Download - Persentasi Stilistika

Transcript
Page 1: Persentasi Stilistika

STILISTIKA I

Page 2: Persentasi Stilistika

STILISTIKA IOLEHDrs. Rosman. H., M.Hum.

[email protected]@yahoo.com

[email protected]: rosman IP groupFb: rosman sipayung

Page 3: Persentasi Stilistika

Defenisi Stilistika style berasal dari bahasa Yunani

stylos atau stilus dalam bahasa Latin. Secara umum makna stilos adalah

wujud sesuatu, misalnya bentuk arsitektur yang memiliki ciri sesuai dengan karakteristik ruang dan waktu.

Sedangkan stilus bermakna alat untuk menulis sesuai dengan cara yang digunakan oleh penulisnya.

Page 4: Persentasi Stilistika

Istilah style secara leksikal yang berpadanan dengan gaya

Istilah stilistika dalam bahasa Inggris stylistics. Istilah stilistika atau stylistics terdiri

dari dua kata style dan ics. Stylist adalah pengarang atau

pembicara yang baik gaya bahasanya, perancang atau ahli dalam mode.

Ics atau ika adalah ilmu, kaji, telaah. Stilistika adalah ilmu gaya atau ilmu

gaya bahasa.

Page 5: Persentasi Stilistika

Kridalaksana (1982:159) 1. Ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra; ilmu interdisipliner linguistik & sastra

2. Penerapan linguistik pada penelitian gaya

bahasa Slametmuljana (1956:5) Stilistika adalah

pengetahuan tentang kata berjiwa Kata berjiwa adalah kata yang

dipergunakan dalam cipta sastra yang mengandung perasaan pengarangnya

Page 6: Persentasi Stilistika

KBBI (1988:859)Ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya susastra

Panuti Sudjiman (1993:13) mengatakan bahwa stilistika adalah ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra.

Jassin (1978:127) merumuskan bahwa ilmu bahasa yang menyelidiki gaya bahasa disebut stilistika atau ilmu gaya

Page 7: Persentasi Stilistika

Dalam Kamus Dewan (1996:1305), Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Stilistik:1) Kajian tentang penggunaan gaya bahasa secara berkesan dalam penulisan.2) Berkaitan dengan stail atau gaya, terutama gaya bahasa penulisan.

Dalam Kamus Istilah Sastra, Zaidan dkk (1994:194) menuliskan stilistika ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra.

Page 8: Persentasi Stilistika

Dalam The Cambridge Encyclopedia of Language, Crystal (1989:431) berpengertian bahwa stylistics the study of sistematic variation in language use: in style characteristic individual or group. Also Stylolinguistics.

Dalam The Linguistics Encyclopedia, Kristen Malmkjaeer (1991:439) menuliskan bahwa stylistics is the studi of style in spoken an writen texts. By style is meant a consistein occurence in the texts of certain items and structural, or typres of items and structures, among those of fered by language whole.

Page 9: Persentasi Stilistika

Dalam Longman Dictionary of Applied Linguistics, Richard, John and Platt (1985:278) berpengertian bahwa stylistics, in the study of that variation in language style, indich is dependent of situation in aqich the language is used and also on the effect the writes or speaker wishes to createn the reader or hearet. Although sometime include invenfigations of spoken language; of usually refers to the study of invitory language, include literary texs. Stylistics is concerned with the choihes that are available to writes and the reasons why particclas forms and expressions are used rather than other.

Page 10: Persentasi Stilistika

Dalam A Hand Back of English Language Teaching; Term and Practice, Brian Seaton ( 1982:162) berpengertian bahwa stylistics, the study of literady discourse from the point of view of linguistics.

Dalam Perbincangan Gaya Bahasa Sastra, sastrawan negara Keris Mas, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur (1988:8) berpengertian bahwa stilistika tidak lain dari pada kajian stail, yang mengkaji segala kemungkinan gaya kesusastraan untuk menilai dan mendapat kefahaman benar mengenai sebuah teks kesusastraan.

Page 11: Persentasi Stilistika

Sesion II

Bidang stilistika/ lingkup stilistika

Page 12: Persentasi Stilistika

Dalam Kosa Semiotika, Budiman menuliskan: bahwa dilihat dari sudut pandangan

tertentu, stilistika merupakan subdisiplin linguistik yang mengarah perhatian terhadap teks-teks sastra.

Stilistik menerapkan metode-metode struktural terhadap teks-teks sastra.

Di samping itu dilihat dari perspektif lain, stilistik dapat dipahami sebagai suatu disiplin otonom yang mencoba menerapkan secara ekfektif metode-metode baik linguistik maupun ilmu sastra (1999:111).

Page 13: Persentasi Stilistika

Bagi Leech, stilistik adalah simple defind as the (linguistic) study of style.

Wawasan demikian sejalan dengan pernyataan Cummings dan Simmons bahwa studi bahasa dalam teks sastra merupakan…branch of linguistic called stylistic.

Dalam konteks yang lebih luas, bahkan Jakobson beranggapan bahwa poetics (puitika) sebagai teori tentang system dan kaidah teks sastra sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Linguistic.

Page 14: Persentasi Stilistika

Bagi jakobson Poetics deals with problem of verbal structure, just as he analysis of painting is concered with pictorial structure since linguistics is the global science of verbal structur, poetics may be regarded as an integral of linguistic (Amminuddin :1995 :21).

Chvatik mengemukakan Stilistika sebagai kajian yang menyikapi bahasa dalam teks sastra sebagai kode estetik dengan kajian stilistik yang menyikapi bahasa dalam teks sastra sebagaimana bahasa menjadi objek kajian linguistik (Aminuddin :1995 :22).

Page 15: Persentasi Stilistika

Sedangkan menurut Rene Wellek dan Austin Warren, Stilistika perhatian utamanya adalah kontras system bahasa pada zamannya (Wellek dan Warren : 1990 : 221).

Dalam Stylistics, Harmondworth Penguin Book Tunner (1977:7) merumuskan bahwa stilistika adalah bagian dari linguistik yang memusatkan perhatiannya pada variasi penggunaan bahasa terutama bahasa dalam kesusastraan.

Page 16: Persentasi Stilistika

Stilistika

Apakah hanya studi tentang gaya bahasa dalam

kesusastraan?

Page 17: Persentasi Stilistika

Stilistika bukan studi tentang gaya bahasa dalam kesusastraan saja, tetapi studi gaya dalam bahasa pada umumnya

GW. Turner (1977:7-8)Stilistika adalah bagian linguistik yang memusatkan diri pada variasi dalam penggunaan bahasaStilistika berarti studi gaya, yang menyarankan bentuk suatu ilmu pengetahuan atau paling sedikit berupa studi yang metodis

Page 18: Persentasi Stilistika

Kesimpulan pengertian stilistika

Ilmu tentang gaya (bahasa)

Page 19: Persentasi Stilistika

Tugas Stilistika Slametmuljana

Membeberkan kesan pemakaian susun kata dalam kalimat kepada pembacanya. Penempatan kata dalam kalimat menyebabkan gaya kalimat, disamping ketepatan pemilihan kata, memegang peranan penting dalam ciptaan sastra

Page 20: Persentasi Stilistika

Sebutan untuk ahli

Ahli stilistika disebut Stylician (b.Inggris)ahli yang melakukan studi metodis atas prinsip-prinsip gaya bahasa

Stylist merupakan ahli pembuat gaya bahasa

Page 21: Persentasi Stilistika

III Penemu/ Ahli Stilistika

Page 22: Persentasi Stilistika

Penemu Stilistika Penemu stilistika adalah Charles Bally;

seorang linguis Perancis. Bally, memasukkan stilistika pada studi

bahasa yang dipergunakan dalam bahasa kehidupan sehari-hari yang untuk memenuhi tujuan hidup sendiri

Bally, Stilistika adalah studi efek-efek ekspresif dan mekanisme dalam semua bahasa “la langue de tout le monde” (bahasa semua manusia/ seluruh dunia).

Page 23: Persentasi Stilistika

Bally memahami stilistika sebagai studi sumber-sumber ekspresif bahasa yang dibicarakan dan mengeluarkan dari dalamnya studi bahasa sastra yang diorganisasikan untuk tujuan estetik

Pengikut Bally berpendapat lain, menolak Bally Marcel Cressot, Morouzeau, Devoto Marcel Cressot(1947) (Le Style at Ses

Technique) kesusastraan adalah bidang stilistika yang utama (par excellence) karena dalam kesusastraan pilihan itu lebih “manasuka” (arbitrer) dan “ lebih” “sadar”

Page 24: Persentasi Stilistika

Cressot tidak sangat jauh memasuki daerah orang (ahli) sastra (kesusastraan).

Ia menganalisis sarana-sarana sastra, tetapi tidak berusaha membuat analisis suatu karya sastra.

Penelitian Cressot dan kawan-kawan lebih bersifat linguistik daripada kesusastraan. Ia berpendapat bahwa studi sastra

dapat belajar dari stilistika linguistik yang akurat, suatu aparatus deskriptif dengan beberapa pretensi untuk penyempurnaan.

Page 25: Persentasi Stilistika

Pendapat Cressot di atas bermakna bahwa studi stilistika diarahkan pada studi linguistik, terutama oleh para linguis.

Turner berpendapat bahwa stilistika merupakan bagian lingustik

Pendapat yang berbeda Kendati kesusastraan (ilmu sastra) dapat

memanfaatkan hasil studi linguistik dalam penelitian sastra, tetapi kesusastraan berbeda dari linguistik sebab: Objek studi linguistik adalah bahasa Objek studi kesusastraan adalah karya

sastra yang mempunyai konvensi sendiri.

Page 26: Persentasi Stilistika

Ada usaha studi stilistika yang berkencendrungan pada ilmu sastra, dan penelitian stilistika yang dipusatkan pada karya sastra sebagai sumber gaya dan penggunaan bahasa yang kompleks dan juga fungsi estetiknya dominan, seperti: Graham Hough bukunya Style and

stylistics ditulis berdasarkan titik pandang kesusastraan meskipun studi gaya bahasa itu tumbuh dari linguistik.

Umar Yunus dalam buku Stilistika:satu pengantar, ia memusatkan penelitian gaya bahasa pada karya sastra

Page 27: Persentasi Stilistika

Umar Yunus berpendapat bahwa hakikat stilistika itu pemakaian atau penggunaan bahasa dalam karya sastra, tetapi kesadaran tentangnya muncul dalam linguistik.

Yunus berpendapat stilistika dipahami sebagai ilmu gabung, yaitu linguistik dan ilmu sastra

Yunus menghendaki stilistika menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bukan linguistik maupun sastra. Dengan demikian ilmu (stilistika) dapat mengembangkan dirinya sendiri.

Page 28: Persentasi Stilistika

IV

Page 29: Persentasi Stilistika

Pengertian Gaya Bahasa Slametmuljana, gaya bahasa adalah

susunan perkataan yang terjadi karena perasaan-perasaan dalam hati pengarang yang dengan sengaja atau tidak, menimbulkan suatu perasaan yang tertentu dalam hati pembaca. (genetis)

Defenisi Slamet di atas tampak adanya orientasi ekspresif yang memusatkan perhatian pada pengarang.

Page 30: Persentasi Stilistika

Gorys Keraf, gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) (juga ekspresif) dan gaya bahasa yang lebih baik harus mengandung tiga unsur meliputi kejujuran, kesopanan dan ketertarikan . (genetis)

Dick Hartoko dan Rahmanto, gaya bahasa adalah cara yang khas

dipakai seseorang untuk mengungkapkan diri (gaya pribadi).

Gaya bahasa adalah cara ekspresi kebahasaan dalam prosa ataupun puisi.

Page 31: Persentasi Stilistika

Abrams, gaya bahasa adalah bagaimana seseorang penulis berkata mengenai apa pun yang dikatakannya.(deskriptif)

Pengertian Gaya menurut Kridalaksana: Kridalaksana, gaya bahasa adalah

pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis;

lebih khusus adalah pemakaian ragam bahasa tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, (genetis) dan

lebih luas gaya bahasa itu merupakan keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra (deskriftif)

Page 32: Persentasi Stilistika

Persamaan seluruh defenisi di atas adalah gaya bahasa cara bertutur secara tertentu untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetik atau efek kepuitisan.

Tarigan (1990:5), menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan bentuk retorik. Yaitu penggunaan kata-kata dalam

berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca,

Page 33: Persentasi Stilistika

selanjutnya, Tarigan mengatakan bahwa gaya bahasa ialah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan cara memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain.

Page 34: Persentasi Stilistika

Tugas I Cari 1 buah puisi, kemudian analisis. tentukan apakah analisis saudara masuk

deskriftif atau genetik (aliran) (atau boleh puisi atau film atau sinetron) Jika film atau sinetron jelaskan data

kapan tayang, pukul, tv dsb, atau lampirkan CD-nya.

Kumpulkan pertemuan ketiga

Page 35: Persentasi Stilistika

Penelitian Gaya Bahasa

Hartoko dan Rahmanto, berpendapat dalam stilistika, llmu yang meneliti gaya bahasa, dibedakan antara stilistika deskriptif dengan genetis.

Page 36: Persentasi Stilistika

Stilistika deskriptif mendekati gaya bahasa sebagai keseluruhan daya ekspresi kejiwaan yang terkandung dalam suatu bahasa dan meneliti nilai-nilai ekspressivitas khusus yang terkandung dalam suatu bahasa (langue) yaitu secara morfologis, sintaksis, dan semantis.

Stilistika genetis adalah stilistika individual yang memandang gaya bahasa sebagai suatu ungkapan yang khas pribadi.

Page 37: Persentasi Stilistika

Kesimpulan

Defenisi Slamatmuljana dan Gorys Keraf adalah pandangan stilistika genetis.

Pendapat Abrams di atas merupakan stilistika deskriptif.

Pendapat Kridalaksana di atas merupaka stilistika deskriptif (yang bersifat umum) dan pandangan genetis (yang bersifat khusus).

Page 38: Persentasi Stilistika

Sesion V

Page 39: Persentasi Stilistika

Pengertian Gaya= Enkvist Enam pengertian gaya Enkvist adalah:

1. Bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang telah ada sebelumnya;

menyarankan bahwa pengertian gaya ini bermula dengan memisahkan (a) pikiran yang diucapkan, dan (b) bungkusan atau cara menyampaikan- nya

Page 40: Persentasi Stilistika

Jadi, disitu ada hubungan antara signifiant (penanda) dan signifia (petanda).

Misal, lebih dahulu ada yang ditanda berupa: Dan pemuda berdatangan untuk memikat

gadis itu (pikiran yang diungkapkan= kalimat asal yang belum diperoleh)

Kemudian, pikiran sebagai petanda itu dibungkus dengan pikiran sebagai penandanya: Dan kumbang berdatangan untuk

menghisap madu bunga itu. (pembungkus) Kalimat bungkusnya tampak lebih indah dari

pikiran yang diungkapkan.

Page 41: Persentasi Stilistika

Latihan contoh pembungkus

Pikiran yang diucapkan: Perempuan itu menerima pemuda itu

Pembungkusnya: bunga yang telah diberinya bersemi

kembaliKumbang yang telah pergi kini datang

kembaliPupuklah bungaku agar kian bersemikuterima kau kembali untukku sendiriKelopakmu terbuka menerima cembu

Page 42: Persentasi Stilistika

Pemuda itu menerima perempuan itu

Bunga yang kautanam telah bersemi di hatiku

Page 43: Persentasi Stilistika

Pembungkus Bunga yang kau tanam telah gugur

helai demi helai Pikiran yang diucapkan perempuan itu telah dihianatiPerempuan yang telah dipuja, kini

telah luntur hatinyaPerempuan itu sudah memudar rasa

sayangnya

Page 44: Persentasi Stilistika

2. Pemilihan antara berbagai-bagai pernyataan yang mungkin;

Pengertian ini menyarankan pernyataan umum (common sense), dikatakan gaya melibatkan pilihan.

Tanpa pilihan tidak mungkin ada gaya. Misalnya, ada beberapa pilihan untuk

menyatakan sepasang kekasih yang manusia: sepasang merpati, merpati dua sejoli, terbang dua sekawan.

Page 45: Persentasi Stilistika

Perempuan cantik

Dipadankan dg: Sekuntum mawar merah Mawar berduri Sekuntum bunga rembulan

Page 46: Persentasi Stilistika

Contoh latihan: Pemilihan antara berbagai-bagai

pernyataan yang mungkinperempuanBunga, perawan, kembang, sekuntum, CantikHarum, semerbak, wangi, Laki-lakiKumbang, rama-rama, arjuna, buaya,

kucing garong

Page 47: Persentasi Stilistika

3.Sekumpulan ciri-ciri pribadi; Tercermin pada defenisi para ahli di

depan. Pengertian ini menyarankan pernyataan

seperti yang dikemukakan oleh Buffon “le style, c’estl’ homme meme” gaya adalah orang (penulis) itu sendiri.

Dengan demikian, seorang penulis akan menurunkan tanda tangannya pada setiap tulisannya.

Page 48: Persentasi Stilistika

4.Penyimpangan dari norma atau kaidah; Senada dengan pendapat Derbyshire dalam A

Grammar of style bahwa gaya bahasa itu merupakan penyimpangan dari norma dan bahwa ada alasannya mengapa penyimpangan-penyimpangan demikian itu terjadi.

Menyarankan bahwa gaya itu dianggap sebagai pemakaian bahasa yang “berbeda” dengan pemakaian bahasa biasa(Aku akan menerimamu, jika kau mau kembali)(Kalau kau mau kuterima kau kembali)

Page 49: Persentasi Stilistika

misalnya contoh berikut, bait sajak Chairil Anwar, Ini muka penuh luka Siapa punya?

Ucapan bahasa biasa akan berupa: Siapakah yang mempunyai muka

yang penuh luka ini?

Page 50: Persentasi Stilistika

latihanKutahu kau bukan yang dulu lagi kini kau telah berubahKaupun telah berubah haluanKau tak sama seperti yang telah ku

kenal dahulu

Bak kembang sari sudah terbagiCintamu sudah terbagi kepada yang lainHatimu telah bercabang duaCintaku telah kau hianatiCintamu bukan untukku lagi

Page 51: Persentasi Stilistika

5. Sekumpulan ciri-ciri kolektif; dan Sekumpulan ciri-ciri kolektif ini

menyarankan tidak ada gaya. Semuanya sama saja dengan

pemakaian bahasa biasa.

Page 52: Persentasi Stilistika

Menurut Yunus, pengertian ciri kolektif atau gaya sosial tidak berhubungan dengan konsep tidak ada gaya.

Hanya semua penulis dipahami menulis dengan menggunakan gaya yang sama.

Misalnya, hanya ada kosakata yang hanya digunakan dalam karya sastra, penggunaan metafora atau metonomia “dianggap” tidak ada pada pemakaian bahasa biasa, dan sebagainya.

Page 53: Persentasi Stilistika

6. Hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan dalam teks yang lebih luas daripada kalimat.

Berhubungan dengan gaya dan wacana. Pengertian wacana menurut Yunus;a) Wacana adalah pengucapan bahasa yang

melebihi satu kalimat dengan demikian, wacana lebih dekat

kepada retorik

Page 54: Persentasi Stilistika

b) Wacana berbeda dengan teks, dipahami terikat pada unsur bahasa.

Teks lebih luas daripada hanya pemakaian unsur bahasa.

Mungkin meliputi gambar ilustrasi, atau informasi yang mungkin tidak bersifat bahasa.

c) Wacana juga berbeda dari teks, mempunyai hubungan dengan genre.

Mungkin orang berbicara tentang wacana puisi atau wacana novel.

Wacana puisi mempunyai cara penulisan yang berbeda dengan wacana prosa.

Page 55: Persentasi Stilistika

PERTEMUAN VI

Page 56: Persentasi Stilistika

GAYA BAHASA ADALAH TANDA Gaya bahasa sebagai salah satu unsur karya

sastra tidak dapat dilepaskan dari hakikat dan konvensi sastra.

Oleh karena itu, dalam menginterpretasikan gaya tidak dapat ditinggalkan cara-cara menginterpretasi karya sastra berdasarkan pada hakikat dan konvensi sastranya.

Karya sastra merupakan sistem tanda atau sistem semiotik tingkat kedua.

Karya sastra menggunakan bahan atau medium bahasa.

Page 57: Persentasi Stilistika

Bahasa sebelum diintegrasikan dalam sastra sudah merupakan sistem tanda (semiotik) yang mempunyai arti, merupakan sistem tanda tingkat pertama =denotasi.

Dalam sastra bahasa itu menjadi bahasa sastra, menjadi sistem tanda tingkat kedua =konotasi.

Bahasa merupakan tanda yang mempunyai arti (meaning).

Setelah bahasa ditingkatkan menjadi bahasa sastra, yang merupakan sistem tingat kedua, mendapat arti sastra.

Jadi, bahasa itu mendapat arti lagi. Oleh karena itu, arti bahasa sastra adalah arti

dari arti (meaning of meaning) atau makna significance)

Page 58: Persentasi Stilistika

Bahasa sastra sebagai sistem semiotik merupakan tanda.

Tanda itu mempunyai dua aspek yaitu: aspek bentuk yang menandai atau penanda

(signifier) dan aspek isinya yang ditandai atau petanda

(signified). Penanda adalah bentuk formalnya yang

menandai artinya. Misalnya kata ibu adalah penanda berupa

bunyi [fonem (i/b/u) ] yang menandai arti: orang yang melahirkan kita.

Gaya bahasa sebagai bentuk formal menandai maknanya.

Page 59: Persentasi Stilistika

Hal ini seperti dikatakan Yunus (1989:387-138) gaya adalah tanda yang mempunyai makna.

Gaya itu sarat makna Gaya sebagai tanda harus dilihat dalam suatu

teks tertentu, sebagai fenomena intratekstual. Gaya sebagai tanda mendapat aktualisasinya

setelah bereaksi dengan pembaca atau peneliti. (hal ini mengingat bahwa karya sastra itu adalah

artefak yang baru mempunyai makna bila diberi makna oleh pembaca atau peneliti).

Oleh karena itu, pemaknaan gaya itu tidak mungkin dilepaskan dari latar belakang diri pembaca atau peneliti.

Page 60: Persentasi Stilistika

Tidak ada makna tetap dan yang pasti dalam gaya itu.

Satu gaya (yang sama) mempuyai dua makna (yang berbeda) pada dua teks (yang berbeda).

Hal ini ditentukan cara penggunaannya yang menimbulkan reaksi tertentu pada pembaca atau peneliti yang mempunyai latar belakang intertektual tertentu pula. (hal ini berhubungan dengan horizon harapan pembaca = pengetahuan)

Dalam memberi makna itu, pembaca atau peneliti tidak boleh semau-maunya, tetapi harus dalam kerangka semiotik, berdasarkan sistem tanda yang ditentukan oleh konvensi sastra.

Page 61: Persentasi Stilistika

Gaya bahasa itu bukannya kosong tanpa isi (sastra lahir bukan dari kekosongan).

Gaya ini menandai ideologi. Ada ideologi yang mungkin diberikan oleh

penulis, jika ia memilih menggunakan gaya tertentu.

Disamping itu, peneliti menemukan ideologi dalam penggunaan satu gaya dalam sebuah teks sastra.

Kedua-duanya itu berdasarkan interpretasi pembaca atau peneliti (sebab) pembaca tidak tahu ideologi penulis yang sesungguhnya, yang dihadapi hanyalah teks yang mempunyai makna).

Page 62: Persentasi Stilistika

Contoh: dalam novel-novel A.Samad Said dan Shahnon Ahmad, yunus menemukan gaya vulgarism, pengucapan sesuatu yang vulgar, kotor, dan menjijikkan, dan keberanian menggunakan kata-kata vulgar, kata untuk kemaluan dan kotoran dalam novel Salina dan Seluang Menodak Baung.

Menurut interpretasi Junus, A.Samad Said dan Shahnon Ahmad menggunakan gaya vulgarisme dan kata telanjang itu untuk melukiskan kehidupan orang miskin di tengah kehidupan Singapura yang megah (Salina); Shahnon melukiskan kesengsaraan petani di desa terpencil di Kedah.

Page 63: Persentasi Stilistika

Jadi, gaya itu mempunyai hubungan hermenuetik dengan persoalan yang dikemukakan dalam novel itu.

Menurut Junus (1989:195) suatu gaya harus harmonis atau sejalan dengan yang dilukiskan. “Kalau yang dilukiskan itu indah maka yang

digunakan ialah gaya yang indah. Yang menggunakan dialek mesti dilukiskan dialek. Yang telanjang mesti dilukiskan secara telanjang pula. Begitu juga dengan yang kotor.

Page 64: Persentasi Stilistika

Gaya dapat menjadi petunjuk kepada kehadiran suatu ideologi (Junus, 1989:198). (jadi, ini merupakan tanda yang berwujud indeks).

Gaya tidak suci-makna, tetapi sarat makna, makna yang terikat kepada ideologi.

Untuk sampai kepada makna itu, gaya (karya sastra sebagai tanda) harus diinterpretasikan oleh pembaca atau peneliti.

Page 65: Persentasi Stilistika

Mid Cari puisi lampirkan; analisis dengan

teori enkvis. Harus angkatan 33 (PB)

Page 66: Persentasi Stilistika

PERTEMUAN VII

Page 67: Persentasi Stilistika

JENIS-JENIS GAYA BAHASA Jens-jenis gaya bahasa itu berhubungan

dengan unsur-unsur bahasa atau aspek-aspek bahasa yang digayakan.

Unsur-unsur atau aspek-aspek bahasa itu adalah: Intonasi Bunyi, Kata Kalimat.

Page 68: Persentasi Stilistika

Oleh karena itu, ada gaya intonasi gaya bunyi, gaya kata, gaya kalimat.

Akan tetapi, karena intonasi itu hanya ada dalam bahasa lisan dan tidak tercatat dalam bahasa tulisan, maka gaya intonasi sukar diteliti dan tidak diteliti.

Gaya bunyi meliputi kiasan bunyi, sajak (rima), orkestrasi, dan irama.

Gaya kata meliputi gaya bentuk kata (morfologi), arti kata (semantik): diksi dan bahasa kiasan, dan gaya asal usul kata (etimologi).

Page 69: Persentasi Stilistika

Gaya kalimat meliputi gaya bentuk kalimat dan sarana retorika.

Gaya wacana yang merupakan satuan dari kalimat-kalimat yang merupakan satuan ekspresi khusus.

Semua gaya bahasa di atas terdapat dalam prosa (cerita rekaan) dan puisi.

Oleh karena itu, penelitian gaya bahasa dapat dilakukan pada prosa atau pun puisi.

Dalam penelitian gaya bahasa (karya sastra), karena gaya bahasa itu merupakan penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek-efek tertentu, maka yang diteliti adalah wujud (bagaimana bentuk) gaya bahasa itu dan efek apa yang ditimbulkan oleh penggunaannya.

Page 70: Persentasi Stilistika

Tentu saja, efek itu berdasarkan situasi gaya itu dalam karya sastra karena letak gaya dalam karya sastra itu menentukan maknanya dan efeknya.

Unsur karya sastra adalah unsur fungsional, maka tiap-tiap unsur dalam karya sastra mempunyai fungsi struktural sebagai pembentuk struktur karya sastra.

Karya sastra merupakan struktur tanda-tanda yang bermakna.

Begitu juga halnya gaya bahasa sebagai salah satu unsur karya sastra mempunyai fungsi struktural.

Oleh karena itu, gaya bahasa itu turut menentukan makna karya sastra berdasarkan fungsi strukturalnya.

Page 71: Persentasi Stilistika
Page 72: Persentasi Stilistika

GAYA BUNYI VIII

Page 73: Persentasi Stilistika

1. Gaya Bunyi Gaya bunyi meliputi penggunaan bunyi-bunyi

tertentu untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetis.

Gaya bunyi berupa gaya ulangan bunyi: asonansi, aliterasi, persajakan; sajak awal, sajak akhir, sajak dalam, dan sajak tengah.

Kombinasi pola-pola bunyi itu membuat sajak menjadi merdu.

Kombinasi bunyi yang merdu itu menimbulkan bunyi musik yang merdu dalam karya sastra, puisi pada khususnya.

Page 74: Persentasi Stilistika

Bunyi musik atau orkestrasi itu dapat juga terdapat dalam prosa.

Orkestrasi yang berbunyi merdu disebut efoni (euphony) dan yang tidak berbunyi merdu (parau) disebut kakafoni (cacophony).

Semuanya itu menimbulkan irama yang menyebabkan karya sastra liris, yang menimbulkan terjelmanya gambaran angan dan memperjelas makna sajak.

Disamping itu, untuk memperjelas arti dipergunakan simbolik bunyi (klank symboliek), metafora bunyi (klank metaphoor), dan onomatope.

Page 75: Persentasi Stilistika

Irama ada dua macam, metrum dan ritme. Metrum irama yang ajek (tetap) disebabkan

oleh penggunaan bunyi yang tetap karena jumlah suku kata yang tetap dan polanya yang ajek.

Ritme ialah irama yang berdasarkan pergantian bunyi berturut-turut yang tidak ajek, jumlah suku katanya tidak tetap, hanya menjadi gema perasaan pengarangnya.

Page 76: Persentasi Stilistika

2. Gaya Ulangan Bunyi Ulangan bunyi itu pada umumnya berupa

pola persajakan, di antaranya: asonansi, aliterasi, sajak awal, sajak akhir, sajak dalam, dan sajak tengah.

Ulangan bunyi tidak hanya terjadi pada puisi, tetapi dapat juga pada prosa.

Contoh ulangan bunyi pada prosa di antaranya terdapat dalam cerpen Danarto “Armagedon”.

Page 77: Persentasi Stilistika

IX MId

Page 78: Persentasi Stilistika

Pertemuan X

aliterasi

Page 79: Persentasi Stilistika

A. Aliterasi dan Asonansi Asonansi adalah ulangan bunyi vokal dalam

baris sajak yang berurutan berurutan : rima terbuka; runtun vokal. Assonantie (Belanda); vowel rhyme; assnance

(Inggris) Asonansi ini disamping untuk kemerduan dan

menimbulkan irama, juga untuk mengeraskan arti kata-kata atau kalimat baris sajak atau juga untuk membangkitkan suasana tertentu.

Hal ini berhubungan dengan simbolik bunyi atau lambang rasa .

Page 80: Persentasi Stilistika

Contoh:Habis kikissegala cintaku hilang terbangpulang kembali aku padamuseperti dulu (Padamu Jua, Amir Hamzah)

Baris pertama berisi asonansi /i/-/i/; dan baris dua berisi asonansi :/a/-/a/

Page 81: Persentasi Stilistika

Timbul niat dalam kalbuTerbang hujan, ungkai badaiTerendam karamRuntuh ripuk tamanmu rampak

(Hamzah; Hanya Satu)

Baris 2 berisi asonansi a-a dan ai-ai. Baris 3:a-a; baris 4: u-u; a-a.

Biasanya asonansi dikombinasikan dengan aliterasi seperti tampak dalam kutipan di atas.

Page 82: Persentasi Stilistika

Timbul niat dalam kalbuTerbang hujan, ungkai badaiTerendam karamRuntuh ripuk tamanmu rampak

(Hamzah; Hanya Satu)

Page 83: Persentasi Stilistika

Aliterasi atau sajak rangka adalah ulangan konsonan dalam baris sajak.

Dalam baris satu ada aliterasi :L-L-L; dalam baris 2 :n-n; baris 3: m-m; baris 4:r-r dan k-k

“Tumbang bongkar pokok purba”:b-b dan p-p serta r-r.

“Teriak riuh redam terbelah”: aliterasi r-r dikombinasikan: a-a

Dengan kombinasi demikian, intensitas arti menjadi bertambah.

Page 84: Persentasi Stilistika

B. Sajak Awal Sajak awal untuk membuat berirama, sajak

sering mempergunakan sajak (rima) awal, seperti :

Sajak awal adalah sajak yang berada di awal baris-baris sajak.

Lihat sajak Lukisan oleh”: J.E.Tatengkeng Dalam bait pertama, sajak awal berupa

“musafir”--”mudik”; Bait kedua: “terkatung-katung”--”tergantung-

gantung”; Bait ketiga: “penyelam”--”pemilik”; Bait keempat: s--s: “sebegini--sukmaku”

Page 85: Persentasi Stilistika

Lukisanoleh”: J.E.Tatengkeng

Musafir mudik menghilir’Tak ketentuan tempat pergi’

Sedang tak ada tempat berdiri,

Pengembara Laut dan udara,

Terkatung-katung di ombak rawan,Tergantung-gantung di angan awan,

Page 86: Persentasi Stilistika

PenyelamPemilik alam

Haus dahaga akan kebenaran,Kecewa melihat dunia keliaran,

SebeginiSukmaku seni

Merindu, mencara ketentuan hati,Kebenaran, Damai dan kasih sejati

Page 87: Persentasi Stilistika

Pertemuan XI

persajakan

Page 88: Persentasi Stilistika

C. Sajak Akhir Sajak akhir adalah pola persajakan (ulangan

suara) di akhir (tiap-tiap) baris. Dapat dikatakan sajak akhir ini yang paling

banyak dipergunakan dalam sajak untuk mendapatkan: efek estetis berupa hiasan, penyangatan (intensitas) makna, sering untuk pertentangan arti, dan untuk menimbulkan irama yang menyebabkan

liris (pencurahan perasaan) ataupun ekspresivitas.

Pola sajak akhir ini paling bervariasi di antara pola persajakan yang lain.

Page 89: Persentasi Stilistika

Sajak akhir ada yang berpola tetap dan ada yang berpola tidak tetap.

Pada umumnya sajak Pujangga Baru berpola sajak akhir yang tetap (dan simetris).

Pada umumnya sajak-sajak “bebas” seperti sajak-sajak angkatan 45 tidak berpola tetap, yang dipentingkan adalah daya ekspresivitasnya, bukan keindahan bentuk visualnya seperti baris sajak Chairil Anwar berikut.

Page 90: Persentasi Stilistika

Hampakepada Sri

Sepi di luar. Sepi menekan-mendesakLurus kaku popohanan. Tak bergerakSampai ke puncak. Sepi memagut,Tak satu kuasa melepas-renggutSegala menanti. Menanti. MenantiSepiTambah ini menanti jadi mencekikMemberat-mencengkung pundaSampai binasa segala. Belum apa-apaUdara bertuba. Setan bertempikIni sepi terus ada. Dan menanti

Page 91: Persentasi Stilistika

Sajak akhir berikut berpola: a-a-a-a

Segala kupinta tiada kauberiSegala kutanya tiada kausahutiButalah aku berdiri sendiriPenuntun tiada memimpin jari

( Amir Hamzah: Insyaf )

Page 92: Persentasi Stilistika

PenerimaanChairil Anwar = a-a-a-a

Kalau kau mau kuterima kau kembaliDengan sepenuh hatiAku masih tetap sendiriKutahu kau bukan yang dulu lagiBak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan beraniKalau kau mau kuterima kau kembaliUntukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

Page 93: Persentasi Stilistika

Sajak akhir berpola a-b-a-bSerumpun Bambu

J.E. TatengkengSerumpun bambu ditepi kolam,Melambai caya, menjatuhkan bayang,Dilengkung angin tunduk bermuram,tak ketentuan daunnya melayang…

Dirumpun bambu kaki belukar,menghintai pucuk terbungkus salut,Kepada ibunya diminta kabar:Konon dunia sudi menyambut?

Page 94: Persentasi Stilistika

Di pinggir kolam air beriakPucuk tanggalkan bungkus semula;Di sisi ibunya beriang teriak:Barulah pagi kan senjakala-

Syamsu menyingsing, hari pun petang,Tunduklah bambu di pinggir kolam;Setelah hari nasib ditentang:“Ah”, apakah guna melihat alam?

Page 95: Persentasi Stilistika

Sajak Tengah Sajak tengah adalah pola sajak ditengah baris

antara dua baris atau lebih. Pada umumnya tengah terdapat di dalam pantun

Contoh:Berakit-rakit ke huluBerenang-renang ke tepianBersakit-sakit dahuluBersenang-senang kemudian

Tangan satu bilangan limaTangan dua bilangan sepuluhMenanam aku biji delimaGerang mengapa peria tumbuh

Page 96: Persentasi Stilistika

Subagia SastrowardojoJangan bicara padaku dengan bahasa duniaAku dari sorgaJangan sentuh tubuhku dengan tubuh berdosaAku dari surga(Daerah Perbatasan:1982)

St. Takdir AlisjahbanaDalam Gelombang……………….Di dalam suka di dalam dukaWaktu bahagia waktu meranaMasa tertawa masa kecewa

Page 97: Persentasi Stilistika

KEPADA ANAKKUMengapa engkau gelak selaluMengapa bergurau tiada ingatPada muka tiada berkesanPada bicara tiada bergetar

Page 98: Persentasi Stilistika

Sajak Dalam Sajak dalam adalah sajak yang terdapat di

dalam satu baris. Gunanya untuk membuat sajak berirama.

Chairil AnwarCINTAKU JAUH DI PULAU

Perahu melancar, bulan memancar….Ajal bertahta, sambil berkata….Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri

Page 99: Persentasi Stilistika

Amir HamzahDOA POYANGKU

Poyangku rata meminta samaSemoga sekali aku diberiMemetik kecapi, kecapi firdusiMenampar rebana, rebana swarga

Page 100: Persentasi Stilistika

XII

Page 101: Persentasi Stilistika

3. Gaya Kiasan Bunyi Gaya kiasan bunyi berupa onomatope,

metafora bunyi, dan simbolik bunyi.

A. Onomatope

Onomatope adalah tiruan bunyi, efeknya untuk mengkonkretkan gambaran angan.

Peniruan bunyi ini hanya memberi sugesti saja akan suara yang ditiru (ada peniruan)

Page 102: Persentasi Stilistika

Amir HamzahKARENA KASIHMU….Sunyi sepi pitunang poyangTidak meretak dendang dambakuLayang lagi tiada melangsingHaram gemarencing genta rebana

Tak ada dewa di rawa-rawa iniHanya gagak yang mengakak malam hari(sastrowardojo, Dewa Telah Mati)

Page 103: Persentasi Stilistika

Batu Belah (Amir Hamzah)Dengar… dengar!Dari jauh suara sayupMengalun sampai memecah sepiMenyata rupa mengasing kata

Rang… rang… rangkupRang… rang… rangkupBatu belah batu bertangkupNgeri berbunyi berganda kali

Page 104: Persentasi Stilistika

B. Metafora Bunyi

Metafora bunyi adalah hanya memberi sugesti saja akan suara yang ditiru, tidak seperti bunyi yang sesungguhnya.

Misalnya,bunyi kuda: gedebuk-gedebuk dikiaskan dengan bunyi :gdb-gdb-gdb. Seperti baris sajak W.S. Rendra berikut.

Page 105: Persentasi Stilistika

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumibulan berkhianat gosok-gosokkan tubuhnya

dipucuk-pucuk para

mengepit kuat-kuat lutut penunggang perampok yang

diburu

….Berberita ringkik kuda muncullah Joko PandanSegala menyibak bagi derapnya kuda hitamRidla dada bagi derunya dendam yang tiba

(Ballada Terbunuhnya Atmo Karpo)

Page 106: Persentasi Stilistika

Pertemuan XIII

Page 107: Persentasi Stilistika

C. Simbolik Bunyi Simbolik bunyi (klanksymboliek) disebut juga

lambang rasa (Slamatmuljana). Simbolik bunyi ini bunyi untuk menyimbolkan

perasaan. Pada umumnya berupa kombinasi bunyi

vokal. Bunyi vokal /i/, /e/ menimbulkan biasanya

dihubungkan dengan suasana hati yang riang.

Bunyi /a/, /o/, /u/ bunyi berat melambangkan perasaan sedih, susah, suasana murung, dan muram.

Page 108: Persentasi Stilistika

ISA Chairil Anwarkepada pemeluk teguhItu Tubuhmengucur darahmengucur darah

rubuhpatah

mendampar tanya: aku salah?

kulihat Tubuh mengucur darahaku berkaca dalam darah

Page 109: Persentasi Stilistika

terbayang terang di mata masabertukar rupa ini segera

mengatup lukaaku bersuka

Itu Tubuhmengucur darahmengucur darah

Kombinasi bunyi /a/,/o/,/u/ dalam sajak Chairil melambangkan suasana yang sedih pada penyaliban Isa.

Page 110: Persentasi Stilistika

Amir Hamzah HANYA SATU

Timbul niat dalam kalbumu;Terban hujan, ungai badaiTerendam karamRuntuh ripuk tamanmu rampakManusia kecil lintang pukangLari terbang jatuh dudukAir naik tetap terusTumbang bongkar pokok purba

Kombinasi /a/,/o/,/u/ selain mengiaskan suasana yang menyedihkan, juga memberi gambaran bunyi dasyat dan menakutkan dari bunyi banjir besar pada zaman Nabi Nuh

Page 111: Persentasi Stilistika

XIV Orkestrasi Bunyi

Page 112: Persentasi Stilistika

D. Orkestrasi Bunyi Merupakan kombinasi bunyi konsonan, vokal

yang berturut-turut: asonansi dan aliterasi, pola sajak: awal,tengah, dalam, dan akhir menimbulkan bunyi yang merdu dan berirama.

Bunyi musik dalam karya sastra, puisi disebut orkestrasi

d.1 Efoni Seperti: Kombinasi bunyi yang merdu disebut efoni. Kombinasi bunyi yang merdu biasanya dapat

membantu menimbulkan suasana yang menyenangkan dan rasa kasih sayang.

Page 113: Persentasi Stilistika

Bunyi merdu itu merupakan kombinasi bunyi sengau: m,n,ng,ny;

Bunyi bersuara (voiced) : b,d,g; Bunyi likuida: r, l Contoh lihat pada sajak berikut

ADA TILGRAM TIBA SENJA(Ada tilgram tiba senjaDari pusar kota yang yang gilaDisemat dada bunda).

(BUNDA, LETIHKU TANDAS KE TULANGANAKDA KENDALI PULANG)

Kapuk randu! Kapuk randu!Selembut tudung cendawanKuncup-kuncup di hatikuPada mengembang bemerkahan.

Page 114: Persentasi Stilistika

Dulu ketika pamit mengembarakuberi ia kuda bapanyaberwarna sawo mudacepat larinyajauh perginya.Dulu masanya rontok asam jawauntuk apa kurontokkan airmata?cepat larinyajauh perginyaLelaki yang kuat biarlah menuruti darahnyamenghujam ke rimba dan pusat kota.Tinggal bunda di rumah menepuki dadamelepas hari tua, melepas doa-doacepat larinyajauh perginya.

Page 115: Persentasi Stilistika

Elang yang gugur tergeletakelang yang gugur terebahsatu harapku pada anakingatkan pulang pabila lelah.

Kecilnya dulu meremasi susukuKini letih pulang ke ibuhatiku terseduhatiku tersedu

Bunga randu! Bunga randu!anakku lanang kembali kupangku.Darah, o, darahia pun lelahdan mengerti artinya rumah.

Page 116: Persentasi Stilistika

Rumah mungil berjendela duaserta bunga dibendulnyabukankah itu mesra?

Ada podang pulang ke sarangtembangnya panjang berulang-ulang--Pulang ya pulang, hai petualang!

Ketapang. Ketapang yang kembangberumpun di dekat perigi tuaanakku datang, anakku pulangKembali kucium, kembali kuriba.

Page 117: Persentasi Stilistika

Orkestrasi bunyi yang merdu dalam sajak Rendra tersebut dapat turut kuat menggambarkan rasa kasih sayang si ibu yang mendapat tilgram dari anak laki-lakinya yang menyatakan akan pulang,

juga menggambarkan perasaan senang si ibu tersebut, yang menceritakan perasaan kegembiraannya kepada alam sekitarnya.

Page 118: Persentasi Stilistika

d.2 Kakafoni Kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau,

disebut kakafoni Kakafoni berupa bunyi tak bersuara

(unvoiced) berupa kombinasi bunyi k, p , t, s ContohTuhankuaku hilang bentukremuk (Chairil “Doa”)

Page 119: Persentasi Stilistika

SODOM DAN GOMORATuhantertimbundibalik surat pajakberita politikpembagian untungdan keluh tangga kurang airKita mengikut sebuah all-night ballkertas berserakterompet berteriakmuka pucat mengantukasap asbak menyaput mata.tak terdengar pintu di ketukKau?Yippee!!Rock-rock-rock.Jam menunjukk tiga

Page 120: Persentasi Stilistika

Kakafoni itu memberikan suasana yang kacau, tidak menyenangkan seperti tampak dalam sajak Chairil Anwar dan Sajak Subagio tersebut

Dalam sajak Subagio kombinasi bunyi k, p, t, s itu sangat dominan dan memuncak pada bait kedua.

Page 121: Persentasi Stilistika

UAS Cari Puisi Angkatan Pujangga baru

(selain puisi hanya satu karya amir hamzah), uraikan asonansinya berserta aliterasi, sajak awal, tengah, akhir, dalam.