Download - Persentasi Ansar

Transcript

Oleh : HANSAR

Persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi individu dalam lingkungan kerja. Selain tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga dapat berdampak yang sangat merugikan dari adanya gangguan kecemasan yang sering dialami oleh karyawan yang disebut stres. Stres merupakan hasil reaksi emosi dan fisik akibat kegagalan individu beradaptasi pada lingkungan. Stres terhadap kinerja dapat berperan positif dan juga berperan merusak, seperti dijelaskan pada hukum Yerkes Podson (1904) yang menyatakan hubungan antara Stres dengan kinerja seperti huruf U terbalik (Masud, 2002:20). Selain stres kerja, semangat kerja merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan terutama yang menyangkut kinerja karyawan. Semangat kerja pada hakekatnya merupakan pengejawantahan perwujudan dari moral yang tinggi, bahkan ada yang mengidentifikasikan atau menterjemahkan secara bebas bahwa moral kerja yang tinggi adalah semangat kerja. Dengan semangat kerja yang tinggi, maka kinerja akan meningkat karena para karyawan akan melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Begitu juga sebaliknya jika semangat kerja turun maka kinerja akan turun juga. Jadi dengan kata lain semangat kerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari karekteristik PT. Katingan Timber Celebes Makassar berupa beban kerja yang berlebihan, keterdesakan waktu, serta jam kerja yang lebih lama, kondisi lingkungan fisik yang kurang mendukung, pekerjaan yang monoton, berulang-ulang dan tidak variatif, hal ini memungkinkan karyawan terserang stres kerja, stres kerja yang dialami oleh karyawan ditakutkan berdampak buruk bukan berdampak positif terhadap kinerja sehingga usaha pencapaian kinerja karyawan PT. Katingan Timber Celebes Makassar bisa terganggu

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel stres kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan? 2. Apakah variabel Semangat kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan? 3. Apakah variabel stres kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan? 4. Apakah variabel semangat kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan?

Tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris, variabel stres kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 2. Untuk mendapatkan bukti empiris, variabel semangat kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 3. Untuk mendapatkan bukti empiris, variabel stres kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris, variabel semangat kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

Dalam penelitian ini dapat diambil beberapa manfaat yang diharapkan bisa berguna bagi beberapa pihak diantaranya adalah : 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan. 2. Bagi peneliti Peneliti dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dengan kondisi sebenarnya. 3. Bagi Ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pengetahuan dan bacaan dalam perkuliahan serta referensi untuk penelitian selanjutnya.

1. Pengertian Stres kerja Stres adalah suatu tanggapan adaptif, dibatasi oleh perbedaan individual dan proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. Menurut Selye, stres yang bersifat positif disebut euStres sedangkan stres yang berlebihan dan bersifat merugikan disebut diStres. Stres karyawan menurut Prof. DR. H. Abdurrahmat Fathoni, M.Si (Organisasi Dan Manajemen Sumber Daya Manusia, 2006, h. 176) yaitu timbul karena akibat kepuasan kerja yang tidak terwujud. Stres karyawan perlu sedini mungkin diatasi oleh seorang pimpinan, agar hal-hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervus ( gelisah atau gugup) dan merasakan kekhawatiran yang kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif dan tidak rileks atau memberikan sikap yang tidak kooperatif.

Faktor-faktor penyebab stres karyawan adalah sebagai berikut: a. Beban kerja yang sulit dan berlebihan b. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar c. Waktu jam kerja yang berlebihan d. Peralatan kerja yang kurang atau tidak memadai e. Konflik antar pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja f. Balas jasa yang terlalu rendah g. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri,mertua dan lain-lain.

Manajemen Stres lebih dari sekedar mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Ada dua model pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen Stres, yaitu (Dalam Rivai V,. 2004): a. Pendekatan individual Seorang karyawan dapat berusaha sendiri dalam mengurangi level Stresnya. Strategi yang bersipat individual yang cukup efektif, yaitu: pengelolaan waktu selain itu, strategi lainnya dapat berupa latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. b. Pendekatan Organisasional Strategi-strategi yang mungkin digunakan manajemen untuk mengurangi Stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, rancangulang pekerjaan, pengambilan keputusan yang partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejateraan, sehingga karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang meraka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.

2. Pengertian semangat kerja Semangat kerja menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:219) adalah pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan Teori Hirarki menurut A.H. Maslow (Ulber Silalahi 2002:345) menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia. Kebutuhan tersebut adalah : a. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs ) b. Kebutuhan keamanan (safety needs) c. Kebutuhan social ( social needs ) d. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs ) e. Kebutuhan aktualisasi (Self actualization needs )

3. Pengertian Kinerja Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok memjadi pusat perhatian dan upaya untuk meningkatkan kinerja organisasi. Penilaian kinerja merupakan alat yang paling baik untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja yang memadai dan melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan standar kinerja serta untuk menganalisis kinerja karyawan dan membuat rekomendasi perbaikan. Kegiatan penilaian ini penting untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang kinerja. Walaupun karyawan bekerja pada tempat yang sama, namun produktivitas belum tentu sama. Secara garis besar, perbedaan kinerja disebabkan oleh faktor individu dan situasi kerja. Kinerja menurut Boediharjo (2002:102) dapat diukur berdasarkan empat indikator yaitu: a. Efektif dan efisien b. Otoritas dan tanggung jawab c. Disiplin d. Inisiatif

4. Hubungan Stres Kerja dan Kinerja Karyawan Higgins (dalam Umar, 1998: 259) berpendapat bahwa terdapat hubungan langsung antara stres dan kinerja, sejumlah besar riset telah menyelidiki hubungan stres kerja dengan kinerja disajikan dalam model stres kinerja (hubungan U terbalik) yakni hukum Yerkes Podson (Masud, 2002:20). Pola U terbalik tersebut menunjukkan hubungan tingkat stres (rendah-tinggi) dan kinerja (rendah-tinggi). Bila tidak ada stres, tantangan kerja juga tidak ada dan kinerja cenderung menurun. Sejalan dengan meningkatnya stres, kinerja cenderung naik, karena stres membantu karyawan untuk mengarahkan segala sumber daya dalam memenuhi kebutuhan kerja, adalah suatu rangsangan sehat yang mendorong para karyawan untuk menanggapi tantangan pekerjaan. Akhirnya stres mencapai titik stabil yang kira-kira sesuai dengan kemampuan prestasi karyawan. Selanjutnya, bila stres menjadi terlalu besar, kinerja akan mulai menurun karena stres mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Karyawan kehilangan kemampuan untuk mengendalikannya. Akibat yang paling ekstrem adalah kinerja menjadi nol, karyawan, menjadi tidak kuat lagi bekerja, putus asa, keluar atau menolak bekerja untuk menghindari stres.

E.

Hubungan Semangat Kerja dan Kinerja Karyawan Semangat kerja akan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Hasibuan (2003:94) : Semangat kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Semangat kerja ini akan merangsang seseorang untuk berkarya dan berkreativitas dalam pekerjaannya. Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan semangat kerja yang tinggi maka kinerja karyawan akan meningkat karena para karyawan akan dapat bekerja sama dengan individu lainnya secara maksimal sehingga pekerjaan lebih cepat, kerusakan berkurang, absensi dapat diperkecil, perpindahan karyawan dapat diperkecil dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya, jika semangat kerja turun maka kinerja akan turun juga. Jadi dengan kata lain semangat kerja akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Penelitian ini akan mengungkap pengaruh Stres kerja dan semangat kerja terhadap karyawan PT. Katingan Timber Celebes Makassar . Responden yang diteliti sebanyak 100 orang karyawan, sedangkan variabelnya yaitu pengaruh stres kerja dan semangat kerja karyawan sebagai variabel bebas, terhadap kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Untuk memperoleh ketiga data tersebut digunakan angket (Kusioner).

PT. KATINGAN TIMBER CELEBES MAKASSAR

PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

STRESS KERJA(X1) Konflik kerja Beban kerja Waktu kerja Karakteristik tugas Dukungan kelompok Pengaruh pimpinan

KINERJA KARYAWAN(Y) Kemampuan Efektifitas dan efisien Otoritas dan tanggung jawab Disiplin Inisiatif

SEMANGAT KERJA(X2) Harapan untuk berprestasi Kesempatan berkembang Upah/gaji Pelatihan Komunikasi

PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Bertitik tolak dari permasalah yang diajuhkan dan tujuan penelitian serta tinjauan pustaka mengenai stres kerja dan semangat kerja terhadap kinerjan karyawan. 1. Stres kerja dan Semangat kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2. Stres kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 3. Semangat kerja secara persial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini di kategorikan kedalam penelitian pengujian hipotesis. Metode survey digunakan dalam penelitian ini, yaitu suatu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaanpertanyaan kepada responden individu (Jogiyanto, 2004: 115). 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memiliki lokasi penelitian di Makassar, dengan Kantor berlokasi di Jl. DR. Ir. Sutami, Makassar, di PT Katingan Timber Celebes Makassar

Metode pengumpulan data kuesioner pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode personnally administrated qustonnaires, yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri kuesioner kepada responde, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian kuesioner dapat terjaga didalam periode waktu yang relatif pendek.

1.

2.

Data Primer Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban responden yang disebar melalui kusioner. Data Sekunder Melakukan studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat kabar, majalah serta buku catatan selama perkuliahan dan lain-lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini. Sedangkan pengolahan data menggunakan SPSS (Sould Product Solutions Statistic) for winsdows 13 untuk mempermudah penghitungan dan pengujian hipotesis penelitian.

1.

2.

Populasi Populasi adalah jumlah keseluruhan dari obyek atau unit analisis yang karakteristiknya. Target populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Katingan Timber Celebes Makassar. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya dianggap mewakili populasi (Djarwanto Ps, 1996: 108). Ferdinand (2002: 48) memberikan pedoman ukuran sampel yang diambil, yaitu : a. 100-200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation. b. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi. c. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. d. Bila sampelnya sangat besar, maka peneliti dapat memilih teknik estimasi.

3. Teknik sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian yaitu karyawan yang bekerja pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar

1. Teknik Pengukuran Variabel dan Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner, Skala yang digunakan dalam penelitin ini adalah skala likert. Skala ini berinterasi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut : ( 1 ) Sangat Tidak Berpengaruh (STB) ( 2 ) Tidak Berpengaruh (TB) ( 3 ) Kurang Berpengaruh (KB) ( 4 ) Berpengaruh (B) ( 5 ) Sangat Berpengaruh (SB) Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah sebagai berikut : Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu) Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua) Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga) Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat) Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)

2. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini, defenisi operasional Variabel adalah: a. Stres kerja (X1) Pemahaman mengenai stres kerja dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu sumber penyebab potensial stres. Adapun sumbernya adalah sebagai berikut: 1. Konflik kerja Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih dari anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena karena mereka harus menggunakan sumber daya secara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan secara bersama-sama, atau karena mempunyai status, tujuan, dan nilai perpsepsi yang berbeda-beda.

2.

3.

4.

Beban kerja Beban kerja adalah diamana keadaan karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai banyak waktu untuk menyelesaikan beban pekerjaan. Waktu kerja Waktu kerja adalah pekerja dituntut bekerja lebih dari jam kerja yang ditetapkan. Sehingga pekerja merasa tak punya banyak waktu untuk keluarga dan refresing. Karakteristik tugas Karakteristik tugas adalah berbagai atribut yang melekat pada tugas pekerjaan dan dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya.

5.

6.

Dukungan Kelompok Dukungan Kelompok adalah menunjuk pada dimana keadaan terdapat perasaan senasib diatara sesama anggota yang mengalami stres. Pengaruh pimpinan Dalam setiap organisasi posisi pimpinan sangat penting. Seorang pemimpin dapat memberikan pengaruhnya terhadap dampak kinerja karyawan.

b.

Semangat kerja(X2) Faktor-faktor yang bersumber dari semangat kerja adalah: 1. Harapan untuk berprestasi

Semakin tinggi semangat karyawan untuk berprestasi, maka hasil kerja yang dicapai semakin tinggi berdasarkan kemampuan, pengalaman dan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan.

2.

3.

4.

5.

Kesempatan berkembang Seorang karyawan yang memiliki prestasi yang tinggi dapat mengembangkan karirnya dengan posisi yang lebih tinggi sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Upah/gaji Bagi karyawan, gaji bisa memberikan arti yang sangat mendalam, yakni suatu yang mempengaruhi tingkat kehidupan karyawan yang bersangkutan beserta keluarganya. Pelatihan Pelatihan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan SDM, terutama dalam hal pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan sikap. Komunikasi Komunikasi yang lancar adalah komunikasi yang terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah begitu juga sebaliknya.

c. Kinerja karyawan(Y)

Istilah kinerja berasal dari kata job performace atau actual performace (Prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi atau semangat (Motivation), dapat dirumuskan sebagai berikut: Humuan performance = Ability + Motivation Motivation = Attitude + situation Ability = Knowledge + skil

1.

Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Pengujian validitas item-item pertanyaan dalam kuesioner bertujuan mengetahui apakah item-item tersebut benar-benar mengukur konsep-konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini dengan tepat. Butirbutir pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dan dipadukan dengan penjabaran atas definisi teoritis dari variabel yang digunakan dalam penlitian ini. Hal ini memberikan dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi (content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang mencukupi dan representative yang telah sesuai dengan konsep teoritis (Cooper dan Schindler, 2006: 318).

b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha denga bantuan SPSS FOR WNDOWS versi 13. Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliable, apabila nilai Cronbach Alpha > 0,5 ( Suharsimi Arikunto, 2002: 172). Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tinkatan reliabilitas dengan criteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung: 1. 0,8-1,0 = sangat berpengaruh 2. 0,6-0,799 = kurang berpengaruh 3. kurang dari 0,5 = tidak berpengaruh

2.

Regresi berganda Y = a + b1X1 +b2 X2 . + ei Ket : Y = Variabel kinerja karyawan a = Nilai konstan b = koefisien regresi X1 = Variabel stress kerja X2 = Variabel semangat kerja

PT. Katingan Timber Celebes (dahulu PT. Katingan Timber Company) didirikan yang permodalannya merupakan joint venture antara PT. Sarvha Ana (swasta Indonesia) dengan Mitsui Overseas Forestry Development Co. Ltd. (swasta Jepang) berdasarkan akta notaris Kartini Mulyadi, S.H. No. 11 tanggal 4 September 1973. Setelah memperoleh pengesahan akte pendirian oleh Menteri Kehakiman No. YA.5/382/20, tanggal 25 Oktober 1973, yang termuat dalam Berita Negara RI pada tanggal 21 Desember 1973, maka perusahaan ini secara resmi berdiri sebagai perusahaan berbadan hukum, yang bergerak di bidang perusahaan hutan dan penjualan hasil hutan (logging).

PRESIDENT DIREKTUR WAKIL PRESIDENT DIREKTUR M.R. DIREKTUR OPERASONA LBIRO UMUM& KETENAGAKERJAA

INTERNAL AUDIT DIREKTUR PEMASARAN

BIRO SEC. PROSES

BIRO PRODUKSI BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PPIC BAGIAN ENGINEERING

BIRO ADMINISTRASI BAGIAN LOG SUPPLY BAGIAN LOGISTIK

BAGIAN PERSONALIA BAGIAN HRD BAGIAN UMUM

N

BAGIAN MARKETING JKT BAGIAN PURCHASING JKT BAGIAN ACCOUNTING JKT BAGIAN GUDANG BARANG JADI BAGIAN QUALITY ASSURANCE BAGIAN LAB UJI MUTU

BAGIAN KEU&ACCOUNTING MAKASSAR

BAGIAN SEC. PROSES

BAGIAN ADMINISTRAS I

Sumber data: PT. Katingan Timber Celebes Makassar Gambar 2.2 : Struktur Organisasi

PT. katingan Timber Celebes Makassar memiliki kegiatan usaha yaitu memproduksi kayu lapis (playwood) dan mengexport yang sasaran export utamanya adalah benua asia dan benua eropa sebagai salah bahan utama dalam bangunan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.

Karakteristik Responden Karyawan yang mayoritas berusia muda dan berpendidikan SMA sangat rentang terhadap pengaruh stress kerja dan semangat kerja sehingga penulis mengambil sampel lebih banyak untuk memawakili variabel dan karateriktik koresponden. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan formal, dan masa kerja. Pengungkapan karakteristik responden berguna untuk menggambarkan bahwa dalam penelitian ini terjaring berbagai latar belakang.

a. Jenis Kelamin Hasil penelitian pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar mengenai jenis kelamin responden jumlah responden laki-laki 35% dan perempuan 65%, jumlah karyawan di perusahaan ini mayoritas perempuan b. Umur Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Katingan Timber Celebes Makassar terhadap 100 responden yang dikelompokkan berdasarkan umur berkisar antara 19 sampai dengan 35 tahun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa karyawan PT. Katingan Timber Celebes sangat potensial untuk dikembangkan kualitasnya dalam menunjang tugas-tugas dan pekerjaannya yang ada dalam No Tinjauan Tinjauan perusahaan ini. Usia Pendidikan Jumlah Ket(Tahun) SMP 1. 2. 3.19-25 26-30 31-35 0 4 1

SMA51 21 23

Sarjana0 0 0

Laki-laki16 9 10

Perempuan35 16 14

Jumlah

5

95

0

35

65

c. Pendidikan Formal Semakin baik pendidikan formal seseorang maka semakin baik pula posisi dan kemampuan kerjanya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mengenai pendidikan formal dari 100 responden pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan SMP 5% dan SMA 95%. Hal ini menggambarkan bahwa responden dengan usia yang masih relatif muda lebih cenderung mencari pekerjaan yang lebih baik atau melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi. d. Masa kerja Berdasarkan penelitian yang dilakukan 100 orang responden pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar masa kerja karyawan antara 3 bulan sampai 10 tahun. Karyawan ini terdiri dari 32% karyawan tetap dan 68% adalah karyawan outsorsing (kontrak). No Ket Masa Tinjauan Pendidikan Jumlah kerjaSMP 1. 2. 3.3 bln 1 thn 25 6 10 Jumlah 0 0 5 5

SMA17 61 17 95

Sarjana0 0 0 0

Laki-laki7 22 6 35

Perempuan10 39 16 65

2. Deskripsi Hasil Penelitian a. Stres kerja Sehubungan dengan itu, hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar terhadap 100 orang responden memberikan jawaban stress kerja. Hal ini dapat ditunjukkan pada table 5:3. berikut:Kategori Sangat Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Kurang Berpengaruh Berpengaruh Sangat Berpengaruh Jumlah 100 100% Bobot 1 2 3 4 5 Jumlah (Orang) 0 1 20 37 42 Persentase (%) 0 1% 20% 37% 42%

b. Semangat kerja Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar terhadap 100 orang responden memberikan jawaban terhadap semangat kerja. Hal ini ditunjukkan pada tabel 5:4. berikut:Kategori Sangat Berpengaruh Tidak Berpengaruh Kurang Berpengaruh Berpengaruh Sangat Berpengaruh Jumlah 100 100% Tidak Bobot 1 2 3 4 5 Jumlah (Orang) 0 1 8 57 34 Persentase (%) 0% 1% 8% 57% 34%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengaruh semangat kerja dalam hal ini karyawan PT. Katingan Timber Celebes Makassar adalah dalam kategori tinggi sehingga dapat diartikan bahwa karyawan perlu semangat kerja untuk mencapai tujuan perusahaan sehingga hasil yang maksimal dapat dicapai.

c. Kinerja karyawan Gambaran tentang kinerja karyawan pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar berdasarkan jawaban kuisioner atau angket yang diberikan pada masing-masing responden diperoleh hasil seperti yang dihasilkan pada tabel berikut:Katergori Bobot Jumlah (Orang) 0 2 5 57 36 Persentase (%) 0% 2% 5% 57% 36%

Sangat Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Kurang Berpengaruh Berpengaruh Sangat Berpengaruh Jumlah

1 2 3 4 5

100

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tingginya pengaruh kinerja karyawan terhadap PT. Katingan Timber Celebes Makassar.

1.

Analisis Regresi Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian pada PT. Katingan Timber Celebes Makassar melalui kuisioner/angket dari jawaban 100 orang responden yang dipilih dengan kriteria tertentu maka didapatkan data sebagai berikut: Hasil perhitungan SPSS for windows versi 17. analisis data Vabilitas dan reabilitasCronbach's Alpha .614 N of Items 3

Tabel 5:6 Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan judul pengaruh stress kerja dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan dinyatakan layak untuk diteliti dengan nilai alpa 0,614 atau lebih besar dari nilai alpa 0,50 maka dinyatakan reliable atau valid.

Tabel 5:7 Rekapitulasi Hasil Uji Regresi Berganda antara Variabel Bebasdengan Variabel TerikatVariabel Bebas Koefisien Regresi (B) Probabilitas (Sig t) Keputusan terhadap Ho

Beta

T 1,356 3,622 5,181

X1 X2 Kostanta

0,110 0,135 0,364 0,360 2,255

0,178 Diterima 0,000 Ditolak 0,000

ttabel = 1,980 R = 0, 430 R Square = 0, 185 Fhitung = 10, 989 Probabilitas (Sig F) = 0, 000 Ftabel = 4,880

Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatu persamaan regresi terdapat satu variabel dependent dan lebih dari satu variable independent (Algifari, 2000:62). Hasil regresi yang diperoleh dari SPSS 17 yaitu: Y = 2,255 + 0,110 X1 + 0,364 X2

Berdasarkan hasil uji regresi, maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut: a. Konstanta sebesar 2,255 Artinya bahwa jika tidak menerapkan Stres kerja (X1) dan semangat kerja (X2), maka tingkat Kinerja Karyawan sebesar 2,255 b. Koefisien regresi 0,110 Artinya bahwa jika perusahaan PT. Katingan Timber Celebes Makassar menurunkan stres kerja (X1) kepada para karyawannya maka akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,110 C. Koefisien regresi 0,364 Artinya bahwa jika perusahaan PT. Katingan Timber Celebes Makassar menaikkan semangat kerja (X2) kepada para karyawannya maka akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,364 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai Fhitung menunjukkan nilai sebesar 10,98 (signifikansi F = 0, 000). Jadi Fhitung > Ftabel (10, 989 >3, 809) atau sig F < 5 % (0, 000 < 0, 05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho ditolak yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel stress kerja (X1), semangat kerja (X2) terhadap kinerja (Y). Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,430 menunjukkan keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat kuat, Critical value: diatas 0,500 kuat dan dibawah 0,500 lemah (Tim, 2006:62).

Dari uji pengaruh secara parsial yang dilakukan berdasarkan tabel 5.7 diperoleh hasil uji yang dilihat dari nilai t hitung menunjukkan bahwa: a. Variabel stres kerja (X1) nilai t hitung sebesar 1,356 dengan probabilitas sebesar 0,178 Karena t hitung < t tabel (1,356 < 1,980 atau sig t > 5 % (1,356 > 0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah Ho diterima, yang berarti variabel stres kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja (Y). b. Variabel semangat kerja (X2) nilai t hitung sebesar 3,568 dengan probabilitas sebesar 0,001. Karena t hitung > t tabel (3,622 > 1,980) atau sig t < 5 % (0, 001