yang
signifikan antara persepsi akuntan publik dengan karyawan bagian akuntansi
dan persepsi mahasiswa akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi
terhadap etika profesi akuntan, hasil sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muindro Renyowijoyo, 2005 yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan secara simultan antara persepsi antara akuntan publik,
akuntan pemerintah, akuntan internal dan masyarakat pengusaha dilihat
berdasarkan nilai signifikansi sebesar 0,002 dan secara parsial terdapat
perbedaan antara persepsi akuntan publik dan akuntan pemerintah sebesar
0,029 terhadap etika profesi akuntan dan terdapat perbedaan signifikan
antara persepsi akuntan pemerintah dan akuntan internal terhadap etika
profesi akuntansi dengan signifikansi sebesar 0,01.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sugiarto Prajitno (2006), dalam
penelitianya yang berjudul perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan
perusahaan dan akuntan pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi
akuntan. hasil penelitianya menyatakan bahwa secara simultan terdapat
perbedaan persepsi akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan
54
pendidik terhadap etika bisnis dan etika profesi akuntan dilihat dengan nilai
signifikan etika bisnis sebesar 0,000 dan etika profesi sebesar 0,001. Dan
secara parsial terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik dengan
akuntan perusahaan dan terdapat perbedaan antara akuntan publik dengan
akuntan pendidik dengan nilai signifikan sebesar 0,020 dan 0,001.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntan publik dengan
karyawan bagian akuntansi memiliki persepsi yang berbeda terhadap kode
etik profesi akuntan. Akuntan publik Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam IAI, meskipun secara deskriptif kedua kelompok mempunyai persepsi
yang baik terhadap kode etik profesi akuntan. Hal ini menunjukkan satu
langkah yang baik dimana di tengah badai yang menerpa profesi akuntan
publik, IAI mengeluarkan kode etik profesi akuntan yang dapat memulihkan
nama baik dan kredibilitasnya yang telah dipersepsikan dengan baik oleh
karyawan bagian akuntansi maupun akuntan publik. Dari pengujian
hipotesis diperoleh bahwa adanya perbedaan persepsi antara karyawan
bagian akuntansi dengan akuntan publik, dimana karyawan bagian akuntansi
memiliki persepsi yang lebih besar mengenai penerapan Kode etik akuntan
sebagaimana dituangkan dalam IAI. Dengan demikian harapan karyawan
bagian akuntansi terhadap kode etik akuntan pada IAI menunjukkan lebih
tinggi dibanding akuntan publik itu sendiri.
Adanya perbedaan tersebut lebih banyak dipengaruhi karena faktor
perbedaan pandangan antara swasta dan pemerintahan mengenai
pelaksanaan kode etik dalam penerapannya di lapangan. Akuntan publik
55
sebagai pelaksana praktis yang juga merupakan bisnis mereka tentunya
mengharapkan sedikit kelonggaran dalam penerapan teknis kode etik
akuntan, khususnya yang dinilai menghambat usaha mereka dalam
mendapatkan klien. Sebaliknya karyawan bagian akuntansi dengan sebagai
perusahaan swasta tentunya memiliki pemikiran yang bersifat harapan besar
bahwa kode etik IAI tersebut dapat mengubah pandangan profesi akuntan
sebagai profesi yang lebih baik yang dibatasi oleh norma-norma
kesepakatan yang akan menguntungkan bagi semua pihak yang terkait
dengan proses akuntansi.
Hasil penelitian selanjutnya menyatakan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi,
perbedaan persepsi disebabkan karena perbedaan pengalaman dan materi
yang didapatkan. Mahasiswa akuntansi hanya diberikan teori dan perhitungan
dalam bidang akuntansi, tidak adanya materi mengenai kode etik akuntan.
Sedangkan karyawan bagian akuntan harus mempelajari kode etik akuntan sebagai
suatu acuan dalam melakukan pekerjaanya sebagai akuntan. Perbedaan profesi
sebagai praktisi dan akdemisi juga membuat terjadinya perbedaan pertsepsi.
Dengan mahasiswa sebagai akademisi mengharapkan hal yang terbaik dalam
peningkatan kode etik profesi akuntan, sedangkan karyawan bagian akuntansi
mengharapkan kode etik yang menguntungkan bagi dirinya dan perusahaan.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan
Penelitian ini menguji apakah terdapat perbedaan persepsi antara
akuntan publik, akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan
bagian akuntansi terhadap etika profesi dengan menggunakan metode
ANOVA. Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan persepsi yang signifikan antara persepsi akuntan
publik dengan karyawan bagian akuntansi dan persepsi mahasiswa
akuntansi dengan karyawan bagian akuntansi terhadap etika profesi
akuntan, hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muindro
Renyowijoyo, 2005.
2. Tidak terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik dengan akuntan
pendidik, akuntan publik dengan mahasiswa akuntansi, akuntan pendidik
dengan mahasiswa akuntansi, karyawan bagian akuntansi dengan akuntan
pendidik. terhadap etika profesi akuntan, hasil sejalan dengan Wahyoeni
dan Gudono, 2000.
3. Terdapat perbedaan persepsi antara akuntan publik, akuntan pendidik,
mahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi secara bersama-sama
(simultan) terhadap etika profesi akuntan.
57
B. Saran Dan Implikasi
1. Saran
Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti,
penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih
banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-
penelitian berikutnya, beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian
yang lebih baik lagi, adapun sarannya sebagai berikut :
a. Sebaiknya penelitian mendatang memperbanyak jumlah sampel
penelitian.
b. Lebih mengetahui informasi mengenai populasi lebih akurat lagi dan
cukup bagi penelitian.
c. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang.
d. Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti lagi sehingga akan
menghasilkan data yang lebih akurat lagi.
2. Implikasi
Penelitian ini akan mempunyai implikasi yang luas untuk
penelitian-penelitian selanjutnya dimasa mendatang, khususnya sebagai
bahan masukan organisasi profesi ikatan akuntan indonesia (IAI) dalam
memenuhi tuntutan profesionalisme akuntan pada era transparansi bisnis
dan ekonomi. Dengan adanya perbedaan persepsi tentang kode etik
profesi, maka akan timbul suatu aturan yang lebih baik lagi akibat dari
masukan-masukan mengenai peraturan akuntan. Sehingga akan timbul
58
pemikiran yang bersifat harapan besar bahwa kode etik IAI tersebut dapat
mengubah pandangan profesi akuntan sebagai profesi yang lebih baik yang
dibatasi oleh norma-norma kesepakatan yang akan menguntungkan bagi
semua pihak yang terkait dengan proses akuntansi yang akan mengurangi
kecurangan dan meningkatkan kinerja akuntan yang lebih baik lagi.
Berdasarkan penelitian terlihat bahwa persepsi akuntan publik,
akuntan pendidik, mahahasiswa akuntansi dan karyawan bagian akuntansi
terhadap etika profesi terdapat perbedaan, dan secara keseluruhan hasil
penelitian menyatakan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan. Hal ini
membuktikan bahwa persepsi setiap akuntan mengenai etika profesi
akuntan berbeda-beda. maka perlu adanya suatu kesamaan tujuan dan
suatu keseimbangan dalam suatu profesi.
59
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syukriy, dan Abdul Halim, Pengintegrasian etika dalam pendidikan dan Riset Akuntansi. Kompak No. 4.Januari.Pp.14-38, 2002
Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik”, Edisi Ketiga, Penerbitan FE-UI, Jakarta, 2004. Arens, dan Lobbecke, “Auditing Pendekatan terpadu”, Salembah empat, Jakarta,
1996. Djaddang, Syahril, “Pendidikan Etika Profesi Akuntansi dalam Membangun
Masyarakat Madani”, dalam Cakrawala Ekonomi dan KeuanganTahun VI, edisi 21 (Januari-Maret), 1999.
Ghozali, Imam, AplikasiAnalisis Multivariate dengan program SPSSI, Badan
penerbit Universitas Diponogoro, Semarang, 2005 Herawati, Arleen,Yulius Kurnia Susanto, Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan
Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 11 No. 1.Mei pp.13-20, 2009.
Herry, “Pengaruh Pelaksanaan Etika Profesi Terhadap Pengambilan Keputusan
Akuntansi Publik (Auditor), Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi.Volume 6 No. 2 Agustus pp. 249-268, 2006.
http://unwar0733122.wordpress.com/, Bab II, “Etika Profesi”, September 3, 2008.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesional Akuntan Publik, Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan I Review, per 1 Januari, 2001.
, Kode Etik Akuntan Indonesia, IAI, Jakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”, BPFE Yogyakarta, Edisi Pertama. Juni, 2002.
Komisiyah, N. Indriantoro, “Pengaruh Orientasi Etika Terhadap Komitmen dan
Sensitivitas Etika Auditor Pemerintah di DKI Jakarta”, Junal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 1 No.1.Januari.Pp 13-28, 1998.
60
Maryani, Titik, dan Unti Ludigdo. “Survei atas faktor-faktor mempengaruhi sikap dan prilaku etik akuntan”. TEMA, Vol. 2, No 1, Maret. 2001.
Mulyadi, 1990 Pemeriksaan Akuntansi. STIE YKPN, Yogyakarta. Murtanto, dan Marini, “Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanitaserta
Mahasiswa dan Mahasisiwi Akuntansi Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. Oktober. pp. 790-805, 2003.
Prajitno, Sugiarto, “Perbedaan Persepsi Akuntansi Publik, Akuntan Perusahaan
dan Akuntan Pendidik terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan, Jurnal Ekonomi. Volume XVI No. 1, April 2006, 2006.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2006 tentang Kode Etik
Auditor Inspektor Jenderal Departemen Pekerjaan Umum. Renyowijoyo, Muindro, “Persepsi Masyarakat dan Akuntan terhadap Etika
Profesi Akuntan, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 7 No. 1.April pp.66-83, 2005.
Santoso, Singgih, “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”, PT.Elex Media
Komputindo, Jakarta, 2002. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 1 Januari 2001. Sihwajoeni, dan M. Gudono, “Persepsi Akuntan terhadap Kode Etik Akuntan,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Volume 3 No. 2.Juli pp. 168-184, 2000. Utami, Wiwik., Fitri Indriawati., Titik Aryati, “Muatan Etika dalam Pengajaran
Akuntansi Keuangan dan Dampaknya terhadap Persepsi Etika Mahasiswa”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Volume 12. No. 2. Mei pp.161-176, 2009.
Widiastuti, Indah, “Pengaruh Perbedaan Gender dan Perbedaan Level Hierarkis
Auditor dalam Kantor Akuntan Publik Terhadap Persepsi tentang Kode Etik Akuntan Indonesia.Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Volume 3 No. 1.Februari pp. 53-65, 2003.
Winarno, Jaka. “Pengaruh Gender dan Perbedaan Disiplin Akademis terhadap
Penilaian Etika Oleh Mahasiswa.Kompak No. 7. Januari-April pp.118-136, 2003.
61
Yusup, Muhamat., Sri Suranta., Muhammad Syafiwurrahman, “Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi Terhadap Etika Profesi Akuntan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Volume 7.No. 1, Februari pp.31-38, 2007.
Zamroni, Oni. “Skripsi Persepsi Mahasiswa Terhadap Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik”. FEIS. Jurusan Akuntansi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006.
LAMPIRAN 1
Jakarta,…….Januari 2011 KepdaYth, Bapak/ Ibu/ Sdr/i………………………. Di Jakarta Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Denganhormat,
Sehubungan dengan penelitian yang sedang saya lakukan, dengan ini saya mengharapkan bantuan dari Bapak/ Ibu dan Saudara/i Responden untuk mengisikuisioner yang terlampir.
Data yang diperoleh dari kuisioner ini akan saya gunakan untuk mengetahui mengenai “PERSEPSI AKUNTAN PUBLIK, AKUNTAN PENDIDIK, MAHASISWA AKUNTANSI DAN KARYAWAN BAGIAN AKUNTANSI TERHADAP ETIKA PROFESI AKUNTAN”. Semua informasi yang terkumpul melalui kuisioner ini hanyadigunakan untuk keperluan penelitian saja, bersifat konfidensial dan anda tidak diminta untuk mencantumkan nama.
Demikian permohonan saya, atas kesediaan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.de Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Pembimbing I, Pembimbing II, (Prof.Dr.Ahmad Rodoni) (Yulianti.SE)
Hormat Saya,
(Widia Syarah)
DATA RESPONDEN
Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian dan tipe pilihan. Pada tipe isian,
isilah pada jawaban yang disediakan dengan singkat dan jelas.Sedangkan pada tipe pilihan,
berilah tanda [ √] pada kotak jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/I anggaptepat.
1. Jeniskelamin : [ ] Laki-laki
[ ] Perempuan
2. Umur : [ ] < 25 tahun
[ ] > 25-35 tahun
3. Posisi : [ ] AkuntanPublik
[ ] AkuntanPendidik
[ ] Mahasiswa/i
[ ] Karyawan/i
4. Jabatan : [ ] Junior [ ] Senior [ ] Supervisor
[ ] Manager [ ] Partner
5. PendidikanTerakhir : [ ] S1 [ ] S2 [ ] S3
[ ] D3 [ ] Lainnya, sebutkan____________
6. Pengalamankerja : [ ] dibawah 3 tahun
[ ] 3-5 tahun
[ ] 5-7 tahun
[ ] di atas 7 tahun
7. Mendalami pengetahuan mengenai kode etik :
[ ] Belumpernah [ ] pernah
KUISIONER
Dibawah ini adalah pertanyan-pertanyaan yang ditujukan untuk mengetahui persepsi Bapak/Ibu/Saudara/i terhadap Etika Profesi.
Dimohon untuk memberikan tanggapan yang tepat menurut Bapak/Ibu/saudara/i atas pernyataan tersebut dengan memilih skor yang tersedia dan memberi tanda silang [ X ].
Keterangan Skor STS : Sangat Tidak Setuju 1 TS : Tidak Setuju 2 S : Setuju 3 SS : Sangat Setuju 4
No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4
I. KEPRIBADIAN A. Independensi 1. Seorang akuntan publik harus mempertahankan independensinya. 2. Bila seorang akuntan publik tidak independen, maka ia harus menolak
untuk menerima atau mengundurkan diri dari penugasan yang ada.
3. Akuntan publik dilarang memiliki saham atau investasi langsung dari klien audit walau pemilikan jumlahnya tidak material.
4. Pinjaman antara sebuah kantor akuntan dengan klien yang diauditnya dilarang karena akan mempengaruhi independensinya.
5. Anggota akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.
6. Seorang akuntan publik tidak boleh mempunyai investasi dalam suatu perusahaan dimana klien kantor akuntan tempatnya bekerja juga memiliki investasi.
7. Tidak diperkenankan akuntan publik membuat laporan keuangan dan sesudah itu menyelenggarakan audit atas laporan keuangan tersebut, ataumelakukan jasa akuntan dan audit untuk klien yang sama.
8. Auditor penerus tidak diharuskan untuk berkomunikasi dengan auditor sebelumnya dalam memutuskan apakah akan menerima suatu penugasan atau tidak.
9. Akuntan publik harus menjamin bahwa laporan keuangan dibuat sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum.
10. Opini yang dikeluarkan tidak boleh berdasarkan imbalan yang di terima. B. Integritas dan Objektivitas 11. Akuntan publik harus memberikan pendapatnya atas laporan keuangan
suatu perusahaan karena melalui pendidikan pelatihan dan pengalaman akuntan publik harus memenuhi standar kecakapan dan standar teknis dalam melakukan audit.
12. Pengawasan masyarakat, khususnya para pemakai jasa sangat diperlukan untuk meningkatkan integritas dan objektifitas akuntan publik.
13. Dihindarkan sedapat mungkin hubungan Kantor Akuntan Publik dengan klien yang mempunyai itikad kurang baik.
14. Perlunya peer_review oleh akuntan lain untuk meningkat objektifitas dan integritas.
15. Saya harus mempertahankan tingkat integritas dan objektivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4
16. Seorang akuntan harus selalu berpedoman kepada kode etik agar dapat bertugas secara profesional
II KECAKAPAN PROFESIONAL 17. Akuntan publik harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat data
relevan yang mencukupi guna mendapat dasar yang layak untuk menarik kesimpulan.
18. Akuntan publik tidak dibenarkan mengerjakan penugasan atau menerima pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan atau tidak sesuai dengan keahlian profesinya.
19. Akuntan publik menyelenggarakan jasanya tidak harus sesuai dengan norma pemeriksanaan akuntan yang ada.
20. Harus ada pendidikan professional yang berkesinambungan serta kegiatan latihan agar pemeriksa bisa meningkatkan kariernya.
21. Rekrutmen pemeriksa harus memiliki karakter yang sesuai serta integritas dan kompetensi yang cukup.
22. Perlu diadakan quality review oleh suatu team akuntan publik yang independen.
23. Saya harus meningkatkan kecakapan profesi agar mampu memberikan manfaat yang optimal dalam pelaksanaan tugas.
24. Jika saya tidak bekerja sebagai akuntan publik, maka tidak boleh memberikan pernyataan pendapat akuntan.
III. TANGGUNG JAWAB A. Kerahasiaan 25. Akuntan publik dilarang membocorkan informasi rahasia yang diperoleh
selama mengerjakan tugas professional tanpa syarat.
26. Semua informasi dapat diberikan asalkan mendapat ijin dari klien yang bersangkutan.
27. Informasi yang diperoleh kantor akuntan dari kliennya mempunyai hak istimewa.
28. KAP dapat menggunakan kerahasiaan sebagai alasan untuk tidak mengajukan keberatan atas pelaksanaan kerja yang kurang memadai terhadap KAP yang lain.
29. Akuntan publik yang memperoleh informasi selama melakukan jasa professional tidak menggunakan atau terlihat menggunakan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau kepentingan pihak ketiga.
B. Bayaran Kontijen 30. Bayaran kontijen diberikan tergantung pada hasil dan jasa yang diberikan. 31. Akuntan publik berhak untuk menarik honorarium sesuai dengan manfaat
yang akan diperoleh klien.
32. Untuk mempertahankan objektifitas dan independesi dilakukan pembalasan bayaran kontijensi atas semua jasa yang diberikan.
33. Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
34. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur.
C. Tindakan Mendatangkan Aib 35. Akuntan publik tidak boleh menahan catatan klien dengan alasan apapun. 36. Akuntan publik tidak boleh membantu klien untuk mengisi Surat
Pemberitahuan Pajak (SPP) demi keuntungan klien.
37. Akuntan publik tidak boleh memilih klien berdasarkan perbedaan yang ada (diskriminasi).
No. Pernyataan STS TS S SS 1 2 3 4
38. Kelalaian untuk mengembalikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPP) dengan tidak sengaja bagi akuntan publik adalah wajar.
39. Akuntan publik tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.
D. Periklanan dan Penawaran 40. Asalkan atas permintaan calon klien yang bersangkutan, akuntan publik
boleh menwarkan jasanya secara tertulis.
41. Bentuk penawaran atau iklan yang tidak bersifat mendustai atau menyesatkan dapat diterima.
42. Dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
E. Komisi 43. Akuntan publik tidak boleh menerima komisi atas usaha mereka
merekomendasikan jasa pihak lain bagi kepentingan klien.
44. Akuntan publik boleh memberikan imbalan kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung turut menentukan penugasan tersebut.
45. Akuntan publik tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila pemberian/penerimaan komisitersebut dapat mengurangi independensi.
Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam mengisi kuisioner ini, semoga
Allah swt membalas kebaikan hati Bapak/Ibu/Saudara/i.
Lampiran 2 : Data Mentah INDEPEDENSI Persepsi Akuntan Publik
NO IN1
IN2
IN3
IN4
IN5
IN6
IN7
IN8
IN9
IN10
1 5
4
3
4
4
4
5
5
4
4
2 4
4
3
5
5
5
4
4
4
3
3 4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4 4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
5 5
3
2
4
4
4
4
4
2
1
6 5
4
5
5
5
5
5
5
4
5
7 3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
8 3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
9 1
2
3
4
4
5
5
4
4
4
10 4
3
3
5
5
4
4
5
3
3
11 5
5
5
4
4
4
3
3
4
4
12 4
3
3
4
4
4
5
3
4
4
13 4
3
3
5
5
5
4
4
4
3
14 5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
15 2
2
2
3
4
3
4
3
4
2
16 3
4
3
5
4
5
4
5
3
2
17 4
4
4
4
4
3
3
4
4
2
18 2
2
2
5
4
4
5
5
4
3
19 5
5
4
4
5
5
5
4
4
2
20 3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO IN1
IN2
IN3
IN4
IN5
IN6
IN7
IN8
IN9
IN10
1 2
2
2
3
4
4
3
3
3
2
2 5
5
4
4
4
4
4
4
2
2
3 3
3
3
5
5
5
5
5
3
2
4 4
4
5
4
5
5
5
4
3
4
5 4
3
4
4
4
3
3
3
5
5
6 3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
7 4
4
4
4
5
4
5
4
4
3
8 2
2
2
3
5
5
4
3
3
3
9 2
2
3
5
2
2
2
5
1
1
10 2
2
2
4
3
4
3
4
1
1
11 3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
12 2
2
2
5
2
2
2
4
3
4
13 2
3
3
3
5
5
4
4
4
3
14 2
2
2
4
3
3
3
3
2
3
15 4
4
4
4
2
2
2
4
3
4
16 5
5
5
5
5
5
4
5
4
5
17 4
2
3
4
3
3
3
4
3
3
18 3
3
3
3
4
4
5
3
3
3
19 3
3
1
4
4
3
4
4
4
2
20 3
2
2
5
3
3
3
5
2
2
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO IN1
IN2
IN3
IN4
IN5
IN6
IN7
IN8
IN9
IN10
1 4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
2 2
2
2
4
2
2
2
3
3
2
3 2
2
3
5
2
2
3
4
4
3
4 4
3
2
4
2
2
2
4
4
3
5 4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
6 4
3
3
5
2
2
2
5
4
3
7 3
3
3
4
2
3
3
4
2
2
8 2
2
1
5
2
2
2
5
2
2
9 4
3
4
4
5
5
5
4
4
3
10 5
5
5
3
3
3
3
3
4
3
11 5
3
4
3
4
4
3
3
4
3
12 2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
13 2
2
2
5
5
5
5
5
2
2
14 2
2
2
4
5
5
5
4
3
2
15 3
2
3
4
4
3
3
3
5
5
16 4
4
2
4
3
3
3
3
4
4
17 3
2
4
4
5
4
5
4
3
2
18 3
4
2
3
4
3
4
3
2
2
19 2
3
2
5
4
5
4
5
3
2
20 5
2
2
4
3
4
3
4
5
4
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO IN1
IN2
IN3
IN4
IN5
IN6
IN7
IN8
IN9
IN10
1 3
2
3
4
4
4
4
4
4
3
2 4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3 4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4 5
4
3
4
4
4
4
4
4
3
5 2
2
3
5
5
5
5
5
3
3
6 4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
7 4
3
2
4
4
4
4
4
3
4
8 4
3
3
5
5
5
5
5
3
3
9 4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
10 4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
11 4
3
4
5
5
5
5
5
4
3
12 5
3
4
4
4
4
4
4
3
4
13 3
2
2
4
4
4
4
4
3
2
14 1
2
2
4
4
4
4
4
3
2
15 3
3
3
5
5
5
5
5
3
2
16 2
2
1
5
5
5
5
5
3
5
17 4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
18 5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19 3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
20 5
3
1
5
5
5
5
5
3
3
INTEGRITAS DAN OBJEKTIVITAS Persepsi Akuntan Publik
NO IO1 IO2
IO3
IO4
IO5
IO6
1 5
5
4
4
4 4
2 4
4
5
4
4 3
3 4
4
3
4
3 4
4 3
3
4
4
4 5
5 4
4
4
4
4 3
6 5
5
5
4
5 5
7 4
4
4
4
3 4
8 3
3
3
4
4 4
9 4
4
4
3
4 3
10 5
5
5
4
4 3
11 3
4
3
4
4 4
12 3
3
4
4
3 4
13 4
4
4
4
4 5
14 4
5
4
4
4 4
15 3
4
4
5
4 4
16 5
4
5
4
3 3
17 4
3
4
4
4 4
18 5
4
5
4
3 3
19 4
5
5
3
3 4
20 3
3
3
4
4 3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO IO1 IO2
IO3
IO4
IO5
IO6
1 3
4
3
4
4 4
2 4
4
4
3
2 2
3 5
5
5
3
4 4
4 4
4
4
4
4 4
5 3
5
5
3
3 5
6 4
3
4
4
4 4
7 4
5
2
4
4 2
8 4
3
5
4
4 5
9 5
4
5
4
4 5
10 4
4
4
3
3 4
11 4
4
4
5
4 4
12 5
3
3
4
3 3
13 4
4
4
4
4 4
14 4
3
3
5
4 3
15 4
4
3
4
3 3
16 5
3
3
4
4 4
17 4
5
4
4
5 4
18 5
4
4
5
4 3
19 3
4
4
4
4 4
20 4
4
5
5
5 5
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO IO1 IO2
IO3
IO4
IO5
IO6
1 3
2
3
2
3 3
2 5
4
5
5
4 5
3 3
4
4
5
5 4
4 4
4
4
4
4 4
5 4
4
3
4
4 3
6 2
1
2
3
3 2
7 4
4
5
5
4 5
8 5
4
4
4
4 4
9 4
4
4
4
4 3
10 4
4
3
5
4 3
11 4
5
4
5
4 4
12 5
4
4
4
4 4
13 4
4
5
5
4 5
14 4
4
4
4
4 4
15 4
4
3
4
3 3
16 2
2
1
2
1 3
17 5
5
4
5
5 3
18 4
5
4
4
5 4
19 4
4
4
5
4 3
20 4
4
4
4
4 3
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO IO1 IO2
IO3
IO4
IO5
IO6
1 4
4
4
4
4 3
2 4
4
5
5
5 5
3 4
5
5
5
5 4
4 4
5
4
5
4 5
5 4
4
3
4
2 4
6 4
4
4
4
5 5
7 5
5
5
5
4 4
8 4
4
4
4
4 4
9 4
4
4
4
3 3
10 4
4
4
4
4 4
11 5
5
5
5
5 5
12 4
4
4
4
4 4
13 4
4
2
4
3 4
14 4
4
5
5
4 4
15 5
5
5
4
5 5
16 4
4
4
4
4 3
17 4
4
5
5
5 5
18 4
5
5
5
5 4
19 4
5
4
5
4 5
20 4
4
3
4
2 4
KECAKAPAN PROFESIONAL Persepsi Akuntan Publik
NO KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
1 5
4
5
5
4
5
5
4
2 4
4
2
2
2
4
4
5
3 4
3
3
4
3
4
4
3
4 4
4
4
4
4
3
3
4
5 5
3
2
2
2
4
4
4
6 5
4
5
5
4
5
5
5
7 3
3
3
3
3
4
4
4
8 3
2
2
2
2
3
3
3
9 1
2
5
5
4
4
4
4
10 4
3
3
3
3
5
5
5
11 5
5
4
4
5
3
4
3
12 4
3
4
3
4
3
3
4
13 4
3
3
3
3
4
4
4
14 5
5
4
4
4
4
5
4
15 2
2
2
2
2
3
4
4
16 3
4
2
2
3
5
4
5
17 4
4
2
2
2
4
3
4
18 2
2
3
3
3
5
4
5
19 5
5
2
2
2
4
5
5
20 3
3
2
3
3
3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
1 2
2
2
2
2
3
4
3
2 5
5
4
4
4
4
4
4
3 3
3
5
5
5
5
5
5
4 4
4
4
5
5
4
4
4
5 4
3
4
3
3
3
4
3
6 3
3
3
3
3
3
3
3
7 4
4
5
4
5
4
5
4
8 2
2
4
3
4
3
4
3
9 2
2
4
5
4
5
4
5
10 3
4
3
4
3
4
3
3
11 4
4
5
4
5
5
5
4
12 5
5
4
5
4
4
4
5
13 3
3
4
3
4
4
4
3
14 4
4
3
4
3
3
3
4
15 4
4
4
4
4
4
4
4
16 5
5
5
5
5
5
5
5
17 4
4
4
4
4
4
4
4
18 3
3
3
3
3
3
3
3
19 4
4
4
5
5
4
4
4
20 5
5
5
4
5
5
4
5
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
1 3
3
4
4
4
3
3
3
2 4
4
5
5
5
5
3
4
3 4
5
5
5
5
4
4
4
4 4
5
4
5
4
5
4
4
5 4
4
3
3
3
4
3
4
6 5
4
5
4
5
4
5
5
7 4
4
3
3
4
4
3
4
8 5
4
4
5
5
4
4
5
9 5
5
4
4
4
5
5
5
10 3
3
3
3
3
3
3
3
11 3
4
4
3
3
4
4
3
12 4
4
4
4
4
4
4
4
13 5
5
5
5
5
5
5
5
14 4
5
5
5
5
4
4
4
15 3
3
4
4
4
3
3
3
16 3
3
3
5
5
5
3
3
17 4
5
4
5
4
5
4
4
18 3
4
3
4
3
4
3
3
19 5
4
5
4
5
4
5
5
20 3
4
3
4
3
4
3
3
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
1 4
4
4
4
4
4
4
4
2 5
5
5
5
5
5
5
5
3 3
3
3
3
3
3
3
3
4 4
4
4
4
4
4
4
4
5 4
4
4
4
4
4
4
4
6 5
5
5
5
5
5
5
5
7 4
4
4
4
4
4
4
4
8 3
3
3
3
3
3
3
3
9 4
4
4
4
4
4
4
4
10 5
5
5
5
5
5
5
5
11 4
4
4
4
4
4
4
4
12 4
4
4
4
4
4
4
4
13 5
5
5
5
5
5
5
5
14 5
5
5
5
5
5
5
5
15 4
4
4
4
4
4
4
4
16 5
5
5
5
5
5
5
5
17 4
5
4
5
4
5
4
4
18 3
4
3
4
3
4
3
3
19 5
4
5
4
5
4
5
5
20 3
3
3
3
3
3
3
3
KERAHASIAAN Persepsi Akuntan Publik
NO KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
1 4
4
4
5
5
2 5
5
5
4
4
3 3
3
3
4
4
4 4
4
4
3
3
5 4
4
4
4
4
6 5
5
5
5
5
7 4
4
4
4
4
8 3
3
3
3
3
9 4
4
5
5
4
10 5
5
4
4
5
11 4
4
4
3
3
12 4
4
4
5
3
13 5
5
5
4
4
14 4
5
4
5
4
15 3
4
3
4
3
16 5
4
5
4
5
17 4
4
3
3
4
18 5
4
4
5
5
19 4
5
5
5
4
20 3
3
3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
1 3
4
4
3
3
2 4
4
4
4
4
3 5
5
5
5
5
4 4
5
5
5
4
5 4
4
3
3
3
6 4
3
3
3
3
7 4
5
4
5
4
8 3
5
5
4
3
9 5
2
2
2
5
10 4
3
4
3
4
11 4
4
4
4
5
12 5
2
2
2
4
13 3
5
5
4
4
14 4
3
3
3
3
15 4
2
2
2
4
16 5
5
5
4
5
17 4
3
3
3
4
18 3
4
4
5
3
19 4
4
3
4
4
20 5
3
3
3
5
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
1 4
4
4
4
3
2 4
2
2
2
3
3 5
2
2
3
4
4 4
2
2
2
4
5 3
3
3
3
3
6 5
2
2
2
5
7 4
2
3
3
4
8 5
2
2
2
5
9 4
5
5
5
4
10 3
3
3
3
3
11 3
4
4
3
3
12 4
4
4
4
4
13 5
5
5
5
5
14 4
5
5
5
4
15 4
4
3
3
3
16 4
3
3
3
3
17 4
5
4
5
4
18 3
4
3
4
3
19 5
4
5
4
5
20 4
3
4
3
4
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO KR1
KR2
KR3
KR4
KR5
1 4
4
4
4
4
2 4
4
4
4
4
3 3
3
3
3
3
4 4
4
4
4
4
5 5
5
5
5
5
6 4
4
4
4
4
7 4
4
4
4
4
8 5
5
5
5
5
9 4
4
4
4
4
10 4
4
4
4
4
11 5
5
5
5
5
12 4
4
4
4
4
13 4
4
4
4
4
14 4
4
4
4
4
15 5
5
5
5
5
16 5
5
5
5
5
17 4
4
4
4
4
18 4
4
4
4
4
19 3
3
3
3
3
20 5
5
5
5
5
BAYARAN KONTIJEN Persepsi Akuntan Publik\
NO BK1
BK2
BK3
BK4
BK5
1 5
5
4
5
5
2 2
2
2
4
4
3 3
4
3
4
4
4 4
4
4
3
3
5 2
2
2
4
4
6 5
5
4
5
5
7 3
3
3
4
4
8 2
2
2
3
3
9 5
5
4
4
4
10 3
3
3
5
5
11 4
4
5
3
4
12 4
3
4
3
3
13 3
3
3
4
4
14 4
4
4
4
5
15 2
2
2
3
4
16 2
2
3
5
4
17 2
2
2
4
3
18 3
3
3
5
4
19 2
2
2
4
5
20 2
3
3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO BK1
BK2
BK3
BK4
BK5
1 2
2
2
3
4
2 4
4
4
4
4
3 5
5
5
5
5
4 4
5
5
4
4
5 4
3
3
3
4
6 3
3
3
3
3
7 5
4
5
4
5
8 4
3
4
3
4
9 4
5
4
5
4
10 3
4
3
4
3
11 5
4
5
5
5
12 4
5
4
4
4
13 4
3
4
4
4
14 3
4
3
3
3
15 4
4
4
4
4
16 5
5
5
5
5
17 4
4
4
4
4
18 3
3
3
3
3
19 4
5
5
4
4
20 5
4
4
5
5
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO BK1
BK2
BK3
BK4
BK5
1 4
4
3
3
4
2 3
4
5
3
3
3 4
5
4
4
4
4 5
4
5
4
5
5 4
3
4
3
4
6 4
5
4
5
4
7 3
3
3
4
3
8 4
4
5
5
4
9 5
5
5
4
5
10 3
3
3
3
3
11 4
4
3
3
4
12 4
4
4
4
4
13 5
5
5
5
5
14 4
5
5
4
4
15 4
3
3
3
4
16 3
3
3
3
3
17 5
4
5
4
5
18 4
3
4
3
4
19 4
5
4
5
4
20 3
4
3
4
3
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO BK1
BK2
BK3
BK4
BK5
1 4
4
4
4
4
2 4
4
4
4
4
3 3
3
3
3
3
4 4
4
4
4
4
5 5
5
5
5
5
6 4
4
4
4
4
7 4
4
4
4
4
8 5
5
5
5
5
9 4
4
4
4
4
10 4
4
4
4
4
11 5
5
5
5
5
12 4
4
4
4
4
13 4
4
4
4
4
14 4
4
4
4
4
15 5
5
5
5
5
16 5
5
5
5
5
17 4
4
4
4
4
18 4
4
4
4
4
19 3
3
3
3
3
20 5
5
5
5
5
TINDAKAN MENDATANGKAN AIB Persepsi Akuntan Publik
NO TMA1
TMA2
TMA3
TMA4
TMA5
1 5
5
4
5
5
2 2
2
2
4
4
3 3
4
3
4
4
4 4
4
4
3
3
5 2
2
2
5
5
6 5
5
4
4
4
7 3
3
3
3
3
8 2
2
2
4
4
9 5
5
4
5
5
10 3
3
3
4
4
11 4
4
5
3
4
12 4
3
4
4
3
13 3
3
3
5
5
14 4
4
4
4
5
15 2
2
2
3
4
16 2
2
3
5
4
17 2
2
2
3
4
18 3
3
3
4
5
19 2
2
2
5
4
20 2
3
3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO TMA1
TMA2
TMA3
TMA4
TMA5
1 2
2
2
4
3
2 4
4
4
4
4
3 5
5
5
5
5
4 4
4
4
5
5
5 3
4
4
4
4
6 5
5
5
5
3
7 5
4
5
4
5
8 4
3
4
3
4
9 4
5
4
5
4
10 3
4
3
4
3
11 4
4
4
5
5
12 5
5
5
4
4
13 3
3
3
4
4
14 4
4
4
3
3
15 5
5
5
5
5
16 4
4
4
4
4
17 3
3
3
3
3
18 4
4
4
4
4
19 3
4
4
5
5
20 4
5
5
4
4
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO TMA1
TMA2
TMA3
TMA4
TMA5
1 4
3
3
3
4
2 3
4
4
4
3
3 4
4
5
5
5
4 5
5
4
4
5
5 4
3
4
3
4
6 4
5
4
5
4
7 4
4
3
3
4
8 5
5
4
4
5
9 4
4
5
5
4
10 3
3
3
3
3
11 3
3
4
4
3
12 4
4
4
4
4
13 5
5
5
5
5
14 4
4
4
5
5
15 3
4
4
4
4
16 5
5
5
5
3
17 5
4
5
4
5
18 4
3
4
3
4
19 4
5
4
5
4
20 3
4
3
4
3
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO TMA1
TMA2
TMA3
TMA4
TMA5
1 4
4
4
4
4
2 5
5
5
5
5
3 3
3
3
3
3
4 4
4
4
4
4
5 5
5
5
5
5
6 4
4
4
4
4
7 3
3
3
3
3
8 4
4
4
4
4
9 4
4
4
4
4
10 4
4
4
4
4
11 4
4
4
4
4
12 4
4
4
4
4
13 4
4
4
4
4
14 5
5
5
5
5
15 4
4
4
4
4
16 4
4
4
4
4
17 4
4
4
4
4
18 5
5
5
5
5
19 4
4
4
4
4
20 3
3
3
3
3
PERIKLANAN DAN PENAWARAN Persepsi Akuntan Publik
NO
PP1
PP2
PP3
1 5
4
3
2 4
4
3
3 4
3
3
4 4
4
3
5 5
3
2
6 5
4
5
7 3
3
3
8 3
2
3
9 1
2
3
10 4
3
3
11 5
5
5
12 4
3
3
13 4
3
3
14 5
5
4
15 2
2
2
16 3
4
3
17 4
4
4
18 2
2
2
19 5
5
4
20 3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO
PP1
PP2
PP3
1 2
2
2
2 5
5
4
3 3
3
3
4 4
4
5
5 4
3
4
6 3
3
3
7 4
4
4
8 2
2
2
9 2
2
3
10 2
2
2
11 3
3
3
12 2
2
2
13 2
3
3
14 2
2
2
15 4
4
4
16 5
5
5
17 4
2
3
18 3
3
3
19 3
3
1
20 3
2
2
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO
PP1
PP2
PP3
1 4
3
3
2 2
2
2
3 2
2
3
4 4
3
2
5 4
3
3
6 4
3
3
7 3
3
3
8 2
2
1
9 4
3
4
10 5
5
5
11 5
3
4
12 2
2
2
13 2
2
2
14 2
2
2
15 3
2
3
16 4
4
2
17 3
2
4
18 3
4
2
19 2
3
2
20 5
2
2
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO
PP1
PP2
PP3
1 3
2
3
2 4
3
4
3 4
3
3
4 5
4
3
5 2
2
3
6 4
3
3
7 4
3
2
8 4
3
3
9 4
2
4
10 4
4
4
11 4
3
4
12 5
3
4
13 3
2
2
14 1
2
2
15 3
3
3
16 2
2
1
17 4
4
3
18 5
4
4
19 3
2
3
20 5
3
1
KOMISI Persepsi Akuntan Publik
NO
KM1
KM2
KM3
1 4
4
4
2 5
5
5
3 3
3
3
4 4
4
4
5 5
5
5
6 4
4
4
7 3
3
3
8 4
4
4
9 5
5
4
10 4
4
5
11 3
4
4
12 4
4
4
13 5
5
5
14 4
5
4
15 4
3
3
16 5
4
5
17 3
4
4
18 5
5
4
19 5
4
4
20 3
3
3
Persepsi Akuntan Pendidik
NO
KM1
KM2
KM3
1 4
4
4
2 4
4
4
3 5
5
5
4 4
4
5
5 4
4
3
6 3
4
4
7 4
5
4
8 3
4
3
9 5
4
5
10 3
3
3
11 4
4
4
12 5
5
5
13 3
3
3
14 4
4
4
15 5
5
5
16 4
4
4
17 3
3
3
18 4
4
4
19 5
5
4
20 4
4
5
Persepsi Mahahasiswa Akuntansi
NO
KM1
KM2
KM3
1 3
4
4
2 4
4
4
3 5
5
5
4 4
5
4
5 4
3
3
6 5
4
5
7 3
4
4
8 5
5
4
9 5
4
4
10 3
3
3
11 4
4
4
12 4
4
4
13 5
5
5
14 4
4
5
15 4
4
3
16 3
4
4
17 4
5
4
18 3
4
3
19 5
4
5
20 3
3
3
Persepsi Karyawan Bagian Akuntansi
NO
KM1
KM2
KM3
1 4
4
4
2 5
5
5
3 3
3
3
4 4
4
4
5 5
5
5
6 4
4
4
7 3
3
3
8 4
4
4
9 5
5
5
10 5
5
5
11 4
4
4
12 4
4
4
13 5
5
5
14 4
4
4
15 4
4
4
16 5
5
5
17 3
3
3
18 5
5
5
19 4
4
4
20 3
3
3
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
Uji Validitas Indepedensi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.872 10
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IN1 3.49 1.136 80 IN2 2.99 .907 80 IN3 2.79 .910 80 IN4 3.71 1.093 80 IN5 3.56 1.065 80 IN6 3.50 1.125 80 IN7 3.49 1.147 80 IN8 3.95 .761 80 IN9 3.35 .828 80 IN10 3.02 .927 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
IN1 30.36 38.006 .504 .868 IN2 30.86 39.538 .526 .864 IN3 31.06 38.971 .577 .861 IN4 30.14 36.525 .654 .854 IN5 30.29 35.296 .784 .843 IN6 30.35 34.585 .794 .842 IN7 30.36 35.069 .734 .847 IN8 29.90 41.939 .389 .873 IN9 30.50 40.456 .495 .867 IN10 30.83 40.450 .428 .871
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
33.85 46.357 6.809 10
Uji Validitas Kecakapan Profesional
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.900 8
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KP1 3.86 .938 80 KP2 3.84 .906 80 KP3 3.80 .960 80 KP4 3.88 .960 80 KP5 3.85 .943 80 KP6 4.06 .718 80 KP7 3.98 .729 80 KP8 4.01 .755 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KP1 27.41 21.891 .648 .891 KP2 27.44 21.920 .673 .889 KP3 27.48 20.784 .771 .879 KP4 27.40 21.306 .703 .886 KP5 27.42 20.931 .769 .879 KP6 27.21 23.410 .652 .891 KP7 27.30 23.251 .665 .890 KP8 27.26 23.285 .632 .892
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
31.28 28.455 5.334 8
Uji Validitas Integritas dan Objektivitas
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.928 6
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
IO1 3.61 1.037 80 IO2 3.62 1.072 80 IO3 3.65 1.092 80 IO4 3.82 .965 80 IO5 3.58 .991 80 IO6 3.61 1.037 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
IO1 18.29 19.853 .789 .914 IO2 18.28 19.847 .756 .919 IO3 18.25 19.354 .798 .913 IO4 18.08 20.197 .818 .911 IO5 18.32 20.172 .794 .914 IO6 18.29 19.853 .789 .914
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
21.90 28.218 5.312 6
Uji Validitas Kerahasiaan
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.913 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KR1 3.81 .929 80 KR2 3.88 .946 80 KR3 3.82 .938 80 KR4 3.81 .929 80 KR5 3.98 .729 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KR1 15.49 8.962 .921 .862 KR2 15.42 9.134 .860 .875 KR3 15.48 9.164 .863 .875 KR4 15.49 8.962 .921 .862 KR5 15.33 12.653 .340 .964
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
19.30 14.947 3.866 5
Uji Validitas Bayaran Kontijen
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.916 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
BK1 4.05 .673 80 BK2 4.08 .725 80 BK3 4.08 .759 80 BK4 3.98 .729 80 BK5 4.05 .673 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
BK1 16.18 6.172 .858 .883 BK2 16.15 6.458 .681 .918 BK3 16.15 6.003 .783 .897 BK4 16.25 6.215 .756 .902 BK5 16.18 6.172 .858 .883
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
20.22 9.493 3.081 5
Uji Validitas Tindakan Mendatagkan Aib
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.941 5
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
TMA1 3.54 1.043 80 TMA2 3.59 1.076 80 TMA3 3.65 .982 80 TMA4 3.79 1.015 80 TMA5 3.76 1.022 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
TMA1 14.79 13.511 .882 .919 TMA2 14.74 13.259 .887 .918 TMA3 14.67 13.969 .876 .921 TMA4 14.54 14.226 .797 .935 TMA5 14.56 14.401 .763 .941
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
18.32 21.361 4.622 5
Uji Validitas Periklanan Dan Penawaran
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.829 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PP1 3.44 1.112 80 PP2 2.99 .921 80 PP3 2.96 .961 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PP1 5.95 2.833 .708 .750 PP2 6.40 3.357 .746 .714 PP3 6.42 3.539 .625 .822
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.39 6.721 2.593 3
Uji Validitas Komisi
Case Processing Summary
N % Cases Valid 80 72.1
Excludeda 31 27.9
Total 111 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.902 3
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KM1 4.06 .752 80 KM2 4.11 .675 80 KM3 4.06 .718 80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
KM1 8.18 1.691 .817 .852 KM2 8.12 1.908 .799 .867 KM3 8.18 1.792 .805 .860
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
12.24 3.854 1.963 3
Lampiran 4 : Hasil One Way Anova Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Etika Profesi Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.309 3 76 .083
ANOVA
Etika Profesi Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6140.237 3 2046.746 6.613 .000 Within Groups 23521.250 76 309.490 Total 29661.487 79
Homogeneous Subsets
Etika Profesi
Status N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Tukey HSDa Mahasiswa Akuntansi 20 155.35 Akuntan Publik 20 162.05 Akuntan Pendidik 20 166.20 166.20
Karyawan Bagian Akuntansi 20 179.35
Sig. .216 .093
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Etika Profesi
(I) Status (J) Status
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Tukey HSD Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 .878 -18.76 10.46
Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 .626 -7.91 21.31
Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .014 -31.91 -2.69
Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 .878 -10.46 18.76
Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .216 -3.76 25.46
Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .093 -27.76 1.46
Mahasiswa Akuntansi
Akuntan Publik -6.700 5.563 .626 -21.31 7.91
Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .216 -25.46 3.76
Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -38.61 -9.39
Karyawan Bagian Akuntansi
Akuntan Publik 17.300* 5.563 .014 2.69 31.91
Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .093 -1.46 27.76
Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 9.39 38.61 Bonferroni Akuntan Publik Akuntan Pendidik -4.150 5.563 1.000 -19.22 10.92
Mahasiswa Akuntansi 6.700 5.563 1.000 -8.37 21.77 Karyawan Bagian Akuntansi -17.300* 5.563 .016 -32.37 -2.23
Akuntan Pendidik Akuntan Publik 4.150 5.563 1.000 -10.92 19.22 Mahasiswa Akuntansi 10.850 5.563 .329 -4.22 25.92 Karyawan Bagian Akuntansi -13.150 5.563 .124 -28.22 1.92
Mahasiswa Akuntansi
Akuntan Publik -6.700 5.563 1.000 -21.77 8.37 Akuntan Pendidik -10.850 5.563 .329 -25.92 4.22 Karyawan Bagian Akuntansi -24.000* 5.563 .000 -39.07 -8.93
Karyawan Bagian Akuntansi
Akuntan Publik 17.300* 5.563 .016 2.23 32.37 Akuntan Pendidik 13.150 5.563 .124 -1.92 28.22 Mahasiswa Akuntansi 24.000* 5.563 .000 8.93 39.07
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Top Related